KAJI EKSPERIMENTAL MESIN REFRIGERASI UNIT KECIL YANG DILENGKAPI DENGAN SECONDARY REFRIGERANT - repository civitas UGM

  

“PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS INOVASI

DALAM RANGKA MEMPERCEPAT KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL”

W W

  

INDUSTRIAL RESEARCH WORKSHOP AND NASIONAL SEMINAR 2011

PROSIDING

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  

Pengantar

Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) adalah seminar

tahunan yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Bandung ( POLBAN) sebagai

forum publikasi dan komunikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan para

ilmuwan di lingkungan POLBAN khususnya, dan Perguruan Tinggi serta Institusi

Penelitian yang lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada tahun 2011 ini,

penyelenggaraan IRWNS merupakan penyelenggaraan tahun kedua dengan

mengambil tema :

Peran Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka

Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional ”.

  

Berbagai klaim penemuan, pembaharuan serta inovasi baru terangkum dalam 45

makalah dari berbagai cabang ilmu, yang disajikan dalam sesi paralel. Semoga

penemuan, pembaharuan dan hasil inovasi baru yang dihasilkan dapat memberikan

kontribusi positif pada pembangunan ekonomi nasional, serta masuk dalam arus

utama dalam rangka menuju era kemandirian bangsa.

Penyelenggara menyampaikan terima kasih kepada pembicara utama yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan inspirasi serta arah penelitian di masa

mendatang. Apresiasi kami tujukan kepada seluruh pembicara serta peserta seminar

yang telah berperan aktif dalam sesi diskusi.

  

Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Reviewer serta panitia yang telah

meluangkan waktunya untuk mempersiapkan kegiatan ini.

Kepada seluruh ilmuwan “Selamat bertemu, berdiskusi dan bertukar pikiran”, serta

sukses bagi kita semua.

  Bandung, 17 November 2011 Ketua IRWNS 2011, Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono

  IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  Tim Reviewer Dr. Ismet P. Ilyas, BS.MET.,M.Eng.Sc.

  Dr. Ir. Kastam Astami, M.Sc. Haryadi, Ph.D Dr.Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono Ir. Hertog Nugroho,MSc., PhD. Dr. Maria F. Soetanto, MT Transmissia Semiawan, BSCS.,MIT.,PhD Ir. Conny K. Wahyoe, M.Eng.,PhD. Ir. Sumargo, M.Sc.,PhD. Dr.Ir. Hermagasantos Zein, MSc Dr. Dwi Suhartanto, MCM.

  Dr. M. Umar Mai, M.Si Dr. Ruhadi, SE.ME Ir. Suherman, M.Eng.,PhD. Dra. Bevy Lidya, MSi.,Apt Ir. Windy Hermawan M.,MT.

  

IRWNS 2011

Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam

Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN

    Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234,

    Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889

    E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  Susunan Panitia Pengarah : Ir. Mei Sutrisno, M.Sc., Ph.D.

  Haryadi, Ph.D. Dr. Drs. Muhammad Umar Mai, M.Si. Bambang Wisnuadhi, S.Si., MT Ir. Hertog Nugroho, Ph.D

  Penanggung Jawab : Dr. Ir. Ediana Sutjiredjeki, M.Sc.

Ketua : Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono

Wakil Ketua : Nani Yuningsih, S.Si., M.Si.

  

Sekretaris : Dra. Katharina Priyatiningsih, M.Si.

Anggota : Sri Susilo Windarti, S.Pd Ase Sulaeman

  Yuniarti Surtiasih, A.Md. Tusijati Ranny Indriyani Yane Hendriyani Elsa Yusi Irmala Watty Herlina Sutjipto

Sri Mulyani Winarya Boyke Gunawan R Enjang Karyana

Eka Kurnia Asep Gandamanah

Asep Johan Surya Nurkhakam IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  Jadwal Acara Waktu Acara SESI PLENO Conference Room Gedung P2T Lt.3

  08.00 - 08.50 Pendaftaran & Coffee Break Pagi 08.50 - 08.55 Laporan Panitia Penyelenggara 08.55 - 09.00 Pembukaan 09.00 - 09.45 Pembicara Utama I (Dirut PLN) 09.45 - 10.30 Pembicara Utama II (Ketua DRN) 10.30 - 11.15 Pembicara Utama III (Kepala PPTIK ITB)

  SESI PARALEL R-1 R-2 R-3 R-4 Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah

  11.30 - 11.45 P1 P12 P23 P34 11.45 – 12.00 P2 P13 P24 P35

  12.00 - 12.15 P3 P14 P25 P36

  12.15 - 13.15

  ISOMA

  13.15 - 13.30 P4 P15 P26 P37 13.30 - 13.45 P5 P16 P27 P38 13.45 - 14.00 P6 P17 P28 P39 14.00 - 14.15 P7 P18 P29 P40 14.15 - 14.30 P8 P19 P30 P41 14.30 - 14.45 P9 P20 P31 P42 14.45 - 15.00 P10 P21 P32 P43 15.00 - 15.15 P11 P22 P33 P45

  15.15 - 15.45 Coffee Break Sore Penutupan

  15.45 - 16.15

  IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  

Daftar Abstrak

Kode Judul Halaman

  P01 1 - 5

  

  P02 6 - 11

  

  P03 12-17

  

  P04

  18

  

  P05 19-25

  

  P06 26- 3

  

  P07 34-39

  

  P08 40-45

  

  P09 46-51

  

   P10

  52-57

  

  P11 58-61

  

  P12 62-65

  

  P13 66-72

  

  P14 73-77

  

  IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  

  P15 78-81

  

  P16 82-90

  

  P17 91-97

  

  P18

  

  P19 98-103

  

  P20 104-110

  

  P21 111-116

  

  P22

  22

  

  P23 117-123

  

  P24 124-127

  

  P25 128-133 P26 134-138

  

  P27 139-142

  

  P28 143-147

  

  P29 148-152

  

  P30 153-158

  

  P31 159-164 P32 165-174 P33

  175-180 IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  • – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234, Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889 E-mail : uppm_polban@yahoo.co.id , URL : www.polban.ac.id

  

  P34

  34

  

  P35 181-186

  

  P36 187

  

  P37 188-192

  

  P38 193-199

  

  P39 200-206

  

  P40

  40

  

  P41 207-215

  

  P42 216-225

  

  P43 226-230

  

  P45 231-236

  

  Industrial Research Workshop and National Seminar 2011

KAJI EKSPERIMENTAL MESIN REFRIGERASI UNIT KECIL

YANG DILENGKAPI DENGAN SECONDARY REFRIGERANT

  Triaji Pangripto Pramudantoro,* Tri Agung Rohmat,** Prajitno** (*)Jurusan Teknik Refrigerasi & Tata Udara Politeknik Negeri Bandung (**)Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Program Pasca sarjana Teknik Mesin FT-UGM Jalan Grafika No. 2 Yogyakarta

  E-mail: triajipangripto@yahoo.co.id ABSTRAK

  Sistem refrigerasi unit kecil, dengan kapasitas kompresor di bawah 1/2 (setengah) HP, umum digunakan pada warung kecil atau toko penjual es krim atau penyimpan produk/makanan beku. Sistem tersebut umumnya menggunakan sistem refrigerasi primary refrigerant dimana terjadi kontak langsung antara evaporator dengan produk. Kekurangan dari sistem ini adalah mudah terjadinya perubahan temperatur pada frezer box akibat beban pendinginan dari luar atau lingkungan. Pada penelitian ini akan dikaji sistem refrigerasi tanpa secondary refrigerant dan dengan secondary refrigerant menggunakan campuran propylene glycol dan air.

  Sistem refrigerasi dengan menggunakan secondary refrigerant umum digunakan pada unit yang besar,

seperti pada pembuatan es balok. Penggunaan secondary refrigerant diharapkan akan mampu

mempertahankan temperatur freezer box lebih lama dibanding dengan sistem yang tanpa secondary refrigerant

  . Kemampuan mempertahankan temperatur freezer box lebih lama mengakibatkan konsumsi energi listrik akan lebih kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan konsumsi energi listrik antara tanpa dan dengan secondary refrigerant. Berdasarkan pengujian menunjukkan bahwa gradient kenaikan temperatur freezer box terhadap waktu (dT/dt) untuk sistem tanpa secondary refrigerant o lebih besar yaitu: 0,049301 C/menit dibandingkan dengan yang menggunakan secondary refrigerant, yaitu: o 0,042902 C/menit. Hasil perhitungan konsumsi energi listrik terlihat pada pengujian selama satu perioda mesin berjalan yaitu pada sistem refrigerasi tanpa secondary refrigerant konsumsi energi listrik setiap jam sebesar 0,270 kWh, sedangkan konsumsi energi listrik pada sistem refrigerasi dengan secondary refrigerant sebesar 0,2585 kWh. atau dengan kata lain terjadi penghematan setiap jam sebesar 0,0115 kWh /perioda . Hasil kajian dari penelitian ini menunjukkan bahwa mesin refrigerasi dengan secondary refrigerant dapat digunakan dan dapat menghemat konsumsi energi listrik dibandingkan dengan sistem refrigerasi tanpa secondary refrigerant .

  Kata kunci: secondary refrigerant, freezer box, unit kecil, konsumsi energi

  I PENDAHULUAN

  umumnya lama,bahkan bisa sampai satu tahun atau lebih. Sistem refrigerasi freezer Mesin refrigerasi penyimpan produk beku umumnya menggunakan sistem refrigerasi atau lebih dikenal dengan nama freezer kompresi uap, dengan menggunakan energi banyak dijumpai penggunaannya di listrik sebagai sumber penggeraknya. supermarket dan toko atau penjual

  Dalam sistem refrigerasi kompresi uap makanan beku, seperti penjual es krim. pendinginan terjadi karena adanya Umur penyimpanan produk beku. penarikan kalor oleh refrigeran yang menguap di evaporator. Temperatur kabin

  82

II STUDI PUSTAKA

  o C atau lebih rendah.

  P (bar) h (kJ/kg)

  4 h 4 kondensasi kompresi evaporasi ekspansi h 3 h 1 h2

  1

  3 Efek refrigerasi = h

  2

  1 Kalor yang dilepas di kondenser = h

  2

  Kerja kompresi = h

  Gambar 2 Siklus sistem refrigerasi kompresi uap pada diagram Mollier. (Dossat, 1981). Dari gambar 2 siklus refrigerasi dapat diketahui:

  Gambar 1 Siklus sistem refrigerasi kompresi uap (Dossat, 1981).

  Sistem refrigerasi yang digunakan pada umumnya adalah sistem refrigerasi kompresi uap sederhana yang terdiri dari komponen utamanya adalah: kompresor, kondenser, katup ekspansi dan evaporator. Kompresor berfungsi untuk menaikan tekanan kerja pada saluran discharge, selanjutnya refrigeran dalam fasa gas mengalir menuju kondenser dan diubah fasanya menjadi cair. Refrigeran fasa cair yang masih bertekanan tinggi selanjutnya dilalukan ke katup ekspansi sehingga terjadi penurunan tekanan dan temperatur, kondisi ini terjadi di evaporator. Dengan adanya fluida kerja yang bertemperatur rendah tersebut maka apabila disekeliling pipa evaporator disimpan suatu produk, maka produk tersebut akan mengalami penurunan tempetarur, selanjutnya refrigeran yang telah menyerap kalor di evaporator kembali ke saluran hisap kompresor dalam fasa gas pada tekanan rendah. Demikian siklus refrigerasi tersebut berlangsung secara berulang. Siklus sistem refrigerasi kompresi uap dapat digambarkan pada diagram pemipaan dan diagram Mollier seperti pada gambar 1 dan 2.

  29

  C, sedangkan untuk penyimpanan sampai satu tahun atau lebih temperatur produk harus mencapai -

  o

  C sampai -23

  o

  Dossat (1981), menjelaskan bahwa temperatur kerja freezer box sangat rendah, tergantung pada umur penyimpanan produk yang diinginkan, untuk produk yang akan disimpan dalam jangka waktu beberapa minggu temperaturnya harus sekitar -18

  Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah adanya sistem refrigerasi unit kecil yang dilengkapi dengan secondary refrigerant yang hemat energi dan memiliki rentang waktu yang relatif lama antara saat mesin hidup dan saat mesin mati sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengguna seperti toko- toko kecil atau eceran yang memiliki catu daya listrik yang relatif kecil (900 Watts).

  refrigerant .

  refrigerasi pada mesin refrigerasi dengan kapasitas kecil dengan tujuan khusus untuk mengetahui penghematan energi yang terjadi akibat adanya secondary

  refrigerant terhadap performansi sistem

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secondary

  • h

  83 yang rendah pada mesin refrigerasi memerlukan temperatur penguapan refrigeran yang rendah, sehingga energi yang diperlukan oleh mesin refrigerasi relatif besar.

  Industrial Research Workshop and National Seminar 2011

  • h
  • h

  Industrial Research Workshop and National Seminar 2011

  glycol sebagai secondary refrigerant

  Pencatatan data dilakukan dengan selang waktu 30 menit. Besaran yang diukur pada penelitian ini adalah:

  primary refrigerant dan campuran propylene glycol dengan air sebagai secondary refrigerant . Komposisi secondary refrigerant adalah 20% propylene glycol dan 80% air. Beban produk yang didinginkan 4 kg air.

  C. Selanjutnya dilakukan pengujian pada mesin tersebut baik yang menggunakan secondary refrigerant maupun yang tanpa secondary refrigerant. Mesin yang dibuat memiliki daya kompresor sebesar 1/6HP dengan menggunakan refrigeran R12 sebagai

  o

  Pada penelitian ini meliputi dua tahap pekerjaan utama, yaitu pembuatan mesin refrigerasi, dan uji performansi dari sistim tersebut. Pembuatan mesin refrigerasi difokuskan pada temperatur kabin agar tercapai -18

  3.1 Konstruksi Mesin Refrigerasi

  menghasilkan pengurangan jumlah refrigeran dari 523 kg R22 yang dipasang pada tahun 1973 menjadi 22 kg R-404a pada tahun 1996.Dalam artikel terakhir pada “Scan-Ref,” pada prakteknya konsumsi energi tahunan seringkali lebih rendah dari sistem yang tanpa secondary refrigerant . (Melinder ,2010).

  cabinet dan freezer di pabrik susu,

  karena memiliki faktor keamanan yang baik, tidak beracun, tidak bersifat korosif dan dapat mempertahankan temperatur pendinginan pada partikel es (Hagg ,2005) Sebagai contoh pada terbitan majalah “Kyla”. Sebuah supermarket dekat Stockholm mengubah dari sistem pendinginan langsung menjadi sistem pendinginan tak langsung untuk cooling

  air garam (Hillem ,2001). Alasan utama menggunakan campuran air dan propylene

  84 Energi listrik terpakai biasanya dinyatakan sebagai daya yang digunakan untuk menjalankan suatu mesin dalam perioda tertentu. Daya listrik dapat dinyatakan sebagai besarnya konsumsi arus listrik pada tegangan tertentu. Tegangan listrik dapat diasumsikan relatif konstan, sehingga dengan demikian besarnya daya akan ditentukan sesuai besarnya kenaikan arus listrik.

  secondary refrigerant , seperti contohnya

  memiliki persyaratan-persyaratan yang mendasar seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diperjelas bahwa faktor korosif haruslah menjadi bahan pertimbangan dalam memilih jenis

  Secondary refrigerant selain harus

  specific heat, Good thermal conductivity,good chemical corrotion inhibitor, non-toxic, non flammable, food grade for refrigeration (Zafer ,2003).

  dengan sebutan brines banyak digunakan sebagai pilihan yang cocok dan cukup memuaskan untuk temperatur tertentu, karena memiliki sifat sifat yang menguntungkan seperti Low viscosity ,high

  secondary refrigerant atau yang kita kenal

  Akhir-akhir ini mesin refrigerasi yang menggunakan sistem ekspansi langsung dengan refrigerant R-12 sudah mulai dilarang dioperasikan karena dapat merusak lapisan ozone dan pemanasan global. Oleh karena itu berkaitan dengan penipisan lapisan ozone dan peningkatan panas bumi maka perlu dicari refrigeran alternatif yang dapat mengurangi pemakaian refrigeran yang dapat merusak lingkungan. Dalam banyak hal penggunaan

  Pada saat mesin pertama kali dihidupkan (start) memerlukan arus mula yang sangat besar hingga dapat mencapai 10 kali lipat dari arus normal. (R.Braunschweiger ,1979).

  P = V x I (Watts) P = Daya listrik (Watts) V = Tegangan listrik (Volt) I = Arus listrik (Ampere)

III METODOLOGI

  Industrial Research Workshop and National Seminar 2011 a.

  8 Volume freezer box 45 liter

   Temperatur pada freezer box, discharge , suction, keluar katup

  9 Chilling Time produk 8 Jam ekspansi, lingkungan, secondary

  refrigerant .

  3.2 Perakitan Sistem b. Tekanan pada saluran suction dan

  Konstruksi penampang dinding secara utuh saluran discharge. dapat dilihat pada gambar 3 dan mesin c.

   Arus listrik, tegangan listrik dan

  refrigerasi sistem tanpa secondary energi listrik terpakai.

  refrigerant ditunjukkan pada gambar 4

  sedangkan yang menggunakan secondary Prototipe mesin refrigerasi dengan refrigerant ditunjukkan pada gambar 5. menggunakan secondary refrigerant dan sistem tanpa secondary refrigerant mempunyai volume freezer box yang sesuai dengan kebutuhan pasar/warung kecil yaitu sebesar 35-50 liter. Dinding bagian luar terbuat dari plat besi, dinding bagian dalam yang menampung secondary terbuat dari plat stainless steel

  refrigerant

  SUS 316 food grade. Pipa evaporator terbuat dari pipa tembaga berdiameter 3/8 inci, jenis expansi pipa kapiler dan kompresor yang digunakan berkapasitas 1/6HP. Alat ini mempunyai freezer box dengan temperatur -18°C. Mesin refrigerasi dengan secondary

  refrigerant dilengkapi lubang untuk

  memasukan dan mengeluarkan fluida

  secondary refrigerant. Insulasi dinding Gambar 3 Skema mesin refrigerasi.

  terbuat dari bahan poly-urethan dengan ketebalan 40 mm. Berikut ini adalah tabel kondisi perancangan mesin refrigerasi dengan dan tanpa secondary refrigerant secara umum.

  Tabel 1 Kondisi perancangan No. Kondisi

  1 Refrigeran R-12 Temperatur

  2

  40 C Kondensasi

  Gambar 4 Penampang dinding mesin Temperatur 3 -25 C refrigerasi tanpa secondary refrigerant. Evaporasi Temperatur produk 5 -15 C masuk freezer box Temperatur freezer 6 -18 C

  box

  Massa produk uji 7 4 kg (air)

  85

  Industrial Research Workshop and National Seminar 2011

  Gambar 5 Penampang dinding mesin Gambar 8 Posisi alat ukur pada mesin uji. refrigerasi dengan secondary refrigerant.

  3.4. Pengujian mesin refrigerasi tanpa secondary refrigerant

  Pengujian pada mesin refrigerasi tanpa secondary refrigerant. menggunakan R-12. Besaran yang diukur adalah: Tekanan,

  discharge dan suction, temperatur

  (lingkungan, discharge, refrigeran masuk alat ekspansi, keluar evaporator, kabin), arus listrik, tegangan listrik, dan energi listrik.

  Prosedur pengambilan data adalah sebagai Gambar 6 Mesin refrigerasi dengan berikut :

  secondary refrigerant hasil perakitan a.

   Mencatat tekanan dan temperatur awal sebelum sistem dijalankan.

3.3 Letak posisi alat ukur b.

   Mencatat tekanan, temperatur ,arus

  Letak dan posisi alat ukur yang digunakan listrik, teganagan listrik dan energi dapat dilihat pada gambar 7 dan 8. listrik terpakai pada saat sistem dijalankan.

  c.

   Pengambilan data dilakukan setiap 30 menit sekali.

  3.5. Pengujian mesin refrigerasi dengan secondary refrigerant

  Pengujian untuk mesin refrigerasi yang dilengkapi dengan secondary refrigerant, besaran yang diukur sama seperti pada mesin refrigerasi tanpa secondary

  refrigerant.

  Prosedur pengambilan data: a.

   Mencatat tekanan dan temperatur awal sebelum sistem dijalankan.

  b.

   Mencatat:tekanan,temperatur,arus

  Gambar 7 Posisi sensor temperatur pada listrik, tegangan listrik dan energi mesin uji. listrik terpakai.pada saat sistem berjalan.

  86

  the

  box r box

  C hin di-setting

  r box yang ndary refrig

  frigerant men

  engan meng ang sama yai k mesin r

  dary refrige

  npa secondar

  freezer bo

  kecepata

  u Pencapaia

  setiap

  N box

  yang

  ngga - pada tidak

  m freezer mbar 9 atur freezer ratur freezer ra -15

  dibandingkan frigerant.

  econdary refr etting pada

  ahwa untuk

  ermostat ya

  erbandingan mperatur f frigerasi tan engan secon ambar 9. D

  2 Waktu

  econdary refr

  aat hidup d

  IV

  se se

  se

  4.2 Pe

  tem re de ga

  o

  MBAHASAN eer box

  ba

  menit ke- refrigerasi d mencapai te e-445. Hal in saat awal igerasi tan empunyai be kecil diba engan secon ses pendingi igerasi tan hanya mend kan mesin r

  dit me me dij 18 ter dil me ser

  erlihat tanpa eratur ngkan

  setting

  ukkan

  Pengam 30 men

  V HASIL

  emperatur tunjukkan emperlihatka encapai -18

  o

  jaga agar be

  o

  C dengan rmostatnya. lengkapi de emilki period ring diband

  nt dan

  apaian mesin

  atur

  C, te refrigerasi ncapai temp

  o

  L DAN PEM eratur Freze

  di dalam pada gam an tempera

  o

  C. Temper ertahan antar n cara

  Pada freeze engan secon da mati dan dingkan den ang menggu

  ggunakan s itu:-18

  ox pada m ry refrigeran erant ditunju

  an penca

  an Tempera

  n dengan

4.1 Te

1 Tempe

  • 268, sedan dengan secon emperatur s ni dapat dijel evaporator npa secon eban pendin andingkan m

  mikian ntang ti dan sa

  frigerant ya

  frigerant

  sela uga mending yang ada d

  y refrigerant tional Semina

  ari lingkun aikan temper h lambat. D esor akan m latif lebih la

  ezer box men

  akibat peng terhadap dengan ada ang bertemp

  secondary r

  Hal ini naikan tempe

  Gambar 9 mbilan data nit sekali.

  keliling free ndingin da hingga kena enjadi lebih aka kompre aktu yang re

  ndary refrige

  inan berlang npa secon dinginkan fr efrigerasi de ain mending ginkan secon di dalam m ters

  t dan dengan r 2011

  87 tanpa

  rubahan ken ng tanpa s pat naik a ngkungan mentara d

  hidup yang ngan tempe unakan secon terjadi k eratur freeze

  erant .

  fre ref

  mesin sebut. n

  ndary

  engan ginkan

  ndary reezer

  gsung,

  nginan mesin

  eezer box ya frigerant .

  ndary

  laskan pada

  ndary setting

  per yan cep lin sem

  ref

  sek pen seh me ma wa c.

  9 Grafik tem dilakukan s

  refrigerant

  un

  ntuk mesin r

  ref

  r box

  ref

  ya re Pa me

  ref bo se fre ref

  re

  ezer box tanp ondary refri Research Work

  ah di beban ambat

  box , ndary

  lebih eratur

  er box

  karena

  ndary

  lebih eratur

  efrigerant m

  garuh tempe

  frigerasi pa secondary

  freezer

  anya secon peratur renda nyebabkan b ngan terha ratur freezer

  Dengan dem memiliki ren ama saat mat mperatur free

  seco

Industrial R

  gerant

  igerant kshop and Nat

  econdary refr eezer box ju efrigerant y

  ada menit ke ahwa pada esin refri

  , sedangk

  ox

  h

  efrigerant

  ang lebih frigerasi de ada saat pros esin refri

  efrigerant me

  pa ba me

  kshop and Nat

4.3 Me

3 Period mesin

  ada gambar strik setela mperatur sec ondisi steady urva menunj frigerasi ya

  efrigerant ter

  etelah dilaku enggunaan erioda saat mperatur fre

  8

  o

  C maka frigerasi ta alam satu p ampai 60 me

  mesin ref

  C/m ambar 10 G aat hidup dan

  frigerant aka

  lebih sering ngan seconda roses meng us start akan normal, mesin re

  frigerant ak

  k total yan mesin re

  efrigerant . D

  gradien ken ktu dT/dt p

  4 Energ

  o

  C/menit, sed mperatur pa

  emikian m

  da ter tan 0,0 ke dil 0,0 Ga sa

  4.4 Pa

  lis tem ko ku re

  ref

  Se pe pe tem

  Research Work

  econdary refr

  C enaikan tem lengkapi se 042902

  ngga 3 kali frigerasi den ada saat pr frigerasi, aru ari arus perkirakan

  econdary ref

  nergi listrik bandingkan

  econdary ref

  apat dilihat rhadap wak npa seconda 049301

  o

  ary refrigera

  econdary re menit.

  en dib

  r 2011

  apat dilihat wa sistem m unakan secon endah. itungan ken pakai pada erja menuru ari -15

  o

  C me

  h, untuk m

  dary refrig

  angsung 55 ukan energi l

  88 tanpa ati 2,5 mesin

  pemakaian e atur kabin

  ant .

  mesin besar dapat tanpa nakan anyak engan ar 10 eratur yang ebesar radien yang adalah pada energi dan ncapai pada mesin

  ndary

  naikan satu unkan enjadi mesin

  gerant

  menit listrik

  rigerant men

  rpakai

  Grafik tempe n mati

  tional Semina

  gi listrik ter

  11 grafik p ah tempera

  condary refr dy , maka da

  jukkan bahw ang menggu rlihat lebih re ukan pengh energi terp sistem bek

  eezer box da

  diperoleh anpa second perioda berla enit memerlu

  frigerasi an hidup-ma g dibanding m

  eratur kabin

  ary refrigera

  ghidupkan m n jauh lebih sehingga efrigerasi kan menggun ng lebih ba frigerasi de

  Dari gamba naikan temp pada mesin

  ant adalah se

  dangkan gr ada mesin

  efrigerant a

  se

  se

  eezer box

  x kembali m

  frigerant

  mperatur ka an berhenti 45, proses pe rhenti, tetapi

  condary refr eezer box

  , m

  x akan lebih

  n akan na tunjukkan p ng lebih l mperatur fr frigerasi tan stim akan mperatur fre emperatur fre ngan kurva rhenti beker

  enit kemudia rulang deng enit. la ditinjau d ndinginan, rioda siklus frigerasi den banding den klus pending

  o

  condary ref da hidup d

  gerasi tan kan berhent

  eezer box m

  pada menit

  g termostat,

  oleh mesin emperatur fr ditunjukkan p bekerja

  C yaitu s emikian pros rioda waktu ntuk mesin r

  C yaitu p ngan setting ndinginan ibatnya te ik seperti d stim akan mperatur fre itu sekitar 3 ati kembali k

  • 15

  sec fre bo

  ref

  tem

  18 den pen ak na Sis tem ya ma

  18 De per Un

  ref

  tem ak 44 ter

  35 menit kem ketika tempe ekitar 50 m ses tersebut sekitar 85 m refrigerasi d juga dem abin mencap bekerja yait endinginan i karena mem

  o

  bo

  me ber me Bi pen per ref seb sik

  sec

  esin refri

  frigerant ak

  mperatur fre

  dan dit yan tem ref Sis tem Te den ber

  frigerant

  hin re Pa re da dip

  C setelah an proses ter waktu sekita tau perioda s pat dilihat nan pada m

  o C.

  15

  h luar eperti radien kurva mesin eran t. ketika

  reezer

  ketika sistim nit ke- akan eratur eratur

  ndary

  C akan apai - udian. engan

  o

  ketika kitar - sesuai proses henti, akan ar 10. ketika

  Industrial R pada ndary

  dib maka temper h terjaga da aik secara pada kurva landai diba

  h 123 rsebut ar 226 siklus satu mesin

  o

  reezer

  18

  kembali k mencapai - kan turun kem landai dan emperatur fr

  x untuk m dary refrige

  C s tu pada men oleh mesin miliki tempe bawah tempe atur pada fr ari pengaruh perlahan se dengan gr andingkan k

  o

  pada gamba kembali k mencapai - mudian dan eratur menca menit kemu berulang de menit. dengan secon mikian, k pai -18

  freezer box

  npa secon ti bekerja k mencapai sek t ke-268 s sehingga p n akan terh

  se

  yang lebih rja ketika te mencapai -1 an. Demikia an perioda w dari waktu at maka dap s pendingin ngan secon ngan 2,7 ka ginan mesin

  eezerr box eezer box ak

  npa second bekerja

  freezer box

  mbali akan

  • 1 re da sa

  ndary refrig

  gerant

  waktu tanpa engan de

  frigerant (2 dan mati

  ali perioda w refrigerasi 226:85). De seb en 0,0 jam Un

  ref

  ratur produk unyai peri lebih panja dingkan d erasi tanp

  tional Semina

  nsyah, Ng Bandung, In

  k Pendingin

  Swe rmo.kth.se r.R., 1979,

  hnology, D mics and R ute of Tec

  for indirect

  2010, Updat

  PUSTAKA

  n pada pema dengan ko u jenis seco sehingg temperat ang sesuai d

  refrigerant

  5 kWh/period mesin refr

  erant lebih

  ndingan 2,7:1 kaian energi sistem de

  erant (85

  erant dapat

  o

  refrigerasi d

  erant (menit

  dibandin erasi tanp

  eran t lebih

  C erasi deng

  g –18 o

  u pencapa

  kshop and Nat

  eh: Erlian angemanan,

  ntuk Teknik

  nergy Tech hermodynam oyal Institu tockholm, ail:ake@the raunscheiger

  efrigerants fo

  .Melinder,,2

  AFTAR P

  aian temp untuk m gan secon lama (meni ngkan m pa secon ke-268). dengan secon mempertaha k pada –18

  C ioda hidup ang (226 m dengan m pa secon menit), de

  sel en keb 0,5 keb 0,2 Da bah per

  engan p jam

  ahkan Yvone

  listrik

  E-

  KTH),

  pt. of pplied n The

  ndary

  akaian

  ndary

  apkan

  gerant

  yang

  ndary

  ebesar engan dapat

  ndary

  ndary

  1. listrik setiap ngan secon hemat se da. rigerasi de

  , Teknik

  t

  ini akaian secon onsentrasi

  ndary refrig

  ga dihara tur secon dengan pema

  A te on secon system , Dep

  Div. of Ap Refrigeration hnology (K eden,

  n , diterjema

  ankan C dan p-mati menit) mesin

  gadiono, Y ndonesia.

  r 2011

  89 eratur mesin

  ndary

  it ke- mesin

  ndary ndary

  efrigerant ya rtentu.

  ervariasi atau ang lain emperoleh

  efrigerant

  KESIM

  tuhan enit = setiap

  Industrial R

  sudah dilaku bahwa:

  i listrik terp

  frigerant rgi.

  5 = 0,0115 k Sehingga d efrigerasi d mesin refrig

  dary refrige

  3 kWh, sehi p menit a 439 kWh p jam se tersebut te pakai dalam m dalam ko pakai setiap engan secon ah dari s

  alisis yang s kesimpulan ingga kebut h 0,27/60 me han energi s dengan secon rioda berlang menit memerl

  MPULAN D pulan

  h hemat ener Grafik energi

  ondary ref

  0,270-0,2585 mat 4,3%. n mesin re elatif lama

  ari hasil ana pat diambil k kWh, sehi menit adalah atau kebutuh 270 kWh. refrigerasi d lam satu per ampai 125m sebesar 0,53 nergi setiap enit =0,004 nergi setiap erhitungan listrik terp saat sistem i listrik terp efrigerasi de ebih renda npa second

  katakan lebih Gambar 11 G

  kembangkan

  dap besar 0,27 ergi setiap m 0045 kWh a m sebesar 0,2 ntuk mesin r

  ste

  pa

  ref

  ref ya ata pen wa den dik

  G

  V

  frigerant dal

  seco

  lama 123 sa ergi listrik butuhan en

  53/123 me butuhan en 2585 kWh. ari hasil pe hwa energi rioda pada

  eady, energi

  da mesin re

  frigerant l

  frigerasi tan itu sebesar 0 au lebih he ngoperasian aktu yang re ngan

  ndary

  gsung lukan ingga dalah atau ebesar erlihat m satu ondisi p jam

  ndary

  istem

  econdary

  enelitian m

  2 Saran

  0,0115

  refrige

  pada

   Pemak

  perban c.

  refrige

  temper mempu yang diband refrige

   Mesin refrige

  refrige b.

  445) refrige

  refrige

  refrige

   Waktu setting

  Research Work a.

  erant ,

  kWh, dalam dalam gerasi dapat akai

  N

  ukan,

  5.2 Pe se

  dik

  ref

  be ya me

  ref

  ter

  D A. ref

  En Th Ro St ma Br

DAN SARAN

5.1 Da

1 Kesim

  un

  ole Pa

  Industrial Research Workshop and National Seminar 2011

  Dossat,Roy J., 1981, Principle of Zafer URE Zafer M.Sc., MCIBSE,

  Refrigeration , Second Edition,John Wiley MASHRAE, M.Inst.R, 2003, Secondary

  & Sons, New York. Refrigeration European Experiences, 2003

  ASHRAE Winter meeting Chicago , USA,

  Frank Hillerns, Ph.D., 2001. TYFOROP Environmental Process Systems Limited GmbH, Hamburg, Thermophysical Unit 32, Mere View Industrial Estate,

  

Properties and Corrosion Behaviour of Yaxley, Cambridgeshire, PE7 3HS,

Secondary Coolant s, ASHRAE WINTER UNITED KINGDOM,

  Meeting, Atlanta, GA. E-mail:z.ure@epsltd.co.uk,

  www.epsltd.co.uk

  Hagg, Cecilia, 2005,Ice Slurry as

  Secondary Fluid in Refrigeration

  System,School of Industrial Engineering and Management, Departement of Energy Technology, Division of Applied Thermodynamics and Refrigeration, Stockholm, sweden.

  90