LAPORAN ANALISIS KONDISI HARGA PANGAN TI
BIDANG HARGA PANGAN
LAPORAN ANALISIS KONDISI
HARGA PANGAN TINGKAT
KONSUMEN
APRIL 2017
Disusun oleh : Yanti Nurhayanti, M.S.E
PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
Abstrak
Analisis harga pangan tingkat konsumen merupakan upaya untuk mengetahui peringatan dini
terjadinya perubahan pasokan dan permintaan selama periode tertentu. Dengan menggunakan
analisis lintas sektor melalui kondisi ketersediaan bahan pangan strategis, pasokan pangan,
harga tingkat nasional dan harga tingkat provinsi dilakukan analisis harga pangan tingkat
konsumen untuk periode bulan April 2017. Adapun metode analisis yang digunakan
menggunakan analisis statistik deskriptif dan koefesien variasi sebagai indikator fluktuasi dan
disparitas harga pangan. Hasilnya menunjukan tingkat ketersediaan pangan secara nasional
tersedia aman. Pada bulan April 2017 harga pangan tingkat nasional secara umum
menunjukan penurunan. Namun ketersediaan bahan pangan pada bulan April 2017 cenderung
turun dibandingkan bulan sebelumnya. Pasokan beras dan cabai di pasar induk masih
menunjukan kenaikan akan tetapi kenaikannya relatif kecil. Bahkan pasokan bawang merah
di pasar induk sudah menunjukan penurunan. Jika tidak dilakukan upaya tindak lanjut maka
kemungkinan akan terjadi kenaikan harga bawang merah ataupun banahan pangan lain pada
periode yang akan datang. Meskipun demikian fluktuasi harga pangan tingkat nasional masih
relatif stabil dengan besaran CV relatif kecil. Disparitas harga pangan antar wilayah pada
bulan April masih cukup tinggi.
I.
PENDAHULUAN
Salah satu indikator untuk mengetahui ketersediaan dan keterjangkauan pangan adalah
kondisi harga pangan pokok di tingkat konsumen. Harga pangan tingkat konsumen
merupakan salah satu indikator yang dapat menjelaskan kondisi ketersediaan pasokan,
permintaan, kelancaran distribusi pangan, kondisi perdagangan, dampak implementasi
kebijakan pemerintah, daya beli masyarakat, kesejahteraan petani/produsen, dan sebagainya.
Dengan demikian hasil analisis data harga pangan tingkat konsumen merupakan indikator
kondisi ketahanan pangan pada waktu tertentu di suatu wilayah. Sebagai indikator sistem
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
1
ditribusi pangan, kondisi harga pangan tingkat konsumen dapat digunakan sebagai peringatan
dini terjadinya perubahan pasokan dan permintaan selama periode tertentu. Dengan demikian
mengetahui dinamika kondisi harga pangan di tingkat konsumen, maka kondisi dan
permintaan bahan pangan tersebut dapat diperkirakan sehingga dapat diantisipasi terjadinya
gejolak harga.
Oleh karena itu, data harga pangan tingkat konsumen harus tersedia setiap saat dan
dikumpulkan secara berkelanjutan. Hasil analisis dapat dijadikan sebagai bahan deteksi dini
dan bahan perumusan kebijakan yang tepat waktu dan tepat sasaran serta untuk
mengantisipasi berbagai masalah yang terkait dengan stabilitas harga pangan dan
perekonomian nasional. Untuk melihat sejauh mana perkembangan dari hasil pemantauan
dan analisis harga pangan tingkat konsumen pada Tahun 2017, maka disusunlah Laporan
Analisis Kondisi Harga Pangan Pokok dan Strategis Periode April 2017. Laporan ini
diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan dan pertimbangan pimpinan dalam
mengambil kebijakan terkait harga pangan tingkat konsumen khususnya, maupun harga
pangan pada umumnya untuk periode berikutnya.
II.
METODE
2.1.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan yang menjadi acuan penyusunan laporan analisis harga pangan
pokok Strategis adalah:
a. Analisis ketersediaan dan pasokan pangan;
b. Pengumpulan dan analisis harga pangan di dalam negeri pada tingkat nasional
maupun tingkat provinsi;
Dalam penyusunan laporan ini, data harga pangan yang diolah dan dianalisis (desk study)
meliputi perkembangan harga pangan pokok selama bulan April 2017, terutama yang
mengalami gejolak harga serta analisis faktor-faktor penyebabnya.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
2
2.2.
LOKASI DAN WAKTU PEMANTAUAN
Lokasi pemantauan harga konsumen yang digunakan untuk analisis adalah di tingkat pusat
(nasional) dan di daerah. Di pusat meliputi perkembangan harga yang menjadi barometer
harga nasional, seperti harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), serta harga sayur
di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ). Sedangkan di tingkat daerah meliputi 34 provinsi untuk
perkembangan harga pangan pokok konsumen.
2.3.
KOMODITAS YANG DIPANTAU
Komoditas dalam negeri yang dipantau dan dianalisis meliputi 10 komoditas, yaitu beras,
minyak goreng, gula pasir, bawang, cabai, kedelai, jagung, daging ayam ras, telur ayam dan
daging sapi.
2.4.
JENIS, SUMBER, DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Jenis data yang dikumpulkan pada saat pemantauan harga pangan secara mingguan atau
bulanan. Adapun sumber datanya dikumpulkan langsung ke obyek yang diamati (data primer)
yang dilakukan secara rutin maupun secara optional (sesuai dengan kebutuhan) melalui
kegiatan panel data BKP. Selain pengumpulan data primer, juga dilakukan pengumpulan
data secara sekunder dari berbagai sumber yang mengumpulkan data harga pangan seperti
Laporan harga daerah baik mingguan/bulanan/tahunan dari Badan/Kantor/Instansi yang
menangani ketahanan pangan daerah, instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS),
Kementerian Perdagangan/Dinas Perdagangan, dan lain-lain. Selain data harga, dikumpulkan
juga data penunjang lainnya sesuai dengan kebutuhan analisis seperti data pasokan,
ketersediaaan, permintaan dan informasi yang mendukung lainnya.
Prosedur pengumpulan data harga konsumen di tingkat grosir/eceran adalah melakukan
pendataan/pencatatan data harga dan pasokan langsung ke pedagang grosir atau eceran di
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
3
pasar-pasar besar yang menjadi barometer harga. Pendataan tersebut dilakukan oleh pejabat
atau staf Badan Ketahanan Pangan (BKP) Pusat/daerah. Pendataan bisa dilakukan juga oleh
petugas enumerator diluar instansi yang ditugasi untuk memantau harga dan pasokan oleh
BKP pusat/daerah, misalnya BKP-pusat telah menunjuk petugas enumerator di PIBC, dan
Pasar Induk Kramat Jati untuk melaporkan data harga pangan dan pasokan ke kantor BKPpusat secara harian.
2.5.
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Data yang telah dikumpulkan, direkapitulasi, dikompilasi, dan ditabulasi menjadi data
mingguan, bulanan dan tahunan yang selanjutnya dapat analisis sesuai dengan kebutuhan.
Untuk menyeragamkan format rekapitulasi harga pangan konsumen antar provinsi/kabupaten/
kota. Metode analisis yang digunakan dalam kegiatan harga pangan konsumen adalah metode
statistik deskriptif.
Analisis metode statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum kondisi
pangan pada masa lalu ataupun saat ini secara numerik ataupun grafis (tabel dan grafik)
sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna. Metode pengolahan yang digunakan diantaranya
rata-rata, maksimal, minimal, median, standar deviasi, dan Coefisien Variations (CV).
Untuk menggambarkan fluktuasi harga digunakan Coefficient of Variation atau koefisien
keragaman (KK) harga. Koefisien keragaman merupakan rasio antara simpangan standar
(standard deviation) dengan nilai rata-rata (mean). Koefisien keragaman (KK) dinyatakan
dalam persentase dan berguna untuk melihat sebaran data dari rata-rata hitungnya (Walpole,
2000). Semakin kecil koefisien keragaman dari suatu kelompok data maka data tersebut
homogen dan ini berarti harga semakin stabil atau tidak berfluktuasi.
Koefisien keragaman dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
�
�� = � � 100 persen
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
(1)
4
Dimana σ adalah standar deviasi dari harga cabai dan μ adalah rata-rata harga cabai.
�=
�=
�( � 2 −( �)2
(2)
�
(3)
� (�−1)
�
III.
HASIL PEMBAHASAN
3.1.
BERAS
3.1.1. KONDISI KETERSEDIAAN BERAS
Berdasarkan hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan beras pada bulan April
2017, perkiraan neraca beras domestik menunjukan kondisi aman. Perkiraan ketersediaan
beras pada bulan April sebesar 5.703,8 ribu Ton mengalami penurunan dibandingkan bulan
sebelumnya. Sementara kebutuhan beras yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung
tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak langsung sebesar 2.464,5 ribu Ton. Sehingga
perkiraan neraca domestik surplus 3.239,2 ribu ton.
Gambar 1. Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Beras di tingkat Nasional
Ribu Ton
10.000,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Beras Tahun 2017
8.554,0
8.000,0
6.089,4
6.000,0
4.000,0
5.703,8
4.757,9
2.572,0
2.484,4
2.464,5
2.293,3
2.464,5
3.239,2
2.464,5
Feb-17
Mar-17
Apr-17
2.000,0
87,6
0,0
-2.000,0
Jan-17
Ketersediaan
Kebutuhan
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Dilihat dari sasaran produksi gabah yang dikeluarkan oleh Ditjen. Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian menunjukan bahwa memang terjadi penurunan produksi pada bulan
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
5
April ini. Produsi padi pada bulan April diperkirakan turun dari 12,69 juta ton menjadi 7,62
juta ton.
Dilihat dari pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebagai indikator pasokan
beras ke tingkat pasar grosir menunjukan kondisi yang tidak jauh berbeda yakni adanya
penurunan pasokan. Dibandingkan dengan pasokan bulan sebelumnya penurunan pasokan
beras sebesar 10,30% yakni dari 81.127 Ton menjadi 72.770 Ton. Namun demikian
pemasukan beras tersebut masih lebih tinggi dari kondisi normal yakni sebesar 60.000 Ton
atau lebih tinggi 21,60% diatas pasokan normal.
Pada bulan April penurunan pasokan terjadi dari beberapa wilayah. Wilayah tersebut antara
lain Jawa Tengah yang merupakan pemasok tertinggi ke PIBC turun 11,25% dari 19.401
Ton menjadi 17.401 Ton. Cirebon turun 26, 22% dari 22.475 Ton menjadi 16.581 Ton.
Bandung turun 22,05% dari 7.811 Ton menjadi 6.088 Ton. Cianjur turun 32,79% dari 982
Ton menjadi 704 Ton. Banten turun 11, 25% dari 542 Ton menjadi 241Ton. pasokan
Pemasukan beras dari PIBC tersebut mayoritas berasal dari Jateng, Jabar, dan Jatim.
Gambar 1. Pemasukan Beras ke PIBC
Sumber : PIBC (Diolah BKP)
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
6
3.1.2. PERKEMBANGAN HARGA BERAS
Perkembangan harga beras di tingkat grosir Pasar Induk Beras Cipinang, beras premium
(Cianjur Kepala) mengalami penurunan sedangkan beras medium (IR 64-II) dan termurah
(IR 64-III) menunjukkan kenaikan. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya penurunan harga
beras premium (Cianjur Kepala) sebesar 1,05% dari Rp 13.500 menjadi Rp 13.357/kg.
Sementara beras medium (IR 64-II) dan termurah (IR 64-III) masing-masing naik sebesar
2,78% dan 3,02%. Rata-rata harga pada bulan April untuk beras medium sebesar Rp
8.975/kg, dan harga beras termurah sebesar Rp 7.975/kg. Namun dilihat dari fluktuasi harga
yang digambarkan oleh tingkat keragaman (koefisien variasi), harga beras jenis medium dan
beras termurah selama bulan Januari sampai dengan April 2017
lebih berfluktuasi
dibandingkan dengan beras premium. Koefesien variasi untuk beras medium 1,66% , beras
termurah 2,06% dan beras premium 0,75%.
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 masih terjadi penurunan harga
beras eceran baik untuk jenis beras umum maupun beras termurah. Penurunan harga beras
umum dan beras termurah masing-masing sebesar 0,47% dan 4,58% dibandingkan bulan
Maret 2017. Penurunan harga beras umum tersebut sudah mulai terjadi sejak minggu ke-2
Februari sampai dengan akhir April ke-4 Maret sedangkan beras termurah sejak minggu ke-2
April 2017. Rata-rata harga beras umum pada bulan April mencapai Rp.13.071/kg dan beras
termurah sebesar Rp 7.520/kg.
Di tingkat provinsi, kondisi harga beras pada bulan April 2017 secara umum menunjukkan
penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga
beras premium yang mengalami kenaikan untuk wilayah Bali, DI Yogyakarta, Gorontalo,
Jambi, Jateng, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kaltara, Babel, NTB, NTT, Papua Sulbar, Sumsel dan
Sumut dengan kisaran kenaikan harga antara 0,05%-4, 45%. Sementara untuk wilayah yang
mengalami penurunan harga terjadi di Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jabar, Jatim, Kalteng,
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
7
Kepri, Lampung, Maluku, Riau, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut, dan Sumbar dengan kisaran
penurunan sebesar 0,04%- 3,39%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar
Rp.17.363/kg dan terendah di Sultra sebesar Rp.10.077/kg.
Gambar 3. Perkembangan Harga Beras di tingkat Nasional
Rp/Kg
14.000
13.000
12.000
11.000
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Beras Umum
Beras termurah
Sumber : BPS (Diolah BKP)
Kondisi harga beras medium di beberapa provinsi menujukkan kondisi yang bervariasi juga
akatetapi secara umum mengalami penurunan. Penurunan harga beras medium terjadi untuk
wilayah Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Jateng, Jatim, Kaltim, Kepri, Lampung,
Maluku, NTB, NTT, Papua Barat, Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulut, Sumbar dan Sumsel dengan
kisaran penurunan harga sebesar 0,06%-4,49%. Sementara untuk wilayah yang mengalami
kenaikan harga terjadi di Aceh, Bali, DI Yogyakarta, Gorontalo, Jambi, Jabar, Kalbar, Kalsel
Kalteng, Kaltara, Babel, Lampung, Papua, Riau dan Sumut dengan kisaran kenaikan sebesar
0,02%- 8,90%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar Rp.14.250/kg dan
terendah di Jateng sebesar Rp.9.036/kg.
Begitu juga dengan kondisi harga beras termurah di beberapa provinsi menujukan kondisi
yang bervariasi akantetapi secara umum terjadi penurunan. Penurunan harga beras termurah
terjadi untuk wilayah Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kepri,
Lampung, Maluku, Papua Barat, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sulut dan Sumsel dengan kisaran
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
8
penurunan harga sebesar 0,46%-8, 87%. Sementara untuk wilayah yang mengalami kenaikan
harga terjadi di Aceh, Bali, Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Kalteng,
Kaltara, Babel, NTB, NTT, Papua, Papua Barat, Riau, Sumbar dan Sumut dengan kisaran
kenaikan sebesar 0,07%- 14,21%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar
Rp.11.715/kg dan terendah di Jateng sebesar Rp.7.897/kg.
Tingkat fluktuasi harga beras nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama periode
Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk beras umum sebesar
0,50% dan beras termurah sebesar 2,6% di bawah CV normal yang dikeluarkan dalam
Renstra Kementan 2010-20151. Sementara untuk disparitas harga beras antar wilayah untuk
beras premium, beras medium dan merah termurah relatif masih tinggi yakni masing –masing
15,37%, 14,04% dan 10,64% lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
3.2.
KEDELAI
3.2.1. KONDISI KETERSEDIAAN KEDELAI
Berdasarkan hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan kedelai pada bulan April
2017, perkiraan neraca beras domestik menunjukan kondisi tidak aman atau defisit. Perkiraan
ketersediaan kedelai pada bulan April sebesar 75,8 ribu Ton lebih tinggi dibandingkan bulan
sebelumnya. Sementara kebutuhan kedelai yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung
tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak langsung sebesar 243,7 ribu Ton. Sehingga
perkiraan neraca domestik defisit 163,0 ribu ton.
Dilihat dari sasaran produksi kedelai yang dikeluarkan oleh Ditjen. Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian menunjukan bahwa memang terjadi penurunan produksi pada bulan
April ini. Produksi kedelai pada bulan April diperkirakan turun dari 79,13 ribu ton menjadi
68,52 ribu ton.
1
CV normal sebesar 5% untuk berbagai jenis beras
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
9
Gambar 4. Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Kedelai di tingkat Nasional
Ribu Ton
300,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2017
243,0
243,5
240,2
243,7
200,0
100,0
63,3
75,8
72,2
49,3
0,0
-100,0
-200,0
Jan-17
Feb-17
-179,7
Mar-17
-171,3
-191,0
Apr-17
-168,0
-300,0
Ketersediaan
Kebutuhan
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Namun kekurangan ketersediaan kedelai masih dapat dipenuhi dari pengadaan impor
kedelai. Impor kedelai dalam bentuk segar pada bulan April 2017 sebesar ribu ton. Besaran
impor tersebut diperkirakan dapat memenuhi defisit kedelai sebesar 168,0 ribu ton. Importasi
kedelai dalam bentuk segar pada bulan April 242,210 ribu ton.
3.2.2. PERKEMBANGAN HARGA KEDELAI
Berdasarkan pemantauan data panel harga BKP 2017, rata-rata harga kedelai pada bulan
April 2017 mengalami penurunan. Penurunan harga kedelai sebesar 1,32% dibandingkan
dengan harga bulan Maret 2017. Rata-rata harga kedelai pada bulan April mencapai
Rp.10.897/kg. Di tingkat provinsi, kondisi harga kedelai pada bulan April 2017 menunjukkan
kondisi yang bervariasi. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga kedelai mengalami
kenaikan untuk wilayah Bali, Banten, Gorontalo, Jambi, Jateng, Kaltim, Kaltara, Maluku,
NTB, Sulbar, Sultra, dan Sumbar dengan kisaran kenaikan harga sebesar 0,56%- 4,70%.
Sementara untuk wilayah yang mengalami penurunan harga terjadi di Aceh, Bengkulu, DIY,
DKI Jakarta, Jabar, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kep. Babel, Kepri, Lampung, Malut,
NTT, Papua Barat, Riau, Sulteng, Sulut, Sumsel dan Sumut dengan kisaran penurunan
sebesar 0,47%- 10,55%.
Rata-rata harga tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar
Rp.19.000/kg dan terendah di Jateng sebesar Rp.8.405/kg.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
10
3.3.
JAGUNG
3.3.1. KONDISI KETERSEDIAAN JAGUNG
Berdasarkan hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan jagung pada bulan April
2017, perkiraan neraca beras domestik menunjukan kondisi aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan jagung pada bulan April sebesar 2.165,8 ribu Ton lebih rendah dibandingkan
bulan sebelumnya. Sementara kebutuhan jagung yang terdiri dari kebutuhan konsumsi
langsung tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak langsung sebesar 1.686,6 ribu Ton.
Sehingga perkiraan neraca domestik surplus 479,2 ribu ton.
Gambar 5 . Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Jagung di tingkat Nasional
Ribu Ton
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Jagung Tahun 2017
7.500,0
5.024,8
5.500,0
3.517,2
3.500,0
1.916,3
1.519,0
1.500,0
(500,0)
2.716,6
2.308,3
2.226,8
1.290,4
479,2
397,2
Jan-17
Ketersediaan
2.165,8
1.686,6
Feb-17
Kebutuhan
Mar-17
Apr-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Dilihat dari sasaran produksi jagung yang dikeluarkan oleh Ditjen. Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian menunjukan bahwa memang terjadi penurunan produksi pada bulan
April ini. Produksi jagung pada bulan April diperkirakan turun dari 3.517,21 ribu ton menjadi
2.156,79 ribu ton.
3.3.2. PERKEMBANGAN HARGA JAGUNG
Berdasarkan pemantauan data panel harga BKP 2017, rata-rata harga jagung pada bulan April
2017 mengalami kenaikan. Kenaikan harga jagung sebesar 0,45% dibandingkan dengan
harga bulan Maret 2017. Rata-rata harga jagung pada bulan April mencapai Rp.6.886/kg. Di
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
11
tingkat provinsi, kondisi harga jagung pada bulan April 2017 menunjukkan kondisi yang
bervariasi. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga jagung mengalami kenaikan untuk
wilayah Bali, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Maluku, NTB, Riau, Sulbar,
Sulsel, Sulteng, Sumbar dan Sumut dengan kisaran kenaikan harga sebesar 0,61%-15,38%.
Sementara untuk wilayah yang mengalami penurunan harga terjadi di Aceh, Gorontalo, Jabar,
Jatim, Kalbar, Kaltim, Kaltara, Babel, Lampung, MAlut, NTT, Papua, Papua Barat, Sultra,
Sulut dan Sumut. dengan kisaran penurunan sebesar 0,04%- 6,56%. Rata-rata harga tertinggi
terjadi di Maluku sebesar Rp.12.900/kg dan terendah di Sumbar sebesar Rp.4.556/kg.
3.4.
MINYAK GORENG
3.4.1. KONDISI KETERSEDIAAN MINYAK GORENG
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca minyak goreng domestik menunjukkan kondisi aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan minyak goreng pada bulan April sebesar 1.888,2 ribu ton sedangkan kebutuhan
minyak goreng yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan
konsumsi tidak langsung sebesar 715,8 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus
1.172,5 ribu ton lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Dilihat dari sasaran produksi minyak goreng yang dikeluarkan oleh Ditjen. Perkeebunan
Kementerian Pertanian menunjukan terjadi kenaikan produksi pada bulan Maret. Produksi
minyak goreng pada bulan April diperkirakan naik 3,02% dari 1.634,7 ribu ton menjadi
1.684,7 ribu ton. Dengan melimpahnya produksi minyak goreng, ekspor minyak goreng pada
bulan April masih dijalankan. Namun demikian dengan adanya adanya stok awal dan
produksi minyak goreng, ketersediaan minyak goreng masih tercukupi.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
12
Gambar 6. Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Minyak Goreng
di tingkat Nasional
Ribu Ton
2.000,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Minyak Goreng Tahun 2017
1.684,7
1.634,7
1.500,0
1.888,2
1.269,2
1.172,5
972,1
922,9
1.000,0
711,7
715,8
712,6
711,8
557,5
500,0
0,0
Jan-17
Ketersediaan
Feb-17
Kebutuhan
Mar-17
Neraca Domestik
Apr-17
Sumber : Ditjen. Perkebunan (Diolah BKP)
3.4.2. PERKEMBANGAN HARGA MINYAK GORENG
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi penurunan harga minyak
goreng. Lonjakan penurunan harga minyak goreng terjadi sejak minggu III Maret 2017.
Penurunan harga minyak goreng curah sebesar 2,23% dibandingkan bulan Maret 2017.
Dengan kisaran harga rata-rata sebesar Rp 12.694/kg.
Gambar 7. Perkembangan Harga Minyak Goreng di tingkat Nasional
Rp/Kg
13.200
13.100
13.000
12.900
12.800
12.700
12.600
12.500
12.400
12.300
12.200
Migor Curah
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Di tingkat provinsi, kondisi harga minyak goreng pada bulan April 2017 menunjukan kondisi
yang bervariasi. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga minyak goreng mengalami
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
13
kenaikan untuk wilayah Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung dan Sulbar. Dengan kisaran kenaikan
harga sebesar 0,46%-15,4%. Sementara untuk wilayah yang mengalami penurunan harga
terjadi di Gorontalo, Jambi, Jateng, Kalsel dan Sumut dengan kisaran penurunan sebesar
0,74%-5,49%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Kalimantan Utara sebesar Rp.14.970/kg dan
terendah di Kalimantan Selatan sebesar Rp.11.498/kg.
Tngkat fluktuasi harga minya goreng nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk beras umum
sebesar 1,48% . Sementara untuk disparitas harga minyak goreng curah
antar wilayah
sebesar 8,87%.
3.5.
GULA PASIR
3.5.1. KONDISI KETERSEDIAAN GULA PASIR
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca gula pasir domestik menunjukan kondisi tidak aman. Perkiraan ketersediaan gula pasir
pada bulan April sebesar 87,4 ribu Ton sedangkan kebutuhan gula pasir yang terdiri dari
kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga, konsumsi tidak langsung dan industri
rumah tangga sebesar 257, 7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik defisit 170,3 ribu
ton.
Dilihat dari sasaran produksi gula pasir yang dikeluarkan oleh Ditjen. Perkebunan
Kementerian Pertanian menunjukan terjadi kenaikan produksi pada bulan April yang cukup
signifikan. Produksi gula pasir pada bulan April diperkirakan 87.395 Ton dari 14.713 Ton.
Produksi gula pasir tersebut belum termasuk raw sugar yang diolah menjadi gula pasir.
Namun demikian dengan adanya adanya stok awal dan carry over dari stok bulan
sebelumnya ketersediaan gula pasir masih dapat mencukupi kebutuhan gula pasir.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
14
Gambar 8. Ketersediaan dan Konsumsi Gula pasir
Ribu Ton
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Gula Pasir Tahun 2017
300,0
258,2
234,8
257,7
193,4
200,0
87,4
100,0
14,7
2,9
0,0
0,0
-100,0
Jan-17
Feb-17
Mar-17
-200,0
-170,3
-190,6
-300,0
-234,8
Ketersediaan
Kebutuhan
Apr-17
-243,5
Neraca Domestik
Sumber : Ditjen. Perkebunan (Diolah BKP
3.5.2. PERKEMBANGAN HARGA GULA PASIR
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi kenaikan pada harga gula
pasir. Kenaikan harga gula pasir yang terjadi relatif kecil sebesar 0,96%. Dengan kisaran
harga rata-rata sebesar Rp 15.032/kg. Sementara di tingkat provinsi, kondisi harga gula pasir
pada bulan April 2017 menunjukkan kondisi yang bervariasi. Hasil pemantauan data panel
harga BKP harga gula pasir mengalami kenaikan untuk wilayah Jambi, Kalteng, Kaltim,
Lampung, dan Sumut. Dengan kisaran kenaikan harga sebesar 0,29%-5,27%. Sementara
untuk wilayah yang mengalami penurunan harga terjadi di Aceh, Bali, Banten, Bengkulu,
DIY, DKI Jakarta, Gorontalo, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltara, Babel,
Riau, NTB, NTT, Papua, Papua Barat, Riau, Sulbar, Sulut, Sulsel, Sultra, Sulut, Sumbar dan
Sumsel dengan kisaran penurunan sebesar 0,13%-12,29%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di
Malut sebesar Rp.15.889/kg dan terendah di Jatim sebesar Rp.12.475/kg.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
15
Gambar 9. Perkembangan Harga Gula Pasir di tingkat Nasional
Gula Pasir
Rp/Kg
15.300
15.200
15.100
15.000
14.900
Gula Pasir
14.800
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Tngkat fluktuasi harga gula pasir nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk gula pasir sebesar
0,54% . Sementara untuk disparitas harga gula pasir antar wilayah sebesar 6,22%.
3.6.
CABAI
3.6.1. KONDISI KETERSEDIAAN CABAI
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca cabai domestik menunjukan kondisi aman atau surplus. Perkiraan ketersediaan cabai
besar pada bulan April sebesar 105,8 ribu Ton sedangkan kebutuhan cabai besar yang terdiri
dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak langsung
sebesar 97,7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus 7,9 ribu ton. Sementara
perkiraan ketersediaan cabai rawit pada bulan April sebesar 82,4 ribu Ton sedangkan
kebutuhan cabai rawit yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga
dan konsumsi tidak langsung sebesar 74,7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik
surplus 7,7 ribu ton.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
16
Gambar 10. Ketersediaan dan Konsumsi Cabai Besar
Ribu Ton
120,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Cabai Besar Tahun 2017
104,7
104,7
98,3
100,0
105,5
97,6
105,8
97,7
97,9
80,0
60,0
40,0
20,0
7,9
7,1
6,5
7,9
0,0
Jan-17
Feb-17
Mar-17
Ketersediaan
Kebutuhan
Apr-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Gambar 11. Ketersediaan dan Konsumsi Cabai Rawit
Ribu Ton
90,0
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Cabai Rawit Tahun 2017
77,8
77,9
72,3
5,5
Jan-17 Ketersediaan
78,3
72,4
82,4
5,8
5,5
Feb-17
Kebutuhan
74,7
72,5
7,7
Mar-17 Neraca Domestik Apr-17
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Dengan naiknya produksi cabai nasional pada buan April ini, pasokan cabai ke Pasar Induk
Kramat Jati (PIKJ) sebagai pasar yang menjadi barometer ketersediaan cabai dipasaran juga
menunjukkan peningkatan. Rata-rata pasokan cabai yang masuk ke PIKJ sebesar 94,11
Ton/hari atau naik sebesar 7,96 % dibandingkan rata-rata pasokan per hari untuk periode
bulan sebelumnya. Peningkatan kenaikan pasokan cabai ini merupakan dampak dari kenaikan
pasokan cabai rawit sebesar 52,25 % dari 16,51 Ton/hari menjadi 25,41 Ton/hari.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
17
Gambar 12. Pasokan Cabai di Pasar Induk Kramat Jati
140
120
Ton
100
Cabai
Pasokan Normal
80
60
40
20
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : PIKJ (Diolah)
Tabel 1. Pasokan Cabai di Pasar Induk Kramat Jati (Ton/Hari)
Bulan
Jan'17
Feb'17
Mar'17
Apr'17
Rata-rata
% Pertumbuhan Mar ~
Feb
Cabe Merah
Kriting
Cabe Rawit
Merah
Cabe Merah
Besar
Cabe Rawit
Hijau
total cabai
36,26
28,36
32,74
33,50
32,72
9,33
12,39
16,51
25,14
15,85
11,09
17,93
19,00
18,07
16,52
5,57
15,18
18,91
20,29
14,99
61,02
73,86
87,17
94,11
79,04
2,31
52,25
(4,89)
7,25
7,96
Sumber : PIKJ
3.6.2. PERKEMBANGAN HARGA CABAI
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi penurunan harga cabai baik
cabai rawit maupun cabai merah keriting. Penurunan harga cabai terjadi sejak minggu ke-1
April 2017 sampai dengan minggu ke-4 April 2017. Penurunan harga cabai rawit sebesar
41,89% sedangkan cabai merah keriting sebesar 16,19% dibandingkan bulan Maret 2017.
Namun harga pada bulan ini masih cukup tinggi yakni harga rata-rata untuk cabai rawit
sekitar Rp 54.455/kg sedangkan cabai merah keriting sebesar Rp 30.754/kg.
Di tingkat provinsi, kondisi harga cabai merah keriting pada bulan April 2017 secara umum
menunjukan penurunan harga. Dari hasil pemantauan data panel harga BKP harga cabai
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
18
merah keriting turun hampir di semua wilayah kecuali NTT dan Papua. Dengan kisaran
penurunan harga sebesar 0,22%-28,49%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di NTT sebesar
Rp.66.111/kg dan terendah di DIY sebesar Rp.18.965/kg.
Gambar 13. Perkembangan Harga Cabai di tingkat Nasional
Rp/Kg
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
Cabai Rawit
Cabai Merah
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Tingkat fluktuasi harga cabai nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama periode
Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk cabai rawit sebesar
40,82% dan cabai merah keriting sebesar 23,46%. Besaran CV tersebut masih dipandang
melebihi bawah batas CV normal2. Sementara untuk disparitas harga cabai merah keriting
antar wilayah sebesar 33,78%.
3.7.
BAWANG MERAH
3.7.1. KONDISI KETERSEDIAAN BAWANG MERAH
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca bawang merah domestik menunjukan kondisi aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan bawang merah pada bulan April sebesar 132,0 ribu Ton sedangkan kebutuhan
bawang merah yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan
konsumsi tidak langsung sebesar 98,7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus
10,3 ribu ton.
2
CV normal cabai sebesar 28% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
19
Gambar 14. Ketersediaan dan Konsumsi Bawang merah
Ribu Ton
160,0
140,0
120,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Bawang Merah Tahun 2017
140,0
132,0
131,0
100,1
98,6
15,5
132,0
10,3
9,5
Jan-17
Feb-17
Ketersediaan
98,7
98,6
10,3
Mar-17
Kebutuhan
Apr-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Pasokan bawang merah ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) sebagai pasar yang menjadi
barometer ketersediaan bawang dipasaran juga menunjukkan penurunan. Pasokan bawang
merah yang masuk ke PIKJ sebesar 83,14 Ton/hari atau turun sebesar 2,16% dibandingkan
rata-rata pasokan per hari untuk periode bulan sebelumnya. Rata-rata pasokan bawang merah
masih dirasakan dibawah pasokan normal per hari yakni 7,62% di bawah pasokan bawang
merah normal sebesar 90 Ton/hari.
Gambar 15. Pasokan Bawang Merah di Pasar Induk Kramat Jati
120
Bawang Merah
Pasokan Normal
100
Ton
80
60
40
20
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : PIKJ (Diolah)
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
20
3.7.2. PERKEMBANGAN HARGA BAWANG MERAH
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi penurunan harga bawang
merah. Penurunan harga bawang merah terjadi sejak minggu ke-2 April 2017 sampai pada
akhir April 2017. Penurunan harga bawang merah sebesar 17,17% dibandingkan bulan Maret
2017 dengan kisaran harga rata-rata sebesar Rp 32.174/kg.
Gambar 16. Perkembangan Harga Bawang Merah di tingkat Nasional
Bawang Merah
Rp/Kg
42.000
40.000
38.000
36.000
34.000
32.000
Bawang Merah
30.000
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Di tingkat provinsi, kondisi harga bawang merah pada bulan April 2017 secara umum
mengalami penurunan harga. Dari hasil pemantauan data panel harga BKP harga bawang
merah mengalami penurunan hampir di semua wilayah kecuali Kaltim, Maluku dan Sumut.
Dengan kisaran penurunan harga bawang merah sebesar 0,89%-22,93%. Rata-rata harga
tertinggi terjadi di Papua sebesar Rp.52.059/kg dan terendah di Aceh sebesar Rp.21.211/kg.
Tingkat fluktuasi harga bawang merah nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk bawang merah
sebesar 11,53%. Besaran CV tersebut masih di bawah batas CV normal fluktuasi harga
bawang merah3. Sementara untuk disparitas harga bawang merah antar wilayah relatif tinggi
sebesar 20,99% lebih kecil dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
3
CV normal bawang merah sebesar 28% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
21
3.8.
DAGING SAPI
3.8.1. KONDISI KETERSEDIAAN DAGING SAPI
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca domestik daging sapi menunjukan kondisi yang tidak aman atau defisit. Perkiraan
ketersediaan daging sapi pada bulan April sebesar 39,0 ribu Ton sedangkan kebutuhan daging
sapi yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak
langsung sebesar 49,7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik defisit 10,7 ribu ton.
Gambar 17. Ketersediaan dan Konsumsi Daging sapi
Ribu Ton
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Daging Sapi Tahun 2017
50,1
55,0
45,0
49,7
39,3
49,7
39,0
49,7
39,0
39,0
35,0
25,0
15,0
5,0
-5,0
-15,0
-25,0
Jan-17
Feb-17
-10,8
Ketersediaan
Mar-17
-10,7
Kebutuhan
Apr-17
-10,7
-10,7
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
3.8.2. PERKEMBANGAN HARGA DAGING SAPI
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi penurunan pada harga
daging sapi. Penurunan harga daging sapi sudah terjadi sejak awal minggu ke-1 Februari
2017 akan tetapi berangsur turun pada minggu III April 2017. Penurunan harga daging sapi
curah sebesar 0,79% dibandingkan bulan Februari 2017 dengan kisaran harga rata-rata
sebesar Rp 114.447/kg.
Di tingkat provinsi, kondisi harga daging sapi pada bulan April 2017 menunjukan kondisi
yang bervariasi. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga daging sapi mengalami
penurunan untuk wilayah Aceh, Bali, Gorontalo, Jateng, Jatim, Kalsel, Kalteng, Kepri, NTB,
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
22
NTT, Papua Barat, Sulbar, dan Sulut dengan kisaran penurunan harga sebesar 0,10%-11,23%.
Sementara daerah yang mengalami kenaikan harga antara lain Bali, Bengkulu, DIY, DKI
Jakarta, Jambi, Jabar, Kalbar, Kaltim, Kaltara, Babel, Lampung, Maluku, Maluku Utara,
Papua, Riau, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sumbar, Sumsel dan Sumut. Rata-rata harga tertinggi
terjadi di Kalimantan Utara sebesar Rp.136.184/kg dan terendah di Maluku sebesar
Rp.88.571/kg.
Gambar 18. Perkembangan Harga Daging Sapi di tingkat Nasional
Daging Sapi
Rp/Kg
117.000
116.000
115.000
114.000
Daging Sapi
113.000
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Tingkat fluktuasi harga daging sapi nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk harga daging sapi
sebesar 0,71%. Besaran CV tersebut masih di bawah batas CV normal fluktuasi harga daging
sapi4. Sementara untuk disparitas harga daging sapi antar wilayah relatif tinggi sebesar
10,23% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
3.9.
DAGING AYAM RAS
3.9.1. KONDISI KETERSEDIAAN DAGING AYAM
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca domestik daging ayam menunjukan kondisi yang aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan daging ayam pada bulan April sebesar 269,9 ribu Ton sedangkan kebutuhan
daging ayam yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan
4
CV normal daging sapi sebesar 10% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
23
konsumsi tidak langsung sebesar 265,2 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus
4,7 ribu ton.
Gambar 19. Ketersediaan dan Konsumsi Daging ayam
Ribu Ton
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Daging Ayam Ras Tahun 2017
300,0
272,1 267,3
269,9 265,2
269,9 265,2
250,0
200,0
150,0
100,0
50,0
4,8
4,7
4,7
0,0
Jan-17
Feb-17
Ketersediaan
Kebutuhan
Mar-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
3.9.2. PERKEMBANGAN HARGA DAGING AYAM
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 harga daging ayam ras cenderung
naik dibandingkan dengan bulan Maret 2017. Kenaikan harga daging ayam ras terjadi sejak
minggu ke-3 Maret 2017 sampai dengan akhir minggu April 2017. Kisaran harga rata-rata
daging ayam ras sebesar Rp 30.673/kg.
Gambar 20. Perkembangan Harga Daging Ayam di tingkat Nasional
Rp/Kg
36.000
Daging Ayam
34.000
32.000
30.000
28.000
Daging Ayam
26.000
Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-V Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17Feb'17Feb'17Feb'17Mar'17Mar'17Mar'17Mar'17Mar'17Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
24
Di tingkat provinsi, kondisi harga daging ayam ras pada bulan April 2017 menunjukkan
kondisi yang berbeda. Dari hasil pemantauan data panel harga BKP harga daging ayam ras
terdapat beberapa wilayah yang mengalami penuruan harga seperti di Bali, Bengkulu,
Gorontalo, Jabar, Kalbar, Kepri, Maluku, Maluku Utara, NTB, NTT, Papua, Papua Barat,
Riau, Sulbar, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut, Sumbar, dan Sumut. Dengan kisaran penurunan
harga berkisar antara 0,44%- 21,59%. Sementara daerah yang mengalami kenaikan harga
daging ayam antara lain Aceh, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jateng, Jatim,
Kalsel,Kalteng, Kaltim, Kaltra, Babel, Lampung dan Sumsel dengan kisaran kenaikan harga
0,07%- 24,73%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Kaltara sebesar Rp.42.855/kg dan
terendah di Sulsel sebesar Rp. 21.757/kg.
Tingkat fluktuasi harga daging ayam nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk harga daging
ayam sebesar 4,83%. Besaran CV tersebut masih di bawah batas CV normal fluktuasi harga
daging ayam5. Sementara untuk disparitas harga daging ayam antar wilayah relatif tinggi
sebesar 14,71% lebih rendah dibandingkan dengan disparitas bulan sebelumnya.
3.10. TELUR AYAM RAS
3.10.1. KONDISI KETERSEDIAAN TELUR AYAM
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca domestik telur ayam ras menunjukan kondisi yang aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan telur ayam pada bulan April sebesar 182,3 ribu Ton sedangkan kebutuhan telur
ayam yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan konsumsi
tidak langsung sebesar 146,5 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus 35,9 ribu
ton.
5
CV normal daging ayam sebesar 10% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
25
Gambar 21. Ketersediaan dan Konsumsi Telur ayam
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Telur Ayam Ras Tahun 2016
Ribu Ton
183,8
200,0
180,0
160,0
140,0
120,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
182,3
147,6
182,3
146,5
36,2
146,5
35,9
Jan-17
146,5
35,9
Feb-17
Ketersediaan
182,3
35,9
Mar-17
Kebutuhan
Apr-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
3.10.2. PERKEMBANGAN HARGA TELUR AYAM
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi kenaikan pada harga telur
ayam ras. Kenaikan harga telur ayam sudah terjadi minggu ke-2 April 2017. Kenaikan harga
telur ayam ras sebesar 0,40% dibandingkan bulan Maret 2017 dengan kisaran harga rata-rata
sebesar Rp 19.460/kg.
Gambar 22. Perkembangan Harga Telur Ayam Ras di tingkat Nasional
Telur Ayam
Rp/Kg
22.000
21.500
21.000
20.500
20.000
19.500
19.000
18.500
18.000
17.500
Telur Ayam
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Di tingkat provinsi, kondisi harga telur ayam pada bulan April 2017 menunjukkan kondisi
yang bervariasi akantetapi secara umum menunjukan penurunan harga. Hasil pemantauan
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
26
data panel harga BKP penurunan harga telur ayam ras untuk wilayah Banten, Bengkulu, DKI
Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kepri, NTT, Papua, Riau,
Sulbar, Sulsel, Sultra, Sulut, Sumsel dan Sumut. Dengan kisaran penurunan harga sebesar
0,14%-9,82%. Namun ada beberapa wilayah yang mengalami kenaikan harga seperti terjadi
di DIY, Lampung, dan Sumut dengan kisaran kenaikan sebesar 0,25%-8,88%. Sementara
daerah yang mengalami kenaikan antara lain Aceh, Bali, DIY, Jabar, Kalteng, Kaltim, Babel,
Lampung, Maluku, Maluku Utara, NTB, Papua Barat, dan Sumbar dengan kisaran kenaikan
harga 1,14%-10,99%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar Rp.39.746/kg
dan terendah di Jatim sebesar Rp.17.208/kg.
Tingkat fluktuasi harga telur ayam nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk harga telur ayam
sebesar 3,63%. Besaran CV tersebut masih di bawah batas CV normal fluktuasi harga telur
ayam6. Sementara untuk disparitas harga telur ayam antar wilayah relatif tinggi sebesar
21,03% lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
IV.
KESIMPULAN
Kondisi ketersediaan bahan pangan pada bulan April 2017 secara umum dalam kondisi
aman atau surplus kecuali untuk kedelai, daging sapi dan gula pasir. Beras surplus 3.239,2
ribu ton, kedelai defisit 161,0 ribu ton, jagung surplus 479,2 ribu ton, minyak goreng surplus
1.172,5 ribu ton, gula pasir defisit 170,3 ribu ton, cabai besar domestik surplus 7,9 ribu ton,
cabai rawit surplus 5,8 ribu ton, bawang merah 10,3 ribu ton, daging sapi defisit 10,7, daging
ayam ras surplus 4,7 ribu ton dan telur ayam ras surplus 35,9 ribu ton.
Kondisi pasokan beras, cabai dan bawang merah di pasar Induk. Pasokan beras di pasar
induk pada bulan April 2017 menunjukan penurunan pasokan. Pasokan beras ke PIBC
mengalami turun sebesar 10,30% yakni dari 81.127 Ton menjadi 72.770 Ton. Sementara
6
CV normal telur ayam ras sebesar 10% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
27
pasokan cabai yang masuk ke PIKJ sebesar 94,11 Ton/hari atau naik sebesar 7,96%
dibandingkan rata-rata pasokan per hari untuk periode bulan sebelumnya. Dan pasokan
bawang merah yang masuk ke PIKJ sebesar 83,14 Ton/hari atau turun 2,66% dibandingkan
rata-rata pasokan per hari untuk periode bulan sebelumnya.
Kondisi harga pangan secara nasional pada bulan April 2017 secara umum menunjukan
penurunan harga kecuali harga daging ayam ras dan telur ayam ras. Dibandingkan bulan
sebelumnya harga beras dan beras umum masing-masing turun 0,47% dan 4,58%, harga
kedelai turun 1,32%, harga jagung naik 0,45%, minyak goreng turun 2,23%, gula pasir turun
0,96%, cabai rawit trurun 16,19%, cabai rawit turun 41,89%, bawang merah turun 17,17%,
daging sapi turun 0,17 %, daging ayam ras naik 2,41% dan telur ayam ras naik 0,40%.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
28
V.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pertanian . (2010). Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Periode 20102014. Jakarta.
Bidang Harga Pangan . (2017). Kompilasi Data Panel 2017.Jakarta.
Bidang Harga Pangan . Kompilasi Harga dan Pasokan Sayur dan Buah di Pasar Induk
Keramat Jati (PIKJ).
Bidang Harga Pangan. (Januari - April 2017). Kompilasi Harga Beras Pasar Induk Beras
Cipinang (PIBC). 2017.
BPS. (2014). Berita Resmi Statistik, Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi.
No.70/10/Th.XVII, 1 Oktober 2014.
BPS. Perkembangan Harga Pangan strategis di 82 kota.
Walpole. (2000). Pengantar Statistik. Edisi 3. Gramedia Pustaka Utama.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
29
VI.
LAMPIRAN
Tabel 1. Perkembangan Harga Beras, Minyak Goreng Curah dan Gula Pasir
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bulan
Minggu
Jan'17
Mg-I
Jan'17
Mg-II
Jan'17
Mg-III
Jan'17
Mg-IV
Feb'17
Mg-I
Feb'17
Mg-II
Feb'17
Mg-III
Feb'17
Mg-IV
Mar'17
Mg-I
Mar'17
Mg-II
Mar'17
Mg-III
Mar'17
Mg-IV
Mar'17
Mg-V
Apr'17
Mg-I
Apr'17
Mg-II
Apr'17
Mg-III
Apr'17
Mg-IV
Rata-rata April
Rata-rata Maret
April `Maret 2017 (%)
CV
Beras
termura
h
13.217
7.500
13.224
7.681
13.221
7.727
13.224
7.727
13.223
7.727
13.213
7.727
13.206
7.727
13.195
7.727
13.194
7.727
13.141
7.878
13.124
7.933
13.115
7.933
13.086
7.933
13.077
7.933
13.068
7.489
13.069
7.329
13.068
7.329
13.071
7.520
13.132
7.881
(0,47)
(4,58)
0,50
2,60
Beras
Umum
Migor
Curah
Gula
Pasir
12.542
12.539
12.539
12.560
12.676
12.630
12.630
12.865
13.059
13.085
13.018
12.883
12.869
12.830
12.677
12.662
12.606
12.694
12.983
(2,23)
1,48
15.069
15.084
15.079
15.118
15.165
15.163
15.158
15.254
15.255
15.185
15.193
15.122
15.131
15.134
15.038
14.956
14.999
15.032
15.177
(0,96)
0,54
Sumber : BPS
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
30
Tabel 2. Perkembangan Harga Daging Sapi, Daging Aya, Telur Ayam Ras , Cabai dan
Bawang Merah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bulan
Minggu
Jan'17
Mg-I
Jan'17
Mg-II
Jan'17
Mg-III
Jan'17
Mg-IV
Feb'17
Mg-I
Feb'17
Mg-II
Feb'17
Mg-III
Feb'17
Mg-IV
Mar'17
Mg-I
Mar'17
Mg-II
Mar'17
Mg-III
Mar'17
Mg-IV
Mar'17
Mg-V
Apr'17
Mg-I
Apr'17
Mg-II
Apr'17
Mg-III
Apr'17
Mg-IV
Rata-rata April
Rata-rata Maret
April `Maret 2017 (%)
CV
Daging
Sapi
Daging
Ayam
116.399
116.326
116.345
116.000
116.064
115.907
115.907
115.931
114.710
114.628
114.610
114.660
114.624
114.465
114.429
114.416
114.479
114.447
114.646
(0,17)
0,71
33.730
33.275
33.299
32.633
31.347
29.927
29.074
29.500
29.879
28.982
30.425
30.366
30.108
30.320
30.739
30.964
30.670
30.673
29.952
2,41
4,83
Telur
Ayam
21.737
21.021
20.380
20.302
20.040
19.848
19.968
19.818
19.470
19.179
19.157
19.600
19.511
19.257
19.207
19.207
20.169
19.460
19.383
0,40
3,63
Cabai
Rawit
92.562
91.931
94.571
99.471
101.369
112.515
110.939
114.007
108.629
107.821
97.262
83.364
71.452
57.937
53.687
53.664
52.531
54.455
93.706
(41,89)
40,82
Cabai
Merah
44.904
47.306
45.264
46.798
49.866
49.740
43.061
42.923
39.887
40.038
38.894
34.272
30.384
29.601
30.749
30.464
32.201
30.754
36.695
(16,19)
23,46
Bawang
Merah
34.421
33.390
32.213
32.434
31.870
32.842
39.865
40.591
40.816
41.033
40.242
37.171
34.956
32.901
32.106
31.671
32.016
32.174
38.844
(17,17)
11,53
Sumber : BPS
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
31
LAPORAN ANALISIS KONDISI
HARGA PANGAN TINGKAT
KONSUMEN
APRIL 2017
Disusun oleh : Yanti Nurhayanti, M.S.E
PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
Abstrak
Analisis harga pangan tingkat konsumen merupakan upaya untuk mengetahui peringatan dini
terjadinya perubahan pasokan dan permintaan selama periode tertentu. Dengan menggunakan
analisis lintas sektor melalui kondisi ketersediaan bahan pangan strategis, pasokan pangan,
harga tingkat nasional dan harga tingkat provinsi dilakukan analisis harga pangan tingkat
konsumen untuk periode bulan April 2017. Adapun metode analisis yang digunakan
menggunakan analisis statistik deskriptif dan koefesien variasi sebagai indikator fluktuasi dan
disparitas harga pangan. Hasilnya menunjukan tingkat ketersediaan pangan secara nasional
tersedia aman. Pada bulan April 2017 harga pangan tingkat nasional secara umum
menunjukan penurunan. Namun ketersediaan bahan pangan pada bulan April 2017 cenderung
turun dibandingkan bulan sebelumnya. Pasokan beras dan cabai di pasar induk masih
menunjukan kenaikan akan tetapi kenaikannya relatif kecil. Bahkan pasokan bawang merah
di pasar induk sudah menunjukan penurunan. Jika tidak dilakukan upaya tindak lanjut maka
kemungkinan akan terjadi kenaikan harga bawang merah ataupun banahan pangan lain pada
periode yang akan datang. Meskipun demikian fluktuasi harga pangan tingkat nasional masih
relatif stabil dengan besaran CV relatif kecil. Disparitas harga pangan antar wilayah pada
bulan April masih cukup tinggi.
I.
PENDAHULUAN
Salah satu indikator untuk mengetahui ketersediaan dan keterjangkauan pangan adalah
kondisi harga pangan pokok di tingkat konsumen. Harga pangan tingkat konsumen
merupakan salah satu indikator yang dapat menjelaskan kondisi ketersediaan pasokan,
permintaan, kelancaran distribusi pangan, kondisi perdagangan, dampak implementasi
kebijakan pemerintah, daya beli masyarakat, kesejahteraan petani/produsen, dan sebagainya.
Dengan demikian hasil analisis data harga pangan tingkat konsumen merupakan indikator
kondisi ketahanan pangan pada waktu tertentu di suatu wilayah. Sebagai indikator sistem
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
1
ditribusi pangan, kondisi harga pangan tingkat konsumen dapat digunakan sebagai peringatan
dini terjadinya perubahan pasokan dan permintaan selama periode tertentu. Dengan demikian
mengetahui dinamika kondisi harga pangan di tingkat konsumen, maka kondisi dan
permintaan bahan pangan tersebut dapat diperkirakan sehingga dapat diantisipasi terjadinya
gejolak harga.
Oleh karena itu, data harga pangan tingkat konsumen harus tersedia setiap saat dan
dikumpulkan secara berkelanjutan. Hasil analisis dapat dijadikan sebagai bahan deteksi dini
dan bahan perumusan kebijakan yang tepat waktu dan tepat sasaran serta untuk
mengantisipasi berbagai masalah yang terkait dengan stabilitas harga pangan dan
perekonomian nasional. Untuk melihat sejauh mana perkembangan dari hasil pemantauan
dan analisis harga pangan tingkat konsumen pada Tahun 2017, maka disusunlah Laporan
Analisis Kondisi Harga Pangan Pokok dan Strategis Periode April 2017. Laporan ini
diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan dan pertimbangan pimpinan dalam
mengambil kebijakan terkait harga pangan tingkat konsumen khususnya, maupun harga
pangan pada umumnya untuk periode berikutnya.
II.
METODE
2.1.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan yang menjadi acuan penyusunan laporan analisis harga pangan
pokok Strategis adalah:
a. Analisis ketersediaan dan pasokan pangan;
b. Pengumpulan dan analisis harga pangan di dalam negeri pada tingkat nasional
maupun tingkat provinsi;
Dalam penyusunan laporan ini, data harga pangan yang diolah dan dianalisis (desk study)
meliputi perkembangan harga pangan pokok selama bulan April 2017, terutama yang
mengalami gejolak harga serta analisis faktor-faktor penyebabnya.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
2
2.2.
LOKASI DAN WAKTU PEMANTAUAN
Lokasi pemantauan harga konsumen yang digunakan untuk analisis adalah di tingkat pusat
(nasional) dan di daerah. Di pusat meliputi perkembangan harga yang menjadi barometer
harga nasional, seperti harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), serta harga sayur
di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ). Sedangkan di tingkat daerah meliputi 34 provinsi untuk
perkembangan harga pangan pokok konsumen.
2.3.
KOMODITAS YANG DIPANTAU
Komoditas dalam negeri yang dipantau dan dianalisis meliputi 10 komoditas, yaitu beras,
minyak goreng, gula pasir, bawang, cabai, kedelai, jagung, daging ayam ras, telur ayam dan
daging sapi.
2.4.
JENIS, SUMBER, DAN PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Jenis data yang dikumpulkan pada saat pemantauan harga pangan secara mingguan atau
bulanan. Adapun sumber datanya dikumpulkan langsung ke obyek yang diamati (data primer)
yang dilakukan secara rutin maupun secara optional (sesuai dengan kebutuhan) melalui
kegiatan panel data BKP. Selain pengumpulan data primer, juga dilakukan pengumpulan
data secara sekunder dari berbagai sumber yang mengumpulkan data harga pangan seperti
Laporan harga daerah baik mingguan/bulanan/tahunan dari Badan/Kantor/Instansi yang
menangani ketahanan pangan daerah, instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS),
Kementerian Perdagangan/Dinas Perdagangan, dan lain-lain. Selain data harga, dikumpulkan
juga data penunjang lainnya sesuai dengan kebutuhan analisis seperti data pasokan,
ketersediaaan, permintaan dan informasi yang mendukung lainnya.
Prosedur pengumpulan data harga konsumen di tingkat grosir/eceran adalah melakukan
pendataan/pencatatan data harga dan pasokan langsung ke pedagang grosir atau eceran di
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
3
pasar-pasar besar yang menjadi barometer harga. Pendataan tersebut dilakukan oleh pejabat
atau staf Badan Ketahanan Pangan (BKP) Pusat/daerah. Pendataan bisa dilakukan juga oleh
petugas enumerator diluar instansi yang ditugasi untuk memantau harga dan pasokan oleh
BKP pusat/daerah, misalnya BKP-pusat telah menunjuk petugas enumerator di PIBC, dan
Pasar Induk Kramat Jati untuk melaporkan data harga pangan dan pasokan ke kantor BKPpusat secara harian.
2.5.
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Data yang telah dikumpulkan, direkapitulasi, dikompilasi, dan ditabulasi menjadi data
mingguan, bulanan dan tahunan yang selanjutnya dapat analisis sesuai dengan kebutuhan.
Untuk menyeragamkan format rekapitulasi harga pangan konsumen antar provinsi/kabupaten/
kota. Metode analisis yang digunakan dalam kegiatan harga pangan konsumen adalah metode
statistik deskriptif.
Analisis metode statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum kondisi
pangan pada masa lalu ataupun saat ini secara numerik ataupun grafis (tabel dan grafik)
sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna. Metode pengolahan yang digunakan diantaranya
rata-rata, maksimal, minimal, median, standar deviasi, dan Coefisien Variations (CV).
Untuk menggambarkan fluktuasi harga digunakan Coefficient of Variation atau koefisien
keragaman (KK) harga. Koefisien keragaman merupakan rasio antara simpangan standar
(standard deviation) dengan nilai rata-rata (mean). Koefisien keragaman (KK) dinyatakan
dalam persentase dan berguna untuk melihat sebaran data dari rata-rata hitungnya (Walpole,
2000). Semakin kecil koefisien keragaman dari suatu kelompok data maka data tersebut
homogen dan ini berarti harga semakin stabil atau tidak berfluktuasi.
Koefisien keragaman dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
�
�� = � � 100 persen
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
(1)
4
Dimana σ adalah standar deviasi dari harga cabai dan μ adalah rata-rata harga cabai.
�=
�=
�( � 2 −( �)2
(2)
�
(3)
� (�−1)
�
III.
HASIL PEMBAHASAN
3.1.
BERAS
3.1.1. KONDISI KETERSEDIAAN BERAS
Berdasarkan hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan beras pada bulan April
2017, perkiraan neraca beras domestik menunjukan kondisi aman. Perkiraan ketersediaan
beras pada bulan April sebesar 5.703,8 ribu Ton mengalami penurunan dibandingkan bulan
sebelumnya. Sementara kebutuhan beras yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung
tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak langsung sebesar 2.464,5 ribu Ton. Sehingga
perkiraan neraca domestik surplus 3.239,2 ribu ton.
Gambar 1. Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Beras di tingkat Nasional
Ribu Ton
10.000,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Beras Tahun 2017
8.554,0
8.000,0
6.089,4
6.000,0
4.000,0
5.703,8
4.757,9
2.572,0
2.484,4
2.464,5
2.293,3
2.464,5
3.239,2
2.464,5
Feb-17
Mar-17
Apr-17
2.000,0
87,6
0,0
-2.000,0
Jan-17
Ketersediaan
Kebutuhan
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Dilihat dari sasaran produksi gabah yang dikeluarkan oleh Ditjen. Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian menunjukan bahwa memang terjadi penurunan produksi pada bulan
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
5
April ini. Produsi padi pada bulan April diperkirakan turun dari 12,69 juta ton menjadi 7,62
juta ton.
Dilihat dari pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebagai indikator pasokan
beras ke tingkat pasar grosir menunjukan kondisi yang tidak jauh berbeda yakni adanya
penurunan pasokan. Dibandingkan dengan pasokan bulan sebelumnya penurunan pasokan
beras sebesar 10,30% yakni dari 81.127 Ton menjadi 72.770 Ton. Namun demikian
pemasukan beras tersebut masih lebih tinggi dari kondisi normal yakni sebesar 60.000 Ton
atau lebih tinggi 21,60% diatas pasokan normal.
Pada bulan April penurunan pasokan terjadi dari beberapa wilayah. Wilayah tersebut antara
lain Jawa Tengah yang merupakan pemasok tertinggi ke PIBC turun 11,25% dari 19.401
Ton menjadi 17.401 Ton. Cirebon turun 26, 22% dari 22.475 Ton menjadi 16.581 Ton.
Bandung turun 22,05% dari 7.811 Ton menjadi 6.088 Ton. Cianjur turun 32,79% dari 982
Ton menjadi 704 Ton. Banten turun 11, 25% dari 542 Ton menjadi 241Ton. pasokan
Pemasukan beras dari PIBC tersebut mayoritas berasal dari Jateng, Jabar, dan Jatim.
Gambar 1. Pemasukan Beras ke PIBC
Sumber : PIBC (Diolah BKP)
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
6
3.1.2. PERKEMBANGAN HARGA BERAS
Perkembangan harga beras di tingkat grosir Pasar Induk Beras Cipinang, beras premium
(Cianjur Kepala) mengalami penurunan sedangkan beras medium (IR 64-II) dan termurah
(IR 64-III) menunjukkan kenaikan. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya penurunan harga
beras premium (Cianjur Kepala) sebesar 1,05% dari Rp 13.500 menjadi Rp 13.357/kg.
Sementara beras medium (IR 64-II) dan termurah (IR 64-III) masing-masing naik sebesar
2,78% dan 3,02%. Rata-rata harga pada bulan April untuk beras medium sebesar Rp
8.975/kg, dan harga beras termurah sebesar Rp 7.975/kg. Namun dilihat dari fluktuasi harga
yang digambarkan oleh tingkat keragaman (koefisien variasi), harga beras jenis medium dan
beras termurah selama bulan Januari sampai dengan April 2017
lebih berfluktuasi
dibandingkan dengan beras premium. Koefesien variasi untuk beras medium 1,66% , beras
termurah 2,06% dan beras premium 0,75%.
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 masih terjadi penurunan harga
beras eceran baik untuk jenis beras umum maupun beras termurah. Penurunan harga beras
umum dan beras termurah masing-masing sebesar 0,47% dan 4,58% dibandingkan bulan
Maret 2017. Penurunan harga beras umum tersebut sudah mulai terjadi sejak minggu ke-2
Februari sampai dengan akhir April ke-4 Maret sedangkan beras termurah sejak minggu ke-2
April 2017. Rata-rata harga beras umum pada bulan April mencapai Rp.13.071/kg dan beras
termurah sebesar Rp 7.520/kg.
Di tingkat provinsi, kondisi harga beras pada bulan April 2017 secara umum menunjukkan
penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga
beras premium yang mengalami kenaikan untuk wilayah Bali, DI Yogyakarta, Gorontalo,
Jambi, Jateng, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kaltara, Babel, NTB, NTT, Papua Sulbar, Sumsel dan
Sumut dengan kisaran kenaikan harga antara 0,05%-4, 45%. Sementara untuk wilayah yang
mengalami penurunan harga terjadi di Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jabar, Jatim, Kalteng,
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
7
Kepri, Lampung, Maluku, Riau, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut, dan Sumbar dengan kisaran
penurunan sebesar 0,04%- 3,39%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar
Rp.17.363/kg dan terendah di Sultra sebesar Rp.10.077/kg.
Gambar 3. Perkembangan Harga Beras di tingkat Nasional
Rp/Kg
14.000
13.000
12.000
11.000
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Beras Umum
Beras termurah
Sumber : BPS (Diolah BKP)
Kondisi harga beras medium di beberapa provinsi menujukkan kondisi yang bervariasi juga
akatetapi secara umum mengalami penurunan. Penurunan harga beras medium terjadi untuk
wilayah Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Jateng, Jatim, Kaltim, Kepri, Lampung,
Maluku, NTB, NTT, Papua Barat, Sulbar, Sulteng, Sultra, Sulut, Sumbar dan Sumsel dengan
kisaran penurunan harga sebesar 0,06%-4,49%. Sementara untuk wilayah yang mengalami
kenaikan harga terjadi di Aceh, Bali, DI Yogyakarta, Gorontalo, Jambi, Jabar, Kalbar, Kalsel
Kalteng, Kaltara, Babel, Lampung, Papua, Riau dan Sumut dengan kisaran kenaikan sebesar
0,02%- 8,90%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar Rp.14.250/kg dan
terendah di Jateng sebesar Rp.9.036/kg.
Begitu juga dengan kondisi harga beras termurah di beberapa provinsi menujukan kondisi
yang bervariasi akantetapi secara umum terjadi penurunan. Penurunan harga beras termurah
terjadi untuk wilayah Bengkulu, Gorontalo, Jambi, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kepri,
Lampung, Maluku, Papua Barat, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sulut dan Sumsel dengan kisaran
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
8
penurunan harga sebesar 0,46%-8, 87%. Sementara untuk wilayah yang mengalami kenaikan
harga terjadi di Aceh, Bali, Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Kalteng,
Kaltara, Babel, NTB, NTT, Papua, Papua Barat, Riau, Sumbar dan Sumut dengan kisaran
kenaikan sebesar 0,07%- 14,21%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar
Rp.11.715/kg dan terendah di Jateng sebesar Rp.7.897/kg.
Tingkat fluktuasi harga beras nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama periode
Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk beras umum sebesar
0,50% dan beras termurah sebesar 2,6% di bawah CV normal yang dikeluarkan dalam
Renstra Kementan 2010-20151. Sementara untuk disparitas harga beras antar wilayah untuk
beras premium, beras medium dan merah termurah relatif masih tinggi yakni masing –masing
15,37%, 14,04% dan 10,64% lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
3.2.
KEDELAI
3.2.1. KONDISI KETERSEDIAAN KEDELAI
Berdasarkan hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan kedelai pada bulan April
2017, perkiraan neraca beras domestik menunjukan kondisi tidak aman atau defisit. Perkiraan
ketersediaan kedelai pada bulan April sebesar 75,8 ribu Ton lebih tinggi dibandingkan bulan
sebelumnya. Sementara kebutuhan kedelai yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung
tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak langsung sebesar 243,7 ribu Ton. Sehingga
perkiraan neraca domestik defisit 163,0 ribu ton.
Dilihat dari sasaran produksi kedelai yang dikeluarkan oleh Ditjen. Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian menunjukan bahwa memang terjadi penurunan produksi pada bulan
April ini. Produksi kedelai pada bulan April diperkirakan turun dari 79,13 ribu ton menjadi
68,52 ribu ton.
1
CV normal sebesar 5% untuk berbagai jenis beras
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
9
Gambar 4. Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Kedelai di tingkat Nasional
Ribu Ton
300,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2017
243,0
243,5
240,2
243,7
200,0
100,0
63,3
75,8
72,2
49,3
0,0
-100,0
-200,0
Jan-17
Feb-17
-179,7
Mar-17
-171,3
-191,0
Apr-17
-168,0
-300,0
Ketersediaan
Kebutuhan
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Namun kekurangan ketersediaan kedelai masih dapat dipenuhi dari pengadaan impor
kedelai. Impor kedelai dalam bentuk segar pada bulan April 2017 sebesar ribu ton. Besaran
impor tersebut diperkirakan dapat memenuhi defisit kedelai sebesar 168,0 ribu ton. Importasi
kedelai dalam bentuk segar pada bulan April 242,210 ribu ton.
3.2.2. PERKEMBANGAN HARGA KEDELAI
Berdasarkan pemantauan data panel harga BKP 2017, rata-rata harga kedelai pada bulan
April 2017 mengalami penurunan. Penurunan harga kedelai sebesar 1,32% dibandingkan
dengan harga bulan Maret 2017. Rata-rata harga kedelai pada bulan April mencapai
Rp.10.897/kg. Di tingkat provinsi, kondisi harga kedelai pada bulan April 2017 menunjukkan
kondisi yang bervariasi. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga kedelai mengalami
kenaikan untuk wilayah Bali, Banten, Gorontalo, Jambi, Jateng, Kaltim, Kaltara, Maluku,
NTB, Sulbar, Sultra, dan Sumbar dengan kisaran kenaikan harga sebesar 0,56%- 4,70%.
Sementara untuk wilayah yang mengalami penurunan harga terjadi di Aceh, Bengkulu, DIY,
DKI Jakarta, Jabar, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kep. Babel, Kepri, Lampung, Malut,
NTT, Papua Barat, Riau, Sulteng, Sulut, Sumsel dan Sumut dengan kisaran penurunan
sebesar 0,47%- 10,55%.
Rata-rata harga tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar
Rp.19.000/kg dan terendah di Jateng sebesar Rp.8.405/kg.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
10
3.3.
JAGUNG
3.3.1. KONDISI KETERSEDIAAN JAGUNG
Berdasarkan hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan jagung pada bulan April
2017, perkiraan neraca beras domestik menunjukan kondisi aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan jagung pada bulan April sebesar 2.165,8 ribu Ton lebih rendah dibandingkan
bulan sebelumnya. Sementara kebutuhan jagung yang terdiri dari kebutuhan konsumsi
langsung tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak langsung sebesar 1.686,6 ribu Ton.
Sehingga perkiraan neraca domestik surplus 479,2 ribu ton.
Gambar 5 . Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Jagung di tingkat Nasional
Ribu Ton
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Jagung Tahun 2017
7.500,0
5.024,8
5.500,0
3.517,2
3.500,0
1.916,3
1.519,0
1.500,0
(500,0)
2.716,6
2.308,3
2.226,8
1.290,4
479,2
397,2
Jan-17
Ketersediaan
2.165,8
1.686,6
Feb-17
Kebutuhan
Mar-17
Apr-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Dilihat dari sasaran produksi jagung yang dikeluarkan oleh Ditjen. Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian menunjukan bahwa memang terjadi penurunan produksi pada bulan
April ini. Produksi jagung pada bulan April diperkirakan turun dari 3.517,21 ribu ton menjadi
2.156,79 ribu ton.
3.3.2. PERKEMBANGAN HARGA JAGUNG
Berdasarkan pemantauan data panel harga BKP 2017, rata-rata harga jagung pada bulan April
2017 mengalami kenaikan. Kenaikan harga jagung sebesar 0,45% dibandingkan dengan
harga bulan Maret 2017. Rata-rata harga jagung pada bulan April mencapai Rp.6.886/kg. Di
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
11
tingkat provinsi, kondisi harga jagung pada bulan April 2017 menunjukkan kondisi yang
bervariasi. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga jagung mengalami kenaikan untuk
wilayah Bali, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Maluku, NTB, Riau, Sulbar,
Sulsel, Sulteng, Sumbar dan Sumut dengan kisaran kenaikan harga sebesar 0,61%-15,38%.
Sementara untuk wilayah yang mengalami penurunan harga terjadi di Aceh, Gorontalo, Jabar,
Jatim, Kalbar, Kaltim, Kaltara, Babel, Lampung, MAlut, NTT, Papua, Papua Barat, Sultra,
Sulut dan Sumut. dengan kisaran penurunan sebesar 0,04%- 6,56%. Rata-rata harga tertinggi
terjadi di Maluku sebesar Rp.12.900/kg dan terendah di Sumbar sebesar Rp.4.556/kg.
3.4.
MINYAK GORENG
3.4.1. KONDISI KETERSEDIAAN MINYAK GORENG
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca minyak goreng domestik menunjukkan kondisi aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan minyak goreng pada bulan April sebesar 1.888,2 ribu ton sedangkan kebutuhan
minyak goreng yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan
konsumsi tidak langsung sebesar 715,8 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus
1.172,5 ribu ton lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
Dilihat dari sasaran produksi minyak goreng yang dikeluarkan oleh Ditjen. Perkeebunan
Kementerian Pertanian menunjukan terjadi kenaikan produksi pada bulan Maret. Produksi
minyak goreng pada bulan April diperkirakan naik 3,02% dari 1.634,7 ribu ton menjadi
1.684,7 ribu ton. Dengan melimpahnya produksi minyak goreng, ekspor minyak goreng pada
bulan April masih dijalankan. Namun demikian dengan adanya adanya stok awal dan
produksi minyak goreng, ketersediaan minyak goreng masih tercukupi.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
12
Gambar 6. Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Minyak Goreng
di tingkat Nasional
Ribu Ton
2.000,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Minyak Goreng Tahun 2017
1.684,7
1.634,7
1.500,0
1.888,2
1.269,2
1.172,5
972,1
922,9
1.000,0
711,7
715,8
712,6
711,8
557,5
500,0
0,0
Jan-17
Ketersediaan
Feb-17
Kebutuhan
Mar-17
Neraca Domestik
Apr-17
Sumber : Ditjen. Perkebunan (Diolah BKP)
3.4.2. PERKEMBANGAN HARGA MINYAK GORENG
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi penurunan harga minyak
goreng. Lonjakan penurunan harga minyak goreng terjadi sejak minggu III Maret 2017.
Penurunan harga minyak goreng curah sebesar 2,23% dibandingkan bulan Maret 2017.
Dengan kisaran harga rata-rata sebesar Rp 12.694/kg.
Gambar 7. Perkembangan Harga Minyak Goreng di tingkat Nasional
Rp/Kg
13.200
13.100
13.000
12.900
12.800
12.700
12.600
12.500
12.400
12.300
12.200
Migor Curah
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Di tingkat provinsi, kondisi harga minyak goreng pada bulan April 2017 menunjukan kondisi
yang bervariasi. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga minyak goreng mengalami
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
13
kenaikan untuk wilayah Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung dan Sulbar. Dengan kisaran kenaikan
harga sebesar 0,46%-15,4%. Sementara untuk wilayah yang mengalami penurunan harga
terjadi di Gorontalo, Jambi, Jateng, Kalsel dan Sumut dengan kisaran penurunan sebesar
0,74%-5,49%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Kalimantan Utara sebesar Rp.14.970/kg dan
terendah di Kalimantan Selatan sebesar Rp.11.498/kg.
Tngkat fluktuasi harga minya goreng nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk beras umum
sebesar 1,48% . Sementara untuk disparitas harga minyak goreng curah
antar wilayah
sebesar 8,87%.
3.5.
GULA PASIR
3.5.1. KONDISI KETERSEDIAAN GULA PASIR
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca gula pasir domestik menunjukan kondisi tidak aman. Perkiraan ketersediaan gula pasir
pada bulan April sebesar 87,4 ribu Ton sedangkan kebutuhan gula pasir yang terdiri dari
kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga, konsumsi tidak langsung dan industri
rumah tangga sebesar 257, 7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik defisit 170,3 ribu
ton.
Dilihat dari sasaran produksi gula pasir yang dikeluarkan oleh Ditjen. Perkebunan
Kementerian Pertanian menunjukan terjadi kenaikan produksi pada bulan April yang cukup
signifikan. Produksi gula pasir pada bulan April diperkirakan 87.395 Ton dari 14.713 Ton.
Produksi gula pasir tersebut belum termasuk raw sugar yang diolah menjadi gula pasir.
Namun demikian dengan adanya adanya stok awal dan carry over dari stok bulan
sebelumnya ketersediaan gula pasir masih dapat mencukupi kebutuhan gula pasir.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
14
Gambar 8. Ketersediaan dan Konsumsi Gula pasir
Ribu Ton
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Gula Pasir Tahun 2017
300,0
258,2
234,8
257,7
193,4
200,0
87,4
100,0
14,7
2,9
0,0
0,0
-100,0
Jan-17
Feb-17
Mar-17
-200,0
-170,3
-190,6
-300,0
-234,8
Ketersediaan
Kebutuhan
Apr-17
-243,5
Neraca Domestik
Sumber : Ditjen. Perkebunan (Diolah BKP
3.5.2. PERKEMBANGAN HARGA GULA PASIR
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi kenaikan pada harga gula
pasir. Kenaikan harga gula pasir yang terjadi relatif kecil sebesar 0,96%. Dengan kisaran
harga rata-rata sebesar Rp 15.032/kg. Sementara di tingkat provinsi, kondisi harga gula pasir
pada bulan April 2017 menunjukkan kondisi yang bervariasi. Hasil pemantauan data panel
harga BKP harga gula pasir mengalami kenaikan untuk wilayah Jambi, Kalteng, Kaltim,
Lampung, dan Sumut. Dengan kisaran kenaikan harga sebesar 0,29%-5,27%. Sementara
untuk wilayah yang mengalami penurunan harga terjadi di Aceh, Bali, Banten, Bengkulu,
DIY, DKI Jakarta, Gorontalo, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltara, Babel,
Riau, NTB, NTT, Papua, Papua Barat, Riau, Sulbar, Sulut, Sulsel, Sultra, Sulut, Sumbar dan
Sumsel dengan kisaran penurunan sebesar 0,13%-12,29%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di
Malut sebesar Rp.15.889/kg dan terendah di Jatim sebesar Rp.12.475/kg.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
15
Gambar 9. Perkembangan Harga Gula Pasir di tingkat Nasional
Gula Pasir
Rp/Kg
15.300
15.200
15.100
15.000
14.900
Gula Pasir
14.800
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Tngkat fluktuasi harga gula pasir nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk gula pasir sebesar
0,54% . Sementara untuk disparitas harga gula pasir antar wilayah sebesar 6,22%.
3.6.
CABAI
3.6.1. KONDISI KETERSEDIAAN CABAI
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca cabai domestik menunjukan kondisi aman atau surplus. Perkiraan ketersediaan cabai
besar pada bulan April sebesar 105,8 ribu Ton sedangkan kebutuhan cabai besar yang terdiri
dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak langsung
sebesar 97,7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus 7,9 ribu ton. Sementara
perkiraan ketersediaan cabai rawit pada bulan April sebesar 82,4 ribu Ton sedangkan
kebutuhan cabai rawit yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga
dan konsumsi tidak langsung sebesar 74,7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik
surplus 7,7 ribu ton.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
16
Gambar 10. Ketersediaan dan Konsumsi Cabai Besar
Ribu Ton
120,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Cabai Besar Tahun 2017
104,7
104,7
98,3
100,0
105,5
97,6
105,8
97,7
97,9
80,0
60,0
40,0
20,0
7,9
7,1
6,5
7,9
0,0
Jan-17
Feb-17
Mar-17
Ketersediaan
Kebutuhan
Apr-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Gambar 11. Ketersediaan dan Konsumsi Cabai Rawit
Ribu Ton
90,0
80,0
70,0
60,0
50,0
40,0
30,0
20,0
10,0
0,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Cabai Rawit Tahun 2017
77,8
77,9
72,3
5,5
Jan-17 Ketersediaan
78,3
72,4
82,4
5,8
5,5
Feb-17
Kebutuhan
74,7
72,5
7,7
Mar-17 Neraca Domestik Apr-17
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Dengan naiknya produksi cabai nasional pada buan April ini, pasokan cabai ke Pasar Induk
Kramat Jati (PIKJ) sebagai pasar yang menjadi barometer ketersediaan cabai dipasaran juga
menunjukkan peningkatan. Rata-rata pasokan cabai yang masuk ke PIKJ sebesar 94,11
Ton/hari atau naik sebesar 7,96 % dibandingkan rata-rata pasokan per hari untuk periode
bulan sebelumnya. Peningkatan kenaikan pasokan cabai ini merupakan dampak dari kenaikan
pasokan cabai rawit sebesar 52,25 % dari 16,51 Ton/hari menjadi 25,41 Ton/hari.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
17
Gambar 12. Pasokan Cabai di Pasar Induk Kramat Jati
140
120
Ton
100
Cabai
Pasokan Normal
80
60
40
20
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : PIKJ (Diolah)
Tabel 1. Pasokan Cabai di Pasar Induk Kramat Jati (Ton/Hari)
Bulan
Jan'17
Feb'17
Mar'17
Apr'17
Rata-rata
% Pertumbuhan Mar ~
Feb
Cabe Merah
Kriting
Cabe Rawit
Merah
Cabe Merah
Besar
Cabe Rawit
Hijau
total cabai
36,26
28,36
32,74
33,50
32,72
9,33
12,39
16,51
25,14
15,85
11,09
17,93
19,00
18,07
16,52
5,57
15,18
18,91
20,29
14,99
61,02
73,86
87,17
94,11
79,04
2,31
52,25
(4,89)
7,25
7,96
Sumber : PIKJ
3.6.2. PERKEMBANGAN HARGA CABAI
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi penurunan harga cabai baik
cabai rawit maupun cabai merah keriting. Penurunan harga cabai terjadi sejak minggu ke-1
April 2017 sampai dengan minggu ke-4 April 2017. Penurunan harga cabai rawit sebesar
41,89% sedangkan cabai merah keriting sebesar 16,19% dibandingkan bulan Maret 2017.
Namun harga pada bulan ini masih cukup tinggi yakni harga rata-rata untuk cabai rawit
sekitar Rp 54.455/kg sedangkan cabai merah keriting sebesar Rp 30.754/kg.
Di tingkat provinsi, kondisi harga cabai merah keriting pada bulan April 2017 secara umum
menunjukan penurunan harga. Dari hasil pemantauan data panel harga BKP harga cabai
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
18
merah keriting turun hampir di semua wilayah kecuali NTT dan Papua. Dengan kisaran
penurunan harga sebesar 0,22%-28,49%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di NTT sebesar
Rp.66.111/kg dan terendah di DIY sebesar Rp.18.965/kg.
Gambar 13. Perkembangan Harga Cabai di tingkat Nasional
Rp/Kg
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
Cabai Rawit
Cabai Merah
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Tingkat fluktuasi harga cabai nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama periode
Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk cabai rawit sebesar
40,82% dan cabai merah keriting sebesar 23,46%. Besaran CV tersebut masih dipandang
melebihi bawah batas CV normal2. Sementara untuk disparitas harga cabai merah keriting
antar wilayah sebesar 33,78%.
3.7.
BAWANG MERAH
3.7.1. KONDISI KETERSEDIAAN BAWANG MERAH
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca bawang merah domestik menunjukan kondisi aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan bawang merah pada bulan April sebesar 132,0 ribu Ton sedangkan kebutuhan
bawang merah yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan
konsumsi tidak langsung sebesar 98,7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus
10,3 ribu ton.
2
CV normal cabai sebesar 28% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
19
Gambar 14. Ketersediaan dan Konsumsi Bawang merah
Ribu Ton
160,0
140,0
120,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Bawang Merah Tahun 2017
140,0
132,0
131,0
100,1
98,6
15,5
132,0
10,3
9,5
Jan-17
Feb-17
Ketersediaan
98,7
98,6
10,3
Mar-17
Kebutuhan
Apr-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
Pasokan bawang merah ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) sebagai pasar yang menjadi
barometer ketersediaan bawang dipasaran juga menunjukkan penurunan. Pasokan bawang
merah yang masuk ke PIKJ sebesar 83,14 Ton/hari atau turun sebesar 2,16% dibandingkan
rata-rata pasokan per hari untuk periode bulan sebelumnya. Rata-rata pasokan bawang merah
masih dirasakan dibawah pasokan normal per hari yakni 7,62% di bawah pasokan bawang
merah normal sebesar 90 Ton/hari.
Gambar 15. Pasokan Bawang Merah di Pasar Induk Kramat Jati
120
Bawang Merah
Pasokan Normal
100
Ton
80
60
40
20
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : PIKJ (Diolah)
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
20
3.7.2. PERKEMBANGAN HARGA BAWANG MERAH
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi penurunan harga bawang
merah. Penurunan harga bawang merah terjadi sejak minggu ke-2 April 2017 sampai pada
akhir April 2017. Penurunan harga bawang merah sebesar 17,17% dibandingkan bulan Maret
2017 dengan kisaran harga rata-rata sebesar Rp 32.174/kg.
Gambar 16. Perkembangan Harga Bawang Merah di tingkat Nasional
Bawang Merah
Rp/Kg
42.000
40.000
38.000
36.000
34.000
32.000
Bawang Merah
30.000
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Di tingkat provinsi, kondisi harga bawang merah pada bulan April 2017 secara umum
mengalami penurunan harga. Dari hasil pemantauan data panel harga BKP harga bawang
merah mengalami penurunan hampir di semua wilayah kecuali Kaltim, Maluku dan Sumut.
Dengan kisaran penurunan harga bawang merah sebesar 0,89%-22,93%. Rata-rata harga
tertinggi terjadi di Papua sebesar Rp.52.059/kg dan terendah di Aceh sebesar Rp.21.211/kg.
Tingkat fluktuasi harga bawang merah nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk bawang merah
sebesar 11,53%. Besaran CV tersebut masih di bawah batas CV normal fluktuasi harga
bawang merah3. Sementara untuk disparitas harga bawang merah antar wilayah relatif tinggi
sebesar 20,99% lebih kecil dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
3
CV normal bawang merah sebesar 28% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
21
3.8.
DAGING SAPI
3.8.1. KONDISI KETERSEDIAAN DAGING SAPI
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca domestik daging sapi menunjukan kondisi yang tidak aman atau defisit. Perkiraan
ketersediaan daging sapi pada bulan April sebesar 39,0 ribu Ton sedangkan kebutuhan daging
sapi yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan konsumsi tidak
langsung sebesar 49,7 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik defisit 10,7 ribu ton.
Gambar 17. Ketersediaan dan Konsumsi Daging sapi
Ribu Ton
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Daging Sapi Tahun 2017
50,1
55,0
45,0
49,7
39,3
49,7
39,0
49,7
39,0
39,0
35,0
25,0
15,0
5,0
-5,0
-15,0
-25,0
Jan-17
Feb-17
-10,8
Ketersediaan
Mar-17
-10,7
Kebutuhan
Apr-17
-10,7
-10,7
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
3.8.2. PERKEMBANGAN HARGA DAGING SAPI
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi penurunan pada harga
daging sapi. Penurunan harga daging sapi sudah terjadi sejak awal minggu ke-1 Februari
2017 akan tetapi berangsur turun pada minggu III April 2017. Penurunan harga daging sapi
curah sebesar 0,79% dibandingkan bulan Februari 2017 dengan kisaran harga rata-rata
sebesar Rp 114.447/kg.
Di tingkat provinsi, kondisi harga daging sapi pada bulan April 2017 menunjukan kondisi
yang bervariasi. Hasil pemantauan data panel harga BKP harga daging sapi mengalami
penurunan untuk wilayah Aceh, Bali, Gorontalo, Jateng, Jatim, Kalsel, Kalteng, Kepri, NTB,
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
22
NTT, Papua Barat, Sulbar, dan Sulut dengan kisaran penurunan harga sebesar 0,10%-11,23%.
Sementara daerah yang mengalami kenaikan harga antara lain Bali, Bengkulu, DIY, DKI
Jakarta, Jambi, Jabar, Kalbar, Kaltim, Kaltara, Babel, Lampung, Maluku, Maluku Utara,
Papua, Riau, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sumbar, Sumsel dan Sumut. Rata-rata harga tertinggi
terjadi di Kalimantan Utara sebesar Rp.136.184/kg dan terendah di Maluku sebesar
Rp.88.571/kg.
Gambar 18. Perkembangan Harga Daging Sapi di tingkat Nasional
Daging Sapi
Rp/Kg
117.000
116.000
115.000
114.000
Daging Sapi
113.000
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Tingkat fluktuasi harga daging sapi nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk harga daging sapi
sebesar 0,71%. Besaran CV tersebut masih di bawah batas CV normal fluktuasi harga daging
sapi4. Sementara untuk disparitas harga daging sapi antar wilayah relatif tinggi sebesar
10,23% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
3.9.
DAGING AYAM RAS
3.9.1. KONDISI KETERSEDIAAN DAGING AYAM
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca domestik daging ayam menunjukan kondisi yang aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan daging ayam pada bulan April sebesar 269,9 ribu Ton sedangkan kebutuhan
daging ayam yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan
4
CV normal daging sapi sebesar 10% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
23
konsumsi tidak langsung sebesar 265,2 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus
4,7 ribu ton.
Gambar 19. Ketersediaan dan Konsumsi Daging ayam
Ribu Ton
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Daging Ayam Ras Tahun 2017
300,0
272,1 267,3
269,9 265,2
269,9 265,2
250,0
200,0
150,0
100,0
50,0
4,8
4,7
4,7
0,0
Jan-17
Feb-17
Ketersediaan
Kebutuhan
Mar-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
3.9.2. PERKEMBANGAN HARGA DAGING AYAM
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 harga daging ayam ras cenderung
naik dibandingkan dengan bulan Maret 2017. Kenaikan harga daging ayam ras terjadi sejak
minggu ke-3 Maret 2017 sampai dengan akhir minggu April 2017. Kisaran harga rata-rata
daging ayam ras sebesar Rp 30.673/kg.
Gambar 20. Perkembangan Harga Daging Ayam di tingkat Nasional
Rp/Kg
36.000
Daging Ayam
34.000
32.000
30.000
28.000
Daging Ayam
26.000
Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV Mg-V Mg-I Mg-II Mg-III Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17Feb'17Feb'17Feb'17Mar'17Mar'17Mar'17Mar'17Mar'17Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
24
Di tingkat provinsi, kondisi harga daging ayam ras pada bulan April 2017 menunjukkan
kondisi yang berbeda. Dari hasil pemantauan data panel harga BKP harga daging ayam ras
terdapat beberapa wilayah yang mengalami penuruan harga seperti di Bali, Bengkulu,
Gorontalo, Jabar, Kalbar, Kepri, Maluku, Maluku Utara, NTB, NTT, Papua, Papua Barat,
Riau, Sulbar, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut, Sumbar, dan Sumut. Dengan kisaran penurunan
harga berkisar antara 0,44%- 21,59%. Sementara daerah yang mengalami kenaikan harga
daging ayam antara lain Aceh, Banten, DIY, DKI Jakarta, Jambi, Jateng, Jatim,
Kalsel,Kalteng, Kaltim, Kaltra, Babel, Lampung dan Sumsel dengan kisaran kenaikan harga
0,07%- 24,73%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Kaltara sebesar Rp.42.855/kg dan
terendah di Sulsel sebesar Rp. 21.757/kg.
Tingkat fluktuasi harga daging ayam nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk harga daging
ayam sebesar 4,83%. Besaran CV tersebut masih di bawah batas CV normal fluktuasi harga
daging ayam5. Sementara untuk disparitas harga daging ayam antar wilayah relatif tinggi
sebesar 14,71% lebih rendah dibandingkan dengan disparitas bulan sebelumnya.
3.10. TELUR AYAM RAS
3.10.1. KONDISI KETERSEDIAAN TELUR AYAM
Hasil perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pada bulan April 2017, perkiraan
neraca domestik telur ayam ras menunjukan kondisi yang aman atau surplus. Perkiraan
ketersediaan telur ayam pada bulan April sebesar 182,3 ribu Ton sedangkan kebutuhan telur
ayam yang terdiri dari kebutuhan konsumsi langsung tingkat rumah tangga dan konsumsi
tidak langsung sebesar 146,5 ribu Ton. Sehingga perkiraan neraca domestik surplus 35,9 ribu
ton.
5
CV normal daging ayam sebesar 10% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
25
Gambar 21. Ketersediaan dan Konsumsi Telur ayam
Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Telur Ayam Ras Tahun 2016
Ribu Ton
183,8
200,0
180,0
160,0
140,0
120,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0
182,3
147,6
182,3
146,5
36,2
146,5
35,9
Jan-17
146,5
35,9
Feb-17
Ketersediaan
182,3
35,9
Mar-17
Kebutuhan
Apr-17
Neraca Domestik
Sumber : Prognosa Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Strategis Tahun 2017 (Diolah )
3.10.2. PERKEMBANGAN HARGA TELUR AYAM
Di tingkat nasional, BPS mencatat pada bulan April 2017 terjadi kenaikan pada harga telur
ayam ras. Kenaikan harga telur ayam sudah terjadi minggu ke-2 April 2017. Kenaikan harga
telur ayam ras sebesar 0,40% dibandingkan bulan Maret 2017 dengan kisaran harga rata-rata
sebesar Rp 19.460/kg.
Gambar 22. Perkembangan Harga Telur Ayam Ras di tingkat Nasional
Telur Ayam
Rp/Kg
22.000
21.500
21.000
20.500
20.000
19.500
19.000
18.500
18.000
17.500
Telur Ayam
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Mg-V
Mg-I
Mg-II
Mg-III
Mg-IV
Jan'17 Jan'17 Jan'17 Jan'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Feb'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Mar'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17 Apr'17
Sumber : BPS (Diolah)
Di tingkat provinsi, kondisi harga telur ayam pada bulan April 2017 menunjukkan kondisi
yang bervariasi akantetapi secara umum menunjukan penurunan harga. Hasil pemantauan
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
26
data panel harga BKP penurunan harga telur ayam ras untuk wilayah Banten, Bengkulu, DKI
Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kepri, NTT, Papua, Riau,
Sulbar, Sulsel, Sultra, Sulut, Sumsel dan Sumut. Dengan kisaran penurunan harga sebesar
0,14%-9,82%. Namun ada beberapa wilayah yang mengalami kenaikan harga seperti terjadi
di DIY, Lampung, dan Sumut dengan kisaran kenaikan sebesar 0,25%-8,88%. Sementara
daerah yang mengalami kenaikan antara lain Aceh, Bali, DIY, Jabar, Kalteng, Kaltim, Babel,
Lampung, Maluku, Maluku Utara, NTB, Papua Barat, dan Sumbar dengan kisaran kenaikan
harga 1,14%-10,99%. Rata-rata harga tertinggi terjadi di Papua Barat sebesar Rp.39.746/kg
dan terendah di Jatim sebesar Rp.17.208/kg.
Tingkat fluktuasi harga telur ayam nasional yang digambarkan oleh besaran CV selama
periode Januari sampai dengam April 2017 relatif stabil. Besaran CV untuk harga telur ayam
sebesar 3,63%. Besaran CV tersebut masih di bawah batas CV normal fluktuasi harga telur
ayam6. Sementara untuk disparitas harga telur ayam antar wilayah relatif tinggi sebesar
21,03% lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.
IV.
KESIMPULAN
Kondisi ketersediaan bahan pangan pada bulan April 2017 secara umum dalam kondisi
aman atau surplus kecuali untuk kedelai, daging sapi dan gula pasir. Beras surplus 3.239,2
ribu ton, kedelai defisit 161,0 ribu ton, jagung surplus 479,2 ribu ton, minyak goreng surplus
1.172,5 ribu ton, gula pasir defisit 170,3 ribu ton, cabai besar domestik surplus 7,9 ribu ton,
cabai rawit surplus 5,8 ribu ton, bawang merah 10,3 ribu ton, daging sapi defisit 10,7, daging
ayam ras surplus 4,7 ribu ton dan telur ayam ras surplus 35,9 ribu ton.
Kondisi pasokan beras, cabai dan bawang merah di pasar Induk. Pasokan beras di pasar
induk pada bulan April 2017 menunjukan penurunan pasokan. Pasokan beras ke PIBC
mengalami turun sebesar 10,30% yakni dari 81.127 Ton menjadi 72.770 Ton. Sementara
6
CV normal telur ayam ras sebesar 10% berdasarkan Renstra Kementan Tahun 2010-2015
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
27
pasokan cabai yang masuk ke PIKJ sebesar 94,11 Ton/hari atau naik sebesar 7,96%
dibandingkan rata-rata pasokan per hari untuk periode bulan sebelumnya. Dan pasokan
bawang merah yang masuk ke PIKJ sebesar 83,14 Ton/hari atau turun 2,66% dibandingkan
rata-rata pasokan per hari untuk periode bulan sebelumnya.
Kondisi harga pangan secara nasional pada bulan April 2017 secara umum menunjukan
penurunan harga kecuali harga daging ayam ras dan telur ayam ras. Dibandingkan bulan
sebelumnya harga beras dan beras umum masing-masing turun 0,47% dan 4,58%, harga
kedelai turun 1,32%, harga jagung naik 0,45%, minyak goreng turun 2,23%, gula pasir turun
0,96%, cabai rawit trurun 16,19%, cabai rawit turun 41,89%, bawang merah turun 17,17%,
daging sapi turun 0,17 %, daging ayam ras naik 2,41% dan telur ayam ras naik 0,40%.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
28
V.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pertanian . (2010). Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Periode 20102014. Jakarta.
Bidang Harga Pangan . (2017). Kompilasi Data Panel 2017.Jakarta.
Bidang Harga Pangan . Kompilasi Harga dan Pasokan Sayur dan Buah di Pasar Induk
Keramat Jati (PIKJ).
Bidang Harga Pangan. (Januari - April 2017). Kompilasi Harga Beras Pasar Induk Beras
Cipinang (PIBC). 2017.
BPS. (2014). Berita Resmi Statistik, Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi.
No.70/10/Th.XVII, 1 Oktober 2014.
BPS. Perkembangan Harga Pangan strategis di 82 kota.
Walpole. (2000). Pengantar Statistik. Edisi 3. Gramedia Pustaka Utama.
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
29
VI.
LAMPIRAN
Tabel 1. Perkembangan Harga Beras, Minyak Goreng Curah dan Gula Pasir
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bulan
Minggu
Jan'17
Mg-I
Jan'17
Mg-II
Jan'17
Mg-III
Jan'17
Mg-IV
Feb'17
Mg-I
Feb'17
Mg-II
Feb'17
Mg-III
Feb'17
Mg-IV
Mar'17
Mg-I
Mar'17
Mg-II
Mar'17
Mg-III
Mar'17
Mg-IV
Mar'17
Mg-V
Apr'17
Mg-I
Apr'17
Mg-II
Apr'17
Mg-III
Apr'17
Mg-IV
Rata-rata April
Rata-rata Maret
April `Maret 2017 (%)
CV
Beras
termura
h
13.217
7.500
13.224
7.681
13.221
7.727
13.224
7.727
13.223
7.727
13.213
7.727
13.206
7.727
13.195
7.727
13.194
7.727
13.141
7.878
13.124
7.933
13.115
7.933
13.086
7.933
13.077
7.933
13.068
7.489
13.069
7.329
13.068
7.329
13.071
7.520
13.132
7.881
(0,47)
(4,58)
0,50
2,60
Beras
Umum
Migor
Curah
Gula
Pasir
12.542
12.539
12.539
12.560
12.676
12.630
12.630
12.865
13.059
13.085
13.018
12.883
12.869
12.830
12.677
12.662
12.606
12.694
12.983
(2,23)
1,48
15.069
15.084
15.079
15.118
15.165
15.163
15.158
15.254
15.255
15.185
15.193
15.122
15.131
15.134
15.038
14.956
14.999
15.032
15.177
(0,96)
0,54
Sumber : BPS
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
30
Tabel 2. Perkembangan Harga Daging Sapi, Daging Aya, Telur Ayam Ras , Cabai dan
Bawang Merah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bulan
Minggu
Jan'17
Mg-I
Jan'17
Mg-II
Jan'17
Mg-III
Jan'17
Mg-IV
Feb'17
Mg-I
Feb'17
Mg-II
Feb'17
Mg-III
Feb'17
Mg-IV
Mar'17
Mg-I
Mar'17
Mg-II
Mar'17
Mg-III
Mar'17
Mg-IV
Mar'17
Mg-V
Apr'17
Mg-I
Apr'17
Mg-II
Apr'17
Mg-III
Apr'17
Mg-IV
Rata-rata April
Rata-rata Maret
April `Maret 2017 (%)
CV
Daging
Sapi
Daging
Ayam
116.399
116.326
116.345
116.000
116.064
115.907
115.907
115.931
114.710
114.628
114.610
114.660
114.624
114.465
114.429
114.416
114.479
114.447
114.646
(0,17)
0,71
33.730
33.275
33.299
32.633
31.347
29.927
29.074
29.500
29.879
28.982
30.425
30.366
30.108
30.320
30.739
30.964
30.670
30.673
29.952
2,41
4,83
Telur
Ayam
21.737
21.021
20.380
20.302
20.040
19.848
19.968
19.818
19.470
19.179
19.157
19.600
19.511
19.257
19.207
19.207
20.169
19.460
19.383
0,40
3,63
Cabai
Rawit
92.562
91.931
94.571
99.471
101.369
112.515
110.939
114.007
108.629
107.821
97.262
83.364
71.452
57.937
53.687
53.664
52.531
54.455
93.706
(41,89)
40,82
Cabai
Merah
44.904
47.306
45.264
46.798
49.866
49.740
43.061
42.923
39.887
40.038
38.894
34.272
30.384
29.601
30.749
30.464
32.201
30.754
36.695
(16,19)
23,46
Bawang
Merah
34.421
33.390
32.213
32.434
31.870
32.842
39.865
40.591
40.816
41.033
40.242
37.171
34.956
32.901
32.106
31.671
32.016
32.174
38.844
(17,17)
11,53
Sumber : BPS
Laporan Analisis Harga Pangan Pokok Strategis April 2017
31