Plasma Nutf ah Indonesia

ISSN 1410-2021

,,,& II TA

No. I dan lTh.1996/97

Plasma Nutfah Indonesia
Sekilas Tentang

EDITORIAL

'''AllTA

Plasma Nutf ah Indonesia

Penerbitan ini merupakan kelanjutan
dari ''Warkat Warta Plasma Nutfah
Indonesia" sebagai media komunikasi
keplasmanutfahan dan sarana untuk
memasyarakatkan pemahaman terhadap
plasma nutfah, khususnya plasma nutfah

Indonesia. Mulai nomor ini ada beberapa
perubahan baik dalam bentuk, susunan
redaksi dan sebagian dari isi. Warta
terbit secara berkala yaitu Bulan Juli
dan Desember setiap tahun. Redaksi
menerima dan mengharapkan sumbangan
berita dan artikei tentang .kgplasmanutfahan untuk dimuat dalam penerbitan
selanjutnya. Jsi dapat dikutip tanpa izin
lebih dulu, asal disebut sumbernya.

Daftar lsi
EDITORIAL
KEGIATAN PROYEK KNPN

2

J. 20 Tahun Komisi Nasional Plasma

2


Nutfah
2. Pengaturan Plasma Nutfah Ternak

3

lokal Indonesia dalam Perundangundangan
3. Dialog Mengenai Penyelarasan
Sistem Keplasmanutfahan Indonesia
dengan Si stem Global FA 0

S

ARTIKEL

6

1. Keanekaragaman Hayati dan Temak
2. Potensi dan Peluang Ekonomi

6

9

Burung Walet serta Usaha
Pelestariannya
WAWANCARA

J. Ekoteknologi
BERITA

l Pengukuhan Gelar Doktor dibidang
Plasma Nutfah Temak Indonesia
2. Pelatihan SJMPI.AS
3. Seminar PERI?!
4. Lomba Menghias Kendi dengan
Biji-bijian
5. "Jnteri1ational Tedmica/ Coi?ference on
Plant Genetic Rewurce.s" (fIC on PGR)

10
10

II
11
II

11

12
12

KOLEKSI KIT A

13

1. Kambing Kosta
2. Sapi Bali

ll
14

SERBA -SERBI


15
15

J. Lamtoro sebagai .S'umber Hijauan

Pakan Temak
PUBLIKASI

~

16

Selama ini pembicaraan dan pembahasan tentang pelestarian plasma
nutfah lebih terfokus pada sumberdaya genetik tanaman. Sedangkan pada
hewan, perhatian lebih ditujukan pada satwa liar yang langka dan hampir
punah. Di bidang pertanian, pelestarian sumberdaya genetik hewani perlu
lebih difokuskan pada temak yang telah dibudidayakan oleh manusia sejak
masa lampau, dalan1 kaitannya dengan peran mereka dalam proses produksi
pangan, serta . kerabat-kerabatnya yang masih liar. Hal ini memerlukan

perhatian yang lebih serius serta adanya prioritisasi dan upaya-upaya
terobosan dalam pelestariannya, guna keperluan di masa-masa mendatang.
Kembali pada konsep awalnya, sebenamya apa kepentingan utama kita
untuk melakukan konservasi plasma nutfah ?. Hal ini berkaitan erat dengan
kepentingan manusia sendiri, khususnya keamanan dalam penyediaan
pangan, disamping hal-hal lain yang dapat memperkuat motivasi
pelaksanaannya. Manusia dengan segala kemampuannya ingin memperoleh
jaminan bahwa kebutuhannya senantiasa dapat tercukupi. Dari sekitar 30
juta spesies mahluk hidup yang ada di dunia ini, hampir 15.000 spesies
adalah dari kelas burung dan mama!ia dimana 30 diantaranya telah
didomestikasi oleh manusia untuk produksi pangan dan pertanian secara
umum. Proses domestikasi ini telah berlangsung sejak 10.000 tahun yang
lalu, dan dalam proses ini telah terbentuk jenis-jenis atau bangsa-bangsa
yang unik secara genetik dan sesuai dengan iklim maupun kebutuhan
masyarakat.
Produksi temak menyumbangkan kira-kira 30% dari total nilai pangan
dan pertanian secara global. Sedangkan sumbangan langsung terhadap nilai
produksi pangan adalah sekitar 19%, di samping sumbangan-sumbangan
dalam bentuk lain terhadap keberadaan manusia. Temak juga menyumbang
sebagian besar pupuk yang sangat diperlukan bagi pertanian di negara

berkembang, disamping sebagai temak kerja, sarana tran~o,
komponen
pengobatan dan kebutuhan-kebutuhan spesifik lain. Tak kalah pentingnya,
berbagai spesies temak merupakan komponen penting dari sistem usaha tani
campuran. Usaha tani semacam ini mungkin bisa terlanjutkan (sustainable)
jika dibanding dengan sistem monokultur.
Seperti halnya pada tanaman, peningkatan efisiensi dalal)1 program
pemuliaan temak bersamaan dengan komersialisasi industri petemakan telah
menyebabkan hanya beberapa bangsa temak yang memperoleh posisi
dominan, dan mendorong bangsa-bangsa lain menjadi minoritas dan bahkan
ke tingkat ekstrim yaitu punah. Tujuan utama program pelestarian adalah
untuk menghindari kehilangan lebih lanjut bahan-bahan · genetik, yang
mungkin tidak mempunyai nilai pasar pada saat ini tetapi mungkin
mempunyai nilai lebih tinggi pada suatu saat dikemudian hari .
Dalam nomor ini, Warta mencoba_mengangkat .hal-hal yang berkenaan
dengan plasma nutfah temak I.ndonesia sebagai tema utamanya, disamping
beberapa hal lain yang sifatnya umum. Disamping itu, tahun 1996 ini
menandai peringatan 20 tahun dibentuknya Komisi Nasional Plasma Nutfahyang telah dengan aktif memasyarakatkan serta menggalakkan program-program
pelestarian plasma nutfah di Indonesia. Tak lupa Redaksi Warta
mengucapkan Selamat kepada seluruh anggota Komisi.


KEGIATAN PROYEK KNPN

20 Tahon Komisi Nasional Plasma Nuttah

S

eperti telah kita ketahui bersama bahwa Komisi Nasional Plasma Nutfah (KNPN) saat ini telah
berumur 20 tahW1. Komisi ini pada awalnya bemama Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional
(KPPNN), didirikan pada tahun 1976. Pada awal pendiriannya telah disepakati bahwa status komisi ini
bukan sebagai badan eksekutif (pelaksana), nan1Un sebagai badan yang bersifat koordinatif. Anggota
komisi adalah para pakar yang berasal dari berbagai sektor antara lain pertanian, kehutanan, sektor
lingkungan hidup, LIPI, dan dari W1iversitas.
Tugas utama dari komisi ini adalah
mengkoordinasi berbagai ha! yang
berkaita.n dengan keplasmanutfahan di
Indonesia, dan memberikan sumbang
saran kepada pengambil keputusan
(pemerintah) berupa konsep keputusan
pemerintah tentang berbagai ha! yang

berkaitan dengan keplasmanutfahan,
khususnya mengenai pelestarian dan
pengelolaannya. Hal ini bukanlah tugas
yang ringan karena sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan
salah satu negara megabiodiversity yang
memiliki keanekaragan1ai1 hayati yang
sai1gat besar, dan dalain menangani
pelestaria.n dai1 pengelolaannya melibatkan berbagai sektor antara lain sektor
pertanian,
kehutanan,
pariwisata,
industri dan sektor swasta/perorangan
dlsb. Tidak kurang dari 28.000 jenis
tumbuh-an, 350.000 jenis binatang, dan
10.000 jenis mikroba menghW1i bumi
Indonesia, dan itu semua memerlukan
penangana.n yang sebaik-baiknya agar

"'AllTA


Plasma Nutfah Indonesia

Penanggung Jawah
Kusu111a Diwyanto
Staff Redaksi
L. Hardi Prasetyo (Ketua)
Didik S'udarmadji
Wahyuning K. Sejali
Anneke Anggraeni
Eko Handiwirawan
Sri Kurniati
Sekretariat Ko111isi Nasional Pla'>!na Nutfah,
Pusat Penelilian dan Penge111hangan
Tanaman Pangan.
JI. Menlekn No. 1./7 Bogar 16111.
Telp. (0251) 327031, 240751 (2-3).
Faks. (0251) 24075./, 32295./

2


plasma nutfah yang berlimpah tersebut
tetap lestari di bumi Indonesia.
Dengan segala keterbatasan yang ada
selama 20 tahun komisi tetap konsisten
mengkoordinir berbagai kegiatan yang
bertujuai1
meningkatkan
apresias1
masyarakat terhadap pentingnya melaksanakan kegiatai1 pelestarian dai1
pengelolaan plasma nutfah. Pada tahun
ai1ggaran 1996/ l 997 ini komisi memperoleh dana dari sektor 10 untuk melaksanakan program kegiatan yang telah
direncanakan oleh komisi . Program
kegiatan komisi W1tuk tahW1 anggaran
1996/ l 997 diprioritaskai1 pada empat
program utama yang masing-masing
terdiri atas beberapa kegiatan dengan
dasar pertimbai1gan sebagai berikut.
Indonesia telah diakui sebagai salah
satu negara yang memiliki keanekaragan1an hayati yang sangat besar. Kita
semua wajib memelihara dan mengembangkan keanekaragaman hayati
tersebut demi kesc:jahteraan generasi
mendatai1g.
Seperti diketahui bahwa
keanekaragaman plasma nuftah tersebut
merupakan aimgerah yai1g tak ternilai
hargai1ya karena plasma nutfah tersebut
merupakai1 sumber genetik yang dapat
din1anfaatkan
W1tuk
menciptakan
kultivar-kultivar unggul yang sesuai
untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat kita. Untuk melindungi
keanekaragaman
hayati
tersebut
pemerintah telah mengeluarkai1 beberapa
undang-undang, antara lain UndangUndang No.12 tahun 1992 tentang
budidaya tanaman dan Undang-Undang
No. 6 tahun 1967 tentang petemakan

ARTA PI as ma

u ah I n don es i a

o 1&2

dan kesehatan hewan. Undang-undang
tentang budidaya tanaman telah pula
dilengkapi peraturan pemerintah (PP)
antara lain PP no.44 tahun 1995 tentang
perbenihan. Dalam implementasinya PP
tersebut perlu dilengkapi oleh Keputusan
Menteri (Kep-Men) untuk beberapa
materi misalnya tentai1g pertukaran
plasma nutfah, pembentukan bank
plasma nutfah, dan sebagainya. KepMen yang akan keluar nantinya diharapkan dapat operasional di lapangan, dan
untuk itu dalam persiapan pembuatannya memerlukan kajian yang sangat
mendalam. Komisi sebagai salah satu
badan yang bertanggung jawab mengenai perplasmaimtfahan nasional perlu
melakukan kaj ian untuk membuat
konsep saran w1tuk melengkapi PP
tersebut, yang nantinya diharapkan dapat
menjadi Kep-Men yang operasional.
Dengan pesatnya laju pembangunan
fisik dan laju pertambahan penduduk.
maka kecepatai1 pengikisan (erosi)
genetik juga makin cepat. Hal ini perlu
diatasi antara lain dengan mengemba.ngkai1 strategi pengainai1an pl.asma nutfah
secara nasional, dalam upaya mempertahankai1 plasma nutfah yang telah
dikoleksi secara ex-situ, mencagarkan
untuk pencadangan plasma nutfah insitu, serta menyiapkan teknologi penyunpanai1 plasma nutfah secara
modem.
Konservasi plasma nutfah saat ini
sudah menjadi isu global, dan konvensi
mengenai berbagai ha! yang berkaitan
dengan plasma nutfah juga telah disepakati antara lain Konvensi tentang

Keanekaragaman Hayati clan Konvensi
tentang UPOV.
Dengan telah diratifikasinya Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati, konsekuensi bagi
Indonesia adalah untuk menyelaraskan
sistem yang ada di Indonesia dengan
sistem global, tanpa harus mengorbankan kepentingan nasional. Untuk itu
komisi perlu mengantisipasinya dengan
membuat kajian tentang penyelarasan
sistem nasional terhadap sistem global
tersebut.
Pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya pelestarian plasma nutfah
masih sangat terbatas, padahal dunia ini
semakin memperhatikan masalah tersebut. Dengan demikian Komisi menganggap perlu untuk segera melakukan
tindakan pemasyarakatan pengetahuan
tentang perplasmanutfahan, baik terhadap masyarakat ilmiah maupun
masyarakat awam.
Dalam mengantisipasi berbagai hal
tersebut pada tahun 1996/ 1997 rincian
program yang disusw1 oleh komisi
adalah sebagai berikut.
Program pertan1a adalah kajian
peraturan/perW1clangan Indonesia yang
berkaitan dengan perplasmanutfahan.

Program ini terdiri atas empat kegiacin
yaitu ( l) kajian Peraturan Pemerintah
no. 44 tahun 1995 tentang perbenihan,
(2) penyempumaan unclang-unclang No.6
tahun 1967 tentarig kehewanan; (3) penyusunan pedoman tentang keamanan
hayati (bio-safety), clan (4) pedoman
penyusunan penghargaan kepada petani
pelestari plasma nutfah (farmers' rights).
Program kedua adalah pengembangan strategi pembangunan plasma nutfah
nasional yang meliputi empat kegiatan
berturut-turut (1) pelestarian in-situ
plasma nutfah pertanian, (2) pelestarian
ex-situ plasma nutfa11 pertanian, (3)
pelestarian in vitro plasma nutfah
pertanian, clan (4) koordinasi pemanfaatan plasma nutfah pertanian.
Program ketiga adalah pengembangan sistem nasional konservasi plasma
nutfah yang terdiri atas empat kegiatan
yaitu ( l) penelusuran clan penelaahan
sistem konservasi plasma nutfah nasional
yang selaras dengan sistem global FAO,
(2) penyusunan sistem konservasi
berkaitan dengan pemanfaatan plasma
nutfah di bidang pangan, (3) koordinasi
dan pengevaluasian sistem Janngan
konservasi plasma nutfah nasional,
regional, dan intemasional, dan (4)

pertemuan reguler anggota
Nasional Plasma Nutfah.

Komisi

Program keempat adalah peningkatan apresiasi terhadap plasma nutfah,
pemasyarakatannya, clan evaluasi terhadap pengelolaannya yang terdiri atas
empat kegiatan berturut-turut (1) pemasyarakatan makna plasma nutfah
untuk kepentingan manusia termasuk pemasyarakatan CoP II melalui saresehan,
(2) pemasyarakatan pentingnya plasma
nutfah
bagi
masyarakat
ilmiah
(mahasiswa) melalui studiwn generale,
(3) pelatihan tentang pengembangan
sistem aplikasi pendataan clan jaringan
informasi plasma nutfah, (4) temu
lapang dalam rangka pemasyarakatan
plasma nutfah.
Program kelima menerbitkan publikasi yang berkaitan dengan plasma
nutfah antara lain penerbitan warta
plasma nutfah clan buletin plasma nutfah
pertanian.

(Didik Sudarmadji)

Pengaturan Plasma Nuttah Ternak lokal Indonesia
Dalam Perundang-Undangan

D

alam menghadapi tantangan
globalisasi, pemanfaatan swnber
daya alarni secara optimal perlu dilakukan untuk menghasilkan produk yang
dapat bersaing dalam perdagangan
bebas. Sebagai konsekuensinya, diperlukan peningkatan produktivitas dengan
cara memanfaatkan teknologi tepat guna
baik dengan cara konvensional maupun
modern. Hal ini dapat berakibat eksploitasi temak secara berlebihan yang
pada gilirannya akan mengancarn
keragaman swnber genetik yang ada.

Indonesia merupakan "tuan rumah"
dari flora dan fauna dunia, dimana l 0
persen spesies tanan1an, 12 persen
spesies mamalia, 16 persen spesies
amphibi dan reptil, 17 persen spesies
burung dan tak kurang dari 15 persen
jenis serangga dunia dijwnpai di tanah
air kita. Sementara ini di Indonesia,
khusus untuk temak budidaya, belwn
semua ragan1 genetik temak diketahui,
karena untuk melakukannya diperlukan
biaya dan swnber daya manusia yang
tidak kecil serta waktu yang panjang.

maka
Mengingat hal-hal tersebut dia~,
diperlukan kiat-kiat untuk melestarikan
plasma nutfah temak lokal di Indonesia
agar kita tidak sampai kehilangan temak
dengan sifat genetik yang spesifik, unik
clan bernilai ekonomis tinggi .
Plasma nutfah yang ada perlu
dikembangkan clan dimanfaatkan untuk
menciptakan varietas w1ggul yang kompetitif dalam menghadapi persaingan
pasar bebas di masa yang akan datang.
Disamping itu, keamanan untuk manusia
(bio-safety) diperlukan untuk me-

WARTA Plasma Nutfah Indonesia, No. 1 &2Th . 1996/97

3

ngurangi risiko akibat basil rekayasa dan
pengembangan bioteknologi, atau-pun
penggunaan bahan-bahan sintetis yang
kurang bersahabat terhadap lingkungan.
Salah satu keunggulan komparatif dari
plasma nutfah di Indonesia adalah
ketahanannya terhadap kondisi alam
tropis dan penyakit. Untuk pengamanan
"clari kepunahan plasma nutfah temak
lokal asli Indonesia diperlukan aturan
dalam bentuk undang-undang yang dapat
.

.

.

11

Dalam kesempatan tersebut Dr.
Kusuma Diwyanto dan Ir. Bambang
Setiadi, MS . dari Balai Peneltian Temak
menyampaikan
pokok-pokok
pembicaraan dengan tema Pelestarian Insitu Plasma Nu(fah Ternak Lokal
Indonesia. Hasil dalam diskusi panel
dapat disarikan sebagai berikut:
1.

Diperlukan inventarisasi plasma
nutfah temak lokal dari masingmasing propinsi sehingga diperoleh
· · iri ro insi untuk temak

2.

Penyempumaan yang dilakukan
seyogyanya meliputi substansi, tata
urutan materi dan tata bahasanya,
disesuaikan dengan keadaan petemakan saat ini serta mampu
mengantisipasi perkembangan permasalahan dimasa yang akan
datang.

3.

Rumusan butir-butir penyempumaan Undang-Undang dimaksud, memerlukan ka.ian
an
cermat,

ngurangi risiko akibat basil rekayasa clan
pengembangan bioteknologi, atau-pun
penggunaan bahan-bahan sintetis yang
kurang bersahabat terhadap lingkungan.
Salah satu keunggulan komparatif dari
plasma nutfah di Indonesia adalah
ketahanannya terhadap kondisi alam
tropis clan penyakit. Untuk pengamanan
'-dari kepunahan plasma nutfah temak
lokal asli Indonesia diperlukan aturan
dalam bentuk unclang-unclang yang dapat
menjamin kelestarian sun1ber daya alam
yang ada.

Dalam kesempatan tersebut Dr.
Kusuma Diwyanto clan Ir. Bambang
Setiadi, MS. dari Balai Peneltian Temak
menyampaikan
pokok-pokok
pembicaraan dengan tema Pelestarian In-

Pelestarian In-situ Plasma Nutfah
Ternak
Lokal
Indonesia
telah
dilaksanakan pada bulan Juli l 996 di
Perpustakaan
Universitas
Gedung
Mataram, JI. Majapahit, Mataram, Nusa
Tenggara Barat dengan junilal1 peserta
sekitar 65 orang. Dari 27 propinsi yang
ada di Indonesia, temyata 8 propinsi
tidak mengirimkan wakilnya. Sekitar 60
persen dihadiri oleh Kepala Dinas
Petemakan Dati I atau yang mewakili,
sedangkan sekitar 40 persen peserta
berasal
dari
Direktorat
Jenderal
Petemakan, Perguruan Tinggi clan Badan
Litbang Pertanian.

4

Penyempumaan yang dilakukan
seyogyanya meliputi substansi, tata
urutan materi clan tata bahasanya.
disesuaikan dengan keadaan petemakan saat ll11 serta mampu
mengantisipasi perkembangan permasalahan di.masa yang akan
datang.

3.

Rumusan butir-butir penyempumaan Unclang-Unclang dimaksud, memerlukan kajian yang cermat
diskusi clan pembahasan yang
mantap dengan melibatkan pihakpihak terkait, sehingga dapat
menampung aspirasi semua pihak
yang berkepentingan secara adil dan
seimbang.

4.

Substansi mengenai perlindungan
terhadap plasma nutfah petemakan
dipanclang perlu diatur dalam
Unclang-Unclang dalam
rangka
penyempumaan UU no.6 tahun
1967 secara · global, dengan tetap
memperhatikan peraturan yang
masih berlaku.

5.

Dalam kaitan dengan konservasi
plasma nutfah temak, diperlukan
ketegasan substansi/materi tentang
pewilayahan temak, larangan w1tuk
melakukan persilangan terhaQm2
temak asli Indonesia, larangan
ekspor temak hidup dan materi
genetik
lainnya,
disamping
antisipasi terhadap adanya gen yang
telah mengalami rekayasa genetik.

6.

Perlu ketegasan sanksi terhadap
pelanggar atas larangan-larangan
yang ditewpkan Unclang-Undang.
disamping
pengaturan
dalam
Peraturan Pemerintah (PP) sebagai
tindak lanjutnya.

7.

Masukan tertulis atas kuesioner
barn diterinm sebanyak 30 persen,
yang mencakup saran perubahan/
pencantuman substansi konservasi
plasma nutfah temak, dengan
catatan perlu ditangani pula aturanaturan perlindungan untuk satwa
liar

situ Plasma Nu(fah Ternak Lokal
Indonesia. Hasil dalam diskusi panel
dapat disarikan sebagai berikut:
l.

Berdasarl