Tips Untuk Menulis Karakter Yang Baik Da

5 Tips Untuk Menulis Karakter Yang Baik Dalam Skenario
Menulis skenario adalah penyeimbangan, dan sementara semua komponen yang
perlu untuk bekerja bersama-sama dalam keselarasan, salah satu komponen
yang dapat membuat baus atau justru menghancurkan skrip (dalam pendapat
saya) adalah karakter tokoh. Dengan kata lain, anda dapat memiliki alur cerita
yang bagus dan indah dan struktur skenario yang hampir sempurna untuk skrip
anda, tetapi jika karakter utama yang anda ciptakan justru kusam dan datar,
maka segala sesuatunya akan hancur berkeping-keping.
Sebaliknya, anda mungkin memiliki cerita butuh kerja keras untuk dikembangkan
dan alur cerita seolah tertahan, tetapi jika anda bisa menciptakan karakter
utama yang mampu memaksa dan menarik perhatian, maka penonton akan
tetap merasa terlibat dalam film tersebut terlepas dari beberapa kekurangan
yang mungkin dalam skenario film anda. Idealnya, anda ingin menemukan
bahwa keseimbangan saya sebutkan di atas, di mana semua komponen yang
bergerak secara harmonis, dan salah satu cara untuk memulai dgn arah yang
benar adalah untuk fokus menuliskan karakter-karakter berlapis dengan maksud
dan tujuan masing-masing yang sesuai dengan skenario film anda secara
keseluruhan.
Berikut adalah 5 tips untuk menulis karakter yang kuat ke dalam skenario film
anda:
#1 – Ciptakan karakter anda disukai sejak awal

Jika anda berharap bahwa penonton akan terus mengikuti karakter utama anda
untuk 90 menit atau lebih durasi film anda, anda harus memiliki sesuatu yang
memang pantas untuk itu pada awal film anda. Beberapa maestro penulis
skenario (Blake Snyder misalnya) menekankan pada poin ini di atas segalanya
dan pasti, untuk tujuan yang tepat. Tanpa karakter utama yang bisa diikuti dan
mengakar dalam cerita, cerita anda tidak memiliki sesuatu yang bisa
diperhatikanlebih lama. Penonton perlu untuk mengidentifikasi karakter
seseorang di awal-awal cerita dan jika karakter dalam cerita anda secara umum
tidak disukai (walaupun anda merasa bahwa karakter-karakter tu menarik), maka
secara sederhana hal tersebut tak akan mampu dan tak akan cukup untuk
menopang dan mempertahankan skenario anda.
Seringkali para penulis skenario akan menuliskan karakter utama mereka dengan
suatu cara yang lebih sesuai untuk menuliskan karakter antagonis. Karakter
tersebut mungkin mendapatkan beberapa baris dialog-dialog yang tajam di
sana-sini, tetapi umumnya karakter tersebut merasakan energi negatif yang
mementingkan diri sendiri dalam skema besar film dan seringkali tidak memiliki
karakter yang baik.
Menulis mengenai karakter yang disukai orang, dapat dilakukan dengan cara
yang tidak terbatas. Contohnya, hanya menuliskan dialog yang kuat yang
memperlihatkan betapa pintar dan mempesonanya karakter tersebut dapat

dilakukan dengan banyak cara. Atau karakter tersebut dapat dibuat
menyenangkan melalui aksinya, yang menunjukkan akting tanpa pamrih di awal
film untuk menjadikannya sebagai energi positif. Dan harus diingat bahwa

semua ini dapat dilakukan dalam konteks dunia yang sedang ditulis dan tidak
berarti harus menggambarkan karakter tersebut sebagai orang yang sempurna.
Jika Anda menulis tentang” The Sopranos”, anda masih dapat membuat
penonton terpukau karena Tony Soprano, karena anda melihat nilai-nilai yang ia
berikan kepada keluarganya dan kerapuhannya sebagai seseorang yang
berjuang melawan depresi. Dalam konteks cerita yang berbeda, Tony Soprano
mungkin merupakan karakter orang jahat tanpa sifat-sifat yang baik, tetapi
dalam The Sopranos, ia dikelilingi oleh orang yang secara objektif lebih buruk
daripada dirinya, dan dengan demikian ia masih dapat terlihat jauh lebih baik
dan menunjukkan pada penonton bahwa ia adalah karakter yang paling disukai
penonton. Garis bawahnya adalah, bagaimanapun anda menuliskannya, apakah
melalui dialog, acting, humor atau setiap cara lainnya-buatlah penonton
terpukau pada karakter utama sedini mungkin.

#2 Membangun karakterisasi yang realistik dan terperinci
Karakter mengacu pada esensi dari siapa sebenarnya orang yang ditulis dalam

naskah anda. Apakah pria atau wanita tersebut orang jahat atau baik? Pejuang
atau pecundang? Karakter merupakan roh dari orang tersebut sementara
karakterisasi merupakan hasil kuantitatif dari siapa diri mereka. Contohnya,
misalkan anda memiliki tokoh antagonis perempuan yang dikendalikan egonya
dengan jabatan tinggi dan memiliki beban di pundaknya. Dia mungkin
mengendarai SUV besar ke tempat kerja, minum kopi hitam dan menderita
gejala kegugupan. Semua poin-poin ini adalah rincian karakter. Rincian tersebut
tidak mengubah siapa karakter tersebut pada intinya, tetapi rincian tersebut
hanya merupakan produk sampingan realistis mengenai siapa karakter tersebut
dan bagaimana berkembangnya. Ambil contoh misalnya karakter Derek Vinyard
dalam “American History X” (diperankan oleh Edward Norton) . Sementara film
tersebut memaparkan pribadinya sebagai pria yang sedang mengalami
perubahan, badannya masih diselimuti tato yang merupakan pengingat bagi
masa lalunya yang kelam dan kehidupan sebelum dipenjara.
Menulis karakter yang kuat adalah sangat penting pada begitu banyak tahapan.
Pertama, suatu karakter yang digambarkan secara rrealistis akan menambahkan
banyak realisme pada karya anda. Saya tidak dapat menghitung berapa kali
saya pernah melihat antagonis generik yang sama pada suatu film yang tidak
memiliki karakter asal sama sekali, yang pada akhirnya menghapuskan
pentingnya karakter tersebut dalam film. Tetapi bahkan di luar itu, hanya

menambahkan realisme pada karakter tersebut.
Menulis karakter yang kuat juga dapat menolong anda sebagai penulis untuk
menceritakan kisah anda secara lebih intuitif dan dramatis. Contohnya, salah
satu latihan yang seringkali saya gunakan sebelum masuk ke dalam skenario
adalah menulis beberapa halaman tentang catatan karakterisasi pada setiap
karakter dalam naskah. Saya melakukannya dengan cepat dan ternyata latihan
tersebut sangat membantu. Saya sangat menyarankan untuk melakukan hal ini

karena pada akhirnya anda akan memiliki banyak halaman berisi catatan yang
tidak hanya memberikan rincian dan arti terhadap karakter anda, tetapi juga
membangkitkan ide untuk kisah anda dalam cara-cara lainnya, yaitu dengan
memperjelas pilihan yang mungkin dibuat oleh karakter anda. Sentimen yang
terakhir tersebut membawa saya ke pada poin berikutnya.

#3 Biarkan karakter anda yang membuat keputusan
Walaupun sangat penting untuk memiliki ide bagi struktur film anda sebelum
menulis apapun, anda juga harus membiarkan cerita mengalir secara organik
dan alami dan cara satu-satunya untuk melakukan hal tersebut adalah
memberikan ruang untuk bernafas bagi karakter anda. Daripada memaksakan
karakter anda ke dalam suatu pojok dan mendiktekan semua aksinya bahkan

sebelum menulis “FADE IN”, cobalah untuk membiarkan karakter anda membuat
keputusannya sendiri yang akan membuat kisah anda maju. Ini adalah sesuatu
yang saya yakini selama ini merupakan suatu komponen penting pada setiap
naskah, dan benar-benar meyakini gagasan untuk melakukan ini setelah saya
mendengarkan Vince Gilligan berbicara tentang menggunakan pendekatan ini
untuk mengembangkan karakter dalam “Breaking Bad”. Ini merupakan salah
satu alasan film tersebut sukses dan mampu mendobrak landasan baru.
Saat anda menuliskan adegan apapun, teruslah bertanya pada diri anda
bagaimana karakter anda akan bereaksi terhadap kondisi-kondisi yang
melingkupinya. Jangan berpikir mengenai apa yang akan dilakukan oleh karakter
lain dalam film lain, atau apa yang akan anda lakukan dalam skenari tersebut,
atau anda akan berakhir dengan karakter utama yang paling generik dan
membosankan yang pernah anda tulis. Jika anda telah melakukan riset dan
mengikuti saran saya dalam poin #2, anda seharusnya sudah tahu karakter anda
dengan sangat baik dan lebih mudah menebak apa yang akan mereka lakukan
berikutnya. Anda sudah tahu jenis sepatu yang dibeli karakter anda, fakta bahwa
ia tidak merokok dalam tiga tahun tetapi masih merasakan gelisah kalau
mencium bau rokok, dan bahwa ia tertidur di depan TV setiap malam. Anda juga
tahu kenapa dia begitu-anda memahami bagaimana caranya dibesarkan dan
bahwa ia ditindas di sekolah. Jika anda mengetahui semua ini maka secara

alamiah akan mendapatkan pengertian yang lebih mendalam mengenai apa
yang akan dilakukan oleh karakter tersebut dalam setiap situasi dan bagaimana
reaksinya pada setiap kejadian.
Jadi masuklah ke dalam adegan dan kisah dengan pikiran terbuka, terutama
pada konsep atau draft awal. Jika skenario anda ingin baik, maka skenario
tersebut perlu melewati banyak sekali konsep tanpa memandang bahwa anda
merupakan penulis yang baik Jadi jangan terlalu terpaku pada upaya memiliki
karakter yang sempurna dalam versi pertama. Biarkan mengalir secara alamiah
dan konsep berikutnya anda dapat masuk kembali dan lebih menyoroti pojokan
begitu karakter anda telah menunjukkan bagaimana karakternya sesungguhnya.

#4 Berikan karakter anda dialog-dialog yang menarik
Saya telah sedikit membahwa has ini pada artikel paling atas tetapi masalah ini
perlu dibahas khusus. Karakter anda membutuhkan dialog yang menarik dan
orisinil. Dan ini tidak hanya berlaku bagi karakter utama tetapi semua karakter
dalam naskah. Dialog yang kuat akan memberi tahu penonton siapa karakter
tersebut dalam momen-momen mereka mengucapkan dialog pertamanya di
layar. Kita dapat mengetahui asalnya dari aksennya, seberapa terpelajarnya,
apakah mereka introvert atau ekstrovert dan banyak lagi. Suatu momen besar
dari informasi dapat disampaikan dengan dialog, bahkan tanpa mengatakan

sesuatu yang khusus. Suatu dialog adegan yang ditulis dengan baik yang
mencakup sesuatu yang sesederhana seperti karakter yang sedang berbelanja
dapat menyampaikan kepada dunia tentang karakter tersebut dan pada akhirnya
menambahkan kepentingan dari apa yang mereka ucapkan, terutama bila
menggunakan subteks-subjek lain yang akan saya jelajahi lebih lanjut dalam
artikel tersendiri.
Hal yang ganjil dari film naratif walaupun karakternya sangat fiksional, kita
sebagai penonton masih menginginkannya senyata mungkin. Bahkan dalam film
fantasi, kita harus mampu merasakan karakter tersebut dan memahami mereka
pada tingkatan yang baku, visceral dan dialog merupakan wahana untuk
mencapai hal tersebut. Tetapi harus diingat bahwa dialog yang menarik tidak
selalu berarti banyak dialog. Anda mungkin memiliki karakter yang hanya sedikit
bicaranya yang pada gilirannya malah memberitahukan lebih banyak mengenai
diri mereka tanpa penggunaan kata-kata.
Anda mungkin memiliki karakter yang cara bicaranya dipenuhi oleh bahasa dan
istilah-istilah slang dan yang lainnya terdengar seperti pengkhotbah. Memiliki
karakter yang berbicara dalam suaranya sendiri adalah sangat penting, dan
pastikan bahwa tidak ada karakter yang terdengar seperti orang yang sama.
Suatu isu besar yang dimiliki beberapa penulis skenario adalah mereka menulis
dialog semua karakternya dengan cara yang sama. Idealnya, anda ingin

mencakup nama-nama karakter pada naskah dan tetap mengetahui siapa yang
berbicara berdasarkan apa yang diucapkan dan cara mengucapkannya. Tarantino
adalah salah satu master dialog dan setiap filmnya dapat menjadi sumber
inspirasi untuk penulis yang ingin membedakan suara-suara dari beragam
karakter.

#5- Berpikir seperti seorang aktor dan berikan karakter anda titik
pandang
Aktor selalu berbicara mengenai menemukan titik pandangnya. Mereka
membutuhkan motivasi untuk adegan. Mereka perlu mengetahui di mana posisi
karakternya pada momen sebelum mereka melangkah ke dalam ruangan yang
membuka adegan. Mereka perlu mengetahui apa yang sebenarnya dipikirkan
karakter dan mereasakan saat mereka menjadi bertele-tele dan membiarkan
subteks adegan muncul. Bagi beberapa penulis, konstruksi ini mungkin

kelihatannya seperti alat yang menarik perhatian yang dibutuhkan aktor untuk
masuk ke ruang kepala yang benar, tetapi saya berargumen bahwa kita sebagai
penulis skenario juga harus berpikir seperti demikian. Jika anda mengharapkan
aktor utama anda mampu memainkan suatu karakter secara efektif, anda harus
menuliskan karakter yang akan membuat aktor tersebut menggunakan alatnya

untuk masuk ke dalam adegan. Tetapi yang lebih penting, lakukanlah demi
skenario anda sendiri dan memastikan bahwa anda mendapatkan produk akhir
yang terbaik. Suatu karakter dengan titik pandang yang kuat akan
menggerakkan kisah ke depan dengan memberikan penonton suatu garis
tembusan untuk diikuti di sepanjang masing-masing adegan dan masing-masing
acting dalam film. Kita perlu tahu darimana mereka berasal dan apa yang
mereka inginkan agar cukup peduli untuk mengikuti kisah mereka. Lihatlah
karakter seperti Forrest Gump dengan titik pandang yang jelas yang
mendiktekan aktingnya, menambahkan realisme pada apa yang dilakukannya
dan sebagai hasilnya mendorong kisah tersebut ke depan dari akting ke akting,
dari adegan ke adegan.
Begitu banyak skenario yang saya baca sungguh kekurangan aspek ini. Tampak
jelas dari awalnya bahwa sang penulis tidak cukup memperhatikan untuk
memahami titik pandang karakter, dan membuatnya cukup jelas untuk
dimengerti penonton. Gejala paling umum dari masalah ini adalah adegan
berkembang dengan cara yang benar-benar tidak fokus. Saya telah membaca
beberapa adegan yang seharusnya brilian jika dipotong satu atau dua halaman,
tetapi penulisnya tidak paham titik pandang karakter dan sebagai hasilnya
adegan tersebut mengelompok dalam lima halaman adegan yang isinya
berputar-putar.

Satu cara untuk mengetahui bahwa anda berada di jalur yang benar adalah
melihat bias tidaknya anda menulis setiap adegan manapun dalam satu halaman
jika perlu. Tentunya ada adegan yang membutuhkan banyak lembar dialog tetapi
sebelum anda menjadikannya sebagai adegan epik 8 halaman, pastikan bahwa
adegan tersebut dapat muat 1-2 halaman, karena jika adegan tersebut tidak
diarahkan dan tidak fokus bahkan bila dipadatkan pada panjang tersebut, maka
adegan tersebut akan menjadi isu besar saat diekstrapolasikan menjadi lebih
panjang.

Apalagi yang bisa anda lakukan?
Kelima tips ini hanyalah merupakan ujung dari gunung es. Hal yang penting
untuk kesuksesan suatu film adalah memiliki karakter yang kuat, yang disukai,
realsitis dan memiliki motivasi dan tujuan yang nyata dalam kisah, tetaou
mengembangkan karakter seperti ini membutuhkan banyak uji coba. Tidak ada
rumus untuk mendapatkannya, tetapi dengan menggunakan beberapa latihan
yang sangat mendsar seperti menuliskan 2-3 halaman kisah latar pada setiap
karakter, anda akan sampai pada penciptaan karakter orisinil. Dan begitu anda
sudah memiliki rangka karakter tersebut, jangan takut untuk membiarkan

karakter tersebut berevolusi, tumbuh dan bahkan pada beberapa kasus

mendiktekan kemana kisah tersebut berjalan.
Diluar kelima tips ini, terdapat banyak sekali hal yang dapat anda lakukan untuk
menulis karakter yang lebih baik, apakah dengan melakukan riset dan menonton
film yang digerakkan karakter, menguping di restoran setempat untuk
mengetahui beberapa dialog. Tetapi apapun metode yang berhasil bagi anda,
pastikan untuk memperhatikan karakter anda, khususnya pada tahap awal
pengembangan skenario anda.