Copy of Tokoh filsafat modern

TOKOH FILSAFAT MODERN
FILSUF LEIBNIZ (1646 – 1716)

BIOGRAPHY TOKOH

Gottfried W. Leibniz lahir pada tanggal 1 Juli 1646 di Leipzig, Jerman. Putra dari Friedrich Leibniz,
seorang professor filsafat moral di Leipzig, Jerman. Friedrich Leibniz berkompeten di bidangnya
walaupun pendidikannya tidak tinggi, ia mencurahkan waktu untuk keluarga dan pekerjaannya.
Ibu Gottfried W. Leibniz, Catharina Schmuck, anak seorang pengacara dan ia adalah istri ketiga
Friedrich Leibniz. Ayah Gottfried W. Leibniz meninggal dunia ketika ia berumur 6 tahun dan ia
dibesarkan oleh ibunya. Nilai moral dan religius memegang peranan penting dalam kehidupan dan
falsafah hidupnya.

Pada usia 7 tahun, Leibniz memasuki sekolah Nicolai di Leipzig.
Walaupun ia belajar bahasa Latin di sekolah, namun jauh lebih maju bahasa Latin yang ia
pelajari sendiri dan beberapa bahasa Yunani pada usianya yang ke-12 tahun. Leibniz
tampaknya telah termotivasi oleh keinginan untuk membaca buku-buku ayahnya. Pada tahun
1661, pada usia ke-14 tahun, Leibniz masuk ke Universitas Leipzig.

Sebuah usia dini yang luar biasa bagi siapa pun untuk memasuki universitas, menurut standar
waktu itu dia cukup muda, tetapi masih ada orang lain yang usianya sama. Pelajaran yang

diperoleh Leibniz di Universitas Lepzig diantaranya filsafat dan matematika. Ia lulus dengan
gelar Sarjana Muda di tahun 1663 dengan thesis De Principio Individual (Pada Prinsip
Individu).Selain seorang filsuf ia pernah menjadi penasehat raja, pustakawan sejarawan,
ilmuwan, matematikawan, doctor dalam dunia dan hokum gereja.

Ia dianggap sebagai jiwa Unniversalis zamannya dan merupakan salah seorang filsuf yang paling
berpengaruh pada abad masanya.
Bahkan ia juga menemukan logika matematika, kalkulus dan energy Kinetik (Fisika),.Ia
merupakan penganut filsafat rasionalisme Descartes, yakni pengetahuan manusia yang
sesungguhnya diperoleh dengan akal dan panca indera, bukan dari pengalaman (empirisme).
Dia meninggal pada 14 November 1716, Hanover, Germany.

KARIER LEIBNIZ SECARA SINGKAT ADALAH BERIKUT:


1646-1666: Tahun-tahun formatif



1666–74: Terutama bekerja pada Kurfürst Mainz, Johann Philipp von Schönborn, dan

menterinya, Baron von Boineburg.



1672–76. Tinggal di Paris, dan membuat dua perjalanan penting ke London.



1676–1716. Mengabdi pada Keluarga Bangsawan Hannover.



1677–98. Menjadi punggawa, pertama dari Johann Friedrich dari Braunschweig-Lüneburg, lalu
pada saudaranya, adipati, kemudian kurfuerst, Ernst August dari Hannover.



1687–90. Bepergian secara luas di Jerman, Austria, dan Italia, mebuat penelitian mengenai buku yang
diperintahkan oleh sang kurfürst mengenai sejarah Kelurga Braunschweig.




1698–1716: Mengabdi pada kurfurst Georg Ludwig dari Hannover.



1712–14. Tinggal di Wina. Ditunjuk menjadi anggota Dewan Kekaisaran pada tahun 1713 oleh
Karl VI, Kaisar Romawi Suci, pada istana Habsburg di Wina.



1714–16: Georg Ludwig, setelah menjadi George I dari Britania Raya, melarang Leibniz mengikutinya
ke London. Leibniz mengakhiri hayatnya dalam keadaan yang kurang lebih diterlantarkan.

PEMIKIRAN


Pemikiran Monad tentang Subtansi

Salah satu pemikiran Gottfried Wilhelm Liebniz ialah tentang subtansi. Menurutnya ada banyak

substansi yang disebut dengan monad (monos= satu; monad= satu unit) jika dalam matematika
yang terkecil adalah titik, dan dalam fisika disebut dengan atom, maka dalam metafisika disebut
dengan monad, terkecil dalam pendapat leibniz bukan berarti sebuah ukuran, melainkan sebagai
tidak berkeluasan, maka yang dimaksud dengan monad bukan sebuah benda.

Setiap monad berbeda satu dari yang lain dan Tuhan (Supermonad dan satu-satunya monad
yang tidak dicipta) adalah pencipta monad-monad itu. Monad tidak mmpunyai kualitas.
Karenanya hanya Tuhan Yang benar-benar mengetahui setiap monad agar Tuhan
membandingkan dan memperlawankan monad-monad itu. Itu disebabkan monad-monad
itu memang berbeda satu dengan yang lainnya. Pada prinsip metafisika yang
dikemukakan Leibniz yang juga disebut prinsip kontroversi yang dinamakannya
“prinnsip identitas yang tidak dapat dibedakan”. Tidak akan setiap monad memiliki sifat
yang sama, bahkan Tuhan pun harus mempunyai alasan untuk memperbanyak monad.

Bila ada monad yang sama, untuk apa Tuhan menciptakan yang sama, oleh karena itu tidak akan ada
monad yang sama.Suatu argumen yang rumit,asing, kata Solomon terhadap alasan Liebniz.
Monad itu adalah sebutan substansi terkecil dalam metafisika yang cukup diri dan terisoloasi-berpisah
diri; yang tak saling berinteraksi dengan substansi-substansi kecil lainnya. Dalam matemtika
substansi itu disebut titik, sedang dalam fisika dinamakan atom. Substansi itu bukan benda
jasmaniah, ia murni spiritual-mental. Karena itu, monad tak berkeluasan. Ia semacam daya purba

(force primitives).

Sebagai subtansi nonmaterial, monade bersifat;


Abadi, tidak bisa dihasilakan, ataupun dimusnahkan;



Tidak bisa dibagi;



Individual atau berdiri sendiri, sehingga tidak ada monade yang identik dengan monade lain;



Mewujudkan kesatuan yang tertutup atau tidak berjendela, seolah-olah sesuatu bisa masuk atau keluar;




Mampu bekerja berkat daya aktif dari dalam dirinya sendiri. Kerja dari dan oleh dirinya sendiri ini
terdiri dari kegiatan mengamati (perceptio) dan meninginkan (appetitions);



Tidak beruang dan berwaktu.

Karena sifat-sifat inilah, Leibniz mendefinisikan monade sebagai atom-atom sejati dari alam dan hanya
apabila monade tersebut ada dalam “jasad-jasad organic”, maka monade-monade itu akan menjaadi
“prinsip kehidupan”. Argumen Lebniz Tentang Bukti Adanya Tuhan. Dalam permikirannya,
Leibniz bermaksud untuk membuktikan eksistensi wujud (Tuhan). Bagaimana keberadaan Tuhan
itu benar-benar “ada” didalam kehidupan manusia. Ia membuktikan eksistensi Tuhan dengan
konsepnya tentang monade-monade.

Leibniz berusaha membuktikan keberadaan Tuhan dengan empat Argumen. Pertama, ia mengatakan
bahwa manusia memiliki ide kesempurnaan, maka adanya Tuhan terbukti. Bukti ini disebut dengan
ontologism. Kedua, ia berpendapat adanya alam semesta dan tidak lengkapnya membuktikan adanya
sesuatu yang melebihi alam semesta ini, dan yang transenden ini disebut dengan Tuhan. Ketiga, ia
berpendapatbahwa kita selalu ingin mencapai kebenaran abadi, yaitu “Tuhan”. Keempat, Leibniz

mengatakan bahwa adanya keselarasan antara monade-monade membuktikan bahwa pada awal mula
ada yang mencocokan mereka satu sama lain, yang mencocokkan itu adalah Tuhan.

Ajaran Leibniz yakni tentang monade-monade ini, menjadi jalan keluar atas keparcayaan Dualisme,
dengan monade ini Leibniz memecahkan kesulitan mengenai hubungan antara jiwa dan tubuh.
Jiwa merupakan suatu monade dan tubuh terdiri dari banyak monade. Suatu monade tidak dapat
mempengaruhi monade lain, sebab masing-masing monade harus dianggap tertutup.
Leibniz juga mempunyai gagasan bahwa Tuhan mungkin tidak bebas untuk menyajikan contoh
kongkret dunia-dunia yang kontradiktoris secara logis, dan tidak ada dunia yang konsisten
secara logis, tempat mahluk-mahluk yang berkehendak bebas sekaligus tidak ada kejahatan.
Menurut Leibniz kehendak bebas adalah sebab dari kejahatan.

Tuhan atau subtansi tidak terbatas, dipahami dengan berfikir secara hati-hati sebab ia adalah alam
rasional, sifat-sifatnya berkembang dalam pemikiran, jadi idenya tidak dimuali dari pemikiran
tapi dengan langsung pada esensi itu sendiri. Tuhan memiliki kekuatan kreatif, sehingga dalam
pandangan Leibniz bahwa modab bergerak menyusun dunia, yang telah diprogramkan
kedalam diri mahluk pada saat penciptaan. Leibniz menyakini, bahwa alam semesta dikuasai
oleh akal, dan Tuhan telah menciptakan bumi sebagai dunia yang terbaik diantara segala dunia.
Hubungan akal dengan wahyu menurut Leibniz adalah wahyu itu dinyatakan dengan injil, dan
akal merupakan karunia Tuhan maka keduanya harus diserasikan.




PENCIPTAAN DAN CAMPUR TANGAN TUHAN DIDUNIA

Sesudah menciptakan dunia, Tuhan tidak perlu memperhatikan lagi, Ia sudah menyusun sebelumnya
semua gerak sehingga alam semesta untuk selamanya akan berjalan secara selaras. Maka tidak
ada campur Tuhan dalam jalannya dunia, baik secara biasa maupun secara luar biasa. Leibniz
mengumpamakan dengan jam dinding, bahwa penciptaan alam seperti jam dinding, sehingga ia
membuat pertanyaan, mana yang lebih sempurna, jam dinding yang terus-menerus perlu
dicampuri dan dibetulkan, atau jam dinding yang sudah dibangun sedemikian sempurna hingga
berjalan dengan amat persis tanpa perlu terus dipasang kembali? Pandangan ini juga disebut
dengan Deisme.



KEBURUKAN ATAU KEJAHATAN DALAM PANDANGAN LEIBNIZ

Mengapa didunia yang paling baik ini terdapat keburukan? Kalau Allah ada dari manakah asalnya
kejahatan? Kalau Allah tidak ada, dari manakah asalnya kebaikan?

Leibniz membuat suatu perbedaan tentang arti keburukan, pertama, keburukan metafisik (misalnya
bencana alam) keburukan ini sudah dengan sendirinya termuat dalam pengertian “alam ciptaan”.
Jika alam ciptaaan ini sempurna, lalu apakah perbedaan antara ciptaan dan penciptanya? Kedua,
keburukan fisik (misalnya penyakit, penderitaan). Apabila dilihat dari perspektif yang lebih luas,
keburukan seperti ada manfaatnya, misalnya agar kita lebih berhati-hati dalam dalam menjaga
kesehatan. Namun, mungkin juga keburukan ini merupakan hukuman bagi kita agar memperbaiki
diri.

Ketiga, keburukan moral; ini adalah dosa atau kejahatan dalam arti sesungguhnya.
Bahwa adanya kejahatan merupakan akibat langsung dari kebebasan manusia yang disalah
gunakan. Tuhan tidak menghendaki kejahatan, namun ia membiarkan dosa atau
kejahatan, agar manusia tetap bebas. Tuhan Tuhan tidak menghendaki kejahatan,
namun ia membiarkan dosa atau kejahatan, agar manusia tetap bebas. Tuhan mencintai
manusia dan melarang tindakan kejahatan dalam bentuk apapun. Namun, manusia yang
dicintai Tuhan adalah manusia bebas yang justru karena itu bias melakukan apa
sebenarnya dilarang Tuhan. mencintai manusia dan melarang tindakan kejahatan dalam
bentuk apapun. Namun, manusia yang dicintai Tuhan adalah manusia bebas yang justru
karena itu bias melakukan apa sebenarnya dilarang Tuhan.

Jiwa bagi Leibniz adalah abadi, sehingga ia berpegang teguh pada keadilan Tuhan yang mutlak sesudah mati.

Substansi adalah monade. Kenyataan terdiri dari monade-monade, yaitu bagian-bagian yang terkecil, yang
semuanya itu merupakan substansi-substansi. Monade-monade tidak memiliki ukuran. Monade-monade
dapat dianggap sebagai titik-titik yang mempunyai kuantitas energy tertentu dan arah-arah tertentu.
Monade-monade itu seperti jiwa karena semua monade memiliki kesadaran. Monade-monade pada taraf
anorganis (benda tak hidup), mempinyai kesadaran yang hanya dalam “mimpi”. Kesadaran monade pada
taraf tumbuhan dan hewan sudah lebih tinggi.
Pembenaran Tuhan atau Teodise. Kebaikan Tuhan tidak bertentangan dengan kejahatan. Kebebasan manusuia
tidak bertentangan dengan kemahakuasaan Tuhan. Dari semua dunia yang mungkin, Tuhan telah
menciptakan yang paling baik. Dunia merupakan suatu hasil maksimal, semua kemungkinan lain itu lebih
jelek.

 PERBEDAAN CARA PANDANG ATAU PEMIKIRAN GOTTFRIED WILHELM LIEBNIZ DENGAN
FILUSUF YANG JUGA BERALIRAN RASIONALIS.
Walaupun sesama aliran rasionalis tetapipara filusuf yang beraliran rasionalis masih ada perbedaan
yang sangat signifikan dalam pemikiran rasional mereka seperti:
Masalah René Descartes Spinoza G.W Leibniz


Subtansi




Tentang Tuhan Ada 3 subtansi (Tuhan, akal, ddan materi)



Cogito Ergo Sum (Saya berpikir maka saya ada) Hanya ada 1 subtansi



Deus Sive Natur ( Allah atau Alam ) Subtansi itu banyak Tuhan itu benar-benar”ada”.

KESIMPULAN
Ada banyak substansi didunia menurut Leibniz, substansi tersebut disebut juga dengan monade, berbeda
dengan Spinoza yang mengatakan bahwa substasi hanya ada satu yaitu Tuhan atau alam, dan begitu
pula dengan Descartes yang membagi subtansi menjadi tiga, yaitu; Tuhan, Pemikiran, dan keluasan.
Tuhan telah menciptakan dunia sebelumnnya, sehingga dunia yang sedang berjalan sekarang adalah
dunia yang telah ditentukan oleh Tuhan sebelumnya, ia mengibaratkan sebagai sebuah jam dinding.
Adanya kejahatan merupakan akibat langsung dari kebebasan manusia yang disalah gunakan. Allah
tidak menghendaki kejahatan, namun ia membiarkan dosa atau kejahatan, agar manusia tetap bebas.

Thank You
&
May GOD Bless Us