Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkun
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Infrastructure Reconstruction Enabling Program (IREP)
Daftar Tabel
1. Data teknis jalan ............................................................................................
2. Data teknis bangunan penahan tanah ............................................................
3. Prakiraan jumlah dan posisi kebutuhan tenaga kerja konstruksi .................
4. Prakiraan peralatan kerja ..............................................................................
5. Jumlah penduduk kecamatan di Kota Langsa ............................................... 20
6. Distribusi prosentase kegiatan ekonomi Kota Langsa .................................. 21
7. Dampak yang mungkin terjadi ...................................................................... 24
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa iv
Daftar Lampiran
1. Matrik Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
2. Matrik Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa vi
Bab 1
Pendahuluan
Bab 1. PENDAHULUAN
Setelah Kota Langsa lepas dari Kabupaten Aceh Timur tahun 2001, struktur perekonomian dibangun atas perdagangan, industri, dan pertanian. Sejak lama Langsa dikenal sebagai pusat perdagangan dan jasa, khususnya hasil bumi dari Kabupaten Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan paling banyak dari Medan, Sumut.
Kota Langsa merupakan kota pesisir yang memiliki garis pantai 16 km. Penduduk yang sangat heterogen –Aceh, Jawa, Melayu, Gayo Batak, dan Karo serta hanya berjarak 246 km dari Kota Medan, menyebabkan Langsa memiliki banyak kemiripan dengan Medan.
Langsa merupakan kota kecil dengan keramaian yang terpusat di dua titik. Jalan Teuku Umar sebagai pusat pertokoan dan pasar tradisional selalu ramai sejak pagi sampai malam hari. Demikian juga Jalan Ahmad Yani, jalan protokol dua jalur yang membelah kota ini selalu dipadati warga. Untuk hal tersebut Pemerintah Kota Langsa berencana meningkatkan ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa sebagai jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan. Panjang ruas jalan tersebut adalah 9 km dan tidak dilakukan pembebasan lahan.
Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Dinas Prasarana Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam bekerjasama dengan BRR - Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional merencanakan untuk melakukan rekonstruksi ruas jalan Keude Rambe- Perumnas-Timbang Langsa (peta orientasi disajikan pada gambar 1).
Berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 17/KPTS/M/2003 tentang Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah Yang Wajib Dilengkapi Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) bahwa pembangunan/peningkatan jalan dengan panjang 3 s/d <10 km (kota sedang) perlu dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL.
Tujuan penyusunan UKL-UPL rencana rehabilitasi dan rekonstruksi ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa adalah:
1. Mengidentifikasi rona lingkungan awal lokasi proyek;
2. Mengidentifikasi dampak negatif yang ditimbulkan kegiatan yang dilakukan terhadap lingkungan;
3. Sebagai pedoman untuk mencegah, mengendalikan dan menanggulangi serta meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan proyek;
4. Memberikan masukan dalam merumuskan kebijakan terhadap pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup.
Format penyusunan laporan studi ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Nomor 308 Tahun 2005 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 1
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP REKONSTRUKSI JALAN KEUDE RAMBE-PERUMNAS-TIMBANG LANGSA
U KOTA LANGSA, PROVINSI NAD
Gambar 1. Peta Orientasi Lokasi Proyek
Akhir Proyek STA 9 + 000
Batas Kecamatan
Rencana Jalan
Skala 1 : 150.000
Awal Proyek STA 0 + 000
Sumber: Atlas District Sub District (Langsa Kota Sub District)
LOKASI PEKERJAAN
Akhir Proyek
KEUDE RAMBE-TIMBANG LANGSA
STA 9 + 000
Awal Proyek STA 0 + 000
U Gambar 2. Rute Ruas Jl Keude Rambe.-Perumnas- Timbang Langsa
Keterangan:
Ruas jalan Keude Rambe-Timbang Langsa
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 3
Bab 2
Uraian Rencana Kegiatan
Bab 2. URAIAN RENCANA KEGIATAN
2.1. Identitas Pemrakarsa
2.1.1. Nama Lembaga : SATKER BRR-Infrastruktur, Lingkungan dan
Pemeliharaan Wilayah II
2.1.2. Penanggungjawab
: T. Zahedi
2.1.3. Alamat : Jl. Merdeka No. 46 C, Kota Lhokseumawe
2.1.4. Nomor Telp./Fax
: 0654-630019/0645-42012
2.2. Rencana Kegiatan
2.2.1. Nama Rencana Kegiatan : Rekonstruksi Jalan Timbang Langsa -Perumnas-
Keude Rambe
2.2.2. Lokasi Rencana Kegiatan : Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa.
(Gambar 2. Peta Lokasi Proyek)
2.2.3. Diskripsi Kegiatan
Kegiatan rekonstruksi ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa di mulai dari Km. 0 + 000 di Desa Timbang Langsa s/d Km. 9 + 000 di Keude Rambe Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa, Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam.
Pekerjaan peningkatan jalan yang dilakukan antara lain: perbaikan badan jalan, perkerasan (pelapisan dengan hotmix), bahu jalan dan saluran drainase (pamasangan gorong-gorong) dan dinding penahan tanah. Berikut disajikan data teknis jalan pada ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa.
Tabel 1 : Data Teknis Jalan
No Jenis Pekerjaan Volume 1 Panjang jalan
9 km 2 Lebar jalan
m 3 ROW
3 - 4,5
m 4 Jumlah jalur
5-9
1 jalur 2 arah
5 Jenis konstruksi
Fleksible
6 Gorong-gorong 11 buah Sumber : Gambar disain
Peta orientasi disajikan pada gambar 1 dan rute ruas jalan Keude Rambe-Perumnas- Timbang Langsa disajikan pada gambar 2.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 4
Secara fisik pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah:
A. Pekerjaan Peningkatan Jalan Pekerjaan peningkatan jalan, yakni pekerjaan overlay lapisan hot mix. Pekerjaan
overlay dilakukan mulai sta 0 + 000 s/d 2 + 950.
B. Pekerjaan Perkerasan jalan Pekerjaan lapisan perkerasan jalan dilakukan mulai sta 2 + 950 s/d 9 + 000.
Konstruksi lapisan perkerasan jalan terdiri dari : • Lapisan agregat klas A T = 15 cm; • Lapisan agregat klas B T = 15 cm; • Lapisan AC – BC T = 5 cm;
• Lapisan AC – WC T = 4 cm. (tipikal konstruksi lapisan pekerasan lihat gambar 3)
Gambar 3. Tipikal potongan jalan
C. Gorong-gorong Rencana perbaikan gorong-gorong dilakukan pada beberapa crossing saluran,
gorong-gorong bangun terdapat 2 tipe, yakni tipe gorong-gorong dari pasangan batu kali (insitu) dan gorong-gorong model box culvert.
Konstruksi gorong-gorong batu kali pada sta 2 + 260, 3 + 425, 3 + 525, 3 + 610, 3 + 732, 4 + 050, 5 + 104, 5 + 300, 5 + 609, 8 + 919 dan model box culvert pada sta
4 + 610. Dimensi gorong-gorong konstruksi batu kali adalah 1,00 x 1,00 m dan box culvert dengan dimensi 2 x (3,00 x 2,00) m. Gambar 4 menyajikan tipikal konstruksi gorong-gorong batu kali dan box culvert.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 5
Gorong-gorong batu kali
Gorong-gorong model box culvert
Gambar 4. Disain rencana gorong-gorong
D. Pembangunan Penguat Jalan Pada titik-titik yang kemungkinan terjadi longsor diperkuat dengan bangunan
dinding penahan tanah. Disain konstruksi penahan tanah sebagaimana terlihat pada gambar 5.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 6
Gambar 5. Disain rencana konstruksi penahan tanah
Tabel 2 : Data teknis bangunan penahan tanah
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 7
Tumit Kemiringan
Lebar
Lebar Atas Tipe Tanah Pengisi
Jenis Tanah
Pengisi
Bawah W
T (m) Panjang H
(m) Granular 0,40 D 0,30 0,25
0,30 0,35 Granular 0,60 D 0,30 0,60
Tanah Biasa
0,45 D
Miring
Tanah Biasa
0,30 1,00 Granular 0,45 D 0,30 0,20
Tanah Biasa
0,30 0,25 Granular 0,50 D 0,30 0,30
0,50 D
Miring
0,30 0,33 Sumber : Gambar disain
Tanah Biasa
0,70 D
2.2.4. Rencana Pelaksanaan Fisik Pekerjaan peningkatan ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa akan
dilaksanakan pada tahun 2008, dimulai dari Km. 0 + 000 di desa Timbang Langsa s/d Km. 9 + 000 di desa Keude Rambe.
2.2.5. Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan Yang Mungkin Menimbulkan Dampak
Garis besar komponen rencana kegiatan peningkatan ruas Keude Rambe-Perumnas- Timbang Langsa yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu : tahap prakonstruksi, konstruksi dan operasi.
1. Tahap Prakonstruksi
Pekerjaan peningkatan ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa tidak melakukan pembebasan tanah, sehingga kegiatan yang dilakukan pada tahap prakonstruksi adalah pemasangan billborad papan pengumuman kegiatan proyek.
Pemasangan papan pengumuman proyek peningkatan jalan memberi informasi kepada masyarakat keberadaan warga sekitarnya.
2. Tahap Konstruksi
a) Penerimaan tenaga kerja Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi berpotensi menimbulkan dampak
negatif berupa keresahan masyarakat, jika perekrutan tenaga kerja tidak memprioritaskan tenaga kerja setempat.
Prakiraan kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan kosntruksi jalan menurut posisinya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3 : Perkiraan Jumlah dan Posisi Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi
No Posisi Tenaga Kerja
Spesifikasi 1 Manager proyek
Jumlah
1 S1 2 Site manager/ engineer
2 S1 3 Keuangan
2 S1/D3/SMEA 4 Tenaga Administrasi
2 SMA 5 Logistik
2 STM 6 Sopir
2 SMP/SMA
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 8
No Posisi Tenaga Kerja
Spesifikasi 7 Operator peralatan kerja
Jumlah
17 - 8 Pelaksana
4 D3 9 Mandor
8 - 10 Tenaga pendukung (buruh)
82 - Jumlah
Sumber : Prakiraan Konsultan
b) Pengoperasian basecamp Kegiatan awal pekerjaan di lapangan adalah : pembangunan base camp yang
berfungsi sebagai kantor pelaksana proyek dan P3K, penginapan pekerja, bengkel perawatan dan perbaikan alat berat, dan penyimpanan material. Pada base camp akan dilengkapi dengan MCK.
Penempatan material dan peralatan kerja yang kurang baik berpotensi menimbulkan kerusakan dan kecelakaan, aktivitas para pekerja pendatang yang tidak mengindahkan aturan adat setempat berpotensi menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitar lokasi base camp.
c) Penyiapan badan jalan Kegiatan penyiapan badan jalan mencakup pembersihan lahan dari bahan-bahan
yang tidak bisa dimanfaatkan sebagai material konstruksi. Pemasangan patok- patok batas bagian konstruksi : patok tanda segmen (sta), perkerasan, bahu jalan. Pada bagian pekerjaan ini tidak menimbulkan dampak lingkungan.
d) Pekerjaan rekonstruksi jalan • Mobilisasi alat dan material Mobilisasi alat-alat dan material konstruksi berpotensi menimbulkan gangguan
lalu lintas berupa hambatan laju kendaraan oleh kendaraan pengangkut (trailer/dump truck) dan potensi kecelakaan lalu lintas. Berikut disajikan prakiraan peralatan dan material kerja yang didatangkan.
Tabel 4 : Prakiraan Peralatan Kerja
No Jenis Peralatan
Jumlah (Unit) 1 Asphal Finisher
Kapasitas
1 2 Asphal Sprayer
1 3 Compressor
1 4 3 Concrate Mixer 0,3-0,6 M 1
4000-6500 L/M
5 3 Dump Truck 3-4 M 8 6 Excavator
1 7 Generator Set
80-140 HP
1 8 Motor Grader
1 9 Three Wheel Roller
>100 HP
1 10 Tandem Roller
6-8 TON
1 11 Tire Roller
6-8 TON
1 12 Concrate Vibrator
8-10 TON
1 13 Water Pump
1 14 Water Tanker
70-100 MM
1 Sumber : Prakiraan Konsultan
3000-4000 L
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 9
• Konstruksi jalan Pekerjaan penghamparan sirtu (pembentukan badan jalan) berpotensi
meningkatkan kandungan debu di udara (pada musim kemarau). • Pemasangan rambu-rambu lalu lintas
Pemasangan rambu-rambu lalu lintas yang tepat dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas.
3. Tahap Operasi
a) Pengoperasian jalan Dengan dioperasikannya jalan yang telah selesai, dapat memperlancar lalu lintas
pada ruas jalan tersebut. Dampak lain adalah peningkatan aktivitas perekonomian.
b) Pemeliharaan jalan dan fasilitas lainnya Pemeliharaan jalan yang dilakukan secara periodik (overlay, pembersihan saluran
drainase dan pemeliharaan perambuan) dapat memperpanjang usia konstruksi dan dapat menekan kecelakaan lalu lintas.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 10
Bab 3
Daftar Uji
Bab 3. DAFTAR UJI
3.1. Tata Ruang No Kriteria Evaluasi Ya Tidak Keterangan
3.1.1 Apakah rencana kegiatan berada
X : jawaban dan / atau berbatasan langsung dengan :
a. Kawasan hutan lindung
b. Kawasan bergambut
c. Kawasan resapan air
d. Sempadan sungai
e. Kawasan sekitar danau/waduk
f. Kawasan sekitar mata air
g. Kawasan suaka alam (terdiri
dari cagar alam, suaka marga- satwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah, dan daerah pengungsian satwa).
h. Kawasan suaka alam laut dan
perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, Gugusan karang atau terumbu karang, dan atau yang mempunyai ciri khas berapa keragaman dan atau/keunikan ekosistem).
i. Kawasan pantai berhutan
bakau (mangrove). j. Taman nasional
k. Taman hutan raya
l. Taman wisata alam
m. Kawasan cagar budaya dan
ilmu pengetahuan (termasuk daerah karst berair, daerah dengan budaya masyarakat istimewa, daerah lokasi situs purbakala atau peninggalan sejarah bernilai tinggi).
n. Kawasan rawan bencana alam. X
3.1.2 Apakah terdapat pertentangan
dalam pemanfaatan tata ruang dengan kegiatan- kegiatan lain yang ada saat ini atau yang akan direncanakan dimasa mendatang ?
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 11
3.2. Lahan dan Tanah
3.2.1 Apakah proyek akan membebaskan lahan penduduk atau ( ) ya badan usaha
( X ) tidak Kegiatan proyek ini adalah rehabilitasi fasilitas jalan yang ada, sehingga tidak ada pembebasan lahan.
3.2.2 Apakah proyek akan menyebabkan ketidak stabilan lereng ( ) ya atau membangun tanggul-tanggul yang mempunyai resiko
( X ) tidak tinggi mengalami kelongsoran ?
3.2.3 Apakah kegiatan proyek akan menyebabkan perubahan ( ) ya bentang alam dalam skala yang cukup besar atau melakukan
( X ) tidak pemindahan tanah dalam jumlah yang besar ?
3.2.4 Apakah kegiatan proyek akan menghilangkan lahan ( ) ya pertanian atau hutan produksi atau lahan-lahan produktif
( X ) tidak lainnya.
3.2.5 Apakah kegiatan proyek akan mengubah kontur garis pantai, ( ) ya
menghambat aliran drainase atau mengganggu aliran sungai ( X ) tidak ?
3.2.6 Apakah kegiatan proyek akan merusak, menutup, menguruk ( ) ya
atau merubah bentang alam yang unik secara permanen ? ( X ) tidak
3.2.7 Apakah kegiatan proyek menyebabkan meningkatnya erosi ( ) ya
tanah baik yang disebabkan oleh air atau angin ? ( X ) tidak
3.2.8 Apakah kegiatan proyek akan menghalangi penggunaan ( ) ya
lahan untuk pemanfaatan lain dalam jangka panjang ? ( X ) tidak
3.3. Udara/Klimatologi
3.3.1 Apakah kegiatan proyek mengeluarkan emisi udara yang ( ) ya diperkirakan dapat melebihi baku mutu lingkungan atau
( X ) tidak dapat menurunkan kualitas udara embien ?
3.3.2 Apakah kegiatan proyek menyebabkan perubahan arah ( ) ya angin, kelembaban atau temperatur ?
( X ) tidak
3.3.3 Apakah kegiatan proyek akan menyebabkan gangguan ( ) ya kebauan ?
( X ) tidak
3.4. Air
3.4.1 Apakah kegiatan proyek akan mengambil air permukaan ( ) ya pada tahap konstruksi dan operasi ?
( X ) tidak
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 12
3.4.2 Apakah kegiatan akan menyebabkan pembuangan limbah ( ) ya cair ke sungai, danau, laut atau air laut yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air permukaan, termasuk di ( X ) tidak dalamnya perubahan suhu dan kekeruhan ?
3.4.3 Apakah rencana kegiatan proyek akan memanfaatkan air ( ) ya tanah ? Apakah pengambilan air tanah berpontensi mengganggu arah ( X ) tidak aliran dan debit air tanah.
3.4.4 Apakah proyek akan membangun konstruksi yang dapat ( ) ya menggangu aliran dan debit air tanah ?
( X ) tidak
3.4.5 Apakah proyek akan menyebabkan perubahan kualitas air ( ) ya tanah ?
( X ) tidak
3.4.6 Apakah proyek akan menyebabkan pencemaran terhadap air ( ) ya
tanah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air ( X ) tidak
penduduk ?
3.4.7 Apakah proyek akan menghasilkan limbah cair domestik ( ) ya (WC, air cucian dapur, buangan air mandi karyawan, pengunjung dan sebagainya) dalam jumlah yang cukup
( X) tidak banyak ?
3.4.8 Apakah proyek akan menyebabkan peningkatan resiko ( ) ya terjadinya banjir ?
( X ) tidak
3.5. Limbah Padat
3.5.1 Apakah kegiatan konstruksi, operasi proyek akan ( ) ya menghasilkan limbah padat non B3 dalam jumlah yang
( X ) tidak besar ?
3.5.2 Apakah kegiatan konstruksi, operasi proyek akan ( ) ya menghasilkan limbah padat B3?
( X ) tidak
3.5.3 Apakah akan dilakukan pengelolaan limbah padat di dalam ( ) ya lokasi Proyek ?
( X ) tidak
3.6. Kebisingan, Getaran, Radiasi dan Kesilauan
3.6.1 Apakah proyek akan menyebabkan peningkatan kebisingan ( ) ya di sekitar proyek, pada saat konstruksi dan operasi ?
( X ) tidak
3.6.2 Apakah proyek akan menyebabkan gangguan getaran, radiasi ( ) ya
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 13 UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 13
3.7. Flora
3.7.1 Apakah proyek akan menyebabkan perubahan diversitas atau ( ) ya
produktivitas spesises tumbuhan ? Apakah proyek juga ( X ) tidak
menyebabkan perubahan jumlah spesies tumbuhan ?
3.7.2 Apakah proyek akan mempengaruhi habitat tumbuhan ( ) ya langka atau tumbuhan yang dilindungi ?
( X ) tidak
3.8. Fauna
3.8.1 Apakah proyek mempengaruhi habitat satwa liar atau satwa ( ) ya yang dilindungi ?
( X ) tidak
3.8.2 Apakah proyek menyebabkan introduksi spesies hewan baru ( ) ya
? ( X ) tidak
3.8.3 Apakah proyek menyebabkan barier yang dapat membatasi ( ) ya migrasi/perpindahan hewan dan ikan ?
( X ) tidak
3.8.4 Apakah proyek menyebabkan gangguan terhadap habitat ( ) ya ikan dan habitat satwa liar ?
( X ) tidak
3.8.5 Apakah proyek menyebabkan terjadinya emigrasi satwa liar ( ) ya
dan memungkinkan terjadinya interaksi antara penduduk ( X ) tidak dengan satwa liar akibat emigrasi tersebut ?
3.9. Sumber Daya Alam
3.9.1 Apakah proyek menyebabkan peningkatan penggunaan ( ) ya sumber daya alam ?
( X ) tidak
3.9.2 Apakah proyek menyebabkan penurunan kuantitas sumber ( ) ya daya alam yang tidak dapat diperbaharui secara signifikan ?
( X ) tidak
3.10. Energi
3.10.1 Apakah proyek akan menggunakan energi dalam jumlah ( ) ya yang signifikan ?
( X ) tidak
3.10.2 Apakah proyek dapat mempengaruhi peningkatan ( ) ya kebutuhan energi di luar lokasi proyek karena adanya
( X ) tidak kegiatan-kegiatan ikutan dimasa mendatang ?
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 14
3.10.3 Apakah perlu dibangun sumber energi baru untuk ( ) ya memenuhi kebutuhan proyek atau mengantisipasi
( X ) tidak perkembangan wilayah di sekitar proyek ?
3.11. Transportasi
3.11.1 Apakah proyek akan menyebabkan peningkatan jumlah dan ( ) ya
mobilisasi kendaraan bermotor ? ( X ) tidak
3.11.2 Apakah proyek akan berdampak pada lahan parkir yang ada ( ) ya
saat ini dan peningkatan kebutuhan lahan parkir ? ( X ) tidak
3.11.3 Apakah proyek akan berpengaruh terhadap sistem lalu ( X ) ya lintas saat ini ?
( ) tidak Dengan kondisi jalan yang lebih baik akan memperlancar arus lalu lintas
3.11.4 Apakah proyek akan mengubah sistem sirkulasi barang, ( ) ya jasa dan manusia ?
( X ) tidak
3.11.5 Apakah proyek akan meningkatkan resiko kecelakaan ( X ) ya
bermotor, pengendara sepeda dan pejalan kaki ? ( ) tidak Dengan kondisi jalan yang lebih baik, pengguna jalan cenderung meningkatkan laju kendaraannya.
3.11.6 Apakah proyek akan memerlukan konstruksi jalan baru ( ) ya ( X ) tidak
3.12. Fasilitas Umum
3.12.1 Apakah proyek menyebabkan perubahan kebutuhan ( ) ya fasilitas umum, pelayanan jasa dan kelembagaan- kelembagaan pemerintah, misalnya instansi pemadam
( X ) tidak kebakaran, sekolah, kantor kelurahan, puskesmas dan lain sebagainya ?
3.13. Utilitas
3.13.1 Apakah proyek akan memerlukan pembangunan fasilitas ( ) ya baru atau mempengaruhi fasilitas-fasilitas jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, penyediaan air bersih, sistem
( X ) tidak drainase dan sebagainya?
3.14. Penduduk
3.14.1 Apakah proyek akan memindahkan penduduk atau akan ( ) ya mengubah komposisi penduduk?
( X ) tidak
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 15
3.15. Resiko Kecelakaan
3.15.1 Apakah kegiatan proyek menyebabkan terjadinya resiko ( ) ya pemaparan bahan-bahan berbahaya seperti minyak, pestisida, bahan-bahan kimia, radiasi atau bahan-bahan
( X ) tidak lain pada saat terjadi kecelakaan kerja atau pada saat
operasional kegiatan mengalami gangguan?
3.15.2 Apakah di dalam kegiatan proyek terdapat kegiatan ( ) ya penggunaan, penyimpanan, penimbunan dan pembuangan
( X ) tidak bahan-bahan berbahaya dan beracun?
3.15.3 Apakah kegiatan proyek baik pada saat persiapan, ( ) ya konstruksi, operasi, dan pasca operasi memiliki resiko
( X ) tidak tinggi terjadinya kecelakaan atau bencana?
3.15.4 Apakah kegiatan proyek rawan terhadap terjadinya ( ) ya kecelakaan karena lokasi proyek berada di daerah yang
( X ) tidak rawan?
3.16. Perekonomian
3.16.1 Apakah proyek dapat menyebabkan dampak negatif terhadap perekonomian setempat atau perekonomian regional?
a. gangguan terhadap turisme ( ) ya ( X ) tidak
b. gangguan terhadap pendapatan lokal masyarakat ( ) ya ( X ) tidak
c. penurunan nilai jual tanah ( ) ya ( X ) tidak
d. pengurangan lapangan kerja dan menimbulkan ( ) ya pengangguran
( X ) tidak
e. pemindahan sarana-sarana perekonomian, fasilitas ( ) ya perdagangan dan perindustrian
( X ) tidak
3.17. Persepsi Masyarakat
3.17.1 Apakah proyek yang direncanakan dapat menimbulkan ( ) ya kontroversi dengan masyarakat setempat?
( X ) tidak .
3.17.2 Apakah proyek yang direncanakan bertentangan dengan ( ) ya nilai-nilai budaya masyarakat setempat?
( X ) tidak
3.17.3 Apakah proyek yang direncanakan menimbulkan gangguan ( ) ya
terhadap fasilitas ibadah masyarakat setempat? ( X ) tidak
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 16
3.18. Kesehatan Masyarakat
3.18.1 Apakah terdapat pekerja pendatang yang berpotensi ( ) ya membawa penyakit ke daerah proyek?
( X ) tidak
3.18.2 Jika proyek mengakibatkan terjadinya pemindahan ( ) ya penduduk, apakah lokasi pemukiman baru mempunyai
( X ) tidak potensi yang lebih tinggi terhadap gangguan kesehatan?
3.18.3 Apakah proyek yang direncanakan dapat meningkatkan ( ) ya beban fasilitas kesehatan masyarakat setempat (jamban,
( X ) tidak air bersih dsb)?
3.18.4 Apakah proyek yang direncanakan dapat mengubah habitat vektor-vektor penyakit dengan jalan:
a. perubahan sistem hidrologi (kecepatan aliran air, ( ) ya kedalaman, suhu, genangan air dan sebagainya)
( X ) tidak
b. perubahan morphologi (kemiringan lereng, penutupan ( ) ya pohon- pohonan)
( X) tidak
c. perubahan iklim (curah hujan dan klimatologi) ( ) ya ( X ) tidak
d. perubahan biologi (komposisi tumbuhan dan rantai ( ) ya makanan)
( X ) tidak
3.19. Estetika
3.19.1 Apakah proyek yang direncanakan akan merubah ( ) ya pemandangan alam atau mempengaruhi ruang-ruang
( X ) tidak publik?
3.20. Arkeologi, Cagar Budaya dan Situs Sejarah
3.20.1 Apakah proyek yang direncanakan dapat mengganggu situs- ( ) ya
situs arkeologi, cagar budaya atau situs sejarah? ( X ) tidak
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 17
Bab 4
Rona Lingkungan Awal
Bab 4. RONA LINGKUNGAN AWAL
4.1. Komponen Fisik
4.1.1. Letak Geografis
Kota Langsa merupakan kota pesisir yang memiliki garis pantai 16 km. Penduduk yang sangat heterogen –Aceh, Jawa, melayu, Gayo Batak, dan karo serta hanya berjarak 246 km dari Kota Medan, menyebabkan Langsa memiliki banyak kemiripan dengan Medan.
4.1.2. Kondisi Topografi
Secara topografis Kabupaten Aceh Timur/Kota Langsa dapat digolongkan atas : Lereng 0-2 % merupakan dataran rendah dan landai, daerah ini meliputi 34,14%
dari luas Kabupaten Aceh Timur. Lereng 2-15 % merupakan daerah landai sampai agak miring, luas daerah ini
13,66 % dari luas Kabupaten Aceh Timur. Lereng 15,40 % merupakan daerah yang agak miring sampai curam dan pada
umumnya tidak terdapat perkampungan/pemukiman, luas daerah ini 26,56 % dari Kabupaten Aceh Timur.
Lereng yang lebih dari 40 % merupakan lereng yang curam sekali, luasnya 25,64 % dari luas Daerah Kabupaten Aceh Timur
4.1.3. Kondisi Geologi
Tekstur tanah dapat digolongkan atas 3 kelas : Tekstur halus Tekstur halus meliputi tekstur liat, liat berlempung, liat berdebu,
liat berpasir seluas 97,91 % dari luas Kabupaten Aceh Timur. Tekstur sedang Tekstur sedang meliputi lempung berdebu,lempung berpasir dan
tekstur ini meliputi 0,39 % dari luas wilayah Kabupaten Aceh Timur. Tekstur kasar Tekstur kasar meliputi pasir, pasir berlempung,pasir berdebu seluas
1,70 dari luas wilayah Kabupaten Aceh Timur.
4.1.4. Iklim
Menurut klasifikasi iklim Schmidt Fergusson (1952) Kabupaten Aceh Timur mempunyai type iklim A dan B seperti daerah tropis lainya, iklim sangat dipengaruhi oleh angin yang senantiasa bertukar setiap tahunnya, sehingga terdapat dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan musin kemarau.
Musim Hujan terjadi dari bulan September s/d bulan Februari, sedangkan musim kemarau mulai bulan Maret s/d bulan Agustus. Hujan rata-rata tiap tahunnya diantara 1.500 sampai 3.000 mm, sedangkan suhu udara berkisar diantara 260 - 300 C dengan kelembaban nisbi rata-rata 75 %.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 18
4.2. Komponen Biologi
Flora yang terdapat di wilayah Aceh Timur, terdiri dari berbagai jenis tumbuh – tumbuhan, diantaranya: kayu merbau, damar, damar laut, semantok, meranti, cemara, kayu bakau, rotan dan sebagainya. Semua jenis tumbuh-tumbuhan hidup subur di kawasan hutan merupakan kekayaan dan potensi yang dapat mendukung pembangunan ekonomi jika mampu dikelola dengan baik tanpa merusak kelestarian alam dan lingkungan.
Kekayaan fauna di Aceh Timur meliputi berbagai jenis hewan liar seperti gajah, harimau, badak, rusa, kijang, orang utan, babi, ular dan lain-lain sebagainya, dengan demikian beberapa hewan liar tersebut merupakan satwa yang dilindungi Undang- undang.
Di lokasi proyek tidak ditemui jenis hewan seperti di atas, fauna yang yang ditemui merupakan hewan piaraan, diantaranya sapi/lembu, kambing, kerbau, ayam dan itik.
4.3. Komponen Sosial
4.3.1. Demografi Penduduk terpadat di Kota Langsa terdapat di Kecamatan Langsa Kota, yaitu 745,79
jiwa/km2. Jumlah penduduk Kota Langsa dari data terbaru yang didapat adalah 134.219 jiwa (Badan Pusat Statistik). Tabel berikut menyajikan luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat kepadatan.
Tabel 5. Luas wilayah, jumlah penduduk dan tingkat kepadatan Kota Langsa No.
Kecamatan
Luas (km2)
Jumlah (jiwa)
Kepadatan(Jiwa/Km²)
1. Langsa Kota
2. Langsa Barat
3. Langsa Timur
Sumber : Badan Pusat Statistik NAD, 2003 Perkiraan kebutuhan air Kota Langsa untuk klasifikasi kota sedang. Dengan jumlah
penduduk sebanyak 134.219 jiwa, maka dibutuhkan air (kebutuhan ideal untuk klasifikasi kota sedang sebesar 100 lt/org/hr) sebesar 13.429.000 lt/org/hr.
4.3.2. Kondisi Perekonomian Daerah Kondisi Perekonomian Daerah Kegiatan perekonomian yang utama di kota ini adalah
dari sektor perdagangan senilai 28,87%. Kemudian terbesar kedua adalah dari sektor industri pengolahan, senilai 23,45%. Industri pengolahan yang terdapat pada Kota Langsa ini adalah industri pengolahan kayu, dimana bahan baku industri perkayuan didatangkan dari lokasi penebangan hutan seperti Kabupaten Aceh Timur, Aceh Singkil, Aceh Utara, Aceh tengah, Aceh Tenggara dan Pidie.
Dari data tahun 2000, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Banda Aceh yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (28,87%), kemudian diikuti oleh sektor industri pengolahan (23,45%), dan sektor pertanian (18,31%). Sedangkan sektor lainnya (29,37%) meliputi sektor pertambangan, pengangkutan dan komunikasi, jasa-jasa, bangunan, listrik, dan keuangan. Pada tahun 2000 industri pengolahan kayu sempat mengalami penurunan dalam kontribusinya, sehingga turun
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 19 UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 19
Tabel 6. Distribusi prosentase kegiatan ekonomi Kota Langsa Tahun 2000 No Kegiatan
Prosentase (%)
1 Bangunan 9,86
2 Listrik Gas, dan Air Bersih;
3 Pengangkutan dan Komunikasi
4 Keuangan 3,51
5 Jasa – jasa
6 Pertanian 18,31
7 Industri dan Pengolahan 23,45
8 Pertambangan dan Penggalian
9 Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sumber : Badan Pusat Statistik NAD, 2001
4.4. Kondisi Eksisting Jalan
Rehabilitasi dan rekonstruksi ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa merupakan upaya peningkatan kualitas jalan. Pada pekerjaan ini tidak ada pengadaan tanah.
Kondisi eksisting jalan adalah : •
Panjang jalan
9 Km
• Lebar ROW
±5–9m
• Lebar Pekerasan
±3m
• Bahu jalan
0.5 - 1 m
• Subbase Coarse : baik •
sebagian belum ada (jalan perkebunan) •
Base Coarse
Drainase
belum ada
Foto-foto berikut memperlihatkan kondisi eksisting jaln saat ini. Survai dilakukan dimulai dari sta 0+000 (awal proyek) didamping oleh staf PPK
(Bapak Harman), staf PU (Bapak Mur dan Bapak Faiuldin). Titi awal proyek di Desa Kedeu Rambe (sebelum masuk kota Langsa dari arah
Lhoksukon) ke kanan (foto 1), sekitar 300 m terdapat perumahan (perumnas) (foto 2). Pada 6 km pertama ruas jalan pada wilayah kebun sawit (foto 3), kondisi jlan
eksisting merupakan jalan tanah yang diperkeras dengan material sirtu.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 20
Masuk km ke 7 kondisi jalan cukup baik dan kondisi lalu lintas cukup ramai hingga sampai akhir proyek (sta 9 + 000) di Desa Timbang Langsa) (foto 4).
Foto 1 Sta 0 + 000 Desa Kedeu Rambe
Foto 2 Perumnas
Foto 3 Titi awal masuk ke arah kebun sawit
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 21
Foto 4 Titik akhir (sta 9 + 000) di Desa Timbang Langsa
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 22
Bab 5
Dampak Lingkungan Yang Mungkin Terjadi
Bab 5. DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TERJADI
Dampak lingkungan yang diperkirakan akan terjadi akibat dari rekonstruksi ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa disajikan pada tabel berikut:
Tabel 7 : Potensi Dampak Yang Mungkin Terjadi
Besaran
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Keterangan
Dampak
Tahap Pra-konstruksi Pemasangan
Kecil Masyarakat mengharap- billboard papan masyarakat
Persepsi positif
kan adanya perbaikan jalan pengumuman
yang lebih baik
Tahap Konstruksi Perekrutan tena-ga Kesempatan
Kesempatan kerja yang kerja
Sedang
kerja
timbul dapat dimanfaat-kan oleh masyarakat se-kitar untuk dapat bekerja pada proyek
Sikap dan peri- Konflik
Konflik antara tenaga laku tenaga kerja
Kecil
pendatang dengan ma- pendatang
syarakat sekitar mungkin dapat terjadi, konflik dapat dipicu oleh peri-laku tenaga pendatang (jika) menghormati adat setempat.
• Kecelakaan kerja dapat kegiatan kon- kerja
Hampir semua Kecelakaan
Kecil
terjadi oleh kondisi per- struksi
alatan kerja yang ku-rang baik
• Kelalaian manusia dan penempatan material dan
peralatan kerja yang tidak pada tem-patnya (kurang baik).
Pembentukan
Sedang (pada Kandungan debu yang konstruksi badan kualitas udara
Penurunan
melampaui baku mutu jalan (rekonstruk-si
musim
dapat menyebabkan badan jalan)
kemarau)
gangguan kesehatan ma- syarakat sekitar dan pekerja.
Erosi material
Kandungan TSS (lumpur) kerja (tanah)
Penurunan
Sedang
kualitas air
(musim
yang tinggi dapat me-
nyumbat saluran drai-nase Timbunan
permukaan
hujan)
pada Kerusakan jalan Kecil Pemadatan tanah urug pada
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 23
Besaran
Sumber Dampak
Jenis Dampak
Keterangan
Dampak
bahu jalan dan pemasangan salur-an gorong-gorong
drainase dan gorong- yang kurang padat
gorong
Manuver keluar masuk truk dan material lintas dan
• Mobilisasi alat Gangguan lalu
Sedang
pengangkut material kerja
kecelakaan
konstruksi dan penem- • Tumpukan patan material kerja pada
material kerja badan jalan ber-potensi pada bagian ba-
menimbulkan gangguan dan jalan
lalu lintas
Tahap Operasi Operasional jalan
Dengan kondisi jalan yang baru
Potensi
Kecil
kecelakaan lalu
relatif baik, peng-guna
lintas
jalan cenderung meningkatkan laju ken- daraannya
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 24
Bab 6
Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Bab 6. PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Rencana pengelolaan lingkungan hidup dimaksudkan untuk meminimalkan dampak negatif yang terjadi, dan memaksimalkan dampak positif. Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pendekatan teknologi, sosial-ekonomi-budaya dan institusi, yakni :
1. Pendekatan Teknologi Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan teknologi adalah alternatif
teknologi pelaksanaan pekerjaan yang tepat dalam meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
2. Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan sosial ekonomi dan budaya
yang ditempuh antara lain:
a. memprioritaskan tenaga kerja lokal (setempat) sesuai kemampuannya untuk dilibatkan dalam pekerjaan konstruksi;
b. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan mesyarakat sekitar guna mencegah timbulnya konflik sosial;
c. Menghormati adat-istiadat setempat yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat sekitar proyek.
3. Pendekatan institusi Pendekatan institusi merupakan mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh
pemrakarsa dalam menanggulangi dampak penting seperti:
a. Bekerjasama dengan instansi yang berkepentingan dan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup;
b. Pengawasan terhadap hasil kerja untuk pengelolaan lingkungan hidup oleh instansi yang berwenang;
c. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada pihak- pihak yang berkepentingan.
Program pemantauan lingkungan hidup ditujukan untuk mencari bahan evaluasi pengelolaan yang telah dilakukan, sehingga pengelolaan yang dilakukan maksimal.
Pendekatan upaya pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi:
a. Pendekatan Dimensi Ruang Untuk mendapatkan hasil pemantauan yang sesuai dengan yang diharapkan,
maka ditetapkan lokasi pemantauan.
b. Pendekatan Dimensi Waktu Dalam melaksanakan pemantauan lingkungan yang bersifat dinamis, maka
diperlukan pertimbangan waktu, mengingat kondisi lingkungan dapat berubah setiap waktu.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 25 UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 25
monitoring.
d. Pendekatan Jenis Dampak Pemilihan jenis dampak yang dipantau berdasarkan hasil prediksi dampak
lingkungan yang akan timbul akibat suatu aktifitas dan diadakan pengelolaan lingkungan yang telah disusun terlebih dahulu. Pemantauan lingkungan yang dilakukan mencakup dua kategori yaitu dampak negatif dan dampak positif.
6.1 Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
6.1.1. Tahap Prakonstruksi
A. Persepsi Positif Masyarakat
a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah persepsi positif masyarakat
sekitar ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa yang mengharapkan adanya kondisi jalan yang lebih baik.
b. Sumber Dampak Sumber dampak kemungkinan adanya pemasangan billboard papan pengumuman
rencana rekonstruksi jalan.
c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah adanya persepsi positif dan dukungan
masyarakat terhadap rencana rekonstruksi jalan.
d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah memastikan adanya persepsi positif
dan dukungan masyarakat terhadap rencana rekonstruksi jalan.
e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah : melakukan pemasangan
billboard papan pengumuman jalan pada tempat yang mudah dibaca masyarakat.
f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada ruas jalan Keude Rambe-Perumnas-
Timbang Langsa .
g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan sebelum dilakukan pengukuran dan
pemasangan patok.
h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah pemrakarsa proyek
Rekonstruksi Ruas Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 26
2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Sub Dinas Bina Marga Kota Langsa.
3. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, Dinas Prasarana Wilayah Provinsi NAD, BAPEDALDA NAD.
6.1.2. Tahap Konstruksi
A. Kesempatan Kerja
a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah peluang kesempatan kerja.
b. Sumber Dampak Sumber dampak peluang kesempatan kerja adalah adanya kebutuhan tenaga kerja
pada tahap konstruksi.
c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah prosentase tenaga kerja lokal minimal 10%
dari jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah mengoptimalkan manfaat proyek
terhadap masyarakat setempat.
e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah :
• Mengutamakan tenaga kerja lokal sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam perekrutan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi;
• Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara terbuka dan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu.
f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada desa-desa di sekitar lokasi proyek.
g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan sebelum dilakukan perekrutan tenaga kerja
konstruksi.
h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 27
2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa, Sub Dinas Bina Marga Kota Langsa dan Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB Kota Langsa.
3. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, Dinas Prasarana Wilayah Provinsi NAD, BAPEDALDA NAD.
B. Potensi Konflik
a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kemungkinan terjadi konflik
(kesalahpahaman) antara tenaga kerja pendatang dengan warga setempat sehingga terjadi gangguan kantibmas.
b. Sumber Dampak Sumber dampak kemungkinan adanya konflik ini adalah (jika) tenaga kerja dari
luar daerah kurang memahami aturan adat setempat.
c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak adanya konflik (gangguan kamtibmas).
d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah konflik dan
gangguan kantibmas.
e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah : memberikan penjelasan
kepada tenaga kerja pendatang dan koordinasi dengan Kepala Desa/Geuchik dan Kepala Lorong setempat.
f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan terutama pada lingkungan (Lorong) yang
berdekatan dengan basecamp.
g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan segera setelah mobilisasi tenaga kerja dari luar
daerah.
h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.
2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan POLSEK setempat.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 28
3. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, Dinas Prasarana Wilayah Provinsi NAD dan BAPEDALDA NAD.
C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kesehatan dan keselamatan
kerja para pekerja konstruksi.
b. Sumber Dampak Sumber dampak adalah pekerjaan-pekerjaan di lapangan, meliputi: pengoperasian
peralatan kerja, penempatan material dan lalu lintas.
c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak ada kejadian kecelakaan kerja.
d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah mencegah kemungkinan kecelakaan
kerja.
e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:
• Mengoperasionalkan peralatan kerja sesuai prosedur; • Pemeliharaan peralatan secara baik; • Penempatan material pada tempat yang tidak mengganggu pekerjaan lain dan
lalu lintas; • Sedapat mungkin tidak melakukan kerja lembur;
• Memberikan penjelasan keselamatan kerja sebelummemulai pekerjaan; • Mengasuransikan tenaga kerja.
f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada lokasi proyek.
g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan selama pelaksanaan konstruksi jalan.
h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.
2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Dinas Tenaga Kerja, Capil dan KB
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 29
Kota Langsa.
3. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, Dinas Prasarana Wilayah Provinsi NAD dan BAPEDALDA NAD.
D. Penurunan Kualitas Udara
a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas udara terutama
parameter debu.
b. Sumber Dampak Sumber dampak penurunan kualitas udara (parameter debu) adalah pekerjaan
perataan tanah (pembentukan badan jalan) dan kegiatan pengangkutan material konstruksi jalan.
c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah baku mutu parameter debu (230 3 μg/Nm ) (PP
No. 41 Tahun 1999).
d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mengurangi penyebaran debu
di udara.
e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:
• Menutup bak truk pengangkut material dengan terpal (terutama tanah, pasir dan sirtu);
• Melakukan penyiraman secara periodik lokasi proyek (terutama pada musim kemarau).
f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di sepanjang ruas jalan yang sedang
dilaksanakan konstruksi dan rute truk pengangkut material.
g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan selama pelaksanaan konstruksi jalan dan
mobilisasi material.
h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.
2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Dinas Kesehatan Kota Langsa.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 30
3. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, Dinas Prasarana Wilayah Provinsi NAD dan BAPEDALDA NAD.
E. Penurunan Kualitas Air Permukaan
a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah kualitas air permukaan
(parameter TSS).
b. Sumber Dampak Sumber dampak terhadap kemungkinan peningkatan TSS adalah adanya erosi
oleh air hujan pada tumpukan material kerja dan material yang telah digelar.
c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak terjadi peningkatan TSS secara significan
pada badan perairan (sungai) atau saluran drainase.
d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah meminimalkan adanya TSS (erosi
material kerja).
e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:
• Menempatkan material tidak dekat dengan saluran air; • Membuat kantong-kantong lumpur pada saluran yang berdekatan dengan badan perairan (sungai).
f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di sepanjang jalan yang sedang dilaksanakan
konstruksi (terutama pada lokasi saluran drainase yang berbatasan dengan badan air, penumpukan material yang mudah tererosi oleh air hujan).
g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan selama pelaksanaan konstruksi jalan.
h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.
2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Dinas Kesehatan Kota Langsa.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 31
3. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, Dinas Prasarana Wilayah Provinsi NAD dan BAPEDALDA NAD.
F. Kerusakan Jalan
a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen yang terkena dampak adalah potensi kerusakan konstruksi jalan.
b. Sumber Dampak Sumber dampak kerusakan jalan adalah mobilisasi material (jika melampaui
kapasitas jalan yang dilalui).
c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak ada kerusakan jalan oleh kegiatan
mobilisasi material.
d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah mencegah kemungkinan kerusakan
jalan oleh kegiatan mobilisasi material .
e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:
• Kontrol muatan mobilisasi material tidak melampaui kapasitas jalan yang dilalui;
• Bila terjadi kerusakan jalan akibat mobilisasi material, maka kontraktor wajib memperbaiki..
f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan pada jalan yang rusak oleh kegiatan mobilisasi
material (jika ada).
g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan selama periode konstruksi.
h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.
2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Sub Dinas Bina Marga Kota Langsa.
3. Pelaporan Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaporan hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup ditujukan kepada:
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, Dinas Prasarana Wilayah Provinsi NAD dan BAPEDALDA NAD.
UKL-UPL Rekonstruksi Jalan Keude Rambe-Perumnas-Timbang Langsa 32
G. Lalu Lintas
a. Komponen Yang Terkena Dampak Komponen yang terkena dampak adalah arus lalu lintas.
b. Sumber Dampak Sumber dampak gangguan lalu lintas adalah manuver kendaraan pengangkut
material dan tumpukan material di badan jalan.
c. Tolok Ukur Dampak Sebagai tolok ukur dampak adalah tidak ada gangguan lalu lintas yang berarti.
d. Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah menjaga kelancaran dan
keselamatan berlalu lintas.
e. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah:
• Menempatkan petugas lalu lintas untuk mengatur lalu lintas pada daerah yang rawan kemacetan dan kecelakaan;
• Penempatan material konstruksi jalan tidak pada badan jalan.
f. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan di sepanjang ruas jalan Keude Rambe-
Perumnas-Timbang Langsa (terutama pada segmen jalan yang sedang dikerjakan).
g. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan dilakukan selama pelaksanaan konstruksi jalan.
h. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup adalah kontraktor pelaksana.
2. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa dan Dinas Perhubungan Kota Langsa.