Analisis limbah B3 yaitu Pb dan Cd

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di jaman yang semakin modern ini semakin banyak terjadi urbanisasi di kota-kota
besar contonhya di Kota Semarang. Banyak dampak yang harus diperoleh oleh suatu kota
besar ketika urbanisasi besar-besaran terjadi di kota tersebut. Contohnya adalah dampak
samapah yang dihasilkan aka semakin banyak dan beragam jenis dan karakteristiknya.
Kota Semarang sebagai ibukota Propinsi Jawa Tengah mempunyai luas
wilayah 37.370 ha. Saat ini kota Semarang berpenduduk ± 1.350.000 jiwa dengan
aktivitas sebagai

perdagangan, pemerintahan dan industri berpotensi menghasilkan

timbulan sampah sebesar 3.500 m³ /hari.
Sumber timbulan sampah yang terdapat di Metropolitan Semarang sekitar 75%
didominasi

untuk

sampah


yang

berasal

dari

pemukiman/rumah

tangga.

Selanjutnya disusul dengan sampah pasar sebesar 14% dan sampah dari kawasan
industri (non B3) sebesar 4%. Timbunan sampah yang dihasilkan TPA Jatibarang
mencapai 4000 m³/hari dengan komposisi sampah organik 61,95%, kertas 12,26%, kaca
1,72%, plastik 13,39%, logam 1,80%, kain 1,55%, kantor 0,5% dan lain – lain 6,83%.
Dalam hal ini Kota Semarang memiliki TPA di Jatibarang sebagai tempat
pembuangan akhir sampah di Kota Semarang. Disisi lain, salah satu sumber sampah di TPA
Jatibarang adalah sampah industry. Di kota Semarang terdapat industry batu baterai dan
pengecatan mobil yang dalam industry tersebut tidak lepas peran untuk menghasilkan
limbah B3 berupa Pb dan Cd. Limbah B3 tersebut bersifat toksik. Padahal limbah B3 yang

berupa Pb dan Cd tersebut ikut terdekomposisi dalam air lindi yang merupakan proses
dekomposisi sampah-sampah di TPA Jatibarang.
Hasil penelitian sebaran logam berat dalam sedimen dan hubungannya dengan
parameter fisik dan hidrologi di Sungai Kreo Semarang bahwa masukan air lindi di
1

+
TPA Jatibarang ke Sungai Kreo menyebabkan kandungan logam berat Zn² ,
Cu

2+

dan Fe total dalam sedimen di sungai mengalami peningkatan.
Berdasarkan permasalahan di atas, hasil penelitian pendahuluan, dan

hasil penelitian sebaran logam berat sebelumnya serta pentingnya pemanfaatan
air Sungai Kreo sebagai sumber air baku PDAM Kota Semarang maka perlu
dilakukan penelitian analisis spasial pencemaran logam berat (Pb dan Cd) pada
sedimen air sungai Kreo dari


Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang

Semarang.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah analisis kasus Pencemaran di TPA Jatibarang?

C. Tujuan Penulisan
Mengetahui analisis kasus pencemaran di TPA Jatibarang.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Kota Semarang sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah mempunyai
luas wilayah 37.370 ha. Saat ini kota Semarang berpenduduk ± 1.350.000 jiwa
dengan aktivitas sebagai perdagangan, pemerintahan dan industri berpotensi
menghasilkan timbulan sampah sebesar 3.500 m³ /hari.

Pengelolaan sampah di kota Semarang dilakukan oleh Dinas Kebersihan
Kota. Kegiatan yang dilakukan dimulai dari pengumpulan, pemindahan dan
pengangkutan sampai pada akhirnya ke tempat pembuangan akhir. Lokasi tempat
pembuangan akhir sampah di Jatibarang dengan luas ± 46 ha dan
dioperasionalkan mulai tahun 1992.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang merupakan tempat pembuangan
akhir sampah di Kota Semarang yang berasal dari berbagai daerah di Kota
Semarang dan berbagai sumber, mulai dari sampah domestik, perdagangan,
maupun industri. Sumber-sumber sampah tersebut sangat berpengaruh terhadap
karakteristik jenis dan volume sampah.
Sistem pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir sampah tersebut
dengan cara sanitary landfill tetapi dalam pelaksanaan tidak sepenuhnya
sesuai dengan ketentuan

tersebut, tetapi dilakukan dengan modified controll

landfill. Hal ini dikarenakan pengurugan tanah di TPA Jatibarang hanya biasa
dilaksanakan

pada musim panas sedangkan pada musim hujan penutupan


sampah dengan tanah setelah ketinggian tertentu sangat sulit dilakukan.
Salah satu sumber sampah di TPA Jatibarang berasal dari aktivitas industri,
antara lain plastik, logam, poly ethilen, material lain turunan hidrokarbon serta
bahan toksik lainnya. Hingga saat ini industri yang mendapat pelayanan secara
resmi oleh Dinas Kebersihan Kota Semarang sebanyak 15 industri, termasuk

3

sentra industri kecil yang berada di Bugangan. Sedangkan industri kecil di
wilayah Semarang yang belum terlayani oleh Dinas Kebersihan membuang
sampah langsung ke TPA Jatibarang Semarang.
Contoh hasil industri yang dihasilkan salah satunya adalah batu baterai bekas
yang ditemukan di pemukiman pada lima kelurahan. Contoh lainnya yaitu sampah
B3 berupa sisa cat ditemukan di salah satu TPS. Keseluruhan hasil industri
tersebut menghasilkan sampah dengan kandungan logam berat yang mengandung
toksik.
Sampah-sampah yang dikumpulkan di TPS Jatibarang juga ikut mencemari
air permukaan dan air dalam tanah lewat cairan lindi (leachate). Cairan tersebut
dimungkinkan mengandung logam berat berupa Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb).


B. Analisis Kasus Pencemaran di TPA Jatibarang
1. Sumber pencemaran
TPA Jatibarang merupakan tempat pembuangan akhir dari seluruh TPS di kota
Semarang yang sumbernya sangat heterogen. Berikut ini sumber-sumber
pencemar di TPA Jatibarang:
a. Sampah domestik
Sampah domestik adalah bahan-bahan buangan yang dibuang dari
rumah atau dapur. Contohnya ialah pakaian lama atau buruk, botol, kaca,
kertas, plastic bag, tin aluminium dan juga sisa makanan.
b. Sampah perdagangan
Sampah perdagangan adalah sampah yang berasal dari daerah
perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini
terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk
sampah makanan dan restoran.
c. Sampah industri
Sampah industri adalah sampah yang berasal dari daerah industri yang
terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.

4


Sampah industri di TPA Jatibarang diperkirakan menghasilkan logam berat Pb
dan Cd yang berasal dari aktivitas industri yakni pabrik batu baterai dan
pengecatan mobil.
Jika unsur Pb dan Cd tersebut dibiarkan terus-menerus, maka akan terjadi
pencemaran terhadap lingkungan sekitar TPA Jatibarang. Kontaminasi tersebut
dapat terjadi melalui air lindi yang merembes ke tanah dan mengalir ke air
permukaan sehingga dapat mencemari lingkungan sekitar termasuk Sungai Kreo
yang letaknya tidak jauh dari TPA tersebut.
Tak hanya itu,

akibat dari kontaminasi Cd dan Pb ke Sungai Kreo

menyebabkan terjadinya proses sedimentasi di Sungai Kreo, sehingga Pb dan Cd
yang mencemari tidak hanya terdapat pada permukaan air sungai, namun juga
mengendap di dasar sungai.

2. Hasil penelitian kadar Pb dan Cd di TPA Jatibarang
Pengambilan sedimen aliran air Sungai Kreo dilakukan pada lokasi yang telah
ditentukan.

a. Kadar Pb dan Cd pada lindi di TPA Jatibarang
Pengambilan sampel dilakukan selama dua hari pada tanggal 9
dan 10 Januari 2008. Lindi
lindi TPA

diambil

pada

outlet

bak

penampung

Jatibarang. Pengambilan sampel dilakukan satu kali (sampel

sesaat/grab sample).
Kadar Pb dan Cd pada lindi di TPA Jatibarang setelah dilakukan
pengambilan dan pemeriksaan sampel dengan menggunakan AAS

diperoleh hasil sebagai berikut:

5

Tabel 4.1. Hasil pengukuran kadar Pb dan Cd pada lindi di TPA Jatibarang, 2008
No.
1.

Variabel
Kadar Pb pada lindi

Kadar
0,136

Satuan
mg/lt

2.

Kadar Cd pada lindi


0,09

mg/lt

Sumber: data primer
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa kadar Pb dalam lindi sebesar 0,136 mg/lt dan
kadar Cd dalam lindi sebesar 0,09 mg/lt.
b. Kadar Pb dan Cd pada sedimen aliran Sungai Kreo
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kadar Cd dan Pb pada aliran
Sungai Kreo menunjukkan bahwa terdapat beda penyebaran kadar Pb dalam
sedimen.
Pada bagian pinggir kanan kadar Pb lebih besar dibandingkan
dengan tengah dan bagian pinggir kiri. Hal ini disebabkan karena
penyebaran lindi dari outlet pembuangan yang tidak menyebar rata.
Penyebaran lindi mendominasi bagian pinggir kanan, lalu tengah,
kemudian baru ke bagian pinggir kiri. Hal ini disebabkan tidak meratanya
penyebaran pada jarak 10 meter dari outlet. Pada jarak setelah 67 meter
pola penyebaran antara pinggir kanan, tengah, dan pinggir kiri sama.


6

3.

Analisis Dampak Pencemaran
Air Sungai Kreo yang tercemar logam Pb dan Cd berasal dari TPA
Jatibarang di mana sampah-sampahnya mengalamai dekomposisi secara alami
menghasilkan air lindi lalu ikut mengalir ke Sungai Kreo dan secara langsung
bahan toksik yang terdapat pada air lindi mencemari air sungai tersebut.
Pencemaran Sungai Kreo oleh air lindi tersebut dapat berdampak pada biota
yang berada di sungai.
TPA Jatibarang sebagai tempat pembuangan akhir yang berasal dari
berbagai TPS Kota Semarang dimana metode pengolahan sampahnya
menggunakan metode sanitary land fill. Namun metode pengolahan sampah
tersebut tidak berjalan dengan baik sehingga air lindi meninmbulkan
pencemaran lingkungan khussnya di Sungai Kreo.
Pada Sungai Kreo terdapat berbagai macam biota di mana sungai tersebut
memiliki peran penting bagi aktivitas biota Sungai Kreo. Di sisi lain Sungai
Kreo telah tercemar oleh sampah B3 (Pb dan Cd) sehingga akan terjadi
akumulasi terhadap bisota di air sungai.
Biota yang terdapat di Sungai Kreo meliputi ikan, kerang, dan sebagainya,
yang digunakan sebagai bahan makanan manusia di mana jika biota air tersebut
dikonsumsi oleh manusia akan terjadi bioakumulasi melalui rantai makanan.
Dampaknya, manusia akan mengalami kelainan kesehatan.
7

4. Analisis risiko timbal (Pb) pada pencemaran Sungai Kreo
Timbal yang telah terakumulasi pada biota air Sungai Kreo dan
dikonsumsi oleh manusia akan mengakibatkan terjadinya kelainan pada manusia
karena peran manusia sebagai konsumen tingkat akhir di mana akumulasi paling
tinggi terdapat pada manusia.
Timbal merupakan bahan toksik yang bersifat akumulatif sehingga ketika
mencapai toksisitas yang kronis, maka akan memengaruhi kesehatan manusia,
meliputi system syaraf, system darah, system ginjal, system gastrointestinal,
system kardiovaskuler, system reproduksi dan endokrin, serta terdapat risiko
karsinogenik karena akan maengakibatkan gangguan sintesis DNA.
5. Analisis risiko Cd pada pencemaran Sungai Kreo
Kadmium (Cd) yang diadsorbsi oleh tubuh melalui system perncernaan
akan terakumulasi dalam hati dan ginjal, Organ-organ yang telah terakumulasi
oleh logam berat tersebut lalu mengakibatkan disfungsional system tubuh.
Contohnya, pada paparan jangka panjang dapat menyebabkan nefrotoksisitas,
yaitu gejala proteinuria, glikosuria, dan aminoasiduria disertai dengan
penurunan laju filtrasi glomerulus ginjal, juga mengakibatkan gangguan
kardiovaskuler dan hipertensi.

8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
TPA Jatibarang merupakan tempat pembuangan akhir di Kota Semarang.
Seiring dengan perkembangan jaman, sampah di TPA ini menjadi semakin
beragam dan timbul berbagai masalah, salah satunya pencemaran limbah B3
berupa Pb dan Cd dalam air lindi yang mencemari Sungai Kreo dan menyebabkan
sedimentasi pada aluran air Sungai Kreo. Padahal air Sungai Kreo ya merupakan
bahan baku PDAM Kota Semarang.

B. Saran
Mengenai pencemaran limbah B3 yang terjadi di Sungai Kreo ini
memerlukan tindak lanjut yang lebih jauh dari Pemerintah Daerah Kota Semarang
agar dampak dari pencemaran ini dapat diminimalisir sedini mungkin sehingga
tidak merugikan masyarakat, khususnya yang tinggal di lingkungan sekitar TPA
Jatibarang, Sungai Kreo, dan masyarakat yang mengonsumsi air PDAM Sungai
Kreo.

9

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65