TEORI EVOLUSI BIOLOGI TIDAK MENGINGKARI

TEORI EVOLUSI BIOLOGI TIDAK MENGINGKARI TUHAN DALAM
MENCIPTAKAN MAKHLUK-MAKHLUK DAN TIDAK MENENTANG
AGAMA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi Organik

Disusun Oleh:
KELOMPOK VII (5A)
Aminatuz Zahroh

201510070311018

Ahmad Kemal Arsyad

201510070311019

Intan Putri Syawalinda

201510070311020

Muhammad Farid Sidiq


201510070311025

Enies Nabila Fithri Tiara Sari

201510070311038

Linda Fitriani

201510070311044

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufiq,
serta hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Teori Evolusi Biologi tidak Mengingkari Tuhan dalam Menciptakan
Makhluk-Makhluk dan Tidak Menentang Agama”.

Shalawat dan salam selalu penulis sampaikan kepada Nabi kita,
Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk hingga akhir zaman untuk
kita umatnya. Dalam penyusunan makalah ini tentu penulis mengalami masalah,
namun itu semua dapat teratasi dengan berbagai dukungan dan bimbingan dari
pihak lain. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, kepada:
1. Dr. Lud Waluyo, M.Kes selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Evolusi
Organik.
2. Semua teman-teman Kelas 5A yang selalu memberikan saran dan kritik
dalam penyusunan makalah ini.
3. Kedua Orang Tua yang telah membantu baik dalam moril maupun materi.
Demikian penyusunan dari makalah ini, Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari Dosen
Mata Kuliah Evolusi Organik guna menjadi acuan bekal pengalaman bagi Penulis
untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang, demi kesempurnaan dari makalah
ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, November 2017
Penulis


2

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4
2.1 Evolusi Kosmik.........................................................................................4
2.1.1 Teori-teori Penciptaan Jagad Raya...................................................4
2.1.2 Pembentukan Alam Semesta menurut Pandangan Agama Islam.....6
2.1.3 Penciptaan Bumi...............................................................................10
2.1.4 Penciptaan Bumi menurut Pandangan Agama Islam........................12
2.2 Evolusi Organik.........................................................................................16
2.2.1 Asal Kehidupan dan Keanekaragaman Jenis....................................16
2.2.2 Asal-Usul Manusia menurut Teori Evolusi Biologis........................19

2.2.3 Asal-Usul Manusia menurut Pandangan Agama Islam....................25
2.3 Evolusi Peradaban dalam Dunia Islam......................................................33
2.4 Teori Evolusi tidak Mengingkari Tuhan dalam Penciptaan Makhluk dan
tidak Menentang Agama............................................................................36
BAB III PENUTUP.............................................................................................39
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA

41

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup di Bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Seiring berjalannya waktu lingkungan tersebut akan mengalami perubahan,
diimbangi dengan perubahan pada Makhluk Hidup. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman yang dipelajari dalam suatu teori
yang di kenal dengan teori evolusi. Evolusi merupakan kata yang umum yang

dipakai orang untuk menunjukkan adanya suatu perubahan, perkembangan atau
pertumbuhan secara berangsur-angsur.
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya sangat
luas. Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak
ditakutkan. Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai
disiplin ilmu. Teori-teori ilmiah terbaru sering mendorong banyak kontroversi.
Kontroversi ini mempunyai pengaruh bermanfaat pada kemajuan ilmiah,
karenanya para ilmuan dengan pandangan-pandangan yang berbeda bekerja secara
intensif untuk menemukan bukti-bukti yang dapat mendukung ide-ide mereka.
Teori evolusi telah banyak merangsang keingintahuan para pemikir dalam
bidang biologi untuk membuktikannya. Menurut ahli genetika, T. Dobzhansky,
evolusi dapat dibagi ke dalam 3 golongan yaitu: Evolusi Kosmik, Evolusi Biologi,
dan Evolusi Manusia dan Peradabannya. Sebelum itu terdapat beberapa ahli yang
mengemukakan teori asal usul kehidupan yang hanya terbatas pada analisa secara
teoritis yang tidak disertai dengan alasan-alasan serta bukti nyata. Kemudian ada
beberapa ahli lainnya yang mengemukakan teori asal usul kehidupan meliputi
teori generatio spontanea (teori abiogenesis) oleh Aristoteles dan Anthony Van
Leeuwenhoek yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati
dan kemudian dibantah oleh beberapa ahli seperti Franscesco Redi, Spallanzani
dan Louis Pasteur; teori evolusi biokimia oleh Stanley Miller yang menerangkan

tentang terbentuknya senyawa organik secara bertahap yang dimulai dari
bereaksinya bahan-bahan anorganik yang di dalam atmosfer primitif dengan

1

energi halilintar, sehingga membentuk senyawa-senyawa kompleks; dan evolusi
biologi oleh Alexander Oparin yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari
“sop purba”.
Dalam ajaran Agama Islam Nabi Adam adalah nenek moyang dari manusia
yang secara notabene manusia pertama di muka bumi. Hal tersebut di atas
mengundang pro dan kontra tentang asal usul kehidupan secara biologi, termasuk
juga umat muslim yang meyakini Al-Qur’an yang bisa menjelaskan bagaimana
asal mula kehidupan muncul di alam, bagaimana kemunculan awal dari makhluk
hidup terutama asal usul manusia, dan bagaimana kedudukan evolusi biologi
berdasarkan Al-Qur’an.
Oleh karena itu kami menyusun makalah yang berjudul “Teori Evolusi
Biologi tidak Mengingkari Tuhan dalam Menciptakan Makhluk-Makhluk dan
Tidak Menentang Agama”. Jika ada bukti ilmiah yang meruntuhkan teorinya,
kebenaranya dapat berubah menjadi salah. Jadi bagi yang tidak percaya bahwa
proses evolusi itu ada harus menunjukkan bukti ilmiah yang dapat meruntuhkan

teorinya, bukan atas dasar emosi, asumsi atau prediksi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan Teori-teori Penciptaan Jagad Raya?
2. Bagaimana Pembentukan Alam Semesta menurut Pandangan Agama
Islam?
3. Bagaimana Penciptaan Bumi?
4. Bagaimana Penciptaan Bumi menurut Pandangan Agama Islam?
5. Bagaimana Asal Kehidupan dan Keanekaragaman Jenis?
6. Bagaimana Asal-usul Manusia menurut Teori Evolusi Biologis?
7. Bagaimana Asal-usul Manusia menurut Pandangan Agama Islam?
8. Apakah yang dimaksud dengan teori Evolusi Peradaban dalam Dunia
Islam?
9. Apakah Teori Evolusi tidak mengingkari Tuhan dalam Penciptaan
Makhluk dan tidak Menentang Agama?

2

1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan Teori-teori Penciptaan Jagad Raya.
2. Menjelaskan Pembentukan Alam Semesta menurut Pandangan Agama

Islam.
3. Mendeskripsikan Penciptaan Bumi.
4. Menjelaskan Penciptaan Bumi menurut Pandangan Agama Islam.
5. Mendeskripsikan Asal Kehidupan dan Keanekaragaman Jenis.
6. Menjelaskan Asal-usul Manusia menurut Teori Evolusi Biologis
7. Menjelaskan Asal-usul Manusia menurut Pandangan Agama Islam.
8. Menjelaskan Evolusi Peradaban dalam Dunia Islam.
9. Menganalisis dan Menjelaskan bahwa Teori Evolusi tidak mengingkari
Tuhan dalam Penciptaan Makhluk dan tidak Menentang Agama.

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Evolusi Kosmik
2.1.1 Teori Penciptaan Jagad Raya
Sebelum ditemukannya teori tentang asal usul alam raya para pakar
mengatakan bahwa alam semesta tidak terhingga besarnya, tak terbatas, dan tak
berubah status totalitasnya dari waktu kewaktu tak terhingga lamanya dari waktu
lampau sampai waktu tak berhingga lamanya dimasa yang akan datang. Hal ini

berlandaskan pada hukum kekekalan masa yang mereka yakini. Secara umum
dikatakan bahwa alam ini kekal dan nyata tidak mengakui adanya penciptaan
alam. Pada tahun 1929 terjadi pergeseran pandangan di lingkungan para ahli
tentang penciptaan alam dengan menggunakan teropong besar Hubble melihat
galaksi-galaksi yang tampak menjahui galaksi kita dengan kelajuan yang
sebanding dengan jaraknya dari bumi, yang terjauh bergerak paling cepat
meninggalkan galaksi kita. Penemuan inilah yang mengawali perkembangan teori
tentang asal usul terjadinya jagat raya, yakni:
a). Teori keadaan tetap (Steady – State Theory)
Teori ini mengatakan bahwa alam semesta ini, dimana pun dan kapan pun
tetap sama. Teori ini didasarkan pada prinsip kosmologi sempurna dan
mengartikan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Pendukung
teori ini antara lain Fred Hooyl, Herman Bondi, dan Thomas Gold.
b). Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)
Teori ini berpendapat bahwa semua materi dan tenaga yang ada di alam
semesta ini terjadinya terpadu menjadi satu bola yang terdiri dari bola neutron
tenaga pancaran yang dinamakan “Ylem” (baca ailem). Suatu ketika “Ylem” ini
meledak dan seluruh materinya terlempar keseluruh ruang alam semesta.
Kemudian materi-materi tersebut melakukan ekspansi selama beribu-ribu jutaan
tahun dan berlangsung jutaan tahun lagi. Hal ini menimbulkan gaya yang

berlawanan yakni gaya gravitasi dan gaya repulse kosmik. Teori ini lahir dari ahli

4

astrofisika George Gamow, Ralp Alpher, Hans Bethe, dan Robert Herman pada
akhir tahun 1940 – an.
c). Teori Osilasi
Teori ini dinamakan teori alam semesta berayun. Teori ini menyatakan
bahwa semua materi bergerak saling menjahui dan bermula dari massa yang
mampat. Pergerakan materi ini akhirnya melambat dan suatu ketika semakin
lambat dari kecepatan lepas krisis, dan akhirnya berhenti kemudian kembali
mengerut karena gravitasi. Setelah materi tersebut mampat lalu meledak dan
dilanjutkan dengan pemuaian lagi. Selama proses ini tidak ada materi yang rusak
atau tercipta, melainkan hanya berubah tatanan atau mengalami goyangan
(osilasi). Dengan demikian, teori ini merupakan teori yang mempertahankan
pendapat bahwa alam semesta ini terhingga, bukanya tidak terhingga.
Anggapan Tentang Jagad Raya:
1) Anggapan Antroposentris
Anggapan ini di mulai pada tingkat awal manusia atau pada masa
manusia primitive yang menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam

semesta. Pada waktu menyadari ada bumi dan langit, manusia menganggap
matahari, bulan, bintang, dan bumi serupa dengan hewan, tumbuhan dan
denngan dirinya sendiri.
2) Anggapan Geosentris
Anggapan ini menempatkan bumi sebagai pusat dari alam semesta.
Geosentrin (Geo = bumi, cetrum = titik pusat). Anggapan ini dimulai sejak
abad VI SM, saat pandangan geosentris mulai ditinggalkan. Salah satu
seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius
Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat budaya mesir
pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagad raya adalah bumi,
sehingga bumi ini dikelilingi oleh bumi-bumi dan bintang-bintang.
3) Anggapan Heliosentris
Semakin majunya alat penelitian dan sifat ilmuwan yang semakin kritis,
menyebabkan bergesernya anggapan geosentris. Pandangan heliosentris

5

(helios = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang
menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Seorang mahasiswa
kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas Copernicus (1473–1543)
pada tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium Caelestium”
(tentang revolusi peredaran benda-benda langit). Ia mengemukakan bahwa
matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet-planet, bahwa
bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari, dan bahwa
Bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.
4) Anggapan Galaktosentris
Galaktosentris (Galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan
yang menempatkan galaksi sebagai pusat Tata Surya. Galaktosentris dimulai
tahun 1920 yang ditandai dengan pembangunan teleskop raksasa di Amerika
Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih banyak mengenai
galaksi. (Utoyo, 2007)
2.1.2 Pembentukan Alam Semesta Menurut Pandangan Agama Islam
Sungguh sangat menarik untuk membandingkan konsep pembentukan
alam raya ini dengan pandangan dari Agama Islam terhadap pandangan dari
kosmologi. Terjadinya alam raya ini seperti difirmankan dalam Al-Qur’an surat
Fushilat 41 ayat 11 – 12:

Artinya:
“Kemudian Ia merancang dari langit dan bumi yang masih berbentuk gas
seperti asap. Lalu Tuhan berfirman kepada langit dan kepada bumi sekaligus:
“jadikanlah, engkau keduanya, secara sukarela atau terpaksa“. Langit dan bumi

6

berkata: “kami jadi secara sukarela (patuh)”. Lalu diselesaikan –Nya
penciptaannya menjadi tujuh langit dalam dua rangkaian waktu (masa). Kepada
setiap langit diwahyukan tentang hukumnya sendiri – sendiri. Dan kami hiasi
langit terdekat dengan bintang – bintang siarat yang merupakan lentera – lentera
(lampu – lampu) dan pelindungan – pelindungan yang berkelip – kelip”.
Teori Ledakan Maha Dahsyat juga tergambarkan dalam firman Allah pada
Al- Qur’an surat Anbiyaa’(21) ayat 30:

Artinya:
“Apakah mereka orang-orang kafir itu tidak mengutahui bahwa langitlangit (ruang alam) dan bumi (materi alam) itu asalnya berpadu, lalu Kami
pisahkan keduanya. Selanjutnya, Kami buat dari air semua makhluk hidup.
Mengapa mereka tidak beriman juga?“
Dari ilmu pengetahuan kita mengetahui bahwa setelah terjadinya ledakan
meha dahsyat, menurut perkiraan para ahli, zat yang mula-mula terpecah-pecah
menjadi zarah yang paling sederhana, yakni hydrogen yang merupakan unsur
pembentukan air lama kelamaan dari hydrogen ini melalui reaksi (perpaduan)
terbentuk senyawa-senyawa lainnya diantaranya bila bereaksi dengan oksigen
akan membentuk air. Air merupakan suatu zat cair dengan sifat-sifat yang
mengagumkan yakni karena kemampuannya melarutkan garam-garam dan zat-zat
kimia lain yang diperlukan oleh kehidupan.
Teori Ledakan Maha Dahsyat juga mengatakan adanya pemuaian alam
semesta. Hal ini sejalan dengan Al-Qur’an surat Adz- Dzaariyaat(51) ayat 47:

Artinya:
“Dan langit (ruang alam) itu Kami bangun dengan kekuatan, dan
Kamilah yang sesungguhnya yang meluaskannya”.

7

Selanjutnya, mengenai ekspansi alam semesta ini, yang menaburkan
materi paling tidak sebanyak 100 milyar galaksi yang masing-masing berisi ratarata 100 milyar bintang itu. Kekuatan yang dilibatkan dalam pembangunan alam
semesta ini, dan yang mampu melemparkan kira-kira 10.000 milyar bintang yang
masing-masing massanya sekitar massa matahari ke seluruh pelosok alam itu,
tentu saja tidak dapat kita bayangkan. Dari pembandingan semacam ini dapat kita
ketahui bahwa pada akhirnya, fisika yang dikembangkan untuk mencari
kebenaran sampai juga pada fakta yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an. Kenyataan
ini menggusarkan para fisikawan pada umumnya karena penciptaan alam raya
dari ketiadaan memerlukan adanya sang Pencipta Yang Maha Kuasa, suatu
keadaan yang mereka ingin hindari. Sebab mereka hanya membicarakan apa-apa
yang dapat diinderakan atau dideteksi dengan peralatan saja.
Oleh karenanya, maka beberapa pakar fisika mencoba mengelakkan
penciptaan alam ini dengan melontarkan teori-teori tandingan seperti teori alam
yang berosilasi, yakni alam semesta yang berkembang kempis, yang meledak dan
berekspansi untuk kemudian kembali mengecil berulang-ulang tanpa awal tanpa
akhir, namun kosmos yang berkelakuan seperti itu tidak dapat dibenarkan secara
termodinamis. Usaha lain dengan mengemukakan Teori Alam Keadaan Tetap
(Ajeg), yang mengatakan bahwa galaksi-galaksi boleh terbang ke seberang sana
tetapi ruang yang ditinggalkannya akan terisi lagi oleh materi baru, namun teori
ini menjadi tidak berlaku setelah pada tahun 1964, Wilson dan Penzias dalam
observasinya ke segenap penjuru alam menemukan sisa-sisa kilatan dentuman
besar yang terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.
Hal tersebut diatas, sejalan dengan Al-Qur’an surat Fush-Shilat (41) ayat
53:

8

Artinya:
“Akan Kami perlihatkan kepada mereka ayat – ayat Kami segenap
penjuru dan dalam diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa AlQur’an itu yang benar”.
Belumkah cukup bahwa Tuhanmu menyaksikan segala – galanya? Allah
SWT telah memenuhi janjinya itu dengan memperlihatkan ekspansi kosmos (alam
semesta) dan memperlihatkan sisa – sisa kilatan dentuman besar, dan Yang Maha
Penyayang dan Maha Pengasih akan memperlihatkan berkali-kali lagi ayatayatNya, untuk menolong hamba-hambaNya dari kesesatan. Meskipun jelas faktafakta yang diungkapkan oleh sang pencipta dan para pakar fisika dapat
menangkap dan mengetahuinya, namun terdapat perbedaan besar antara ajaran
fisika (sains) dengan ajaran agama. Kalau dalam fisika filsafat ilmu itu
mendorong para pakarnya untuk menghindari dari tindakan melibatkan Tuhan
Yang Maha Esa dan mengatakan bahwa alam tercipta dengan sendirinya, maka
dalam ajaran Agama Islam justru Allah SWT pemegang peranan utama alam
semesta ini.
Pada teori Ledakan Maha Dahsyat, juga mengatakan adanya pemuaian
alam semesta. Kemudian galaksi itu akan hancur kembali dan diserap oleh suatu
lubang hitam, yang mungkin diisyaratkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa’(21)
ayat 104:

Artinya:
“Pada hari itu Kami gulung langit (bentuk tunggal) seperti menggulung
gulungan perkamen untuk tulisan. Sebagaimana janji kami yang telah memulai
penciptaan pertama, kami akan melaksanakannya”.

9

2.1.3 Penciptaan Bumi
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.
Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam
semesta ini, tidak diam seperti apa yang diperkirakan selama ini, melainkan bumi
melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya siang dan malam serta pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya. Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan modern terdapat beberapa teori yang
mengemukakan kapan bumi kita lahir, Menurut Samadi (2006) teori teori
perkiraan munculnya bumi sebagai berikut:
a. Teori Sedimen
Pengukuran umur bumi didasarkan atas perhitungan tebal sedimen yang
membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata
diperkirakan terbentuk tiap tahunnya, kemudian membandingkan tebal batuan
sedimen di bumi sekarang ini, maka dapat dihitung umur lapisan bumi.
Berdasarkan perhitungan ini, bumi diperkirakan 500 juta tahun yang lalu.
b. Teori Kadar Garam
Pada teori ini umur bumi diperkirakan dengan memperhitungkan kadar
garam di laut. Diduga bahwa mula-mula air laut tawar, dengan adanya sirkulasi air
dalam alam ini, maka air yang mengalir dari darat ke laut membawa garamgaram. Keadaan macam ini berlangsung jutaan tahun. Dengan mengetahui
kenaikan kadar garam tiap tahun yang dibandingkan dengan kadar garam pada
saat ini, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi terbentuk 1.000 juta tahun yang
lalu.
c. Teori Termal
Teori ini berdasarkan suhu bumi. Diduga bumi mula-mula merupakan
batuan yang sangat panas kemudian lama kelamaan mendingin. Dengan
mengetahui massa dan suhu bumi saat ini, maka ahli fisika dari Inggris bernama
Elfin memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi batuan yang dingin seperti
ini dari batuan yang sangat panas memerlukan waktu 20.000 juta tahun yang lalu.

10

d. Teori Radioaktivitas
Pengukuran umur bumi pada teori ini berdasarkan waktu peluruhan unsurunsur radioaktif. Dalam perhitungan diperlukan pengetahun tentang waktu paruh
unsur-unsur radioaktif. Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan unsur
radioaktif untuk mengurai sehingga massanya tinggal separuh.
e. Penciptaan Bumi dalam Al-Qur’an
Penciptaan bumi dalam alqur’an terdapat pada beberapa ayat seperti QS. AlBaqarah (2) 22:

Artinya:
“Dialah (Allah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan dia menurunkan hujan dari langit , lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, pada hal kamu
mengetahui”
Dalam surat QS. Al-Baqarah (2): 164 juga dijelaskan bagaimana proses
penciptaan yang artinya berbunyi:

Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi

11

manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu
Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan.” (Majid, A. 1997)
2.1.4 Penciptaan Bumi Menurut Pandangan Agama Islam
Teori penciptaan dalam Islam adalah kepercayaan bahwa alam semesta
(termasuk umat manusia dan semua makhluk yang lain) tidak hanya yang
diciptakan oleh Allah, tetapi juga dijalankan oleh Allah dalam setiap waktu,
sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat berikut:

Artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Qs. AlMu’minuun:12-14).“

12

Artinya:
Berkata Firaun, “Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?” Musa
berkata, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap
sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.’’ (Qs. Thaha: 4950).
Inilah teori penciptaan dalam Islam. Allah adalah Pencipta segala sesuatu
dan Dia mengendalikan alam semesta menurut kehendak-Nya sesuai fungsi dan
peran yang spesifik. Dalam teori penciptaan dalam Islam, Allah menentukan peran
bagi Hawa, seorang perempuan diciptakan dari laki-laki, yang ditugaskan di AlQur’an dengan ayat-ayat berikut:

Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21).
Menurut teori penciptaan dalam Islam, seperti yang telah dinyatakan,
peran Tuhan lebih dari dari sekedar menciptakan manusia. Dalam menjawab
pertanyaan berikut ini yang disebut secara berturut-turut di salah satu dari surat,
kita dapat mendefinisikan peran rahmat-Nya:

13

Artinya:
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan
(hari berbangkit)? Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu
pancarkan.

Kamukah

yang

menciptakannya,

atau

Kami

kah

yang

menciptakannya?” (Al-Waqi’ah: 57-59).

Artinya:
“Bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa. Maka
terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami
kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak
bersyukur?Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari
gosokan-gosokan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang
menjadikannya?” (Al-Waqi’ah: 71-72).
Menurut ayat-ayat tersebut, teori penciptaan dalam Islam mencakup:
1. Allah menentukan desain fitur-fitur manusia dalam air sperma yang
dipancarkan manusia dengan DNA yang spesifik, peta genetika atau jumlah
kromosom bersama antara pasangan perkawinan, laki-laki dan perempuan.
2. Allah menjaga sumber kelangsungan kehidupan makhluk-Nya. Karena itu,
Allah mengatur kerajaan tumbuhan sebagai makhluk otonom yang
menyediakan makanan yang diperlukan untuk kerajaan manusia.

14

3. Dia mengatur siklus untuk menghasilkan air tawar untuk minuman manusia
dan pengairan tanaman yang mereka makan.
4. Allah mengelola pasokan energi untuk makhluk-Nya demgam proses
fotosintesis yang ajaib, yang menyimpan energi dari matahari menjadi buah
yang dapat dimakan.

Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk
tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu
kepada Adam”; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk
mereka yang bersujud.”(Al-A’raf: 11).
Jadi, Allah dalam teori Penciptaan dalam Islam tidak hanya membuat
badan kita hidup, tetapi ia juga membentuk rupa kita agar terlihat seperti rupa
manusia. Jadi, Allah memiliki nama lain dalam Al-Qur’an selain Al-Khaliq
(Pencipta), yaitu Al-Mushawwir (Yang membentuk rupa). Allah berfirman:

Artinya:
“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk
Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya
apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (Al-Hasyr: 24).

15

2.2 Evolusi Biologis
2.2.1 Asal Kehidupan dan Keanekaragaman Jenis
Evolusi makhluk hidup merupakan teori yang dipelajari sejak jaman
Romawi dan Yunani kuno meskipun secara ilmiah teori ini dikemukakan oleh
Darwin pada tahun 1859. Secara garis besar teori evolusi menyatakan bahwa
makhluk hidup yang ada di dunia sampai dengan saat ini merupakan hasil
perkembangan dari makhluk hidup yang telah ada sebelumnya baik berkaitan
dengan struktur maupun fungsi, secara turun temurun dari generasi ke generasi
atau dengan kata lain berlangsung dalam waktu yang amat panjang seiring evolusi
alam semesta. Secara komprehensif, kajian teori evolusi meliputi evolusi alam
semesta, evolusi geologik, evolusi fisik-kimiawi, dan evolusi biologis (Henuhili
dkk., 2012).
Evolusi sampai saat ini masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan.
Pangkal teori evolusi adalah pengamatan fakta dan bukti berupa fosil yang
umumnya tidak utuh dengan jumlah yang sangat sedikit yang kemudian
direkonstruksi. Proses rekonstruksi harus dibantu dengan penentuan umur
geologis, yang kemudian diikuti penentuan kedudukan taksonomik dari individu
hasil rekonstruksi itu. Berbagai kendala dan perbedaan kemampuan para pakar
evolusi dalam merekonstruksi fosil sebagai bukti evolusi mengakibatkan
interpretasi yang berbeda-beda di kalangan para ahli dalam memaknai fosil.
Perbedaan ini yang menyebabkan terjadinya konflik opini tentang teori evolusi
(Prastiwi, 2009).
Pandangan-pandangan pro dan kontra terhadap teori evolusi sampai saat
ini masih terjadi dan menyebar di kalangan ilmuwan, akademisi, pemuka agama
hingga masyarakat awam. Interpretasi yang berbeda-beda terhadap teori evolusi
muncul akibat perbedaan sudut pandang dalam memahami teori evolusi.

16

Aristoteles

menyusun

hipotesis

tentang

kemungkinan

munculnya

kehidupan dari bahan-bahan yang tak hidup, yang dinamakan Generatio
Spontanea atau Abiogenesis. Hipotesis ini didukung oleh paracelsus dan Jean
Baptise Van Helmot yang mencoba membuat resep bagaimana caranya membuat
cacing, belatung,bemga berasa keju, hewan busuk dan kayu,beberapa jasad renik
berasal dari keju, jerami yang terendam air dan tikus berasal dari kemeja kotor
yang dibubuhi butir-butir gandum. Lalu muncul William Harvey yang menolak
teori abiogensis dengan mengemukakan bahwa setiap makhluk berasal dari
sebuah telus. Ini di dukung oleh Fransisco Redi dengan percobaan daging yang di
tempatkan di dalam bejana tertutup kertas tidak menghasilkan bemga, sedangkan
yang tidak ditutup kertas dan dapat dimasuki lalat akhirnya menghasilkan bemga.
Teori ini dinamakan Biogenesis.
Penemuan Anthoni Van Leeuwenhoek justru menguakan kembali untuk
mendukung abiogenesis dia menemukan melalui lensa mikroskop ciptaannya
adanya makhluk-makhluk hidup kecil di dalam air rendaman jerami. Tahun 1745,
John Needham menyimpan kaldu daging dan air jeruk yang dipanaskan didalam
bejana yang tertutup dan menunjukkan bahwa akhirnya di alam larutan itu timbul
kehidupan. Namun demikian, pendukung teori biogenesis yaitu Lazzaro
Spalanzani mengulangi percobaan Needham dengan air jeruk yang telah di
didihkan selama satu jam setelah disimpan beberapa hari lamanya ternyata tetap
bebas dari kehidupan dan percobaan Louis Pasteur yang terkenal dengan
menyimpan larutan hara didalam botol berleher angsa. Ia menyimpulkan jasad
renik itu adalah spora-spora yang melayang di udara. Hidup dari sudut pandang
filsafat dan agama saat ini dipandang sebagai sesuatu hal yang bertentangan
dengan teori evolusi biologi (Afidah, 2012).
Para ahli berpendapat bahwa makhluk yang ada sekarang ini berasal dari
makhluk dahulu melalui perubahan sedikit demi sedikit. Fosil sebagai sisa
makhluk hidup dahulu menunjukkan adanya perbedaan dasar letak pada lapisanlapisan tanah atau unsur relatif fosil itu. Perubahan-perubahan makhluk hidup itu
terjadi sampai sekarang. Manusia sering ikut campur menciptakan varitas baru
yang lebih unggul, terutama dalam pertanian dan peternakan. Jadi smakhluk hidup

17

mengalami evolusi. Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang mulamula adalah sangat sederhana tingkatannya, bersel tunggal dan hidup dari bahan
anorganis sehingga tergolong tumbuhan.
Teori mekanisme perubahan itu diawali oleh pemikiran Buffon (17071788) dan kakek Charles Darwin, yaitu Erasmus Darwin (1731-1802). Jean
Baptisse Lamarck (1744-1829) berpendapat bahwa evolusi merupakan akibat
pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya dan mencoba menerangkan
mengapa dalam dunia makhluk hidup dapat terjadi perubahan bentuk atas dasar
penyesuaian terhadap keadaan lingkungan hidupnya. Pemikiran ini menghasilkan
dua anggapan penting yaitu hukum kegunaan dan ketakgunaan juga hukum
pewarisan sifat-sifat yang diperoleh.
Teori adaptasi Lamarck ini ditunjukkan kelemahannya itu ditunjukkan
kelemahannya oleh August Weismann yaitu plasma nutfah (germ plasm)
dihantarkan dari tetua ke zuriat bebas dari perubahan-perubahan yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungan melalui sel kelamin yang dikenal teori lintasan benih
atau keimbahntheorie. Darwin juga tidak menyutujui lamarck dengan teori
pewarisan tersebut, ia menyimpulkan bahwa keanekaragaman jenis yang
mengalami seleksi sama sekali tidak dapat diwariskan hanya disebabkan karena
adanya pengaruh lingkungan menurutnya hukum seleksi alam sebagai penyebab
evolusi:
(1) Semua makhluk hidup berjuamg untuk hidup,
(2) Yang lestari adalah yang paling kuat. Ahli botani belanda Hugo de
Vries dan Johannsen meragukan teori seleksi alam darwin dengan ditemukannya
perubahan sifat tiba-tiba pada bunga primrose.
Perubahan sifat tiba-tiba dinamakan teori mutasi. Teori ini diperkuat oleh
ahli genetika populasi seperti Sir Ronald Fisher, Theodosius Dobzhansky, Sewall
Wright, dan J.B.S Haldane. Namun jasa para ahli genetika evolusi : Fisher,
Dobzhansky, Wright, dan Haldane yang tidak menggunakan kenyataan tentang
mutasi sebagai alasan menyanggah teori Darwin, melainkan menggunakan
kenyataan itu untuk menunjukkan bahwa seleksi alami memang benar bekerja
didalam populasi besar mengubah bentuk suatu jenis menjadi jenis yang lain

18

sesuai dengan tekanan seleksi yang dikenakan oleh alam atau secara buatan. Teori
tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:

1. Kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa
(teori kreasi khas)
2. Kehidupan muncul dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan
(teori generatio spontanea)
3. Kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)
4. Kehidupan datang di planet ini dari mana saja (teori kosmozoan)
5. Kehidupan muncul berdasar hukum fisika-kimia (evolusi biokimia)
2.2.2 Asal-usul Manusia menurut Teori Evolusi Biologis
Evolusi makhluk hidup merupakan salah satu teori yang dikaji atau
dipelajari oleh Biologi. Teori ini sebenarnya telah dipersoalkan sejak
perkembangan ilmu di masa Romawi dan Yunani kuno, namun secara ilmiah
terori ini baru dikemukakan oleh Charles Robert Darwin yang ditulis dalam buku
yang berjudul: The Origin of Species by Means of Natural Selection or the
Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life, yang edisi pertamanya
dengan judul The Origin of Species diterbitkan 24 Nopember 1859. Secara garis
besar teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada di dunia sampai
dengan saat ini merupakan hasil perkembangan dari makhluk yang telah ada
sebelumnya, baik yang menyangkut struktur maupun fungsi, secara turun-temurun
dari generasi ke generasi. Dengan demikian, perubahan yang merupakan hasil
perkembangan itu berlangsung dalam waktu yang amat panjang, yaitu jutaan
tahun seiring dengan evolusi alam semesta.
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan
timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi
dari

radiasi

sinar

ultra

violet.

Senyawa

organik

tersebut

merupakan

“soppurba & rdquo; tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik
akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan

19

(koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran
molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap
sebagai “selaput sel primitif” yang memberi stabilitas pada koaservat.
Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya
koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat
menghasilkan organisme heterotrofik” yang dapat mereplikasikan dirinya dan
mengambil nutrisi dari “sop purba” yang kaya akan bahan-bahan organik dan
menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda
tak hidup ke benda hidup.
Teori biologi merupakan teori evolusi kimia, yang berpendapat bahwa
bumi ini pada awalnya sangat panas sekali, kemudian suatu ketika bumi
mengalami proses pendinginan. Dari proses-proses tersebut maka dapat dihasilkan
bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan menyusun bumi sedangkan
bahan yang ringan akan menyusun atmosfer.nnya ini asam amino tersebut belum
menunjukkan gejala hidup. Oparin adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia.
Oparin juga memiliki gagasan yang sama seperti Urey, tetapi Oparin tidak dapat
membuktikan bahwa reaksi gas CH4, NH3, H2 dan H2O membentuk asam amino.
Ia berpendapat bahwa asam amino terbentuk secara alami. Menurut Oparin, lautan
bumi pada awalnya memiliki persediaan cukup bahan-bahan organik. Dalam
waktu yang lama maka bahan-bahan organik tersebut akan berikatan satu dengan
lainnya membentuk selaput-selaput, kemudian molekul organik berselaput ini
akan mengikat molekul lainnya dan menyatukan diri sehingga terbentuk gabungan
molekul baru yang karakteristik. Ikatan kompleks inilah yang diperkirakan
merupakan awal dari kehidupan. Alexander Oparin (1894-1980) adalah seorang
ahli biokimia berkebangsaan Rusia. Tahun 1917 Oparin menyelesaikan studinya
di Universitas Moscow dan menjadi profesor biokimia pada tahun 1927.
Oparin merupakan salah satu ahli yang mengungkapkan asal usul
kehidupan dari sudut pandang fisika dan kimia. Oparin dan Haldane serta teori
Urey menyebutkan bahwa zat organik (asam amino) yang merupakan bahan dasar
penyusun makhluk hidup, pada mulanya terakumulasi di lautan. Kenyataan saat

20

ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam
(NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari laut.

Evolusi biologi dimulai pada saat pembentukan sel. Asam amino yang
terbentuk dari evolusi kimia akan bergabung membentuk makromolekul. Hal ini
dibuktikan pada penelitian Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung monomermonomer organik diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas sehingga
mengalami polimerisasi. Hasil polimerisasi ini dinamakan proteinoid. Apabila
proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuklah kumpulan proteinoid yang
menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer memiliki beberapa sifat
hidup yang mempunyai membran selektif permeabel namun belum dapat
dikatakan hidup.

21

Kumpulan proteinoid - Proteinoid merupakan polipeptida yang secara
spontan berpolimerisasi dari penguapan kumpulan asam amino. Proteinoid
dibentuk oleh aktivitas vulkanik yang tinggi.
Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat
merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam nukleat, dan
polisakarida dikocok. Substansi dalam koaservat dapat membentuk enzim yang
berperan dalam pengambilan bahan dari lingkungan sebagai bahan pembentuk
tubuh. Adanya deretan molekul-molekul lipid dan protein yang membatasi
koaservat dengan lingkungan luar sekitarnya, telah dianggap sebagai selaput sel
primitif. Selaput sel primitif ini menyebabkan stabilitas koaservat akan tetap
terjaga. Selaput sel primitif ini diperkirakan berperan dalam pengaturan
pertukaran substansi antara koaservat dan lingkungan sekitarnya. Koaservat
dengan selaput lipid protein mungkin merupakan tipe sel primitif yang disebut
protosel. Protosel kemudian akan membentuk sel awal yang merupakan
permulaan dari organisme uniselular. Oleh karena keadaan atmosfer saat itu tidak
mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik,
anaerob, dan heterotrof. Bagaimana protosel dapat berkembang menjadi
organisme uniselular, bahkan menjadi makhluk hidup multiselular seperti saat ini?
Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun multiselular tidak
terlepas dari sistem genetik pada protosel itu sendiri.
Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli biokimia dari Havard yaitu
Walter Gilbert pada tahun 1986 mengajukan hipotesis dunia RNA. Menurut
hipotesis itu, miliaran tahun yang lalu sebuah molekul RNA yang dapat
mereplikasi terbentuk secara kebetulan. Melalui pengaktifan oleh lingkungan,
RNA ini dapat memproduksi protein. Selanjutnya, diperlukan molekul kedua
untuk menyimpan informasi tersebut, maka dengan suatu cara tertentu

22

terbentuklah DNA. Perhatikan gambar sistem genetik yang pertama agar Anda
lebih jelas.

Sistem genetik yang pertama:

23

a. Gen pertama terbentuk dari polimerisasi secara spontan beberapa
nukleotida.
b. RNA sederhana mengalami replikasi, tanpa keberadaan protein katalitik
atau enzim.
c. RNA yang terdiri atas intron dan ekson mensintesis polipeptida (protein)
dengan cara melepaskan intron-intron.
d. Enzim reverse transkriptase merupakan enzim pertama dalam sistem ini
yang memungkinkan terbentuknya DNA.
e. Sel awal yang terdiri atas DNA, masih merupakan hubungan antara intron
dan ekson.
Catatan:
1

Intron dan ekson biasanya merupakan kelipatan kode triplet.

2

Intron adalah penyusun RNA yang tidak dapat diekspresikan, sedangkan
ekson merupakan penyusun RNA yang dapat diekspresikan.
Segera setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi

menyebabkan protosel mampu bereproduksi, dan dimulailah proses evolusi
biologi. Sejarah kehidupan pun telah dimulai. Selanjutnya organisme-organisme
mengalami proses evolusi menurut jalur kehidupan yang berbeda-beda.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn,
sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental.
Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat
menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul,
karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel.
Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan
rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.
Masalah manusia adalah masalah yang senantiasa dikaji oleh manusia itu
sendiri. Para ahli banyak menyelidiki manusia dari berbagai segi yang
menghasilkan banyak macam bidang ilmu pengetahuan tentang manusia, seperti
humanisme, psikologi, biologi, kesehatan (hygiene), hukum, antropologi,
sosiologi dan politik. Pada abad ke-20, banyak sekali penemuan baru dalam
bidang biologi, kimia dan fisika, sehingga tidak mengherangkan bila persoalan

24

asal usul kehidupan manusia selama ini dipikir dan dianalisa menjadi hangat
kembali. Para ahli seolah-olah terangsang dan termotivasi untuk meneliti masalah
munculnya kehidupan pertama di jagat raya ini secara alamiah dan
menganggapnya sebagai kenyataan dalam tata hukum alam, dalam Islam disebut
dengan “Sunnatullah”.
Dalam perjalanan sejarah, muncul seorang naturalis amatir dari
Shrewsbury (Inggris), Charles Robert Darwin lahir pada tanggal 12 Pebruari 1809
yang berasal dari keturunan Yahudi. Setelah melakukan perjalanan panjang ke
berbagai negara untuk mengadakan penelitian, Darwin menyusun teori evolusi
secara sistematis dalam buku “The Origin of Species bi Mieans of Natural
Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life” (Yatim,
1987:107). Dalam sekejap, karya Darwin tersebut tidak saja menggemparkan
ilmuan, tetapi juga masyarakat umum, filosof dan agamawan. Reaksi keras dari
kalangan agamawan, khususnya masyarakat Islam sangat hati-hati dalam
menerima atau menolak teori evolusi Darwin tersebut, karena ajaran Islam baik
Alquran dan hadis, telah mengungkapkan proses tahapan-tahapan kejadian
manusia di bumi.
Bagi banyak orang, pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup
pertama muncul di bumi Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan
mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk
dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat
bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme
hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar.
Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling
mendasar biologi; kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang
berarti benda mati tidak memunculkan kehidupan (Syafii, 2006).
2.2.3 Asal-usul Manusia menurut Pandangan Agama Islam
Asal usul manusia yang menurut pandangan agama islam
yaitu yang bersumber dari Al-Qur’an, dimana digambarkan di
dalam Al-Qur’an bahwa manusia diciptakan bertahap, kejadian

25

demi kejadian. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Shaad ayat
71 yang artinya, “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia
dari tanah (thiin). Menurut Mustofa (2007), di dalam Al-Qur’an
kata thiin yang terkait dengan penciptaan Adam atau manusia
secara umum, digunakan sebanyak 8 kali. Berikut ini adalah
ayatnya:
1. QS. Al An’am (6) : 2

‫ج‬
‫م ج‬
‫خل ج ج‬
َ‫جل‬
‫ذيِ ج‬
‫ث‬
‫ق ج‬
‫م ط‬
‫و ال م ط‬
‫ضضضىَ أ ج‬
‫مضض ن‬
‫ن ث ثضض م‬
‫قك ث ن‬
‫ه ج‬
‫ن ططيِضض ن‬
‫ج‬
‫ج‬
‫جضض ل‬
‫ن‬
‫مىَ ط‬
‫مجتضضثروُ ج‬
‫وُأ ج‬
‫م ج‬
‫م تج ن‬
‫م أن نثتضض ن‬
‫عننضضدجهث ثثضض م‬
‫سضض م‬
‫ل ث‬
‫ج‬
Artinya: Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah,
sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi
suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada
pada

sisi-Nya

(yang

Dia

sendirilah

mengetahuinya),

kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

2. QS. Al A’raaf (7) : 12

‫خل تققتتننى‬
‫خيقرر نممن قهه ت‬
‫تقاتل تما تمن تتعتك أ ت متلا تتقسهجتد إنقذ أ تتمقرتهتك تقاتل أ تن تاا ت‬
‫خل تققتتههۥ نمن نطينن‬
‫نمن متنانر تو ت‬

Artinya: Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu
untuk

bersujud

menyuruhmu?”

(kepada
Menjawab

Adam)
iblis:

di
“Saya

waktu

Aku

lebih

baik

daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia
Engkau ciptakan dari tanah”.

3. QS. Al Israa’ (17) : 61

26

‫توإنقذ قهل قتنا ل نل قتمتلائنك تنة اقسهجهدوا نلآتدتم تفتستجهدوا إن م تلا إنقبنليتس تقاتل أ تأ تقسهجهد ل نتمقن‬
‫ت نطيننا‬
‫ت‬
‫خل تقق ت‬

Artinya: Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada
para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu
mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan
sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"

4. QS. Al Mu’minun (23) : 12

‫خل تققتنا ال قإنن قتساتن نمقن هستلال تنة نمقن نطينن‬
‫تول تقتقد ت‬

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah."

5. QS. As Sajdah (32) :7

‫خل قتق ال قإنن قتسانن نمقن نطينن‬
‫خل تقتهه توتبتدأ ت ت‬
‫ال متنذي أ تقحتستن هك متل تشقينء ت‬

Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari
tanah.

6. QS. Ash Shaffat (37) : 11

Artinya: Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik
Mekah): “Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya
ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?“ Sesungguhnya
Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.

27

7. QS. Shaad (38) : 71

‫خال نرق تبتشنرا نمقن نطينن‬
‫إنقذ تقاتل ترمبهتك ل نل قتمتلائنك تنة إننمني ت‬

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia
dari tanah".

8. QS. Shaad (38) : 76

‫خل تققتتهه نمقن نطينن‬
‫خل تققتتنني نمقن تنانر تو ت‬
‫خيقرر نمن قهه ت‬
‫تقاتل أ تتنا ت‬

Artinya: Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena
Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau
ciptakan dari tanah."
Namun sebenarnya ada 2 ayat lagi yang menggunakan
kata thiin yang tidak bercerita tentang penciptaan manusia. Dari
ayat tersebut menjelaskan bahwa makna thiin adalah tanah
keras, jadi manusia dan adam diciptakan Allah berasal dari tanah
keras yang diistilahkan ath thiin. Kemudian dari tanah keras itu
diambil saripatinya yang telah mengalami pelapukan terlebih
dahulu secara geologis manjdai tanah liat. Bukan hanya dari
tanah keras yang disebut thiin yang sudah disaripatikan itu
manusia dan Adam diciptakan, namun juga dari tanah liat kering
yang berasal dari lumpur hitam. Allah menyebut jenis tanah yang
berbeda lagi selain sebagai penyusun tubuh manusia yaitu turab.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam QS. Al Hajj (22) ayat 5 yang
artinya “Kami telah menjadikan kalian dari tanah (turab),
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan
dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu

28

yang sudah ditentukan kemudian Kami keluarkan kami
sebagai bayi”.
Secara umum makna turab adalah tanah yang gembur
dibagian permukaan bumi. Dalam istilah geologi disebut sebagai
topsoil yaitu tanah paling subur yang sangat kaya dengan unsurunsur

biokimia

yang

diperlukan

makhluk

hidup

termasuk

manusia. Dari berbagai ayat tersebut, kita mulai bisa merasakan
bahwa Allah memproses berbagai jeis tanah untuk menyiapkan
bahan baku tubuh manusia. Kalau diurutkan tanah yang paling
tua adalah ath thiin atau tanah keras. Jadi tanah yang paling siap
untuk menjadi bahan baku membentuk tubuh manusia adalah
turab atau topsoil.
Ditumbuhkan dari bumi, ada ayat menceritakan bahwa
penciptaan manusia dari ditumbuhkan dari bumi., sebagaimana
yang telah difirman pada QS. Nuh (71) ayat 14-18. Ada tiga
informasi yang penting di dalamnya terkait dengan pembahasan
kali ini.
Yang
diciptakan

pertama,
melalui

Allah

menegaskan

tingkatan-tingkatan

bahwa

manusia

tertentu.

Tahapan-

tahapan yang semakin sempurna. Yang kemudian diibaratkan
dengan penciptaan langit yang juga bertingkat-tingkat. Yang
kedua, Allah secara eksplisit menyebut penciptaan manusia
dengan cara menumbuhkan dari tanah bumi (anbatakum minal
ardh). Membandingkan dengan ayat-ayat yang menceritakan
Allah menumbuhkan tanam-tanaman dari tanah bumi yaitu QS.
Nahl (16) ayat 11. Yang ketiga, Allah menegaskan bahwa suatu
ketika nanti manusia akna dikembalikan ke asalnya, yaitu tanah
bumi. Dan setelah itu dibangkitkan lagi, juga dari tanah bumi.
Begitulah

proses

penciptaan

manusia,

bahwa

Allah

menciptakan kita bertahap, kejadian demi kejadian.

29

Proses penciptaan manusia juga dipaparkan oleh Allah di
dalam Al-Qur’an adalah dengan cara membentuknya di dalam
rahim seorang wanita. Dalam QS. Ali Imran (3) ayat 6 yang
artinya

Dialah

sebagaimana

yang

membentuk

dikehendaki-Nya.

kamu

Tak

ada

dalam

rahim

Tuhan

(yang

berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Allah menciptakan rahim pada seorang ibu
untuk tujuan khusus yaitu membentuk tubuh manusia pada saat
penciptaan. Dimulai dari mahkluk satu sel, gabungan sel sperma
dan sel telur, kemudian membelah menjadi bermiliar-miliar sel.
Semua itu terjadi di dalam rahim hanya dalam waktu sekitar 9
bulan.

Allah

menciptakan

manusia

secara

bertahap

dan

bertingkat-tingkat di dalam rahim seorang ibu.
Dimulai dari sperma yang bercampur dengan sel telur,
kemudian diubah menjadi segumpal darah, segumpal daging,
diberi tulang, saraf-