Makalah IAD ISD IBD Perubahan Alam Sosia

DAMPAK PERUBAHAN ALAM, SOSAL DAN BUDAYA
TERHADAP PERILAKU KEBERAGAMAAN
Tugas Makalah Mata Kuliah IAD, ISD dan IBD
Dosen Pengampu : Ibu Fatma Laily Khoirunnida, S.Ag., M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. HANIK MIFROHATUN

1340120001

2. FATHUR ROHMAN

1340120002

3. ANILATI RAHMA

1340120003

4. ABDILLAH FAIZ


1340120004

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI / BIMBINGAN KONSELING ISLAM
TAHUN 2013

1

BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem
sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi
oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Perubahan sosial terjadi karena adanya
perubahan dalam unsur-unsur mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya
perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan.
Proses perubahan sosial biasa terdiri dari tiga tahap yaitu Invensi, Difusi, Konsekuensi.
Invensi adalah proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan. Difusi yaitu proses
dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan kedalam sistem sosial. Sedangkan Konsekuensi
adalah perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengabdosian atau penolakan inovasi.
Sedangkan pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang

terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda
sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perubahan Sosial Budaya dalam Perilaku Keberagamaan
Perubahan sosial terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang
tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan di dalam
masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu: kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan
organisasi sosial. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari
dinamika masyarakatnya.
Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan yaitu: faktor intern, contohnya
perubahan demografis, konflik sosial, bencana alam, perubahan lingkungan alam.
Sedangkan faktor ekstern, contohnya perdagangan, penyebaran agama, dan peperangan.
Kedatangan bangsa barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam
bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa
asing ke Indonesia.

Adanya perubahan sosial banyak menimbulkan dampak bagi masyarakat, baik
dampak negatif maupun positif. Diantara dampak negatifnya adalah sikap materialistis,
individualistis, konsumerisme, kesenjangan sosial ekonomi, pencemaran, kriminalitas,
kenakalan remaja. Dan dampak positifnya adalah cepat masuknya budaya asing yang
memperkaya budaya Indonesia, perubahan pola pikir tradisional menjadi pola pikir
rasional, sistematis, analitis, dan logis, munculnya sikap lebih menghargai waktu, dll.
B. Alam Budaya dan Peradaban Manusia
Perkembangan jaman tak lepas dari kemajuan teknologi yang semakin modern
karena dari sudut pandang tertentu tekhnologi modern adalah kelanjutan logis sejarah
umat manusia. Dari perkembangan itu dapat memberikan dampak positif dan dampak
negatif yang tak terhindarkan oleh kita. Tetapi yang dikhawatirkan jika dampak negative
tidak cepat ditangani sehingga berlarut-larut dan masalah pun meluap sehingga peristiwa
yang tidak diinginkan seperti lumpur lapindo.
Relevansi Islam dan modernitas akhir-akhir ini semakin banyak menyibukkan
kalangan muslimin maupun non muslimin. Hal ini disebabkan adanya dambaan orang
3

banyak pada satu pilihan dari pola hidup yang dominan yang menunjukkan titik
kelemahan. Dari situlah proses pencarian manusia akan pola hidup yang lebih baik sudah
terhenti dan puas dengan apa yang sekarang dominan di barat. Dari proses tersebut

menimbulkan pendekatan pragmatis dan instrumental seperti paham lingkungan hidup.
Pengaruh kemajuan teknologi sangatlah besar manfaatnya tetapi juga takkan terlepas
dari dampak negatifnya, baik dari sisi lingkungan hidup, budaya, dan peradaban
manusianya. Untuk itu kita harus menjaga lingkungan alam ini dengan baik, dan
memanfaatkan SDA secara optimal.
C. Potensi Alam, Budaya dan Sosial dalam Keberagamaan
1. Potensi Alam dalam Keberagamaan
Alam dan agama sangat erat kaitannya. Perubahan alam dipengaruhi juga karena
perubahan moral beragama atau tingkah laku keberagamaan seseorang. Alam ini
merupakan nikmat besar yang diberikan Tuhan untuk manusia agar dapat
dimanfaatkan dalam kehidupannya. Dengan demikian, manusia sebagai khalifah
dimuka bumi harus memiliki kemampuan dan kesempatan untuk memanfaatkan alam
bagi kehidupannya.
2. Potensi Budaya dalam Keberagamaan
Pengaruh lingkungan budaya yang dalam ekspresi keberagamaan lebih banyak
ditemukan dalam hal-hal praktis dan konkrit. Untuk budaya Indonesia khususnya
budaya jawa, sarung merupakan contoh nyata yang dapat ditunjukkan dengan mudah.
Pengaruh-pengaruh tertentu lingkungan hidup sekelompok manusia terhadap
keagamaan. Masyarakat yang memiliki budaya berbeda-beda berdampak pada cara
beragama yang berbeda pula.

3. Potensi Sosial dalam Keberagamaan
Dalam keberagamaan ada bagian yang paling penting, yaitu ibadat atau dapat
disebut juga sebagai ritus atau tindakan ritual. Dalam pengertiannya yang lebih
khusus, ibadat adalah menunjukkan amal perbuatan tertentu yang secara khas bersifat
keagamaan. Dari sudut ini kadang-kadang juga digunakan istilah ubudiyah yang
pengertiannya mirip dengan kata-kata riyus dalam bahsa ilmu-ilmu sosial. Ibadah itu
sendiri mencakup seluruh kegiatan manusia termasuk kehidupan sosial. Karena
ibadah yang tidak melahirkan kesadaran sosial maka akan menghilangkan makna
4

hakiki ibadah itu sendiri.
Sehingga pelaku suatu bentuk ibadat formal tanpa kesadaran sosial itu justru
terkutuk oleh Tuhan. Karena tiadanya kesadaran sosial merupakan indikasi kepalsuan
dalam beragama. Dan kegiatan melakukan ibadat seperti salat justru dikutuk Tuhan
jika salat itu tidak melahirkan kesadaran sosial.
D. Dampak Perubahan Sosial
1. Integrasi sosial
Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik
unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering disebut sebagai integrasi
sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling menyesuaikan diri. Indonesia yang

terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan budayanya, diharapkan semua unsur/
komponen bangsa dapat menyesuaikan diri. Oleh karena itu akan terciptakan integrasi
sosial atau integrasi nasional Indonesia.
2. Disintegrasi sosial
Disintegrasi sering diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi
bagian-bagian kecil yang trpisah satu sama lain. Sedangkan disintegrasi sosial adalah
proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah
satu sama lain. Proses ini terjadi akibat hilangnya ikatan kolektif yang
mempersatukan anggota kelompok satu sama lain.
Perubahan sosial sering ditandai dengan perubahan unsur kebudayaan, tanpa
diimbangi perubahan unsur kebudayaan yang lain yang saling terkait. Biasanya unsur
yang cepat berubah adalah kebudayaan kebendaan bila dibandingkan dengan
kebudayaan rokhani. Dalam hal ini dapat dikemukakan beberapa bentuk:
a. Anomie
Anomie adalah keadaan kritis dalam masyarakat akibat perubahan sosial
dimana norma/nilai lama memudar, namun norma/nilai baru yang akan
menggantikan belum terbentuk. Dengan demikian dalam kehidupan masyarakat
sekolah-olah tidak ada norma atau nilai
b. Cultural lag
Menurut William F. Ogburn dikemukakan sebagai perbedaan taraf kemajuan

antara berbagai bagian dalam kebudayaan, atau ketertinggalan antara unsur
5

kebudayaan material dengan non material. Penyebab timbulnya cultural lag adalah
:
1) Kurangnya

intetiviteit

(penemuan

baru)

dalam

sektor

yang

harus


menyesuaikan dengan perkembangan sosial.
2) Adanya hambatan terhadap perkembangan pada umumnya.
3) Heterogenitas/ keberagaman sikap masyarakat yaitu kesiapan dalam
menerima perubahan.
4) Kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain.
c. Mestizo culture
Mestizo culture atau kebudayaan campuran merupakan proses percampuran
unsur kebudayaan yang satu dengan unsur kebudayaan lain yang memiliki warna
dan sifat yang berbeda. Hal ini bercirikan sifat formalimse, yaitu hanya dapat
meniru bentuknya, tetapi tidak mengerti akan arti sesungguhnya. Keadaan ini
ditandai dengan meningkatnya pola konsumsi masyarakat serta terjadinya
demonstrasi efek (pamer kekayaan) yang makin besar dengan adanya iklan.
Kondisi demikian dapat menimbulkan disintegrasi sosial.

Dalam

kehidupan

masyarakat


perubahan

sosial

kadang-kadang

dapat

menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium). Ketidakseimbangan tersebut dapat
disebabkan adanya kesenjangan budaya dalam masyarakat (disintegrasi sosial).
Adapun gejala yang menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial adalah sebagai berikut
:
1) Tidak ada persepsi atau persamaan pandangan di antara anggota masyarakat
mengenai norma yang semula dijadikan pegangan oleh anggota masyarakat.
2) Norma-norma masyarakat tidak berfungsi dengan baik sebagai alat untuk
mencapai tujuan masyarakat.
3) Timbul pertentangan norma-norma dalam masyarakat, sehingga menimbulkan
kebingungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.
4) Tidak ada tindakan sanksi yang tepat bagi pelanggar norma.

5) Tindakan dalam masyarakat sudah tidak sesuai lagi dengan norma masyarakat.
6) Interaksi sosial yang terjadi ditandai dengan proses yang bersifat disosiatif.
6

Berdasarkan gejala tersebut, kehidupan dalam masyarakat sudah tidak ada lagi
penyesuaian di antara unsur yang berbeda (disintegrasi sosial). Disintegrasi sosial akan
mendorong timbulnya gejala kehidupan sosial yang tidak normal yang dinamakan
masalah sosial. Adapun bentuk disintegrasi sebagai akibat terjadinya perubahan sosial
yang dapat dijumpai di Indonesia cukup kompleks.
1.

Pergolakan di daerah
Pergolakan daerah adalah peristiwa disintegrasi yang mempermasalahkan isu
lokal/ daerah. Pergolakan dapat berupa tuntutan sekelompok massa kepada
kelompok lain termasuk the rulling class (penguasa). Dari bentuk disintegrasi ini
kita dapat mengambil pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam melangkah
terutama menyangkut hal mendasar dan melibatkan masyarakat luas. Hal ini dapat
dicontohkan gerakan RMS (1950), DI/TII (1949 – 1962), PRRI/Permesta (19571958), pergolakan di Aceh, pergolakan di Papua, dan sebagainya.

2. Aksi protes dan demonstrasi

Aksi protes dapat diartikan gerakan yang dilakukan secara perorangan atau
bersama untuk menyampaikan pernyataan tidak setuju yang oleh sebagian besar
orang biasanya dilancarkan melalui kecaman pedas. Demonstrasi adalah tindakan
sekelompok orang secara bersama-sama untuk menunjukkan rasa ketidakpuasan
yang pada umumnya menyangkut bidang ekonomi, sosial dan politik.
3. Kriminalitas
Tindak kejahatan adalah tingkah laku anggota masyarakat yang melanggar
norma hukum dan norma sosial. Secara yuridis, tindak kejahatan diartikan sebagai
bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral dan kemanusiaan,
merugikan masyarakat, dan melanggar ketentuan hukum.
4. Kenakalan remaja
Kenakalan remaja (Juvenile delinquency) seperti dikemukakan Fuad Hasan
adalah suatu perbuatan anti sosial yang dilakukan anak/ remaja yang jika
dilakukan orang dewasa dikategorikan sebagai tindak kejahatan. Tindak kenakalan
remaja dewasa ini semakin berkembang. Bentuk kenakalan diantaranya
membolos, aksi corat coret, kebut-kebutan, minuman keras, mencuri sepeda, dan
7

sebagainya.
5. Prostitusi
Prostitusi atau pelacuran merupakan suatu pekerjaan yang bersifat
menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual dengan
mendapatkan imbalan.

8

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikemukakan adanya beberapa upaya yang
dapat ditempuh untuk menanggulangi gejala disorganisasi sosial yaitu :
1.

Norma dan nilai sosial dalam masyarakat difungsikan lagi sebagai pegangan hidup
bersama seperti semula

2.

Kebutuhan para anggota kelompok dipenuhi melalui kelompok masyarakat masingmasing.

3.

Norma yang sudah tidak mantap lagi sebagai pedoman hidup kelompok perlu diganti
sesuai dengan kebutuhan zaman

4.

Tindakan yang tegas kepada setiap anggota masyarakat yang diketahui melanggar norma
dengan sanksi dan hukuman

5.

Diberantasnya tempat atau sarang yang dianggap sebagai tempat pelanggaran norma

6.

Dibangkitkannya lagi rasa kepercayaan anggota kelompok masyarakat agar terwujud
masyarakat yang bersatu

7.

Terwujudnya masyarakat madani harus diberi keteladanan dari tokoh masyarakat dan
tokoh politik.

Dengan adanya disintegrasi sosial, pola kehidupan masyarakat mengalami kurang serasi
atau kekacauan, misal kurang adanya tertib sosial (sosial order) dan banyak pelanggaran
hukum. Hal ini pada akhirnya akan menciptakan situasi krisis yaitu social disorder. Dalam
suasana ini pengambil keputusan harus cepat mengambil langkah untuk mengembalikan
keadaan menjadi normal. Jika tidak berhasil, maka akan tercipta situasi sosial berupa
disintegrasi

9

DAFTAR PUSTAKA
http://socius3.wordpress.com/2011/09/26/dampak-perubahan-sosial-dalam-kehidupanbermasyarakat/
http://umaria17pba.blogspot.com/2013/05/makalah-untuk-iadibdisd.html?m=1

10