KONSEP PENDAPATAN PER KAPITA KESEJAHTERA
KONSEP PENDAPATAN PER KAPITA,
KESEJAHTERAAN DAN HUMAN CAPITAL
Diajukan untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Ekonomi Pembangunan
Dosen Pengampu : Dr. Adang Djatnika Effendi, MT
Disusun Oleh :
Nur Ihsan Taopik (1148020227)
Osa Siti Sawiyah (1148020233)
Pinpin Cahyadi (1148020234)
Rifa Aini Fauziah (1148020253)
JURUSAN MANAJEMEN/ VII/ F
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah serta karuniaNya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa
halangan yang berarti, makalah ini mengangkat tema tentang “Konsep Pendapatan
per kapita, kesejahteraan dan Human Capital” pada mata kuliah Ekonomi
Pembangunan. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, serta sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikutnya yang setia
menyampaikan risalahnya sampai akhir zaman.
Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki, maka
bila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon
kiranya dapat memberikan kritik serta saran yang membangun serta dapat
membawa kepada kebaikan. Pada kesempatan kali ini pula kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang sedia berkenan membantu pembuatan
makalah ini. Mudah-mudahan atas bantuan serta bimbingan semua pihak, Allah
SWT akan membalasnya dengan pahala yang setimpal, amiin yaa Rabbal
aalamiin.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Penulis,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3
Tujuan Pembuatan Makalah......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1
Pendapatan Per Kapita Sebagai Pengukur Kemakmuran..........................3
2.2
Pengertian pendapatan per kapita dan kesejateraan..................................4
2.2.1 Pendapatan Per Kapita Dan Cara Penghitungannya.................................5
2.3.2 Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara.................................................8
2.4.1 Beberapa faktor non-ekonomi yang menentukan kesejahteraan............11
2.4.2 Beberapa Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan......13
2.5
Human Capital ( Pendidikan dan Kesehatan ).........................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
3.1
Kesimpulan..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti
yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai
sebahagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan oleh suatu
masyarakat. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha suatu masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi pendapatan masyarakat/
pendapatan perkapita.
Data pendapatan per kapita dari berbagai Negara pada suatu tahun tertentu,
dan perubahannya dalam suatu jangka waktu tertentu, sangat berguna dalam
analisa pembangunan. Data tersebut dapat memberikan gambaran mengenai: (i)
lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat du berbagai Negara lain
dan (ii) perubahan dalam corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
telah berlaku diantara berbagai Negara. Di samping itu data itu dapat pula
digunakan untuk meramalkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Negaranegara berkembang supaya dapat menutup jurang tingkat kesejahteraan di antara
mereka dengan Negara-negara maju di
masa yang akan datang. Tanpa
mengecilkan besarnya sumbangan yang diberikan oleh data pendapatan per kapita
dalam menunjukan hal-hal yang dinyatakan di atas, perlu juga hendaknya disadari
bahwa sejak lama penggunaan data pendapatan per kapita sebagai dasar dalam
menentukan perbedaan tingkat kesejahteraan telah mendapat beberapa kecaman.
Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang
mendasar. Kesehatan merupakan kesejaheraan, sedangkan pendidikan merupakan
hal yang pokok untuk menggapai kehiduapan yang memuaskan dan berharga,
keduanya merupakan hal yang penting unuk membentuk kapabilias manusia yang
lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
1
1.2
Rumusan Masalah
Maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana konsep dari pendapatan per kapita sebagai pengukur
kesejahteraan?
2) Apa pengertian pendapatan per kapita dan kesejahteraan?
3) Bagaimana pendapatan per kapita di berbagai negara?
4) Bagaimana kelemahan indeks pendapatan perkapita sebagai indeks tingkat
kesejahteraan.
5) Bagaimana tingkat pendidikan dan kesehatan?
1.3
Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Ingin mengetahui bagaimana konsep dari pendapatan per kapita sebagai
pengukur dari kesejahteraan.
2) Ingin mengetahui apa pengertian pendapatan per kapita dan kesejahteraan.
3) Ingin mengetahui Bagaimana pendapatan per kapita di berbagai Negara
4) Ingin Mengetahui bagaimana kelemahan indeks pendapatan perkapita
sebagai indeks tingkat kesejahteraan.
6) Ingin Mengetahui Bagaimana tingkat pendidikan dan kesehatan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pendapatan Per Kapita Sebagai Pengukur Kemakmuran
Banyak informasi perlu digunakan untuk secara lengkap menunjukkan taraf
kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh masyaraka suatu Negara.
Persentasi penduduk yang memiliki kendaraan, tingkat pendapatan mereka dan
pemilikan harta-harta lain merupakan petunjuk penting dalam melihat taraf
kemakmuran yang dicapai. Di samping itu, kemakmuran ditentukan pula oleh
fasilitas untuk mendapatkan suplai listrik dan air minum yang bersih, fasilitas
pendidikan yang diperoleh dan taraf pendidikan yang dicapai, taraf kesehatan dan
fasilitas perobatan yang tersedia, keadaan perumahan masyarakat miskin dan taraf
perkembangan infrastruktur yang dicapai. Tersedianya pekerjaan yang cukup
merupakan faktor lainnya. Apanila semua faktor-faktor seperti ini digunakan
untuk menunjukkan tingkat kemakmuran setiap Negara, akan dihadapi masalah
dalam mengumpulkan data seperti itu.
Sebagai akibat dari kesulitan-kesulitan seperti yang dinyatakan di atas,
dalam menunjukkan dan membandingkan tingkat kemakmuran suatu masyarakat
digunakan data pendapatan per kapita dalam mata uang sendiri maupun dalam
dolar Amerika Serikat (apabila ia digunakan untuk tujuan perbandingan). Data
pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran karena berbagai Negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat
berbeda. Dengan demikian, walaupun pendapatan nasional Negara A adalah lebih
besar jika dibandingkan dengan Negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan
bahwa penduduk Negara A tingkat kemakmurannya lebih tinggi dari Negara B.
Pendapatan nasional India lebih besar dari Singapura. Akan tetapi dari informasi
ini tidak dapat diambil kesimpulan bahwa India adalah lebih makmur dari
Singapura.
Dalam menggunakan data pendapatan per kapita dalam membandingkan
tingkat kemakmuran di berbagai Negara, perlulah disadari bahwa perbandingan
tersebut mempunyai banyak kelemahan. Oleh sebab itu perbandingan seperti itu
3
harus dipandang sebagai gambaran kasar dari perbedaan tingkat kemakmuran
yang dicapai berbagai Negara. Perhatikan contoh berikut: Dalam World
Development Report 2013 (yang diterbitkan oleh Bank Dunia) pendapatan per
kapita India adalah 460 dolar US, sedangkat Amerika Serikat pendapatan per
kapitanya telah mencapai 34.870 dolar Amerika. Adakah ini berarti taraf
kemakmuran penduduk Amerika Serikat adalah hampir (34.870/460) atau hampir
76 kali ganda dari penduduk India? Tentu saja tidak. Biaya naik angkutan umum
(bus) di India lebih murah dari Amerika. Begitu juga biaya pergi berobat ke
dokter, makan di restoran, membeli rumah dan menyewa rumah adalah lebih
murah di India. Orang India hanya membayar jasa tersebut pada jumlah yang jauh
lebih murah dari yang dibayar orang Amerika. Pada umumnya biaya hidup di
Negara kaya adalah jauh lebih tinggi dari Negara-negara yang relative miskin.
Maka perbandingan tingkat kesejahteraan mereka tidak seburuk seperti yang
ditunjukkan oleh perbedaan data pendapatan per kapita dalam dolar Amerika.
2.2
Pengertian pendapatan per kapita dan kesejateraan
Pendapatan perkapita (per capita income/PCl) yaitu pendapatan rata-rata
untuk masing-masing penduduk dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
Dalam sumber lain disebutkan pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan
rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil
pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara
tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan
per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin
makmur negara tersebut.
Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga
dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi.kondisi tersebut juga
diperlukan
masyarakat.
untuk
meminimalkan
Selanjutnya
terjadinya
percepatan
kecemburuan
pertumbuhan
sosial
ekonpomi
dalam
masyarakat
memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan pemerintah dalam mengatur
perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian. Kesejahteraan
4
hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indicator keberhasilan yang
dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005:15) menyampaikan bahwa
kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari
tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat
kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan
peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari
peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah.
2.2.1
Pendapatan Per Kapita Dan Cara Penghitungannya
Salah satu komponen dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan
perhitungannya adalah pendapatan per kapita, yaitu pendapatan rata-rata
penduduk suatu Negara pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan
membagi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB)
suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan
demikian pendapatan per kapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu
formula berikut:
(a). PDB Per Kapita =
PDB_____
Jumlah Penduduk
(b). PNP Per Kapita =
PNB_____
Jumlah Penduduk
Dalam menghitung pendapatan per kapita dua macam perhitungan dapat
dilakukan, yaitu berdasarkan harga yang berlaku dan harga tetap. Perhitungan
pendapatan per kapita menurut harga yang berlaku penting untuk member
gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari penduduk Negara itu berbelanja
dan membeli barang-barang dan jasa yang diperlukannya. Dan ini juga penting
sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran
di suatu Negara berbanding dengan Negara-negara lain.
Data pendapatan per kapita menurut harga tetap perlu dihitung untuk
menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu Negara. Produk
Domestik Bruto biasanya bertambah dari tahun ke tahun. Nilainya yang
5
bertambah itu pada umumnya disebabkan oleh dua faktor: (1) pertambahan
produksi fisikal yang berlaku, dan (2) kenaikan harga-harga barang dan jasa yang
dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian kenaikan pendapatan
nasional menurut harga yang berlaku tidak memberikan gambaran yang sempurna
tentang perkembangan kemakmuran yang sebenarnya karena efek kenaikan harga
dalam menaikkan pendapatan per kapita belum diperhitungkan. Pertumbuhan
ekonomi, dan pertambahan kemakmuran yang diwujudkannya, ditentukan oleh
perkembangan pendapatan nasional yang sebenarnya, yaitu yang tidak disebabkan
oleh kenaikan harga. Oleh sebab itu, untuk menggambarkan perkembangan
kemakmuran suatu masyarakat perlulah dihitung pendapatan per kapita pada
harga tetap. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan dalam
kemakmuran apabila pendapatan per kapita menurut harga tetap atau pendapatan
per kapita riil terus menerus bertambah dari tahun ke tahun.
2.3
Perbandingan Kemakmuran Berbagai Negara
Sebagai ukuran kasar untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang
dicapai berbagai Negara, data pendapatan per kapita selalu digunakan. Bagian ini
akan menggunakan data tersebut untuk membandingkan tingkat kemakmuran di
antara berbagai Negara, terutama di antara Negara maju dan Negara berkembang.
Tiga aspek diperhatikan:
1. Perbandingan secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk
dunia yang digolongkan kepada beberapa golongan pendapatan.
2. Perbandingan yang terperinci di antara beberapa Negara terpilih di dunia
ini.
3. Perbandingan pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan dengan
perbedaan biaya hidup dengan menggunakan purchasing power parity.
2.3.1 Pendapatan Per Kapita Beberapa Golongan Negara
Dalam menunjukkan pendapatan per kapita di berbagai Negara, Laporan
Bank Dunia membedakan berbagai Negara kepada empat kategori, yaiu: “low
income economies”, “lower middle-income”, “upper middle-income”, “high
income countries”.
6
Tabel Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001
Golongan Negara
Low income economies
Lower middle-income
Upper middle-income
High income countries
Pendapatan
Jumlah Penduduk
per kapita
(Dolar US)
430
1.240
4.460
26.710
Jumlah
(Juta)
2.510,6
2.164,5
503,7
955,0
6.132,8
Persentasi
Dunia
40,9
35,3
8,2
15,6
100
Data dalam tabel diatas menunjukkan jurang yang besar diantara pendapatan
“low income economies” dengan “high income economies” – yaitu US$ 430
berbanding dengan US$ 26.710. berarti pendapatan per kapita rata-rata “high
income economies” adalah lebih 62 kali lipat dari pendapatan per kapita rata-rata
Negara-negara miskin. Jumlah penduduk Negara miskin adalah 2.511 juta,
sedangkan Negara berpendapatan tinggi jumlah penduduknya hanya 955 juta –
yaitu hanya 38 persen dari penduduk golongan Negara pendapatan rendah. Dua
golongan Negara lain, yaitu “lower middle-income”dan “upper middle-income”
meliputi 2.677 juta orang, yaitu lebih kurang sama dengan penduduk yang
tergolong sebagai Negara berpendapatan rendah. Pendapatan per kapita rata-rata
kedua Negara tersebut adalah US$ 1.240 untuk yang berpendapatan rendah dan
US$ 4.460 untuk yang berpendapatan tinggi.
Berdasarkan data yang ditunjukkan dalam tabel diatas, dapat pula
disimpulkan bahwa tiga perempat dari penduduk dunia termasuk dalam golongan
yang rata-rata
pendapatannya tidak begitu tinggi, yaitu rata-ratanya tidak
melebihi US$ 1.240 dan belum menikmati taraf kehidupan yang menyenangkan.
Banyak diantara mereka masih dapat dipandang sebagai penduduk yang
mendapatkan pendapatan cukup hidup atau mencapai taraf “subsistence”. Negara
berpendapatan rendah, seperti telah dinyatakan, hanya memperoleh pendapatan
rata-rata (per tahun) sebesar US$ 430 dan mereka meliputi 40,9 persentasi dari
penduduk dunia. Banyak di antara mereka masih belum dapat menikmati tiga
kebutuhan hidup yang utama yaitu: makanan, pakaian dan perumahan yang
7
memadai. Masih banyak yang perlu dilakukan untuk menaikkan taraf kehidupan
mereka. Negara-negara yang tergolong dalam kumpulan ini terutama terdapat di
Afrika dan di Asia.
Kabanyakan Negara-negara miskin baru mencapai kemerdekaan pada
tahun-tahun sesudah Perang Dunia Kedua. Semenjak merdeka mereka berusaha
mempercepat pertumbuhan ekonominya. Tetapi hambatan yang mereka hadapi
dalam mencapai cita-cita ini sangat besar. Kekurangan modal, taraf pendidikan
yang rendah, kegiatan ekonomi tradisional yang rendah produktivitasnya dan
pertambahan penduduk yang pesat telah menghambat usaha untuk mempercepat
pembangunan, maka keadaan kemiskinan tetap tidak dapat dihapuskan.
2.3.2 Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara
Untuk memberikan gambaran yang lebih baik mengenai perbedaan
pendapatan per kapita dan tingkat kemakmuran di berbagai Negara, dalam tabel
diabawah diunjukkan tingkat pendapatan per kapita di empat golongan Negara
yang telah diterangkan sebelum ini. Disetiap golongan Negara ditunjukkan
beberapa Negara yang disertai dengan data pendapatan per kapitanya pada tahun
2001.
Tabel Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001
Negara
Pendapatan Per
Negara
Kapita (dolar US)
Kapita (dolar US)
C. Pendapatan Menengah yang
A. Pendapatan Rendah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
Tanzania
Bangladesh
India
Nigeria
Cambodia
Pakistan
Ghana
Pendapatan Per
270
370
460
290
270
420
290
B. Pendapatan Menengah Rendah
Indonesia
680
Bolivia
940
Filipina
1.050
Sri Langka
830
Jordania
1.750
8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
Tinggi
Afrika Selatan
Brazil
Malaysia
Polandia
Mexico
Argentina
Slovakia
Saudi Arabia
Portugal
D. Negara Kaya
Spanyol
Hongkong
Singapura
Australia
Inggris
2.900
3.060
3.640
4.240
5.540
6.960
3.700
7.230
10.000
14.860
25.920
24.740
19.770
24.230
6. Romania
7. Colombia
8. Thailand
9. Turki
10.Iran
11.China
1.710
1.920
1.970
2.540
1.750
890
6. Jerman
7. Amerika Serikat
8. Swedia
9. Jepang
10.Switzerland
23.700
34.870
25.400
35.990
36.970
Dalam data tersebut menunjukkan pendapatan per kapita di Negara
berpendapatan rendah adalah sekitar US$ 270 – US$ 460. Berdasarkan data tahun
2001, yang tergolong sebagai Negara kaya adalah Negara yang pendapatannya
melebihi 12.000 dolar US. Di antara Negara kaya, Negara yang pendapatannya
paling rendah adalah Spanyol (14.860 dolar US) dan yang paling tinggi adalah
Switzerland dengan pendapatan per kapita 36.970 dolar US.
Pendapatan per kapita Negara berpendapatan menengah golongan rendah
berkisar di antara US$ 600 hingga US$ 2.600. sedangkan golongan menengah
yang berpendapatan tinggi, pendapatan per kapitanya berada di sekitar 3.000 dolar
US hingga 10.000 dolar US.
2.3.3 Pendapatan Per Kapita Dan “Purchasing Power Parity”
Salah satu yang terpenting sebagai alat pengukur kemakmuran adalah
perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai Negara. Perhitungan
pendapatan per kapita yang mempertimbangkan faktor perbedaan harga tersebut,
yaitu dengan menghitung kembali pendapatan per kapita berdasarkan harga yang
sama di berbagai Negara, akan menghasilkan data yang sangat berbeda dengan
yang ditunjukkan dalam tabel dibawah.
Tabel Perbandingan Per Kapita GDP dan Per Kapita PPP (Dalam Dolar US)
Negara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
China
India
Indonesia
Filipina
Thailand
Malaysia
Pendapatan Per Kapita
GDP
PPP
Negara-negara Berkembang
890
460
680
1.050
1.960
3.640
9
4.260
2.530
2.940
4.360
6.550
8.340
7. Pakistan
8. Saudi Arabia
9. Mexico
10. Brazil
11. Colombia
1.
2.
3.
4.
5.
Amerika Serikat
Perancis
Australia
Jerman
United Kingdom
420
7.230
5.540
3.060
1.910
Negara-negara Maju
34.870
22.690
19.770
23.700
24.230
1.920
11.390
8.770
7.450
5.980
34.870
25.280
25.780
25.530
24.260
Pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan tersebut dinamakan
pendapatan per kapita berdasarkan persamaan daya beli, (pendapatan per kapitaPPP) atau per kapita-PPP-Purchasing Power Parity. Pendapatan per kapita yang
dihitung menurut cara yang biasa dinamakan pendapatan per kapita nominal.
Tabel diatas membandingkan per kapita GDP nominal dan per kapita GDP-PPP di
berbagai Negara. Daripada data yang terdapat dalam tabel tersebut, beberapa
kesimpulan dapat dibuat:
1. Data tersebut didasarkan kepada harga-harga yang berlaku di Amerika
Setikat. Oleh sebab itu di Amerika Serikat per kapita GDP = per kapita
PPP.
2. Di Negara-negara maju pendapatan per kapita PPP hampir sama nilainya
dengan pendapatan per kapita GDP.
3. Di Negara berkembang per kapita PPP jauh lebih tinggi dari per kapita
GDP. Sebagai akibatnya, dengan menggunakan per kapita PPP juarng
kemakmuran di antara Negara berkembang dengan Negara maju tidaklah
sebesar seperti ditunjukkan oleh perbedaan per kapita GDP.
2.4
Kelemahan Indeks Pendapatan Perkapita Sebagai Indeks Tingkat
Kesejahteraan
Apabila kita membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa
Negara berdasarkan tingkat pendapatan per kapita mereka, maka secara sadar atau
tidak sebenarnya kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
ditentukan oleh besarnya pendapat per kapita masyarakat tersebut. Salah satu
kelemahan penting dari pendapatan per kapita sebagai indeks tingkat
10
kesejahteraan bersumber dari angka pendapatan masyarakat merupakan
pencerminan dari tingkat kesejahteraan yang dinikmati suatu masyarakat. Diakui
bahwa pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Tetapi di samping
itu terdapat pula beberapa faktor lain yang adakalanya merupakan faktor yang
cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan. Cukup banyak kenyataan
yang membuktikan hal ini.
2.4.1 Beberapa faktor non-ekonomi yang menentukan kesejahteraan
Kalau dibandingkan keadaan kehidupan masyarakat dalam suatu Negara dan
di antara berbagai Negara, maka akan dapat dilihat bahwa banyak faktor lain di
luar tingkat pendapatan yang sangat berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan.
Faktor non ekonomi seperti pengaruh adat istiadat dalam kehidupan masyarakat,
keadaan iklim dan alam sekitar da nada tidaknya kebebasan bertindak dan
mengeluarkan pendapat merupakan faktor yang akan menimbulkan perbedaan
dalam tingkat kesejahteraan di Negara yang mempunyai pendapatan per kapita
yang tidak banyak berbeda. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari beberapa contoh
di bawah ini.
Walaupun penduduk di pegunungan mempunyai pendapatan yang sama
dengan penduduk yang hidup di dataran rendah, berdasarkan kepada perbedaan
keadaan alamnya kita dapat mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di
dataran rendah lebih tinggi. Keyakinan seperti ini didasarkan kepada kenyataan
bahwa pada umumnya penduduk dataran rendah menghadapi tantangan alam yang
sedikit. Di dataran rendah iklimnya tidak terlalu dingin, pekerjaan di sektor
pertanian lebih mudah dilaksanakanm dan tenaga yang dikeluarkan untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya relative lebih sedikit. Demikian pula,
ketiadaan kebebasan untuk bertindak dan mengemukakan pendapat di beberapa
Negara seperti Myanmar dan cina mengakibatkan tingkat kesejahteraan
masyarakatnya selalu dipandang lebih rendah dari yang dicerminkan oleh tingkat
perkembangan ekonominya. Dan akhirnya satu contoh lain, suatu masyarakat
yang masih sangat terikat pada kebiasaan dan adat istiadat yang tradisional,
misalnya penduduk Bali terpaksa mengerjakan berbagai kegiatan yang bersifat
11
lebih memenuhi kebutuhan sosialnya dan mengurangi daya yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam masyarakat seperti ini adalah kurang
tepat untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakatnya berdasarkan kepada nilai
dari hasil-hasil kegiatan ekonominya.
Satu keberatan lain yang acap kali ditemukan orang terhadap penggunaan
tingkat pendapat per kapita dalam menentukan tingkat kesejahteraan didasarkan
kepada keyakinan bahwa kesejahteraan masyarakat merupakan suatu hal yang
bersifat subjektif. Artinya tiap orang mempunyai pandangan hidup tujuan hidup
dan cara cara hidup yang berbeda dan dengan demikian memberikan nilai-nilai
yang berbeda terhadap faktor faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan
mereka. Segolongan orang menekankan kepada pengumpulan kekayaan dan
memperoleh pendapatan yang tinggi sebagai unsur penting dalam mencapai
kesejahteraan dalam kehidupan mereka. Tetapi segolongan orang lainnya
menekankan kepada kehidupan keagamaan sebagai unsur penting untuk mencapai
kepuasaan hidup yang dapat kita artikan sebagai ukuran tingkat kesejahteraannya
yang lebih tinggi. Dan ada pula segolongan orang yang lebih suka untuk
memperoleh masa lapang leisure yeng lebih banyak dan enggan untuk bekerja
keras untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Kenyataan kenyataan
bahwa ada orang yang lebih suka tinggal di kota kecil, dan lebih suka
mengerjakan suatu pekerjaan yang disukainya walaupun gajinya lebih rendah dari
suatu pekerjaan lain yang mungkin diperolehnya merupakan bukti lain bahwa
penentuan tingkat kesejahteraan merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif.
Disamping hal yang telah dikemukakan di atas, perlu pula diingat bahwa
pembangunan ekonomi akan mengubah kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan
masyarakat tradisional, seperti masyarakat menjadi lebih bersifat individualistis,
hubungan antara anggota masyarakat menjadi lebih formal, berbagai pekerjaan
harus dilaksanakan menurut aturan-aturan serta disiplin tertentu, dan sebagainya.
Dengan demikian bertambah tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat biasanya
diikuti pula oleh pengorbanan moril dan daya usaha yang lebih banyak oleh
masyarakat tersebut. Di satu pihak pembangunan ekonomi akan mempertinggi
kesejahteraan masyarakat tetapi lain pihak tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
ini harus dibayar dengan sejumlah pengorbanan pada cara-cara hudup masyarakat.
12
2.4.2 Beberapa Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
Dalam bentuk yang lebih spesifik nilai pendapatan per kapita sebagai indeks
untuk menunjukan perbandingan tingkat kesejahteraan dan jurang tingkat
kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian mengabaikan adanya
perbedaan-perbedaan dalam hal-hal berikut di antara berbagai Negara:
1.
Komposisi umur penduduk
Distribusi pendapatan masyarakat
Pola pengeluaran masyarakat
Komposisi pendapatan nasional
Jumlah masa lapang ( leisure ) yang dinikmati masyarakat
Perubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran
Komposisi umur penduduk
Dinegara berkembang proporsi penduduk yang dibawah umur dan orang
orang muda adalah lebih tinggi dari Negara maju. Dengan demikian perbandingan
pendapatan setiap keluarga di kedua golongan Negara itu tidaklah seburuk seperti
yang digambarkan dengan membandingkan tingkat pendapatan per kapita mereka.
Apabila suatu keluarga dari 6 orang berpendapatan US $ 1000 dan satu keluarga
berpendapatan US $ 500 terdiri dari 3 anggota keluarga maka besar kemungkinan
keluarga yang terdiri 6 orang tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi. Ini disebabkan karena beberapa jenis pembelanjaan seperti
pembayaran air listrik perumahan dan barang-barang lain yang digunakan secara
bersama-sama tidak banyak berbeda di antara kedua keluarga tersebut.
2.
Distribusi pendapatan masyarakat
Disamping tingkat pendapatan, distribusi pendapatan merupakan faktor
penting lainnya yang menentukan dalam membandingkan tingkat kesejahteraan
masyarakat dan perubahannya dari masa ke masa, jika indeks yang digunakan
adalah tingkat pendapatan per kapita. Pada akhir-akhir ini, dari pengamatan atas
hasil-hasil pembangunan di Negara berkembang makin meluas kesadaran bahwa
walaupun dalam sejarah pembangunan Negara maju telah terbukti pembangunan
ekonomi pada akhirnya akan diikuti oleh distribusi pendapatan yang lebih merata
pada tingkat permulaan dari pembangunan ekonomi keadaan yang sebaliknya
yang akan berlaku. Perkembangan di banyak Negara berkembang menunjukan
13
bahwa dalam proses tersebut distribusi pendapatan keadaanya menjadi lebih tidak
merata. Keadaan ini telah menimbulkan ketidakpuasan terhadap usaha-usaha
pembangunan sebagian kecil masyarakatnya. Pembangunan ekonomi bukanlah
melulu bertujuan untuk menciptakan modernisasi dalam suatu masyarakat tetapi
yang lebih penting lagi adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik kepada
seluruh masyarakat tersebut. Berarti secara idiil selalu diinginkan agar usahausaha pembangunan akan dapat dikecap oleh seluruh masyarakat secara merata.
Tujuan ini tidak akan tercapai apabila pembangunan ekonomi mengakibatkan
distribusi pendapatan masyarakat menjadi semakin memburuk. Dalam keadaan
seperti ini hanya segolongan kecil saja masyarakat yang menikmati hasil
pembangunan.
3.
Pola pengeluaran masyarakat
Pola pengeluaran masyarakat di berbagai Negara kadang-kadang sangat
berbeda dan perbedaan ini menyebabkan dua Negara yang sama pendapatan per
kapitanya belum tentu menikmati kesejahteraan yang sama. Misalnya dua orang
yang berpendapatan sama, tetapi salah seorang diantaranya harus mengeluarkan
biaya pengankutan yang lebih tinggi untuk bekerja, harus berpakaian lebih rapi,
dan sebagainya; tidak dapat dikatakan sebagai mencapai tingkat kesejahteraan
yang sama tingginya.
Perbedaan iklim menimbulkan perbedaan dalam corak pengeluaran
masyarakat di Negara maju dan Negara berkembang. Orang-orang di Negara maju
harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mencapai suatu tingkat
kesejahteraan yang sama dengan di Negara berkembang. Kebanyakan Negara
maju iklimnya lebih dingin dari Negara berkembang. Oleh sebab itu penduduknya
harus membuat pengeluaran yang lebih banyak untuk perumahan, pemanasan,
pakaian dan makanan untuk menikmati suatu tingkat kehidupan yang sama yang
dapat dikecap di Negara berkembang. Kedua contoh ini menunjukan bahwa
perbedaan dalam corak dan pola pengeluaran masyarakat menyebabkan
perbandingan tingkat kesejahteraan di antara berbagai masyarakat yang
didasarkan kepada tingkat pendapatan per kapita adalah kurang sempurna.
4.
Komposisi pendapatan nasional
14
Demikian pula dua masyarakat dengan pendapatan per kapita yang sama,
tingkat kesejahteraannya akan sangat berbeda apabila komposisi produksi
nasionalnya sangat berlainan. Suatu masyarakat akan mengecap tingkat
kesejahteraan yang lebih redah dari yang dicerminkan oleh pendapatan per
kapitanya apabila proporsi pendapatan nasional berupa pengeluaran untuk
pertahanan dan untuk pembentukan modal lebih tinggi daripada di Negara lain
yang sama pendapatan perkapitanya. Komposisi produksi nasional seperti ini
tidak memberikan kepada penduduk Negara itu kepuasan yang sama besarnya
seperti apabila komposisinya lebih banyak berupa produksi barang-barang yang
akan dikonsumsikan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka.
5.
Perbedaan masa lapang
Ketidaksempurnaan pendapatan per kapita sebagai alat pembanding
kesejahteraan masyarakat bersumber pula dari perbedaan masa lapang yang
dinikmati berbagai masyarakat. Dalam hal ini pendapatan per kapita sebagai
indeks tingkat kesejahteraan dikritik dengan alas an bahwa dua masyarakat yang
berpendapatan rata-tata sama besarnya tidak dapat dianggap mempunyai
kesejahteraan yang sama apabila masa bekerja untuk memperoleh pendapatan itu
berbeda. Pada umumnya orang berpendapat bahwa penduduk Negara berkembang
mempunyai lebih banyak masa lapang daripada di Negara maju. Apabila masa
lapang tersebut dipandang sebagai suatu bentuk kesejahteraan maka perbedaan
tingkat kesejahteraan di antara Negara maju dan Negara berkembang adalah lebih
kecil dari yang digambarkan oleh perbedaan dalam pendapatan per kapita.
6.
Keaadaan pengangguran
Akhrinya pembangunan ekonomi yang digambarkan berdasarkan kepada
lajunya tingkat pertambahan pendapatan perkapita dianggap kurang sempurna
karena cara demikian tidak memberikan gambaran mengenai perubahan
perubahan dalam masalah pengangguran yang dihadapi. Di samping menaikan
tingkat pendapatan masyarakat tujuan penting dari pembangunan ekonomi adalah
untuk menciptakan kesempatan kerja. Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan
bukan saja harus berusaha agar pendapatan per kapita bertambah tetapi juga harus
15
sanggup mengurangi jumlah pengangguran yang terdapat di Negara berkembang.
Tujuan ini hanya akan dicapai apabila pertambahan kesempatan kerja berkembang
lebih cepat dari pertambahan tenaga kerja. Menilai kesuksesan usaha
pembangunan berdasarkan kepada data perkembangan pendapatan per kapita saja
tidak akan menunjukan apakah tujuan menciptakan kesempatan kerja sebanyak
seperti yang diharapkan tersebut dapat dicapai. Dengan demikian adalah kurang
sempurna untuk menunjukan hasil-hasil yang dicapai dalam usaha-usaha
pembangunan dengan hanya menunjukan tingkat pertumbuhan pendapatan per
kapita yang tercapai.
2.5
Human Capital ( Pendidikan dan Kesehatan )
Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang
mendasar. Kesehatan merupakan kesejaheraan, sedangkan pendidikan merupakan
hal yang pokok untuk menggapai kehiduapan yang memuaskan dan berharga,
keduanya merupakan hal yang penting unuk membentuk kapabilias manusia yang
lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
Sangat dramatisnya kondisi kesehatan dan pendidikan dunia selama separuh
abad terakhir ini. Pada tahun 1950 dari 1000 anak 280 meninggal dari semua
Negara berkembang sebelum mencapai usia 5 tahun. Pada tahun 2000, angka
tersebut menurun mencapai 126 dari 1000 dinegara-negara miskin, dan 39 per
1000 dinegara-negara berpendapatan menengah. Sejumlah penyakit yang
mematikan sudah ditemukan obatnya. Cacar yang biasanya yang dapat
menewaskan 5 juta orang setiap tahunnya sudah dapat dikendalikan dengan
penggunaan vaksin. Disamping itu, sejak beberapa dekade terakhir ini,
kemampuan baca tulis dan pendidikan dasar telah dinikmati secara meluas oleh
sebagian masyarakat dinegara-negara berkembang.
Mengapa sektor pendidikan ini menjadi sangat penting dan menjadi sektor
unggulan dalam pembangunan nasional suatu negara, termasuk bagi suatu daerah
otonom.
16
Pertama, hasil (outcome) pendidikan memiliki dampak yang besar terhadap
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu daerah atau negara.
Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam berbagai bidang kehidupan, baik
ideologi, politik, sosial, ekonomi, dan budaya, amat tergantung dari hasil
pendidikan yang berkualitas. Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan,
sebagai contoh, merupakan hasil kerja pendidikan. Dengan demikian, kegiatan
sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan tidak perlu banyak dilakukan
oleh kementerian kesehatan jika proses pendidikan telah berhasil membentuk
pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang kesehatan. Dampak langsung
maupun tidak langsung juga berlaku terhadap sektor-sektor pembangunan yang
lainnya, termasuk sektor yang selama ini dinilai paling penting, yakni sektor
ekonomi.
Pembangunan sektor pendidikan akan meningkatkan produktivitas dan daya
saing suatu bangsa. Peningkatan produktivitas mempunyai kaitan erat dengan
pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Tingkat rata-rata pendidikan
masyarakat mempunyai korelasi yang berbading lurus dengan tingkat ekonomi
masyarakat. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, akan makin tinggi pula
peran serta masyarakat, termasuk wanitanya. Dengan demikian, makin tinggi
tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula produktivitas masyarakat.
Dengan kata lain, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula
income perkapita masyarakat. Dengan demikian, sekali lagi pembangunan sektor
pendidikan akan mengangkat secara langsung ataupun tidak langsung sektor
ekonomi. Jika sektor ekonomi saja banyak didukung oleh sektor pendidikan,
apakah lagi dengan sektor-sektor lainnya.
Kedua, hasil pembangunan sektor pendidikan yang diharapkan adalah dari
perubahan sikap mental masyarakat, katakanlah misalnya dalam bidang
kesehatan. Pendidikan yang baik pada hakikatnya akan mengubah sikap mental
atau kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan, misalnya
termasuk tentang bahaya narkoba dan bahkan bahaya HIV dan AIDS. Sebagai
contoh, di Zambia, remaja usia 15 sampai 19 tahun yang telah menerima
pendidikan menengah, memiliki kemungkinan kecil terjangkit virus AIDS
17
daripada mereka yang kurang berpendidikan (UNESCO). Contoh lain, tingkat
pendidikan yang tinggi dalam masyarakat akan berpengaruh secara signifikan
terhadap upaya pengendalian laju pertambahan penduduk. Peningkatan rata-rata
pendidikan masyarakat akan meningkatkan rata-rata usia kawin, dan dengan
demikian akan menekan angka kelahiran, dan pada gilirannya akan menekan
angka pertambahan penduduk di suatu negara. Dengan demikian, pembangunan
sektor pendidikan akan berpengaruh sangat positif terhadap sektor-sektor lain.
Peningkatan kesehatan dan pendidikan merupakan nilai investasi bagi
keluarga untuk keluar dari jebakan lingkaran setan kemiskinan. Kesehatan dan
pendidikan berkaitan sangat erat dalam pembangunan ekonomi. Kesehatan dan
pendidikan adalah investasi yang dibuat dalam individu yang sama. Modal
kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam
pendidikan karena kesehatan adalah faktor penting atas kehadiran disekolah,
anak-anak yang sehat lebih berprestasi disekolah/ dapat belajar secara lebih
efisien, kematian yang tragis pada anak-anak usia sekolah juga meningkatkan
pengembalian atas investasi dalam pendidikan, dan individu yang sehat lebih
mampu menggunakan pendidikan secara produktif disetiap waktu dalam
kehidupannya. Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan
pengembalian atas investasi dalam kesehatan karena banyak program kesehatan
bergantung pada berbagai keterampilan yang dipelajari sekolah, sekolah
mengajarkan pokok-pokok kesehatan pribadi dan sanitasi, dan dibutuhkan
pendidikan untuk membentuk dan melatih petugas pelayanan kesehatan. Dengan
perbaikan efisiensi produktif dari investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan
pengembalian atas investasi dalam kesehatan yang meningkatkan harapan hidup.
Tingkat kesehatan dan pendidikan telah meningkat, baik di Negara maju
maupun dinegara berkembang, namun ukuran kemajuan yang lebih cepat terjadi
di Negara-negara berkembang. Akibatnya, terdapat sejumlah konvergensi
internasional dalam berbagai ukuran ini. Hal ini sangat berlawanan dengan
pendapatan perkapita, yang kurang atau tidak menampakkan tanda-tanda
konvergensi antar Negara. Meskipun jurang kesehatan dan pendidikan antara
Negara-negara berkembang dengan Negara maju masih tetap lebar, dan perbaikan
18
dimasa depan tidaklah gampang, namun kemajuan yang terjadi hingga saat ini
tidak dapat dipungkiri.
Tingkat Proporsi bersekolah mencerminkan perubahan investasi yang cepat
dibidang pendidikan, ketimbang menunggu pendidikan anak-anak pada saat ini
dibandingkan dengan tingkat pendidikan seluruh masyarakat ketika mereka
menjadi dewasa. Namun demikian, ada juga keuntungan untuk mengukur
kemajuan dengan ”stok pendidikan”, atau tingkat pendidikan rata-rata dalam
masyarakat secara keseluruhan, karena seseorang dapat masuk kesekolah dasar
namun tidak dapat menyelesaikannya. Di negara-negara miskin tingkat kematian
anak, masih saja meninggal dengan tingkat 10 kali lipat lebih tinggi dari pada
negar maju. Disamping itu, pola-pola yang lebih diterapkan dimasa lalu tidak dapt
sepenuhnya digunakan untuk meramalkan tren masa depan. Sebagai contoh, juga
mungkin terjadi bahwa tingkat konvergensi itu sendiri berjalan dengan lambat.
Baru-baru, sejumlah kemajuan kesehatan di Negara-negara miskin sudah
dilakukan dengan susah payah ternyata mengalami serangan penyakit lain,
terutama dari AIDS, juga tuberculosis (TBC), wabah malaria yang muncul
kembali,dan bakteri-bakteri baru yang lebih resisten.
Pada bagian sebelumnya tingkat kesehatan dan pendidikan jauh lebih baik
dinegara berpendapatan tinggi, Mengapa terjadi sebab-akibat seperti demikian?.
Dengan
pendapatan
yang
tinggi,
masyarakat
dan
pemerintah
mampu
mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk pendidikan dan kesehatan, dengan
kesehatan dan pendidikan yang lebih baik produktivitas dan pendapatan yang
lebih tinggi akan lebih mudah dicapai. Karena adanya hubungan ini, maka
kebijakan pembangunan harus difokuskan pada upaya untuk meningkatkan
pendapatan, kesehatan, dan pendidikan secara bersama-sama.
Analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu
dalam pendekatan modal manusia.Modal manusia (human capital) adalah istilah
yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan
kapasitas manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal
tersebut ditingkatkan. Sebuah analogi terhadap investasi konfensional dalam
19
modal fisik telah dibuat setelah investasi awal dilakukan, maka dapat dihasilkan
suatu aliran penghasilan masa depan dari perbaikan pendidikan dan kesehatan.
Akibatnya suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapat diperoleh dan
dibandingkan dengan pengembalian dari investasi yang lain. Hal ini dilakukan
dengan cara memperkirakan nilai diskonto sekarang dari aliran pendapatan yang
meningkat yang mungkin di hasilkan dari investasi-investasi ini akan kemudian
membandingkannya dengan biaya lansung dan tidak lansungnya. Tentu saja,
pendidikan dan kesehatan juga berkontribusi lansung terhadap kesejahteraan,
namun pendekatan modal manusia berfokus pada kemampuan tidak lansung untuk
meningkatkan utilitas dengan meningkatkan pendapatan. Pada bagian ini, kita
secara umum akan mengambarkan beberapa poin yang berkaitan dengan investasi
di bidang pendidikan, namun prinsip yang sama juga berlaku untuk investasi di
bidang kesehatan.
20
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di
suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per
kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering
digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah
negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara
tersebut. Tetapi dalam menggunakan data pendapatan per kapita dalam
membandingkan tingkat kemakmuran di berbagai Negara, perlulah disadari bahwa
perbandingan tersebut mempunyai banyak kelemahan.
Faktor non ekonomi seperti pengaruh adat istiadat dalam kehidupan
masyarakat, keadaan iklim dan alam sekitar da nada tidaknya kebebasan bertindak
dan mengeluarkan pendapat merupakan faktor yang akan menimbulkan perbedaan
dalam tingkat kesejahteraan di Negara yang mempunyai pendapatan per kapita
yang tidak banyak berbeda. Dalam bentuk yang lebih spesifik nilai pendapatan per
kapita sebagai indeks untuk menunjukan perbandingan tingkat kesejahteraan dan
jurang tingkat kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian
mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan dalam hal-hal berikut di antara
berbagai Negara: Komposisi umur penduduk, Distribusi pendapatan masyarakat,
Pola pengeluaran masyarakat, Komposisi pendapatan nasional, Jumlah masa
lapang ( leisure ) yang dinikmati masyarakat, Perubahan-perubahan dalam
keadaan pengangguran.
Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang
mendasar. Kesehatan merupakan kesejaheraan, sedangkan pendidikan merupakan
hal yang pokok untuk menggapai kehiduapan yang memuaskan dan berharga,
21
keduanya merupakan hal yang penting unuk membentuk kapabilias manusia yang
lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,
Sadono.
Ekonomi
Pembangunan
proses,
Masalah
dan
Dasar
Kebijaksanaan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. 1985.
Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan Proses Masalah dan Dasar Kebijakan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2006.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). Jakarta:
Rajawali pers. 2012.
Zaki, Fitra. 10 Oktober 2107.
https://generasimudabicara.wordpress.com/
2013/02/17/ pendidikan-dan-kesehatan-dalam-pembangunan-ekonomi/
10 Oktober 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan
10 Oktober 2017. https://siboykasaci.wordpress.com/teori-kesejahteraan/
23
KESEJAHTERAAN DAN HUMAN CAPITAL
Diajukan untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Ekonomi Pembangunan
Dosen Pengampu : Dr. Adang Djatnika Effendi, MT
Disusun Oleh :
Nur Ihsan Taopik (1148020227)
Osa Siti Sawiyah (1148020233)
Pinpin Cahyadi (1148020234)
Rifa Aini Fauziah (1148020253)
JURUSAN MANAJEMEN/ VII/ F
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah serta karuniaNya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa
halangan yang berarti, makalah ini mengangkat tema tentang “Konsep Pendapatan
per kapita, kesejahteraan dan Human Capital” pada mata kuliah Ekonomi
Pembangunan. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, serta sahabat-sahabatnya, pengikut-pengikutnya yang setia
menyampaikan risalahnya sampai akhir zaman.
Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki, maka
bila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan mohon
kiranya dapat memberikan kritik serta saran yang membangun serta dapat
membawa kepada kebaikan. Pada kesempatan kali ini pula kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang sedia berkenan membantu pembuatan
makalah ini. Mudah-mudahan atas bantuan serta bimbingan semua pihak, Allah
SWT akan membalasnya dengan pahala yang setimpal, amiin yaa Rabbal
aalamiin.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Penulis,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3
Tujuan Pembuatan Makalah......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1
Pendapatan Per Kapita Sebagai Pengukur Kemakmuran..........................3
2.2
Pengertian pendapatan per kapita dan kesejateraan..................................4
2.2.1 Pendapatan Per Kapita Dan Cara Penghitungannya.................................5
2.3.2 Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara.................................................8
2.4.1 Beberapa faktor non-ekonomi yang menentukan kesejahteraan............11
2.4.2 Beberapa Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan......13
2.5
Human Capital ( Pendidikan dan Kesehatan ).........................................16
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
3.1
Kesimpulan..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi kesejahteraan dalam arti
yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai
sebahagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan oleh suatu
masyarakat. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha suatu masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi pendapatan masyarakat/
pendapatan perkapita.
Data pendapatan per kapita dari berbagai Negara pada suatu tahun tertentu,
dan perubahannya dalam suatu jangka waktu tertentu, sangat berguna dalam
analisa pembangunan. Data tersebut dapat memberikan gambaran mengenai: (i)
lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat du berbagai Negara lain
dan (ii) perubahan dalam corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
telah berlaku diantara berbagai Negara. Di samping itu data itu dapat pula
digunakan untuk meramalkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Negaranegara berkembang supaya dapat menutup jurang tingkat kesejahteraan di antara
mereka dengan Negara-negara maju di
masa yang akan datang. Tanpa
mengecilkan besarnya sumbangan yang diberikan oleh data pendapatan per kapita
dalam menunjukan hal-hal yang dinyatakan di atas, perlu juga hendaknya disadari
bahwa sejak lama penggunaan data pendapatan per kapita sebagai dasar dalam
menentukan perbedaan tingkat kesejahteraan telah mendapat beberapa kecaman.
Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang
mendasar. Kesehatan merupakan kesejaheraan, sedangkan pendidikan merupakan
hal yang pokok untuk menggapai kehiduapan yang memuaskan dan berharga,
keduanya merupakan hal yang penting unuk membentuk kapabilias manusia yang
lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
1
1.2
Rumusan Masalah
Maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana konsep dari pendapatan per kapita sebagai pengukur
kesejahteraan?
2) Apa pengertian pendapatan per kapita dan kesejahteraan?
3) Bagaimana pendapatan per kapita di berbagai negara?
4) Bagaimana kelemahan indeks pendapatan perkapita sebagai indeks tingkat
kesejahteraan.
5) Bagaimana tingkat pendidikan dan kesehatan?
1.3
Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Ingin mengetahui bagaimana konsep dari pendapatan per kapita sebagai
pengukur dari kesejahteraan.
2) Ingin mengetahui apa pengertian pendapatan per kapita dan kesejahteraan.
3) Ingin mengetahui Bagaimana pendapatan per kapita di berbagai Negara
4) Ingin Mengetahui bagaimana kelemahan indeks pendapatan perkapita
sebagai indeks tingkat kesejahteraan.
6) Ingin Mengetahui Bagaimana tingkat pendidikan dan kesehatan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pendapatan Per Kapita Sebagai Pengukur Kemakmuran
Banyak informasi perlu digunakan untuk secara lengkap menunjukkan taraf
kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh masyaraka suatu Negara.
Persentasi penduduk yang memiliki kendaraan, tingkat pendapatan mereka dan
pemilikan harta-harta lain merupakan petunjuk penting dalam melihat taraf
kemakmuran yang dicapai. Di samping itu, kemakmuran ditentukan pula oleh
fasilitas untuk mendapatkan suplai listrik dan air minum yang bersih, fasilitas
pendidikan yang diperoleh dan taraf pendidikan yang dicapai, taraf kesehatan dan
fasilitas perobatan yang tersedia, keadaan perumahan masyarakat miskin dan taraf
perkembangan infrastruktur yang dicapai. Tersedianya pekerjaan yang cukup
merupakan faktor lainnya. Apanila semua faktor-faktor seperti ini digunakan
untuk menunjukkan tingkat kemakmuran setiap Negara, akan dihadapi masalah
dalam mengumpulkan data seperti itu.
Sebagai akibat dari kesulitan-kesulitan seperti yang dinyatakan di atas,
dalam menunjukkan dan membandingkan tingkat kemakmuran suatu masyarakat
digunakan data pendapatan per kapita dalam mata uang sendiri maupun dalam
dolar Amerika Serikat (apabila ia digunakan untuk tujuan perbandingan). Data
pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran karena berbagai Negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat
berbeda. Dengan demikian, walaupun pendapatan nasional Negara A adalah lebih
besar jika dibandingkan dengan Negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan
bahwa penduduk Negara A tingkat kemakmurannya lebih tinggi dari Negara B.
Pendapatan nasional India lebih besar dari Singapura. Akan tetapi dari informasi
ini tidak dapat diambil kesimpulan bahwa India adalah lebih makmur dari
Singapura.
Dalam menggunakan data pendapatan per kapita dalam membandingkan
tingkat kemakmuran di berbagai Negara, perlulah disadari bahwa perbandingan
tersebut mempunyai banyak kelemahan. Oleh sebab itu perbandingan seperti itu
3
harus dipandang sebagai gambaran kasar dari perbedaan tingkat kemakmuran
yang dicapai berbagai Negara. Perhatikan contoh berikut: Dalam World
Development Report 2013 (yang diterbitkan oleh Bank Dunia) pendapatan per
kapita India adalah 460 dolar US, sedangkat Amerika Serikat pendapatan per
kapitanya telah mencapai 34.870 dolar Amerika. Adakah ini berarti taraf
kemakmuran penduduk Amerika Serikat adalah hampir (34.870/460) atau hampir
76 kali ganda dari penduduk India? Tentu saja tidak. Biaya naik angkutan umum
(bus) di India lebih murah dari Amerika. Begitu juga biaya pergi berobat ke
dokter, makan di restoran, membeli rumah dan menyewa rumah adalah lebih
murah di India. Orang India hanya membayar jasa tersebut pada jumlah yang jauh
lebih murah dari yang dibayar orang Amerika. Pada umumnya biaya hidup di
Negara kaya adalah jauh lebih tinggi dari Negara-negara yang relative miskin.
Maka perbandingan tingkat kesejahteraan mereka tidak seburuk seperti yang
ditunjukkan oleh perbedaan data pendapatan per kapita dalam dolar Amerika.
2.2
Pengertian pendapatan per kapita dan kesejateraan
Pendapatan perkapita (per capita income/PCl) yaitu pendapatan rata-rata
untuk masing-masing penduduk dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
Dalam sumber lain disebutkan pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan
rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil
pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara
tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan
per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin
makmur negara tersebut.
Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga
dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi.kondisi tersebut juga
diperlukan
masyarakat.
untuk
meminimalkan
Selanjutnya
terjadinya
percepatan
kecemburuan
pertumbuhan
sosial
ekonpomi
dalam
masyarakat
memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan pemerintah dalam mengatur
perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian. Kesejahteraan
4
hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indicator keberhasilan yang
dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005:15) menyampaikan bahwa
kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari
tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat
kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan
peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari
peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah.
2.2.1
Pendapatan Per Kapita Dan Cara Penghitungannya
Salah satu komponen dari pendapatan nasional yang selalu dilakukan
perhitungannya adalah pendapatan per kapita, yaitu pendapatan rata-rata
penduduk suatu Negara pada suatu masa tertentu. Nilainya diperoleh dengan
membagi nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB)
suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan
demikian pendapatan per kapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu
formula berikut:
(a). PDB Per Kapita =
PDB_____
Jumlah Penduduk
(b). PNP Per Kapita =
PNB_____
Jumlah Penduduk
Dalam menghitung pendapatan per kapita dua macam perhitungan dapat
dilakukan, yaitu berdasarkan harga yang berlaku dan harga tetap. Perhitungan
pendapatan per kapita menurut harga yang berlaku penting untuk member
gambaran mengenai kemampuan rata-rata dari penduduk Negara itu berbelanja
dan membeli barang-barang dan jasa yang diperlukannya. Dan ini juga penting
sebagai bahan perbandingan dalam menunjukkan perbedaan tingkat kemakmuran
di suatu Negara berbanding dengan Negara-negara lain.
Data pendapatan per kapita menurut harga tetap perlu dihitung untuk
menunjukkan perkembangan tingkat kemakmuran di suatu Negara. Produk
Domestik Bruto biasanya bertambah dari tahun ke tahun. Nilainya yang
5
bertambah itu pada umumnya disebabkan oleh dua faktor: (1) pertambahan
produksi fisikal yang berlaku, dan (2) kenaikan harga-harga barang dan jasa yang
dihitung dalam pendapatan nasional. Dengan demikian kenaikan pendapatan
nasional menurut harga yang berlaku tidak memberikan gambaran yang sempurna
tentang perkembangan kemakmuran yang sebenarnya karena efek kenaikan harga
dalam menaikkan pendapatan per kapita belum diperhitungkan. Pertumbuhan
ekonomi, dan pertambahan kemakmuran yang diwujudkannya, ditentukan oleh
perkembangan pendapatan nasional yang sebenarnya, yaitu yang tidak disebabkan
oleh kenaikan harga. Oleh sebab itu, untuk menggambarkan perkembangan
kemakmuran suatu masyarakat perlulah dihitung pendapatan per kapita pada
harga tetap. Suatu masyarakat dipandang mengalami pertambahan dalam
kemakmuran apabila pendapatan per kapita menurut harga tetap atau pendapatan
per kapita riil terus menerus bertambah dari tahun ke tahun.
2.3
Perbandingan Kemakmuran Berbagai Negara
Sebagai ukuran kasar untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang
dicapai berbagai Negara, data pendapatan per kapita selalu digunakan. Bagian ini
akan menggunakan data tersebut untuk membandingkan tingkat kemakmuran di
antara berbagai Negara, terutama di antara Negara maju dan Negara berkembang.
Tiga aspek diperhatikan:
1. Perbandingan secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk
dunia yang digolongkan kepada beberapa golongan pendapatan.
2. Perbandingan yang terperinci di antara beberapa Negara terpilih di dunia
ini.
3. Perbandingan pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan dengan
perbedaan biaya hidup dengan menggunakan purchasing power parity.
2.3.1 Pendapatan Per Kapita Beberapa Golongan Negara
Dalam menunjukkan pendapatan per kapita di berbagai Negara, Laporan
Bank Dunia membedakan berbagai Negara kepada empat kategori, yaiu: “low
income economies”, “lower middle-income”, “upper middle-income”, “high
income countries”.
6
Tabel Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001
Golongan Negara
Low income economies
Lower middle-income
Upper middle-income
High income countries
Pendapatan
Jumlah Penduduk
per kapita
(Dolar US)
430
1.240
4.460
26.710
Jumlah
(Juta)
2.510,6
2.164,5
503,7
955,0
6.132,8
Persentasi
Dunia
40,9
35,3
8,2
15,6
100
Data dalam tabel diatas menunjukkan jurang yang besar diantara pendapatan
“low income economies” dengan “high income economies” – yaitu US$ 430
berbanding dengan US$ 26.710. berarti pendapatan per kapita rata-rata “high
income economies” adalah lebih 62 kali lipat dari pendapatan per kapita rata-rata
Negara-negara miskin. Jumlah penduduk Negara miskin adalah 2.511 juta,
sedangkan Negara berpendapatan tinggi jumlah penduduknya hanya 955 juta –
yaitu hanya 38 persen dari penduduk golongan Negara pendapatan rendah. Dua
golongan Negara lain, yaitu “lower middle-income”dan “upper middle-income”
meliputi 2.677 juta orang, yaitu lebih kurang sama dengan penduduk yang
tergolong sebagai Negara berpendapatan rendah. Pendapatan per kapita rata-rata
kedua Negara tersebut adalah US$ 1.240 untuk yang berpendapatan rendah dan
US$ 4.460 untuk yang berpendapatan tinggi.
Berdasarkan data yang ditunjukkan dalam tabel diatas, dapat pula
disimpulkan bahwa tiga perempat dari penduduk dunia termasuk dalam golongan
yang rata-rata
pendapatannya tidak begitu tinggi, yaitu rata-ratanya tidak
melebihi US$ 1.240 dan belum menikmati taraf kehidupan yang menyenangkan.
Banyak diantara mereka masih dapat dipandang sebagai penduduk yang
mendapatkan pendapatan cukup hidup atau mencapai taraf “subsistence”. Negara
berpendapatan rendah, seperti telah dinyatakan, hanya memperoleh pendapatan
rata-rata (per tahun) sebesar US$ 430 dan mereka meliputi 40,9 persentasi dari
penduduk dunia. Banyak di antara mereka masih belum dapat menikmati tiga
kebutuhan hidup yang utama yaitu: makanan, pakaian dan perumahan yang
7
memadai. Masih banyak yang perlu dilakukan untuk menaikkan taraf kehidupan
mereka. Negara-negara yang tergolong dalam kumpulan ini terutama terdapat di
Afrika dan di Asia.
Kabanyakan Negara-negara miskin baru mencapai kemerdekaan pada
tahun-tahun sesudah Perang Dunia Kedua. Semenjak merdeka mereka berusaha
mempercepat pertumbuhan ekonominya. Tetapi hambatan yang mereka hadapi
dalam mencapai cita-cita ini sangat besar. Kekurangan modal, taraf pendidikan
yang rendah, kegiatan ekonomi tradisional yang rendah produktivitasnya dan
pertambahan penduduk yang pesat telah menghambat usaha untuk mempercepat
pembangunan, maka keadaan kemiskinan tetap tidak dapat dihapuskan.
2.3.2 Pendapatan Per Kapita Beberapa Negara
Untuk memberikan gambaran yang lebih baik mengenai perbedaan
pendapatan per kapita dan tingkat kemakmuran di berbagai Negara, dalam tabel
diabawah diunjukkan tingkat pendapatan per kapita di empat golongan Negara
yang telah diterangkan sebelum ini. Disetiap golongan Negara ditunjukkan
beberapa Negara yang disertai dengan data pendapatan per kapitanya pada tahun
2001.
Tabel Pendapatan Per Kapita Berbagai Golongan Negara, 2001
Negara
Pendapatan Per
Negara
Kapita (dolar US)
Kapita (dolar US)
C. Pendapatan Menengah yang
A. Pendapatan Rendah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
Tanzania
Bangladesh
India
Nigeria
Cambodia
Pakistan
Ghana
Pendapatan Per
270
370
460
290
270
420
290
B. Pendapatan Menengah Rendah
Indonesia
680
Bolivia
940
Filipina
1.050
Sri Langka
830
Jordania
1.750
8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
Tinggi
Afrika Selatan
Brazil
Malaysia
Polandia
Mexico
Argentina
Slovakia
Saudi Arabia
Portugal
D. Negara Kaya
Spanyol
Hongkong
Singapura
Australia
Inggris
2.900
3.060
3.640
4.240
5.540
6.960
3.700
7.230
10.000
14.860
25.920
24.740
19.770
24.230
6. Romania
7. Colombia
8. Thailand
9. Turki
10.Iran
11.China
1.710
1.920
1.970
2.540
1.750
890
6. Jerman
7. Amerika Serikat
8. Swedia
9. Jepang
10.Switzerland
23.700
34.870
25.400
35.990
36.970
Dalam data tersebut menunjukkan pendapatan per kapita di Negara
berpendapatan rendah adalah sekitar US$ 270 – US$ 460. Berdasarkan data tahun
2001, yang tergolong sebagai Negara kaya adalah Negara yang pendapatannya
melebihi 12.000 dolar US. Di antara Negara kaya, Negara yang pendapatannya
paling rendah adalah Spanyol (14.860 dolar US) dan yang paling tinggi adalah
Switzerland dengan pendapatan per kapita 36.970 dolar US.
Pendapatan per kapita Negara berpendapatan menengah golongan rendah
berkisar di antara US$ 600 hingga US$ 2.600. sedangkan golongan menengah
yang berpendapatan tinggi, pendapatan per kapitanya berada di sekitar 3.000 dolar
US hingga 10.000 dolar US.
2.3.3 Pendapatan Per Kapita Dan “Purchasing Power Parity”
Salah satu yang terpenting sebagai alat pengukur kemakmuran adalah
perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai Negara. Perhitungan
pendapatan per kapita yang mempertimbangkan faktor perbedaan harga tersebut,
yaitu dengan menghitung kembali pendapatan per kapita berdasarkan harga yang
sama di berbagai Negara, akan menghasilkan data yang sangat berbeda dengan
yang ditunjukkan dalam tabel dibawah.
Tabel Perbandingan Per Kapita GDP dan Per Kapita PPP (Dalam Dolar US)
Negara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
China
India
Indonesia
Filipina
Thailand
Malaysia
Pendapatan Per Kapita
GDP
PPP
Negara-negara Berkembang
890
460
680
1.050
1.960
3.640
9
4.260
2.530
2.940
4.360
6.550
8.340
7. Pakistan
8. Saudi Arabia
9. Mexico
10. Brazil
11. Colombia
1.
2.
3.
4.
5.
Amerika Serikat
Perancis
Australia
Jerman
United Kingdom
420
7.230
5.540
3.060
1.910
Negara-negara Maju
34.870
22.690
19.770
23.700
24.230
1.920
11.390
8.770
7.450
5.980
34.870
25.280
25.780
25.530
24.260
Pendapatan per kapita yang sudah disesuaikan tersebut dinamakan
pendapatan per kapita berdasarkan persamaan daya beli, (pendapatan per kapitaPPP) atau per kapita-PPP-Purchasing Power Parity. Pendapatan per kapita yang
dihitung menurut cara yang biasa dinamakan pendapatan per kapita nominal.
Tabel diatas membandingkan per kapita GDP nominal dan per kapita GDP-PPP di
berbagai Negara. Daripada data yang terdapat dalam tabel tersebut, beberapa
kesimpulan dapat dibuat:
1. Data tersebut didasarkan kepada harga-harga yang berlaku di Amerika
Setikat. Oleh sebab itu di Amerika Serikat per kapita GDP = per kapita
PPP.
2. Di Negara-negara maju pendapatan per kapita PPP hampir sama nilainya
dengan pendapatan per kapita GDP.
3. Di Negara berkembang per kapita PPP jauh lebih tinggi dari per kapita
GDP. Sebagai akibatnya, dengan menggunakan per kapita PPP juarng
kemakmuran di antara Negara berkembang dengan Negara maju tidaklah
sebesar seperti ditunjukkan oleh perbedaan per kapita GDP.
2.4
Kelemahan Indeks Pendapatan Perkapita Sebagai Indeks Tingkat
Kesejahteraan
Apabila kita membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di beberapa
Negara berdasarkan tingkat pendapatan per kapita mereka, maka secara sadar atau
tidak sebenarnya kita telah menganggap bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
ditentukan oleh besarnya pendapat per kapita masyarakat tersebut. Salah satu
kelemahan penting dari pendapatan per kapita sebagai indeks tingkat
10
kesejahteraan bersumber dari angka pendapatan masyarakat merupakan
pencerminan dari tingkat kesejahteraan yang dinikmati suatu masyarakat. Diakui
bahwa pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka. Tetapi di samping
itu terdapat pula beberapa faktor lain yang adakalanya merupakan faktor yang
cukup penting dalam menentukan tingkat kesejahteraan. Cukup banyak kenyataan
yang membuktikan hal ini.
2.4.1 Beberapa faktor non-ekonomi yang menentukan kesejahteraan
Kalau dibandingkan keadaan kehidupan masyarakat dalam suatu Negara dan
di antara berbagai Negara, maka akan dapat dilihat bahwa banyak faktor lain di
luar tingkat pendapatan yang sangat berpengaruh kepada tingkat kesejahteraan.
Faktor non ekonomi seperti pengaruh adat istiadat dalam kehidupan masyarakat,
keadaan iklim dan alam sekitar da nada tidaknya kebebasan bertindak dan
mengeluarkan pendapat merupakan faktor yang akan menimbulkan perbedaan
dalam tingkat kesejahteraan di Negara yang mempunyai pendapatan per kapita
yang tidak banyak berbeda. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari beberapa contoh
di bawah ini.
Walaupun penduduk di pegunungan mempunyai pendapatan yang sama
dengan penduduk yang hidup di dataran rendah, berdasarkan kepada perbedaan
keadaan alamnya kita dapat mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di
dataran rendah lebih tinggi. Keyakinan seperti ini didasarkan kepada kenyataan
bahwa pada umumnya penduduk dataran rendah menghadapi tantangan alam yang
sedikit. Di dataran rendah iklimnya tidak terlalu dingin, pekerjaan di sektor
pertanian lebih mudah dilaksanakanm dan tenaga yang dikeluarkan untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya relative lebih sedikit. Demikian pula,
ketiadaan kebebasan untuk bertindak dan mengemukakan pendapat di beberapa
Negara seperti Myanmar dan cina mengakibatkan tingkat kesejahteraan
masyarakatnya selalu dipandang lebih rendah dari yang dicerminkan oleh tingkat
perkembangan ekonominya. Dan akhirnya satu contoh lain, suatu masyarakat
yang masih sangat terikat pada kebiasaan dan adat istiadat yang tradisional,
misalnya penduduk Bali terpaksa mengerjakan berbagai kegiatan yang bersifat
11
lebih memenuhi kebutuhan sosialnya dan mengurangi daya yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam masyarakat seperti ini adalah kurang
tepat untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakatnya berdasarkan kepada nilai
dari hasil-hasil kegiatan ekonominya.
Satu keberatan lain yang acap kali ditemukan orang terhadap penggunaan
tingkat pendapat per kapita dalam menentukan tingkat kesejahteraan didasarkan
kepada keyakinan bahwa kesejahteraan masyarakat merupakan suatu hal yang
bersifat subjektif. Artinya tiap orang mempunyai pandangan hidup tujuan hidup
dan cara cara hidup yang berbeda dan dengan demikian memberikan nilai-nilai
yang berbeda terhadap faktor faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan
mereka. Segolongan orang menekankan kepada pengumpulan kekayaan dan
memperoleh pendapatan yang tinggi sebagai unsur penting dalam mencapai
kesejahteraan dalam kehidupan mereka. Tetapi segolongan orang lainnya
menekankan kepada kehidupan keagamaan sebagai unsur penting untuk mencapai
kepuasaan hidup yang dapat kita artikan sebagai ukuran tingkat kesejahteraannya
yang lebih tinggi. Dan ada pula segolongan orang yang lebih suka untuk
memperoleh masa lapang leisure yeng lebih banyak dan enggan untuk bekerja
keras untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Kenyataan kenyataan
bahwa ada orang yang lebih suka tinggal di kota kecil, dan lebih suka
mengerjakan suatu pekerjaan yang disukainya walaupun gajinya lebih rendah dari
suatu pekerjaan lain yang mungkin diperolehnya merupakan bukti lain bahwa
penentuan tingkat kesejahteraan merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif.
Disamping hal yang telah dikemukakan di atas, perlu pula diingat bahwa
pembangunan ekonomi akan mengubah kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan
masyarakat tradisional, seperti masyarakat menjadi lebih bersifat individualistis,
hubungan antara anggota masyarakat menjadi lebih formal, berbagai pekerjaan
harus dilaksanakan menurut aturan-aturan serta disiplin tertentu, dan sebagainya.
Dengan demikian bertambah tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat biasanya
diikuti pula oleh pengorbanan moril dan daya usaha yang lebih banyak oleh
masyarakat tersebut. Di satu pihak pembangunan ekonomi akan mempertinggi
kesejahteraan masyarakat tetapi lain pihak tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
ini harus dibayar dengan sejumlah pengorbanan pada cara-cara hudup masyarakat.
12
2.4.2 Beberapa Faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan
Dalam bentuk yang lebih spesifik nilai pendapatan per kapita sebagai indeks
untuk menunjukan perbandingan tingkat kesejahteraan dan jurang tingkat
kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian mengabaikan adanya
perbedaan-perbedaan dalam hal-hal berikut di antara berbagai Negara:
1.
Komposisi umur penduduk
Distribusi pendapatan masyarakat
Pola pengeluaran masyarakat
Komposisi pendapatan nasional
Jumlah masa lapang ( leisure ) yang dinikmati masyarakat
Perubahan-perubahan dalam keadaan pengangguran
Komposisi umur penduduk
Dinegara berkembang proporsi penduduk yang dibawah umur dan orang
orang muda adalah lebih tinggi dari Negara maju. Dengan demikian perbandingan
pendapatan setiap keluarga di kedua golongan Negara itu tidaklah seburuk seperti
yang digambarkan dengan membandingkan tingkat pendapatan per kapita mereka.
Apabila suatu keluarga dari 6 orang berpendapatan US $ 1000 dan satu keluarga
berpendapatan US $ 500 terdiri dari 3 anggota keluarga maka besar kemungkinan
keluarga yang terdiri 6 orang tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan yang
lebih tinggi. Ini disebabkan karena beberapa jenis pembelanjaan seperti
pembayaran air listrik perumahan dan barang-barang lain yang digunakan secara
bersama-sama tidak banyak berbeda di antara kedua keluarga tersebut.
2.
Distribusi pendapatan masyarakat
Disamping tingkat pendapatan, distribusi pendapatan merupakan faktor
penting lainnya yang menentukan dalam membandingkan tingkat kesejahteraan
masyarakat dan perubahannya dari masa ke masa, jika indeks yang digunakan
adalah tingkat pendapatan per kapita. Pada akhir-akhir ini, dari pengamatan atas
hasil-hasil pembangunan di Negara berkembang makin meluas kesadaran bahwa
walaupun dalam sejarah pembangunan Negara maju telah terbukti pembangunan
ekonomi pada akhirnya akan diikuti oleh distribusi pendapatan yang lebih merata
pada tingkat permulaan dari pembangunan ekonomi keadaan yang sebaliknya
yang akan berlaku. Perkembangan di banyak Negara berkembang menunjukan
13
bahwa dalam proses tersebut distribusi pendapatan keadaanya menjadi lebih tidak
merata. Keadaan ini telah menimbulkan ketidakpuasan terhadap usaha-usaha
pembangunan sebagian kecil masyarakatnya. Pembangunan ekonomi bukanlah
melulu bertujuan untuk menciptakan modernisasi dalam suatu masyarakat tetapi
yang lebih penting lagi adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik kepada
seluruh masyarakat tersebut. Berarti secara idiil selalu diinginkan agar usahausaha pembangunan akan dapat dikecap oleh seluruh masyarakat secara merata.
Tujuan ini tidak akan tercapai apabila pembangunan ekonomi mengakibatkan
distribusi pendapatan masyarakat menjadi semakin memburuk. Dalam keadaan
seperti ini hanya segolongan kecil saja masyarakat yang menikmati hasil
pembangunan.
3.
Pola pengeluaran masyarakat
Pola pengeluaran masyarakat di berbagai Negara kadang-kadang sangat
berbeda dan perbedaan ini menyebabkan dua Negara yang sama pendapatan per
kapitanya belum tentu menikmati kesejahteraan yang sama. Misalnya dua orang
yang berpendapatan sama, tetapi salah seorang diantaranya harus mengeluarkan
biaya pengankutan yang lebih tinggi untuk bekerja, harus berpakaian lebih rapi,
dan sebagainya; tidak dapat dikatakan sebagai mencapai tingkat kesejahteraan
yang sama tingginya.
Perbedaan iklim menimbulkan perbedaan dalam corak pengeluaran
masyarakat di Negara maju dan Negara berkembang. Orang-orang di Negara maju
harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mencapai suatu tingkat
kesejahteraan yang sama dengan di Negara berkembang. Kebanyakan Negara
maju iklimnya lebih dingin dari Negara berkembang. Oleh sebab itu penduduknya
harus membuat pengeluaran yang lebih banyak untuk perumahan, pemanasan,
pakaian dan makanan untuk menikmati suatu tingkat kehidupan yang sama yang
dapat dikecap di Negara berkembang. Kedua contoh ini menunjukan bahwa
perbedaan dalam corak dan pola pengeluaran masyarakat menyebabkan
perbandingan tingkat kesejahteraan di antara berbagai masyarakat yang
didasarkan kepada tingkat pendapatan per kapita adalah kurang sempurna.
4.
Komposisi pendapatan nasional
14
Demikian pula dua masyarakat dengan pendapatan per kapita yang sama,
tingkat kesejahteraannya akan sangat berbeda apabila komposisi produksi
nasionalnya sangat berlainan. Suatu masyarakat akan mengecap tingkat
kesejahteraan yang lebih redah dari yang dicerminkan oleh pendapatan per
kapitanya apabila proporsi pendapatan nasional berupa pengeluaran untuk
pertahanan dan untuk pembentukan modal lebih tinggi daripada di Negara lain
yang sama pendapatan perkapitanya. Komposisi produksi nasional seperti ini
tidak memberikan kepada penduduk Negara itu kepuasan yang sama besarnya
seperti apabila komposisinya lebih banyak berupa produksi barang-barang yang
akan dikonsumsikan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka.
5.
Perbedaan masa lapang
Ketidaksempurnaan pendapatan per kapita sebagai alat pembanding
kesejahteraan masyarakat bersumber pula dari perbedaan masa lapang yang
dinikmati berbagai masyarakat. Dalam hal ini pendapatan per kapita sebagai
indeks tingkat kesejahteraan dikritik dengan alas an bahwa dua masyarakat yang
berpendapatan rata-tata sama besarnya tidak dapat dianggap mempunyai
kesejahteraan yang sama apabila masa bekerja untuk memperoleh pendapatan itu
berbeda. Pada umumnya orang berpendapat bahwa penduduk Negara berkembang
mempunyai lebih banyak masa lapang daripada di Negara maju. Apabila masa
lapang tersebut dipandang sebagai suatu bentuk kesejahteraan maka perbedaan
tingkat kesejahteraan di antara Negara maju dan Negara berkembang adalah lebih
kecil dari yang digambarkan oleh perbedaan dalam pendapatan per kapita.
6.
Keaadaan pengangguran
Akhrinya pembangunan ekonomi yang digambarkan berdasarkan kepada
lajunya tingkat pertambahan pendapatan perkapita dianggap kurang sempurna
karena cara demikian tidak memberikan gambaran mengenai perubahan
perubahan dalam masalah pengangguran yang dihadapi. Di samping menaikan
tingkat pendapatan masyarakat tujuan penting dari pembangunan ekonomi adalah
untuk menciptakan kesempatan kerja. Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan
bukan saja harus berusaha agar pendapatan per kapita bertambah tetapi juga harus
15
sanggup mengurangi jumlah pengangguran yang terdapat di Negara berkembang.
Tujuan ini hanya akan dicapai apabila pertambahan kesempatan kerja berkembang
lebih cepat dari pertambahan tenaga kerja. Menilai kesuksesan usaha
pembangunan berdasarkan kepada data perkembangan pendapatan per kapita saja
tidak akan menunjukan apakah tujuan menciptakan kesempatan kerja sebanyak
seperti yang diharapkan tersebut dapat dicapai. Dengan demikian adalah kurang
sempurna untuk menunjukan hasil-hasil yang dicapai dalam usaha-usaha
pembangunan dengan hanya menunjukan tingkat pertumbuhan pendapatan per
kapita yang tercapai.
2.5
Human Capital ( Pendidikan dan Kesehatan )
Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang
mendasar. Kesehatan merupakan kesejaheraan, sedangkan pendidikan merupakan
hal yang pokok untuk menggapai kehiduapan yang memuaskan dan berharga,
keduanya merupakan hal yang penting unuk membentuk kapabilias manusia yang
lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
Sangat dramatisnya kondisi kesehatan dan pendidikan dunia selama separuh
abad terakhir ini. Pada tahun 1950 dari 1000 anak 280 meninggal dari semua
Negara berkembang sebelum mencapai usia 5 tahun. Pada tahun 2000, angka
tersebut menurun mencapai 126 dari 1000 dinegara-negara miskin, dan 39 per
1000 dinegara-negara berpendapatan menengah. Sejumlah penyakit yang
mematikan sudah ditemukan obatnya. Cacar yang biasanya yang dapat
menewaskan 5 juta orang setiap tahunnya sudah dapat dikendalikan dengan
penggunaan vaksin. Disamping itu, sejak beberapa dekade terakhir ini,
kemampuan baca tulis dan pendidikan dasar telah dinikmati secara meluas oleh
sebagian masyarakat dinegara-negara berkembang.
Mengapa sektor pendidikan ini menjadi sangat penting dan menjadi sektor
unggulan dalam pembangunan nasional suatu negara, termasuk bagi suatu daerah
otonom.
16
Pertama, hasil (outcome) pendidikan memiliki dampak yang besar terhadap
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu daerah atau negara.
Pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam berbagai bidang kehidupan, baik
ideologi, politik, sosial, ekonomi, dan budaya, amat tergantung dari hasil
pendidikan yang berkualitas. Kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan,
sebagai contoh, merupakan hasil kerja pendidikan. Dengan demikian, kegiatan
sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan tidak perlu banyak dilakukan
oleh kementerian kesehatan jika proses pendidikan telah berhasil membentuk
pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang kesehatan. Dampak langsung
maupun tidak langsung juga berlaku terhadap sektor-sektor pembangunan yang
lainnya, termasuk sektor yang selama ini dinilai paling penting, yakni sektor
ekonomi.
Pembangunan sektor pendidikan akan meningkatkan produktivitas dan daya
saing suatu bangsa. Peningkatan produktivitas mempunyai kaitan erat dengan
pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah. Tingkat rata-rata pendidikan
masyarakat mempunyai korelasi yang berbading lurus dengan tingkat ekonomi
masyarakat. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, akan makin tinggi pula
peran serta masyarakat, termasuk wanitanya. Dengan demikian, makin tinggi
tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula produktivitas masyarakat.
Dengan kata lain, makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, makin tinggi pula
income perkapita masyarakat. Dengan demikian, sekali lagi pembangunan sektor
pendidikan akan mengangkat secara langsung ataupun tidak langsung sektor
ekonomi. Jika sektor ekonomi saja banyak didukung oleh sektor pendidikan,
apakah lagi dengan sektor-sektor lainnya.
Kedua, hasil pembangunan sektor pendidikan yang diharapkan adalah dari
perubahan sikap mental masyarakat, katakanlah misalnya dalam bidang
kesehatan. Pendidikan yang baik pada hakikatnya akan mengubah sikap mental
atau kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan, misalnya
termasuk tentang bahaya narkoba dan bahkan bahaya HIV dan AIDS. Sebagai
contoh, di Zambia, remaja usia 15 sampai 19 tahun yang telah menerima
pendidikan menengah, memiliki kemungkinan kecil terjangkit virus AIDS
17
daripada mereka yang kurang berpendidikan (UNESCO). Contoh lain, tingkat
pendidikan yang tinggi dalam masyarakat akan berpengaruh secara signifikan
terhadap upaya pengendalian laju pertambahan penduduk. Peningkatan rata-rata
pendidikan masyarakat akan meningkatkan rata-rata usia kawin, dan dengan
demikian akan menekan angka kelahiran, dan pada gilirannya akan menekan
angka pertambahan penduduk di suatu negara. Dengan demikian, pembangunan
sektor pendidikan akan berpengaruh sangat positif terhadap sektor-sektor lain.
Peningkatan kesehatan dan pendidikan merupakan nilai investasi bagi
keluarga untuk keluar dari jebakan lingkaran setan kemiskinan. Kesehatan dan
pendidikan berkaitan sangat erat dalam pembangunan ekonomi. Kesehatan dan
pendidikan adalah investasi yang dibuat dalam individu yang sama. Modal
kesehatan yang lebih baik dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam
pendidikan karena kesehatan adalah faktor penting atas kehadiran disekolah,
anak-anak yang sehat lebih berprestasi disekolah/ dapat belajar secara lebih
efisien, kematian yang tragis pada anak-anak usia sekolah juga meningkatkan
pengembalian atas investasi dalam pendidikan, dan individu yang sehat lebih
mampu menggunakan pendidikan secara produktif disetiap waktu dalam
kehidupannya. Modal pendidikan yang lebih baik dapat meningkatkan
pengembalian atas investasi dalam kesehatan karena banyak program kesehatan
bergantung pada berbagai keterampilan yang dipelajari sekolah, sekolah
mengajarkan pokok-pokok kesehatan pribadi dan sanitasi, dan dibutuhkan
pendidikan untuk membentuk dan melatih petugas pelayanan kesehatan. Dengan
perbaikan efisiensi produktif dari investasi dalam pendidikan dapat meningkatkan
pengembalian atas investasi dalam kesehatan yang meningkatkan harapan hidup.
Tingkat kesehatan dan pendidikan telah meningkat, baik di Negara maju
maupun dinegara berkembang, namun ukuran kemajuan yang lebih cepat terjadi
di Negara-negara berkembang. Akibatnya, terdapat sejumlah konvergensi
internasional dalam berbagai ukuran ini. Hal ini sangat berlawanan dengan
pendapatan perkapita, yang kurang atau tidak menampakkan tanda-tanda
konvergensi antar Negara. Meskipun jurang kesehatan dan pendidikan antara
Negara-negara berkembang dengan Negara maju masih tetap lebar, dan perbaikan
18
dimasa depan tidaklah gampang, namun kemajuan yang terjadi hingga saat ini
tidak dapat dipungkiri.
Tingkat Proporsi bersekolah mencerminkan perubahan investasi yang cepat
dibidang pendidikan, ketimbang menunggu pendidikan anak-anak pada saat ini
dibandingkan dengan tingkat pendidikan seluruh masyarakat ketika mereka
menjadi dewasa. Namun demikian, ada juga keuntungan untuk mengukur
kemajuan dengan ”stok pendidikan”, atau tingkat pendidikan rata-rata dalam
masyarakat secara keseluruhan, karena seseorang dapat masuk kesekolah dasar
namun tidak dapat menyelesaikannya. Di negara-negara miskin tingkat kematian
anak, masih saja meninggal dengan tingkat 10 kali lipat lebih tinggi dari pada
negar maju. Disamping itu, pola-pola yang lebih diterapkan dimasa lalu tidak dapt
sepenuhnya digunakan untuk meramalkan tren masa depan. Sebagai contoh, juga
mungkin terjadi bahwa tingkat konvergensi itu sendiri berjalan dengan lambat.
Baru-baru, sejumlah kemajuan kesehatan di Negara-negara miskin sudah
dilakukan dengan susah payah ternyata mengalami serangan penyakit lain,
terutama dari AIDS, juga tuberculosis (TBC), wabah malaria yang muncul
kembali,dan bakteri-bakteri baru yang lebih resisten.
Pada bagian sebelumnya tingkat kesehatan dan pendidikan jauh lebih baik
dinegara berpendapatan tinggi, Mengapa terjadi sebab-akibat seperti demikian?.
Dengan
pendapatan
yang
tinggi,
masyarakat
dan
pemerintah
mampu
mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk pendidikan dan kesehatan, dengan
kesehatan dan pendidikan yang lebih baik produktivitas dan pendapatan yang
lebih tinggi akan lebih mudah dicapai. Karena adanya hubungan ini, maka
kebijakan pembangunan harus difokuskan pada upaya untuk meningkatkan
pendapatan, kesehatan, dan pendidikan secara bersama-sama.
Analisis atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu
dalam pendekatan modal manusia.Modal manusia (human capital) adalah istilah
yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan
kapasitas manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal
tersebut ditingkatkan. Sebuah analogi terhadap investasi konfensional dalam
19
modal fisik telah dibuat setelah investasi awal dilakukan, maka dapat dihasilkan
suatu aliran penghasilan masa depan dari perbaikan pendidikan dan kesehatan.
Akibatnya suatu tingkat pengembalian (rate of return) dapat diperoleh dan
dibandingkan dengan pengembalian dari investasi yang lain. Hal ini dilakukan
dengan cara memperkirakan nilai diskonto sekarang dari aliran pendapatan yang
meningkat yang mungkin di hasilkan dari investasi-investasi ini akan kemudian
membandingkannya dengan biaya lansung dan tidak lansungnya. Tentu saja,
pendidikan dan kesehatan juga berkontribusi lansung terhadap kesejahteraan,
namun pendekatan modal manusia berfokus pada kemampuan tidak lansung untuk
meningkatkan utilitas dengan meningkatkan pendapatan. Pada bagian ini, kita
secara umum akan mengambarkan beberapa poin yang berkaitan dengan investasi
di bidang pendidikan, namun prinsip yang sama juga berlaku untuk investasi di
bidang kesehatan.
20
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di
suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per
kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering
digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah
negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara
tersebut. Tetapi dalam menggunakan data pendapatan per kapita dalam
membandingkan tingkat kemakmuran di berbagai Negara, perlulah disadari bahwa
perbandingan tersebut mempunyai banyak kelemahan.
Faktor non ekonomi seperti pengaruh adat istiadat dalam kehidupan
masyarakat, keadaan iklim dan alam sekitar da nada tidaknya kebebasan bertindak
dan mengeluarkan pendapat merupakan faktor yang akan menimbulkan perbedaan
dalam tingkat kesejahteraan di Negara yang mempunyai pendapatan per kapita
yang tidak banyak berbeda. Dalam bentuk yang lebih spesifik nilai pendapatan per
kapita sebagai indeks untuk menunjukan perbandingan tingkat kesejahteraan dan
jurang tingkat kesejahteraan dikritik karena perbandingan secara demikian
mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan dalam hal-hal berikut di antara
berbagai Negara: Komposisi umur penduduk, Distribusi pendapatan masyarakat,
Pola pengeluaran masyarakat, Komposisi pendapatan nasional, Jumlah masa
lapang ( leisure ) yang dinikmati masyarakat, Perubahan-perubahan dalam
keadaan pengangguran.
Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dari pembangunan yang
mendasar. Kesehatan merupakan kesejaheraan, sedangkan pendidikan merupakan
hal yang pokok untuk menggapai kehiduapan yang memuaskan dan berharga,
21
keduanya merupakan hal yang penting unuk membentuk kapabilias manusia yang
lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,
Sadono.
Ekonomi
Pembangunan
proses,
Masalah
dan
Dasar
Kebijaksanaan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. 1985.
Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan Proses Masalah dan Dasar Kebijakan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2006.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar (Edisi Ketiga). Jakarta:
Rajawali pers. 2012.
Zaki, Fitra. 10 Oktober 2107.
https://generasimudabicara.wordpress.com/
2013/02/17/ pendidikan-dan-kesehatan-dalam-pembangunan-ekonomi/
10 Oktober 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan
10 Oktober 2017. https://siboykasaci.wordpress.com/teori-kesejahteraan/
23