Kualitas Pelaporan Keuangan dan Asimetri (1)

Erna Setiany dan Ayu Wulandari

Desember 2015

17

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Vol 6 No. 2 Desember 2015 17-24

Kualitas Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi
di Industri Manufaktur Indonesia
Erna Setiany 1), dan Ayu Wulandari 2)

Abstract
The purpose of this research is to examine the effect of inancial reporting quality on economic
consequences. The inancial reporting quality was measured by value relevance. As for the economic
consequences was measured by the asymmetric information. Sample was taken based on purposive
sampling method from manufactured companies listed on Indonesia Stock Exchange in the year 2010 to
2012. The inal samples consist of 107 companies. This study used multiple linear regression method for
testing the hypothesis. This study found that inancial reporting quality had a negative and signiicant
relationship with the asymmetric information. It means that high inancial reporting quality will decrease

the asymetrric information betwen irms and their investor.
Key words : Financial reporting quality, value relevance, asymmetric information.

PENDAHULUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh kualitas pelaporan keuangan
terhadap asimetri informasi sebagai konsekuensi
ekonomi dari laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010-2012. Dalam
penelitian ini kualitas pelaporan keuangan
diproksikan dengan relevansi nilai, dan asimetri
informasi diproksikan ke dalam bid-ask spread.
Penelitian ini juga menggunakan dua variabel
kontrol, yaitu ROA sebagai wujud informasi laba
perusahaan dan Total Aset sebagai representasi
dari ukuran perusahaan.
Masalah keagenan muncul ketika
investor selaku prinsipal mendelegasikan
pengelolaan usahanya pada agen. Kondisi ini

mengakibatkan potensi ekspropriasi oleh agen
atas biaya prinsipal (Jensen dan Meckling,
1976). Kondisi pemisahan fungsi prinsipal dan
agen juga berakibat pada munculnya masalah
asimetri informasi. Salah satu bentuk asimetri
1
2

informasi adalah adverse selection. Adverse
selection merupakan kondisi asimetri informasi
yang dialami investor sehingga berpotensi
salah dalam mengambil keputusan investasi
(Scott, 2012). Investor sebagai pengguna
pelaporan keuangan, membutuhkan informasi
yang berkualitas. Sebagaimana dinyatakan oleh
Copeland dan Galai (1983) dan Fanani (2009)
bahwa kualitas pelaporan keuangan signifkan
menurunkan asimetri informasi.
Karakteristik fundamental yang harus
dipenuhi suatu laporan keuangan adalah relevance

dan faithful representation. Informasi keuangan
yang disajikan perusahaan bisa menjadi tidak
berguna apabila tidak memenuhi karakteristik
tersebut, karena relevansi nilai (value relevance)
dapat digunakan untuk melihat gambaran
accounting quality suatu laporan keuangan (Yuni
dan Rohma, 2013). Kasus kecurangan yang
terjadi antara lain mark-up laporan keuangan PT.
Kimia Farma yang overstated, mengindikasikan
rendahnya tingkat konservatisme sebagai

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Tangerang

18

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi

salah satu atribut kualitas pelaporan keuangan
yang diterapkan oleh perusahaan dalam

menyusun laporan keuangannya dan kurangnya
implementasi mekanisme corporate governance
yang baik (Tjager, Djemat, dan Sembodo, 2003).
Beberapa penelitian di Indonesia telah
menguji hubungan antara kualitas pelaporan
keuangan terhadap informasi asimetri salahsatunya adalah Indriyani dan Khoiriyah (2010)
pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 20042008. Pada penelitian ini kualitas pelaporan
keuangan diukur dengan proksi pelaporan
keuangan yaitu relevansi nilai, ketepatwaktuan,
dan konservatisme, namun hasil penelitian ini
tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh
yang signiikan terhadap asimetri informasi.
Penelitian serupa dilakukan oleh Santoso (2013)
pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 20062010 menggunakan variabel kualitas pelaporan
keuangan dengan proksi relevansi nilai
menunjukkan pengaruh positif tidak signiikan
antara kualitas pelaporan keuangan dengan
informasi asimetri yang diukur menggunakan
bid-ask spread.
Penelitian lainnya dilakukan oleh

Kusuma, Agusti, dan Al Azhar (2014) yang
memperoleh hasil penelitian dengan variabel
independen kualitas pelaporan keuangan dan
kepemilikan institusional tidak berpengaruh
terhadap asimetri informasi pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI tahun 20082012. Penelitian Fanani (2009) menunjukkan
bahwa kualitas pelaporan keuangan yang
diukur dengan relevansi nilai, ketepatwaktuan,
dan konservatisme berpengaruh negatif dan
signiikan terhadap informasi asimetri pada
perusahaan manufaktur tahun 2001-2006 di BEI.
Berdasarkan sejumlah penelitian terdahulu di
Indonesia yang inkonklusif, maka penting untuk
dilakukan pengujian kembali untuk memperjelas
keterkaitan antara pengaruh kualitas laporan
keuangan dan asimetri informasi pada perusahaan
di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan di atas peneliti merumuskan masalah
penelitian yaitu, apakah relevansi nilai sebagai

proksi dari kualitas pelaporan keuangan
berpengaruh terhadap asimetri informasi?

Desember 2015

KERANGKA TEORI DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS
Asimetri Informasi
Teori keagenan mengimplikasikan adanya
asimetri informasi antara manajer (sebagai
agen) dengan investor (sebagai prinsipal). Teori
keagenan mengasumsikan bahwa pada dasarnya
manusia memiliki sifat mementingkan diri
sendiri (self interest), terbatas rasionalitasnya
(bounded rationality), dan menghindari resiko
(risk aversion) (Eisenhardt, 1989). Kondisi
tersebut mendorong masalah keagenan yang
timbul dikarenakan agen mempunyai informasi
lebih terhadap transaksi potensial dalam
perusahaan dibandingkan pihak prinsipal,

yang disebut sebagai asimetri informasi (Watts
dan Zimmerman, 1986). Dengan demikian,
mengingat penyajian informasi keuangan
oleh perusahaan akan muncul konsekuensi
ekonomi bagi perusahaan dan investornya
(Zeff, 1978), maka penyajian informasi yang
berkualitas diharapkan akan berkonsekuensi
pada menurunkan asimetri informasi antara
perusahaan dan investornya (Cohen, 2003)
Kualitas Pelaporan Keuangan
Menurut Francis et al. (2004) kualitas
pelaporan keuangan dapat dipandang melalui dua
kelompok besar, yaitu atribut kualitas pelaporan
keuangan (second order), yaitu atribut-atribut
berbasis akuntansi (acounting based atributes)
dan atribut-atribut berbasis pasar (market
based atributes). Santoso (2013) menyatakan
bahwa atribut berbasis akuntansi menekankan
pada kualitas laporan keuangan yang berguna
bagi pemegang saham atau investor yang ingin

menanamkan modalnya pada perusahaan,
bagaimana suatu laporan keuangan menjadi
gambaran kinerja dan prospek perusahaan harus
disajikan sesuai dengan keadaan perusahaan
yang sebenarnya. Pada atribut berbasis pasar
menekankan kualitas pelaporan keuangan yang
dinilai dari respon pasar. Dalam penelitian
Pagulung dan Sudibyo (2009) menggunakan
atribut-atribut kualitas pelaporan keuangan
berbasis akuntansi yang terdiri dari kualitas
akrual, persistensi, prediktabilita, dan perataan

Desember 2015

19

Erna Setiany dan Ayu Wulandari

laba. Sementara penelitian Indriani dan Khoiriyah
(2010) dan Fanani (2009) menggunakan

atribut-atribut kualitas pelaporan keuangan
berbasis pasar yang terdiri dari relevansi nilai,
ketepatwaktuan, dan konservatisme.
Pada penelitian ini menggunakan atribut
kualitas pelaporan keuangan berbasis pasar
karena diharapkan dapat memberikan penjelasan
mengenai konsekuensi ekonomi dari informasi
keuangan yang disajikan perusahaan melalui
respon pasar.
Relevansi Nilai
Relevansi nilai dideinisikan oleh Beaver
(2002) sebagai kemampuan informasi akuntansi
untuk menjelaskan nilai perusahaan. Terdapat
dua tipe model penilaian yang dapat digunakan
untuk menginvestigasi hubungan tersebut yaitu
model harga (hubungan harga saham dengan nilai
buku dan earnings) dan model return (hubungan
return saham dengan earnings dan perubahan
earnings). Francis et al. (2004) menjelaskan
bahwa relevansi nilai pada dasarnya adalah

kemampuan laba dalam menjelaskan variasi
pada return, dengan ekpektasi laba tersebut
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk
menjelaskan variasi return yang terjadi. Scott
(2012) menjelaskan tentang konsep relevansi
nilai akuntansi sesungguhnya menjelaskan
mengenai bagaimana investor bereaksi terhadap
pengumuman informasi akuntansi. Reaksi
yang terjadi membuktikan bahwa kandungan
informasi akuntansi merupakan isu yang sangat
penting menjadi pertimbangan penting dalam
proses pengambilan keputusan investasi yang
bermanfaat bagi investor (Scott, 2012).
Perumusan Hipotesis
Konsekuensi
ekonomis
kualitas
informasi pelaporan keuangan yang ditimbulkan
bagi penilaian investor dapat berupa informasi
asimetri (Cohen, 2003). Copeland dan Galai

(1983) menemukan bahwa kualitas informasi
akuntansi mengalami peningkatan, maka asimetri
informasi asimetri akan mengalami penurunan
atau dengan kata lain kualitas informasi akuntansi
yang disampaikan melalui pelaporan keuangan

memiliki pengaruh negatif terhadap informasi
asimetri. Fanani (2009) juga menemukan hasil
yang sama dengan penelitian Copenlad dan
Galai (1983) yaitu kualitas pelaporan keuangan
berpengaruh negatif dan signiikan terhadap
informasi asimetri. Sedangkan dalam penelitian
Indriani dan Khoiriyah (2010), Kusuma et al.
(2014), dan Santoso (2013) mendapatkan hasil
yang berbeda bahwa kualitas pelaporan keuangan
berpengaruh postif dan tidak signiikan terhadap
informasi asimetri. Atas dasar pertimbangan di
atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha: Kualitas pelaporan keuangan (relevansi nilai)
berpengaruh negatif terhadap informasi asimetri.
Kualitas Pelaporan
keuangan:
relevansi nilai (X)

Asimetri Informasi
(Y)

Kontrol:
1. Proitabilitas
2. Ukuran Perusahaan

Gambar.1. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN
Sampel pada penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling, data selanjutnya
diolah
dengan
menggunakan
multiple
regression. Penelitian ini dilakukan terhadap 107
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Untuk dapat menjelaskan
pengaruh relevansi nilai terhadap asimetri
informasi digunakan data selama 3 (tiga) tahun
yaitu tahun 2010-2012, yang bersumber dari
situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan ICMD
(Indonesian Capital Market Directory).
Deinisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
1. Asimetri Informasi
Konsekuensi ekonomis kualitas pelaporan
keuangan yang ditimbulkan bagi penilaian
investor dapat berupa informasi asimetri
(Khoriyah et al. 2010). Pengukuran informasi
asimetri dapat dilakukan dengan berbagai

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi

20

pengukuran. Cohen (2003) mengukur
informasi asimetri dengan proksi bidask spread. Leuz dan Verrecchia (2000)
menyatakan bahwa bid-ask spread telah
diketahui secara umum sebagai alat untuk
mengukur asimetri informasi secara eksplisit.
Alasannya adalah bahwa bid-ask spread
menunjukkan masalah adverse selection
yang timbul dari transaksi saham akibat
adanya investor dengan asimetri informasi.
Sebaliknya rendahnya asimetri informasi,
berdampak pada rendahnya adverse selection,
serta berdampak pula pada rendahnya bidask spread.
(askjt-bidjt)
SPREADjt = ((ask + bid )/2) ×100 ...... (1)
jt
jt
Keterangan:
Askjt = harga permintaan tertinggi saham perusahaan
j yang terjadi hari t.
Bidjt = harga
peanawaran
terendah
saham
perusahaan j yang terjadi pada hari t.

2. Kualitas Pelaporan Keuangan (Relevansi
nilai)
Relevansi nilai diartikan sebagai kemampuan
laba dalam menjelaskan variasi return dan
variabel relevansi nilai di ukur dengan
skema order nilai negatif dari adjusted R2
berdasarkan Francis et al. (2004). Pada
penelitian ini relevansi nilai dihitung sebagai
berikut.
Value Relevance = –R 2jt

..... (2)

Adjusted R2 diperoleh dari persamaan berikut.
RETjt = β0 + β1 Earning Sjt + β2∆Earning Sjt + εjt...(3)
Keterangan :
RETjt
= Return rata-rata selama 15 bulan (bulan
Januari tahun t sampai Maret tahun t+1)
perusahaan j tahun t
Earningsjt = Laba bersih sebelum pos-pos luar biasa
perusahaan j tahun t

3. Proitabilitas
Penelitian ini menggunakan proitabilitas
sebagai salah satu variabel kontrol.
Proitabilitas bertujuan untuk mengukur
eisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan

Desember 2015

perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Perusahaan dengan proitabilitas tinggi akan
memberikan signal melalui pengungkapan
laporan keuangan yang lebih detail mengenai
kondisi perusahaan (Bernardi dan Assih,
2009). Untuk mengukur proitabilitas dapat
digunakan rasio Return on Asset seperti pada
penelitian Cohen (2003).
ROA =

EAT
(TOTAL AKTIVA)

.....(4)

Keterangan :
ROA : Return on Asset
EAT : Earning After Tax

4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan digunakan untuk
membedakan antara perusahaan besar dan
perusahaan kecil yang dapat dilihat dari
total aset yang dimiliki. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang berukuran besar akan
mengungkapkan informasi yang lebih banyak
dibanding perusahaan kecil sebagai upaya
mengurangi biaya keagenan (Jensen dan
Meckling, 1976).
SIZE = Logo of Total Asset

..... (5)

HASIL ANALISIS
Data yang digunakan dalam penelitian ini
terdistribusi normal dan lolos uji asumsi klasik.
Pengujian selanjutnya menggunakan metode
analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukan kesesuaian dengan teori dan dugaan
yang dirumuskan dalam penelitian ini. Pada
Tabel 1 nampak bahwa nilai signiikansi model
regresi sebesar 0,004. Nilai ini lebih kecil dari
signiicance level 0.05, dengan demikian berarti
model regresi yang dibangun dapat digunakan
untuk memprediksi Informasi Asimetri (bid-ask
spread).
Nilai Adjusted R² sebesar 0,094 yang
dihasilkan berarti bahwa variabilitas asimetri
informasi yang dapat dijelaskan melalui hasil
penelitian ini adalah sebesar 9,4 %, sedang
sisanya sebesar 90,6 % dijelaskan oleh variabelvariabel lain di luar model penelitian.

Erna Setiany dan Ayu Wulandari

Desember 2015

Tabel 1
Hasil Regresi Pengaruh Kualitas Pelaporan
Keuangan Terhadap Asimetri Informasi
Variable Predicted Sign
Intercept
RELV
ROA
SIZE
Adj. R
F-Statistic
Prob (F-statistic)
N

Coeficient
7,066
-

p-value
0.000
0 **
0 **
0 ***
0
4,658
0,004
107

***,**,* menunjukkan koeisien signiikan pada 0,01; 0,05; 0,1
Model Persamaan

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
nilai koeisien untuk variabel kualitas pelaporan
keuangan sebesar -2,127. Nilai tersebut
menunjukan tingkat signiikansi (p value)
sebesar 0,036 < 0,05 (taraf signiikansi). Maka
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima artinya
variabel kualitas pelaporan keuangan (relevansi
nilai) berpengaruh negatif signiikan terhadap
informasi asimetri (SPREAD).
Berdasarkan Tabel 1 juga dapat diketahui
bahwa variabel kontrol proitabilitas perusahaan
(ROA) menunjukan nilai koeisien proitabilitas
sebesar -2,413, juga signiikan pada 0,018.
Artinya variabel proitabilitas perusahaan
(ROA) berpengaruh negatif signiikan terhadap
informasi asimetri (SPREAD).
Hasil pengujian variabel kontrol ukuran
perusahaan pada Tabel 1 menunjukkan nilai
koeisien proitabilitas sebesar -0,521. Adapun
nilai signiikansi ukuran perusahaan (SIZE)
sebesar 0,005.Artinya variabel ukuran perusahaan
(SIZE) berpengaruh negatif signiikan terhadap
informasi asimetri (SPREAD).
Hasil ini sesuai dengan dugaan peneliti
yang dirumuskan berdasarkan teori yang
mendasari penelitian ini. Hasil penelitian
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Fanani (2009) yang menyatakan kualitas
pelaporan keuangan berpengaruh negatif
signiikan terhadap informasi asimetri. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan pendapat
bahwa penyajian informasi yang berkualitas
akan menurunkan asimetri informasi antara

21

perusahaan dan investornya, serta menekan
biaya keagenan tersebut (Cohen, 2003). Namun
demikian hasil ini bertolak belakang dengan hasil
penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Santoso (2013) yang menyatakan
kualitas pelaporan keuangan tidak berpengaruh
terhadap informasi asimetri. Kusuma et al.
(2014) dan Indriani dan Khoiriyah (2010) juga
menemukan hasil yang dengan Santoso (2013)
yang menemukan kualitas pelaporan keuangan
tidak berpengaruh terhadap informasi asimetri.
Hasil penelitian ini memperkuat teori
bahwa investor sebagai prinsipal menggunakan
informasi keuangan. Masalah asimetri informasi
yang berpotensi dialami investor dapat diatas
dengan meningkatkan kualitas informasi
keuangan yang dipublikasikan perusahaan.
Dengan kualitas informasi keuangan yang
lebih baik dapat dimanfaatkan investor untuk
mengambil keputusan investasi dengan tepat.

KESIMPULAN, KETERBATASAN,
DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di atas diperoleh
bukti bahwa kualitas pelaporan keuangan
(relevansi nilai) berpengaruh negatif signiikan
terhadap informasi asimetri (SPREAD). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas
pelaporan keuangan terbukti berpengaruh
negatif terhadap tingkat asimetri informasi.
Hasil ini menunjukan bahwa peningkatan
kualitas pelaporan keuangan terbukti mampu
menurunkan tingkat asimetri informasi.
b. Keterbatasan Penelitian
Sebagaimana lazimnya suatu penelitian
empiris, hasil penelitian ini juga mengandung
beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Penelitian ini hanya menguji pengaruh
kualitas pelaporan keuangan diukur dengan
menggunakan pendekatan pasar, dan tidak
mengukur melalui pendekatan akuntansi,
seperti akrual, persistensi, prediktabilitas,
dan perataan laba.

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi

22

2. Periode penelitian yang digunakan hanya
mencerminkan relevansi nilai laporan
keuangan relatif pendek hanya selama 3 (tiga)
tahun.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan
penelitian di atas, maka rekomendasi yang dapat
diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menguji kualitas pelaporan keuangan tidak
hanya melalui pendekatan pasar, namun
juga diukur melalui pendekatan akuntansi
yaitu akrual, persistensi, prediktabilitas, dan
perataan laba.
2. Penelitian selanjutnya disarankan dapat
menambah periode penelitian. Penelitian
dengan jangka waktu yang lebih panjang
diharapkan dapat lebih memberikan
generalisasi hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Bernardi, K. M dan Assih, S.P. (2009). Faktorfaktor yang mempengaruhi luas
pengungkapan
dan
implikasinya
terhadap asimetri informasi. Simposium
Nasional Akuntansi XII. Palembang
Beaver, W.H. (2002). Perspectives on recent
capital market research, The Accounting
Review, 77 (2): 453-474.
Cohen. A. D. (2003). Quality of inancial
reporting choice : determinant and
economic consequences. Working
Paper. Northwestern University. http://
www.papers.ssrn.com, diakses 15
Maret 2014.
Copenland, T dan Galai, D. (1983). Information
Effect on the Bid-Ask Spread, The
Journal of Finance, 38 (5): 1457-1469.
Eisenhardt. M. K. (1989). Agency theory : an
assesment and review. Academy of
Management Review, 14 (1): 57-54.
Fanani,

Z.

(2009).

Kualitas

pelaporan

Desember 2015

keuangan: berbagai faktor penentu dan
konsekuensi ekonomi. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia, 6 (1): 20-45.
Francis, J., LaFond, R., Olsson, P. M., dan
Schipper, K. (2004). Costs of equity
and earnings attributes. The Accounting
Review, 79(4): 967-1010.
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 20.
Semarang. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Indriani, R., dan W. Khoiriyah. (2010). Pengaruh
kualitas pelaporan keuangan terhadap
asimetri informasi. Simposium Nasional
Akuntansi XIII. Purwokerto.
Jensen. M, C. dan Meckling. W. H (1976). Theory
of the irm: managerial behavior,agency
cost and ownership structure. Journal of
Financial Economics, 3 (4): 305-306.
Kusuma, T., Agusti, R., dan Al Azhar, L. (2014).
Pengaruh kualitas pelaporan keuangan,
kepemilikan institusional dan ukuran
perusahaan terhadap asimetri informasi
pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di bei tahun 2008-2012. Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu
Ekonomi, 1 (1), 1-15.
Leuz, C., dan Verrecchia, R. E. (2000). The
economic consequences of increased
disclosure (digest summary). Journal of
accounting research, 38 (Supplement):
91-124
Pagalung, G. dan Sudibdyo, B. (2012). The
determinant factors of earnings quality
and economics consequences. Journal
Economy, 16(1): 105-122.
Santoso, A. B. (2013). Pengaruh kualitas
pelaporan keuangan terhadap asimetri
informasi dengan ukuran perusahaan
sebagai pemoderasi pada perusahaan
manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, 1 (4): 32-37.

Desember 2015

Erna Setiany dan Ayu Wulandari

Scott, W. R. (2012). Financial Accounting
Theory. Edisi 6. New Jersey: Prentice
Hall.
Tjager, I. N., Alijoyo, A., Djemat, H.R.,
dan Sembodo, B. (2003). Corporate
governance: Tantangan dan kesempatan
bagi komunitas bisnis Indonesia. Forum
Corporate Governance in Indonesia
(FCGI).
Wats, R dan Zimmerman, J. L. (1986). Positive
Accounting Theory. International
Edition. Prentice Hall : New York.
Yuni, R. dan Rohma, A. (2013). Dampak
penerapan standar akuntansi keuangan
(sak) pasca adopsi ifrs terhadap
relevansi nilai dan asimetri informasi.
Simposium Nasional Akuntansi XVI.
Manado.
Zeff, S. A. (1978). The rise of economic
consequences. Buku. Division of
Research, Graduate School of Business
Administration, Harvard University.

23

24

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Desember 2015