Faktor Faktor Yang Mempengruhi Produksi

Rita et al.,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi......................

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Jeruk Di Desa Bangorejo Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi
(Factors that effect Citrus Production In Bangorejo Village, Bangorejo-Banyuwangi)
Rita Evina, Riniati, M Fathorrazi
Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: [email protected]

Abstrak
Penelitian ini akan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Variabel yang mempengaruhi produksi jeruk yaitu luas lahan, bibit, pupuk dan
tenaga kerja. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa data cross section dengan
objek penelitian pada usahatani jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi yang di peroleh
dari petani jeruk di Desa Bangorejo. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Uji statistik menggunakan pengujian simultan (uji F), parsial (uji t) dan koefisien determinasi (R2). Uji
asumsi klasik menggunakan uji multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan normalitas. Dari hasil analisis
data secara simultan menunjukkan bahwa luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja bersama-sama berpengaruh
signifikan pada produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Secara parsial hasil
analisis data menunjukkan tenaga kerja tidak signifikan pada produksi jeruk sedangkan luas lahan, bibit dan pupuk

berpengaruh positif dan signifikan pada produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi. Dan pada uji asumsi klasik dinyatakan tidak ada masalah pada uji multikolinearitas, heterokedastisitas,
autokorelasi dan normalitas
Kata Kunci : Luas Lahan, Bibit, Pupuk, Tenaga Kerja, Produksi Jeruk.

Abstract
This research will explain the factors that affect the production of oranges in Bangorejo Village, Bangorejo Subdistrict, Banyuwangi District. Variables that affect the production of citrus is the area of land, seeds, fertilizer and
labor. The type of data used in this study is the primary data in the form of cross section data with the object of
research on citrus farming in Bangorejo Village, Bangorejo Subdistrict, Banyuwangi Regency obtained from citrus
farmers in Bangorejo Village. Data analysis method used in this research is multiple linear regression. Statistical test
using simultaneous test (F test), partial (t test) and coefficient of determination (R2). Classic a ssumption test using
multicolinearity test, heterokedastisitas, autokorelasi, and normality. From the results of data analysis simultaneously
shows that the area of land, seeds, fertilizers and labor together have a significant effect on the production of oranges
in Bangorejo Village, Bangorejo Sub-district, Banyuwangi District. Partially result of data analysis showed that labor
is not significant on citrus production while the area of land, seed and fertilizer have positive and significant effect on
citrus production in Bangorejo Village, Bangorejo Sub-district, Banyuwangi Regency. And on the classical assumption
test otherwise there is no problem on multicollinearity test, heterokedastisitas, autokorelasi and normality.
Keywords : area of land, seeds, fertilizer , labor, production

Pendahuluan

Pembangunan pertanian berperan strategis dalam
perekonomian nasional. Peran strategis tersebut
ditunjukkan oleh perannya dalam pembentukkan modal,
penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan
bioenergi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara,
dan sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan
melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan.
Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan menuju
pembangunan pertanian yang berkelanjutan (suistinable
agriculture), sebagai bagian dari penerapan pembangunan
berkelanjutan (suistinable development) (Rudy, 2011).
Dalam konteks kemandirian dan kedaulatan, salah satu
sektor strategis adalah sektor pertanian, terkait dengan
kebutuhan primer dan sekunder. Industri pangan
e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi

mempunyai peran strategis dalam meningkatkan
kesejahteraan baik berupa ketersediaan, akses, maupun
kualitas konsumsi pangan. Para pemikir ekonomi
pembangunan telah lama menyadari bahwa sektor

pertanian memiliki peranan yang besar dalam
perekonomian,
terutama
di
tahap-tahap
awal
pembangunan (Lewis, 1954; Johnston dan Mellor, 1961;
Kuznets, 1964). Sektor pertanian yang tumbuh dan
menghasilkan surplus yang besar merupakan prasyarat
untuk memulai proses transformasi ekonomi. Pada masa
awal perubahan ekonomi, pertanian berperan penting
melalui beberapa cara. Sektor pertanian yang tumbuh
cepat akan mampu meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan penduduk di perdesaan yang pada gilirannya
dapat meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan oleh sektor nonpertanian. Permintaan

Rita et al.,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi......................
yang tumbuh tidak saja terjadi bagi produk-produk untuk
konsumsi akhir, tetapi juga produk-produk sektor

nonpertanian yang digunakan petani sebagai input
usahatani ataupun untuk investasi (Tomich et al., 1995).
Lebih jauh lagi pertumbuhan sektor pertanian akan
mendorong pembangunan agribisnis.
Hortikultura merupakan salah satu sub sektor penting
dalam pembangunan pertanian. Secara garis besar,
komoditas hortikultura terdiri dari kelompok tanaman
sayuran (vegetables), buah (fruits), tanaman berkhasiat
obat (medicinal palants), tanaman hias (ornamental
plants) termasuk didalamnya tanaman air, lumut dan
jamur yang dapat berfungsi sebagai sayuran, tanaman obat
atau tanaman hias. Secara umum, komoditas hortikultura
memiliki
nilai
ekonomi
yang
tinggi
dan
pembudidayaannya memerlukan curahan tenaga intensif
dengan keterampilan yang tinggi. Oleh karena itu tanaman

hortikultura sangat cocok untuk diusahakan pada kondisi
kepemilikan lahan yang sempit seperti di Indonesia. Di
berbagai Negara hortikultura telah berperan nyata dalam
mempercepat pengentasan masyarakat petani dari
kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dan mendorong
invetasi di pedesaan. Ciri lain yang sangat penting dari
komoditas hortikultura adalah sifat bahannya yang cepat
mengalami pembusukan, padahal produk hortikultura
bernilai sangat tinggi pada kondisi segar. Hal ini
menyebabkan produk hortikultura harus segera dijual
setelah panen, kecuali jika ada teknologi penyimpanan
yang dapat menunda penjualannya (Direktorat Jenderal
Hortikultura).
Salah satu dari produk hortikultura ini adalah tanaman
jeruk. Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang
berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama
kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk
sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau
dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia
adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan

jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia (Julian,
2008). Pengembangan jeruk di Indonesia sebenarnya
sangat menjanjikan, baik dari jenis jeruk yang dipasarkan.
Hal ini disebabkan karena buah jeruk merupakan komoditi
yang bisa memberikan nilai tambah. Yang berarti bisa
dikonsumsi sebagai buah segar atau dapat diolah menjadi
produk olahan, misalnya: jus/minuman, manisan, dan
selai.

Kecamatan Siliragung sebesar 254.551 Ton, Kecamatan
Gambiran sebesar 242.937 Ton dan Kecamatan Muncar
sebesar 653.537 Ton.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah luas
lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja baik secara individu
maupun serentak mempunyai pengaruh terhadap produksi
jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi. Kemudian tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap
produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan

Bangorejo Kabupaten Banyuwangi;
2. Untuk mengetahui pengaruh bibit terhadap produksi
jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo
Kabupaten Banyuwangi;
3. Untuk mengetahui pengaruh pupuk terhadap produksi
jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo
Kabupaten Banyuwangi.
4. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap
produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.

Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini berbasis pada deskriptif yaitu
Metode dasar yang dilakukan penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode survey,
yaitu pengambilan sampel dalam jangka waktu yang sama
dengan menggunakan daftar pernyataan atau questionnaire
sebagai pengumpulan data. Penelitian ini menjelaskan
hubungan antara luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja

terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
Jenis dan Sumber Data
Dalam menganalisa masalah yang dihadapi, jenis data
yang digunakan adalah data primer. data primer adalah
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak
pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun
hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil
pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti
membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab
pertanyaan penelitian.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data regresi linier
berganda dengan menggunakan uji asumsi klasik. Model
ekonometrika persamaan regresi linier berganda dalam
penelitian ini diformulasikan sebagai berikut:
Ln Y = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln
X4 + e
Keterangan :

Y
= Produksi
b
= Konstanta
b1-b4
= Parameter variabel
X1
= Lahan (Ha)
X2
= Bibit (Kg)
X3
= Jumlah pupuk (Kg)
X4
= Tenaga kerja (HOK)

Kabupaten Banyuwangi juga dikenal sebagai salah satu
sentra jeruk di Jawa Timur, Jeruk siam asal Banyuwangi
ini pun telah menembus pasar nasional. Karena jeruk siam
Banyuwangi ini dipasok ke sejumlah distributor dan pasar
moderen di wilayah Jawa dan Bali. Mulai dari Hero

Supermarket Tangerang, Mall Asia Plaza di Tangerang,
hingga Tiara Dewata, Bali. Untuk sentra kawasan jeruk
sendiri, tersebar di sejumlah kecamatan. Yakni Kecamatan
Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo dan Siliragung. Juga
bisa ditemui di Kecamatan Gambiran, dan Muncar
(Website Resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi).
Diantara Kecamatan sentra kawasan jeruk di
Banyuwangi Kecamatan Bangorejo mempunyai produksi
jeruk terbesar dibandingkan dengan Kecamatan lainnya
yaitu sebesar 657.385 Ton yang hanya selisih sedikit
dengan Kecamatan Purwoharjo sebesar 653.537 Ton,
sedangkan Kecamatan Tegaldlimo sebesar 620.158 Ton, Selanjutnya dilakukan uji statistik diantaranya
e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi

Rita et al.,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi......................
1. Uji F yaitu bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja
berpengaruh secara bersama-sama terhadap produksi jeruk
di Desa Bangorejo Kecamatan Bangorejo Kabupaten

Banyuwangi.
2. Uji t yaitu bertujuan untuk menguji pengaruh masingmasing variabel bebas dengan variabel terikat secara
parsial.
3. Koefisien Determinasi Berganda (R2) yaitu bertujuan
untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
Terdapat beberapa uji asumsi klasik diantaranya
1. Uji Multikolinieritas.
2. Uji Heterokedastisitas.
3. Uji Autokorelasi.
4. Uji Normalitas.

Hasil dan Pembahasan
Hasil
Hasil dari analisis deskriptif ini digunakan sebagai salah
satu indikator dalam melihat penyerapan tenaga kerja pada
sektor industri pengolahan di Kabupaten Jember tahun
2001-2015 dan bagaimana pengaruh nilai produksi,
investasi dan upah minimum/UMK terhadap penyerapan
tenaga kerja. Berikut statistik deskriptif dari variabelvariabel yang digunakan dlam penelitian ini :
Tabel 1. Rangkuman Hasil Perhitungan Regresi
Variabel
Probabilitas
Koefisien
Luas Lahan
0.0000
0.228301
Bibit
0.0002
0.604885
Pupuk
0.0000
0.144157
Tenaga Kerja
0.4609
-0.520915
Sumber: Data Primer diolah
Tabel 1 hasil regresi untuk menunjukkan pengaruh luas
lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja terhadap produksi,
diperoleh persamaan sebagai berikut :
LnY = 1.904442 + 0.022826 LnX1 + 0.058093 LnX2 +
0.014329 LnX3 + -0.043758 LnX4 + e
Hasil dari persamaan regresi linier berganda tersebut
memberikan pengertian:
1.Nilai koefisien variabel luas lahan (X1) mempunyai
angka signifikasi dibawah nilai probabilitas signifikasi
0,05 (α : 5%) yaitu sebesar 0.0000 yang berarti bahwa
variabel luas lahan (X1) mempengaruhi produksi petani
jeruk secara signifikan. Koefisien regresi untuk luas

signifikan. koefisien variabel pupuk (X3) regresi untuk
pupuk (X3) sebesar 0.014329 yang artinya jika luas lahan
(X1) naik sebesar 1 kg maka produksi petani akan
meningkat sebesar 2 kg.
4. koefisien variabel tenaga kerja (X4) mempunyai angka
koefisien negatif sebesar -0.043758 yang berarti apabila
tenaga kerja naik 1 HOK maka produksi peani akan
menurun sebesar 4 kg.

Hasil Uji Statistik
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen baik secara individu maupun serentak,
berikut ini hasil uji statistik :
Tabel 2. Hasil Uji F
Keterangan

Nilai

Prob(F-statistic)

0.000000

Sumber: Data Primer diolah
Tabel 2 menunjukkan hasil dari uji signifikasi simultan
(Uji F) dan diketahui nilai probabilitas F-statistik sebesar
0,000000 yang berarti nilai probabilitas tersebut lebih
kecil dari tingkat signifikasi α = 5%, sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya, luas lahan, bibit, pupuk dan
tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap produski jeruk.

Tabel 3. Uji R2
Keterangan
Nilai
R-squared
0.998127
Sumber: Data Primerr diolah
Nilai koefisien determinasi (R2) menggambarkan
kemampuan variabel independen terhadap variabel
dependennya. Dari model yang diestimasi didapat nilai R2
sebesar 0.998274. Hal ini berarti variabel luas lahan, bibit,
pupuk dan tenaga kerja dapat menjelaskan produksi jeruk
sebesar 99,82%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh
variabel lain diluar model
.
Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan korelasi antar variabe
independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
terdapat problem Multikolinearitas. Model regresi yang
lahan (X1) sebesar 0.022826 yang artinya jika luas baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
lahan (X1) naik sebesar 1m maka produksi petani akan independen. Digunakan uji deteksi Klien pada uji
multikolinieritas.
meningkat sebesar 2kg.

2.Nilai koefisien variabel bibit (X2) mempunyai angka
signifikasi di bawah nilai probabilitas signifikasi 0,05 (α :
5%) yaitu sebesar 0.0002 yang berarti bahwa variabel
bibit (X2) mempengaruhi produksi petani jeruk secara
signifikan. Koefisien regresi untuk bibit (X2) sebesar
0.058093 yang artinya jika bibit (X2) naik sebesar 1
batang maka produksi petani meningkat 6 kg.
3.Nilai koefisien variabel pupuk (X3) mempunyai angka
signifikasi dibawah nilai probabilitas signifikasi 0,05 (α :
5%) yaitu sebesar 0.0000 yang berarti bahwa variabel luas
lahan (X3) mempengaruhi produksi petani jeruk secara
e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi

Tabel 4. Uji Multikolinearitas
Variabel
Regresi Auxiliary
R2
2
0.973532
0.998127
R x1
0.917556
0.998127
R2 x2
0.975051
0.998127
R2 x3
0.728897
0.998127
R2 x4
Sumber: Data Primer diolah
Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa tidak ada
masalah multikolinearitas dalam penelitian ini, karena
nilai R2 regresi auxiliary lebih kecil dari nilai R2 model

Rita et al.,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi......................
awal yaitu 0.973532; 0.917556; 0.975051;0.728897<
Signifikansi tersebut sesuai dengan pendapat Sarwanto
0.998127.
A (1993) menyatakan lahan pertanian merupakan faktor
yang sangat berpengaruh dalam proses produksi, karena
Selanjutnya dilakukan Uji heterokedastisitas yang
lahan pertanian merupakan pabrikan atau tempat suatu
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
usaha proses produksi berjalan dan output dihasilkan.
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
Bahwa semakin besar luas lahan yang dikelola maka
pengamatan ke pengamatan yang lain. Beriku ini adalah
semakin banyak pula hasil produksi yang didapat.
hasil uji heterokedastisitas menggunakan Uji Glejser.
Tabel 5. Uji Heterokedastisitas
F-statistic

1.696419

Obs*R-squared

6.404335

Scaled explained SS

12.05751

Prob.
F(4,5, 1)
Prob. ChiSquare(4)
Prob. ChiSquare(4)

0.1770
0.1709
0.0169

Sumber: Data Primer diolah
Berdasarkan data diatas, hasil uji Heterokedastisitas
menunjukkan nilai Nilai Prob. F hitung sebesar 0. 1770
lebih besar dari α = 5% sehingga, berdasarkan uji hipotesis
H0 diterima tidak terjadi heterokedastisitas.

Selanjutnya dilakukan Uji normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini dengan teknik Jerque-Berra .
Pedoman yang digunakan adalah apabila nilai prob. JB >
α=5%, maka data yang digunakan terdistribusi secara
normal. Berdasarkan tabel 7 dibawah ini menunjukkan
bahwa hasil Prob. JB adalah sebesar 0.853169 > 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
Tabel . Uji Normalitas
Jarque-Bera
Probability
Sumber: Data Primer diolah

0.317595
0.853169

Pembahasan
Beberapa pengujian yang telah dilakukan sebelumnya
ternyata menunnjukan bahwa model regresi yang
digunakan sudah baik karena terbebas dari Asumsi Klasik.
Interpretasi ekonomi dari hasil penelitian yang diperolah
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian dari analisis regresi
linier berganda menunjukkan bahwa Faktor luas lahan
dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh
secara signifikan terhadap produksi jeruk siam dan arah
hubungan kedua variabel tersebut bersifat positif. Hasil ini
menjelaskan bahwa peningkatan luas lahan secara
signifikan dapat meningkatkan produksi jeruk siam di
Desa Bangorejo. Adanya pengaruh yang signifikan ini
disebabkan pemanfaatan luas lahan yang sangat optimal
yang dilakukan oleh petani. Beberapa petani disana dalam
penggunaan lahan untuk menanam jeruk siam memiliki
jarak tanam yang sama antara satu petani dengan petani
lainnya, sehingga petani dapat memanfaatkan lahan
seoptimal mungkin untuk dapat ditanami jeruk siam secara
maksimal. Semakin dekat jarak taman yang digunakan
makan jumlah tanaman yang dapat ditanam juga akan
semakin banyak, namun berdasarkan kondisi lapang yang
ada semakin dekat tanaman jeruk siam yang ditanam maka
penyebaran serangan hama penyakit tanaman akan lebih
cepat menyebar.

e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi

Berdasarkan hasil penelitian dari analisis regresi linier
berganda menunjukkan bahwa Faktor bibit dalam
penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh secara
signifikan terhadap produksi jeruk siam dan arah
hubungan kedua variabel tersebut bersifat positif. Hasil
ini menjelaskan bahwa penambahan jumlah bibit secara
signifikan dapat meningkatkan produksi jeruk siam di
Desa Bangorejo. Adanya pengaruh yang signifikan ini
disebabkan oleh penggunaan bibit berkualitas yang sudah
uji laboratorium dan bersertifikat.
Menurut penelitian Wirawan, B., dan Sri Wahyuni
(2002) Benih menjadi salah satu faktor utama yang
menjadi penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman.
Menurut FAO, peningkatan campuran varietas lain dan
kemerosotan produksi sekitar 2,6 % tiap generasi
pertanaman merupakan akibat dari penggunaan benih yang
kurang terkontrol mutunya. Penggunaan benih bermutu
dapat mengurangi resiko kegagalan budidaya karena bebas
dari serangan hama dan penyakit, tanaman akan dapat
tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan dan berbagai faktor tumbuh lainnya. Hasil
penelitian ini sesuai yang dilakukan oleh Mega Wulandari
(2013) menyatakan Adanya pengaruh yang signifikan ini
disebabkan oleh petani secara maksimal menggunakan
lahan yang sangat optimal untuk dapat ditanami benih
buah jeruk.
Berdasarkan hasil penelitian dari analisis regresi linier
berganda menunjukkan bahwa Faktor pupuk dalam
penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh secara
signifikan terhadap produksi jeruk siam dan arah
hubungan kedua variabel tersebut bersifat positif. Hasil
ini menjelaskan bahwa setiap penambahan pupuk secara
signifikan dapat meningktakan produksi jeruk siam di
Desa Bangorejo. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
organik dan pupuk anorganik, adanya pengaruh yang
signifikan
ini
disebabkan karena
perbandingan
penggunaan pupuk organik lebih besar daripada pupuk
anorganik karena petani jeruk di Desa Bangorejo sudah
paham akan penggunaan pupuk yang baik terhadap
tanaman
Berdasarkan hasil penelitian dari analisis regresi
linier berganda menunjukkan bahwa Faktor tenaga kerja
dalam penelitian ini merupakan faktor yang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jeruk
siam dan arah hubungan kedua variabel tersebut bersifat
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jam
kerja yang digunakan maka secara langsung menyebabkan
hasil produksi jeruk akan menurun, Hal ini sesuai dengan
pendapat Mubyarto (1996) yang menyatakan bahwa
tingkat pencurahan jam kerja adalah persentase banyaknya
waktu yang dicurahkan terhadap jumah jam kerja yang
tersedia. Dalam proses produksi jam kerja memperoleh

Rita et al.,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi......................
pendapatan sebagai balas jasa dari usaha yang
dilakukannya yakni pendapatan atau upah. Pendapatan
atau upah yang diperoleh seseorang dari suatu pekerjaan
melalui besarnya hari orang kerja yang digunakkan untuk
menghasilkan produksi.

Simpulan
Penelitian yang dilakukan di Desa Bangorejo Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi ini memiliki
kesimpulan hasil bahwa luas lahan secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan signifikan, bibit secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan, pupuk secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan, tenaga kerja
secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap produksi jeruk di Desa Bangorejo Kecamatan
Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Nilai R2 yang
diperoleh sebesar 0.998127 yang menunjukkan bahwa
variabel luas lahan, bibit, pupuk dan tenaga kerja memiliki
pengaruh sebesar 99,82% terhadap produksi jeruk,
sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar
model.

Referensi
Lewis, 1954; Johnston dan Mellor, 1961; Kuznets, 1964 dalam Parma
Putu Gede. 2014. Jurnal. Pengembangan model penguatan
lembaga
Pertanian sebagai prime mover pembangunan
Kawasan daerah penyangga pembangunan (dpp) Destinasi
wisata kintamani – bali
Mubyarto, 1994 dalam Riyadi. 2007. Tesis. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Jagung Di Kecamatan Wirosari
Kabupaten Grobogan
Rudy,S. Dan Iwan,S. 2011. Konsep Dan Implementasi Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia
Sarwanto, 2002 dalam Dino. 2012. Skripsi. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Jagung Di Kecamatan Mumbulsari
Kabupaten Jember
Direktorat Jenderal Hortikultura, http://horti.pertanian.go.id/node/273,
[diakses 1 Maret 2017]
BPS

Banyuwangi
https://banyuwangikab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/86
[diakses pada 1 Maret 2017]

e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi