MENDETEKSI KEBANGKRUTAN SECARA DINI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM Ika Yunia Fauzia
MENDETEKSI KEBANGKRUTAN SECARA DINI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Ika Yunia Fauzia
ika.yunia@perbanas.ac.id
STIE Perbanas, Surabaya
ABSTRACT
Early bankruptcy detection can be carried out well when an entrepreneur implements integrity and competence in managerial systems, accounting reporting systems, capital structure usage system and business security system from fraud. Related to bankruptcy, Islamic economics recognized iflas (bankruptcy) and muflis (bankrupt entity).
A law subject to a muflis is known as al-Hajr. This is a qualitative research with linear snowball method used as data collection technique. 10 of entrepreneurs who went bankrupt were interviewed. The interview rolled like a snowball for one by one informant was interviewed persuasively to gain important information on their causes of bankruptcy. Results of this study explained that the majority of the bankruptcy was caused by the use of capital structure that did not conform qualifications, followed by the lack of proper accounting reporting, poor management systems, lack of professionalism and fraudulence from internal and external aspects. The short coming of this research is the absence of the informant in the small and medium entreprises which has not been tried-out in the larger industry. Hope this research to provide the benefits for business, because a business must have a system of early prevention against bankruptcy .
Key words: bankruptcy, business, Islamic economics
ABSTRAK
Pendekteksian kebangkrutan secara dini bisa dilakukan dengan baik, ketika seorang pengusaha meng- implementasikan integritas dan kompetensi dalam sistem manajerial, sistem pelaporan akuntansi, sistem penggunaan struktur modal dan sistem ketahanan bisnis dari adanya kecurangan. Ketika telah terjadi kebangkrutan, dalam ekonomi Islam ada istilah yang disebut iflas (pailit) dan orang yang bangkrut dikenali dengan sebutan (muflis). Terkait dengan hukum yang akan dikenakan kepada seorang muflis dikenali dengan sebutan al-hajr. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, metode pengumpulan data menggunakan linier snowball method, di mana peneliti menggali informasi tentang
10 orang pengusaha yang bangkrut dari beberapa responden. Wawancara menggelinding seperti bola salju karena harus mewawancarai satu persatu informan dengan cara persuasif demi menggali informasi penting tentang beberapa penyebab kebangkrutan yang mereka alami. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa mayoritas kebangrutan disebabkan oleh penggunaan struktur modal yang tidak sesuai dengan kualifikasinya, kemudian disusul dengan pelaporan akuntansi yang kurang tepat, selanjutnya buruknya sistem manajemen, kurangnya profesionalitas dan terakhir adanya kecurangan baik dari aspek internal maupun eksternal. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah, pada informan yang bergerak pada bidang usaha kecil menengah saja, dan belum diuji cobakan kepada industri besar. Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat bagi para pebisnis, karena sebuah bisnis haruslah mempunyai sistem pencegahan secara dini terhadap kebangkrutan.
Kata kunci: kebangkrutan, bisnis, ekonomi Islam
PENDAHULUAN
wan, penjualan aset dan lain sebagainya. Kebangrutan merupakan satu hal yang
Ketika salah satu usaha bangkrut, maka menarik untuk dibahas, dikarenakan bang-
yang selalu terbersit di benak banyak pihak krut selalu menyisakan cerita tragis yang
adalah apakah penyebab dari kebangkrutan berujung pada adanya PHK sepihak karya-
tersebut. Berdasarkan fenomena yang ada,
Mendeteksi Kebangkrutan Secara Dini ... – Fauzia
banyak kalangan yang mengkaji tentang Penggunaan algoritma Backpropagation kebangrutan, agar hasil kajian tersebut bisa
sebagai model prediksi kepailitan bank dijadikan pembelajaran bagi siapapun yang
umum di Indonesia pernah diteliti oleh akan menjalankan sebuah bisnis pun mereka
Malaka dan Hartojo (2014). Dasar pemikiran yang sudah menjalankan bisnisnya ber-
algoritma backpropagation ini adalah motode tahun-tahun. Beberapa faktor penyebab
penurunan gradient, dengan propagasi kebangkrutan bisa disebabkan dari aspek
sinyal kesalahan pembelajaran yang di- internal dan eksternal. Penyebab internal
umpan balik ke simpul-simpul tersembunyi terkait dengan ketidakcakapan manajemen
secara berantai. Dengan kata lain, propagasi dalam menggunakan modal yang ada, juga
sinyal dilakukan dengan arah keluaran tiap ketidakcakapan dalam mengelola sumber
simpul. Itulah mengapa aturan ini dinama- daya yang tersedia. Adapun faktor ekster-
kan propagasi balik atau backpropagation. nal bisa disebabkan oleh regulasi yang ber-
Algoritma backpropagation di desain untuk ubah-ubah pun sistem perekonomian yang
mereduksi error antara keluaran aktual tidak menentu.
(current output) dan keluaran target (desired Beberapa penelitian yang berkenaan
output ). Sepasang pola input dan output dengan bahasan tentang pendeteksian ke-
dipilih untuk training. Bobot penghubung- bangkrutan telah dilakukan oleh beberapa
nya disesuaikan dengan masing-masing pola kalangan. Penelitian dengan memperguna-
input. Semua pola diulangi sampai error kan model Altman telah dilakukan oleh
berkurang dan jaringan sudah mempelajari Kusmah (2008). Ia meneliti bahwa model
pola input (Atmini, 2008) dalam Malaka dan Altman dapat digunakan sebagai alat untuk
Hartojo (2014). Penelitian dengan meng- memprediksi kebangkrutan, di perusahaan
gunakan prediktor binary logit pernah manufaktur yang terdaftar di BEI. Gilrita¸ et
dilakukan oleh Azwar (2015). Azwar me- al. (2015) juga memakai analisis Altman (Z-
neliti model prediksi finansial distress Score) untuk mengukur potensi kebangkrut-
dengan binary logit dengan studi kasus an perusahaan manufaktur yang listing di
emiten Jakarta Islamic Index. Penelitian ini BEI dan perusahaan manufaktur yang delis-
bertujuan untuk menganalisis rasio keuang- ting di BEI dari periode 2012-2014. Ariesco
an yang terpilih sebagai prediktor dalam (2015) juga meneliti Analisis Model Altman
memprediksi financial distress dan juga untuk Z-Score untuk memprediksi Financial Dis-
menganalisis tingkat akurasi model prediksi tress pada Bank yang Listing di BEI tahun
financial distress yang terbentuk dari analisis. 2010-2013. Sagho dan Merkusiwati (2015)
Penelitian tentang kebangkrutan yang juga menggunakan metode Altman Z-Score
juga menggunakan multiple discriminant modifikasi untuk memprediksi kebangkrut-
analysis (MDA) dan logit modle dominates juga an bank yang terdaftar di bursa efek Indo-
dilakukan oleh Aziz dan Dar (2006), tepat- nesia. Total ada 11 bank yang diteliti di
nya penelitian tentang prediksi ke- kesempatan kali ini.
bangrutan sebuah korporasi. Budiwati dan Adapun penelitian dengan memper-
Jariah (2014) pernah meneliti tentang pre- gunakan model Altman, Zmijewski dan
diksi kepailitan di BPR Indonesia. Pe- Springate dilakukan oleh Prabowo dan
nelitian ini membahas tentang penggunaan Wibowo (2015) dalam memprediksi ke-
rasio keuangan camel untuk memprediksi bangkrutan perusahaan delisting di BEI
kepailitan dengan discriminant analysis periode 2008-2013. Nurcahyanti (2015) juga
models Z-Score, dengan obyek penelitian di melakukan penelitian yang berkaitan de-
Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia. Ihsan ngan studi komparatif model Z-Score,
dan Kartika (2015) menjelaskan dalam Altman, Springate dan Zmijewski dalam
penelitiannya tentang Potensi Kebangkrut- mengindikasikan kebangkrutan perusahaan
an pada Sektor Perbankan Syariah untuk yang terdaftar di BEI.
Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis
92 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 90 – 109
bahwa tingkat kesehatan bank umum Dari beberapa penelitian terdahulu syariah menggunakan metode RGEC masuk
yang dilakukan oleh banyak akademisi, rata- ke dalam kategori yang sehat selama tahun
rata sebagaian besar penelitian tentang 2010-2014. Model Altman z-score juga me-
mendeteksi kebangkrutan dilakukan de- nunjukkan bahwa bank umum syariah ber-
ngan menggunakan alat model Altman, ada pada keadaan yang safe zone (tidak
Zmijewski dan Springate. Di antara be- bangkrut) selama tahun 2010 sampai dengan
berapa penelitian tersebut juga selalu di- tahun 2014.
lakukan dengan metode kuantitatif, dengan Beberapa penelitian di atas memiliki
obyek penelitian mayoritas adalah per- banyak persamaan, karena mayoritas me-
usahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. makai tiga model prediktor (Model Zmijew-
Adapun penelitian tentang pendeteksian ski, Model Altman, dan Model Springate )
kebangkrutan perspektif syariah dengan ataupun salah satu dari tiga model di atas.
metode kualitatif sangat jarang sekali di- Dan ada sebagian kecil yang memakai model
lakukan, dengan menggunakan beberapa lainnya, misalnya algoritma backpropagation.
informan penelitian dari para pengusaha Penelitian yang membahas tentang gejala
kecil dan menengah yang mengalami ke- financial distress dilakukan oleh Hosen dan
bangkrutan oleh sebab beberapa hal. Ke- Nada (2013) dengan judul pengukuran
bangkrutan dalam Islam masuk dalam tingkat kesehatan dan gejala financial distress
kategori iflas (pailit), seorang yang bangkrut bank umum syariah. Temuan dari penelitian
(muflis) adalah seseorang yang hutang- ini adalah adanya perbedaan antara hasil
hutangnya melebihi harta yang dia punyai, analisis CAMEL dengan multiple discriminant
sehingga untuk orang yang bangkrut bisa analysis (MDA), karena berdasarkan CAMEL
dilakukan suatu penahanan untuk meng- ditemukan bahwa tiga bank syariah yang
gunakan harta yang ia punya, atau biasa diteliti tergolong sehat, akan tetapi hal ini
disebut dengan hajr. Pemberlakuan hajr tidak sejalan dengan temuan hasil MDA
dimaksudnya agar hak-hak para kreditur yang menyatakan bahwa ketiga bank ter-
terjaga dengan baik, sehingga seorang yang sebut dalam keadaan bangkrut. Lebih lanjut
muflis tidak diperkenankan untuk mem- lagi Hosen dan Nada menyebutkan bahwa
belanjakan hartanya kecuali untuk pe- temuan yang bertentangan ini menunjukkan
menuhan kebutuhan pokok saja. Menurut bahwa metode MDA ternyata tidak tepat
Laela dan Meikhati (2009) Kepailitan per- untuk diterapkan pada perbankan karena
usahaan adalah suatu proses yang dilaku- karakteristik perbankan sebagai financial
kan berdasarkan hukum kepailitan, ketika intermediary yang jauh berbeda dengan
perusahaan tidak mampu membayar ke- karakteristik perusahaan.
wajibannya atau mencapai kesepakatan de- Penelitian lainnya tentang kebangkrut-
ngan kreditur. Kreditur dapat mengajukan an dilakukan oleh Jan dan Marimuthu
gugatan ketika perusahaan memenuhi (2016), tentang profil kebangrutan bank
kriteria kepailitan.
syariah lokal (Malaysia) dan Non Lokal (dari Sebenarnya dalam Ekonomi Islam ada luar Malaysia). Penelitian ini menemukan
suatu istilah yang biasa dikenal dengan qard bahwa bank Islam dari luar Malaysia me-
hasan (meminjamkan harta kepada Allah), ngalami proporsi zona kebangkrutan 40%,
yang merupakan suatu pembebasan hutang zona yang masih abu-abu 40% dan zona
yang diberikan oleh kreditur kepada debit- aman meliputi 20%. Adapun untuk bank
ur yang diniatkan oleh kreditur bahwa ia Islam dari lokal Malaysia mengalami pro-
meminjamkan hartanya kepada Allah. Da- porsi zona kebangkrutan 75%, zona abu2
lam hal ini, seorang debitur yang pailit bisa 00%, dan zona aman meliputi 24%.
saja dibebaskan hutangnya oleh kreditur dengan akad qard hasan, atau seorang yang
Mendeteksi Kebangkrutan Secara Dini ... – Fauzia
menanggung hutang diberikan masa tang- guh untuk pembayaran hutang-hutangnya seperti yang telah dijelaskan di dalam al- Qur’an. Seorang yang pailit masuk dalam kategori salah satu dari delapan penerima zakat, dan berhak dilindungi, agar bisa berdaya lagi dan bisnis yang sedang jatuh bisa bangun kembali. Terlepas dari adanya qard hasan dalam pembayaran hutang, se- belumnya Islam sangat mengecam keras debitur yang mampu dalam pembayaran hutang, akan tetapi berniat untuk tidak membayar hutangnya. Jadi qard hasan bisa dilakukan jika situasinya benar-benar ter- jepit dan debitur yang mempunyai hutang benar-benar dalam keadaan muflis.
Adapun rumusan masalah dalam pe- nelitian ini adalah bagaimana mendeteksi kebangkrutan secara dini menurut ekonomi Islam, dengan cara mendeteksi di lapangan beberapa penyebab kebangkrutan tersebut. Penelitian yang menggunakan metode kuali- tatif ini menggunakan beberapa responden yang telah diwawancari dengan seksama, untuk mendapatkan suatu informasi terkait penyebab kebangkrutan yang mereka alami. Kemudian dianalisis dan digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan secara dini.
TINJAUAN TEORETIS Pengertian Kebangkrutan
Menurut Harnanto (1991: 485) ke- bangkrutan dapat diartikan sebagai situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan atau ketidakcukupan dana untuk menjalan- kan atau melanjutkan usahanya. Kadang- kadang bangkrut juga diartikan sebagai keadaan atau situasi di mana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban kepada kreditur. Me- nurut Endri (2009) kebangkrutan adalah sebuah kegagalan perusahaan dalam men- jalankan kegiatan produksinya, untuk meng- hasilkan laba. Kebangkrutan juga seringkali disebut dengan likuidasi perusahaan, pe- nutupan perusahaan dan insolvabilitas. Lebih lanjut menurut Adnan dan Kurniasih (2000) menyebut kebangkrutan adalah economic
failure (kegagalan ekonomi) dan financial failure (kegagalan financial).
Kebangkrutan identik dengan beberapa kata, yaitu insolvency, failure dan bankruptcy. Altman (1984) menyatakan bahwa, insol- vency terjadi jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo atau dapat dikatakan aktiva perusahaan kurang liquid. Insolvency yang terkait dengan kebangkrutan terjadi pada saat kewajiban total melebihi penilaian wajar dari total aktiva dan modal kerja bersih perusahaan bernilai negative. Setiap per- usahaan dengan modal kerja bersih yang negative sudah bisa dikategorikan bangkrut, hal ini akan semakin jelas pada saat per- usahaan secara resmi dinyatakan bangkrut melalui pengadilan. Fauilure (kegagalan) dalam ekonomi terjadi di mana tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasi- kan terus menurun atau lebih rendah dari tingkat pengembalian yang berlaku umum atas investasi yang sama. Bentuk lainnya yang biasa digunakan dalam mengartikan kegagalan dalam bisnis adalah jika pen- dapatan dalam sebuah perusahaan tidak cukup untuk menutup seluruh biaya dan jika tingkat pengembalian rata-rata atas investasi berada di bawah biaya modal perusahaan.
Secara umum, kebangkrutan telah di- pahami dengan baik oleh khayalak masya- rakat, karena secara kasat mata sangat ter- lihat sekali banyaknya akibat yang terlihat dari adanya kebangkrutan. Dimulai dari penyitaan aset, banyaknya hutang yang be- lum terbayar dan taraf hidup yang me- luncur jatuh ke bawah. Menurut Sada- rachmat (1995: 12) Kebangkrutan adalah keadaan di mana jika semua hutang per- usahaan melebihi penilaian wajar dari harta totalnya (nilai perusahaan negative, atau perusahaan berada di dalam keadaaan actual insolvensy). Keadaan lainnya adalah technical insolvensy, di mana perusahaan dianggap gagal karena tidak dapat memenuhi ke- wajibannya pada saat jatuh tempo.
Higar dan Djazuli (2010) berpendapat, sebenarnya kegagalan usaha adalah sesuatu
94 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 90 – 109
yang bisa diprediksi dengan menggunakan berbagai macam pendekatan teori ilmu keuangan. Ada beberapa cara dalam me- lakukan prediksi tersebut, baik secara kuali- tatif maupun secara kuantitatif. Keber- langsungan hidup entitas bisnis dipengaru- hi oleh kendala internal dan eksternal. Kendala eksternal dapat berupa kendala di luar perusahaan seperti pasar, kondisi moneter, sosial, politik dan lain sebagainya, sedangkan kendala dari internal adalah kendala di dalam perusahaan itu sendiri seperti kondisi keuangan, sumber daya manusia, budaya perusahaan, penguasaan teknologi, pengawasan internal dan lainnya. Gejala awal menurut kebangkrutan ditandai dengan adanya financial distress, yang di- artikan dalam tahap yang dekat dengan kebangkrutan. Hal tersebut ditandai dengan adanya ketidak pastian profitabilitas per- usahaan pada masa yang akan datang.
Di dalam kitab Undang-Undang Hu- kum Dagang dan Undang-Undang Kepailit- an pasal 22 dinyatakan bahwa kebangkrut- an adalah jika suatu perusahaan menderita kerugian sebesar 50% dari modalnya dan hal ini harus diumumkan di pengadilan negeri serta berita acara negara. Apalagi jika kerugian yang didera mencapai 75% dari modalnya, maka persekutuan tersebut akan bubar karena hukum, sehingga hukum ke- bangkrutan tidak memandang apakah per- usahaan tersebut likuid atau tidak. Lebih jauh lagi, suatu usaha dinyatakan bangkrut jikalau hutang perusahaan lebih besar dari aktiva perusahaannya. Dan perusahaan tidak bisa memenuhi kewajiban-kewajiban- nya kepada kreditor saat jatuh tempo.
Beberapa Penyebab Kebangkrutan
Beberapa usaha yang ada di lapangan seringkali menemui kondisi di mana per- usahaan tersebut tidak bisa beroperasi, di- tutup, diikuti dengan beberapa tuntutan dari karyawannya karena tidak bisa menggaji mereka, bermasalah dengan bank dan pihak lainnya karena tidak bisa memenuhi
kewajiban-kewajibannya dan lain sebagai- nya.
Jika ditelaah secara teliti dan seksama, ada beberapa faktor-faktor yang menyebab- kan kebangrutan, baik faktor internal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun faktor eksternal yang berasal dari luar perusahaan. Ketika beberapa penyebab kebangkrutan tersebut tidak dideteksi sejak dini, maka bisa dipastikan sebuah usaha tidak akan bisa keluar dari situasi di mana usaha yang ada haruslah ditutup dengan segera. Menurut (Harnanto, 1991: 485) beberapa penyebab kebangkrutan adalah:
Pertama, karakteristik sistem ekonomi. Sistem perekonomian dalam suatu masya- rakat ataupun negara dapat memberikan pengaruh bagi kebangkrutan suatu bisnis. Hal ini merupakan faktor eksternal karena tidak disebabkan dari tindakan manajemen sebuah perusahaan. Adanya perubahan struktur perekonomian mengharuskan se- buah manajemen perusahaan untuk berfikir keras menghasilkan suatu kebijakan agar sistem perusahaan bisa berjalan dengan baik dan perusahaan bisa mendapatkan ke- untungan dengan semaksimal mungkin;
Kedua, faktor internal dari perusahaan, dikarenakan perusahaan mengambil suatu kebijakan yang tidak tepat dan tidak po- pular di masa lalu, sehingga berpengaruh terhadap kebangkrutan di masa kini. Dan pihak manajemen gagal mengambil tindak- an yang tepat pada saat dibutuhkan. Be- berapa faktor internal tersebut di antaranya adalah:
1. Kredit yang diberikan kepada pelanggan terlalu besar, dengan syarat longgar dan jangka waktu yang terlalu panjang;
2. Ketidak cakapan manajer dan juga mana- jemen, yang ditunjukkan dengan cara hasil penjualan yang tidak sesuai target, penentuan harga yang kurang tepat, overinvestment dalam aktiva tetap dan persediaan, kekurangan modal kerja dan juga hasil usaha yang tidak mencukupi untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasional, Struktur modal
Mendeteksi Kebangkrutan Secara Dini ... – Fauzia
yang tidak seimbang karena jumlah hu- tang atau kewajiban yang dimiliki rela- tive tinggi, tidak ada asuransi yang me- madai, metode akuntasi yang tidak tepat, kekurangan modal dan penyalahguna an wewenang dan juga ada beberapa ke- curangan-kecurangan.
Ketiga, adanya faktor eksternal yang menjadi penyebab kebangkrutan sebuah perusahaan, yang mana hal ini berada di luar jangkauan manajemen. Misalnya adanya bencana alam, kebakaran, kecelakaan kerja yang sewaktu-waktu bisa saja menimpa sebuah perusahaan. Faktor ini datang secara tiba-tiba dan seringkali menyebabkan se- buah perusahaan secara tiba-tiba menutup dan menghentikan usahanya secara per- manen.
Beberapa indikator yang bisa dijadikan alat untuk mendeteksi tanda-tanda ke- bangkrutan menurut Sadarachmat (1995: 12) adalah pihak eksternal yang mencakup: (a) penurunan jumlah dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham selama be- berapa periode secara berturut-turut, (b) penurunan laba secara terus menerus bah- kan sampai perusahaan mengalami kerugi- an, (c) ditutup atau dijualnya satu atau lebih unit usaha, (d) pemecatan pegawai secara besar-besaran, (e) pengunduran diri ekse- kutif puncak, (f) harga saham di pasar modal turun secara terus menerus. Kemudian tanda-tanda kebangkrutan dari pihak inter- nal adalah: (a) turunnya volume penjualan yang disebabkan ketidakmampuan pihak manajemen dalam menerapkan kebijakan dan strategi, (b) turunnya kemampuan per- usahaan dalam mencetak keuntungan, kare- na salahnya penetapan strategi pemasaran, (c) ketergantungan terhadap hutang yang sangat besar sehingga biaya modalnya juga membengkak.
Adapun beberapa tahapan kegagalan keuangan dan kebangkrutan menurut Newton (1975: 36) dimulai dengan adanya kesulitan keuangan, yang dapat dianalisis dan diidentifikasi melalui empat tahapan, yaitu: (a) periode inkubasi, dengan muncul- nya satu atau beberapa kondisi operasi dan
financial perusahaan yang tidak meng- untungkan dan tidak segera terdeteksi oleh pihak manajemen maupun eksternal, misal- nya penurunan volume penjualan, kenaikan biaya operasi, inefisiensi produksi, ketidak- mampuan manajemen memegang posisi kunci, kegagalan dalam melaksanakan eks- pansi, tidak efektifnya pelaksanaan fungsi pengumpulan piutang, kurang adanya dukungan atau fasilitas perbankan (kredit), (b) kesulitan likuiditas atau cash shortage. Pada tahap ini untuk pertama kalinya per- usahaan tidak mampu memenuhi kewajib- an jangka pendeknya setelah jatuh tempo, meskipun aktiva fisiknya melebihi ke- wajibannya dan perusahaan masih mampu menghasilkan keuntungan yang cukup bagus, atau bisa dikatakan bahwa aktiva perusahaan tidak likuid, (c) financial atau commercial insolvency, pada tahap ini per- usahaan tidak mampu memperoleh dana dari sumber-sumber regular untuk me- menuhi kewajiban yang telah jatuh tempo dan bahkan sudah menunggak, (d) total insolvency, di mana dalam tahap ini gejala yang paling menonjol adalah jumlah hutang lebih besar dari aktiva perusahaan. Pada titik ini perusahaan sudah tidak mampu lagi menghindarkan diri dari pengakuan ke- bangkrutan dan usaha yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperoleh dana tambahan guna penyelamatan perusahaan tidak lagi berhasil.
Kebangkrutan Perspektif Ekonomi Islam
Kebangkrutan menurut terminology fikih biasa dikenali dengan sebutan iflas (pailit) yang menurut Ulama fikih berarti keputusan hakim yang melarang seseorang bertindak hukum atas hartanya. Al-taflis adalah hutang seseorang yang menghabis- kan seluruh hartanya hingga tidak ada yang tersisa sedikitpun baginya karena diguna- kan untuk membayar hutang-hutangnya.
Kebangkrutan bisa memiliki dua mak- na, pertama, yaitu kebangkrutan di akhirat dan kedua, kebangkrutan di dunia. Ke- bangkrutan di akhirat dikarenakan sese-
96 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 90 – 109
orang tidak membawa pahala karena tidak lagi pemberlakuan hajr ini dipublikasikan melakukan segala kewajiban dan kebaikan
agar orang lain tidak melakukan transaksi di masa hidupnya di dunia. Hal ini seperti
dengannya.
yang telah ditulis di sebuah hadith di bawah Dalam terminology ekonomi Islam, ini, yang maknanya: Rasulullah saw.
ketika seseorang mengalami pailit (ke- bersabda: “Apakah kalian tahu siapa muflis
bangkrutan) maka boleh diberlakukan hajr (orang yang pailit) itu?” Para sahabat men-
yang bisa diberlakukan oleh Hakim. Hajr jawab, “Muflis (orang yang pailit) itu adalah
dilakukan karena permintaan orang yang orang yang tidak mempunyai dirham maupun
memberikan hutang dikarenakan takut hak harta benda.” Tetapi Nabi saw. bersabda: “muflis
mereka terancam tidak akan kembali. Hajr dari umatku adalah orang yang datang pada hari
juga dipublikasikan agar orang lain tidak kiamat membawa (pahala) shalat, puasa, dan
melakukan transaksi dengannya. Pember- zakat namun (ketika di dunia) dia telah mencaci
lakuan hajr meliputi: (a) keterkaitan dengan dan (salah) menuduh orang lain, memakan harta
orang yang memberikan hutang, (b) larang- orang lain, menumpahkan darah orang lain,
an membelanjakan hartanya ketika terkena memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-
hajr (kecuali kebutuhan pokok), (c) seorang orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-
hakim berhak menjual hartanya dan mem- kebaikannya, jika telah habis kebaikan-kebaikan-
bayarkannya kepada orang-orang yang nya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan
mempunyai hutang. Pembayaran dimulai kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke
dari orang-orang yang mempunyai gadai dalam neraka.” (HR. Muslim)
padanya, (d) kreditur yang mendapati aset- Dan kebangkrutan di dunia yang ber-
nya (tertentu) masih untuh dan belum kaitan dengan bahasan kali ini adalah
terpakai, maka ia lebih berhak atas harta itu tentang kebangkrutan dalam suatu usaha.
dibandingkan kreditur yang lainnya. Hal ini Para ahli fikih menyebutkan bahwa bang-
seperti yang diterangkan dalam hadith, krut menurut Islam adalah orang jumlah
Rasulullah bersabda: “barangsiapa menemu- hutangnya melebihi jumlah harta yang di-
kan barangnya di orang yang telah bangkrut, milikinya. Ibn Rushd dalam Bidayah al-
maka ia lebih berhak terhadapnya.” (HR. Nihayah menjelaskan bahwa iflas (pailit)
Muttafaq Alaih), (e) orang yang jatuh pailit dalam ekonomi Islam adalah (a) jika jumlah
berhak mendapatkan nafkah dari hartanya hutang seseorang melebihi jumlah harta
untuk dirinya dan orang yang menjadi yang ada padanya, sehingga hartanya tidak
tanggungannya. Dan ia juga berhak me- bisa menutupi hutang-hutangnya tersebut,
nempati rumahnya. (Ibn Qudamah, Jilid 4, dan (b) pailit jika seseorang tidak memiliki
537 dan Ibn Rushd, Jilid 2, 84) harta sama sekali. Para Ulama sepakat,
Hukum al-taflis (kepailitan) adalah: (a) seorang hakim berhak menetapkan sese-
dikenakan hajr jika kreditur menghendaki; orang pailit karena tidak mampu membayar
(b) Seluruh asetnya dijual untuk melunasi hutang-hutangnya. Apabila ada sisa harta-
hutang-hutangnya, kecuali tempat tinggal, nya, maka secara hukum syariah sisa harta
pakaian dan makanan; (c) jika terbukti me- tersebut digunakan untuk membayar dan
ngalami keuangan terlebih lagi oleh suatu melunasi hutang-hutangnya.
sebab yang di luar kesengajaan, maka kre- Hajr bisa diberlakukan oleh hakim
ditur bisa saja memberi tangguh atau mem- terhadap orang yang mempumyai hutang
bebaskan hutang tersebut (qard hasan); (d) yang jatuh pailit atas permintaan orang-
jika seluruh harta sudah dibagi dan datang orang yang memberikan hutang atau oleh
kreditur lain yang belum mendapat bagian, sebagian dari mereka sehingga hak mereka
maka kreditur tersebut mendatangi be- tidak terancam hilang. Syaratnya adalah jika
berapa kreditur yang sudah mendapatkan harta orang yang berhutang tidak mencuku-
bagian, dan bisa meminta bagian yang sama. pi untuk membayar hutangnya. Lebih baik
Mendeteksi Kebangkrutan Secara Dini ... – Fauzia
Menurut penelitian yang dilakukan oleh ringankan orang lain yang membutuhkan. Prihatmaka et al. (2014), perubahan ter-
Piutang tersebut disebut “menghutangkan hadap undang-undang tentang kepailitan
kepada Allah dengan hutang yang baik”. Seperti dewasa ini masih cenderung melindungi
yang telah disebutkan dalam al-Qur’an surat kepentingan kreditur, karena itu harus ada
al-Hadid ayat 11 yang makna- nya: “Siapakah ketentuan yang harus menyaratkan bahwa
yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman debitur harus bangkrut. Hal ini sangat
yang baik. Maka Allah akan melipatgandakan bertentangan dengan filosofi kebangkrutan
(balasan) pinjaman itu untuk- nya, dan dia akan secara umum.
memperoleh pahala yang banyak.” Qard hasan atau pinjaman kepada Allah
Beberapa Solusi Atas Kebangkrutan
adalah terminology untuk kreditur yang
Menurut Islam
menghapus beban hutang seorang debitur Dalam Islam, ketika ada seseorang yang
yang tidak bisa melunasi hutangnya karena pailit dan memiliki hutang yang sangat besar
pailit. Jadi posisi kreditur menghapus hu- sekali sehingga hartanya tidak mencukupi
tang debitur adalah kreditur memberikan untuk membayarkan hutang-hutangnya.
pinjaman kepada Allah. Dan ini masuk da- Maka bentuk muamalah ini termasuk dalam
lam kategori qard hasan. Akan tetapi pe- kategori akad ta’awun (pertolongan) kepada
laksanaan qard hasan mempunyai beberapa pihak yang lainnya untuk memenuhi
tahapan, karena dalam Islam pembayaran kebutuhannya. Bahkan ketika dilihat be-
hutang adalah sesuatu yang wajib di- berapa golongan yang wajib untuk me-
laksanakan sehingga Rasulullah pernah nerima zakat, orang yang dalam keadaan
tidak mau menshalatkan jenazah, dikarena- berhutang (akibat pailit) termasuk dalam
kan jenazah tersebut mempunyai hutang kategori mereka yang wajib mendapatkan
sampai ada seseorang yang mau menang- uang zakat.
gung hutangnya (kafalah). Beberapa tahapan Di beberapa referensi klasik, baitul mal
dalam penanggulangan hutang adalah: (rumah pusat pengumpulan harta benda)
Tahapan pertama, seseorang yang ber- mengeluarkan beberapa pengeluaran untuk
hutang harus segera melunasi hutangnya, hal-hal yang bersifat wajib terkait dengan
apalagi ketika ia mempunyai kemampuan pemeliharaan fakir miskin, operasional pe-
untuk membayarnya. Orang yang mampu merintahan, pinjaman komersil tanpa bunga
membayar hutang dan menundanya adalah (berprinsip mudharabah), penggajian petugas
orang yang sangat dicela di mata Allah. pemerintah, dan masih banyak lagi lainnya,
Dalam sebuah hadith disebutkan bahwa dan salah satu dari pos pengeluaran baitul
Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mal adalah untuk membayarkan hutang
berhutang suatu hutang, sedangkan ia bertekad orang-orang yang pailit (dengan klasifikasi
untuk tidak membayarnya, maka ia akan tertentu).
menemui Allah sebagai pencuri.” (HR. Ibn Kaitannya dengan hutang piutang da-
Majah dan Ahmad bin Hanbal). Di hadist lam ekonomi Islam, semangat Islam untuk
yang lainnya disebutkan juga, bahwa memberdayakan ekonomi adalah semangat
Rasulullah bersabda: “Orang yang terbaik bergotong royong. Hal ini bisa dilihat ajaran
sesungguhnya adalah orang yang terbaik dalam tentang mudharabah yang berbentuk profit
pembayaran hutang.” (HR Bukhari, Muslim, and loss sharing. Artinya jika sebuah usaha
Abu Daud, Nasa’i dan Ibnu Majah). dihukumi pailit atau bangkrut, misalnya
Rasulullah juga menandaskan dalam hadith oleh karena sebab eksternal, maka bisa
lainnya, yang maknanya adalah: “Barang dipertimbangkan implementasi loss sharing.
siapa yang mengambil harta orang (berhutang), Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa piutang
karena ingin membayarnya, maka Allah akan dilakukan untuk menolong atau untuk me-
membayarnya. Dan barangsiapa yang meng- ambil harta orang (berhutang) karena ingin
98 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 90 – 109
menghabiskannya, maka Allah akan menghabis- membebaskan hutang tersebut, dan hal ini kan darinya.” (HR. Bukhari)
termasuk dalam kategori qard hasan. Dan di Tahapan kedua, ketiga debitur meng-
dalam sebuah hadist juga disebutkan bah- alami kesusahan dalam membayar hutang-
wa Rasulullah saw. bersabda yang makna- nya, maka pemberi hutang harus mem-
nya: “Siapa yang ingin diselamatkan oleh Allah berikan tangguhan kepada orang yang
dari kesusahan hari kiamat, maka hendaklah ia kesulitan dalam pelunasan hutang. Seperti
meringankan beban orang yang kesukaran uang yang disebutkan dalam al-Qur’an surat al-
(untuk membayar hutang) atau membebaskan- Baqarah ayat 280, yang maknanya adalah:
nya.” Dalam hadith lainnya juga disebutkan “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam
bahwa Rasulullah saw. bersabda yang kesukaran, maka berilah tangguhan sampai dia
maknanya: “Rasulullah saw. memerintahkan berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian
agar membebaskan pembayaran dari sesuatu atau semua hutang) itu, lebih baik bagimu jika
yang terkena musibah.”
kamu mengetahui.” Dalam Undang-Undang tentang kepailitan disebutkan bahwa se-
METODE PENELITIAN
orang debitur berhak memiliki Penundaan
Metode Penelitian dan Pendekatan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPN), Penelitian ini menggunakan metode seperti yang dijelaskan dalam pasal 222, ayat
kualitatif (qualitative method), yaitu sebuah
2, disebutkan bahwa seorang debitur yang metode yang menurut Creswell (2012: 20- tidak dapat atau memperkirakan tidak akan
28.) sebagai usaha untuk membangun mak- dapat melanjutkan membayar hutang-
na suatu fenomena berdasarkan pandang- hutangnya yang sudah jatuh waktu dan
an-pandangan dari partisipan. Lebih lanjut dapat ditagih, dapat memohon penundaan
lagi Strauss dan Corbin (2007) menyatakan kewajiban pembayaran hutang, dengan
bahwa penelitian kualitatif sebagai jenis maksud untuk mengajukan rencana per-
penelitian yang temuan-temuannya tidak damaian yang meliputi tawaran pembayar-
diperoleh melalui prosedur statistik atau an sebagaian atau seluruh uang kepada
bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat debitur, sedangkan apabila pihak yang
berupa penelitian tentang kehidupan, riwa- berhutang enggan melunasi hutang-hutang-
yat, perilaku seseorang, di samping juga nya padahal dia sudah mampu, maka dia
tentang peranan organisasi, pergerakan boleh dipenjarakan (Hartini, 2007: 191).
sosial, atau hubungan timbal balik. Menurut sebuah penelitian, jika sebuah
Adapun pendekatan dalam penelitian perusahaan diberikan kesempatan yang baik
ini adalah deskriptif kualitatif. Bungin (2011: berupa penundaan hutang-hutangnya, bu-
24) menyatakan bahwa format deskriptif kan tidak mungkin perusahaan tersebut
kualitatif pada umumnya dilakukan pada akan terbebas dari jerat kebangkrutan yang
penelitian dalam bentuk studi kasus. Format disebabkan oleh hutang-hutangnya Panggo
deskriptif kualitatif studi kasus tidak me- et al. 2014). Menurut (Setiarso, 2013)
miliki ciri seperti air (menyebar di per- Kepailitan perspektif undang-undang bisa
mukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu juga digunakan untuk membangkrutkan
unit tertentu dari berbagai fenomena. perseroan dan bukan sebaliknya sebagai alternatif solusi penyelesaian kebangkrutan
Obyek Penelitian
perseroan. Inilah kesalahan terbesar dari Penentuan informan dalam penelitian filosofi kepailitan yang ditanamkan dalam
ini dengan cara snowball atau yang lebih di- undang-undang kepailitan di Indonesia.
kenal dengan metode bola salju atau pro- Tahapan ketiga, ketika debitur benar-
sedur rantai rujukan atau networking. Mulai benar bangkrut dan pailit sehingga tidak
dari pertemuan peneliti dengan informan bisa membayar seluruh kewajiban-ke-
pertama yang berinisial IL di Jombang dan wajibannya, maka ketika kreditur lebih baik
Mendeteksi Kebangkrutan Secara Dini ... – Fauzia
AS di Sidoarjo, yang dikontak dan kemudi- dan membentuk bola salju yang besar secara an menemukan beberapa informan lainnya
linier (Bungin, 2011). Dari beberapa infor- yang berkaitan dengan bahasan informan
masi yang digali oleh peneliti, pada akhirnya yang pertama. Dalam penelitian kali ini,
peneliti berhasil mewawancarai 10 informan peneliti menggunakan linier snowball modle
yang merupakan pengusaha kecil dan me- untuk memungkinkan peneliti bergerak
nengah yang telah mengalami kebangkrut- linier dalam menemukan informasi baru,
an. Untuk lebih jelas lagi lihat Tabel 1 di dari satu informan ke informan yang lainnya
bawah ini:
Tabel 1 Informan Penelitian
Keterangan Informan
Nama Usaha Yang Pernah Digeluti
Lokasi
dan Beberapa Keterangan
Terkait
Hj. Pujiati Pernah memiliki usaha di Sidoarjo
Pujiati) ditemukan bidang garmen, memiliki
Informan
(Hj.
dengan cara snowball, setelah peneliti beberapa
mewawancarai Andira Susana, kemudi- produk tersebut.
tempat display
an anak dari Andira Susana yang bernama Kurniasari dan teman dari Kurniasari yang merupakan anak dari Hj. Pujiati.
H. Imam Pernah memiliki beberapa Jombang Informan (H. Imam Lasidin) ditemukan Lasidin
usaha, yaitu memiliki bebe- oleh peneliti dengan cara snowball, rapa armada bis untuk pari-
setelah peneliti mewawancari anak dari wisata, beberapa unit rumah
Imam Lasidin yang bernama Rozalinda, untuk disewakan, aktif di jual
Dewinta dan Razinda. beli kendaraan bermotor dan memiliki beberapa sawah yang ditanami tebu untuk di supply ke pabrik gula.
H. Yasin Pernah memiliki beberapa Malang Informan (H.Yasin) ditemukan oleh usaha jual beli mobil dan
peneliti dengan cara snowball, setelah memiliki beberapa usaha di
peneliti mewawancari saudara H. Yasin bidang pertanian
yang bernama H. Imam Lasidin. Maduratna Pernah memiliki usaha travel Sidoarjo
Informan (Maduratna) ditemukan oleh haji dan umroh, beberapa
peneliti dengan cara snowball, setelah kali sukses dalam berbagai
mewawancarai beberapa macam usaha dan gagal
peneliti
customernya yang merasa ditipu karena telah menjadi agen usaha travel tersebut. Ada sekitar 14 informan yang telah diwawancari oleh peneliti.
Andira Pernah memiliki usaha pe- Sidoarjo Informan (Andira Susana) adalah orang Susana
nyewaan kendaraan dan me- pertama yang diwawancari oleh pe- rupakan salah satu vendor
neliti, kemudian berkembangan dengan penyewaan mobil di be-
cara snowball untuk mewawancari berapa perusahaan asing.
kolega-koleganya.
Ananda Pernah memiliki usaha, men- Rembang Informan (Ananda Mandasari) ditemu- Mandasari
jadi supplier bahan semen kan oleh peneliti dengan cara snowball, dan disalurkan kepada PT.
setelah peneliti mewawancarai bebe- SGD.
rapa kolega yang merasa dirugikan olehnya.
100 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 90 – 109
Tabel 1 lanjutan
Keterangan Informan
Nama Usaha Yang Pernah
Lokasi
Digeluti dan Beberapa Keterangan Terkait
Salim Pernah memiliki usaha besi Jombang Informan (Salim) ditemukan oleh pe- tua
neliti dengan cara snowball, setelah peneliti mewawancari koleganya (H. Imam Lasidin), dan juga mewawancari pegawai di salah satu Bank RIB yang mana Salim merupakan nasabah bagi Bank tersebut.
Yuniarti Pernah memiliki usaha gar- Jombang Informan (Yuniarti) pertama kalinya men baju muslim, memiliki
diwawancari oleh peneliti, kemudian pelanggan loyal di luar jawa
dengan cara snowball peneliti me- wawancarai beberapa eks karyawannya dan juga beberapa koleganya.
Amin Pernah memiliki usaha cate- Malang Informan (Amin Sumari) ditemukan Sumari
ring oleh peneliti dengan cara snowball, setelah peneliti mewawancarai rekan- rekan yang memiliki piutang dengan- nya.
Rindasari Pernah memiliki beberapa Semarang Informan (Rindasari) pertama kalinya gerai yang bergerak di
diwawancarai oleh peneliti, kemudian bidang makanan kecil di Bali
dengan cara snowball peneliti me- wawancarai beberapa kolega dan eks customernya.
Catatan: Nama-nama informan bukanlah nama yang sebenarnya. Akronim organisasi juga tidak merefleksikan akronim yang sebenarnya.
Tehnik Pengumpulan Data
analisis data kualitatif yang menekankan Pengumpulan data dilakukan dengan
pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada cara: (a) Pengamatan (observasi): dengan me-
obyek analisis. Dalam penelitian ini, tipe lakukan pengamatan yang mendalam dan
studi kasus yang digunakan adalah studi pencatatan yang sistematik terhadap gejala-
kasus observasi, yang menurut Bogdan dan gejala yang berkaitan dengan kebangkrutan
Biklen (1982) dalam Bungin (2011) adalah yang terjadi di beberapa usahawan, (b)
penekanannya lebih pada penggunaan Wawancara mendalam (Indept interviewing):
observasi dalam penelitian untuk menjaring yaitu dengan mewawancarai para pengusa-
informasi-informasi empiris yang detail dan
ha, kolega-koleganya, beberapa mantan actual dari unit analisis penelitian, apakah karyawan mereka, beberapa pegawai bank
ini menyangkut kehidupan individu mau- yang memberikan kredit, dan lain sebagai-
pun unit-unit sosial tertentu dalam masya nya, (c) Dokumentasi (documentation): men-
rakat.
dokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan obyek penelitian, baik berupa
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dokumen pribadi ataupun dokumen resmi. Deskripsi karakteristik responden yang akan didiskusikan dan dianalisis dalam pe-
Tehnik Analisis Data
nelitian kali ini adalah para usahawan Tehnik analisis data pada penelitian kali
Muslim yang telah mengalami kebangkrut- ini akan menggunakan studi kasus, yang
an dalam usahanya. Beberapa responden di merupakan salah satu strategi dan metode
antaranya bahkan telah habis asetnya,
Mendeteksi Kebangkrutan Secara Dini ... – Fauzia
karena terjual untuk membayar beberapa owner usaha garmen tersebut memiliki lebih kewajiban-kewajiban perusahaannya.
dari 10 tempat untuk mendisplay barang- Wawancara dilakukan dengan sangat
barang produksinya, akan tetapi pemasaran hati-hati dikarenakan menguak beberapa hal
dengan gaya-gaya konvensional tersebut yang bersifat pribadi. Dengan meng-
tidak bisa menyelamatkan usahanya. Be- gunakan metode linier snowball modle, maka
berapa kali peneliti mendatangi tempat penelitian ini bisa menemukan beberapa
untuk display barang beliau yang dijaga informan kunci yang memiliki informasi
oleh puluhan karyawan selama kurang lebih penting untuk penelitian ini. Wawancara
6 tahun terakhir terlihat sangat sepi. Usaha secara langsung dilakukan dalam rangka
semacam ini akan membuang modal dengan menggali beberapa informasi secara per-
percuma. Karena modal telah habis untuk suasive, sehingga data yang terkumpul
biaya operasional. Beberapa kebangkrutan merupakan data primer.
yang juga disebabkan oleh tindakan manaje- men yang kurang kreatif juga dialami oleh
Mengenali Beberapa Penyebab
Ke-
Yuniarti yang merupakan pengusaha gar-
bangkrutan
men. Di dalam wawancara ekslusif dengan Berdasarkan hasil wawancara yang di-
Yuniarti, Ia menerangkan: lakukan kepada beberapa informan, dike-
“Saya dulu pegawai di salah satu Bank.
tahui beberapa di antara mereka telah benar-
Setelah menikah saya memutuskan
benar ada di tahapan muflis (orang yang
untuk membuka usaha sendiri. Me-
sedang pailit) ataupun jatuh miskin. Dalam lihat passion saya di bidang garmen,
pada akhirnya saya memutuskan
hukum fikih disebutkan bahwa pailit (iflas)
untuk mengambil pinjaman di sebuah
adalah seseorang yang tidak memiliki
bank dan memulai usaha ini. Pada
harta/fulus. Karena hutang seseorang yang
awalnya usaha saya berjalan lancar,
menghabiskan seluruh hartanya untuk
saya mempunyai banyak karyawan,
menbayar hutang-hutangnya. Untuk kasus
hasil produksi saya pasarkan ke luar
Hj. Pujiati pemilik usaha garmen dan me-
jawa. Akan tetapi akhirnya saya me-
miliki beberapa lokasi untuk mendisplay
ngalami kesulitan dalam pemasaran,
produk garmennya di wilayah Sidoarjo dan
karena laba yang tidak sebanding
Surabaya, dari informan yang ditemukan
untuk bisa mengejar trend mode
oleh peneliti menyatakan bahwa: busana yang berubah-ubah. Jadi ketika
ada barang yang tersisa sudah ter- “Kasihan Beliau, karena beberapa saat tinggal mode. Akhirnya kerugian yang yang lalu beberapa truk dengan di- hanya puluh an juta menjadi ratusan kawal beberapa polisi berjejer untuk juga. Dan di titik yang kebingungan mengeksekusi paksa salah satu usaha saya memutuskan untuk mem-PHK nya. Semua barang-barang yang di- karyawan saya. Beruntung saya punya display di tempat usahanya dikeluar tabungan beberapa sawah untuk bisa kan dengan paksa. Tempat usaha di- membayar tangungan-tanggungan di tutup dengan paksa. Dan beberapa bank. Dan beruntung juga suami saya karyawan yang berada di dalamnya juga memiliki pendapatan lain yang berhamburan. Hal itu dikarenakan bisa diandalkan. Akhirnya saya putus- beliau tidak memenuhi kewajibannya kan untuk memulai hidup dari awal di salah satu bank. Dan setelah adanya menjadi pendidik di sebuah lembaga eksekusi itu, beliau (Hj. Pujiati) lang-
pendidikan.”
sung terkena serangan struk.”
Tindakan manajemen yang kurang Di kasus Hj. Pujiati ditelaah secara
kreatif dikarenakan kurang cakapnya mana- langsung oleh peneliti, bahwa yang menjadi
jer, dan kurangnya kemampuan, pengala- penyebab utama kebangkrutan pengusaha man, ketrampilan dan lain sebagainya. garmen itu adalah aspek pemasaran yang
Beberapa tindakan yang kurang kreatif di- kurang berjalan dengan baik. Walaupun
102 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 90 – 109
karenakan kurangnya upaya-upaya pe-
graduate lulusan S1 di sebuah Univ.
masaran dengan cara kreatif, agresif dan
Negri di Jawa Timur, untuk menjadi
persuasif. Pun juga aspek lainnya yang
salah satu karyawan saya. Motifnya
berkenaan dengan tanggung jawab seorang
adalah kasihan karena dia anak teman
pengusaha menurut fikih muamalat. Di baik saya. Ternyata ini merupakan
awal yang tidak baik untuk usaha saya.
beberapa kasus, data yang diperoleh dari
Usaha yang saya rintis bertahun-tahun
beberapa informan terkait dengan H. Imam
mendadak dirusak oleh karyawan
Lasidin dan H. Yasin, kedua pengusaha ini
baru saya yang merupakan teman anak
memiliki kesamaan karena tidak meng-
saya. Dia ingin menyabotase usaha
operasikan manajemen yang baik dan juga
saya untuk mendapatkan tambahan
menggunakan metode akuntasi yang tidak
uang.”
tepat. Dari wawancara dengan kolega H. Di kasus lainnya, ada juga pelaku usaha Imam Lasidin disebutkan:
yang sangat berbakat dalam usahanya, akan
“Manajemen pada awalnya berjalan
tetapi hanya bertahan beberapa tahun dan
dengan baik, sampai owner terkena
selalu diakhiri dengan drama penipuan.
permasalahan pribadi dan menyerah-
Sebut saja Maduratna, seorang perempuan
kan semua kebijakan-kebijakan mana-
yang sangat gesit karena berkali-kali sukses
jemen dan termasuk di dalamnya-
membangun usahanya, akan tetapi selalu
menyerahkan tanggung jawab keuan-
ada korban karena usahanya selalu diakhiri
gan kepada orang yang dipercayanya. Kemudian orang kepercayaannya ter-
dengan kebangkrutan disebabkan oleh
nyata menjadi pagar makan tanam-
wanprestasi dan juga buruknya manajemen
an.”
keuangan. Peneliti telah berhasil me- Hasil wawancara yang serupa dihasil-
wawancarai 14 informan yang merupakan kan dari H. Yasin. Adanya permasalahan
korban dari Maduratna yang bergerak di pribadi dan kurang kuatnya sistem di dalam
bidang usaha Travel Umroh dan Haji, ada perusahaan, membuatnya mengalami ke-
satu informan yang merupakan janda dan gagalan dalam memanaj usahanya. Ia me-
berasal dari Pacitan telah menyetorkan dana ngalami kebangrutan karena aset-asetnya
200 juta kepada Manajemen PT PTS yang telah habis untuk membayar segala ke-
dipimpin oleh Maduratna. Akan tetapi wajiban-kewajibannya kepada sebuah bank.
setelah beberapa lama kantornya tutup. Ada Ada juga pelaku usaha yang baik dalam
juga seorang informan yang telah me- manajerial, akuntansi, penggunaan struktur
nyerahkan uang sebesar 1,5 Miliar milik modal yang baik dan tepat, juga memiliki
customernya yang telah mendaftar umroh. produk/jasa yang bagus akan tetapi juga
Informan tersebut sangat kebingungan tidak luput dari kebangkrutan. Salah