BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok - Chapter II (545.1Kb)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok

  Terdapat kurang lebih 600 ramuan dalam rokok yang apabila dibakar, membentuk lebih dari 4000 bahan kimiawi. Sekurang-kurangnya 50 jenis bahan kimiawi ini telah terbukti menyebabkan kanker dan cukup banyak yang bersifat racun terhadap tubuh manusia (American Lung Association, 2013).

  2.1.1. Definisi Rokok

  Menurut Sitepoe (2000) dalam Khairunnisaq (2012), rokok adalah olahan dari tembakau terbungkus yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandungi nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

  2.1.2. Jenis Rokok

  Menurut Sitepoe (1997) dalam Nur Adibah (2010), rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibagi tiga jenis, iaitu:

  1. Rokok putih : diperbuat hanya dari daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

  2. Rokok kretek : diperbuat dari daun tembakau dan cengkeh yang diberi sausuntuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

  3. Rokok klembak : diperbuat dari daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis: 1. Rokok Filter: rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.

  2. Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

2.1.3. Kategori Perokok

  1. PerokokPasif

  Passive smoking adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang

  yang tidak merokok. Passivesmoke ini juga dikenali sebagai secondhand smoke

  (SHS) atau environmental tobacco smoke (ETS) dan dapat dibagi menjadi:

a) Sidestream smoke : asap dari rokok yang membakar.

  b) Mainstream smoke : asap yang dihembus oleh perokok (American Cancer Society, 2013).

  2. PerokokAktif Rokok aktif adalah asap rokok yang dihisap oleh perokok sendiri.

2.1.4. Jumlah Rokok yang Dihisap

  MenurutBustan(2007)dalam Khairunnisaq (2012) jumlahrokokyangdihisapdapat dikiradalam satuanbatang, bungkus,pakperhari dan perokok dapat dibagi kepada:

  1. PerokokRingan :Disebutperokokringanapabilamerokokkurangdari10 batang per hari

  2. PerokokSedang :Disebutperokoksedangjikamenghisap10-20batangper hari.

  3. Perokok Berat :Disebutperokokberatjikamenghisaplebihdari20 batang.

2.1.5. Kandungan Asap Rokok

  Asap rokok terdiri daripada lebih dari 4000 jenis bahan kimia dan sekitar 250 diantaranya berbahaya. Antaranya adalah hydrogen cyanide, karbon monoksida, ammonia, arsenic, benzene, beryllium, 1,3-butadiene, formaldehyde dan sebagainya (National Cancer Institute).

  1. Karbon Monoksida (CO) Pelbagai bahan kimiawi ditemukan dalam asap rokok dalam fase gas.

  Salah satunya adalah karbon monoksida (CO) yang dilepaskan dalam konsentrasi yang tinggi. CO bersifat toksis terhadap tubuh manusia karena abilitasnya untuk membentuk carboxyhemoglobin. Hal ini menghambat penghantaran oksigen ke jaringan oleh hemoglobin (Fowles & Bates, 2000).

  2. Nikotin

  Nikotin yang terkandung dalam asap rokok berkisar antara 13,7 hingga 23,2 (mg/ gram tembakau) (National Cancer Institute). Nikotin adalah senyawa alkaloid yang bersifat stimulan bersifat racun pada dosis tinggi.

  Ianya mempengaruhi sistem saraf pusat dan akan menyebabkan ketergantungan (Pdpersi,2006 dalam Nur Adibah, 2010).

  3. Tar

  Tar didefinisikan sebagai partikel dari asap rokok yang kering dan bebas dari nikotin. Sifat dari komponen kimiawi dalam tar dan toksisitasnya bergantung pada jenis rokok. Kandungan tar ini bersifat karsinogenik dan dapat meusak sel paru. Tar yang masuk ke dalam rongga mulut akan mengendap pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru (Fowles & Bates, 2000).

  4. Polynuclear Aromatic Hydrocarbons (PAH)

  Senyawa polynuclear aromatic hydrocarbon (PAH) terbentuk dari pembakaran dari pelbagai bahan organik. Senyawa ini bersifat karsinogenik (Fowles & Bates, 2000).

  5. Amonia

  Amoniamerupakangasyang tidakberwarnayang terdiridari nitrogendan hidrogen.Zatinitajambaunyadansangatmerangsang.Begitukerasnyaracunya ngadapadaammoniasehinggajikamasuksedikitpunkedalamperedarandaraha kan mengakibatkanseseorangpingsanataukoma.

  6. Hidrogen Sianida (HCN)

  Hidrogensianidamerupakansejenisgasyangtidakberwarna,tidakberbauda n tidakmemilikirasa. Zatinimerupakanzatyangpalingringan,mudahterbakardan sangatefisienuntukmenghalangipernapasandanmerusaksaluranpernapas an. Sianidaadalah salah satuzatyangmengandung racunyangsangatberbahaya.Sedikit sajasianidadimasukkanlangsungkedalamtubuhdapatmengakibatkankem atian.

  7. Nitrous Oxide

  Nitrousoxidemerupakansejenisgasyangtidakberwarna,danbilaterhisapdapat menyebabkanhilangnyapertimbangandanmenyebabkanrasasakit.

  8. Fenol

  Fenoladalahcampurandarikristalyangdihasilkandaridistilasibeberapazatorg aniksepertikayudanarang,sertadiperolehdaritararang. Zatiniberacundan membahayakankarenafenoliniterikatkeproteindanmenghalangiaktivitas enzim.

  9. Hidrogen Sulfida

  Hidrogensulfidaadalahsejenisgasyangberacunyanggampangterbakardengan bauyangkeras.Zatinimenghalangioksidasienzim(zatbesiyangberisipigmen).

Tabel 2.1. Daftar Bahan Kimia yang Terdapat Dalam Asap Rokok dan Efeknya

  Bahan Kimia Efek Kesehatan 1,3-butadiene Kanker, reproduktif/ developmental Acetaldehyde

  Kanker, iritasi pernapasan

  Acrolein Iritasi pernapasan Acrylonitrile Kanker, iritasi pernapasan Arsenic Kanker, kardiovaskular, reproduktif,

  developmental

  Benzene Kanker, reproduktif, developmental Cadmium Kanker Carbon monoxide Kardiovaskular Chlorinated Dioxins and Furans Kanker, kardiovaskular, reproduktif,

  developmental

  Chromium (VI)

  Kanker, iritasi pernapasan

  m + p + o Cresol Kardiovaskular Formaldehyde Kanker, iritasi pernapasan Hydrogen cyanide Kardiovaskular N-nitrosonornicotine (NNN) Kanker N-nitrosodimethylamine (NDMA) Kanker N-nitrosopyrrolidine (NP) Kanker Ammonia Ketersediaan nikotin

  Sumber: Fowles & Bates, 2000

2.1.6. Efek Merokok Terhadap Kesehatan

  1. Sistem Kardiovaskular

  Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu konsekuensi dari merokok. Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung dengan sendiri atau secara sinergis dengan faktor resiko lain. Pria dewasa yang merokok lebih rentan untuk mengalami kematian mendadak (sudden death) akibat PJK dari yang tidak merokok (Brodish, 1998).

  Nikotin dalam asap rokok meningkatkan Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida dan kolesterol dan mengurangkan High Density Lipoprotein (HDL) dalam sirkulasi darah. Molekul-molekul lemak yang meningkat itu akan terakumulasi pada dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyempitan. Dampaknya, aliran darah ke jaringan tubuh akan terjejas.

  Arterosklerosis, yaitu suatu proses pembentukan plak dari lemak pada dinding arteri juga akan terjadi dengan kebiasaan merokok. Nikotin dan bahan- bahan lain dalam asap rokok yang bersifat toksis akan merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses arterosklerosis. Merokok juga menyebabkan trombosis, konstriksi pembuluh darah dan peningkatan frekuensi denyut jantung.

  Kesemua efek yang tersebut di atas secara langsung berdampak terhadap tekanan darah. Cardiac Output meningkat karena frekuensi denyut jantung yang meningkat. Manakala proses arterosklerosis dan vasokontriksi pembuluh darah meningkatkan Total Peripheral Resistance. Akibatnya, tekanan darah pada perokok akan meningkat baik secara akut maupun kronik. (Campaign for Tobacco-Free Kids, 2009).

  2. Sistem Pernafasan

  Merokok menyebabkan iritasi dan merusak saluran pernafasan secara langsung. Hal ini menyebabkan pelbagai gejala seperti nafas berbau, batuk, produksi sputum, wheezing dan infeksi saluran nafas seperti bronkitis dan pneumonia.

  Merokok merupakan faktor resiko terjadinya Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) seperti bronkitis kronik dan empisema. Empisema ditandai dengan perubahan struktural yang permanen pada jaringan paru. Berkurangnya funsi jantung paru yang berhubungan dengan PPOK tergantung pada jumlah rokok yang dihisap dan lama menghisap rokok.

  Merokok juga merupakan penyebab terutama kanker paru. Iritasi kronik pada saluran pernafasan dan pelbagai karsinogen dalam asap rokok menyebabkan kerusakan yang permanen pada sel-sel yang melapisi saluran pernafasan. Kerusakan ini dapat menybabkan kanker (Brodish, 1998).

  3. Mata dan Penglihatan

  Menurut penelitian yang dipublikasi dalam Journal of the American

  

Medical Association , terdapat peningkatan kejadian degenerasi makula pada

  perokok. Hal ini dapat disebabkan oleh kekurangan aliran darah ke mata. Katarak juga merupakan kondisi yang dikaitkan dengan merokok (Brodish, 1998).

  4. Sistem Reproduksi Infertilitas lebih terjadi pada perokok berbanding bukan perokok.

  Keguguran sering terjadi akibat kekurangan oksigen pada fetus dan abnormalitas plasenta yang dipicu oleh karbon monoksia dan nikotin dalam asap rokok. Sudden

  

infant death syndrome dan berat badan lahir rendah juga dapat terjadi pada ibu

yang merokok semasa kehamilan (Brodish, 1998).

  5. Kanker

  75% bekas perokok menunjukkan perubahan pada DNA yang dapat memicu pembentukan tumor (Brodish, 1998). Menurut European Agency for , terdapat hubungan antara merokok dengan terjadinya

  Safety and Health at Work

  kanker:

  a) Paru

  b) Rongga mulut

  c) Faring dan laring

  d) Esofagus

  e) Pankreas

  f) Kandung kemih

  g) Rongga hidung dan sinus

  h) Lambung i)

  Hati j) Ginjal k)

  Uterine cervix l) Leukemia

2.2. Tekanan Darah

  Kontaksi dari ventrikel memproduksi tekanan darah, iaitu tekanan hidrostatik dari darah terhadap dinding pembuluh darah. Tekanan darah ditentukan oleh cardiac output (volume darah yang diejeksi dari ventrikel kiri atau kanan ke dalam aorta atau trunkus pulmonal setiap minit), volume darah, dan resistensi vaskuler. Tekanan darah adalah tertinggi di aorta dan arteri-arteri sistemik yang besar. Pada seorang dewasa yang berisitirahat, tekanan darah adalah sekitar 110 mmHg sistole (kontraksi ventrikuler) dan serendah 70 mmHg diastole (relaksasi ventrikuler). Tenanan darah sistolik adalah tekanan tertinggi yang tercapai dalam arteri ketika sistol, dan tekanan darah diastolik adalah tekanan terendah dalam arteri ketika diastol. Seiring dengan darah yang meninggalkan aorta dan melewati sirkulasi sistemik, tekanannya makin jatuh secara progresif (jarak dari ventrikel kiri meningkat). Tekanan darah menjadi sekitar 35 mmHg ketika darah melewati arteri sistemik ke arteriol sistemik dan seterusnya ke kapiler. Di ujung venous kapiler, tekanan darah adalah sekitar 16 mmHg. Tekanan darah makin jatuh ketika darah memasuki venule sistemik dan vena karena pembuluh darah ini adalah yang paling jauh dari ventrikel kiri. Akhirnya, tekanan darah menjadi 0 mmHg ketika darah memasuki ventrikel kanan.

  Tekanan darah juga dipengaruhi oleh jumlah volume darah dalam sistem kardiovaskuler. Jumlah darah normal pada dewasa adalah sekitar 5 liter. Sekiranya jumlah ini berkurang lebih dari 10 persen, tekanan darah akan berkurang. Peningkatan jumlah darah pula akan meningkatkan tekanan darah (Tortora & Derrickson, 2009).

2.2.1. Klasifikasi Tekanan Darah

Tabel 2.2. Klasifikasi Tekanan Darah

  Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Normal < 120 dan < 80 Prehipertensi 120 – 139 atau 80 - 89 Hipertensi : Tingkat 1 140 - 159 90 - 99 Hipertensi : Tingkat 2 > 160 atau > 100

  Sumber: JNC 7

2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

  Tekanan darah = CO × TPR (total peripheral resistance)

  2.2.2.1.Cardiac Output Cardiac output ialah volume darah yang diejeksi dari ventrikel kiri atau

  kanan ke dalam aorta atau trunkus pulmonal setiap menit. Cara perkiraannya adalah, stroke volume (SV), iaitu volume darah yang dipompa ventrikel ketika setiap kontraksi, dikali heart rate (HR), iaitu frekuensi denyut jantung per minit:

  CO (mL/ min) = SV (mL/ beat) × HR (beats/ min)

  2.2.2.2. Resistensi Vaskuler

  Resistensi vaskuler adalah daya berlawanan pada aliran darah akibat pergeseran darah dan dinding pembuluh darah. Resistensi vaskuler bergantung pada:

1. Diameter lumen

  Makin kecil diameter lumen, makin besar resistensinya terhadap aliran darah. Vasokonstrikisi mengecil lumen, dan meningkatkan tekanan darah, manakala vasodilatasi melebarkannya, dan tekanan darah akan jatuh.

  2. Viskositas darah

  Viskositas (kekentalan) darah bergantung hamper sepenuhnya pada ratio sel darah merah dan volume plasma. Makin tinggi viskositas darah, makin tinggi resistensinya. Kondisi yang meningkatkan viskositas darah seperti dehidrasi atau polisithemia akan meningkatkan tekanan darah.

  3. Resistensi vaskuler sistemik

  Juga dikenali sebagai total peripheral resistance (TPR), adalah semua resistensi vaskuler dalam pembuluh darah sistemik. Diameter arteri dan vena adalah besar, maka resistensinya amat kecil karena kebanyakan darah tidak menyentuh didding pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah yang paling kecil; arteriol, kapiler dan venul adalah penyebab resistensi yang paling besar. Salah satu fungsi arteriol adalah mengkontrol resistensi vaskuler sistemik dengan vasodilatasi atau vasokonsttriksi. Pusat regulasi resistensi vaskuler sistemik ialah batang otak (Tortora & Derrickson, 2009).

2.2.3. Faktor Resiko Peningkatan Tekanan Darah

  1. Umur

  Pada usia lanjut, kondisi kardiovaskular terjejas. Semakin bertambahnya usia maka tekanan sistolik semakin tinggi, sebagai akibat dari timbulnya arterosklerosis. (Ganong, 2003).

  2. Kekurangan aktivitas fisik

  Aktivitas fisik adalah amat penting untuk kesehatan jantung dan sistem sirkulasi darah. Resiko tekanan daraf tinggi, penyakit kardiovaskular dan stroke meningkat dengan kekurangan aktivitas fisik (WHO, 2013).

  3. Merokok

  Merokok merupakan faktor resiko mayor penyakit jantung koroner dan penyakit kardiovaskuler. Zat-zat kimia dalam asap rokok terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh dan mempengaruhi setiap sel tubuh.

  4. Pola makan yang tidak sehat

  Pola makan yang seimbang adalah amat penting untuk kesehatan. Asupan garam yang terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah. Ianya juga menyebabkan retensi cairan yang memperberat kerja jantung (WHO, 2013).

  5. Obesitas Resiko tekanan darah tinggi meningkat dengan kelebihan berat badan.

  Berat badan berlebihan memperberat kerja jantung, meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam sirkulasi darah dan mengurangkan High Density Lipoprotein (HDL) (WHO, 2013).

  6. Konsumsi alkohol

  Konsumsi alkohol yang berat dan regular dapat meningkatkan tekanan darah. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kadar trigliserida yang tinggi, kanker dan penyakit lain dan obesitas (WHO, 2013). Volume darah Skeletal Respiratory Venokonstriksi meningkat muscle pump pump

  Impuls Impuls simpatis dan Venous Peningkatan jumlah Peningkatan besar parasimpatis hormon dari medulla return eritrosit seperti tubuh seperti pada menurun adrenal meningkat meningkat pada polisitemia obesitas

  Frekuensi Stroke Viskositas Panjang Vasokonstriksi denyut jantung volume darah pembuluh darah meningkat meningkat meningkat meningkat

  Cardiac

  Resistensi

  output

  vaskuler sistemik meningkat meningkat

  Mean arterial pressure (MAP) meningkat Gambar 2.1 : Fakor-faktor yang meningkatkan tekanan darah (Tortora & Derrickson, 2009).

  Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Cara Pengukuran Tekanan Darah

  Dalam dunia klinis, tekanan darah diartikan sebagai tekanan di arteri dari ventrikel kiri ketika sistol dan tekanan yang kekal di arteri ketika ventrikel diastol. Tekanan darah biasanya diukur di arteri brakial di lengan kiri. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah ialah sphygmomanometer. Alat ini terdiri daripada

  

rubber cuff yang dihubungkan dengan rubber bulb yang digunakan untuk menginflasi

cuff , dan meteran yang menunjukkan tekanan pada cuff. Cuff dilingkarkan pada

  lengan dengan lengan di atas meja yang sama arasnya dengan jantung. Cuff dipompa sehingga arteri brakial dikompres dan aliran darah terhenti, (biasanya 30 mmHg lebih besar dari tekanan darah sistolik normal). Pengukur meletakkan steteskop di bawah

  

cuff , atas arteri brakial dan mengurangkan tekanan secara perlahan. Apabila arteri

  terbuka, darah akan mengalir kembali, menyebabkan bunyi yang terdengar pada steteskop. Itulah tekanan darah sistolik. Apabila bunyi menjadi terlalu rendah untuk didengar melalui steteskop, itulah tekanan darah diastole. Pelbagai bunyi yang didengar sewaktu pengukuran darah dikenali sebagai Korotkoff sounds.

  Tenakan darah normal pada seorang laki-laki dewasa adalah kurang dari 120 mmHg sistolik dan kurang dari 80 mmHg diastolic. Pada perempuan muda yang sehat, tekanan darah adalah 8 – 10 mmHg lebih rendah.

  Perbedaan antara tekanan darah sistol dan diastol ialah pulse pressure. Tekanan ini, biasanya sekitar 40 mmHg, memberi informasi tentang kondisi system kardiovaskuler. Pada keadaan seperti artherosklerosis dan patent ductus arteriosus,

  

pulse pressure akan meningkat. Ratio normal antara tekanan darah sistol, diastole dan

ialah sekitar 3 : 2 : 1 (Tortora & Derrickson, 2009). pulse pressure

  Universitas Sumatera Utara

2.3. Hubungan Merokok dan Tekanan Darah Tekanan darah ditentukan oleh Cardiac output dan resistensi perifer total.

  Terdapat pelbagai faktor yang mempengaruhi Cardiac outputdan resistensi perifer total dan sekaligus berdampak terhadap tekanan darah(Tortora & Derrickson, 2009; Sherwood, 2001). Antaranya adalah kebiasaan merokok.

  Rokok dapat meningkatkan tekanan darah secara langsung dengan menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan frekuensi denyut jantung. Karbon monoksia (CO) yang terdapat dalam asap rokok berperan dalam peningkatan tekanan darah. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi daripada afinitas oksigen terhadap hemoglobin. Oleh itu, fungsi hemoglobin yaitu penghantaran oksigen ke jaringan tubuh akan terganggu. Akibat pasokan oksigen jaringan yang kurang, tubuh akan berkompensasi dengan mekanisme spasme pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan darah. Sekiranya berlangsung lama, spasme pembuluh darah ini dapat menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah dan mempercepat proses arterosklerosis. Hal ini akan meningkatkan resistensi perifer total.

  Nikotin yang terdapat dalam asap rokok bekerja sebagai agonis adrenergik yang menstimulasi pelepasan katekolamine lokal dan sistemik serta pelepasan vasopressin (American Heart Association). Selain vasokontriksi, katekolamine juga meningkatkan frekuensi dan intensitas denyut jantung. Oleh itu, cardiac output akan meningkat.

  Kebiasaan merokok juga dapat memicu proses trombosis dengan meningkatkan kadar thrombin dalam sirkulasi. Hal ini akan memperberat proses arterosklerosis dan lebih menyempit aliran darah. Selain itu, merokok juga terbukti mengurangkan vasodilator dan meningkatkan vasokonstriktor dalam sirkulasi darah.

  Efek-efek yang disebut di atas secara kumulatif meningkatkan tekanan darah pada perokok.

  Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

  Berdasarkan tujuan penelitian di atas, kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

   Variabel independent Variabel dependent Perokok

  • Jumlah rokok yang dihisap
  • Lama menghisap rokok

  Tekanan darah Bukan perokok

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

  Universitas Sumatera Utara

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

  Variabel mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota–anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Berdasarkan hubungan fungsional antara variable-variabel satu dengan yang lainnya, variable dibedakan menjadi dua, yaitu variable tergantung atau variable dependen, dan variable bebas atau variable independen. Dalam penelitian ini: 1.

  Variabel independen (χ) adalah merokok (jumlah rokok yang dihisap dan lama menghisap rokok) dan tidak merokok

  2. Variabel dependen (y) adalah tekanan darah pada responden

  3.2.1. Tekanan darah

  Definisi : Tekanan hidrostatik darah terhadap dinding pembuluh darah Cara ukur : Responden disuruh beristirahat dalam keadaan duduk selama 5 menit. Tekanan darah diukur dengan memasang cuff pada lengan atas dan dilakukan dua kali. (JNC 7)

  Alat ukur : Standard mercury sphygmomanometer (Spirit)dan steteskop

   (Littmann Brand Classic II S.E.)

  Hasil ukur : Dinyatakan dalam mmHg Skala pengukuran : Interval

  3.2.2. Jumalah Rokok yang Dihisap

  Definisi : Adalah banyaknya rokok yang dihisap responden per hari Cara ukur : Wawancara Hasil ukur : 1. Perokok ringan bila menghisap < 10 batang rokok per hari

  2. Perokok sedang bila menghisap 10 – 20 batang rokok per hari

  3. Perokok berat bila menghisap > 20 batang rokok per hari Skala pengukuran : Ordinal

  Universitas Sumatera Utara

  3.2.3. Lama Menghisap Rokok

  Definisi : Adalah lama responden telah menghisap rokok Cara ukur : Wawancara Hasil ukur : 1. 15-19 tahun

  2. 20-24 tahun

  3. Lebih dari 24 tahun Skala pengukuran : Ordinal

  3.2.4. Usia

  Definisi : Jumlah tahun responden sejak lahir sampai ulang tahun terakhir Cara ukur : Wawancara Hasil ukur : Jumlah tahun Skala pengukuran : Interval

3.3. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Berhubung dengan penelitian ini ada beberapa hipotesis yang dibuat, yaitu: Ho : Tidak ada perbedaan antara tekanan darah perokok dan bukan perokok Ha : Ada perbedaan antara tekanan darah perokok dan bukan perokok

  Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Latar Belakang Konservasi - Kajian Konservasi Bangunan Bersejarah di Medan (Studi Kasus: Istana Maimun)

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trauma - Gambaran Penanganan Kasus Trauma Gigi Permanen Oleh Dokter Gigi di Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Petisah, Medan Maimun dan Medan Selayang

0 1 23

CHAPTER II REVIEW OF LITERATURE 2.1 Defininition of Verb Phrase

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Laba dan Dividen Payout Ratio Pada Bank Umum

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Laba dan Dividen Payout Ratio Pada Bank Umum

0 0 12

A. Identitas responden - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penatalaksanaan Pelayanan Gawat Darurat 2.1.1. Pengertian - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 2 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Faktor Personal - Pengaruh Faktor Personal dan Manajemen K3 terhadap Tindakan Tidak Aman di PT. Inti Benua Perkasatama Dumai Tahun 2014

0 1 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Faktor Personal dan Manajemen K3 terhadap Tindakan Tidak Aman di PT. Inti Benua Perkasatama Dumai Tahun 2014

0 0 7