Larvae Density as an Indicator of Dengue Haemorrhagic Fever Transmision in Endemic Area in East Java

  

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 No. 2, 2014 : 33 - 40

Kepadatan Larva Nyamuk Vektor sebagai Indikator Penularan Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Jawa Timur Larvae Density as an Indicator of Dengue Haemorrhagic Fever Transmision in Endemic Area in East Java Arum Sih Joharina*, Widiarti

Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Jl. Hasanudin No.123 Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

  INFO ARTIKEL A B S T R A C T / A B S T R A K Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the serious health problems in Indonesia.

  Article History: There are always DHF cases every year. East Java is a province with high cases of DHF Received : 28 Oct. 2014

Revised : 5 Dec. 2014 every year, with the peak of burden was 86,52 cases per 100.000 people in 2010. This

Accepted : 10 Dec. 2014 study, conducted in 2011, was aimed to know the larval density figure and key container in

the dengue endemic areas in East Java. In total, there were 10 villages from three districts

  (Tulungagung, Malang and Kediri) were surveied. One hundred houses were visualy Keywords: surveied to count the larvae indices: House Index (HI), Container Index (CI), and Breteau DHF, Index (BI) based on the WHO regulation. Larvae-Free Index based on the Indonesian larvae density, Ministry of Health regulation was also measured. The larvae indices measured indicated key container, that eight villages were categorized as middle risk (density figure 5) and two villages transmission potency (Bago Village from Tulungagung and Mojoroto Village from Kediri) were categorized as high risk (density figure 6). Cement bath tub was the key container of all location. Based on these results known that three districts were potential for dengue transmission.

  Demam Berdarah Dengue (DBD) masih terus terjadi di Indonesia sampai saat ini.

  Kata Kunci: Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah dengan kejadian DBD yang

  DBD, cenderung tinggi dari tahun ke tahun. Tren kasus DBD di Jawa Timur berfluktuasi, kepadatan larva vektor, dengan puncak kasus pada 2010, yaitu mencapai 86,52 kasus per 100.000 penduduk. key container,

  Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 untuk mengetahui kepadatan larva vektor potensi penularan

  DBD dan key container di daerah endemis DBD di 10 kelurahan di tiga kabupaten (Tulungagung, Malang, dan Kediri) . Sebanyak kurang lebih 100 rumah per lokasi dilakukan survei larva nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Survei larva dilakukan secara visual survei untuk mengetahui indeks jentik (House Index, Container Index, dan Breteau Index, serta ABJ). Kepadatan vektor di delapan kelurahan termasuk kategori sedang, dan dua lokasi yaitu Kelurahan Bago (Kabupaten Tulungagung), dan Kelurahan Mojoroto (Kota Kediri) termasuk dalam kategori tinggi. Key container di semua lokasi adalah sama, yaitu bak mandi. Berdasarkan hasil ini maka kelima kabupaten/kota masih berpotensi terhadap terjadinya penularan DBD.

  © 2014 Jurnal Vektor Penyakit. All rights reserved

  • Alamat Korespondensi : email : joharina.as@gmail.com

  

PENDAHULUAN dengan jumlah penderita DBD tertinggi se-

1 Asia Tenggara. Kasus DBD pertama kali

  Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan di Indonesia adalah pada saat merupakan penyakit tular vektor yang masih kejadian luar biasa (KLB) di Surabaya (Jawa terus terjadi di negara beriklim tropis

  Timur) pada tahun 1968 dengan jumlah cenderung rentan terhadap penularan DBD. 2,3 penderita 58 orang dan 41,3 % kematian.

  Berdasarkan data WHO tahun 2004 sampai Puncak kasus DBD di Indonesia terjadi pada dengan 2009, Indonesia merupakan negara tahun 2009 dengan prevalensi 68,22 penderita per 100.000 penduduk. Pada tahun 2010 – 2012 angka kejadian berangsur turun hingga target nasional kasus DBD yaitu

  ≤

  container diperlukan untuk menentukan 9 target utama dalam pengendalian vektor.

  Indeks larva nyamuk vektor DBD dinyatakan dalam tiga jenis indeks yang

  Penentuan indeks larva, kepadatan vektor (density figure), dan key kontainer

  tidaknya larva nyamuk di semua tempat tampungan air (kontainer) di dalam dan di luar rumah.

  visual survey yaitu dengan mengamati ada

  Sejumlah 100 rumah dari setiap lokasi digunakan sebagai sampel survei larva sesuai dengan ketentuan WHO, dimulai dari rumah yang terdapat kasus DBD dan rumah-rumah di sekelilingnya. Survei larva nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus menggunakan metode

  Survei larva

  Survei dilakukan pada bulan Oktober tahun 2011 di 10 kelurahan dari tiga 3 kabupaten/kota endemis DBD. Lokasi tersebut meliputi Kelurahan Kepatihan (2 lokasi) dan Kelurahan Bago dari Kabupaten Tulungagung; Kelurahan Mulyoagung, Kelurahan Kebonagung, dan Kelurahan Mangliawan dari Kota Malang; Kelurahan Sukorejo, Kelurahan Doko, Kelurahan Mojoroto, dan Kelurahan Bandar Lor dari Kota Kediri;

  BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian

  dengan standar WHO, dan Angka Bebas Jentik 2 (ABJ) sesuai dengan standar nasional, serta menentukan key container sebagai preferensi bertelur nyamuk di daerah endemis DBD di Jawa Timur. Informasi kepadatan vektor diperlukan sebagai indikator potensi penularan virus dengue, dan informasi key

  53 2 per 100.000 penduduk terpenuhi.

  Index (CI), dan Breteau Index (BI) sesuai 6

  Studi ini bertujuan memperoleh gambaran status kepadatan vektor DBD berdasarkan besar House Index (HI), Container

  50,03 kasus, kemudian tahun 2010 meningkat 8 menjadi 86,53 kasus. Tahun 2011 angka insiden DBD per 100.000 penduduk Jawa Timur menurun drastis menjadi 13 kasus, namun tahun 2012 meningkat lagi menjadi 21,49 kasus. Upaya pengendalian penyakit DBD di Jawa Timur sudah dicanangkan oleh pemerintah daerah melalui program pengendalian terpadu 3M Plus (menguras, mengubur, menutup tempat penampungan air), fogging, pelatihan jumantik (juru pemantau jentik), dan lain-lain, akan tetapi program ini kurang berhasil, dilihat dari besar Angka Bebas Jentik (ABJ) 83,50%, di bawah 7 standar nasional yaitu 95%.

  Rate/IR) DBD per 100.000 penduduk sebesar

  8.507 desa/kelurahan. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang cenderung tinggi dalam angka kejadian DBD. Pada tahun 2009 angka insiden (Incidence

  °LU – 8,48°LS dan 111,0°BT – 114,4°BT 2 dengan luas wilayah 47.156 km . Provinsi Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten dan 9 Kota, terbagi menjadi 662 kecamatan, dan 7

  mempunyai kapasitas vektorial sehingga dapat berperan sebagai vektor. Kapasitas vektorial antara lain yaitu kedua spesies rentan terhadap infeksi virus dengue, mampu mereplikasi virus dengue, dan mampu 6 memindahkan virus dengue kepada manusia. Perbedaannya, Ae. aegypti memiliki kompetensi vektorial lebih tinggi karena merupakan antropofilik yang sangat kuat, memiliki habitat di pemukiman dan memiliki perilaku menggigit berkali-kali untuk m e l e n gka p i s a t u s i k l u s g o n o t ro p i k . Sedangkan Ae. albopictus masih memiliki sifat liar, habitatnya lebih banyak di lingkungan terbuka dan hanya menghisap darah sekali 6 selama satu siklus gonotropik. Provinsi Jawa Timur terletak antara 7,12

  albopictus. Kedua spesies tersebut

  DBD merupakan bentuk berat dari infeksi virus dengue selain Dengue Shock Syndrome (DSS). Di Indonesia terdapat empat serotipe 4 virus Dengue (Den1, Den2, Den3, dan Den4). Sirkulasi lebih dari satu jenis serotipe di suatu tempat menyebabkan keparahan penyakit lebih berat dibandingkan jika hanya terdapat satu jenis serotipe saja. DBD ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes 5 , 6

  Kepadatan Larva Nyamuk .................... (Arum Sih Joharina, Widiarti) ditetapkan oleh WHO yaitu House Index (HI), Container Index (CI), dan Breteau Index (BI). Suatu daerah dikatakan berisiko tinggi terhadap penularan DBD apabila Container

  Index

  CI = Jumlah kontainer positif x 100 Jumlah diperiksa kontainer

  Hasil survei jentik di Kota Kediri memberikan gambaran rata-rata HI 32,51% dan CI 16,55% sehingga telah melebihi standar WHO. Rata-rata BI 35,91% masih di dalam range standar WHO. Hasil survei per kelurahan menunjukkan bahwa Kelurahan Sukorejo, Kelurahan Bandar Lor, dan Kelurahan Doko memiliki kepadatan vektor sedang. Perbedaan terjadi pada Kelurahan Mojoroto yang kepadatan vektornya termasuk tinggi.

  Hasil survei di Kelurahan Mulyoagung, Kelurahan Kebonagung, dan Kelurahan Mangliawan, Kota Malang menujukkan nilai rata-rata HI 27,58%, lebih tinggi dari standar WHO, rata-rata CI 22,36% juga melebihi standar WHO. Akan tetapi nilai BI masih berada di kisaran standar WHO yaitu BI rata- rata 31,90%. Tiga kelurahan yang disurvei memiliki tingkat kepadatan vektor yang sama yaitu termasuk dalam kategori sedang, 5 dengan density figure.

  Hasil survei di tiga kelurahan di Kabupaten Tulungagung secara keseluruhan menunjukkan HI lebih dari standar WHO (HI > 10%) dengan rata-rata 33,38%, CI juga menunjukkan hasil lebih dari standar WHO (CI > 5%) dengan rata-rata 26,67%, sedangkan BI masih di bawah ambang standar WHO (BI < 50%) dengan rata-rata 36, 47% (Gambar 1). Dari ketiga kelurahan di Kabupaten Tulungagung, Kelurahan Bago menunjukkan indeks jentik paling tinggi dengan density figure 6 berarti bahwa kepadatan jentik di Kelurahan Bago termasuk tinggi. Dua lokasi lainnya yaitu Kelurahan Kepatihan lokasi I dan II memiliki density figure 5 sehingga termasuk dalam kategori kepadatan sedang.

  HASIL Indeks jentik di tiga Kabupaten/Kota di Jawa Timur

  2 4-7 3-5 5-9 sedang 3 8-17 6-9 10-19 sedang 4 18-28 10-14 20-34 sedang 5 29-37 15-20 35-49 sedang 6 38-49 21-27 50-74 tinggi 7 50-59 28-31 75-99 tinggi 8 60-76 32-40 100-199 tinggi 9 77+ 41+ 200+ tinggi

  Density figure HI CI BI Kategori 1 1-3 1-2 1-4 rendah

  ABJ = Jumlah rumah bebas jentik x 100 Jumlah rumah diperiksa

  BI = Jumlah kontainer positif x 100 Jumlah diperiksa rumah

  HI = Jumlah rumah positif x 100 Jumlah rumah diperiksa

  5% dan House Index

  mendata jenis-jenis kontainer yang paling banyak positif jentik yang ditemukan di dalam maupun di luar rumah.

  Key container diidentifikasi dengan

  Tabel 1. Kriteria kepadatan larva berdasarkan indeks jentik

  Indeks larva dinyatakan dengan rumus 6 sebagai berikut: 6 Kepadatan jentik (density figure) dihitung berdasarkan nilai HI, CI, dan BI yang dikategorikan menjadi kepadatan rendah, sedang dan tinggi menggunakan kriteria dari Queensland Government (2011). Kepadatan larva dikategorikan sesuai dengan Tabel.1.

  ≥ 95%).

  Jentik (ABJ) adalah persentase rumah yang tidak ditemui jentik, merupakan indikator yang lebih banyak digunakan secara nasional (target ABJ

  10% , dan dikatakan berpotensi tinggi terhadap penyebaran penyakit DBD apabila angka 10 Breteau Indeks lebih dari 50%. Angka Bebas

  ≥

  Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 No. 2, 2014 : 33 - 40

  Kepadatan Larva Nyamuk .................... (Arum Sih Joharina, Widiarti) A B C

  Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 No. 2, 2014 : 33 - 40 D

  Gambar 1.A. House Indeks (HI); B. Container Index (CI); C. Breteau Index (BI); dan D. Angka Bebas Jentik (ABJ) di 10 kelurahan di Kabupaten Tulungagung, Kota Malang, dan Kota Kediri Provinsi Jawa Timur tahun 2014.

  Penentuan key container

  Berdasarkan hasil visual survei, kontainer bak mandi merupakan kontainer terbanyak positif jentik. Jenis–jenis kontainer yang mengandung jentik di 10 kelurahan dinyatakan dalam Gambar 2.

  Gambar 2. Jenis penampungan air (kontainer) positif jentik di 10 kelurahan di Jawa Timur

  PEMBAHASAN

  Temperatur dan kelembaban juga sangat mempengaruhi hidup nyamuk. Peningkatan temperatur dan kelembaban berkorelasi positif dengan kasus DBD. Temperatur yang cenderung tinggi akan mempercepat stadium larva, serta mempercepat masa inkubasi virus. Demikian pula kelembaban yang tinggi juga memperpanjang umur nyamuk sehingga meningkatkan frekuensi menghisap darah. Isu adanya perubahan iklim global menyebabkan efek rumah kaca sehingga temperatur dan kelembaban udara meningkat.

  Kabupaten Tulungagung, Kota Malang, dan Kota Kediri merupakan daerah endemis DBD sejak tahun 2003 – 2010, sehingga dapat dijadikan indikator bahwa sirkulasi virus dengue di daerah ini tergolong tinggi dan bukan tidak mungkin akan muncul kembali sebagai kejadian luar biasa. Dari ketiga komponen tersebut, pengendalian vektor merupakan langkah yang paling efektif untuk

  Pengendalian vektor di Kabupaten Tulungagung, Kota Malang, dan Kota Kediri

  pengendalian, terutama yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.

  container diharapkan dapat membantu fokus

  tempat penampungan air yang paling berperan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk vektor DBD. Secara umum bak mandi merupakan kontainer paling disukai nyamuk untuk meletakkan telur. Hasil ini serupa dengan penelitian lain di Kecamatan Nginden, Sukolilo, Surabaya yang dilakukan pada tahun 2008. Peran key container sebagai sasaran dalam pengendalian vektor DBD telah dibuktikan oleh Maciel de Freitas dan L o u re n c ¸ o - d e - O l ive i ra ( 2 0 1 1 ) d a p a t menurunkan kepadatan nyamuk betina secara drastis namun hanya untuk jangka waktu yang pendek. Dengan mengetahui key

  Bak mandi sebagai key container Key container merupakan gambaran jenis

  Januari-Februari. Curah hujan tinggi akan meningkatkan breeding site nyamuk, terutama di lingkungan luar rumah sehingga dapat meningkatkan kepadatannya.

  Kabupaten Tulungagung, Kota Malang, dan Kota Kediri termasuk daerah endemis DBD dari tahun 2003 sampai 2010, artinya setiap tahun selalu ada kasus DBD di daerah tersebut. Hasil penelitian di lokasi-lokasi survei secara umum sudah memberikan gambaran bahwa kepadatan jentik sebagian besar lokasi termasuk kategori sedang, bahkan terdapat dua lokasi termasuk kategori tinggi. Berdasarkan hal ini maka Kabupaten Tulungagung, Kota Malang, dan Kota Kediri masih berpotensi terhadap terjadinya penularan DBD di periode waktu mendatang. Potensi penularan DBD dibuktikan dengan adanya peningkatan kasus pada tahun 2012 di Jawa Timur secara umum.

  Kepadatan vektor sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan antara lain curah hujan. Jumlah kasus DBD per tahun di Indonesia sejalan dengan fluktuasi curah hujan secara global, begitu pula di Provinsi Jawa Timur. Hubungan antara curah hujan dengan kepadatan vektor DBD telah diteliti oleh Yotopranoto dkk di sebuah kecamatan di Kota Surabaya. Hasilnya menyebutkan bahwa terjadi peningkatan kepadatan dari bulan Januari ke Maret, sejalan dengan puncak musim hujan di Surabaya yaitu pada bulan

  manusia. Laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat turut meningkatkan potensi penularan. Nyamuk Ae. aegypti sebagai vektor utama sangat kosmopolitan serta habitatnya sangat dekat dengan kehidupan manusia.

  dengue di wilayah urban maupun rural adalah

  sangat dimungkinkan dengan makin tingginya mobilitas penduduk. Pada daerah endemis DBD peluang terjadinya penularan akan lebih t i n g g i , b a h k a n d a p a t m e n i m b u l k a n hiperendemisitas yaitu sirkulasi suatu serotipe virus yang sama secara terus menerus pada suatu wilayah. Adanya transmisi transovarial virus dari nyamuk ke telurnya turut meningkatkan peluang penularan. Host atau inang utama virus

  dengue dari manusia sakit ke manusia lain

  Komponen utama penularan virus dengue di suatu daerah meliputi keberadaan virus, host, dan vektor. Faktor pencetus utama adalah adanya virus dengue. Penularan virus

  Kepadatan Larva Nyamuk .................... (Arum Sih Joharina, Widiarti) memutus rantai penularan. Program pengendalian yang telah diterapkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur meliputi peniadaan tempat bertelur nyamuk (dengan

DAFTAR PUSTAKA

  KESIMPULAN Delapan lokasi survei di Kabupaten

  Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 8 No. 2, 2014 : 33 - 40

  13. Yotopranoto, S., et al., The Fluctuation of Aedes Aegypti in Endemic Area of Dengue Hemorrhagic Fever in Surabaya City,

  Southeast Asian J Trop Med Public Health, 2008. 39(5).

  12. Rohani, N., et al., persistency of transovarial dengue virus in Aedes aegypti (Linn).

  2011.

  11. Ariva, L. and K. Oginawati Identifikasi Density Figure dan Pengendalian Vektor Demam Berdarah pada Kelurahan Cicadas Bandung.

  Berdarah Dengue di Kota Dumai Tahun 2008. Journal of Environmental Science, 2009. 2(3).

  10. Zulkarnaini, Y.I. Siregar, and Dameria, Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga dengan Keberadaan Jentik Vektor Dengue di Daerah Rawan Demam

  9. Zuhriyah, Habibie, and Baskoro, The Key Container of Aedes aegypti in Rural and Urban Malang, East Java, Indonesia Health and the Environment Journal, 2012. 3(3).

  8. Dinkes-Jatim, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2010, 2010, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur: Surabaya.

  7. Dinkes-Jatim, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012, 2012, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur: Surabaya.

  3M Plus), pemberantasan nyamuk dewasa dengan fogging, dan pelatihan jumantik sebagai salah satu penegakan surveilans sebenarnya sudah mencakup segala aspek apabila diterapkan dangan konsisten. Kepadatan vektor dapat dijadikan indikator keberhasilan program pemberantasan DBD, sehingga kepadatan vektor di 10 kelurahan yang menjadi titik survei dalam penelitian ini dapat menjadi indikator bahwa program pengendalian di tingkat kelurahan tersebut belum berhasil. Kemungkinan–kemungkinan yang menjadi penyebabnya menjadi keterbatasan yang belum diukur di penelitian ini.

  5. G u b l e r, D . J . , D e n g u e a n d D e n g u e Haemorrhagic Fever. Clinical Microbiology Reviews, 1998. 11(3), (480 - 496).

  4. Suwandono, A., et al., Four dengue virus serotypes found circulating during an outbreak of dengue fever and dengue haemorrhagic fever in Jakarta, Indonesia, during 2004. Trans R Soc Trop Med Hyg, 2006. 100(9), (855-862).

  2010. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

  3. Epidemiologi, P.D.d.S. Buletin Jendela Epidemiologi. Demam Berdarah Dengue, ed. 2.

  2. Arboviruses, S.P., Informasi Umum Demam Berdarah Dengue, 2011, Ditjen PP & PL: Jakarta.

  2008.

  1. Organization, W.H. Dengue status in South East Asia Region : An epidemiological perspective.

  Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dinkes Kabupaten Tulungagung, Dinkes Kota Malang, dan Dinkes Kota Kediri, serta kepada para teknisi lapangan B2P2VRP yang terlibat dalam survei larva.

  Bak mandi merupakan key container tempat perkembangbiakan nyamuk vektor DBD di tiga kabupaten sehingga dapat dijadikan fokus pengendalian untuk jangka pendek.

  SARAN

  container tempat perkembangbiakan nyamuk vektor DBD di tiga kabupaten.

  Tulungagung, Kota Malang, dan Kota Kediri di Provinsi Jawa Timur memiliki kepadatan larva kategori sedang, sedangkan dua lokasi yaitu Kelurahan Bago (Kabupaten Tulungagung) dan Kelurahan Mojoroto (Kota Kediri) memiliki kepadatan jentik kategori tinggi. Seluruh lokasi survei masih berpotensi terhadap terjadinya penularan Demam Berdarah Dengue. Bak mandi merupakan key

  6. WHO, comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. revised and expanded edition, 2011, SEARO Thecnical Publication: India.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Indonesia. Journal of Indonesian Tropical and Infectious Disease, 2010. 1(2).

  14. Yussanti, N., M. Salamah, and H. Kuswanto, Pemodelan Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Jawa Timur Berdasarkan Faktor Iklim dan Sosio-ekonomi Dengan Pendekatan Regresi Panel Semiparametrik, dalam Jurusan Statistika Fakultas MIPA2011, ITS: Surabaya.

  15. Maciel-de-Freitas, R. and R. Lourenc¸o-de- Oliveira, Does targeting key-containers effectively reduce Aedes aegypti population density? Tropical Medicine and International Health, 2011. 6(8).

  Kepadatan Larva Nyamuk .................... (Arum Sih Joharina, Widiarti)

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

An Analysis of illocutionary acts in Sherlock Holmes movie

27 148 96

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

Teaching speaking through the role play (an experiment study at the second grade of MTS al-Sa'adah Pd. Aren)

6 122 55

Enriching students vocabulary by using word cards ( a classroom action research at second grade of marketing program class XI.2 SMK Nusantara, Ciputat South Tangerang

12 142 101

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37