FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

  Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

  Kata Kunci : Involusi uterus, Mobilisasi dini, Inisiasi menyusui dini, Paritas PENDAHULUAN

  involusi uterus yaitu, paritas, pemberian ASI

  merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram (Marmi, 2014). Uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta (Manuaba, 2013). Faktor yang mempengaruhi

  involusi. Involusi uterus atau pengerutan uterus

  Masa setelah persalinan atau masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti kedaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut

  yang sebelumnya membesar masif ke ukuran yang sedikit lebih besar dari keadaan sebelum hamil (Ferial, 2013).

  postpartum

  mengurangi uterus

  hemostasis yang diperlukan, dan akhirnya

  Pada saat persalinan atau di sebut juga proses pengeluaran janin serta plasenta dari dalam rahim ibu yaitu pada tahap persalinan kala III (pelepasan uri). setelah lahirnya bayi, maka mulai berlangsung pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch. Karena sifat retraksi otot rahim (Manuaba, 2013). Pada kala III juga akan terjadi proses involusi setelah kelahiran bayi. Selama proses involusi, kontraksi yang terus menerus pada uterus menyebabkan

  Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2013). Selama kehamilan, uterus berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembanganya hasil konsepsi. Pada akhir kehamilan berat uterus dapat mencapai 1000 gram. Berat uterus wanita dalam keadaan tidak hamil hanya sekitar 30 gram. Satu minggu setelah persalinan berat uterus menjadi sekitar 500 gram, dua minggu setelah persalinan menjadi sekitar 300 gram dan menjadi 40-60 gram setelah enam minggu persalinan (Maritalia, 2014).

  dapatkan pengaruh antara mobilisasi dini terhadap involusi uterus (ρ =0,041), terdapat pengaruh antara inisiasi menyusui dini terhadap involusi uterus (ρ =0,028), dan terdapat pengaruh antara paritas terhadap involusi uterus (ρ =0,000). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara mobilisasi dini, inisiasi menyusui dini, dan paritas terhadap involusi uterus di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.

  FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Lisnawaty

  Pearson Chi-Square (ρ<0,05) untuk mengetahui pengaruh antara variabel. hasil analisis bivariat di

  Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram, proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara mobilisasi dini, inisiasi menyusui dini, dan paritas terhadap involusi uterus di RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar sebanyak 244 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, di dapatkan 71 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 16.0. analisa data mencakup analisa univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji statistik

  ABSTRAK

  (Alamat Korespondensi : Lisna_70@ymail.com/085399389209 )

  3 RSUD Salewangan Maros

  2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  3

  2 , Hasmawati

  1 , Ernawati

  dini dan latihan (pergerakan atau mobilisasi dini) (Hindiriati, 2011). Pada beberapa

BAHAN DAN METODE

  Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004 dalam Hidayat A, 2014). Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu postpartum di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat A, 2014) jumlah sampel dalam penelitian ini 71 responden. Pengambilan sampel menggunakan tehnik

  b. Ibu postpartum yang tidak bisa membaca dan menulis sendiri

  a. Ibu post partum yang sedang sakit dan tidak bisa di ikut sertakan dalam penelitian

  2. Kriteria eksklusi:

  b. Semua ibu postpartum dengan partus normal tanpa komplikasi c. Semua ibu postpartum yang bersedia menjadi responden

  a. Semua ibu postpartum dengan partus normal yang telah melahirkan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar

  1. Kriteria inklusi:

  penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti. Ada pun kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian adalah sebagai berikut

  purposive sampling yaitu suatu tehnik

  Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721 keadaan, terjadi proses involusi uterus tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilannya terlambat. Penyebabnya adalah infeksi endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri (Manuaba, 2013).

  Asuhan pada masa nifas perlu mendapatkan perhatian karena sekitar 60% Angka kematian ibu (AKI) terjadi pada periode ini (Maritalia, 2014). Berdasarkan pengamatan WHO (World Health Organitation) angka kematian ibu adalah sebesar 500.000 jiwa setiap tahunnya. Kejadian kematian ibu sebagian besar terdapat di negara berkembang yaitu sekitar 98 sampai 99%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kematian ibu di negara berkambang lebih 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Kematian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan. Penyebab utama kematian ibu adalah trias klasik (pendarahan, infeksi, gestosis).

  pendekatan cross sectional, dengan maksud untuk mengetahui pengaruh antara mobilisasi dini, inisiasi menyusui dini, dan paritas terhadap involusi uterus.

  deskriptif dan analitis dengan menggunakan

  Penelitian ini menggunakan metode

  Lokasi, populasi, dan sampel

  Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi involusi uterus pada ibu postpartum.

  Berdasarkan data yang diperoleh di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, jumlah ibu bersalin pada tahun 2012 sebanyak 3259 orang ibu, tahun 2013 sebanyak 3741 orang ibu, dan pada tahun 2014 sebanyak 4253 orang ibu, dari 4253 orang ibu pada bulan desember ibu bersalin normal sebanyak 244 orang ibu dan yang mengalami percepatan dalam involusi sebanyak 165 orang ibu.

  Di sulawesi selatan cakupan penanganan komplikasi kebidanan mencapai 65.0% pada tahun 2013 (profil kesehatan indonesia tahun 2013). Tingkat kesadaran ibu untuk melakukan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan meningkat yaitu sebesar 93,47% dibandingkan dengan yang tidak di tolong tenaga kesehatan 6,53%. Kematian ibu di sulawesi selatan pada tahun 2012 berkisar antara 1-19 kematian yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pendarahan (42,86%), hipertensi dalam kehamilan (36,43%), infeksi (6,43%), abortus (0,71%), partus lama (0,71%), dan penyebab lainnya (12,86%) (Profil kesehatan Sulawesi Selatan, 2012).

  Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah pendarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di indonesia tetap di dominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu pendarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi (Profil kesehatan indonesia 2013).

  Indonesia, di antara negara ASEAN, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Dengan perkiraan persalinan di indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa, dapat dijabarkan bahwa angka kematian ibu sebesar 15.000-15.500 setiap tahunnya atau terjadi setiap 30-40 menit. Penyebab kematian ibu adalah pendarahan 30,5%, infeksi 22,5%, gestosis 17,5%, dan anastesia 2,0% (Manuaba, 2013).

  Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Pertiwi Makassar di ruangan PNC dari tanggal 14 Maret – 16 April 2015. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

  Pengolahan Data

  Karyawan Swasta 19 26,8 PNS 12 16,9

  Tidak dilakukan 17 23,9 Total 71 100.0

  IMD n % Dilakukan 54 76,1

  Tabel 5. Inisiasi menyusui dini (IMD) pada ibu post partum di rumah sakit khusus ibu dan anak pertiwi makassar

  Berdasarkan tabel 4. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan mobilisasi dini yaitu 55 responden (77,5%) dan yang tidak melakukan mobilisasi dini sebanyak 16 responden (22,5%).

  Tidak dilakukan 16 22,5 Total 71 100.0

  Mobilisai dini n % Dilakukan 55 77,5

  Tabel 4. Mobilisasi dini ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar

  Total 71 100.0 Berdasarkan tabel 3. di atas diketahui bahwa dari 71 responden terbanyak berada pada pendidikan SMA berjumlah 36 responden (50,7%), 20 responden (28,2%) dengan pendidikan S1, 8 responden (11,3%) dengan pendidikan SMP, dan terdapat 7 responden (9,9%) dengan pendidikan D3.

  D3 7 9,9 S1 20 28,2

  SMP 8 11,3 SMA 36 50,7

  Pendidikan terakhir ibu n %

  Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar

  Total 71 100.0 Berdasarkan tabel 2. diatas diketahui bahwa dari 71 responden terbanyak berada pada pekerjaan IRT berjumlah 32 responden (45,1%), 19 responden (26,8%) sebagai Karyawan Swasta, 12 responden (16,9%) sebagai PNS, dan terdapat 8 responden (11,3%) sebagai Honorer.

  IRT 32 45,1 Honorer 8 11,3

  1. Editing

  Pekerjaan ibu n %

  Total 71 100.0 Berdasarkan tabel 1. di atas diketahui bahwa dari 71 responden terbanyak umur 26-35 tahun berjumlah 37 responden (52,1%), 23 responden (32,4%) berada pada rentang umur antara 18-25 tahun, dan terdapat 11 responden (15,5%) berumur 36-45 tahun. Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar

  Umur Ibu n % 18-25 Tahun 23 32,4 26-35 Tahun 37 52,1 36-45 Tahun 11 15,5

  1. Analisa Univariat Tabel 1. Distibusi responden berdasarkan kelompok umur ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu Dan Anak Pertiwi makassar

  2. Analisis bivariet: analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupah komperatif, asosoatif maupun korelatif. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan menggunakan uji chi square.

  1. Analisis univariat: data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

  Analisa Data

  4. Melakukan tehnik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak di analisis. Dalam tahap ini diolah dan di analisis dengan tehnik-tehnik tertentu.

  3. Entri data Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

  merukan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

  Coding

  2. Coding

  memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan

  Editing adalah upaya untuk

HASIL PENELITIAN

  Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721 Berdasarkan tabel 5. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) yaitu 54 responden (76,1%) dan yang tidak melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) sebanyak 17 responden (23,9%).

  Tabel 9. Distribusi pengaruh faktor IMD terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit ibu dan anak Pertiwi Makassar

  Total 47 66,2 24 33,8 71 100

  Primipara 24 33,8 2 2,8 26 36,6 Multipara 23 32,4 22 31,0 45 63,4

  Total Cepat Lambat n % n % n %

  Paritas Involusi Uterus

  Berdasarkan uji statistik chi-square yaitu nilai ρ=0,028 < α=0,05 dapat di simpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan antara inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit ibu dan anak Pertiwi Makassar. Tabel 10. Distribusi pengaruh paritas terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus ibu dan anak Pertiwi Makassar

  IMD diantaranya 15 responden (21,1%) yang mengalami percepatan involusi uterus dan 2 responden (2,8%) yang mengalami perlambatan involusi uterus. Terdapat 54 responden (76,1%) yang melakukan IMD diantaranya 32 responden (45,1%) yang mengalami percepatan involusi uterus dan 22 responden (31,0%) yang mengalami perlambatan involusi uterus.

  Berdasarkan tabel 9. di atas diketahui bahwa dari 71 responden 17 responden (23,9%) yang tidak melakukan

  ρ=0,028

  Total 47 66.2 24 33,8 71 100

  Dilakukan 32 45,1 22 31,0 54 76,1 Tidak dilakukan 15 21,1 2 2,8 17 23,9

  Total Cepat Lambat n % n % n %

  IMD Involusi Uterus

  Berdasarkan uji statistik chi-square yaitu nilai ρ=0,041 < α=0,05 dapat disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan antara mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit ibu dan anak Pertiwi Makassar.

  Tabel 6. Paritas pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar

  Terdapat 55 responden (77,5%) yang melakukan mobilisasi dini diantaranya terdapat 33 responden (46,5%) yang mengalami percepatan involusi uterus dan 22 responden (31,0%) yang mengalami perlambatan involusi uterus.

  Berdasarkan tabel 8. di atas diketahui bahwa dari 71 responden 16 responden (22,5%) yang tidak melakukan mobilisasi dini diantaranya terdapat 14 responden (19,7%) yang mengalami percepatan dalam involusi uterus dan 2 responden (2,8%) yang mengalami perlambatan dalam involusi uterus.

  Tidak dilakukan 14 19,7 2 2,8 16 22,5 Total 47 66,2 24 33,8 71 100 ρ=0,041

  Mobilisasi Dini Involusi Uterus Total Cepat Lambat n % n % n % Dilakukan 33 46,5 22 31,0 55 77,5

  2. Analisa Bivariat Tabel 8. Distribusi pengaruh faktor mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak Pertiwi Makassar

  Berdasarkan tabel 7. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami percepatan dalam involusi uterus yaitu 47 respoden (66,2%) dan yang mengalami perlambatan dam involusi uterus sebanyak 24 responden (33,8%).

  Lambat 24 33,8 Total 71 100.0

  Involusi uterus n % Cepat 47 66,2

  Tabel 7. Involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar

  Berdasarkan tabel 6. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden termasuk dalam Multipara yaitu 45 responden (63,4%) dan yang termasuk dalam primipara sebanyak 26 responden (36,6%).

  Multipara 45 63,4 Total 71 100.0

  Paritas n % Primipara 26 36,6

  ρ=0,000 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

   Berdasarkan uji statistik chi-square

  yaitu nilai ρ=0,000 < α=0,05 dapat di simpulkan Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan antara paritas terhadap involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit ibu dan anak Pertiwi Makassar.

  PEMBAHASAN

  1. Pengaruh variabel mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum Berdasarkan hasil penelitian di peroleh percepatan involusi uterus pada ibu post partum dengan faktor mobilisasi dini bahwa sebagian besar responden yang melakukan mobilisasi dini mengalami percepatan dalam proses involusi uterus. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik chi-square yang menunjukan nilai

  ρ = 0,041 < 0,05, ini dapat di artikan ada

  pengaruh antara mobilisasi dini dengan percepatan involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar.

  Perawatan puerperium lebih aktif dengan di anjurkan mobilisasi dini. Perwatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium, mempercepat involusi alat kandungan (Manuaba, 2013).

  Mobilisasi dini memberikan beberapa keuntungan seperti pelemasan otot-otot yang lebih baik, kontraksi dan retraksi dari otot-otot uterus setelah bayi lahir, yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak di perlukan, dengan adanya kontraksi dan retraksi yang terus menerus ini menyebabkan terganggunya peredaran darah dalam uterus yang menyebabkan jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga ukuran jaringan otot- otot tersebut menjadi kecil. Dengan adanya proses tersebut maka ibu yang melakukan mobilisasi dini mengalami penurunan fundus uteri lebih cepat dan kontraksi uterus yang lebih kuat dibandingkan ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini (Martini, 2012).

  Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh (Titik Hindriati, 2011) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan involusi uterus pada ibu nifas di rumah bersalin wilayah kerja puskesmas rawasari tahun 2011, bahwa ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini dengan involusi uterus ibu nifas, dengan hasil uji statistik chi-squre besaran nilai ρ value = 0,000.

  Berdasarkan penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa faktor mobilisasi dini berpengaruh terhadap percepatan involusi uterus karena dengan bergerak, otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan dan mempercepat proses penyembuhan. Dengan bergerak juga akan merangsang peristaltik usus kembali normal dan mobilisasi dini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.

  2. Pengaruh variabel inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu post partum

  Berdasarkan hasil penelitian di peroleh percepatan involusi uterus pada ibu post partum dengan faktor IMD bahwa sebagian besar responden yang melakukan IMD mengalami percepatan dalam proses involusi uterus. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik chi-

  square yang menunjukan nilai ρ = 0,028 <

  0,05, ini dapat di artikan ada pengaruh antara IMD dengan percepatan involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar.

  Proses involusi uterus dibantu dengan kesedian ibu untuk memberikan ASI dini. Pada waktu bayi mengisap ASI terjadi rangsangan ke hipofisis posterior sehingga dapat dikeluarkannya oksitosin, yang berfungsi untuk meningkatkan kontraksi otot polos di sekitar alveoli kelenjar ASI sehingga ASI dapat dikeluarkan. Oksitosin akan merangsang pula otot rahim sehingga mempercepat terjadinya involusi rahim (Manuaba, 2013).

  Inisiasi menyusui dini (IMD) permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusui sendiri, serta untuk membantu mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan mengurangi pendarahan setelah kelahiran pada ibu. Hal ini disebabkan adanya isapan bayi pada payudara dilanjutkan melalui saraf ke kelenjar hipofisis di otak yang mengeluarkan hormon oksitosin. Oksitosin selain bekerja untuk mengkontraksikan saluran ASI pada kelenjar air susu juga merangsang uterus untuk berkontraksi sehingga mempercepat proses involusi uterus (Ambarwati, 2010). Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Desi liana, 2013, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di rumah sakit dr. Zaenoel Abidin banda aceh, bahwa ada pengaruh antara inisiasi menyusui dini dengan tinggi fundus uteri, dengan hasil analisa statistik mengenai uji chi-square menghasilkan ρ value = 0,005.

  Berdasarkan penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa inisiasi menyusui dini (IMD) memiliki pengaruh terhadap percepatan involusi uterus dimana ibu yang menyusui secara dini akan merangsang hormon oksitosin sehingga mempercepat proses involusi, juga merangsang hormon prolaktin untuk meningkatkan produksi ASI, membantu ibu mengatasi stress dan rasa kurang nyaman, dan rasa rileks pada ibu setelah bayi menyusui.

  3. Pengaruh variabel paritas terhadap involusi uterus pada ibu post partum Berdasarkan hasil penelitian di peroleh percepatan involusi uterus pada ibu post partum dengan faktor paritas bahwa sebagian besar responden yang termasuk primipara mengalami percepatan dalam proses involusi uterus. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji statistik chi-square yang menunjukan nilai

  ρ = 0,000 < 0,05, ini dapat di artikan ada

  pengaruh erat antara paritas dengan percepatan involusi uterus pada ibu post partum di rumah sakit khusus daerah ibu dan anak pertiwi makassar.

  Paritas mempengaruhi proses involusi uterus. Proses pemulihan uterus pasca persalinan atau involusi sedikit berbeda antara primipara dan multipara. Primipara ditunjukan dengan kekuatan kontraksi uterus lebih tinggi dan uterus teraba keras. Sedangkan pada multipara kontraksi dan relaksasi uterus berlangsung lebih lama sehingga lebih di intensifkan untuk menyusui. Paritas pada ibu multipara cenderung menurun kecepatannya dibandingkan primipara, begitu juga ukuran uterus pada ibu primi ataupun multi memiliki perbedaan sehingga ini juga memberikan pengaruh terhadap proses involusi (Martini, 2012).

  Paritas dapat mempengaruhi involusi uterus, terutama pada paritas tinggi dimana otot-otot uterus terlalu sering terenggang maka elastisitasnya akan berkurang sehingga memerlukan waktu yang lama dalam proses pemulihannya. Involusi uterus bervariasi pada ibu pasca bersalin dan biasanya ibu yang paritasnya tinggi proses involusinya menjadi lebih lambat (Hindriati, 2011).

  Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Desi liana, 2013 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di rumah sakit dr. Zaenoel Abidin banda aceh, bahwa ada pengaruh antara paritas dengan tinggi fundus uteri pada post partum, dengan hasil analisa uji statistik menggunakan chi- square menghasilkan nilai ρ value = 0,017.

  Berdasarkan penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa faktor paritas berpengaruh terhadap percepatan involusi uterus dimana ibu yang melahirkan pertama kali elastisitas otot rahimnya masih baik sehingga mempercepat proses involusi berbeda dengan ibu yang telah sering melahirkan karena elastisitas otot- otot rahimnya terganggu dan menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi secara maksimal sehingga proses involusi terhambat.

  KESIMPULAN

  1. Ada pengaruh antara faktor mobilisasi dini terhadap involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar

  2. Ada pengaruh antara faktor inisiasi menyusui dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar

  3. Ada pengaruh antara faktor paritas terhadap involusi uterus pada ibu post partum di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar

  SARAN

  1. Perlu pemantauan pada proses involusi uterus ibu post partum untuk mencegah terjadinya gangguan involusi pada ibu post partum di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar pada khususnya dan untuk menekan komplikasi gangguan involusi uterus ibu pasca salin di Sulawesi Selatan pada umumnya.

  2. Untuk instansi terkait pemantauan PNC agar dapat menyebarkan informasi mengenai perlunya perhatian khusus terhadap ibu post partum

  3. Perlu penelitian lebih lanjut tentang involusi uterus ibu post partum dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

  DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Eny Retna, Diah Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Nuhu Medika : Jogjakarta.

  Amiruddin, Ridwan, Hasmi. 2014. Determinan Kesehatan Ibu dan Anak. TIM : Jakarta. Dewi, Vivian Nanny Lia, Tri Sunarsih. 2013. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Salemba Medika : Jakarta. Desi liana. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post partum di rumah sakit umum dr. Zainoel abidin banda aceh. (http://simtakp.uui.ac.id/docjurnal/DESI_LIANA jurnal_dsi.pdf, diakses 7 januari 2015).

  Ferial, Eddyman W. 2013. Biologi Reproduksi. Penerbit Erlangga : Jakarta. Hindiriati, Titik. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Involusi Uteri pada Ibu Nifas di Rumah

  SakitBersalin Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Tahun 2011. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.

  14 No.1 Tahun 2014.(http://jurnal.unbari.ac.id/images/stories/Vol.14%20No.1%20Feb%20214/titik.pdf, situs diakses 7 januari 2015) Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta.

  Maritalia, Dewi. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Martini. 2012. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Tinggi Fundus Uteri Ibu Post Partum Hari Ke-Tujuh Di

  Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bumi II Lampung Utara. Skripsi Tidak Diterbitkan. Depok: fakultas Kesehatan masyarakat – UI.

  Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2013. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandunga dan KB. EGC : Jakarta. Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Marimbi, Hanum. 2010. Biologi Reproduksi. Nuhu Medika : Jogjakarta Maryunani A. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Menejemen Laktasi. TIM : Jakarta.

  Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013.(http://www.depkes.go.id/resources/downl /pusdatin/profil-kesehatan indonesia/profil-kesehatan-indonesia 2013.pdf, diakses 7 januari 2015).

  Profil Kesehatan Sulawesi Selatan, 2012. (http://sirs.buk.depkes.go.id/rsonline/report/ profile_pdf.php?id=73prop, diakses 7 januari 2015). Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan III (Nifas). TIM : Jakarta Timur. Ratna Kausar. 2009. Hubungan antara mobilisasi dini dengan involusi uteri pada ibu nifas. Vol.3 NO.1, Juni 2011. (http://www.stikes-insan-seagung.ac.id/wp content/uploads/2012/04/INKES-Vol-3-no-1.pdf, diakses 7 januari 2015). Saleha, Sitti. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika : Jakarta. Sari, Eka Puspita, Kurnia Dwi Ramandini. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). TIM: Jakarta Timur. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan peneuntun praktis bagi pemula. Mitra Cendekia : jogjakarta. Sri Sukarsi. 2013. Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini pada Kontraksi Uterus Ibu Bersalin di BPS Kecamatan Bluto.

  (http://download.portalgaruda.org/article .php?article=253497&val=6831&title= pengaruh% 20inisiasi%20meyusu%20ini%20pada%20kontraksi%20uterus%20ibu%20brsalin%20di%20bps%20ke camatan%20bluto, diakses 7 januari 2015). Widyasih, Hesty, dkk. 2013. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya : Yogyakarta.

  Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 7 Nomor 5 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721