SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo 1964-2016 (Sejarah perkembangan dan peranannya).

SD MUHAMMADIYAH 1 SIDOARJO 1964-2016
(SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERANANNYA)

SKRIPSI
DiajukanuntukmemenuhisebagaianSyaratMemperoleh
GelarSarjanadalamProgam Strata Satu (S-1)
PadaJurusanSejarahPeradaban Islam (SPI)

Oleh
BalqisAlmumtahanah
NIM: A02213020

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2017

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo 1964-2016 ( Sejarah
Perkembangan dan peranannya). Adapun fokus masalahnya adalah sebagai
berikut : 1) Bagaimana sejarah berdirinya SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo.

2) Bagaimana perkembangan SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo tahun 1964-2016.
3) Bagaimana peranan SD Muhammadiyah di bidang pendidikan, dakwah dan
sosial tahun 1964-2016.
Penelitian ini di susun dengan menggunakan metode sejarah yakni
mengungkapkan peristiwa masa lampau dengan beberapa langkah, diantaranya
pemilihan topik, heuristik, verivikasi sumber atau kritik, interpretasi, dan
historiografi. Adapun pendekatan yang digunakan ialah pendekatan historis yang
bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa ketika SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo
dirintis hingga berkembang. Didukung pula dengan teori change and continuity
dari Cliare Holt yang menggambarkan tentang perkembangan dan perubahan SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo.
Hasil penelitian skripsi ini adalah : 1) SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo
berdiri pada tahun 1964, dimulai perintisannya pada tahun 1959 oleh para
pengurus Muhammadiyah Cabang Sidoarjo yang di dukung pula oleh para
pewaqaf. 2) SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo mengalami perkembangan yang
cukup pesat beberapa tahun ke belakang ini pada beberapa aspek seperti
perkembangan kurikulum, jumlah murid dan guru, dan fasilitas yang disuguhkan.
3) SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo memiliki peran pendidikan dengan yang diraih
baik mata pelajaran maupun di bidang ekstrakurikuler, sedangkan untuk bidang
dakwah memiliki peran dengan kegiatan-kegiatan agama baik untuk murid, guru,

maupun masyarakat sekitar dan untuk di bidang sosial SD Muhammadiyah
bersosialisasi dengan membantu masyarakat yang khususnya kurang mampu.

vii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRACT
This thesis is titled SD Muhamamdiyah 1 Sidoarjo 1964-2016 (Sejarah
Perkembangan dan Perananya). To find out the issues contained in the study then
formulated some problem including : 1) How does the history of SD Muhammadiyah 1
Sidoarjo. 2) How is the development of SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo since 1964-2016.
3) How is SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo role’s of education, da’wah and socialize since
1964-2016.
The research was arranged by historical method that was revealed the past with a
few steps like a topic selection, heuristic, source verification or critics, interpretetion, and
historiography. As for approach, was arranged by historical approach which aim to
describe the incident when establishment of SD Muhammadiyah and supported too by
change and continuity theory from Claire Holt While the change and continuity was
explained about progress and role which is happen from SD Muhammadiyah appearing.

Result of this research there are: 1) SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo was
establisment in 1964, was appear since 1950s by administration of Muhammadiyah
Sidoarjo that time with the people’s who was inaugurate for SD Muhammadiyah 1
Sidoarjo. 2) SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo have many progress in several years back, as
curriculum, amount the student and teacher, and the facilities owned. 3) SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo have much education role as da’wah for socialize to uphold
Islam in accordance with the Alquran and Assunnah.

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………....i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................iv
PEDOMAN TRANSLITERASI....................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................................vi
HALAMAN MOTTO...................................................................................................vii

HALAMAN ABSTRAKSI..........................................................................................viii
HALAMAN ABSTRACT..............................................................................................ix
KATA PENGANTAR....................................................................................................x
DAFTAR ISI................................................................................................................xiii

BAB

I: PENDAHULUAN……………………………………………1
A. Latar Belakang……………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………...9
C. Tujuan Penelitian …………………………………….......9
D. Manfaat Penelitian………………………………………..9
E. Pendekatan dan Kerangka Teori ………………………...10
F. Penelitian Terdahulu……………………………………..12
G. Metode Penelitian………………………………………..13
xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

H. Sistematika Pembahasan…………………………………18

BAB

II: SEJARAH BERDIRINYA SD MUHAMMADIYAH 1
SIDOARJO………………………………………………….20
A. Latar belakang berdirinya SD Muhammadiyah 1
Sidoarjo………………………………………………….20
B. Tokoh-tokoh yang berperan dalam berdirinya SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo……………………………...26

BAB

III: PERKEMBANGAN SD MUHAMMADIYAH 1 SIDOARJO
1964-2016…………………………………………………...33
A. Kurikulum pengajaran SD Muhammadiyah 1
Sidoarjo………………………………………………….33
B. Tenaga pengajar SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo……….40
C. Peserta didik SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo…………...44
D. Fasilitas pendukung pengajaran di SD Muhammadiyah 1
Sidoarjo………………………………………………….48


BAB

IV: PERAN SD MUHAMMADIYAH 1 SIDOARJO DALAM
BIDANG PENDIDIKAN, DAKWAH DAN SOSIAL 19642016…………………………………………………………53
A. Peranan SD Muhammadiyah dalam bidang
Pendidikan………………………………………………53

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Peranan SD Muhammadiyah dalam bidang
Dakwah…………………………………………………54
C. Peranan SD Muhammadiyah dalam bidang
Sosial……………………………………………………57
BAB

V: PENUTUP………………………………………………….60
A. Kesimpulan……………………………………………..60
B. Saran…………………………………………………....61


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah pendidikan sering kali tumpang tindih dengan istilah
pengajaran. Oleh karena itu, tidak heran jika pendidikan terkadang juga
dikatakan pengajaran atau sebaliknya. Ini adalah sesuatu yang rancu,
sebagaimana orang keliru memahami istilah sekolah dan belajar. Belajar
dikatakan identik dengan sekolah padahal sekolah hanyalah salah satu dari
tempat belajar bagi peserta didik. Belajar merupakan bagian dari proses
pendidikan yang mencakup totalitas keunggulan kemanusian sebagai

hamba („abd) dan pemakmur alam (khalifah) agar senantiasa bersahabat
dan memberikan manfaat untuk kehidupan bersama. Belajar atau sekolah
sama-sama bermakna mencari ilmu yang merupakan bagian penting dari
proses pendidikan yang pada intinya adalah transfer ilmu dan nilai moral.1
Secara terminologis, pendidikan merupakan proses perbaikan,
penguatan dan penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi
manusia. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu ikhtiar manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan
yang ada dalam masyarakat.2

1

Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga
dan Masyarakat (Yogyakarta: Lkis, 2009), 13.
2
Muhammad Noor Syam, Penegrtian dan Hukum dasarPendidikan, “pengantar” dalam DasarDasar kependidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), 2.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2


Sedangkan Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah proses
perubahan menuju kearah yang positif. Dalam konteks sejarah, perubahan
yang positif ini adalah jalan tuhan yang telah dilaksanakan sejak zaman
nabi Muhammad Saw. Pendidikan Islam dalam konteks perubahan kearah
yang positif ini identik dengan kegiatan dakwah yang biasanya dipahami
sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarkat.3
Sejak wahyu pertama diturunkan dengan program iqra‟ (membaca),
pendidikan Islam praksis telah lahir, berkembang dan eksis dalam
kehidupan umat Islam, yakni sebuah proses pendidikan yang melibatkan
dan menghadirkan tuhan. Pada hakikatnya, pelaksanaan pendidikan Islam
pada awal kebangkitannya digerakkan oleh iman dan komitmen yang
tinggi terhadap ajaran agamanya.4
Oleh karena itu, esensi pendidikan Islam pada hakikatnya terletak
pada kreteria iman dan komitmennya terhadap ajaran agama Islam. Hal ini
sejalan dan senada dengan definisis pendidikan Islam yang disajikan oleh
Ahmad D. Marimba5. Ia menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum ajaran Islam
menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam,
kepribadian muslim.


3

Imam Bawani, Segi-Segi Pendidikan Islam (Surabaya: Al-ihlas, 1987), 73.
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke -21 (Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1988), 5.
5
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma’arif, 1974), 26.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Mengacu pada pendapat Zakiah Daradjad6 dan Noeng Muhadjir,
konsep pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya, tidak
hanya memperhatikan dan mementingkan segi akidah (keyakinan), ibadah
(ritual), dan akhlak (norma-etika) saja, tetapi jauh lebih luas dan dalam
daripada semua itu. Para pendidik Islam pada umumnya memiliki
pandangan yang sama bahwa pendidikan Islam mencakup berbagai

bidang; keagamaan, akidah dan amaliah, akhlak dan budi pekerti, dan
fisik-biologis, eksak, mental-psikis dan kesehatan. Dari sisi akhlak,
pendidikan Islam harus dikembangkan dengan didukung oleh ilmu-ilmu
lain yang terikat.
Di lain sisi dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, pendidikan
merupakan wilayah konflik akut sepanjang akhir abad ke-19, dan
memuncak pada awal abad ke 20. Pendidikan yang dibangun dan
dilaksanakaan oleh pemerintah kolonial belanda menggambarkan kemauan
dan garis politiknya, yaitu sebagai alat untuk memperkuat dan
melanggengkan kekuasaanya di bumi nusantara. Disebelah lain, penduduk
Indonesia menempuh berbagai jalan, di mana lembaga pendidikan adalah
yang paling efektif dan strategis, untuk melepaskan diri dari belenggu
penjajahan.
Dengan demikian, terdapat perbedaan pendekatan dan sudut
pandang

dalam

penyelenggaraan

pendidikan

sesuai

dengan

kepentingannya masing-masing. Disatu sisi untuk mempertahankan status

6

Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah (Jakarta: Ruhama, 1994), 35.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

quo kekuasaan, dan di sisi yang lain sebagai alat perlawanan dan
pembebasan dari status quo.7
Berdasarkan penilaian beberapa tokoh pendidikan, dapat dicatat
setidaknya ada tiga ciri khas yang tampak menonjol dalam sistem
pendidikan yang dibangun oleh kolonial Belanda yaitu, intelektualis, netral
agama, dan bercorak kolonial. Model pendidikan ini ketika dilaksanakan
sebagai kebijakan pemerintah, sudah tentu memunculkan ketidak puasan
masyarakat Indonesia, sehingga mendorong mereka untuk membangun
sistem pendidikan alternatif yang lebih berwajah nasionalis sebagai alat
perlawanan dan institusi tandingan terhadap hegemoni pendidikan
kolonial. Di samping pondok pesantren, sedikitnya ada tiga model
pendidikan

yang

bercorak

nasionalis

yang

cukup

menonjol,

Muhammadiyah (KH. Ahmad Dahlan), INS Kayu Tanam (Mohamed
Sjafei), dan Taman Siswa (KI Hadjar Dewantara). Ketiganya dikatakan
sebagai perintis dan peretas pendidikan nasional yang bercorak modern di
Indonesia.8
Telah terpaparkan sebelumnya, pendidikan memiliki peran cukup
banyak bagi kelangsungan hidup manusia, salah satunya di Indonesia
(untuk menjajah dan untuk melawan penjajah). Dalam disertasi Deliar
Noer9 menyatakan bahwa asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern
Islam di Indonesia dipetakan menjadi dua bagian besar, yaitu gerakan

7

Mohamad Ali, Mazhab Al-Maun Tafsir Ulang Praksis pendidikan Muhammadiyah (Yogyakarta:
Abe Offset, 2005), 8.
8
Zahar Idris, Dasar-Dasar Kependidikan (Padang: Angkasa Raya, 1981), 24.
9
Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: LP3ES, 1994), 35.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

pendidikan dan sosial di satu pihak, dan gerakan politik di pihak lainnya.
Sebagai contoh Muhammadiyah, organisasi yang bergerak dalam
pendidikan dan sosial. Muhammadiyah menyebutnya dengan amal usaha,
seperti amal usaha pendidikan, kesehatan/ rumah sakit, panti asuhan dan
lain sebagainya dalam bidang pemberdayaan masyarakat. Pendidikan
diyakini oleh Muhammadiyah sejak oraganisasi terbesar ini berdiri sebagai
strategi yang efektif dan berkemajuan dalam melakukan penyebaran ajaran
Islam. Keyakinan ini menjadi fondasi bagi Muhammadiyah dalam
mengembangkan sayap

dakwahnya dari masa ke masa sampai

Muhammadiyah memasuki abad 2 dimana secara resmi Muhammadiyah
mengambil sikap bahwa Islam adalah agama berkemajuan. Pembaharuan
pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan oleh pergerakan
Muhammadiyah pada awal abad ke-20 ditandai dengan lahirnya cita-cita
baru dan teknik baru dalam pendidikan Islam yang jauh lebih maju
daripada pesantren.10
Muhammadiyah mengusung modernisasi dalam dunia pendidikan.
Ketika K.H. Ahmad Dahlan memulai mengembangkan sekolah yang
didirikan sebelum membentuk organisasinya, ia mengintegrasikan
kurikulum pendidikannya, yakni pendidikan agama dan umum. Inilah
umat Islam untuk pertama kalinya mengajarkan pendidikan umum kepada
para muridnya, seperti yang dipergunakan oleh lembaga pendidikan
sekuler pada umumnya. Banyak tantangan yang dihadapi K.H Ahmad
10

Amir Hamzah Wirjosukarto, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam yang
Diselenggarakan oleh Pergerakan Muhammadiyah (Malang: KenMutia, 1968), 40.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Dahlan dalam, pembaruan pendidikan ini, tidak hanya dibenci oleh
kalangan tradisi, tetapi juga menyebabkan dirinya memperoleh perlakuan
yang tidak wajar dari mereka yang menentangnya.
Keunikan K.H. Ahmad Dahlan dalam soal ini tampak ketika ia
menggunakan metode tabligh (menyampaikan) dengan mengunjungi
murid-muridnya, dari pada mengundang mereka datang. Padahal pada
waktu guru mencari murid adalah aib sosial budaya. Dalam perkembangan
waktu, apa yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan toh akhirnya diterima
juga, bahkan pada dekade 1950-an, ketika menteri pendidikan Prof. Dr.
Bahder Johan dan menteri agama K.H Wahid Hasyim, model pembaruan
pendidikan K.H. Ahmad Dahlan menjadi program nasional dengan
memasukkan materi pendidikan umum pada kurikulum sekolah-sekolah
agama dan pendidikan agama pada kurikulum sekolah-sekolah umum.11
Telah banyak kota di Indonesia didirikan sekolah Islam dengan
tujuan membantu masyarakat dalam mengembangkan pengetahuan ilmu
Islam dan umum bagi putra-putrinya. Salah satunya di kota Sidoarjo, kota
yang bisa dikatakan memiliki beberapa lembaga pendidikan Islam baik
tradisional (pondok pesantren) maupun modern (campuran sekolah umum
dan agama) yang memiliki latar belakang organisasi maupun tidak.
Muhammadiyah salah satunya, menjadi lembaga pendidikan Islam yang
berkembang di kota Sidoarjo.

11

Majelis Diktilitbang dan LPI PP Muhammadiyah, 1 Abad Muhammadiyah gagasan Pembaruan
sosial keagamaan (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2010), XV.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Tercatat

sudah

ada

sekitar

19

sekolah

dasar

ber-label

Muhammadiyah yang sudah tersebar di kota Sidoarjo, dan hampir 12
sekolah berdiri sebelum era 2000-an. Sekitar tahun 1938, SD
Muhammadiyah berdiri pertama kali di daerah Porong Sidoarjo, namun
kini bangunan pertama itu telah hilang terendam lumpur Lapindo. Di susul
kemudian

tahun

1949

SD

Muhammadiyah

8

Tulangan,

SD

Muhammadiyah 1 Taman pada 1951, lalu SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo
di tahun 1964 dan beberapa lainnya.12
Perjuangan para tokoh penggagas berdirinya sekolah-sekolah ini
bukan tanpa jerih payah, berawal dari tanah pemberian yang di waqafkan,
hingga berpindah-pindah tempat telah dialami oleh beberapa sekolah
Muhammadiyah di Sidoarjo, bahkan tak sedikit tantangan yang dihadapi
dari masyarakat sekitar. Namun, berkat inspirasi dari KH. Ahmad Dahlan
dan Nyai Siti Walidah untuk memajukan pendidikan dan menjadikan
pendidikan Muhammadiyah sebagai media dakwah untuk menegakkan
Islam berkemajuan sebagai cita-citanya, maka tak ada kata putus asa untuk
berdakwah dibidang pendidikan. apalagi mengajarkan generasi penerus
menjadi “alim intelek” yaitu seorang muslim yang seimbang iman dan
ilmunya, menguasai ilmu umum maupun agama, orang yang kuat rohani
dan jasmaninya.
SD Muhammadiyah 1 yang terletak di kota Delta Sidoarjo yang
subur karena diapit kali Surabaya dan kali porong merupakan letak yang
12

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD/MI Muhammadiyah kab. Sidoarjo,
“Rekapitulasi Data Sekolah/ Madrasah (berdasarkan tahun)”, IDEA (01 Desember 2016), 3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

strategis ini tidak sulit untuk transportasi dan akomodasi lainnya. SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo memiliki luas tanah 2007 m2 dan luas
bangunan 1574 m2 dengan kontruksi bangunan lantai dua (gedung utama),
164 m2 kontruksi bangunan lantai 3 (gedung 2) dan 725 m2 masih berupa
tanah yang terletak di Jl. Raden Patah 91 F Sidoarjo.
Sedangkan filosofi dari SD Muhammadiyah 1 ini ialah senantiasa
mengaktualisasikan diri sebagai lembaga pendidikan Islam, pendidikan
yang dimaksud adalah pendidikan yang mencakup masalah moral dan
sosial yang bersumber pada Alquran dan Assunnah. Program pendidikan
yang diinginkan dan dicita-citakan KH. A. Dahlan adalah menanamkan
kehidupan Islami dalam kehidupan sehari-hari. Belajar adalah kewajiban
setiap siswa dan memberikan dorongan agar siswa selalu menjadi seorang
“Long Life Learner” yang tujuannya bahwa belajar mampu menumbuhkan
kompetensi anak untuk berfikir inovatif, kreatif, tekun, dan berpendirian
kuat.
Sekolah percaya bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan tidak
akan berhasil tanpa ada dukungan dari semua pihak. Dan sekolah berupaya
menciptakan pola pendidikan islami terpadu yang didukung oleh segmen
pendidikan yaitu lembaga formal (sekolah), keluarga dan masyarakat.13
Berkenaan dengan latar belakang pemaparan di atas penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan objek SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo.
Meskipun telah banyak ditemukan sekolah modern berbasis Islam, namun
13

SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo, Hand Book SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Sidoarjo: SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo, 2010), 19-20.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo dapat dikatakan sebagai sekolah dasar
tertua dengan model tersebut. Maka penulis melakukan penelitian dengan
judul

“SD

Muhammadiyah

1

Sidoarjo

1964-2016

(Sejarah

Perkembangan dan Peranannya)”
B. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, agar lebih praktis dan terarah dalam
pembahsannya, maka rumusan masalah yang dapat dipaparkan pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sejarah berdirinya SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo?
2. Bagaimana perkembangan SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo 1964-2016?
3. Bagaimana peranan SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo dalam bidang
pendidikan, dakwah dan sosial 1964-2016?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya SD Muhammadiyah I Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui perkembangan SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo dari
1964-2016.
3. Untuk mengetahui peranan SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo dalam
bidang pendidikan, dakwah dan sosial 1964-2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan mengenai sejarah berdirinya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

suatu sekolah dan pengaruhnya terhadap pendidikan masyarakat
sekitar dan sebagai bahan referensi atau rujukan dan tambahan pustaka
pada perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah bersangkutan, penelitian ini dapat digunakan sebagai
data guna menunjang akreditasi, mengetahui sejauh mana visi dan
misi sekolah telah tercapai.
b. Bagi masyarakat atau pegiat dalam pendidikan dapat digunakan
sebagai

rujukan

dalam

mengembangkan

sebuah

lembaga

pendidikan.
E. Pendekatan dan Kerangka teori
Pendekatan dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
historis. Yakni penulis melakukan penelusuran sumber-sumber pada masa
lampau berupa arsip atau dokumen dari SD Muhammdiyah 1 Sidoarjo,14
yang tentunya memiliki banyak informasi mengenai sejarah berdirinya SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo, serta perkembangan yang terjadi sejak
berdirinya hingga tahun 2016. Begitupula dengan peran dari SD
Muhammadiyah 1 terhadap bidang pendidikannya sendiri hingga dakwah
dan sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Penafsiran atau dalam penulisan
sejarah suatu perstiwa sangat tergantung dengan pendekatan yang
digunakan, yakni dari segi mana seorang peneliti melihatnya, dimensi
mana yang diperhatikan, unsur-unsur apa saja yang akan diungkapkan dan
14

Dudung Abdurrohman, Metodologi Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 24.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

lain sebagainya. Hasilnya sangat ditentukan oleh pendekatan yang
dipakai.15 Menurut ilmu, segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat
kapan peristiwa itu terjadi, dimana, penyebab dari kejadian dan siapa yang
terlibat dalam peristiwa tersebut.16
Menurut para ahli untuk mempermudah dalam sebuah penelitian
terhadap masa lampau, seorang peneliti membutuhkan teori dan konsep
dimana keduanya berfungsi sebagai alat analisi serta sintesis sejarah.
Kerangka teoritis maupun konseptual itu sendiri berarti metodologi
didalam pengkajian sejarah, dan pokok pangkal metodologi sejarah adalah
pendekatan yang digunakan.17 Selain itu, penulis juga menggunakan teori
pendekatan sosial. Teori merupakan pedoman guna untuk mempermudah
jalannya penelitian dan sebagai pegangan pokok bagi peneliti dalam
memecahkan

masalah

peneliti.18

Dalam

penelitian

ini

penulis

menggunakan teori “continutity and change”. Menurut Claire Holt pada
tahun 1967 dalam bukunya yang berjudul “Art In Indonesia: continuity
and change”.19 Dengan teori tersebut peneliti akan menguraikan secara
rinci masalah-masalah kesinambungan yang terjadi di dalam lingkungan
SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo.

15

Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1992), 2.
16
Taufik Abdullah, Sejarah dan Masyarakat (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), 105.
17
Ibid., 25.
18
Djarwanto, Pokok-pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penelitian Skripsi (Jakarta:
Liberty, 1990), 11.
19
Lukmanul Hakim, “Pondok Pesantren Biharru bahri „Asali Fadlaailir Rahmah Turen malang
(1978-2010)”, (Skripsi, UIN Sunan Ampel, 2016), 14.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Suatu perubahan akan terjadi di dalam SD Muhammadiyah 1
Sidoarjo, apabila pembaruan datang dan mempunyai kekuatan serta
dorongan yang kuat dan telah ada pada sebelumnya. Jika perubahan baru
memiliki kekuatan serta dorongan yang kuat maka akan terjadi perubahan,
perubahan yang terjadi tidak akan serta merta menggeser dan
menghilangkan tradisi yang lama dan telah ada sebelumnya. Maka masih
ada kesinambungan yang berkelanjutan dari tradisi keilmuan yang lama,
kepada tradisi serta keilmuan yang baru, meski muncul paradigma baru.
Dengan demikian adanya perubahan elemen-elemen lama yang dibuang
dan kemudian dimasukkan elemen-elemen baru bahkan yang sebelumnya
belum ada di sekolah dasar Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Perubahan ini
muncul karena proses kesinambungan dan perubahan masih tetap terlihat
dari kacamata agama, perubahan yang selalu muncul dan Nampak dari
problematika sosial.
Adapun perubahan pada SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo selama
kurun waktu 1964-2016, yaitu: krikulum, jumlah pengajar dan peserta
didik, latar belakang ekonomi, serta perubahan dalam bidang bagunan
yang asal mulanya hanya beberapa bangunan saja hingga menjadi
bangunan yang berkembang dan memiliki fungsi yang sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan yang terjadi.
F. Penelitian Terdahulu
Sesuai dengan data yang terdapat dalam perpustakaan melalui
penelusuran data yang telah penulis lakukan, belum ada penelitian skripsi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

yang membahas tentang objek penelitian kali ini. Berikut beberapa
penelitian yang berkaitan dengan tema yang penulis bahas:
1.

Skripsi Resti Rahmawati Suhardi (2016) Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya yang berjudul Analisis Frekuensi
Bermain Catur Terhadap Tingkat Kecerdasan Anak Umur 8-12
Tahun Di Sekolah Catur Hary Kurniawan dan SD Muhammadiyah
1 Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia

2.

Skripsi Adriani Ningsih (2015) FIP PGSD Universitas Negeri
Surabaya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Batang
Cuisenaire Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penjumlahan
dan Pengurangan Bilangan di Sekolah Dasar (penelitian di
laksanakan di SD uhammadiyah 1 Sidoarjo)

3.

Skripsi Usman Yudi (2004) Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Ampel
Surabaya yang berjudul Manajemen Sekolah Dalam Pembentukan
Tingkah Laku Anak Didik di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo

G. Metode Penelitian
Metode disini diartikan suatu cara atau teknis dilakukan dalam
proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya
dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktafakta dan prinsip-prinsip dengan sabar dan hati-hati dan sistematis untuk
mewujudkan kebenaran.20 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

20

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1995), 24.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

penelitian

sejarah

dari

Kuntowijoyo.

Penelitian

sejarah

menurut

Kuntowijoyo mempunyai lima tahapan yaitu:
1. Pemilihan Topik
Menurut Kuntowijoyo, topik sebaiknya dipilih berdasarkan
kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Dua syarat itu
subyektif dan objektif, sangat penting karena orang hanya akan bekerja
dengan baik kalau dia senang dan dapat.21
Karena penulis bertempat tinggal di sekitar area sekolahan dari
tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama dan pula
memiliki generasi-generasi yang bersekolah di SD muhammadiyah
khususnya yang memiliki sejarah pengaruh perkembangan pendidikan
dan beberapa hal lainnya di kota Sidoarjo. Maka dengan pendekatan
emosional tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan
mneulis tentang sejarah perkembangan dan peranan dari SD
Muhammadiyah I Sidoarjo. Sehingga penelitian ini berjudul SD
Muhammadiyah I Sidoarjo 1964-2016 (sejarah perkembangan dan
peranannya).
2. Heuristik
Kuntowijoyo mengatakan dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Ilmu Sejarah bahwa sumber sejarah disebut juga data sejarah yang
dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang akan ditulis.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian tentang sejarah yang
21

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2001), 92.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

tentunya harus menggunakan sumber lisan serta menggunakan sumber
tertulis yang berupa dokumen, dan artefak.22 Sumber-sumber yang
digunakan dalam penelitian ini berupa sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer diperoleh dengan survei ke lokasi SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo dengan mewawancarai langsung bapak
Ikhsan selaku mantan murid, guru dan kepala sekolah SD
Muhammadiyah 1 yang memiliki beberapa informasi yang mungkin
dijangkau dan beberapa oramg lainnya yang terlibat dimasa itu.
sedangkan sumber sekunder diperoleh dari literature-literatur, maupun
dari internet.
a.

Sumber primer adalah sumber yang dihasilkan atau ditulis pihakpihak yang secara langsung terlibat dan menjadi saksi mata dalam
peristiwa sejarah.23 Sumber primer yang digunakan penulis antara
lain, wawancara dengan Bapak Agus Salim selaku pimpinan
cabang Muhammadiyah Sidoarjo bagian majelis pendidikan dan
pengajaran sekaligus pelaku sejarah berdirinya SD Muhammadiyah
1 Sidoarjo, kemudian bapak Ikhsan selaku mantan murid, guru dan
kepala sekolah di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo, dan bapak legiyo
selaku sesepuh guru di SD Muhammadiyah. juga beberapa guru
generasi awal dan alumni SD Muhammadiyah di awal berdirinya.
Guna untuk memeperdalam dan menguatkan sumber sejarah.

22
23

Ibid., 96.
Aminudin Kasdi, Pengantar Ilmu Sejarah (Surabaya: IKIP, 1995), 30.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

b.

Sumber sekunder adalah sumber yang digunakan sebagai
pendukung dalam penelitian. Sumber-sumber tersebut didapatkan
dari beberapa buku yang berkaitan dengan tema.24 Seperti hasil
penelitian skripsi maupun tesis yang telah dilaksanakan di SD
Muhammdiyah 1 Sidoarjo. Seperti, (Skripsi Resti Rahmawati
Suhardi (2016) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya, Skripsi Adriani Ningsih (2015) FIP PGSD Universitas
Negeri Surabaya, Skripsi Usman Yudi (2004) Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Ampel Surabaya)

3. Verifikasi Sumber
Setelah mengetahui secara persis topik dan sumber sudah
dikumpulkan, tahap berikutnya adalah verifikasi atau kritik sejarah atau
keabsahan sumber. Verifikasi itu ada dua macam, otentisitas atau
keaslian sumber atau kritik ekstern dan kredibilitas atau kebiasaan
dipercayai atau kritik intern.25
a. Kritik intern
Kritik intern merupakan suatu kegiatan untuk menilai data-data
yang diperoleh dengan maksud agar mendapatkan suatu data yang
autentik atau tidak dan mendapatkan suatu data kredibilitas atau
dapat dipercaya. Peneliti mengkritisi dengan adanya sumber data
yang peneliti dapatkan yakni mengenai dokumen tertulis, seperti
contohnya akta pendirian (piagam) yang disahkan tahun pada tahun
24
25

Ibid., 31.
Ibid., 101.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

1970, dan ikrar jual beli tanah waqaf. Sumber yang didapatkan dapat
dibilang autentik karena tahun berdirinya sekolah sesuai dengan akta
berdirinya SD Muhammdiyah 1 yang telah di syahkan oleh
pemerintah.
b. Kritik ekstern
Kritik ekstern merupakan proses untuk mengetahui apakah sumber
yang didapatkan autentik atau tidak. Dalam kritik ekstern ini penulis
menemukan sumber yang autentik yakni sumber lisan dari mantan
pimpinan cabang Muhammadiyah Sidoarjo dalam bidang pendidikan
dan kebudayaan saat itu.
4. Interpretasi
Pada tahap ini penulis mencari hubungan antara data-data yang
ditemukan, pengamatan yang berperan serta dalam penelitian yang
kemudian ditafsirkan. Selain itu data yang diperoleh dirangkai dan
dihubungkan menjadi suatu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.
Dengan melakukan interpretasi disuatu pihak akan menghidupkan
objek penelitian dan dilain pihak akan menggiring data-data pada tema,
topik yang lain. Selain itu, sejarawan tetap ada dibawah bimbingan
metodologi

sejarah,

sehingga

subjektivitas

dapat

dieleminasi.

Metodologi mengharuskan sejarawan mencantumkan sumber datanya.
Hal ini diharapkan agar pembaca dapat mengecek kebenaran data dan
konsisten dengan interpretasinya.26

26

Suhartono, Teori dan Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Graha Ilmu LP3ES, 1985), 55.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

5. Historiografi
Historiografi

merupakan

harapan

akhir

dari

penelitian.

Historiografi adalah menyajikan hasil penafsiran atau interpretasi fakta
sejarah dalam bentuk tulisan menjadi kisah.27 Adapun pola penyajian
adalah sebagai berikut:
a. Informatif deskriptif yaitu penyajian tulisan yang sesuai dengan
aslinya sebagaimana yang diperoleh dari sumber-sumber yang
diteliti, seperti utipan ari buku-buku, kutipan dari narasumber,
maupun ucapan langsung ketika wawancara.
b. Informatif interpretasi yaitu penyajian dengan menggunakan analisis
untuk memperoleh kesimpulan yang sebenarnya.
H. Sistematika Pembahasan
Sesuai dengan tahapan ke empat dari metodologi penelitian yang
saya lakukan ini, yaitu historiografi maka, saya membagi penulisan skripsi
ini ke dalam lima bab. Adapun pembagian tersebut meliputi:
Bab I: Pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini penulis menguraikan
hal-hal yang menjadi latar belakang dari rumusan masalah, membuat batas
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta
sistematika pembahasan.
Bab II: Pembahasan. Penulis membahas sejarah berdirinya SD
Muhammadiyah I Sidoarjo, berikut para tokoh-tokoh yang berperan dalam
berdirinya SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo.

27

Ibid., 43.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

Bab III: Pembahasan. Pada bab ini penulis membahas tentang
perkembangan SD Muhammadiyah I Sidoarjo, yakni perkembangan
kurikulum pendidikan di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo, perkembangan
jumlah pengajar dan pelajar di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo dan
perkembangan fasilitas/ prasarana SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo dari
tahun 1964 hingga 2016.
Bab

IV:

Pembahasan.

Membahas

mengenai

peran

SD

Muhammadiyah 1 Sidoarjo dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial
1964-2016.
Bab V: Penutup. Penulis membuat kesimpulan berupa rangkuman
singkat dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang disesuaikan dengan
rumusan masalah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

BAB II
SEJARAH BERDIRINYA SD MUHAMMADIYAH 1 SIDOARJO
A. Latar Belakang Berdirinya SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo
Sebelum terjadinya revolusi di tahun 1945-1949 organisasi
Muhammadiyah sebenarnya sudah berdiri di Sidoarjo, yang dirintis oleh
Bapak Abdul Jalil dengan beberapa anggota yang sebagian besar dari
kalangan pegawai dan guru. Akibat tergilas arus revolusi, maka banyak
pegawai yang dimutasi ke luar daerah serta para guru yang berfaham
Muhammadiyah banyak yang terjaring wajib militer dan menyebabkan
terkikisnya anggota Muhammadiyah hingga tidak tampak lagi organisasi
ini berjalan di Sidoarjo.
Tahun 1951, muncullah generasi baru yang digagas oleh Bapak
Rosad di Jetis. Di usianya yang masih muda (20 tahun) beliau ingin
mendirikan Muhammadiyah, sebab keprihatinannya terhadap masyarakat
Islam disekitarnya banyak diwarnai budaya agama Hindu yang
menjalankan takhayul, bid’ah dan khurafat.
Berkat dukukungan orang-orang1 yang dianggap dapat diajak
bekerjasama

untuk

mengadakan

pembaharuan

melalui

wadah

Muhammadiyah beliau menyampaikan gagasannya. Akan tetapi, sebagian

1

Diantaranya: H. Ismail Fauzi, H. Yahya Mutahal, Mustofa Anwar, Anwar Yasin, Suut Tahlan dan
Anwar Rauli. Yusuf_sdamada, “Sejarah Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo”, dalam
http://yusufsdamada.blogspot.co.id/2009/05/sejarah-muhammadiyah-di-sidoarjo.html (20 Februati
2017)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

diantaranya masih ada keraguan yang dikhawatirkan, yakni gejolak di
masyarakat yang masih fanatik terhadap tradisinya.
Melalui gerakan kepanduan Hizbul Wathan2 Bapak Rosad merintis
gerakan ini, diupayakan dapat mencetak kader yang memahami cita-cita
Muhammadiyah. Dalam waktu yang relatif singkat Hizbul Wathan
mengalami kesuksesan luar biasa. Maraknya kegiatan ini mendorong
kembali niat awal untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah. Segera
beliau menemui beberapa orang seperti: Bapak Aman (Gedangan/ Ketua
PPP Masyumi), Bapak Masyhur, Bapak Mahhi, dan lainnya yang simpatik
terhadap Hizbul Wathan.
Pertemuan tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan mengadakan
rapat pertama di kediaman Bapak Rosad di Jetis Gg II Sidoarjo. Pertemuan
ini menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan Muhammadiyah dengan
susunan kepengurusan sebagi berikut :
1. Penasehat : Aman
2. Ketua

: Rosad

3. Ekretaris

: Zuani Mustahal

4. Bendahara : Mahhi, Imam Mufdi
5. Anggota

: Abu Bakar Syukur, H. Juaini

2

Salah satu organisasi otonom (ortom) di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah yang begerak
di bidang pendidikan kepanduan putra maupun putri dan mulai dibentuk sejak tahun 1921
(Almanak Muhammadiyah, 1924: 49, lihat juga Almanak 1357 H:226-227). Ortom
Muhammadiyah lainnya adalah „Aisyiyah, Nasyiatul „Aisyiyah (NA), Pemuda Muhamadiyah
(PM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM). Muhamamdiyah, “Hizbul Wathan”, dalam
http://www.muhammadiyah.or.id/content-85-det-hizbul-wathan.html (20 Februari 2017)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Dengan demikian Muhammadiyah mulai bergerak mencari anggota
dan kader-kader dengan cara silaturrahmi dari satu rumah ke rumah yang
lain. Namun usaha tersebut nyatanya kurang menghasilkan, karena banyak
masyarakat yang enggan menjadi anggota resmi tetapi hanya menyatakan
sebagai simpatisan. Sehingga hanya orang-orang dalam kepengurusan saja
yang berusaha menjalankan amalan Muhammadiyah. Salah satunya
dengan mendirikan sholat Idul Fitri di lapangan yang dilaksanakan di Jl.
Kartini Sidoarjo untuk pertama kalinya dengan jama’ah kurang lebih 200
orang.3
Hingga setelah tahun 1955 terjadi perubahan kepenggurusan dan
mulai kembali perintisan organisasi Muhammadiyah di Sidoarjo yang
sebelumnya tidak berjalan mulus. Pendidikan dianggap Muhammadiyah
sebagai ladang dakwah yang efektif untuk menegakkan Islam. Maka,
dirintislah Muhamamdiyah melalui pendidikan. Diawal membangun
pendidikan, Muhammadiyah memulai dengan SMP yang berada di Jetis
lalu disusul dengan SD yang bertempat di GNI.4 Dulu tak terfikirkan untuk
berpindah-pindah dan mencatat dalam buku harian sekolah, karena para
penggurus

Muhammadiyah

beranggapan

yang

penting

sekolah

Muhammadiyah dapat berdiri, apalagi saat itu sedang ramainya PKI.5

Yusuf_sdamada, “Sejarah Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo”, dalam
http://yusufsdamada.blogspot.co.id/2009/05/sejarah-muhammadiyah-di-sidoarjo.html (20 Februati
2017)
4
Saidi, Wawancara, Sidoarjo, 19 Mei 2017.
5
Agus Salim, Wawancara, Sidoarjo, 13 Juni 2017.
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Sebelum Muhammadiyah mendirikan SD di Sidoarjo, sudah
terlebih dulu terdapat sekolah rakyat, tentunya untuk pertama kali adalah
SR di Jasem yang peserta didiknya dari seluruh penjuru daerah kecamatan
Sidoarjo, karena hanya satu-satunya sekolah dasar saat itu. Hingga
berkembang di tahun 1958 muncul SR baru di pucanganom namun hanya
berjalan satu periode saja, lalu tahun 1962 dibangun SD negeri (dulunya
SR) tepat di depan SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo yang dibangun dua
tahun setelahnya.6
SD Muhammadiyah banyak didirikan di kota Sidoarjo, namun saat
itu belum diadakan pencatatan tentang piagam maupun surat keputusan
berdiri. Hingga lambat laun ada penertiban sekolah Muhamamdiyah
sehingga dibuatlah piagam berdirinya dan urutan sekolah. Perintisan awal
SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo sekitar tahun 1959-an bertempat di GNI
Sidoarjo yang letaknya sebelah selatan alun-alun Sidoarjo, setelah berjalan
3 tahun SD Muhammadiyah pindah ke sebelah timur alun-alun Sidoarjo
tepatnya di rumah yang sebelumnya juga digunakan untuk sekolah (SD
Leli), tempat ini merupakan waqaf Muhammadiyah dari H. Abdullah
Mansyur dan H. Anwar Asma. Karena lokasi yang ditempati SD
Muhammadiyah saat itu representatif maka menarik pemerintah untuk
dijadikan sebagai gedung pertemuan, sehingga terjadi pertukaran tanah
antara Muhammadiyah dan Pemerintah Daerah, ini mengakibatkan SD

6

Abdul Manan, Wawancara, Sidoarjo, 25 Mei 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Muhammadiyah harus pindah untuk kedua kalinya setelah berjalan hampir
3 periode. Untuk sementara SD Muhammadiyah harus menempati sebuah
gudang milik H. Anwar Asma di pucanganom, sebab saat itu
pembangunan gedung sekolah belum terselesaikan. Hingga di tahun 1966
SD Muhammadiyah sudah dapat menempati gedung permanen.7
Piagam pendirian perguruan Muhammadiyah mencatat bahwa SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo berdiri pada 1 Agustus 1964. Namun, terdaftar
dan diresmikan pada tahun 1970 yang disertai pula serah terima tanah
waqaf pada tahun 1971 (berdasarkan sisa peninggalan di sekolah) oleh H.
Anwar.
Setelah kepindahan ke gedung baru, kegiatan SD Muhammadiyah
1 Sidoarjo berjalan seperti biasa dari pukul 07.00 hingga pukul 12.00
WIB. Selain itu, ditemukan pula sumber bahwa pada tahun yang sama
terlaksanakan sekolah Diniyah atau Taman Pendidikan Diniyah di siang
hari hingga sore (taman pendidikan diniyah juga tidak terdaftar dalam
catatan khusus). Salah satu murid mengatakan saat itu ia bersekolah di
SMP 1 Sidoarjo yang merangkap dengan sekolah Diniyah di
Muhammadiyah yang berlokasikan di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo,
dengan jumlah murid sekitar 20-30 peserta didik yang berasal dari
kecamatan Sidoarjo dan pengajar sekitar lima orang, diantaranya: Bapak
Karso Aminoto, Bapak Saidi, Bapak Muhammad Harun dan Bapak Hamid

7

Agus Salim, Wawancara, Sidoarjo, 13 Juni 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Wijaya. Namun, untuk pembubaran taman pendidikan Diniyah masih
belum diketahui karena keterbatasan sumber.8
Sempat pula sebelum digunakan untuk kegiatan sekolah gedung ini
digunakan sebagi tempat rapat-rapat rahasia (pemandu Jihad)9 dan Majlis
Tarjih Muhammadiyah tingkat Nasional (berdasarkan buku himpunan
tarjih Muhammadiyah)10. Selain sekolah dasar, sekolah menengah pertama
Muhammadiyah juga menempati gedung yang sama ditahun 1969, dan di
tahun 1971 terlaksanakan Training center (Pondok Romadhon) oleh
siswa-siswa

SMP

Muhammadiyah.

Sebelum

tahun

1977

SD

Muhammadiyah 3 yang berada di Jasem melakukan merger dengan
sekolah dasar Muhammadiyah 1 Sidoarjo, karena murid yang sedikit
sehingga di merger. Lalu lokasi SD Muhammadiyah 3 digunakan untuk
SMP Muhammadiyah sampai saat ini.11
Untuk mengusung kemajuan dan perkembangan pendidikan,
sekolah juga memiliki tujuan yang jelas sejak dirintisnya, maka dari itu
SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo memiliki visi-misi dan strategi pendidikan
yang bisa menjiwai program sekolah. Seiring berjalannya waktu tentu saja
sebuah visi-misi dan strategi mengalami perubahan, memang diawal
berdirinya SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo telah terumuskan visi-misi dan

8

Wulyadi, Wawancara, Sidoarjo , 19 Mei 2017.

9

Abdul Manan, Wawancara, Sidoarjo, 25 Mei 2017.
Ikhsan, Wawancara, Sidoarjo, 23 Februari 2017.
11
Legiyo, Wawancara, Sidaorjo, 22 Februari 2017.
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

strateginya namun hanya dalam pikiran saja dan tidak tertulis. Berikut
visi-misi dan strategi di masa kepemimpinan Bapak Ikhsan di tahun 2003:
1. Visi
“Melahirkan manusia muslim, berakhlaq mulia, cakap, percaya
kepada diri sendiri, serta memiliki aqidah islamiyah istiqomah.”
2. Misi
“Menjadi sekolah alternative unruk mendidik generasi muslim.
Alim dalam agama dan ilmu-ilmu dunia, luas pandangan. Serta bersedia
berjuang untuk kemajuan masyarakat.”
3. Strategi
“Prinsip

pengajaran

mencakup

moralirtas

dan

sosialitas

berlandaskan Alquran dan Assunah. Menanamkan kehidupan Islami
dalam kegiatan sehari-hari. Menumbuhkan kompetensi anak untuk
berfikit inovatif, kreatif, tekun dan berpendirian kuat. Menciptakan pola
pendidikan islami terpadu yang didukung oleh segmen pendidikan yaitu
sekolah, keluarga dan masyarakat.”12
B. Tokoh- Tokoh yang berperan dalam berdirinya SD Muhamamdiyah 1
Sidoarjo
Berdirinya SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo tidak terlepas dari peran
tokoh-tokoh yang berkontribusi di dalamnya, khususnya saat perintisan
awal organisasi Muhamamdiyah di Sidoarjo yang sebelumnya sudah

12

SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo, Hand Book SD Muhammadiyah 1 Pucanganom-Sidoarjo
(Sidoarjo: SD MUHIDA, 2010), 18.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

punah karena kurangnya simpati dari masyarakat, mereka berjuang
melalui berbagai bidang dari amal usaha Muhammadiyah slaah satunya
pendidikan. Berikut para tokoh yang berperan dalam berdirinya SD
Muhammadiyah 1 Sidoarjo : H. Anwar Asma, H. Abdullah Mansyur, Saidi
H.S, BA, Drs H. MK. Agus Salim, Abdul Hamid Wijaya dan
Ghufron.13Berikut penjabaran berdasarkan sumber-sumber yang peneliti
dapatkan :
1. H. Anwar Asma (Almarhum)
Tokoh di luar Muhammadiyah ini terlahir sebagai anak tunggal
pada tahun 1905 di Sawohan, Sidoarjo dari pasangan H. Rois dan Hj.
Siti Asma. Latar belakang keluarganya adalah petani tambak dan
meninggal beserta istri (Ibu Lilik Andari) dan anak laki-lakinya dalam
sebuah kecelakaan saat perjalanan pulang ke Pandaan di tahun 1971
selepas serah terima tanah waqaf ke SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo di
Pucanganom. Hanya Ibu Nur Chotijah A. Salam putrinya yang
terselamatkan dalam kecelakaan itu.14
Pendidikannya saat kecil belum diketahui karena kurangnya
sumber, namun saat besar beliau menempuh pendidikan di pondok
pesantren Tebu Ireng Jombang. Setelah lulus sekolah beliau membantu
orangtuanya dengan bekerja di tambak. Diketahui bahwa sebagian besar
tambak di Sidoarjo adalah milik keluarga H. Anwar, tetapi beliau
bukanlah seorang pengusaha.
13

Agus Salim, Wawancara, Sidoarjo, 13 Juni 2017.
Nur Chotijah A. Salam, Wawancara, Sidoarjo, 8 Mei 2017.

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Tahun 1950 H. Anwar berpindah dari Sawohan ke Daleman,
kemudian memiliki kediaman sendiri di Pucanganom setelah menikah
dengan Ibu Solehah ditahun 1949, namun pernikahannya tidak berjalan
lama. Pada tahun 1952 setelah kelahiran putri pertama bernama Ibu Hj.
Ani’matussa’diyah, beliau memutuskan untuk berpisah dengan Ibu
Solehah. Setelah bercerai, H. Anwar menikahi Ibu Rukhiluq yang
berstatus janda dari Surabaya namun tidak memiliki keturunan.
Kemudian di tahun 1963 H. Anwar menikahi Ibu Maryam dari Gempol,
dan mengakibatkan perpisahan dengan Ibu Rukhiluq di tahun 1965.15
Di tahun yang sama ibu Maryam meninggal karena sakit,
kemudian H. Anwar menikahi Ibu Lilik Andari dari Pandaan, keduanya
dikarunia anak laki-laki dan perempuan. Meskipun hanya memiliki tiga
orang anak kandung, H. Anwar memiliki banyak anak asuh
disekelilingnya. diantaranya yang disekolahkan ke Jogjakarta pada
tahun 1950-an yaitu: Abu Hasan, SH, Ashuri, H. Fadhil/ KhodimH.
Janud Zainudin, Ali Afandi, H. M. Sholeh Kholil.
H. Anwar Asma dikenal sebagai sosok orang yang cerdas dalam
pembangunan, banyak bangunan didirikan untuk kebutu