DAKWAH PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI KARANG TARUNA DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN.

(1)

DAKWAH PEMBERDAYAAN PEMUDA

MELALUI KARANG TARUNA DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

(S.Sos.I)

Oleh: Henni Farikhatin

B02212016

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

Slcripsi Oleh

Nama

Nim

Prodi tudul

PER{WTUJUAN PEMBIITIBING

Henni Frad*hatin

B022t2ot6

Pengunbangan Masyarakat Islam

DAKWAH PEMBERDAYAAIY PEMTIDA MELALIII KARANG

Surabaya" 22 Agu$r$ 2016

Dosen Pembinbing,

1O0^*

Drs H. Hasrn Bbri WD. MA NrP. r9tru 03{xr1 9a2fi t r m0

TARIINA DI I}E$A BALT]N KECAMATAI{

TIIRI

I(ABTIPATEN


(4)

(5)

---'L

PERIIYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Henni Farikhatin 802212016

Pengembangan Masyarakat Islam

DAKWAH PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI KARANG TARUNA DI DESA BALUN KECAMATAN TURI

KABUPATEN LAMONGAN

Nama Nim Prodi

Judul

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil dari

pend amp i n gan atau kary a sendiri, kecual i p ada b agian-bagian yan g diruj uk sumbernya.

Surabaya, 22 Agustus 2016

Henni Farikhatin


(6)

@1

KEMENTERIANT

AGAMA

UMVERSITAS

ISLAM

I\IEGERI

SUNAIT

AMPEL

SURABAYA

PARPUSTAKAAN

Jl- Jend- A- yani I I 7 surabaya 60237 Terp. 03 r -84 3rg72 Fax-03 l -84 r 3300 E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUruAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH I.]NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya" yang bertandatangan di bawatr ini, saya:

Hebv,-r ..m$n-hatin

N[\lI

:

bO4ztto\t

'

D.a.r-qeh.-dsn Ko.rsp.l$afi

lp-er

!

' .-hems..Bf-rS.#-ug.!t@-'9_$F1*-q?ttl .... .

-!-1mi pengembangan ilmu pengetahuaq menyetujui untuk memberikan kepada perpustakaan gD:Ls.uryn Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti iilon-Eksklusif atas trwuirr"iur, ,

rv{skripsi

El

Tesis

tf

Deserrasi

n

Lain_lain(...:...:...)

yang berjudul :

P-aspah'".

k-r$sldegegn

-?"p.n-q#

.Mghg-i

Gg.l'g.Jar-u-rq

4i

{ba pat-un_

kn*n

Tr"

GF:_ffi

\p"*rcan

Beserta gerangkat yang diperlukan (bila a!a), Dengan Hak

Bebas Royalti Non-Ekslusif ini

Perpustakaan UIN Sunan Ampel s*auuy, u"rtr-rt ttienyimpan,

mengalih-media / format-kan,

mengelolanya dalam

-u-:Pt

paogkul* data

(autuf*"),

mindistribusitcannya, dan menampilkan

/

mempublikasikannya

di Intemet

utu

*"oiu

t

^

-iiri"

tutuot

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

id d;;;;

seuma tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis / pencipta dan arau

proibit vug

u"rsu"gt

ut*.

-_'

--*-*

saya bersedia untuk menangglllng secara pribadi, tanpa melibatkan pihak perpustakaan

uIN

sunan Ampel surabay4

t"gaa

bentuk tuntutan

rrur.i*

yang timbul atas pelanggaran

Hak Cipta dalaur karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini yang sayabuat dengan sebenarnya.

Surabay4

'

penulis

( {-{outv,'i

,farit<hatrn

)


(7)

ABSTRAK

Henni Farikhatin. NIM. B02212016. DAKWAH PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI KARANG TARUNA DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Pembangunan di bidang kepemudaan merupakan mata rantai tak terpisahkan dari sasaran pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya saing, merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang untuk keberhasilan di berbagai sektor pembangunan lainnya. Oleh karena itu, pembangunan kepemudaan dianggap sebagai salah satu program yang tidak dapat diabaikan dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan.Dalam pendampingan ini, fasilitator mendalami tentang kesusksesan masa lalu yang pernah dicapai oleh masyarakat Balun. Pendampingan yang dilakukan kepada masyarakat Balun menggunakan Assed Based Community Development (ABCD). Pendampingan ini memanfaatkan potensi yang ada di Desa Balun. Salah satu asset yang dimiliki Desa balun adalah karang taruna yang merupakan asset institusi. Peran partisipatif pemuda dibutuhkan dalam proses pemberdayaan ini dalam pembentukan kesadaran kritis pemuuda, Adanya karang taruna serta kesuksesannya dimasa lalu merupakan asset yang harus dikembangkan dan dipertahankan. Untuk menimbulkan kesadaran kritis pemuda Balun, maka dimulai dengan Pengaktifan kembali karang taruna yang tidak berjalan sesuai dengan fungsinya selama 2 tahun, sebagai tempat atau wadah bagi pemuda Balun mengeluarkan gagasan-gagasan untuk membuat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi karang taruna . Melalui kelompok kelembagaan masyarakat dapat membentuk berbagai macam kegiatan maupun gerakan yang dapat meningkatkan perekonoomian masyarakat dan menimbulkan partisipasi pemuda. Pengelolahan bandeng presto merupakan upaya pemuda dalam memanfaatkan kekayaan ikan yang dimilki oleh Desa Balun, kegiatan tersebut bekerjasama dengan ibu-ibu PKK Desa Balun. Pemberdayaan ini juga menghasilkan pola pikir yang kritis terhadap pemuda dalam mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat.


(8)

ABSTRACT

Henni Farikhatin. NIM. B02212016. Dakwah youth empowerment through youth groups village balun kecamatan turi kabupaten lamongan

Development in the field of youth was the link inseparable from human development targets intact and the indonesian public entirely. Youth development success as human resources qualified and having excellence competitiveness, is one of the key to opening opportunities for success in various sectors other development. Hence, youth development is regarded as one of the programs cannot be ignored in preparing life of the people in the depan.dalam this flanking, facilitators kesusksesan scrutinizes about the past ever achieved by the community balun.Flanking done to the public using assed balun based community development ( abcd ). This flanking harness the potential that exists in the village of balun .One asset possessed village balun taruna is coral which is institutional assets. The role of participative youth needed in this process of empowerment in the formation of consciousness. To inflict critical awareness youth balun, so begins with enabling back the organization that does not run in accordance with their responsibilities for 2 years, as a or container for youth balun issue gagasan-gagasan to make kegiatan - kegiatan noble for the organization. Through groups community institutions can form various activities and movement that can improve perekonoomian the jurors participation youth. Pengelolahan a presto it seeks youth in use wealth fish dimilki by the village balun, the event is working with ibu-ibu pkk balun village. This empowerment also produces mindset who is critical of youth in developing the potential a community owned .


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Pendampingan ... 8

C. Pihak-Pihak Terkait ... 8

D. Agenda Pendampingan... 9


(10)

BAB II PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS ASET (TINJAUAN TEOROTIK)

A. Definisi Konsep... 15

1. Dakwah... 15

2. Pemberdayaan... 16

3. Pemuda ... 17

4. Karang Taruna ... 19

B. Landasan Teori ... 21

1. Organisasi ... 21

2. Perubahan Sosial ... 22

3. Pengembangan Masyarakat Islam Menggunakan Dakwah Bil Hal ... 24

4. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 28

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN A. Pendekatan ... 31

B. Teknik Pengumpulan Data ... 32

a. Penemuan Apresiatif (Apresiatif Inquiry)... 32

b. Pemetaan Komunitas (Community Mapping) ... 33

c. Penelusuran Wilayah (Transect)... 34

d. Pemetaan Asosiasi dan Institusi... 34

e. Pemetaan Aset Individu ... 35


(11)

g. Skala Prioritas... 35

C. Subjek Dampingan ... 36

D. Strategi Pendampingan... 36

E. Teknik Analisis Data ... 37

F. Teknik Validasi Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Desa Balun ... 40

B. Letak Geografis ... 43

C. Kondisi Demografis ... 45

D. Kondisi Pendidikan ... 47

E. Kondisi Kesehatan ... 49

BAB V PENGENALAN ASET DAN POTENSI PENDAMPINGAN A. Aset Institusi ... 51

B. Aset Ekonomi... 57

C. Aset Manusia... 64

D. Aset Fisik ... 68

E. Aset Sosial... 70

BAB VI DINAMIKA PENDAMPINGAN MASYARAKAT BALUN A. Discovery ... 76

B. Dream dan Design... 78


(12)

b. Pendidikan Kritis Untuk Pemuda Karang Taruna ... 87

C. Destiny ... 88

a. Pengolahan Bandeng Presto ... 88

b. Seminar Pengolahan Bandeng Presto ... 89

c. Dinamika Membangun kelompok ... 91

d. Proses Pembuatan Bandeng... 93

e. Pengemasan ... 98

f. Mendampingi Menembus Akses Pasar... 100

BAB VIII REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET DESA BALUN A. Refreksi Teoritis: Berdaya dengan Aset yang Dimiliki... 108

B. Refleksi Empiris: Mengorganisir Pemuda Tidak Lepas Dari Hambatan dan Tantangan ... 111

BAB IX PENUTUP A. Kesimpulan ... 114

B. Rekomendasi ... 115 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Tugu Batas Desa Balun Kec. Turi Kab. Lamongan ...44

Gambar 4.2 : Peta Wilayah Desa Balun Kec. Turi Kab. Lamongan ...45

Gambar 5.1 : Mayoritas Penduduk Balun Bekerja sebagai Petani Tambak ...62

Gambar 5.2 : Tahlilan yang Dihadiri Oleh Masyarakat Lintas Agama ...74

Gambar 6.1 : FGD 1 - Ramah tama dengan anggota kartar dan pemetaan wilayah Desa Balun...79

Gambar 6.2 : FGD 2 - Memimpikan Masa Depan Karang Taruna ...81

Gambar 6.3 : FGD 3–Mendata Pengurus Kartas Baru dengan Remaja Putri ...83

Gambar 6.4 : FGD 4–Dalam kegiatan PKK Ibu-Ibu...89

Gambar 6.5 : Seminar Pengelolaan Bandeng Oleh Ibu-Ibu PKK di Kantor Balai Desa ...90

Gambar 6.6 : Dokumentasi Kelompok Pada Saat Pembentukan Kelompok ...93

Gambar 6.7 : Proses Pembuatan Bumbu Bandeng Presto...96

Gambar 6.8 : Dokumentasi Kelompok Saat Produksi Bandeng Presto ...100


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Jadwal Pendampingan ...10

Tabel 4.1 : Jumlah Penduduk ...46

Tabel 4.2 : Tamatan Sekolah Masyarakat...48

Tabel 5.1 : Kegiatan yang pernah dilakukan karang taruna ...55

Tabel 5.2 : Dana yang diperoleh Karang Taruna...57

Tabel 5.3 : Pekerjaan Masyarakat Desa Balun...58

Tabel 5.4 : Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Balun...59

Tabel 5.5 : Jadwal Lebon Tambak...60

Tabel 5.6 : Hasil Panen Tambak Desa balun ...61

Tabel 5.7 : Transect Wilayah Desa Balun ...63

Tabel 5.8 : Usia Produktif Masyarakat Desa Balun ...65

Tabel 5.9 : Sekolah Masyarakat ...66

Tabel 5.10 : Keterampilan yang Dimiliki Warga ...77

Tabel 5.11 : Aset Fisik...68

Tabel 6.1 : Struktur Kepengurusan Karang Taruna Desa Balun Tahun 2016 ...82

Tabel 6.2 : Program Kerja Karang Taruna Desa Balun...84

Tabel 6.3 : Bumbu-Bumbu yang dipakai Dalam Pembuatan Bandeng Presto...95

DAFTAR BAGAN Bagan 5.1 : Struktur Pengurus Karang Taruna Desa Balun Tahun 2012...54


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan di bidang kepemudaan merupakan mata rantai tak terpisahkan dari sasaran pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya saing, merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang untuk keberhasilan di berbagai sektor pembangunan lainnya. Oleh karena itu, pembangunan kepemudaan dianggap sebagai salah satu program yang tidak dapat diabaikan dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan.

Kata-kata Pemuda selalu dikaitkan dengan konsep-konsep yang sering diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah semata-mata istilah ilmiah tetapi lebih sering merupakan pengertian ideologis atau kulturil. Pemuda harapan bangsa, pemuda pemilik masa depan atau pemuda harus dibina dan sebagainya.1

1

Taufik Abdullah,Pemuda dan Perubahan Sosial, (Jakarta : LP3S, 1994), hal. 1


(16)

2

Memasuki era globalisasi mau tidak mau memang harus meningkatkan mutu sumber daya manusia. Pendidikan non formal mengacu pada kwalitas kehidupan masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri dan berdaya saing.

Pemuda merupakan aset bangsa yang perlu dikembangkan potensinya karena merupakan potensi bangsa di masa datang karena kalau tidak ditangani dengan baik maka akan menjadi penghambat pembangunan dan akan menjadi beban negara. Untuk itu perlu diarahkan dan dikembangkan bakatnya melalui kegiatan yang produktif.

Desa Balun terletak di sebelah selatan kota Lamongan, tepatnya di Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Desa terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun Balun dan Dusun Ngagrik, yang terdiri dari 2 rw dan 11 rt. Dusun Balun terdapat 8 rt sedangkan di Dusun Ngagrik terdapat 3 rt. Desa Balun terkenal dengan desa pancasilanya karena di Desa Balun terdapat keberagaman agama yang sampai sekarang masih terjaga dengan baik. Tidak hanya terkenal akan toleransinya, namun Desa Balun juga terkenal dengan potensi hasil panen ikannya yang melimpah.. Desa Balun juga memiliki bonus demografi yaitu generasi muda, terdapat kurang lebih 2.000 pemuda yang ada terdapat di seluruh Dusun di Desa Balun.2

Karang taruna merupakan salah satu institusi penting yang dimiliki Desa Balun. Institusi karang taruna diikuti oleh Remaja Desa Balun yang

2


(17)

3

berusia antara 17 tahun – 35 tahun3. Kegiatan yang dilakukan oleh karang

taruna adalah membantu kegiatan yang diadakan oleh pemerintah, menjaga hubungan baik antar umat beragama, mengadakan kegaitan-kegiatan kepemudaan di Desa balun.

Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1990, pada tahun tersebut jumlah anggota hanya beranggotakan 20 orang, namun dengan semakin berkembangnya zaman, karang taruna sampai sekarang telah memilki 100 Anggota tetap. Akan tetapi karena kurangnya kepeduliaan dari anggotanya, kegiatan karang taruna tidak berjalan dengan baik selama 2 tahun terakhir ini. Berikut adalah struktur kepengurusan karang taruna pada tahun 2012.4

Banyak kesuksesan yang telah diraih oleh karang taruna Desa Balun sebelum mengalami masa fakum seperti sekarang ini, antara lain: mengadakan kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh karang taruna Desa Balun antara lain mengadakan kegiatan bakti sosial di Kediri. Kegiatan tersebut diadakan setiap 3 tahun sekali untuk membantu komunitas maupun masyarakat yang membutuhkan bantuan seperti; korban banjir, longsor, gunung meletus. Dana yang digunakan untuk melakukan kegiatan bakti sosial adalah dari dana pemerintah Balun yang sudah disediakan untuk karang taruna.

3

Wawancara dengan Herman (Ketua karang taruna 2008-2012) pada tanggal 6 Mei 2016

4


(18)

4

Kegiatan lain yang pernah diadakan adalah pertemuan intens dengan 3 agama, berdasarkan keterangan dari Herman (ketua karang taruna 2008-2012). Acara tersebut berisikan tentang arti kerukunan dan toleransi antar agama. Narasumber yang dihadirkan adalah ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Lamongan.

Kegiatan lainnya adalah karnaval dan lomba agustusan yang selalu diadakan setiap tahun hingga tahun 2012. Kegiatan tersebut tampak sangat meriah di Desa Balun karena setiap dusut desa dihiasi oleh lampu dan lampion yang berwarna-warni.

Bersih desa diadakan setiap 3 bulan sekali, kegiatan tersebut diadakan oleh karang taruna bekerjasama dengan pemerintah desa untuk mengumpulkan warga dan memberikan contoh kepada warga yang lain untuk menjaga desa

Kurangnya partisipasi pemuda dalam karang taruna karena keadaan tingkat pendidikan dari segi kesadaran masyarakat juga sarana pendidikan di Balun masih rendah namun lebih baik daripada generasi sebelumnya. Sedangkan dari tingkat kesadaran masyarakatnya, anak-anak di Desa Balun lebih memilih merantau setelah lulus SMA. Sarana pendidikan formal kurang tersedia, terbukti hanya terdapat PAUD, TK dan pendidikan dasar (SD). Sedangkan SMP dan SMA berada jauh dari desa yang mereka tempati.


(19)

5

Sedangkan kepala keluarga di Desa Balun jarang mereka mendapat pendidikan sampai perguruan tinggi. Karena terbatasnya ekonomi mereka yang memang kurang sehingga mereka hanya gigit jari.

Permasalahan utama yang dihadapi saat ini adalah kurangnya upaya yang dilakukan dalam memberdayakan pemuda melalui karang taruna. Pemuda sebagai salah satu potensi sumber daya yang ada di desa kurang dimanfaatkan dalam proses pembangunan. Mereka kurang diperhitungkan karena minimnya kegiatan yang dilakukan terutama yang berhubungan langsung dengan upaya untuk membantu pembangunan desa. Kondisi ini yang menyebabkan pemuda tidak menjadi primadona yang diidolakan oleh masyarakat. Oleh karenanya keberadaan karang taruna sebagai wadah yang mengelola kegiatan kepemudaan kurang berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

Sementara jika dicermati bahwa pemuda akan menempati posisi penting dan strategis, sebagai pelaku-pelaku pembangunan maupun sebagai generasi penerus untuk berkiprah di masa depan. Hal ini menjadi alasan utama karena itu pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar mampu memiliki kualitas daya saing guna menghadapi tuntutan, kebutuhan serta tantangan dan persaingan di era global.


(20)

6

Harapan dalam pemberdayaan ini adalah pengaktifan karang taruna merupakan tonggak dari partisipasi pemuda. Dengan tujuan pemuda kembali aktif dalam pembangunan Desa Balun. Banyak faktor yang dibutuhkan dalam upaya meyakinkan pemuda untuk menghidupkan kembali karang taruna di Desa Balun. Salah satunya adalah menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan pemerintah desa terhadap pemuda. Dalam kehidupan masyarakat, seorang tokoh penggerak adalah figur yang akan memotivasi masyarakat dalam hal kegiatan yang positif. Untuk itu, perlu dikembangkan kaderisasi yang baik, kritis serta kreatif agar menjadi penggerak masyarakat yang idealis dan membela kepentingan masyarakat. Faktor kedua adalah menciptakan generasi penggerak pemuda, pentingnya generasi ini diharapkan agar kegiatan pemuda tidak kembali fakum, dan pemuda dapat menciptakan inovasi-inovasi bagi Desa Balun.

Dilihat dakam perspektif ilmu dakwah pengembangan masyarakat atau pemberdayaan masyarakat dapat diposisikan sebagai bagian dari dakwah Islam, yang secara konseptual dapat dibedakan dakwah bil lisan dan dakwah bil hal, yang secara prinsipil tidak ada perbedaan. Bentuk yang pertama lebih menekankan kepada pendekatan lisan, dan yang kedua lebih menekankan kepada pendekatan perbuatan. Dakwah bil hal yang telah diterima oleh masyarakat pada dasarnya merupakan keseluruhan upaya pemberdayaan


(21)

7

masyarakat dalam rangka mewujudkan tatanan sosial ekonomi dan kebudayaan menurut ajaran Islam.

Pengembangan masyarakat Islam adalah salah satu wujud dakwah bil hal. Karena pengembangan Islam menawarkan sistem tindakan nyata yang menawarkan model pemecahan masalah dalam bidang sosial, ekonomi, lingkungan, politik, budaya yang mengacu pada perspektif Islam.5 Pada dasarnya perubahan adalah suatu kemestian, sebab setiap ciptaan Allah pasti akan mengalami perubahan, baik dalam arti perubahan yang menuju perkembangan atau menuju kemusnahan.6 Sebab seluruh ciptaan tuhan pasti hancur kecuali tuhan sendiri. Perubahan yang dimaksud oleh manusia bukan secara individu melainkan perubahan antar pribadi seluruh komunitas masyarakat.

Perubahan yang terjadi terlihat pada kurangnya keikutsertaan pemuda dalam setiap karang taruna, hal tersebut terjadi karena mulai pendidikan, kurang adanyapartisipasi dan kesadaran kritis, hilangnya rasa gotong-royong dan pengaruh dari luar baik itu media maupun dari tempat lain. Seperti yang diketahui Desa Balun merupakan desa yang terkenal dengan kerukunan dan toleransinya mulai terkikis oleh zaman. Banyaknya perubahan sikap dari masyarakat disebabkan oleh mulai hilangnya tokoh-tokoh agama maupun

5

Amirullah Ahmad,Dakwah Islam dan Perubahan Sosial.(Jakarta: PLP2M, 1986) , hal. 47 6

Agus Afandi,dkk,Modul Participatory Action Research. Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel, 2014), hal. 33


(22)

8

tokoh masyarakat yang sangat mempengaruhi kerukunan antar umat beragama disana.

Masa remaja adalah masa yang rawan akan konflik karena emosi yang belum stabil. Remaja merupakan pihak yang paling rentan dan mudah terpengaruh. Tidak menutup kemungkinan Oleh karena itu untuk megulang kejayaan karang taruan Desa Balun diperlukan kerjasama antar pemuda masyarakat desa untuk menghindari penetrasi dari luar. Karang taruna dan hasil panen ikan Desa Balun merupakan Aset yang harus dipertahankan dan dikembangkan ditengah banyaknya konflik yang terjadi didalam organisasi yang ada di Indonesia. Faktor utamanya adalah karena tidak adanya komunikasi antar pemuda Balun sehingga menimbulkan kesenjangan sosial yang terjadi.

B. Fokus Pendampingan

Pendampingan yang dikaukan adalah pemberdayaan pemuda melalui karang taruna. Fokus pemberdayaan pemuda adalah melalui pengaktifan kembali karang taruna. Dilakukan secara partisipatif dengan pemuda karang taruna Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.


(23)

9

C. Pihak-Pihak Terkait

Dalam melancarkan pendampingan ini, dibutuhkan pihak-pihak yang terkait diantaranya adalah :

a. Perangkat Desa Balun

Dalam proses ini perangkat Desa Balun sangat berperan penting didalamnya. Karena tanpa perizinan dan persetujuan dari kepala desa dan perangkatnya, peneliti tidak mungkin bisa terjun di tengah masyarakat dan melakukan pendampingan. Selain itu perangkat desa juga berperan dalam mengorganisir masyarakat setempat, dan masyarakat lebih mudah terorganisir karena ada dukungan dan kepedulian perangkat desa terhadap masyarakat. b. Pemuda Desa Balun

Remaja merupakan pihak yang berperan aktif dalam penguatan asset yang dimiliki oleh Desa Balun. Dengan adanya remaja Desa Balun akan sangat membantu dalam proses pendampingan.

c. Lembaga atau Perkumpulan Masyarakat

Keterlibatan karang taruna dan ibu-ibu PKK sangat membantu dalam proses pendampingan dan penyusunan rencana program. Karena karang taruna merupakan fokus dari pemberdayaan ini, sehingga mungkin melaksanakan pendampingan sendiri tanpa ada keterlibatan dari anggota karang taruna maupun ibu-ibu PKK Desa Balun.


(24)

10

Masyarakat merupakan pihak yang akan melancarkan kegiatan ini. Karena peneliti mengetahui informasi, masalah yang dihadapi di Desa Balun serta harapan dari masyarakat sewaktu pendampingan berlangsung.

e. Tokoh Agama atau Tokoh Masyarakat

Tokoh Agama atau Tokoh Masyarakat merupakan pihak yang paling berpengaruh kepada tindakan dan keputusan yang diambil oleh masyarakat. Sehingga dalam pendampingan yang dilakukan sangat dibutuhkan peran aktif dari tokoh agama atau tokoh masyarakat di Desa Balun.

D. Agenda Pendampingan

Rencana pendampingan ini merupakan jadwal pendampingan yang akan dilakukan. Adanya jadwal ini bisa memudahkan pendamping untuk melakukan kegiatan yang terstruktur dan terjadwal sehingga proses pendampingan akan berjalan tepat waktu dan sesuai keinginan. Berikut merupakan agenda pemberdayaan pemuda melalui karang taruna di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan :

Tabel 1.1: Jadwal Pendampingan

NO.

NAMA KEGIATAN

JADWAL

KET. MEI

2016

JUNI 2016

JULI 2016

AGUSTUS 2016


(25)

11

1 Inkulturasi X 1 Bulan

2 Discovery X 1 Pertemuan

3 Dream

X

1

Peretemuan

4 Design X 1 Pertemuan

5 a. Define X 1 Pertemuan

6 b. Destiny X 1 Minggu

7 c. Evaluasi X 1 Pertemuan

8 d. Pelaporan X 1 Bulan

Penjabaran tabel diatas adalah jadwal pendampingan kelembagaan dalam kerukunan antara umat beragama Islam, Kristen dan Hindu sebagaimana berikut;

1. Inkulturasi

Proses inkulturasi ini berlangsung selama 1 bulan, lebih tepatnya pada bulan Mei 2016. Kegiatan yang dilakukan selama proses inkulturasi adalah wawancara, mengikuti kegiatan-kegiatan bersama masyarakat,


(26)

12

2. Discovery

Discovery terjadi tanggal 4 Juni 2016, proses ini lebih menekankan pada bagaimana proses pemaparan pengungkapan hal-hal yang sudah ada di masyarakat, berkaitan dengan pluralitas agama yang ada di sana.

3. Dream

Proses pendampingan memimpikan apa yang diinginkan masyarakat dan mengilustrasikannya dalam bentuk gambar. Proses ini berlangsung pada tanggal 18 Juni 2016.

4. Design

Proses ini merancang hal apa saja yang dibutuhkan, seperti: keuangan, pembentukan anggota, pengetahuan, pengurusan surat-surat dll. Proses ini berlangsung pada tanggal 26 Juni 2016. Langkah ini merancang dari apa yang diimpikan pada pertemuan sebelumnya.

5. Destiny

Proses ini berlangsung selama 1 minggu pada tanggal 17 Juli 2016 sampai tanggal 24 Juli 2016, proses dimana masyarakat memulai bersama membangun impian mereka atas semua proses yang ditentukan pada proses define. Destiny ini sebagai klimaks atas semua proses yang ada pada pendampinganAsset Bassed Community Development.


(27)

13

6. Pelaporan

Pelaporan ini dilakukan sebagai kewajiban akademis, agar dapat dibaca dan dilihat agar menjadi refleksi bersama. Sebagai bahan pemberdayaan pemuda melalui karang taruna di Desa Balun.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan pembahasan masalah-masalah dalam penelitian ini. Agar dapat dipahami permasalahannya lebih sistematis, maka pembahasaan ini akan disusun penulis sebagai berikut:

BAB I

Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, fokus pendampingan, tujuan pendampingan, metodologi pendampingan, rencana pendampingan, pihak-pihak terkait dan sistematika pembahasan.

BAB II

Merupakan kajian pustaka dan kajian teoritik yang membahas tentang kajian teori pluralisme dalam satu lingkungan sosial dan kerukunan antar umat beragama merupakan kearifan lokal

BAB III

Membahas tentang metodologi dan strategi pendampingan berbasis Assed Bassed Community Development (ABCD) lebih mendalam.


(28)

14

BAB IV

Memaparkan hasil penelitian atau data penelitian mengenai: gambaran umum desa Balun, pandangan masyarakat Balun terhadap pluralisme agama dan bagaimana cara agar masyarakat tetap menjalin kerukunan antar sesama. Kemudian, analisis data yang sudah diperoleh hingga menghasilkan skripsi yang valid.

BAB V

Membahas tentang aset dan potensi yang dimiliki meliputi: Aset Sosial, aset budaya, aset fisik, aset mata pencaharian, peluang dan tantangan pendampingan.

BAB VI

Membahas tentang proses pendampingan mulai dari discovery, dreams, design, define dan destiny.

BAB VII

Membahas tentang refleksi atas dampingan yang dilakukan, mulai dari proses pra-dampingan, saat dampingan, pasca dampingan serta simpulan refleksi atas ketiga sub proses tersebut.

BAB VIII

Membahas tentang penutup dari proses pendampingan yang meliputi kesimpulan akan perubahan dari proses dampingan ini, adanya saran serta rekomendasi atas pendampingan ini.


(29)

15

BAB II

PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS ASET (TINJAUAN TEORITIK)

A. Definisi Konsep 1. Dakwah

Secara etimologis, kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang

mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari Islam masdar yang berasal dari kata kerja :ةﻮ ﻋ د ,ﻮﻋﺪﯾ ,ﺎﻋ د artinya : menyeru, memanggil, mengajak.

Dalam pengertian yang integralistik dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju perikehidupan yang islam.7

Sedangkan ditinjau dari segi terminologi, banyak sekali perbedaan pendapat tentang definisi dakwah di kalangan para ahli, antara lain:8

a) Menurut A. Hasmy dalam bukunya Dustur Dakwah Menurut Al-Qur’an,

mendefinisikan dakwah yaitu: mengajak orang lain untuk meyakini dan

7

Ahmad amin, ilmu dakwah, (Jakarta: Mawardi Prima, 1994), hal. 13 8

Ibid,hal. 14-20


(30)

16

mengamalkan akidah dan syariat Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu sendiri.

b) Menurut Syekh Ali Mahfud. Dakwah Islam adalah memotivasi manusia agar melakukan kebaikan menurut petunjuk, menyuruh mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka berbuat kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagian dunia dan akhirat.

c) Menurut Amrullah Ahmad .ed, dakwah islami merupakan aktualisasi imani (Teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan bertindak.

2. Pemberdayaan

Secara terminologis, istilah pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari ‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karena

menurut Suharto (2005), ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.9 Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompokrentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam:10a. memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), b. menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

9

Agus Afandi, dkk,Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam, hal. 156 10

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: Refika Aditama,2005), hal. 58


(31)

17

pendapatannya dan memperoleh barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan c. berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

Untuk memberdayakan masyarakat diperlukan pendekatan utama adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan sebagai obyek melainkan subyek dari berbagai upaya pembangunan oleh karena itu pemberdayaan harus mengikuti pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

a) upaya pemberdayaan harus terarah ( targeted)

b) program pemberdayaan harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran.

c) menggunakan pendekatan kelompok

3. Pemuda

Pemuda atau generasi muda adalah konsep-konsep yang sering diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebkan karena keduanya bukanlah semata-mata istilah ilmiah tetapi sering lebih merupakan pengertian ideologis atau kulturil.11 TDidalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.

11

Taufik Abdullah,PEMUDA DAN PERUBAHAN SOSIAL(Jakarta: PT. Pustaka LP3ES, 1994), hal. 1


(32)

18

Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:

a) Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru

b) Semangat pengabdiannya c) Sepontanitas dan dinamikanya d) Inovasi dan kereativitasnya

e) Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru

f) Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri

g) Masihlangkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat,sikap dan tindakanya dengan kenyatan yang ada.

Kalau dilihat lebih mendalam, pemuda pada garis besarnya mempunyai peranan sebagai :

a) agent of change b) agent of development c) agent of modernizatiom

Sebagai agent of change, pemuda bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah perubahan yang lebih baik.


(33)

19

Sedangkan agent of development, pemuda bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang, baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Sebagai agent of modernization, pemuda bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam pembaharuan.

4. Karang Taruna

Organisasi karang taruna adalah organisasi yang berada di lingkungan penduduk dalam lingkup satu Rukun Tetangga atau Rukun Warga, pengurusnya terdiri dari para pemuda pemudi yang berada di lingkungan itu.12 Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda non-partisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan13

Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai

12

KEMENSOS,Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Karang Taruna Pasal 1hal. 3, (www.djpp.kemenkumham.go.id), diakses pada tanggal 18 Agustus 2016


(34)

20

organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.

Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, advokasi, keagamaan dan kesenian.

B. Landasan Teori 1. Organisasi

Henry Fayol menyatakan adanya 14 prinsip organisasi yang mendasari organisasi agar efektif. 14 Prinsip Organisasi teersebut adalah:14 a) Pembagian kerja (Membuat para pekerja lebih efisien)

b) Wewenang (Manajemen harus memberi perintah)

14

Dydiet Hardjito,Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 18


(35)

21

c) Disiplin (Anggota organisasi harus menaati dan menghormati peraturan organisasi

d) Kesatuan komando (setiap pegawai hanya menerima perintah dari seorang atasan

e) Kesatuaan arah (Organisasi mempunyai tujuan, dengan dipimpin seorang manajer melaksanakan pekerjaan yang telah direncanakan menuju tercapainya tujuan

f) Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi g) Pemberian Upah

h) Sentralisasi i) Hierarki

j) Tata tettib (orang dan pekerjaan harus ditempatkan pada tempat dan waktu yang cocok dengan pekerjaannya)

k) Keadilan l) Stabilitas

m) Inisiatif (member kesempatan untuk berinisiatif)

n) Esprit de corps (semangat kelompok dalam rangka meningkatkan rasa memiliki organisasi

Dari 14 belas prinsip organisasi diatas, dapat terdapat beberapa prinsip organisasi yang yang tidak sejalan dengan karang taruna, antara lain:

Dalam karang taruna tidak ditemukan sistem komando seperi yang dijelaskan dalam 14 prinsip organisasi tersebut. Dalam menjalankan setiap


(36)

22

kegiatan, karang taruna melakukan tugas dan fungsinya masing-masing sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kepengurusan. Tidak ada istilah atasan maupun bawahan dalam karang taruna, melainkan terdapat sistem kepengerusan yang bersaskan keseimbangan.

Prinsip lain yang tidak sesuai dengan karang taruna adalah pemberian upah. Karang taruna merupakan wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat yang bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Anggota karang taruna dengan sukarela tanpa adanya upah, berkumpul dalam sebuah wadah untuk membantu Desa dalam peningkatan kesejahteraan Desa.

Dalam organisasi karang taruna tidak ada hierarki seperti yan terdapat dalam prinsip organisasi yang dijelaskan oleh heny fayol. Karang taruna adalah sebuah organisasi sosial yang bekerja secara bersama-sama dalam rangka pembinaan dan pmberdayaan pemuda. Tidak ada pemegang kekuasaan tertinggi dalam karang taruna. namun karang taruna bernaung dibawah pemerintah Desa.

2. Perubahan Sosial

Antoni Giddens dalam J. Dwi Narwoko, mengatakan kita hidup di era perubahan sosial yang mengagumkan, yang ditandai dengan transformasi


(37)

23

yang sangat berbeda dari yang pernah terjadi sebelumnya.15 Yang demikian yang berarti bahwa realitas sosial adalah sebuah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam suatu kelompok atau komunitas masyarakat adalah perubahan yang bersifat positif maupun negatif. Selanjutnya Ginsberg mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu perubahan penting dalam struktur sosial, termasuk didalamnya perubahan norma, nilai, dan fenomena cultural. Satu hal yang perlu diingat bahwasanya setiap masyarakar pasti akan mengalami sebuah perubahan, meskipun dalam masyarakat primitif dan masyarakat kuno sekalipun. Setiap perubahan yang terjadi dimasyarakat, tidak selalu berarti bahwa semua harus seragam dan harus semodern barat. Namun bagimana masyarakat menyiasati perubahan tersebut sebagai peubahan yang menuju kebaikan. Dalam artian merubah pola pikir atau mindset yang ada

dalam masyarakat, ketika pola pikir berubah maka dengan sedirinya masyarakat akan sadar apa yang menjadikan masyarakat berdaya dan mampu memanfaatkan potensi di sekelilingnya.

Masyarakat disini berarti suatu jaringan kelompok dan individu yang saling terikat dalam hubungan atas-bawah. Karena itu setiap upaya melaksanakan perubahan, perlu mobilisasi dan memanipulasi kekuasaan terhadap orang lain. Strategi kekuasaan benar-benar adalah rencana untuk

15

J. Dwi Narwoko–Bagong Suyanto, Sosiologi Teks, Pengantar dan Terapan, Cet. I (Jakarta: Prenada Media, 2004), hal. 342


(38)

24

mengiring perubahan yang mengakui fakta mendasar kehidupan sosial ini.16 Sebagai sebuah proses pemberdayaan, serangkaian aktivitas yang terorganisir dan ditujukan untuk meningkatkan kekuasaan, kapsitas atau kemampuan personal, interpersonal sehingga individu maupun masyarakat mampu melakukan tindakan guna memperbaiki situasi-situasi yang mempengaruhi kehidupannya.

Tentu setiap masyarakat mempunyai impian-impian yang di inginkan untuk kehidupan mereka kedepannya. Karena bayangan tentang masa depan akan mengarahkan jalannya perubahan dalam masayarakat itu.17 Dalam artian positif impian tentang masa depan berfungsi mengarahkan tindakan apa saja yang akan dilakukan maupun direncanakan oleh masyarakat. Dengan adanya impian tersebut masyarakat mengerti apa yang mereka inginkan maupun butuhkan.

3. Pengembangan Masyarakat Islam Menggunakan Dakwah Bil Hal Pemuda sebagai sosok yang sangat berpengaruh sebagai sosok penerus bangsa yang ada disana harusnya bersikap aktif untuk lebih merekatkan persatuan di Desa Balun. Mereka sebagai agent of change,

menginginkan Desa yang aman, nyaman dan rukun. Oleh karena itu diperluka perubahan pola pikir mereka terhadap toleransi beragama.

16

Robert H. Lauer,Perspektif Tentang Perubahan Sosial.(Jakarta : PT Rineka Cipta, 1993), hal. 496-497

17


(39)

25

Keadaan sosial tercipta karena perbuatan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu manusia akan mengalami perkembangan dan perubahan jika manusia itu sendiri mau berusaha untuk merubahnya bukan oleh Tuhan.

Dalam surat Al-Anfal ayat 55 pun juga dijelaskan yang berbunyi :

                                  

Artinya: (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah.(Q.S. Al–Anfaal: 53)18

Dari ayat Al-Qur’an diatas telah jelas menjelaskan bahwasanya keadaan suatu kaum tidak akan berubah kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya. Dakwah dalam bentuk pengembangan masyarakat adalah proses dari serangkaian kegiatan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini dakwah setidaknya ditempuh karena paling mendasar dan mendesak, dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata.19

Pemberdayaan ekonomi pemuda menjadi salah satu cara dalam mengurangi perilaku negatif pada pemuda. melalui karang taruna, para

18

Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006), hal. 248

19

Amirullaah Achmad,DakwahIslamdan Perubahan sosial.(Yogyakarta: Prisma Data, 1983), hal 49


(40)

26

pemuda diberdayakan dan dibimbing untuk lebih bertanggung jawab dalam setiap program yang dijalankan. Perubahan perilaku pemuda maupun masyarakat tidak bisa datang sendiri kalau pemuda tersebut tidak mau merubahnya. Dengan adanya program karang taruna, maka pemudadapat berperan aktif dalam kehidupan sosial, saling membantu dan menghargai antara satu dengan yang lain

Merujuk kepada apa yang dilakukan Rasulullah, upaya penyampaian ajaran Islam (dakwah) dapat dilakukan dengan 3 .(tiga) pendekatan, yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Bahkan perUaku beliau pun merupakan dakwah. Pendekatan Lisan (bil-Lisan) adalah upaya dakwah yang mengutamakan pada

kemampuan lisan. Pendekatan Tulisan (Ul-risalah) adalah dakwah yang

dilakukan dengan melalui tulisan baik berupa buku, brosur, maupun media elektronik. Sedang pendekatan perbuatan(dakwah bil-hal)yakni kegiatan dakwah

yang mengutamakan kemampuan kreativitas perilaku da'i secara luas atau yang dikenal dengan action approach atau perbuatan nyata. Misal menyantuni

fakir-miskin, menciptakan lapangan pekerjaan, memberikan ketrampilan dan sebagainya.

Menurut Abdullah Naseh Ulwan20golongan pemuda adalah golongan yang memikul beban amanah untuk melanjutkan proses pengembangan dakwah dan generasi penerus bagi pembangunan umat. Peranan pemuda

20


(41)

27

sangat penting karena golongan ini adalah pewaris masa depan sesebuah negara dan kepimpinan umat. Berbagai hadis Nabi yang berkaitan dengan peranan golongan pemuda telah di utarakan untuk menyadarkan para pemuda tentang hak dan tanggungjawab yang perlu dipikul oleh mereka dalam sebuah institusi masyarakat menurut kaidah yang telah ditetapkan oleh Islam.

Metode yang dipakai dalam dakwah adalah metode pemberdayaan masyarakat, yaitu dakwah dengan upaya untuk membangun daya, dengan cara mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya dengan dilandasi proses kemandirian. Metode ini selalu berhubungan antara tiga faktor, yaitu masyarakat (komunitas), pemerintah dan agen (dai). Melalui hubungan ketiga actor ini, kita bisa membuat tekniknya.

Metode lainnya dalam dakwah bil hal adalah metode kelembagaan yaitu pembentukan dan pelestarian norma dalam wadah organisasi sebagai instrumen dakwah. Metode kelembagaan dan metode ini adalah terletak pada arah kebijakannya bersifat dari atas ke bawah. Sedangkan strategi pemberdayaan lebih bersifat desentralistik dengan kebijakan dari bawah ke atas. Perbedaan yang lain adalah kontribusi keduanya pada suatu lembaga. Ada kata kunci yang membuat


(42)

28

keduanya berbeda, metode kelembagaan menggerakkan lembaga, sedangkan metode pemberdayaan mengembangkan lembaga.21

Pengembangan masyarakat Islam adalah salah satu wujud dakwah bil hal. Karena pengembangan Islam menawarkan sistem tindakan nyata yang menawarkan model pemecahan masalah dalam bidang sosial, ekonomi, lingkungan, politik, budaya yang mengacu pada perspektif Islam.22 Pada dasarnya perubahan adalah suatu kemestian, sebab setiap ciptaan Allah pasti akan mengalami perubahan, baik dalam arti perubahan yang menuju perkembangan atau menuju kemusnahan.u23Sebab seluruh ciptaan tuhan pasti hancur kecuali tuhan sendiri. Perubahan yang dimaksud oleh manusia bukan secara individu melainkan perubahan antar pribadi seluruh komunitas masyarakat.

Dalam Al-Qur’an pun telah dijelaskan mengenai konsep perubahan masyarakat yang berbunyi :

                                                              

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya 21

Ibid, hal. 381 22

Amirullah Ahmad.Dakwah Islam dan Perubahan Sosial.(Jakarta.: PLP2M, 1986.), hal. 47

23

Agus Afandi,dkk.,Modul Participatory Action Research.Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel, 2014). hal 33


(43)

29

atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah. Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka. (Q.S. Ar– Ra’d:11)24

Dalam ayat tersebut dapat diartikan bahwa bahwa pemecahan masalah seseorang atau suatu kelompok orang akan sangat arif dan bermanfaat bagi mereka jika mereka sendiri yang mencari pemecahannya, orang lain (da'i) hanya membantu bukan pelaku utama. Ini artinya bahwa pemecahan masalah seseorang atau suatu kelompok orang akan sangat arif dan bermanfaat bagi mereka jika mereka sendiri yang mencari pemecahannya, orang lain hanya membantu bukan pelaku utama, karena sejatinya da’i atau agen adalah

masyarakat itu sendiri.

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Untuk menelaah lebih komprehensif, maka penulis berusaha untuk melakukan kajian-kajian terhadap penelitian terdahulu yang mempunyai relevan terhadap pendampingan yang dilakukan, dan juga menggunakan sumber yang relevan termasuk menggunakan literatur guna memperkuat pendampingan.

24

Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006), hal hal.552


(44)

30

Penelitian terdahulu sebagai acuan dari pendampingan ini penulis

peroleh dari Andi Awaluddin, skripsi yang berjudul “Peningkatan Partisipasi

Pemuda di Desa Sawotratap – Sidoarjo”. Pendampingan tersebut

menggunakan metode ABCD, yakni pendampingan yang dilatar belakangi dengan melihat aset pemuda. Dalam pendampingan tersebut, penulis melakukan aksi pengorganisiran pemuda IPPNU yang fakum untuk diaktifkan kembali dan membuat agenda kegiatan lingkungan yang bersumber dari pemuda itu sendiri.

Skrpisi yang ditulis oleh Moh. Izzat yang berjudul “ Melangkah Menuju Pemuda Terampil” (Upaya Pendampingan Terhadap Pemuda Pengangguran Di Kampung Demak Jaya Kelurahan Tembok Dukuh Kecamatan Bubutan Surabaya). pendampingan tersebut menggunakan metode PAR. Sedangkan aksi yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan usaha bengkel oleh pemuda pengangguran.

Penelitian yang dilakukan oleh Dodi Kurniawan dengan judul

“Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Industri Kerajinan Sapu

Rayung di Dusun Krepekan Desa Bojong Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Skripsi ini membahas tentang keberhasilan dalam memproduksi kerajinan sapu rayung dnegan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber


(45)

31

daya manusia yang dimiliki. Dari adanya usaha tersebut masyarakat mendapatkan penghasilan tambahn selain dari sektor pertanian.

Penelitian yang dilakukan oleh Syarifudin Yusuf, AGAMA DAN KEARIFAN LOKAL Upaya Pembinaan Kerukunan Umat Beragama Berbasis Komunitas Budaya Lokal Di Argosari, Lumajang, Jawa Timur, Jurnal SMART (Studi Masyarakat dan Tradisi), Volume 1 Nomor 2 Desember 2015. Dalam jurnal tersebut menjelaskan tentang nilai-nilai kearifan lokal yang potensial dan fungsional dalam pembinan kerukunan umat beragama berbasis komunitas lokal.

Jurnal Merry Andriany (PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013) yang berjudul “Pemberdayaan Pemuda Melalui Program Kewirausahaan Pemuda” dalam jurnal tersebut

disebutkan bahwa Pelatihan Kewirausahaan Pemuda merupakan kegiatan pelatihan bagi pemuda yang akan mendirikan usaha.


(46)

32

BAB III

METODOLOGI PENDAMPINGAN A. Pendekatan

Pendekatan berbasis aset memasukkan cara pandang baru yang lebih holistik dan kreatif dalam melihat realitas, seperti melihat gelas setengah penuh mengapresiasi apa yang bekerja dengan baik di masa lampau, dan menggunakan apa yang kita miliki untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.25 Pendekatan ini lebih memilih cara pandang bahwa suatu masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dapat diberdayakan.

ABCD (Asset Based Community Development) pengembangan

komunitas berbasis asset, fokus pada kekuatan dan aset, bukan pada masalah

dan kebutuhan (“gelas setengah penuh”). Dirancang untuk merangsang

pengorganisasian komunitas, serta mengaitkan dan mengungkit dukungan dari institusi luar. Metode, tingkah laku, sikap, dan alat bantu untuk

mengidentifikasi aset, kekuatan, dan peluang: “Bukan pemetaan tapi pengorganisasian”. Mengurangi fokus pada riset, lebih fokuspada aksi.

25

Christoper dereau, Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan. TT: Australian Comunnity Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Phase II, 2013, hal.3


(47)

33

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam cara kerja ABCD (Asset Bassed Community Development),

mengaplikasikan metodologi yang paling jelas dan sengaja menggunakan pendekatan berbasis aset untuk pengembangan organisasi dan pemberdayaan komunitas. Setiap pendekatan ini berkembang dari beberapa pengalaman, sektor, dan tujuan yang cukup berbeda-berbeda. Walaupun pada dasarnya semua mengandung pesan-pesan berbasis aset yang serupa, setiap metodologi memiliki penekanan atau kontribusi khusus terhadap pendekatan berbasis asset secara keseluruhan. Bagian ini akan menjelaskan metode atau tehnik apa saja yang digunakan untuk mengenali asset, kekuatan dan potensi yang ada dalam masyarakat :

1. Penemuan Apresiatif (Appreciative Inquiry)

Cara yang digunakan dalam proses ‘wawancara apresiatif’ yang

digunakan dalam memulai proses untuk melibatkan semua orang dalam organisasi atau komunitas, dan mengkombinasikan yang terbaik dari apa yang sudah pernah terjadi untuk mencapai visi yang paling diinginkan dan inklusif di masa mendatang. Proses AI terdiri empat tahap yaitu Discovery, Dream,

Design dan Destiny.26

26


(48)

34

 Discovery (Menemukan) adalah proses pencarian yang mendalam tentang hal-hal positif, hal-hal yan perna dicapai, dan pengalaman-pengalaman keberhasilan di masa lalu.

 Dream (Impian) adalah dari informasi yang diperoleh sebelumnya, orang kemudian mulai membayangkan masa depan yang diharapkan. Pada tahap ini semua orang mengeksplorasi harapan dan impian mereka baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk organisasi

 Design (Merancang) adalah pada tahap ini orang mulai merumuskan strategi, proses dan sistem, membuat keputusan dan mengembangkan kalaborasi yang mendukung terwujudnya perubahan yang diharapkan.

 Destiny (lakukan) adalah tahap dimana setiap orang dalam orgaanisasi mengimplementasikan berbagai hal yang sudah dirumuskan pada tahap design. Tahap ini berlangsung ketika organisasi secara kontinyu menjalankan perubahan, memantau perkembangannya, dan mengembangkan dialog, pembelajaran dan inovasi-inovasi baru

2. Pemetaan Komunitas (community mapping)

Pemetaan komunitas adalah cara untuk memperluas akses ke pengetahuan lokal.27 Fungsi dari pemetaan komunitas adalah memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan publik dalam pemetaan, memberikan masyarakat dan anggotanya berkesempatan untuk mengevaluasi sebuah

27

Nadhir salahuddin, dkk,Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya, (LPPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2015), hal. 61-76


(49)

35

program/keputusan untuk masa depan komunitas, proses pengumpulan dan meningkatkan data geospasial, meningkatkan pengetahuan komunitas tentang wilayah komunitas.

Tujuan dari pemetaan ini adalah komuitas belajar memahami dan mengidentifikasi kekuatan yang sudah mereka miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa yang bisa dilakukan dengan baik sekarang dan siapa di antara mereka yang memiliki keterampilan dan sumberdaya. Daftar lengkap aset yang bisa dipetakan adalah : Aset personal atau manusia, Asosiasi atau aset sosial, Institusi, Aset alam, Aset fisik, Aset keuangan, Aset spiritual dan cultura.

3. Penulusuran Wilayah (transect)

Penelusuran Wilayah adalah garis imajiner sepanjang suatu area tertentu untuk menangkap keragaman sebanyak mungkin.28 Kegiatan ini dilakukan deengan berjalan kaki sepanjang garis itu dan mendokumentasikan hasil pengamatan, penilaian terhadap berbagai aset dan peluang dapat dilakukan.

4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi

Proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga sosial yang terbentuk karena memenuhi faktor kesadaran akan kondisi yang sama,

28

Nadhir salahuddin, dkk,Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya, (LPPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2015), hal. 61-76


(50)

36

adanya relaasi sosial dan orientasi pada tujuan yang telah ditentukan. Dan juga norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus yang sifatnya mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol, nilai, aturan main, dan tujuan.29.

5. Pemetaan Asset Individu (Individual Inventory Skill)

Alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan individual asset antara lain kuisioner, interview dan focus group discussion.30 Pemetaan asset individu bertujuan untuk memtakan potensi apa saja yang dimiliki masyarakat.

6. Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket)

Alat yang berguna untuk mempermudah warga atau komunitas untuk mengenal berbagai perputaran asset ekonomi lokal yang mereka miliki. Hasilnya bisa dijadikan untuk meningkatkan kekuatan secara kolektif dan membangun secara bersama.31 Dengan adanya Leaky Bucket, warga Balun

dapat mengetahiu perputaran keuangan keluarganya dan dapat mengatur pengeluaran dan pendapatan dengan seimbang.

7. Skala Prioritas (Low hanging fruit)

29

Ibid,hal. 62 30

Ibid, hal. 62 31


(51)

37

Salah satu cara atau tindakan yang cukup mudah untuk diambil dan dilakukan untuk menentukan manakah salah satu mimpi mereka bisa direalisasikan dengan menggunakan potensi masyarakat itu sendiri tanpa ada bantuan dari pihak luar.32 Masyarakat Balun dapat menentukan potensi mana yang paling diutamakan untuk dikembangkan.

C. Subjek Dampingan

Subjek dampingan dalam hal ini selain peneliti sendiri juga pemuda Desa Balun. Pendekatan yang digunakan adalah ABCD (Assed Based

Community Development) yang menenkankan kepada partisipasi serta

kemandirian masyarakat untuk mengelola semua asset yang mereka miliki.

D. Strategi Pendampingan

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam strategi pendampingan melalui pendekatan ABCD adalah:

1. Melihat Aset dan Peluang

Langkah ini menampilakan hasil dari inventarisasi asset dan pemetaan, sehingga setiap orang dapat menilai asset dan peluang yang dimiliki masyarakat.

2. Identifikasi Tujuan Masyarakat/skala prioritas masyarakat

32


(52)

38

Berdasarkan aset dan peluang, tujuan apa yang akan kita lakukan atau direalisasikan di masyarakat sehingga kelompok masyarakat mampu mengidentifikasi skala prioritas/sesuatu yang akan dikerjakan dengan kekuatan masyarakat tanpa adanya bantuan dari luar.

3. Identifikasi asset masyarakat untuk mencapai tujuan

Pada poin ini masyarakat atau kelompok komunitas dapat mengidentifikasi asset yang di prioritaskan untuk mencapai tujuan.

4. Meyakinkan kelompok-kelompok inti masyarakat untuk melakukan kegiatan.33 Kelompok inti masyarakat membuat komitmen yang jelas dan keterlibatannya dalam kegiatan, serta memilih satu pemimpin untuk bertanggung jawab dalam merealisasikan mimpi masarakat. Jika asset dan kesempatan yang mudah difokuskan tercapai dan sukses maka masyarakat akan mencoba kegiatan yang lebih besar.

E. Teknik analisis Data

Penentuan subyek maupun informasi penelitian menggunakan pertimbangan Snow ball sampling (berkembang mengikuti informasi atau data yang diperlukan). Sehingga memungkinkan melibatkan pihak diluar lokasi penelitian yang dipandang mengerti dan memahami keadaan sosial yang ada dalam masyarakat lokasi penelitian.

33

Nadhir salahuddin, dkk, Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya, (LPPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2015), hal. 97-98


(53)

39

Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan penggunaan data diantaranya adalah melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Namun ketiga tahap tersebut berlangsung secara interaktif, analisis data ini digambarkan sebagai berikut.34 Teknik yang digunakan dalam penelitian pendampingan ini adalah ABCD (Asset Based

Community Development). Tahap yang dilakukan adalah design dengan

menggunakan low hanging ruit, diagram alur dan diagram venn, bertujuan

untuk mengetahui asset yang dimiliki serta mengidentiikasi peluang yang ada.35 Define digunakan untuk melihat pelaksanaan program pilihan

masyarakat melalui lembar monitoring, design program kerja. F. Teknik Validasi Data

Dalam pendampingan ini tidak menutup kemungkinan kesalahan, untuk menghindari kesalahan data yang sudah terkumpul. Dalam hal ini yang peneliti lakukan untuk menghindari kesalahan dan ketidakbenaran data, adapun teknik yang peneliti gunakan dalam memeriksa kevalidan data dalam penelitian adalah triangulasi. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik yang menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada.36Bila peneliti melakukan

34

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 98-97

35

Nadhir salahuddin, dkk, Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya, (LPPM IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2015), hal. 99-100

36


(54)

40

pengumpulan data dengan triangulasi berarri peneliti sekaligus menguji kredibilitas data.

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu.37Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalu beberapa sumber, yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:38 (1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang dengan situasi penelitian; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang; (5) memban-dingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Triangulasi waktu artinya mengumpulkan data dilakukan pada berbagai kesem-patan, pagi, siang dan sore hari. Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut, maka dapat diketahui apakah narasumber

37

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,

2012), hal. 241 38


(55)

41

memberikan data yang sama atau tidak.39Kalau narasumber memberikan data yang berbeda, maka berarti datanya belum kredibel.

39


(56)

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM A. Sejarah Desa Balun

Balun merupakan sebuah desa yang masih memegang erat nilai-nilai sejarahnya, kata Balun besar terhadap terbentuknya desa Balun sejak tahun 1600-an.40Mbah Alun yang dikenal sebagai Sunan Tawang Alun I atau Mbah Sin Arih konon adalah Raja Blambangan bernama Bedande Sakte Bhreau Arih yang bergelar Raja Tawang Alun I yang lahir di Lumajang tahun 1574. Dia merupakan anak dari Minak Lumpat yang menurut buku Babat Sembar adalah keturunan Lembu Miruda dari Majapahit (Brawijaya). Mbah Alun belajar mengaji di bawah asuhan Sunan Giri IV (Sunan Prapen). Selesai mengaji beliau kembali ke tempat asalnya untuk menyiarkan agama Islam sebelum diangkat menjadi Raja Blambangan.

Selama pemerintahannya (tahun 1633-1639) Blambangan mendapatkan serangan dari Mataram dan Belanda hingga kedaton Blambangan hancur. Saat itu Sunan tawang Alun melarikan diri ke arah barat menuju Brondong untuk mencari perlindungan dari anaknya yaitu Ki Lanang Dhangiran (Sunan Brondong), lalu diberi tempat di desa kuno bernama Candipari (kini menjadi desa Balun) untuk bersembunyi dari kejaran musuh.

40

Sejarah Desa Balun,Balun, Turi, Lamongan,


(57)

42

Disinilah Sunan Tawang Alun I mulai mengajar mengaji dan menyiarkan ajaran Islam sampai wafat Tahun 1654 berusia 80 tahun sebagai seorang Waliyullah.

Sebab menyembunyikan identitasnya sebagai Raja, maka beliau dikenal sebagai seorang ulama dengan sebutan Raden Alun atau Sin Arih. Sunan Tawang Alun I sebagai ulama hasil gemblengan Pesantren Giri.41 Kedaton ini menguasai ilmu Laduni, Fiqh, Tafsir, Syariat dan Tasawuf. Sehingga dalam dirinya dikenal tegas, kesatria, cerdas, Alim, Arif, persuatif, dan yang terkenal adalah sifat toleransinya terhadap orang lain, terhadap budaya lokal dan toleransinya terhadap agama lain.

Desa tempat makam Mbah Alun ini kemudian disebut Desa Mbah Alun dan kini Menjadi Desa Balun, Kecamatan Turi. Dan makamnya sampai sekarang masih banyak di ziarahi oleh orang-orang dari daerah lain, apalagi

bila hari Jum’at kliwon banyak sekali rombongan-rombongan peziarah yang datang ke desa Balun.

Pasca G 30S PKI tepatnya pertengahan tahun 1967 Kristen dan Hindu mulai masuk dan berkembang di Desa Balun.42 Berawal dari adanya pembersihan pada orang-orang yang terlibat dengan PKI termasuk para pamong desa yang diduga terlibat. Akibatnya terjadi kekosongan kepala desa dan perangkatnya. Maka, untuk menjaga dan menjalankan pemerintahan desa

41

Wawancara dengan Sumitro (tokoh agama Islam Desa Balun), pada tanggal 2 Juni 2016 42


(58)

43

ditunjuklah seorang prajurit untuk menjadi pejabat sementara di desa Balun. Prajurit tersebut bernama Pak Batih yang beragama Kristen. Dari sinilah Kristen mulai dapat pengikut, kemudian pak Batih mengambil teman dan pendeta untuk membabtis para pemeluk baru. Karena sikap keterbukaan dan toleransi yang tinggi dalam masyarakat Balun maka penetrasi Kristen tidak menimbulkan gejolak. Di samping itu kristen tidak melakukan dakwa dengan ancaman atau kekerasan.

Pada tahun yang sama yakni akhir tahun 1967 juga masuk pembawa agama Hindu yang datang dari desa sebelah yaitu Plosowayuh. Adapun tokoh sesepuh Hindu adalah bapak Tahardono Sasmito.43Agama hindu inipun tidak membawa gejolak pada masyarakat umumnya. Masuknya seseorang pada agama baru lebih pada awalnya lebih disebabkan oleh ketertarikan pribadi tanpa ada paksaan. Sebagai agama pendatang di desa Balun, Kristen dan Hindu berkembang secara perlahan-lahan. Mulai melakukan sembahyang di rumah tokoh-tokoh agama mereka, kemudian pertambahan pemeluk baru dan dengan semangat swadaya yang tinggi mulai membangun tempat ibadah sederhana dan setelah melewati tahap-tahap perkembangan sampai akhirnya berdirilah Gereja dan Pura yang megah.

Desa Balun adalah salah satu desa tua yang ada di kabupaten Lamongan yang masih memelihara budaya-budaya terdahulunya. Di samping

43

Wawancara dengan Adi Wiyono (Tokoh Agama Hindu Desa Balun), pada tanggal 18 Mei 2016


(59)

44

itu keanekaragaman agama semakin memperkaya budaya desa Balun dan yang menjadi ciri khas adalah interaksi sosial di antara warganya yang plural tentu, agama (Islam, Kristen, Hindu). Sejak masuknya Hindu dan Kristen tahun 1967 dan Islam sebagai agama asli.

Tahun 1967 sebagai saksi adanya penghormatan atas perbedaan agama. Adanya menjungjung tinggi tentang agama, adanya perbedaan itu bukan diingkari melainkan untuk dihargai. Peristiwa itu mampu menghipnotis dan memberikan ajaran tentang toleransi kepada masyarakat tentang arti persatuan yang utuh. Rasa naisonal yang tinggi membuat masyarakat lebih mengedepankan rasa toleransi.

B. Letak Geografis Desa BalunU

Balun merupakan salah satu desa di Jawa Timur yang terletak di Kecamatan Balun Kabupaten Lamongan. Untuk menempuhnya, memerlukan waktu sekitar 15 menit, karena jauhnya jarak dari ibu kota ke Kecamatan yakni 4 km. Luas wilayah desa Balun sekitar 621,103 ha terdiri dari pemukiman umum seluas 22,85 ha, sawah tambak seluas 491,433 ha dan ladang/ tegalan seluas 88, 65 ha.44

Desa Balun terdiri dari 2 djusun, yaitu Dusun Balun dan Dusun Ngagrik. Dengan batas-batas desa yang telah ditentukan yakni:45

44

Kondisi Geografis, Data Geografis dan Demografis Desa Balun, Hal. 1 45


(60)

45

Utara : Desa Ngujungrejo

Selatan : Kelurahan Sukorejo Kec. Lamongan Timur : Desa Gedongboyo Untung

Barat : Desa Tambakploso

Gambar 4.1 : Tugu Batas Ds. Balun Kec. Turi Kab. Lamongan

Desa Balun dilewati 2 sungai besar yaitu Kali Mengkuli dan Kali Plalangan serta dibela sungai kecil bernama Kali Ulo. Kondisi hidrologi ditentukan oleh 3 telaga sebagai mata air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ketinggian desa Balun relatif datar, namun demikian terjadi kemiringan yakni bagian antara Kali Ulo sampai Kali Mengkuli ketimur merupakan merupakan tegalan, pekarangan dan tambak musiman. Sementara antara Kali Ulo dan Kali Plalangan adalah dataran rendah merupakan tambak tahunan.


(61)

46

Bedasarakan hidrologi yang ada, masyarakat memanfaatkan perairan sebagai sumber kehidupan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan bersama, dengan modal kerukunan yang terjalin sangat rapi, gejala yang demikian sangatlah berpengaruh untuk membuat stuktur sosial yang ada dan berjalan dimasyarakat Balun. Tak jarang, masyarakat, individu saling tolong-menolong untuk mencukupi kebutuhan, sawah, ladang, rumah tangga, dan lai-lain.

Gambar. 4.2: Peta wilayah Ds. Balun Kec. Turi Kab. Lamongan46

Berdasarkan peta diatas, terdapat beberapa asset yang terdapat di Desa Balun antara lain; rumah ibadah (Masjid, Gereja dan Pure), pesantren, 15 toko yang

46

Hasil Pemetaan Bersama Hardi (35 thn), Rokhim (45 thn) dan Sutresno (42 thn) pada tanggal 2 ```Juni 2016


(62)

47

tersebar di Desa Balun. Tidak hanya itu saja Desa Balun juga di kelilingi oleh potensi alam yang luar biasa, masih banyak terdapat tambak yang dikelola warga Balun.

C. Kondisi Demografi Desa Balun

Secara keseluruhan masyarakat Balun terdiri dari 4.703 jiwa dengan jumlah laki-laki 2.308 jiwa dan perempuan 2395 jiwa dengan 1.131 kk .47 Desa ini memiliki jumlah penduduk yang banyak. Hal ini dikarenakan kebanyakan penduduk di sini menikah dengan warga satu desa, sehingga bisa dikatakan desa ini adalah desa yang cukup maju. Pada saat ini sudah bisa dikatakan telah mengalami pertumbuhan yang meningkat.

Tabel.4.1 Jumlah Penduduk

No Uraian Jumlah

1 Laki-laki 2.308

2 Perempuan 2.395

Jumlah 4.703

Dengan luas wilayah hunian 22.85 ha, maka kepadatan penduduk pada tahun 2014 mencapai 780 jiwa/ ha. Dari jumlah 1.131 KK, terdapat 518 KK

47


(63)

48

Pra Sejahtera dan KK Sejahtera I/II, 516 KK Sejahtera III dan 97 KK Sejahtera III plus.48Jumlah Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang mencapai 488 KK/ sekitar 2.880 jiwa merupakan penduduk miskin yang mencapai, 61, 23 % dari penduduk desa Balun. Usia produktif (15 th-55 th) sebesar 2.359 jiwa dan usia non produktif (< 15 th dan > 55 th) sebesar 2.344 jiwa. Besarnya usia produktif merupakan potensi berharga bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

D. Pendidikan Masyarakat Desa Balun

Keadaan tingkat pendidikan dari segi kesadaran masyarakat juga sarana pendidikan di Balun masih rendah namun lebih baik daripada generasi sebelumnya. Sedangkan dari tingkat kesadaran masyarakatnya, anak-anak di Desa Balun lebih memilih merantau setelah lulus SMA. Sarana pendidikan formal kurang tersedia, terbukti hanya terdapat PAUD, TK dan pendidikan dasar (SD). Sedangkan SMP dan SMA berada jauh dari desa yang mereka tempati. Sedangkan kepala keluarga di Desa Balun jarang mereka mendapat pendidikan sampai perguruan tinggi. Karena terbatasnya ekonomi mereka yang memang kurang sehingga mereka hanya gigit jari. Sekarang orang tua yang dulu pendidikannya tidak sampai tinggi ingin memberi pendidikan yang tinggi kepada anak-anak mereka, namun anak-anak mereka kurang antusias

48


(64)

49

terhadap pendidikan. Padahal orang tua sangat antusias agar nasib keluarga mereka itu berubah.

Secara umum tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, walaupun penduduk yang buta aksara sudah tidak ada namun masih banyak penduduk yang tidak tamat SD/MI, yakni mencapai 80 jiwa.49Berbagai upaya dilakukan Pemerintah desa Balun diantaranya Program Kejar Paket B yang telah berhasil meluluskan 24 orang. Peningkatan fasilitas pendidikan dengan pembangunan gedung baru, bantuan dana operasional dan pemberian tunjangan guru harus tetap diprioritaskan.

Tabel. 4.2 Tamatan Sekolah Masyarakat50

No Keterangan Jumlah Prosentase

1 Buta huruf usia 10th keatas 0 0 %

2 Usia Pra Sekolah 336 7,14%

3 Tidak tamat SD 80 1,7 %

4 Tamat SD 1.417 30,13%

5 Tamat SMP 1.328 28,23%

6 Tamat SMA 1.420 30,2 %

7 Tamat Sekolah Akademik 122 2,6 %

Jumlah Total 4.703 100,00%

49

Wawancara dengan Khusairi, Kepala Desa balun pada tanggal 8 Juni 2016 50


(65)

50

Rendahnya kualitas tingkat pendidikan tidak terlepas dari terbatasnya saran dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sarana pendidikan di desa Balun baru tersedia di tingkat pendidikan dasar (SD/MI), sementara untuk pendidikan tingkat menengah ke atas berada di ibukota kecamatan dan kabupaten.

E. Kesehatan Masyarakat Desa Balun

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Di Desa Balun terdapat 1 buah balai pengobatan dan 4 posyandu untuk balita serta pelayanan KB dengan seorang bidan.

Masyarakat Desa Balun tergolong masyarakat yang mendapatkan bantuan kesehatan yang cukup baik, terbukti dengan adanya program Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (ASKESKIN) cukup membantu peningkatan dan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2010 terdapat 440 penduduk yang memperoleh jaminan kesehatan melalui Askeskin.51

51


(66)

51

BAB V

PENGENALAN ASET DAN POTENSI PENDAMPINGAN

Dalam pendampingan Asset Based Community development (ABCD) merupakan sebuah pendekatan berbasis asset. Kebanyakan manusia selalu mencari-cari masalah maupun kekurangan yang dimiliki, namun kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa banyak asset maupun potensi yang bisa dikembangkan dari dalam diri atau lingkungan sekitarnya. Perlu adanya pemetaan terhadap asset-aset yang dimiliki oleh masyarakat untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Tujuan pemetaan aset disini adalah agar suatu kelompok atau masyarakat belajar memahami kekuatan yang telah dimiliki sebagai bagian dari kehidupannya dan apa yang bisa dilakukan secara baik untuk kedepannya. Dengan adanya pemetaan asset masyarakat Desa balun akan fokus terhadap apa yang dimiliki serta bagaimana cara untuk mengembangkan asset tersebut sehingga dapat mensejahterakan individu maupun kelompok.

Adapun aset yang terdapat di Desa Balun Kec. Turi Kab. Lamongan yang telah di diskusikan bersama masyarakat sehingga masyarakat dapat mengungkapkan pendapatnya dalam forum. FGD (Focus Grup Discussion)

pada tanggal 3 Mei 2016. Aset-aset yang dimiliki warga Desa Balun antara lain:


(67)

52

A. Aset Institusi

Karang taruna berkedudukan di desa atau kelurahan atau nama lain yang sejenis di dalam wilayah hukum Negara kesatua Republik Indonesi. Krang taruna memiliki tuga bersama-sama dengan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota, dan masyrakat untuk menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan menyelenggarakan kesejahteraan sosial.

Aset Institusi yang dimiliki Desa Balun merupakan salah satu aset untuk mendukung sebuah perubahan. Aset institusi ini bisa diklasifikasikan sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Institusi yang ada di Desa Balun adalah Karang Taruna dan PKK.

1. Tujuan Karang Taruna

Pemberdayaan Karang Taruna bertujuan:51

a. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia b. Menungkatkan kelembagaan karang taruna c. Mengembangkan aktivitas karang taruna

d. Meningkatkan sarana dan prasarana kegiatan karang taruna; dan e. Mengembangkan jejaring kerja karang taruna.

51

KEMENSOS, Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013

Tentang Pemberdayaan Karang Taruna Pasal 3 hal.43,


(68)

53

2. Tugas dan Fungsi Karang Taruna

Dalam melakukan tugasnya, karang taruna mempunyai fungsi:52 a. Mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya

generasi muda

b. Menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, jaminan sosial, dan pemberdayaan sosial, serta diklat setiap anggota masyarakat terutama generasi muda.

c. Meningkatkat usaha ekonomi produktif

d. Menumbuhkan, memperkuat dan memelihara kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap anggota masyarakat terutama generasi muda untuk berperan secara aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

e. Menumbuhkan memperkuat dan memeliharan kearifan lokal; dan f. Memeliharan dan memperkuat semangat kebangsaan, Bhinek

tunggal ika, dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karang taruna merupakan salah satu institusi penting yang dimiliki Desa Balun. Institusi karang taruna diikuti oleh Remaja Desa Balun yang berusia antara 17 tahun – 35 tahun. Kegiatan yang dilakukan oleh karang

taruna adalah membantu kegiatan yang diadakan oleh pemerintah, menjaga

52


(1)

108

Pemberdayaan pemuda melalui karang taruna di Desa balun, telah menghasilkan beberapa agenda untuk meingkatkan partisipasi pemuda. Hasil dari proses pemberdayaan pemuda. Kegiatan tersebut merupakan gagasan-gagasan yang muncul dari pemuda itu sendiri. Impian masa depan dari pemuda Balun untuk membuat kemajuan dalam organisasi karang taruna dan untuk kesejahteraan masyarakat Balun.

B. Saran

Pemberdayaan pemuda melaui karang di Desa Balun Kecamatan Turi kabupaten Lamongan, telah memberikan dampak yang lebih untuk pemuda, masyarakat, Pemerintah desa dan faailitator sendiri. Untuk menjaga keberlanjutan dari proses pemberdayaan yang dilakukan oleh fasilitator diperlukan kerjasama antara pemuda kartar sebagai penggerak kegiatan dan pemerintah desa sebagai penanggung jawab. Fasilitator berharap akan adanya keberlanjutan dari program-program yang belum terwujud, antara lain:

a. Pengolahan Aset dan Pemasaran yang belum terlaksana dengan baik serta proses pengolahan yang belum memenuhi standar, menjadi tugas khusus bagi pemuda, warga dan pemerintah Balun dalam mengembangkan produk olahan ikan sehingga dapat diterima oleh masyarakat luas.

b. Bagi mahasiswa pendampingan ini dapat berguna untuk acuan dalam memberdayakan masyarakat dengan pendekatan berbasis kekuatan atau


(2)

10✌

ABCD (Asset Based Community Development). Sebab ilmu tanpa aplikasi seperti mengukir di pasir. Dan pendampingan ini juga memberikan pengalaman hidup, bahwasannya dalam hidup bermasyarakat tidaklah gampang. Banyak kendala maupun rintangan yang sering muncul dengan resikonya masing-masing.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi dari buku:

Abdullah, Taufik. 1994.Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta : LP3S Afandi, Agus dkk. 2016. Modul Participatory Action Research.. Surabaya:

IAIN Sunan Ampel Press.

Amin, Ahmad.1994.Ilmu Dakwah. Jakarta: Mawardi Prima

Aziz, Ali, dkk. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta: Pustaka Pesantren

Bagong Suyanto, J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks, Pengantar dan Terapan, Cet. I. Jakarta: Prenada Media.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Kearah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Sekretariat Desa Balun, 2015.Data Geografis dan Demografis di Balai Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

Departemen Agama RI. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan

Dereau, Christoper. (2013). Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan. TT: Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Phase II.

Hardjito, Dydiet. 1997. Teori Organisasi Dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo


(4)

Howkins, John. 2007.The CreativeEconomyHow People Make Money From Idea. London: Penguin Group

Khadziq. 2005. Islam Budaya Local Memahami Realist Agama Dan Masyarakat. Yogyakarta: Teras.

Lauer, Robert H. 1993. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Salahuddin, Nadhir, dkk. 2015. Panduan KKN ABCD UIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya : LPPM IAIN Sunan Ampel.

Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial sketsa teori dan refleksi metodologi kasus Indonesia. Yogyakarta: PT Tiara Wacana

Shihab, Quraish. 2002.Tafsir Al-MishbahVolume 6. Jakarta: Lentera Hati. Sugiyono. 2010.Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: ALFABETA Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: ALFABETA.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama

Sunyoto, Usman. 1998. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Tehrani, Mahdi Hadawi. Pemuda Dambaan Surga : Nasihat Bagi Generasi Muda

Widjaja. 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dan Hak Asasi Manusia Di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(5)

Referensi dari Internet:

Faisal Afif,Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif

(www.ecomonicreative.com/kewirausahaan-dan-ekonomi-kreatif), diakses pada tanggal 17 Agustus 2016

KEMENSOS,Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Karang Taruna Pasal 1 hal. 3, (www.djpp.kemenkumham.go.id), diakses pada tanggal 18 Agustus 2016

Referensi dari wawancara:

FGD (Focus Grup Discussion) pada tanggal 18 Mei 2016bertempat di Balai Desa Balun

FGD (Focus Grup Discussion) pada tanggal 23 Mei 201 bertempat di Rumah Herman

FGD (Focus Grup Discussion) pada tanggal 28 Mei 2016 bertempat dirumah warti

Pelatihan Pengolahan Ikan bandeng Pada tanggal tanggal 4 Juni 2016 bertempat di Balai Desa Balun

Pemetaan Bersama Hardi (35 thn), Rokhim (45 thn) dan Sutresno (42 thn) pada tanggal 2 Juni 2016

Penelusuran Wilayah dengan Rokhim (45 thn), Sutrisno (47 thn) dan Aidi (35 thn) pada tanggal 2 Juni 2016


(6)

Wawancara dengan Adi Wiyono (Tokoh Agama Hindu Desa Balun), pada tanggal 18 Mei 2016

Wawancara dengan Aris (Wakil Ketua karang taruna 2008-2012) pada tanggal 6 Mei 2016

Wawancara dengan Devi ( pemuda Balun) pada tanggal 23 Mei 2016

Wawancara dengan Herman (Ketua karang taruna 2008-2012) pada tanggal 6 Mei 2016

Wawancara dengan Kushairi (Kepala Desa Balun) pada tanggal 1 Mei 2016 Wawancara dengan Rokhim (sekretaris Desa Balun) pada tanggal 4 Juni 2016

Wawancara dengan Sumitro (tokoh agama Islam Desa Balun), pada tanggal 2 Juni 2016


Dokumen yang terkait

KOMUNIKASI ANTARPERSONAL DALAM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA Studi Fenomenologi pada Masyarakat Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan

6 55 46

“Potret Kerukunan Antar Umat Beragama (studi kasus hubungan antara agama Islam, Kristen dan Hindu di desa Balun kecamatan Turi kabupaten Lamongan)”

0 24 0

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA PEMUDA DESA MELALUI KEGIATAN KEPEMUDAAN KARANG TARUNA Penanaman Nilai-Nilai Karakter Pada Pemuda Desa Melalui Kegiatan Kepemudaan Karang Taruna (Studi Kasus Pada Karang Taruna “Gapura” Dukuh Purosari Desa Kembang Kecam

0 2 20

PENDAHULUAN Penanaman Nilai-Nilai Karakter Pada Pemuda Desa Melalui Kegiatan Kepemudaan Karang Taruna (Studi Kasus Pada Karang Taruna “Gapura” Dukuh Purosari Desa Kembang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali).

0 2 7

Pelatihan Pambyawara Para Pemuda Karang Taruna Putus Sekolah di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.

0 1 1

PERANAN KARANG TARUNA SEJATI DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN PEMUDA PADA BIDANG WIRAUSAHA DI DESA SENDANGSARI, KECAMATAN PAJANGAN, KABUPATEN BANTUL.

1 4 131

Pemberdayaan Pemuda Karang Taruna Dalam Membangun Desa Wisata Melalui Pelatihan English For Guiding

0 0 8

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA (Studi Kasus Karang Taruna Sinar Muda Desa Ngabetan Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik) Priyo Utomo

0 2 13

TRADISI UPACARA OGOH-OGOH(Studi Deskriptif di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 11

PEMUDA KARANG TARUNA “SEJATI” DAN PEMBANGUNAN DI DESA ALENANGKA KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI

0 1 94