S TM 1005335 Chapter3

(1)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan subjek populasi/ sampel penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jalan Dr Setiabudi No. 229 No. Telepon.(022) 2013161 Bandung.

2. Subjek populasi/Sampel penelitian

Subjek populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin (DPTM) yang mengikuti mata kuliah Teknik Otomasi. Sampel penelitian diambil sebanyak 20 mahasiswa angkata n 2012 konsentrasi produksi dan perancangan.

B. Desain penelitian

Adapun desain penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1. Desain penelitian

Didalam desain ini, tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu sebelum eksperimen, sesudah eksperimen I dan sesudah eksperimen II. Tes yang

Pre-test

Proses pembelajaran

bentuk Media Interaktif (Individua l

Lea rning).

� �

Post-test I

Proses pembelajaran

bentuk Media Tayang (Group Lea rning)

Post-test II

N-Gain I

N-Gain II


(2)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test dan tes sesudah eksperimen I disebut post-test I . Eksperimen I yang dimaksud adalah proses belajar mengajar dengan menerapkan media animasi, pada materi simbol dan mekanisme katup pneumatik, dalam bentuk Media Interaktif (Individua l Learning). Selain itu, ada juga eksperimen II, yaitu proses belajar mengajar dengan menerapkan media animasi, pada materi simbol dan mekanisme katup pneumatik, dalam bentuk Media Tayang (Group Learning). Tes yang dilakukan sesudah eksperimen II disebut post-test II.


(3)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Bagan 3.2. Alur Penelitian

C. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pre-eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yaitu pre-test and post-test group design.

Pembuatan Instrumen

Penerapan Media model Individua l Lea rning

Pengumpulan & Pengolahan data

Analisis Data Start

Studi Pendahuluan

Pre-test

Post-test I

Menarik Kesimpulan

Stop

Pelaporan Post-test II

H

as

il

t

es

di

am

bi

l

Penerapan Media model Group Lea rning

H

as

il

t

es

di

am

bi


(4)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

D. Definisi operasional

Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman terhadap istilah dan permasalahan dalam penelitian ini. Penulis membatasi mengenai pengertian istilah sebagai berikut:

Peningkatan hasil belajar Otomasi dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh setelah diberi tes sebelum dan setelah belajar Otomasi, materi simbol dan mekanisme katup pneumatik, pada ranah kognitif dari level pengetahuan hingga level aplikasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah test obyektif. Instrumen ini dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui kemampuan atau hasil belajar siswa, dengan mengerjakan soal- soal tentang materi simbol dan mekanis me katup pneumatik, sub materi katup kontrol arah, katup satu arah, katup kontrol aliran dan katup kontrol tekanan yang berjumlah 40 butir soal. Instrumen ini mengukur pengetahuan mahasiswa pada ranah kognit if dari level pengetahuan hingga aplikasi. Adapun proporsinya adalah seba gai berikut.

Tabel 3.1. Proporsi tiap level pada instrumen

Ranah Level Nomor Soal

Kognitif

Pengetahuan

1, 2, 3, 4, 17, 23, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 38.

Pemahaman 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 20, 24, 32, 40. Aplikasi 12, 14, 18, 19, 21, 22,

25, 26, 27, 35, 39.

Selain test obyektif, instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket. Angket digunakan untuk mengetahui respon mahasiswa setelah mempelajari


(5)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

materi simbol dan mekanisme katup pneumatik, menggunakan media animasi. yang berjumlah dua pernyataan.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211), mengungkapkan bahwa: ”Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrument”. Uji validitas tes ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Arikunto (1998: 162), sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= koefisien korelasi

= skor item yang dicari validitasnya = skor total yang diperoleh individu = jumlah mahasiswa

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t yang dikemukakan oleh Arikunto (1998: 283), sebagai berikut:

Lihat distribusi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = . Jika maka soal tes dinyatakan valid.


(6)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 2. Uji Reliabilitas

Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan korelasi product moment (Arikunto, 1998: 255) dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

= Koefisien korelasi skor kelompok ganjil dan genap

= Skor kelompok instrumen ganjil = Skor kelompok instrumen genap = Jumlah peserta tes

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2011: 131):

Keterangan :

= Reliabilitas internal seluruh instrumen

= Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua ( ) Lihat tabel r product moment untuk α = 95% dan N.

Jika maka soal tes dinyatakan reliabel. Jika maka soal tes dinyatakan tidak reliabel.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan mengunakan rumus seperti yang dikemukakan Purwanto, 2010: 99 sebagai berikut:


(7)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= Tingkat kesukaran

∑ = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

∑ = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Tingkat kesukaran menurut Purwanto (2010:101) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

= Sangat sukar

= Sukar

= Sedang

= Mudah

= Sangat mudah

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Arikunto (2010) menggungkapkan bahwa ”Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan

rendah)”. Menghitung D setiap item ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Indeks D atau daya pembeda yang dicari

= Jumlah siswa yang termasuk kelompok atas (upper group) yang menjawab benar untuk tiap soal (27% dari jumlah siswa)

= Jumlah siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group) yang menjawab benar untuk tiap soal (27% dari jumlah siswa)

= Jumlah keseluruhan siswa kelompok atas = Jumlah keseluruhan siswa kelompok bawah


(8)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Batas klasifikasi menurut Arikunto (2009: 218) yaitu:

= Jelek (poor)

= Cukup (satisfactory)

= Baik (good)

= Sangat baik (excellent)

= Negatif, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang

5. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Tabel 3.2 merupakan hasil pengujian instrumen penelitian.

Tabel 3.2. Distribusi hasil pengujian data penelitian

Validitas Relia bilitas

Kategori Tingkat kesukaran Daya Pembeda

V TV SS SU S M SM J C B SB N

B S 1, 3, 12, 15, 20, 29, 30, 31, 33, 34, 39, 40

2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 32, 35, 36, 37,

38

0,959 (Relia

bel)

2 20,

23, 25, 26, 31, 32, 33, 35, 39 6, 9, 13, 16, 18, 27, 28, 30, 34, 36, 37, 38, 40 1, 7, 11, 12, 14, 15, 24, 29 3, 4, 5, 8, 10, 17, 19, 21, 22 4, 11, 12, 15, 17, 19, 22, 29, 39 5, 8, 13, 27, 28, 32, 35, 40 6, 7, 9, 10, 14, 18, 20, 21, 25, 30, 31, 33, 34 23, 36, 37, 38 1, 2, 3, 16, 24, 26

 12 28 1 9 13 8 9 9 8 13 4 6

% 30 70 2,5 22,5 32,5 20 22,5 22,5 20 32,5 10 15

G. Teknik Pengumpulan data

Suharsimi Arikunto (1992: 122) menjelaskan bahwa “alat evaluasi atau

pengumpul data secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan


(9)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan media animasi, materi simbol dan mekanisme katup pneumatik.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran, dengan menggunakan lembar test kognitif multiple choice lima

option danlembar angket.

H. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji persyaratan analisis hipotesis ya itu uj i norma litas dan uj i ho moge nitas. Kemudia n dilakukan pengujian hipotesis untuk menguji perbedaan hasil belajar siswa.

Langkah–langkah yang dilakukan dalam analisis data yaitu meliputi beberapa kegiatan, sebagai berikut :

1. Mengelompokan data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengelompokan data yang telah diperoleh dari hasil observasi sesuai instrument

2. Reduksi data 3. Tabulasi data

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun ulang data yang telah di kelompokan untuk kemudian dilakukan perhitungan.

4. Uji Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Peningkatan hasil belajar dapat diinterpretasikan dengan menggunakan Gain

Ternormalisasi (N-Gain). Peningkatan hasil belajar (N-Gain) dalam proses pembelajaran tidaklah mudah untuk dinyatakan, dengan menggunakan gain

absolut (selisih antara skor tes awal dan tes akhir) kurang dapat menjelaskan mana yang digolongkan gain tinggi dan mana yang digolongkan gain rendah.

Menurut Hake, R. R. (2002) gain ternormalisasi (N-Gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti dibawah ini:


(10)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3. Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

Rendah

Sedang

Tinggi

Sumber: Hake, R. R. (2002). 5. Hitung persentase respon

Skor maksimal total = responden × pernyataan × skor maksimal ...(3.8) Jumlah Skor = Skor responden 1 + Skor responden 20 + … + Skor

responden 20 ……….… (3.9)

Persentase respon =


(1)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

materi simbol dan mekanisme katup pneumatik, menggunakan media animasi. yang berjumlah dua pernyataan.

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010: 211), mengungkapkan bahwa: ”Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu

instrument”. Uji validitas tes ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Arikunto (1998: 162), sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= koefisien korelasi

= skor item yang dicari validitasnya = skor total yang diperoleh individu = jumlah mahasiswa

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t yang dikemukakan oleh Arikunto (1998: 283), sebagai berikut:

Lihat distribusi untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = . Jika maka soal tes dinyatakan valid.


(2)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Uji Reliabilitas

Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan korelasi product moment (Arikunto, 1998: 255) dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

= Koefisien korelasi skor kelompok ganjil dan genap

= Skor kelompok instrumen ganjil = Skor kelompok instrumen genap = Jumlah peserta tes

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2011: 131):

Keterangan :

= Reliabilitas internal seluruh instrumen

= Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua ( ) Lihat tabel r product moment untuk α = 95% dan N.

Jika maka soal tes dinyatakan reliabel. Jika maka soal tes dinyatakan tidak reliabel.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran (TK) butir tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan mengunakan rumus seperti yang dikemukakan Purwanto, 2010: 99 sebagai berikut:


(3)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= Tingkat kesukaran

∑ = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

∑ = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Tingkat kesukaran menurut Purwanto (2010:101) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

= Sangat sukar

= Sukar

= Sedang

= Mudah

= Sangat mudah

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu. Arikunto (2010) menggungkapkan bahwa ”Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan

rendah)”. Menghitung D setiap item ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Indeks D atau daya pembeda yang dicari

= Jumlah siswa yang termasuk kelompok atas (upper group) yang menjawab benar untuk tiap soal (27% dari jumlah siswa)

= Jumlah siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group) yang menjawab benar untuk tiap soal (27% dari jumlah siswa)

= Jumlah keseluruhan siswa kelompok atas = Jumlah keseluruhan siswa kelompok bawah


(4)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Batas klasifikasi menurut Arikunto (2009: 218) yaitu:

= Jelek (poor)

= Cukup (satisfactory)

= Baik (good)

= Sangat baik (excellent)

= Negatif, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang

5. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Tabel 3.2 merupakan hasil pengujian instrumen penelitian.

Tabel 3.2. Distribusi hasil pengujian data penelitian

Validitas Relia bilitas

Kategori Tingkat kesukaran Daya Pembeda

V TV SS SU S M SM J C B SB N

B S 1, 3, 12, 15, 20, 29, 30, 31, 33, 34, 39, 40

2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 32, 35, 36, 37,

38

0,959 (Relia

bel)

2 20,

23, 25, 26, 31, 32, 33, 35, 39 6, 9, 13, 16, 18, 27, 28, 30, 34, 36, 37, 38, 40 1, 7, 11, 12, 14, 15, 24, 29 3, 4, 5, 8, 10, 17, 19, 21, 22 4, 11, 12, 15, 17, 19, 22, 29, 39 5, 8, 13, 27, 28, 32, 35, 40 6, 7, 9, 10, 14, 18, 20, 21, 25, 30, 31, 33, 34 23, 36, 37, 38 1, 2, 3, 16, 24, 26

 12 28 1 9 13 8 9 9 8 13 4 6

% 30 70 2,5 22,5 32,5 20 22,5 22,5 20 32,5 10 15

G. Teknik Pengumpulan data

Suharsimi Arikunto (1992: 122) menjelaskan bahwa “alat evaluasi atau

pengumpul data secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan


(5)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan media animasi, materi simbol dan mekanisme katup pneumatik.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran, dengan menggunakan lembar test kognitif multiple choice lima option danlembar angket.

H. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji persyaratan analisis hipotesis ya itu uj i norma litas dan uj i ho moge nitas. Kemudia n dilakukan pengujian hipotesis untuk menguji perbedaan hasil belajar siswa.

Langkah–langkah yang dilakukan dalam analisis data yaitu meliputi beberapa kegiatan, sebagai berikut :

1. Mengelompokan data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengelompokan data yang telah diperoleh dari hasil observasi sesuai instrument

2. Reduksi data 3. Tabulasi data

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun ulang data yang telah di kelompokan untuk kemudian dilakukan perhitungan.

4. Uji Gain Ternormalisasi (N-Gain)

Peningkatan hasil belajar dapat diinterpretasikan dengan menggunakan Gain Ternormalisasi (N-Gain). Peningkatan hasil belajar (N-Gain) dalam proses pembelajaran tidaklah mudah untuk dinyatakan, dengan menggunakan gain absolut (selisih antara skor tes awal dan tes akhir) kurang dapat menjelaskan mana yang digolongkan gain tinggi dan mana yang digolongkan gain rendah.

Menurut Hake, R. R. (2002) gain ternormalisasi (N-Gain) diformulasikan dalam bentuk persamaan seperti dibawah ini:


(6)

Ulana Masitoh, 2015

PENERAPAN MED IA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3. Kriteria Normalized Gain

Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain

Rendah

Sedang

Tinggi

Sumber: Hake, R. R. (2002). 5. Hitung persentase respon

Skor maksimal total = responden × pernyataan × skor maksimal ...(3.8) Jumlah Skor = Skor responden 1 + Skor responden 20 + … + Skor

responden 20 ……….… (3.9)

Persentase respon =