ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH : STUDI PADA PT. BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG GUBENG SURABAYA.

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI
SYARIAH
(Studi pada PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya)

SKRIPSI
OLEH
MIFTAHUL JANNAH
NIM. C04211029

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
SURABAYA
2015

ii

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI
SYARIAH
(Studi pada PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya)


SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Studi Strata Satu
Ilmu Ekonomi Islam

OLEH
MIFTAHUL JANNAH
NIM. C04211029

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah
SURABAYA
2015

i

ABSTRAK


Skripsi yang berjudul “Analisis Mekanisme Pembiayaan Mikro Pada
Bank BRI Syariah (Studi pada PT. Bank BRI Syariah kantor Cabang Gubeng
Surabaya)”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif dengan metode wawancara, yang menganalisis data dengan
cara mengumpulkan, merangkum hal-hal mengenai pembiayaan mikro. Dengan
tujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana mekanisme pembiayaan mikro
dapat memberikan kemudahan bagi nasabah. Penelitian ini juga ingin
menganalisis bagaimana pembiayaan mikro ditinjau dari penggunaan dana dan
kesesuaian dengan prinsip syariah di Bank BRI Syariah kantor cabang Gubeng
Surabaya.
Data penelitian ini dihimpun dengan melakukan survey lapangan melalui
wawancara, dokumentasi dan observasi. Selanjutnya data tersebut dianalisis
dengan menggunakan teknik editing (pemeriksaan kembali dari semua data yang
diperoleh, organizing (menyusun kembali data yang telah didapat dalam
penelitian), dan penemuan hasil dengan menganalisis data yang telah diperoleh.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bagaimana mekanisme pembiayaan
mikro, serta pembiayaan mikro di tinjau dari segi penggunaan dana dan
kesesuaian dengan prinsip syariah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan
menilai mekanisme pembiayaan mikro ditinjau dari segi penggunaan dan

kesesuaian di Bank BRI Syariah.
Adapun hasil dari penelitian ini yaitu PT Bank BRI Syariah menunjukkan
bahwa mekanisme pembiayaan mikro meliputi: permohonan pembiayaan mikro,
perjanjian pembiayaan, persetujuan komite pembiayaan, pembukaan rekening
nasabah, penandatanganan akad, persetujuan, survey dan pencairan. Dan
menunjukkan bahwa pembiayaan mikro ditinjau dari segi penggunaan dana dan
kesesuaian dengan prinsip syariah sudah terealisasikan penggunaan dana yang
dilakukan nasabah pembiayaan. Fokus penelitian ini adalah bagaimana
mekanisme pembiayaan mikro dan bagaimana pembiayaan mikro di tinjau dari
penggunaan dana dan kesesuaian dengan prinsip syariah.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kata “bank” sebagai istilah lembaga keuangan tidak disebutkan secara
eksplisit di dalam Al-qur’an. Bank adalah lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam pembayaran dan peredaran
uang.1 Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. Dari pengertian ini, diketahui bahwa bank
berfungsi sebagai lembaga intermediasi yang memberikan jasa pada unit surplus
maupun defisit. Unit surplus adalah pihak yang memiliki kelebihan dana,
sementara unit defisit adalah pihak yang membutuhkan dana.
Krisis ekonomi

yang terjadi tahun 1997 di Indonesia menyebabkan

buruknya kinerja perbankan di Indonesia, baik dari kinerja keuangan maupun
persoalan yang lain. Dari analisis dijelaskan bahwa bank konvensional lebih
banyak terkena dampak krisis tahun 1997 dari pada bank syari’ah.
Terjadinya krisis tahun 1997 tersebut, berangsur-angsur perbankan
syari’ah menunjukkan perkembangannya. Perkembangan ini selain disebabkan
oleh perkembangan internal dunia perbankan juga tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan eksternal dunia perbankan.

1


Basri, Bisnis Pengantar (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2005), 165.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Bank syari’ah adalah sebuah lembaga keuangan syari’ah yang beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip prudensialitas perbankan dan kaidah-kaidah syari’ah
Islam. Prinsip tersebut juga diterapkan dalam fungsi pembiayaan di perbankan
syari’ah. Sebagai instrumen pencetak keuntungan bagi bank dan nasabah dana,
penyaluran pembiayaan mesti dilakukan secara bertanggung jawab serta tidak
melanggar prinsip-prinsip syari’ah yang diakui secara universal.
Bank syari’ah sifatnya sebagai bank berdasarkan prisnisp syari’ah wajib
memposisikan diri sebagai uswatun hasanah dalam implementasi moral dan etika
bisnis yang benar atau melaksanakan etika dan moral dalam aktivitas ekonomi.2
Sesuai labelnya, bank syari’ah adalah institusi keuangan yang berbasis syari’ah.
Hal ini berarti bahwa secara mikro, bank syari’ah adalah institusi keuangan yang
memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung dan memainkan

kegiatan investasi di masyarakat sekitarnya. Dalam kacamata mikro bank
syari’ah adalah institusi keuangan yang menjamin seluruh aktivitas investasi
yang menyertainya sudah sesuai dengan syari’ah. Perbankan syari’ah
menawarkan jasa keuangan dengan penuh kepatuhan terhadap larangan riba
dalam agama.3
Peran bank dengan pembiayaan usaha mikro utamanya mendapat akses
pembiayaan untuk pengembangan usaha. Lembaga keuangan mikro merupakan
lembaga yang dianggap mampu mencukupi kebutuhan modal usaha mikro,

2

Muhamad, Manajemen Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP AMPYKPN), 16.
Ikhwan Abidin Basri, Manajemen Resiko Lembaga Keuangan Syari’ah (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), 49.
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3


karena mampu menyesuaikan dengan karakteristik usaha mikro.4 Dan adanya
bank syariah diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan
ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh
bank. Salah satunya melalui pembiayaan mikro.5
Bentuk utama produk bank syari’ah terutama menggunakan pola bagi
hasil, sesuai dengan karakteristiknya. Selain pola bagi hasil, bank syari’ah juga
mempunyai produk-produk pendanaan dan pembiayaan dengan pola nonbagi
hasil. Selain itu, bank syari’ah juga menyediakan berbagai produk jasa perbankan
berupa jasa keuangan, jasa non keuangan, dan jasa keagunan. Industri perbankan
syari’ah harus melakukan inovasi untuk menghadapi persaingan global. Perlu
kerjasama berbagai pihak, pemerintah, masyarakat, kaum ulama, dan juga
akademisi agar dapat menciptakan inovasi produk yang tepat dan sesuai
keinginan konsumen sehingga dengan sendirinya akan membesarkan peran
perbankan syari’ah dalam perekonomian. Dengan demikian bank syari’ah mampu
berkontribusi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.6
Fakta menunjukkan bahwa pelaku usaha ekonomi berskala kecil adalah
umat islam. Namun, dari keseluruhan usaha mikro yang ada, dapat di katakan
umat islam masih belum memiliki institusi yang kuat, mapan dan bebas dari
intervensi pihak manapun. Untuk itu, pengembangan usaha mikro umat pun
4


Kusmuljono, “Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Pemberdayaan Umkm
di
Indonesia”,
dalam
http://ippi.or.id/index.php/module/sub/1/id/peranlembaga-keuangan-mikro-dalam-pemberdayaan-umkm-di-indonesia
(14
November )
5
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 6.
6
Novie Anggraeni,
“Ijtihad dan Variasi Produk Perbankan Syariah”, dalam
http://novieanggraeni.wordpress.com/category/ekonomi-syariah (22 Oktober )

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

harus


mendapat

perhatian

kitasemua.

Sesungguhnya,

ide

pemunculan

pembiayaan mikro syariah, haruslah ditopang konsep dan mekanisme yang jelas,
sehingga kontribusinya dapat dirasakan umat.7
Mekanisme dalam bank syari’ah yaitu pola transaksi yang tidak
memastikan

pemberian


hasil

(keuntungan/imbalan)

kepada

pihak

yang

bertransaksi dengan bank. Melalui mekanisme bagi hasil terjalin hubungan
kemitraan antara nasabah penyimpan dana, bank dan nasabah pembiayaan.8
Mekanisme dalam bank BRI Syariah menggunakan proses sales yang terdiri dari
5 langkah yaitu Prospecting adalah jiwa seorang sales, approaching adalah
kegiatan melakukan pendekatan calon nasabah yang sudah menjadi target market
kita atau dilakukan pada saat canvassing, presentation adalah kegiatan
menjelaskan fitur, keunggulan dan manfaat produk yang telah disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan prospek, handling objection/menangani
keberatan adalah kegiatan menangani atau menjawab keberatan yang diajukan
oleh prospek, cloasing deal adalah kegiatan mengajak prospek untuk mengambil

keputusan “ya”.9
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit.10Pembiayaan juga merupakan aktivitas bank syari’ah

7

Irfan
syauqi
Beik,
“Pembiayaan
Mikro
Syariah”,
dalam
http://ekisopini..com/2009/09/pembiayaan-mikro-syariah.html (16 Oktober )
8
Yusak Laksmana, Account Officer Bank Syari’ah (Jakarta: Gramedia, 2009), 15.
9
Eko, (M3) Manajer Marketing Mikro, Wawancara, Surabaya 7 November 2014.
10
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani,
2001), 209.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

dalam menyalurkan dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip
syari’ah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada
kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik
dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana dalam bentuk pembiayaan yang
diberikan pasti akan terbayar. Penerima pembiayaan mendapat kepercayaan dari
pemberi pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk
mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya sesuai dengan jangka waktu
yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan.11
Secara prinsip, seharusnya pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah
kepada kalangan nasabah diharuskan memiliki jaminan bahwa dana tersebut akan
dikembalikan kepada bank sesuai perjanjian. Keberadaan agunan digunakan
untuk mencegah masalah yang kemungkinan akan terjadi dihari selanjutnya.
Namun, sejujurnya pihak perbankan tidak mengharapkan eksekusi atas jaminan
tersebut. Terdapat berbagai bentuk jaminan yang dapat diberikan pihak nasabah
kepada perbankan untuk memperoleh kepercayaan bank baik berupa kebendaan
maupun non kebendaan.
Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, seperti kepemilikan.12 Pembiayaan
mikro merupakan pembiayaan yang disediakan oleh bank syari’ah kepada
pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak

11
12

Ismail, Perbankan Syari’ah (Jakarta: Prenada Media Group,2011), 105-106.
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), 44.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

terlayani oleh lembaga keuangan formal dan yang telah berorientasi pasar untuk
tujuan bisnis.
Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 29 ayat (3) Undang-Undang
Perbankan menentukan bahwa dalam memberikan pembiayaan berdasarkan
prinsip Islam dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh caracara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan
dananya kepada bank.13
Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil memegang peranan
yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang
mampu diserap oleh usaha kecil. Usaha kecil ini, selain memiliki arti strategis
bagi pembangunan juga sebagai uapaya untuk memeratakan hasil-hasil
pembangunan yang telah dicapai.14 Berkembangnya lembaga pembiayaan mikro
syariah di tengah-tengah masyarakat saat ini memberikan harapan baru bagi
dunia usaha khususnya usaha mikro untuk mendapatkan tambahan modal.
Berdasarkan Undang-Undang No. 9/1995 tentang Usaha Kecil, yang
dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti
kepemilikan, sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.15
Permasalahan yang nampak mengenai pembiayaan mikro di Bank BRI
Syariah adalah kemampuan untuk bertahan dalam dunia bisnis salah satunya

13

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Bancking (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 784.
Panji Anoraga, Manajemen Bisnis (Jakarta: PT Rinek. Cipta, 1997), 44.
15
Ibid., 45.
14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

adanya modal. Berkaitan dengan modal tersebut, kendala yang sering di hadapi
oleh pengusaha mikro adalah permodalan. Hal ini di sebabkan antara lain belum
adanya sistem pembukuan yang tertib dan teratur yang dimiliki oleh pengusaha
mikro, dengan mengajukan pembiayaan nasabah terkadang menyalah gunakan
yang intinya pembiayaan mikro yang penggunaannya di salah gunakan oleh
nasabah, misalnya pembiayaan yang seharusnya untuk modal kerja tetapi di
pakai renovasi rumah atau dan lain sebagainya.
BRI Syariah berawal dari akuisisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat
Indonesia pada tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan
perolehan izin dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa
Arta dari bank umum konvensional menjadi bank umum syariah yang
menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 16 Oktober
2008, maka lahirlah Bank umum syariah yang diberi nama PT Bank Syariah BRI
(yang kemudian disebut dengan nama BRI Syariah) pada tanggal 17 November
2008.
Nama BRI Syariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung
hubungan Bank dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, selanjutnya
disebut Bank Rakyat Indonesia, yang merupakan salah satu Bank terbesar di
Indonesia. BRI Syariah merupakan anak perusahaan dari Bank Rakyar Indonesia
yang akan melayani kebutuhan perbankan masyarakat Indonesia dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

Pembiayaan Mikro di Bank BRI Syariah sendiri sudah ada sejak 1
Februari 2010. Dari tahun 2010, portofolio pembiayaan mikro menutup tahun
dengan angka pencapaian 434 M dari nihil (2009) atau 101,9% dari portofolio
pembiayaan mikro.
Akad yang digunakan untuk pembiayaan mikro di bank BRI Syariah
Kantor Cabang Gubeng adalah akad murabah{ah, yaitu akad jual beli atas suatu
barang dengan harga yang disepakati penjual dan pembeli. Penjual wajib
menyebutkan dengan sebenarnya harga perolehan dan besar keuntungannya yang
diminta.16
BRI Syari’ah selalu fleksibel responsive dalam menjawab berbagai
kebutuhan dan tantangan finansial dengan menawarkan beragam produk dan
layanan, baik untuk individu maupun komersial, pendanaan maupun pembiayan,
di kota maupun di desa.Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul ” Analisis Mekanisme Pembiayaan Mikro
pada Bank BRI Syari’ah (Studi pada PT. Bank BRI Syari’ah kantor cabang
Gubeng Surabaya)“.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat diperoleh identifikasi masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Usaha Bank BRI Syari’ah mempertahankan kinerjanya.
16

Arif, Wawancara, Surabaya, 28 Oktober 2014.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

2. Produk pembiayaan mikro di Bank BRI Syari’ah
3. Mekanisme pembiayaan mikro di Bank BRI Syari’ah
4. Perkembangan produk pembiayaan mikro Bank BRI Syari’ah dari tahun ke
tahun
5. Perkembangan UMKM nasabah Bank BRI Syari’ah.
Berdasarkan identifikasi masalah dan kemampuan penulis dalam
mengidentifikasi masalah, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Mekanisme pembiayaan mikro Bank BRI Syari’ah terhadap UMKM
nasabahnya.
2. Pembiayaan mikro di Bank BRI Syariah di tinjau dari penggunaan dana dan
kesesuaian dengan prinsip syariah
Mekanisme pembiayaan merupakan proses atau prosedur pembiayaan di
perbankan syari’ah proses tersebut terbagi dalam beberapa tahapan yang sudah di
atur dalam ketentuan internal perbankan. Tahapan secara beruntutan, dari awal
pembiayaan diajukan oleh calon nasabah hingga akhirnya permohonan tersebut
disetujui dan direalisasikan. Maka penelitian ini peneliti hanya berfokus pada
mekanisme pembiayaan mikro di perbankan syariah di Bank BRI Syariah Kantor
cabang Gubeng Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mekanisme pembiayaan mikro dapat memberikan kemudahan
bagi nasabah?
2. Bagaimana analisis pembiayaan mikro ditinjau dari penggunaan dana dan
kesesuaian dengan prinsip syari’ah?

D. Kajian Pustaka
Penelitian yang saya lakukan berjudul “Analisis Mekanisme Pembiayaan
Mikro pada Bank Syari’ah (Studi pada PT. Bank BRI Syari’ah Kantor Cabang
Gubeng Surabaya). Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian
terdahulu, sehingga tidak terjadi adanya pembahasan yang sama dengan
penelitian yang lain, maka penulis perlu menjelaskan topik penelitian yang
berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, yaitu penelitian yang berjudul “Aplikasi 6C Dalam Analisis
pembiayaan Murabah{ah Di Bank Syariah Mandiri Cabang Malang”. Yang diteliti
oleh Nurul, fokus pembahasan tentang: Aplikasi 6C yang ada di BSM Cabang
Malang adalah benar-benar diterapkan dan dilapangan analisis 6C itu
dikembangkan lagi menjadi 7A(Aspek Hukum, Aspek Pasar & pemasaran, Aspek
Teknik produksi, Aspek Manajemen, Aspek Jaminan, Aspek Keuangan, Aspek
sosial ekonomis-AMDAL). Adapun permasalahan pembiayaan yang terjadi di

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

BSM Cabang Malang telah diselesaikan dengan adanya model-model
penyelamatan pembiayaan bermasalah. Perbedaanya dengan penelitian saya
adalah dalam penelitian ini membahas tentang analisis 6C yang dikembangkan
lagi menjadi 7A dalam pembiayaan dengan adanya penyelamatan pembiayaan
bermasalah, sedangkan penelitian saya lebih meneliti pada mekanisme atau
pelaksanakan pembiayaan mikro.17
Kedua, penelitian yang berjudul “ Kontribusi pembiayaan mikro terhadap
pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) nasabah Bank BRI
Syari’ah Kantor Cabang Induk Gubeng Surabaya”. Yang diteliti oleh Metik citra
Agustiningrum, fokus pembahasan tentang kontribusi pembiayaan mikro Bank
BRI Syari’ah KCI Gubeng terhadap pertumbuhan UMKM nasabahnya dengan
menggunakan management srategik yang baik, karena meskipun menggunakan
akad murabah{ah dalam pembiayaan mikro, tetapi pihal bank tidak hanya berhenti
sampai nasabah resmi melakukan pembiayaan mikro, karena pihak bank tetap
melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap nasabah untuk mengetahui
dan membantu agar UMKM nasabahnya terus berkembang. Sehingga kontribusi
yang di berikan BRI Syari’ah mampu menumbuhkan loyalitas nasabah terhadap
bank. Perbedaannya dengan penelitian saya adalah penelitian ini menjabarkan
kontribusi dan pertumbuhan usaha mikro, sedangkan penelitian saya bertujuan
untuk menunjukkan mekanisme pembiayaan mikro.18

17

Nurul, “Aplikasi 6C Dalam Analisis Pembiayaan Murabahah Di Bank Syariah Mandiri Cabang
Surabaya” (Skripsi—Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2013).
18
Metik citra Agustiningrum, “Kontribusi pembiayaan mikro terhadap pertumbuhan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) nasabah Bank BRI Syari’ah Kantor Cabang Induk Gubeng
Surabaya” (Skripsi—Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, 2013).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Ketiga, yaitu penelitian yang berjudul “Analisis penilaian KJKS BMT
Amanah Ummah Surabaya terhadap kelayakan perilaku calon nasabah
pembiayaan mud{arabah mikro”. Oleh Silvia Zuhrotus Sa’adah,

fokus

pembahasan tentang faktor-faktor yang di gunakan KJKS BMT Amanah Ummah
Surabaya dalam menilai kelayakan perilaku calon nasabah pembiayaan adalah
penilaian 6C yang kemudian dikaitkan dengan analisis perilaku nasabah yang
menjadi faktor dominan adalah penilaian character. Dalam penelitian sebagai
penentu kelayakan realisasi pembiayaan adalah usaha yang dimiliki atau yang
dikembangkan ini termasuk dalam penilaian perilaku nasabah yang terkait: lokasi
yang dapat di jangkau oleh pihak BMT, pendapatan, prospek usaha, kemampuan
membayar, usaha yang real, keperluan pembiayaan. Perbedaannya dengan
penelitian saya adalah penelitian ini dilakukan pada KJKS BMT Amanah
Ummah, sedangkan penelitian saya pada Bank Syariah.19
Keempat, yaitu penelitian yang berjudul “Aplikasi Pembiayaan Kongsi
Pemilikan Rumah Syariah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Ahmad Yani
Malang”. Oleh Farika, menyimpulkan bahwa pada analisis pembiayaan yang
diterapkan pada BMT Ahmad Yani Malang menggunakan sistem scoring
sehingga setiap kriteria ada nilainya. Pelaksanaan pembiayaan pemilikan rumah
pada BMT Ahmad Yani Malang menggunakan dua pola yaitu pola chaneling dan
pola excecuting.

19

Silvia Zuhrotus Sa’adah, “Analisis penilaian KJKS BMT Amanah Ummah Surabaya terhadap
kelayakan perilaku calon nasabah pembiayaan mudharabah mikro” (Skripsi—Institut Agama
Islam Negri Sunan Ampel, Surabaya, 2013).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Pada pola chaneling ini pihak BMT hanya sebagai penyalur saja dan
tanggung jawab ditanggung penuh oleh pihak BMI, sedangkan pola excecuting
pihak Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak hanya sebagai penyalur saja, tetapi
juga bertanggung jawab penuh atas pembiayaan pemilikan rumah. Perbedaan
dengan penelitian saya, pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aplikasi
Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah, sedangkan penelitian saya adalah
untuk mengetahui mekanisme pembiayaan mikro itu sendiri di Bank Syariah.20
Dari berbagai penelitian terdahulu yang pernah dibaca oleh peneliti, 4
penelitian di ataslah yang dianggap paling berhubungan dengan penelitian yang
sedang dilakukan sekarang ini, akan tetapi penelitian yang akan diteliti oleh
penulis terkait kasus yang diangkat tidaklah sama, saya fokus pada Analisis
Mekanisme Pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syari’ah sehingga penelitian ini
merupakan penelitian yang baru. Dari 4 penelitian tersebut yang menjadi
pandangan dan refrensi peneliti.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan mikro dapat memberikan
kemudahan bagi nasabah (Studi pada PT bank BRI Syari’ah kantor cabang
Gubeng Surabaya).

20

Farika, “Aplikasi Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Pada Baitul Mal Wat Tamwil
(BMT) Ahmad Yani Malang” (Skripsi—Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
Malang, 2013).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

2. Untuk menganalisis pembiayaan mikro di tinjau dari pengguna dana dan
kesesuaian dengan prinsip syari’ah.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat berguna
baik secara teoretis maupun praktis.
1. Secara teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa maupun karyawan khusus
bagian pembiayaan dan menjadi acuan dalam melaksanakan profesinya,
khususnya pada bidang studi perbankan syari’ah.
2. Secara praktis
Dari segi praktisi, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi
penerapan suatu ilmu dilapangan, khususnya dalam dunia perbankan syari’ah
dalam mekanisme pembiayaan mikro pada perbankan syari’ah.

G. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul “Analisis Mekanisme Pembiayaan Mikro pada
Bank BRI Syariah (Studi pada PT. Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng
Surabaya)”.
Beberapa istilah yang perlu mendapatkan penjelasan dari judul tersebut
adalah:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

1.

Mekanisme
Mekanisme dalam bank syari’ah yaitu pola transaksi yang tidak

memastikan

pemberian

hasil

(keuntungan/imbalan)

kepada

pihak

yang

bertransaksi dengan bank. Melalui mekanisme bagi hasil terjalin hubungan
kemitraan antara nasabah penyimpan dana, bank dan nasabah pembiayaan.21
2.

Pembiayaan
Pengertian pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Oleh

karena itu kita harus mengetahui pengertian dari bisnis itu sendiri. Bisnis adalah
aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses
penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi). Pelaku bisnis
dalam menjalankan bisnisnya sangat membutuhkan sumber modal. Jika pelaku
tidak membutuhkan modal secara cukup, maka ia akan berhubungan dengan
pihak lain, seperti bank untuk mendapatkan suntikan dana, dengan melakukan
pembiayaan.22
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan

yang

dikeluarkan

untuk

mendukung

investasi

yang

telah

direncanakan.23

21

Yusak Laksmana, Account Officer Bank Syari’ah (Jakarta: Gramedia, 2009), 15.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah (Yogyakarta: VP, 2005), 17.
23
Ibid., 18.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

3.

Pembiayaan Mikro
Pembiayaan Mikro merupakan pembiayaan yang disediakan oleh bank

syariah kepada pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan
rendah yang tidak terlayani oleh lembaga keuangan formal dan yang telah
berorientasi pasar untuk tujuan bisnis.24
4.

Bank BRI Syariah
“Perbankan Syariah” adalah bank umum sebagaimana yang dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syari’at Islam, termasuk unit usaha syariah dan kantor
cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat
Islam.25
Bank BRI Syari’ah merupakan Bank Syari’ah yang sudah tidak diragukan
lagi kredibilitasnya. Ada banyak sekali inovasi produk yang dapat digunakan
oleh nasabah, salah satunya yang menjadi bahan penelitian ini adalah produk
pembiayaan khususnya pembiayaan mikro.
Segmen mikro memang salah satu pilar pengembangan bisnis yang di
canangkan PT. Bank BRI Syari’ah. Pembiayaan mikro BRI Syari’ah iB berada
pada kisaran 5 juta sampai 500 juta.26

24

Susanto, “Peran Bank dan Lembaga Keuangan Mikro
Perekonomian
Masyarakat”,
dalam
materi.com/2012/05/peran-bank-dan-lembaga-keuangan-mikro.html
November )
25
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, 30.
26
Made, Wawancara, Surabaya, 28 Oktober 2014.

Dalam Meningkatkan
http://iwan-share(1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

H. Metode Penelitian
1. Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan bersumber dari bahan dokumentasi yaitu produk
dalam pembiayaan mikro, segmen pilar pengembangan bisnis pembiayaan mikro,
proses atau mekanisme pembiayaan mikro pada bank BRI Syariah, bahan
pustaka, wawancara dengan pihak devisi pengawasan pembiayaan mikro yang
kemudian hasil dari wawancara di analisis dengan menggunakan teknik deskriptif
kualitatif.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.27
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual atau kelompok.
Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan
yang mengarah pada kesimpulan. Penelitian kualitatif deskripsif bersifat
induktif: peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau
dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang
seksama, mecakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan27

Sugiono, Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeti, 2008), 9.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan
catatan-catatan.28
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar.
Ditujukan untuk mesdeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan, dan perbedaannnya dengan fenomena lain.29

2. Sumber Data
Data yang perlu dihimpun untuk penelitian ini adalah data-data terkait
dengan Mekanisme Pembiayaan Mikro Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Gubeng Surabaya, dan juga data mengenai produk pembiayaan mikro dan proses
pelaksanaan mulai dari awal nasabah mengajukan pembiayaan mikro sampai
akhir pencairan di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya.
Untuk menggali kelengkapan data tersebut, maka diperlukan sumbersumber data sebagai berikut ini:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal langsung dari sumber penelitian.30
Menurut Sugiyono31data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

28

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidika (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Cet. III, 2007), 60.
29
Ibid., 72.
30
Suharsimi, Arikunto, Prosedur suatu Penelitian Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), 107.
31
Sugiono, Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeti, 2008), 137.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

data kepada pengumpul data.Sumber data primer yakni subjek penelitian yang
dijadikan sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau pengambilan data secara langsung atau yang dikenal dengan
istilah interview (wawancara).32 Dalam hal ini subjek yang dimaksud adalah
pihak dari bank BRI Syariah khususnya Bapak Eko Selaku Manajer Marketing
Mikro karyawan pada bagian pembiayaan, bapak Arif selaku AFO, bapak Agus
selaku UFO, bapak Wahyu selaku Sales Officer.
Selain itu, sumber data primer lainnya dalah sumber dokumentatif dari
BRI Syariah tentang pengajuan hingga realisasi pembiayaan murabahah pada
poduk pembiayaan mikro.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dahulu oleh pihak selain
peneliti. Menurut Sugiyono33 data sekunder adalah sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau dokumen. Sumber data sekunder yaitu sumber pendukung yang berasal dari
buku-buku maupun literatur lain meliputi: Manajemen dana Bank Syariah
karangan Muhamad, perbankan Syariah karangan Ismail, Bank Syariah dari Teori
ke Praktek karangan Muhammad Syafi’i Antonio, account Officer Bank Syari’ah
karangan Yusak Laksmana, manajemen pembiayaan Bank Syariah karangan
Muhamad.

32
33

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, Cetakan VIII,2007), 91.
Sugiono, Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeti, 2008), 137.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

3. Teknik Pengumpulan Data
Agar dapat diperoleh data-data yang dapat diuji kebenarannya, relevan
dan lengkap, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut :
a.

Observasi
Pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.

Dalam

penelitian

ini,

peneliti

menggunakan

observasi

nonpartisipatif, yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, hanya berperan
mengamati kegiatan nasabah mengajukan pembiayaan mikro, tidak ikut dalam
kegiatan, atau bisa juga disebur observasi pasif.34
b.

Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang.35Studi
dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun
elektronik.36
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai sarana untuk
mendapatkan data tentang jumlah nasabah, data pembiayaan mikro, laporan
keuangan, serta data-data lainnya yang mendukung.

34

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 220.
Ibid., 240.
36
Ibid., 221.
35

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

c.

Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh data dengan tanya jawab secara

langsung kepada pihak Bank Rakyat Indonesia KC Gubeng khusus karyawan
pada bagian pembiayaan tentang pembiayaan mikro yang terkait dengan prosedur
pelaksanaan, tujuan, pengendalian, resiko, prinsip-prinsip pembiayaan, kredit
macet pembiayaan mikro pada Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Gubeng
Surabaya.

4. Teknik Pengolahan Data
Langkah-langkah teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Editing
Pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi
kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi
dengan penelitian.37
Data yang saya ambil adalah mengenai skema pembiayaan, syarat-syarat
yang dibutuhkan dalam pembiayaan, tujuan, akad dan prosedur-prosedur yang
harus dilalui para nasabah untuk pengajuan pembiayaan mikro dan lain-lain.
Setelah itu baru diketahui apakah pelaksanaan pembiayaan mikro itu membawa
kemudahaan bagi nasabah atau tidak.

37

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, 243.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

b. Organizing
Menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang
diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan
masalah secara sistematis.38Penulis melakukan pengelompokan data yang
dibutuhkan untuk menganalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis
untuk memudahkan penulis dalam menganalisis data.
Data penelitian yang di gunakan adalah dengan menguraikan secara
singkat jawaban yang diberikan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia KC Gubeng
terkait dengan pelaksanaan pembiayaan mikro dan membahas secara cermat.
c. Penemuan Hasil
Dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk
memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang
akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.39

5. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan menganalisis
pembiayaan mikro di tinjau dari segi penggunaan dana dan kesesuaian dengan
prinsip syariah yang memerlukan data-data untuk menggambarkan suatu
fenomena yang apa adanya (alamiah). Sehingga benar salahnya, sudah sesuai
dengan peristiwa yang sebenarnya. Setelah data dibahas kemudian data tersebut
diolah, peneliti menyajikan data berupa teori-teori yang sesuai dengan

38
39

Ibid., 245.
Ibid., 246.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

permasalahan. Maka setelah itu dianalisis, dengan pola pikir induktif yang berarti
pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti
dan pengulasan kembali sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang analisis
pelaksanaan pembiayaan mikro.

I. Sistematika pembahasan
Penulisan skripsi ini di bagi dalam beberapa bab yang terdiri dari lima
bab, yaitu:
Bab pertama berupa pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah,
identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
hasil penelitian, kajian pustaka, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
Bab dua, dalam bab ini dibahas teori-teori tentang mekanisme,
pembiayaan mikro, syarat-syarat sebagai pembiayaan, yang menjadi dasar
pedoman tema penelitian yang di angkatpada penelitian ini dan sebagai dasar
kajian untuk menjawab permasalahannya. Hal ini merupakan studi literatur dari
berbagai referensi.
Dalam bab tiga, memuat deskripsi data penelitian yang membahas
tentang “Mekanisme pembiayaan Mikro pada Bank BRI Syariah (Studi pada
Bank BRI Syariah Kantor Cabang Gubeng Surabaya) yang berkenaan dengan
profil bank, visi dan misi bank, mekanisme pembiayaan mikro, penggunaan dana
dan kesesuaian dengan prinsip syariah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Kemudian bab empat, membahas analisis data, pertama mengenai
mekanisme pembiayaan mikro, kedua analisis mengenai pembiayaan mikro di
tinjau dari segi penggunaan dana,

hasil-hasil yang didapat dari data yang

kemudian dijabarkan secara terperinci hasil-hasil yang didapat dari pengolahan
data.
Bab lima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil
penelitian dan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya
dalam mekanisme pembiayaan mikro dan di tinjau dari segi penggunaannya
untuk meningkatkan pertumbuhan usaha nasabah Bank Syari’ah khususnya Bank
BRI Syari’ah Kantor Cabang Gubeng surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK SYARIAH

A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa
disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan yang
operasional dan prosuknya dikembangkan berlandaskan pada Al-qur’an dan
Hadist Nabi Saw. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariat Islam. Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi
dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip
syariah Islam.1
Bank Syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

1

Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 2.

25
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
pada bunga, atau lembaga perbankan operasioanl dan produknya yang
dikembangkan berlandaskan pada Al-quran dan Hadist Nabi saw.2
Kegiatan dan usaha bank akan selalu berkait dengan komoditas antara
lain:
a. Memindahkan Uang
b. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
c. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya
d. Membeli dan menjual surat-suratberharga
e. Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang
f. Memberi jaminan bank.
Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam
memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan kata lain, Bank Islam
lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara
bunga bang dengan riba. Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang
ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan
lahirnya bank Islam. Bank Islam lahir di Indonesia, yang gencarnya, pada sekitar
tahun 90-an atau tepatnya setelah ada Undang-Undang Perbankan Nomor 7
Tahun 1992, yang direvisi dengan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998, dalam bentuk sebuah bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil
atau bank syariah.

2

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah (Yogyakarta: VP, 2005), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

B. Prinsip-Prinsip Bank Syariah
Adapun prinsip-prinsip Bank Syariah adalah sebagai berikut diantaranya3:
1. Menjauhkan diri dari kemungkinan adanya unsur riba.
Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka suatu hasil
usaha, seperti penetapan bunga simpanan atau bunga pinjaman yang
dilakukan pada Bank Konvensional. Seperti yang terkandung dalam QS. AlBaqarah ayat 278.4

             
278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Ayat ini diturunkan tatkala sebagian sahabat masih juga menuntut riba
dimasa lalu, walaupun riba itu sudah dilarang.5 Tinggalkan sisa riba maksudnya,
tinggalkanlah harta kalian yang ada ditangan orang lain berupa lebihan dari
pokoknya sesudah adanya peringatan ini.6 Riba tidak menyatu dengan iman
dalam diri seseorang. Jika seseorang melakukan praktek riba, maka itu bermakna
ia tidak percaya kepada Allah dan janji-janjiNya.7

3

Wirdyahningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2005), 17.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006),
47.
5
Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), 154.
6
Al-Imam Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000), 162.
7
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2000), 597.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

2. Menerapkan prinsip sistem bagi hasil dan jual beli
Dengan mengacu kepada petunjuk Al-quran QS. Al-Baqarah ayat 275.8

           
               
              
       
275. Orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila[175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.
Ayat diatas mengandung kesimpulan bahwa setiap kelembagaan ekonomi
Islam harus selalu dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau
transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang dengan barang/jasa.
Riba ialah tambahan dalam muamalat dengan uang dan bahan makanan, baik
mengenai banyaknya maupun mengenai waktunya.9 Maka perihal Allah SWT
menyebutkan perihal orang-orang yang memakan riba dan memakan harta orang

8
9

Ibid., 47.
Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), 153.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

lain dengan cara yang batil, serta melakukan berbagai macam syubhat. 10 Dalam
anjuran bernafkah tersirat anjuran untuk bekerja dan meraih apa yang
dinafkahkan. Ada cara perolehan harta yang dilarang oleh ayat ini, yaitu yang
bertolak belakang dengan sedekah.11

C. Produk dan Jasa Perbankan Syariah
1. Sumber Dana Bank Syariah
Sumber dana bank syariah dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu modal,
titipan,

pembiayaan.

Secara

sederhana,

sumber

dana

bank

dapat

digambarkan sebagai berikut:
a. Modal
Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik. Pada akhir periode
tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut,
pemilik modal akan memperoleh bagian hasil usaha yang biasa dikenal
dengan deviden. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham
berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Dana modal dapat digunakan
untuk pembelian gedung, tanah, perlengkapan, dan sebagainya. Selain itu,
modal juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan
menjadi pembiayaan.12

Al-Imam Fida Ismail Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000), 137.
11
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2000), 587.
12
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik (Jakarta:Tazkia Cendekia,
2001), 146-147.
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

b. Al-Wadi’ah
Al-wadi’ah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau
meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan
dijaga. Dari aspek teknis, wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari
satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus
dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki.13
c. Pembiayaan
Pembiayaan terbagi menjadi 3 (tiga):

1) Al-Musharakah
Istilah lain dari musharakah adalah sharikah atau syirkah. Musharakah
adalah kerja sama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
keuntungan

atau

resiko

akan

ditanggung

bersama

dana dengan
sesuai

dengan

kesepakatan.

Musharakah ada dua jenis, yaitu musharakah pemilikan dan musharakah
akad (kontrak). Musharakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau
kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih.
Sedangkan Musharakah akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang
atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal
musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian.

13

Ibid., 148.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

2) Al-Mud{arabah
Mud{arabah berasal dari kata adhdharbu fil ardhi, yaitu bepergian untuk
urusan dagang.
Secara teknis mud{arabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama (s{ahibul maal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara

mud{arabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan
karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.1