Penyelidikan Gayaberat geomagnet daerah p bumi sembalun NTB

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

HASIL PENYELIDIKAN GEOMAGNETIK DAN GAYABERAT DAERAH PANAS
BUMI SEBAU-SEMBALUN, KAB. LOMBOK TIMUR, PROPINSI NTB:
KORELASI ANOMALI GEOMAGNETIK DAN GAYABERAT
Alanda Idral 1, Edi Sumardi1, Suhada. Arsadipura1
1
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
SARI

Mata air panas Sebau-Sembalun termasuk wilayah kecamatanan Suela, Kabupaten Lombok Timur
Propinsi NTB. Data geomagnit dan gayaberat mengindikasikan adanya struktur kawah yang mengeitari
air panas Sebau. Anomali geomagnit dan gayaberat relatif rendah (negatif) disekitar air paanas Sebau
diperkirakan berasosia dengan batuan ubahan dibawah permukaan. Struktur sesar yang mengontrol
kenampakan manifestasi air panas Sebau-Sembalun kepermukaan adalah sesar yang berarah baratlaut
tenggara, hampir utara – selatan dan barat - timu. Batuan terobosan (?) andesit atau andesit-basaltik, (tak
tersingkap) diperkirakan merupakan sumber panas (heat source) untuk sistim air panas Sebau dan
diperkirakan ada hubungannya dengan kawah tsb diatas.
Kata kunci: Sebau-Sembalun, Lombok, geomagnit, gayaberat, anomali, kawah, mata air panas


PENDAHULUAN
Secara administratif mata air panas SebauSembalun, termasuk dalam wilayah kecamatan.
Suela, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi NTB,
Daerah penyelidikan berada pada posisi geografis
antara 116º 30’ 00” – 116º 35’ 00” BT dan 8º 20’
30” - 8º 30’ 00” LS (Gambar 1).
Pencapaian dari Bandung ke lokasi penyelidikan
membutuhkan waktu selama dua hari kerja
dengan menggunakan pesawat udara, mobil dan
sepeda motor, melalui rute perjalanan berikut ini.
ƒ
ƒ
ƒ

Bandung - Jakarta - Mataram menggunakan
pesawat udara.
Mataram - Pringgabaya - Desa Sapit dengan
menggunakan mobil.
Dari Desa Sapit ke lokasi manifestasi (Aik
Sebau) dapat ditempuh dengan menggunakan

kendaraan roda dua dan berjalan kaki.

Beberapa penyelidik terdahulu yang melakukan
penyelidikan di Komplek Sembalun baik langsung
maupun tidak langsung dengan penyelidikan
kepanasbumian antara lain adalah Van Bemmelen
(1949), Direktorat Vulkanologi (1989 dan 1991),
Herry Sundhoro dan Iryanto (1991), Pertamina
(1993), Andi S Mangga, dkk. (1994) dan PMG
(2007).
.

GEOLOGI DAERAH SEBAU-SEMBALUN
Batuan didaerah Sebau-Sembalun dan sekitarnya
didominasi oleh batuan vulkanik kuarter yang
terdiri dari lava, piroklastik (aliran dan jatuhan)
serta endapan aluvial. Batuan vulkanik tersebut
merupakan hasil dari kaldera Sembalun, post
kaldera Sembalun, dan G. Rinjani (Gambar 2).
Sesar – sesar yang berkembang didaerah tsb

dikelompokkan menjadi Dinding Kaldera
Sembalun, Kawah Propok, sesar yang berarah
baratdaya-timurlaut seperti Sesar Normal Pusuk,
Tanakiabang, sesar berarah utara-selatan seperti
sesar Bonduri, Seribu, Lantih, Lentih, Orok,
Libajalin, Berenong, sesar berarah barat-timur
seperti sesar Talaga, dan sesar berarah baratlauttenggara yakni sesar Grenggengan.
GEOMAGNIT
Gambar 3 memperlihatkan sebaran titik amat
metoda geomagnit, dengan jumlah titik amat
201 titik. Hasil penyelidikan magnit berupa
kerentanan magnit batuan, penampang dan peta
anomali sisa magnit total.
Kerentanan Magnetik Batuan
Pengukuran kerentanan magnetik batuan pada 21

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

contoh batuan yang representatif, berkisar antara

0.0 sampai 2.73 x 10-6 cgs. Nilai terendah terdapat
pada batuan andesit terubahkan berupa argilik
(boulder), fragmen pumis, sedangkan nilai
tertinggi terdapat pada batuan andesit dengan nilai
1.06-2.7 x 10-6 cgs. Batuan di daerah penyelidikan
yang memberikan nilai kerentanan magnit 0.0 –
0.1 x 10-6 cgs menandakan batuan tersebut bersifat
non magnetik sedangkan batuan yang mempunyai
nilai K, antara 1 – 2 x 10-6 cgs mengindikasikan
batuan tsb relatif bersifat magnetis dari batuan
lain yang terdapat didaerah penyelidikan.
Kurva Anomali Geomagnet
Pada umumnya kurva magnit dari ke 7 lintasan
memperlihatkan pola kurva yang bergerigi tajam
dengan perselingan anomali positif dan negatif
dibagian tengah lintasan, sedangkan pada ujung
lintasan cenderung memberikan nilai kemagnitan
positif, kecuali pada lintasan A dan D yang
cenderung negatif (Gambar 4).
Rentang anomali positif didaerah tsb berkisar

antara 40 sampai 1900 nT, sedangkan anomali
negatif antara – 11 sampai – 1600 nT.
Anomali Geomagnet Total
Anomali sisa magnet total (gambar 5), didaerah
penyelidikan
dikelompokkan menjadi 4
kelompok anomali, yakni :
• Kelompok anomali magnit sangat
rendah
(negatif) dengan besaran > 0 s/d minus 500 nT
• Kelompok anomali magnit rendah (positif)
dengan besaran antara 0 sampai 500 nT
• Kelompok anomali magnit
sedang (positif)
dengan besaran antara 500 sampai 1000 nT
• Kelompok anomali magnit tinggi (positif),
dengan besaran > 1000 nT
Kelompok anomali sisa magnit sangat rendah
(negatif) penyebarannya tampak berbentuk lensa
sepertiga lingkaran atau tapal kuda, yakni

disekitar manifestasi panas bumi Sebau sampai ke
daerah Pusuk. Anomali magnit redah ini
mencakup lebih kurang 17% dari seluruh daerah
penyelidikan.
Kelompok anomali sisa magnit rendah (positif)
penyebarannya tampak sekitar mata air panas
Sebau dan sekitar daerah Sembalaun Lawang,
(+/- 20% ) dari seluruh daerah penyelidikan.
Kelompok anomali sisa magnit sedang (positif)
penyebarannya tampak dari utara (Sembalun

Lawang) sampai selatan (Sapit), mengitari daerah
anomali rendah dan sangat rendah, dengan luas
+/- 35% dari seluruh daerah penyelidikan.
Kelompok anomali magnit tinggi (positif) tampak
menutupi lebih kurang 28% daerah penyelidikan,
yakni di bagian utara dan selatan daerah
penyelidikan.
Secara umum anomali sisa magnet total
memperlihatkan pola kelurusan yang tidak

beraturan yang mengindikasikan adanya struktur
yang komplek didaerah Sembalun. Pengkutuban
anomali negatif dan positif terutama terjadi
didaerah disekitar manifestasi air panas Sebau.
Selain pengkutuban, anomali magnit juga
memperlihatkan pola pembelokan dan kerapatan
kontur yang tajam terutama disekitar manifestasi.
Kondisi demikian juga mengindikasikan adanya
struktur sesar/kontak litologi dari batuan yang
berbeda disekitar pola-pola anomali seperti telah
disebutkan diatas, sehingga menyebabkan struktur
didaerah penyelidkan cukup komplek.
GAYABERAT
Gambar 3 memperlihatkan sebaran titik amat
metoda gayaberat dengan jumlah titik amat 191
titik. Hasil penyelidikan gayaberat berupa densitas
batuan, anomali gayaberat regional, bouguer dan
sisa, serta model 2-D gayaberat.
Densitas Batuan
Hasil pengukuran laboratorium memperlihatkan

densitas batuan didaerah Sebau-Sembalun
berkisar antara 0.90 (pumice) – 2.81
(andesitbasaltik) gram/cm3. dengan densitas ratarata 2,59 gram/cm3. Analisis densitas batuan
dengan menggunakan metoda Parasnis diperoleh
harga densitas rata-rata 2.67 gram/cm3.,
selanjutnya untuk analisis data digunakan
densitas 2.67 gram/cm3
Anomali Gayaberat Bouguer Regional
Anomali Bouguer regional (Gambar 6a)
memperlihatkan kelurusan struktur regional
berarah baratlaut – tenggara. Arah kelurusan ini
searah dengan kelurusan struktur geologi regional
yang terdapat di daerah penyelidikan. Anomali
rendah (min 140 mgal) pada umumnya
mendominasi selatan daerah penyelidikan dan

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

tersebar hampir 1/3 bagian, sedangkan anomali

tinggi (maks. 176 mgal) terdapat di sebelah ujung
timur laut daerah penyelidikan.

magnetik dibawah permukaan seperti batuan lava
andesit, yang mondominasi susunan batuan
didaerah manifestasi panas bumi
SebauSembalun.

Anomali Gayaberat Bouguer
Daerah penyelidikan umumnya didominasi oleh
anomali Bouguer rendah < 150 m-gal, sedangkan
anomali
bouguer
tinggi
(yang
berupa
pengkutuban) > 168 m-gal tampak di bagian
ujung timurlaut dan di sekitar air panas Sebau.
Anomali tinggi ini diperkirakan berkaitan dengan
struktur sesar dan zona hancuran yang terdapat di

daerah tersebut yang didominasi oleh batuan lava
andesit basaltik dari gunung api Rinjani. Anomali
i sedang (150 – 168 m-gal) tampak di bagian
tengah
memanjang memberikan pola berarah
baratlau -t tenggara, (gambar.6b)
Anomali Gayaberat Sisa
Pola liniasi kontur
yang dominan berarah
tenggara – baratlaut mengindikasikan
adanya
struktur-struktur sesar yang berarah baratlaut tenggara (sesar utama), dan sesar-sesar kecil
dengan arah hampir utara – selatan (gambar.6.c).
AnomaIi sisa negatif tampak mendominasi daerah
penyelidikan sedangkan anomali positf terdapat
di bagian utara
timurlaut, selatan dan bagian
tengah.

Kurva magnit pada ke tujuh lintasan

memperlihatkan kontras nilai magnit positif dan
negatif yang rata-rata diatas 1000 nT. Kontras
nilai kemagnitan yang relatif besar tsb
diperkirakan erat kaitannya dengan struktur sesar
sedangkan kontras kemagnitan positif dan negatif
< 300 nT diperkirakan merupan bidang kontak
dari batuan yang berbeda.
Anomali Geomagnit Total
Anomali magnit sangat rendah (negatif) 0 s/d >
− 600 nT, yang tampak pada lokasi-lokasi seperti
telah disebutkan pada (ad.4.1..3) ditafsirkan
berkaitan dengan batuan yang bersifat non
magnetik seperti telah disebutkan sebelumnya,
yang disusun oleh batuan sedimen vulkanik
(piroklastik), atau andesit terlapukkan dan atau
batuan terubahkan yang tidak tersingkap
dipermukaan. Anomali magnit negatif dengan luas
+/- 9.5 km2 tsb tampak membentuk pola seperti
tapal kuda disekitar manifestasi panas bumi
Sebau-Sembalun sampai kedaerah Pusuk,
sedangkan kearah selatan, air panas Sebau
membentuk pola melidah.

Pemodelan Gaya Berat 2-Dimensi
Model gaya berat penampang AB dengan arah
timur-barat (6 Km) memotong nilai gaya berat
rendah di timur (titik B) dan barat (titik A) dan
nilai gaya berat tinggi di bagian tengah,
memperlihatkan suatu bentuk bawah permukaan
dengan undulasi sangat variatif. Densiti yang
digunakan dalam pemodelan ini sebesar 2,67
(andesit) gr/cm3
DISKUSI
a. Geomagnetik
Nilai kemagnitan negatif didaerah penyelidikan
mengindikasikan batuan dibawah permukaan
disusun oleh batuan yang bersifat non magnetik
seperti batuan ubahan, batuan andesit terlapukan
ataupun batuan sedimen vulkanik.
Nilai kemagnitan positif didaerah penyelidikan
memrefleksikan adanya batuan yang bersifat

Apabila batuan ubahan yang tidak tersingkap
kepermukaan tsb ada maka diperkirakan ubahan
tsb erat kaitannya dengan
larutan panas
hidrotermal yang keluar dari rekahan-rekahan atau
struktur sesar yang ada didaerah manifestasi air
panas Sebau-Sembalun sehingga menyebabkan
terjadinya demagnetisasi batuan (ubahan), apabila
tidak ada batuan ubahan maka anomali negatif tsb
diperkirakan berkaitan dengan batuan piroklastik
yang ada didaerah tsb.
Selanjutnya, anomali magnit sangat rendah tsb
dikitari atau dikelilingi oleh anomali magnit
positif (rendah ) dengan nilai kemagnitan 0 s/d >
500 nT. Anomali magnit positif tsb ditafsirkan
berkaitan dengan susunan batuan bawah
permukaan yang terdiri dari batuan lava andesit
yang segar seperti tampak dari beberapa
singkapan batuan andesit didarah penyelidikan..
Seperti halnya anomali sangat rendah anomali
positif rendah juga membentuk pola seperti tapal

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

kuda yang ditafsirkan merupakan rim dari kaldera
Sembalun? yang dibentuk oleh batuan andesit.
Kemudian anomali positif sedang dengan nilai
kemagnitan anntara 500 s/d 1000 nT tampak
mengitari anomali sangat rendah dan rendah,
daerah ini juga disusun oleh batuan andesit
Dibagian luar tampak anomali magnit tinggi yang
tesebar di utara bagian barat dan timur serta di
selatan bagian barat dan timur
daerah
penyelidikan. Anomali tinggi tsb diperkirakan
berkaitan dengan batuan lava andesit yang ada
dibawah permukaan, dimana pada beberapa lokasi
terdapat singkapan batuan tsb. Kondisi tsb juga
didukung oleh hasil pengukuran nilai K pada
beberapa contoh batuan andesit dengan nilai K
yang relatif besar , berkisar antara 1 – 2.7 x 10-6
cgs sehingga mendukung penafsiran tsb diatas
Analisis Struktur dan Zona Resapan Air
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, keberadaan
struktur geologi seperti sesar/kontak litologi dari
batuan yang berbeda
didaerah penyelidikan
dicirikan oleh adanya, kontras anomali negatif dan
positif yang besar, kelurusan-kelurusan pola
anomali, kerapatan kontur dan pembelokan
anomali yang tajam, serta pengkutuban anomali
positf dan negatif. Secara geologi kondisi tsb
diatas mencerminkan keberadaan struktur lokal
yang cukup komplek didaerah penyelidikan.
Struktur sesar/kelurusan magnit (gambar 5,) yang
teridentifikasi dari peta anomali sisa maupun
penampang magnit total adalah sbb:
- Sesar yang berarah hampir atau baratlaut –
tenggara teridentifikasi sebanyak tiga ( F3,
F6 dan F8) sesar,
sesar tsb berturu-turut
disebut sesar F3, sesar F6, dan sesar F8.
- Sesar yang berarah hampir atau timurlaut –
baratdaya teridentifikasi juga sebanyak 3
(tiga) sesar, yakni F1, F7, F9.
Sesar tsb
berturut-turut disebut sesar F1, F7 dan F9.
- Sesar yang berarah barat – timur
teridentifikasi 3 sesar , yakni sesar F2, F5, dan
F10, masing-masing sesar tsb disebut sesar
F2, F5, dan F10. Sesar F2 yang berlokasi
sekitar mata air panas Sebau diperkirakan ikut
mengontrol kenampakan manifestasi air panas
Sebau kepermukaan.
- Sesar yang berarah hampir utara – selatan
teridentifikasi sebanyak satu sesar, ( F4), yang
berlokasi melalui mata air panas SebauSermbalun, selanjutnya disebut sesar Sebau.

Sesar Sebau ini diperkirakan juga mengontrol
kenampakan manifestasi air panas Sebau
kepermukaan.
Diantara sesar-sesar tsb yang terpenting dan
diperkirakan mengontrol kenampakan manifestasi
panas bumi Sebau kepermukaan adalah sesar F2
dan F4, karena perpotongan kedua sesar tsb
menyebabkan munculnya mata air panas Sebau
kepermukaan.
Keberadaan daerah resapan pada suatu sistim
panas bumi terjadi apabila terdapat permeabilitas
primer dan sekunder yang baik. Permeabilitas
primer terjadi akibat porositas batuan itu sendiri
sedangkan permeabilitas sekunder terbentuk
akibat keberadaan struktur geologi seperti sesar,
kekar, kontak litologi dan daerah hancuran.
Berdasarkan penafsiran data geomagnit daerah
resapan perkirakan terdapat disekitar MAP Sebau,
kondisi ini disebabkan di daerah tsb terdapat
struktur sesar yang saling berpotongan sehingga
terbentuk zona kekar, dan zona hancuran yang
selanjutnya berperan
sebagai permeabilitas
sekunder, serta didukung oleh batuan piroklastik
yang
ada didaerah tsb yang
mempunyai
porositas cukup baik.
Anomali Gayaberat
Anomali sisa relatif tinggi (> 1 mgal) yang
tampak di sekitar mata air panas Sebau dan orok
diperkirakan
berkaitan
dengan
batuan
(terobosan?) andesit basaltik yang diperkirakan
terjadi kemudian setelah komplek Sembalun ada.
Anomali negatif sedang (< minus 1 - 7 mgal )
tampak mendominasi bagian tengah selatan dan
utara daerah penyelidikan diperkirakan berkaitan
dengan batuan lava andesit.
Anomali rendah (minus 7 - 15 mgal ) terdapat di
timur dan barat bagian tengah daerah penyelidikan
diperkirakan berkaitan dengan batuan ubahan
yang tidak muncul ke permukaan.
Analisis Struktur Gaya Berat
Pola lineasi dari ketiga anomali Bouguer, Sisa dan
Regional memperlihatkan pola liniasi berarah
baratlaut-tenggara,
yang
disertai
dengan
pembelokan dan pengkutuban anomali (posistif
dan negatif) yang berselingan. Diperkirakan sesar
yang berarah baratlaut – tenggara adalah sesar
geser. Di bagian utara daerah penyelidikan diduga
terdapat dua buah sesar normal berarah timurlaut

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

– baratdaya.
Di bagian tengah daerah
penyelidikan diduga terdapat dua buah sesar
geser yang berarah hampir utara – selatan,
sedangkan di bagian timur dan barat diduga
terdapat dua buah sesar normal dengan trend
yang berarah hampir barat – timur. Diperkirakan
sesar-sesar tersebut merupakan struktur yang
mengontrol mata air panas di daerah Sebau.
Struktur yang diperlihatkan pada anomali sisa
yang berada di bagian tengah daerah penyelidikan
mempunyai arah hampir sama dengan yang
diperlihatkan pada anaomali Bouguer, keadaan ini
menunjukan bahwa struktur lokal searah dengan
struktur dalam yang ada di daerah ini.
Struktur sesar di bagian utara, selatan dan
baratlaut yang bisa terlihat dari dua anomali
(Bouguer dan Bouguer sisa) tidak memperlihatkan
kesamaan, hal ini menunjukkan bahwa struktur
yang diperlihatkan pada anomali sisa diperkirakan
merupakan struktur lokal/dangkal
Model Gayaberat
Model ini memperlihatkan batuan piroklastik
terdapat di barat dengan kontras densitas minus
1,26 gr/cm3, dengan lebar sekitar 2200 m,
kedalaman > 750 m. Di bagian timur terdapat
batuan dengan kontras densitas positif 0,10 s/d
0,30 gr/cm3 pada kedalaman di bawah 50 m
sampai tak terhingga, lebar tidak kurang dari
2800 m, diperkirakan merupakan batuan andesit
basaltik yang sedikit terlapukan.
Bagian paling timur diperkirakan terdapat batuan
andesit dengan kontras densitas minus 0,9 gr/Cm3,
yang telah mengalami pelapukan dan terubahkan,
dan tidak tersingkap ke permukaan.
SIMPULAN
Data geomagnet dan gayaberat mengindikasikan
adanya struktur kawah didaerah mata air panas
Sebau-Sembalun, sedangkan mata air panas tsb
beradat didalam struktur tsb.
Anomali geomagnit dan gayaberat relatif rendah
(negatif)
disekitar mata air panas SebauSembalun diperkirakan berasosiasi dengan daerah
ubahan.
Struktur sesar yang mengontrol kenampakan
manifestasi air panas
Sebau-Sembalunt
kepermukaan adalah sesar yang berarah barat -

timur (F2) dan hampir utara – selatan (F4) serta
baratlaut tenggara.
Secara
kuantitatif
model
gayaberat
memperlihatkan adanya tubuh-tubuh batuan
terobosan??
andesit
atau
andesit-basaltik,
(taktersingkap) dan
diapit oleh batuan andesit
yang sudah terubah dan mengalami pelapukan.
Batuan terobosan tsb diperkirakan merupakan
Sumber panas (heat source) untuk sistim air panas
Sebau dan diperkirakan ada hubungannya dengan
kawah tsb diatas.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Pusat
Sumber Daya Geologi dan Rekan-rekan para Ahli
Geologi/Geofisika yang telah memberikan batuan
dan kontribusi yang berharga kepada penulis
dalam memberikan masukan saat penulisan
makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman surveyor yang
telah memberikan bantuan dalam penggambaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aquila. L.G., 1977. Magnetic and Gravity
surveys Suriagao Geothermal Field, The
Comvol letter, v.IV, No 5 & 6
2. Burger. H.R., 1992. Exploration Geophysics of
shallow Sub Surface, Prentice Hall.
3. Dobrin, M.B; 1976: Introduction to
Geophysical Prospecting. Mc. Graw Hill,
p.357-475.
4. Hochstein, MP. 1982. Introduction to
Geothermal
Prospecting,
Geothermal
Institute, University of Auckland, New
Zealand.
5. Idral, A; dkk., 2004. Penyelidikan Terpadu
Geologi Geokimia dan Geofisika Daerah
Panas Bumi Parangtritis, DI.Yogyakarta,
Jateng; Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan
lapangan DIM.
6. Idral, A; dkk., 2005. Penyelidikan Terpadu
Geologi Geokimia dan Geofisika Daerah
Panas Bumi Bkt.Kili-Solok, Sumbar. Potensi,
Pemanfaatan dan Kendalanya;
7. Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan lapangan
DIM; hal.40-1 – 40-9.
8. Idral, A; dkk., 2006. Penyelidikan Terpadu
Geologi Geokimia dan Geofisika Daerah

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Panas Bumi Suwawa, Gorontalo; Kumpulan
Makalah Hasil Kegiatan lapangan DIM; hal.
9. Laughin, A.W., 1982. Exploration For
Geothermal Energy, in Hand Book of
Geothermal Energy, editor Edward,L.M. et.al;
p.215-242.
10. Lawless,
J.,
1995.
Guidebook:
An
Introduction to Geothermal System. Short
course. Unocal Ltd. Jakarta.

11. Parasnis, D.S., 1979. Principles of Applied
Geophysics, Chapman and Hall,p. 59-96.
12. Telford, W.M. et al, 1982. Applied
Geophysics. Cambridge University Press.
Cambridge.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

Gambar 2. Peta geologi daerah SebauSembalun (PMG-2007)

1000
1750

Bawaknao

9076000

PETA LOKASI TITIK AMAT GEOMAGNIT
DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, PROVINSI NTB

1500

I-4250
Lendangluar
I-2000 I-2250 I-2500 I-2750 I-3000 I-3250 I-3500 I-3750
R-45

9076000 m

I-4500 I-4750

I-5000 I-5250 I-5500 I-5750 I-6000 I-6250 I-6500 I-6750 I-7000

R-44
RC-15A
RC-15

R-43

Mentagi

Desatengak Timuk
R-42
Sembalunlawang

RC-16A
RC-16

Belik
R-41

RC-17A

Dasantengak Barat

RC-17
R-40

Lebak Lauk

Beratdesa

RC-18A
1250
RC-18

1500

Lebak Daya

1250

R-39
RC-19A

Telaga

9074000

9074000 m

RC-10

RC-13

RC-12

RC-11

Telaga
R-38

RC-19

1250

RC-14

RC-20A
R-37

RC-20

DESA BELANTING

RC-21
H-5000

Jorong

RC-22

R-36

1500

1750

RC-8
R-35

RC-23

H-5250

Lauqrurung Timur
RC-9

RC-24

SEMBALUNBUMBUNG
H-5500

Bebonte
R-34
Lauqrurung Baru

H-5750
Dayanrurung Timur

R-33

Dayanrurung Barat

9072000

2000

R-32

9072000 m

0
R-31

500

1000 1500 2000

DESA SEMBALUNBUMBUNG

R-30
RC-6

1750
RC-7

R-29

R-27R-28

2000
2073

9070000

Keterangan

A-4250
D-3450

9070000 m

2194

1750

A-4500

1500

R-26
A-4750

D-3750

R-25

A-5000
R-24
A-5250
E-3500A-5500

D-4000

B-6000

R-23

D-4250

Kontur topografi

B-5750

D-4500
R-22

D-4750

KECAMATAN AIKMEL

DESA SEMBULUNLAWANG

B-5250
B-5000

E-3000

D-5250
R-21
E-2750
D-5500
E-2500
D-5750
R-20
E-2250

C-2000

9068000

B-5500

E-3250

D-5000
C-1750

C-2250

B-4750

2000
B-4500
B-4250
R-51

C--2500

F-3750
F-4250
F-4000

Jalan Raya

R-50

E-2000
R-19

C-2750

F-3500

1750

B-4000

1750

9068000 m

R-49

R-18
C-3000
R-48

F-4500
F-4750
C-3250

Sungai

F-5000
R-47
R-17
C-3500
F-5250

1750

R-46
C-3750
F-5500
R-16F-5750
C-4000

9066000

9066000 m

1500

F-6000
B-2000
C-4250
R-15
F-6250
B-1750
F-6500
C-4500
B-1500
R-14
C-4750

1500

Anak sungai

C-5000
R-13

DESA SAPIT

C-5250

A 2250

C-5500
R-12

Titik Pengamatan

1250

C-5750
1000
C-6000
R-11
C-6250
R-10

9064000

Air Panas

C-6500

RC-5
C-6750

9064000 m

R-9
C-7000

RC-4

C-7250
R-8

RC-3

C-7500

DESA KARANGBARU
RC-1

R-7

RC-2

750

R-6

9062000

R-5

9062000 m

Dasaerot
R-4

Tumpangsari

R-1
BS

R-2
R-3 Gugukbaru

Pasugulan

DESA AIKMELUTARA

Sapit
Batupandang

Montongkemong

Lekongpulut

Dasasuntanaga
500

Jurangkuak
Burne

446000 m

446000

448000 m

448000

Lelemer
Batucangku

Tanakbetian

450000

450000

DESA SUNTALANGU
Mangketselak
Dasanpurda
Karangpauk

452000 m

454000 m

452000

454000

Gambar 3. Lokasi titik amat geomagnetik dan gayaberat

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

-500

-1000

-1500

line A
-2000

-2500

4500

5000

5500

0

-500

-1000

line B
-1500

-2000
1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

0

line C

-1000

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

-400

-600

-800

-1000

-1200

line D

-1400

-1600

-1800

-2000
3600

3800

4000

4200

4400

4600

4800

5000

5200

5400

5600

-500

-1000

-1500

line F
3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

1000

500

0

line I

-500

-1000

-1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

1000
0

line R

-1000
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

22000

Gambar 4. Kurva geomagnetik lintasan A-B-C-D-F-I-R

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
PETA
ANOMALI SISA GEOMAGNET
DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN
NUSA TENGGARA BARAT

9076000

PETA ANOMALI BOUGUER REGIONAL D = 2.67
DAERAH PANAS BUMI KOMPLEK SEMBALUN
KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
KETERANGAN :
9076000

U

9074000

0

9075000

= Mata Airpanas

9074000

= Titik Amat

1000 2000 3000

U

9073000

9072000

KETERANGAN

9072000

> 1000 nT
9071000

9070000

500 s/d 1000 nT

0

9070000

1000

2000

0 s/d 500 nT
9069000

178
176

9068000

- 600 s/d 0 nT

174
9068000

Kontur Anomali
Sisa Magnet

172
170
168

9067000

166
164

9066000

162

9066000

160

Titik Amat

158
156

9065000

Struktur
yang diduga

9064000

154
152
150

9064000

148
146
144

9063000

142
140
138

9062000

9062000

136
134
9061000
445000

446000

448000

446000

447000

448000

449000

450000

451000

450000

Gambar 5. Peta anomali geomagnit total

PETA ANOMALI BOUGUER D = 2.67
DAERAH PANAS BUMI KOMPLEK SEMBALUN
KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Gambar 6a. Anomali gayaberat regional

PETA ANOMALI BOUGUER SISA D=2,67 gr/Cm3
DAERAH PANAS BUMI KOMPLEK SEMBALUN
KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KETERANGAN :

9076000

9076000

KETERANGAN :

9075000

= Mata Airpanas

9075000

= Titik Amat

9074000

= Mata Airpanas
9074000

= Titik Amat
9073000

U

= Struktur diduga

9073000

9072000

U

9072000

9071000

9071000

9070000

0

1000

2000

9070000
0

9069000

186
184
182
180
178
176
174
172
170
168
166
164
162
160
158
156
154
152
150
148
146
144
142
140
138
136
134
132
130

9068000

9067000

9066000

9065000

9064000

9063000

9062000

9061000
445000

446000

447000

448000

449000

450000

451000

Gambar 6 b. anomali gayaberat bouguer

9069000

9068000

A

B

9067000

9066000

9065000

9064000

9063000

9062000

9061000
445000

446000

447000

448000

449000

450000

1000

2000

15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
-9
-10
-11
-12
-13
-14
-15

451000

Gambar 6c. Anomali gayaberat sisa

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

A

B

0.300

0.300

Misfit = 4.63 %

Model Gaya Berat 2D Penampang A-B Daerah Panas Bumi Sembalun
kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

Gambar 7. Model gayaberat 2-D, penampang A-B