Penyelidikan Geomagnet Tambu

PENYELIDIKAN GEOMAGNET
DAERAH PANAS BUMI TAMBU, SULAWESI TENGAH
Ario Mustang1 dan Alanda Idral1
1

Kelompok Program Penelitian Bawah Permukaan
Pusat Sumber Daya Geologi
ABSTRAK

Daerah penelitian geomagnet terletak di daerah panas bumi Tambu, kecamatan Balaesang, kabupaten
Donggala, provinsi Sulawesi Tengah. Mataair panas Tambu memiliki temperatur 57.4 0C dan pH = 7.10.
Pengukuran geomagnet telah dilakukan pada lintasan A s/d G dan titik-titik regional.Berdasarkan profil,
nilai dan kelurusan anomali magnet total maka diinterpretasikan struktur/sesar berikut ini. Tiga buah
struktur/sesar berarah hampir utara-selatan berada di bagian tengah dan baratdaya, satu buah
struktur/sesar berarah baratdaya-timurlaut terdapat di bagian utara dan dua buah struktur/sesar berarah
hampir baratlaut-tenggara terlihat di bagian tenggara daerah penelitian.
Sebaran nilai anomali magnet dapat dikelompokkan sebagai berikut.
- Anomali magnet sangat rendah dengan kisaran harga 25 nTs/d 70 nT mewakili batuan andesit dan diorit yang agak
segar.
Penampang model magnet memperlihatkan retas andesit dengan kerentanan magnet = 0.001129 cgs yang
diinterpretasikan berkaitan dengan keterdapatan mataair panas Tambu.

Secara administratif daerah panas bumi Tambu
termasuk
dalam
wilayah
Kecamatan
Balaesang,kabupatenDonggala,provinsiSulawesiT
engah.
Letaknya adalah pada koordinat antara 119º 50’
46,06” – 119º 57’ 19,02” BT dan 0º 2’ 15,57” LU
- 0º 6’ 57,29” LS atau 816.833 – 828.995 mT dan
9.987.172 – 10.004.168 mS, dengan luas daerah
sekitar (17 x 12) km2 (Gambar 1).
Daerah penelitian terletak sekitar 110 km di
sebelah utara kota Palu, ibukota Propinsi Sulawesi
Tengah.Lokasi penyelidikan dapat dicapai
mengunakan pesawat terbang Bandung – Jakarta Palu, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat
dari Palu sampai ke Tambu.

PENDAHULUAN
Daerah panas bumi Tambu dipilih menjadi lokasi

penyelidikan terpadu diantaranya geomagnet,
karena berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu
(Rab Sukamto,1973), diketahui bahwa daerah ini
memiliki manifestasi panas bumi berupa mata air
panas Tambu dengan temperatur 57.4 0C, pH =
7.10 dan debit air panas ± 0.5 liter/detik.
Berdasarkan hasil penyelidikan geologi (Tim
Survei Geologi., 2008), susunan stratigrafi daerah
penyelidikan adalah sebagai berikut. Satuansatuan batuan malihan (Mesozoikum), granit
(Miosen),
Diorit-Andesit-Dasit-Granodiorit
(Miosen-Pliosen), Batupasir (Plistosen), aluvium
dan endapan pantai (Holosen). Dua struktur utama
yang diperkirakan yaitu sesar Tambu memotong
mata air panas Tambu dan sesar Balaesang,
keduanya berarah dan memanjang hampir utaraselatan.
Penyelidikan ini diharapkan akan bermanfaat bagi
pengembangan daerah di sektor energi, sehingga
mampu mempercepat peningkatan ekonomi
Kabupaten Donggala .


PENGUKURAN GEOMAGNET
Pengukuran geomagnet dilakukan dititik yang
telah ditentukan baik titik-titik lintasan (A, B, C,
D, E, F, G)maupun regional/acak. Data
penyelidikan geomagnet diperoleh dengan
menggunakan 2 unit alat magnetometer, 1 set alat
magnetometer tipe G-856 dengan ketelitian 0.1
nT digunakan untuk pengambilan data di Base

1

Station dan 1 set alat magnetometer tipe yang
sama untuk pengukuran di lintasan dengan
ketelitian 0.1 nT.
Pengukuran magnet pada lintasan dilakukan
setiap jarak 250 m dan pada lintasan regional
jarak antar titik pengukuran sejauh 500 m,
pengukuran
diperapat disekitar daerah

manifestasi dan di lintasan-lintasan yang menarik.
Pengukuran di B.S adalah untuk mengukur variasi
kemagnetan (variasi harian) untuk setiap selang
waktu tertentu (15 menit). Base Station untuk
penyelidikan panas bumi ini ditentukan dekat
Base Camp di desa Mapane, Tambu.
Data intensitas magnet total diperoleh dari
pencatatan langsung yang secara numerik adalah
sebesar 41100 nT (IGRF) digunakan sebagai
dasar perhitungan data anomali magnet di daerah
penelitian.
Perhitungan intensitas anomali magnet total
dilakukan
dengan
mengkoreksikan
harga
pembacaan di setiap titik ukur terhadap variasi
harian, apungan (drift) dan penyesuaian Harga
Anomali Magnet Total pada tiap titik ukur =
Harga Terkoreksi pada tiap titik ukur - Harga

Terkoreksi base station .

nilai kerentanan antara 0,00 – 0,01 dimiliki oleh
batuan silisifikasi ; batuan granit ,granodiorit dan
skis dengan kerentanan antara 0.0-0.04 ; batuan
yang memiliki nilai kerentanan antara 0.0-0.16
dimiliki oleh batuan andesit dan diorit .
PROFIL ANOMALI MAGNET
Hasil pengukuran di lapangan diolah dan
disajikan dalam bentuk profil anomali magnet
total dan topografi dari masing–masing lintasan
untuk
kemudian
digunakan
untuk
menginterpretasi jenis litologi dan struktur yang
memotong lintasan pengukuran.
- Lintasan A
Harga anomali adalah antara -12 s/d 34
nT.Kenaikan anomali mulai A-100 ke A150

mungkin akibat perubahan litologi dari endapan
pantai ke aluvium, lalu menurun ke arah (Gambar
2) A1150 dan menaik lagi serta terdapat fluktuasi
harga yang menyolok antara A1900 s/d
A2900.Endapan aluvium terdapat antara A-150–
A1900, sedangkan antara A1900-A2900 adalah
granit. Struktur/sesar diperkirakan antara A1900 –
A2400.
- Lintasan B
Harga anomali adalah antara -11 s/d 27 nT.
Fluktuasi anomali yang agak menyolok terlihat
antara B250-B750,lalu nilai anomaly semakin
tinggi menuju ke B1750 dengan harga antara 1 s/d
27 nT dan selanjutnya anomali berangsur-angsur
menurun kearah E 4500 (Gambar 3). Aluvium
menempati B0 s/d B2750, sedangkan granit antara
B2750 – B4500. Struktur/sesar diperkirakan
antara B250-B500.
- Lintasan C
Harga anomali antara -13 s/d 22 nT, disini

berbeda dengan anomali di lintasan A dan B,
dimana di bagian baratdaya sampai tengah (C500
s/d C3250) tidak memperlihatkan perubahan nilai
yang berarti, termasuk pada lokasi mataair panas
Mapane di C1000 (Gambar 4).Fluktuasi yang
menyolok terdapat antara C3500 – C3750 (-2 s/d
17 nT) selanjutnya mengalami mengalami
penurunan dan kenaikan harga yang tidak
menyolok hingga ke C6250. Endapan aluvium
antara C500-C3250, sedangkan granit antara
C3250-C6250. Struktur/sesar diperkirakan antara
C3500-C3750.
- Lintasan D
Harga anomali antara 0.14 s/d 17 nT, fluktuasi
anomali magnet tidak begitu menyolok di

KERENTANAN MAGNET BATUAN
Selain pengukuran magnet juga dilakukan
pengambilan conto batuan yang diperkirakan
dapat mewakili daerah

dengan kerentanan
magnet yang berbeda. Conto batuan diukur
kerentananmagnetnya dengan SusceptibilitymeterScintrex untuk mengetahui harga dan kontras
kerentanan magnetnya yang dapat membantu
dalam interpretasi data geomagnet.
Hasil
pengukuran
kerentanan
magnet
(susceptibility)
batuan
menggunakan
alat
susceptibilitymeter dapat dilihat pada tabel 1.
Berdasarkan tabel kerentanan magnet batuan,
maka dapat diketahui bahwa nilai kerentanan
magnet batuan daerah Tambu berkisar antara ( 0.0
– 0.16) x 10-6 cgs,dimana nilai kerentanan
tertinggi dimiliki oleh batuan diorit dengan
rentang harga antara( 0.08 – 0.16) x 10-6 cgs,

sedangkan nilai kerentanan terendah ditunjukkan
oleh batuan granit lapuk? dengan rentang harga
antara 0.0 x 10-6 cgs..Batuan tersilisifikasi
ternyata memberikan nilai kerentanan magnet
mendekati sangat rendah yaitu antara (0.0 – 0.01)
x 10-6 cgs.
Nilai kerentanan magnetik tersebut dapat dibagi
atas tiga kelompok, yaitu batuan yang memiliki

2

bandingkan dengan lintasan C (Gambar 5) yaitu
antara D1000-D1500 dan D4250-D4750. Endapan
aluvium terdapat antara D0 – D4000, granit antara
D4000-D6000. Struktur/ sesar diperkirakan antara
D1500-D1750 dan D4000-D4250..
- Lintasan E
Harga anomali magnet adalah antara -5 s/d 54 nT,
dimana fluktuasi anomali terdapat seperti antara
E500-E1000, E3250-E3750 dan E6000-E6500

(Gambar 6). Endapan aluvium dan granit berturutturut menempati lokasi antara E0-E5350 dan E
5350-E7000. Fluktuasi anomali antara E750E1250 diduga akibat gangguan permukaan
disekitar titik E1000. Struktur sesar diperkirakan
disekitar E3500 dan E6250.
- Lintasan F
Harga anomali magnet antara -10 s/d 16.5
nT,secara umum anomalinya juga tidak
memperlihatkan fluktuasi menyolok terkecuali
antara F2500 – F3250 (Gambar 7).
Perubahan topografi dibagian timurlaut dari
F5000 s/d F7000 hanya memberikan sedikit
variasi harga antara F5750-F6250. Batuan granit
terdapat antara F1000-F2000, aluvium antara
F2000-F4750, lalu granit muncul lagi antara
F4750-F7000. Struktur/sesar diperkirakan antara
F2750-F3250 dan F5500-F6000.
- Lintasan G
Harga anomali magnet antara -56 s/d 30 nT
dimana fluktuasi anomali yang menyolok antara
G2250 – G3250 dan G3500 – G4000 (Gambar 8).

Batuan granit terdapat antara G1500-G2500,
endapan aluvium berada antara G2500-G4000
lalu granit muncul kembali antara G4000 G7000.Batuan andesit dan sekis berturut-turut
muncul di G4400 dan G7000. Kerentanan magnet
dari granit dan andesit adalah 0.0-0.02 x 10-6 cgs,
sedangkan untuk sekis adalah 0.02-0.04 x 10-6
cgs. Struktur/ sesar diperkirakan antara G2500G2750 dan G6000 –G6250..
Dengan menggabungkan data profil anomali
magnet total dari lintasan A s.d G, maka dapat
ditarik perkiraan struktur berdasarkan
hasil
pengukuran
geomagnet
(Gambar
9).
Penggabungan profil-profil anomali magnet
tersebut menginterpretasikan adanya 2 buah
struktur/sesar yang berarah hampir utara-selatan.
Struktur/sesar yang paling berperan
dalam
memunculkan manifestasi mata air panas di
daerah Tambu adalah struktur sesar yang melalui
mataair panas Mapane dari lintasan A hingga G.
.

SEBARAN ANOMALI MAGNET
Peta anomali magnet total (Gambar 9)
menggambarkan pola dan karakteristik dari
sebaran nilai anomali magnet, perlapisan batuan
dan struktur/sesar di daerah penyelidikan.
Hasil perhitungan anomali magnet menunjukkan
kisaran harga anomali antara –170 nT s/d 70 nT.
Berdasarkan pola sebaran dan karakteristik dari
pembacaan peta anomali magnet dapat diketahui
bahwa nilai anomali magnet dengan kisaran 25 s/d 70 nT menempati
lokasi di bagian utara yaitu disekitar RT26 s/d
RT26 dan RT41 s/d RT50 ; dan pada beberapa
lokasi di bagian baratdaya yaitu di sekitar RT2
dan RT9 s/d RT11.
DISKUSI
Peta anomali magnet ternyata memberikan batas
litologi yang kurang jelas antara batuan granit dan
aluvium. Hal ini kemungkinan karena komponen
endapan aluvium berasal dari batuan yang lebih
tua yang didominasi oleh granit, sehingga
kerentanan magnetnya diperkirakan tidak jauh
berbeda. Demikian pula dengan batas litologi
antara granit dengan skis dan diorit-andesitgranodiorit juga kurang jelas. Berdasarkan data
suseptibilitas batuan ternyata susseptibilitas dan
kontrasnya antara batuan-batuan ini relatip kecil.
Suseptibilitas suatu batuan terutama ditentukan
oleh besarnya kandungan mineral magnetik.
Secara umum nilai anomali negatip ( 0 s.d 25 nT mendominasi
daerah penyelidikan yang meliputi bagian tengah,
sebagian utara dan selatan yang ditempati oleh
endapan aluvium dan granit. Batuan granit ini
diduga memiliki suseptibilitas yang relatip lebih
tinggi daripada granit pada daerah anomali
negatip. Anomali positip dengan kisaran harga
yang lebih tinggi lagi yaitu >25 s.d 70 nT terdapat
di ujung bagian utara dan baratdaya. Daerah ini
ditempati oleh aluvium, batupasir dan granit.
Batuan granit yang dominan diperkirakan
memiliki suseptibilitas yang lebih tinggi dari
granit pada daerah anomali positip sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis tersebut dan
pengamatan terhadap arah kelurusan dan
kerapatan kontur anomali magnet, maka dapat
diinterpretasikan enam buah struktur sesar di
daerah prospek panasbumi Tambu sebagai
berikut.
Tiga buah struktur/sesar berarah hampir utaraselatan berada di bagian tengah dan baratdaya,
satu buah struktur/sesar bararah baratdayatimurlaut terdapat di bagian utara dan dua buah
struktur/sesar berarah hampir baratlaut-tenggara
terlihat di bagian tenggara daerah penelitian.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
pimpinan dan staf Pusat Sumber Daya Geologi,
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
atas kesempatan dan bantuannya, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, G.R.J., 1993-2003. Mag2dc 2.10 for
Microsoft Windows
Sukamto, R., 1973. Peta Geologi Tinjau Lembar
Palu, Sulawesi. Sekala 1 : 250,000. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Telford, W.M. et al., 1996. Applied Geophysics.
Cambridge University Press, Cambridge

Penampang model magnet XY (Gambar 10)
mempunyai arah hampir baratlaut-tenggara yang
memotong lintasan-lintasan C (C1000 :mataair
panas Mapane), D(D2250), E (E4750), F (F4500)
dan G (G4500). Pada permukaan di bagian
baratlaut ditempati oleh endapan aluvium, di
bagian tengah hingga ke tenggara ditempati oleh
batuan granit,andesit dan granit Berdasarkan
Interpretasi model penampang 2D batuan granit
dari bagian baratlaut menuju ke tenggara
memiliki kerentanan magnet antara 0.000095 s/d
0.000926 cgs.

Tim Survei Geologi., 2008. Peta Geologi Daerah
Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala,
Sulawesi Tengah. Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Tim Survei Terpadu., 2008. Proposal Survei
Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika
Daerah Panas Bumi Tambu, Kabupaten
Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Pusat
Sumber Daya Geologi, Bandung.

4

TABEL 1. Hasil pengukuran suseptibilitas batuan daerah panas bumi Tambu
Susceptibility
(x 10-6cgs)

No

Kode Conto

Koordinat X

Koordinat Y

Jenis batuan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

RT-43
RT-19
RT-46
RT-60
RT-65
G-7000
G-5000
G-4400
G-4250
TB-50
TB-34

822,416
825,945
822,018
819,242
827,254
826,340
824,507
823,976
823,840
825,588
827,108

10,002,658
9,990,772
10,003,283
9,991,340
9,992,975
9,994,465
9,993,755
9,993,497
9,993,426
9,994,216
9,992,778

0.0-0.02
0.0-0.03
0.0 – 0.03
0.08-0.16
0.01-0.02
0.02-0.04
0.0-0.02
0.0-0.02
0.0-0.0
0.0-0.03
0.02-0.06

12

TB-6

825,948

9,990,764

Granodiorit
Andesit
Granodiorit
Diorit
Andesit
Sekis
Granit
Andesit
Granit
Sekis
Andesit
Batuan
Tersilisifikasi

13

TB-48

824,855

9,994,342

Diorit

0.0-0.04

14

TB-16

818,968

9,991,574

Granit

0.0–0.04

o

o

121 BT

120 BT

Lokasi Penyelidikan
0

o

U

Peta index

o

1 LS

Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan panas bumi Tambu

5

0.0-0.01

Timurlaut

Baratdaya
150
m
25

150
m
25
500 1000 1500 2000 2500 3000 m
30
10 nT
-10

A-100
A150
A400
A650
A900
A1150
A1400
A1650
A1900
A2150
A2400
A2650
A2900

0

30
nT10
-10

Gambar 2. Profil magnet dan topografi lintasan A
Baratdaya
275
m 150
25

500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 m

B0
B250
B500
B750
B1000
B1250
B1500
B1750
B2000
B2250
B2500
B2750
B3000
B3250
B3500
B3750
B4000
B4250
B4500

0

Timurlaut
275
150 m
25

nT10
-10

10 nT
-10

Gambar 3. .Profil magnet dan topografi lintasan B
Timurlaut

Baratdaya
150
m 25

10
nT
-10

500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 m

C500
C600
C700
C800
C900
C1000
C1100
C1200
C1300
C1400
C1500
C1750
C2000
C2250
C2500
C2750
C3000
C3250
C3500
C3750
C4000
C4250
C4500
C4750
C5000
C5250
C5500
C5750
C6000
C6250

0

150
25 m

10 nT
-10

Gambar 4. Profil magnet dan topografi lintasan C
Timurlaut

Baratdaya
m150
25

150 m
25
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 m

D0
D250
D500
D750
D1000
D1250
D1500
D1750
D2000
D2250
D2500
D2750
D3000
D3250
D3500
D3750
D4000
D4250
D4500
D4750
D5000
D5250
D5500
D5750
D6000

0
nT 5

5 nT

Gambar 5. Profil magnet dan topografi lintasan D
Baratdaya

Timurlaut

m 25

25 m

40
nT 20
0

500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 m

E0
E250
E500
E750
E1000
E1250
E1500
E1750
E2000
E2250
E2500
E2750
E3000
E3250
E3500
E3750
E4000
E4250
E4500
E4750
E5000
E5250
E5500
E5750
E6000
E6250
E6500
E6750
E7000

0

54

7 6 13 -1

13 11 10 6
9 10 0 7
4 6 6 6 10 -0 1 11 7 5 6 1 4 4 5
-5

Gambar 6. Profil magnet dan topografi lintasan E

6

40
20 nT
0

Baratdaya

150
m
25

150
25 m
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 m

0

10 nT
-10

F1000
F1250
F1500
F1750
F2000
F2250
F2500
F2750
F3000
F3250
F3500
F3750
F4000
F4250
F4500
F4750
F5000
F5250
F5500
F5750
F6000
F6250
F6500
F6750
F7000

10
nT
-10

Gambar 7. Profil magnet dan topografi lintasan F

G1250
G1500
G1750
G2000
G2250
G2500
G2750
G3000
G3250
G3500
G3750
G4000
G4250
G4500
G4750
G5000
G5250
G5500
G5750
G6000
G6250
G6500
G6750
G7000

Timurlaut
Baratdaya
m
m
25
25
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 m
30
30
30
10
10
14
nT
nT -10
3 -3 -2 -1
-10
-5 -4 -4 -3
-5 -10 -4
-9 -9 -10-10-11 -6 -7 -5 -7
-30
-30
-21
-50
-50
-56

Gambar 8. Profil magnet dan topografi lintasan G
RT36

PETA ANOMALI MAGNET TOTAL
DAERAH PANAS BUMI TAMBU
KABUPATEN DONGGALA,
PROVINSI SULWESI TENGAH

RT34
RT32

10004000

RT49
RT30

RT46
RT44

RT28 RT42

10002000
RT26
RT38 RT40

0

A2650
A2150
A1650
A1150
B4500
A650
B4000
A150
B3500
B3000
C6250
B2500
C5750
B2000
C5250
B1500
C4750
B1000
C4250
B500
C3750
Eas
D5750
B0
C3250
D5250
C2750
D4750
C2250
C1750
D4250
C1400
D3750
C1200
C1000
C800
D3250
C600
E7000
D2750
E6500
D2250
E6000
D1750
F6750
Silumbea
E5500
D1250
F6250
E5000
D750
F5750
E4500
D250
F5250
E4000
F4750
E3500
G6750
F4250
E3000
G6250
RT68
Tambu
F3750
E2500
G5750
F3250
G5250
E2000
G4750
E1500
F2750
G4250
E1000
F2250
RT66
Baru
Tanahruntuh
G3750
E500
F1750
RT65A
G3250
E0
F1250
G2750
RT72 RT74
RT64B
G2250 RT12 RT70
RT64
G1750
Melui
RT02
RT14
G1250
RT76
RT58A
RT62B
RT16
RT60
RT78
RT04
RT18
RT62A
RT20
RT80
RT22
RT06

4000 m

2000

RT24

10000000

9998000

KETERANGAN

< 0 nT
0 s.d 25 nT

115

15

X

48

> 25 nT

344

370

114

457

343

8

45

F5000

Titik pengukuran geomagnet

113

9996000

435

10

Kontur anomali magnet

409

Mata air panas

6

6

9994000

335

Kontur ketinggian selang 50 meter
330

109

108

37

32

442

Sungai dan anak sungai

460

283

9992000

280

107

453

120

38

Jalan-jalan raya, kampung

351

106

320

290

INDEKS

Binangga Towiya

9990000

Peta Indeks

524

105

618

9992500

RT51
Meli

RT08

0ø N

Y

RT53

104

Donggala
9992000

591

RT55

Abo

9988000

RT10

15
103

Palu
Poso

541
453

RT57

9991500
2ø S
Pulau Sulawesi
120 ø E

370

9991000

122 ø E

Lokasi Penyelidikan

702

0

125

250

419
kilometers
831000

818000

820000

822000

824000

826000

831500

832000

832500

833000

828000

Gambar 9. Peta anomali magnet total daerah panas bumi Tambu

7

NW

SE

41.0

M agnetic anom aly (nT)

20.5

X

1000.0

2000.0

3000.0

4000.0

5000.0

6000.0

7000.0

8000.0

9000.0

Y

10000.0

Distance (m)

Observed

Calculated

Mapane

-125.0

Depth (m )

0.000008
750

1500

0.000095

0.000097

0.000621 0.001129

0.000926

2250

Keterangan :
Aluvium

Granit

Retas andesit

Struktur/sesar

Gambar 10. Penampang model magnet (2D) XY daerah panas bumi Tambu.

8