012 189 206 peneylidikan GAYABERAT daerah panas bumi BITTUANG

Buku 1 : Bidang Energi

PENYELIDIKAN GAYABERAT DI DAERAH PANAS BUMI BITTUANG,
KABUPATEN TANA TORAJA, PROPINSI SULAWESI SELATAN
Dendi Surya Kusuma, Zulkifli Bugis
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

SARI
Pada tahun anggaran 2009 Pusat Sumber Geologi telah melaksanakan penyelidikan Gaya
Berat di lapangan panas bumi Bittuang, Kecamatan Saluputti, Kabupaten Tana Toraja, Propinsi
Sulawesi Selatan. Daerah panas bumi Bittuang dipilih menjadi lokasi penyelidikan karena
berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu diketahui bahwa daerah ini memiliki manifestasi
potensi panas bumi berupa mata air panas dan fumarol dengan temperatur berkisar antara 37o
– 95oC. Penyelidikan ini diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan daerah di sektor
energi, sehingga mampu mempercepat peningkatan ekonomi Kabupaten Tana Toraja yang
berpenduduk sekitar 248.607 jiwa.

Sebaran Anomali Bouguer Sisa memperlihatkan jalur anomali rendah negatif yang terlihat di
bagian tengah daerah penyelidikan dan sangat menarik perhatian karena diapit oleh anomali
tinggi positif yang mempunyai arah yang sama dengan jalur anomali rendah, hal ini dapat
ditafsirkan atau diperkirakan bahwa zona anomali rendah yang membujur dari arah tenggara baratlaut hingga utara diduga merupakan suatu zona depresi atau graben yang diikuti dengan

munculnya manifestasi panas bumi Cepeng 1, Cepeng 2, dan Balla akibat struktur yang
berkembang dengan arah baratlaut – tenggara.

Pada penampang model memperlihatkan adanya blok batuan dengan densitas yang relatif lebih
tinggi dari pada batuan yang ada disekitarnya diduga berupa batuan intrusi (?) yang berumur
lebih muda dari pada batuan disekitarnya dan mengindikasikan adanya batuan intrusi di daerah
penyelidikan dan diperkirakan merupakan heat source ? dari sistim panasbumi yang ada di
daerah Bittuang. Batuan intrusi tsb diperkirakan merupakan cairan magma sisa dari batuan
granit, granodiorit dan riolit yang ada di daerah penyelidikan.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

189

Buku 1 : Bidang Energi

pustaka melalui identifikasi terhadap hasil

PENDAHULUAN


penyelidikan
Daerah

Bittuang

ini

yang

berkaitan

kondisi

dengan gaya berat, berdasarkan informasi

kelistrikan yang kurang bagus, sehingga

geologi regional, daerah penyelidikan yang

aliran listrik sering terganggu. Oleh karena


ada atau yang pernah dilakukan di daerah

itu diperlukan suatu penyelidikan yang

yang akan diselidiki. Sedangkan penyiapan

diharapkan

bagi

peralatan dilakukan dengan cara kalibrasi

pengembangan daerah ini terutama di

peralatan yang akan digunakan. Adapun

sektor

penyelidikan lapangan meliputi pengukuran


akan

energi

memiliki

terdahulu

bermanfaat

sehingga

mempercepat

peningkatan ekonomi daerah.

gaya berat di titik ukur, pengambilan conto
batuan, pengolahan data hasil pengukuran


Penyelidikan metoda gayaberat dilakukan

dan pemodelan gaya berat. Pengukuran

untuk mengetahui variasi densitas batuan

gaya berat dilakukan dititik yang telah

bawah

permukaan.

ditentukan baik titik lintasan maupun acak

untuk

mendeteksi

Adapun
adanya


tujuannya
struktur

(regional).

Metode

pengukuran

yang

basement dan sesar yang mempunyai

digunakan adalah metode poligon tertutup,

kaitan dengan manifestasi panas bumi di

metode ini mengukur di suatu titik di


daerah penelitian.

lanjutkan ke titik-titik lainnya dan kembali
lagi ke titik ukur awal.

Titik awal dan

Secara administratif daerah panas bumi

penutupan

Bittuang

digunakan pada penyelidikan gaya berat

Kecamatan

termasuk

dalam


Saluputti,

wilayah

Kabupaten

Tana

pada

pengukuran

yang

disebut station basis.

Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan. Daerah
penyelidikan (Gambar 1) dengan luas


TINJAUAN GEOLOGI

2

sekitar (15 x 15) km , yang terletak pada
posisi geografis antara 119° 36' 56,52" -

Geomorfologi

119° 45' 08,64" BT dan 2° 51' 50,76" LU –

dikelompokkan

3° 0' 05,40" LS atau 791.000 – 807.000 mT

geomorfologi, yaitu: satuan puncak Gunung

dan 9.683.000 – 9.668.000 mS.

Karua, tubuh Gunung Karua, kaki Gunung

Karua

dan

daerah
menjadi

satuan

Bittuang

dapat

empat

satuan

geomorfologi

non-


vulkanik Karua. Stratigrafi daerah Bittuang

METODOLOGI

disusun

berdasarkan

hubungan

Metode penyelidikan lapangan Gaya berat

antara

masing-masing

satuan

terdiri dari dua tahap pekerjaan, yaitu

Penamaannya didasarkan kepada pusat

pekerjaan

erupsi,

pralapangan

dan

pekerjaan

mekanisme,

dan

relatif
batuan.

genesa

lapangan. Kegiatan pralapangan meliputi

pembentukan batuan. Berdasarkan hasil

studi literatur dan analisis data sekunder,

penyelidikan di lapangan, batuan di daerah

serta penyiapan peralatan. Studi literatur

penyelidikan

dan analisis data sekunder merupakan

dalam 11 satuan batuan, yang terdiri dari

kegiatan pengumpulan dan analisis data

satu satuan batuan malihan, satu satuan

190

dapat

dikelompokkan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

ke

Buku 1 : Bidang Energi

batuan

sedimen,

terobosan
vulkanik.

satu

batuan

diakibatkan oleh terjadinya kekosongan di

dan delapan satuan batuan

dalam perut bumi setelah terjadinya

Urutan

satuan

satuan

batuan

atau

erupsi Gunung Karua.

stratigrafi dari tua ke muda (Gambar 2)
adalah satuan Batuan malihan (Kbm),

2)Sesar-sesar normal berarah baratlaut-

Batupasir (Tps), Lava Gunung Panusuk

tenggara,

(TPl), Lava Gunung Ruppu (TRl), Intrusi

berarah

Rattebombong (TRbi), Lava Gunung Karua-

mengontrol kemunculan manifetasi panas

1 (QKl-1), Lava Gunung Karua-2 (QKl-2),

bumi Balla dan Cepeng.

baratdaya-timurlaut,
hampir

utara-selatan

dan
yang

Aliran Piroklastik Gunung Karua (QKap),
Jatuhan Piroklastik Gunung Karua (QKjp),

3)Sesar

mendatar

berarah

baratdaya-

Lava Gunung Malibu (QMl), dan Lava

timurlaut

Gunung Karua-3 (QKl-3).

mengakibatkan pergeseran pada batuan
dan

Manifestasi panas bumi di daerah Bittuang

yang

struktur

memotong

yang

sudah

dan

terbentuk

sebelumnya.

dapat dikelompokan menjadi dua kelompok
manifestasi yaitu manifestasi Balla dan

GAYABERAT

manifetasi Cepeng. Manifestasi ini terdiri
dari fumarol, mata air panas, batuan

Densitas Batuan

ubahan dan lapangan-lapangan solfatara

1) Hasil laboratorium

yang

Untuk

sudah

mati.

Penamaan

dan

perhitungan

anomali

Bouguer,

pengelompokan manifestasi panas bumi

anomali Regional, anomali Sisa maupun

berdasarkan

untuk

pada

tempat

atau

lokasi

Model

dua

dimensi

dilakukan

keberadaan manifestasi tersebut. Struktur

pengukuran densitas batuan terhadap 7

geologi di daerah penyelidikan didominasi

buah sampel batuan yang representatif

oleh struktur sesar normal dan sesar-sesar

yang diambil pada litologi yang berbeda.

geser. Struktur-struktur sesar ini pada

Hasil pengukuran densitas batuan tersebut

umumnya berarah baratlaut–tenggara dan

dilakukan di laboratorium Pusat Sumber

timurlaut–baratdaya. Sesar-sesar normal ini

Daya Geologi, dan hasilnya dapat dilihat

diperkirakan yang memfasilitasi keluarnya

pada Tabel 1.

sejumlah

mata

penyelidikan.

air

panas

lokasi
di

Hasil analisa yang didapat terlihat bahwa

permukaan seperti pemunculan mata air

densitas tertinggi terdapat pada batuan

panas, kelurusan lembah dan punggungan,

basalt dengan nilai 2,99 gr/cm3, nilai

kekar-kekar,

zona

densitas yang diperlihatkan berkisar antara

daerah

2,34 – 2,99 gr/cm3. Hasil densitas tersebut

penyelidikan teramati beberapa struktur

di atas juga digunakan untuk melakukan

sesar, yaitu :

interpretasi gaya berat secara kualitatif dan

1)Rim kaldera, yang merupakan bidang

kuantitatif

hancuran

yang

Gejala-gejala

di

bidang
batuan,

kolaps

sesar,
maka

atau

struktur

dan
di

amblas

yang

serta

diperlukan

sebagai

pembanding terhadap hasil perhitungan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

191

Buku 1 : Bidang Energi

densitas dengan menggunakan metode

arah selatan, timur, dan tenggara. Arah

Parasnis. Dari 7 sampel batuan tersebut

pola regional ini sesuai dengan arah

untuk

sekitarnya

struktur geologi yang membentang dari

rata-rata

barat laut ke tenggara. Beberapa kelurusan

daerah

mempunyai

Bittuang

densitas

dan
batuan

sebesar 2,70 gram/cm3.

dengan pola yang kuat dan tegas, terutama
di bagian tengah, timur, dan selatan daerah

2) Analisis dengan metode Parasnis

penyelidikan,

Metode ini memanfaatkan anomali Bouguer

struktur-struktur berarah baratlaut-tenggara,

dan terrain, yang dilakukan dengan metode

utara-selatan, dan baratdaya - timurlaut,

korelasi g-H.

yang secara geologi dapat dikenali di

Gambar 3 memperlihatkan

mempertegas

keberadaan

grafik untuk mendapatkan nilai estimasi

permukaan

densitas dan regresi linier menggunakan

struktur tua di daerah ini. Gradien kontur

seluruh

didapat

anomali memberikan kontras anomali yang

3

cukup jelas. Sebaran nilai anomali Bouguer

data,

hasil

yang

memperlihatkan densitas 2,68 gram/cm .

dan

merupakan

struktur-

dapat dikelompokkan manjadi 3 (tiga) yaitu:
Dari kedua metode tersebut diatas ada

1)Nilai 6 mgal sampai dengan 20 mgal

perbedaan yang tidak terlampau jauh,

dikelompokkan sebagai anomali tinggi

sehingga

dan

penulis

mengambil

diantara

menempati

bukit-bukit

kedua metode tersebut yang diperkirakan

Tombonantoba,

mendekati dan sesuai dengan keadaan di

disebelah selatan – tenggara dan timur -

lapangan yaitu 2.69 gram/cm3.

timurlaut daerah penyelidikan. Kelompok
ini

ditafsirkan

terobosan

SEBARAN ANOMALI BOUGUER

Rano

sebagai

batuan

dan

Ratekole

defleksi
beku

dari
dalam

(granit,granodiorit,riolit) dibagian selatan,
Peta anomali Bouguer yang diperlihatkan

batuan lava dasitik dan lava andesitik

berkisar antara 20 mgal sampai -30 mgal,

dibagian tenggara hingga timur-timurlaut.

dimana pola anomalinya memiliki suatu
rentang anomali Bouguer dan gradien

2)Nilai

-12

sampai

dengan

6

mgal

anomali yang relatief besar. Gambar 4

dikelompokkan sebagai anomali sedang

memperlihatkan sebaran anomali Bouguer

dan terdapat dibagian tengah, baratdaya,

daerah panas bumi Bittuang untuk densitas

dan

3

timurlaut

daerah

penyelidikan.

2.69 gr/cm . Pola lineasi anomali Bouguer

Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon

memperlihatkan arah umum baratlaut –

batuan yang didominasi oleh batuan lava

tenggara, serta di beberapa tempat seperti

dasitik , lava andesitik dan lava breksi

di bagian tengah, timur, tenggara, utara dan

yang telah mengalami pelapukan lemah -

selatan

sedang.

terjadi

pembelokan

dan

pengkutuban anomali rendah dan tinggi.
Peta ini memperlihatkan kecenderungan

3)Nilai - 12 s/d - 30 mgal dikelompokkan

pola regional berarah baratlaut - tenggara

sebagai anomali rendah dan terdapat

dengan nilai gayaberat yang meninggi ke

dibagian

192

utara-baratlaut

dan

tengah

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

daerah

penyelidikan.

ini

batuan granit, granodiorit, riolit , dan lava

ditafsirkan sebagai respon batuan yang

dasitik serta lava andesitik dibagian timur-

didominasi

timurlaut

oleh

Kelompok

batuan

yang

telah

mengalami pelapukan atau ubahan dari

yang umumnya masih segar

dan masif.

tingkat lemah sampai kuat akibat naiknya

2)Nilai 5 sampai dengan - 18 mgal

larutan hidrothermal dan struktur yang

dikelompokkan sebagai anomali sedang

terbentuk.

dan terdapat dibagian baratdaya, tengah

Khususnya

daerah

yang

mempunyai nilai anomali rendah dibagian

sampai

baratlaut diperkirakan sebagai defleksi

penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan

dari

sebagai respon batuan yang didominasi

batuan

beku

dalam

(granit,granodiorit,riolit?)

yang

mempunyai

densitas

lebih

rendah

menerobos

batuan

malihan

atau

oleh

kebagian

lava,

piroklastik,

timurlaut

aliran

daerah

piroklastik,

yang

telah

jatuhan

mengalami

pelapukan sedang.

metamorfik (filit,kwarsit,batusabak) yang
mempunyai densitas yang lebih tinggi.

3)Nilai

-18

sampai

dengan

-32

mgal

dikelompokkan sebagai anomali rendah
dan terdapat dibagian barat dan baratlaut

SEBARAN ANOMALI REGIONAL

daerah

penyelidikan.

Kelompok

ini

Peta Anomali Regional memperlihatkan

ditafsirkan sebagai respon batuan yang

anomali

mempunyai

permukaan

surface)

orde-2

pemfilteran.

polinomial
sebelum

Untuk

(trend

dilakukan

mendapatkan

nilai

(granit?)

densitas

lebih

menerobos

rendah

batuan

yang

mempunyai desitas lebih tinggi yaitu

anomali Regional ini banyak caranya,

batuan

diantaranya yang dilakukan disini adalah

anomali rendah yang terdapat dibagian

dengan metode Polynomial Fitting. Gambar

tenggara

5 memperlihatkan peta anomali Regional

berbelok ke utara adalah karena adanya

daerah

pengaruh

penyelidikan

Bittuang

dengan

3

dasar

(malihan).

menerus

ke

struktur

Sedangkan

baratlaut

patahan

dan

yang

densitas 2.69 gr/cm . Anomali Regional ini

berkembang serta adanya larutan panas

memperlihatkan lineasi kontur dengan pola

hidrotermal yang naik kepermukaan dan

struktur yang berarah sesuai dengan pola

mengubah

struktur geologi regional yang mempunyai

tinggkat sedang – kuat.

batuan

sekitarnya

dari

trend timurlaut – baratdaya dan baratlaut –
tenggara.

Nilai

dikelompokkan

anomali
menjadi

regional
tiga

ini

Untuk mendapatkan informasi gaya berat

kelompok

yang berkaitan dengan target prospeksi

anomali yaitu ;

panas bumi (lokal), dilakukan pemisahan

1)Nilai 5 mgal sampai dengan 14 mgal

anomali

Bouguer

dari

kecenderungan

dikelompokkan sebagai anomali tinggi

regionalnya

(struktur

dalam/regional).

yang menempati sebagian besar daerah

Pemisahan

dilakukan

dengan

selatan,

mensubtraksi anomali Bouguer dengan

tenggara,

dan

timurlaut.

Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon

permukaan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

polinom

yang

cara

dianggap

193

Buku 1 : Bidang Energi

mewakili

kecenderungan

permukaan

dan

dari

kelurusan

kontur

topografi.

regional. Polinom orde-2 dianggap paling

Kompleksitas

mewakili daerah penyelidikan mengingat

baratdaya, timurlaut, selatan dan timur tidak

tidak terlalu luasnya daerah penyelidikan

dapat dikenali dari geologi permukaan

dan kecenderungan pola regional yang

mungkin karena tingkat erosi yang kuat di

dapat dikenali pada anomali Bouguer yang

daerah

menunjukkan bidang sederhana orde-2.

memperlihatkan

tersebut.

positif
Dari

permukaan

anomali

regional

ini

cenderung berarah baratlaut - tenggara

kelurusan

dan

di

daerah

Selain

itu

pengkutuban

anomali

juga
anomali

negatif

dengan

kerapatan serta pembelokan kontur yang
tajam.

dengan nilai rendah kearah tinggi yaitu dari
baratlaut ke arah tenggara. Nilai yang

Anomali rendah umumnya ditempati oleh

meninggi ke arah tenggara ini mungkin

batuan yang telah mengalami ubahan

disebabkan oleh karena daerah di bagian

tingkat lemah – kuat akibat berkembangnya

timurlaut, tengah, timur, tenggara, dan

struktur dan munculnya mata airpanas.

sampai ke selatan daerah penyelidikan

Anomali rendah ini dimulai dari bagian

dominan

yang

tenggara agak ke tengah dan mengarah ke

dibandingkan

baratlaut serta membelok ke arah utara

diisi

densitasnya

oleh

lebih

dengan

daerah

baratlaut

yang

batuan

tinggi

baratdaya,
umumnya

barat

disekitar

G.

Tombilangi,

jalur

anomali

batuan

rendah negatif ini sangat menarik perhatian

vulkanik tua, aluvial dan sedimen yang

karena diapit oleh anomali tinggi positif

telah

yang mempunyai arah yang sama dengan

mengalami

diisi

dan

pelapukan

Daerah

manifestasi panas bumi pada umumnya

jalur

ditempati oleh anomali rendah dan anomali

ditafsirkan atau diperkirakan bahwa zona

sedang. Pada sebaran anomali Bouguer

anomali rendah yang membujur dari arah

Regional

tenggara-baratlaut

ini

memperlihatkan

kelurusan yang pada umumnya

arah

anomali

rendah,

hal

hingga

ini

utara

dapat

diduga

berarah

merupakan suatu zona depresi atau graben

baratlaut – tenggara dan baratdaya –

yang diikuti dengan munculnya manifestasi

timurlaut.

panas bumi Cepeng 1, Cepeng 2 dan Balla
akibat struktur yang berkembang dengan
arah baratlaut – tenggara. Peta ini juga

SEBARAN ANOMALI SISA

memperlihatkan
Dari

peta

anomali

(Gambar

yang

agak

6)

kompleks, namun pola anomali ini relatif

memperlihatkan kelurusan-kelurusan gaya

memiliki persamaan dengan pola anomali

berat

Bouguernya, hal ini diperkirakan karena

berarah

Sisa

struktur

baratdaya-timurlaut,

dan

baratlaut - tenggara yang secara tegas

pola

terlihat di bagian tengah, utara dan timur

penyelidikan secara dominan diakibatkan

daerah

bertepatan

oleh struktur dalam. Anomali Sisa ini lebih

struktur-struktur

mempertegas lagi keberadaan kelurusan-

dengan

penyelidikan
keberadaan

sangat

geologi yang dapat dikenali di permukaan

194

anomali

kelurusan

yang

Bouguer

dikenali

di

dari

daerah

anomali

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Bouguer. Kelurusan-kelurusan baratdaya-

anomali Bouguer, hal ini mengisyaratkan

timurlaut, baratlaut–tenggara, secara tegas

kondisi

terlihat di bagian barat, tengah, utara,

struktur dalamnya. Sedangkan anomali

selatan dan timur daerah penyelidikan. Di

tinggi sangat terlihat jelas pada peta

bagian tengah ke arah barat, bagian timur

sebaran ini yang membatasi zona anomali

ke arah tengah, dan bagian tengah ke arah

rendah sehingga zona anomali tinggi yang

selatan pola anomali yang komplek dan

berada tidak jauh dari manifestasi air panas

dikenali dari anomali Bouguer terlihat lebih

Cepeng dan Balla semakin terfokus, ini

tegas lagi.

memperlihatkan bahwa anomali sisa ini

struktur

lokal

searah

dengan

kemungkinan ditimbulkan oleh strukturSecara umum, di bagian daerah tengah,

struktur dalam dan sangat kompleks. Jika

selatan,

daerah

hal ini memang benar, maka ada hal yang

penyelidikan di sekitar manifestasi panas

menarik dari zona anomali tinggi tadi,

bumi Bittuang yang berada di bagian

apakah zona tinggi ini ditimbulkan oleh blok

tengah

oleh

batuan dengan densitas yang relatif lebih

baratlaut-

tinggi dari pada batuan yang ada di

tenggara, baratdaya-timurlaut, dan hampir

sekitarnya atau berupa batuan intrusi (?)

utara-selatan. Kompleksitas kelurusan di

yang berumur lebih muda dari pada batuan

sekitar

dan

dan

timurlaut

utara,

kelurusan-kelurusan

komplek

mencerminkan
geologi

di

dari

didominasi
berarah

manifestasi

Bittuang

disekitarnya dan berperan sebagai sumber

kompleksitas

struktur

panas dari sistem panas bumi di daerah

daerah

tersebut.

Sebaran

penyelidikan ini.

anomali Bouguer sisa ini yang merupakan
hasil ekstraksi anomali Bouguer dengan

Sebaran

bidang

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok

polimomial

orde-2,

lebih

anomali

Sisa

ini

dapat

mempertegas lagi keberadaan kelurusan-

anomali yaitu ;

kelurusan dan anomali rendah tadi. Secara

1)Nilai -4 mgal sampai dengan –11 mgal

umum,

di

daerah

tengah

daerah

dikelompokkan sebagai anomali rendah

penyelidikan dimana manifestasi air panas

terletak

Cepeng 1 dan 2 berada didominasi oleh

tenggara daerah penyelidikan. Kelompok

kelurusan berarah baratlaut-tenggara dan

ini ditafsirkan sebagai respon batuan

baratdaya

yang



timurlaut,

begitu

pula

di bagian

didominasi

utara,

oleh

barat

batuan

dan

aliran

manifestasi airpanas Bala yang berada di

piroklastik, jatuhan piroklastik G.Karua

bagian

yang telah mengalami pelapukan serta

utara

mempunyai

daerah

kelurusan

penyelidikan

hampir

utara

-

ubahan kuat akibat proses hydrothermal.

selatan.
2)Nilai –4 mgal sampai dengan 3 mgal
Zona anomali rendah yang terletak di

dikelompokkan sebagai anomali sedang

sebelah timur, barat, dan utara

yang

semakin

terletak

dibagian

barat

kearah

terisolasi. Anomali rendah ini sebagian

baratlaut,

menunjukkan

kearah utara, timur, selatan dan timurlaut

kesamaannya

dengan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

bagian

tengah

menyebar

195

Buku 1 : Bidang Energi

daerah

penyelidikan.

Kelompok

ini

diperkirakan sebagai batuan vulkanik

ditafsirkan sebagai respon batuan yang

berupa lava dasitik. Diantara tubuh no.1

masih didominasi oleh batuan lava yang

dan

mengalami pelapukan.

struktur

tubuh

no.2

diperkirakan

patahan

dan

terjadi

diperkirakan

sebagai sesar normal.
3)Nilai 3 mgal sampai dengan 9 mgal
dikelompokkan sebagai anomali tinggi

3)Selanjutnya disebelahnya terdapat tubuh

yang terletak dibagian tengah hingga ke

dengan kontras densitas 0,14 atau 2,83

utara, selatan, tenggara, dan timurlaut

gram/cm3

daerah

ini

diketahui diperkirakan sebagai batuan

ditafsirkan sebagai respon batuan yang

terobosan granit gneis? (menerobos lava)

didominasi oleh batuan terobosan atau

yang

intrusi yang kompak dan massif.

Diantara tubuh no.2 dan tubuh no.3

penyelidikan.

Kelompok

dengan

tidak

kedalaman

muncul

ke

tidak

permukaan.

diperkirakan terjadi struktur patahan dan
diperkirakan sebagai sesar normal.

MODEL GAYA BERAT 2-D

4)Tubuh yang berada di bagian tengah

1) Model Penampang A–B
Model

gaya

berat

2-Dimensi

dari

kearah

timurlaut

mempunyai

kontras

irisan/penampang A – B (Gambar 7) pada

densitas yang bervariasi yaitu -0.12, -

anomali

sisa

0,16, dan -0,18 atau 2,57, 2,53 dan 2,51

densitas

rata-rata

dengan
2.69

menggunakan
gram/cm3

dan

gram/cm3 merupakan kelompok batuan

panjang penampang ± 6.000 meter, yang

yang

terletak

dengan kedalaman yang tidak diketahui,

di

bagian

tengah

daerah

telah

mengalami

merupakan

ubahan

batuan

kuat

penyelidikan mempunyai arah baratdaya –

diperkirakan

lava

timurlaut.

dasitik yang telah mengalami ubahan.
Diantara tubuh no.3 dan tubuh no.4

Model ini memperlihatkan tubuh batuan dari

diperkirakan

mulai baratdaya sampai timurlaut dengan

patahan yang mengakibatkan munculnya

uraian sebagai berikut ;

air panas Cepeng 1 dan 2

1)Tubuh yang berada paling baratdaya

permukaan

sampai

timurlaut

mempunyai

densitas 0,01 atau 2,70 gram/cm dengan
sekitar

150

suatu

struktur

ke

kontras
3

kedalaman

terjadi

meter

5)Tubuh

yang

terletak

paling

ujung

timurlaut mempunyai kontras densitas
gram/cm3

dengan

diperkirakan sebagai tubuh batuan lava

0,17

andesitik.

kedalaman tidak diketahui, tubuh ini

atau

2,86

merupakan densitas paling tinggi pada
2)Di bagian baratdaya pada lapisan kedua

penampang

terdapat tubuh batuan dengan kontras

merupakan

densitas

-0.12

dengan

kedalaman

196

atau

2,57
tidak

3

gram/cm

ini,

diperkirakan
batuan

masih

terobosan

granitik/riolitik ? yang masif dan segar.

diketahui,

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

batuan

2) Model Penampang C–D
Model

gaya

berat

2-Dimensi

dasit

yang

telah

mengalami

dari

ubahan yang cukup kuat. Di antara bodi

irisan/penampang C – D (Gambar 8) pada

no.2 dan bodi no.3 diperkirakan terjadi

anomali

sisa

suatu

densitas

rata-rata

dengan

menggunakan
gram/cm3

2.69

dan

panjang penampang ± 5.250 meter, yang

struktur

patahan

yang

mengakibatkan munculnya air panas ke
permukaan.

terletak di bagian utara daerah penyelidikan
mempunyai arah barat – timur.

4)Tubuh yang terletak paling ujung timur
mempunyai

kontras

densitas

yang

Model ini memperlihatkan tubuh batuan dari

bervariasi tetapi masih dalam satu satuan

mulai barat sampai timur dengan uraian

batuan yaitu 0,11 atau 2,80 gram/cm3

sebagai berikut ;

dan

0,12 atau 2,81 gram/cm3 dengan

barat

kedalaman tidak diketahui, diperkirakan

mempunyai kontras densitas -0,10 dan -

merupakan tubuh batuan granit (?) yang

1)Tubuh

yang

berada

paling

3

0,13 atau 2,59 dan 2,56 gram/cm

tidak muncul ke permukaan.

dengan kedalaman yang tidak diketahui
dan diperkirakan sebagai tubuh batuan

DISKUSI

lava dasitik.
Beberapa indikasi adanya struktur atau
2)Selanjutnya di sebelahnya terdapat tubuh

patahan dari peta anomali sisa ini dapat

dengan kontras densitas yang bervariasi

dilihat di bagian barat –baratlaut, tengah,

tetapi dalam satu satuan batuan yaitu

tenggara,

3

0,16 atau 2,85 gram/cm dan 0,20 atau
3

timur,

penyelidikan,

dan

utara

daerah

dibagian

barat

hingga

2,89 gram/cm , merupakan blok batuan

baratlaut terlihat pola anomali dengan

dengan densitas yang relatif lebih tinggi

liniasi kerapatan kontur antara anomali

dari pada batuan yang ada di sekitarnya

sedang dan anomali tinggi cukup tajam

diduga sebagai intrusi granit (?) yang

yang mengarah baratlaut – tenggara, hal ini

berumur lebih muda dari pada batuan di

mengindekasikan sebagai cerminan suatu

sekitarnya,

struktur patahan yang berarah baratlaut-

dengan kedalaman tidak

diketahui. Diantara tubuh no.1 dan tubuh

tenggara (F1).

no.2 diperkirakan telah terjadi suatu
struktur patahan.

Struktur
bagian

3)Tubuh yang berada di bagian tengah ke
arah

timur

lainnya

tenggara

dan

diperlihatkan
tengah

di

daerah

penyelidikan terlihat memanjang kearah

kontras

baratlaut serta memotong mata airpanas

3

Cepeng 1 dan Cepeng 2 dan membelok ke

merupakan batuan yang telah mengalami

utara hingga memotong mata airpanas

ubahan/rombakan

Balla

densitas

mempunyai

yang

-0,24

atau

2,45

yang

gram/cm

sangat

kuat,

juga masih memperlihatkan pola

tubuh ini dengan kedalaman yang tidak

anomali dengan kerapatan liniasi kontur

diketahui,

yang tajam antara anomali tinggi dan

diperkirakan

merupakan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

197

Buku 1 : Bidang Energi

anomali rendah hal ini dapat ditafsirkan
sebagai

jalur

struktur

yang

KESIMPULAN

berarah

baratlaut – tenggara (F2), struktur ini

Penyelidikan

diduga kuat sebagai penyebab munculnya

disimpulkan sebagai berikut ;

manifestasi

1.Jalur anomali rendah negatif, diapit oleh

mata

airpanas

Cepeng

1,

Cepeng 2 dan Balla.

gayaberat

ini

dapat

anomali tinggi positif yang mempunyai
arah yang sama dengan jalur anomali

Struktur yang berada di bagian timur (F3)

rendah,

hampir sama seperti yang diperlihatkan

tengara-timurlaut hingga

oleh struktur (F2) baik arahnya maupun

merupakan suatu zona depresi akibat

kerapatan liniasi konturnya, struktur ini

struktur yang berkembang dengan arah

diperkirakan

baratlaut – tenggara.

sebagai

pemicu

atau

yang membujur dari arah
utara diduga

penyebab terbentuknya zona depresi yang
memanjang dari bagian tengah tenggara

2.Anomali positif yang relatif tinggi (>5

hingga ke utara, kedua struktur ini yaitu F2

mgal) bila dibandingkan dengan anomali

dan F3 bila diperhatikan kenampakan

sekitarnya, yang tampak pada anomali

dilapangan mempunyai ciri-ciri

sisa dan pada penampang gayaberat

sebagai

sesar normal.

mengindikasikan adanya batuan intrusi di
daerah penyelidikan dan diperkirakan

Struktur berikutnya adalah struktur (F4)

merupakan heat source ? dari sistim

yang berada di bagian selatan daerah

panasbumi yang ada di daerah Bittuang.

penyelidikan yang berarah baratdaya –

Batuan

timurlaut memotong mata airpanas Cepeng

merupakan

1 dan Cepeng 2, struktur ini berada antara

batuan granit, granodiorit dan riolit yang

anomali positif dan anomali negatif namun

ada di daerah penyelidikan

intrusi

tsb

cairan

diperkirakan

magma

sisa

dari

tidak memperlihatkan suatu pola dengan
kerapatan

kontur

yang

tajam

dan

3.Air

panas

yang

muncul

di

daerah

memanjang seperti yang diperlihatkan oleh

penyelidikan umumnya berada di daerah

pola struktur sebelumnya.

yang terletak di anomali negatif, hal ini

Struktur yang berada di bagian tenggara

diperkirakan

daerah penyelidikan (F5), berarah baratlaut

tersebut

– tenggara yang berada antara anomali

struktur yang terjadi di daerah sekitarnya

munculnya

berhubungan

air
erat

panas
dengan

tinggi dan rendah diperkirakan struktur ini
merupakan bagian dari pada jalur depresi

4.Dari model dua dimensi pada penampang

yang membentang dari tenggara-baratlaut

A – B terdapat tubuh dengan kontras

dan membelok ke utara.

densitas

0.14

atau

2.83

gram/cm3

diperkirakan sebagai tubuh batuan granit
yang meng intrusi batan lava yang telah
mengalami pelapukan/ubahan, beberapa
struktur

198

yaitu

dibagian

tengah

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

penampang dan dibagian tengah kearah
timurlaut,

serta

merupakan

5) Application Of Gravity Method For

struktur

Investigation Of Geothermal Prospects,

patahan yang memunculkan airpanas

Geothermal Institute,The University Of

Cepeng 1 dan 2.

Auckland.

665.612



Geothermal

Geophysics
5.Dari model dua dimensi pada penampang
C – D terdapat

tubuh dengan kontras

densitas yang bervariasi tetapi dalam
satu satuan batuan yaitu 0,16 atau 2,85
3

3

6) Vincent

Radja

(1970)

dalam

“Geothermal Energy Prospect in South
Sulawesi”,
7) F. Nanlohi dkk (1992) dalam Geologi

gram/cm dan 0,20 atau 2,89 gram/cm ,

Panasbumi

dan merupakan blok batuan dengan

Toraja, Sulawesi Selatan

Daerah

Bittuang,

Tana

densitas yang relatif lebih tinggi dari pada
batuan yang ada disekitarnya diduga
berupa batuan intrusi (?) yang berumur
lebih muda dari pada batuan disekitarnya.

Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kami ucapkan pada
Kepala Pusat Sumber Daya Geologi atas
berkenannya kami mengikuti

Seminar

tahunan pada Pusat Sumber Daya Geologi.

DAFTAR PUSTAKA
1) Bemmelen,
Geology of

van

R.W.,

1949.

The

Indonesia. Vol. I A. The

Hague, Netherlands.
2) Telford, W.M et al, 1982.
Geophysics,

Cambridge

Applied
University

Press. Cambridge.
3) Milsom, J., 1989. Field Geophysics,
Open

University Press and Halsted

Press, John Wiley & Sons, New York –
Toronto.
4) Yohana, T., dan Suhanto, E., 2004.
Panduan

Penggunaan

GR2004.EXE. Untuk Intern

Program
Subdit

Panas Bumi. DIM, Bandung.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

199

Buku 1 : Bidang Energi

Tabel 1 : Hasil analisa batuan daerah panas bumi Bittuang

Densitas

No

No. Conto

Nama Batuan

Koordinat X

Koordinat Y

1

E-6500

Metamorf

797093,89

9674259,3

2,85

2

BT-110

Dasit

803988

9678632

2,34

3

RB-15

Dasit

792891

9673783

2,70

4

BT-80

Andesit

795990

9677033

2,68

5

RB-55

Batu Pasir

798812

9669089

2,38

6

A-6200

Metamorf

793689,10

9674365,05

2,96

7

BT-52

Basalt

795990

9677033

2,99

gr/cm3

Gambar 1. Peta indeks lokasi daerah penyelidikan Bittuang

200

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 2 : Peta geologi daerah panas bumi Bittuang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

201

BC - Terrain (mgal)

0

20

40

60

80

100

120

140

0

5

10

15

y = 2,6841x + 72,237

20

Buku 1 : Bidang Energi

gobs-gN+FAC (mgal)
Gambar 3: Metode Parasnis menunjukkan grafik nilai estimasi densitas dan regresi linier,
menghasilkan nilai densitas 2.68 gram/cm3

202

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

.
2335

2310

.
.2545
2510

2320

.

9682000

.
.2602

2494

1967
.

2495

2167

. 2580
2571

2614

2130
2367

2170
.
.
2298

. 2449

Totallang

.2149

0

G. Karua

.
2118

Buttu
. 2763
Karua
2625

2124
2005

9680000

.. 1614
1585

.
1992

2382
2431

. 2328

G. Sarambusikore

2121
2500
2174

2034

.
2498

2080

. 2549

2124

952

.
1396 .
1408

G. Rattekarua
. 2075

2010

G. Malibu
Buttu
.
1521

1875
1890

2020

G. Pondan

1750

2052
1927

F3500

1457
.

.1880

.
1310

G. Barereng
2012
1625

1570

1625
1500

1498

1875
1485

9672000

. 1332

Pali
Lepangan 13131280
Kawangin
Sungai Mangngala

1852
9670000

G. Pio
G. Ruppu1625

Tammuan

1500
1534

1500
1375

Ratekole

1340
Pemanukan

1197
.

.
1234
TTG0379

12711272

1241

1318

Manutun

1440

1282

1337

Binotok

1340

G. Rano

1335
G. Berang

Pongbatik

1407

Peta Indeks
119§
120§
DONGGALA
PALU
-1§

1208

G. Tombonantoban
1580

1535
1530

Kontur Anomali Bouguer
-20

1205
1216
1188

Kole

G. Lissu

1552

Kontur topografi selang 25 meter

1255

1327

1339

Letek

1281

1584
1564
1584

1760

Sungai dan anak sungai

.
1379

Bolong

Neneng
BINTUANG

1362

Pasaila

Jalan Raya
1247
.

1368

1250

Rateratte
Tungga

1734

Rano

Bungin
1487
Tirom 1375
Sappuko
Buttu
Salong
G. Appolo
Adong Baru

1290

1853

Mata air dingin

Daerah Perkampungan

1334

1331

.
1424

Pongren

Titik Pengamatan

1269
.

1358

Uru

Balla

G. Tododok

8 10 12 14 16 18

G. Uma

Tombilangi
1625

Sasan

14

G. Patongloan
1438

1523

1589

6

. 1309

. 1357

.1549

Pasangtau

.

.
1344

Bolokan

1578

1500

TTG 0377

1875G. Puang
.1972

4

1693

Rattetobungin

1552

1352
.
.
1270

.
1395

1505
G. Tombilangi

Rattebombong
Podon
. 1539

2

13121312
.
.
.1314

Rantekarua

1875

9674000

0

Mata air panas

1315
.
. Matande
1330
S. Maulu

2000

1800
2007

. 1807

-30-28-26-24-22-20-18-16-14-12-10 -8 -6 -4 -2

Paieppeng
.
2198

2098
2061
2086

G. Panusuk

. 1415.

1395

2198
9678000

9676000

6000

Tokodo

G. Sarangsarang
Buttu
Sarangsarang
2180
. .2204

2400

1930

2062

4000

Keterangan:

. 2159

G. 2119
Tandung

2000

1485
. 1507
.

G. Biang

. 1018

1068

9668000

121§

POSO

1597

122§

Topo
Ondolean

-2§

792000

794000

796000

798000

800000

802000

804000
-3§

-4§

Tanoa
SULAWESI
Watu
Mamuju
MALILI
MASAMBA
MAMASAPALOPO
Sangkololo
Lelewawo
MAKALE
Kosali
Kalosi
POLEWALI
ENREKANG
MAJENE
PINRANG
Wawotobi
KENDARI

Lokasi penyelidikan

Buku 1 : Bidang Energi

203

Gambar 4 : Peta Anomali Bouguer daerah panas bumi Bittuang, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

PETA ANOMALI BOUGUER
DAERAH PANASBUMI BITUANG, KAB. TANA TORAJA,
PROPINSI SULAWESI SELATAN

.
2335

2310

.
.2545
2510

2320

.

9682000

.
.2602

2494

1967
.

2431

2495

2167

. 2580
2571

2614

2130
2367

2170
.
.
2298

. 2449

Totallang

.2149

G. Karua

.
2118

Buttu
. 2763
Karua
2625

2124
2005

9680000

.. 1614
1585

.
1992

2382

1485
. 1507
.

G. Biang
. 2328

0

G. Sarambusikore
. 2159

2000

4000

6000

2121
2500
2174

2034

.
2498

1930

2062

G. 2119
Tandung

2080

Tokodo

Buttu
Sarangsarang
G. Sarangsarang
2180
. .2204

2400

1395

.
2198

2098
2061
2086

952
. 2075

2007

.1880

13121312
.
.
.1314

Rantekarua

.
1310

G. Barereng
2012
1570

Rattebombong
Podon
. 1539

1500

TTG 0377

Uru

Balla
G. Patongloan
1438

1523

1498

1875

Sappuko

9672000

Buttu

1290
Adong Baru
1280
Pali
Lepangan 1313 Kawangin

1853

Sungai Mangngala

1589

G. Tododok

. 1332

Tammuan

1852

G. Pio
G. Ruppu1625

1500
1534

1760
1500
1375

Tirom 1375
Salong

Ratekole

1340
Pemanukan

Sungai dan anak sungai
1255

1327

Kontur topografi selang 25 meter
1197
.

.
1234
TTG0379

12711272

1241

Letek

-20

1282

1337
1340

Peta Indeks
119§
120§
DONGGALA
PALU
-1§

Binotok

Pongbatik

1407

1208

1580

1530

. 1018

1068

-3§

1597

9668000
792000

794000

796000

798000

800000

122§

Topo
Ondolean

-2§

G. Tombonantoban
1535

121§

POSO

G. Rano

1335
G. Berang

1552

1216

Manutun

1440

Kontur Anomali Regional

1205

1188

Kole

G. Lissu

Titik Pengamatan

Jalan Raya

1339

1318

1281

1584
1564
1584

8

Daerah Perkampungan

1247
.

Neneng
BINTUANG

1362

Pasaila

1269
.

1368

1250

Rateratte
Tungga

1734

9670000

G. Appolo

6

.
1379

Bolong

Bungin

1487

4

Mata air dingin

1334

1331

.
1424

Rano

Pongren

1485

1875G. Puang
.1972

2

. 1309

. 1357

1358

Tombilangi
1625

Sasan

14

0

G. Uma
.1549

Pasangtau

.

.
1344

Bolokan

1578

9674000

F3500

1693

Rattetobungin

1552

1352
.
.
1270

.
1395

1505
G. Tombilangi
1625
1500

-2

Mata air panas

1457
.

G. Pondan

1875

1625

-4

.
. Matande
1330
S. Maulu

G. Malibu
Buttu
.
1521

1750

2052
1927

. 1807

-6

1315

2000
1875
1890

2020

-32 -30-28-26-24-22-20-18-16-14-12-10 -8

.
1396 .
1408

G. Rattekarua

2010

1800

G. Panusuk

Keterangan:

Paieppeng

9678000

9676000

. 1415.

. 2549

2124
2198

802000

804000

-4§

Tanoa
SULAWESI
Watu
Mamuju
MALILI
MASAMBA
MAMASAPALOPO
Sangkololo
Lelewawo
MAKALE
Kosali
Kalosi
POLEWALI
ENREKANG
MAJENE
PINRANG
Wawotobi
KENDARI

Lokasi penyelidikan

10 12 14

Buku 1 : Bidang Energi

Selatan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Gambar 5 : Peta anomali Regional daerah panas bumi Bittuang, Tana Toraja, Sulawesi

204

PETA ANOMALI REGIONAL BOUGUER
DAERAH PANASBUMI BITUANG,KAB. TANA TORAJA,
PROPINSI SULAWESI SELATAN

Buku 1 : Bidang Energi
PETA ANOMALI SISA BOUGUER
DAERAH PANASBUMI BITUANG, KAB. TANA TORAJA,
PROPINSI SULAWESI SELATAN
.
2335

2310

.
.2545
2510
.
.2602

2320

.

9682000

2494

1967
.

2495

2167

. 2580
2571

2614

2130
2367

2170
.
.
2298

. 2449

Totallang

.2149

G. Karua

.
2118

Buttu
. 2763
Karua
2625

2124
2005

9680000

.. 1614
1585

.
1992

2382
2431

1485
. 1507
.

G. Biang
. 2328

G. Sarambusikore

0

. 2159
2121
2500
2174

2034

.
2498

2080

.
2198

2098
2061
2086

. 2075

2010

2007

G. Malibu
Buttu
.
1521
1457
.

G. Pondan

1750

2052
1927

.1880

.
1310

G. Barereng
2012

C

F2
1500

G. Patongloan
1438

1523

1498

1875

Sungai Mangngala

1852

9670000

G. Pio
G. Ruppu1625

1500
1534

1500
1375

Ratekole

1340
Pemanukan

Daerah Perkampungan

Sungai dan anak sungai
Kontur topografi selang 25 meter
1197
.
12711272

1241

Kontur Anomali Bouguer

1205
1216

-20
1188

1282

Struktur

Binotok
G. Rano

1335
G. Berang

B

1208

Pongbatik
G. Tombonantoban

A

F5

1580

Peta Indeks
119§
120§
DONGGALA
PALU
-1§

798000

800000

802000

122§

Topo
Ondolean

-2§

-3§

796000

121§

POSO

Penampang Model

.1018

1068
1597

9668000
794000

9

Jalan Raya

Manutun

1407

792000

8

1255

1327

Kole

1535

7

1247
.

1339

1318

1440

1337

1552

6

.
1379

Letek

G. Lissu

1340

1530

1269
.

1334

Neneng
BINTUANG
.
1234
TTG0379

F4

1281

5

. 1309

1368

B

Tirom 1375
Salong

1250

Tammuan

1584
1564
1584

1760

. 1332

1362

Pasaila

Rateratte A
Tungga

G. Tododok
1734

G. Appolo

4

Mata air dingin

1358

1331

Bolong

Bungin
Buttu

3

Titik Pengamatan

F3500

. 1357

.1549

Rano

Pongren

1487

Sappuko
Adong Baru
1280
Pali
Lepangan 1313 Kawangin

2

G. Uma

.
1424

1290

1853

1589

Bolokan

Uru

1485

1875G. Puang
.1972

.
1344

Tombilangi
1625

Balla

9672000

.

.
1395

F3

Sasan

14

Pasangtau

1352
.
.
1270

1693

Rattetobungin
1578

F1
TTG 0377

D

1570
1505
G. Tombilangi

1552

Rattebombong
Podon
.1539

9674000

1

Mata air panas

13121312
.
.
.1314

Rantekarua

1875

1625

0

1315
.
. Matande
1330
S. Maulu

2000
1875
1890

1625
1500

6000

.
1396 .
1408

G. Rattekarua

2020

.1807

-11-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1

952

1800

G. Panusuk

4000

Keterangan:

Paieppeng

2198

9678000

9676000

. 1415.

1395

. 2549

2124

2000

Tokodo

Buttu
Sarangsarang
G. Sarangsarang
2180
. .2204

2400

1930

2062

G. 2119
Tandung

804000
-4§

Tanoa
SULAWESI
Watu
Mamuju
MALILI
MASAMBA
MAMASAPALOPO
Sangkololo
Lelewawo
MAKALE
Kosali
Kalosi
POLEWALI
ENREKANG
MAJENE
PINRANG
Wawotobi
KENDARI

Lokasi penyelidikan

Gambar 6 : Peta anomali Sisa daerah panas bumi Bittuang, Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Gambar 7 : Model 2-D Irisan A-B berarah baratdaya-timurlaut dan memotong mata air panas
Cepeng 1 dan Cepeng 2 daerah Bittuang, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

205

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 8 : Model 2-D Irisan C-D berarah hampir Barat - Timur dan memotong mata air panas
Balla daerah Bittuang, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

206

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009