MINAT KERJA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

(1)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Minat ... 8

1. Pengertian Minat ... 8

2. Jenis-Jenis Minat ... 10

3. Kriteria Minat ... 11

4. Faktor Timbulnya Minat ... 11

5. Pembentukan dan Perkembangan Minat ... 12

6. Kondisi yang Mempengaruhi Minat ... 13

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 15

8. Indikator Minat ... 16

9. Pengukuran Minat ... 17

10.Minat Kerja ... 19

B. Prospek Pekerjaan Lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri (Teknologi Perbenihan Tanaman) FPTK UPI ... 20

1. Bidang Kependidikan ... 20

2. Bidang Non Kependidikan ... 23

C. Kompetensi Kelulusan Agroindustri ... 26

D. Anggapan Dasar ... 28

E. Pertanyaan Penelitian ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30


(2)

E. Data dan Sumber Data ... 34

F. Populasi ... 34

G. Sampel ... 35

H. Prosedur Penelitian ... 36

I. Teknik Pengumpulan Data ... 36

J. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI ... 48

2. Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

3. Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 57

4. Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Berdasarkan Jenis Profesi ... 60

B. Pembahasan Penelitian ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Rekomendasi ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 83 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(3)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Sukardi (1984: 46) minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut, dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Eysenck dalam Rahmanto (2011 : 11) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama intensitasnya.

Sedang Witherington dalam Rahmanto (2011 : 11) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.

Menurut Hurlock dalam Rahmanto (2011 : 11) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.


(4)

Dalam kamus psikologi, Chaplin dalam Prima (2011 : 7) menyebutkan bahwa interest atau minat dapat diartikan sebagai berikut :

a. Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi pola pada;

b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu;

c. Satu keadaan atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu.

Minat dalam bekerja akan menentukan seberapa jauh keikutsertaannya dalam suatu pekerjaan. Makin kuat minat dan perhatian seseorang, makin peduli yang bersangkutan dalam pekerjaan itu. Minat (interest) merupakan suatu predisposisi, kecenderungan, atau suatu reaksi perasaan yang berlangsung terus-menerus yang memolakan perhatian seseorang sehingga membuat dirinya menjadi selektif terhadap objek minatya. Menurut Hurlock (1995 : 117) minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu :

a. Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media masa.

b. Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang


(5)

dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media masa terhadap kegiatan itu.

c. Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan seorang alam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena bermanfaat bagi dirinya sendiri.

2. Jenis-jenis Minat

Jenis-jenis minat dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, seperti yang dikemukakan oleh Super dan Crites Adams dalam Shaleh dan Wahab (2004 : 267) minat terdiri dari empat jenis, yakni:

a. Expressed interest atau minat yang diekspresikan adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subjek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan yang paling tidak disenangi. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia tertarik dalam menciptakan suatu rancangan gedung. b. Manifest interest atau minat yang nyata adalah minat yang diungkapkan

dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan subjek atau dengan mengetahui


(6)

hobinya. Misalnya sesorang berperan aktif dalam organisasi sosial, kelompok musik, dan sebaginya.

c. Tested interest adalah minat yang diungkapkan yang digunakan sebagai cara untuk menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.

d. Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat yang sudah distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau suatu objek yang ditanyakan.

3. Kriteria Minat

Menurut Nursalam dalam Setia (2011 : 19), minat seseorang dapat digolongkan menjadi 3, diantaranya :

a. Rendah yaitu jika seseorang tidak menginginkan objek minat;

b. Sedang yaitu jika seseorang menginginkan objek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera;

c. Tinggi yaitu jika seseorang sangat menginginkan objek minat dalam waktu segera.

4. Faktor Timbulnya Minat

Faktor timbulnya minat menurut Crow and Crow dalam Rahmanto (2011 : 17), terdiri dari tiga faktor yaitu :


(7)

a. Faktor dorongan dari dalam (internal)

Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang. Faktor dorongan dalam yaitu persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan prestasi yang diharapkan. b. Faktor motif sosial

Yaitu minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

c. Faktor emosional

Yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.

5. Pembentukan dan Perkembangan Minat

Minat pada seseorang tidak dibawa sejak lahir, melainkan terbentuk karena pembawaan maupun faktor pengalaman yang telah berinteraksi kental dengan dirinya. Proses pembentukan minat berkaitan erat dengan menetapkan kesukaan dan ketidaksukaan seseorang terhadap suatu objek/ kegiatan yang timbul sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman atau informasi-informasi yang telah diperoleh. Minat yang dimiliki seseorang setiap waktu bisa mengalami perubahan,


(8)

hal ini tergantung pada kondisi fisik, mental, dan keadaan emosinya, serta perubahan lingkungan sosial dimana ia berada.

Para ahli berpendapat bahwa minat berkembang dan menguat pada diri seseorang sejalan dengan bertambahnya usia orang tersebut. Sebelum masa remaja, minat dapat berubah dengan cepat. Namun di akhir masa remaja minat mempunyai kecenderungan untuk stabil. Seperti yang diungkapkan oleh Sukardi (1988 : 67) bahwa :

”Pola minat cenderung untuk stabil setelah masa adelson, karena

diperkirakan bahwa usia 25 tahun cenderung lebih stabil sampai pada periode waktu tertentu. Jika ini tidak merupakan suatu kasus, maka minat secara terus

menerus akan mengalami perubahan”.

Menurut Hurlock dalam Rahmanto (2011 : 18) faktor yang mempengaruhi perkembangan minat individu dapat dikelompokan menjadi diantaranya :

a. Faktor internal yang terdiri dari faktor jasmaniah, kematangan fisik maupun psikis dan faktor fisiologis yang bersifat bawaan maupun herediti;

b. Faktor eksternal yang terdiri dari faktor sosial meliputi lingkungan keluarga dan sekolah, faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, iklim dan sebagainya, dan faktor spiritual.

6. Kondisi yang Mempengaruhi Minat

Menurut Hurlock dalam Prima (2011 : 11) ada beberapa kondisi yang mempengaruhi minat diantaranya :


(9)

a. Status ekonomi

Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

b. Pendidikan

Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.

Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa “Jika

ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari

pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”. Kurangnya

pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.

c. Situasional (orang dan lingkungan)

Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurangnya penghargaan dari orang lain.

d. Keadaan psikis

Keadaan psikis yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap minat adalah kecemasan. Kecemasan merupakan suatu respon terhadap stress, seperti putusnya suatu hubungan yang penting atau bencana yang mengancam jiwa.


(10)

Kecemasan juga bisa merupakan suatu reaksi terhadap dorongan seksual atau dorongan agresif yang tertekan, yang bisa mengancam pertahanan psikis yang secara normal mengendalikan dorongan tersebut.

Pada keadaan ini, kecemasan menunjukkan adanya pertentangan psikis. Kecemasan bisa timbul secara mendadak atau secara bertahap selama beberapa menit, jam atau hari. Kecemasan bisa berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa tahun. Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak sampai letupan kepanikan.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut Yuwono (2001 : 40) faktor – faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang, diantaranya :

a. Kondisi pekerjaan

Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat meningkatkan produksi.

b. Sistem pendukung

Dalam bekerja sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi, dan kenaikan pangkat/ kedudukan.

c. Pribadi pekerja

Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggan memakai atribut bekerja, dan sikap terhadap pekerjaannya.


(11)

8. Indikator Minat

Untuk mengetahui minat seseorang dapat dilakukan dengan memperhatikan apa yang ia tanyakan, apa yang dibicarakan pada waktu-waktu tertentu, apa yang ia baca dan apa yang ia gambar atau lukis secara spontan. Menurut pendapat E.B. Harlock yang dikutip oleh S.P. Sukartini (1986 ; 65), analisa minat dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :

a. Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu objek yang diminatinya; b. Objek-objek atau kegiatan yang disenanginya;

c. Jenis-jenis kegiatan untuk mencapai hal-hal yang disenangi;

d. Usaha untuk merealisasikan keinginan, rasa senang terhadap sesuatu yang diminatinya.

Menurut Krathwolh dalam Rahmanto (2011 : 13) mengemukakan bahwa minat termasuk dalam afektif (istilahnya Bloom). Taksonomi afektif Bloom menurut Notoatmodjo, dalam Rahmanto (2011 : 13) ini meliputi lima kategori : a. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan untuk

menerima perhatian yang terpilih. Merupakan masa dimana kita menerima rangsangan melalui panca indra;

b. Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan;

c. Penilaian (valuting) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu;

d. Organisasi (organization) yaitu kemampuan dalam melakukan penyusunan langkah terhadap nilai baru yang diterima;


(12)

e. Pencirian (characterization) kemampuan dalam memahami ciri dari nilai baru yang diterima.

9. Pengukuran Minat

Minat merupakan suatu perasaan antara sikap yang timbul dari pada pengalaman subjektif. Keberadaan dan kekuatan minat hanya dapat diketahui melalui suatu pengukuran dengan menggunakan alat ukur tertentu. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap minat seseorang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nurkancana dan Sumartana dalam Rahmanto (2011 : 14) bahwa pengukuran minat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Observasi

Pengukuran dengan metode observasi ini memiliki keuntungan karena dapat mengamati minat seseorang dalam kondisi wajar. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas. Kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap situasi atau beberapa hasil observasi yang bersifat subjektif.

b. Interview

Interview baik digunakan untuk mengukur minat, sebab biasanya siswa gemar memperbicarakan hobinya atau aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan interview sebaiknya dilakukan dalam situasi santai, sehingga percakapan dapat berlangsung secara bebas.


(13)

c. Kuesioner / Angket

Yaitu mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis. Isi pertanyaan yang diajukan dalam angket pada prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan wawancara. Dibandingkan dengan wawancara dan observasi, angket lebih efisien. d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau penilaian yang sejenis kuesioner, yaitu sama-sama merupakan daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya ialah dalam kuesioner reponden menulis jawaban relatif panjang sedangkan pada inventori responden memberikan jawaban dengan memberi lingkaran, tanda cek, mengisi nomor atau dengan tanda-tanda lain yang berupa jawaban singkat.

Menurut Sipper dan Crites yang dikutip oleh Karnoto (1986 : 16) bahwa untuk mengukur minat seseorang antara lain, dapat dilakukan dengan cara : a. Bertanya langsung kepada subjek tentang minatnya secara verbal;

b. Mengamati atau memperhatikan kegiatan atau perbuatan subjek yang sering dilakukan;

c. Mengumpulkan informasi yang objektif tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan minat akan diukur;

d. Inventori, yaitu menginventarisir atau mendaftar apa yang disukai dan tidak disukai subjek dalam berbagai kegiatan yang merupakan ciri pokok suatu jenis kegiatan.


(14)

10.Minat Kerja

Surya dalam Rahmanto (2011 : 21) mengartikan bahwa “minat merupakan

kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian kepada suatu obejk atau kegiatan yang berkaitan dengan dirinya yang dinyatakan dalam bentuk tingkah

laku”.

As’ad dalam Rahmanto (2011 : 21) mengungkapkan bahwa “bekerja adalah

adanya kebutuhan yang harus dipenuhi karena bekerja juga merupakan aktifitas baik fisik maupun mental yang pada dasarnya adalah bawaan dan mempunyai

tujuan yaitu mendapatkan kepuasan”. Menurut Hamalik dalam Rahmanto (2011 :

21) mengemukakan bahwa “bekerja merupakan kebutuhan dan sekaligus

keharusan bagi individu, warga masyarakat dan warga Negara, dan mendapatkan

imbalan yang wajar dalam arti ekonomi dan finansial”.

Merujuk pada ketiga pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan tentang konsep kerja yaitu kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas secara fisik, psikis, mental dan sosial dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi, finansial serta sisi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu dan masyarakat.

Merujuk dari pengertian diatas tentang minat dan kerja, maka minat kerja dapat diartikan sebagai kecenderungan yang menentap pada diri individu yang merasa senang dan tertarik pada aktivitas secara fisik, psikis, mental dan social yang dilakukan atas kesadaran sendiri dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi, financial, dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu dan masyarakat.


(15)

B. Prospek Pekerjaan Lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri (Teknologi Perbenihan Tanaman) FPTK UPI

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustril FPTK UPI memberikan pengetahuan kepada mahasiswanya pengetahuan tentang bidang kependidikan dan penguasaan teknologi. Selain dapat bekerja pada bidang kependidikan, mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman FPTK UPI juga dapat bekerja dibidang non kependidikan atau dengan kata lain pekerjaan dibidang teknologi perbenihan tanaman. Dengan diterapkannya kurikulum yang ada saat ini dapat memberikan kesempatan yang lebih luas kepada lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Perbenihan Tanaman untuk memilih bidang pekerjaan yang diminatinya.

1. Bidang Kependidikan

Profesi bidang kependidikan pada umumnya identik dengan tenaga pendidik. Tenaga pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri berpeluang bekerja sebagai tenaga pendidik/ guru. Pada proses perkuliahan mahasiswa diberikan pengetahuan dalam bidang kependidikan. Selain itu kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan menjadi seorang tenaga pendidik/ guru yang


(16)

professional, yaitu dengan adanya Program Latihan Profesi (PLP) yang dilaksanakan di Sekolah Menehgah Kejuruan (SMK) selama satu semester.

Program Latihan Profesi (PLP) merupakan program nyata yang bertujuan memberikan bekal pengalaman langsung dari situasi dan kondisi yang sebenarnya. Kegiatan ini merupakan media pengembangan kemampuan mengajar seorang calon pendidik dan salah satu upaya yang akan memberikan manfaat dalam pembentukan dasar-dasar keguruan bagi calon tenaga edukatif yang profesional.

Profesi guru adalah profesi strategis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru merupakan salah satu komponen yang penting karena sebagai ujung tombak dalam pendidikan. Akan tetapi profesi ini menuntut suatu tanggung jawab yang tidak ringan atau dengan kata lain sangat berat. Guru memiliki fungsi untuk mendidik dan mencerdaskan agar terjadi perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan. Tanpa guru tidak mungkin proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

Disini guru menjadi motor penggerak dari keseluruhan aktivitas belajar mengajar yang berlangsung dalam situasi edukatif guna mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pendapat Peter yang dikutip oleh Sudjana (1989 : 15), mengemukakan ada tiga tugas dan tanggung jawab guru/ tenaga pendidik, yaitu :

a. Guru sebagai pengajar

Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas guru dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru di tuntut untuk


(17)

memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan dikerjakan.

b. Guru sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan pada tugas memberikan bantuan pada siswa dalam memecahkan masalah aspek pendidikan, sebab tidak hanya berkenaan dengan penyampain ilmu pengetahuan saja akan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa. c. Guru sebagai administrator kelas

Tugas guru sebagai administrator kelas merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.

Selain memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, untuk menjadi seorang diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru professional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan. Berdasarkan uraian tersebut, Suardi (1979 : 84) mengungkapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, yaitu :

a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan;

b. Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya;

c. Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan; d. Seorang pendidik harus memiliki sikap bersedia membantu anak didik;

e. Seorang pendidik harus dapat beridentifikasi dengan anak didiknya yaitu menyesuaikan segala cara mendidiknya dengan dunia anak didiknya.


(18)

2. Bidang Non Kependidikan atau Bidang Agroindustri (Teknologi Perbenihan Tanaman)

Kurikulum yang fleksibel yang saat ini menjadi landasan dalam melaksanakan proses pembelajaran di program studi pendidikan teknologi agroindustri selain sebagai upaya untuk menselaraskan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan tenaga kependidikan professional dalam bidang pendidikan dan teknologi dan kejuruan, tetapi juga menselaraskan dengan kebutuhan masyarakat industri dan dunia usaha, yaitu memperbesar peluang secara kompetitif agar para lulusan mampu berperan aktif membangun bangsa melalui bidang teknologi (IPTEK) sebagai kemampuan/ skill kedua.

Hal ini ditunjukan dengan diberikannya pengetahuan dan teknologi dibidang agroindustri, kemudian ditunjang dengan Praktik Industri kurang lebih selama 3-4 bulan. Kegiatan praktek industri yang dilakukan di perusahaan, lembaga pemerintahan (riset) maupun perseorangan, diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interlasi) produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi produk pertanian. Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan.

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan


(19)

tersebut. Secara eksplisit pengertian Agroindustri pertama kali diungkapkan oleh Austin (1981) yaitu perusahaan yang memproses bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.

Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya. Agroindustri merupakan bagian dari kompleks industri pertanian sejak produksi bahan pertanian primer, industri pengolahan atau transformasi sampai penggunaannya oleh konsumen.

Agroindustri dengan demikian mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).

a. Industri Hasil Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP)

Kegiatan IPHP dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, tanaman pangan, termasuk di dalamnya adalah bahan pangan kaya karbohidrat, palawija dan tanaman hortikultura. Tanaman Perkebunan, meliputi tebu, kopi, teh, karet, kelapa, kelapa sawit, tembakau, cengkeh, kakao, vanili, kayu manis, dan lain-lain. Tanaman Hasil Hutan, mencakup produk kayu olahan dan non kayu seperti damar, rotan, tengkawang, dan hasil hutan lainnya. Perikanan, meliputi pengolahan dan penyimpanan ikan dan hasil laut segar, pengalengan dan pengolahan, serta hasil samping ikan dan laut. Peternakan, mencakup pengolahan daging segar, susu, kulit, dan hasil samping lainnya.


(20)

b. Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP)

Kegiatan IPMP dibagi menjadi dua kegiatan yaitu, budidaya pertanian, yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul, bajak, traktor dan lain sebagainya) dan pengolahan, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi, mesin pengering, dan lain sebagainya.

c. Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP)

Kegiatan IJSP dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan pertanian. Konsultasi meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu serta evaluasi, dan penilaian proyek. Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.

Dengan demikian pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen, dan institusi yang menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari pertanian untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen. Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan antar sektor pertanian pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir.

Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja, pendapatan petani, volume ekspor, dan devisa, pangsa pasar domestik dan internasional, nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku industri.


(21)

Adapun jenis pekerjaan yang dapat ditekuni pada bidang agroindustri, diantaranya :

a. Field Manager, Estate Manager, General Manager di perusahaan pertanian; b. Entrepreneur atau wirausaha dibidang pertanian (hulu-hilir);

c. Advertisement & Marketing Officer di perusahaan pertanian;

d. Community Development Specialist & CSR Manager di perusahaan pertanian atau non pertanian, institusi pemerintah, LSM atau institusi internasional; e. Agroindustry Researcher & Planner baik di institusi pemerintah maupun

swasta, nasional maupun multinasional;

f. Agroindustry Consultant, Assesor, Evaluator di insitusi pemerintah maupun swasta;

g. Perusahaan yang bergerak dibidang agroindustri, seperti perusahaan

pembibitan tanaman, perusahaan penyediaan tanaman dll.

C. Kompetensi Lulusan Pendidikan Teknologi Agroindustri

Adapun kompetensi yang dimiliki lulusan mahasiswa Pendidikan Teknologi Agroindustri yaitu terdiri dari empat aspek kompetensi :

1. Kompetensi Pedagogik

Yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual, diantaranya, penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual. Penguasaan terhadap teori

belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Mampu


(22)

diampu. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

2. Kompetensi Kepribadian

Yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Adapun beberapa kemampuan yang dimiliki oleh lulusan dalam kompetensi kepribadianya diantaranya, bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi perserta didik dan masyarakat, menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

3. Kompetensi Sosial

Kemampuan dan kecakapan seorang guru (dengan kecerdasan sosial yang dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni siswa secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berikut ini beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh guru diantaranya, bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

4. Kompetensi Profesional/ Agroindustri

Yaitu kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga kompetensi ini


(23)

dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar, berikut ini kompetensi yang dimilki diantaranya, menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung, Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu.

D. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah suatau hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti. Tujuannya adalah untuk memperkuat teori tentang permasalahan dan membantu peneliti dalam memperjelas, menetapkan obejek penelitian, wilayahan pengambilan data, dan instrumen pengumpulan data.

Pada penelitian ini, peneliti mempunyai anggapan dasar sebagai berikut :

1. Mahasiswa program studi pendidikan teknologi agroindustri mempunyai

minat yang beragam dalam memilih pekerjaan sesuai yang diminatinya;

2. Minat bekerja timbul karena adanya stimulus dari objek yang menarik diri mahasiswa. Stimulus tersebut bisa timbul dari proses pembelajaran dan interaksi langsung maupun tidak langsung ddengan dunia kerja.

E. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian sangat penting supaya penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah. Adapun pertanyaan penelitian pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi


(24)

2. Bidang kerja apakah yang banyak diminati mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara minat kerja dibidang

kependidikan dengan minat kerja dibidang non kependidikan?

4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara minat kerja dibidang

kependidikan dengan minat kerja dibidang non kependidikan berdasarkan perbedaan jenis kelamin?

5. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara minat kerja dibidang

kependidikan dengan minat kerja dibidang non kependidikan berdasarkan latar belakang pendidikan?

6. Profesi apakah yang banyak dimintai mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri?


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan Pendidikan Teknologi Perbenihan Tanaman Angkatan 2008.

B. Metode Penelitian

Penetapan metode yang digunakan merupakan suatu hal yang penting dalam melakukan penelitian, karena dengan pemilihan metode penelitian dan penentuan metode penelitian yang tepat merupakan pedoman penyelidikan yang terarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan metode tersebut didasarkan karena tujuannya, yaitu untuk menggambarkan, menyelidiki keadaan dan kondisi tertentu.

Hal ini didukung oleh pendapat Arikunto (2010 : 3) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan. Kegiatan dalam penelitian deskriptif hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena hasil penelitiannya berupa nilai prosentase yang berbentuk angka sehingga hasilnya dapat dipertangguang jawabkan berdasarkan teori yang


(26)

ada. Begitupun menurut Subana dan Sudrajat, 2005 pendekatan kuantitatif adalah dipakai untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variabel, dan adapula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan banyak hal.

Melalui metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ini peneliti

bermaksud ingin memperoleh gambaran mengenai “Minat Kerja Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI”.

C. Definisi Operasional

Menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah pada judul penelitian, dibuat penjelasan istilah yang dapat memberikan gambaran mengenai isi penelitian pendidikan ini. Adapun definisi dalam judul ini antara lain :

1. Minat

Minat merupakan kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian kepada suatu objek atau kegiatan yang berkaitan dengan dirinya yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku.

2. Kerja

Kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas secara fisik, psikis, mental dan sosial dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi, finansial serta sisi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu dan masyarakat.


(27)

3. Minat kerja

Yaitu kecenderungan yang menentap pada diri individu yang merasa senang dan tertarik pada aktivitas secara fisik, psikis, mental, dan sosial yang dilakukan atas kesadaran sendiri dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi, finansial serta sisi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu dan masyarakat.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat kerja Mahasiswa PTAG FPTK UPI yaitu kecenderungan yang menentap pada diri individu yang merasa senang dan tertarik pada aktivitas secara fisik, psikis, mental, dan sosial yang dilakukan atas kesadaran sendiri dengan tujuan untuk memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi, finansial serta sisi dan makna hidup serta mengikat seseorang pada individu dan masyarakat pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri.

D. Variabel dan Paradigma Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut kerlinger dalam Sugiyono (2010 : 61) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak (contructs) atau sifat yang dipelajari.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu : “Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri (Studi Kasus


(28)

Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2010 : 66) adalah : “Paradigma

merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang

digunakan”.

Berdasarkan uraian diatas maka maka paradigma pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

Minat Kerja Mahasiswa Prodi PTAG (TekBen) FPTK UPI

Angkatan 2008 Mahasiswa Prodi PTAG

(TekBen) FPTK UPI Angkatan 2008

Aspek yang diungkap: 1. Minat bekerja dibidang

Kependidikan

2. Minat bekerja di bidang Non Kependidikan (Agroindustri/Perbenihan Tanaman

Hasil Penelitian

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

F

EED

B


(29)

E. Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebar angket kepada responden. Angket tersebut memiliki nilai yang berbentuk angka yang dapat menjelaskan hasil penelitian tersebut. Begitupun menurut para ahli data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, data dapat digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri (Teknologi Perbenihan Tanaman) FPTK UPI Angkatan 2008 yang masih aktif kuliah, untuk memperoleh data tersebut menggunakan angket dengan menyebarkan secara langsung. Begitupun menurut Arikunto (2006 : 129) yang dimaksud sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh melalui teknik observasi dan komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

F. Populasi

Jumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Angkatan 2008 yang masih aktif kuliah dengan jumlah 88 orang. Jumlah tersebut berasal dari tiga bidang peminatan dapat dilihat pada Tabel 3.1.


(30)

Tabel 3.1

Jumlah Mahasiswa Program Studi PTAG FPTK UPI Angkatan 2008

Konsentrasi Jumlah Mahasiswa

Teknologi Perbenihan Tanaman 30 orang

Teknologi Perikanan 37 orang

Teknologi Peternakan 21 orang

Jumlah 88 orang

Sumber : Program Studi PTAG

Pada penelitian ini penulis mengambil populasi Mahasiswa Pendidikan Teknologi Perbenihan Tanaman sejumlah 30 orang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

G. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 118) Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik sampel adalah

merupakan teknik pengambilan sampel, terdapat dua teknik sampling yaitu probability sampling dan non probability sampling. Pengambilan sampel berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, sehingga sampel yang diambil harus betul-betul mewakili (respresentatif).

Akan tetapi dalam penelitian ini tidak dilakukan perhitungan atau teknik sampel seperti di atas, karena sampel yang digunakan yaitu seluruh Mahasiswa Pendidikan Teknologi Perbenihan Tanaman dengan jumlah 30 orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi adalah meneliti yang dilakukan pada semua elemen yang ada diwilayah penelitian, menurut Arikunto (2010 : 173).


(31)

H. Prosedur Penelitian

Adapun kegiatan penelitian ini terdiri dari sepuluh langkah yaitu sebagai berikut :

1. Persiapan, dilakukan dengan pembuatan rencana penelitian yang meliputi identifikasi masalah, merumuskan masalah, menentukan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode penelitian;

2. Menentukan populasi dan sampel penelitian;

3. Menentukan alat pengumpul data atau instrumen;

4. Penyusunan kisi-kisi instrumen dan instrumen penelitian (angket); 5. Uji coba instrumen;

6. Analisis instrumen;

7. Penyebaran instrumen kepada responden;

8. Pengumpulan kembali instrumen;

9. Analisis data penelitian;

10.Menyusun laporan hasil penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket). Teknik pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

Menurut Sugiyono (2010 : 199) menyatakan bahwa ”Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.


(32)

peneliti untuk dapat mengungkapkan data dari masing-masing variabel. Teknik ini merupakan sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pendapat dari hal-hal yang diketahuinya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket tertutup agar memudahkan responden menjawab pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Menurut Riduan (2008), angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) ataupun checklist (√)’.

1. Instrumen Penelitian

Kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan (instrumen) dan sumber data. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa kuesioner (angket) yang terdiri dari dua bagian yaitu pernyataan dan skoring, dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran tentang “Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI”.

Adapun langkah-langkah dalam membuat instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Membuat kisi-kisi;

b. Menyusun pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat;

c. Kisi-kisi dan soal yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan para ahli;


(33)

d. Merumuskan item pernyataan dengan alternatif jawaban berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Pembuatan instrumen dilakukan berdasarkan tujuan dan kisi yang telah disetujui oleh pembimbing;

e. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk tiap item pernyataan.

Kisi-kisi setiap instrumen memuat indikator-indikator yang akan diukur dari variabel-variabel yang ditetapkan dan kemudian dijabarkan dalam butir pernyataan.

Sesuai dengan prosedur dalam penyusunan kuesioner (angket) menurut Arikunto (2010 : 268) ialah sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner;

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner;

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal;

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala ini memiliki lima alternatif jawaban tersaji pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Skala Likert

Alternatif Jawaban Nilai Setiap Item

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Ragu-Ragu 3

Setuju 4


(34)

Akan tetapi pada penelitian ini peneliti hanya memakai empat alternatif jawaban dapat dilihat pada Tabel 3.3. Gradasi pernyataan terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif, pemberian bobot nilai pernyataan negatif kebalikan dari bobot nilai pernyataan positif.

Tabel 3.3

Skala Likert yang digunakan

Alternatif Jawaban Nilai Setiap Item

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Setuju 3

Sangat Setuju 4

Sedangkan untuk yang bagian ke dua yaitu tentang jenis profesi yang diminati oleh responden. Jenis pekerjaannya terbagi menjadi dua yaitu bidang kependidikan non kependidikan, setiap bidang disediakan sepuluh jenis profesi. Profesi tersebut kemudian dirangking sesuai dengan minat responden, jenis profesi yang menduduki rangking ke-1 mendapat bobot nilai 10, dan seterusnya. 2. Validasi Instrumen

a. Uji Validitas

Arikunto (2010 : 211) menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan keshahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid dan sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Instrumen yang valid mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk menguji validitas instrumen penelitian dapat menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:


(35)

rxy=

N X Y− X Y N X2− X 2 N Y2− Y 2

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden uji coba

X = Skor tiap butir pernyataan

Y = Skor pernyataan

Untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi validitas, dilakukan dengan cara uji t, yaitu dengan menggunakan rumus:

�= � � −2 1− �2

Keterangan :

t = Uji Signifikasi korelasi

r = Koefisien korelasi

N = Banyak responden uji coba

Harga t yang diperolah dari perhitungan ini, kemudian dibandingkan dengan harga t dari tabel pada taraf kepercayaan tertentu jika thitung lebih besar dari ttabel, maka item pernyataan tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan yang telah ditentukan dan apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka item tersebut tidak signifikan.

Tingkat validitas item pernyataan angket uji coba ditentukan dengan rumus koefisien korelasi rxy dengan menggunakan teknik dari Pearson yang lebih dikenal dengan Product Moment.

1) Menghitung Koefisien Korelasi

rxy=

N X Y− X Y N X2− X 2 N Y2− Y 2


(36)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden uji coba

X = Skor tiap butir pernyataan

Y = Skor pernyataan

Setelah data hasil uji coba angket diperolah, berikut ini diberikan contoh perhitungan uji validitas untuk item pernyataan angket no.1.

n = 30 ∑Y = 4306

∑X = 103 ∑Y2 = 621774

∑ (X2) = 363 (∑Y2) = 18541636

(∑X2) = 10609 ∑XY = 14861

rxy=

30.14861− 103 . (4306)

30.363− 106009 {30.621774− 18541636 }= 0.41289

2) Menghitung Harga t

Langkah selanjutnya setelah diperoleh harga rxy, kemudian disubtitusikan ke dalam rumus student t.

�= � � −2 1− �2

Keterangan :

t = Uji Signifikasi korelasi

r = Koefisien korelasi

N = Banyak responden uji coba

Kriteria pengujian validitas adalah jika thitung > ttabel dengan taraf signifikan

α = 0.05 untuk uji satu pihak (one tail test). Jika hasil yang diperoleh di luar taraf nyata, maka item pernyatan angket dinyatakan tidak valid.

�=� � −2 1− �2 =

0.41289 30−2


(37)

Langkah selanjutnya setelah didapatkan nilai thitung item nomor angket satu dikonsultasikan dengan ttabel. Harga ttabel pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1= 29 didapat ttabel = 1.699. Ternyata thitung > ttabel dengan demikian harga tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga dapat dinyatakan valid dan dapat digunkan sebagai instrumen penelitian. Selanjutnya no item lainnya dihitung dengan cara yang sama dengan menggunakan tabel yang terlampir pada lampiran. Hasil perhitungan menunjukan dari 46 item pernyataan, 38 item pernyataan yang valid dan dapat digunakan untuk penelitian. No item yang tidak valid dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu, atau reliabel yaitu dapat dipercaya menurut Arikunto (2010 : 221). Uji reliabilitas alat ukur angket dalam penelitian ini digunakan rumus alpha (r11), karena mengingat setiap skor itemnya adalah bukan skor 0 (nol), melainkan rentang antara beberapa nilai yaitu 1 – 4 item atau jenis data yang tersedia merupakan data interval.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto (2010 : 239) bahwa alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Untuk menguji reliabilitas butir soal digunakan rumus :

= 2

2( 2) � �


(38)

Untuk menguji variansi seluruh butir pernyataan, yaitu dengan menjumlahkan masing-masing variansi butir yang telah didapatkan tadi. Kemudian menghitung variansi totalnya dengan rumus :

2 =

2( )2 � �

Kemudian untuk menguji reabilitas seluruh butir pernyataan, digunakan rumus sebagai berikut :

�11 = � −1 1− � 2 ��2

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

� 2

= Jumlah variansi butir soal

2 = Variansi total

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas (r11) adalah sebagai berikut :

Kurang dari 0.2 : Rendah sekali

0.2 – 0.40 : Rendah

0.41 – 0.60 : Cukup

0.61 – 0.80 : Tinggi

0.81 – 1.00 : Sangat tinggi (Arikunto, 2010 : )

Hasil uji coba reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Menghitung harga-harga variansi tiap item pernyataan, dengan rumus :

�=

2

2 2 � �


(39)

Keterangan :

��2 = Harga variansi tiap itemnya

∑X2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya (∑X2) = Jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya

n = Jumlah responden

Dengan mengambil contoh item pernyataan no satu, diperoleh dari angket uji coba sebagai berikut :

n = 30

∑(X2) = 363

(∑X2) = 10609

�=

2 449−

10609 30

30 = 0.312

2) Mencari harga varian total, dengan rumus :

� 2=

2 2 � �

Keterangan :

2 = Harga variansi tiap item

∑Y2 = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya (∑Y2) = Jumlah kuarat skor seluruh responden dari setiap itemnya

N = Jumlah responden

Dengan mengambil contoh item pernyataan no satu, diperoleh data dari angket uji coba sebagai berikut :

N = 30

∑Y = 4306

∑Y2 = 621774

(∑Y2) = 18541636

2=621774−

18541636 30


(40)

3) Mencari reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus alpha, dengan rumus sebagai berikut :

�11 = �

� −1 1−

�12 �12

k = 46

∑σ2

b = 14.72

2 = 112.232

�11=

46

46−1 1−

14.72

112.232 = 0.887

Selanjutnya nilai r11 di atas dikonsultasikan dengan pedoman kriteria penafsiran menurut Arikunto (1991 : 209). Setelah dikonsultasikan ternyata diketahui bahwa nilai r11 di atas berada pada indeks korelasi antara termasuk kedalam kategori derajat kepercayaan sangat tinggi.

Berdasarkan uji validitas dan reabilitas mengahasilkan 36 item soal angket yang memenuhi kriteri valid dan reliabel.

J. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data uji coba terpakai, yaitu data pada saat uji coba instrumen digunakan kembali pada saat analisis data. Menurut Arikunto (2010 : 278) secara garis besar analisis data meliputi tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Dalam penelitian pengolahan datanya menggunakan prosedur sebagai berikut ini :


(41)

1. Tabulasi Data

Tabulasi data ini adalah pengelompokan data sesuai dengan kebutuhan pengolahan data. Bentuknya berupa nomor, alternatif jawaban, frekuensi jawaban, dan prosentase.

2. Perhitungan Prosentase

Perhitungan prosentase dilakukan untuk mengetahui gambaran dari keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan. Pengolahan data menggunakan perhitungan prosentase yaitu dengan rumus sebagai berikut :

� =�0

� 100%

Keterangan :

P = Prosentase jawaban

�0 = Jumlah skor jawaban

N = Jumlah skor total jawaban responden

100% = Bilangan konstan

3. Analisa dan Penafsiran Data

Hasil tabulasi kembali dianalisis dan ditafsirkan sesuai sistematika data yang diperlukan. Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan adalah prosentase (%) yaitu dengan melihat perbandingan jumlah skor item jawaban yang muncul dari responden.

4. Penarikan Kesimpulan

Hasil penafsiran dari setiap item kemudian dikelompokan berdasarkan data yang diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah penelitian yang diajukan. Kegiatan ini merupakan usaha penarikan kesimpulan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh melalui gambaran dan keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan.


(42)

Untuk menafsirkan setiap jawaban/ menafsirkan data yang sudah diperoleh selanjutnya digunakan kriteria dari perhitungan prosentase sebagai berikut :

0 % : ditafsirkan tidak seorangpun

1-30 % : ditafsirkan sebagian kecil

31-49 % : ditafsirkan hamper setengahnya

50 % : ditafsirkan setengahnya

51-80 % : ditafsirkan ditafsirkan sebagian besar

81-99 % : ditafsirkan hampir seluruhnya


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang di peroleh, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada dasarnya kesimpulan dari penelitian ini merupakan jawaban dari permasalahan penelitian yang diajukan. Adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI dibidang kependidikan lebih besar dari pada minat kerja dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman);

2. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI berdasarkan jenis kelamin hasil prosentase dibidang kependidikan lebih besar responden laki-laki dibanding perempuan. Sedangkan minat kerja prosentase dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman) responden perempuan lebih besar dibandingkan responden laki-laki;

3. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI berdasarkan latar belakang pendidikan, responden yang berasal dari SMA lebih banyak berminat dibidang kependidikan dibanding responden SMK. Sedangkan minat kerja prosentase dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman) responden SMK lebih besar dibandingkan responden SMA;


(44)

4. Prosentase indikator yang paling tinggi pada minat kerja bidang pendidikan yaitu indikator ketiga yaitu kemampuan dan minat untuk bekerja dibidang pendidikan, sedangkan untuk indikator minat kerja dibidang non kependidikan indikator yang paling tinggi yaitu indikator keempat yaitu usaha untuk merealisasikan minat kerja dibidang non kependidikan;

5. Perbedaan prosentase antara minat kerja dibidang kependidikan dengan minat kerja dibidang non kependidikan. Akan tetapi dari hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji beda mean ternyata perbedaan yang terjadi tidak berarti;

6. Secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian jenis profesi yang banyak diminati pada bidang pendidikan yaitu dosen dengan prosentase tertinggi, sedangkan non kependidikan didominasi oleh bidang wirausaha.

B. Rekomendasi

Setelah menarik kesimpulan, peneliti memiliki beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak, adapun rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Bagi Lembaga

a. Dengan kurikulum yang berlaku di Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI saat ini, mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri dipersiapkan untuk bekerja di dua bidang, yaitu bidang pendidikan dan non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman). Oleh karena itu Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri sebagai penyelenggara pendidikan sudah memberikan proses


(45)

pengajaran yang sesuai dengan visi dan misi jurusan sehingga diperoleh hasil yang diinginkan, yaitu mencetak tenaga pendidik/ guru dan non kependidikan yang profesional dan kompeten di bidangnya;

b. Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri diharapkan lebih sering mengadakan kegiatan yang bersifat kependidikan misalnya seminar, workshop ataupun pelatihan bidang pendidikan yang dapat menunjang mahasiswa dalam pekerjaannya sebagai seorang tenaga pendidik/ guru, sehingga keinginan atau minat untuk menjadi seorang tenaga pendidik/guru dapat timbul sejak mahasiswa masih aktif belajar di bangku kuliah, begitupun kunjungan ke lapangan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman) misalnya kunjungan lapangan ke perusahaan pertanian, petani-petani lokal, seminar, workshop, ataupun pelatihan bidang pertanian;

c. Adanya proses bimbingan karier di tingkat universitas yang dilakukan secara berkelanjutan baik di awal mahasiswa tersebut masuk, pertengahan ataupun di akhir, sehingga minatnya terarahkan secara tepat sesuai dengan visi dan misi Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri.

2. Bagi Mahasiswa

a. Bagi mahasiswa yang saat ini kuliah di Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri hendaknya mengetahui tujuan Program Studi tersebut sehingga tidak salah pemahaman mengenai bidang pekerjaan yang akan ditekuni setelah lulus kuliah;


(46)

b. Bagi mahasiswa yang benar-benar ingin bekerja sebagai tenaga pendidik hendaknya mengikuti proses perkuliahan dengan baik dan mempelajari masalah kependidikan lebih serius, sehingga setelah lulus nanti dapat mengaplikasikan dengan baik dan menjadi guru yang professional dan kompeten, begitupun pada non kependidikan sebaiknya lebih proaktif dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan agroindustri/ teknologi perbenihan tanaman;

c. Mahasiswa harus lebih peka terhadap lingkungan sehingga dapat menganalisis kebutuhan dunia kerja pada saat ini, sehingga dapat menentukan lebih awal profesi yang akan ditekuni;

d. Dari hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin, ternyata mahasiswi perempuan lebih berminat untuk bekerja dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Agroindustri) dari pada bekerja dibidang pendidikan/guru, berbeda dengan laki-laki yang hasil prosentasenya lebih besar dibidang pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat kerja mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri terhadap dunia kerja dibidang kependidikan maupun non kependidikan guna untuk menggali secara rinci mengenai hal tersebut.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Minat Bekerja . [Online]. Tersedia :

http://bknrfipuny.wordpress.com/2010/05/26/minat-bekerja/. [28 juli 2012].

Anonim. 2012. Agroindustri. [Online]. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Agroindustri. [30 juli 2012].

Anonim. 2012. Dosen. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dosen [Juli, 28 2012].

Anonim. 2012 Peluang Kerja Lulusan Smk. [Online]. Tersedia :

http://www.jurnas.com/halaman/9/2012-05-08/208353. [28 Juli 2012].

Ali, Mohammad. 1982. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung ; Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Asrul. 2010. Indonesia Kekurangan Penyuluh Pertanian. [Online]. Tersedia : www.kencanaonline.com. [27 juli 2012].

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. “Rencana Strategis Depdiknas Tahun

2005-2009” [Online]. Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/renstra/ind/ [28 Juli

2012].

Dewi, Evita. 2009. Pengaruh Program Latihan Profesi Terhadap Minat Menjadi Guru. Skripsi pada JPTS FPTK UPI : tidak diterbitkan.

Kementrian Agama. 2009. Deskriptif Statistik Guru Dan Pengawas PAIS. [Online]. Tersedia : http://pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/deskrippais.pdf [28 juli 2012].

Mangunwidjaya, Djumali.2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Jakarta : Penebar Swadaya.

Maryanti, Sulis. 2012. Peran Minat Dalam Bidang Kerja Social Services. [Online].

Tersedia :

http://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/kalins-pdf/singles/peran-minat-dalam-bidang-kerja-social-services.pdf [28 Juli


(48)

Munadaroh. 2005. Studi Tentang Minat Bekerja Pada Mahasiswa Jurusan Mesin. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan.

Prima, Gari. 2011. Minat Kerja Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan

PTAG. 2012. Panduan Penyusunan Proposal Skripsi. Bandung : Prodi Agroindustri FPTK UPI.

Rahmanto, Angga. 2011. Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Bangunan FPTK UPI Tentang Minat Kerja. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan.

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Setia, Aditana. 2011. Study Eksplorasi Tentang Minat Menjadi Guru Teknik Pada Mahasiswa JPTM FPTK UPI. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukartini, S.P. 1986. Kontribusi Minat Akademik Orang Tua dan Guru Terhadap Konsep Diri Siswa. Tesis pada Pasca Sarjana IKIP Bandung : tidak diterbitkan. Supriadi, Oding. 2011. Profesi Kependidikan. Yogyakarta : LaksBangPRESSindo. Tim Dosen Upi. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Yahya. 2011. Berapa Sih Kebutuhan Guru di Indonesia. [Online]. Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/02/berapa-sih-kebutuhan-guru-di-indonesia/ [Juli 28 2012].


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang di peroleh, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada dasarnya kesimpulan dari penelitian ini merupakan jawaban dari permasalahan penelitian yang diajukan. Adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI dibidang kependidikan lebih besar dari pada minat kerja dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman);

2. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI berdasarkan jenis kelamin hasil prosentase dibidang kependidikan lebih besar responden laki-laki dibanding perempuan. Sedangkan minat kerja prosentase dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman) responden perempuan lebih besar dibandingkan responden laki-laki;

3. Minat kerja mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI berdasarkan latar belakang pendidikan, responden yang berasal dari SMA lebih banyak berminat dibidang kependidikan dibanding responden SMK. Sedangkan minat kerja prosentase dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman) responden SMK lebih besar dibandingkan responden SMA;


(2)

78

Santy Andriyani, 2013

Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Prosentase indikator yang paling tinggi pada minat kerja bidang pendidikan yaitu indikator ketiga yaitu kemampuan dan minat untuk bekerja dibidang pendidikan, sedangkan untuk indikator minat kerja dibidang non kependidikan indikator yang paling tinggi yaitu indikator keempat yaitu usaha untuk merealisasikan minat kerja dibidang non kependidikan;

5. Perbedaan prosentase antara minat kerja dibidang kependidikan dengan minat kerja dibidang non kependidikan. Akan tetapi dari hasil uji secara statistik dengan menggunakan uji beda mean ternyata perbedaan yang terjadi tidak berarti;

6. Secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian jenis profesi yang banyak diminati pada bidang pendidikan yaitu dosen dengan prosentase tertinggi, sedangkan non kependidikan didominasi oleh bidang wirausaha.

B. Rekomendasi

Setelah menarik kesimpulan, peneliti memiliki beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua pihak, adapun rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Bagi Lembaga

a. Dengan kurikulum yang berlaku di Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI saat ini, mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri dipersiapkan untuk bekerja di dua bidang, yaitu bidang pendidikan dan non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman). Oleh karena itu Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri sebagai penyelenggara pendidikan sudah memberikan proses


(3)

pengajaran yang sesuai dengan visi dan misi jurusan sehingga diperoleh hasil yang diinginkan, yaitu mencetak tenaga pendidik/ guru dan non kependidikan yang profesional dan kompeten di bidangnya;

b. Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri diharapkan lebih sering mengadakan kegiatan yang bersifat kependidikan misalnya seminar, workshop ataupun pelatihan bidang pendidikan yang dapat menunjang mahasiswa dalam pekerjaannya sebagai seorang tenaga pendidik/ guru, sehingga keinginan atau minat untuk menjadi seorang tenaga pendidik/guru dapat timbul sejak mahasiswa masih aktif belajar di bangku kuliah, begitupun kunjungan ke lapangan yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Perbenihan Tanaman) misalnya kunjungan lapangan ke perusahaan pertanian, petani-petani lokal, seminar, workshop, ataupun pelatihan bidang pertanian;

c. Adanya proses bimbingan karier di tingkat universitas yang dilakukan secara berkelanjutan baik di awal mahasiswa tersebut masuk, pertengahan ataupun di akhir, sehingga minatnya terarahkan secara tepat sesuai dengan visi dan misi Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri.

2. Bagi Mahasiswa

a. Bagi mahasiswa yang saat ini kuliah di Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri hendaknya mengetahui tujuan Program Studi tersebut sehingga tidak salah pemahaman mengenai bidang pekerjaan yang akan ditekuni setelah lulus kuliah;


(4)

80

Santy Andriyani, 2013

Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Bagi mahasiswa yang benar-benar ingin bekerja sebagai tenaga pendidik hendaknya mengikuti proses perkuliahan dengan baik dan mempelajari masalah kependidikan lebih serius, sehingga setelah lulus nanti dapat mengaplikasikan dengan baik dan menjadi guru yang professional dan kompeten, begitupun pada non kependidikan sebaiknya lebih proaktif dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan agroindustri/ teknologi perbenihan tanaman;

c. Mahasiswa harus lebih peka terhadap lingkungan sehingga dapat menganalisis kebutuhan dunia kerja pada saat ini, sehingga dapat menentukan lebih awal profesi yang akan ditekuni;

d. Dari hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin, ternyata mahasiswi perempuan lebih berminat untuk bekerja dibidang non kependidikan (Agroindustri/ Teknologi Agroindustri) dari pada bekerja dibidang pendidikan/guru, berbeda dengan laki-laki yang hasil prosentasenya lebih besar dibidang pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat kerja mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri terhadap dunia kerja dibidang kependidikan maupun non kependidikan guna untuk menggali secara rinci mengenai hal tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Minat Bekerja . [Online]. Tersedia : http://bknrfipuny.wordpress.com/2010/05/26/minat-bekerja/. [28 juli 2012].

Anonim. 2012. Agroindustri. [Online]. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Agroindustri. [30 juli 2012].

Anonim. 2012. Dosen. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dosen [Juli, 28 2012].

Anonim. 2012 Peluang Kerja Lulusan Smk. [Online]. Tersedia : http://www.jurnas.com/halaman/9/2012-05-08/208353. [28 Juli 2012].

Ali, Mohammad. 1982. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung ; Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Asrul. 2010. Indonesia Kekurangan Penyuluh Pertanian. [Online]. Tersedia : www.kencanaonline.com. [27 juli 2012].

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. “Rencana Strategis Depdiknas Tahun 2005-2009” [Online]. Tersedia: http://www.depdiknas.go.id/renstra/ind/ [28 Juli

2012].

Dewi, Evita. 2009. Pengaruh Program Latihan Profesi Terhadap Minat Menjadi

Guru. Skripsi pada JPTS FPTK UPI : tidak diterbitkan.

Kementrian Agama. 2009. Deskriptif Statistik Guru Dan Pengawas PAIS. [Online]. Tersedia : http://pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/deskrippais.pdf [28 juli 2012].

Mangunwidjaya, Djumali.2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Jakarta : Penebar Swadaya.

Maryanti, Sulis. 2012. Peran Minat Dalam Bidang Kerja Social Services. [Online]. Tersedia : http://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/kalins-pdf/singles/peran-minat-dalam-bidang-kerja-social-services.pdf [28 Juli 2012].


(6)

Santy Andriyani, 2013

Minat Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Munadaroh. 2005. Studi Tentang Minat Bekerja Pada Mahasiswa Jurusan Mesin. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan.

Prima, Gari. 2011. Minat Kerja Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan

PTAG. 2012. Panduan Penyusunan Proposal Skripsi. Bandung : Prodi Agroindustri FPTK UPI.

Rahmanto, Angga. 2011. Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi

Bangunan FPTK UPI Tentang Minat Kerja. Skripsi pada FPTK UPI : tidak

diterbitkan.

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta.

Setia, Aditana. 2011. Study Eksplorasi Tentang Minat Menjadi Guru Teknik Pada

Mahasiswa JPTM FPTK UPI. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukartini, S.P. 1986. Kontribusi Minat Akademik Orang Tua dan Guru Terhadap

Konsep Diri Siswa. Tesis pada Pasca Sarjana IKIP Bandung : tidak diterbitkan.

Supriadi, Oding. 2011. Profesi Kependidikan. Yogyakarta : LaksBangPRESSindo. Tim Dosen Upi. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Yahya. 2011. Berapa Sih Kebutuhan Guru di Indonesia. [Online]. Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/02/berapa-sih-kebutuhan-guru-di-indonesia/ [Juli 28 2012].