Efek Konsumsi Kalsium Terhadap Premenstrual Syndrome Pada Perempuan Usia 19-24 Tahun.

(1)

iv ABSTRAK

EFEK KONSUMSI KALSIUM TERHADAP PREMENSTRUAL

SYNDROME PADA PEREMPUAN USIA 19-24 TAHUN

Firsty Tasya Evitasari, 2016; Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes Pembimbing II : Julia Windi, dr., M.Kes Premenstrual syndrome (PMS) merupakan masalah umum yang sering dihadapi oleh setiap wanita. Sekitar 40% wanita mengalami premenstrual syndrome, bahkan sebagian kecil diantaranya mengalami gejala yang parah hingga mengganggu aktivitas. Premenstrual syndrome ditandai dengan perubahan yang cepat dalam suasana hati (misalnya depresi, iritabilitas, kemarahan, agresi, mudah menangis, ketegangan, dan kecemasan) dan gejala fisik (misalnya ketidaknyamanan payudara, nyeri pada perut, sakit kepala, kembung, edema, kelelahan, insomnia). Cara mengurangi gejala PMS salah satunya dengan memperbaiki pola hidup dan meningkatkan mikronutrien salah satunya kalsium. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental kuasi dengan rancangan pretest dan posttest. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α=0,05. Kalsium dosis 1000mg/hari diberikan kepada perempuan usia 19-24 tahun dengan premenstrual syndrome selama 1 siklus menstruasi secara peroral dan diukur dengan premenstrual syndrome score. Hasil penelitian menunjukkan rerata premenstrual syndrome score dari 15,07 menjadi 10,80. Hasil uji “t” berpasangan didapatkan premenstrual syndrome score secara signifikan menurun setelah mengonsumsi kalsium (p<0,05).

Penelitian ini membuktikan bahwa konsumsi kalsium mengurangi premenstrual syndrome pada perempuan usia 19-24 tahun.

Kata Kunci: Kalsium, premenstrual syndrome


(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF CALCIUM CONSUMPTION TOWARDS PREMENSTRUAL SYNDROME ON 19-24 YEARS OLD WOMEN

Firsty Tasya Evitasari, 2016; Tutor I : Fen Tih, dr., M.Kes Tutor II : Julia Windi, dr., M.Kes

Premenstrual syndrome (PMS) has described as the most common disorder in females. As many as 40% of women experience symptoms of PMS, and some of them report their symptoms to be complex enough to have a deep impact on their physical and social health. Premenstrual syndrome is characterized by rapid changes in mood (e.g. depression, irritability, anger, aggression, crying spells, tension, anxiety) and physical symptoms (e.g. breast tenderness, abdominal discomfort, headache, generalized pain, bloating, edema, fatigue, and insomnia). Improving lifestyles by increasing physical activity anda healthy diet by increasing micronutrient, one of them is calcium can reduce the occurrence of PMS.

The research was quasi experimental with pre and post test design. Data were analyzed with paired “t” test with α = 0.05. Calcium peroral were given in 1000 mg/day dose to women aged 19-24 years old with premenstrual syndrome during 1 menstrual cycle. Premenstrual syndrome was measured by premenstrual syndrome score. The results showed that the average score of premenstrual syndrome was reduced from 15.07 to 10.80, significantly different with “t" test result in p < 0.05.

This research proves that the consumption of calcium reduce premenstrual syndrome in women aged 19-24 years.

Keyword: calcium, premenstrual syndrome


(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita ... 6

2.2 Sistem Hormon Wanita ... 6

2.2.1 Siklus Menstruasi ... 7

2.2.2 Siklus Ovarium ... 8

2.2.3 Fase Folikular ... 10

2.2.4 Fase Luteal ... 13

2.2.4 Fase Endometrium ... 15


(4)

ix

2.3 Premenstrual Syndrome ... 17

2.3.1 Definisi ... 17

2.3.2 Insidensi ... 18

2.3.3 Etiologi ... 18

2.3.4 Gejala Klinik ... 19

2.3.5 Faktor Risiko ... 20

2.3.6 Diagnosis ... 21

2.3.7 Terapi ... 23

2.4 Suplemen Kalsium ... 24

2.5 Fungsi Kalsium ... 25

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Alat dan Subjek Penelitian ... 28

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 28

3.1.2 Subjek Penelitian ... 28

3.1.3 Lokasi dan Waktu ... 28

3.1.4 Ukuran dan Sampel ... 29

3.2 Metode Penelitian ... 29

3.2.1 Desain Penelitian ... 29

3.2.2 Data Yang Diukur ... 29

3.2.3 Analisis Data ... 29

3.3 Variabel Penelitian ... 30

3.3.1 Variabel Penelitian ... 30

3.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.4 Prosedur Penelitian ... 30

3.5 Aspek Etik Penelitian ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Hasil Penelitian ... 32

4.2 Pembahasan ... 33


(5)

x

4.3 Pengujian Hipotesis ... 34

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 36

5.1 Simpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 40

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 45


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gejala-Gejala Sindroma Premenstruasi ... 20 Tabel 2.2 Kebutuhan Kalsium Per Hari ... 25 Tabel 4.1 Rerata Skor Gejala PMS Sebelum dan Sesudah Konsumsi Kalsium .... 32 Tabel 4.2 Uji t Berpasangan Terhadap Premenstrual Score Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Kalsium ... 33


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Organ Genitalia Interna Wanita ... 6

Gambar 2.2 Mekanisme Umpan Balik Hormon-Hormon ... 8

Gambar 2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita ... 9

Gambar 2.4 Shortened Premenstrual Assessment Form ... 22


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Hasil Kadar Kalsium dan Premenstrual Score Pretest dan Posttest ... 36 Lampiran 2 Hasil Analitik Statistik Premenstrual Score “t” Test Berpasangan ... 37 Lampiran 3 Lembar Persetujuan Etik ... 38 Lampiran 4 Kuesioner Premenstrual Score ... 39


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi yang paling sering dikeluhkan oleh sebagian wanita antara lain sindrom premenstruasi, nyeri pada menstruasi, dan siklus menstruasi tidak teratur (Dickerson, 2003). Banyak wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode menstruasi datang, hal ini khususnya sering terjadi pada awal-awal masa dewasa. Gejala-gejala dari gangguan menstruasi mulai dari rasa tidak nyaman pada daerah perut sampai masalah ketidakstabilan emosi, kondisi ini yang dikenal dengan premenstrual syndrome (PMS) (Dickerson, 2003).

Premenstrual syndrome merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita, gejala biasanya timbul 6-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. Mayoritas wanita pada usia reproduktif biasanya mengalami satu atau lebih gejala premenstruasi pada sebagian besar siklus menstruasi. Keparahan dan frekuensi gejala yang dialami bisa berbeda di antara masing-masing siklus. Gejala yang paling parah dan paling sering pada premenstrual syndrome adalah iritabilitas, emosional, dan tingkah laku, depresi, gelisah, kelelahan, konsentrasi berkurang, rasa tidak nyaman pada payudara, dan nyeri di daerah perut (Halbreich, 2007). Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron memainkan peran penting atas bermacam manisfestasi sindrom menstruasi. Premenstrual syndrome (PMS) adalah kombinasi gejala fisik dan psikis yang terjadi sebelum haid dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi serta dialami oleh banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi (Brunner, 2001).


(10)

2

Insidensi atau angka kejadian dari premenstrual syndrome sekitar 80 persen dan studi epidemiologi menunjukkan kurang lebih 20 persen dari wanita usia reproduksi mengalami gejala premenstrual syndrome sedang sampai berat (Freeman, 2007). Sekitar 3-8 persen memiliki gejala hingga parah yang disebut premenstrual dysphoric disorder (PMDD). Bentuk dan intensitas dari gejala-gejala yang terjadi sangat beragam, mulai dari yang ringan sampai yang berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada umumnya premenstrual syndrome meliputi gejala fisik, gejala emosi, dan tingkah laku yang terjadi sebelum terjadi haid dan berakhir sekitar 4 hari setelah keluar darah haid (Tenkir, 2002).

Berdasarkan beberapa penelitian dapat diidentifikasikan ada banyak gejala umum premenstrual syndrome dan yang paling sering dilaporkan, yaitu gejala-gejala fisik seperti sakit kepala, perut kram, sembelit atau diare, sakit punggung dan pinggang, fatigue, pada payudara terjadi nyeri, membengkak dan mengeras, gangguan tidur, sendi atau otot lemas, timbulnya jerawat, pembengkakan tungkai pada kaki, kenaikan nafsu makan, dan berat badan. Gejala psikis dan tingkah laku seperti mudah tersinggung, mudah marah, mood berubah-ubah, menangis tiba-tiba, perubahan libido, pelupa, cemas, depresi, gangguan konsentrasi, dan agresif (Tenkir, 2002).

Faktor-faktor yang memengaruhi premenstrual syndrome diantaranya, usia, psikologis, sosial, biologis, diet, dan defisiensi zat gizi, salah satunya adalah kalsium. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susan Thys tahun 2000, kalsium juga dapat berperan dalam meringankan PMS. Menurut laporan “Archives of Internal Medicine”, diet kaya kalsium dapat menekan risiko terkena PMS sampai 40 persen. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa kalsium dan vitamin D yang membantu absorbsi kalsium dapat mengurangi nyeri hebat pada saat PMS. Hasil yang didapat menyimpulkan bahwa diet tinggi kalsium dapat menolong para wanita terbebas dari PMS (Ramadani, 2011).

1.2Identifikasi Masalah

Apakah konsumsi kalsium membantu mengurangi premenstrual syndrome?


(11)

3 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh konsumsi kalsium terhadap gejala premenstrual syndrome.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk mengembangkan wawasan mengenai pentingnya konsumsi kalsium terhadap premenstrual syndrome dan membuktikan bahwa dengan mengonsumsi kalsium dapat mengurangi gejala premenstrual syndrome.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat bagi masyarakat untuk mengetahui manfaat konsumsi kalsium dalam mengurangi gejala premenstrual syndrome.

1.5Kerangka Pemikiran

Penyebab premenstrual syndrome umumnya tidak diketahui secara pasti. Beberapa teori menunjukkan bahwa PMS terjadi akibat ketidakseimbangan hormon steroid, yaitu antara hormon estrogen dan progesteron dalam fase luteal dan dalam penelitiannya didapatkan penurunan dari hormon progresteron. Selain itu juga defisiensi nutrisi dalam tubuh pada saat fase luteal merupakan penyebab dari PMS, salah satunya adalah kurangnya kalsium. Defisiensi mineral tersebut

berhubungan dengan neuropsikiatri seperti gangguan mood dan gejala fisik (Abdillah, 2010).

Defisiensi zat gizi makro (energi, protein) dan zat gizi mikro dapat memperberat premenstrual syndrome, seperti defisiensi vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat dan salah satunya adalah kalsium (Thys-Jacobs, 2000).

Kalsium sangat berperan penting pada pembentukan tulang dan gigi, kalsium juga memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk


(12)

4

transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, menjaga permeabilitas membran sel, serta untuk mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon– hormon. Berdasarkan hasil penelitian, kalsium juga dapat berperan dalam meringankan premenstrual syndrome (Thys-Jacobs, 2000).

Diet kaya kalsium dapat menekan risiko terkena PMS sampai 40 persen. Kalsium dan vitamin D yang membantu absorbsi kalsium dapat mengurangi nyeri hebat pada saat PMS. Hasil yang didapat menyimpulkan bahwa diet tinggi kalsium dan vitamin D dapat menolong para wanita terbebas dari PMS. Peningkatan asupan kalsium memengaruhi kadar hormon estrogen selama masa menstruasi. Hal ini dapat memengaruhi siklus menstruasi. Penelitian ini menjelaskan bahwa konsumsi kalsium sangat dianjurkan bagi wanita dengan atau tanpa PMS (Thys-Jacobs, 2000).

Kalsium dapat menurunkan eksitabilitas neuromuskular sehingga menurunkan kontraksi otot uterus. Sebaliknya, kurangnya konsentrasi kalsium dapat meningkatkan rangsangan neuromuskular, mengakibatkan meningkatnya kontraksi otot (Almatsier, 2010). Mekanisme yang terjadi yaitu kalsium dapat membantu pelepasan norepinefrin yang akan menempel pada reseptor beta di uterus. Saat norepinefrin menempel pada reseptor akan merangsang peningkatan cAMP mengakibatkan aktivasi protein kinase. Protein kinase yang teraktifasi akan memfosforilasi suatu enzim yang berfungsi untuk menahan kalsium keluar dari sarkoplasma dan melepaskan kalsium dari sitoplasma sehingga miometrium akan relaksasi (Almatsier, 2010).

Kalsium juga memiliki keterkaitan dengan hormon, karena pada dasarnya hormon estrogen memengaruhi metabolisme kalsium, penyerapan kalsium dalam usus, dan memicu fluktuasi siklus menstruasi (Thys-Jacobs, 2000). Kalsium plasma yang pada keadaan normal sekitar 10 mg/dl. Sebagian terikat pada protein dan sebagian dapat berdifusi. Kalsium bentuk bebas terionisasi (Ca2+) dalam cairan tubuh adalah yang terpenting dan diperlukan untuk pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi saraf. Penurunan Ca2+ menimbulkan rangsangan yang terus-menerus pada sel saraf dan sel otot in vivo (Ganong, 2015).


(13)

5

Perubahan kalsium dalam tubuh (hipokalsemia) telah lama dikaitkan dengan gejala PMS, seperti depresi dan kecemasan karena kalsium memiliki pengaruh terhadap regulasi serotonin (Thys-Jacobs, 2000).

1.6Hipotesis

Konsumsi kalsium membantu mengurangi premenstrual syndrome (PMS).


(14)

36 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Konsumsi kalsium membantu mengurangi premenstrual syndrome (PMS).

5.2Saran

Perempuan dengan keluhan premenstrual syndrome dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen kalsium 1000 mg per hari.


(15)

EFEK KONSUMSI KALSIUM TERHADAP

PREMENSTRUAL SYNDROME

PADA PEREMPUAN USIA 19-24 TAHUN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis ini dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FIRSTY TASYA EVITASARI

1310131

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(16)

PENYIISLnヾ

NRP

LEMBAR PERSETU」UAN

:EFEK KONSUMSI KALSILM¨

AP PRaИ

DⅥヌ

FR3鳳

SWDROИ

PADA PEREMPUAN USIA 19‐ 24 TAIIUN

:FIRSTY TASYA EV[TASARI

: 1310131

BANDLING,OKTOBER 2016

YEWⅢ

,

PEMBIMBING UTAMA,

PEMBIMBING KEDUヘ

Julia Windi.こ M.Kes.

NIK:111203

Fen Tih、

こ M.Kes

NK:110630


(17)

IS101SI・ 」と

N

ШVSV工IAtt VÅSVLLÅ ■SIIJ

9 I 0Z reqluo^oN'Eunpueg efes ueele,(ured uer4ueq

'e,{ureueq-reuaqas ue8uep pnq e,(es mi ue1e.(ured'uenpueq

'0i02 unqel

,i

'oN IU I€uors"N uu{rppued rroluel4i uurnlured ueEuep runses

rsuen>losuol ep8es ue8usp ue>lrJsqrp Sued rs4ues €uruoueur €rpesJoq edes 'eduupu r€ueq

{upll

Iul

uuu1e,{u:sd eaqeq mqeloTp Suelepueur eseru eped ellqedy

'ure1 Eue;o uep rse>pldnp u€>lnq uep urpuas e,(es

eKrcA Ilseq ue>lednrsru reueq

q"pp"

1ur rrurllleuad ue.rodel e/r\q€q uoplefuary η

Чttl12祀ンヽ ・

】n tulllIIn UOIЭ l可OpЭ

i sη llnttη

I

IC101t‐I:

I屁鋒IA冨 ぽ 健

ェムSII:

rut qs.tt€qrp ue8uel epue1taq 8ue,( e,(es 'rur ue8ueq

cIIN OWじ

N

NVIIL171NId NVuOdv■

sv工

17VNIS斑

O NVV工

VANIttd


(18)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah :

Nama

: Firsty Tasya Evitasari

NRP

: 1310131

Fakultas

: Kedokteran Umum

menyatakan bahwa

1) Demi

pengembangan

ilmu

pengetahuan,

saya

menyetujui untuk

memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti noneksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas laporan penelitian

saya yang berjudul :

"EFEK KALSIUM TERHAD AP PREMENSTRUAL SYNDROME

PADA PEREMPUAN USIA 19-24 TAHUN"

2)

Universitas

Kristen

Maranatha

Bandung

berhak

menyimpan,

mengalihmediakan

/

mengalihinformatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya

dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.

3)

Saya bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa

melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha bandung, segala bentuk

tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya

ilmiah saya ini.

Demikian penyataan

ini

saya buat dengan sebenarnya

dan untuk

dapat

dipergunakan sebagaimana semestinya.

Bandung, November 2016


(19)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan penyertaan -Nya yang melimpah sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran ( S.Ked ) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Semua bantuan dan dukungan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak sangat berarti dan membantu saya sehingga pengerjaan karya tulis ilmiah ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. dr. Fen Tih, M.Kes selaku dosen pembimbing utama yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberi solusi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

2. dr. Julia Windi, M.Kes selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan masukan, solusi, dan koreksi selama pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

3. Orang tua tercinta, Tomy Subagdja dan Tati Supenti yang telah memberikan banyak dukungan, waktu, ide-ide, doa, kasih sayang, dan semangat yang luar biasa dalam proses penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh teman-teman Antidote 2013 Fakultas Kedokteran yang telah memberikan dukungan.

5. Saudara terkasih Firza Tasya Ivyolata dan Moch. Firras Taqi Subagja yang selalu memberikan semangat selama penelitian dan penulisan.

6. Inyoman Mahayekti, Fakhri Firman, Mohammad Yogi Eka, dan Nathanael Jaya, sahabat terbaik yang selalu memberi semangat, mengingatkan, mendukung, membantu, dan selalu mendoakan.


(20)

vii

7. Alfred Tri Susanto, Allisa Amelia, dan Doni Surya, teman seperjuangan KTI yang bersama-sama berjuang dan saling memberi semangat selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

8. Dandy Pasandha, Annisa Aurum, Chintya, Rizkiya Deya, Felicitas Anindya Putri, Ganesa Eka, Gorga Sihombing, Patricia Helen, Jessica Natasya, Mella Venia, Melvi Yovianti, Michelle Guido, Andani Putri, Puput Fatimah, Putri Ratriviandhani, Rivina Anggraeni, Raymond Sebastian, Reevaldo Calvin, Risya Juniarti, Sheila Tamara, Yosep A. Tarong, sahabat seperjuangan Nitric Oxide yang selalu memberikan dukungan penuh dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

9. Pihak-pihak lain yang tidak tersebut namanya yang telah membantu saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kiranya Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan karya tulis ini. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat membantu dan berguna bagi yang membutuhkan.

Bandung, 24 Oktober 2016

Penulis


(21)

37

DAFTAR PUSTAKA

Allen, S. 2010. The Shortened Premenstrual Assessment Form. J Reprod Med, 36, 549-52.

Abdillah, T. J. 2010. Kadar Serum Magnesium Terhadap Gambaran Sindrom Premenstruasi yang Dinilai dengan Premenstrual Syndrome Scale Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, S., Soeterdjo, S. dan Soekarti, M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta, PT Gramedi Pustaka Utama.

Amjad, A., Kumar, R., Mazher. 2014. Socio-Demographic Factors and Premenstrual Syndrom among Woman attending a Teaching Hospital in Islamabad, Pakistan. J Pioneer Med Sci, 4,4.

Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. L. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong (24th ed.). Jakarta: EGC Medical.

Biohealth Indonesia, 2007. Siklus Menstruasi Wanita. From :

http://www.BioHealthWorld.com

Bobak , L. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carsten, M. E., & Miller, J. D. (1990). Uterine Function Molecular and Cellular Aspects. Los Angeles: Plenum Press.

Cunningham, F.Gary, et al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Das K, Chowdhury AR. Metallic ion concentration during menstrual cycle in normally menstruating women. Indian J Med Sci 1997;51:52-4.

Depkes. 2006. Glosarium : Data dan Informasi Kesehatan, Jakarta, Pusat Data dan Informasi Depkes RI.

Devi, M. 2009. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi pada Remaja Putri. Teknologi dan Kejuruan, 32, 11.


(22)

38

Dickersonet al. 2003. Premenstrual syndrome, Journal American Family Physician. 67 (8). pp. 1743-1751.

Frank J. 2005. Premenstrual Syndrome (PMS). Melalui http://www.emedicinehealth.com/premenstrual_syndrome_pms/article_em .htm. Diunduh tanggal 10 Agustus 2016.

Freeman, E. W. 2007. Epidemiology and Etiology of Premenstrual Syndrome. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 20th Ed. Jakarta: EGC; 2015:406. Glasier, A. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Repdroduksi, Edisi 4, Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Granner, D.K., 2003. Hormon yang Mengatur Metabolisme Kalsium. In: Murray, R.K., et al, eds. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: EGC, 539.

Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2006.

Heaney, R.P., 2000. Calcium, Dairy Products and Osteoporosis. Journal of the American College of Nutrition, 19(2): 83S–99S.

Herawati, M. 2009. Psikologi Ibu & Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Jacob, S. T., Starkey, P., Bernstein, D., & Tian, J. (1998). Calcium Carbonate and The Premenstrual Syndrome:Effects on premenstrual and menstrual symptoms. American Journal of Obstetrical & Gynecology, 444-52.

Manuaba, I. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Moore, K. L., Dalley, A. F., & Agur, A. M. (2010). Clinically Oriented Anatomy. Philadelphia.

Prawirohardjo, Sarwono., (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Ramadani, M. 2011. Hubungan Aktivitas Fisik, Asupan Kalsium dan Magnesium dengan Sindrom Pramenstruasi Mahasiswi PSIKM FK UNAND Tahun 2011. FKM Universitas Andalas. Padang.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari sel ke sistem (Vol. 6th). (N. Yesdelita, Penyunt., & B. U. Pendit, Penerj.) Shenton way, Singapore: Cengage learning asia PTE.


(23)

39

Tenkir, A., Fisseha, N. dan Ayele, B. 2002. Premenstrual Syndrome Prevalence and Effect on Academic and Social Performances of Students in Jimma University,Ethiopia. Ethiopjournal health : Dev, ; 17 pp. 181-188.

Thys-Jacobs, S. 2000. Review : Micronutrients and The Premenstrual Syndrome: the Case for Calcium. J Am Coll Nutr, 19, 220-7.

Saryono dan Sejati, W. 2009. Sindrom Premenstruasi, Yogyakarta, Nuha Medika. Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Singapore:

Elsevier.

Wortman,C.B., Lotfus, E.F., Weaver,C. (2007). Psychology. Edisi 5. USA: The McGraw-Hill Company.


(1)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah :

Nama

: Firsty Tasya Evitasari

NRP

: 1310131

Fakultas

: Kedokteran Umum

menyatakan bahwa

1) Demi

pengembangan

ilmu

pengetahuan,

saya

menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti noneksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas laporan penelitian saya yang berjudul :

"EFEK KALSIUM TERHAD AP PREMENSTRUAL SYNDROME

PADA PEREMPUAN USIA 19-24 TAHUN"

2) Universitas Kristen

Maranatha

Bandung

berhak

menyimpan,

mengalihmediakan

/

mengalihinformatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya

dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.

3)

Saya bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa

melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha bandung, segala bentuk

tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya

ilmiah saya ini.

Demikian penyataan

ini

saya buat dengan sebenarnya

dan untuk

dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

Bandung, November 2016


(2)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan penyertaan -Nya yang melimpah sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran ( S.Ked ) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Semua bantuan dan dukungan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak sangat berarti dan membantu saya sehingga pengerjaan karya tulis ilmiah ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. dr. Fen Tih, M.Kes selaku dosen pembimbing utama yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberi solusi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

2. dr. Julia Windi, M.Kes selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan masukan, solusi, dan koreksi selama pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

3. Orang tua tercinta, Tomy Subagdja dan Tati Supenti yang telah memberikan banyak dukungan, waktu, ide-ide, doa, kasih sayang, dan semangat yang luar biasa dalam proses penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh teman-teman Antidote 2013 Fakultas Kedokteran yang telah memberikan dukungan.

5. Saudara terkasih Firza Tasya Ivyolata dan Moch. Firras Taqi Subagja yang selalu memberikan semangat selama penelitian dan penulisan.

6. Inyoman Mahayekti, Fakhri Firman, Mohammad Yogi Eka, dan Nathanael Jaya, sahabat terbaik yang selalu memberi semangat, mengingatkan, mendukung, membantu, dan selalu mendoakan.


(3)

vii

7. Alfred Tri Susanto, Allisa Amelia, dan Doni Surya, teman seperjuangan KTI yang bersama-sama berjuang dan saling memberi semangat selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

8. Dandy Pasandha, Annisa Aurum, Chintya, Rizkiya Deya, Felicitas Anindya Putri, Ganesa Eka, Gorga Sihombing, Patricia Helen, Jessica Natasya, Mella Venia, Melvi Yovianti, Michelle Guido, Andani Putri, Puput Fatimah, Putri Ratriviandhani, Rivina Anggraeni, Raymond Sebastian, Reevaldo Calvin, Risya Juniarti, Sheila Tamara, Yosep A. Tarong, sahabat seperjuangan Nitric Oxide yang selalu memberikan dukungan penuh dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini.

9. Pihak-pihak lain yang tidak tersebut namanya yang telah membantu saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kiranya Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan karya tulis ini. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat membantu dan berguna bagi yang membutuhkan.

Bandung, 24 Oktober 2016

Penulis


(4)

37

DAFTAR PUSTAKA

Allen, S. 2010. The Shortened Premenstrual Assessment Form. J Reprod Med, 36, 549-52.

Abdillah, T. J. 2010. Kadar Serum Magnesium Terhadap Gambaran Sindrom

Premenstruasi yang Dinilai dengan Premenstrual Syndrome Scale Skripsi,

Universitas Sumatera Utara.

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, S., Soeterdjo, S. dan Soekarti, M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur

Kehidupan. Jakarta, PT Gramedi Pustaka Utama.

Amjad, A., Kumar, R., Mazher. 2014. Socio-Demographic Factors and Premenstrual Syndrom among Woman attending a Teaching Hospital in Islamabad, Pakistan. J Pioneer Med Sci, 4,4.

Barrett, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. L. (2012). Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran Ganong (24th ed.). Jakarta: EGC Medical.

Biohealth Indonesia, 2007. Siklus Menstruasi Wanita. From :

http://www.BioHealthWorld.com

Bobak , L. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carsten, M. E., & Miller, J. D. (1990). Uterine Function Molecular and Cellular

Aspects. Los Angeles: Plenum Press.

Cunningham, F.Gary, et al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Das K, Chowdhury AR. Metallic ion concentration during menstrual cycle in normally menstruating women. Indian J Med Sci 1997;51:52-4.

Depkes. 2006. Glosarium : Data dan Informasi Kesehatan, Jakarta, Pusat Data dan Informasi Depkes RI.

Devi, M. 2009. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kejadian Sindrom

Pramenstruasi pada Remaja Putri. Teknologi dan Kejuruan, 32, 11.


(5)

38

Dickersonet al. 2003. Premenstrual syndrome, Journal American Family

Physician. 67 (8). pp. 1743-1751.

Frank J. 2005. Premenstrual Syndrome (PMS). Melalui http://www.emedicinehealth.com/premenstrual_syndrome_pms/article_em .htm. Diunduh tanggal 10 Agustus 2016.

Freeman, E. W. 2007. Epidemiology and Etiology of Premenstrual Syndrome. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 20th Ed. Jakarta: EGC; 2015:406. Glasier, A. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Repdroduksi, Edisi 4, Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Granner, D.K., 2003. Hormon yang Mengatur Metabolisme Kalsium. In: Murray, R.K., et al, eds. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: EGC, 539.

Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2006.

Heaney, R.P., 2000. Calcium, Dairy Products and Osteoporosis. Journal of the American College of Nutrition, 19(2): 83S–99S.

Herawati, M. 2009. Psikologi Ibu & Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Jacob, S. T., Starkey, P., Bernstein, D., & Tian, J. (1998). Calcium Carbonate and The Premenstrual Syndrome:Effects on premenstrual and menstrual symptoms.

American Journal of Obstetrical & Gynecology, 444-52.

Manuaba, I. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk

Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Moore, K. L., Dalley, A. F., & Agur, A. M. (2010). Clinically Oriented Anatomy. Philadelphia.

Prawirohardjo, Sarwono., (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Ramadani, M. 2011. Hubungan Aktivitas Fisik, Asupan Kalsium dan Magnesium

dengan Sindrom Pramenstruasi Mahasiswi PSIKM FK UNAND Tahun 2011.

FKM Universitas Andalas. Padang.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari sel ke sistem (Vol. 6th). (N. Yesdelita, Penyunt., & B. U. Pendit, Penerj.) Shenton way, Singapore: Cengage learning asia PTE.


(6)

39

Tenkir, A., Fisseha, N. dan Ayele, B. 2002. Premenstrual Syndrome Prevalence

and Effect on Academic and Social Performances of Students in Jimma University,Ethiopia. Ethiopjournal health : Dev, ; 17 pp. 181-188.

Thys-Jacobs, S. 2000. Review : Micronutrients and The Premenstrual Syndrome:

the Case for Calcium. J Am Coll Nutr, 19, 220-7.

Saryono dan Sejati, W. 2009. Sindrom Premenstruasi, Yogyakarta, Nuha Medika. Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Singapore:

Elsevier.

Wortman,C.B., Lotfus, E.F., Weaver,C. (2007). Psychology. Edisi 5. USA: The McGraw-Hill Company.