HARUN NASUTION DALAM PEMIKIRAN ISLAM RASIONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN MASYARAKAT MUSLIM INDONESIA (1970-1998).

(1)

HARUN NASUTION DALAM PEMIKIRAN ISLAM RASIONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN MASYARAKAT MUSLIM

INDONESIA (1970-1998) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

oleh Siti Nurbaeti

1001527

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

HARUN NASUTION DALAM PEMIKIRAN ISLAM RASIONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBANGUNAN MASYARAKAT MUSLIM

INDONESIA (1970-1998)

Oleh SITI NURBAETI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Siti Nurbaeti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dlindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Harun Nasution dalam Pemikiran Islam Rasional dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998)”. Penelitian ini berbicara mengenai pemikiran Islam rasional Harun Nasution dan pengaruhnya terhadap masyarakat muslim di Indonesia. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode historis, karena permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan yang berkaitan dengan masa lalu. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan metode historis ini adalah heuristik, kritik, interpretasi, serta historiografi. Adapun teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah dengan menggunakan studi literatur, sebagai suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang relevan dengan permasalahan yang dikaji, sehingga diperoleh data yang dibutuhkan untuk penelitian skripsi ini. Hasil pene litian menunjukkan bahwa Harun Nasution adalah seorang tokoh pembaharu pemikiran Islam yang rasionalis. Harun mendapatkan pengaruh dari beberapa tokoh pemikir modern, khususnya dari Muhammad Abduh dengan paham Mu’tazilahnya. Perkembangan pemikiran Harun Nasution juga ditunjang dengan pendidikan agamanya yang didapatkan dari Barat. Mengenai pemikirannya mengenai Islam rasional, Harun Nasution berpendapat bahwa Islam sesungguhnya merupakan agama yang rasional, di mana kedudukan akal mendapatkan tempat yang tinggi, tetapi tetap tidak melampaui wahyu. Harun Nasution meyakini bahwa salah satu penyebab kemunduran Islam adalah kesalah pahaman teologi yang dipahami oleh kebanyakan masyarakat muslim, di mana paham tradisional yang dianut kebanyakan masyarakat muslim merupakan penghambat untuk kemajuan peradaban Islam karena terpeliharanya taklid dan jummud. Dengan demikian, Harun berpendapat bahwa, perubahan teologi merupakan salah satu jalan untuk memajukan kembali kejayaan Islam, dan teologi rasional inilah yang tepat untuk menunjang perkembangan masyarakat muslim yang sedang membangun. Adapun upaya yang dilakukan Harun Nasution untuk mengimplementasikan pemikirannya ini adalah melalui jalur pendidikan. Khususnya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan berusaha mengubah formasi kurikulumnya yang dipengaruhi oleh pemikirannya sehingga melahirkan generasi- generasi yang berpikiran rasional. Meskipun demikian, pengaruh dari pemikiran Harun Nasution ini menimbulkan pro kontra. Dukungan datang dari mereka kalangan atas, adapun tanggapan negatif datang dari mereka masyarakat awam, khususnya mereka yang masih memegang erat ajarannya yang masih


(5)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

tradisional, sehingga pengaruh dari pemikirannya hanya terbatas pada mereka kalangan intelektual dan mereka yang mendapatkan pendidikan modern.

ABSTRACT

This essay entitled “Harun Nasution in Thought of Rational Islam and his Influence towards the Indonesian Islamic Community Development (1970-1998)”. The main problem discussed in this essay is how Harun Nasution’s thought of rational Islam and his influence towards the Indonesian Islamic community development. That main problem is the main base of the research in this essay. The method used to answer the main problem above is historical method, because the problem investigated is the problem related to the past. The steps in historical method are heuristics, critics, interpretation, and historiography. The technique used in the essay is literary study, as a way used to acquire the relevant data related to the problem. The result of the research shows that Harun Nasution is an Islam rationalist reformer. Harun is influenced by some reformers, especially from Muhammad Abduh with his Mu’tazilah concept. Harun Nasution’s thought development is also supported by his religious education he acquired from the West. Harun thought that Islam is actually a rational religion, where intelligence gets the high position, but not over the revelation. Harun Nasution convinces that one of the reasons of the decline of Islam is the theology misunderstanding by the Moslem community, where the traditional concept they believed is the obstacle because of taqlid and jummud. So Harun thought that, the theology change is one of ways to promote the glory of Islam and this rational theology is the best way to support the Indonesian Islamic community development. This Harun’s thought of rational Islam is written on his works in books and articles. The efforts Harun did to implement his thought is through education. Especially in IAIN Syarif Hidayatullah, Harun atte mpts to change the curriculum formation using his thought, so it creates new generations. However, the influence of this Harun Nasution’s thought has pro and contra. The support comes from high class people and the negative responses come from middle class people, especially those who still believe in traditional doctrine, so the influence of Harun’s thought is restricted only to them, the intellect people and society who get modern education.


(6)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Metode Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Teori Difusi ... 13

B. Tokoh dan Perubahan Sosial ... 16

C. Pemikiran dan Perubahan Sosial ... 22

D. Penelitian Terdahulu... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Metode dan Teknik Penelitian ... 37

1. Metode Penelitian ... 37

2. Teknik Penelitian ... 43

B. Persiapan Penelitian... 43

1. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian ... 43

2. Penyusunan Rancangan Penelitian ... 44


(7)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

4. Persiapan Perlengkapan Penelitian ... 45

5. Proses Bimbingan ... 45

6. Pelaksanaan Penelitian ... 46

BAB IV PENGARUH PEMIKIRAN ISLAM RASIONAL HARUN NASUTION TERHADAP PEMBANGUNAN MASYARAKAT MUSLIM INDONESIA (1970-1998)... 49

A. Latar Belakang Kehidupan Harun Nasution ... 49

1. Latar Belakang Keluarga Harun Nasution ... 49

2. Latar Belakang Pendidikan Harun Nasution ... 52

3. Karier Harun Nasution ... 57

4. Karya-Karya Harun Nasution ... 59

B. Pemikiran Islam Rasional Harun Nasution ... 63

1. Harun Nasution dan Aliran Mu’tazilah ... 63

2. Harun Nasution dan Muhammad Abduh ... 70

3. Pemikiran Islam Rasional Harun Nasution ... 74

a. Islam Rasional ... 74

b. Kedudukan Akal ... 81

c. Fungsi Wahyu ... 83

C. Upaya-Upaya yang Dilakukan Harun Nasution dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998) ... 85

1. Islam Politik menuju Islam Tasawuf... 85

2. Teologi Masyarakat Muslim Indonesia ... 88

3. Bidang Pendidikan... 93

4. Perguruan Tinggi Islam ... 98

5. Tradisi Intelektual... 103

6. Masyarakat Muslim Indonesia dan Pemikiran Harun Nasution ... 108


(8)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 113

A. Simpulan ... 113

B. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998


(10)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India yang bertujuan untuk menentang pengaruh-pengaruh kehidupan Barat yang telah masuk dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

Biasanya istilah “pembaharuan Islam” dipergunakan untuk semua gerakan

yang bertujuan memperbaharui cara berpikir dan cara hidup umat Islam (Wildan, 1995: 16). Akhir abad 19, di Sumatra terjadi pergolakan antara kaum tua dan kaum muda, dimana kaum muda menganggap bahwa dalam melaksanakan tata

cara ibadah, kaum tua masih bercampur dengan bid’ah yang tidak sesuai dengan

ajaran al-Quran dan Sunnah. Para pembaru memandang, ajaran Islam harus dibersihkan dari berbagai macam distorsi sebagai akibat dari proses dialog yang tidak sehat antara ajaran normatif Islam dengan realitas empirik yang mengiringi perjalanan sejarah komunitas Muslim (Zubaedi, 2007:152).

Salah satu tujuan dari pembaharuan pemikiran Islam yang dilakukan oleh kalangan modernis adalah melakukan perlawanan terhadap tradisionalisme Islam. Konsep tradisional memberikan kesan bahwa segala yang berb au tradisi masih melekat dalam sendi kehidupan masyarakat. Masalah- masalah yang sebelumnya tidak ada bermunculan dengan pesat. Armstrong (dalam Pratama, 2009:2) mengatakan bahwa :

Munculnya sufisme yang menyimpang, suasana politik Islam yang semakin jauh dari prinsip egitarianisme Islam; aqidah yang menyimpang; bid’ah; khurafat; tarekat-tarekat kebathinan; tertutupnya pintu ijtihad; dan taqlid adalah masalah- masalah yang dihadapi oleh umat Islam terutama golongan Sunni.

Tradisi dalam Bahasa Indonesia berarti adat kebiasaan yang turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat; penilaian atau


(11)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar. Seperti yang dikatakan Deliar Noer (1982: 242) bahwa “ Konsep Islam tradisional adalah kelompok Islam yang masih mempertahankan tradisi sebagai bagian dari

aktivitas keagamaannya”. Oleh karena itu, Tradisi yang melekat pada masyarakat

Islam Indonesia tidak bisa dihilangkan dengan mudah seiring munculnya gerakan pembaharu yang dilakukan oleh kelompok modern.

Tercatat beberapa tokoh maupun organisasi masyarakat yang terlibat dalam upaya memodernisasikan umat Islam, seperti Jamaluddin al-Afghani, M. Abduh, M. Rasyid Ridha dan lain- lain. Adapun di Indonesia, Muhammadiyah adalah salah satunya, untuk melawan tradisionalisme Islam, Muhammadiyah tidak menggunakan cara-cara otoriter, melainkan dengan menggunakan pendekatan yang lebih rasionalis. Dengan pendekatan seperti itulah Muhammadiyah melawan berbagai praktek keagamaan yang tidak ada aturannya dalam al-Quran maupun Sunnah Nabi (Wildan, 1995:21).

Terdapat beberapa konsep yang menjadi ciri dari Islam tradisional, diantaranya adalah mempertahankan tradisi pada kondisi kebudayaan tertentu, yang telah berakulturasi dengan nilai- nilai daerah tertentu dan dianggap sebagai bagaian dari konsep keagamaan. Selain itu, ada juga konsep Ijtihad, dimana tertutupnya pintu Ijtihad bagi umat Islam yang menurut golongan tradisional sebagai konsekuensi dari tidak adanya sosok pembaharu yang memenuhi syarat untuk melakukan Ijtihad (Mujtahid) (Zuhri, 1976 : 15).

Selain dua konsep di atas, Madzhab juga menjadi salah satu ciri dari konsep Islam tradisional. Penerapan Madzhab memiliki posisi penting karena implementasinya tidak hanya di tataran ideologi (faham) namun juga pada tingkatan praksis (Qomar, 2002: 9). Madzhab menjadi tradisi pada masyarakat Islam tradisional, dimana salah satu dari beberapa Madzhab diikuti oleh masyarakat dan menjadi pedoman dalam menjalankan ibadah yang mereka yakini, misalnya mereka mengikuti apa yang dikatakan Kiai tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya sehingga sering disebut dengan Taklid.


(12)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Kesadaran beragama masyarakat Indonesia semakin meningkat setelah tahun 1965. Perubahan persepsi angkata n tua para tokoh Islam modernis menyebabkan lingkungan agama lebih mudah berubah. Angkatan tua kehilangan kepercayaan diri yang pernah mereka miliki di tahun-tahun awal abad XX. Kepercayaan mereka bahwa seseorang yang ditunjukkan kebenaran Islam menurut interpretasi mereka akan dengan sendirinya memeluk interpretasi itu telah pudar. Hal ini terjadi karena kurang berkembangnya (meskipun sangat penting) interpretasi Islam kaum modernis dan reaksi bermusuhan yang terkadang ditimbulkan oleh interpretasi tersebut (Ricklefs, 2008:589).

Pada tahun 1970, ada perkembangan baru pada peta pembaruan Islam di Indonesia. Saat itu di kalangan pembaru Islam Indonesia, muncul pemikiran yang berusaha mencari rumusan tentang wajah Islam yang bisa kondusif dengan perubahan sosial. Perhatian mereka mulai saat itu beralih dari lokus Islam politik ke Islam kultural (Zubaedi, 2007 : 153).

Seperti yang dikemukakan Ricklefs (2008: 589) bahwa :

Banyak kaum modernis mengalihkan perhatian mereka dari politik ke dakwah. Dengan begitu, mereka berharap Islamisasi masyarakat Indonesia akan dapat disempurnakan. Mereka rasa, hanya dengan cara ini, Islam suatu saat nanti akan benar-benar mengatur kehidupan berbangsa. Sikap ini menyebabkan banyak umat Islam yang taat mencurahkan tenaga mereka ke lembaga pendidikan dan kesejahteraan.

Secara umum pada periode pertama Orde Baru antara tahun 1967-1976, sikap Soeharto terhadap umat Islam tidak terlalu positif. Selain terlihat dari usaha-usahanya memperlemah kekuatan-kekuatan politik Islam, baik dari sayap modernis maupun tradisionalis. Kecurigaan Soeharto terhadap kelompok Islam juga diperlihatkan dengan tidak melibatkan para pemimpin Muslim berpengaruh dalam lingkaran kekuasaannya (Bachtiar, 2011 : 55).

Seperti yang dikemukakan Putra (2008 : 185) bahwa “Posisi umat Islam dan pemerintah era Orde Baru periode pertama berada dalam posisi berhadapan

(vis a vis)”. Pada pertengahan pemerintah Orde Baru, sekitar tahun 1980-an, sikap


(13)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

umat Islam sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari fenomena sosial dari tahun 80-an berupa terjadinya Islamisasi birokrasi (Putra, 2008 :192).

Perubahan polarisasi kelompok muslim di Indonesia terus mengalami perkembangan. Jika sebelumnya terdapat kelompok Tradisional dan Modern, maka sepanjang masa Orde Baru, muncul juga kelompok Dakwah dan Pembaruan. Dengan perubahan sikap pemerintah yang mulai akomodatif terhadap umat Islam, maka pada tahun 1990, Soeharto menghendaki pendirian ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim). Tahun 1990-an, Soeharto memperlihatkan dukungan yang nyata bagi perkembangan Islam di tanah air yang juga ditandai dengan sejumlah tindakan dan kebijakan ( Putra, 2008 : 194).

Batas-batas ideologis dari kelompok dakwah dan pembaruan semakin terlihat memudar dengan berdirinya ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim) tahun 1990. Berdirinya ICMI sejak semula memang dipicu oleh kegundahan generasi muda intelektual Muslim melihat polarisasi yang cukup tajam antara kelompok dakwah dan pembaruan. Saat itu muncul komunitas-komunitas intelektual Muslim yang satu sama lain saling bersaing dan bahkan ada yang saling bertentangan (Bachtiar, 2011: 73).

Sejalan dengan arah perubahan pola kehidupa n politik, perkembangan pemikiran Islam cenderung bersifat rasional dan Fungsional. Hal ini dapat dilihat dalam tema umum pembaharuan pemikiran Islam diseputar reaktualisasi, kontekstualisasi dan pembumian ajaran Islam (Putra, 2008 : 188).

Salah satu pemikir di Indonesia yang mempelopori pembaharuan pemikiran Islam pada tahun 1970-an adalah Harun Nasution. Dia dipandang sebagai tokoh Islam rasionalis di Indonesia yang fokus akan relevansi agamanya bagi dunia modern. Harun Nasution menyadari adanya ketertinggalan pembaharuan pemikiran akibat pengaruh perkembangan pemikiran tradisional yang masih kuat.


(14)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Harun Nasution mengatakan bahwa pembaruan merupakan terjemahan bahasan Barat “modernisasi” atau dalam bahasa arab al-tajdid, mempunyai

pengertian “pikiran, gerakan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam

dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern”. Dengan jalan itu pemimpin-pemimpin Islam modern mengharap akan dapat melepaskan umat Islam dari suasana kemunduran kepada kemajuan. (Nasution, 1982: 1 ).

Dalam pemikiran rasional agamis manusia punya kebebasan, akal mempunyai kedudukan tinggi dalam memahami ajaran-ajaran Al-Qur’an dan hadis. Sedangkan dalam pemikiran tradisional, peran akal tidak begitu menentukan untuk memahami ajaran Al Qur’an dan hadis. Pemikiran tradisional

bukan saja terikat pada Al Qur’an dan hadis tetapi juga pada ajaran-ajaran hasil

ijtihad Ulama Zaman Klasik yang jumlahnya sangat banyak. Karenanya, pemikiran tradisional sulit menyesuaikan diri dengan perkembangan modern sebagai hasil dari filsafat, sains dan teknologi (Muzani, 1996: 7).

Menurut Harun Nasution, masyarakat Indonesia keliru, Islam terkesan sempit hal ini karena salah pengertian tentang hakekat Islam, seharusnya Islam dikenal secara utuh tidak terpotong-potong sehingga ia terlihat sangat luas dan kesan ini harus dihilangkan. Harun Nasution juga berpendapat bahwa yang menjadi penyebab kemunduran umat Islam di Indonesia adalah Asy’arisme yang sangat bersifat jabariah. Seperti yang terdapat pada tulisannya yaitu “ajaran jabariah yang terdapat dalam teologi Islam mulai pula mempunyai pengaruhnya kepada umat Islam abad pertengahan. Ajaran tawakal yang dibawa tarekat sufi menghilangkan dinamika umat Islam, dan sebagai gantinya timbullah sikap pasif dikalangan umat “. Karena alasan itulah Harun Nasution menghubungkan antara peran akal dan wahyu. Akal menurutnya sangat penting dan bebas dalam pandangan Al-Quran. Harun yang mendapatkan pendidikan Barat, berusaha untuk menggabungkan ilmu dari timur dan Barat dengan memunculkan konsep


(15)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

pembaharuan Islam untuk membangun masyarakat Islam Indonesia (Hamid dan Ahzab, 2003:355).

Di Indonesia, terdapat tiga arus gelombang pembaharuan pemikiran Islam, yaitu kelompok tradisionalis, kelompok modernis, dan kelompok neomodernis. Yang pertama adalah kelompok tradisionalis, Nahdhatul Ulama (NU) adalah salah satu wadah terbesar kelompok muslim tradisionalis (Bachtiar, 2011: 22). Kelompok ini berupaya mempertahankan nilai- nilai yang telah ada dari tradisi nenek moyang dan sedapat mungkin bisa dipadukan dengan agama. Kedua adalah kelompok modernis, kelompok ini muncul sebagai kritikan terhadap kelompok tradisionalis, dimana kelompok ini memiliki pandangan bahwa, akibat dari proses historis, maka nilai- nilai yang terdapat dalam agama Islam telah banyak bergeser akibat dari nilai- nilai yang ada pada tradisi nenek moyang. Karena perdebatan-perdebatan yang terjadi antara kaum tradisionalis dan modernis inilah yang melatar belakangi munculnya kelompok yang ketiga yaitu kelompok neomodernis. Kaum neomodernis ini menganggap bahwa perdebatan yang terjadi antara dua kelompok ini mengakibatkan umat Islam tidak melakukan sesuatu yang dapat mengusung nilai tambah bagi kemajuan Islam ke depan.

Islam rasional merupakan salah satu bentuk dari pemikiran Neomodernisme. Kaum pembaru Neomodernisme lebih memberikan perhatian kepada persiapan mental umat Islam dalam menanggapi soal-soal pembangunan tanpa berbicara secara kritis tentang pembangunan itu sendir i. Landasan epistimologis Islam rasional adalah keyakinan bahwa pada dasarnya Islam itu bersifat rasional. Rasionalitas dianggap sebagai entitas paling akhir dan paling menentukan terhadap kebenaran sebuah preposisi Islam. Yang dicari dalam Islam rasional ini adalah ditemukannya pengetahuan mendasar mengenai Islam (ilmu keIslaman rasional), untuk mendapatkan keyakinan / kepercayaan rasional (iman yang rasional), dan menghasilkan tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan secara epistimologis (amal yang rasional) (Zubaedi, 2007 : 155-156).


(16)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Teologi rasional adalah kajian yang ingin memahami hubungan antara Tuhan dengan manusia dan alam atas dasar wahyu juga akal manusia. Bagi kelompok Teologi Rasional akal adalah sumber pengetahuan (Mastury, 1989 : 71). Menurut Harun Nasution, akal mampu menjawab masalah mengenai Tuhan, kewajiban mengenai Tuhan, mengetahui yang baik dan jahat, dan kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang jahat. Sedangkan fungsi wahyu dalam pandangan Harun Nasution adalah sebagai pe lengkap apa saja yang dapat diketahui manusia melalui penggunaan akalnya. (Zubaedi, 2007 : 158).

Berdasarkan paparan diatas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji mengenai pengaruh pemikiran Harun Nasution yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat muslim Indonesia dengan alasan :

Pertama, terdapat permasalahan mengapa pemikiran Harun Nasution dalam memasuki analisis kalam (rasional), dianggap lebih liberal daripada Mu’tazilah.

Kedua, Harun Nasution dipandang sebagai seorang intelektual muslim yang sangat rasional, dimana perkembangan pemikirannya ditujukan untuk kemajuan umat muslim yang dipandangnya masih terikat dengan pemikiran yang tradisional sehingga tidak ada kemajuan dalam perkembangan pemikiran Islam. Islam rasional muncul dalam sejarah pemikiran Islam di Indonesia diantaranya berkat kontribusi Harun Nasution dalam membuka agenda akal untuk memahami wahyu (Zubaedi, 2007 : 157).

Ketiga, Harun Nasution adalah salah satu sosok penting dari kaum intelektual muslim Indonesia dimana dengan pemikiran pembaharuan keIslamannya, ia meletakkan dasar-dasar rasionalitas yang kuat bagi munculnya intelektualisme Islam di Indonesia (Zubaedi, 2007 : 157).

Keempat, sudah banyak kajian yang dilakukan tentang pemikiran Harun Nasution dengan tinjauan berbagai aspeknya. Namun, belum ada penelitian yang


(17)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

membahas mengenai pengaruh dari pemikiran Harun Nasution terhadap pembangunan masyarakat muslim Indonesia.

Berangkat dari uraian- uraian dan alasan diatas, menarik bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh pemikiran Harun Nasution mengenai Islam rasional, maka penulis mencoba merumuskannya dalam sebuah judul penelitian “Harun Nasution dalam Pemikiran Islam Rasional dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970 - 1998)”.

Berdasarkan judul diatas, dibawah ini akan dipaparkan penjelasan dari istilah- istilah yang terdapat pada judul penelitian.

Pertama, Pemikiran atau ideologi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pemikiran adalah suatu proses atau cara; sesuatu yang diterima seseorang dan dipakai sebagai pedoman, sebagaimana diterimanya dari masyarakat sekelilingnya.

Adapun ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat atau kejadian yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Seperti halnya dalam penelitian ini, hendak dikaji mengenai pemikiran dari Harun Nasution tentang Islam Rasional. Dimana tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui bagaimana pengaruh pemikiran Harun Nasution bisa diterima atau dipakai oleh masyarakat muslim Indonesia.

Kedua, Rasional. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang disebut dengan rasional adalah menurut pikiran dan pertimbangan yang lo gis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal. Adapun untuk orang yang menganut paham rasionalisme disebut Rasionalis.

Kebanyakan pendapat menyatakan bahwa Harun Nasution adalah seorang rasionalis. Dimana pendapat itu didasarkan pada hasil pemikirannya mengenai Islam rasional. Harun Nasution berpendapat bahwa ketertinggalan umat muslim di Indonesia dikarenakan terlalu terikatnya dengan ajaran yang telah ada, yaitu


(18)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

ajaran Islam yang tradisional, dimana seorang Imam atau pemimpin adalah satu-satunya sumber informasi mengenai ajaran Islam. Jadi, Harun Nasution berpendapat bahwa perlu ditingkatkannya kemampuan berijtihad untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman dimana Al-Quran dan Sunnah Rasul tetap menjadi pedoman yang utama.

Ketiga, Harun Nasution. Harun Nasution adalah salah satu dari banyak intelektual muslim Indonesia. Dimana Harun Nasution sering disebut sebagai pemikir Islam Liberal kontemporer paling terkemuka di Indonesia karena pemikirannya. Nasution menyerukan kebangkitan kembali semangat modernis yang dalam pendapatnya, telah membebaskan kaum Muslim dari keletihan intelektual mereka.

Keempat, Islam. Islam merupakan agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. berpedoman pada kitab suci Alquran yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah Swt. Islam dalam penelitian ini menjadi salah satu konsep utama. Dimana Islam rasional adalah maksud dari pemikiran Harun nasution. Pemikiran ini ditujukan pada masyarakat muslim Indonesia dimana Harun Nasution berpendapat bahwa muslim Indonesia mengalami kemandegan diakibatkan oleh ajaran yang tradisional.

Kelima, Pengaruh. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Kata pengaruh berarti daya yang ada atau timbul dari sesuatu atau orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Jadi, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemikiran Harun Nasution terhadap pembentukan watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang yang ditimbulkan dari pemikiran tokoh tersebut.

Keenam, Masyarakat. Masyarakat berarti sejumlah manusia dalam arti seluas- luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Dalam penelitian ini, Masyarakat muslim Indonesia adalah sasaran dari pemikiran Harun Nasution, dimana untuk mengembangkan masyarakat muslim Indonesia


(19)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

diperlukan suatu ajaran muslim yang modern yang dapat menyesusaikan dengan perkembangan zaman tanpa mengebaikan ajaran dari Quran dan Sunnah.

Ketujuh, 1970- 1998. Penulis mengambil waktu kajian tahun 1970- 1998 karena, pada sekitar tahun 1970-an, ketika pemerintah di masing- masing negara Muslim sedang giat-giatnya melaksanakan modernisasi pembangunan dan sejak pertengahan 1970-an, Harun mulai melakukan pembaharuan teologis dengan menjunjung tinggi etos ilmiah, juga tercatat sebagai awal pembaruan Islam di Ciputat (Zubaedi, 2007: 157). Sedangkan tahun 1998, tercatat sebagai tahun wafatnya Harun Nasution dan merupakan tahun dimana perjuangan Harun Nasution dalam upaya pembaharuan pemikiran Islam selesai.

Dari penjelasan beberapa istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa fokus kajian dalam penelitian ini adalah mengenai pemikiran Harun Nasution tentang Islam Rasional dan pengaruhnya terhadap masyarakat muslim Indonesia.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah yang utama dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana pengaruh pemikiran Harun Nasution mengenai Islam rasional terhadap pembangunan masyarakat muslim Indonesia?”. Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut disusun ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai batasan masalah, yaitu :

1. Siapakah Harun Nasution ?

2. Bagaimana pemikiran Harun Nasution mengenai Islam Rasional ?

3. Bagaimana pengaruh pemikiran Harun Nasution mengenai Islam Rasional terhadap pembangunan masyarakat Muslim Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak penulis capai dalam penelitian yang


(20)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

pembangunan masyarakat muslim Indonesia (1970-1998)” ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran mengenai siapakah tokoh Harun Nasution.

2. Mendeskripsikan bagaimana pemikiran Harun Nasution mengenai Islam Rasional.

3. Mengetahui bagaimana pengaruh pemikiran Harun Nasution mengenai Islam Rasional terhadap pembangunan masyarakat Muslim Indonesia.

D. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang terdiri dari tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Metode historis merupakan metode yang sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini karena data-data yang dibutuhkan berkaitan dengan masa lampau. Pembahasan lebih lanjut mengenai metode penelitian akan dijelaskan pada Bab III.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Menambah wawasan mengenai sejarah Intelektual maupun sejarah pemikiran.

2. Memperkaya pengetahuan mengenai sejarah perkembangan pemikiran Islam di Indonesia.

3. Menambah pengetahuan mengenai pemikiran Harun Nasution tentang Islam rasional.

4. Menambah wawasan mengenai pengaruh pemikiran Harun Nasution dalam pembangunan masyarakat muslim Indonesia.

5. Menambah referensi tentang penulisan karya yang erat kaitannya dengan pengkajian mengenai Sejarah intelektual dan sejarah pemikiran.


(21)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

6. Bisa dijadikan referensi untuk peserta didik di Madrasah Aliyyah ataupun Pesantren dengan materi yang berkaitan dengan pemikiran Islam.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi yang akan disusun disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh UPI pada tahun 2013, yaitu sebagai berikut :

Pada Bab 1, yaitu Pendahuluan yang didalamnya terdiri dari kerangka penelitian yang meliputi latar belakang masalah yang menguraikan hal-hal umum yang menjadikan pemikiran Harun Nasution layak untuk diteliti. Untuk melakukan penelitian, disusun rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi sebagai bagian akhir dari bab ini.

Pada Bab II, penelitian dilanjutkan dengan menelusuri kajian pustaka dari sumber-sumber yang telah ada sebagai rujukan maupun untuk perbandingan yang berkaitan dengan tema penelitian yang dilakukan. Dimana pada bab ini, didasarkan pada kajian pustaka yang dilakukan, peneliti membandingkan dan memposisikan fokus penelitian dengan yang telah ada.

Bab III berisi mengenai metode penelitian, dimana peneliti memaparkan pelaksanakan penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari tempat, waktu, dan tahapan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode Historis yang terdiri dari empat langkah yaitu, Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi.

Selanjutnya pada Bab IV, akan dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan juga pemaparan pembahasan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun dalam perumusan masalah yaitu mengenai Ttokoh Harun Nasution, pemikiran Harun Nasution mengenai Islam Rasional, dan juga mengenai pengaruh pemikirannya mengenai Islam Rasional.


(22)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Dan yang terakhir adalah kesimpulan dan saran yang terdapat pada Bab V. disini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya.


(23)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998


(24)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai “ Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metod e Historis atau metode Sejarah, dan untuk teknik penelitiannya, peneliti menggunakan studi literatur.

A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam Sjamsuddin (2007 : 12-13) dijelaskan bahwa menurut definisi kamus Webster’s Third New International Dicitonary of the English Language (selanjutnya disebut Webster’s), yang dimaksud dengan metode pada umumnya adalah :

a. Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan sesuatu objek.

b. Suatu disiplin atau sistem yang acapkali dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan kedalam atau eksposisi dari beberapa subjek.

c. Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai untuk suatu ilmu (sains), seni, atau disiplin tertentu : metodologi.

d. Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran.

e. Suatu cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan bentuk dan arti khusus pada materi- materi artistik (1): suatu cara, teknik, atau proses dari


(25)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

atau untuk melakukan sesuatu (2): suatu keseluruhan keterampilan-keterampilan (a body of skills) atau teknik-teknik.

Kemudian menurut kamus The New Lexicon Webster’s Dictionary of the English Language (selanjutnya disebut The New Lexicon), metode ialah : suatu cara untuk berbuat sesuatu; suatu prosedur untuk mengerjakan sesuatu; keteraturan dalam berbuat, berencana; suatu susunan atau sistem yang teratur.

Jadi, metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti.

Istilah metode dalam arti metode sejarah hendaknya diartikan yang lebih luas, tidak hanya pelajaran mengenai analisa kritis saja, melainkan juga meliputi usaha sintesa daripada data yang ada sehingga menjadi penyajian dan kisah sejarah yang dapat dipercaya (Hugiono dan Poerwantana, 1992 : 25).

Menurut Garraghan (dalam Abdurahman, 2007 : 53-54), metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis.

Gottschalk (1985 : 32) menjelaskan metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Adapun Sjamsuddin (2007 : 14) mengatakan bahwa metode sejarah ialah bagaimana mengetahui sejarah.

Ismaun (2005 : 35) berpendapat bahwa Proses untuk menguji dan mengkaji kebenaran rekaman dan peninggalan-peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara kritis bukti-bukti dan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan cerita sejarah yang dapat dipercaya, disebut metode ilmiah sejarah. Jadi metode ilmiah dalam sejarah bertujuan untuk memastikan


(26)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

dan memaparkan kembali fakta- fakta masa lampau berdasarkan bukti-bukti dan data-data yang diperoleh sebagai peninggalan masa lampau.

Sedangkan menurut Hugiono dan Poerwantana (1992 : 25) metode sejarah bertujuan memastikan dan mengatakan kembali fakta masa lampau. Gejala-gejala sosial dan kebudayaan merupakan lapangan kerja dari metode itu. Akan tetapi tidak semua fakta dari kehidupan manusia masuk dalam sejarah.

Menurut Gray, (dalam Sjamsuddin, 2007 : 89-90) paling tidak ada enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah :

a. Memilih suatu topik yang sesuai;

b. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik;

c. Membuat catatan tentang itu apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung;

d. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber);

e. Menyusun hasil- hasil penelitian (catatan fakta- fakta)ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya;

f. Menyajikannya dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin .

Butir a, b, dan c termasuk langkah- langkah bahasan Bab III ini; butir d termasuk Bab IV, butir-butir e dan f termasuk langkah-langkah dalam Bab V mengenai historiografi.

Menurut Hugiono dan Poerwantana (1992 : 25-26) cara kerja sejarawan bertumpu kepada empat kegiatan pokok :


(27)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

a. Pengumpulan obyek yang berasal dari zaman itu dan pengumpulan bahan-bahan tercetak, tertulis, atau lisan yang barangkali relevan.

b. Menyingkirkan bahan-bahan yang tidak otentik.

c. Menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya mengenai bahan-bahan yang otentik.

d. Penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya menjadi cerita penyajian yang berarti.

Gottschalk (1985 : 18) menulis sejarah mengenai sesuatu tempat, periode, seperangkat peristiwa, lembaga atau orang, bertumpu pada empat kegiatan pokok :

1. Pengumpulan objek yang berasal dari suatu zaman dan pengumpulan bahan-bahan tertulis dan lisan yang relevan.

2. Menyingkirkan bahan-bahan (atau bagian-bagian daripadanya) yang tidak otentik.

3. Menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya berdasarkan bahan-bahan yang otentik.

4. Penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi suatu kisah atau penyajian yang berarti.

Ringkasnya, setiap langkah ini biasa juga disebut secara berurutan dengan : heuristik, kritik atau verifikasi, aufassung atau interpretasi, dan darstellung atau historiografi.

Adapun langkah- langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ismaun (2005 : 50) yaitu :

Dalam metode penelitian sejarah kegiatan pertama disebut Heuristik. Kegiatan kedua disebut Kritik sumber, yang didasari etos ilmiah yang menginginkan, menemukan, atau mendekati kebenaran. Dalam kegiatan ketiga diadakan penafsiran terhadap arti fakta- fakta sejarah (Aufassung). Dan kegiatan keempat adalah historiografi untuk menyajikan gambaran sejarah (Darstellung).


(28)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Heuristik (Heuristics) adalah sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah (Sjamsuddin, 2007 : 86). Sumber-sumber sejarah ada tiga macam yaitu sumber lisan, tulisan, dan visual (Hugiono dan Poerwantana, 1992 : 31). 1. Sumber lisan merupakan sumber tradisional, cerita sejarah yang hidup di

tengah-tengah masyarakat, diceritakan dari mulut ke mulut. Kepercayaan dan alam pikiran masyarakat melekat pada cerita berbentuk lisan ini, sehingga subyektivitasnya sangat besar.

2. Sumber tulisan mempunyai fungsi mutlak dalam sejarah. Sumber tulisan dapat merupakan bahan yang sengaja dimasukkan untuk bahan sejarah, misalnya : buku-buku lama tentang sejarah, anal, kronik catatan peristiwa, dan lain- lain. Adapun bahan yang tidak sengaja ditulis untuk bahan-bahan sejarah diantanya adalah arsip, dokumentasi, surat kabar, dan lain-lain. 3. Sumber visual, merupakan bahan-bahan peninggalan masa lalu yang

berwujud benda atau bangunan, merupakan warisan kebudayaan lama, warisan yang berbentuk arkeologis, epigrafis, dan numismatis.

Sumber-sumber tulisan dan lisan dibagi atas dua jenis : sumber primer dan sekunder. Sebuah sumber primer adalah kesaksian daripada seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan pancaindera yang lain, atau dengan alat mekanis seperti diktafon, yakni orang atau alat yang hadir pada peristiwa yang diceritakannya (disebut saksi pandangan mata). Sedangkan sebuah sumber sekunder merupakan kesaksian daripada siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan mata, yakni dari seseorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya (Gottschalk, 1985 : 35).

Tahap heuristik yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan cara mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Adapun untuk sumbernya, peneliti menggunakan sumber tertulis yang terdiri dari buku-buku, jurnal, dan artikel karena untuk menggunakan sumber lisan, dalam penelitian ini tidak memungkinkan dikarenakan tokoh yang hendak diteliti sudah tidak ada. Adapun untuk sumber


(29)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

visual, dalam penelitian ini tidak terdapat sumber visual. Jadi, sumber yang memungkinkan peneliti gunakan adalah sumber-sumber tertulis.

Sejarawan menganggap bahwa sumber-sumber asli sebagai sumber pertama (primary sources), sedangkan apa yang telah ditulis oleh sejarawan sekarang atau sebelumnya berdasarkan sumber-sumber pertama disebut sumber kedua (secondary sources). Pada gilirannya sumber kedua ini dikutip lagi oleh penulis berikutnya sehingga hasilnya menjadi sumber ketiga dan seterusnya (Sjamsuddin, 2007 : 106-107).

Kritik merupakan kegiatan menyeleksi atau penyaringan data untuk menyingkirkan bagian-bagian bahan sejarah yang tidak dapat dipercaya (Ismaun, 2005 : 49).

Kritik sumber umumnya dilakukan terhadap sumber-sumber pertama. Kritik ini menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan (akurasi) dari sumber itu. Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan kritik internal (Sjamsuddin, 2007 : 132). Kritik ekstern atau kritik luar digunakan untuk menilai otentisitas sumber sejarah. Sedangkan kritik intern atau kritik dalam yaitu untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya (Ismaun, 2005 : 50).

Interpretasi yaitu memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta yang telah diperoleh. Menurut Kuntowijoyo (dalam Abdurahman, 2007 : 73) Interpretasi sejarah sering disebut juga dengan analisis sejarah. Dalam hal ini, ada dua metode yang digunakan, yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan, sedangkan sintesis berarti menyatukan. Keduanya dipandang sebagai metode utama di dalam interpretasi.

Tahap terakhir dalam metode historis ini adalah Historiografi atau penulisan sejarah. Historiografi atau penulisan sejarah ialah cara untuk merekonstruksi suatu gambaran masa lampau berdasarkan data yang diperoleh (Hugiono dan Poerwantana, 1986 : 25). Tahap-tahap penulisan mencakup interpretasi sejarah, eksplanasi sejarah sampai kepada presentasi atau


(30)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

pemaparan sejarah sebenarnya bukan merupakan tiga kegiatan terpisah melainkan bersamaan (Sjamsuddin, 2007 : 155-156).

2. Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan studi literatur. Studi literatur digunakan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis dengan cara mengkaji buku-buku yang relevan dengan pembahasan pada skripsi ini.

B. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan langkah awal dalam suatu proses penelitian yang harus dipersiapkan peneliti sebelum benar-benar melaksanakan penelitian. Proses ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu tahap penentuan dan pengajuan tema penelitian, mengurus perizinan, mempersiapkan perlengkapan penelitian, bimbingan dan konsultasi serta pelaksanaan penelitian.

1. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998)” merupakan suatu kajian sejarah Intelektual juga berhubungan dengan Biografi, dan sejarah Sosial yang tidak terlepas dari kajian sosial juga politik.

Ketertarikan awal peneliti sebelumnya adalah mengkaji mengenai perkembangan pemikiran Islam di Indonesia pada masa Orde Baru, namun dikarenakan kajiannya cukup luas, maka kajian mengenai perkembangan pemikiran Islam tersebut lebih dipersempit dengan mengambil salah satu


(31)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

pemikiran Islam yang ada di Indonesia dengan mengangkat seorang tokoh dari beberapa pemikir-pemikir yang ada sekitar masa Orde Baru yaitu Harun Nasution.

Ketertarikan peneliti tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah proposal penelitian yang dipresentasikan pada Seminar Proposal Skripsi pada tanggal 7 Februari 2014 di ruang perpustakaan jurusan Pendidikan Sejarah UPI.

2. Penyusunan Rancangan Penelitian

Penyusunan rancangan penelitian dilakukan penulis sejak semester enam dalam mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah sejak bulan Februari sampai bulan Juni 2013. Beberapa gagasan dan usulan penelitian telah diajukan dalam sebuah proposal dengan kritik dan saran yang diterima dari dosen pengampu mata kuliah tersebut. Setelah mengalami beberapa revisi, penulis memutuskan untuk mengganti judul penelitian yang kemudian diajukan kepada TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi) yang dituangkan dalam sebuah proposal penelitian sejak bulan Januari hingga Februari 2014, ternyata penelitian tentang pemikiran Harun Nasution mengena i Islam Rasional belum pernah ada yang menulis di lingkungan Jurusan Pendidiakan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, sehingga proposal penelitian ini bisa berlanjut ke tahap selanjutnya.

Setelah proposal penelitian dapat diterima oleh TPPS pada Februari 2014, maka peneliti mendapat surat undangan untuk melaksanakan seminar proposal dan mendapat calon pembimbing I dan calon pembimbing II. Peneliti mempresentasikan rancangan penelitiannya di Seminar Proposal Skripsi pada tanggal 07 Februari 2014.


(32)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Setelah selesai melaksanakan seminar proposal skripsi dengan mempresentasikan rancangan penelitiannya pada tanggal 07 Februari 2014, dan melakukan perbaikan dengan saran dan kritik dari calon pembimbing dalam revisi proposal penelitian, peneliti mendapatkan izin untuk membuat Surat Keputusan (SK) pada Maret 2014. Surat Keputusan berisi mengenai penunjukkan dosen pembimbing skripsi yang ditandatangani oleh ketua TPPS, Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si dan ketua jurusan Pendidikan Sejarah Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd. dalam SK tersebut ditunjuk dosen pembimbing I yakni Bapak Drs. Suwirta, M.Hum dan dosen pembimbing II yaitu Ibu Farida Sarimaya, S.Pd., M.Si.

4. Persiapan Perlengkapan Penelitian

Peneliti mempersiapkan perlengkapan penelitian dengan banyak mengkaji beberapa buku, jurnal, maupun artikel yang relevan sejak bulan Januari 2014. Sebagian buku adalah buku cetak yang didapatkan dari beberapa perpustakaan. Juga artikel dan jurnal elektronik yang didapatkan dari berbagai situs internet sehingga peneliti hanya perlu mempersiapkan laptop untuk mempersiapkan perlengkapan. Peneliti tidak menggunakan perlengkapan lainnya seperti tape recorder ataupun alat perekam lainnya karena tidak terdapat kegiatan wawancara.

Dalam penulisan skripsi, peneliti menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah 2013 yang diterbitkan UPI sebagai pedoman penulisan agar tetap berada pada standar penulisan ilmiah yang ditetapkan oleh UPI.

5. Proses Bimbingan

Proses bimbingan disini adalah kegiatan berupa konsultasi yang dilakukan peneliti dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II dalam proses penelitian maupun penulisan skripsi. Peneliti melakukan proses bimbingan dimulai setelah melaksanakan Seminar Proposal Penelitian untuk revisi Proposal pada Februari 2014, dilanjutkan setelah peneliti memperoleh


(33)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

SK penunjukkan pembimbing pada bulan Maret 2014 dengan nomor SK 04/TPPS/JPS/SEM/2014. Berdasarkan SK tersebut, Drs. Suwirta, M.Hum sebagai dosen pembimbing I dan Farida Sarimaya, S.Pd., M.Si sebagai pembimbing II. Kemudian peneliti menyerahkan SK kepada pembimbing I dan II, peneliti juga memasukkan hasil revisi proposal yang dibuat dalam Bab I.

Selanjutnya, Proses bimbingan ini dilakukan oleh peneliti secara berkala, karena proses ini sangat penting dan sangat diperlukan oleh peneliti, dengan bimbingan ini peneliti mendapatkan arahan dan fokus penelitian untuk menyusun penulisan skripsi. Proses bimbingan ini memberikan kesempatan bagi peneliti untuk berdiskusi dengan pembimbing I maupun pembimbing II mengenai permasalahan yang dihadapi oleh peneliti selama melaksanakan penelitian. Selama proses penelitian, Peneliti memperoleh banyak manfaat dari bimbingan yang dilakukan. Diantaranya adalah mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam penelitian maupun penulisan skripsi.

6. Pelaksanaan Penelitian

Seperti yang telah disinggung dimuka, bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode historis yang terdiri dari empat proses tahapan, yaitu : Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi.

Peneliti memulai penelitian dengan proses heuristik, dimana peneliti mendapatkan sebagian besar buku buku yang dijadikan sumber dari beberapa perpustakaan. Tahapan heuristik dilakukan peneliti sejak penulisan proposal penelitian yaitu dimulai sejak bulan November 2013. Dilanjutkan dengan tahap penelitian yang peneliti lakukan sejak pengerjaan bab I yaitu sekitar pertengahan bulan Maret 2014. Buku-buku sumber yang didapatkan oleh peneliti sebagian besar berasal dari perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Selain perpustakaan UPI, peneliti juga mengunjungi perpustakaan di beberapa perguruan tinggi. Selain perpustakaan perguruan tinggi, Peneliti


(34)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

juga mengunjungi perpustakaan kantor Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS) serta perpustakaan jurusan. Disamping itu, peneliti juga melengkapi sumber-sumber dari buku-buku koleksi pribadi.

Untuk lebih jelasnya, sumber-sumber literatur yang penulis dapatkan diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Perpustakaan Universitas Indonesia. Penulis melakukan penelitian di perpustakaan UPI dimulai sejak awal penyusunan proposal skripsi yaitu sekitar bulan November 2013 yang kemudian dilakukan oleh peneliti secara berkala sampai dengan sekarang September 2014, dan mungkin akan penulis lakukan sampai selesainya penelitian ini. Di perpustakaan ini penulis mendapatkan cukup banyak buku yang berkaitan dengan pembahasan mengenai keIslaman maupun mengenai sosial. Beberapa buku yang didapatkan antara lain adalah : Memasyarakatkan Ide-Ide Baru karya Hanafi, dan Pembaharuan Dalam Islam karya Harun Nasution. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya jilid I karya Harun Nasution. 2) Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis melakukan

penelitian di UIN pada bulan Maret dan Juni 2014. Di perpustakaan ini penulis mendapatkan beberapa buku karya Harun Nasution diantaranya adalah mengenai Islam Rasional, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Akal dan Wahyu dalam Agama.

3) Perpustakaan kantor Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP PERSIS). Penelitian di perpustakaan PERSIS dilakukan pada bulan Maret, April, dan Juni 2014. Selain itu, mulai penelitian juga kembali dilakukan pada bulan Agustus sampai sekarang bulan September 2014. Di perpustakaan ini, beberapa sumber yang penulisdapatkan diantaranya adalah : Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 karya Deliar Noer, Sejarah Perjuangan Persis (1923-1983) karya Dadan Wildan.

Selain mengunjungi beberapa perpustakaan, peneliti juga mencari sumber ke beberapa toko buku yang ada di kota Bandung seperti Gramedia


(35)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

(Februari dan Agustus 2014), pameran buku di Landmark (September 2014), Palasari (Maret dan Agustus 2014), Rumah Buku (April dan Mei 2014), Toga Mas (April dan Mei 2014). Penulis juga menggunakan buku-buku koleksi pribadi seperti Lajur-Lajur Pemikiran Islam karya Tiar Anwar Bachtiar dan Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam karya Harun Nasution.

Selain itu, peneliti juga melakukan proses heuristik lewat situs internet. Peneliti mencari sumber yang berkaitan dengan pembahasan baik dalam bentuk jurnal maupun artikel dan juga dalam bentuk buku elektronik yang peneliti lakukan mulai bulan Februari 2014. Pencarian sumber melalui internet dilakukan untuk mendapatkan tambahan informasi dan mencari informasi yang berkaitan dengan Harun Nasution dan Islam Rasional. Penulis menyadari bahwa sumber-sumber yang didapatkan oleh penulis masih sangat kurang untuk menunjang tulisan dalam skripsi ini, oleh karena itu, proses heuristik masih penulis lakukan untuk mendapatkan sumber yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.

Tahapan selanjutnya yaitu kritik. Kritik terdiri dari kritik eksternal dan kritik internal. Dimana dalam proses ini, peneliti tidak begitu ketat dalam melakukan kritik internal maupun eksternal dikarenakan oleh sumber – sumber yang dipakai berupa sumber sekunder, dan bukan sumber primer. Tetapi dalam proses ini, peneliti berusaha untuk membandingkan berbagai informasi yang berasal dari berbagai sumber.

Dilanjutkan pada tahapan yang ketiga, yaitu interpretasi. Pada tahapan interpretasi, peneliti berpedoman pada fakta- fakta yang dihasilkan dari proses yang kedua yaitu kritik. Fakta- fakta yang telah didapatkan ditafsirkan oleh peneliti dan disusun secara sistematis. Fakta- fakta tersebut kemudian disesuaikan dengan fakta-fakta lain yang berhubungan dengan kajian peneliti yang disusun dalam bentuk kalimat.


(36)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Tahap akhir dari metode historis adalah historiografi. Historiografi atau penulisan didapatkan dari hasil interpretasi yang telah disusun dalam bentuk kalimat sebagai kerangka penulisan. Sistematika penulisan yang digunakan peneliti disesuaikan dengan sistematika penulisan skripsi yang terdapat pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.

Proses penelitian dengan metode historis ini dilakukan bersamaan dengan arahan dari pembimbing I dan pembimbing II dari hasil bimbingan yang dilakukan oleh peneliti, sehingga proses penulisan dan penelitiannya tetap pada jalurnya dan tidak keluar dari kajian yang hendak dicapai. Berbagai kritik maupun saran yang diberikan oleh dosen pembimbing I dan pembimbing II peneliti terapkan dalam proses penelitian maupun penulisan skripsi ini.


(37)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998


(38)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji pada bab sebelumnya, yaitu mengenai latar belakang kehidupan Harun Nasution, pemikiran Islam rasional Harun Nasution, serta Pengaruh pemikiran Islam rasional Harun Nasution dapat disimpulkan sebagai berikut.

A. Simpulan

Pertama, Harun Nasution merupakan seorang tokoh pembaharu pemikiran yang dikenal sebagai seorang pemikir rasional, tepatnya dalam pemikiran rasional agamis. Harun Nasution juga dikenal sebagai seorang pendidik yang berkontribusi banyak terhadap bidang pendidikan Islam di Indonesia, khususnya di IAIN Jakarta. Harun Nasution merupakan anak ke empat dari lima bersaudara. Ia lahir dan berkembang pada sebuah keluarga yang cukup mementingkan mengenai ilmu dan agama. Melihat kondisi saudara-saudaranya yang tidak dapat menyelesaikan sekolah sampai perguruan tinggi, memotivasi Harun untuk dapat menyelesaikan sekolah sampai perguruan tinggi. Pemikiran yang berkembang pada diri Harun Nasution banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang berpikir modern pada lingkungan tempat tinggalnya serta lingkungan pendidikan yang didapatkannya, terlebih dia mendapatkan pengaruh yang luar biasa besar dar i tokoh yang dikaguminya yaitu Muhammad Abduh. Muhammad Abduh dikenal sebagai seorang pembaharu Islam dengan aliran Mu’tazilahnya, maka tidak heran jika Harun Nasution juga dikenal sebagai seorang pengagum Muhammad Abduh sekaligus pengagum dari aliran Mu’tazilah. Selain mendapat pengaruh dari pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh pembaharu Islam yang modern, perkembangan pemikiran Harun Nasution juga ditopang oleh latar belakang pendidikan Baratnya.


(39)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Khususnya pendidikan yang ia dapatkan di McGill University, Kanada. Dari pendidikannya di McGill inilah Harun Nasution mendapatkan ilmu agama Islam yang lebih luas dan rasional. Pemikirannya yang rasional menimbulkan keinginan pada dirinya untuk merubah paham teologi tradisional pada masyarakat Indonesia yang dianggapnya sebagai salahsatu penyebab kemunduran peradaban Islam di Indonesia juga di dunia. Ia memiliki cita cita merubah paham teologi tradisional masyarakat Indonesia yang bersifat Jabbariah dengan paham teologi yang lebih modern yang lebih bersifat Qadariyyah.

Kedua, tentang pemikiran Harun Nasution mengenai Islam Rasional. Harun Nasution berpendapat bahwa sesungguhnya Islam merupakan agama yang rasional. Ajaran Islam mesti dipahami lebih luas, Islam tidak hanya mengajarkan mengenai ibadah dan urusan keakhiratan saja, melainkan mengenai urusan dunia juga. Gagasan pemikiran rasional Harun bersandar pada pemahaman teologi yang dianut oleh masyarakat muslim Indonesia. Menurut Harun Nasution, kemunduran yang dialami umat Islam saat ini dikarenakan pemahama n yang salah mengenai teologi. Teologi tradisional Asy’ariyah yang sangat bersifat Jabbariah yang dianut oleh masyarakat muslim berdampak pada tertinggalnya umat Islam. Sifat taqlid pada masyarakat muslim menyebabkan tertutupnya pintu Ijtihad dan hanya mengandalkan pemikiran ulama terdahulu yang berdampak kepada tidak berkembangnya akal manusia.

Harun Nasution berpendapat bahwa, dikarenakan kehidupan manusia yang sangat dinamis, maka penjelasan-penjelasan yang mendalam mengenai keterangan dan aturan aturan dalam hal ibadah dan muamallah dalam Quran dan Hadis hanya sedikit, yang terdapat pada kedua ajaran itu hanya garis besar dan prinsip-prinsipnya saja, maka disinilah fungsi akal manusia harus digunakan, akal digunakan untuk dapat menafsirkan teks-teks dari kedua ajaran tersebut lebih dalam. Dalam pemikiran rasional ini, akal mempunyai kedudukan yang tinggi untuk dapat memahami al-Quran dan Hadis, dengan tetap berdasar pada kedua ajaran tersebut, akal berfungsi untuk dapat berijtihad sesuai dengan kebutuhan


(40)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

umat manusia seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Masyarakat muslim saat ini dianjurkan untuk tidak hanya mengandalkan hasil ijtihad ulama terdahulu saja yang mungkin sudah tidak sesuai dengan perkembangan yang terjadi saat ini. Menurut Harun Nasution, karena Islam merupakan agama yang rasional, dimana akal mempunyai kedudukan yang tinggi, maka pemikiran Islam rasional ini merupakan kekuatan untuk mengembangkan dan memajukan kembali peradaban Islam yang sedang mengalami kemunduran. Selain itu, menurut Harun Nasution, Islam rasional ini juga merupakan suatu teologi yang tepat untuk menunjang pembangunan yang sedang berlangsung, dimana dengan pemahaman teologi rasional oleh masyarakatnya, otomatis akan menunjang perkembangan masyarakatnya. Meskipun demikian, kedudukan akal yang tinggi bukan berarti mengabaikan wahyu, Harun Nasution berkeyakinan bahwa akal dan wahyu itu saling berhubungan dan akal adalah alat untuk memahami wahyu, sedangkan wahyu berfungsi sebagai konfirmasi terhadap keyakinan akal sehingga mampu memahami isi dari wahyu. Jadi, meskipun kedudukan akal berada pada posisi yang tinggi, tetapi akal tetap saja tidak bisa melampaui wahyu. Adapun untuk pedoman hidup manusia, selain Quran dan Hadis, Harun Nasution berpendapat bahwa Ijtihad merupakan sumber ajaran ketiga dalam agama Islam.

Ketiga, mengenai pengaruh pemikiran Harun Nasution tentang Islam rasional. Pemikiran Islam rasional Harun Nasution ini tertulis dalam sebuah buku karangan Harun Nasution sendiri yang berjudul Islam Rasional: gagasan dan pemikiran . Selain buku tersebut, buku-buku karya Harun Nasution yang lain juga merupakan bagian dari pemikirannya mengenai Islam rasional. Untuk mewujudkan gagasannya mengenai Islam Rasional ini, Harun Nasution memilih jalur pendidikan sebagai upayanya menyebarkan paham Islam Rasional. Harun Nasution berkeyakinan bahwa untuk menciptakan masyarakat yang rasional, dibutuhkan upaya untuk dapat melakukan perubahan pada mental masyarakat, dan perubahan mental itu dapat dilakukan melalui pendidikan. Harun Nasution


(41)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

optimis bahwa pendidikan merupakan salah satu alat paling efektif untuk merubah mental masyarakat.

Pemikiran Islam rasional ini menimbulkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat muslim Indonesia. Muncul tanggapan positif dan negatif terhadap pemikiran yang dibawa Harun Nasution ini. Respon negatif datang dari mereka kalangan tradisional dan masyarakat awam yang benar-benar menentang terhadap pemikiran rasional ini, mereka beralasan bahwa pemikiran Harun Nasution ini terlampau liberal dengan mengesampingkan wahyu, terlebih Harun Nasution juga berusaha menyebarkan pemahaman dari aliran Mu’tazilah, dimana aliran ini dianggap sebagai aliran yang terlarang pada kebanyakan masyarakat muslim, tidak terkecuali masyarakat muslim d i Indonesia. Adapun respon positif datang dari mereka kalangan atas, terutama mereka dari kalangan intelektual yang berkutat dalam bidang pendidikan, khususnya mereka yang bersekolah di IAIN Jakarta.

Pemikiran yang dibawa oleh Harun Nasution ini disalurkan melalui jalan pendidikan, penyebaran pemikiran itu dimulai sejak ia memasuki IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tepatnya ketika ia diangkat menjadi Rektor IAIN. Penerapan dari gagasan- gagasannya dimulai dengan melakukan perubahan kurikulum di IAIN Jakarta, dari perubahan kurikulum ini, maka semua yang berkaitan dengan proses belajar mengajar juga berubah, baik dari buku teks yang digunakan pada kurikulumnya, sampai kepada metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang konvesional diubah dengan menggunakan metode belajar yang lebih bersifat kritis. Hal itu ditujukan demi menciptakan generasi yang lebih maju dan berpikir rasional. Pembenahan-pembenahan juga dilakukan Harun Nasution terhadap semua aspek yang ada di lingkungan IAIN Jakarta, mulai dari melakukan pembenahan secara fisik pada IAIN Jakarta, sampai kepada pembenahan struktur organisasi dan semua hal yang berada pada lingkungan IAIN Jakarta. Selain itu, upaya yang dilakukan Harun Nasution dalam menyebarkan pengaruhnya adalah dengan mendirikan Sekolah Pascasarjana, itu ditujukan untuk menunjang munculnya generasi-generasi baru.


(42)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Dalam penyebaran pemikirannya, Harun Nasution lebih menujukan pemikirannya ini bagi mereka kalangan atas, dan bukan untuk mereka kalangan bawah atau orang-orang awam, karena ia beralasan bahwa, yang dapat memajukan peradaban dan menyelesaikan suatu masalah, adalah mereka yang dapat berpikir. Maka jelas, jika pemikirannya ini hanya sampai kepada mereka yang berasal dari kalangan atas atau intelektual.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang hendak disampaikan oleh penulis, yaitu :

Pertama, untuk masyarakat Indonesia yang kental dengan kebudayaannya, mungkin pemikiran yang digagas oleh Harun Nasution ini bisa menjadi acuan ataupun pelajaran yang sangat besar bagi perkembangan Indonesia, khususnya bagi perkembangan umat Islam di Indonesia. Gagasan Harun Nasution ini bisa menjadi alternatif bagi pemikiran teologi di Indonesia, meski muncul pro dan kontra terhadap pemikirannya, tetapi bukan berarti sebuah pemikiran baru itu bisa diterima atau ditolak secara mentah- mentah tanpa mempertimbangkannya. Kepercayaan yang telah diyakini oleh suatu kelompok memang tidak mudah untuk diubah, tetapi, jika kita bisa bijak dalam menyikapinya, tentu ada hik mah dibalik kemunculan suatu pemikiran baru itu. Dari kekayaan bermacam- macam pemikiran yang muncul, maka bisa menjadi motivasi untuk memperkuat pemikiran dari masyarakat muslim Indonesia dan berupaya untuk dapat menemukan yang lebih benar dengan tetap did asarkan pada Quran dan Hadis. Perbedaan keyakinan yang terdapat pada beberapa golongan, semoga tidak menjadi sebuah konflik, karena yang mendasari persatuan masyarakat muslim adalah satu, yaitu kita sama-sama merupakan seorang yang beragama Islam, dimana Quran dan Hadis merupakan ajaran pokoknya.

Kedua, bagi pembaca, penulis berharap penelitian ini bisa menjadi sumber informasi dan menambah pengetahuan yang bermanfaat, khususnya mengenai


(43)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

sejarah intelektual dan sejarah pembaharuan pemikiran Islam. Beragamnya pemikiran mengenai Islam, semoga menjadikan pembaca lebih terbuka dalam mencari yang lebih benar, tanpa bertentangan dengan ajaran agama.

Ketiga, bagi peneliti berikutnya yang tertarik untuk melak ukan penelitian dengan tema yang sama. Sesungguhnya hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak kajian mengeai Harun Nasution yang dapat diteliti lebih lanjut. Misalnya penelitian secara mendalam mengenai pengaruh yang ditimbulkan bagi masyarakat Indonesia. Kajian mengenai Harun Nasution juga dapat diteliti lebih lanjut dengan mencari mengenai aspek-aspek lainnya. Berhubung di jurusan pendidikan Sejarah UPI, penelitian mengenai sejarah pemikiran dan kajian mengenai Harun Nasution belum banyak dikaji oleh mahasiswa pendidikan sejarah UPI, maka masih banyak peluang bagi yang tertarik untuk melakukan penelitian itu.


(44)

(45)

(46)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmad, J. (2003) Seratus Muslim Terkemuka. Jakarta : Pustaka Firdaus.

Ali, M. (1996) Alam Pemikiran Islam Modern di India dan Pakistan. Bandung : Mizan.

Al-Jabiri, A.M. (2003) Tragedi Intelektual ; Perselingkuhan Politik dan Agama. Yogyakarta : Pustaka Alief.

Abdurahman, D. (2007) Metodologi Penelitian Sejarah. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Alkhendra. (2000) Pemikiran Kalam. Bandung : Alfabeta.

Ardianto, E. dkk. (2007) Komunikasi Massa. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Asmuni, Y. (1998) Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dalam Dunia Islam. Jakarta : Grafindo.

Bachtiar, T.A. (2011) Lajur-Lajur Pemikiran Islam. Depok: Komunitas Nuun. Burke, P. (2003) Sejarah Dan Teori Sosial. Jakarta : Yayasan obor Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, D. (1986) Transformasi Masyarakat Indonesia. Jakarta : Kelompok Studi Proklamasi.

Federspiel, M.H. (1996) Persatuan Islam, Pembaharuan Islam Indonesia Abad XX. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.


(47)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Halim, A. (2001) Teologi Islam Rasional, Apresiasi Terhadap Wacana dan Praksis Harun Nasution. Jakarta : Ciputat.

Hamid, A. (2010) Pemikiran Modern Dalam Islam. Bandung : Pustaka Setia Hamid,S. dan Ahzab, I. (2003) Seratus Tokoh Islam Yang Paling Berpengaruh Di Indonesia. Jakarta : intimedia cipta nusantara.

Hanafi, A. (1981) Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya : Usaha Nasional. Hanafi, A. (2003) Pengantar Teologi Islam. Jakarta : Pustaka Al-Husna.

Harun, R. dan Ardianto, E. (2012) Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta : Grafindo.

Hassan, R. (1985) Islam Dari Konservatisme Sampai Fundamentalisme. Jakarta : Rajawali.

Hugiono dan Poerwantana, K.P. (1992) Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta : Rineka Cipta.

Ismaun. (2005) Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung : Jurusan Pendidikan Sejarah. Jurdi, S. (2010) Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern. Jakarta : Kencana. Kafrawi. (1979) Pola Bimbingan Masyarakat Islam. Jakarta : Multi Yasa.

Latif, Y. (2005) Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad ke-20. Jakarta : Mizan.

Machendrawaty,N. dan Syafei, A.A. (2001) Pengembangan Masyarakat Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Madjid, N. (1984) Khazanah Intelektual Islam. Jakarta : Bulan Bintang.

Muzani,S. (1996) Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran Prof Harun Nasution. Bandung : Mizan.


(48)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Nasution, H. (1982) Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya jilid I. Jakarta : Universitas Indonesia press.

Nasution, H. (1982) Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta : Bulan Bintang.

Nasution, H . (1996) Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran. Jakarta : Mizan. Nasution, H. (1986a) Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta : UI Press.

Nasution, H. (1986b) Teologi Islam : Aliran-aliran, Sejarah, Analisa dan Perbandingan. Jakarta : UI Press.

Nasution, S. (1983) Sejarah Pendidikan Indonesia. Bandung : JEMMAHS.

Nata, A. (2001) Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia. Jakarta : Grafindo.

Noer, D. (1982) Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta : LP3ES Nurdin, A. dkk, (2011) Sejarah Pemikiran Islam: Teologi-Ilmu Kalam. Jakarta : Amzah.

Oliver, R. (1996) Gagalnya Islam Politik. Jakarta : Serambi. Qomar, M. (2002) NU Liberal. Bandung : Mizan.

Ricklefs, M.C. (2008) Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : Serambi ilmu semesta.

Sani, A. (1998) Lintas Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam. Jakarta : Grapindo.

Shariati, A. (1987) Tugas Cendekiawan Muslim (Terjemah). Jakarta : Rajawali. Sirozi, M. dkk. (2008) Arah Baru Studi Islam Indonesia : Teori dan Meodologi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.


(49)

Siti Nurbaeti, 2014

Harun Nasution D alam Pemikiran Islam Rasional Dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Masyarakat Muslim Indonesia (1970-1998

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.e du

Sjamsuddin, H. (2007) Metodologi Sejarah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sjazali, M. (1993) Islam dan Tata negara: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran. Jakarta : UI Press.

Soekanto, S. (1982) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Soetrisno, L. dkk. (1989) Teologi Pembangunan Paradigma Baru Pemikiran Islam. Yogyakarta : LKPSM-NU-DIY.

Suminto, A. dkk. (1989) Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam: 70 Tahun Harun Nasution. Jakarta : Lembaga Studi Agama dan Filsafat

Sunanto, M. (2005) Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Grafindo. Supardan, D. (2008) Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Tafsir, A. (2012) Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Taufik, A. dkk, (2005) Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam. Jakarta : Grafindo.

Tohir, Ajid (2009) Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta : Grapindo.

Wildan, D. (1995) Sejarah Perjuangan Persis (1923-1983). Bandung : Gema Syahida.

Yatim, B. (2011) Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Grafindo.

Zubaedi. (2007) Islam Benturan dan Antarperadaban. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.


(1)

Nasution, H. (1982) Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya jilid I. Jakarta : Universitas Indonesia press.

Nasution, H. (1982) Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta : Bulan Bintang.

Nasution, H . (1996) Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran. Jakarta : Mizan. Nasution, H. (1986a) Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta : UI Press.

Nasution, H. (1986b) Teologi Islam : Aliran-aliran, Sejarah, Analisa dan

Perbandingan. Jakarta : UI Press.

Nasution, S. (1983) Sejarah Pendidikan Indonesia. Bandung : JEMMAHS.

Nata, A. (2001) Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia. Jakarta : Grafindo.

Noer, D. (1982) Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta : LP3ES Nurdin, A. dkk, (2011) Sejarah Pemikiran Islam: Teologi-Ilmu Kalam. Jakarta : Amzah.

Oliver, R. (1996) Gagalnya Islam Politik. Jakarta : Serambi. Qomar, M. (2002) NU Liberal. Bandung : Mizan.

Ricklefs, M.C. (2008) Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : Serambi ilmu semesta.

Sani, A. (1998) Lintas Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam. Jakarta : Grapindo.


(2)

Sjamsuddin, H. (2007) Metodologi Sejarah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sjazali, M. (1993) Islam dan Tata negara: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran. Jakarta : UI Press.

Soekanto, S. (1982) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.

Soetrisno, L. dkk. (1989) Teologi Pembangunan Paradigma Baru Pemikiran

Islam. Yogyakarta : LKPSM-NU-DIY.

Suminto, A. dkk. (1989) Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam: 70 Tahun

Harun Nasution. Jakarta : Lembaga Studi Agama dan Filsafat

Sunanto, M. (2005) Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Grafindo. Supardan, D. (2008) Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Tafsir, A. (2012) Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Taufik, A. dkk, (2005) Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam. Jakarta : Grafindo.

Tohir, Ajid (2009) Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta : Grapindo.

Wildan, D. (1995) Sejarah Perjuangan Persis (1923-1983). Bandung : Gema Syahida.

Yatim, B. (2011) Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Grafindo.

Zubaedi. (2007) Islam Benturan dan Antarperadaban. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.


(3)

Zuhri, S. (1976) Menghidupkan Nilai-Nilai Ahlussunnah Waljamaah Dalam

Praktik. Jakarta : PP IPNU.

Sumber Jurnal

Ausop, Z.A. (2011) Pendekatan Tokoh Muslim Liberal dalam penetapan Nilai dan Hukum Islam. Jurnal Sosioteknologi, 22 (10), hlm. 1009 – 1021.

Azhar, M. (2011) Telaah kritis pemikiran Islam tentang pembangunan dan perubahan sosial. Afkaruna. Jurnal Pemikiran Islam, 1 (7), hlm. 58-69.

Lemhannas RI. (2013) Pemberdayaan Peran Tokoh Masyarakat Guna Meningkatkan Kerukunan Hidup Beragama Dalam Rangka Ketahanan Nasional.

Jurnal Kajian Lemhannas RI, Edisi 16 november.

Nurhadi. (2013) Harun Nasution: Islam Rasional dalam Gagasan dan Pemikiran.

Jurnal edukasi, 1 (1), hlm. 44 – 57.

Putra, E.O. (2008) Hubungan Islam dan Politik Masa Orde Baru. Jurnal Dakwah, IX (2), hlm. 185- 201.

Ritaudi, S.M. (2008) Rekonstruksi Pengembangan Masyarakat Islam : Perspektif Politik. Komunitas. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 1 (4), hlm. 5-15.

Sumber Internet

Artikel. (2014) Hollandsch-Inlandsch School. [Online]. Tersedia di : http://id.m.wikipedia.org/wiki/HollandschInlandsche_School [Diakses 13 Juli 2014].


(4)

Artikel. (2012). Islam Rasional Harun Nasution. [Online]. Tersedia di : http://khazanahpengetahuann.blogspot.com/2012/05/Islam-rasional

harunnasution.html?m=1 [Diakses 10 September 2014].

Sumber Skripsi

Pratama, Y.M. (2009) Pengaruh Pemikiran ibnu Taimiyah (1263-1328 m)

Terhadap Gerakan Wahhabiyah (1703-1792 m). Skripsi, FPIPS, Universitas


(5)

(6)