KORELASI SELF ESTEEM SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES).

(1)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KORELASI SELF ESTEEM SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Sandhi Komara

0907063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KORELASI SELF ESTEEM SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES)

Oleh Sandhi Komara

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sandhi Komara 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu SANDHI KOMARA

KORELASI SELF ESTEEM SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed NIP : 195003111978101001

Pembimbing II

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP : 195806201986011002

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP : 196508171990011001


(4)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)


(5)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi self esteem siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif (penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung. Populasi siswa SMK Negeri 2 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler futsal, sampel penelitian adalah siswa yang telah mengikuti ekstrakurikuler futsal lebih dari satu tahun . Teknik pengambilan sampel yaitu Purposive sample. Waktu penelitian yaitu selama tiga bulan, Bentuk tes yang digunakan adalah dengan memberikan angket SELF ESTEEM INVENTORY (SEI) dan menggunakan hasil niai raport siswa. Berdasarkan dari hasil penghitungan dan analisis data menyatakan bahwa nilai korelasi adalah 0,63811 yaitu menunjukan nilai tersebut kuat. Dan nilai thitung adalah 4,3052 dan ttabel 2,052, meunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel maka dinyatakan terdapat korelasi yang signifikan. Kesimpulan terdapat korelasi antara self esteem dan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes).


(6)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Corelation Of Students’ Self Esteem Who Participated In Futsal To The Study Result Of Physical Education

Abstract

This research is aimed to find out the corelation of students’ self esteem who participated in futsal extracurricular due to study result of physical education. This research applied the descriptive research which focuses on the problem in society, such as: certain situation, includes the relation, activities, attitude, public opinion and the happening problem in the society. This research involved the population of SMKN 2 Bandung ( Public Vocational High School 2 of Bandung). The sample taken for this research is the students who have been participated in fitsal for more than one year. The sample taken purposively. This reseach spent three months. SELF ESTEEM INVENTORY (SEI) questioner and the students score reports were adapted in supporting this research. Based on the data result and analysis it showed the corelation score of PPM is 0,63811 which explains the strong result. The tscore is 4,3052 and ttable is 2,052, it showed that tscore > ttabel. Regarding on the result it is concluded that the corelation is significant. There is a corelation between self esteem and the study result of physical education.


(7)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN…...i

PERNYATAAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMA KASIH…...iv

ABSTRAK...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR BAGAN...x

DAFTAR DIAGRAM...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Penelitian ... 7

F. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A.Pendidikan Jasmani ... 9

B.Tujuan Pendidikan Jasmani ... 12

C.Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 14

D.Ekstrakurikuler ... 16

E. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 16

F. Hakikat Permainan Futsal ... 18

G.Self Esteem ... 19

H.Pembentukan Self Esteem ... 20

I. Sumber-sumber Self Esteem...23

J. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Esteem...24


(8)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

L. Hasil Belajar...33

M.Hubungan Self Esteem dan Hasil Belajar...37

N.Anggapan Dasar...39

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode penelitian ... 41

B.Populasi Dan Sampel ... 45

C.Langkah-langkah Penelitian ... 46

D.Definisi Operasional...47

E. Instrumen Penelitian... ... 48

F. Uji Validitas dan Realibilitas ... 53

G.Analisis Data...55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 59

B.Analisis Penemuan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan dan Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA...66 LAMPIRAN – LAMPIRAN


(9)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator-Indikator Self Esteem dari Santrock...………… 22

2.2 Self esteem inventory...30

2.3 Skala Rosenberg...32

2.4 Kuis self esteem...33

3.2 Kisi-Kisi Pernyataan Self Esteem Inventory……...………….……...50

3.3 Kriteria penilaian self esteem...52

3.4 Kategori Penilaian Skala Guttman...52

3.5 Kriteria realibilitas instrumen...55

3.6 Tabel Penolong Korelasi PPM………...……….. .56

3.7 Tabel interpretasi koefisien korelasi nilai r...57

4.1 Tabel Hasil Korelasi PPM...59

4.2 Hasil uji korelasi...60

4.3 Hasil Uji t...60


(10)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman


(11)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Daftar Diagram

Diagram Halaman


(12)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

Lampiran 1: Alur Penelitian

Lampiran 2: Self Esteem Inventory Lampiran 3: Hasil Uji Angket

Lampiran 4: Uji Validitas

Lampiran 5: Uji Korelaasi

Lampiran 6: Hasil Angket


(13)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir, dengan kata lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dilihat dari sudut pandang tertentu akan berbeda pengertiannya akan tetapi maksudnya tertuju pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Didalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003 (Somarya dan Pupun, 2009:25), disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi dari obyek-obyek tertentu dan spesifik, pengetahuan tersebut didapatkan secara formal yang berakibat individu memiliki pola pikir dan perilaku sesuai pendidikan yang telah diperolehnya.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang mengikuti kurikulum yang sudah dibuat oleh pemerintah dan mengikuti struktur pendidikan yaitu mulai dari SD sampai SMA. Sedangkan pendidikan non-formal merupakan pendidikan yang tidak mengikuti kurikulum yang dibuat pemerintah dan juga tidak memiliki struktur pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa mulai dari SD sampai SMA dan bahka perguruan


(14)

2

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tinggi pun ada yang memasukan pendidikan jasmani menjadi salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oeh mahasiswa.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.

Pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang membedakan pendidikan jasmani dengan pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara sadar, gerak itu dirancang oleh gurunya secara sadar dan diberikan dalam situasi yang tepat, agar anak dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.

Dari pemaparan diatas maka tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina dan sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional, dan moral. Secara sederhana tujuan pendidikan jasmani meliputi tiga ranah (domain) sebagai satu kesatuan yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Pendidikan jasmani sering kali disebut pendidikan olahraga, padahal pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga itu berbeda. karena perubahan dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesahatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran “penjas dan Kesehatan” (pejaskes) dalam kurikulum 1994. Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofi dari kedua istilah tersebut, sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula.


(15)

3

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga, didalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Fokusnya pada keterampilan anak, hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial. Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai cabang-cabang olahraga tertentu.

Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak, anak dengan anak. Didalam adegan pembelajaran yang melibatkan interaksi tersebut, terletak suatu keharusan untuk saling mengakui dan menghargai keunikan masing-masing, termasuk kelebihan dan kelemahannya. Dan ini bukan hanya berkaitan dengan kelainan fisik semata, tetapi juga dalam kaitannya dengan perbedaan psikologi seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tidak kalah pentingnya dalam hal pengetahuan dan kepercayaan.

Melalui pendidikan jasmani kepercayaan diri atau citra diri (self esteem) anak akan berkembang, secara umum citra diri (self esteem) diartikan sebagai cara kita menilai diri kita sendiri. Citra diri ini merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian anak. Dengan citra diri yang baik seseorang merasa aman dan berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. Dia mau dam mampu mengambil resiko, berani berkomunikasi dengan teman dan orang lain.

Seorang anak dengan self esteem yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta raasa kehadirannya diperlukan didunia ini. Misalnya seorang anak yang memiliki self esteem yang cukup positif atau tinggi, ia yakin dapat mencapai prestasi yang diharapkan, serta menunjukan kemampuan yang dimiliki dengan optimal. Sebaliknya, anak yang memiliki self esteem rendah cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Akibatnya mereka cenderung kurang optimal dalam menampilkan kemampuan yang dimilikinya. Padahal jika individu percaya dengan dirinya, kamampuan tersebut akan berjala seiring dengan


(16)

4

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

keyakinan atas dirinya. Ketika seorang anak mampu menampilkan kemampuan yang dimilikinya, ini salah satu bentuk menghargai dirinya sendiri. Akan tetapi tidak semua bentuk harga diri negatif membentuk perilaku negatif pula. Ada juga yang menyadari perasaaan rendah diri kemudian ditunjukan melalui prestasi dalam suatu bidang tertentu, salah satu lingkungan yang menunjang untuk berprestasi adalah sekolah.

Ketika anak-anak berhasil mempelajari berbagai keterampilan gerak dan kemampuam tubuhnya, perasaan positif akan berkembang dan ia akan merasa optimis atau mampu untuk berbuat sesuatu. Dengan perasaan itu anak-anak akan merasa bahwa dirinya memiliki kemampuan yang baik dan pada gilirannya akan mempengaruhi pula kualitas uasahanya dilain waktu, agar sama dengan yang dicitrakannya. Kejadian demikian yang berulang-ulang akan memperkuat kepercayaan bahwa dirinya memang memiliki kemampuan, sehingga terbentuk menjadi kepercayaan diri yang kuat.

Self esteem merupakan penilaian yang diberikan individu terhadap dirinya yaitu sejauhmana individu memandang positif atau negatif terhadap keadaan dirinya. Penilaian yang tinggi tentang dirinya akan mendukung bagaimana anak harus manampilkan performa terbaiknya dihadapan semua orang. Ketika individu memiliki self esteem yang tinggi, bukan kemampuan saja yang akan ditampilkan, namun rasa menjaga dirinyapun akan mengikutinya. Ketika individu tersebut berprestasi maka dengan sebisa mungkin individu akan cenderung mempertahankan apa yang telah diraihnya.

Keterampilan tersebut dapat diperoleh tidak hanya didalam pelajaran pendidikan jasmani saja akan tetapi, anak dapat mengikuti ekstrakurikuler untuk mengembangkan minat dan bakat yang dia inginkan. Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kujuruan ekstrakurikuler adalah:

“Kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan disekolah ataupun diluar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata


(17)

5

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pelajaran dalam kurikulum”. (Dekdikbud, 1984: 6) dalam http://ras-eko.blogspot.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.html

Futsal merupakan olahraga yang banyak disukai oleh siswa, sehingga sekolah- sekolah memasukan olahraga futsal kedalam ekstrakurikuler. Hampir disetiap sekolah mulai dari SD sampai SMA akan terdapat ekstrakurikuler futsal. Olahraga ini sudah populer di Indonesia dan juga permainannya sangat menyenangkan.

Permainan futsal merupakan permainan yang dilakukan oleh dua tim yang setiap tim terdiri dari lima orang pemain termasuk pejaga gawang, tujuan permainan ini adalah memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dengan cara memasukan bola ke dalam gawang yang dijaga oleh penjaga gawang dan menjaga gawang sendiri dari kamasukan angka atau serangan lawan yang berakibat kemasukan angka.

Dari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, setiap pertemuan atau setiap akhir semester akan diberikannya hasil belajar siswa yaitu nilai dari mata pelajaran pendidikan jasmani. Nilai ini merupakan sebuah evaluasi yang diberikan guru terhadap siswanya dan juga sebagai evaluasi keberhasilan guru dalam memberikan pembelajarn. Dalam pendidikan jasmani di sekolah nilai atau hasil belajar siswa yaitu terdiri dari tiga domain, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil belajar yang diberikan guru yaitu nilai dari ketiga domaian tersebut, gabungan antara ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotor. Dalam setiap akhir pembelajaran pendidikan jasmani guru selalu memberikan evaluasi terhadap hasil belajar siswa, manakala siswa melakukan keberhasilan suatu gerak yang diberikan oleh guru. Dalam melakukan evaluasi guru tidak boleh menjelek-jelekan hasil yang kurang baik dilakukan oleh siswanya, karena akan mempengaruhi self esteem yang dimilki oleh siswa tersebut. Akan tetapi guru ahrus selalu memberikan nilai positif terhadap siswanya, walaupun siswa tersebut gagal dalam melakukan suatu gerakan yang diberikan oleh gurunya. Guru harus bisa


(18)

6

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memberikan semangat kembali terhadap siswa yang kurang atau gagal dalam melakakukan gerak tersebut, manakala siswa gagal dalam melakukan gerak guru jangan memberikan pendapat bahwa kamu gagal dalam gerakan ini, akan tetapi masih banyak waktu untuk belajar kembali agar menjadi sukses.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul korelasi self esteem siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka peneliti mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul sehingga peneliti merumuskan masalah penelitian ini kedalam pertanyaan berikut:

Apakah terdapat korelasi antara self esteem dan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang serta masalah penelitian yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah:

Unutuk mengetahui korelasi self esteem terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjsorkes).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi sebagai berikut:


(19)

7

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk selalu mendukung dan memotivasi kegiatan ekstrakurikuler sehingga seluruh siswa dapat mengikuti ekstrakurikuler khususnya ekstrakulikuler olahraga.

2. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis tentang korelasi self esteem terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes).

E. Batasan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini ruang lingkup terarah pada tujuan, maka penulis membatasi penelitiannya hanya pada masalah mengenai hal-hal berikut:

1. Penelitian ini difokuskan pada self esteem siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMK Negeri 2 Bandung.

2. Penelitian ini difokuskan pada ekstrakurikuler futsal.

3. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (pejasorkes), sedangkan untuk variabel terikatnya adalah self esteem.

4. Lokasi penelitian di Jl. Ciliwung no. 4 Bandung, SMK Negeri 2 Bandung. 5. Populasi terdiri dari siswa yang telah mengikuti ekstrakulikuler.

6. Sampel adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal lebih dari satu tahun.

7. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (pejasorkes)

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi beberapa istilah yang digunakan sebagai berikut:

1. Menurut Lerner dan Spanier (Gufron dan Risnawati, 2010:39) berpendapat bahwa harga diri (self esteem) adalah tingkat penilaian yang positif atau negatif yang berhubungan dengan konsep diri seseorang.


(20)

8

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan siswa atau peserta didik diluar jam tatap muka, dilaksanakan disekolah maupun diluar sekolah (Sukardi, 1990:98) dalam http://ras-eko.blogspot.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.html.

3. Menurut Giriwijoyo (Subroto dkk, 2010:102) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya.

4. Permainan futsal adalah permainan yang dilakukan oleh dua regu dan setiap regu terdiri dari lima orang pemain. Tujuannya adalah memasukan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang sendiri dari kemasukan atau serangan lawan.

5. hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Oemar Hamalik,2006) dalam


(21)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Menurut kamus Webster’s New International, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Menurut Hillway (Nazir 2005:12) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah tersebut. Sedangkan menurut Nazir (2005) penelitian merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga penelitian juga merupakan metode berpikir secara kritis.

Senada dengan Parsons (Nazir,2005:13) penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Selanjutnya menurut Jhon (Nazir,2005:13) penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antarfakta dan mengahsilkan dalil atau hukum. Dalam hubungannya dengan definisi penelitian Gee (Nazir,2005:13) memberikan tanggapan sebagai berikut:

dalam berbagai definisi penelitian, terkandung ciri tertentu yang lebih kurang bersamaan, adanya suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap pengetahuan yang baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengaturan baru atau interpretasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul. Metode yang digunakan bisa ilmiah atau tidak, tetapi pandangan harus kritis dan prosedur harus sempurna. Tenaga bisa saja signifikan atau tidak. Dalam masalah aplikasi, maka tampaknya aktivitas lebih banyak tertuju kepada pencaria (search). Jika proses yang terjadi adalah hal yang selalu diperlukan, maka penlitian sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang lingkup dari konsep dan bukan kehendak untuk menambah definisi lain terhadap definisi-definisi yang telah begitu banyak.


(22)

42

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, dengan metode deskriptif diharapkan dapat mengetahui korelasi self esteem siswa yang mengikuti ekstrakulikuler futsal terhadap hasil belajar. Menurut Nazir (2005: 54) metode deskriptif adalah “suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Menurut Whitney (Nazir, 2005:54 ) metode deskriptif adalah:

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta cara dalam berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan , kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar, sehingga penelitian deskritif ini disebut juga survei normatif. Dalam metode deskriptif dapat meneliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan skaligus membuat perbandingan-perbandingan antar penomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Perspektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.

2. Ciri-Ciri Metode Deskriptif

Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitin deskriptif mencakup metode peelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama metode survei (Nazir, 2005:55). Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fennomena-fenomena, tetapi juga menerangkan


(23)

43

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna danimplikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.

3. Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Metode deskriptif memiliki beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi atas bkriteria umum dan kriteria khusus (Nazir, 2005:61). Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kriteria Umum

Kriteria umum dari penelitiandengan menggunakan metode deskriptif adalah sebagai berikut:

1) Masalah yang dirimuskan harus patut, dan nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.

2) Tujuan penelitian harus dinyatakan dengantegas dan tidak terlalu umum. 3) Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpecahkan dan bukan

merupakan opini.

4) Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai Validitas.

5) Harus ada deskripsi yang terang tentangtempat serta waktu penelitian yang dilakukan.

6) Hasil penelitian harus berisi seecara ditail yang digunaka, baik dalam memngumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang tepat.

b. Kriteria khusus

Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai brikut:

1) Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value)

2) Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.


(24)

44

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4. Langkah-Langkah Umum Dalam Metode Deskriptif

Dalam melakukan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut (Nazir, 2005:62-63):

a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsep ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.

b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.

c. Memberikan limitasi atau scope atau sejauhmana penelitian deskriptif akan dilaksanakan.

d. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan.

e. Menelurusi sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dicapai.

f. Merumuskan hipotesi-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun implisit.

g. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.

h. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhada data yang telah dikumpulkan.

i. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

j. Mengadakan generalisasi dan deduksi dari penemuan serta hipotesis yang ingin diuji.

k. membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

B. Lokasi Dan Subyek Populasi 1. Lokasi

Agar penelitian ini jelas, maka penulis melakukan penelitian pada tanggal 03 September 2013 sampai tanggal 21 September 2013 di SMK Negeri 2


(25)

45

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bandung, yang beralamat di JL. Ciliwung No. 4 Bandung, Jawa Barat. Adapun jadwal ekstrakurikuler futsal yaitu:

Hari :

Rabu, pukul 15.30-18.00 Sabtu, pukul 11.00-13.00

2. Populasi dan sampel penelitian

Dalam penelitian tanpa ada kecermatan dalam pada saat melakukan penelitian maka penelitian tersebut sangat rentan dari hasil kebenaran dan objektivitas, kedua hal tersebut sangat diperlukan.

Menurut Sugiyono (2012:117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Dari penjelasan diatas maka penulis akan mengambil populasi penelitian di SMK Negeri 2 Bandung, siswa yang mengikuti ekstrakulikuler futsal.

Untuk mengetahui besaran sampel yang harus diambil dalam sebuah penelitian maka, menurut Sugiyono (2012:118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karen keerbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi itu.

Dalam penelitian ini penulis akan mengambil sampel dengan mennggunakan purposive sampling, menurut Sugiyono (2012:124) purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Karena dalam purposive sampling sampel diambil dengan menggunakan beberapa


(26)

46

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

syarat, maka penulis membuat syarat untuk populasi yang akan menjadi sampel yaitu:

a) Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal. b) Sampel diambil hanya kepada siswa laki-laki.

c) Siswa yang selalu aktif dalam mengikuti setiap kegiatan ekstrakurikuler lebih dari satu tahun.

C. Langkah-Langkah Penelitian

Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang yang dilakukan maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencan kerja. Dengan adanya gambaran dalam melakukan penelitian diharapkan penelitian tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah dibuat dalam langkah-langkah penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian yang penulis buat yaitu:

1. Langkah pertama menentukan populasi yang akan diteliti yaitu diambil dari siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.

2. Kemudian menetukan sampel, dikarenakan adanya syarat dalam menentukan sampel maka syarat-syarat tersebut adalah:

a. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.

b. Siswa yang selalu aktif dalam mengikuti setiap kegiatan ekstrakurikuler lebih dari satu tahun.

c. Sampel diambil hanya kepada siswa laki-laki yang berjumlah 29 orang. 3. Kemudian melakukan tes dengan menggunakan Self Esteem Inventory (SEI)

yang diberikan kepada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal.

4. Setelah hasil tes didapatkan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan menganalisis data.

5. Langkah terakhir menentukan kesimpulan yang didasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data.


(27)

47

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Langkah-langkah dalam melakukan penelitian

Bagan 3.1

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua varaibel yang perlu dijelaskan sebagai pedoman dalam operasionalnya, sehingga tidak menimbulkan

penafsiran-Sampel

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal

Mengambil Hasil Nilai pendidikan jasmani

Pengumpulan data

Kesimpulan

Hasil Nilai pendidikan jasmani

Analisis dan Pengolahan Data

Populasii

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal

Test dengan menggunakan angket Self Esteem Inventory SEI)


(28)

48

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penafsiran yang keliru yang dapat menjauhkan dari maksud dan tujuan penelitian ini. Adapun variabel tersebut adalah self esteem dan hasil belajar

Menurut Klass dan Hodge (Gufron dan Rini, 2010:41) mendifinisikan self esteem adalah “hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yng diperoleh dari interaksi individu sengan lingkungan”.

Lenner dan Spanier (Gufron dan Rini, 2010:39) berpendapat bahwa self esteem adalah tingkat penilian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan konsep diri seseorang.

Menurut Coopersmith (1967:5) self esteem is a personal judgemnt of worthiness that is expressed in the attitudes the individual holds toward himself.

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti dan menjadi mengerti (Oemar Hamalik) dalam

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html

Menurut Giriwijoyo (Subroto dkk, 2010:102) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya.

E. Instrumen Penelitian 1. Angket

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan angket sebagai alat ukur dalam melakukan penelitian korelasi self esteem siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal terhadap hasil belajar. Menururt sugiyono (2012:199) menyetakan bahwa:

kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang paling efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu pasti apa yang akan diharapkan dari responden.


(29)

49

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kuesioner juga cocok bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka. Pertanyaan atau pernyataan terbuka adalah pernyataan yang mengharapkan responden untuk menulis jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sedangkan pernyataan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket tertutup perlu dibuat kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan angket yang dibuat oleh Coopersmith (1967) berupa SELF ESTEEM INVENTORY (SEI), SELF ESTEEM INVENTORY (SEI) merupakan angket yanng pernyataan atau pertanyaannya tertutup. Pernyataan atau pertanyaannya sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh penulis adapun kisi-kisi dari pernyataan dalam angket mengacu pada sumber self esteem yaitu menurut Coopersmith (1967:38) memperkenalkan empat sumber dari self esteem, yaitu sebagai berikut:

a. Kekuasaan (Power)

Kekuasaan, dalam arti kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol perilaku orang lain. Kemampuan ini ditandai oleh adanya pengakuan dari rasa hormat yang diterima individu dari orang lain dan besarnya sumbangan dari pikiran atau pendapat dan kebenaranya. Keberhasilan ini diukur oleh kemampuan untuk mempengaruhi aksinya dengan mengontrol perilaku sendiri dan mempengaruhi orang lain. Pada situasi tertentu, power tersebut mucul melalui pengakuan dan penghargaan yang diterima oleh individu dari orang lain dan melalui kualitas penilaian terhadap penapat-pendapat dan hak-haknya.

b. Keberartian (Significance)

Keberartian yaitu adanya kepedulian, perhatian dan kasih sayang yang diterima individu dari orang lain. Keberhasilan ini diukur oleh adanya perhatian dan kasih sayang yang ditunjukan oleh orang lain. Ekspresi dari penghargaan dan minat terhadap individu tersebut dalam pengertian penerimaan dan popularitas,


(30)

50

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sedangkan lawannya adalah penolakan dan isolasi. Penerimaan ini ditandai dengan kehangatan, responsive, minat, dan menyukai individu apa adanya.

c. Kebijakan (Virtue)

Kebijakan yaitu ketaatan atau kepatuhan dalam arti mengikuti etika moral dan prinsip agama. Ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi perilaku yang harus dihindari dan melakukan perilaku yang diperbolehkan atau bahkan diharuskan oleh etika, moral dan prinsip agama. Individu yang mentaati etika moral dan prinsip agama yang kemudian menginternalisasikannya akan menampilkan penilaian diri yang lebih positif.

d. Kompetensi (Competence)

Kompetensi dalam arti sukses dan mampu memenuhi tuntutan profesi. Ditandai oleh keberhasilan individu dalam mengerjakan bermacam-macam tugas atau pekerjaan dengan baik dan bervariasi untuk tiap level dan kelompok usia tertentu.

Adapun kisi-kisi pernyataan self esteem inventory ada pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Self Esteem Inventory

No Aspek Indikator Jumlah

Aitem

Pernyataan Positif

(+) Negatif (-) 1 Kekuasaan (Power) 1. Adanya pengakuan dari

orang lain

5 11, 28, 33, 53, 56,

2. Adanya ras hormat dari orang lain

3 47, 34 46

3. Mampu mengemukakan pendapat

5 45,48, 55,

27, 52

4. Mengatur dan mengontrol orang lain

2 32, 39,

5. Mengatur perilaku orang lain


(31)

51

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2 Keberartian

(Significance)

1. Penerimaan diri 20 2, 4, 7, 8, 20, 23, 24, 29, 57,

1, 3, 6, 25, 30, 31, 37, 38, 44, 51, 58

2. Mendapatkan perhatian dari orang lain

6 5, 19, 41 15, 26,49,

3. Popularitas diri 2 18, 43, 3 Kebijakan (Virtue) 1. Taat pada peraturan sesuai

dengan moral

2. Taat pada peraturan sesuai dengan etika

4 13 12, 40, 42

4 Kompetensi (competence)

1. Mampu menyelesaikan mcam-macam tugs yang diberikan

6 14, 21, 36,

16, 22, 35,

2. Mampu menyelesaikan masalah sendiri

1 9,

3. Mampu mengambil keputusan sendiri

3 10, 17, 50,

Setelah kisis-kisi di buat maka, menentukan cara penilaiannya yaitu:

1) Tes ini dibuat dengan menggunakan skala kebohongan untuk membantu menentukan bilamana ada responden yang berusaha untuk memperlihatkan bahwa dia memiliki self esteem yang tinggi, apabila responden menjawab “YA” tiga atau lebih pada nomor 1, 6, 13, 20, 27, 34, 41, 48 maka dia dinyatakan memiliki self esteem yang rendah

2) Penilian pada jawaban “Ya” adalah nomor: 2, 4, 5, 10, 11, 14, 18, 19, 21, 23, 24, 28, 29, 32, 36, 45, 47, 55, 57

3) Penilaian pada jawaban “Tidak” adalah nomor: 3, 7, 8, 9, 12, 15, 16, 17, 22, 25, 26, 30, 31, 33, 35, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 56, 58


(32)

52

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Self Esteem Laki-laki Perempuan Keterangan

33 32 Sangat dibawah rata-rata

36 35 Dibawah rata-rata

40 39 Rata-rata

44 43 Diatas rata-rata

47 46 Sangat diatas rata-rata

Setelah kisis-kisi pernyataan telah dibuat maka selanjutnya membuat skala atau cara memberikan penilaian pada setiap pernyataan, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan skala Guttman dalam memberikan penilaian pada setiap pernyataan karena dengan menggunakan skala Guttman akan mendapatkan jawaban yang tegas sesuai dengan pendapat Sugiyono (2012:139) “skala Guttman akan didapatkan jawaban yang tegas, yaitu Ya-Tidak, Benar-Salah, Pernah-Tidak, Positif-Negatif, dll”. Lihat pada tabel 3.2

Menurut Nazir (2005:340) skala Guttman memiliki beberapa ciri penting, yaitu:

a. Skala Guttman merupakan skala kumulatif, jika seseorang mengiyakan pertanyaan atau pernyataan yang berbobot lebih berat, maka ia juga akan mengiyakan pertanyaan atau pernyataan yang kurang berbobot lainnya. b. Skala Guttman ingin mengukur satu dimensi saja dari suatu variabel yang

multi dimensi, sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat unidimensional.

Tabel 3.4

Kategori penilaian Skala Guttman

Alternatif jawaban Positif (+) Negatif (-)

Ya 1 0


(33)

53

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Nilai Raport

Dalam penelitian ini penulis akan menggunaka nilai rapot sebagai pembanding dari hasil nilai skala self esteem. Nilai raport merupakan hasil dari pembelajaran siswa selama satu semester, dalam pembelajaran pendidikan jasmani nilai yang digunakan mengacu pada tiga domain, domain tersebut merupakan satu kesatuan yang didapat dari pelajaran tersebut yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari ketiga domain tersebut maka guru akana mendapatkan nilai untuk diberikan kepada siswa sebagai evaluasi pembelajaran yang telah dilakukannya selama sekolah.

F. Uji Validitas dan Realibilitas 1. Uji Validitas

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah di uji cobakan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan. 2) Memberikan skor untuk keseluruhan jumlah butir pernyataan. 3) Menyusun skor dari skor yang didapat secara keseluruhan.

Dengan rumus sebagai berikut:

Arti unsur-unsur tersebut :

r xy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) X = skor pada variabel X

Y = skor pada variabel Y X = jumlah skor variabel X Y = jumlah skor variabel Y Xy = jumlah skor X kali Y


(34)

54

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan rxy dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment dengan taraf signifikansi 5 %. Jika rxy > rkritis maka butir soal tersebut valid.

Untuk memudahkan peneliti, penulis menggunakan microsoft excel 2010 pada windows seven. Setelah mendapat nilai korelasinya, peneliti bandingkan dengan nilai r-tabel pada taraf signifikan 5 % dan jumlah responden sebanyak 32. Untuk menentukan keputusan bahwa item soal itu valid atau tidaknya, peneliti berpatokan pada norma sebagai berikut ; jika rxy > rkritis berarti item soal dapat dinyatakan valid. Sebaliknya jika rxy < rkritis maka item soal dapat dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Pengujian realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuisioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Instrumen (kuisioner atau angket) yang handal berarti mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Cara menghitung reliabilitas dapat menggunakan sebagai berikut:

Arti unsur-unsur tersebut :

r xy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) X = skor pada variabel X

Y = skor pada variabel Y X = jumlah skor variabel X Y = jumlah skor variabel Y Xy = jumlah skor X kali Y

N = jumlah subjek

Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:


(35)

55

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Keterangan:

ri : realibilitas internal seluruh instrumen

rb : korelasi product moment antara belah pertama dan belah kedua (dengan rumus product moment)

Untuk memudahkan peneliti, maka digunakan alat bantu yaitu SPSS 21 for windows. Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas.

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas Instrumen Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80 – 1.000 Sangat tinggi 0.60 – 0.799 Tinggi

0.40 – 0.599 Cukup

0.20 – 0.399 Rendah 0.00 – 0.199 Sangat rendah G. Analisis Data

Setelah pengetesan selesai dan data hasil pengetesan terkumpul maka langkah berikutnya adalah mengumpulkan data, kemudian melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan, pengolahan, dan penganalisisan data dimaksudkan untuk mengetahui korelasi self esteem siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal terhadap hasil belajar. Dalam penelitin ini penulis akan menggunakan korelasi person product moment.

Analisis korelasi benyak jenisnya, ada sembilan jenis korelasi (Abduljabar dan Kusumah, Jajat D. 2010:229) yaitu:

1. korelasi spearman product moment 2. korelasi ratio

3. korelasi spearman rank atau rho 4. korelasi berseri


(36)

56

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 6. korelasi phi

7. korelasi tetrachoric 8. korelasi kontigency 9. korelasi kendall’s Tau

Berdasarkan sembilan teknik korelasi tersebut maka penulis akan menggunkan korelasi pearson product moment karena sangat populer dan sering dipakai oleh para peneliti dan mahasiswa. Kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Teknik korelasi PPM termasul teknik statistik parametric yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Adapun langkah-langkahnya yaitu:

1. membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat

a. Ho : tidak ada korelasi yang signifikan antara self esteem terhadap hasil belajar

b. H1: terdapat korelasi yang signifikan antara self esteem terhadap hasil belajar

2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik a. Ho : r = 0

b. H1 : r ≠ 0

3. Membuat tabel penolong untuk menghitung Korelasi PPM

Tabel 3.6

Tabel penolong korelasi PPM

No X Y X² Y² XY

1 2 3 Σ


(37)

57

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Interpretasi koefisien korelasi nilai r Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

0.60 – 0.799 Kuat

0.40 – 0.599 Cukup Kuat 0.20 – 0.399 Rendah 0.00 – 0.199 Sangat rendah

4. Mencari r hitung dengan cara memasukan angka statistik dari tabel penolong dengan rumus:

Arti unsur-unsur tersebut :

r xy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) X = skor pada variabel X

Y = skor pada variabel Y X = jumlah skor variabel X Y = jumlah skor variabel Y Xy = jumlah skor X kali Y

N = jumlah subjek

5. Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap Y dengan rumus:

KP = r² X 100%

6. Menguji signifikansi dengan rumus thitung:

√ √


(38)

58

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Kaidah pengujian:

Jika: thitung > ttabel maka tolak Ho, artinya signifikan dan thitung < ttabel maka terima Ho, artinya tidak signifikan 7. Membuat kesimpulan

Setelah selesai melakukan thitung maka langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan yaitu berupa:

thitung > ttabel maka tolak Ho, artinya signifikan dan thitung < ttabel maka terima Ho, artinya tidak signifikan


(39)

65

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa:

“Terdapat korelasi yang signifikan antara self esteem siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes)”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil penelitian yang didapatkan, maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu:

1. Kepada para guru, pengaruh dalam melakukan belajar dan pembelajaran yang baik dapat meningkatkan self esteem siswa. Sehingga para guru harus dapat memberikan arahan, motivasi, bimbingan, dll. Terhadap siswanya

2. Kepada para siswa, dalam melakukan proses pembelajaran diharapkan siswa saling menghormati, memberikan motivasi dan jangan mencela terhadap temannya. Sehingga akan membuat suasana belajar yang menyenangkan dan mendapatkan prestasi yang lebih tinggi lagi.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih dalam dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan di Indonesia.


(40)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang Dan Kusumah, Jajat D. (2010). Modul Aplikasi Statistik Dalam Penjas, Upi: Bandung

Abduljabar, Bambang, (2011). Pedagogi Olahraga, Bandung: Upi

Coopersmith, Stanley, (1967). The Antecedents Of Self Esteem, California: W. H. Freeman And Company

Gufron Dan Risnawati, Rini, (2010). Teori-Teori Psikologi, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Husdarta, (2012), Manajemen Pendidikan Jasmani, Bandung: Alfabeta

Ibrahim, Rusli. (2003). Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani Adaptif. Departemen Pendidikan Nasional

Ibrahim, Rusli. (2001). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Kosasih, Engkos. (1993). Pendidikan Jasmani Dan Teori Dan Praktek. Departemen Pendidikan Nasional: Erlangga

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Gerak Disekolah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

... (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung:UPI

Santrock W. Jhon. (2002). Perkembangan Remaja (Eleven Ed.), Jakarta: Erlangga Santrock W. Jhon. (2007). Perkembangan Anak (Eleven Ed. Jild 2), Jakarta:

Erlangga

Somarya, Dede Dan Nuryani, Pupun, (2009). Landasan Pendidikan, Bandung: Upi

Subroto, Toto Dkk, (2008). Teori Bermain, Bandung: Upi

Sugiyono,(2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kaulitatif,Dan R&D, Bandung: Alfabeta

Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum Dan Pembelajaran. Bandung: Upi

Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Berdasarkan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Upi


(41)

67

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Skripsi dan Tesis

Diwyacitta, Devi, (2012). Hubungan Antara Self Esteem Dengan Tingkah Laku Agresi Pada Remaja Awal. Skripsi pada PPB FIP UPI: tidak diterbitkan Eggy, Fauzi, Cecep(2013), Hubungan Mengikuti Ekstrakulikuler Futsal Terhadap

Hasil Pembelajaran Penjas Sepak Bola Di SMAN 10 Bandung. Skripsi pada PJKR FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan

Murdhani, Galih, Wisnu (2007). Survei Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket Di Sman 6 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi sarjana pendidikan pada PJKR IKOR Universitas Negeri Semarang

Firmansyah, Helmy, Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Tesis UPI Bandung (Online). tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197912282

005011-HELMY_FIRMANSYAH/Hasil_Belajar_Pendidikan_Jasmani_%28Jurnal_ Helmy%29.pdf

Jannah Riyahu. (2011). Program Bimbingan Dan Konseling Untuk Siswa Underachiever Berdasarkan Profil Self Esteem.skripsi pada PPB FIP UPI: tidak diterbitkan

Juliansyah, Abdul, Khalik (2013). Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar Pendidikan Jasmani Di Pedesaan Dan Perkotaan. Skripsi Sarjana Pendidikan Pada PJKR FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan

Internet

Budiman, Didin. Psikologi Anak Dalam Penjas [online] tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072 001121-DIDIN_BUDIMAN/psikologi_anak_dlm_penjas/self_esteem.pdf [5 September 2013]

Eko,Ras. 2013. Pengertian kegiatan ekstrakulikuler [online] tersedia: http://ras-eko.blogspot.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.html [29 Agustus 2013]


(42)

68

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mahendra, Agus, Asas dan Filsafaf Penjas [online] tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241

989031-AGUS_MAHENDRA/Asas_dan_Falsafah_Penjas_Agus_Mahendra/Bab_II _Falsafah.pdf. [9 September 2013]

Yuri, Arief. (2009). Pentingnya kegiatan ekstrakulikuler [online].

Tersedia:http://ariefyuri.blogspot.com/2009/03/pentingnya-kegiatan-ekstrakurikuler.html [29 Agustus 2013]

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_bela_diri [29 Agustus 2013]

http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-harga-diri-self-esteem.html [29 Agustus 2013]

http://siapbelajar.com/wp-content/uploads/2013/02/1_Penjaskes-Kelas-7.pdf [29 Agustus 2013]

http://ras-eko.blogspot.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.html [29 Agustus 2013]

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html [12 September 2013]


(1)

57

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Tabel 3.7

Interpretasi koefisien korelasi nilai r

Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

0.60 – 0.799 Kuat

0.40 – 0.599 Cukup Kuat 0.20 – 0.399 Rendah 0.00 – 0.199 Sangat rendah

4. Mencari r hitung dengan cara memasukan angka statistik dari tabel penolong dengan rumus:

Arti unsur-unsur tersebut :

r xy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) X = skor pada variabel X

Y = skor pada variabel Y

X = jumlah skor variabel X

Y = jumlah skor variabel Y Xy = jumlah skor X kali Y

N = jumlah subjek

5. Mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap Y dengan rumus:

KP = r² X 100%

6. Menguji signifikansi dengan rumus thitung:

√ √


(2)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Kaidah pengujian:

Jika: thitung > ttabel maka tolak Ho, artinya signifikan dan thitung < ttabel maka terima Ho, artinya tidak signifikan 7. Membuat kesimpulan

Setelah selesai melakukan thitung maka langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan yaitu berupa:

thitung > ttabel maka tolak Ho, artinya signifikan dan thitung < ttabel maka terima Ho, artinya tidak signifikan


(3)

65

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa:

“Terdapat korelasi yang signifikan antara self esteem siswa yang mengikuti

ekstrakurikuler futsal terhadap hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes)”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil penelitian yang didapatkan, maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu:

1. Kepada para guru, pengaruh dalam melakukan belajar dan pembelajaran yang baik dapat meningkatkan self esteem siswa. Sehingga para guru harus dapat memberikan arahan, motivasi, bimbingan, dll. Terhadap siswanya

2. Kepada para siswa, dalam melakukan proses pembelajaran diharapkan siswa saling menghormati, memberikan motivasi dan jangan mencela terhadap temannya. Sehingga akan membuat suasana belajar yang menyenangkan dan mendapatkan prestasi yang lebih tinggi lagi.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih dalam dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan di Indonesia.


(4)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang Dan Kusumah, Jajat D. (2010). Modul Aplikasi Statistik

Dalam Penjas, Upi: Bandung

Abduljabar, Bambang, (2011). Pedagogi Olahraga, Bandung: Upi

Coopersmith, Stanley, (1967). The Antecedents Of Self Esteem, California: W. H. Freeman And Company

Gufron Dan Risnawati, Rini, (2010). Teori-Teori Psikologi, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Husdarta, (2012), Manajemen Pendidikan Jasmani, Bandung: Alfabeta

Ibrahim, Rusli. (2003). Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani Adaptif. Departemen Pendidikan Nasional

Ibrahim, Rusli. (2001). Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani Di Sekolah

Dasar. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Kosasih, Engkos. (1993). Pendidikan Jasmani Dan Teori Dan Praktek. Departemen Pendidikan Nasional: Erlangga

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Gerak

Disekolah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

... (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung:UPI

Santrock W. Jhon. (2002). Perkembangan Remaja (Eleven Ed.), Jakarta: Erlangga Santrock W. Jhon. (2007). Perkembangan Anak (Eleven Ed. Jild 2), Jakarta:

Erlangga

Somarya, Dede Dan Nuryani, Pupun, (2009). Landasan Pendidikan, Bandung: Upi

Subroto, Toto Dkk, (2008). Teori Bermain, Bandung: Upi

Sugiyono,(2012). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kaulitatif,Dan R&D, Bandung: Alfabeta

Susilana, Rudi. (2006). Kurikulum Dan Pembelajaran. Bandung: Upi

Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

Berdasarkan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Upi


(5)

67

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Skripsi dan Tesis

Diwyacitta, Devi, (2012). Hubungan Antara Self Esteem Dengan Tingkah Laku

Agresi Pada Remaja Awal. Skripsi pada PPB FIP UPI: tidak diterbitkan

Eggy, Fauzi, Cecep(2013), Hubungan Mengikuti Ekstrakulikuler Futsal Terhadap

Hasil Pembelajaran Penjas Sepak Bola Di SMAN 10 Bandung. Skripsi pada

PJKR FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan

Murdhani, Galih, Wisnu (2007). Survei Motivasi Siswa Dalam Mengikuti

Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket Di Sman 6 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi sarjana pendidikan pada PJKR IKOR Universitas Negeri

Semarang

Firmansyah, Helmy, Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Tesis UPI Bandung (Online). tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197912282

005011-HELMY_FIRMANSYAH/Hasil_Belajar_Pendidikan_Jasmani_%28Jurnal_ Helmy%29.pdf

Jannah Riyahu. (2011). Program Bimbingan Dan Konseling Untuk Siswa

Underachiever Berdasarkan Profil Self Esteem.skripsi pada PPB FIP UPI:

tidak diterbitkan

Juliansyah, Abdul, Khalik (2013). Perbandingan Minat Siswa Dalam Belajar

Pendidikan Jasmani Di Pedesaan Dan Perkotaan. Skripsi Sarjana

Pendidikan Pada PJKR FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan

Internet

Budiman, Didin. Psikologi Anak Dalam Penjas [online] tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072 001121-DIDIN_BUDIMAN/psikologi_anak_dlm_penjas/self_esteem.pdf [5 September 2013]

Eko,Ras. 2013. Pengertian kegiatan ekstrakulikuler [online] tersedia: http://ras-eko.blogspot.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.html [29 Agustus 2013]


(6)

Sandhi Komara, 2013

Korelasi Self Esteem Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Futsal Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan (Penjasorkes)

Mahendra, Agus, Asas dan Filsafaf Penjas [online] tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241

989031-AGUS_MAHENDRA/Asas_dan_Falsafah_Penjas_Agus_Mahendra/Bab_II _Falsafah.pdf. [9 September 2013]

Yuri, Arief. (2009). Pentingnya kegiatan ekstrakulikuler [online].

Tersedia:http://ariefyuri.blogspot.com/2009/03/pentingnya-kegiatan-ekstrakurikuler.html [29 Agustus 2013]

http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_bela_diri [29 Agustus 2013]

http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-harga-diri-self-esteem.html [29 Agustus 2013]

http://siapbelajar.com/wp-content/uploads/2013/02/1_Penjaskes-Kelas-7.pdf [29 Agustus 2013]

http://ras-eko.blogspot.com/2013/05/pengertian-kegiatan-ekstrakurikuler.html [29 Agustus 2013]

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html [12 September 2013]


Dokumen yang terkait

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehata

6 147 156

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA TERHADAP HARGA DIRI (SELF ESTEEM) SISWA.

4 17 55

PERSEPSI GURU NON PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) SD NEGERI DI DABIN II KECAMATAN BREBES TAHUN 2009.

0 1 107

PERSEPSI GURU NON PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) SD NEGERI DI DABIN IV KECAMATAN JATIBARANG TAHUN 2009.

0 1 80

Persepsi Guru Non Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES) terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES) SD Negeri di Dabin IV Kecamatan Jatibarang tahun 2009.

0 2 81

(ABSTRAK) PERSEPSI GURU NON PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) SD NEGERI DI DABIN IV KECAMATAN JATIBARANG TAHUN 2009.

0 0 2

PERSEPSI GURU NON PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) SD NEGERI DI DABIN VII KECAMATAN BREBES TAHUN 2009.

0 1 112

Persepsi Guru Non Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) Terhadap kinerja Guru Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) SD Negeri Di Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Tahun 2009.

0 1 70

Kelas 11 SMA Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan Penjasorkes Siswa 2017

0 1 305

Kelas 10 SMA Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan Penjasorkes Siswa 2017

0 3 225