AUDIT ENERGI LISTRIK DI PADMA HOTEL BANDUNG.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHLUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Metodologi ... 2
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 4
2.1 Audit Energi ... 4
2.1.1 Pengertian Audit Energi ... 4
2.1.2 Proses Audit Energi ... 4
2.2 Jenis-jenis Beban di Padma Hotel Bandung ... 7
2.2.1 Air Conditioning (AC) ... 7
2.2.2 Penerangan dan Non AC ... 9
2.3 Parameter Audit Energi di Padma Hotel Bandung ... 10
2.3.1 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik ... 10
2.3.2 Profil Penggunaan Energi Listrik... 10
2.3.3 Kurva Beban ... 10
2.3.4 Tingkat Pencahayaan ... 10
2.3.5 Daya Pencahayan (Pc) ... 11
2.3.6 Temperatur dan Kelmbaban ... 11
2.3.7 Arus Listrik ... 12
2.3.8 Tegangan Listrik ... 12
(2)
2.3.10 Daya Listrik ... 12
2.3.11 Faktor Daya ... 14
2.3.12 Harmonisa ... 14
BAB III KOMPILASI DATA, ANALISIS DAN REKOMEMDASI ... 16
3.1 Kompilasi Data dan Analisis ... 16
3.1.1 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik ... 16
3.1.2 Profil Konsumsi Energi Listrik ... 16
3.2 Kurva Beban ... 17
3.3 Kualitas Penerangan... 20
3.3.1 Kondisi Temperatur dan Kelembaban Udara Ruangan ... 20
3.3.2 Kualitas Sumber Listrik ... 22
3.3.3 Rekomendasi ... 25
BAB IV PELAKSANAAN AUDIT ENERGI ... 28
4.1 Gambar Objek Audit Energi listrik ... 28
4.1.1 Sumber Energi Listrik ... 28
4.1.2 Biaya Energi Listrik ... 28
4.1.3 Titik dan Parameter Energi Listrik ... 29
4.1.4 Hasil Pengukuran Energi ... 29
4.1.5 Pengukuran Tingkat Pencahayaan ( Iiuminasi ) ... 35
4.1.6 Pengukuran Temperatur dan Kelembaban ... 37
4.2 Pengukuran Kualitas Sumber Listrik ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
5.1. Kesimpulan ... 41
5.2. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... viii
(3)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan alur proses audit energi ... 6
2.2 Sistem refrigerasi ... 7
2.3 Siklus refrigerasi (diagram tekanan vs entalphy) ... 8
2.4 Segitiga daya ... 14
2.5 Bentuk gelombang yang tidak terdistorsi harmonisa ... 15
2.6 Bentuk gelombang yang terdistorsi harmonisa ... 15
4.1 Titik pengukuran ... 18
4.2 Luxmeter digital ... 20
4.3 Termometer digital... 23
4.4 Hygrometer ... 23
4.5 Power Quality Analizer ... 25
3.1 Profil Penggunaan energy listrik Gedung Baru FPTK UPI Bandung ... 28
3.2 Kurva beban maksimum energi listrik pada hari kerja, 22 – 26 juni 2009 ... 29
(4)
Tabel Halaman
2.1 Jenis dan jumlah lampu terpasang ... 9
2.2 IKE listrik berbagai bangunan ... 10
2.3 Tingkat pencahayaan minimumuntuk perkantoran dan perkuliahan ... 11
2.4 Standar daya pencahayaan maksimum ... 11
4.1 Rekapitulasi konsumsi energi listrik dan biaya rekening listrik periode juli 2006 – juni 2009 ... 18
4.2 Parameter dan titik pengukuran ... 20
4.3 Kondisi pengukuran penerangan di Padma Hotel ... 21
4.4 Data temperatur dan kelembaban udara ruangan ... 23
4.5 Data pengukuran kualitas sumber listrik ... 25
4.6 Data pengukuran daya semu di MDP ... 25
3.1 Kompilasi data penggunaan beban perhari selama hari kerja ... 29
3.2 Kondisi pengukuran penerangan dibandingkan dengan standar di Padma Hotel Bandung ... 21
3.3 Data temperatur dan kelembaban udara ruangan dibandingkan dengan standar ... 23
(5)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan tulang punggung utama kegiatan ekonomi, pembangunan dan kegiatan masyarakat lainnya. Akan tetapi, pelaku ekonomi dan pembangunan lebih memprioritaskan aspek arsitektur bangunan dari pada efisiensi energi yang dikonsumsi. Energi listrik paling banyak digunakan oleh masyarakat karena dapat dengan mudah diubah ke bentuk energi lain, misal pengondisi udara, penerangan, pompa dan beberapa keperluan lainnya.
Perubahan sistem di Indonesia akhir-akhir ini membuat segala sektor harus berbenah, termasuk PLN sebagai salah satu perusahaan milik negara yang berkecimpung di bidang energi listrik. Salah satu langkah yang paling nyata adalah menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL). Kebijakan menaikkan TDL merupakan langkah untuk mengumpulkan dana pembangunan pembangkit listrik yang baru. Tak jarang pula PLN melakukan pemadaman secara bergilir di beberapa daerah karena keterbatasan pasokan listrik.
Kenaikan TDL tentunya akan berimbas kepada sektor gedung perkantoran yang mayoritas menggunakan listrik dari PLN. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, pengelola “PADMA HOTEL Bandung” harus melakukan penghematan guna menekan penggunaan listrik yang selanjutnya akan mengurangi pembayaran rekening listrik.
(6)
2
Audit energi adalah teknik untuk menghitung Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan mengidentifikasi potensi-potensi penghematan energi. Nilai IKE memberi gambaran besarnya efisiensi penggunaan energi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan di bahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan besarnya daya terpasang dan terpakai ? 2. Bagaimana menghitung IKE listrik dan kualitas listrik ?
3. Bagaimana mengetahui sumber-sumber pemborosan penggunaan energi listrik di Padma Hotel Bandung dan mencari upaya penghematannya. ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui besarnya daya terpasang dan daya terpakai
2. Untuk mengetahui penggunaan energi di sektor Air Conditioning (AC), penerangan dan non AC.
(7)
3 1.4 Batasan Masalah
1. Kualitas listrik yang diukur mencakup tegangan, arus, frekuensi, Displacement Power Factor (DPF)
2. Standard IKE listrik yang digunakan adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-USAID.
3. Standard tingkat pencahayaan didasarkan pada Departemen Pertambangan dan Energi, Prosedur Audit Energi pada Bangunan Hotel, 2000.
4. Standard tingkat kenyamanan temperatur dan kelembaban ruangan didasarkan, Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Bangunan Hotel. 5. Audit hanya dilakukan pada peralatan yang menggunakan energi listrik.
1.5 Metodologi
1. Studi literatur berbagai standard yang relevan dengan pembahasan obyek. 2. Observasi ke obyek audit energi, yaitu Padma Hotel Bandung
3. Pengumpulan data historis, mencakup rekening listrik satu tahun terakhir, single line diagram, as built drawing dan sebagainya.
4. Pengambilan data, yaitu pengukuran pada obyek yang diamati selama rentang waktu tertentu.
5. Kompilasi data, analisis dan rekomendasi, yaitu kegiatan mengompilasi data-data yang didapat dan membandingkannya dengan standard yang berlaku, kemudian merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan. 6. Kesimpulan dan saran
(8)
4 1.6 Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang penyusunan Tugas Akhir, tujuan, rumusan dan batasan masalah, metodologi, serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Menjelaskan konsep teori yang menunjang studi kasus Tugas Akhir.
Bab III Pelaksanaan Audit Energi
Meliputi gambaran obyek audit energi, teknik dan hasil pengukuran.
Bab IV Kompilasi Data, Analisis dan Rekomendasi
Mengompilasi data yang diperoleh dari pengukuran, kemudian menganalisisnya. Berdasarkan hasil analisis akan direkomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan agar terjadi penghematan energi.
Bab V Kesimpulan dan Saran
(9)
BAB III
PELAKSANAAN AUDIT ENERGI
3.1 Gambaran Obyek Audit Energi
Padma Hotel Bandung, berada di Jln. Ranca Bentang No.56 - 58 Bandung. Bangunan Padma Hotel Bandung, berlantai 5, lantai dasar 1 dan menghadap ke Barat. Di daerah hotel tersebut terdapat rumah masyarakat bangunan elit, yaitu di antara yah rumah para pejabat, rumah sakit angkatan Auri dan Universitas Parahiangan. Gedung ini mempunyai luas ± 11.428 m2.
Secara umum, untuk lantai dasar digunakan sebagai ruangan kantor civ.engenering. Untuk lantai 1/5 digunakan sebagai ruang pelayanan Tamu / Konsumen (kamar), namun ada beberapa ruangan digunakan sebagai tempat dapur, lestoran,kantor,dan besmen.
3.1.1 Sumber Energi Listrik
Daya tersambung yang di Padma Hotel Bandung dari MDP 555 kVA untuk SDP A adalah sebesar 426 VA dan SDP B 246 VA dengan daya yang terpasang dari PLN 555 kVA. Berdasarkan TDL 2010, golongan tarif listrik dan beban tersambung termasuk B2
.
3.1.2 Biaya Energi Listrik
Berdasarkan TDL 2010, biaya yang harus dibayar setiap bulan oleh Padma Hotel Bandung , yaitu:
• Biaya beban normal: 555 kVA x Rp.30.000,00 = Rp.166.650.000,00 • Biaya beban berdasarkan waktu pemakaian, yaitu:
- Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) pukul 22.00-18.00 WIB, dikenakan biaya sebesar: besar pemakaian (kWh) x Rp.520,00
(10)
- Waktu Beban Puncak (WBP) pukul 18.00-22.00 WIB, dikenakan biaya sebesar: besar pemakaian (kWh) x Rp.545,00
3.2 Titik dan Parameter Pengukuran Energi Listrik
Gambar 3.1 Titik Pengukuran Keterangan gambar:
• MDP : Main Distribution Panel • SDP A : Sub Distribution Panel A • SDP B : Sub Distribution Panel B
(11)
• 1 : DP PADMA-A/ lantai 1
• 2 : DP PADMA-A/ lantai 2
• 3 : DP PADMA-A/ lantai 3
• 4 : DP PADMA-A/ lantai 4
• 5 : DP PADMA-A/ lantai 5
• 6 : DP AC-A/ Lantai 1
• 7 : DP AC-A/ Lantai 2
• 8 : DP AC-A/ Lantai 3
• 9 : DP AC-A/ Lantai 4
• 10 : DP AC-A/ Lantai 5
• 11 : DP PASSENGER LIFT-A
• 12 : DP PADMA-B/ Lantai 1
• 13 : DP PADMA-B/ Lantai 2
• 14 : DP PADMA-B/ Lantai 3
• 15 : DP PADMA-B/ Lantai 4
• 16 : DP PADMA-B/ Lantai 5
• 17 : DP AC-B/ Lantai 1
• 18 : DP AC-B/ Lantai 2
• 19 : DP AC-B/ Lantai 3
• 20 : DP AC-B/ Lantai 4
• 21 : DP AC-B/ Lantai 5
• 22 : DP PASSENGER LIFT-B
(12)
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa parameter yang diukur pada panel listrik selama audit energi berlangsung.
Tabel 3.2 Parameter dan titik pengukuran
No. Titik Pengukuran Parameter Pengukuran
1 P1
Tegangan (VL-N dan VL-L)
Arus fasa Frekuensi
Daya nyata, aktif dan reaktif (1Φdan 3 Φ)
PF dan DPF THD I dan V
2
P2,P3,P4,P5,P6,P7,P8,P9,P10,P11,P12,P13,P14,P15,P16,P17,P18 ,P19,P20,P21,P22,P23,P24 dan P25
Tegangan (VL-L)
Arus fasa Frekuensi
Daya nyata, aktif dan reaktif (3 Φ) DPF
THD I dan V
3.3 Teknik dan Hasil Pengukuran Energi Listrik
3.3.1 Teknik dan Hasil Pengukuran Tingkat Pencahayaan (Iluminasi)
Iluminasi ruangan saat diukur, yaitu saat jam kerja. Teknik pengukuran yang dilakukan, yaitu:
(13)
luxmeter diletakkan pada ketinggian ± 75 cm dari permukaan lantai atau sejajar dengan bidang kerja,
pengukuran dilakukan hanya pada kondisi lampu dinyalakan, sehingga yang terukur oleh luxmeter adalah gabungan cahaya alami dan buatan.
pengukuran dilakukan pada beberapa titik (tergantung luas ruangan), kemudian dihitung rata-ratanya.
Gambar 3.2 Luxmeter digital
Tabel 3.3 Kondisi pengukuran penerangan di PADMA Hotel Bandung
No.
Nama Ruangan Lantai 1
Luas (m2)
Lampu Iluminasi
(Lux)
Jenis Jumlah
1 Offis 160 TL 2x36 W 20 305
2 R.Tunggu / R.Serbaguna
120 Down light 18 W 48 343 Exit Lamp 1
3 R.Makanan 100 TL 2x36 W 12 332
4 Restoran 120 TL 2x36 W 15 256
5 Dapur 120 TL 2x36 W 15 301
6 R.Accounting 143 TL 2x36 W 16
7 R.Engeneering 143 TL 2x36 W 16 347
(14)
9 R.Maneger 150 TL 2x36 W 42 238
Tabel 3.3 Kondisi pengukuran penerangan di PADMA Hotel Bandung
No.
Nama Ruangan Lantai 2
Luas (m2)
Lampu Iluminasi
(Lux)
Jenis Jumlah
1 Kamar 100 TL 2x36 W 12 322
2 Kamar 80 TL 2x36 W 9 345
3 Kamar 80 TL 2x36 W 9 287
4 Kamar 80 TL 2x36 W 2 255
5 Kamar 80 TL 2x36 W 9 256
6 Kamar 100 TL 2x36 W 12 302
7 Kamar 80 TL 2x36 W 9 335
8 Kamar 80 TL 2x36 W 9 309
9 Kamar 80 TL 2x36 W 9 299
11 Kamar 100 TL 2x36 W 11
12 Kamar 100 TL 2x36 W 4 323
Tabel 3.3 Kondisi pengukuran penerangan di PADMA Hotel Bandung
No.
Nama Ruangan Lantai 3
Luas (m2)
Lampu Iluminasi
(Lux)
Jenis Jumlah
1 Kamar 115 TL 2x36 W 12 343
(15)
3 Kamar 115 TL 2x36 W 12 347
4 Kamar 100 TL 2x36 W 9 351
5 Kamar 80 TL 2x36 W 8 324
6 Kamar 80 TL 2x36 W 4 309
7 Kamar 80 TL 2x36 W 6 225
8 Kamar 80 TL 2x36 W 3 244
9 Kamar 80 TL 2x36 W 9 299
Tabel 3.3 Kondisi pengukuran penerangan di PADMA Hotel Bandung
No.
Nama Ruangan Lantai 4
Luas (m2)
Lampu Iluminasi
(Lux)
Jenis Jumlah
1 Kamar 115 TL 2x36 W 9 317
2 Kamar 80 TL 2x36 W 3 311
3 Kamar 120 TL 2x36 W 15 347
4 Kamar 80 TL 2x36 W 8 321
5 Kamar 80 TL 2x36 W 8 324
6 Kamar 115 TL 2x36 W 1 198
7 Kamar 80 TL 2x36 W 6 275
8 Kamar 80 TL 2x36 W 3 204
9 Kamar 80 TL 2x36 W 9 299
Tabel 3.3 Kondisi pengukuran penerangan di PADMA Hotel Bandung
No
Nama Ruangan Lantai 5
Luas (m2)
Lampu Iluminasi
(Lux)
Jenis Jumlah
1 Kamar 115 TL 2x36 W 18 293
(16)
3 Kamar 120 TL 2x36 W 12 307
4 Kamar 80 TL 2x36 W 6 257
5 Kamar 80 TL 2x36 W 9 299
6 Kamar 115 Down light 18 W 42 209
7 Kamar 80 TL 2x36 W 6 275
8 Kamar 80 TL 2x36 W 3 204
9 Kamar 80 TL 2x36 W 9 299
3.3.2 Teknik dan Hasil Pengukuran Temperatur dan Kelembaban
Udara ruangan di Padma Hotel Bandung sebagian besar dikondisikan menggunakan AC, hanya beberapa ruangan yang tidak dilengkapi dengan AC, yaitu WC/toilet,. Penggunaan AC akan mempengaruhi temperatur dan kelembaban udara di ruangan.
Temperatur dan kelembaban ruangan diukur sekitar pukul 09.00-10.30 WIB. Temperatur diukur menggunakan thermometer digital, sedangkan kelembaban menggunakan hygrometer.
(17)
Gambar 3.4 Hygrometer
Adapun teknik pengukuran temperatur dan kelembaban udara ruangan, yaitu: dilakukan saat AC beroperasi,
dilakukan pada beberapa titik (tergantung luas ruangan), kemudian dihitung rata-ratanya.
Tabel 3.4 Data temperatur dan kelembaban udara ruangan
No.
Nama Ruang Lantai dasar
Suhu (°C)
Kelembaban (%) 1 Ruang Kelas
2 Basic Practical Manchine Lab
3 Main Electrical Room 18,4 65 4 Kantin
(18)
No. Nama Ruang Lantai 1 Suhu (°C) Kelembaban (%) 1 R. ADM. Fakultas 21,4 65
2 Exhibition Hall 23 60
3 Cooling Technical Lab. 24,2 52 4 Manchine Contruction
Lab
21,8 64
5 Operation and Control Room
24,1 63
6 Void 24,5 60
7 Ruang kelas 25,7 58
8 Ruang Rapat Fakultas 20,5 66
9 Ruang Dekan 22,8 63
11 Lecturers Room 12 Lecturers Room 13 Kantin
Lanjutan Tabel 3.4 Data pengukuran suhu dan kelembaban udara ruangan
No. Nama Ruang Lantai 2 Suhu (°C) Kelembaban (%) 1 Hidrologi and Hidrolica
Lab
23 64
2 Soil and Material Test Lab
21,8 61
3 Computer Structure Lab.
(19)
Lanjutan Tabel 3.4 Data pengukuran suhu dan kelembaban udara ruangan 4 Technitian Room 21,4 60
5 Manchine Drafting Arch. Lab
24,1 52
6 Manual Drafting Arch. Lab
20,5 64
7 Jurusan Teknik Sipil 25,7 63
8 Lecturers Room 23 60
9 Jurusan PKK 22,8 58
11 Lecturers Room
12 Lecturers Room 21.2 63
(20)
Lanjutan Tabel 3.4 Data pengukuran suhu dan kelembaban udara ruangan
Lanjutan Tabel 3.4 Data pengukuran suhu dan kelembaban udara ruangan
Lantai 3 (°C) (%)
1 Housing and Urban Design Lab.
23,6 60
2 Ruang Kelas 24,4 60
3 Digital Drafting 24,4 60 4 Finish Project studio 19,1 40 5 Jurusan Teknik Elektro 25,6 59
6 Lecturers Room 23 64
7 Ruang kelas 23,1 64
8 Ruang Kelas 24,4 60
9 Ruang Kelas 22,9 63
No.
Nama Ruang Lantai 4
Suhu (°C)
Kelembaban (%) 1 Food Design Lab. 24,4 60 2 Child Tuition Lab. 24,4 60 3 Fashion Design Lab. 19,1 40
4 Salon Lab. 25,6 59
5 Ruang Rapat 23 64
6 Auditorium 23,1 64
7 Ruang kelas 24,4 60
8 Ruang Kelas 22,9 63
(21)
3.3.3 Teknik dan Hasil Pengukuran Kualitas Sumber Listrik
Kualitas sumber listrik yang diukur, yaitu tegangan, frekuensi, DPF Pengukuran berlangsung selama satu jam, yaitu 10.30-11.30 WIB. Adapun obyek pengukuran kualitas sumber listrik meliputi MDP (Main Distribution Panel) , SDP disetiap lantai (panel distribusi energi listrik untuk kebutuhan penerangan dan non AC), DP AC. Teknik pengukuran kualitas sumber listrik, yaitu:
dilakukan menggunakan metode 3 fasa, hanya dilakukan sesaat,
menggunakan Power Quality Analyzer No.
Nama Ruang Lantai 5
Suhu (°C)
Kelembaban (%) 1 Food Design Lab. 24,5 60 2 Child Tuition Lab. 25,7 58 3 Fashion Design Lab. 20,5 66
4 Salon Lab. 22,8 63
5 Ruang Rapat 23,1 65
6 Auditorium 23,6 60
7 Ruang kelas 24,4 60
8 Ruang Kelas 24,4 60
(22)
Gambar 3.5 Power Quality Analyzer
Di bawah ini merupakan hasil pengukuran terhadap kualitas sumber listrik. Tabel 3.5 Data pengukuran kualitas sumber listrik
No.
Titik Pengukuran
Tegangan (Volt)
Frekuensi (Hz)
DPF
1 P1 392,1 50,2 0,95
2 P2 380,4 50,1 0,96
3 P3 379,7 50 0,97
4 P4 380,9 50,1 0,99
5 P5 381,4 50,2 0,99
6 P6 380,8 50,1 0,99
7 P7 380,6 50,1 0,97
8 P8 380.7 50,1 0,99
9 P9 380,8 50 0,97
10 P10 380,6 49,9 0,96
11 P11 392,1 50,1 0,97
12 P12 380,4 50 0,99
13 P13 379,7 50,2 0,96
14 P14 380,9 50,1 0,97
15 P15 381,4 50,1 0,99
(23)
17 P17 381,4 50 0,96
18 P18 380,8 50,1 0,97
19 P19 380,6 50,2 0,99
20 P20 380,8 50,1 0,95
21 P21 380,6 50 0,96
22 P22 392,1 50 0,97
23 P23 380,4 50,2 0,99
24 P24 379,7 50,1 0,97
25 P25 380,9 50 0,99
26 P26 381.2 49,9 0,96
Keterangan gambar:
• MDP : Main Distribution Panel • SDP A : Sub Distribution Panel A • SDP B : Sub Distribution Panel B
• 1 : DP PADMA-A/ lantai 1
• 2 : DP PADMA-A/ lantai 2
• 3 : DP PADMA-A/ lantai 3
• 4 : DP PADMA-A/ lantai 4
• 5 : DP PADMA-A/ lantai 5
• 6 : DP AC-A/ Lantai 1
• 7 : DP AC-A/ Lantai 2
• 8 : DP AC-A/ Lantai 3
• 9 : DP AC-A/ Lantai 4
(24)
• 11 : DP PASSENGER LIFT-A
• 12 : DP PADMA-B/ Lantai 1
• 13 : DP PADMA-B/ Lantai 2
• 14 : DP PADMA-B/ Lantai 3
• 15 : DP PADMA-B/ Lantai 4
• 16 : DP PADMA-B/ Lantai 5
• 17 : DP AC-B/ Lantai 1
• 18 : DP AC-B/ Lantai 2
• 19 : DP AC-B/ Lantai 3
• 20 : DP AC-B/ Lantai 4
• 21 : DP AC-B/ Lantai 5
• 22 : DP PASSENGER LIFT-B
• 23 : DP PADMA/ Lantai Dasar
Selain mengukur kualitas sumber listrik, daya semu (kVA) pun diukur dan direkam untuk mengetahui seberapa besar daya listrik yang dikonsumsi beserta waktu beban puncak. Pengukuran dilakukan di MDP selama lima hari, yaitu. Teknik pengukurannya yaitu:
dilakukan dengan metode 1 fasa, yaitu pada fasa S
dilakukan selama jam kerja, yaitu pukul 08.00-16.00 WIB.
Tabel berikut merupakan data hasil pengukuran daya semu di MDP selama lima hari.
Tabel 3.6 Data pengukuran daya semu di MDP
No. Parameter
Hari
(25)
1 Beban maksimum (kVA) 137,7 156,3 140,7 141,3 145,8 2 Beban rata-rata (kVA) 115,8 119,1 113,7 113,1 116,7 3 Beban minimum (kVA) 100,8 101,1 98,1 98,7 99,6
(26)
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai IKE bangunan Padma Hotel Bandung sebesar 49.877 kWh/m2 pertahun, fakta tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan energi sudah efisien. Hal ini dikarenakan adanya alat-alat yang terpasang tidak dioperasikan secara terus-menerus, seperti puluhan unit computer dan satu lift yang terpasang di SDP Profil penggunaan energi listrik pada bangunan Padma hotel Bandung , yaitu:
sektor AC : 30,08% sektor penerangan dan non AC : 69,92%
Dalam hal ini penggunaan AC tidak beroperasi secara terus-menerus karena temperatur udara mayoritas di seluruh ruangan sudah di bawah nilai mínimum.
2. Daya terpasang dari PLN sebesar 555 kVA sudah efisien, hal ini terlihat dari persentase daya terpakai yang mencapai 79,34%. Apabila tidak ada rencana untuk pengembangan hotel, maka tidak perlu menaikkan daya terpasang.
Kualitas sumber listrik relatif sudah bagus, akan tetapi pemborosan penggunaan energi listrik terdapat pada sektor Penerangan dan Non AC.
(27)
57
3. Hal tersebut ditunjukkan oleh iluminasi ruangan yang sebagian besar berada di bawah standard kenyamanan (iluminasi terlalu rendah).
4. perlu penambahan capasitor bank untuk memperbaiki cos φ
5.2 Saran
1. Pengukuran iluminasi sebaiknya dilakukan secara rutin. Hal ini dimaksudkan agar pengukuran iluminasi dari cahaya alami dapat dilakukan dengan mematikan lampu di dalam ruangan, sehingga dapat diketahui besarnya cahaya alami yang masuk ke ruangan.
2. Pengukuran di seluruh panel listrik sebaiknya dilakukan dengan periode yang lebih lama dan secara bersamaan. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh lebih akurat.
(1)
Gambar 3.5 Power Quality Analyzer
Di bawah ini merupakan hasil pengukuran terhadap kualitas sumber listrik.
Tabel 3.5 Data pengukuran kualitas sumber listrik
No.
Titik Pengukuran
Tegangan (Volt)
Frekuensi (Hz)
DPF
1 P1 392,1 50,2 0,95
2 P2 380,4 50,1 0,96
3 P3 379,7 50 0,97
4 P4 380,9 50,1 0,99
5 P5 381,4 50,2 0,99
6 P6 380,8 50,1 0,99
7 P7 380,6 50,1 0,97
8 P8 380.7 50,1 0,99
9 P9 380,8 50 0,97
10 P10 380,6 49,9 0,96
11 P11 392,1 50,1 0,97
12 P12 380,4 50 0,99
13 P13 379,7 50,2 0,96
14 P14 380,9 50,1 0,97
15 P15 381,4 50,1 0,99
(2)
17 P17 381,4 50 0,96
18 P18 380,8 50,1 0,97
19 P19 380,6 50,2 0,99
20 P20 380,8 50,1 0,95
21 P21 380,6 50 0,96
22 P22 392,1 50 0,97
23 P23 380,4 50,2 0,99
24 P24 379,7 50,1 0,97
25 P25 380,9 50 0,99
26 P26 381.2 49,9 0,96
Keterangan gambar:
• MDP : Main Distribution Panel
• SDP A : Sub Distribution Panel A
• SDP B : Sub Distribution Panel B
• 1 : DP PADMA-A/ lantai 1
• 2 : DP PADMA-A/ lantai 2
• 3 : DP PADMA-A/ lantai 3
• 4 : DP PADMA-A/ lantai 4
• 5 : DP PADMA-A/ lantai 5
• 6 : DP AC-A/ Lantai 1
• 7 : DP AC-A/ Lantai 2
• 8 : DP AC-A/ Lantai 3
• 9 : DP AC-A/ Lantai 4
(3)
• 11 : DP PASSENGER LIFT-A
• 12 : DP PADMA-B/ Lantai 1
• 13 : DP PADMA-B/ Lantai 2
• 14 : DP PADMA-B/ Lantai 3
• 15 : DP PADMA-B/ Lantai 4
• 16 : DP PADMA-B/ Lantai 5
• 17 : DP AC-B/ Lantai 1
• 18 : DP AC-B/ Lantai 2
• 19 : DP AC-B/ Lantai 3
• 20 : DP AC-B/ Lantai 4
• 21 : DP AC-B/ Lantai 5
• 22 : DP PASSENGER LIFT-B
• 23 : DP PADMA/ Lantai Dasar
Selain mengukur kualitas sumber listrik, daya semu (kVA) pun diukur dan direkam untuk mengetahui seberapa besar daya listrik yang dikonsumsi beserta waktu beban puncak. Pengukuran dilakukan di MDP selama lima hari, yaitu. Teknik pengukurannya yaitu:
dilakukan dengan metode 1 fasa, yaitu pada fasa S
dilakukan selama jam kerja, yaitu pukul 08.00-16.00 WIB.
Tabel berikut merupakan data hasil pengukuran daya semu di MDP selama lima hari.
Tabel 3.6 Data pengukuran daya semu di MDP
No. Parameter
Hari
(4)
1 Beban maksimum (kVA) 137,7 156,3 140,7 141,3 145,8 2 Beban rata-rata (kVA) 115,8 119,1 113,7 113,1 116,7 3 Beban minimum (kVA) 100,8 101,1 98,1 98,7 99,6
(5)
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai IKE bangunan Padma Hotel Bandung sebesar 49.877 kWh/m2 pertahun, fakta tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan energi sudah efisien. Hal ini dikarenakan adanya alat-alat yang terpasang tidak dioperasikan secara terus-menerus, seperti puluhan unit computer dan satu lift yang terpasang di SDP Profil penggunaan energi listrik pada bangunan Padma hotel Bandung , yaitu:
sektor AC : 30,08%
sektor penerangan dan non AC : 69,92%
Dalam hal ini penggunaan AC tidak beroperasi secara terus-menerus karena temperatur udara mayoritas di seluruh ruangan sudah di bawah nilai mínimum.
2. Daya terpasang dari PLN sebesar 555 kVA sudah efisien, hal ini terlihat dari persentase daya terpakai yang mencapai 79,34%. Apabila tidak ada rencana untuk pengembangan hotel, maka tidak perlu menaikkan daya terpasang.
Kualitas sumber listrik relatif sudah bagus, akan tetapi pemborosan penggunaan energi listrik terdapat pada sektor Penerangan dan Non AC.
(6)
57
3. Hal tersebut ditunjukkan oleh iluminasi ruangan yang sebagian besar berada di bawah standard kenyamanan (iluminasi terlalu rendah).
4. perlu penambahan capasitor bank untuk memperbaiki cos φ
5.2 Saran
1. Pengukuran iluminasi sebaiknya dilakukan secara rutin. Hal ini dimaksudkan agar pengukuran iluminasi dari cahaya alami dapat dilakukan dengan mematikan lampu di dalam ruangan, sehingga dapat diketahui besarnya cahaya alami yang masuk ke ruangan.
2. Pengukuran di seluruh panel listrik sebaiknya dilakukan dengan periode yang lebih lama dan secara bersamaan. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh lebih akurat.