TIPE SEMANTIS KOMPONEN MAKNA NOMINA BAHASA INDONESIA DALAM ANTOLOGI CERPEN JAKARTA KAFE KARYA TATYANA.

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK……………………………………………………………… ........... i
KATA PENGANTAR………………………………………………….. ........... ii
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………….. ............ iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… ............ vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………… ........... x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………. ............................ 1
1.2 Identifikasi Masalah…………………………… ............................. 3
1.3 Rumusan Masalah……………………………… ............................ 4
1.4 Tujuan Penelitian……………………………….. ........................... 4
1.5 Manfaat Penelitian……………………………… ........................... 4
1.6 Definisi Operasional……………………………. ........................... 5
BAB 2 KOMPONEN MAKNA, KATEGORI NOMINA BAHASA INDONESIA,
HUBUNGAN


ANTARA

MAKNA,

PENAMAAN,

PARAFRASIS,

PENDEFINISIAN DAN PENGKLASIFIKASIAN
2.1 Pengantar……………………………………… ............................. 7
2.2

Komponen Makna…………………………….. .................... 8

2.3

Kategori Nomina Bahasa Indonesia…………… ................... 9
2.3.1

Tipe I Berciri Makna Utama

[+Benda,+Orang(O)]………………….. ............... 10

2.3.2

Tipe ll Berciri Makna Utama[+B, +Institusi (I)]... 12

2.3.3

Tipe III Berciri Makna Utama [+B,
+Binatang(Bi)]……………………….. ................ 12

2.3.4

Tipe IV Berciri Makna Utama [+B, +Tumbuhan
(T)]…………………………………….. .............. 13
vii

2.3.5

Tipe V Berciri Makna Utama [+B, +Buahbuahan(Bb)]……………………………............... 14


2.3.6

Tipe VI Berciri Makna Utama [+B, +Bungabungaan(Bbu)…………………….……… ........... 14

2.3.7

Tipe VII Berciri Makna Utama [+B, +Peralatan
(AL)]........................................................... .......... 14

2.3.8

Tipe VIII Berciri Makna Utama[+B, +MakananMinuman(Mm)]………………………..…. ......... 16

2.3.9

Tipe IX Berciri Makna Utama [+B, Geografi
(Ge)].................................................................. .... 17

2.3.10 Tipe X Berciri Makna Utama [+B, +Bahan Baku

(Bb)]………………….................................. ........ 17
2.4

Hubungan Makna………………………………….. ............. 17
2.4.1 Sinonimi…………...................................................... 17
2.4.2 Antonimi…………………………………… ............. 21
2.4.3 Hiponimi……………………………………. ............ 22
2.4.4 Polisemi………………………....................... ........... 24

2.5

Penamaan……………………………………………............ 25

2.6

Parafrasis…………………………………………….. .......... 25

2.7

Pendefinisian………………………………………… .......... 26


2.8

Pengklasifikasian…………………………………………… 27

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4

BAB 5

3.1

Teknik pengumpulan Data…………………………………. 29

3.2

Teknik pengolahan Data…………………………………… . 30

3.3


Sumber Data dan Korpus………………………………….. . 33

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskripsi Data……………………………………………. ... 34

4.2

Analisis Data…………………………………………….. .... 34

SIMPULAN DAN SARAN
5.1

Simpulan………………………………………………. ........ 79

5.2

Saran…………………………………………………… ....... 81

viii

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… ....... 82
LAMPIRAN 1:

Kartu Data……………………………………………….. .... 83

LAMPIRAN 2:

Bagan Hiponimi ………………………………………….. .. 94

LAMPIRAN 3:

Antologi Cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana

RIWAYAT HIDUP PENULIS

ix

DAFTAR TABEL


Halaman

Tabel 4.1 :

Teknik Penamaan, Parafrasis, dan Pendifinisian…………….. ....... 35

Tabel 4.2 :

Teknik Klasifikasi…………………………………………… ........ 52

Tabel 4.3 :

Ciri Pembeda Semantis Alat Indra…………………………........... 65

Tabel 4.4 :

Ciri Pembeda Semantis Nama Pengkerabatan………………. ........ 66

Tabel 4.5 :


Ciri Pembeda Semantis Nama Pengganti…………………… ........ 67

Tabel 4.6 :

Ciri Pembeda Semantis Alat Rumah Tangga………………… ...... 68

Tabel 4.7 :

Ciri Pembeda Semantis Nama Diri…………………………. ........ 69

Tabel 4.8 :

Ciri Pembeda Semantis Alat Makan………………………… ........ 70

Tabel 4.9 :

Ciri Pembeda Semantis Binatang…………………………… ........ 71

Tabel 4.10 : Ciri Pembeda Semantis Buah-Buahan……………………… ......... 72

Tabel 4.11 : Ciri Pembeda Semantis Makanan………………………….. .......... 73
Tabel 4.12 : Ciri Pembeda Semantis Minuman…………………………. .......... 75
Tabel 4.13 : Ciri Pembeda Semantis Alat Transportasi…………………. .......... 76
Tabel 4.14 : Ciri Pembeda Semantis Nama Jabatan…………………….. .......... 77
Tabel 4.15 : Ciri Pembeda Semantis Institusi…………………………… .......... 78

x

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak
pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya
permasalahan kategori ini sehingga tidak pernah ada kesepakatan di antara
linguis. Secara umum kategori gramatikal yang banyak diikuti dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) kelompok kata penuh (full word)
dan (2) kelompok partikel atau kata tugas (function word). Dalam

kelompok kata penuh, terdapat kategori nomina atau kata benda.
Komponen makna sering disebut dengan komponen semantik
mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikalnya terdiri atas satu atau
beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna
unsur leksikal tersebut. Komponen makna ini dapat dianalisis, atau
disebutkan satu per satu, berdasarkan pengertian-pengertian yang
dimilikinya (Chaer, 2002: 318).
Setiap kata atau leksem nomina dapat dianalisis maknanya atas
komponen-komponen makna tertentu sehingga terlihat perbedaan dan
persamaan maknanya dengan kata atau leksem nomina yang lain. Dengan
kata lain, kata atau leksem nomina dapat dianalisis secara semantis. Katakata atau leksem-leksem nominal dalam bahasa Indonesia secara semantik
mengandung ciri makna [+Benda (B)].

1

2

Penelitian mengenai semantik khususnya mengenai tipe-tipe
semantik dalam bahasa-bahasa Nusantara memang telah banyak dilakukan
oleh beberapa linguis, antara lain: “Tipe-Tipe Semantik Verba bahasa
Jawa” (Wedhawati, 1990), “Tipe-Tipe Semantik Adjektiva dalam bahasa
Jawa” (Arifin, 1990), “Tipe Semantik Nomina Bahasa Makassar” (Hakim,
1999) dan “Tipe Semantik Nomina bahasa Mandar” (Muthalib, 2001).
Penelitian mengenai komponen makna sendiri telah dilakukan
banyak ahli bahasa, seperti: Lehrer (1974), Nida (1975), Lyons (1977),
dan Cruse (1986), sedangkan di Indonesia sendiri pernah dilakukan oleh
Wedhawati (1988) dalam disertasinya yang berjudul “Medan Leksikal
Verba Indonesia yang Berkomponen Makna Suara Insani”, juga dalam
Analisis Komponensial dan Struktur Medan Leksikal Verba Indonesia
yang

Berkomponen

Makna

(+Tutur+Mitra

Wicara-Serius),

yang

terangkum dalam Kajian Serba Linguistik (Purwo (Ed.), 2000).
Berdasarkan uraian singkat tersebut dapatlah dikemukakan bahwa
kajian mengenai tipe komponen makna bukanlah hal baru. Pembicaraan
mengenai fungsi suatu kategori kata dalam menerangkan tipe komponen
makna ditemukan hampir pada semua karya tata bahasa Indonesia,
khususnya yang menyangkut bidang semantik (dalam Pateda 2001,
Suwandi 2008, dan Chaer 2002).
Walaupun penelitian mengenai tipe semantis komponen makna
sudah menarik banyak ahli bahasa, penelitian khusus mengenai tipe
komponen makna nomina bahasa Indonesia belum pernah dilakukan.

3

Kajian yang ada hanya terbatas pada deskripsi yang masih sederhana
sekali. Padahal tipe semantis komponen makna nomina memiliki peranan
penting dalam deskripsi tata bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang
semantik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji tipe semantis nomina
pada salah satu antologi cerita pendek berjudul Jakarta Kafe karya
Tatyana. Sebagai contoh, berikut ini disajikan makna antara leksem dia
dan mereka.

Dia

Mereka

+ Benda

+ Benda

+ Orang

+ Orang

+ Nama Pengganti

+ Nama Pengganti

+ Bernyawa

+ Bernyawa

+ Konkret

+ Konkret

+ Tunggal

- Tunggal

1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang akan peneliti garap dalam penelitian ini adalah
sebagian dari kajian semantik bahasa Indonesia yang disebut tipe semantis
komponen makna. Tipe semantis komponen makna yang akan peneliti kaji
adalah yang berkategori nomina yang terdapat dalam antologi cerpen
Jakarta Kafe karya Tatyana.

4

1.3 Rumusan Masalah
Berhubungan dengan tipe semantis komponen nomina terdapat
beberapa masalah yang perlu dirumuskan. Rumusan itu dapat dipaparkan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
(a) Bagaimana tipe-tipe kategori nomina bahasa Indonesia dalam antologi
cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana?
(b) Bagaimana ciri-ciri pembeda semantis komponen makna nomina
bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana?
(c) Bagaimana hubungan makna antarnomina bahasa Indonesia dalam
antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
(a) Menjelaskan tipe-tipe kategori nomina bahasa Indonesia dalam
antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana;
(b) Menjelaskan ciri-ciri pembeda semantis komponen makna nomina
bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana;
(c) Menjelaskan hubungan makna antarnomina bahasa Indonesia dalam
antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana.

1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari deskripsi komponen tipe semantis komponen makna
nomina bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe memiliki
manfaat teoretis dan praktis.

5

(a) Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari deskripsi tipe semantis nomina bahasa Indonesia
dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana, adalah sebagai:
a.

bahan pengembangan teori linguistik;

b.

bahan untuk melengkapi penelitian linguistik; dan

c.

salah satu acuan kajian semantik khususnya tipe semantis dan
komponen makna.

(b) Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari deskripsi tipe semantis nomina bahasa Indonesia
dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana, adalah sebagai:
a.

bahan pengajaran dan pembinaan bahasa Indonesia; dan

b.

motivasi tumbuhnya kajian semantik lebih lanjut.

1.6 Definisi Operasional
Berhubungan dengan penelitian “Tipe Semantis Komponen Makna
Nomina Bahasa Indonesia dalam Antologi Cerpen Jakarta Kafe Karya
Tatyana”, terdapat beberapa istilah yang perlu didefinisikan. Istilah-Istilah
tersebut ialah kategori semantis, dan nomina.
(a) Tipe semantis adalah penggolongan makna nomina berdasarkan
komponen makna yang terkandung di dalamnya.

6

(b) Komponen makna (semantic feature) adalah satu atau beberapa unsur
makna yang bersama-sama membentuk leksem-leksem nomina.
(c) Nomina adalah kata atau leksem yang secara semantik mengandung
ciri makna [+Benda (B)]. Namun, nomina yang peneliti analisis hanya
terbatas pada nomina berciri makna utama [+Benda, +Orang],
[+Benda, +Institusi], [+Benda, +Binatang], [+Benda, +Buah-buahan],
dan [+Benda, +Peralatan].
Berdasarkan definisi teknis di atas, dapat dikatakan bahwa “Tipe
Semantis Komponen Makna Nomina Bahasa Indonesia dalam Antologi
Cerpen Jakarta Kafe Karya Tatyana” adalah penggolongan hasil
pengelompokan nomina bahasa Indonesia dalam Antologi Cerpen Jakarta
Kafe karya Tatyana berdasarkan komponen makna yang terkandung di
dalamnya.

29

BAB 3
Metodologi Penelitian

3.1 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berorientasi pada metode
kualitatif yang bersifat deskriptif yang digunakan untuk memecahkan masalah
dengan cara mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menganalisis, dan
menginterpretasikannya . Surakhmad (dalam Sigit, 2010 : 45).
Metode deskriptif kualiatif merupakan mendeskripsikan atau menjabarkan
data apa yang ada dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat
penjelasan. (Sulipan). Objek kajian dalam penelitian ini adalah teks nomina dalam
antologi cerpen, itu berarti berupa tekstual. Oleh karena itu, yang menjadi dasar
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Leksem-leksem nomina akan dideskripsikan berdasarkan tipe semantis,
ciri-ciri pembeda, dan hubungan makna antar nomina.
Dalam mengumpulkan data, teknik yang peneliti gunakan adalah teknik
dokumentasi. Teknik dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh leksemleksem nomina dari antologi cerita pendek Jakarta Kafe karya Tatyana.
Pengumpulan data akan dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
(a) membaca leksem-leksem nomina yang terdapat dalam antologi cerpen
Jakarta Kafe karya Tatyana;
(b) menandai leksem-leksem nomina tersebut; dan
29

30

(c) menyalin leksem nomina yang telah ditandai ke dalam kartu data.
Misalnya:
KARTU DATA
Kopi (JK.II.20.2)

Komponen Umum: [+Benda, +Minuman, +Konkret, Terhitung, - Hidup]
Komponen Khusus: [+Hitam, +Hangat]

Keterangan:
JK

= Jakarta Kafe

II

= Bab II

20

= Halaman 20

2

= Baris 2

3.2 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik yang dipaparkan oleh Nida (Pateda, 1985:278), yakni
penamaan, parafrasis, pendefinisan, pengklasifikasian dan teknik analisis
komponen. Selain itu, digunakan juga teknik matriks.
(a) Teknik

penamaan

peneliti

gunakan

untuk

mengetahui

penyebutan leksem-leksem nominal, misalnya:
-

jeruk mandarin, artinya sejenis jeruk yang berasal dari Mandarin
Bisa jadi terdapat kemungkinan pembeda, misalnya:

etimologi

31

-

jeruk garut, artinya sejenis jeruk yang berasal dari Garut.

(b) Teknik parafrasis peneliti gunakan untuk mengetahui deskripsi lain dari
suatu leksem, misalnya:
-

lemon dapat dihubungkan dengan:
1.

buah yang asam rasanya

2.

nama minuman dari buah

(c) Teknik pendefinisian peneliti gunakan untuk memberi pengertian pada
sebuah kata dengan menyampaikan seperangkat ciri pada kata tersebut
supaya dapat dibedakan dari kata-kata lainnya sehingga dapat ditempatkan
dengan tepat sesuai konteks, misalnya:
-

pecel adalah makanan yang terdiri atas sayur-sayuran, seperti kacang
panjang, bayam, toge, dan disiram dengan kuah sambal kacang.

(d) Teknik pengklasifikasian peneliti gunakan untuk mendeskripsikan
perbedaan kelompok leksem nomina, dengan cara menghubungkan leksem
satu dengan leksem lainnya, misalnya:
Klasifikasi minuman akan terdapat kelompok-kelompok, sebagai berikut.
-

Berdasarkan suhu, minuman hangat dan dingin.

-

Berdasarkan rasa, minuman manis, asam, dan pahit.

-

Berdasarkan cara pembuatan, minuman tradisional dan modern.

(e) Teknik analisis komponen, teknik ini dipakai untuk mengetahui persamaan
dan perbedaan makna kata yang tergolong dalam wilayah yang sama,
misalnya:

32

Dia

Mereka

+ Benda

+ Benda

+ Orang

+ Orang

+ Nama Pengganti

+ Nama Pengganti

+ Bernyawa

+ Bernyawa

+ Konkret

+ Konkret

+ Tunggal

- Tunggal

(f) Teknik matriks atau tabel peneliti gunakan untuk mendeskripsikan
komponen diagnostiknya melalui tabel biner, misalnya:
No.

Pembeda

ayam

bebek

1

daging kenyal

-

+

2

banyak lemak

-

+

3

dari unggas

+

+

Setelah selesai pengumpulan data, menganalisis makna memerlukan langkahlangkah tertentu. Nida (1975:54-61) menyebutkan langkah-langkah untuk
menganalisis komponen makna sebagai berikut.
1) Menyeleksi sementara makna yang muncul dari sejumlah komponen yang
umum dengan pengertian makna yang dipilih masih berada di dalam
makna tersebut. Misalnya, dalam kriteria unggas terdapat leksem ayam,
bebek, dan merpati Mendaftarkan semua ciri spesifik yang dimiliki oleh
rujukan. Misalnya, untuk kata ayam goreng terdapat ciri spesifik antara

33

lain: [+makanan], [+digoreng], [+unggas], [+bertulang], dan [+sedikit
lemak].
2) Menentukan komponen yang dapat digunakan untuk kata yang lain.
Misalnya, ciri ‘minuman’ dapat digunakan untuk kata teh, kopi, susu dan
sebagainya.
3) Menentukan komponen diagnostik yang dapat digunakan untuk setiap
kata. Misalnya, untuk kata ayam terdapat komponen diagnostik unggas.
4) Mendeskripsikan dalam bentuk tabel seperti pada teknik matriks.

3.3 Sumber Data dan Korpus
Sumber data yang menjadi bahan kajian penelitian adalah leksem-leksem
nomina yang terdapat dalam antologi cerita pendek berjudul Jakarta Kafe karya
Tatyana, yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Penulis
menemukan 132 leksem nomina dalam antologi cerpen Jakarta Kafe, namun
penulis membatasi data penemuan hanya 55 leksem nomina.

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, penulis dapat menyimpulkan hal-hal
sebagai berikut.
Berdasarkan hasil teknik klasifikasi, sehingga dapat ketahui tipe-tipe
kategori nomina bahasa Indonesia untuk leksem mata dan hidung merupakan tipe
VII, subtipe VII l, untuk leksem mama, ibu, dan bapak merupakan tipe I, subtipe
I b, untuk leksem mereka, dia, aku, kau, dan saya merupakan tipe I, subtipe I c,
untuk leksem Paul, David, Billy Joel, Asti, dan Jum merupakan tipe I, subtipe I a,
untuk leksem ember, meja, dan bangku merupakan tipe VII, subtipe VII g, untuk
leksem gelas, piring, cangkir, dan sendok merupakan tipe VII, subtipe VII b,
untuk leksem ayam, bebek, dan merpati merupakan tipe III, untuk leksem anggur
dan jeruk merupakan tipe V, untuk leksem keju, sosis, roti, pecel, lontong, nasi,
coklat, gula, makaroni, kerupuk, puding, kopi, teh, dan susu merupakan tipe VIII,
untuk leksem kopaja, angkutan kota merupakan tipe VII, subtipe VII h, untuk
leksem dokter, pembalap, TNI, kondektur, sopir, dan polisi merupakan tipe I,
subtipe I d, sementara itu, untuk leksem TK, SD, SMP dan SMA merupakan tipe
II.
Berdasarkan hasil teknik biner,

sehingga dapat diketahui ciri-ciri

pembeda semantis komponen makna. Leksem mata dan hidung terdapat ciri
pembeda menghirup dan melihat. Leksem mama, ibu, dan bapak terdapat ciri
79

80

pembeda jantan. Leksem mereka, dia, aku, kau dan saya terdapat ciri pembeda
tunggal. Leksem Paul, David, Billy Joel, Asti, dan Jum terdapat ciri pembeda
jantan, untuk leksem ember dan meja terdapat ciri pembeda kayu. Leksem gelas,
piring, cangkir, dan sendok terdapat ciri pembeda berbahan kaca untuk minum.
Leksem ayam, bebek, dan merpati terdapat ciri pembeda banyak lemak dan
daging kenyal. Leksem anggur dan jeruk terdapat ciri pembeda berwarna terang.
Leksem keju, sosis, roti, pecel, lontong nasi, coklat, gula, makaroni, kerupuk,
puding, kopi, teh dan susu terdapat ciri pembeda rasa gurih, berbahan dasar
terigu, rasanya manis, warna hitam, dan rasa pahit. Leksem kopaja dan angkutan
kota terdapat ciri pembeda roda empat. Leksem dokter, pembalap, TNI,
kondektur, sopir, dan polisi terdapat ciri pembeda berhubungan dengan
kendaraan, untuk leksem TK, SD, SMP dan SMA terdapat ciri pembeda remaja.
Berdasarkan hasil teknik penamaan, parafrasis, dan pendefinisian,
sehingga dapat diketahui adanya hubungan makna antarnomina. Leksem mata dan
hidung memiliki hubungan antarnomina alat indra. Leksem mama, ibu, dan
bapak memiliki hubungan antarnomina nama perkerabatan. Leksem mereka, dia,
aku, kau, dan saya memiliki hubungan antarnomina nama pengganti. Leksem
Paul, David, Billy Joel, Asti, dan Jum memiliki hubungan antar nomina nama diri.
Leksem ember dan meja memiliki hubungan antarnomina alat rumah tangga.
Leksem gelas, piring, cangkir, dan sendok memiliki hubungan antar nomina alat
makan. Leksem ayam, bebek, dan merpati memiliki hubungan antarnomina
binatang. Leksem anggur dan jeruk memiliki hubungan antarnomina buahbuahan. Leksem keju, sosis, roti, pecel, lontong, nasi, coklat, gula, makaroni,

81

kerupuk, puding, kopi, teh dan susu memiliki hubungan antarnomina makanan
minuman. Leksem kopaja dan angkutan kota hubungan antarnomina alat
transportasi. Leksem dokter, pembalap, TNI, kondektur, sopir, dan polisi
memiliki hubungan antarnomina nama jabatan. Leksem TK, SD, SMP dan SMA
hubungan antarnomina institusi.
5.2 Saran
Penelitian mengenai komponen makna nomina ini masih jarang dilakukan
padahal mempunyai peranan penting terhadap ilmu semantik yang merupakan
bahan pengajaran dan pembinaan bahasa Indonesia. Untuk peneliti selanjutnya,
diharapkan dapat mengkaji komponen makna nomina pada media lain, misalnya
novel, koran. Melalui penelitian tersebut diharapkan dapat lebih spesifik, dan
teknik analisis yang lebih mendalam untuk mendapatkan hasil kajian yang
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1981. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia II. [Cetakan
I,1949]. Jakarta: Dian Rakyat.
Alwi, Hasan et al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
______________. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, Syamsul et al. 1990. Tipe-tipe Semantik Adjektiva dalam Bahasa Jawa.
Jakarta: Depdikbud
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
___________.2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud.
Kaswanti Purwo, Bambang (Ed.). 2000. Serba Kajian Linguistik. Jakarta: PT.
BPK Gunung Mulia.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Sigit. (2010). Penggunaan Kosakata Gaul dalam Novel Jomblo (Sebuah Komedi
Cinta) Karya Adhitya Mulya. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya.
Suwandi, Sarwidji. 2008. Semantik: Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta:
Media Perkasa.
Tatyana. 2004. Jakarta Kafe. Jakarta: Gramedia.
Verhaar, J.W.M. 1982. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: UGM Press.
http://www.google.com.

82

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “TIPE
SEMANTIS KOMPONEN MAKNA NOMINA BAHASA INDONESIA
DALAM ANTOLOGI CERPEN JAKARTA KAFE KARYA TATYANA”
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau penguntipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian adanya
pelanggaraan terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2010
Yang membuat pernyataan,

Renny Septiani