PABRIK n-BUTANOL DARI PROPHYLENE DAN GAS SINTESA DENGAN PROSES OXO.
PABRIK n-BUTANOL DARI PROPHYLENE DAN GAS SINTESA
DENGAN PROSES OXO
PRA RENCANA PABRIK
Oleh :
CANDRA ASMITHA MEWAL 0731010041
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
ii Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha esa dan dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Normal Butanol dari Propylen dan Gas Sintesa dengan Proses Oxo”, dimana Tugas Akhir ini merupakan tugas yang diberikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan kesarjanaan di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Tugas Akhir “Pra Rencana Pabrik Normal Butanol dari Propylen dan Gas Sintesa dengan Proses Oxo” ini disusun berdasarkan pada beberapa sumber yang berasal dari beberapa literature, data – data, dan internet.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih atas segala bantuan baik berupa saran, sarana maupun prasarana sampai tersusunya Tugas Akhir ini kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono,MT , selaku Dekan FTI UPN “Veteran” Jawa Timur 2. Ibu Ir. Retno Dewati,MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN
“Veteran” Jawa Timur
3. Ibu Ir. Kindriari Nurma Wahyusi, MT , selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
4. Bapak Ir. Sutiyono, MT , selaku Dosen Penguji 5. Ibu Tjatoer Welasih, MT, selaku Dosen Penguji 6. Ibu Dyah Suci P, MT , selaku Dosen Penguji
(3)
iii Kata Pengantar
8. Seluruh Civitas Akademik Jurusan Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Jawa Timur
9. Kedua Orang tua , adik saya , keluarga saya dan unyilku yang selalu mendoakan saya.
10.Semua pihak yang telah membantu, memberikan bantuan, saran serta dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Saya menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, karena itu segala kritik dan saran yang membangun saya harapkan dalam sempurnanya tugas akhir ini.
Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Indusri Jurusan Teknik Kimia.
Surabaya, Mei 2011
(4)
viii Daftar Isi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
INTISARI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR ISI viii
BAB I PENDAHULUAN I-1
BAB II SELEKSI DAN URAIAN PROSES II-1
BAB III NERACA MASSA III-1
BAB IV NERACA PANAS IV-1
BAB V SPESIFIKASI ALAT V-1
BAB VI PERENCANAAN ALAT UTAMA VI-1
BAB VII INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA VII-1
BAB VIII UTILITAS VIII-1
BAB IX LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK IX-1
BAB X ORGANISASI PERUSAHAAN X-1
BAB XI ANALISA EKONOMI XI-1
BAB XII KESIMPULAN DAN SARAN XII-1
(5)
vi
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel VII.1 Instrumentasi pada Pabrik VII-6
Tabel VIII.1.1 Kebutuhan Steam VIII-3
Tabel VIII.2.3 Kebutuhan Air Pendingin VIII-11
Tabel VIII.4.1. Kebutuhan Listrik untuk Peralatan Utilitas VIII-54 Tabel VIII.4.1. Kebutuhan Listrik untuk Ruang Pabrik VIII-56
Tabel IX.1. Pembagian Luas Pabrik IX-8
Tabel X.1 Jadwal Kerja Karyawan Proses X-11
Tabel XI-1. Biaya Operasi Per kapasitas XI-6
Tabel XI-2 Modal pinjaman pada tahun konstruksi XI-6 Tabel XI-3 Modal sendiri pada tahun konstruksi XI-6
Tabel XI.4. Internal Rate of Return (IRR) XI-7
Tabel XI.5. Rate On Equity (ROE) XI-8
Tabel XI.6. Pay Out Periode (POP) XI-9
(6)
vii
Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Flowsheet Uraian Proses Reppe II-2
Gambar II.1 Flowsheet Uraian Proses Oxo II-3
Gambar VIII.1 Flowsheet Pengolahan Air Limbah VIII-63
Gambar IX.1 Lay Out Pabrik IX-10
Gambar IX.2 Lay Out Peralatan Pabrik IX-12
Gambar X.1 Struktur Organisasi Perusahaan X-13
(7)
iv Intisari
INTISARI
Perencanaan pabrik Normal Butanol ini diharapkan dapat berproduksi dengan kapasitas 15,000 ton/tahun dalam bentuk cair. Pabrik beroperasi secara continuous selama 330 hari dalam setahun.
Propilen dari tangki penampung dikompresikan ke heater sampai suhu 160oC, bersama-sama dengan gas sintesa dikompresikan ke heater sampai suhu 160oC menuju reaktor. Di dalam reaktor terjadi reaksi antara propilen dan gas sintesa dibantu katalis cobalt hidrocarbonyl pada suhu 160oC dan tekanan 30 atm.
Dari reactor gas dialirkan oleh expansion valve dan tekanan diturunkan dari 30 atm menjadi 1 atm menuju separator. Di separator pada suhu 35 oC terjadi pemisahan antara gas dan liquid. Gas buang di buang bebas, sedangkan liquid di pompakan dan dipanaskan oleh heater destilasi sampai suhu 116,68 oC. Dari heater destilasi liquid dimurnikan lagi ke destilasi. Komponen yang mempunyai titik didih rendah akan menguap terlebih dahulu dan menuju ke atas, sedangkan komponen yang mempunyai titik didih tinggi akan dipanaskan di reboiler dan dialirkan masuk ke destilasi. Di dalam destilasi akan terjadi kontak anatara liquid dan uap. Produk atas akan didinginkan oleh cooler sampai suhu 35 oC menuju tangki penampung iso butanol. Produk bawah akan didinginkan oleh cooler sampai suhu 35 oC menuju tangki penampung normal butanol.
(8)
v Intisari
Pendirian pabrik berlokasi di Driyorejo, Gresik dengan ketentuan : Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas Sistem Organisasi : Garis dan Staff
Jumlah Karyawan : 90 orang
Sistem Operasi : Continuous
Waktu Operasi : 330 hari/tahun ; 24 jam/hari
Analisa Ekonomi :
Massa konstruksi : 2 tahun
Umur pabrik : 10 tahun
Fixed Capital Investment (FCI) : Rp 186,676,027,683 Working Capital Investment (WCI) : Rp. 32,049,850,373 Total Capital Investment (TCI) : Rp. 218,725,878,056
Biaya Bahan Baku : Rp. 94,871,853,981
Biaya Utilitas : Rp. 357,191,484
Biaya Produksi Total :Rp. 240,168,259,402 Hasil Penjualan Produk :Rp. 260,360,000,000
Internal Rate of Return : 30%
Rate of Investment : 47%
Pay Out Period : 3.3 tahun
(9)
Pendahuluan I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang berkembang akan melaksanakan pembangunan dan pengembangan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri. Dalam pembangunan, sektor industri makin berperan strategis karena merupakan motor penggerak dalam pembangunan suatu Negara. Sektor ini di harapkan disamping sebagai penyerap tenaga kerja terbesar dan penghasil devisa, juga sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Industri yang tengah dikembangkan di Indonesia yaitu industri kimia.Industri kimia merupakan industri yang cukup besar kontribusinya dalam menghasilkan devisa negara dan juga selama ini Indonesia banyak mengimport bahan kimia dari luar negeri. Selain itu Indonesia kaya akan sumber daya alam yang merupakan bahan dasar atau bahan baku dari industri kimia.
Salah satu bahan kimia yang masih di import adalah n-butanol (C4H9OH). N-butanol digunakan sebagai bahan baku pemucat cat, kosmetik, tinta printer, pestisida, insektisida, ester, eter,dll.
Ketergantungan bahan kimia seperti n-butanol dari negara lain tidak menguntungkan Indonesia, karena jika timbul kenaikkan harga di negara lain atau jika nilai tukar dollar USA terhadap rupiah naik, maka barang-barang industri tersebut
(10)
Pendahuluan I-2
I.2 Perkembangan Industri Kimia di Indonesia
Produksi normal butanol dikomersilkan pada tahn 1950 dengan katalis kobalt oleh Ruhchemie yang dioperasikan setelah perang dunia II teknologi pembuatan n-butanol dikembangkan oleh Badische Anilin dan Soda Fabric A.G.(BASF). Sekitar 7% pembuatan n-butanol oleh perusahaan di USA menggunakan teknologi oxo (kirk&Othmer 1978).
Di Indonesia produksi n-butanol juga dikembangkan salah satu perusahaan yang memproduksi n-butanol adalah P.T petro Oxo Nusantara. Menurut data yang kami peroleh dari Badan Statistik tentang produksi industri kimia khususnya n-butanol di Indonesia mengalami peningkatan, jumlah ekspor juga meningkat namun belum bisa memenuhi kebutuhan n-butanol yang ada di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari kebutuhan impor yang tiap tahunnya juga mengalamai peningkatan, dan selisihnya cukup besar antara jumlah impor dengan produksi Indonesia.
I.3 Manfaat Didirikannya Pabrik Normal Butanol
Manfaat lebih lanjut didirikan pabrik ini diharapkan dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan industri-industri kimia, menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan memperkuat perekonomian di Indonesia.
Dengan memperlihatkan tabel I.1 dapat diketahui bahwa pemenuhan kebutuhan normal butanol dalam negeri sangat kecil, dan adanya ketergantungan untuk mengimpor lebih besar. Untuk itu penting adanya perencanaan pendirian pabrik normal butanol di Indonesia.
(11)
Pendahuluan I-3
Dalam pendirian pabrik diperlukkan suatu perkiraaan kapasitas produksi agar produksi yang dihasilkan dapat sesuai permintaan dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Tabel 1.1 Data import n-butanol di Indonesia Tahun Jumlah (kg/tahun)
2008 4140713
2007 2929587
2006 2141554
2005 1407107
2004 1151925
I.4 Sifat dan Kegunaan
I.4.1 Sifat Bahan Baku dan Produk
1. Propylene (Matheson, gas data book, 1961 ; Kirk Othmer,vol.3, 1964) Sifat Fisika
a. Rumus molekul : C3H6
b. Kenampakkan pada suhu kamar (32oC) : gas tidak berwarna c. Berat molekul (BM) : 42,081 g/gmol
(12)
Pendahuluan I-4
g. Critical Presure (Pc) : 45,6 atm (670,32 psi) h. Spesific grafity, gas : 1,49
i. Viscositas, cP (-185oC) : 0.0078 j. Panas penguapan (-47,7 oC), cal/gr : 104,62 k. Panas pembentukkan (25oC), cal/gr : 4,879 l. Panas pembakaran (25oC), cal/gr : 460,428 m. Spesific Heat ratio,cp/cv : 1.145
Sifat Kimia
a. larut dalam alkhohol dan eter, tetapi sedikit larut dalam air b. bila terbakar berwarna kuning
2. Hidrogen (H2) Sifat Fisika
a. Rumus molekul : H2
b. Kenampakkan pada suhu kamar (32oC) : gas tidak berwarna c. Berat molekul (BM) : 2,016 g/gmol
d. Boiling point (Tbp) : -257,78oC (-430,2 oF)
e. Density (32oF, 1atm) lb/cuft : 0,005611 lb/cuft(0,0694 g/ml) f. Critical temperature (Tc) : -239,9oC (-399,8oF)
g. Critical Presure (Pc) : 12,8 atm (188,2 psia)
h. Spesific grafity : 0,06952
i. Viscositas gas, cP (68oF, 1 atm) : 0,0093 j. Panas penguapan cal/gr : 216
(13)
Pendahuluan I-5
k. Panas pembakaran BTU/cuft : 325 l. Spesific Heat ratio,cp/cv : 1.410
Sifat Kimia
a. Merupakan gas diatomic dan unsur terbanyak di alam b. Sangat sedikit larut dalam air, alkhohol, dan eter c. Tidak korosif
d. Mudah terbakar
3. Carbon Monoksida (CO) Sifat Fisika
a. Rumus molekul : CO
b. Kenampakkan pada suhu kamar (32oC) : gas tidak berwarna c. Berat molekul (BM) : 28,01 g/gmol d. Boiling point (Tbp) : -191,5oC (312 oF) e. Critical temperature (Tc) : -140oC (-220oF) f. Critical Presure (Pc) : 34,5atm (507,5 psia) g. Critical density (Dc), gr/cc : 0,301
h. Spesific grafity, gas : 0,9678 i. Viscositas, cP (0oC) cP : 0,0166
(14)
Pendahuluan I-6
Sifat Kimia
a. Merupakan gas yang sangat beracun untuk pernafasan, daya ikat terhadap hemoglobin 200 kali lebih besar daripada oksigen.
b. Mudah terbakar, dan berwarna ungu
c. Kelarutan dalam air (3,5/100 ml), dan sedikit larut dalam alkhohol dan benzene.
Katalis :
4. Cobalt Hidrocarbonyl , Hco(CO)4
Synonim nama dari Cobalt Hidrocarbonyl adalah :
a. Hydrocobalt tetracarbonyl b. Tetracarbonyl Hydridocobalt c. Tetracarbonyl Hydrocobalt
Sifat Fisika (Enviromental Chemistry Com).htm
a. Rumus molekul : Hco(CO)4
b. Berat molekul (BM) : 140 g/gmol c. Boiling point (Tbp) : 2870oC (3143oK) d. Density (300 oK) : 8,9
e. Spesific Panas, J/gr oK : 0,42 f. Panas penguapan, Kj/ Kmol : 376,5 g. Molar Volume, cm3/mol : 6,61 h. Vapor pressure, Pa (1445oC) : 175
(15)
Pendahuluan I-7
Produk Utama
5. Normal Butanol Sifat Fisika
a. Rumus molekul : n-C4H9OH
b. Kenampakkan pada suhu kamar (32oC) : cair,tidak berwarna c. Berat molekul (BM) : 74,123 g/gmol d. Boiling point (Tbp) : 128oC
e. Melting temperature : -125oC
f. Density, gr/ml : 0,81337
g. Critical temperature (Tc) : 287oC h. Critical Presure (Pc) : 48,4 atm i. Viscositas, cP (15oC) : 0,03379 j. Panas penguapan cal/gr : 141,31 k. Panas pembakaran kg cal/mol : 639
Sifat Kimia
a. Kelarutan dalam air pada 30oC adalah 7,08 % berat alkhohol dan ester 20,62% berat.
6. Iso Butanol Sifat Fisika
(16)
Pendahuluan I-8
d. Boiling point (Tbp) : 117-120oC
e. Density, gr/ml : 0,80576
f. Critical temperature (Tc) : 265oC g. Critical Presure (Pc) : 48 atm
h. Spesific grafity : 0,06952
i. Viscositas gas, cP (15oC) : 0,04703 j. Panas penguapan cal/gr : 138,25 k. Panas pembakaran kg cal/mol : 638,2
Sifat Kimia
a. Kelarutan dalam air pada 30 oC adalah 7,5 % berat pada alkhohol dan ester 17,3% berat.
I.4.2 Tata Nama Dan Struktur Normal Butanol Dan Iso Butanol a. Normal Butyl Alkhohol (CH3CH2CH2CH2OH)
mempunyai 4 isomer yaitu : n-Butyl Alkhohol, Butyl alkhohol, n-Butanol, 1-Butanol
b. Isobutil alkhohol (CH3-CH(CH3)-CH2-OH) (Isobutanol, isopropyl kabinol, 2 metil propanol) c. Sekunder butyl alkhohol (CH3CH2CH(OH)CH3)
(Sekunder butyl alkhohol, sekunder butanol, 2 butanol) d. Tersier butyl alkhohol (CH3C(CH3)(OH)CH3)
(17)
Pendahuluan I-9
I.4.3 Manfaat Dari Normal Butanol Dalam Negeri a. Bahan baku pembuatan cat
b. Bahan baku pembuat kosmetik c. Bahan baku pembuat tinta printer
d. Bahan baku pembuat pestisida, insektisida, ester, eter. e. Bahan pelarut (solvent)
(18)
Uraian Proses II-1
BAB II
URAIAN DAN PPROSES
II.1 Macam Proses
Proses pembuatan normal dan iso btanol dibagi menjadi dua macam yaitu : 1. Proses Reppe
2. Proses Oxo (Hidroformilasi)
II.1.1 Proses Reppe
Proses Reppe adalah sintesa alkhohol dari olefin, karbon monoksida dan air. Teknologi pembuatan n-butanol dengan metode ini dikembangkan oleh Badische Anilin dan Soda Fabric A.G.(BASF). Metode ini dikomersialkan di Jepang pada tahun 1965, oleh Japan Butanol menggunakan teknologi BASF.
Proses Reppe menggunakan proses konvensional dibandingkan proses oxo. Reaksi dilakukan pada suhu 100oC dan tekanan 15 atm dengan katalis iron hydrocarbonyl HFe3(CO)4, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
C3H6 + 3CO + 2H2O C4H9OH + 2CO2 (Mc. Ketta, 1975 and Mc. Ketta ed.5 hal 380)
(19)
Uraian Proses II-2
Berikut blok diagram alir dari proses Reppe (Mc. Ketta ed, hal 385)
Gb.II.1 Blok Diagram Proses Reppe
II.1.2 Proses Oxo
Proses hidroformilasi/oxo ditemukan oleh Otto Roelan pada tahun 1938 ketika mempelajari efek eyilen dengan reaksi Fischer Tropsch pada hidrogenasi memerlukan 1-10% air yang harus ditambahkan ke dalam umpan reactor untuk menekan reaksi samping pembentukkan ester proses hidrogenasi ini lebih dikenal sebagai proses hidroformilasi/oxo sering dengan perkembangan kemajuan teknologi.
Produksi normal butanol dikomersialkan pada tahun 1950 dengan katalis kobalt oleh Ruhrchemic yang dioperasikan setelah perang dunia II, teknologi
(20)
Uraian Proses II-3
Pada pembuatan normal butanol dengan proses oxo ini propylene direaksikan dengan gas sintesa (H2 dan CO), ratio perbandingan H2 dan CO adalah 2:1. Proses oxo bereaksi pada suhu 160oC dan 30 atm dengan katalis cobalt hidrocarbonyl HCo(CO)4, dan persamaan reaksinya, sbb :
C3H6 + 2H2 + CO C4H9OH (Mcketta hal 361)
Berikut blok diagram alir dari proses oxo ( Mc. Kette, ed 5, hal 374)
Gb.II.2 Diagram Blok Proses Oxo
(21)
Uraian Proses II-4
II.2 Seleksi Proses
Berdasarkan uraian proses di atas maka kami memilih pembuatan normal butanol dengan proses Oxo (hidroformilasi) karena paling banyak digunakan di dalam industri saat ini. Biaya yang dikeluarkan pada proses Oxo (hidroformilasi) relatif lebih murah dibandingkan proses Reppe, karena katalis yang digunakan yaitu iron hydrocarbonyl HFe3(CO)4 bersifat sensitive terhadap air dan CO2.
II.3 Uraian Proses
Dari pemilihan proses disebutkan bahwa proses yang digunakan adalah proses Oxo, pembuatan butanol menggunakan bahan baku propilen dan gas sintesa. Proses Oxo dapat diuraiakan sebagai berikut.
Propilen dari tangki penampung dikompresikan ke heater sampai suhu 160oC, bersama-sama dengan gas sintesa dikompresikan ke heater sampai suhu 160oC menuju reaktor. Di dalam reaktor terjadi reaksi antara propilen dan gas sintesa dibantu katalis cobalt hidrocarbonyl pada suhu 160oC dan tekanan 30 atm, reaksi sebagai berikut :
C3H6 + CO + 2H2 C4H9OH
( Mc. Ketta, 5th hal 373)
(22)
Uraian Proses II-5
pompakan dan dipanaskan oleh heater destilasi sampai suhu 116,68 oC. Dari heater destilasi liquid dimurnikan lagi ke destilasi. Komponen yang mempunyai titik didih rendah akan menguap terlebih dahulu dan menuju ke atas, sedangkan komponen yang mempunyai titik didih tinggi akan dipanaskan di reboiler dan dialirkan masuk ke destilasi. Di dalam destilasi akan terjadi kontak anatara liquid dan uap. Produk atas akan didinginkan oleh cooler sampai suhu 35 oC menuju tangki penampung iso butanol. Produk bawah akan didinginkan oleh cooler sampai suhu 35 oC menuju tangki penampung normal butanol.
(23)
III-1 Neraca Massa
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas Produksi = 15000 ton / tahun ( data BPS )
Operasi = 330 hari / tahun
Basis Perhitungan = 1 jam operasi
(24)
III-2 Neraca Massa
1. Reaktor
Neraca Massa Reaktor
Masuk Keluar
Propylene :
C3H6 = 1297.3058
C3H8 = 3.5447 CO2 = 0.5443
Gas sintesa :
CO = 883.4064 N2 = 29.2035 H2 = 127.1606 O2 = 0.2548
C3H6 sisa = 90.8114
CO sisa = 80.3097 H2 sisa = 11.5601 C3H8 = 3.5447 CO2 = 0.5443 N2 = 29.2035
O2 = 0.2548 N – C4H9OH = 1931.9924 I - C4H9OH = 193.1992
(25)
III-3 Neraca Massa
2. Flash Drum
Neraca Massa Flash Drum
Masuk Keluar
C3H6 sisa = 90.8114
CO sisa = 80.3097 H2 sisa = 11.5601 C3H8 = 3.5447 CO2 = 0.5443 N2 = 29.2035
O2 = 0.2548 N – C4H9OH = 1931.9924 I - C4H9OH = 193.1992
Gas :
C3H6 sisa = 90.8114
CO sisa = 80.3097 H2 sisa = 11.5601 C3H8 = 3.5447 CO2 = 0.5443 N2 = 29.2035
O2 = 0.2548 N – C4H9OH = 3.3327 I - C4H9OH = 0.5503
Liquid :
N – C4H9OH = 1928.6597
I - C4H9OH = 192.6490
(26)
III-4 Neraca Massa
3. DESTILASI
Neraca Massa Destilasi
Masuk Keluar
N – C4H9OH = 1928.6597 I - C4H9OH = 192.6490
Produk Atas :
N – C4H9OH = 38.5732 I - C4H9OH = 188.7960
Produk Bawah :
N – C4H9OH = 1890.0865 I - C4H9OH = 3.8530
(27)
IV-1 Neraca Panas
BAB IV
NERACA PANAS
1. KOMPRESSOR PROPYLEN
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam C3H6
C3H8
CO2
Ws
2368.6913 7.1421 0.5506 1653.4612
C3H6
C3H8
CO2
4016.7963 12.1176
0.9314
(28)
IV-2 Neraca Panas
2. KOMPRESSOR CO
3. KOMPRESSOR H2
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam CO N2 Ws 1099.0402 36.3146 1876.5329 CO N2 2915.5661 96.3216
3011.8876 3011.8876
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam H2 O2 Ws 2176.2534 0.2795 10223.4754 H2 O2 12398.4128 1.5956 12400.0084 12400.0084
(29)
IV-3 Neraca Panas
4. HEATER PROPYLENE
5. HEATER GAS CO
Masuk Keluar
Komponen kkal/jam Komponen kkal/jam
C3H6 4016.7963 C3H6 74452.0341
C3H8 12.1176 C3H8 227.9554
CO2 0.9314 CO2 15.9285
Q steam 74385.3397 Q loss 3719.2670
78415.1850 78415.1850
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam
CO 2915.5661 CO 29793.6819
N2 96.3216 N2 982.0519
Q steam 29225.1012 Q loss 1461.2551
(30)
IV-4 Neraca Panas
6. HEATER GAS H2
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam
CO 12398.4128 CO 59089.4221
N2 1.5956 N2 7.6845
Q steam 49154.8402 Q loss 2457.7420
(31)
IV-5 Neraca Panas
7. REAKTOR
NERACA PANAS
Masuk Keluar
komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam
Propylene :
C3H6
C3H8
CO2 Gas CO :
CO N2 Gas H2 :
H2
O2
Δ H reaksi
74452.0341 227.9554 15.9285 29793.6819 982.0519 59089.4221 7.6845 1204767.4472
n - C4H9OH I - C4H9OH C3H6 sisa
CO sisa H2 sisa
C3H8
CO2 N2 O2 Q terserap 107716.0152 10792.1556 5211.6424 2708.5165 5371.7656 227.9554 15.9285 982.0519 7.6845 1236302.49
(32)
IV-6 Neraca Panas
8. EXPANSI VALVE
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal /jam Komponen Kkal / jam
C3H6
CO H2
n - C4H9OH I - C4H9OH C3H8
CO2 N2 O2 Q ekspansi 5211.6424 2708.5165 5371.7656 107716.0152 10792.1556 227.9554 15.9285 982.0519 7.6845 218308.7246
C3H6
CO H2
n - C4H9OH I - C4H9OH C3H8
CO2 N2 O2 11615.8739 5334.3243 3595.7875 297933.4339 30564.2121 452.7536 6.7817 1822.9302 16.3429
(33)
IV-7 Neraca Panas
9. COOLER I
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam
C3H6 CO H2
n - C4H9OH I - C4H9OH C3H8 CO2 N2 O2 11615.8739 5334.3243 3592.5677 297933.4339 30564.2121 452.7536 6.7817 1822.9302 16.3429 C3H6 CO H2
n - C4H9OH I - C4H9OH C3H8 CO2 N2 O2 Q terserap 333.8110 199.8349 395.7855 6890.7730 684.5720 14.3893 1.1045 72.6259 0.5594 342749.0442
(34)
IV-8 Neraca Panas
10.HEATER DESTILASI
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam n - C4H9OH
I - C4H9OH Q supply
6878.8862 682.5628 72723.4601
n - C4H9OH I - C4H9OH Q loss
69690.4229 6958.3132 3636.1730
(35)
IV-9 Neraca Panas
11.DESTILASI
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam
n - C4H9OH I - C4H9OH Q supply 69690.4229 6958.3132 67493.2480 Atas :
n - C4H9OH I - C4H9OH Bawah : n - C4H9OH I - C4H9OH Q loss Qcondesation 1280.6035 6262.6763 68955.4441 1406.7381 3374.6624 62861.8596
(36)
IV-10 Neraca Panas
12. COOLER II
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam
n - C4H9OH I - C4H9OH
1280.6035 6262.6763
n - C4H9OH i - C4H9OH Qterserap
137.5777 668.9116 6736.7906
(37)
IV-11 Neraca Panas
13.COOLER III
NERACA PANAS
Masuk Keluar
Komponen Kkal / jam Komponen Kkal / jam
n - C4H9OH I - C4H9OH
68955.4441
1406.7381
n - C4H9OH I - C4H9OH Qterserap
6741.3085 136.6663 63484.2074
(38)
V-1 Spesifikasi Peralatan
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
1. TANGKI PENYIMPAN PROPYLENE
Fungsi : menampung gas propylene Type : spherical
Kapasitas : 40738.1469 cuft Tekanan : 15 atm
Diameter : 29.605 ft Panjang : 59.210 ft Tebal shell : 2 1/5 in Tebal tutup : 2 1/5 in
Bahan kontruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( brownell hal 253 ) Jumlah : 4 buah
(39)
V-2 Spesifikasi Peralatan
2. TANGKI PENYIMPAN GAS CO
Fungsi : menampung gas CO Type : hemispherical heads Kapasitas : 21461.7521 cuft Tekanan : 15 atm
Diameter : 23.8347 ft Panjang : 47.6694 ft Tebal shell : 1 5/8 in Tebal tutup : 1 5/8 in
Bahan kontruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( brownell hal 253 ) Jumlah : 8 buah
(40)
V-3 Spesifikasi Peralatan
3. TANGKI PENYIMPAN H2
Fungsi : menampung gas H2
Type : silinder horizontal dengan tutup dished Kapasitas : 40430.9851 cuft
Tekanan : 15 atm Diameter : 29.431 ft Panjang : 58.8615 ft Tebal shell : 2 in Tebal tutup : 2 in
Bahan kontruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( brownell hal 253 ) Jumlah : 8 buah
4. KOMPRESSOR PROPYLEN
Fungsi : Untuk menaikkan tekanan sebelum masuk ke dalam reactor Type : rotary sliding vane
Power : 10 hp Jumlah : 1 buah
(41)
V-4 Spesifikasi Peralatan
5. KOMPRESSOR CO
Fungsi : Untuk menaikkan tekanan sebelum masuk ke dalam reactor Type : rotary sliding vane
Power : 11 hp Jumlah : 1 buah
6. KOMPRESSOR H2
Fungsi : Untuk menaikkan tekanan sebelum masuk ke dalam reactor Type : rotary sliding vane
Power : 19 hp Jumlah : 1 buah
(42)
V-5 Spesifikasi Peralatan
7. HEATER GAS PROPYLEN
Fungsi : memanaskan bahan sampai suhu 160 °C
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube) Tube :
Number and length : 70 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16
Pitch : 1 in²
Passes : 2
Shell :
ID : 12 in
Passes : 1
A : 219.2059 ft² Jumlah : 1 buah
(43)
V-6 Spesifikasi Peralatan
8. HEATER GAS CO
Fungsi : memanaskan bahan sampai suhu 160 °C
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube) Tube :
Number and length : 47 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16
Pitch : 1 in²
Passes : 2
Shell :
ID : 12 in
Passes : 1
A : 146.0661 ft² Jumlah : 1 buah
(44)
V-7 Spesifikasi Peralatan
9. HEATER GAS H2
Fungsi : memanaskan bahan sampai suhu 160 °C
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube) Tube :
Number and length : 63 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16
Pitch : 1 in²
Passes : 2
Shell :
ID : 12 in
Passes : 1
A : 195.2642 ft² Jumlah : 1 buah
10.EKSPANSI VALVE
Fungsi : menurunkan tekanan setelah keluar reaktor dan menuju separator Jenis : centrifugal
Power : 75 hp
(45)
V-8 Spesifikasi Peralatan
11.COOLER I
Fungsi : menurunkan bahan sampai suhu 35 °C
Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube) Tube :
Number and length : 115 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16
Pitch : 1 in²
Passes : 2
Shell :
ID : 10.2 in
Passes : 1
(46)
V-9 Spesifikasi Peralatan
12.FLASH DRUM
Fungsi : memisahkan gas dan liquid Type : silinder vertical
Kapasitas : 73.0862 cuft Diameter : 3.3395 ft Tinggi : 8.3486 ft Tebal shell : 5/8 in Tebal tutup : 5/8 in
Banhan kontruksi : Carbon Stell SA - 283 grade C Jumlah : 1 buah
13.POMPA
Fungsi : mengalirkan n- butanol dan i- butanol menuju destilasi Type : Centrifugal pump
Bahan : Commercial steel Rate volumetric : 12.7299 gpm
Total dynamic Head : 35.5724 ft lbf / lbm Effisiensi motor : 82%
Power : 1.5 hp
(47)
V-10 Spesifikasi Peralatan
14.HEATER DESTILASI
Fungsi : memanaskan bahan sampai suhu 116.6801 °C Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube) Tube :
Number and length : 74 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16
Pitch : 1 in²
Passes : 2
Shell :
ID : 12 in
Passes : 1
A : 231.19 ft² Jumlah : 1 buah
(48)
V-11 Spesifikasi Peralatan
15.DESTILASI
Fungsi : memisahkan n-butanol dan i-butanol berdasarkan titik didih Type : Sieve Tray Coloumn
T operasi : 116.68 °C P operasi : 1 atm Diameter : 0.9312 ft Tebal shell : 3 / 16 in Tinggi tutup : 0.25 ft Tebal tutup : 0.1410 in Jumlah Tray : 17 plate Tebl tray : 12 gage Tray spacing : 24 in
Feed plate : masuk pada plate ke – 3 H total tower : 11.948 m
(49)
V-12 Spesifikasi Peralatan
16. KONDENSOR
Fungsi : mengkondensasikan bahan sampai suhu 35 °C Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube) Tube :
Number and length : 34 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16
Pitch : 1 in²
Passes : 2
Shell :
ID : 10.2 in
Passes : 1
A : 105.3841 ft² Jumlah : 1 buah
(50)
V-13 Spesifikasi Peralatan
17.AKUMULATOR
Fungsi : Menampung sementara kondensat dari kondensor Type : silinder horizontal dengan tutup dished
Volume : 2.0673 cuft Tekanan : 1 atm Diameter : 1 ft Panjang : 3 ft Tebal shell : 3/16 in Tebal tutup : 3/16 in
Bahan kontruksi : Carbon Steal SA-283 grade C Jumlah : 1 buah
18.POMPA
Fungsi : mengalirkan bahan menuju destilasi Type : Centrifugal pump
Bahan : Commercial steel Rate volumetric : 1.2414 gpm
Total dynamic Head :94.0903 ft lbf / lbm Effisiensi motor : 80%
Power : 1 hp
(51)
V-14 Spesifikasi Peralatan
19.REBOILER
Fungsi : menguapkan bahan sampai suhu 117.481 °C Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube) Tube :
Number and length : 68 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16
Pitch : 1 in²
Passes : 2
Shell :
ID : 12 in
Passes : 1
A : 213.8476 ft² Jumlah : 1 buah
(52)
V-15 Spesifikasi Peralatan
20.POMPA
Fungsi : mengalirkan bahan menuju tangki penampung n-butanol Type : Centrifugal pump
Bahan : Commercial steel Rate volumetric : 10.2877 gpm
Total dynamic Head : 62.3828 ft lbf / lbm Effisiensi motor : 81%
Power : 1.6 hp
(53)
V-16 Spesifikasi Peralatan
21.COOLER
Fungsi : menurunkan bahan sampai suhu 35 °C ,menuju tangki n-butanol Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube :
Number and length : 32 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16 Pitch : 1 in² Passes : 2 Shell :
ID : 10.2 in
Passes : 1
A : 98.5261 ft² Jumlah : 1 buah
(54)
V-17 Spesifikasi Peralatan
22.COOLER
Fungsi : menurunkan bahan sampai suhu 35 °C menuju tangki i-butanol Type : 1-2 Shell and Tube Heat Exchanger (fixed tube)
Tube :
Number and length : 39 16’0”
OD : ¾ in
BWG : 16
Pitch : 1 in²
Passes : 2
Shell :
ID : 10.2 in
Passes : 1
A : 121.0053 ft² Jumlah : 1 buah
(55)
V-18 Spesifikasi Peralatan
23.TANGKI PENAMPUNG I-BUTANOL
Fungsi : menampung produk i-butanol
Type : silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup atas dished Kapasitas : 1434 cuft
Diameter : 9.6806 ft Panjang : 19.3612 ft Tebal shell :3/16 in Tebal tutup : ¼ in
Bahan kontruksi : Carbon Steal SA-283 grade C ( brownell hal 253 ) Jumlah : 1 buah
24.TANGKI PENAMPUNG N-BUTANOL
Fungsi : menampung produk n-butanol
Type : silinder tegak, tutup bawah datar dan tutup atas dished Kapasitas : 3981.7826 cuft
Diameter : 13.6016 ft Panjang : 27.2033 ft Tebal shell : ¼ in
(56)
VI-1 Perancangan Alat Utama
BAB VI
PERANCANGAN ALAT UTAMA
R-210
1. REAKTOR
Nama alat : Reaktor
Fungsi : untuk mereaksikan propylene dan gas sintesa
Type : multitube
Shell :
Diameter : 2 ft
Tinggi : 4 ft
Tebal shell : 1 3/8 in Tebal tutup atas : 1 in Tebal tutup bawah : 1 in
Bahan kontruksi : Carbon Stell SA-283 grade C
(57)
VI-2 Perancangan Alat Utama
Tube sheet :
Digunakan tube dengan diameter 2 in sch 40 IPS
OD : 2.3800 in
ID : 1.9390 in
Panjang tube : 39.3209 ft
Pitch : 1 ¼ triangular
Jumlah tube : 150
Distributor :
Diameter lubang : 1.9390 in Jarak antar lubang : 1 ¼ in Jumlah lubang : 150
(58)
VII-1 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
BAB VII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
VII.I. Instrumentasi
Dalam rangka pengoperasian pabrik, pemasangan alat – alat instrumentasi sangat dibutuhkan dalam memperoleh hasil produksi yang optimal. Pemasangan alat –alat instrumentasi disini bertujuan sebagai pengontrol jalannya proses produksi dari peralatan – peralatan pada awal sampai akhir produksi, dimana dengan alat insrumentasi tersebut, kegiatan maupun aktifitas tiap – tiap unit dapat dicatat kondisi operasinya sehingga sesuai dengan kondisi operasi yang dikehendaki serta mampu memberikan tanda – tanda apabila terjadinya penyimpangan selama proses produksi berlangsung.
Pada uraian diatas dapat disederhanakan bahwa dengan adanya alat instrumentasi maka :
1. Proses produksi dapat berjalan sesuai dengan kondisi – kondisi yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang optimum.
2. Proses produksi berjalan sesuai dengan effisiensi yang telah ditentukan dan kondisi proses tetap terjaga pada kondisi yang sama.
(59)
VII-2 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
4. Bila terjadi penyimpangan selama proses produksi, maka dapat segera diketahui sehingga dapat ditangani dengan segera.
Adapun variabel proses yang diukur dibagi menjadi 3 bagian :
1. Variabel yang berhubungan dengan energi, seperti temperatur, tekanan, dan radiasi.
2. Variabel yang berhubungan dengan kuantitas dan rate, seperti pada kecepatan aliran fluida, ketinggian liquida, dan ketebalan.
3. Variabel yang berhubungan dengan karakteristik fisik dan kimia, seperti densitas, kandungan air.
Yang harus diperhatikan didalam pemilihan alat Instrumentasi adalah :
- Lavel, Range, dan fungsi dari alat instrumentasi. - Ketelitian hasil pengukuran.
- Konstruksi material.
- Pengaruh yang ditimbulkan terhadap kondisi operasi proses yang berlangsung. - Mudah diperoleh dipasaran.
(60)
VII-3 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Instrumentasi yang ada dipasaran dapat dibedakan dari jenis pengoperasian alat instrumentasi tersebut, yaitu alat instrumentasi manual atau otomatis. Pada dasarnya alat – alat kontrol yang otomatis lebih disukai dikarenakan pengontrolannya tidak terlalu sulit, kontinyu, dan efektif, sehingga menghemat tenaga kerja dan waktu. Akan tetapi mengingat faktor – faktor ekonomis dan investasi modal yang ditanamkan pada alat instrumentasi berjenis otomatis ini, maka pada perancangan pabrik ini sedianya akan menggunakan kedua jenis alat instrumentasi tersebut.
Adapun fungsi utama dari alat instrumentasi otomatis adalah :
- Melakukan pengukuran.
- Sebagai pembanding hasil pengukuran dengan kondisi yang harus dicapai. - Melakukan perhitungan.
- Melakukan koreksi.
Alat instrumentasi otomatis ini dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Sensing / Primary element
Alat kontrol ini langsung merasakan adanya perubahan pada variabel yang diukur, misalnya temperatur. Primary element merubah energi yang dirasakan dari medium yang sedang dikontrol menjadi signal yang bisa dibaca (yaitu dengan tekanan fluida).
(61)
VII-4 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
2. Receiving Element / Element Pengontrol
Alat kontrol ini akan mengevaluasi signal yang didapat dari sensing element dan diubah menjadi skala yang bisa dibaca, digambarkan dan dibaca oleh error detector. Dengan demikian sumber energi bisa diatur sesuai dengan perubahan – perubahan yang terjadi.
3. Transmitting Element.
Alat kontrol ini berfungsi sebagai pembawa signal dari sensing element ke receiving element.
Disamping ketiga jenis tersebut, masih terdapat peralatan pelengkap yang lain yaitu : Error Element Detector, alat ini akan membandingkan besarnya harga terukur pada variabel yang dikontrol dengan harga yang diinginkan dan apabila terdapat perbedaan alat ini akan mengirimkan signal error. Amplifier akan digunakan sebagai penguat signal yang dihasilkan oleh error detector jika signal yang dikeluarkan lemah. Motor Operator Signal Error yang dihasilkan harus diubah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, yaitu dengan penambahan variabel manipulasi. Kebanyakan sistem kontrol memerlukan operator atau motor untuk menjalankan Final Control Element. Final Control Element adalah untuk mengoreksi harga variabel manipulasi.
(62)
VII-5 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
1. Flow Control (FC)
Mengontrol aliran setelah keluar pompa.
2. Flow Ratio Control (FRC)
Mengontrol ratio aliran yang bercabang setelah pompa.
3. Level Control (LC)
Mengontrol ketinggian bahan didalam tangki dapat juga digunakan sebagai (WC) Weight Control.
4. Level Indicator (LI)
Mengindikasikan / informatif ketinggian bahan didalam tangki.
5. Pressure Control (PC)
Mengontrol tekanan pada aliran / alat.
6. Pressure Indicator (PI)
Mengindikasikan / informatif tekanan pada aliran / alat.
7. Temperatur Control (TC)
(63)
VII-6 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Tabel Instrumentasi Pada Pabrik
N0. Nama Alat Instrumentasi
1. Tangki penampung PI
2. Pompa FC
3. Reaktor TC ; PI
4. Heat exchanger TC
5. Kolom distilasi LC ; PC
6. Compressor PC ; TC
VII.2 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau safety factor adalah hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu pabrik, hal ini disebabkan karena :
- Dapat mencegah terjadinya kerusakan – kerusakan yang besar yang disebabkan oleh kebakaran atau hal lainnya baik terhadap karyawan maupun oleh peralatan itu sendiri. - Terpeliharanya peralatan dengan baik sehingga dapat digunakan dalam waktu yang
(64)
VII-7 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
Secara umum bahaya – bahaya tersebut dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
1. Bahaya kebakaran.
2. Bahaya kecelakaan secara kimia. 3. Bahaya terhadap zat – zat kimia.
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi, berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada setiap pabrik pada umumnya dan pada pabrik ini pada khususnya.
VII.2.1 Bahaya Kebakaran A. Penyebab Kebakaran.
1. Adanya nyala terbuka (open flame) yang datang dari unit utilitas, workshop, dan lain – lain.
2. Adanya loncatan bunga api yang disebabkan karena konsleting aliran listrik seperti pada stop kontak, saklar serta instrumen lainnya.
(65)
VII-8 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
B. Pencegahan.
1. Menempatkan unit utilitas dan power plant cukup jauh dari lokasi proses yang dikerjakan.
2. Menempatkan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang terisolasi dan tertutup.
3. Memasang kabel atau kawat listrik ditempat – tempat yang terlindung, jauh dari daerah yang panas yang memungkinkan terjadinya kebakaran.
4. Sistem alarm hendaknya ditempatkan pada lokasi dimana tenaga kerja dengan cepat dapat mengetahui apabila terjadi kebakaran.
C. Alat Pencegah Kebakaran.
1. Instalasi permanen seperti fire hydrant system dan sprinkle otomatis.
2. Pemakaian portable fire – extinguisher bagi daerah yang mudah dijangkau bila terjadi kebakaran. Jenis dan jumlahnya pada perencanaan pabrik ini dapat dilihat pada tabel.
3. Untuk pabrik ini lebih disukai alat pemadam kebakaran tipe karbon dioksida. 4. Karena bahan baku ada yang beracun, maka perlu digunakan kantong – kantong udara atau alat pernafasan yang ditempatkan pada daerah – daerah strategis pada pabrik ini.
(66)
VII-9 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
VII.2.2 Bahaya Kecelakaan
Karena kesalahan mekanik sering terjadi dikarenakan kelalaian pengerjaan maupun kesalahan konstruksi dan tidak mengikuti aturan yang berlaku. Bentuk kerusakan yang umum adalah karena korosi dan ledakan. Kejadian ini selain mengakibatkan kerugian yang besar karena dapat mengakibatkan cacat tubuh maupun hilangnya nyawa pekerja. Berbagai kemungkinan kecelakaan karena mekanik pada pabrik ini dan cara pencegahannya dapat digunakan sebagai berikut :
A. Vessel.
Kesalahan dalam perencanaan vessel dan tangki dapat mengakibatkan kerusakan fatal, cara pencegahannya :
1. Menyeleksi dengan hati – hati bahan konstruksi yang sesuai, tahan korosi serta memakai corrosion allowance yang wajar. Untuk pabrik ini, semua bahan konstruksi yang umum dapat dipergunakan dengan pengecualian adanya seng dan tembaga. Bahan konstruksi yang biasanya dipakai untuk tangki penyimpan, perpipaan, dan peralatan lainnya dalam pabrik ini adalah steel. Semua konstruksi harus sesuai dengan standar ASME (America Society Mechanical Engineering).
2. Memperhatikan teknik pengelasan. 3. Memakai level gauge yang otomatis.
4. Penyediaan manhole dan handhole (bila memungkinkan) yang memadai untuk inspeksi dan pemeliharaan. Disamping itu peralatan tersebut harus dapat diatur sehingga mudah untuk digunakan.
(67)
VII-10 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
B. Heat Exchanger
Kerusakan yang terjadi pada ummumnya disebabkan karena kebocoran – kebocoran. Hal ini dapat dicegah dengan cara :
1. Pada inlet dan outlet dipaasang block valve untuk mencegah terjadinya thermal expansion.
2. Drainhole yang cukup harus disediakan untuk pemeliharaan.
3. Pengecekan dan pngujian terhadap setiap ruangan fluida secara sendiri – sendiri. 4. Memakai heat exchanger yang cocok untuk ukuran tersebut. Disamping itu juga rate aliran harus benar – benar dijaga agar tidak terjadi perpindahan panas yang berlebihan sehingga terjadi perubahan fase didalam pipa.
C. Peralatan yang bergerak.
Peralatan yang bergerak apabila ditempatkan tidak hati – hati, maka akan menimbulkan bahaya bagi pekerja. Pencegahan bahaya ini dapat dilakukan dengan :
1. Pemasangan penghalang untuk semua sambungan pipa.
2. Adanya jarak yang cukup bagi peralatan untuk memperoleh kebebasan ruang gerak.
(68)
VII-11 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
D. Perpipaan.
Selain ditinnjau dari segi ekonomisnya, perpipaan juga harus ditinjau dari segi keamanannya hal ini dikarenakan perpipaan yang kurang teratur dapat membahayakan pekerja terutama pada malam hari, seperti tebentur, tersandung dan sebagainya. Sambungan yang kurang baik dapat menimbulkan juga hal – hal yang tidak diinginkan seperti kebocoran – kebocoran bahan kimia yang berbahaya. Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemasangan pipa (untuk ukuran yang tidak besar hendaknya pada elevasi yang tinggi tidak didalam tanah, karena dapat menimbulkan kesulitan apabila terjadi kebocoran.
2. Bahan konstruksi yang dipakai untuk perpipaan harus memakai konstruksi dari steel.
3. Sebelum dipakai, hendaknya diadakan pengecekan dan pengetesan terhadap kekuatan tekan dan kerusakan yang diakibatkan karena perubahan suhu, begitu juga harus dicegah terjadinya over stressing atau pondasi yang bergerak.
4. Pemberian warna pada masing – masing pipa yang bersangkutan akan dapat memudahkan apabila terjadi kebocoran.
(69)
VII-12 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
E. Listrik
Kebakaran sering terjadi akibat kurang baiknya perencanaan instalasi listrik dan kecerobohan operator yang menanganinya. Sebagai usaha pencegahannya dapat dilakukan :
1. Alat – alat listrik dibawah tanah sebaiknya diberi tanda seperti dengan cat warna pada penutupnya atau diberi isolasi berwarna.
2. Pemasangan alat remote shut down dari alat – alat operasi disamping starter.
3. Penerangan yang cukup pada semua bagian pabrik supaya operator tidak mengalami kesulitan dalam bekerja.
4. Sebaiknya untuk penerangan juga disediakan oleh PLN meskipun kapasitas generator set mencukupi untuk penerangan dan proses.
5. Penyediaan emergency power supplies tegangan tinggi. 6. Meletakkan jalur – jalur kabel listrik pada posisi aman.
(70)
VII-13 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
F. Isolasi.
Isolasi penting sekali terutama berpengaruh terhadap pada karyawan dari kepanasan yang dapat mengganggu kinerja para karyawan, oleh karena itu dilakukan :
1. Pemakian isolasi pada alat – alat yang menimbulkan panas seperti reaktor, exchanger, kolom distilasi dan lain – lain. Sehingga tidak mengganggu kosentrasi pekerjaan.
2. Pemasangan pada kabel instrumen, kawat listrik dan perpipaan yang berada pada daerah yang panas, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
G. Bangunan pabrik.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan pabrik adalah :
1. Bangunan – bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir dan jika tingginya melebihi 20 meter, maka harus diberi lampu mercu suar.
(71)
VII-14 Instrumentasi dan Keselamatan Kerja
VII.2.3 Bahaya Karena Bahan Kimia
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Biasanya para pekerja tidak mengetahui seberapa jauh bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan kimia seperti bahan – bahan berupa gas yang tidak berbau atau tidak berwarna yang sulit diketahui jika terjadi kebocoran. Untuk itu sering diberikan penjelasan pendahuluan bagi para pekerja agar mereka dapat mengetahui bahwa bahan kimia tersebut berbahaya. Cara lainnya adalah memberikan tanda – tanda atau gambar – gambar pada daerah yang berbahaya atau pada alat – alat yang berbahaya, sehingga semua orang yang berada didekatnya dapat lebih waspada. Selain hal – hal tersebut diatas, usaha – usaha lain dalam menjaga keselamatan kerja dalam pabrik ini adalah memperhatikan hal – hal seperti :
1. Di dalam ruang produksi para pekerja dan para operator dilarang merokok.
2. Harus memakai sepatu karet dan tidak diperkenankan memakai sepatu yang alasnya berpaku.
3. Untuk pekerja lapangan maupun pekerja proses dan semua orang yang memasuki daerah proses diharuskan mengenakan topi pengaman agar terlindung dari kemungkinan kejatuhan barang – barang dari atas.
(72)
VIII-1 Utilitas
BAB VIII
UTILITAS
Dalam sebuah pabrik, utilitas meupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan mengingat saling berhubungan antara proses industri dengan kebutuhan utilitas untuk proses tersebut. Dalam hal ini, utilitas dari suatu pabrik terdiri atas :
1. Unit pengolahan air
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan air pendingin, air proses, air sanitasi, dan air pengisi boiler.
2. Unit pembangkitan “steam”
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan “steam” pada proses evaporasi, pemanasan, dan “supplay” pembangkitan tenaga listrik.
3. Unit pembangkitan tenaga listrik
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan listrik bagi alat – alat bangunan, jalan raya, dan lain sebagainya.
4. Unit bahan bakar
Unit ini berfungsi sebagai penyedia bahan bakar bagi alat – alat, generator, boiler, dan sebagainya.
5. Unit pengolahan limbah
Unit ini berfungsi sebagai pengolahan limbah pabrik baik limbah cair, maupun gas dari proses pabrik.
(73)
VIII-2 Utilitas
Sistem Pengolahan Air
Air adalah suatu zat yang banyak terdapat dialam bebas. Sesuai dengan tempat sumber air tersebut berasal, air mempunyai fungsi yang berlainan, dengan karakteristik yang ada. Air banyak sekali diperlukan didalam kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Didalam pabrik ini dibedakan menjadi 2 bagian utama dalam sistem pengolahan air. Bagian pertama adalah unit pengolahan air sebagai unit penyedia kebutuhan air dan unit pengolahan air buangan sebagai pengolahan air buangan pabrik sebelum dibuang kebadan penerima air.
Dalam pabrik ini sebagian besar air dimanfaatkan sebagai air proses dan sebagai media perpindahan energi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, air harus mengalami pengolahan terlebih dahulu sehingga pabrik dapat berfungsi dengan handal, aman, dan efisien.
Secara umum fungsi air di pabrik ini terbagi dalam beberapa sistem pemakaian, masing – masing mempunyai persyaratan kualitas yang berbeda sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Sistem pemakaian tersebut antara lain adalah :
1. Sebagai air pendingin. 2. Sebagai air proses. 3. Sebagai air sanitasi.
(74)
VIII-3 Utilitas
VIII.1 Unit Penyediaan Steam
Unit penyediaan steam berfungsi untuk menyediakan kebutuhan steam, yang digunakan sebagai media pemanas pada proses pabrik ini.
Tabel VIII.1.1 Kebutuhan Steam
Jumlah steam yang dibutuhkan pada proses ini adalah : No. Nama Peralatan Steam (kg / jam)
1 Heater propylen 161.862 2 Heater gas CO 63.5936 3 Heater gas H2 106.9606 4 Heater destilasi 158.2457
5 Distilasi 146.8649
total 637.5268
Total kebutuhan steam =637.5268 kg / jam = 1405.4915 lb/jam
Untuk faktor keamanan dari kebocoran – kebocoran yang terjadi, maka direncanakan steam yang dihasilkan 20% dari kebutuhan steam total :
= 1,2 x kebutuhan normal (1405.4915) = 1686.5899 lb/jam
Menghitung Kebutuhan Bahan Bakar :
(Severn, W.H, hal.142)
Dimana :
mf = massa bahan bakar yang dipakai, lb/jam ms = massa steam yang dihasilkan, lb/jam hv = enthalpy uap yang dihasilkan, Btu/lb hf = enthalpy liquida masuk, Btu/lb
(75)
VIII-4 Utilitas
eb = effisiensi boiler 85 – 92% ditetapkan eb = 92% (Severn, W.H, hal.143) F = nilai kalor bahan bakar,Btu/lb
hv = 375.2 Btu/lb (Steam Table)
hf = 1202 Btu/lb (SteamTable) Mc cabe app 7 eb = 90% (diambil effisiensi maksimum) F = nilai kalor bahan bakar
Digunakan petroleum fuels oil 33oAPI (0,22% sulfur) (Perry eds 7, T.27-6) Dari Perry ed 7, fig.27-3, didapat : relative density, ρ = 0,86 gr/cc
Heating Value = 137273 Btu/gal ρ= 0,86 gr/cc = 54 lb/cuft = 7,2 lb/gal
maka heating value bahan bakar =
(Severn, W.H, hal.142)
(76)
VIII-5 Utilitas
Penentuan Boiler Horse Power :
Untuk penentuan Boiler Horse Power, digunakan persamaan :
Dimana :
Angka – angka 970,3 dan 34,5 adalah suatu penyesuaian pada penguapan 34,5 lbair/jam dari air pada 212oF menjadi uap kering pada 212oF pada tekanan 1 atm, untuk kondisi demikian diperlukan entalpy penguapan 970,3 Btu/lb.
Penentuan heating surface boiler :
Untuk 1 hp boiler dibutuhkan 10 ft2 heating surface. (Severn,W.H, hal. 140) Total heating surface = 10 x = 10.5 ft2
Kebutuhan air untuk pembuatan steam :
Air yang dibutuhkan diambil 20% berlebih dari jumlah steam yang dibutuhkan untuk faktor keamanan.
Produksi steam = lb/jam
Kebutuhan air = 1,2 x lb/jam = 1686.5898 lb/jam = 40478.1552 lb/hari. ρair : 62,43 lb/cuft maka volume air = 648 cuft/hari = 18.311 m3/hari
(77)
VIII-6 Utilitas
Air kondensat dari hasil pemanasan direcycle kembali ke boiler. Dianggap kehilangan air kondensat 20%, maka air yang ditambahkan sebagai make up water adalah = 0,2 x 18.311 = 3.6 m3/hari.
Spesifikasi :
Nama alat : Boiler
Type : Fire tube boiler (tekanan < 10 atm) Heating surface : 401.457 ft2
Kapasitas boiler : kiloBtu/jam
Rate steam : lb/jam
Effisiensi : 90%
Bahan bakar : Petroleum fuel oil 33oAPI Jumlah : 1 buah
(78)
VIII-7 Utilitas
VIII.2. Unit Penyediaan Air
Air di dalam pabrik memegang peranan penting dan harus memenuhi persyaratan tertentu yang disesuaikan dengan masing – masing keperluan di dalam pabrik. Penyediaan air untuk pabrik ini direncanakan dari air sungai.
Air sungai sebelum masuk ke dalam bak penampung, dilakukan penyaringan lebih dahulu dengan maksud untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang bersifat makro dengan jalan memasang sekat – sekat kayu agar kotoran – kotoran tersebut terhalang dan tidak ikut masuk ke dalam tangki penampung (reservoir). Dari tangki penampung kemudian dilakukan pengolahan (dalam unit water treatment). Untuk menghemat pemakaian air maka diadakan sirkulasi.
Air dalam pabrik ini dipakai untuk : 1. Air sanitasi.
2. Air umpan boiler 3. Air pendingin 4. Air proses
(79)
VIII-8 Utilitas
VIII.2.1. Air Sanitasi
Air sanitasi untuk keperluan minum, masak, cuci, mandi, dan sebagainya. Berdasarkan S.K Gubernur Jatim No.413/1987, baku mutu air baku harian :
Parameter Satuan S.K Gubernur
Suhu oC Suhu air normal (25 - 30oC)
Kekeruhan Skala NTU
Warna Unit Pt-Co
SS Ppm
pH 6 - 8,5
Alkalinitas ppm CaCO3
CO2 bebas ppm CO2
DO ppm O2 > = 4
Nitrit ppm NO2 Nihil
Ammonia ppm NH3-N 0,5
Tembaga ppm Cu 1
Fosfat ppm PO4
Sulfida ppm H2S Nihil
Besi ppm Fe 5
(80)
VIII-9 Utilitas
Timbal ppm Pb 0,1
COD ppm O2 10
Detergen ppm MBAS 0,5
Kebutuhan air sanitasi untuk pabrik ini adalah untuk :
- Karyawan, asumsi kebutuhan air untuk karyawan= 10 m3/hari
- Keperluan Laboratorium = 8 m3/hari
- Untuk menyiram kebun dan kebersihan pabrik = 4 m3/hari - Cadangan/lain – lainnya = 5 m3/hari Total kebutuhan air sanitasi = 27 m3/hari
VIII.2.2. Air Umpan Boiler
Air ini dipergunakan untuk menghasilkan steam didalam boiler. Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, karena kelangsungan operasi boiler sangat bergantung pada kondisi air umpannya.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
1. Bebas dari zat penyebab korosi, seperti asam, gas – gas terlarut.
2. Bebas dari zat penyebab kerak yang disebabkan oleh kesadahan yang tinggi, yang biasanya berupa garam – garam karbonat dan silika.
3. Bebas dari zat penyebab timbulnya buih (busa) seperti zat – zat organik, anorganik, dan minyak.
4. Kandungan logam dan impuritis seminimal mungkin.
Kebutuhan air umpan boiler dapat diketahui pada perhitungan boiler. +
(81)
VIII-10 Utilitas
Kebutuhan umpan boiler : 146.8649 kg / jam
Ρ air pda suhu 60.8225 °C = 62.376 lb/ft³ = 999.1388 kg /m³ Rate volume boiler = 146.8649/ 999.1388 * 24
= 3.5277 m³ / hari
VIII.2.3 Air Pendingin
Untuk kelancaran dan effisiensi kerja dari air pendingin, maka perlu diperhatikan persyaratan untuk air pendingin dan air umpan boiler : (Lamb : 302)
Karakteristik
Kadar maximum (ppm) Air Boiler Air pendingin
Silica 0,7 50
Aluminium 0,01 -
Iron 0,05 -
Mangan 0,01 -
Calcium - 200
Sulfate - 680
Chlorida - 600
Dissolved Solid 200 1000
(82)
VIII-11 Utilitas
Untuk menghemat air, maka air pendingin yang telah digunakan didinginkan kembali kedalam cooling tower, sehingga perlu disirkulasi air pendingin, maka disediakan pengganti sebanyak 20% kebutuhan. Kebutuhan air pendingin :
Tabel VIII.2.3 Kebutuhan Air Pendingin No Peralatan kg / jam
1 Reaktor 82420.166 2 Cooler 1 22849.9363 3 Cooler 2 449.1194 4 Cooler 3 4232.2074 5 desilasi 4190.7906 total 114142.2193
Kebutuhan air pendingin total = 114142.2193 kg/jam Ρ air pda suhu 60.8225 °C = 62.376 lb/ft³ = 999.1388 kg /m³ Rate volume air pendingin = 114142.2193 / 999.1388 * 24
= 2741.7744 m³ / hari
VIII.2.4. Air Proses
Pabrik normal butanol tidak memerlukan air proses pada proses produksi.
air yang disuplaywater treatment = total kebutuhan air air sanitasi + air pendingin + air umpan boiler
27 + 2741.7744 + 3.5277 = 2772.3021 m³ / hari
Untuk factor keamanan, maka air yang disediakan = 1.1 x kebutuhan normal = 1.1 x 2772.3021 = 3049.5323 m³ / hari
(83)
VIII-12 Utilitas
1. Bak Penampung Air sungai (A-210)
Fungsi : menampung air sungai sebelm diproses menjadi air bersih. Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton.
Rate volumetrik = 127.0638 m3/hari Ditentukan : waktu tinggal = 3 jam
Tinggi = x m
Panjang = lebar = 2 x m
Volume bak penampung (direncanakan 80% terisi air) = 127.0638 * 3 /80% = 476.4894 m3 Volume penampung = 4x3 = 476.4894
Sehingga, x = 4.92 m
Panjang = lebar = 2 x 4.92 = 9.84 m
Spesifikasi :
Fungsi : menampung air Kapasitas : 476.4894 m3 Bentuk : persegi panjang Ukuran : panjang = 9.84 m
(84)
VIII-13 Utilitas
2. Bak Koagulasi dan Flokulasi ( A-220) dan (A-230)
Fungsi : tempat terjadinya koagulasi dengan penambahan Al2(SO4)3 untuk destabilisasi kotoran dalam air yang tak dikehendaki. Bak berbentuk silinder yang terbuat dari beton yang dilengkapi pengaduk.
Perhitungan :
Rate volumetrik : 127.0638 m3/ jam Waktu tinggal : 1 jam
Volume air dalam bak = 127.0638 * 60 / 60 = 127.0638 m³
Dirancang bak berisi 80% air, maka volume air = 127.0638 /0,8 = 158.8297 m3 Jumlah bak yang digunakan : 1 buah
Sehingga volume bak = 158.8297 m3
Digunakan bak berbentuk lingkaran dengan tinggi bak = 2 D Volume bak = luas alas x tinggi
158.8297 = ¼ π D2 x 2 D 158.8297 = 2.355 D3
D³ = 67.4436 D = 4.0704 m H = 12.211 m
Tinggi cairan dalam tangki = ¼ π D2 H 127.0638 = ¼ π 42 H 127.0638 = 13.003 H
(85)
VIII-14 Utilitas
H = 10 m
Dalam bak koagulator dilengkapi pengaduk berkecepatan = 20 rpm (0,333 rps) Dirancang pengaduk tipe flat blade turbin dengan 6 blade
Diameter impeler, Da = 1/4 x diameter bak = 4.0704/4 = 1.0176 m = 3.3385 ft
Perhitungan power pengadukan :
Dari Geankoplis figure 3.4-4, diketahui nilai Np pada Nre = adalah Np = 6
Daya yang diperlukan untuk motor pengaduk :
Jika effisiensi motor 80%, maka : P = /0,8 = hp
(86)
VIII-15 Utilitas
Spesifikasi :
Fungsi : tempat terjadinya koagulasi. Kapasitas : 158.8297 m3
Jumlah : 1 buah Bentuk : silinder
Ukuran bak : diameter = 4.0704 m Tinggi = 12.211 m Motor penggerak : 10 hp
Bahan : beton bertulang
3. Clarifier (A-240)
Fungsi : tempat pemisahan antara flok / padatan dengan air bersih Waktu tinggal : 2 jam
Rate volumetrik : 127.0638 m3/jam
Volume air : 2 x 127.0638 m3 = 254.1276 m3
Dirancang bak berisi 80% air, maka volume air = 254.1276 / 0,8 = 317.6595 m3 Kecepatan over flow = 1,2 m3/m2.jam ( Perry eds 6, hal 19-8)
Luas penampang
Diameter = m
(87)
VIII-16 Utilitas
Spesifikasi :
Fungsi : memisahkan air yang terikat oleh koagulan dan flokulan. Bentuk : silinder dengan bentuk bawah mendekati datar
Diameter : m
Tinggi : m
Bahan : carbon steel Jumlah : 1 buah
4. Bak Air Jernih (A-250)
Fungsi : menampung air dari bak pengendap Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton. Rate volumetrik = 127.0638 m3/jam
Ditentukan : waktu tinggal = 2 jam Tinggi = x m Panjang = lebar = 2 x m
Volume bak penampung (direncanakan 80% terisi air) = (127.0638 x 2 )/0,8 = 317.6595 m3
Volume penampung =
(88)
VIII-17 Utilitas
Spesifikasi :
Kapasitas : 317.6595 m3 Bentuk : persegi panjang Ukuran : panjang = 8.5966 m
Lebar = 8.5966 m Tinggi = 4.2983 m Bahan konstruksi : beton
Jumlah : 1 buah
5. Sand Filter (H-250)
Fungsi : menyaring air dari bak penampung air jernih. Rate volumetrik = 127.0638 m3/jam
Rate filtrasi = 12 gpm/ft2 (Perry ed 6 hal 19-85) Luas penampang bed = 127.0638 x 1000 / 3.7854 x 60
= 559.4468 ft2
Diameter bed
Tinggi lapisan dalam kolom, diasumsikan :
Lapisan graveler = 0,3 m ( Sugiharto : 121 ) Lapisan pasir = 0,7 m ( Sugiharto : 121 ) Tinggi air = 3 m ( Sugiharto : 121 ) Tinggi lapisan = 4 m
(89)
VIII-18 Utilitas
Tinggi total lapisan = tinggi bed + tinggi fluidisasi + tinggi bagian atas untuk pipa + tinggi bagian bawah untuk pipa
= 4 + 1 + 0,03 + 0,03 = 5,06 m
Spesifikasi :
Fungsi : menyaring air dari bak penampung air jernih. Kapasitas : 127.0638 m3/jam
Bentuk : bejana tegak
Diameter : m
Tinggi : 5,06 m
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade P Jumlah : 2 buah
6. Bak Penampung Air Bersih (A-252)
Fungsi : menampung air dari sand filter. Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton. Rate volumetrik : 127.0638 m3/hari
(90)
VIII-19 Utilitas
Volume bak penampung (direncanakan 80% terisi air) = 127.0638 x 4 / 0,8 = 635.319 m3
Volume penampung :
4x3 = 635.319 x = 5.415 m jadi tingginya = 5.415 m
panjang = lebar = 2 x 5.415 = 10.831 m
Spesifikasi :
Fungsi : menampung air
Kapasitas : 635.319 m3
Bentuk : persegi panjang
Ukuran : panjang : 10.831 m Lebar : 10.831 m Tinggi : 5.415 m Bahan konstruksi : beton
(91)
VIII-20 Utilitas
7. Bak Penampung Air Sanitasi (A-260)
Fungsi : menampung air dari bak air bersih untuk keperluan sanitasi dan tempat menambahkan desinfektan (chlorine).
Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton. Rate volumetrik : 27 m3/hari = 1.125 m3/jam Ditentukan : waktu tinggal : 24 jam
Tinggi : x m Panjang = lebar : 2 x m
Volume bak penampung (direncanakan 80% terisi air) = (1.125 x 24)/0,8 ` = 33.75 m3
Volume penampung :
4x3 = 33.75 x = 2.0358 m jadi tingginya = 2.0358 m
(92)
VIII-21 Utilitas
Spesifikasi :
Fungsi : menampung air untuk keperluan sanitasi Kapasitas : 33.75 m3
Bentuk : persegi panjang Ukuran : panjang : 4.0716 m
Lebar : 4.0716 m Tinggi : 2.0358 m Bahan konstruksi : beton
Jumlah : 1 buah
8. Tangki Kation Exchanger (A-272A)
Fungsi : mengurangi kesadahan air yang disebabkan oleh garam – garam Ca kandungan CaCO3 dari water tratment masih sekitar 5 grain/gallon (Kirk.Othmer, vol 11 : 887). Kandungan ini sedianya dihilangkan dengan resin zeolith bentuk granular, agar sesuai dengan syarat air boiler.
Kandungan CaCO3 : 5 grain/gal = 0,325 gr/gal (1 grain = 0,000065 kg) Jumlah air yang diproses = 52 m3 = 13738,4 gallon
Jumlah CaCO3 dalam air = 0,325 gr/gal x 13738,4 gallon = 4464,98 gr Dipilih bahan pelunak :
Zeolit dengan exchanger capacity = 1,4 ek/kg CaCO3 (Perry ed 6 ; T.16-4) Na – zeolit diharapkan mampu menukar semua ion Ca2+
(93)
VIII-22 Utilitas
ek (ekuivalen) = gram/berat ekuivalen berat ekuivalen = BM/electron
Untuk CaCO3, 1 mol Ca melepas 2 electron : Ca2+, sehingga elektron =2 BM CaCO3 = 100
Berat ekuivalen = 100/2 = 50 gr/ek
Berat zeolit = ek x berat ekuivalen = 1,4 ek x 50 gr/ek = 70 gr Kapasitas zeolit = 70 gr/kg
Jumlah CaCO3 = 4464,98 gr = 4,465 kg
Cara kerja :
Air dilewatkan pada kation exchanger yang berisi resin sehingga ion positif tertukar dengan resin.
Kebutuhan zeolit = 70 gr/kg x 4,465 kg = 313 gr = 0,3 kg
ρ zeolit = 0,95 kg/lt (Perry ed 6 ; T.16-4)
Volume zeolit = 0,3 kg/0,95 kg/lt = 0,32 lt = 0,00032 m3 Volume total = 25 + 0,00032 = 25,00032 m3
Rate volumetrik = 25,00032 m3/hari = 1.041 m3/jam Air mengisi 80% volume tangki, maka volume tangki :
= 1.041/0,8 = 1.3021 m3
(94)
VIII-23 Utilitas
H = 2 x 0.9 = 1.65 m
Bahan konstruksi = Stainless Steel plate type 316 Jumlah = 1 buah
Regenerasi zeolit :
Regenerasi zeolit dilakukan dengan larutan HCl 33% (Standart Procedure Operation, SPO paiton)
R – H + MX R – M + HX R – H = resin kation
MX = mineral yang terkandung dalam air R – M = resin yang mengikat mineral kation
HX = asam mineral yang terbentuk setelah air melewati resin kation. Contoh mineral kation (M+) = Ca2+, Mg2+, dsb
Contoh rumus mineral (MX) = CaSO4, CaO3, MgCO3 Contoh asam mineral (HX) = HCl, H2SO4, H2CO3, dsb
Regenerasi dilakukan 4 kali dalam setahun, kebutuhan HCl 33% tiap regenerasi = 1,92 ton / regenerasi (Condensate Polishing Plant : PJB II – Paiton)
Maka kebutuhan HCl 33% = 4 x 1,92 ton = 7,68 ton/tahun = 7680 kg/tahun
Dengan ρ HCl = 1,1509 kg/lt (Perry ed 7 ; T.2-57), maka volume HCl yang dibutuhkan selama 1 tahun adalah = 7680 kg/ 1,1509 kg/lt = 6673 ltr
HCl mengisi 80% tangki, maka volume tangki :
= 6673/0,8 = 8341,3 ltr = 8,4 m3 Ukuran tangki = diambil H = 1,5 D
(95)
VIII-24 Utilitas
Volume tangki = V = ¼ .π. D2 . 1,5 D 8,4 = 1,2 D3 D = 2 m
H = 1,5 x 2 = 3 m
9. Tangki Anion Exchanger (A-272B)
Fungsi : mengurangi kesadahan air yang disebabkan oleh garam – garam Ca kandungan CaCO3 dari water tratment masih sekitar 5 grain/gallon (Kirk.Othmer, vol 11 : 887). Kandungan ini sedianya dihilangkan dengan resin AminoPolyStyrene (APS) bentuk butiran, agar sesuai dengan syarat air boiler.
Kandungan CaCO3 : 5 grain/gal = 0,325 gr/gal (1 grain = 0,000065 kg) Jumlah air yang diproses = 52 m3 = 13738,4 gallon
Jumlah CaCO3 dalam air = 0,325 gr/gal x 13738,4 gallon = 4464,98 gr Dipilih bahan pelunak : AminoPolyStyrene (APS) jenis homogeneous APS dengan exchanger Capacity = 5,5 ek/kg CaCO3 (Perry ed 6 ; T.16-4) AminoPolyStyrene (APS) diharapkan mampu menukar semua ion CO3 2-ek (2-ekuivalen) = gram/berat ekuivalen
(96)
VIII-25 Utilitas
Berat APS = ek x berat ekuivalen = 5,5 ek x 50 gr/ek = 275 gr
Kapasitas APS = 275 gr/kg
Jumlah CaCO3 = 4464,98 gr = 4,465 kg
Cara kerja :
Air dilewatkan pada anion exchanger yang berisi resin sehingga ion negatif tertukar dengan resin.
Kebutuhan APS = 275 gr/kg x 4,465 kg = 1228 gr = 1,228 kg
ρ APS = 0,67 kg/lt (Perry ed 6 ; T.16-4)
Volume zeolit = 1,228 kg/0,67 kg/lt = 1,8 lt = 0,0018 m3 Volume total = 25 + 0,0018 = 52,0018 m3 Rate volumetrik = 25,0018 m3/hari = 1.041 m3/jam Air mengisi 80% volume tangki, maka volume tangki :
= 1.041/0,8 = 1.3012 m3
Tangki kation berbentuk silinder dengan dimensi ratio H/D = 2 Volume = ¼ .π. D2 . 2 D
1.3012 = 1,57 D3
D = 0.82 m
H = 2 x 0.82 = 1.65 m
Bahan konstruksi = Stainless Steel plate type 316 Jumlah = 1 buah
(97)
VIII-26 Utilitas
Regenerasi AminoPolyStyrene (APS) :
Regenerasi APS dilakukan dengan larutan NaOH 40% (Standart Procedure Operation, SPO paiton)
R – OH + HX R – X + H2O R – OH = resin anion
HX = mineral yang terkandung dalam air R – X = resin dalam kondisi mengikat anion
Regenerasi dilakukan 4 kali dalam setahun, kebutuhan NaOH 40% tiap regenerasi = 1,3 ton / regenerasi (Condensate Polishing Plant : PJB II – Paiton)
Maka kebutuhan NaOH 40% = 4 x 1,3 ton = 5,2 ton/tahun = 5200 kg/tahun
Dengan ρ NaOH 40% = 1,4232 kg/lt (Perry ed 7 ; T.2-90), maka volume NaOH yang
dibutuhkan selama 1 tahun adalah = 5200 kg/1,4232 kg/lt = 3654 ltr HCl mengisi 80% tangki, maka volume tangki :
= 3654/0,8 = 4568 ltr = 4,6 m3 Ukuran tangki = diambil H = 1,5 D
Volume tangki = V = ¼ .π. D2 . 1,5 D 4,6 = 1,2 D3 D = 1,6 m
(98)
VIII-27 Utilitas
10. Bak Penampung Umpan Boiler
Fungsi : menampung air lunak dari demineralizer (kation-anion exch) yang selanjutnya digunakan sebagai air umpan boiler.
Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton. Rate volumetrik : 4 m3/hari = 0.16 m3/jam
Ditentukan : waktu tinggal : 1 jam Tinggi : x m Panjang = lebar : 2 x m
Volume bak penampung (direncanakan 80% terisi air) = 0.16 /0,8 = 0.2083 m3 Volume penampung :
4x3 = 0.2083 x = 0. 373 m jadi tingginya = 0.373 m
(99)
VIII-28 Utilitas
Spesifikasi :
Fungsi : menampung air lunak dari demineralizer (kation-anion exch) yang selanjutnya digunkan sebagai air umpan boiler.
Kapasitas : 0.2083 m3 Bentuk : persegi panjang Ukuran : panjang : 0.746 m
Lebar : 0.746 m Tinggi : 0.373 m Bahan konstruksi : beton
Jumlah : 1 buah
11.Bak Penampung Air Pendingin
Fungsi : menampung air pendingin
Bak berbentuk persegi panjang terbuat dari beton. Rate volumetrik : 2741.7744 m3/hari = 114.2406 m3/jam Ditentukan : waktu tinggal : 1 jam
Tinggi : x m
Panjang = lebar : 2 x m
(100)
VIII-29 Utilitas
jadi tingginya = 3.292 m
panjang = lebar = 2 x 3.292 = 6.5854 m
Spesifikasi :
Fungsi : menampung air pendingin Kapasitas : 142.8007 m3
Bentuk : persegi panjang Ukuran : panjang : 6.5854 m
Lebar : 6.5854 m Tinggi : 3.292 m Bahan konstruksi : beton
(1)
XII-1 Pembahasan dan Kesimpulan
BAB XII
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri akan Normal butanol, indonesia masih mengimpor butanol dari beberapa negara. Dilain pihak indonesia mempunyai bahan bahan baku yang tersedia. Sehingga pendirian pabrik Normal Butanol mempunyai masa depan yang baik.
XII.1. Kesimpulan
Untuk mendapat kelayakan bahwa pra rencana pabrik ini, maka perlu ditinjau dari beberapa faktor, antara lain :
Pasar
Kebutuhan dalam Negeri akan Normal Butanol yang selama ini masih diimpor, hal ini akan menguntungkan dalam segi pasar dalam negeri. Karena bahan dasarnya yang dapat diperoleh secara mudah di dalam negeri di Indonesia. Sehingga keadaan tersebut akan mampu menjadi modal dalam persaingan internasional maupun persaingan domestik.
Lokasi
Lokasi pabrik terletak didaerah industri yaitu Driyorejo, Gresik. Pemilihan ini berdasarkan lokasi dekat dengan bahan baku, tenaga kerja dan factor pemasaran.
(2)
XII-2 Pembahasan dan Kesimpulan
Teknis
Peralatan yang digunakan dalam pra rencana ini sebagaian besar merupakan peralatan standar yang umum digunakan dan mudah didapat. Sehingga pemeliharaan alat serta pengoperasiannya tidak mengalami kesulitan.
Dengan melihat berbagai pertimbangan serta pertimbangan yang telah dilakukan, maka pendirian pabrik Normal Butanol didaerah Industri Driyorejo, Gresik, secara teknis dan ekonomis layak untuk didirikan.
XII.2. Saran
Dalam pendirian pabrik sebaiknya mempertimbangkan baik dari segi bahan baku, proses produksi, segi peralatan, segi lokasi pabrik, dan segi ekonomi agar perencanaan pabrik yang akan didirikan layak untuk didirikan.
(3)
XII-3 Pembahasan dan Kesimpulan
(4)
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
American Socity of Civil Engineers, 1990, “Water Treatment Plant Design”, 2ed America Water Works Association, McGraw-Hill Book Co,NY.
Biro Pusat Statistik, “Export – Import sector industry”
Brownell, L, E. Young, 1959, “ Process Equipment Design”, John Wiley & Sons Inc, N.Y.
Faith, W. L, Keyes, D.B & Clark, R.I, 1960, “ Industrial Chemical”, 4th ed, John Wiley & Sons Inc, N.Y.
Foust, A.S, 1960, “ Principles of Unit Operations”, 2ed, John Wiley & Sons Inc, N.Y.
Geankoplis, C.J, 1983, “Tranport Processes and Unit Operations”, 2ed, Allyn and Bacon Inc, Boston
Hesse, G. Gessner,1962, “Process Equipment Design”, 8th pmt, Van Nostrand Reinhold, New Jersey
Himmelblau,D.M., 1989, “Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering”, 5ed, Prentice-Hall International, Singapore
Kern,D.Q,1965, “Process Heat Transfer”, Int ed, McGraw Hill Book Company Inc, N.Y.
(5)
Daftar Pustaka
Levenspiel,O,1962, “Chemical Engineering Reaction”, 2ed, John Wiley & Sons Inc, N.Y.
Ludwig, 1977, “ Applied Process Design for Chemical and Pertochemical Plants”, Vol 1-2, 2ed, Gulf Publishing Co.Houston, Texas.
McCabe,W.L,1956, ”Unit Operation of Chemical Engineering”, McGraw Hill Book Company Inc, Tokyo
McKetta,Cunningham, W.A, “Encyclopedia of Chemical Processing and Design” vol 9, Marcell Dekker Inc, New York
Othmer, Kirk, ” Encyclopedia of Chemical Enggineer vol 23”, 3ed, McGraw Hill Book Company Inc, N.Y
Perry,Chilton,1973,” Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, 5ed, McGraw Hill Book Company Inc, Singapore
Perry,Chilton,1984,” Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, 6ed, McGraw Hill Book Company Inc, Singapore
Perry,Chilton,1999,” Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, 7ed, McGraw Hill Book Company Inc, N.Y
Petter, M.S, Timmerhaus, K.D, 1959, “ Plant Design and Economics for Chemical Engineering”, 4th ed, McGraw Hill Book Company Inc, N.Y
Sherwood,T, 1977, ”The Properties of Gasses and Liquid”, 3th ed, McGraw Hill Book Company Inc, Singapore
(6)
Daftar Pustaka
Sugiharto,1994, “ Dasar – Dasar Pengolahan Air limbah”, cetakan pertama Universitas Indonesia Press, Jakarta
Treybal, R.E, 1981,”Mass Transfer Operations”, 3ed, McGraw Hill Book Company Inc., N.Y.
Ulrich, G.D, 1984, “A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics”, John Wiley & Sons Inc, N.Y.
Underwood A.L. 1980, “ Quantitative Analysis”, 4 ed, Prentice Hall Inc, London
Van Ness, H.C, Smith J.M, 1987, “ Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics”, 5 ed, McGraw Hill Book Company Inc, Singapore