Studi Eksperimental Material Baja T ulangan Dari Berbagai Distributor Di Bandung.

(1)

STUDI EKSPERIMENTAL MATERIAL BAJA

TULANGAN DARI BERBAGAI DISTRIBUTOR DI

BANDUNG

Rizky Intan Mauliza NRP : 1121050

Pembimbing: Ronald Simatupang, S.T., M.T.

ABSTRAK

Pada dunia konstruksi bangunan, metode penggunaan beton bertulang merupakan metode yang sering digunakan dalam bidang konstruksi. Penggunaan baja tulangan dalam beton bertulang merupakan salah satu faktor penentu kuat atau tidaknya suatu konstruksi bangunan. Meningkatnya permintaan pembangunan pada saat ini membuat beberapa produsen baja tulangan memproduksi baja tulangan dengan mutu dan spesifikasi yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh propertis mekanik dan fisik baja tulangan terhadap beton bertulang, oleh karena itu diperlukan pemeriksaan sampel baja tulangan yang di ambil secara acak dari distributor/ toko yang ada di kota Bandung. Sampel ini diuji menggunakan perangkat lunak Xtract TRC.

Dari hasil pengujian di labolatorium didapatkan dua sampel produsen (Produsen A dan Produsen B) baja tulangan yang tidak memenuhi standar dalam pengujian diameter, pengujian berat, serta pengujian tarik. Dari pengujian momen kurvatur, baja tulangan standar (produsen C) memiliki momen maksimum arah X sebesar 60830 N-mm dengan nilai Axis Curvature sebesar 0.1082 1/m, sedangkan ada dua perbedaan nilai dari dua produsen yang tidak memenuhi standar baja tulangan. Baja tulangan tidak standar dari produsen A menghasilkan momen maksimum arah X sebesar 63100 N-mm dengan nilai Axis Curvature sebesar 0.1073 1/m. Baja tulangan tidak standar dari produsen B menghasilkan momen maksimum arah X 66520 N-mm dengan nilai Axis Curvature sebesar 0.1063 1/m.


(2)

EXPERIMENTAL STUDY OF REINFORCING STEEL

MATERIAL FROM DIFFERENT DISTRIBUTOR IN

BANDUNG

Rizky Intan Mauliza

NRP : 1121050

Supervisor: Ronald Simatupang, S.T., M.T

ABSTRACT

On the building construction area, reinforcement concrete method is the method that is often used in construction field. The using of reinforcing steel on reinforcement concrete is one of many factors which determine of the strengt of buildings construction. The increase on demand of development recently makes some of steel producers produce steel with quality and specification that are not compatible with Standar Nasional Indonesia (SNI).

The purpose of this study was to know mecanic and physical prospertis of reinforcing steel effect toward reinforcement concrete, an investigation of reinforcing steel sample that is taken randomly from distributor/ construction buildings shop in Bandung is needed. This sample is tested use Xtract TRC software.

From the result of labolatory test, there are two samples of reiforcing steel from two producers (producer A and producer B) that are not fill the standart in diameter, weight, and tension test. From the momen curvature test, the standart of reinforcing steel (producer C) has shows maximum momen X as much as 60830 N-mm with 0.1082 1/m of axis curve, The non standart reinforcing steel from producer A, the maximum momen X is 63100 N-mm with 0.1073 1/m of axis curve. The non standart baja tulangan from producer B has shows maximum momen X much as 66520 N-mm with 0.1063 1/m of axis curve.

Key Words: Reinforcing Steel, Momen Curvature, Xtract TRC, Standard, NonStandard


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR NOTASI ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

1.5 Sistematika Penelitian ... 4

1.6 Lisensi Perangkat Lunak ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Beton ... 6

2.2 Beton Bertulang ... 7

2.3 Baja Tulangan ... 9

2.4 Tanda – Tanda Penulangan ... 9


(4)

2.5.1 Baja Karbon ... 12

2.5.2 Baja Paduan Rendah Kekuatan Tinggi ... 12

2.5.3 Baja Paduan ... 13

2.6 Tegangan - Regangan ... 13

2.6.1 Tegangan Regangan Berbagai Jenis Baja ... 14

2.7 Daktilitas ... 15

2.8 Sifat – sifat penting Baja ... 15

2.8.1 Modulus Young ... 15

2.8.2 Tegangan Leleh ... 15

2.8.3 Tegangan Batas ... 16

2.8.4 Mutu Baja Yang ditentukan ... 16

2.9 Standar Penguian Berdasarkan SNI ... 20

2.9.1 Pengukuran Panjang dan Diameter Tulangan ... 20

2.9.2 Pemeriksaan Sirip Pada Batang Ulir ... 21

2.9.3 Uji Berat ... 22

2.9.4 Pengujian Tarik ... 23

2.10 Reduksi Penampang ... 24

2.11 Perpanjangan ... 25

2.12 Tegangan Leleh ... 25

2.13 Tegangan Batas ... 26

2.14 Modulus Young ... 26

2.15 Universal Testing Machine (UTM) ... 27

2.16 Momen Kurvatur ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Rencana Kerja ... 20

3.2 Persiapan Alat ... 31

3.3 Persiapan Bahan ... 31

3.3.1 persiapan Pengujian Tarik ... 31

3.3.2 pengukuran diameter Benda Uji ... 32

3.4 Pengujian Tarik ... 33


(5)

3.6 Pengujian Lentur ... 36

3.7 Input Data Perangkat Lunak Xtract TRC ... 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Hasil Pengujian ... 45

4.1.1 Hasil Pengujian Diameter ... 45

4.1.2 Hasil Pengujian Berat ... 54

4.1.3 Hasil Pengujian Sudut Sirip ... 61

4.1.4 Hasil Pengujian Lentur ... 62

4.1.5 Hasil Pengujian Elongasi/ Perubahan panjang ... 67

4.1.6 Hasil Pengujian Berat Jenis Baja ... 72

4.1.7 Hasil Modulus Elastisitas ... 73

4.1.8 Hasil Pengujian Tarik ... 75

4.2 Analisis Data ... 84

4.3 Perbandingan Analisis Balok ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gaya Tarik Pada Beton... 2

Gambar 2.1 Penampang Beton yang menunjukan agregat kasar dan halus yang dipisahkan oleh pasta semen ... 6

Gambar 2.2 Hubungan tegangan – regangan beton terkekang dan tidak terkekang ... 8

Gambar 2.3 Macam – macamBaja Tulangan yang Berprofil ... 9

Gambar 2.4 Tanda – Tanda Pengenal untuk Tulangan Standar ASTM ...10

Gambar 2.5 Tegangan Vs Regangan Baja ...13

Gambar 2.6 Kurva Tegangan – Regangan Berbagai Jenis Baja ...14

Gambar 2.7 Bentuk dan ukuran Batang Uji Tarik ...20

Gambar 2.8 Pengukuran Diameter Baja Tulangan ...21

Gambar 2.9 Beberapa Jenis Baja Tulangan Beton Sirip ...22

Gambar 2.10 Pembebanan Tarik ...24

Gambar 2.11 Pengecilan Ukuran Diameter Penampang ...25

Gambar 2.12 Nilai Es dari Kurva Tegangan – Regangan ...26

Gambar 2.13 Kurva Momen – Kelengkungan Balok ...28

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ...30

Gambar 3.2 Ukuran Batang Uji Tarik ...32

Gambar 3.3 Pengukuran Diameter Tulangan Polos ...32

Gambar 3.4 Benda Uji Pengukuran Tarik ...33

Gambar 3.5 Pemodelan Benda Uji Pada Pengujian tarik ...34

Gambar 3.6 Benda Uji Pada Saat Putus ...34

Gambar 3.7 Pengukuran Panjang Benda Uji Setelah Uji Tarik ...34

Gambar 3.8 Pengukuran Diameter Benda Uji Setelah Uji Tarik ...35

Gambar 3.9 Pengujian Sudut Sirip ...35

Gambar 3.10 Pemodelan Pengujian Lentur ...36

Gambar 3.11 Pemodelan Alat Pengujian Lentur ...36


(7)

Gambar 3.13 Hasil Pengujian Lentur ...37

Gambar 3.14 Tampilan New Model Xtract TRC ...38

Gambar 3.15 Tampilan Start From dan Select unit Xtract TRC ...38

Gambar 3.16 Tampilan Section Design Template Xtract TRC ...39

Gambar 3.17 Tampilan Geometry Xtract TRC ...39

Gambar 3.18 Tampilan Input Material Xtract TRC ...40

Gambar 3.19 Tampilan Material Unconfine Concrete Xtract TRC ...40

Gambar 3.20 Tampilan Material Confine Concrete Xtract TRC ...41

Gambar 3.21 Tampilan Material Longitudinal Steel Xtract TRC ...42

Gambar 3.22 Tampilan Meshing Material Xtract TRC ...42

Gambar 3.23 Tampilan Pemodelan Balok D16S8C Xtract TRC ...43

Gambar 3.24 Tampilan Pemodelan Momen Curvature arah X ...43

Gambar 3.20 Tampilan Pemodelan Momen Curvature arah Y ...44

Gambar 3.21 Tampilan Pemodelan Momen Curvature Axial Load ...44

Gambar 4.1 Kemiringan Awal Tegangan Regangan Produsen A ...74

Gambar 4.2 Kemiringan Awal Tegangan Regangan Produsen B ...74

Gambar 4.3 Kemiringan Awal Tegangan Regangan Produsen C ...75

Gambar 4.4 Hasil Momen Kurvatur Arah X Produsen A ...84

Gambar 4.5 Hasil Momen Kurvatur Arah Y Produsen A ...85

Gambar 4.6 Hasil Axial Load Produsen A ...85

Gambar 4.7 Hasil Momen Kurvatur Arah X Produsen B ...86

Gambar 4.8 Hasil Momen Kurvatur Arah Y Produsen B ...86

Gambar 4.9 Hasil Axial Load Produsen B ...87

Gambar 4.10 Hasil Momen Kurvatur Arah X Produsen C ...88

Gambar 4.11 Hasil Momen Kurvatur Arah Y Produsen C ...88

Gambar 4.12 Hasil Axial Load Produsen C ...89

Gambar 4.13 Hasil Momen Kurvatur Arah X Produsen ...89

Gambar 4.14 Hasil Momen Kurvatur Arah Y Produsen ...90


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Propertis Kimiawi Baja Tulangan Meurut ASTM ...11

Tabel 2.2 Sifat Mekanis Baja Tulangan Beton Polos ...16

Tabel 2.3 Jenis dan Kelas Baja Tulangan Sesuai SII 0136-80 ...17

Tabel 2.4 Standar Batang Baja Tulangan ASTM ...17

Tabel 2.5 Ukuan Baja Tulangan Beton Polos ...18

Tabel 2.6 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip ...18

Tabel 2.7 Panjang Paralel Benda Uji ...20

Tabel 2.8 Toleransi Diameter ...21

Tabel 2.9 Ketentuan Sirip Pada Baja Tulangan Deform ...22

Tabel 2.10 Tolerans Berat Per Batang ...23

Tabel 2.11 Toleransi Berat Per Lot ...23

Tabel 3.1 Gradasi Agregat Campuran HRS yang Dipakai ...36

Tabel 4.1 Diameter P8 produsen A ...45

Tabel 4.2 Diameter P10 produsen A ...45

Tabel 4.3 Diameter P12 produsen A ...46

Tabel 4.4 Diameter D16 produsen A ...46

Tabel 4.5 Diameter D19 produsen A ...46

Tabel 4.6 Diameter P8 produsen B ...48

Tabel 4.7 Diameter P10 produsen B ...48

Tabel 4.8 Diameter P12 produsen B ...48

Tabel 4.9 Diameter D16 produsen B ...49

Tabel 4.10 Diameter P8 produsen C ...50

Tabel 4.11 Diameter P10 produsen C ...51

Tabel 4.12 Diameter P12 produsen C ...51

Tabel 4.13 Diameter D16 produsen C ...51

Tabel 4.14 Diameter D19 produsen C ...51


(9)

Tabel 4.16 Hasil Berat Nominal P8 Produsen A ...54

Tabel 4.17 Hasil Berat Nominal P10 Produsen A ...54

Tabel 4.18 Hasil Berat Nominal P12 Produsen A ...55

Tabel 4.19 Hasil Berat Nominal D16 Produsen A ...55

Tabel 4.20 Hasil Berat Nominal D20 Produsen A ...55

Tabel 4.21 Hasil Berat Nominal P8 Produsen B ...56

Tabel 4.22 Hasil Berat Nominal P10 Produsen B ...56

Tabel 4.23 Hasil Berat Nominal P12 Produsen B ...57

Tabel 4.24 Hasil Berat Nominal D16 Produsen B ...57

Tabel 4.25 Hasil Berat Nominal P8 Produsen C ...58

Tabel 4.26 Hasil Berat Nominal P10 Produsen C ...58

Tabel 4.27 Hasil Berat Nominal P12 Produsen C ...58

Tabel 4.28 Hasil Berat Nominal D16 ProdusenC ...59

Tabel 4.29 Hasil Berat Nominal D19 Produsen C ...59

Tabel 4.30 Hasil Pengujian Berat ...60

Tabel 4.31 Hasil Pengujian Sudut Sirip D16 ...61

Tabel 4.32 Hasil Pengujian Sudut Sirip D19 ...61

Tabel 4.33 Hasil Pengujian Lentur P8 Produsen A ...62

Tabel 4.34 Hasil Pengujian Lentur P10 Produsen A ...62

Tabel 4.35 Hasil Pengujian Lentur P12 Produsen A ...62

Tabel 4.36 Hasil Pengujian Lentur D16 Produsen A ...63

Tabel 4.37 Hasil Pengujian Lentur D19 Produsen A ...63

Tabel 4.38 Hasil Pengujian Lentur P8 Produsen B ...64

Tabel 4.39 Hasil Pengujian Lentur P10 Produsen B ...64

Tabel 4.40 Hasil Pengujian Lentur P12 Produsen B ...64

Tabel 4.41 Hasil Pengujian Lentur D16 Produsen B ...64

Tabel 4.42 Hasil Pengujian Lentur P8 Produsen C ...65

Tabel 4.43 Hasil Pengujian Lentur P10 Produsen C ...66

Tabel 4.44 Hasil Pengujian Lentur P12 Produsen C ...66

Tabel 4.45 Hasil Pengujian Lentur D16 Produsen C ...66

Tabel 4.46 Hasil Pengujian Lentur D19 Produsen C ...66


(10)

Tabel 4.48 Hasil Pengujian Elongasi P10 Produsen A ...68

Tabel 4.49 Hasil Pengujian Elongasi P12 Produsen A ...68

Tabel 4.50 Hasil Pengujian Elongasi D16 Produsen A ...68

Tabel 4.51 Hasil Pengujian Elongasi D19 Produsen A ...68

Tabel 4.52 Hasil Pengujian Elongasi P8 Produsen B ...69

Tabel 4.53 Hasil Pengujian Elongasi P10 Produsen B ...69

Tabel 454 Hasil Pengujian Elongasi P12 Produsen B ...69

Tabel 4.55 Hasil Pengujian Elongasi D16 Produsen B ...70

Tabel 4.56 Hasil Pengujian Elongasi P8 Produsen C ...70

Tabel 4.57 Hasil Pengujian Elongasi P10 Produsen C ...70

Tabel 4.58 Hasil Pengujian Elongasi P12 Produsen C ...70

Tabel 4.59 Hasil Pengujian Elongasi D16 Produsen C ...71

Tabel 4.60 Hasil Pengujian Elongasi D19 Produsen C ...71

Tabel 4.61 Persentase Perpanjangan / Elongasi terhadap Produen C ...71

Tabel 4.62 Hasil Pengujian Berat jenis Baja...72

Tabel 4.63 Hasil Pengujian Tarik P8 Produsen A ...76

Tabel 4.64 Hasil Pengujian Tarik P10 Produsen A ...76

Tabel 4.65 Hasil Pengujian Tarik P12 Produsen A ...76

Tabel 4.66 Hasil Pengujian Tarik D16 Produsen A ...76

Tabel 4.67 Hasil Pengujian Tarik D19 Produsen A ...77

Tabel 4.68 Hasil Pengujian Tarik P8 Produsen B ...78

Tabel 4.69 Hasil Pengujian Tarik P10 Produsen B ...79

Tabel 4.70 Hasil Pengujian Tarik P12 Produsen B ...79

Tabel 4.71 Hasil Pengujian Tarik D16 Produsen B ...79

Tabel 4.72 Hasil Pengujian Tarik P8 Produsen C ...81

Tabel 4.73 Hasil Pengujian Tarik P10 Produsen C ...81

Tabel 4.74 Hasil Pengujian Tarik P12 Produsen C ...81

Tabel 4.75 Hasil Pengujian Tarik D16 Produsen C ...82


(11)

DAFTAR NOTASI

% persen

° derajat

₂ kuadrat

± lebih kurang

σy tegangan leleh σu tegangan batas

 Regangan

 Perubahan Panjang

1/m Satuan Kurvatur

Ao Luas mula – mula Au Luas setelah penujian

ASTM American Society for Testing Materials

BJ Berat Jenis

cm centimeter

cm2 centimeter persegi

d Diameter

Do Diameter mula – mula Du Diameter setelah pengujian

Fu Gaya tarik maksimum

Fy Gaya Tarik saat leleh


(12)

J Jarak Jepit

kg kilogram

Lo Panjang Mula – Mula

Lo* Panjang mula – mula yang dibulatkan Lu Panjang setelah pengujian

mm millimeter

P panjang benda uji seara keseluruhan

SNI Standar Nasional Indonesia

q reduksi penampang

V Volume

w1 Berat benda uji


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L.1 Tabel Panjang Paralel benda uji yang digunakan ... 96

Lampiran L.2 Hasil Pengujian Tarik ... 100

Lampiran L.3 Foto Hasil Pengujian Lab ... 121

Lampiran L.4 Data Pabrikasi Produsen C ... 124


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dalam bidang konstruksi mengalami perubahan yang sangat pesat dari zaman ke zaman. Pada zaman dahulu bahan yang digunakan dalam bidang konstruksi hanya sebatas kayu dan bambu saja. Seiring dengan perkembangan zaman, bertambahnya jumlah penduduk, perkembangan ekonomi serta jasa, membuat bahan kayu dan bambu semakin langka sehingga bahan konstruksi pun berubah menjadi struktur bangunan menggunakan bahan beton.

Namun dalam perkembangannya diketahui bahwa bahan beton hanya kuat terhadap beban tekan dan lemah terhadap beban tarik. Berbeda dengan beton, baja merupakan bahan yang kuat untuk menahan beban tarik tetapi lemah dalam menahan beban tekan, oleh karena itu siring perkembangan ilmu pengetahuan, bahan beton pun berkembang menjadi struktur bangunan menggunaan bahan baja profil dan beton, serta bahan baja tulangan dengan beton yang biasa disebut dengan beton bertulang (reinforcement concrete). Pada dunia konstruksi bangunan, metoda penggunaan beton bertulang merupakan metode yang sering di gunakan dalam bidang konstruksi, hal ini dikarenakan:

1. Bahan – bahan yang digunakan untuk beton bertulang banyak tersedia dipasaran sehingga memiliki nilai ekonomis. Bahkan untuk skala besar, penggunaan beton dapat dipesan secara ready mix (beton siap pakai),

2. Metoda konstruksi yang dipakai untuk struktur beton bertulang pada bangunan sederhana tidak memerlukan keterampilan khusus dan tingkat ketelitian yang tidak terlalu sulit,

3. Struktur beton bertulang tahan terhadap tekan; tarik dan juga tahan terhadap kebakaran berbeda dengan bangunan yang menggunakan bahan kayu atau bambu,


(15)

Konstruksi beton bertulang merupakan perpaduan antara baja dan beton yang tahapannya terdiri dari pemasangan serta perakitan tulangan, perakitan bekisting, dan pengecoran secara in situ (di tempat).

Beton merupakan bahan komposit dari agregat dalam komposisi yang tepat dan dicampur dengan semen kering sebagai bahan pengikat serta ditambah dengan air yang menyebabkan semen mengalami hidrolisasi dan kemudian seluruh campuran berkumpul dan mengeras untuk membentuk sebuah bahan dengan sifat seperti bebatuan yang kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik. Gaya tarik ini terjadi ketika beton memikul beban bangunan sehingga pada bagian atas elemen balok mengalami tekan dan pada bagian bawah elemen balok mengalami tarik. Seperti Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Gaya Tarik Pada Beton

Perubahan bentuk elemen balok akibat adanya gaya tarik dan gaya tekan mengakibatkkan terjadinya retak – retak pada serat bawah yang lama – lama akan membuat elemen beton mengalami pecah dan runtuh. Untuk menjaga retak serta pecahnya balok, diperlukan pemasangan tulangan – tulangan baja pada daerah yang tertarik serta daerah – daerah yang akan mengalami keretakan pada beton. Baja tulangan yang digunakan pada beton bertulang umumnya yaitu :

1. Baja Tulangan Polos (BJTP) dengan tegangan leleh sebesar 240 Mpa dan, 2. Baja Tulangan Deform (BJTD) dengan tegangan leleh sebesar 400 Mpa.

Baja Tulangan Deform (BJTD) pada umumnya sering digunakan dalam beton bertulang, hal ini dikarenakan semakin kasar bentuk tulangan baja yang di gunakan maka lekatan antara tulangan baja dengan campuran beton akan semakin


(16)

baik. Tulangan baja ini berfungsi menahan gaya tarik; menahan gaya lintang pada balok dan plat; deformasi akibat lendutan; serta gaya geser.

Meningkatnya permintaan pembangunan pada saat ini membuat beberapa produsen baja tulangan mengeluarkan baja – baja tulangan dengan mutu dan spesifikasi yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga banyak sekali ditemukan di pasaran tulangan baja dengan mutu dibawah standar seperti diameter yang kurang, panjang yang kurang, mutu yang kurang, dan lain – lain.

Dari permasalahan di atas maka penelitian ini akan membahas studi eksperimental material baja tulangan dari berbagai produsen di daerah bandung

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian eksperimental baja tulangan untuk mengetahui mutu baja, propertis mekanik dan fisik baja tulangan yang beredar di pasaran.

2. Mengetahui pengaruh properties baja tulangan pada balok dengan menggunakan perangkat lunak Xtract TRC versi 3.0.8.

1.3 Batasan Masalah

batasan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Benda uji terdiri dari 3 jenis produsen baja tulangan yang berbeda.

2. Diameter yang akan di uji diambil dari ukuran ϕ8; ϕ10; ϕ13; ϕ16; ϕ19 masing masing akan di ambil 5 sampel benda uji dalam 1 produsen baja tulangan. 3. Jumlah benda uji sebanyak 70 benda uji terdiri dari: ϕ8 15 sample, ϕ10 15

sampel, ϕ13 15 sampel, D16 15 sampel, dan D19 10 sampel.

4. Pengujian yang akan dilakukan meliputi pengukuran diameter, pengukuran berat, pengujian sudut sirip, pengujian lentur, serta pengujian tarik.


(17)

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilaksanaan di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik di Politeknik Negeri Bandung.

2. Alat yang digunakan untuk pengujian tarik menggunakan mesin Hydraulic

Universal Testing Machine (UTM) dengan kapasitas mesin 100 ton.

3. Penelitian numerik menggunakan software Xtract TRC v 3.0.8.

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan beberapa sub bab di dalamnya. Secara garis besar, sistematika isi dari setiap bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang pemilihan topik penelitian, tujuan penelitian yang hendak dicapai, batasan masalah, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan, serta lisensi perangkat lunak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas mengenai beton, beton bertulang, baja tulangan pada beton bertulang, tegangan – regangan baja, momen kurvatur, perpanjangan, kuat leleh, alat – alat yang digunakan dalam penelitian, serta peraturan pengujian.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi metode penelitian dan membahas mengenai rencana kerja, persiapan alat dan bahan, pengujian bahan, pengujian tarik, pengujian sudut sirip, pengujian lentur,serta pemodelan balok.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang analisis dan pembahasan yang membahas mengenai hasil pengujian diameter, pengujian lentur, pengujian sudut sirip, pengujian elongasi, pengujian tarik, dan analisis pemodelan balok.


(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi penutup dari penulis Tugas Akhir yang berupa kesimpulan dan saran mengenai analisis yang dilakukan pada Tugas Akhir ini.

1.6 Lisensi Perangkat Lunak

Lisensi perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah:


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh material baja tulangan dari berbagai produsen yang ada di bandung terhadap pemodelan balok sederhana menggunakan perangkat lunak Xtract TRC. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan di dalam labolatorium, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian diameter dan pengujian berat baja menunjukan bahwa tulangan yang diproduksi produsen A 80% tidak memenuhi standar, baja tulangan yang diproduksi produsen B 100% tidak memenuhi persyaratan, dan baja tulangan yang diproduksi produsen C 100% memenuhi standar SNI 07 – 2052 – 2002. 2. Hasil pengujian Lentur dan pengujian sudut sirip tidak menunjukan adanya

keretakan atau patah pada keseluruhan benda uji.

3. Dari hasil keseluruhan pengujian laboratorium dapat disimpulkan bahwa produsen C adalah produsen yang memenuhi standar SNI sehingga Podusen C bisa digunakan sebagai material konstruksi bangunan.

4. Berat jenis baja yang telah di tentukan oleh SNI adalah 7850 kg/m3, hasil pengujian berat jenis baja rata - rata untuk Produsen A sebesar 7994,17 kg/m3 dengan persentase perbedaan terhadap SNI sebesar 0.94%, pengujian berat jenis baja rata - rata untuk Produsen B sebesar 8161,6 kg/m3 dengan persentase perbedaan terhadap SNI sebesar 1,96%, dan pengujian berat jenis baja rata - rata untuk Produsen C sebesar 7881,16 kg / m3 dengan persentase perbedaan terhadap SNI sebesar 0,23% .

5. Nilai modulus elastisitas baja untuk semua produsen di dapat nilai sebesar 200.000 Mpa.

6. Berdasarkan hasil analisis perangkat lunak Xtract dengan pemodelan balok sederhana di dapatkan nilai kapasitas momen arah X produen A sebesar 63100 mm, Produsen B sebesar 66520 mm,dan produsen C sebesar 60830 N-mm.Nilai Kapsistas Momen arah Y produsen A sebesar 63760 N-mm,


(20)

produsen B 65510 N-mm, produsen C 61820N-mm.Nilai Axial Force maksimum produsen A sebesar 3353000 N-mm, produsen B didapat nilai Axial Force maksimum sebesar 3402000 N, produsen C didapat nilai Axial Force maksimum sebesar 3331000 N.

5.2Saran

Setelah melakukan pengujian eksperimental material baja tulangan dari berbagai produsen di bandung, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menambah jumlah uji baja tulangan. 2. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menambah produsen baja tulangan.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ananda, 2013, Fungsi Penulangan Pada Struktur Beton (Online),

(http://bestananda.blogspot.com/2013/08/fungsi-penulangan-pada-struktur-beton.html, diakses 05 November 2014).

2. Annual book of ASTM A 615/A 615M-09a.Standard Specification for

Deformed and Plain Billet-Steel Bars for Concrete Reinforcement.

3. Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja

untuk Bangunan Gedung, SNI 03– 1729 – 2002.

4. Badan Standarisasi Nasional, 2002, Baja Tulangan Beton, SNI 07-2052-2002. 5. Bowles Joseph E, 1985, Desain Baja Konstruksi, Erlangga, Jakarta.

6. Brahmantyo, Dody, 2012, Mata Kuliah Struktur baja 2 Material Baja (Online),(http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/files/2012/02/STRUK TUR-BAJA-2_Material.pdf, diakses 11 Januari 2014).

7. Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Muatan Indonesia 1983, Dept. PU, Bandung.

8. Departemen Pekerjaan Umum, 2002, SNI 03-2847-2002 Tata Cara

Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, Dept. PU, Bandung.

9. Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang: Berdasarkan SK

SNI T-15-1991-03. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

10. Edward G. Nawy (2003), Reinforced Concrete, Copyright by pearson Education, Inc.

11. Ferguson, Phil M., Prof., ”Dasar –Dasar Beton Bertulang” 1986, Erlangga, Jakarta Pusat.

12. Jumantoro, 2013, Beton Bertulang (Online),

(http://jumantorocivilengiinering.blogspot.com/2013/06/betonbertulang.html, diakses 05 November 2014).

13. McCormac, Jack C. 2004. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima. Jakarta. 14. MacGregor, J.G. (1997). “ Reinforced Concrete ; Mechanics and Design 3rd


(22)

15. Park, R., Paulay, T., (1975), “Reinforced Concrete Structure”, John Wiley & Sons, New York.

16. Prayitno, Adhy dkk, 2013, Evaluasi Mutu Produk dari Produk – Produk Baja Tulangan Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya, FMIPA

Universitas Lampung.

17. Santoso, Yonathan Aditya, 2012, Studi Numerikal Metode Elemen Hingga

Sambungan Balok – Kolom Baja Tipe Clip – Angel Connections, Skripsi FT

Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

18. SII. 0136-80. UDC. 669.14. Mutu dan Cara Uji Baja Tulangan Beton. Departemen Perindustrian RI

19. Wang, Chu-Kia dan Charles G. Salmon. 1985.Desain Beton Bertulang Jilid 1.Jakarta : Penerbit Erlangga.

20. Zulpanani, A, 2014. Intruksi Kerja Pengujian Tarik Baja Tulangan, Labolatorium Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung.


(1)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dilaksanaan di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik di Politeknik Negeri Bandung.

2. Alat yang digunakan untuk pengujian tarik menggunakan mesin Hydraulic

Universal Testing Machine (UTM) dengan kapasitas mesin 100 ton.

3. Penelitian numerik menggunakan software Xtract TRC v 3.0.8. 1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan beberapa sub bab di dalamnya. Secara garis besar, sistematika isi dari setiap bab adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang pemilihan topik penelitian, tujuan penelitian yang hendak dicapai, batasan masalah, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan, serta lisensi perangkat lunak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas mengenai beton, beton bertulang, baja tulangan pada beton bertulang, tegangan – regangan baja, momen kurvatur, perpanjangan, kuat leleh, alat – alat yang digunakan dalam penelitian, serta peraturan pengujian.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi metode penelitian dan membahas mengenai rencana kerja, persiapan alat dan bahan, pengujian bahan, pengujian tarik, pengujian sudut sirip, pengujian lentur,serta pemodelan balok.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang analisis dan pembahasan yang membahas mengenai hasil pengujian diameter, pengujian lentur, pengujian sudut sirip, pengujian elongasi, pengujian tarik, dan analisis pemodelan balok.


(2)

5 Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi penutup dari penulis Tugas Akhir yang berupa kesimpulan dan saran mengenai analisis yang dilakukan pada Tugas Akhir ini.

1.6 Lisensi Perangkat Lunak

Lisensi perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah:


(3)

92 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh material baja tulangan dari berbagai produsen yang ada di bandung terhadap pemodelan balok sederhana menggunakan perangkat lunak Xtract TRC. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan di dalam labolatorium, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian diameter dan pengujian berat baja menunjukan bahwa tulangan yang diproduksi produsen A 80% tidak memenuhi standar, baja tulangan yang diproduksi produsen B 100% tidak memenuhi persyaratan, dan baja tulangan yang diproduksi produsen C 100% memenuhi standar SNI 07 – 2052 – 2002. 2. Hasil pengujian Lentur dan pengujian sudut sirip tidak menunjukan adanya

keretakan atau patah pada keseluruhan benda uji.

3. Dari hasil keseluruhan pengujian laboratorium dapat disimpulkan bahwa produsen C adalah produsen yang memenuhi standar SNI sehingga Podusen C bisa digunakan sebagai material konstruksi bangunan.

4. Berat jenis baja yang telah di tentukan oleh SNI adalah 7850 kg/m3, hasil pengujian berat jenis baja rata - rata untuk Produsen A sebesar 7994,17 kg/m3 dengan persentase perbedaan terhadap SNI sebesar 0.94%, pengujian berat jenis baja rata - rata untuk Produsen B sebesar 8161,6 kg/m3 dengan persentase perbedaan terhadap SNI sebesar 1,96%, dan pengujian berat jenis baja rata - rata untuk Produsen C sebesar 7881,16 kg / m3 dengan persentase perbedaan terhadap SNI sebesar 0,23% .

5. Nilai modulus elastisitas baja untuk semua produsen di dapat nilai sebesar 200.000 Mpa.

6. Berdasarkan hasil analisis perangkat lunak Xtract dengan pemodelan balok sederhana di dapatkan nilai kapasitas momen arah X produen A sebesar 63100 mm, Produsen B sebesar 66520 mm,dan produsen C sebesar 60830 N-mm.Nilai Kapsistas Momen arah Y produsen A sebesar 63760 N-mm,


(4)

93 Universitas Kristen Maranatha produsen B 65510 N-mm, produsen C 61820N-mm.Nilai Axial Force maksimum produsen A sebesar 3353000 N-mm, produsen B didapat nilai Axial Force maksimum sebesar 3402000 N, produsen C didapat nilai Axial Force maksimum sebesar 3331000 N.

5.2Saran

Setelah melakukan pengujian eksperimental material baja tulangan dari berbagai produsen di bandung, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menambah jumlah uji baja tulangan. 2. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menambah produsen baja tulangan.


(5)

94 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Ananda, 2013, Fungsi Penulangan Pada Struktur Beton (Online),

(http://bestananda.blogspot.com/2013/08/fungsi-penulangan-pada-struktur-beton.html, diakses 05 November 2014).

2. Annual book of ASTM A 615/A 615M-09a.Standard Specification for

Deformed and Plain Billet-Steel Bars for Concrete Reinforcement.

3. Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja

untuk Bangunan Gedung, SNI 03– 1729 – 2002.

4. Badan Standarisasi Nasional, 2002, Baja Tulangan Beton, SNI 07-2052-2002. 5. Bowles Joseph E, 1985, Desain Baja Konstruksi, Erlangga, Jakarta.

6. Brahmantyo, Dody, 2012, Mata Kuliah Struktur baja 2 Material Baja (Online),(http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/files/2012/02/STRUK TUR-BAJA-2_Material.pdf, diakses 11 Januari 2014).

7. Departemen Pekerjaan Umum, 1983, Peraturan Muatan Indonesia 1983, Dept. PU, Bandung.

8. Departemen Pekerjaan Umum, 2002, SNI 03-2847-2002 Tata Cara

Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, Dept. PU, Bandung.

9. Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang: Berdasarkan SK

SNI T-15-1991-03. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

10. Edward G. Nawy (2003), Reinforced Concrete, Copyright by pearson Education, Inc.

11. Ferguson, Phil M., Prof., ”Dasar –Dasar Beton Bertulang” 1986, Erlangga, Jakarta Pusat.

12. Jumantoro, 2013, Beton Bertulang (Online),

(http://jumantorocivilengiinering.blogspot.com/2013/06/betonbertulang.html, diakses 05 November 2014).

13. McCormac, Jack C. 2004. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima. Jakarta. 14. MacGregor, J.G. (1997). “ Reinforced Concrete ; Mechanics and Design 3rd


(6)

95 Universitas Kristen Maranatha 15. Park, R., Paulay, T., (1975), “Reinforced Concrete Structure”, John Wiley &

Sons, New York.

16. Prayitno, Adhy dkk, 2013, Evaluasi Mutu Produk dari Produk – Produk Baja Tulangan Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya, FMIPA

Universitas Lampung.

17. Santoso, Yonathan Aditya, 2012, Studi Numerikal Metode Elemen Hingga

Sambungan Balok – Kolom Baja Tipe Clip – Angel Connections, Skripsi FT

Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

18. SII. 0136-80. UDC. 669.14. Mutu dan Cara Uji Baja Tulangan Beton. Departemen Perindustrian RI

19. Wang, Chu-Kia dan Charles G. Salmon. 1985.Desain Beton Bertulang Jilid 1.Jakarta : Penerbit Erlangga.

20. Zulpanani, A, 2014. Intruksi Kerja Pengujian Tarik Baja Tulangan, Labolatorium Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung.