Perancangan Identitas dan Promosi Kelompok Seni Budaya Kuda Lumping Mekar Sari.
Universitas Kristen Maranathaiii ABSTRAK
PERANCANGAN IDENTITAS DAN PROMOSI KELOMPOK SENI BUDAYA
KUDA LUMPING MEKAR SARI
Oleh
Christian Agustinus NRP 1064003
Kuda lumping adalah salah satu tarian tradisional Indonesia yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia, termasuk di Jawa Barat. Tarian ini memiliki unsur magis yang kuat, penarinya akan dibuat kerasukan sehingga mereka dapat melakukan atraksi-atraksi berbahaya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, pertunjukan kuda lumping semakin hilang dan terlupakan di Jawa Barat. Hilangnya minat masyarakat menjadi faktor utama dalam fenomena ini. Selain itu, pada zaman modern seperti sekarang ini, generasi muda, tidak lagi tertarik dengan segala sesuatu yang mengandung unsur tradisional.
Oleh karena itu, peneliti mengangkat salah satu kelompok kuda lumping, yaitu kelompok Mekar Sari dengan tujuan untuk merancang ulang identitas mekar sari agar memiliki citra yang kuat di mata generasi muda, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi mereka terhadap seni budaya kuda lumping.
Metode yang digunakan adalah dengan merancang identitas dan promosi kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari. Melalui perancangan ini, generasi muda dapat menyadari dan mengapresiasi seni budaya kuda lumping sebagai salah satu kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia yang wajib untuk dijaga dan dipelihara.
(2)
Universitas Kristen Maranathaiv ABSRACT
BRANDING AND PROMOTION FOR MEKAR SARI ART AND CULTURE GROUP
Submitted by Christian Agustinus
NRP 1064003
Kuda lumping is one of Indonesian traditional dance which is spread in some provinces in Indonesia, include West Java. This dance has a very strong magical elements, the dancers will become trance so they can perform dangerous attractions But along with the times, kuda lumping show is getting lost and forgotten in West Java. Loss interest societies become a major factor in this phenomenon. Besides that, in modern era like today, the younger generation no longer interested in everything that has traditional contents.
Therefore, the researcher has chosen a kuda lumping group, which is Mekar Sari with the purpose to design the group identity in order to have a strong image in the younger
generation’s mind, so it can increase their awareness and appreciation against kuda lumping.
The achievement is to design the group identity along with its promotional media. Through this new design, the younger generations would be more aware and more appreciate kuda lumping as one of the Indonesian traditional art and culture that must be kept and maintained.
(3)
Universitas Kristen Maranathav
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………...i
ABSTRAK………...iii
DAFTAR ISI……….v
DAFTAR GAMBAR………...ix
DAFTAR TABEL………...xii BAB I PENDAHULUAN………...1
1.1. Latar Belakang Masalah………..1
1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup………..3
1.2.1. Permasalahan………....3
1.2.2. Ruang Lingkup Perancangan………3
1.3. Tujuan Perancangan………4
1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………..4
1.5. Skema Perancangan……….5
BAB II LANDASAN TEORI………...6
2.1. Teori Branding………6
2.2. Teori Logo………..9
2.3. Teori Promosi………10
(4)
Universitas Kristen Maranathavi
2.5. Teori Kebudayaan……….16
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH……….18
3.1. Data dan Fakta………...18
3.1.1. Seni Budaya Kuda Lumping Mekar Sari………18
3.1.2. Bandung Heritage………..19
3.1.2.1. Profil Bandung Heritage……….19
3.1.3. Saung Angklung Udjo (SAU)………21
3.1.3.1. Sejarah SAU………21
3.1.3.2. Pertunjukan………..22
3.1.3.2.1. Pertunjukan Internal……….22
3.1.3.2.2. Pertunjukan Eksternal………...24
3.1.2.3. Akademi………..26
3.1.4. Hasil Observasi………...27
3.1.5. Hasil Wawancara………27
3.1.6. Hasil Kuesioner………..29
3.1.7. Data tentang Seni Pertunjukan Kuda Lumping………..37
3.1.8. Tinjauan Karya Sejenis………...39
3.1.8.1. Bandung Karate Club (BKC)………..39
(5)
Universitas Kristen Maranathavii
3.2. Analisis Pemecahan Masalah………41
3.2.1. Analisis SWOT………...43
3.2.2. Segmentasi, Targetting, & Positioning………...44
BAB IV PEMECAHAN MASALAH………45 4.1. Konsep Komunikasi………..45
4.2. Konsep Kreatif………..46 4.3. Konsep Media………46
4.4. Hasil Karya………48
4.4.1. Identitas………..48
A. Logo………....48
B. Graphic Standard Manual (GSM)………..49
4.4.2. Media Elektronik / Online………..53
A. Website………...53
B. Media Sosial………..………..57
C. Video Awareness……….59
D. Video Teaser………....60
4.4.3. Media Cetak………61
A. Poster Teaser………...61
B. Poster Event……….63
(6)
Universitas Kristen Maranathaviii
D. Brosur……….68
E. Photobooth………..69
F. Tiket……….71
4.4.4. Gimmick……….72
4.5. Budgeting………..73
BAB V PENUTUP………..74
5.1. Simpulan...……….74
(7)
Universitas Kristen Maranathaix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Mekar Sari………...18
Gambar 3.2 Logo Bandung Heritage………19
Gambar 3.3 Logo Saung Angklung Udjo……….21
Gambar 3.4 Pertunjukan Bambu Petang………..22
Gambar 3.5 Setengah Hari di Saung Angklung Udjo………..23
Gambar 3.6 Workshop Saung Angklung Udjo……….23
Gambar 3.7 Pertunjukan Iwung………24
Gambar 3.8 Pertunjukan Awi………...24
Gambar 3.9 Pertunjukan Gombong………..25
Gambar 3.10 Pertunjukan Arumba………...25
Gambar 3.25 Logo Bandung Karate Club………39
Gambar 3.26 Logo Yayasan Pusat Bina Tari………...41
Gambar 4.1 Logo Mekar Sari………...48
Gambar 4.2 Graphic Standard Manual………49
Gambar 4.3 Halaman Beranda……….53
Gambar 4.4 Halaman Tentang……….54
Gambar 4.5 Halaman Galeri Foto………54
(8)
Universitas Kristen Maranathax
Gambar 4.7 Halaman Berita……….55
Gambar 4.8 Halaman Kontak………...56
Gambar 4.9 Fitur Pembelian Tiket Online………...56
Gambar 4.10 Fitur Sosial Media………..57
Gambar 4.11 Tampilan Facebook………58
Gambar 4.12 Tampilan Twitter………58
Gambar 4.13 Tampilan Instagram………...59
Gambar 4.14 Video Awareness………59
Gambar 4.15 Video Teaser………..60
Gambar 4.16 Poster Teaser 1….………..61
Gambar 4.17 Poster Teaser 2….………..62
Gambar 4.18 Poster Teaser 3….………..63
Gambar 4.19 Poster Event………64
Gambar 4.20 Desain Ambient Media Lift……….65
Gambar 4.21 Aplikasi Ambient Media Lift………...66
Gambar 4.22 Desain Ambient Media Lantai………67
Gambar 4.23 Aplikasi Ambient Media Lantai………..67
Gambar 4.24 Brosur Tampak Luar…...………68
Gambar 4.25 Brosur Tampak Dalam………69
(9)
Universitas Kristen Maranathaxi
Gambar 4.27 Aplikasi Photobooth………...70
Gambar 4.28 Tiket Pertunjukan………...71
Gambar 4.29 Tiket Online………....71
(10)
Universitas Kristen Maranathaxii
DAFTAR TABEL
Gambar 1.1 Skema Perancangan………5
Gambar 3.11 Pendapatan Responden per Bulan………..30
Gambar 3.12 Tujuan Responden Datang ke Saung Angklung Udjo………30
Gambar 3.13 Alasan Responden Menyaksikan Seni Pertunjukan Tradisional…………31
Gambar 3.14 Pilihan Responden Pada Era Modern……….31
Gambar 3.15 Faktor yang Membuat Responden Tertarik………32
Gambar 3.16 Minat Responden………32
Gambar 3.17 Wisata yang Dipilih Ketika Berkunjung ke Kota Bandung………...33
Gambar 3.18 Pengetahuan Responden Tentang Kuda Lumping………..33
Gambar 3.19 Jumlah Responden yang Pernah Menyaksikan di Bandung………...34
Gambar 3.20 Tahun Terakhir Responden Menyaksikan Kuda Lumping……….34
Gambar 3.21 Jumlah Responden Menyaksikan di Kota Lain………..35
Gambar 3.22 Pendapat Responden tentang Kuda Lumping Jawa Barat………..35
Gambar 3.23 Faktor yang Membuat Pertunjukan Lebih Menarik………...36
Gambar 3.24 Media Informasi Pertunjukan……….37
(11)
Universitas Kristen Maranatha1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era modern seperti sekarang ini, seni dan budaya tradisional sering kali menjadi topik yang terlupakan di kalangan masyarakat Indonesia. Akibatnya, tidak sedikit kesenian dan kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh bangsa lain sebagai milik bangsanya sendiri. Padahal seni dan budaya merupakan sebuah warisan dan kekayaan bangsa Indonesia yang seharusnya dipertahankan dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai identitas bangsa.
Di samping itu, tidak sedikit pula kesenian tradisional yang sudah termakan zaman dan semakin sulit ditemui di Jawa Barat, seperti pertunjukan seni tari tradisional kuda lumping.
Kuda lumping adalah sebuah tarian tradisional yang dipertunjukan di beberapa propinsi di Indonesia. Kuda lumping dikenal dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan daerahnya masing-masing seperti jatilan, ebeg, kuda kepang, jaran kepang, atau sanghyang jaran. Pertunjukan kuda lumping biasanya dimainkan oleh beberapa orang dengan menggunakan kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu serta diiringi oleh musik gamelan.
Pada awalnya tarian ini digunakan untuk pelaksanaan sebuah ritual yang bertujuan untuk menolak bala atau ngaruwat (membersihkan lingkungan), akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, pertunjukan kuda lumping semakin meluas menjadi hiburan masyarakat yang mempertunjukan kesaktian atau kekebalan tubuh para penarinya. Pertunjukan kuda lumping biasanya dipertunjukan pada acara-acara tertentu seperti acara-acara sunatan, penyambutan tamu, atau upacara-acara perayaan.
(12)
Universitas Kristen Maranatha2 Dewasa ini, pertunjukan kuda lumping sudah mulai hilang dan terlupakan di Jawa Barat. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat, sehingga kesenian dan kebudayaan asing dapat dengan mudah masuk dan menggantikan kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia. Selain itu, peminat pertunjukan ini semakin berkurang dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, sebagian besar praktisi memilih untuk mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan lain sehingga menyebabkan kurangnya antusias praktisi untuk melakukan regenarasi.
Hal tersebut dialami juga oleh kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Meskipun cukup dikenal oleh masyarakat sekitar, tidak adanya identitas serta media promosi yang kuat membuat kelompok ini kurang berkembang. Selama ini, informasi mengenai kelompok ini hanya disampaikan dari mulut ke mulut.
Dengan adanya gejala tersebut, maka diperlukan pembahasan, penelitian, dan perancangan identitas (branding) dan promosi kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari yang ditujukan untuk masyarakat dan wisatawan, khususnya generasi muda di Kota Bandung, Jawa Barat, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) generasi muda sehingga mereka menghargai (appreciate) kesenian tradisional Indonesia. Dengan demikian melalui grup seni budaya kuda lumping mekar sari, pertunjukan kuda lumping dapat tetap eksis, dikenal serta dapat menjadi salah satu daya tarik wisata propinsi Jawa Barat.
Jika permasalahan hilangnya seni pertunjukan tradisional kuda lumping di Jawa Barat tidak diselesaikan dan dicarikan solusi pemecahannya, relakah kita menyaksikan hilangnya pertunjukan kuda lumping dari Indonesia, relakah kita melihat negara lain mengakui pertunjukan kuda lumping sebagai miliknya, relakah kita melihat Indonesia tanpa kekayaan seni dan budaya.
(13)
Universitas Kristen Maranatha3 1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup
Adapun pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1. Permasalahan
1. Bagaimana cara untuk merancang identitas kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari sehingga dapat memiliki citra yang kuat di mata generasi muda?
2. Bagaimana cara untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi generasi muda di Kota Bandung terhadap seni pertunjukan kuda lumping melalui kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari?
1.2.2. Ruang Lingkup Perancangan
Ditinjau dari pokok-pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas, berikut ini akan dikemukakan dan diuraikan ruang lingkup atau batasan permasalahan :
1. Mengingat banyaknya jenis kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia, maka peneliti dalam penelitian ini hanya akan membahas tentang seni pertunjukan tradisional kuda lumping sebagai bahan penelitian.
2. Mengingat tersebarnya seni pertunjukan tradisional kuda lumping yang ada di beberapa propinsi di Indonesia, peneliti dalam penelitian ini hanya akan membahas pertunjukan kuda lumping yang berada di propinsi Jawa Barat. 3. Dalam penelitian ini peneliti mengangkat kelompok seni budaya kuda
lumping mekar sari dari Kota Tasikmalaya sebagai bahan perancangan. 4. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengangkat seni pertunjukan
tradisional kuda lumping melalui perancangan identitas dan promosi yang ditujukan kepada masyarakat, khususnya generasi muda dan wisatawan yang berada di Kota Bandung.
(14)
Universitas Kristen Maranatha4 1.3. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan identitas kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari sesuai dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Merancang identitas kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari sehingga dapat memiliki citra yang kuat di mata generasi muda.
2. Meningkatkan kesadaran dan apresiasi generasi muda di Kota Bandung terhadap seni pertunjukan kuda lumping melalui kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari.
1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan adalah : 1. Observasi
Penulis melakukan observasi langsung kepada beberapa orang praktisi dan pertunjukan kuda lumping di lapangan. Pengamatan dan pengnalisaan pribadi dilakukan untuk mendapatkan data yang objektif.
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang sesuai dan berkompeten di bidangnya, yaitu kepada Bapak Samudro selaku pengurus Bandung Heritage, Bapak Endang, Bapak Salim, dan Bapak Epul selaku praktisi kuda lumping.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari informasi-informasi yang diperlukan untuk menjadi dasar dalam perancangan identitas berupa teori-teori, definisi, istilah, serta data lain yang dianggap dapat menunjang penelitian ini.
4. Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada pengunjung Saung Angklung Udjo yang berada di Kota Bandung untuk mengetahui tanggapan responden terhadap topik yang dibahas.
(15)
Universitas Kristen Maranatha5 1.5. Skema Perancangan
(16)
Universitas Kristen Maranatha74
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melakukan pengumpulan data, observasi, studi pustaka, wawancara, dan melakukan analisis, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa perancangan identitas dan promosi kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari ini dapat menjadi sebuah solusi bagi mekar sari untuk dapat memposisikan kembali dirinya sebagai sebuah kelompok kesenian tradisional yang kuat di lapangan, khususnya generasi muda modern.
Untuk dapat memberikan citra kelompok tradisional yang kuat di mata generasi muda modern, digunakan pendekatan yang khusus. Penggunaan gaya desain yang menggabungkan unsur tradisional dan modern menjadi salah satu langkah yang positif untuk dapat menarik perhatian generasi muda yang biasanya menutup diri terhadap sesuatu yang bersifat tradisional.
Selain itu, strategi media promosi yang tepat dan efisien dapat menjadi kunci penting bagi kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari untuk memperkenalkan dirinya kepada generasi muda. Media promosi yang digunakan adalah media online, media luar ruang, dan media cetak, karena media-media tersebut merupakan media yang sering diakses oleh generasi muda modern dalam memperoleh informasi. Penggunaan ambient media dapat menjadi salah satu strategi yang efektif karena melalui media tersebut audiens diajak secara langsung untuk berinteraksi dengan informasi yang ingin disampaikan.
Penampilan kolaborasi antara kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari dengan Saung Angklung Udjo akan dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi generasi muda di Kota Bandung terhadap seni pertunjukan kuda lumping. Melalui penampilan kolaborasi ini, audiens diajak untuk melihat bahkan memiliki pengalaman tentang seni pertunjukan kuda lumping.
(17)
Universitas Kristen Maranatha75 5.2 Saran
Peneliti menyadari bahwa dalam penyampaian informasi dan promosi mengenai kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari ini terdapat banyak sekali potensi dengan menggunakan berbagai macam media. Dalam perancangan ini peneliti hanya baru menggunakan beberapa media yang dianggap paling memungkinkan untuk dilaksanakan oleh karena keterbatasan waktu.
Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya peneliti berharap agar penggunaan media-media elektronik / online dapat lebih dimaksimalkan mengingat perkembangan teknologi dan informasi yang semakin berkembang pada era modern seperti sekarang ini. Selain itu, peneliti tidak membatasi penggunaan media-media yang baru, selama hal tersebut dipertimbangkan dari segi efektifitas dan efisiensinya bagi kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari. Dengan demikian perancangan ini dapat lebih disempurnakan kelak pada penelitian selanjutnya.
(18)
DAFTAR PUSTAKA
Soehadi, W. Agus, (2005), Effective Branding, Quantum Publishers, Inc
Thomas, Gregory, (2000), How to Design Logos, Symbols, & Icons. How Design Books Soelaeman, M. Munandar, (1987), Ilmu Budaya Dasar, PT. Refika Aditama
Koentjaraningrat, (1981), Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta, PT. Gramedia
Keesing, M. Roger, (1992), Antropologi Budaya : Suatu Perspektif Kontemporer, Erlangga
Kotler, Philip & Armstrong, Gary, (2004), Principles of Marketing, Tenth Edition, New Jersey, Pearson Prentice Hall
Keller, K. L., (2002), Strategic brand management: Building, measuring, and managing brand equity, London, Prentice-Hall International
Basu Swastha DH, (1999), Saluran Pemasaran, Yogyakarta, BPFE
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, (2003). Anggaran Perusahaan, Buku 1, Yogyakarta, BPFE
Kotler, (terjemahan A.B. Susanto), (2001), Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, Jakarta, Salemba Empat
(1)
Universitas Kristen Maranatha3 1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup
Adapun pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1. Permasalahan
1. Bagaimana cara untuk merancang identitas kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari sehingga dapat memiliki citra yang kuat di mata generasi muda?
2. Bagaimana cara untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi generasi muda di Kota Bandung terhadap seni pertunjukan kuda lumping melalui kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari?
1.2.2. Ruang Lingkup Perancangan
Ditinjau dari pokok-pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas, berikut ini akan dikemukakan dan diuraikan ruang lingkup atau batasan permasalahan :
1. Mengingat banyaknya jenis kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia, maka peneliti dalam penelitian ini hanya akan membahas tentang seni pertunjukan tradisional kuda lumping sebagai bahan penelitian.
2. Mengingat tersebarnya seni pertunjukan tradisional kuda lumping yang ada di beberapa propinsi di Indonesia, peneliti dalam penelitian ini hanya akan membahas pertunjukan kuda lumping yang berada di propinsi Jawa Barat. 3. Dalam penelitian ini peneliti mengangkat kelompok seni budaya kuda
lumping mekar sari dari Kota Tasikmalaya sebagai bahan perancangan. 4. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengangkat seni pertunjukan
tradisional kuda lumping melalui perancangan identitas dan promosi yang ditujukan kepada masyarakat, khususnya generasi muda dan wisatawan yang berada di Kota Bandung.
(2)
Universitas Kristen Maranatha4 1.3. Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan identitas kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari sesuai dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Merancang identitas kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari sehingga dapat memiliki citra yang kuat di mata generasi muda.
2. Meningkatkan kesadaran dan apresiasi generasi muda di Kota Bandung terhadap seni pertunjukan kuda lumping melalui kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari.
1.4. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan adalah :
1. Observasi
Penulis melakukan observasi langsung kepada beberapa orang praktisi dan pertunjukan kuda lumping di lapangan. Pengamatan dan pengnalisaan pribadi dilakukan untuk mendapatkan data yang objektif.
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang sesuai dan berkompeten di bidangnya, yaitu kepada Bapak Samudro selaku pengurus Bandung Heritage, Bapak Endang, Bapak Salim, dan Bapak Epul selaku praktisi kuda lumping.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari informasi-informasi yang diperlukan untuk menjadi dasar dalam perancangan identitas berupa teori-teori, definisi, istilah, serta data lain yang dianggap dapat menunjang penelitian ini.
4. Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada pengunjung Saung Angklung Udjo yang berada di Kota Bandung untuk mengetahui tanggapan responden terhadap topik yang dibahas.
(3)
Universitas Kristen Maranatha5 1.5. Skema Perancangan
(4)
Universitas Kristen Maranatha74
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melakukan pengumpulan data, observasi, studi pustaka, wawancara, dan melakukan analisis, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa perancangan identitas dan promosi kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari ini dapat menjadi sebuah solusi bagi mekar sari untuk dapat memposisikan kembali dirinya sebagai sebuah kelompok kesenian tradisional yang kuat di lapangan, khususnya generasi muda modern.
Untuk dapat memberikan citra kelompok tradisional yang kuat di mata generasi muda modern, digunakan pendekatan yang khusus. Penggunaan gaya desain yang menggabungkan unsur tradisional dan modern menjadi salah satu langkah yang positif untuk dapat menarik perhatian generasi muda yang biasanya menutup diri terhadap sesuatu yang bersifat tradisional.
Selain itu, strategi media promosi yang tepat dan efisien dapat menjadi kunci penting bagi kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari untuk memperkenalkan dirinya kepada generasi muda. Media promosi yang digunakan adalah media online, media luar ruang, dan media cetak, karena media-media tersebut merupakan media yang sering diakses oleh generasi muda modern dalam memperoleh informasi. Penggunaan ambient media dapat menjadi salah satu strategi yang efektif karena melalui media tersebut audiens diajak secara langsung untuk berinteraksi dengan informasi yang ingin disampaikan.
Penampilan kolaborasi antara kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari dengan Saung Angklung Udjo akan dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi generasi muda di Kota Bandung terhadap seni pertunjukan kuda lumping. Melalui penampilan kolaborasi ini, audiens diajak untuk melihat bahkan memiliki pengalaman tentang seni pertunjukan kuda lumping.
(5)
Universitas Kristen Maranatha75 5.2 Saran
Peneliti menyadari bahwa dalam penyampaian informasi dan promosi mengenai kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari ini terdapat banyak sekali potensi dengan menggunakan berbagai macam media. Dalam perancangan ini peneliti hanya baru menggunakan beberapa media yang dianggap paling memungkinkan untuk dilaksanakan oleh karena keterbatasan waktu.
Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya peneliti berharap agar penggunaan media-media elektronik / online dapat lebih dimaksimalkan mengingat perkembangan teknologi dan informasi yang semakin berkembang pada era modern seperti sekarang ini. Selain itu, peneliti tidak membatasi penggunaan media-media yang baru, selama hal tersebut dipertimbangkan dari segi efektifitas dan efisiensinya bagi kelompok seni budaya kuda lumping mekar sari. Dengan demikian perancangan ini dapat lebih disempurnakan kelak pada penelitian selanjutnya.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Soehadi, W. Agus, (2005), Effective Branding, Quantum Publishers, Inc
Thomas, Gregory, (2000), How to Design Logos, Symbols, & Icons. How Design Books Soelaeman, M. Munandar, (1987), Ilmu Budaya Dasar, PT. Refika Aditama
Koentjaraningrat, (1981), Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta, PT. Gramedia
Keesing, M. Roger, (1992), Antropologi Budaya : Suatu Perspektif Kontemporer, Erlangga
Kotler, Philip & Armstrong, Gary, (2004), Principles of Marketing, Tenth Edition, New Jersey, Pearson Prentice Hall
Keller, K. L., (2002), Strategic brand management: Building, measuring, and managing
brand equity, London, Prentice-Hall International
Basu Swastha DH, (1999), Saluran Pemasaran, Yogyakarta, BPFE
Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, (2003). Anggaran Perusahaan, Buku 1, Yogyakarta, BPFE
Kotler, (terjemahan A.B. Susanto), (2001), Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, Jakarta, Salemba Empat