Penelusuran bakat olahraga se- kecamatan banjarsari siswa-siswi sd negeri kelas v kota Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 JURNAL BIMA

(1)

commit to user

PENELUSURAN BAKAT OLAHRAGA

SE- KECAMATAN BANJARSARI SISWA-SISWI SD NEGERI KELAS V KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI Oleh:

BIMA DHARMA SAPUTRA K5612015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA Mei 2016


(2)

commit to user

PENELUSURAN BAKAT OLAHRAGA

SE- KECAMATAN BANJARSARI SISWA-SISWI SD NEGERI KELAS V KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Bima Dharma Saputra

Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga POK FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Alamat: Jl. Krajan II Bener Rt.03/02 Kec.Tengaran, Kab.Semarang, Jawa Tengah Email: Bima5612015@gmail.com, No.HP.085727660185

ABSTRAK

Bima Dharma Saputra. “PENELUSURAN BAKAT OLAHRAGA

SEKECAMATAN BANJARSARI SISWA-SISWI SD NEGERI KELAS V

KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016”. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat potensi keberbakatan siswa-siswi SD Negeri se-Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta tahun pelajaran 2015/2016; (2) Bakat olahraga yang dimiliki oleh siswa-siswi SD Negeri se-Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa-Siswi SD Negeri Kelas V SeKecamatan Banjarsari Kota Surakarta untuk Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak

52 SD Negeri. Sampel yang dipilih sebanyak 13 SD Negeri yaitu : SD Negeri Punggawan, SD Negeri Banyuanyar II, SD Negeri Nayu Barat I, SD Negeri Kadipiro, SD Negeri Kestalan No.05, SD Negeri Ketelan No.12, SD Negeri Manahan, SD Negeri Mangkubumen Wetan 63, SD Negeri Sumber I, SD Negeri Sumber IV, SD Negeri Sumber V, SD Negeri Beskalan, SD Negeri Cemara Dua No.13 dengan teknik pengambilan sampel Purposive Quota Sampling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan tes dan pengukuran pemanduan bakat model Sport Search. Teknik analisis untuk mengolah, menganalisis, dan menilai hasil tes dengan menggunakan

software Sport Search dan modifikasi Sport Search.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut ini. Pertama Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan persentase indikator sebagai berikut: Berdasarkan hasil tes keberbakatan terdiri dari cabang olahraga menyelam pada siswa putra yang


(3)

commit to user

mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 11 siswa dengan persentase 11,45% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 4 siswa dengan presentase 4,16%, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 5 siswa dengan persentase 14,28%, yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 5,21%, atletik nomor lompat tinggi pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 9 siswa dengan persentase 9,37% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 4 siswa dengan persentase 4,16%, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 6 siswa dengan persentase 17,14%, yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,85%, atletik nomor lari cepat pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 9 siswa dengan persentase 9,37%, yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 7 siswa dengan persentase 7,29%, dan yang memiliki kategori berpotensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04 %, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 7 dengan persentase 20,0%, atletik nomor lari jarak jauh pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 5 siswa dengan persentase 5,20%, tenis meja pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 4 siswa dengan persentase 4,16%, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori cukup potensi berjumlah 1 dengan persentase 2,85%, senam gymnastic pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 4 siswa dengan persentase 4,16%, atletik nomor lompat jauh dan nomor lompat Jangkit pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,85% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 3 siswa dengan persentase 8,57%, bola voli pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, balap sepeda pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, trampolining pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, sepak bola pada siswa putra yang memiliki kategori potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, atletik jalan pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04 %, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,85%, selancar pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%. Kedua, cabang olahraga atletik memiliki hasil yang paling dominan diantara cabang olahraga yang lain, setelah dilakukan tes keberbakatan Sport Search pada siswa-siswi kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Banjarsari Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata kunci: Penelusuran Bakat Olahraga, Kelas V SD Negeri, Se-Kecamatan


(4)

commit to user

I. PENDAHULUAN

Olahraga merupakan bagian hidup dan kebutuhan setiap manusia. Selain untuk mendapatkan tubuh yang sehat, olahraga bisa dijadikan sebagai hobi atau kesenangan. Bahkan olahraga bisa menjadi sumber mata pencaharian bagi mereka yang terjun secara profesianal. Pada masa sekarang ini olahraga sangat dirasakan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat.

Olahraga juga dijadikan sebagai sarana untuk mempererat hubungan antar berbagai negara belahan dunia, terbukti bahwa adanya pesta olahrga antar negara seperti Sea Gemes, Asean Gemes, dan Olimpiade serta masih banyak pesta olahraga lainnya.

Dalam mewujudkan olahraga yang berprestasi,sangatlah dibutuhkan suatu kerja keras, berlatih secara sistematis, pembinaan yang tepat, bibit atlet yang berprestasi, organisasi yang baik, pelatih yang berkualitas, sarana prasarana yang memadai. Selain disebutkan diatas, faktor yang mempengaruhi olahraga prestasi

diantaranya adalah program latihan yang menunjang dan potensi atau keberbakatan yang dimiliki oleh atlet itu sendiri. Komponen – komponen tersebut merupakan kesatuan yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Sampai sekarang ini pencapaian prestasi olahraga khususnya di Indonesia belum mencapai hasil maksimal dan masih mengalami berbagai kendala salah satunya yaitu sulitnya menemukan bibit – bibit atlet yang berbakat olahraga. Karena keberbakatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meraih prestasi. Dan untuk mendapatkan bibit – bibit atlet yang berbakat diantaranya melakukan pembinaan olahraga sejak dini.

Usaha untuk meningkatkan prestasi akan lebih mudah jika di lakukan sejak dini, agar dalam pemanduan bakat tersebut dapat mengenali ciri – ciri keberbakatan atau kemampuan anak sehingga keberbakatan atau kemampuan tersebut dapat dikembangkan secara optimal sesuai dengan cabang olahraga yang sesuai dengan


(5)

commit to user keberbakatannya. Pemanduan bakat

dapat dilakukan di klub – klub olahraga maupun di sekolah – sekolah. Karena selain klub, sekolah juga merupakan tempat yang ideal dan potensial bagi berseminya anak – anak yang berbakat olahraga.

Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) disegala bidang termasuk olahraga menuntut para Pembina dan pelatih agar lebih cermat dan teliti untuk mendapatkan bibit atlet yang berbakat. Berkembangnya bidang keolahragaan hendaknya para pembina maupun pelatih harus memiliki pemahaman dan kemampuan yang tepat untuk mendapatkan bibit atlet yang berpotensi. Salah satu ilmu yang berkembang dalam pemaduan bakat olahraga adalah dengan menggunakan metode Sport Search. M.Furqon H, dan Sapta Kunta P.

(2008:75) menyatakan bahwa “Sport

Search adalah suatu model

pengidentifikasian bakat terdiri dari 10 butir tes yang bertujuan membantu anak (yang berusia antara 11-15 tahun),untuk menemukan potensi

anak dalam berolahraga yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi anak”.

Dikota – kota besar di Indonesia sudah terdapat Sekolah Dasar bahkan dipelosok – pelosok desa pun sudah banyak terdapat Sekolah Dasar Negeri. Namun dengan banyaknya pilihan cabang olahraga dan tanpa didasari kemampuan bakatnya ,sering guru dan pelatih hanya menyalurkan bakatnya sesuai dengan lingkunganya saja. Di Surakarta , terutama di Kecamatan Banjarsari termasuk daerah yang bertempat di sekitar olahragawan sehingga banyak siswasiswi yang berminat dan senang berolahraga. Guru dan pelatih telah berusaha keras untuk memberikan pembinaan dan pelatihan ketrampilan dalam setiap cabang-cabang olahraga kepada siswa-siswi-siswa-siswinya baik di jam-jam pelpelajaran maupun di luar jam pelpelajaran. Pemerintah kota Surakarta pun sangat membutuhkan bibit – bibit atlet yang berkualitas dari 5 kecamatan di kota

Surakarta untuk dibina dan kecamatan Banjarsari termasuk salah satunya.


(6)

commit to user Yang mana pada pembinaan tersebut

diharapkan siswa-siswi-siswi yang berminat dan berbakat olahraga, setelah dibina dan dilatih agar nantinya menjadi siswa-siswi yang terampil dan berprestasi.

Berdasarkan kajian diatas mengenai prestasi, banyak yang harus dibenahi pada siswa-siswi Sekolah Dasar se-Kecamatan Banjarsari. Karena pada kenyataan yang ada, meskipun guru maupun pelatih sudah berusaha memberikan pembinaan dan pelatihan ketrampilan tiap-tiap cabang olahraga kepada siswasiswinya, namun prestasi olahraga disekolah-sekolah dasar negeri sekecamatan Banjarsari masih kurang optimal. Kegagalan sekolah tersebut dalam setiap kejuaraan tingkat pelajar , merupakan bukti nyata sebagai akibat dari belum terpenuhinya faktor – faktor prestasi.

Kegagalan karena belum terpenuhinya faktor-faktor prestasi diantaranya yaitu belum tepatnya penerapan keberbakatan olahraga yang siswa-siswi miliki terhadap cabang olahraga yang ditekuni siswasiswi. Mungkin karena dorongan

orang tua yang memaksa anak untuk fokus terhadap salah satu cabang olahraga, tetapi cabang olahraga yang dipaksakan tidak sesuai dengan bakat dan minat anak tersebut. Yang mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Karena biasanya dalam berolahraga mereka harus berbagi lapangan dengan sekolah yang lain,dalam pemilihan ekstrakulikuler sesuai bakat minatnya masih dominan (minat) karena hanya terpengaruh temanya . Sehingga mereka kurang optimal dalam berolahraga.

Fenomena tersebut sangat disesalkan jika harus berlanjut. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan tes pemanduan bakat olahraga. Agar bakat siswasiswi yang dimiliki dapat dikembangkan sesuai dengan keberbakatannya, bahkan berprestasi. Karena sekarang ini sudah adanya suatu tes identifikasi bakat model “Sport Search” di mana

dengan tes tersebut dapat diketahui hasil analisa tingkat kualitas keberbakatan anak pada cabang olahraga. Sehingga anak tersebut diharapkan dapat mencapai prestasi yang maksimal sampai usia prestasi emas atau puncak.


(7)

commit to user Pemanduan bakat model Sport Search

merupakan suatu model

pengidentifikasian bakat yang terdiri dari 10 butir tes yang bertujuan membantu anak (yang berusia 11-15 tahun) untuk mengetahui potensi anak dalam berolahraga yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi anak. Sehingga melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengidentifikasi keberbakatan yang dimiliki siswa-siswi-siswi Sekolah Dasar Negeri khususnya didaerah kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Dengan diketahuinya keberbakatan yang dimiliki siswasiswi maka akan lebih mudah mengarahkan siswa-siswi terhadap cabang olahraga yang sesuai dengan keberbakatan yang dimilikinya.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, bahwa pemanduan bakat olahraga sangat penting guna mencari anak-anak yang berbakat untuk dibina dan dilatih agar menjadi anak yang berprestasi. Maka untuk mengidentifikasi keberbakatan anak dalam olahraga menggunakan metode Sport Search untuk mengetahui cabang olahraga apa yang sesuai dengan potensi yang dimiliki

anak tersebut. Maka penulis hendak melakukan penelitian dengan judul

“PENELUSURAN BAKAT

OLAHRAGA SE- KECAMATAN BANJARSARI SISWA-SISWI SD

NEGERI KELAS V KOTA

SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2015/2016”.

II. KAJIAN PUSTAKA

a. Pengertian Bakat

Bakat merupakan faktor utama yang akan mempengaruhi prestasi seseorang. Latihan yang dilakukan secara sistematis dan terprogram tanpa didukung dari potensi atlet yang berlatih, maka prestasi yang tinggi tidak akan dapat diraih. Prestasi yang tinggi dalam pelatihan olahraga dipengaruhi oleh banyak faktor. Latihan secara teratur, penyusunan program yang baik sangat mempengaruhi pencapaian prestasi olahraga. Namun demikian faktor atlet sangat dominan untuk mencapai prestasi yang tinggi khususnya bakat yang dimilikinya. Jika seseorang memiliki bakat yang sesuai dengan cabang olahraga yang di pelajari, maka memiliki peluang yang besar untuk memperoleh prestasi yang


(8)

commit to user tinggi. Tetapi sebaliknya , jika atlet

tidak berbakat terhadap cabang olahraga yang dipelajarinya, meskipun dilakukan latihan secara teratur, prestasi yang tinggi sulit dicapai.

b. Pemanduan Bakat Olahraga

Pemanduan bakat pada prinsipnya bertujuan untuk memprediksi dengan probabilitas yang tinggi, seberapa besar peluang seseorang untuk berhasil mencapai prestasi maksimalnya, dan apakah seseorang untuk berhasil mencapai sukses menyelesaikan atau melewati program latihan dasar, untuk kemudian ditingkatkan latihannya menuju prestasi puncaknya.

Pemanduan bakat merupakan salah satu tugas guru dan pelatih olahraga. Tugas pemanduan bakat pada dasarnya dilandaskan pada pemikiran yang bersifat prakiraan mengenai kemungkinan pencapaian prestasi, apabila seseorang sejak dini diberi kegiatan belajar dan berlatih olahraga secara serius. Apabila, diperkirakan seorang anak dimungkinkan untuk meraih prestasi yang tinggi dikemudian hari, maka tidak salah apabila sejak dini anak

yang bersangkutan diarahkan untuk menekuni kegiatan olahraga.

III. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, Populaasi dalam penelitian ini adalah Siswa-Siswi SD Negeri Kelas V Se-Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta untuk Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 52 SD Negeri. Dengan sampel sejumlah 13 SD Negeri. Pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran pemanduan bakat model Sport Search

.

IV. PEMBAHASAN

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat dirum uskan hasil keberbakatan siswa-siswi kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Banjarsari Tahun Pelajaran

2015/2016 setelah dilakukan tes sport

search yang meliputi tes berat badan,

tinggi badan, tinggi duduk, rentang lengan,lempar tangkap bola tenis, lempar bola basket, loncat tegak, lari kelincahan, lari 40 meter dan lari multitahap (MFT).


(9)

commit to user Berdasarkan hasil tes keberbakatan

terdiri dari cabang olahraga menyelam pada siswa putra yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 11 siswa dengan persentase 11,45% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 4 siswa dengan presentase 4,16%, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 5 siswa dengan persentase 14,28%, yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 5,21%, atletik nomor lompat tinggi pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 9 siswa dengan persentase 9,37% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 4 siswa dengan persentase 4,16%, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 6 siswa dengan persentase 17,14%, yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,85%, atletik nomor lari cepat pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 9 siswa dengan persentase 9,37%, yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 7 siswa dengan persentase 7,29%, dan yang memiliki kategori berpotensi

berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04 %, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 7 dengan persentase 20,0%, atletik nomor lari jarak jauh pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 5 siswa dengan persentase 5,20%, tenis meja pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 4 siswa dengan persentase 4,16%, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori cukup potensi berjumlah 1 dengan persentase 2,85%, senam gymnastic pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 4 siswa dengan persentase 4,16%, atletik nomor lompat jauh dan nomor lompat Jangkit pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan


(10)

commit to user persentase 2,85% dan yang memiliki

kategori cukup potensi berjumlah 3 siswa dengan persentase 8,57%, bola voli pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, balap sepeda pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, trampolining pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, sepak bola pada siswa putra yang memiliki kategori potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, atletik jalan pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04 %, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,85%, selancar pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%. Dari hasil analisis diatas dapat diidentifikasi bahwa cabang olahraga

atletik memiliki hasil yang paling dominan diantara cabang olahraga yang lain, setelah dilakukan tes keberbakatan sport search pada siswa-siswi kelas V SD Negeri SeKecamatan Banjarsari Tahun Pelajaran 2015/2016

V. SIMPULAN, IMPLIKASI

DAN SARAN. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada siswasiswi kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Banjarsari Tahun Pelajaran 2015/2016 maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Keberbakatan pada cabang olahraga menyelam siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 11 siswa (11,45%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 4 siswa (4,16%) dan siswa putri dengan kategori kurang potensi sejumlah 5 siswa (14,28%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 2 siswa (5,21%)


(11)

commit to user 2. Keberbakatan pada cabang

olahraga atletik nomor lompat tinggi siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 9 siswa (9,37%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 4 siswa (4,16%) dan siswa putri dengan kategori kurang potensi sejumlah 6 siswa (17,14%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 1 siswa (2,85%)

3. Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor lari cepat siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 9 siswa (9,37%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 7 siswa (7,29%) dan siswa putri dengan kategori kurang potensi sejumlah 7 siswa (20%)

4. Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor lari jarak jauh siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 2 siswa (2,08%),

sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi

sejumlah 5 siswa (5,20%) 5. Keberbakatan pada cabang

olahraga atletik tenis meja siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 2 siswa (2,08%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 4 siswa (4,16%) dan siswa putri dengan kategori cukup potensi sejumlah 1 siswa (2,85%) 6. Keberbakatan pada cabang

olahraga senam siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 4 siswa (4,16%)

7. Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh dan lompat jangkit siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 2 siswa (2,08%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 2 siswa (2,08%) dan siswa putri dengan kategori kurang potensi sejumlah 1 siswa (2,85%), sedangkan yang


(12)

commit to user memiliki kategori cukup

potensi sejumlah 3 siswa (8,57%)

8. Keberbakatan pada cabang olahraga bola voli siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 1 siswa (1,04%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 2 siswa (2,08%)

9. Keberbakatan pada cabang olahraga balap sepeda siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 2 siswa (2,08%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 1 siswa (1,04%)

10.Keberbakatan pada cabang olahraga trampolining siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 1 siswa (1,04%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 1 siswa (1,04%)

11.Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor jalan dengan kategori kurang

potensi sejumlah 1 siswa (1,04%), sedangkan siswa putri yang memiliki kategori kurang potensi sejumlah 1 siswa (2,85%).

12.Keberbakatan pada cabang olahraga selancar dengan kategori kurang berbakat sejumlah 1 siswa (1,04%),

Implikasi

Berdasarkan hasil simpulan keberbakatan siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Banjarsari Tahun Pelajaran 2015/2016 yang telah diketahui di atas maka berimplikasi pada pemilihan, pembinaan dan pengembangan siswa pada cabang – cabang olahraga yang diutamakan pada olahraga yang memiliki tingkat keberbakatan paling dominan. Cabang olahraga yang paling dominan di Kecamatan Banjarsari berdasarkan prioritas adalah :

1.Atletik 2.Menyelam 3.Tenis meja 4.Senam 5.Bolavoli


(13)

commit to user

Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Banjarsari sebelum dilakukan pembinaan dan

pelatihan secara

berkesinambungan, metode pemanduan bakat dengan Sport

search perlu diadakan secara

periodik.

2. Dari Hasil tes keberbakatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa cabang olahraga atletik memiliki hasil yang tertinggi, maka untuk Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Banjarsari perlu mengadakan pemilihan, pembinaan dan pengembangan siswa pada cabang olahraga atletik.

3. Perlu diadakan pembinaan olahraga usia dini oleh guru dan orangtua dengan memperhatikan faktor-faktor bakat dan potensi yang mempengaruhi prestasi olahraga.

4. Mengingat kondisi yang ada di Kecamatan Banjarsari maka perlu adanya perhatian dan kerjasama yang baik antara dinas terkait dengan pemerintah kota Surakarta mengenai pendanaan dalam pelaksanaan tes keberbakatan dengan metode Sport Search. 5. Kurangnya dukungan orang tua

akan adanya potensi yang ada pada anaknya untuk dibinakan sesuai dengan potensi, mengingat di Kecamatan Banjarsari banyaknya pelatih olahraga yang berkompeten di bidangnya.


(14)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

A.Hamidsyah Noer. (1996). Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: UNS Perss.

Abdul Gafur. (1983) . Olahraga: Unsur Pembinaan Bangsa dan Pembangunan

Negara. Jakarta: Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga .

Abdul Kadir Ateng.(1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdkibud.

Andi Suhendro.(1996). Dasar- Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arti kata - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

Bompa, O. Tudor. (1990). Thory And Methodology of Training. The key to Athletic

Performance, Dubuque, lowa : Kendall/Hunt Publishing Company.

Draper, J, Minikin. B., & Telford, R. (1991). Specific Guidelines For The Physiological Assessment of the Elite Athlete Test Methods Manual.

Australian National Sport Research Centre Belconnen : ATC.

Emzir, (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta :Rajawali Pers.

Ledi Alfiandi. (2014). Pemasalan Olahraga.

Dari : http://ledialfiadi.blogspot.co.id/2014/12/pemasalan-olahraga.html.

M. Furqon Hidayatulloh & Sapta Kunta Purnama. (2008). Olahraga Usia Dini Dan

Pemanduan Bakat. Jakarta: Kemenpora.RI. Tahun 2008.

M. Furqon Hidayatulloh. (2002).Pembinaan Olahraga Usia Dini. Surakarta: Pusat penelitian dan pengembangan keolahragaan (PUSLITBANG-OR) UNS.

M. Furqon Hidayatulloh. (2006). Konsep dan Program Pendidikan Jasmani di

Sekolah Dasar. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.

Mohamad Ali. (1982). Penelitian Pendidikan Prosedur & Strategi. Angkasa: Bandung.

Nana Saodih Sukmadinata. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(15)

commit to user

Tim Penyusun Skripsi FKIP UNS (2016) Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Tahun 2016 :

UNS Press . 2016

Rukaesih A. Maolani, M.Si. & Ucu Cahyana, M.Si. (2015). Metodologi Penelitian

Pendidikan . Jakarta : Rajawali Pers.

Soekintaka. (1992). Pendidikan Jasmani merupakan Wahana Pencapaian Manusia

Seutuhnya yang Berkualitas. Yogyakarta: IKIP.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sumadi Suryabrata. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Winarno, M. E. (2007). Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

WWW.dapodik.pdkjateng.go.id/pusdik?wilayah=036100 Lumbung Data

Pendidikan

Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifudin. (1996). Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tingkat Akademik.


(1)

commit to user

persentase 2,85% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 3 siswa dengan persentase 8,57%, bola voli pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08%, balap sepeda pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 2 siswa dengan persentase 2,08% dan yang memiliki kategori cukup potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, trampolining pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, sepak bola pada siswa putra yang memiliki kategori potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%, atletik jalan pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04 %, sedangkan untuk siswa putri yang mamiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 2,85%, selancar pada siswa putra yang memiliki kategori kurang potensi berjumlah 1 siswa dengan persentase 1,04%. Dari hasil analisis diatas dapat diidentifikasi bahwa cabang olahraga

atletik memiliki hasil yang paling dominan diantara cabang olahraga yang lain, setelah dilakukan tes keberbakatan sport search pada siswa-siswi kelas V SD Negeri SeKecamatan Banjarsari Tahun Pelajaran 2015/2016

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada siswasiswi kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Banjarsari Tahun Pelajaran 2015/2016 maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Keberbakatan pada cabang olahraga menyelam siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 11 siswa (11,45%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 4 siswa (4,16%) dan siswa putri dengan kategori kurang potensi sejumlah 5 siswa (14,28%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 2 siswa (5,21%)


(2)

commit to user

2. Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor lompat tinggi siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 9 siswa (9,37%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 4 siswa (4,16%) dan siswa putri dengan kategori kurang potensi sejumlah 6 siswa (17,14%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 1 siswa (2,85%)

3. Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor lari cepat siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 9 siswa (9,37%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 7 siswa (7,29%) dan siswa putri dengan kategori kurang potensi sejumlah 7 siswa (20%)

4. Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor lari jarak jauh siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 2 siswa (2,08%),

sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi

sejumlah 5 siswa (5,20%) 5. Keberbakatan pada cabang

olahraga atletik tenis meja siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 2 siswa (2,08%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 4 siswa (4,16%) dan siswa putri dengan kategori cukup potensi sejumlah 1 siswa (2,85%) 6. Keberbakatan pada cabang

olahraga senam siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 4 siswa (4,16%)

7. Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh dan lompat jangkit siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 2 siswa (2,08%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 2 siswa (2,08%) dan siswa putri dengan kategori kurang potensi sejumlah 1 siswa (2,85%), sedangkan yang


(3)

commit to user

memiliki kategori cukup potensi sejumlah 3 siswa (8,57%)

8. Keberbakatan pada cabang olahraga bola voli siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 1 siswa (1,04%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 2 siswa (2,08%)

9. Keberbakatan pada cabang olahraga balap sepeda siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 2 siswa (2,08%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 1 siswa (1,04%)

10.Keberbakatan pada cabang olahraga trampolining siswa putra dengan kategori kurang potensi sejumlah 1 siswa (1,04%), sedangkan yang memiliki kategori cukup potensi sejumlah 1 siswa (1,04%)

11.Keberbakatan pada cabang olahraga atletik nomor jalan dengan kategori kurang

potensi sejumlah 1 siswa (1,04%), sedangkan siswa putri yang memiliki kategori kurang potensi sejumlah 1 siswa (2,85%).

12.Keberbakatan pada cabang olahraga selancar dengan kategori kurang berbakat sejumlah 1 siswa (1,04%),

Implikasi

Berdasarkan hasil simpulan keberbakatan siswa-siswi kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Banjarsari Tahun Pelajaran 2015/2016 yang telah diketahui di atas maka berimplikasi pada pemilihan, pembinaan dan pengembangan siswa pada cabang – cabang olahraga yang diutamakan pada olahraga yang memiliki tingkat keberbakatan paling dominan. Cabang olahraga yang paling dominan di Kecamatan Banjarsari berdasarkan prioritas adalah :

1.Atletik 2.Menyelam 3.Tenis meja 4.Senam 5.Bolavoli


(4)

commit to user

Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Banjarsari sebelum dilakukan pembinaan dan

pelatihan secara

berkesinambungan, metode pemanduan bakat dengan Sport search perlu diadakan secara periodik.

2. Dari Hasil tes keberbakatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa cabang olahraga atletik memiliki hasil yang tertinggi, maka untuk Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Banjarsari perlu mengadakan pemilihan, pembinaan dan pengembangan siswa pada cabang olahraga atletik.

3. Perlu diadakan pembinaan olahraga usia dini oleh guru dan orangtua dengan memperhatikan faktor-faktor bakat dan potensi yang mempengaruhi prestasi olahraga.

4. Mengingat kondisi yang ada di Kecamatan Banjarsari maka perlu adanya perhatian dan kerjasama yang baik antara dinas terkait dengan pemerintah kota Surakarta mengenai pendanaan dalam pelaksanaan tes keberbakatan dengan metode Sport Search. 5. Kurangnya dukungan orang tua

akan adanya potensi yang ada pada anaknya untuk dibinakan sesuai dengan potensi, mengingat di Kecamatan Banjarsari banyaknya pelatih olahraga yang berkompeten di bidangnya.


(5)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

A.Hamidsyah Noer. (1996). Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: UNS Perss.

Abdul Gafur. (1983) . Olahraga: Unsur Pembinaan Bangsa dan Pembangunan

Negara. Jakarta: Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga .

Abdul Kadir Ateng.(1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdkibud.

Andi Suhendro.(1996). Dasar- Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arti kata - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

Bompa, O. Tudor. (1990). Thory And Methodology of Training. The key to Athletic Performance, Dubuque, lowa : Kendall/Hunt Publishing Company.

Draper, J, Minikin. B., & Telford, R. (1991). Specific Guidelines For The Physiological Assessment of the Elite Athlete Test Methods Manual. Australian National Sport Research Centre Belconnen : ATC.

Emzir, (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta :Rajawali Pers.

Ledi Alfiandi. (2014). Pemasalan Olahraga.

Dari : http://ledialfiadi.blogspot.co.id/2014/12/pemasalan-olahraga.html.

M. Furqon Hidayatulloh & Sapta Kunta Purnama. (2008). Olahraga Usia Dini Dan Pemanduan Bakat. Jakarta: Kemenpora.RI. Tahun 2008.

M. Furqon Hidayatulloh. (2002).Pembinaan Olahraga Usia Dini. Surakarta: Pusat penelitian dan pengembangan keolahragaan (PUSLITBANG-OR) UNS.

M. Furqon Hidayatulloh. (2006). Konsep dan Program Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.

Mohamad Ali. (1982). Penelitian Pendidikan Prosedur & Strategi. Angkasa: Bandung.

Nana Saodih Sukmadinata. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


(6)

commit to user

Tim Penyusun Skripsi FKIP UNS (2016) Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Tahun 2016 : UNS Press . 2016

Rukaesih A. Maolani, M.Si. & Ucu Cahyana, M.Si. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta : Rajawali Pers.

Soekintaka. (1992). Pendidikan Jasmani merupakan Wahana Pencapaian Manusia Seutuhnya yang Berkualitas. Yogyakarta: IKIP.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sumadi Suryabrata. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Winarno, M. E. (2007). Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

WWW.dapodik.pdkjateng.go.id/pusdik?wilayah=036100 Lumbung Data Pendidikan

Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifudin. (1996). Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tingkat Akademik.