Pengaruh Psikoterapi Realitas Terhadap Peningkatan Serotonin dan Penurunan Skor Depresi Pasien Kanker Serviks JURNAL

digilib.uns.ac.id1

perpustakaan.uns.ac.id

THE EFFECT OF REALITY PSYCHOTHERAPY ON THE INCREASING OF
SEROTONIN AND DECREASING OF DEPRESSION SCORE
IN CERVICAL CANCER PATIENT

PENGARUH PSIKOTERAPI REALITAS TERHADAP PENINGKATAN
SEROTONIN DAN PENURUNAN SKOR DEPRESI
PASIEN KANKER SERVIKS

Sultoni Emillya Anggraeni, Supriyadi Hari Respati, Soetrisno.
Department of Obstetrics and Gynaecology Faculty of Sebelas Maret University
Dr. Moewardi General Hospital Surakarta

Abstract
Background : Cervical cancer is the primary cancer from cervix that caused by Human
Papiloma Virus (HPV) infection. A woman diagnosed with cervical cancer, particularly
advanced stadium, will experience emotional stress resulting in her lowered life quality
leading to depression that will lower serotonin level and increase depression score. The

administration of reality psychotherapy can exert positive effect.
Objective : To analyze the effect of reality psychotherapy on serotonin level and depression
score in the patients with advanced-stage cervical cancer in dr. Moewardi Local General
Hospital.
Method : This study employed experimental quasi non randomized pre post test design, with
15 subjects of research. The research was taken place in obstetric and gynecology policlinic
of dr. Moewardi Local General Hospital and Prodia Laboratory, starting in March 2015.
Result : The average distribution of serotonin level in the subjects after treatment seemed to
be higher (223.59+41.20), compared with those before treatment (82.77 + 27.02). An analysis
of t-test showed that there was a significant difference of serotonin level in the subjects
before and after treatment with p value = 0.00 (p < 0.01). The average distribution of
depression score in the subjects after treatment seemed to be lower (11.40 + 4.80) compared
with those before treatment (17.33 + 5.52). T-test analysis showed that there was a significant
difference of depression score in the subjects before and after treatment with p value = 0.00
commit to user
(p < 0.01).

digilib.uns.ac.id2

perpustakaan.uns.ac.id


Conclusion : There was a significant effect of reality psychotherapy on serotonin level in
cervical cancer patient. There was a significant effect of reality psychotherapy on depression
score in cervical cancer patient
Keywords : Serotonin, depression score, reality psychotherapy, advanced-stage cervical
cancer.

Abstrak
Latar Belakang : Kanker serviks merupakan kanker primer dari serviks yang disebabkan
oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Seorang wanita yang terdiagnosis kanker serviks
khususnya stadium lanjut akan mengalami stres emosional yang dapat berlanjut ke arah
depresi. Keadaan ini akan berdampak pada penurunan kualitas hidup, penurunan kadar
serotonin dan peningkatan skor depresi. Pemberian psikoterapi realitas dapat berdampak
positif.
Tujuan : Menganalisis terjadinya pengaruh psikoterapi realitas terhadap kadar serotonin dan
skor depresi pasien kanker serviks stadium lanjut di RSUD dr Moewardi Surakarta.
Metode Penelitian : experimental quasi non randomized pre post test design, dengan 15
subyek penelitian. Penelitian dilakukan di bangsal dan poliklinik kebidanan dan kandungan
RSUD dr Moewardi Surakarta dan Laboratorium Prodia, dimulai bulan Maret 2015.
Hasil : Distribusi rerata kadar serotonin pada subyek sesudah psikoterapi realitas lebih tinggi

(223.59+41.20), dibandingkan dengan sebelum psikoterapi realitas (82.77+27.02). Analisis
uji t terbukti bahwa terdapat perbedaan sangat signifikan kadar serotonin pada subyek
sebelum dan sesudah psikoterapi realitas dimana nilai p=0.00 (p 0.05

Analisis variabel serotonin dengan menggunakan uji distribusi normal (Kolmogorov
Smirnov) pada kelompok sebelum psikoterapi realitas dan kelompok sesudah psikoterapi
realitas terdistribusi secara normal dengan nilai p = 0.128 (p > 0.05) untuk kelompok sebelum
psikoterapi realitas dan p = 0.087 (p > 0.05) untuk kelompok sesudah psikoterapi realitas,
sehingga serotonin pada kelompok sebelum psikoterapi realitas dan kelompok sesudah
psikoterapi realitas adalah homogen.
Tabel 3. Uji beda rerata serotonin pada kelompok sebelum psikoterapi realitas dan kelompok
sesudah psikoterapi realitas
Kelompok
Besar sampel (N)
Kadar Serotonin
P

Sebelum Psikoterapi

15


82.77 + 27.02

Sesudah Psikoterapi

15

223.59 + 41.20

Signifikan p < 0.05

commit to user

0.00*

digilib.uns.ac.id6

perpustakaan.uns.ac.id

Dari tabel diatas terlihat bahwa distribusi rerata kadar serotonin pada kelompok sesudah

psikoterapi realitas tampak lebih tinggi (223.59 + 41.20), dibandingkan dengan kelompok
sebelum psikoterapi realitas (82.77 + 41.20).
Tabel 4. Hasil uji normalitas data skor depresi pasien kanker serviks stadium lanjut sebelum
dan sesudah psikoterapi realitas
Kelompok
N
P
Sebelum Psikoterapi

15

0.074

Sesudah Psikoterapi

15

0.053

Signifikan p > 0.05


Analisis variabel skor depresi dengan menggunakan uji distribusi normal (Kolmogorov
Smirnov) pada kelompok sebelum psikoterapi realitas dan kelompok sesudah psikoterapi
realitas terdistribusi secara normal dengan nilai p = 0.074 (p > 0.05) untuk kelompok sebelum
psikoterapi realitas dan p = 0.053 (p > 0.05) untuk kelompok sesudah psikoterapi realitas,
sehingga skor depresi pada kelompok sebelum dan kelompok sesudah psikoterapi realitas
adalah homogen.
Tabel 5. Uji beda rerata skor depresi pada kelompok sebelum psikoterapi realitas dan
kelompok sesudah psikoterapi realitas
Kelompok
Besar sampel
Skor BDI
P
(N)
Sebelum Psikoterapi

15

17.33 + 5.52


Sesudah Psikoterapi

15

11.40 + 4.80

0.00*

Signifikan p < 0.05
Dari tabel diatas terlihat bahwa distribusi rerata skor depresi pada kelompok sesudah

psikoterapi realitas tampak lebih rendah (11.40 + 4.80), dibandingkan dengan kelompok
sebelum psikoterapi realitas (17.33 + 5.52).
Pembahasan
Di Indonesia insidensi kanker serviks belum jelas diketahui, tetapi diperkirakan merupakan
kanker yang terbanyak yaitu kurang lebih 36%, dan ditemukan 40 ribu kasus baru setiap
tahunnya. Sebanyak 66,4% pasien datang sudah dalam keadaan stadium lanjut, yaitu IIB IVB dan 37,3% atau lebih dari sepertiga kasus berada di stadium IIIB, stadium di mana
fungsi ginjal sudah terganggu.1 Kasus ini memerlukan perhatian khusus, dikarenakan 87 %
kanker serviks terjadi di negara berkembang kanker serviks dan menjadi penyebab kematian
kedua yang disebabkan oleh kanker.8


commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id7

Beberapa masalah yang muncul pada kasus kanker serviks adalah ketidak tahuan
perempuan yang berisiko tinggi untuk melakukan skrining awal. Tujuan dilakukan skrining
adalah untuk mengidentifikasi kejadian suatu penyakit di setiap populasi sehingga diharapkan
dapat dilakukan intervensi dan penatalaksanaan lebih dini.2
Penelitian terdahulu menyebutkan tentang perbedaan kadar kortisol serum pasien kanker
serviks stadium lanjut setelah intervensi psikoterapi realitas dengan terapi standart di RSUD.
Dr. Moewardi Surakarta 2015 didapatkan hasil bahwa ada perbedaan bermakna kadar kortisol
serum pada kanker serviks stadium lanjut yang dilakukan intervensi psikoterapi realitas
dengan nilai p = 0.001 dengan OR 16 yang artinya penggunaan psikoterapi realitas pada
penderita kanker serviks stadium lanjut dapat menurunkan kadar kortisol menjadi 16 kali bila
dibandingkan terapi standart.9 Kesamaan dengan penelitian ini adalah perihal penggunaan
intervensi psikoterapi realitas.
Penelitian lain tentang perbedaan kadar serotonin dan skor nyeri pada kanker serviks

stadium lanjut setelah psikoterapi realitas di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta tahun 2015
didapatkan hasil p = 0.00 yang berarti terdapat perbedaan kadar serotonin pasien kanker
serviks stadium lanjut setelah diberikan psikoterapi realitas bila dibandingkan yang hanya
mendapat terapi standart, dan secara statistik sangat bermakna.10 Kesamaan dengan penelitian
ini adalah dilakukannya pemeriksaan kadar serotonin, tetapi pada penelitian terdahulu
tersebut tidak diukur skor depresi pasien kanker serviks untuk mengetahui tingkat depresinya.
Penelitian lain tentang tingkat depresi pada pasien - pasien kanker serviks uteri yang
dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dengan menggunakan skala Beck Depression
Inventory, dengan hasil bahwa dijumpai depresi sedang pada 37,3 % kasus dan depresi berat

34,7 % kasus.11 Pada penelitian ini hanya diukur skor BDI pada pasien kanker serviks saja
tanpa diukur kadar serotoninnya.
Penelitian tentang keterkaitan kadar serotonin serum dengan skor depresi sesudah
dilakukan intervensi psikoterapi realitas pada pasien kanker serviks stadium lanjut belum
pernah dilakukan. Berdasar dari beberapa penelitian tersebut diatas penulis mencermati
bahwa psikoterapi realitas sangat berperan sebagai terapi tambahan pada pasien kanker
serviks stadium lanjut. Penulis ingin menilai sampai sejauh mana peran psikoterapi realitas
dalam menurunkan skor depresi terkait dengan peningkatan kadar serotonin serum.
Penderita kanker serviks stadium lanjut biasanya akan timbul stres. Lama kelamaan hal
ini akan membuat depresi. Depresi sendiri

dapat
terjadi karena ketakutan, kecemasan,
commit
to user
kebingungan mengenai penyakitnya, perasaan bersalah bercampur dengan kekhawatiran

digilib.uns.ac.id8

perpustakaan.uns.ac.id

mengenai aktivitas seksual di masa depan yang akan terganggu setelah pengobatan kanker,
dan sebagainya.2 Depresi merupakan suatu penyakit yang dapat mempengaruhi tubuh, pikiran
dan perasaan serta mempengaruhi pola makan, tidur dan mood individu. Kejadian depresi
pada penyakit terminal dan kronik mencapai 20%, diabetes (9%-27%) dan stroke (20%30%).12
Pemberian psikoterapi akan memperbaiki kualitas hidup termasuk meningkatkan five
years

surival

rate.13


Psikoterapi

realitas

merupakan

bentuk

pengobatan

yang

direkomendasikan pertama kali untuk depresi. Psikoterapi membantu pasien depresi dengan
memahami tingkah laku, emosi, dan ide yang berperan pada keadaan depresinya. Dengan
memahami dan mengidentifikasi masalah-masalah atau peristiwa dalam hidup yang berperan
didalam depresi penderita dan membantu penderita memahami aspek-aspek dari masalah ini
sehingga mereka dapat menyelesaikan dan memperbaikinya.14
Dengan intervensi psikoterapi realitas, aktivitas VMPFC akan meningkat dan aktivitas
amygdala akan menurun. Hal ini menyebabkan aktivitas DRVL juga ikut turun sehingga
serotonin transporter menjadi lebih sedikit. Selain itu aktivitas DRD dan DRV ikut meningkat
sehingga kadar serotonin meningkat. Terdapat beberapa penelitian yang mempelajari
pengaruh psikoterapi pada pasien kanker. Dijelaskam bahwa psikoterapi dapat mempengaruhi
fungsi psikososial dan imunitas, serta membuat proliferasi limfosit menjadi lebih baik.4
BDI dikembangkan untuk menilai manifestasi depresi dan tingkah laku remaja dan orang

dewasa. Dirancang untuk menstandarisasi penilaian keparahan depresi seta menggambarkan
secara sederhana gejala selama perjalanan psikoanalisa atau psikoterapi.7
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan subyek pasien kanker serviks stadium IIB-IVA
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kadar
serotonin diukur pada pasien kanker serviks stadium lanjut sebelum dan sesudah diberikan
psikoterapi realitas dan kemudian hasilnya diuji secara statistik.
Penulis menemukan pada penelitian yang dilakukan ditemukan skor depresi pada subyek
sebelum mendapatkan psikoterapi realitas (17.33+5.52) dan sesudah mendapatkan perlakuan
hasilnya lebih rendah (11.40+4.80). Adapun pada pemeriksaan kadar serotonin pada subyek
sebelum mendapatkan perlakuan (82.77+27.02) dan sesudah perlakuan ditemukan kadar
serotonin lebih tinggi (223.59+41.20).
Setelah dilakukan uji t, hasilnya menunjukkan terdapat perbedaan kadar serotonin pada
pasien kanker serviks stadium lanjut sebelum
sesudah diberikan psikoterapi
commit todibanding
user
realitas, nilai kadar serotonin sesudah psikoterapi realitas terjadi peningkatan dibandingkan

digilib.uns.ac.id9

perpustakaan.uns.ac.id

sebelum psikoterapi realitas didapat nilai p = 0.00 yang berarti terdapat perbedaan yang
sangat bermakna.
Dari analisis skor depresi menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah
psikoterapi realitas, dengan sesudah psikoterapi realitas terdapat penurunan skor depresi.
Didapatkan nilai p = 0.00 yang berarti ada perbedaan sangat bermakna skor depresi sebelum
dan sesudah psikoterapi realitas. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian psikoterapi realitas
dapat menurunkan skor depresi pada pasien kanker serviks stadium lanjut.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya intervensi psikoterapi realitas pada
pasien kanker serviks stadium lanjut dapat meningkatkan kadar serotonin dan menurunkan
tingkat depresi. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pendukung dari penelitian sebelumnya
sehingga psikoterapi realitas dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien kanker
serviks stadium lanjut.
Kesimpulan
Psikoterapi realitas berpengaruh terhadap peningkatan kadar serotonin pasien kanker
serviks stadium lanjut dan secara statisik bermakna. Psikoterapi realitas berpengaruh terhadap
penurunan skor depresi pasien kanker serviks stadium lanjut dan secara statisik bermakna.
Saran
Psikoterapi realitas dapat diterapkan pada pasien kanker serviks stadium lanjut di
rumah sakit baik yang sedang menjalani perawatan di rawat jalan maupun di bangsal rawat
inap sebagai terapi paliatif yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai intervensi psikoterapi realitas pada
pasien kanker serviks stadium lanjut dengan menggunakan Quality of Life Score.
Penelitian selanjutnya perlu memperhatikan faktor – faktor lain yang dapat
mempengaruhi timbulnya depresi, seperti tingkat spiritual.

commit to user

10
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjidi I. Epidemilogi Kanker Serviks. Indonesian Journal of Cancer, 3 (3):108. 2009.
2. Prawiroharjo S. Buku Acuan Nasional Onkologi dan Ginekologi. Jakarta: Balai
Penerbit Bina Pustaka Jakarta, pp: 442-454. 2010.
3. Berek, Jonathan S. Psychological Issues, Practical Gynecologic Oncology.
Philadephia : Lippincott Williams and Wilkins, pp: 836 – 880. 2005.
4. Li Y. Synthesis, Transport and Methabolism of Serotonin Formed Exogenously
Applied 5-HTP after Spinal Cord Injury in Rats. Journal of Neurophysiology
American Physiological Society. 2013.
5. Newell S., Sanson Fisher R, Savolainen N. Systematic Review of Psychological
Therapies for Cancer Patients: Overview and Recommendations for Future Research .
J. Natl Cancer Inst, 94(8) : 558 – 584. 2002.
6. Corey G. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi edisi VI. Bandung : Rafika
Aditama. 2010.
7. Bakheet Mohammad Sayyet,. Serum Cortisol

Levels in Depression Patients.

Biochemistry Department Al Azhar Faculty of Medicine Assiust Egypt. International
Journal Medical and Biomedical Sciences. https://www.watchpub/ijmbs/index.htm.
Diunduh 20 Juli 2014.
8. Campbell

Cathy. A Systematic Review of Cognitif Behavioral Intervention in

Advanced Cancer. University of Virginia, Departement of Acute and Specialty Care.
2012.
9. Nurinasari, H.. Perbedaan Kadar Kortisol Seum Pasien Kanker Serviks Stadium
Lanjut Setelah Intervensi Psikoterapi Realitas Dengan Terapi Standart. Tesis.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2015.
10. Ardhianto A. Perbedaan Kadar Serotonin dan Skor Nyeri pada Kanker Serviks
Setelah Psikoterapi Realitas. Tesis.commit
Universitas
Sebelas Maret. 2015.
to user

11
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

11. Kartika Tama. Tingkat Depresi pada Pasien Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2009. Penelitian Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. 2009.
12. Valcarolis Elizabeth dan Halter. Foundation of Psychiatric Mental Health Nursing : A
Clinical Approach. 6th edition. Elsevier in New York. 2010.
13. Zwerens. Eficacy of Psychodinamic Short Term Psychotherapy For Depresed Breast
Cancer Patients : Study Protocol For A Randomised Controlled Trial.
www.biomedcentral.com. 12: 578. 2012.
14. Holland and Allicie. Management of Distres in Cancer Patient. The Journal of
Supportive Oncology. 8 : 4-12. 2010.

commit to user