KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA.
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh GelarSarjana PendidikanGeografi
Departemen Pendidikan Geografi
Oleh
ADE SURYANSYAH S 1005435
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
MUARAJAMBISEBAGAI
DESTINASI WISATA
Oleh
Ade Suryansyah S.
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi pada Departemen
PendidikanGeografi
© Ade Suryansyah S. 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
ADE SURYANSYAH S. NIM: 1005435
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS NIP. 19600121 198503 2 001
Pembimbing II
Bagja Waluya, M.Pd. NIP.1972102 4200112 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Geografi
Dr. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
(4)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA
Oleh: Ade Suryansyah S. (1005435)
Kawasan Percandian Muarajambi merupakan cagar budaya nasional dengan luas 3.981 hektar yang mencakup 7 desa di 2 kecamatan. Keberagaman daya tarik wisata yang berada didalamnya berupa bangunan candi, perkebunan duku dan durian, pemukiman kuno, danau, sungai, kanal kuno, perkebunan dan bersentuhan langsung dengan pemukiman masyarakat.Tingginya pertumbuhan kunjungan wisatawan setiap tahun dan beragamnya daya tarikmenjadikan kawasan ini memiliki potensi kemenarikan menjadi destinasi wisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor tingginya kunjungan, tingkat kemenarikan, peran masyarakat, dan peran pengelolaterhadap destinasi wisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan wawancara, angket, dan skoring untuk memperoleh data primer, studi literatur dan dokumentasi untuk memperoleh data skunder. Teknik yang digunakan yaitu pengharkatan, perhitungan kemenariakan dan persentase. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari sampel wilayah meliputi semua daya tarik yang telah dikunjungi wisatawan dan sampel manusia yang terdiri dari wisatawan, penduduk sekitar dan pemerintah terkait. Sampel wisatawan dipilih sebanyak 100 responden dan sampel penduduk sebanyak 70 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental samplingpada wisatawan dan Random Sampling penduduk.Hasil penelitian menunjukkan bahwa, aksesibilitas dan daya tarik wisata merupakan faktor yang menyebabkan tingginya kunjungan wisata. Keberagaman daya tarik, kemenarikan dan keragaman aktifitas wisata memperoleh penilaian kemenarikan tertinggi oleh wisatawan. Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu perencanaan mengembangkan pariwisata dengan tetap menjaga kelestarian bangunan candi, menyelenggarakan event wisata rutin, promosi dan pemugaran candi. Sapta pesona telah diterapkan penduduk sekitar karena secara umum merupakan kebiasaan sehari-hari dan telah terdapat kelompok penggerak pariwisata yaitu Padmasana Foudation.
(5)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TOURISM DESTINATION By: Ade Suryansyah S. (1005435)
Muarajambi Temple Compounds is a national cultural heritage with total surface area of 3,981 hectares which includes 7 (seven) villages and 2 (two) districts. The diversity of tourist attractions in there is temples, duku and durian plantation, ancient settlement, lake, ancient canal, plantation and direct contact with people settlement. High growth of tourist arrivals every year and the diversity of tourist attractions making this area to have attraction potential become a tourism destination. The aim of this research is to determine the factors of high visits, attraction level, role of society, and role of manager for tourism destination. Methods that used in this research is descriptive methods by interview, questionnaire, and scoring to obtain primary data, literature study and documentation to obtain secondary data. Techniques that used is valuation, attraction calculation and percentation. Sample in this research consists of sample area including all of tourist attractions that has been visited by tourists and sample population that consists of tourists, people around area and related government. Tourists selected sample of 100 respondents and sample population of 70 respondents.The sampling technique used was accidental sampling for tourists and random sampling for the society.Result of this research shows that accessibility and tourist attractions is factor that leads to high tourism visits. Diversity of tourist attractions, attraction and various tourism activities gain highest attraction valuation by tourists. The efforts that have been done by government is tourism development planning by keeping the preservation of temples, organize tourism event routinely, promote and restore temples. Sapta pesona has applied by the society around the temples because generally it was a daily habits and there is a tourism activator group which is Padmasana Foundation.
(6)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakang ... 1
B. RumusanMasalah ... 7
C. TujuanPenelitian ... 7
D. ManfaatPenelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Pengertian Pariwisata dan Geografi Pariwisata ... 9
1. Pengertian Pariwisata ... 9
2. Pengertian Geografi Pariwisata... 10
B. Konsep Geografi Dalam Pengembangan Pariwisata ... 11
C. Destinasi Wisata dan Kemenarikannya ... 11
D. Pembangunan Destinasi Pariwisata ... 13
1. Komponen dan Klasifikasi Destinasi ... 13
E. Sumber Daya Pariwisata ... 15
1. Sumber Daya Alam ... 15
2. Sumber Daya Budaya ... 17
3. Sumber Daya Manusia ... 18
4. Sumber Daya Minat Khusus ... 18
F. Peran Pemerintah Dalam Pariwisata ... 19
G. Partisipasi Masyarakat ... 20
1. Sapta Pesona ... 20
(7)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Segmentasi Wisatawan ... 25
3. Motivasi Wisatawan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Metode Penelitian ... 29
B. Variabel Penelitian ... 29
C. Definisi Operasional ... 32
D. PopulasidanSampel ... 34
1. Populasi ... 34
2. Sampel ... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
1. Pengamatan (observasi) ... 39
2. Wawancara (interview) ... 40
3. Angket/ kuesioner ... 40
4. Studi Literatur ... 40
5. Studi Dokumentasi ... 41
F. Instrumen Penelitian ... 41
1. Penyusunan ... 42
2. Pengumpulan dan Pengukuran Data ... 43
G. TeknikPengolahan Data ... 43
H. TeknikAnalisis Data ... 44
1. Pengharkatan (scoring) ... 44
2. Rumus Kemenarikan Daya Tarik Model Fishbein dan Rosenberg ... 67
3. Persentase ... 68
(8)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. KondisiFisik Daerah Penelitian ... 70
a. Letak Geografis ... 71
b. Topografi ... 74
c. Morfologi ... 74
d. Iklim ... 74
e. Tanah ... 75
f. Geologi ... 75
g. Tata Air ... 76
2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 78
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 78
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Sex Ratio... 80
c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Matapencaharian ... 81
d. Penggunaan Lahan ... 81
B. Daya Tarik Wisata di Kawasan Percandian Muarajambi... 82
1. Kawasan Candi Utama ... 85
2. Candi Kembarbatu ... 90
3. Candi Kedaton ... 91
4. Candi Gedong I dan Gedong II ... 92
5. Candi Astano... 94
6. Candi Koto Mahligai ... 95
7. Danau Kelari ... 96
8. Kanal Kuno ... 97
9. Bukit Perak/ Bekit Sengalo ... 98
10. Candi Teluk I dan Candi Teluk II ... 99
11. Menapo ... 100
(9)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Jenis Kelamin Wisatawan ... 104
3. Komposisi Menurut Usia ... 104
4. Status Marginal Wisatawan ... 105
5. Tingkat Pendidikan Wisatawan ... 105
6. Mata Pencaharian ... 106
7. Pendapatan dan Biaya Wisata ... 107
8. Motivasi Wisata ... 109
9. Transportasi Wisatawan ... 109
10. Informasi Wisatawan ... 110
11. Frekuensi ke Kawasan Percandian Muarajambi ... 111
12. Lama Waktu Berwisata ... 112
D. Respon Wisatawan ... 112
1. Kepuasan Wisatawan ... 112
2. Biaya Berwisata ... 113
3. Biaya Transportasi dan Kemudahan Menuju Lokasi ... 114
4. Keinginan Berwisata Kembali ... 115
5. Cinderamata yang Dibeli ... 116
E. Kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi Pengharkatan ... 117
1. Aksesibilitas ... 117
2. Daya Tarik Wisata... 120
3. Amenitas ... 123
4. Infrastruktur Pendukung ... 125
F. Kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi Menurut Wiisatawan... 126
G. Partisipasi Penduduk ... 130
1. Partisipasi Penduduk ... 130
a. Identitas Penduduk ... 130
(10)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Yayasan Padmasana Foundation ... 149
b. The Society of Muaro Jambi Temple (The Somt) ... 155
H. Respon Pengelola Pariwisata ... 156
I. Pembahasan ... 159
1. Faktor Tingginya Kunjungan Wisatawan ke Muarajambi ... 159
a. Kemenarikan Daya Tarik ... 159
b. Aksesibilitas ... 161
2. Kemenarikan Kawsan Percandian Muarajambi Sebagai Destinasi ... 162
3. Partisipasi Penduduk ... 164
4. Upaya Pengelola ... 165
BAB V PENUTUP ... 167
A. Kesimpulan ... 167
B. Rekomendasi ... 169
DAFTAR PUSTAKA ... 171
(11)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.1 Daya Tarik Wisata Provinsi Jambi 2012... 3
1.2 Distribusi Wisatawan Provinsi Jambi 2012-2013 ... 4
2.1 Klasifikasi Destinasi Parwisata ... 15
2.2 Klasifikasi Wisata Minat Khusus ... 19
3.1 Variabel Penelitian... 30
3.2 Penjabaran Indikator Destinasi Wisata ... 30
3.3 Penjabaran Indikator Wisatawan ... 31
3.4 Penjabaran Indikator Kemenarikan, Pemerintah dan Masyarakat ... 32
3.5 Kawasan Percandian Muarjambi ... 34
3.6 Jumlah Penduduk Kawasan Percandian Muara Jambi 2013 ... 36
3.7 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 42
3.8 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata ... 45
3.9 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Alam ... 45
3.10 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Minat Khusus ... 46
3.11 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Budaya ... 46
3.12 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Kesenian ... 47
3.13 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Adat Istiadat ... 47
3.14 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Cinderamata ... 48
3.15 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Variasi Aktivitas Wisata ... 48
3.16 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Event Wisata ... 49
3.17 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Keunikan dan Kekhasan ... 49
(12)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Umum ... 50 3.20 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Jarak
Terhadap Transportasi ... 51 3.21 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Waktu
Tempuh ... 51 3.22 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Biaya
Transportasi ... 52 3.23 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Kondisi
Terminal/ dermaga ... 52 3.24 Harkat Kelas dan Kriteria Parameter Kelengkapan Fasilitas Lalulintas ... 53
... 3.25 Harkat Kelas dan Kriteria Daya Aksesibilitas Berdasarkan Parameter Akses Antar
Daya Tarik ... 53 3.26 Harkat Kelas dan Kriteria Amenitas Berdasarkan Parameter Akomodasi ... 54 3.27 Harkat Kelas dan Kriteria Amenitas Berdasarkan Parameter Toko Cindermata
... 54 3.28 Harkat Kelas dan Kriteria Amenitas Berdasarkan Parameter Rumah Makan /
Restoran ... 55 3.29 Harkat Kelas dan Kriteria Amenitas Berdasarkan Parameter Pusat Informasi
Pariwisata ... 55 3.30 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana
Hiburan... 56 3.31 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana
Kesehatan ... 56 3.32 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana
Kebersihan ... 57 3.33 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana
Parkir Kendaraan ... 57 3.34 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter
(13)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ibadah ... 59
3.37 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Biro Perjalanan Wisata ... 59
3.38 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Kedai Makanan dan Minuman ... 60
3.39 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana Keamanan ... 60
3.40 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Jaringan Listrik ... 61
3.41 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Rambu Petunjuk Wisata ... 61
3.42 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana Komunikasi ... 62
3.43 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana Istirahat/ Canopy... 62
3.44 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Pendukung Berdasarkan Parameter Sarana Toilet/ WC ... 63
3.45 Prosedur Penentuan Kelas Kemenarikan Daya Tarik Wisata ... 65
3.46 Prosedur Penentuan Kelas Kemenarikan Amenitas ... 65
3.47 Prosedur Penentuan Kelas Kemenarikan Aksesibilitas ... 66
3.48 Prosedur Penentuan Kelas Kemenarikan Fasilitas Pendukung ... 66
3.49 Gradasi Skala Likert... 67
3.50 Persentase ... 68
4.1 Luas Wialayah Desa Kawasan Percandian Muarajambi ... 72
4.2 Sub Daerah Aliran Sungai Batangahari ... 76
4.3 Air Permukaan Kawasan Percandian Muarajambi ... 78
4.4 Jumlah Penduduk Kawasan Percandian Muarajambi ... 79
4.5 Klasifikasi Kepadatan Penduduk ... 79
4.6 Kepadatan Penduduk Kawasan Percandian Muarajambi... 79
(14)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.10 Jenis Kelamin Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 104
4.11 Usia Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 104
4.12 Status Marginal Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi... 105
4.13 Tingkat Pendidikan Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 106
4.14 Mata Pencaharian Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 106
4.15 Pendapatan Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 107
4.16 Pengeluaran Wisatawan Selama Berwisata ... 108
4.17 Motivasi Wisatawan yang Berwisata ke Muarajambi ... 109
4.18 Transportasi yang Digunakan Wisatawan ... 110
4.19 Sumber Informasi Wisatawan Tentang Percandian Muarajambi ... 110
4.20 Frekuensi Wisatawan Mengunjungi Percandian Muarajambi ... 111
4.21 Lama Waktu Berwisata di Kawasan Percandian Muarajambi ... 112
4.22 Tingkat Kepuasan Wisatawan ... 113
4.23 Biaya Berwisata di Kawasan Percandian Muarajambi ... 113
4.24 Biaya Transportasi Wisatawan ... 114
4.25 Kemudahan Menuju Kawasan Percandian Muarajambi ... 115
4.26 Keinginan Berwisata Kembali ... 115
4.27 Cinderamata yang Dibeli Wisatawan ... 116
4.28 Pengharkatan Kemenarikan Aksesibilitas ... 117
4.29 Markapai Penerbangan yang Beroperasi di Bandara Sultan Thaha ... 119
4.30 Pengharkatan Kemenarikan Daya Tarik Wisata Muarajambi ... 120
4.31 Event Wisata di Kawasan Percandian Muarajambi ... 122
4.32 Pengharkatan Kemenarikan Amenitas ... 124
4.33 Pengharkatan Fasilitas Pendukung Pariwisata Percandian Muarajambi ... 125
4.34 Nilai Kemenarikan Daya Tarik Wisata di Kawasan Percandian Muarajambi.. 128
4.35 Nilai Kemenarikan Wisata Kawasan Percandian Muarajambi Menurut Wisatawan ... 129
4.36 Tingkat Pendidikan Penduduk ... 131
(15)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.40 Daerah Asal Penduduk Muarajambi ... 134
4.41 Respon Penduduk Terhadap Pengembangan Pariwisata ... 134
4.42 Respon Penduduk Terhadap Acara Keagamaan... 135
4.43 Keuntungan Penduduk dari Pariwisata Kawasan Percandian Muarajambi ... 136
4.44 Mata Pencaharian Penduduk Dibidang Pariwisata Kawasan Percandian Muarajambi ... 137
4.45 Produk Hasil Penduduk yang Dapat Dijual Kepada Wisatawan ... 138
4.46 Bentuk Pelatihan yang Diterima Penduduk ... 139
4.47 Pengetahuan Penduduk Tentang Sapta Pesona ... 140
4.48 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Keamanan di Kawasan Percandian Muara jambi ... 141
4.49 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Ketertiban di Kawasan Percandian Muarajambi ... 142
4.50 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Kebersihan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 143
4.51 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Kesejukan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 144
4.52 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Keindahan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 145
4.53 Keterlibtan Penduduk Pada Sapta Pesona Keramahan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 146
4.54 Keterlibatan Penduduk Pada Sapta Pesona Kenangan di Kawasan Percandian Muarajambi ... 147
4.55 Keikut Sertaan Penduduk Pada KOMPEPAR... 148
4.56 Tingkat Partisipasi Kompepar Berdasarkan Usia Penduduk... 148
4.57 Tingkat Partisipasi Kompepar Berdasarkan Pendidikan Penduduk ... 149
4.58 Prioritas Pengembangan Kemanarikan Pariwisata Kawasan Percandian Muarajambi ... 163
(16)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.1 Grafik Petumbuhan Wisatawan Candi Muarajambi 2010-2013 ... 5
1.2 Persentase Wisatawan Kab. Muaro Jambi Dari Wisatawan Jambi ... 5
4.1 Peta Administrasi Kawasan Percandian Muarajambi ... 75
4.2 Peta Kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi ... 84
4.3 Candi Gumpung... 85
4.4 Candi Tinggi I ... 87
4.5 Candi Tinggi II ... 88
4.6 Kolam Telago Rajo ... 89
4.7 Candi Kembarbatu ... 90
4.8 Candi Kedaton ... 91
4.9 Candi Gedong I ... 93
4.10 Candi Gedong II ... 93
4.11 Candi Astano ... 94
4.12 Candi Koto Mahligai ... 95
4.13 Danau Kelari ... 96
4.14 Kanal Kuno ... 97
4.15 Bukit Perat/ Sengalo ... 98
4.16 Candi Teluk I ... 99
4.17 Candi Teluk II ... 100
4.18 Menapo di Kawasan Percandian Muarajambi ... 100
4.19 Duku dan Durian ... 101
(17)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.23 Logo Saramuja ... 151
4.24 Logo Macro Film International ... 152
4.25 Logo The Somt ... 154
(18)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, sosial, dan budaya.Hal ini terlihat dari banyaknya pulau yaitu13.466pulau (BIG, 2012)yangdihuni olehdari 1.430 suku bangsa (BPS, 2014. Hlm 162) dengan 514dialek bahasa(Budiwiyanto, 2012), memiliki 8 wahana budaya yang diakui dunia, memiliki hutan tropis terbesar kedua setelah Brazil, dan memiliki 51 Taman Nasional yang menjadikan Mega Bioversity ketiga di Dunia (Teguh, 2013, hlm. 25-26). Semua itu apabila dikelola secara baik dapat menjadi daya tarik wisatabagi wisatawan untuk berkunjung baik wisatawan macanegaramaupunwisatawan domestik.
Berkembangnya pariwisata akan mendatangkan pendapatan bagi masyarakat sekitar, daerah,bahkan devisa negara.Sunaryo (2013, hlm. 34) memandang bahwa pariwisata memilki dampak pembangunan ekonomi nasional, seperti yang dikemukakannya bahwa.
Industri kepariwisataan telah terbukti memiliki kontribusi yang sangat signifikan dengan pembangunan nasional, terutama perannya sebagai instrumen peningkatan perolehan devisa diluar minyak dan gas (non migas), hasil hutan dan tambang.
Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik Nasional 2 Februari 2015, secara kumulatif selama Januari-Desember 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 9,44 juta orang, yang berarti meningkat 7,19 persen dibandingkan tahun 2013. Penerimaan devisa pariwisata pada tahun 2013 mencapai US$10,054 miliar atau naik 4,9 persen dibanding penerimaan devisa tahun 2012 yang mencapai US$9,120 miliar. Sektor pariwisata pada tahun 2013 merupakan penyumbang devisa negara ke empat setelah minyak dan gas bumi, batu bara dan minyak kelapa sawit.
Hadiwijoyo (2012, hlm. 50) berpendapat bahwa “pariwisata mempunyai peranan penting dalam upaya pengembangan dan pembangunan daerah,
(19)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kunjungan wisatawan ke suatu daerah dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat". Dengan demikian pariwisata mampu memberikan andil besar dalam kesejahteraan masyarakat diberbagai daerah. Berdasarkan Undang-undang Otonomi Daerah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah provinsi sebagai daerah otonom. Setiap daerah berusaha berlomba-lomba untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), salah satunya dengan cara pengembangan sektor pariwisata yang ada di daerah dengan harapan dapat memutar roda perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan daerah dan masyarakat.
Berdasarkan Undang-undang Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 4, kepariwisataan memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, dan lain-lain. Hal ini menjelaskan bahwa suatu daya tarik wisata harus memiliki dampak pengembangan pembangunan dan perekonomian masyarakat sekitar sehingga mampu mensejahterakan lewat lapangan pekerjaan yang berhubungan dengan pariwisata.
Indonesia memiliki banyak tempat indah yang menarik untuk dikunjungi. Keindahan yang ada membutuhkan pengelolaan oleh pemerintah, beserta masyarakat sekitar, sehingga potensi kemenarikan yang ada dapat dikembangkan menjadi destinasi.Berdasarkan data Association Of South East Asian Nationspada tahun 2013 kunjungan wisatawan ke Indonesia berada peringkat keempat dinegara-negara Asia Tenggara, tingginya permintaan (demand) terhadap pariwisata harus dipenuhi dengan penyediaan destinasi wisata oleh negara melalui pemerintah daerah, sebagai tujuan agar mendapatkan keuntungan yang optimal dibidang pariwisata. Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) secara nasional di Indonesia terdapat50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) (Sunaryo, 2013, hlm. 104-112). Salah satu dari kawasan pengembangan strategis pariwisata nasional adalah Kawasan Muarajambi.
(20)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setiap daerah tentu memiliki daya tarik wisata, begitu juga di Provinsi Jambi tercatat pada data Badan Pusat Statistik tahun 2012 Provinsi Jambi memiliki 255 daya tarik wisata yang tersebar di 11 kota/kabupatendan 91 diantaranyaadalah wisata alam yang berada di bagian barat Provinsi Jambi tepatnya di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin yang termasuk daerah pegunungan bukit barisan, 61 daya tarik wisata buatan, dan 34 daya tarik wisata budaya/ sejarah. Pada tabel 1.1berikut menunjukan data daya tarik wisata yang dimiliki Provinsi Jambi tahun 2012.
Tabel 1.1
Daya Tarik Wisata Provinsi Jambi Tahun 2012
Sumber: BPS, Jambi Dalam Angka 2012
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi,kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik ke Provinsi Jambi pada tahun 2010 sampai dengan 2013 selalu mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan pertumbuhan kunjungan dari tiap 11 kabupaten/ kota sebesar 3,70% dan peningkatan pertumbuhan keseluruhan wisatawan Provinsi Jambi sebesar 7,60%. Pada tabel 1.2 berikut menunjukkan data distribusi wisatawan ke tiap kabuputen/ kota di Provinsi Jambi.
No Kota/ Kabupaten
Jumlah Daya Tarik Wisata Berdasarkan Jenis Wisata
Jumlah
Alam Buatan Sejarah/
budaya
1 Kota Jambi 6 3 5 14
2 Kota Sungai Penuh 3 2 2 7
3 Kab. Muaro Jambi 3 5 3 11
4 Kab. Batangahari 3 1 3 7
5 Kab. Sarolangun 16 1 2 19
6 Kab. Merangin 18 2 3 23
7 Kab. Kerinci 70 19 8 97
8 Kab. Tebo 3 4 - 7
9 Kab. Bungo 20 12 6 38
10 Kab. Tanjung Jabung Barat 3 5 2 10
11 Kab. Tanjung Jabung Timur 15 7 - 22
(21)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2
Distribusi Wisatawan Provinsi Jambi Tahun 2010-2013
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jambi 2013
Salah satu kabupaten di Provisi Jambi yang memiliki potensi kemenarikan pariwisata adalah Kabupaten Muaro Jambi. Hal ini terlihat pada data diatas yangmenunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi berada diurutan pertama rata-rata pertumbuhan wisatawan selama tahun 2010-2013 dengan 26,16%, halini
No Kabupaten/
Kota
Jenis Wisatawan
Tahun dalam Jiwa Rata-rata
Pertumbuhan (%)
2010 2011 2012 2013
1 Kota Jambi Mancanegara 6.286 6.889 7.432 8.015 Naik
Nusantara 498.771 687.653 876.595 1.065.537
Jumlah 505.057 694.542 884.027 1.073.552 12,49
2 Kota Sungai Penuh
Mancanegara 259 267 275 283 Naik
Nusantara 28.556 31.164 33.772 36.380
Jumlah 28.815 31.431 34.047 36.663 4,01
3 Kab. Muaro Jambi
Mancanegara 158 179 194 254 Naik
Nusantara 22.376 83.775 104.407 127.237
Jumlah 22.534 83.954 104.601 127.491 26,16
4 Kab. Batangahari Mancanegara 37 40 43 46 Naik
Nusantara 11.076 12.405 13.734 15.063
Jumlah 11.113 12.445 13.777 15.109 5,12
5 Kab. Sarolangun Mancanegara 57 64 71 78 Naik
Nusantara 28.747 32.771 36.795 40.819
Jumlah 28.804 32.835 36.866 40.897 5,84
6 Kab. Merangin Mancanegara 148 159 170 181 Naik
Nusantara 34.221 39.001 43.781 48.561
Jumlah 34.369 39.160 43.951 48.742 5,82
7 Kab. Kerinci Mancanegara 549 672 795 918 Naik
Nusantara 47.760 56.580 65.400 74.220
Jumlah 48.309 57.252 66.195 75.138 7,35
8 Kab. Tebo Mancanegara 29 33 37 41 Naik
Nusantara 21.407 24.465 27.523 30.581
Jumlah 21.436 24.498 27.560 30.622 5,94
9 Kab. Bungo Mancanegara 219 178 137 96 Turun
Nusantara 218.661 154.449 94.737 32.025
Jumlah 218.880 154.627 94.874 32.121 -30,19
10 Kab. Tanjung Jabung Barat
Mancanegara 121 128 135 142 Naik
Nusantara 53.275 57.537 61.779 66.061
Jumlah 53.396 57.665 61.914 66.203 3,58
11 Kab. Tanjung Jabung Timur
Mancanegara 64 72 80 88 Turun
Nusantara 12.116 12.964 9.312 8.660
Jumlah 12.180 13.036 9.392 8.748 -5,47
(22)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menujukkan peningkatan kunjungan wisatawan yang signifikan setiap tahunnya. Jumlah kunjungan wisatawan Kabupaten Muaro Jambipada tahun 2013 mencapai 127.491wisatawan atau 8.20% dari keseluruahan wisatawan Provinsi Jambi yaitu1.555.286 wisatawan,setelah Kota Jambi yang mencapai 69.03%. Data wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Muaro Jambi hanya diperoleh dari daya tarik wisata Percandian Muarajambi. Pada grafik 1.1 berikut menunjukan data pertumbuhan wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Percandian Muarajambi dan pada grafik 1.2berikut menunjukan peningkatan grafik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Muaro Jambi dari keselurahan wisatawan Provinsi Jambi.
Grafik 1.1
Pertumbuhan Jumlah Wisatawan ke Percandian Muarajambi Tahun 2010-2013
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, 2013 Grafik 1.2
Persentase Wisatawan Kab. Muaro Jambi dari Keseluruhan Wisatawan Provinsi Jambi
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jambi 2013 158 179 194 254
22,376
83,775 104,407
127,237
0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000
2010 2011 2012 2013
Mancanegara Nusantara
2,29%
6,99% 7,60% 8,20%
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
(23)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Percandian Muarajambi di berada diKecamatan Muaro Sebo dan Taman Rajo, tepatnya berada di pinggiran Sungai Batanghari. Kawasan Wisata Percandian Muarojambi berada sekitar 27,5 Km dari sebelah utara Kota Jambi atau sekitar 25 Km dari Ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi yaitu Kelurahan Sengeti, akses menuju Percandian Muarajambi dapat melalui jalur darat ataupun melalui sungaisebagai jaluralternatif dengan melalui pelabuhan Tanggo Rajo Kota Jambi yang juga merupakan tempat wisata. Akses jalur darat masih menjadi akses utama yang digunakan wisatawan, terdapat dua jalur yang dapat ditempuh yang pertama Kota Jambi-Jembatan Batanghari I-Jalan Lintas Timur Sumatera-Simpang Setiris-Desa Muaro Jambi-Percandian Muaro Jambi dan jalur kedua Kota Jambi- Jembatan Batanghari II –Desa Muaro Jambi-Percandian Muarajambi.
Tingginya pertumbuhan kunjungan wisatawan, luasnya kawasan, dan beragam daya tarik wisata menjadikan kawasan percandian muarajambi memiliki potensi kemenarikan sebagai destinasi wisata. Keberagaman daya tarik tersebut berupa bangunan candi, Kolam Telagorajo, museum, perkebunan duku, perkebunan durian, Danau Kelari, Bukit Perak, Sungai Batanghari, perkebunan pertanian masyarakat, pemukiman penduduk berarsitektur kuno dan Kanal-kanal kuno yang menghubungkan tiap bangunan candi.Tingginya kunjungan wisatawan dan beragamnya daya tarik, pertanyaannya adalah bagaimana kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi wisata. Guna menjawab pertanyaan tesebut perlu dilakukan penelitian yang dapat menggambarkan penyebab tingginya pertumbuhan kunjungan wisatawan dan kemenarikan wisata Kawasan Percandian Muarajambi berdasarkan tanggapan wisatawan. Selain itu perlu juga dikaji bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dan peran pemerintah dalam pengembangan kemenarikan pariwisata Kawasasan Percandian Muarajambi.
Berdasarkan pemikiran diatas penelitian ini ingin mengkaji kemenarikan yang dimiliki oleh Kawasan Percandian Muarajambi berdasarkan komponen-komponen destinasi wisata, dengan mengangkat judul “Kemenarikan Percandian Muarajambi Sebagai Destinasi Wisata”.
(24)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun masalah yang dibahas dan dituangkan kedalam pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Faktor apa yang menyebabkan tingginya jumlah kunjungan wisatawan ke
Kawasan Percandian Muarajambi?
2. Bagaimana kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi? 3. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Percandian
Muarajambi sebagai destinasi?
4. Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi?
C.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan tingginya kunjungan
wisatawanke Kawasan Percandian Muarajambi sebagai suatu destinasi. 2. Mengidentifikasi tingkat kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi
sebagai destinasi.
3. Mengidentifikasi upaya pemerintah dalam mengembangkan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi.
4. Mengidentifikasi pastisipasi dan respon masyarakat terhadap Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi.
D.Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan, maka diharapkan memberikan nilai guna, diantaranya yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan pengayaan terhadap pemahaman yang berkenaan dengan ilmu geografi dalam dunia pendidikan, khususnya mengenai teori geografi pariwisata.
b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran pada bidang pendidikan geografi khususnya yang berkaitan dengan geografi pariwisata.
(25)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Manfaat Praktis
a. Menghasilkan data potensi destinasi wisata Kawasan Percandian Muarajambi untuk pengembangan selanjutnya.
b. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait pengembangan pariwisata diantaranya investor dan masyarakat di Kawasan Percandian Muarajambi.
(26)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah tahapan bagaimana cara atau proses peneliti untuk menjawab masalah yang menjadi tema penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 2) “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan penelitain deskriptif (descriptiv research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkansuatu fenomena sosial/ alam secara aktual, akurat dan sistematis. Metode penelitian deskriptif tidak hanya mengumpulkan data, menganalsis dan menyajikannya, tetapi dengan membahas lebih mendalam, yaitu dengan analisis dan intepretasi tentang arti data yang ada dengan tujuan menjawab permasalahan. Penelitian deskriptif menurut Tika (2005, hlm. 4), yaitu:
Penelitian ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan intepretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang dipersoalkan. Disamping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat untuk menganalisisnya.
Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai kemenarikan yang terdapat di Kawasan Percandian Muarajambi baik menurut wisatawan maupun peneliti untuk selanjutnya dianalisis tingkat kemenarikannyasebagai suatu destinasi wisata.
B. Variabel Penenitian
Untuk lebih mempermudah dalam penetapan data yang akan dihimpun pada penelitian, maka harus ditentukan variabel-variabel penelitian mengenai aspek atau faktor-faktor yang dapat menjelaskan dan menjawab masalah yang diangkat. Pengertian variabel menurut Sugiyono (2012, hlm. 38)“variabel pada dasarnya
(27)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Sumber: Hasil Penelitian 2014
Berdasarkan tabel diatas,untuk lebih memperjelas variabel akan dijabarkan sub indikator dan sub-sub indikator pada tabel berikut.
Tabel 3.2
Penjabaran IndikatorKomponen Destinasi Wisata
Variabel Indikator Sub Indikator Sub-sub Indikator
Kawasan Percandian Muarajambi Komponen Destinasi Wisata Daya Tarik (Attractions) Alam Budaya Minat khusus Aksesibilitas (Accessibility) Kondisi jalan Jenis transportasi Jarak terhadap jaringan transportasi
Waktu tempuh Biaya transportasi
Kondisi terminal/ dermaga
Kelengkapan fasilitas lalu lintas Akses antar daya tarik
Amenitas (Amenities)
Akomodasi
Rumah makan/ restaurant Cinderamata
Pusat Informasi wisata Fasilitas Pendukung (Ancillary Services) Pelayanan pebankan Sarana komunikasi Sarana kesehatan Tempat ibadah
No Indikator Variabel Penelitian
1 2
Komponen destinasi wisata Wisatawan
Komponen kemenarikan wisata Partisipasi masyarakat
Peran pemerintah dalam pariwisata
Kawasan Percandian Muarajambi 3
4 5
(28)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kedai makan dan minuman Tempat istirahat/ canopy Sarana hiburan
Sarana keamanan Sarana kebersihan Tabel sambungan
Variabel Indikator Sub Indikator Sub-sub Indikator
Biro perjalanan Parkir kendaraan Sarana air bersih Sanara jaringan listrik Toilet/ WC
Rambu petunjuk wisata Sumber: Hasil Penelitian 2014
Tabel 3.3
Penjabaran Indikator Wisatawan
Variabel Indikator Sub Indikator Sub-sub Indikator
Kawasan Percandian Muarajambi Wisatawan Motivasi berkunjung Religi Rekreasi Pendidikan Mengetahui budaya Penelitian/ Study Tour Minat khusus
Aktifitas wisatawan
Tracking Bersepeda
Menikmati keindahan panorama Menikmati budaya
Menikmati rekreasi sungai Menikmati makanan dan minuman khas Identitas wisatawan Asal Pekerjaan Jenis kelamin Status Pendapatan perbulan
Transportasi yang digunakan Jumlah rombongan
Pengeluaran
Memperoleh informasi Cinderamata
yang dibeli
Hasil kerajinan tangan Makanan dan minuman Hasil konveksi
(29)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil perkebunan Hasil pertanian Sumber: Hasil Penelitian 2014
(30)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Penjabaran Indikator Komponen Kemenarikan, Pemerintah dan Masyarakat
Variabel Indikator Sub Indikator
Kawasan Percandian Muarajambi
Komponen Kemenarikan
Wisata
Keragaman objek/ daya tarik Keramah-tamahan
Makanan khas
Kemenarikan daya tarik/ objek versi wisatawan Kualitas pelayanan
Keunikan & keragaman cinderamata Penataan lingkungan
Keberadaan dan kenyamanan parkir Keragaman kegiatan wisata
Kebersihan dan kerapihan Aktrasi wisata budaya Kelengkapan fasilitas wisata Kelancaran lalulintas
Pemerintah
Kebijakan Promosi
Rencana pengembangan Event pariwisata
Kendala pengembangan wisata/ destinasi Masyarakat
Kelompok penggerak pariwisata Partisipasi sapta pesona
Dampak dari daya tarik wisata Sumber: Hasil Penelitian 2014
C.Definisi Opersional
Judul penelitian ini adalah “Kemenarikan Percandian Muarajambi Sebagai Destinasi Wisata”. Kesalahan penafsiran judul penelitian dapat menimbulkan kesimpulan lain dari penelitian. Pengertian definisi operasional dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendididkan Indonesia tahun 2014 adalah “rumusan untuk setiap variabel yang harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian”. Oleh karena itu, penulis perlu memberikan batasandalam definisi operasional sebagai berikut:
(31)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Destinasi Wisata
Destinasi Wisata yang dimaksud dalam penelitian adalah suatu kawasan geografis dalam hal ini Kawasan Percandian Muarajambi yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, fasilitas umum, aksesibilitas serta masyarakat yang mendukung adanya pariwisata.
2. Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai baik berupa keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menarik untuk dikunjungi wisatawan.
3. Amenitas
Amenitasyang dimaksud dalam penelitian adalahberbagai jenis fasilitas dan kelengkapan yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk beristirahat dan bersantai dengan nyaman serta menginap selama melakukan kunjungan kesuatu destinasi wisata.
4. Aksesibilitas
Aksesibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segenap fasilitas dan moda angkutan menuju lokasi yang memungkinkan dan memudahkan serta membuat nyaman wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata.
5. Fasilitas Pendukung Pariwisata
Fasilitas pendukung pariwisata dalam pengertian ini adalah berbagai jenis fasilitas yang berfungsi memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi, seperti: keamanan, rumah makan, biro perjalanan, toko cinderamata, pusat informasi wisata, rambu wisata, fasilitas perbelanjaan, hiburan, fasilitas perbankan, dan beberapa skema kebijakan khusus yang diadakan untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam kunjungannya di destinasi wisata.
6. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam hal ini adalah keikutsertaan masyarakat dalam melaksanakan sapta pesona untuk mengembangkan pariwisata dan melestarikan daya tarik/ cagar budaya yang ada sehingga akan menimbulkan rasa memiliki dan
(32)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terciptanyasuasana yang kondusif bagi kenyamanan wisatawan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Upaya Pemerintah dan Pengelola Pariwisata
Upaya pemerintah disini adalah usaha atau tindakan pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dalam menjaga kelestarian bangunan cagar budaya, menyediakan fasilitas wisata, memperbaiki aksesibilitas, dan promosi priwisata Percandian Muarajambi sebagai destinasi wisata.
8. Kemenarikan
Kemenarikan disini adalah penilaian semenarik apa daya tarik yang ada di Kawasan percandian Muarajambi yang didasarkan rasa kenyamanan, keindahan, kesenangan, keingintahuan, dan kekaguman yang didapatkan wisatawan selama berwisata.
D.Poulasi dan Sampel 1. Populasi
Definisi populasi menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pada batasan diatas, maka yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah populasi wilayah dan populasi manusia. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini meliputi:
a. Populasi Wilayah
Populasi wilayah yaitu seluruh Kawasan Wisata Percandian Muarajambi yang berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan dan Budaya nomor 259/M/2013 tetang Cagar Budaya Peringkat Nasional, Kawasan Percandian Muarajambi memiliki luas 3.981 Hektar, terdiri dari tujuh desa di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Maro Sebo dan Kecamatan Tanggo Rajo. Berikut tujuh desa yang termasuk Kawasan Percandian Muaro Jambi:
(33)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kawasan Percandian Muarajambi
No Nama Desa Kecamatan
1 2 3
Muarajambi Danau Lamo Desa Baru
Maro Sebo 4
5 6 7
Keingking Dalam Kemingking Luar Dusun Mudo Teluk Jambu
Taman Rajo Sumber: SK Kemendikbud No. 259/M/2013 b. Populasi Manusia
Populasi manusia pada penelitian ini terdiri dari:
1) Seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Kawasan Percandian Muarajambi yaitu Desa Muarajambi, Desa Danau Lamo, Desa Baru, Desa Kemingking Dalam, Desa Kemingking Luar, Desa Dusun Mudo, dan Desa Teluk Jambu.
2) Seluruh pengunjung daya tarik wisata (wisatawan) yang berkunjung ke Kawasan Percandian Muarajambi.
3) Pemerintah yang terkait dengan pengembangan dan kelestarian pariwisata Percandian Muarajambi serta pengelola daya tarik wisata yang berada diKawasan Percandian Muarajambi.
2. Sampel
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya penarikan sampel, yaitu pengambilan beberapa contoh dari seluruh populasi agar lebih mempermudah dalam penelitian sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Jumlah sampel yang ditarik harus mewakili populasi dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 81) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel pada penelitian terdiri dari dua macam sampel yaitu:
a. Sampel Wilayah
Sampel wilayah diambil dengan metode teknik samping secara acak/ random dengan dasar semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampelwilayah, adapun sampel dalam penelitian ini adalah semua
(34)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daya tarik wisata yang telah dikunjungi wisatawan yangberada di Kawasan Wisata Percandian Muarajambi,berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan dan Budaya nomor 259/M/2013 tetang Cagar Budaya Peringkat Nasional Percandian Muarajambi.
b. Sampel Responden
Sampel responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu responden penduduk, wisatawan, dan pengelola pariwisata.
1) Sampel Responden Penduduk
Sampel responden penduduk diambil dari beberapa desa yang termasuk Kawasan Wisata Percandian Muarajambi tepatnya desayang memiliki daya tarik wisata yang telah dikunjungi wisatawan.Berikut tabel data penduduk wilayah yang menjadi sampel:
Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Kawasan Percandian Muarajambi Tahun 2013
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2014
Untuk memperoleh jumlah sampel yang representatif dari populasi, setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel, digunakan rumus Dixon dan B. Leach (dalam Tika,2005, hlm,25-27) sebagai berikut:
= [
��]
²
(1)Keterangan :
No Nama Desa Kecamatan Jumlah
Penduduk
Kepala Keluarga 1 Muarajambi
Danau Lamo Desa Baru Maro Sebo 2.739 1.082 611 704 266 201 2 3
4 Keingking Dalam Kemingking Luar Dusun Mudo Teluk Jambu Taman Rajo 2.222 440 688 641 596 115 164 178 5 6 7
(35)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = Jumlah sampel.
Z = Tingkat kepercayaan (confidence level), nilai convidence 95 % adalah 1,96.
V = Variabel yang dapat diperoleh melalui:
� = � (100− �) (2)
p = Persentase karakteristik sampel yang dinggap benar. C= Batas kepercayaan (confidence limit) dalam persen. Untuk mengitung jumlah sampel yang sebenarnya, dengan rumus:
(3)
Keterangan:
n‟ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibetulkan) n = Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus (1) N = Jumlah populasi (Kepala Keluarga)
�= 2.043
8.255x 100 % �= 24,74 % �= � (100− �)
= 24,74 (100−24,74) = 1861.92
= 43.15
= [
�
�
]
= [
1,96 � 43,1510
]
²
= [8,45]²
= 71,52 = 71,52
1 + 71,52 2.403
n
' =
1+ �
P= � ℎ �� � ����
� ℎ� x 100%
n' =
(36)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= 71,52 1,035 = 69,10
= 70 (dibulatkan)
Berdasarkanhasil peritungan rumus diatas, didapatkan jumlah minimal penduduk yang dijadikan sampel pada penelitian ini berjumlah 69,10 responden kemudian dibulatkan menjadi 70 responden penduduk.
(37)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Sampel Responden Wisatawan
Penarikan sampel wisatawan diambil dengan metode Non Probability disebabkan karena jumlah populasi wisatawan yang tidak diketahui jumlahnya dibeberapa daya tarik yang ada. Adapun pengumpulannya menggunakan teknik insidental. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) “sampel insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.
Sampel wisatawan dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjungi Percandian Muarajambi dalam waktu yang bersamaan dengan peneliti. Atas dasar tersebut, maka peneliti menentapkan responden berdasarkan Rumus Slovin (dalam Noorm 2013, hlm.158) sebagai berikut.
= N
1 + N �² Keterangan
n = Jumlah elemen/ anggota sampel N = Jumlah elemen/ anggota populasi
a = Error level (tingkat kesalahan)(catatan: umumnya ginukan 1% atau 0.01, 5% atau 0.05 dan 10% atau 0.1)
Berdasarkan rumus Slovin diatas, peneliti menjumlahkan jumlah total kunjungan wisatawan dalam satu tahun yaitu tahun 2013 sebesar 127.491
wisatawan. Selanjutnya jumlah tersebut dimasukkan kedalam rumus untuk “N” (jumlah seluruh populasi) dan untuk “a”(toleransi terjadinya galat). Peneliti menetapakan 10% karena jumlah pengunjung yang cukup banyak. Sehingga rumus yang dihasilkan:
= 127.491
1 + 127.491 (10%)2
= 127.491
1 + 127.491 � 0.01 = 127.491
(38)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=127.491 1275,71 n = 99,937
Berdasarkan hasil peritungan diatas, diketahui jumlah minimal sampel penelitian yaitu 100 orang wisatawandengan pembagian jumlah secara aksidental ketika berada pada tiap daya tarik wisata daerah penelitian.
3) Sampel Responden Pengelola Pariwisata
Pada sampel pengelola diambil dari pemerintah yang terkait pengembangan pariwisata seperti Dinas Pariwisata baik Provinsi Jambi maupun Kabupaten Muaro Jambi, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi serta organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang pelestarian cagar budaya maupun pengembangan pariwisata.
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dipergunankan untuk menghimpun data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2012, hlm. 224) “merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data”.
Data yang diperlukan dalam penelitiian ini yaitu daya tarik wisata, karakteristik wisatawan, partisipasi dan persepsi masyarakat,peran pemerintah dan pengelola, sertakemenarikandaya tarik wisata untuk pengembangan destinasi wisata Kawasan Percandian Muarajambi. Semua data diatas dapat diperoleh melalui:
1. Pengamatan (observasi)
Menurut Tika (2005, hlm. 44) “pengamatan/ observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek penelitian yang diteliti”. Terdapat dua macam teknik observasi lapangan, yaitu observasi terkontrol (controller observasion) dan observasi tanpa kontrol (uncontroller observasion). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi terkontrol, yaitu observasi yang berpedoman pada alat pengecekan/ ceklis
(39)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan perencanaan pendekatan, item-item yang akan diobservasi dicatat dalam ceklis pengamatan.
Teknik observasi dilakukan untuk melihat secara rill faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tingginya kunjungan wisatawan ke Kawasan Candi Muarajambi dengan berdasarkan variabel dan indikator komponen destinasi wisata.
2. Wawancara (interview)
Menurut Utama dan Mahadewi (2012, hlm. 64) “wawancara/interview adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan guna mengumpulkan data”. Adapun yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah pihak pemerintah yang terkait dalam pengembangan wisata, pelestarian cagar budaya dan pengelola wisata serta organisasi masyarakat yang bergerak dalam pelestarian dan pengembangan pariwisata. Informasi yang dikumpulkan seperti peran pemerintah, peran organisai masyarakat, dan pengelola wisataterkait dalam pengembangan pariwisata Kawasan Percandian Muarajambi.
3. Angket/ kuesioner
Menurut Nawawi (dalam Tika, 2005, hlm. 54) “angket adalah cara menghimpun informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden”. Penggunaan kuesioner pada penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data primer yang relevan. Data primer dalam penelitian ini berupa pendapat, tanggapan dan pandangan dari segi responden.Adapun yang menjadi responden untuk pengisian angket adalah masyarakat disekitar daya tarik wisata dan wisatawan yang berkunjung ke Percandian Muarajambi. Adapun informasi yang ingin dihimpun dari wisatawan seperti motivasi, tingkat kemenarikan, karakteristik dan tanggapan terhadap daya tarik maupun destinasi, sedangkan dari masyarakat data yang di himpun seperti persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap daya tarik wisata.Untuk memotivasi wisatawan dan masyarakat dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner, peneliti memberikan souvenir berupa pin yang bertemakan Candi Muarajambi.
(40)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Studi Literatur
Melalui teknik studi literatur, penulis mendapatkan konsep yang relevan dengan penelitian dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik pendapatnya sebagai dasar teori maupun pembanding dalam pemecahan yang berhubungan dengan penenlitian.
5. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data sekunder seperti data iklim,jenis tanah, keadaan geologi dan geomorfologi serta pengunaan lahan yaitu dengan mempelajari dokumentasi, laporan-laporan, arsip, data statistik dan literatur-literatur yang ada hubungan dengan penelitian. Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi terkait, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Data-data yang diperoleh berupa brosur, dokumen dan lain sebagainya dari instansi-instansi dan perpustakaan.
F. Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran mengenai suatu fenomena baik dari segi fisik maupun sosial. Dalam hal pengukuran haruslah ada alat ukur yang relevan dan baik agar penelitian bisa optimal. Alat ukur dalam penelitian biasa dikenal dengan instrument penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm.147).
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena alam ini disebut variabel penelitian.”
Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk pedoman wawancara, survei, dan angket/kuesioner. Fungsi instrumen penelitian ini sebagai wahana yang dapat membantu penelitian dalam hal mencari data di lapangan agar terstruktur, tepat sasaran, dan sesuai dengan kajian terhadap masalah penelitian. Instrumen penelitian yang berbentuk angket dan survei digunakan untuk melihat tingkat kemenarikan Kawasan Percandiana Muarajambi yang diuraikan dengan beberapa pertanyaan mengenai karakteristik wisatawan, kegiatan wisatawan, tujuan wisatawan, serta penilaian tingkat kemenarikan, yang nantinya
(41)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkenaan dengan upaya pengembangan fasilitas, sarana-prasarana, dan atraksi wisata sebagai kawasan destinasi wisata.
Selanjutnya angket kuisioner juga digunakan untuk melihat partisipasi masyarakat dan mempermudah dalam mengalisis. Partisipasi masyarakat di kawasan wisata berupa sapta pesona, tanggapan terhadap pariwisata, keikut sertaan pada kelompok penggerak pariwisata, keuntungan dan kerugian atas keberadaan kawasan wisatat. Kemudian instrumen penelitian yang berbentuk wawancara digunakan untuk melihat bentuk pengelolaan kawasan wisata. Dalam menentukan alat ukur untuk penelitian sebelumnya terlebih dahulu mempersiapkan instrumen penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan ketika mempersiapkan instrumen adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Instrumen
Tahap membuat instrumen penelitian sebaiknya diawali dengan menentukan jenis instrumen penelitian. Hal ini sangatlah penting untuk mendapatkan data informasi yang tepat guna serta tepat sasaran dalam melaksanakan penelitian. Penyusunan instrumen jika sistematis maka akan berdampak pada kelancaran dan kemudahan dalam mencari data informasi yang berkenaan dengan masalah penelitian.
Selanjutnya, setelah menentukan jenis instrumen penelitian dalam penyusunan instrumen, maka langkah berikutnya membuat kisi-kisi dari jenis instrumen yang telah ditentukan.
Kisi-kisi instrumen ini meliputi materi pertanyaan, jenis pertanyaan, jumlah dari pertanyaan. Kisi-kisi instrumen ini berlandaskan pada kesesuaian variabel penelitian. Setelah itu diuraikan menjadi beberapa sub variabel dari penelitian sehingga terurai menjadi sebuah indikator penelitian. Seperti pada tabel 3.7 mengenai kisi-kisi instrumen berikut.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemenarikan
Kawasan Percandian Muarajambi Sebagai Destinasi Wisata
Variabel Indikator Sasaran Metode
Destinasi Wisata
a. Daya Tarik (Attractions)
b. Aksesbilitas (Accessibility)
Daya Tarik
Pengharkatan
(42)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel lanjutan
Sumber: Hasil Penelitian 2014
2. Pengumpulan dan Pengukuran Data
Pengumpulan dan pengukuran data berlandaskan pada pembuatan pedoman wawancara, survei kemudian kuesioner yang telah dibuat secara utuh dan sesuai dengan pembahasan masalah penelitian. Terdapat beberapa pengumpulan dan pengukuran data agar terstruktur dan terukur yaitu pedoman wawancara, survei kemudian kuesioner. Pedoman wawancara ini menghimpun semua informasi mengenai hal yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan wisata dengan mempertimbangkan berbagai unsur dan aspek terkait dalam membangun serta mengembangakan kawasan wisata tersebut. Pedoman angket bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat, karakteristik wisatawan untuk melihat tingkat kemenarikan Kawasan Percandian Muarajambi sebagai destinasi wisata.
c. Amenitas (Amenities)
d. Fasilitas Pendukung (Ancillaryv Services)
Wisata
Komponen Kemenarikan
Wisata
a. Keragaman objek/ daya tarik b. Keramah-tamahan
c. Makanan Khas
d. Kemenarikan daya tarik/ objek versi wisatawan e. Kualitas pelayanan
f. Keunikan & keragaman cindramata g. Penataan lingkungan
h. Keberadaan dan kenyamatan parkir i. Keragaman kegiatan wisata j. Kebersihan dan kerapihan k. Aktrasi wisata budaya l. Kelengkapan fasilitas wisata m.Kelancaran lalulintas
Wisatawan Kuisioner
Variabel Indikator Sasaran Metode
Karakteristik Wisatawan
a. Motivasi berkunjung b. Aktifitas wisatawan c. Identitas wisatawan b. Cinderamata yang dibeli
Wisatawan Kuisioner
Pemerintah/ Pengelola
a. Kebijakan b. Promosi
c. Rencana pengembangan kedepannya d. Event Pariwisata
e. Kendala Pengembangan Wisata/ Destinasi
Pemerintah Wawancara
Masyarakat
a. Kelompok Penggerak Pariwisata b. Partisipati Melakukan Sapta Pesona c. Dampak dari daya tarik wisata
(43)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G.Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data merupakan suatu tahapan diamana data yang telah diperoleh dari lapangan diolah agar menjadi data yang memiliki arti sehingga dapat digunakan dengan baik. Tahapan pengolahan data yaitu:
1. Editingdata
Menurut Tika (2005, hlm. 63) “editingmerupakanpenelitain kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diperoses lebih lanjut”.
2. Coding
Coding merupakan usaha mengkategorikan jawaban yang diperoleh dari responden dilapangan menurut macamnya untuk mempermudah dalam proses tabulasi.
3. Entri data
Entri data merupakan tahapan memasukan data yang telah dikategorikan berdasarkan macamnya secara teliti agar menghindari kesalahan.
4. Tabulasi
Tabulasi adalah tahapan proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel agar mempermudah peneliti dalam menganasis data.
H.Teknik Analisis Data
analisis data merupakan suatu proses dimana data yang telah terhimpun dilapangan diolah yang kemudian digunakan untuk menganalisis data, sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang menjawab masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Pengharkatan (scoring)
Pengharkatan merupakan pemberian nilai pada masing-masing karakteristik variabel dari sub-sub indikator sehingga dapat dihitung nilai dan peringkatnya
(44)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kunjungan wisatawan. Parameter ini meliputi komponen dari destinasi wisata yaitu atraksi daya tarik wisata, amenitas/ akomodasi, aksesbilitas dan transportasi, fasilitas pendukung, kelembagaan, dan sumberdaya manusia pariwisata.
Peringkat masing-masing parameter diurutkan berdasarkan kategori yaitu harkat 5 untuk nilai tertinggi dengan kelas yang sangat tinggi untuk parameter yang memenuhisemua kriteria yang telah dijadikan indikator, harkat 4 untuk kelas tinggi, harkat 3 untuk kelas sedang, harkat 2 untuk kelas rendah, dan harkat 1 untuk kelas yang sangat rendah. Kriteria pengharkatan diperoleh melalui berbagai sumber yang diadaptasi. Berikut harkat dan kriteria masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub indikator.
Untuk nilai kemenarikan destinasi berdasarkan daya tarik wisata diukur berdasarkan delapan parameter, diantaranya keragaman objek/ daya tarik, daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata minat khusus, kesenian yang ditampilkan, adat istiadat, keragaman aktifitas wisata, cinderamata, event wisata, dan kekhasan/ keunikan.
Tabel 3.8
Harkat Kelas dan KriteriaDaya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Objek/ Daya Tarik Wisata
Harkat Kelas Kriteria Objek/ Daya Tarik Wisata 5 Sangat
baik
Keragaman objek daya tarik wisata > 5 ( alam, budaya, minat khusus)
4 Baik Keragaman objek daya tarik wisata 5 ( alam, budaya, minat khusus)
3 Sedang Keragaman objek daya tarik wisata 3-4 ( alam, budaya, minat khusus)
2 Kurang Baik
Keragaman objek daya tarik wisata 2 ( alam, budaya, minat khusus)
1 Buruk Keragaman objek daya tarik wisata 1 ( alam, budaya, minat khusus)
Sumber: Ramdani (2012, hlm. 52)
(45)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Alam
Sumber: diadaptasi dari Pitana dan diarta (2009, hlm. 75-76) Tabel 3.10
Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Harkat Kelas Kriteria Objek/ Daya Tarik Wisata Minat Khusus 5 Sangat
baik
Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus > 5 (sport, adventure, history, culture, romance dan lain-lain) 4 Baik Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus 5 ((sport,
adventure, history, culture, romance dan lain-lain)
3 Sedang Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus 3-4 (sport, adventure, history, culture, romance dan lain-lain) 2 Kurang
Baik
Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus 2 (sport, adventure, history, culture, romance dan lain-lain)
1 Buruk Keragaman objek daya tarik wisata minat khusus 1 (sport, adventure, history, culture, romance dan lain-lain)
Sumber: diadaptasi dari Pitana dan diarta (2009, hlm. 76-78) Tabel 3.11
Harkat Kelas Kriteria Objek/ Daya Tarik Wisata Alam
5 Sangat baik
Keragaman objek daya tarik wisata alam > 5 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )
4 Baik
Keragaman objek daya tarik wisata alam 5 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )
3 Sedang
Keragaman objek daya tarik wisata alam 3-4 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )
2 Kurang Baik
Keragaman objek daya tarik wisata alam 2 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )
1 Buruk
Keragaman objek daya tarik wisata alam 1 (topografi, badan air, vegetasi, fauna dan lain-lain yang bersumber dari alam )
(46)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Berdasarkan Parameter Keragaman Daya Tarik Wisata Budaya
Harkat Kelas Kriteria Objek/ Daya Tarik Wisata Budaya
5 Sangat baik
Keragaman objek daya tarik wisata budaya > 5 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )
4 Baik
Keragaman objek daya tarik wisata budaya 5 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )
3 Sedang
Keragaman objek daya tarik wisata budaya3-4 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )
2 Kurang Baik
Keragaman objek daya tarik wisatabudaya 2 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )
1 Buruk
Keragaman objek daya tarik wisatabudaya 1 (bangunan sejarah, seni pertunjukan, seni ukir, peninggalan keagamaan, kegiatan dan cara hidup masyarakat, kuliner dan lain-lain )
Sumber: diadaptasi dari Pitana dan diarta (2009, hlm. 72-73) Tabel 3.12
Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Kesenian
Sumber: Ramdani (2012, hlm. 53)
Harkat Kelas Kriteria Kesenian
5 Sangat baik
Jumlah kesenian sangat beragam (minimal 5 kesenian yang dipertontonkan) dan rutin diselenggarakan
4 Baik Jumlah kesenian beragam (minimal 3 kesenian yang dipertontonkan)
3 Sedang Jumlah kesenian < 3 dan tidak rutin dilaksanakan 2 Kurang
Baik Jumlah kesenian kurang dan tidak beragam
(47)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.13
Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Adat Istiadat
Harkat Kelas Kriteria Upacara Adat
5 Sangat baik
Jumlah tradisi upacara adat sangat banyak (minimal 5 tradisi)
4 Baik Jumlah tradisi upacara adat sangat (minimal 3 tradisi) 3 Sedang Jumlah tradisi upacara adat < 3
2 Kurang
Baik Jumlah tradisi kurang dan tidak beragam 1 Buruk Tidak ada jenis tradisi adat
Sumber: Ramdani(2012, hlm. 54)
Tabel 3.14
Harkat Kelas dan Kriteria Daya Tarik Wisata Berdasarkan Parameter Cinderamata
Harkat Kelas Kriteria Cinderamata
5 Sangat baik
Jenis cinderamata sangat beragam (>3 macam), harga sangat terjangkau
4 Baik Jenis cinderamata beragam (3 macam), harga terjangkau 3 Sedang Jenis cinderamata kurang beragam (2 macam), harga
cukup terjangkau 2 Kurang
Baik
Jenis cinderamata tidak beragam (1 macam), harga tidak terjangkau
(1)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber Kutipan Buku
Anwas, Oss M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta.
Arikunto,Suharsimi.
(1990).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPenelitian.Bandung:Rinekaci pta.
Hadiwijoyo, S. Sakti. (2012). Perencanaan Pariwisata Perdesaan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ismayanti. (2010).Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.
Noor, T. Junaidi. (2011). Mencari Jejak Sangkala, Mengirik Pernak-pernik Sejarah Jambi. Jambi: Pusat Kajian Pengembangan dan Budaya Jambi. Pitana, G. P. & Diarta, I. S. (2009) Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Pitana, G. P. & Gayatri, Putu. G. (2005) Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Saudagar, Fachruddin. (2013). Memasuki Gerbang Situs Sejarah Muaro Jambi. Jambi: Yayasan FORKKAT Jambi.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi
PariwisataKonsep dan Aplikasinya. Yogyakarta : Penerbit Gava Media. Surydana, M. Liga. (2013) Sosiologi Pariwisata. Bandung: Humaniora. Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Utama, I G. & Mahadewi, E. (2012). Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta: Penerbit Andi
Sumber Kutipan Selain Buku
Ali, Helmy. (2012). Pemanfaatan Sumber Daya Budaya Sebagai Atraksi Wisata Dalam Rangka Terciptanya Pemerataan Pendapatan Dan Kesejahteraan Bagi Rakyat. Widyaiswara Madya BKPP Aceh
(2)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jambi. (2007).Laporan Master Plan Provinsi Jambi Tahap I. Jambi: BAPPEDA Jambi.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. (2000). Rencana Tata Ruang Kabupaten Muaro Jambi. Jambi: Bappeda.
Badan Pusat Statistik Jambi. (2012). Jambi Dalam Angka 2012. Jambi. BPS Jambi.
Badan Pusat Statistik Muaro Jambi. (2012). Taman Rajo Dalam Angka 2012,
Jambi: BPS Muaro Jambi.
Badan Pusat Statistik Muaro Jambi. (2013). Muaro Sebo Dalam Angka 2013,
Jambi: BPS Muaro Jambi.
Badan Pusat Statistik Nasional. (2015). Berita Resmi Statistik, Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional 2014. Jakarta: BPS Nasional.
Badan Pusat Statistik Nasional. (2014).Statistik Politik 2014. Jakarta: BPS Nasional.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi. (2010). Data Base Pariwisata Provinsi Jambi. Jambi: Disbudpar.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi. (2013). Data Base Pariwisata Provinsi Jambi. Jambi: Dibudpar
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi. (2013). Laporan Draft Akhir Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (RTRKSP) Kawasan Wisata Muaro Jambi. Jambi: Dinas PU.
Dirjen Perhubungan Darat. (1998). Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir. Jakarta: Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Darat Dirjen Perhubungan Darat.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Salinan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 259/M/2013 Tentang Penetapakan Satuann Ruang Geografis Muarajambi Sebagai Cagar Budaya Nasional.
Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. (2007). Peraturan Kebudayaan Dan Pariwisata No : Pm.37/Um.001/Mkp/07 Tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan. Jakarta: Kemenbudpar.
(3)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2012). Pedoman Kelompok Sadar Wisata. Jakarta: Kemenparekraf
Logayah, Dina S. (2007). SebaranDan Kemenarikan Bandung Sebagai Kota Wisata Warisan Budaya (Culture Heritage). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Maryani, Enok (2011).Pengembangan Wisata Bandung Persepsi Wisatawan.
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Maryani, Enok .(2011). Geografi Pariwisata. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Muhamad. (2014). Lanskap Ekologi Keserasian Dan Kemenarikan
Kepariwisataan Alam Di Wilayah Yogyakara Utara. Jurnal Teknosains,3(2) Hlm, 81-166.
Nadawati, Ivira. (2009). Potensi Kawasan Wisata Bandung Timur.(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
PT Angkasa Pura II. (2013).Angkasa Pura II Gandeng Pemprov Jambi Kembangkan Bandara Sultan Thaha. Tanggerang: Angkasa Pura Pers. Pujaswara, R. & Kusprianto. (2012). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Perbedaan Jumlah Wisatawan Di Pantai Kenjeran Lama Dan Pantai KenjeranBaru Kota Surabaya.Jurnal: Universitas Negeri Surabaya, Hlm, 1-5.
Ramdani, Rendi. (2012). Potensi Pengembangan Pantai Jayanti dan Pantai Sereg di Kabupaten Cianjur. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sumaryadi, Aditio. (2014). Kesesuaian Rencana Pengembangan Pariwisata Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura, Dengan Persepsi Wisatawan Terhadap Kebutuhan Pariwisata.(Jurnal). Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB.
Suprayit no, Teguh. (2014, 23 September). Mukthar Hadi dan Seko lah
(4)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teguh, Frans. (2013). Kebijakan Pengembangan Destinasi Nasional Untuk Pembangunan Pariwisata. Seminar Nasioonal Ekowisata Universitas Wigyatama. Malang: tidak diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2014. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Waluya, Bagja. (2012). Kriteria Prasarana dan Sarana Pariwisata. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sumber Kutipan Internet
Association Of South East Asian Nations (ASEAN). (2013). Tourist arrivals in ASEAN. [Online]. Diakses dari
http://www.asean.org/images/2015/february/asean_statistic/Table%2028.pdf Badan Informasi Geospasial (BIG). (2012).Satu Peta Untuk Membangun
Kelautan Indonesia. [Online]. Diakses dari
http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/satu-peta-untuk-membangun-kelautan-indonesia-2
Balai Pengelolaan DAS Batanghari. (2013).Wilayah dan Biofisik Das Batangahari. [Online]. Diakses dari
http://bpdasbatanghari.net/index.php?pilih=hal&id=46.
Budiwiyanto, Adi. (2012).Kontribusi Kosakata Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses
darihttp://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/kontribusi-kosakata-bahasa-daerah-dalam-bahasa-indonesia
Departemen Perhubungan. Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan.
[Online]. Diakses dari http://hubdat.web.id/component/rokdownloads/328-pedoman-teknis-panduan-penempatan-fasilitas-perlengkapan-jalan.
Hadi, Mukthar. (2013). Profil Sekolah Alam Raya Muarajambi. [Online]. Diakses dari http://sekolahalamrayamuarajambi.blogspot.com/2013/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.
Harson, Andi. (2011). Sumber Daya Pari wisata. [Online]. Diakses dari https://andie394.wordpress.com/2011/08/21/sumber-daya-pariwisata/
(5)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2013). Ranking Devisa Pariwisata Tahun 2009 – 2013. [Online]. Diakses dari
http://www.parekraf.go.id/userfiles/file/Ranking%20Devisa%20Pariwisata %202009%20-%202013.pdf
Mardianto, Roy. (2013). Profil Padmasana Foundation. [Online]. Diakses dari http://padmasanafoundation.blogspot.com/2013/11/padmasana.html.
Novendra. (2015, 29 April). Kearifan Lokal Dalam Seloko Jambi. [Online]. Diakses dari
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbtanjungpinang/2015/04/29/kearifan -lokal-dalam-seloko-jambi/
Rambe, Lili. (2014, 25 Juni ). Menyelamatkan Anggrek Hutan, Menyelamatkan Kehidupan. [Online]. Diakses dari
http://www.mongabay.co.id/2014/06/25/menyelamatkan-anggrek-hutan-menyelamatkan-kehidupan/
Ro my.(2011, 14 Maret).The SOMT Perjuangkan Candi Muaro Jambi.
[Online]. Diakses dari http://citizen6.liputan6.com/read/324202/the-somt-perjuangkan-candi-muaro-jambi.
Sunarto. (2011. Oktober 26).Kepengurusan Masyarakat Peduli Candi
Muaro Jambi Terbentuk.[Online]. Diakses
darihttp://www.kabarindonesia.co m/berita.php?pil=26&jd=Kepeng urusan+Masyarakat+Peduli+Candi+Muaro+Jambi++Terbentuk&dn =20111026091057
Suryadana, M Lingga. (2012). Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi Pariwisata. [Online]. Diakses
darihttp://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/LIGA_SURYA DANA/Pengert ian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariw isata.pdf Tanaamah, Andeka Rocky. (2008). Pariwisata Sebagai Alternatif Peningkatan
Pertumbuhan Ekonomi. [Online]. Diakses dari
https://atanaamah.files.wordpress.com/2008/02/pariwisata.pdf
The Societ y o f Muaro Jambi Temple (SOMT). (2011). Bangunan
(6)
Ade Suryansyah S, 2015
KEMENARIKAN KAWASAN PERCANDIAN MUARAJAMBI SEBAGAI DESTINASI WISATA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
darihttp://home.candimuarojambi.com/index.php?option=com_content&vie w=category&layout=blog&id=40&Itemid=122.