ENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL KONTEMPORER MELALUI THINK-TALK-WRITE: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL Widya Novianti

Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menyajikan Masalah Sosial Kontemporer melalui Think-Talk-Write. Penelitian Tindakan Kelas

Terhadap Peserta Dididk Kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan UPI. Permasalahan ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan pada beberapa kali pertemuan dalam rentang waktu bulan Januari hingga Februari tahun 2015. Permasalahan yang dijumpai adalah masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer baik secara lisan maupun secara tertulis. Hal ini disebabkan karena guru cenderung lebih fokus pada pembelajaran yang bersifat hapalan dan tidak kontekstual sehingga kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif dan kritis sangat rendah. Selain itu, guru tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengkonstruksikan pengetahuan yang mereka miliki sehingga peserta didik cenderung hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan saja selama proses pembelajaran berlangsung. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih adalah dengan menggunakan strategi think-talk-write. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Tujuan dari PTK ini salah satunya adalah untuk mengadakan sebuah pengkajian yang dilakukan secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi yang telah dilakukan pada siklus 1,siklus 2, dan siklus 3, hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) perencanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi think-talk-write dilakukan oleh guru dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai persiapan yang dilakukan diantaranya, guru mempersiapkan RPP yang berorientasi pada peserta didik, mempersiapkan masalah sosial kontemporer yang sesuai dengan materi, serta media pembelajaran yang menarik perhatian peserta didik. 2) pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak hanya melatih kemampuan intelektual peserta didik, namun juga melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menanggapi suatu permasalahan baik secara lisan maupun tertulis. 3) kendala yang dihadapi guru secara umum lebih menekankan pada waktu dengan materi yang luas. Namun, guru melakukan upaya dengan melakukan perencanaan dengan baik khususnya dalam mempersiapkan materi dengan masalah sosial kontemporer yang dekat peserta didik sehingga materi mudah dipahami 4) peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer dapat dilihat dari peningkatan pada setiap siklusnya dengan hasil data yang diperoleh pada siklus ke 1, 2 dan 3 yang mengalami peningkatan mulai dari 70%, 90%, dan 93,33% yang telah mencapai kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap yang ditunjukan oleh peserta didik diantaranya mampu memahami, merumuskan dan menanggapi suatu masalah, berani mengemukakan pendapat, mampu menggunakan berbagai pendekatan dalam mengatasi masalah sosial kontemporer yang diberikan, mampu memunculkan sebuah gagasan baru dalam menangani masalah yang diberikan serta mampu menyatakan gagasannya secara terperinci dan jelas baik secara lisan maupun tertulis.


(2)

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL ABSTRACT

Grow Creative Thinking Ability in Presenting the Contemporary Social Problems Through Think-Talk-Write. Against Class Action Research Learners Participant Class VIII B of SMP Laboratory Pilot Indonesian

Education University

This research originated from the unrest author of the issues raised in the junior class VIII B Pilot Laboratory UPI. The issue is finding from conducted observation in several meetings within the periode Januari to Februari 2015. The problems encountered are still low ability creative thinking of students in presenting contemporary social issues both orally and in writing. This is because teachers tend to focus more on rote learning and contextual nature so that the ability of students to think creatively and critically low. In addition, the teacher does not provide the opportunity for learners to construct knowledge that they have so that learners tend to just listen to what the teacher convey any time during the learning process. The selected alternative solutions is to use a strategy think-talk-write. The approach used in this research is a qualitative approach to research methods class action (classroom action research). The purpose of this research is one of them is to conduct a study carried out in stages to learning activities carried out so as to create continuous improvement. Based on observations, interviews, field notes, and documentation studies that have been done in cycle 1, cycle 2 and cycle 3, the results obtained are 1) planning learning activities to implement the strategy think-talk-write done by the teacher well. This can be seen from various preparations by the teacher, such as teachers prepare lesson plans oriented learners, preparing contemporary social issues in accordance with the learning material, as well as learning media that attract the attention of learners. 2) implementation of learning activities not only train the intellectual abilities of learners, but also to train students to think critically and creatively in response to a problem both orally and in writing. 3) the constraints faced by teachers in general more emphasis on time with extensive learning material. However, the teachers make an effort to do good planning, especially in preparing the learning material with contemporary social issues close to learners so that the learning material is easy to understand 4) an increase in creative thinking abilities of learners in presenting contemporary social problems can be seen from the increase in each cycle with the result data obtained in cycle 1, 2 and 3 which have increased from 70%, 90%, and 93.33% who have achieved both categories. this can be seen from the attitude shown by learners who are able to understand, formulate and respond to a problem, brave to made an argument, capable of using variety of approaches in overcome contemporary social problem that given, able to bring up a new idea in dealing with a given problem and be able to express his ideas in detail and clearly both orally and in writing.


(3)

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang penulis temukan pada saat observasi awal di kelas VIII-B SMP Laboratorium Percontohan UPI. Masalah yang ditemukan adalah peserta didik kurang kreatif dalam bertanya maupun dalam menuangkan gagasan yang mereka miliki baik secara lisan maupun secara tertulis. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung diantaranya:

1. Proses belajar bersifat kaku karena kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan secara langsung maupun dalam mengajukan argumentasi. Serta cenderung diam saat guru mengajukan beberapa pertanyaan.

2. Pembelajaran bersifat hapalan dan tidak bersifat kontekstual, sehingga

kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif dan kritis sangat rendah. Kondisi tersebut menimbulkan sebuah pandangan dikalangan peserta didik bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran hapalan. Hal ini mengakibatkan peserta didik kurang mampu memahami, merumuskan dan menanggapi situasi atau masalah yang ada di lingkungan sekitarnya baik secara lisan maupun tulisan.

3. Peserta didik tidak diberikan kesempatan untuk mengkonstruksikan pengetahuan

yang mereka miliki sehingga peserta didik cenderung hanya mendengarkan apa yang guru sampaikan saja selama proses pembelajaran berlangsung.

Kemajuan ilmu dan teknologi pada masa kini menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan untuk memperoleh, memilih, dan mengolah informasi sehingga sangat dibutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis dan kreatif. Manusia kreatif

sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi dan merespon secara efektif

ketidakmenentuan perubahan dunia saat ini. Namun hal tersebut masih belum nampak pada peserta didik kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan UPI. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator permasalahan yang ditemui yaitu, mereka kurang mampu memahami, merumuskan dan menanggapi suatu pertanyaan, situasi atau masalah yang ada di lingkungan sekitar, tidak memiliki keberanian untuk


(4)

2

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

berpendapat, serta peserta didik kurang mampu dalam memunculkan sebuah gagasan yang baru dalam menangani suatu permasalahan.

Salah satu program pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan tersebut adalah pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan dan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat yang dinamis. Masyarakat yang dinamis dapat dilihat dari fenomena masyarakat yang berubah dari goods-producing ke service economy, terbentuknya masyarakat yang profesional karena pekerjaannya, serta masyarakat teknologi intelektual. Perubahan yang cepat di era global serta tuntutan penyesuaian diri dengan perubahan tersebut juga akan menjadi tuntutan bagi masyarakat Indonesia. Tentu saja perubahan akan membawa konsekuensi tertentu pada pihak-pihak terkait. Perubahan dari masyarakat agraris ke industri, serta dari masyarakat industri ke masyarakat pasca industri akan menimbulkan masalah- masalah sosial yang harus diantisipasi. Masalah tersebut muncul karena tidak adanya keseimbangan antara cepatnya perubahan dalam berbagai bidang dengan kesiapan masyarakat untuk menghadapinya. Dalam kasus di Indonesia yang masyarakatnya sangat majemuk terutama dalam status sosial ekonomi, serta sumber daya manusia maka permasalahan yang ditimbulkan oleh perubahan tersebut akan jauh lebih kompleks. Bersamaan dengan pengembangan konstruksi pembelajaran IPS yang berorientasi pada masalah-masalah sosial kontemporer, menyiapkan peserta didik menjadi generasi yang berorientasi pada masa depan, fleksibel dalam merespon masalah sekitar serta adaptive terhadap perubahan merupakan langkah yang saling melengkapi hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Sapriya (2009, hlm. 200) menegaskan bahwa “untuk jenjang IPS/ Mts, pengorganisasian materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan korelasi, artinya mata pelajaran dikembangakan dan disusun mengacu pada beberapa disiplin ilmu secara terbatas kemudian dikaitkan dengan aspek kehidupan nyata (factual) peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berfikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilaku”. Sehingga dalam proses pembelajarannya dibutuhkan kemampuan untuk dapat berpikir kritis maupun kreatif.


(5)

3

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

era globalisasi yang ditandai dengan cepatnya perubahan di berbagai bidang kehidupan memerlukan manusia-manusia yang dengan cepat mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Kedua, pembangunan yang sedang terjadi di tanah air memerlukan manusia-manusia yang tangguh dan kreatif. Ketiga, program pemberantasan kemiskinan yang sekarang sedang berdengung, tentu bukan dipecahkan dengan hanya sekedar memberikan pekerjaan ataupun memberikan tunjangan sosial melainkan bagaimana sumber daya manusia yang ada berusaha dibina secara mandiri agar mampu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Keempat, dalam kaitannya dengan perkembangan sains dan teknologi yang demikian cepat, tanpa kreatifitas yang memadai maka sains dan teknologi hanya akan menjadi tontonan mengasyikan yang akan terus berlalu tanpa bisa turut mewarnai pesatnya perkembangan IPTEK.

Menurut Liang Gie (2003, hlm. 18) “pemikiran kreatif adalah suatu rangkaian tindakan yang dilakukan oleh orang dengan menggunakan akal budinya untuk menciptakan buah-buah pikiran baru dari kumpulan ingatan yang berisi berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman dan pengetahuan”. dengan begitu, berpikir kreatif merupakan kemampuan seseorang dalam suatu rangkaian tindakan yang dilakukan dengan menggunakan akalnya dalam menciptakan sebuah pemikiran yang baru dari kumpulan ingatan yang berisi berbagai ide, keterangan, konsep, pengalaman dan pengetahuan. Aktivitas berpikir kreatif dapat didukung melalui berbagai kegiatan didalam kelas oleh peserta didik seperti mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka, membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda, menghubungkan berbagai hal dengan bebas, menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda, mendengarkan intuisi. Sebuah gagasan atau ide baru yang dimiliki oleh peserta didik dapat dituangkan secara lisan maupun secara tertulis. Melalui pembelajaran IPS peserta didik dapat mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, penemuan, rasa ingin tahu serta kemampuan untuk membuat prediksi dan dugaan.


(6)

4

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

mampu menciptakan lingkungan belajar peserta didik secara aktif yaitu, dengan menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write (TTW). Strategi think-talk-write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin yang pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara,dan menulis. Strategi think-talk-write (TTW) ini mempunyai kelebihan yaitu, pada tahap atau alur strategi think-talk-write (TTW) dalam suatu pembelajaran dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir (bagaimana peserta didik memikirkan penyelesaian suatu masalah) atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca masalah, selanjutnya berbicara (bagaimana peserta didik mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam diskusi) dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis.

Strategi pembelajaran think-talk-write (TTW) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, mengkomunikasikan pemikirannya baik dalam bentuk tertulis maupun secara lisan dalam proses diskusi bersama teman-temannya. Sehingga peserta didik lebih memahami konsep maupun materi yang diajarkan. Dengan demikian diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Dari harapan dan kenyataan diatas penulis ingin mencoba membahas dan meneliti melalui judul “Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menyajikan Masalah Sosial Kontemporer melalui Think-Talk-Write” .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan penulis, maka garis besar dari rumusan masalahnya adalah: “Apakah dengan digunakannya think-talk-write dalam menyajikan masalah sosial kontemporer dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia?”.

Secara operasional, perumusan masalah pokok penelitian dirumuskan dalam bentuk sub masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana guru merancang pembelajaran IPS untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas


(7)

5

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

Pendidikan Indonesia?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia?

3. Bagaimana kendala dan solusi dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif

menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia?

4. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah

sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan secara umum dari penelitian ini adalah: menguji apakah dengan digunakannya think-talk-write dalam menyajikan masalah sosial kontemporer dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia kelas VIII B. Adapun tujuan penelitian yang dijabarkan secara khusus yakni sebagai berikut.

1. Mengembangkan perencanaan pembelajaran IPS untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Mempraktekan pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif

dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Memecahkan kendala dan solusi dalam menumbuhkan kemampuan berpikir

kreatif menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Menganalisis peningkatan menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dalam


(8)

6

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori-teori pembelajaran IPS, khususnya yang menyangkut model dan strategi pembelajaran.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. a. Bagi peneliti menambah khasanah baru dalam pembelajaran IPS dengan

menggunkan strategi think-talk-write dan lebih termotivasi dalam menerapkan strategi pembelajaran yang bervariatif untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik sehingga peserta didik tidak bosan.

b. Bagi peserta didik dengan strategi think-talk-write dapat menumbuhkan interaksi peserta didik dalam kelompok, meningkatkan kemampuan menyampaikan pendapat dalam forum diskusi, berlatih berpikir kritis, kreatif dalam memecahkan masalah, meningkatkan keterampilan sosial untuk hidup dan berkomunikasi, bergiliran, respek, dan sensitif terhadap hak orang lain, dan berbagi ide serta pengalaman dengan orang lain.

c. Bagi guru untuk memberikan gambaran pembelajaran IPS dengan strategi think-talk-write dan dapat menjadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif dalam perbaikan proses belajar mengajar sebagai upaya menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif pada peserta didik.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut. BAB I Pendahuluan. Pada bab ini secara garis besar penulis memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan, tujuan dan manfaat penelitian dan struktur organisasi.


(9)

7

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

BAB II Kajian Pustaka. Pada bab ini berisi pemaparan konsep-konsep yang mendukung penelitian serta berhubungan dengan permasalahan yang diambil dan rumusan masalah yang dibahas. Kajian pustaka yang penulis kaji yaitu mengenai menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write. Berdasarkan judul tersebut maka penulis memaparkan kajian pustakanya menjadi: Pertama, membahas mengenai berpikir kreatif yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai berpikir kreatif sebagai salah satu nilai dan karakter bangsa, pengertian berpikir, pengertian berpikir kreatif, ciri-ciri berpikir kreatif, tahapan berpikir kreatif, dan berpikir kreatif dalam pembelajaran IPS. Kedua, membahas mengenai think-talk-write yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai pengertian think-talk-write, think-talk-write dalam pembelajaran IPS, serta think-talk-write sebagai salah satu strategi pengembangan berpikir kreatif. Ketiga, membahas mengenai konsep belajar yang mendukung think-talk-write yang didalamnya membahas mengenai, konsep pembelajaran konstruktivisme, konstruktivisme dalam pembelajaran, pengaruh konstruktivisme terhadap proses mengajar dan yang terakhir membahas karakteristik manusia masa depan yang diharapkan. Keempat, membahas mengenai masalah sosial kontemporer dalam pembelajaran IPS. Kelima, membahas mengenai penelitian terdahulu.

BAB III Metode penelitian. Metode penelitian ini berisi mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian secara rinci, desain penelitian, definisi istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas data, serta teknik pengolahan data dan analisis data.

BAB IV Hasil penelitian yang didasarkan pada data, fakta, dan informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literatur yang ada.

BAB V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan. Serta saran yang akan diajukan oleh penulis kepada peneliti lainnya agar tidak mengulangi kesalahan peneliti sebelumnya.


(10)

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun dasar dari pemilihan metode ini adalah untuk menjawab masalah yang ada, sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu penulis sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian sehingga berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Senjayaguru Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, (022) 2012805 Bandung 40154. Pemilihan sekolah tersebut menjadi objek penelitian dikarenakan penulis merasa sangat cocok dengan adanya dukungan dari pihak sekolah, baik tenaga pendidiknya maupun dari segi sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

Pada observasi awal dan pada saat melakukan Program Latihan Profesi (PPL) yang difasilitasi oleh Universitas Pendidikan Indonesia, penulis melakukan observasi dan praktik mengajar selama enam bulan di beberapa kelas. Hal ini dijadikan sebagai pertimbangan untuk pemilihan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian dan penulis menentukan kelas VIII B sebagai subjek penelitian. Pemilihan kelas tersebut sebagai subjek penelitian tidak terlepas dari kondisi peserta didik yang memiliki permasalahan yang menonjol sehingga guru berkeinginan untuk dapat memperbaiki permasalahan tersebut. Dalam hal ini diperlukan sebuah pengembangan khususnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer. Situasi yang muncul mencerminkan kurangnya kemampuan peserta didik untuk dapat berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer. Indikatornya adalah peserta didik cenderung pasif saat pembelajaran dan pembelajaran yang tidak kontekstual membuat peserta didik tidak terlatih untuk


(11)

40

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

dapat berpikir kritis maupun kreatif dalam memecahkan sebuah permasalahan. Penulis ingin mengubah sebuah anggapan bahwa IPS bukan merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan serta membosankan, sehingga peserta didik mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan baik.

B. Metode Penelitian

Melihat permasalahan yang akan diteliti terkait dengan proses pembelajaran dikelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, sehingga penulis memilih metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai metode yang digunakan untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Menurut Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional. Sehingga dalam hal ini PTK sangat diperlukan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga tercipta suasana pembelajaran yang lebih kondusif.

Pada proses penelitian peserta didik akan dilibatkan secara aktif, adapun langkah yang dilakukan dalam penelitian dirumuskan bersama dengan kolaborator agar proses penelitian berjalan secara objektif. Secara umum penelitian tindakan kelas


(12)

41

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

bertujuan untuk:

a) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi serta kualitas pembelajaran.

b) Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya

layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c) Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan

pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

d) Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e) Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, jujur dalam

pembelajaran.

Melalui PTK, guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran secara efektif, dan bukan ditujukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya. Selain memiliki tujuan yang terarah, PTK sangat bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas utamanya. Manfaat penelitian tindakan kelas antara lain dapat mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru dikalangan peserta didik. Serta meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukannya sehingga pemahaman guru senantiasa meningkat baik berkaitan dengan metode maupun isi pembelajaran.

C. Desain Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengenai model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda-beda. Tiap-tiap model penelitian mempunyai kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun model yang digunakan oleh penulis untuk melengkapi proses penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988). Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.


(13)

42

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

Gambar 3.1

Model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Taggart

Sumber: Diadopsi dari Wiriaatmadja (2012, hlm.66)

Dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan model spiral dari Kemmis dan Tagart tersebut, dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Perencanaan (Plan) dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Dalam tahap menyusun rancangan tindakan (planning) ini peneliti


(14)

43

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. b) Tindakan (act) tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas ini adalah

pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Hal yang perlu diingat dalam tahap ini adalah bahwa pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak di buat-buat.

c) Pengamatan (observing) pada tahapan ini peneliti melakukan kegiatan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan yang sedang dilakukan. Kegiatan pengamatan dan pelaksanaan tindakan berlangsung dalam waktu yang sama. Oleh karena itu, baik guru maupun peneliti melakukan pengamatan terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Peneliti juga dapat mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus selanjutnya.

d) Refleksi (reflecting) tahap selanjutnya adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan serta mengevaluasi berbagai tindakan yang telah dilakukan, melihat respon peserta didik dan mendiskusikan dengan mitra peneliti untuk tahapan tindakan pada siklus selanjutnya sebagai upaya peningkatan kualitas belajar IPS di kelas.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian dibutuhkan prosedur dalam menjabarkan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh penulis selama berlangsungnya penelitian. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan penulis pada setiap siklusnya, adalah sebagai berikut.

a) Perencanaan (Plan)

Dalam tahap perencanaan penulis menyusun serangkaian rencana kegiatan tindakan yang akan dilaksanakan bersama guru mitra berdasarkan analisis masalah pada saat melakukan observasi awal di kelas VIII-B SMP Laboratorium


(15)

44

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

Percontohan UPI. Adapun rencana yang disusun oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Melakukan observasi pra penelitian di beberapa kelas yang di ampu oleh guru mitra mata pelajaran IPS SMP Laboratorium Percontohan UPI. 2) Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas

VIII-B.

3) Melakukan diskusi bersama guru mitra mata pelajaran IPS untuk meminta

menjadi observer dalam berjalannya penelitian.

4) Menentukan waktu dalam melaksanakan penelitian.

5) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran think-talk-write yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas bersama dengan dosen pembimbing dan guru mitra.

6) Menentukan materi yang disesuaikan dengan strategi pembelajaran

think-talk-write serta menentukan masalah sosial kontemporer yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang digunakan di sekolah.

7) Menyusun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas.

8) Merumuskan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian guna

mengukur keberhasilan penelitian.

9) Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut diskusi balikan yang telah dilakukan dengan observer.

10)Merencanakan pengolahan data berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian.

b) Pelaksanaan (Act)

Pada tahap ini merupakan penerapan dari rencana yang telah dibuat dan dirancang sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi sebagai sebuah penilaian pada saat proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini merupakan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam


(16)

45

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

pelaksanaan tindakan:

1) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah direncanakan sebelumnya.

2) Menerapkan strategi think-talk-write sesuai dengan SK/KD yang telah ditentukan.

3) Menggunakan instrumen berupa lembar observasi untuk mengamati

keterampilan membuat RPP yang dibuat oleh penulis, lembar observasi kegiatan guru dalam menerapkan strategi think-talk-write dan lembar observasi untuk mengamati perkembangan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer.

4) Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra yang bertindak sebagai observer berdasarkan tindakan yang telah dilakukan.

5) Melaksanakan pengolahan data serta menganalisis data berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan.

c) Observasi (Observe)

Pada tahap pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi guna mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer sudah meningkat ketika menggunakan strategi think-talk-write. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap observasi penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Mengamati proses berjalannya kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan strategi think-talk-write.

2) Mengamati kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer baik secara lisan mapun secara tertulis.

3) Mengamati aktivitas serta antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran didalam kelas dengan penerapan strategi think-talk-write. d) Refleksi (Reflect)

Pada kegiatan ini penulis melakukan analisis terhadap hasil observasi yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan strategi


(17)

46

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

think-talk-write untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer. Adapun dalam tahap refleksi kegiatan yang dilakukan sebagai berikut.

1) Penulis bersama guru mitra melakukan diskusi setelah pelaksanaan tindakan dilakukan terkait perbaikan yang harus dilakukan pada siklus-siklus berikutnya.

2) Menyimpulkan hasil diskusi yang bertujuan untuk melihat apakah

penelitian dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak

3) Mendiskusikan hasil obersvasi dengan dosen pembimbing.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadi kesalahpahaman terhadap

istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini maka perlu kiranya penulis menyampaikan tafsiran yang jelas terhadap istilah-istilah yang digunakan. Secara konsep istilah-istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut.

1. Berpikir kreatif

Berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik dalam menyajikan masalah-masalah sosial kontemporer melalui lisan maupun tulisan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalahan yang ada didalam kelas, peserta didik dilatih agar mampu berpikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Menurut Utami munandar (2009, hlm. 12) kreativitas adalah hasil interaksi interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.

Sejalan dengan pendapat tersebut Semiawan (2009, hlm. 12) berpendapat

bahwa “kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru.

Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru”.


(18)

47

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik dalam bentuk karya, gagasan baik dalam bentuk karya yang baru maupun karya hasil dari sebuah kombinasi dari hal-hal yang memang sudah ada sebelumnya.

Menurut Utami Munandar (1992, hlm. 88-93) indikator dari berpikir kreatif meliputi:

a) Keterampilan berpikir lancar (kelancaran), kelancaran yang ditunjukan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah gagasan besar pemecahan masalah secara lancar dan cepat.

b) Keterampilan berpikir luwes (Fleksible), keluwesan pada umumnya

mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang

berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.

c) Keterampilan berpikir orisinal (orisinalitas), produk itu orisinal dalam arti sangat langka diantara produk-produk yang dibuat oleh orang lain, juga menimbulkan kejutan sebelum memberikan penilaian orang tercengang, dan terkhir produk tersebut dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya.

d) Keterampilan memperinci (elaborasi), sejauh mana produk itu

menggabung unsur-unsur yang tidak sama/ serupa menjadi keseluruhan yang koheren (bertahan secara logis).

e) Pemecahan (resolution), menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan dari situasi masalah.

2. Masalah sosial kontemporer

Menurut Coleman dan Cressey (dalam Nana Supriatna, 2008, hlm. 26) masalah sosial tercipta karena adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan oleh masyarakat dengan kenyataan-kenyataan sebaliknya. Sedangkan istilah kontemporer dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai pada masa kini, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa masalah sosial kontemporer merupakan masalah yang timbul dalam masyarakat pada masa kini dan disebabkan oleh kesenjangan atas apa yang diharapkan oleh masyarakat dengan kenyataan-kenyataan sebaliknya. Serta, masalah sosial kontemporer menunjuk pada masalah sosial yang baru muncul pada masa sekarang atau pada masyarakat industri.

Masalah sosial kontemporer pada penelitian kali ini adalah masalah-masalah sosial yang dikembangkan sesuai dengan Standar Kompentensi dan Kompetensi Dasar yang diterapkan di sekolah.


(19)

48

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

Think-talk-write (TTW) diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin yang pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Think-talk-write mempunyai kelebihan yaitu pada tahap atau alur strategi TTW dalam suatu pembelajaran dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam berpikir (bagaimana peserta didik memikirkan penyelesaian suatu masalah) atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca masalah, selanjutnya berbicara (bagaimana peserta didik mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam diskusi) dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. (Martinis Yamin dan Bansu , 2009, hlm. 84).

Pada penelitian kali ini, yang dimaksud think-talk-write (TTW) adalah strategi pembelajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran sesuai dengan alur yang dimulai dengan tahap pertama yaitu, think (berpikir) pada tahap ini peserta didik mulai berpikir bagaimana mencari solusi atas masalah sosial kontemporer yang disajikan oleh guru. Tahap kedua talk (berbicara), pada tahap ini peserta didik berdiskusi bersama teman dan saling bertukar pikiran untuk memecahkan masalah tersebut. Tahap ketiga write (menulis), pada tahap ini peserta didik secara individu menuangkan atau mengkonstruksikan hasil pemikiran dan gagasan yang diperolehnya secara mandiri maupun informasi yang diperolehnya berdasarkan hasil diskusi bersama temannya kedalam bentuk sebuah tulisan.

F. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah mengumpulkan data. Data didalam penelitian merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, maka dari itu data dalam sebuah penelitian merupakan hal yang mutlak ada. Oleh karena itu, untuk mengumpulkan data dilapangan penulis harus merumuskan alat pengumpul data sesuai dengan masalah yang diteliti atau instrumen penelitian. Adapun dalam penelitian ini, digunakan beberapa instrumen penelitian untuk mengumpulkan data dilapangan. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain:

1. Pedoman observasi

Pedoman Observasi merupakan alat penilai yang banyak digunakan oleh peneliti untuk mengetahui atau mengukur tingkah laku individual atau proses


(20)

49

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

terjadinya suatu kegiatan yang diamati. Pedoman observasi ini diperlukan agar peneliti dapat langsung mencatat hal-hal yang diamati secara langsung. Data yang diperoleh adalah data pada saat mengamati aktivitas guru dan peserta didik pada saat proses pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Pedoman wawancara

Pedoman Wawancara ialah alat penelitian yang digunakan untuk mengetahui pendapat yang di sampaikan oleh narasumber sehingga wawancara digunakan untuk mengungkapkan data yang diungkapkan secara lisan oleh sumbernya. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi semaksimal mungkin dari responden. Pedoman wawancara ini berisi beberapa pertanyaan terstruktur kepada guru IPS dan beberapa peserta didik kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan UPI sebagai refleksi dari kegiatan tindakan yang telah dilaksanakan.

3. Lembar tes

Lembar tes merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui serta mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui hal-hal yang ditemukan peneliti selama kegiatan atau proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif yang dicatat oleh peneliti dalam sebuah penelitian etnografi dilapangan. Catatan tersebut dapat bersifat deskriptif (sesuai yang diamati) atau reflektif (mengandung penafsiran peneliti). Adapun dalam penelitian kali ini, penulis mencatat setiap proses kejadian yang berlangsung selama tindakan di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan UPI dengan mencatat point penting yang penulis amati.

5. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai sumber data yang berkaitan dengan kondisi yang ada dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung dan penelitian tindakan kelas dilaksanakan.


(21)

50

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

Instrumen-instrumen tersebut dikembangkan oleh penulis bedasarkan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat dan sesuai dengan indikator yang ada.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Rumusan masalah Indikator Pertanyaan Teknik

pengumpulan data 1. Bagaimana guru merancang pembelajaran IPS untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia? Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pengembangan strategi pembelajaran think-talk-write 1. Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar 2. Menentukan metode pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

3. Menentukan

langkah-langkah pembelajaran secara rinci dan berorientasi kepada peserta didik

4. Memilih dengan

tepat bahan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik

5. Bahan pengajaran

yang dipilih sesuai dengan prinsip pembalajaran masalah-masalah Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi


(22)

51

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

sosial kontemporer 6. Menentukan alokasi pengunaan waktu belajar mengajar secara lengkap dan terperinci

7. Menentukan cara

pengorganisasian peserta didik agar terlibat secara aktif dalam KBM 8. Menentukan media pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran 9. Menentukan sumber pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran 10.Mencantumkan bermacam-maca m bentuk dan prosedur

penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran 11.Membuat alat penilaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi 2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan

1. Guru memiliki

kompetensi pedagogik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

1. Guru membuka

pelajaran dengan baik

2. Guru melakukan

apersepsi terhadap materi yang akan

Observasi


(23)

52

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia? 2. Pembelajaran IPS menuntut peserta didik untuk berpikir kreatif terhadap masalah (tugas) yang diberikan melalui think-talk-write disampaikan

3. Guru melakukan

motivasi kepada peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran

4. Guru

mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai

5. Guru menjelaskan

materi dengan baik yang dapat dimengerti oleh peserta didik

6. Guru menentukan

tema sesuai dengan

kompetensi dasar

7. Guru menjelaskan

prosedur pembelajaran yang akan digunakan

8. Guru menyajikan

situasi atau masalah sosial kontemporer kemudian meminta peserta didik menemukan solusi pemecahan masalah tersebut

9. Guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi guna menemukan solusi dari masalah yang disajikan 10. Guru Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi


(24)

53

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

3. Mampu

bertanya dan mengemukakan pendapat secara kreatif baik

membimbing peserta didik untuk

mengumpulkan data dan

memverifikasi data mengenai masalah yang diteliti

11. Guru memberikan

tugas secara individu untuk menuangkan gagasan serta hasil diskusi peserta didik mengenai solusi permasalahan tersebut secara tertulis

12. Guru

membimbing peserta didik untuk

mempresentasika n hasil kerjanya. (diskusi

kelompok berupa karya)

13. Guru bersama

peserta didik memberikan kesimpulan terhadap materi yang diberikan

14. Guru menutup

pembelajaran dengan salam

15. Guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi


(25)

54

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

secara lisan maupun tertulis

hal-hal yang belum dipahami

16. Guru

memfasilitasi peserta didik yang lainnya untuk

memberikan sanggahan

maupun komentar terhadap teman yang lain 17. Peserta didik

berani

mengemukakan pendapat dengan gagasan-gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis 18. Peserta didik

mampu mencetuskan gagasan-gagasan asli baik secara lisan maupun tertulis 19. Peserta didik

dapat menyatakan gagasannya secara terperinci baik secara lisan maupun tertulis 20. Peserta didik

mempunyai rasa peka terhadap masalah sosial kontemporer 21. Peserta didik percaya diri ketika bertanya dan memberikan jawaban

22. Peserta didik

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi

Observasi


(26)

55

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

mampu menggunakan bermacam-maca m pendekatan dalam mengatasi masalah yang diberikan baik secara lisan maupun tertulis 23. Peserta didik

mampu menghasilkan kerja nyata kreatif (gagasan) sesuai dengan masalah yang diberikan 24. Peserta didik

mampu mengekspresikan kemampuan berpikir kreatifnya dalam menyajikan masalah sosial kontemporer baik secara lisan mapun secara tertulis.

25. Peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran didalam kelas 26. Peserta didik

memiliki sikap saling menghargai terhadap pendapat temannya. Observasi Observasi Observasi Observasi 3. Bagaimana kendala dan solusi dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif

1. Guru kurang

mengenal strategi pembelajaran think-talk-write 1. Metode pembelajaran apa yang sering ibu terapkan dalam pembelajaran didalam kelas?


(27)

56

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

menyajikan masalah sosial kontemporer melalui

think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia? 2. Bagaimana kondisi atau situasi kelas pada saat pembelajaran melalui metode yang diterapkan ibu didalam kelas?

3. Apakah ibu

pernah

menggunakan strategi pembelajaran think-talk-write didalam kelas dan bagaimana ibu mengembangkan strategi tersebut? 4. Bagaimana menurut ibu kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran think-talk-write?

5. Menurut kalian

kesulitan apa saja yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi think-talk-write ?

6. Bagaimana solusi

kalian untuk mengatasi masalah atau kesulitan tersebut? Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara 4. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kreatif 1. Kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif dalam 7. Bagaimana menurut (guru dan siswa) mengenai Wawancara


(28)

57

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia? menyajikan msalah sosial kontemporer? penerapan strategi pembelajaran think-talk-write didalam kelas? 8. Bagaiamana pendapat kalian ketika guru meminta untuk mengembangkan kemmpuan berpikir kreatif?

9. Apakah melalui

pembelajaran think-talk-write peserta didik memahami materi yang diberikan oleh guru?

10. Apakah melalui

pembelajaran think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif? Wawancara Wawancara Wawancara

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan mengamati langsung mengenai permasalahan yang yang diamati dan mencatatkan apa yang terjadi di lapangan. Untuk memaksimalkan hasil observasi, biasanya peneliti akan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan. Diantara alat bantu tersebut seperti, buku catatan dan chek list yang berisi objek yang perlu diamati. Dalam penelitian ini yang harus penulis persiapkan adalah format observasi sebagai instrumen yang akan digunakan oleh penulis maupun mitra penulis guna mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar dengan menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write pada peserta didik kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan UPI sebagai subjek peneltian.


(29)

58

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan dalam suatu penelitian dilkukan pada saat peneliti berada pada tahap pengumpulan data. Catatan lapangan ini dibutuhkan oleh peneliti untuk mengetahui hal-hal yang diamati dalam kegiatan penelitian yang telah dicatat pada saat melakukan penelitian. Catatan lapangan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu catatan yang dibuat langsung pada saat penelitian sedang dilaksanakan yang dicatat dalam catatan lapangan ini adalah deskripsi kegiatan yang terjadi pada saat sedang melakukan penelitian beserta komentar terhadap kejadian yang sedang berlangsung. Catatan ini disusun secara sistematis berdasarkan urutan waktu dan kejadian yang diamati.

3. Wawancara

Wawancara menurut Dezim (dalam Wiriiatmadja, 2012, hlm. 117) wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian kali ini, penulis akan mewawancarai guru IPS dan peserta didik kelas VIII B yang menjadi subjek pada penelitian kali ini. Dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi terstruktur. menurut Wiriatmadja (2012, hlm. 119) jenis wawancara ini bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, akan tetapi memberikan keleluasaan untuk menerangkan agak panjang mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara berlangsung.

4. Tes

Dalam kegiatan pengumpulan data tes sangat diperlukan pada penelitian ini. Tes digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan peserta didik terhadap materi yang diberikan. Tes yang dilakukan pada penelitian kali ini berupa tes tertulis maupun tes berupa penugasan secara tertulis berkaitan dengan materi yang diajarkan. Melalui tes ini penulis dapat mengetahui sejauh mana ketercapaian peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

5. Dokumentasi


(30)

59

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini bukan hanya berupa foto-foto saja, melainkan berupa dokumen tertulis yang dibutuhkan oleh peneliti. Salah satu contoh dokumentasi yang digunakan penulis yaitu, dokumen hasil belajar peserta didik, dokumen resmi dari pihak-pihak yang terkait dan sebagainya yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian ini serta dokumentasi berupa foto-foto saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi teknik pengumpulan data lainnya dalam penelitian ini. Dokumen ini dapat memberikan gambaran mengenai kesesuaian dengan data yang diperoleh.

H. Uji Validitas Data

Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja 2012, hlm. 168) untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian, ada beberapa bentuk validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:

1. Member Chek dilakukan untuk meninjau kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber tentang kebenaran data penelitian. Dalam kegiatan ini penulis menginformasikan penemuan yang diperoleh baik kepada guru, maupun peserta didik pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.

2. Triangulasi yaitu kegiatan untuk memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber lain yakni dengan membandingkan kebenaran data dengan sumber lain atau hasil peneliti lain. 3. Audit Trail dilakukan dengan cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur

pengumpulannya dengan guru untuk memperoleh data dengan validasi yang tinggi.

4. Expert Opinion dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam kegiatan ini penulis mengkonsultasikan temuan-temuannya kepada pembimbing sehingga validasi data temuan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Suatu penelitian tentunya akan menghasilkan sebuah data, karena syarat penting dalam sebuah penelitian adalah data. Data yang baik adalah data yang dapat


(31)

60

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

diukur agar mampu memudahkan melihat hasil dari sebuah penelitian. Analisis data yang diperoleh dalam sebuah penelitian dapat memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penulisan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis data kualitatif.

Pada dasarnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Analisis data tersebut terdiri atas beberapa komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain yaitu:

a) Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, perumusan perhatian, dan penyederhanaan serta pengubahan bentuk data mentah yang ditemukan peneliti dilapangan. Proses reduksi data ini dilakukan mulai dari penelitain awal hingga akhir. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi. Setelah penulis mendapatkan kebenaran dari data yang diperoleh kemudian akan di cek ulang dengan informan lain yang lebih memahami dari data tersebut.

b) Penyajian data

Proses penyajian data merupakan kumpulan informasi yang tersusun sehingga memungkinkan penulis untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif secara rinci dan mendalam. Dalam tahapan ini juga penulis melakukan penyajian data yang disusun secara sistematis agar lebih mudah untuk dipahami berdasarkan data yang diperoleh sehingga akan membentuk suatu bagian yang utuh.

c) Kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dalam tahapan ini merupakan salah satu bagian yang utuh dari kegiatan anlisis data kualitatif. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian dengan makna yang


(32)

61

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

terkandung bersama konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Sedangkan verifikasi data dimaksudkan agar penilaian tentang keseuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut lebih tepat dan objektif.

Untuk memperkuat analisis data kualitatif, penulis melakukan perhitungan secara sederhana yaitu dengan menggunakan rata-rata (presentase) seperti yang dituliskan oleh Komalasari (2011, hlm. 156) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor presentase = Jumlah skor yang di dapat x 100 Jumlah skor maksimum

Kemudian untuk keperluan mengklasifikasikan kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write maka penulis mengelompokan kedalam tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang dengan skala presentase rentang skor sebagai berikut.

Tabel 3.2

Klasifikasi rentang Skor

Kategori Skor presentase

Kurang 0 - 33,3 %

Cukup 33,4 % - 66,6 %

Baik 66,7 % - 100%


(33)

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan menyampaikan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan serta saran yang diajukan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan UPI yang telah

dilakukan pada siklus 1, 2 dan siklus ke 3 mengenai “Menumbuhkan Kemampuan

Berpikir Kreatif dalam Menyajikan Masalah Sosial Kontemporer melalui Think-Talk-Write” penulis mengambil kesimpulan secara umum dan khusus.

A. Simpulan

Kesimpulan secara umum yang penulis dapatkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa melalui penerapan strategi think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosisal kontemporer khususnya pada pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena pada penerapan strategi think-talk-write dengan menyajikan masalah sosial kontemporer yang dekat dengan lingkungan peserta didik mampu menarik perhatian peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan tentunya menuntut peserta didik untuk dapat berpikir kreatif dalam memecahkan permasalahan yang ada serta menuntut peserta didik untuk dapat mengkonstruksikan, dan mengekspresikan pengetahuan maupun gagasan yang mereka miliki terkait solusi dari masalah sosial kontemporer yang disajikan baik secara lisan maupun tertulis.

Adapun kesimpulan secara khusus dapat penulis kemukakan sebagai berikut.

1. Perencanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi

think-talk-write untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer telah dilaksanakan dengan baik. Guru melakukan perencanaan sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Hal ini bertujuan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya. Selain mempersiapkan RPP yang berorientasi pada peserta didik (student centered), guru juga mempersiapkan materi dengan menentukan masalah sosial kontemporer


(34)

196

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

terkait materi yang akan dibahas dan mempersiapkan perencanaan media pembelajaran yang menarik dengan tujuan agar peserta didik termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai peneliti, guru juga mempersiapkan lembar observasi guru dan peserta didik, catatan lapangan, lembar wawancara serta studi dokumentasi yang akan digunakan untuk penelitian.

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write yang dilakukan oleh guru sudah dilaksanakan dengan baik pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pelaksanaan ini guru berusaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer baik secara lisan maupun tulisan dan memberikan motivasi untuk peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan winner stamp sebagai apresiasi kepada peserta didik yang terlibat aktif dalam pembelajaran serta guru menggunakan media visual maupun audio visual untuk menarik perhatian peserta didik. Kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer adalah dengan memberikan tes uraian yang bersifat kontekstual terkait masalah sosial kontemporer yang harus dipecahkan atau dicarikan solusi alternatifnya oleh peserta didik maupun berupa penugasan yang disajikan dalam bentuk kreasi artikel dan power point disertai gambar dan video secara individu. Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas.

3. Kendala dalam pelaksaan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer yang dilakukan oleh guru secara umum lebih menekankan pada waktu dengan cakupan materi yang cukup luas. Selain itu, kendala lain yang dihadapi adalah kegiatan pembelajaran menggunakan strategi think-talk-write dengan menggunakan masalah sosial kontemporer yang dikembangkan sesuai dengan SK/KD ini sebelumnya belum pernah


(35)

197

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

dilakukan oleh guru sehingga peserta didik perlu beradaptasi. Hal ini terlihat pada siklus pertama, peserta didik masih terlihat kebingungan untuk menuangkan hasil analisis mereka terhadap suatu permasalahan yang disajikan oleh guru. Namun, dalam kegiatan refleksi yang dilakukan oleh penulis bersama guru mitra selalu mengupayakan perbaikan serta mencari solusi atas kendala-kendala tersebut. Hal ini dilakukan agar pada pembelajaran berikutnya dapat lebih baik lagi. Beberapa upaya yang dilakukan oleh guru adalah membuat rencana pelaksanaan dengan lebih matang sehingga ketika proses pembelajaran berlangusung peserta didik mampu memahami apa yang disampaikan. Selain itu, guru berupaya untuk mengembangkan media pembelajaran maupun dalam memberikan tugas yang dikemas semenarik mungkin dan mengangkat masalah-masalah sosial kontemporer yang beragam serta dekat dengan lingkungan sekitar peserta didik agar mampu menarik perhatian peserta didik, melatih peserta didik untuk peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya dan melatih peserta didik menjadi pemecah masalah yang baik dan kreatif serta bermanfaat dalam kehidupannya dengan begitu, pembelajaran IPS dapat lebih bernilai dan bermakna bagi peserta didik.

4. Pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan strategi think-talk-write ini mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer baik secara lisan maupun secara tertulis. Hal ini terlihat pada peningkatan presentase yang diperoleh pada setiap siklusnya, terlebih pada siklus kedua dan ketiga. Peserta didik terlihat sangat antusias dalam kegiatan pembelajaran dan mulai percaya diri serta berani mengungkapkan gagasan-gagasan yang mereka miliki baik secara lisan maupun tertulis. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru juga menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer secara tertulis berdasarkan hasil tes maupun pemberian tugas yang dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus ke 1, 2 dan siklus ke 3. Begitupun dengan penilaian kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer secara lisan yang dilihat dari kegiatan diskusi maupun pada saat proses kegiatan pembelajaran


(36)

198

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

berlangsung pada siklus ke 1, 2 dan siklus ke 3 selalu mengalami peningkatan. Peserta didik mampu mengimplementasikan kemampuan berpikir kreatifnya dalam menyajikan masalah sosial kontemporer setelah diterapkannya strategi pembelajaran menggunakan think-talk-write.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis, maka penulis sampaikan saran-saran kepada berbagai pihak terkait maupun kepada yang akan melaksanakan penelitian sejenis untuk dijadikan sebagai bahan rekomendasi yakni sebagai berikut.

1. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat mendukung serta memfasilitasi kegiatan pembelajaran khusunya dengan menggunakan penerapan strategi think-talk-write karena terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer. Selain itu, pembelajaran dengan strategi ini berorientasi pada peserta didik sehingga peserta didik terlibat secara aktif selama proses kegiatan pembelajaran. Peserta didik juga dilatih untuk peka terhadap masalah sosial kontemporer dan mampu memecahkan masalah yang ada. Hal ini, tentunya memberikan dampak yang posistif untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang kreatif menghadapi perkembangan dan tantangan zaman.

2. Bagi pendidik yang ingin menerapkan strategi think-talk-write agar dapat lebih kreatif lagi dalam mengembangkan materi dengan mencari masalah sosial kontemporer yang dekat dengan peserta didik serta lebih beragam dengan tujuan untuk menarik perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan serta profesionalitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3. Bagi peserta didik, pengembangan kemampuan berpikir kreatif dalam

menyajikan masalah sosial kontemporer harus lebih ditingkatkan lagi dengan cara percaya diri serta berani untuk mengungkapkan gagasan-gagasan yang dimiliki baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga pembelajaran IPS akan


(37)

199

Widya Novianti, 2015

MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL

lebih menyenangkan dan tidak berpaku pada sumber buku yang ada serta melatih peserta didik untuk mampu berpikir secara divergen (beragam). 4. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi inspirasi tersendiri bagi penulis. Hasil

penelitian ini bukan merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga perlu adanya penelitian selanjutnya. Serta bagi peneliti selanjutnya, upaya untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write dapat dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya dengan menggunakan strategi yang berbeda dan tentunya dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai rekomendasi untuk perbaikan saat akan melakukan penelitian selanjutnya.


(1)

61

terkandung bersama konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut. Sedangkan verifikasi data dimaksudkan agar penilaian tentang keseuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut lebih tepat dan objektif.

Untuk memperkuat analisis data kualitatif, penulis melakukan perhitungan secara sederhana yaitu dengan menggunakan rata-rata (presentase) seperti yang dituliskan oleh Komalasari (2011, hlm. 156) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor presentase = Jumlah skor yang di dapat x 100 Jumlah skor maksimum

Kemudian untuk keperluan mengklasifikasikan kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write maka penulis mengelompokan kedalam tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang dengan skala presentase rentang skor sebagai berikut.

Tabel 3.2

Klasifikasi rentang Skor

Kategori Skor presentase

Kurang 0 - 33,3 %

Cukup 33,4 % - 66,6 %

Baik 66,7 % - 100%


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan menyampaikan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan serta saran yang diajukan oleh penulis kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan UPI yang telah dilakukan pada siklus 1, 2 dan siklus ke 3 mengenai “Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menyajikan Masalah Sosial Kontemporer melalui Think-Talk-Write” penulis mengambil kesimpulan secara umum dan khusus.

A. Simpulan

Kesimpulan secara umum yang penulis dapatkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa melalui penerapan strategi think-talk-write dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosisal kontemporer khususnya pada pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena pada penerapan strategi think-talk-write dengan menyajikan masalah sosial kontemporer yang dekat dengan lingkungan peserta didik mampu menarik perhatian peserta didik. Pembelajaran yang dilakukan tentunya menuntut peserta didik untuk dapat berpikir kreatif dalam memecahkan permasalahan yang ada serta menuntut peserta didik untuk dapat mengkonstruksikan, dan mengekspresikan pengetahuan maupun gagasan yang mereka miliki terkait solusi dari masalah sosial kontemporer yang disajikan baik secara lisan maupun tertulis.

Adapun kesimpulan secara khusus dapat penulis kemukakan sebagai berikut.

1. Perencanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi think-talk-write untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer telah dilaksanakan dengan baik. Guru melakukan perencanaan sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan. Hal ini bertujuan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya. Selain mempersiapkan RPP yang berorientasi pada peserta didik (student centered), guru juga mempersiapkan materi dengan menentukan masalah sosial kontemporer


(3)

196

terkait materi yang akan dibahas dan mempersiapkan perencanaan media pembelajaran yang menarik dengan tujuan agar peserta didik termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai peneliti, guru juga mempersiapkan lembar observasi guru dan peserta didik, catatan lapangan, lembar wawancara serta studi dokumentasi yang akan digunakan untuk penelitian.

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write yang dilakukan oleh guru sudah dilaksanakan dengan baik pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pelaksanaan ini guru berusaha untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer baik secara lisan maupun tulisan dan memberikan motivasi untuk peserta didik agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan winner stamp sebagai apresiasi kepada peserta didik yang terlibat aktif dalam pembelajaran serta guru menggunakan media visual maupun audio visual untuk menarik perhatian peserta didik. Kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer adalah dengan memberikan tes uraian yang bersifat kontekstual terkait masalah sosial kontemporer yang harus dipecahkan atau dicarikan solusi alternatifnya oleh peserta didik maupun berupa penugasan yang disajikan dalam bentuk kreasi artikel dan power point disertai gambar dan video secara individu. Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas.

3. Kendala dalam pelaksaan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer yang dilakukan oleh guru secara umum lebih menekankan pada waktu dengan cakupan materi yang cukup luas. Selain itu, kendala lain yang dihadapi adalah kegiatan pembelajaran menggunakan strategi think-talk-write dengan menggunakan masalah sosial kontemporer yang dikembangkan sesuai dengan SK/KD ini sebelumnya belum pernah


(4)

dilakukan oleh guru sehingga peserta didik perlu beradaptasi. Hal ini terlihat pada siklus pertama, peserta didik masih terlihat kebingungan untuk menuangkan hasil analisis mereka terhadap suatu permasalahan yang disajikan oleh guru. Namun, dalam kegiatan refleksi yang dilakukan oleh penulis bersama guru mitra selalu mengupayakan perbaikan serta mencari solusi atas kendala-kendala tersebut. Hal ini dilakukan agar pada pembelajaran berikutnya dapat lebih baik lagi. Beberapa upaya yang dilakukan oleh guru adalah membuat rencana pelaksanaan dengan lebih matang sehingga ketika proses pembelajaran berlangusung peserta didik mampu memahami apa yang disampaikan. Selain itu, guru berupaya untuk mengembangkan media pembelajaran maupun dalam memberikan tugas yang dikemas semenarik mungkin dan mengangkat masalah-masalah sosial kontemporer yang beragam serta dekat dengan lingkungan sekitar peserta didik agar mampu menarik perhatian peserta didik, melatih peserta didik untuk peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan sekitarnya dan melatih peserta didik menjadi pemecah masalah yang baik dan kreatif serta bermanfaat dalam kehidupannya dengan begitu, pembelajaran IPS dapat lebih bernilai dan bermakna bagi peserta didik.

4. Pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan strategi think-talk-write ini mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer baik secara lisan maupun secara tertulis. Hal ini terlihat pada peningkatan presentase yang diperoleh pada setiap siklusnya, terlebih pada siklus kedua dan ketiga. Peserta didik terlihat sangat antusias dalam kegiatan pembelajaran dan mulai percaya diri serta berani mengungkapkan gagasan-gagasan yang mereka miliki baik secara lisan maupun tertulis. Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru juga menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer secara tertulis berdasarkan hasil tes maupun pemberian tugas yang dilakukan diakhir pembelajaran pada siklus ke 1, 2 dan siklus ke 3. Begitupun dengan penilaian kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer secara lisan yang dilihat dari kegiatan diskusi maupun pada saat proses kegiatan pembelajaran


(5)

198

berlangsung pada siklus ke 1, 2 dan siklus ke 3 selalu mengalami peningkatan. Peserta didik mampu mengimplementasikan kemampuan berpikir kreatifnya dalam menyajikan masalah sosial kontemporer setelah diterapkannya strategi pembelajaran menggunakan think-talk-write.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis, maka penulis sampaikan saran-saran kepada berbagai pihak terkait maupun kepada yang akan melaksanakan penelitian sejenis untuk dijadikan sebagai bahan rekomendasi yakni sebagai berikut.

1. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat mendukung serta memfasilitasi kegiatan pembelajaran khusunya dengan menggunakan penerapan strategi think-talk-write karena terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer. Selain itu, pembelajaran dengan strategi ini berorientasi pada peserta didik sehingga peserta didik terlibat secara aktif selama proses kegiatan pembelajaran. Peserta didik juga dilatih untuk peka terhadap masalah sosial kontemporer dan mampu memecahkan masalah yang ada. Hal ini, tentunya memberikan dampak yang posistif untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia yang kreatif menghadapi perkembangan dan tantangan zaman.

2. Bagi pendidik yang ingin menerapkan strategi think-talk-write agar dapat lebih kreatif lagi dalam mengembangkan materi dengan mencari masalah sosial kontemporer yang dekat dengan peserta didik serta lebih beragam dengan tujuan untuk menarik perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan serta profesionalitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3. Bagi peserta didik, pengembangan kemampuan berpikir kreatif dalam menyajikan masalah sosial kontemporer harus lebih ditingkatkan lagi dengan cara percaya diri serta berani untuk mengungkapkan gagasan-gagasan yang dimiliki baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga pembelajaran IPS akan


(6)

lebih menyenangkan dan tidak berpaku pada sumber buku yang ada serta melatih peserta didik untuk mampu berpikir secara divergen (beragam). 4. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi inspirasi tersendiri bagi penulis. Hasil

penelitian ini bukan merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga perlu adanya penelitian selanjutnya. Serta bagi peneliti selanjutnya, upaya untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam menyajikan masalah sosial kontemporer melalui think-talk-write dapat dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya dengan menggunakan strategi yang berbeda dan tentunya dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai rekomendasi untuk perbaikan saat akan melakukan penelitian selanjutnya.


Dokumen yang terkait

Scaffolding untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 15 Semarang

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP PUTERI SOIN T.A. 2012/2013.

0 1 10

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SISWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIIIA SMP Laboratorium Percontohan UPI.

0 0 47

PENUMBUHAN KEMANDIRIAN DALAM BERPENDAPAT MELALUI TEKNIK TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI KELAS VIII C SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI.

1 4 40

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MATA PELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 10 Bandung Kelas VIII-B.

0 4 53

PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS : PTK di Kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

0 4 58

PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI DRAMA: Penelitian Tindakan terhadap Siswa-siswa Taman Kanak-kanak Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Kelas Nol Besar.

0 1 48

PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI DRAMA : Penelitian Tindakan terhadap Siswa-siswa Taman Kanak-kanak Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Kelas Nol Besar.

0 0 57

MENUMBUH KEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI TUGAS-TUGAS PEMECAHAN MASALAH

0 0 12

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SOKARAJA

0 0 15