PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS : PTK di Kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

NO.DAFTAR FPIPS : 1822/UN.40.2.7/PL/2013

PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS (PTK di Kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Diajukan Oleh : DENA YEMIN MEISENDI

0904059

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS (PTK di Kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas

Pendidikan Indonesia )

Oleh :

Dena Yemin Meisendi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dena Yemin Meisendi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

DENA YEMIN MEISENDI (0904059)

PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII A SMP Laboratorium

Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP. 19660113 199001 2 002

Pembimbing II

Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd., M.Si NIP. 19700711 199403 2 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP.19611014 1986011 001


(4)

ABSTRACT

This study originated from the writer’s concern towards an issue occurred in eight graders A of Laboratory Junior High School of Indonesia University of Education related to understanding concepts of social studies learning. The issue is finding from conducted observation in several meetings of April to June 2013. Indicator of the problems which is encountered is low interest in reading, less focus or concentration of learners in learning process, less understanding of the meaning of social studies, low participation of learners in learning, unwell paradigm of social studies, lack of initiative participation in learning process, and low learning results. Reviewing the examined issues relate to the learning process, the researcher chose Classroom Action Research (CAR) with 5 cycles of Kemmis and Mc. Taggart research design. Alternative selected solutions, namely Student Activity Sheet. Implementation of worksheets learning activities as an alternative in purpose to develope the social studies concepts understanding can be categorized in good level. The development of understanding of social sciences concepts can be seen from the development of understanding of learning indicators of social studies concepts such as able to explain the concepts and studied materials, able to interpret the understanding, able to apply owned knowledge, have perspective, empathized, and have self-knowledge. All aspects have evolved from low quality of the first cycle till the fifth ones, medium, and good quality with 49,1%, 62,9%, 73,1%, 85,2%, and 85,2% percentages in 5th cycle. In conclusion, the use of worksheets can develop the understanding of social studies concepts.

Keywords: Student Activity Sheet, Understanding Social Studies Learning


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia terkait pemahaman konsep pembelajaran IPS. Permasalahan ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan pada beberapa kali pertemuan dalam rentang waktu bulan April sampai Juni 2013. Indikator permasalahan yang dijumpai adalah minat baca yang rendah, fokus peserta didik dalam proses belajar kurang, kurang memahami makna dari pembelajaran IPS, rendahnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, paradigma yang kurang baik kepada mata pelajaran IPS, kurangnya inisiatif dalam mengikuti proses belajar, serta hasil belajar yang rendah. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart dalam 5 siklus. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih yaitu penggunaan Lembar Kegiata Siswa. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan LKS sebagai alternatif mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Adapun pengembangan pemahaman konsep pembelajaran IPS dapat dilihat dari perkembangan indikator pemahaman konsep pembelajaran IPS yaitu mampu menjelaskan konsep dan materi yang dipelajari, mampu menginterpretasikan pemahaman, mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki, memiliki perspektif, berempati, serta memiliki pengetahuan diri. Seluruh aspek ini mengalami perkembangan dari siklus pertama hingga siklus kelima dari kualitas kurang, cukup, menjadi baik dengan persentase 49,1%, 62,9%, 73,1%, 85,2%, dan 85,2% pada siklus kelima. Kesimpulannya, penggunaan LKS dapat mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS.


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertada tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA

UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP

PEMBELAJARAN IPS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII A SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 31 Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,

Dena Yemin Meisendi 0904059


(7)

DENA YEMIN MEISENDI (0904059)

PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII A SMP Laboratorium

Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP. 19660113 199001 2 002

Pembimbing II

Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd., M.Si NIP. 19700711 199403 2 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP.19611014 1986011 001


(8)

LEMBAR PENGUJI

Skripsi ini telah diujikan pada :

Hari/Tanggal :

Tempat :

Panitia Ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. Nana Supriatna, M.Pd. NIP.19611014 198601 1 001

3. Penguji :

Drs. H. Eded Tarmedi, MA NIP.19580105 198002 1 002

Yeni Kurniawati, M.Pd. NIP. 19770602 200312 2 001


(9)

Muhamad Iqbal, S.Pd., M.Si. NIP. 19801112 200912 1 003

MOTTO

ِميحَرلا

ِن ٰ ْحَرلا

َِّ

ِمْسب

ِ فْو س ف

ِ ۖ

ِ ل

ِما ع

يِنإ

ِْمكت نا ك م

او ْعاٰى ع

ِ ْو ق

ا ي

ِْلق

ِ و لاَظلا

ِح ْفي

ِ ل

ِهَنإ

ِراَدلا

ِ ۖ

ِة بقا ع

ِه ل

ِ وك ت

ِْن م

ِ و ْع ت

Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia

ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.

(QS: Al-An'am Ayat: 135)

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka

bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. - Ernest Newman

Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang

boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. - Kartini

Segala puji bagi Allah SWT Karya kecil ini kupersembahkan kepada: Kedua Orang Tuaku


(10)

& Keluargaku

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skipsi tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis curah limpahkan kepada nabi dan rasul akhir zaman, Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya serta semoga sampai kepada kita semua selaku umatnya. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak penulisan Skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ibu Dra. Yani Kusmarni, M.Pd selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan pengarahan, motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd.,M.Si selaku dosen pembimbing II serta Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan sekaligus memotivasi, dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi serta studi di program studi Pendidikan IPS.

3. Bapak Dr. Nana Supriatna, M.Ed. selaku ketua program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Seluruh dosen matakuliah program studi Pendidikan IPS yang telah sabar mendidik dan membimbing penulis.

5. Bu Arni dan bu Mina selaku Tata Usaha Program Studi Pendidikan IPS yang telah sabar melayani dan memberi informasi kepada kami.

6. Ayahku Bunyamin, Bundaku Yeni Maryani, Kakakku Badrudin dan Tina Yemin Muldiani, serta Adikku Nadiana Yemin Mukti tak lupa Keponakanku Naufal Raihan Kamil dan Haikal Ajmal Kamil terimakasih

atas semua do’a restu, pengorbanan, kasihsayang serta dukungannya yang


(11)

sekarang ini. Semoga Allah SWT membalas dengan sebaik-baiknya balasan.

7. Bapak Drs. H. Mulyana Abdullah, M.Pd.I, selaku kepala sekolah SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memfasilitasi penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Ibu Indri Murniawaty, M.Pd Serta Bapak Roberto Leonardo, S.Pd. Selaku guru mitra dan pembimbing mata pelajaran IPS di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia yang telah bekerjasama dengan sangat baik, mejadi panutan, pembimbing yang begitu luar biasa, dan telah memberikan pengalaman yang berharga bagi penulis.

9. Peserta didik Kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia yang sudah memberikan pengalaman yang begitu berharga kepada penulis atas kesediaan, kerjasama, kerjakeras, dan seluruh kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis demi kelancaran penelitian ini. Sukses selalu untuk kalian semua.

10.Teman-teman Pendidikan IPS atas segala pengalaman, kebersamaan, motivasi, dan doa yang telah kalian berikan, semoga Allah SWT membalas dengan sebaik-baiknya balasan dan semoga skripsi ini menjadi dorongan untuk terus berkaya dan berkontribusi dalam bidangnya masing-masing.

11.Sahabat-sahabatku Abdul Aziez Muslim, Agi Priatna, Agung Wiradimadja, Andri Purnama Jaelani, Dadan Kusnandar, Hamka Mujahid

Ma’ruf, Ilham Irdiansyah, Indra Kusumah, Riefki Fiestawa, Yudha Irfani yang selalu membimbing, memotivasi, memberi pengalaman hidup, serta sebagai tempat untuk berbagi cerita suka dan duka. Tawa dan senyuman yang telah tercipta menjadi modal jalinan silaturahim sampai akhir masa

dan menjadi do’a untuk kita semua, semoga kalian diberi kesuksesan,

panjang umur, ridha-Nya dan keberkahan di dunia dan di akhirat kelak. 12.Ajeng Ginanjar, yang telah memberikan semangat, motivasi, do’a kepada


(12)

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT tuhan semesta alam beserta isinya yang telah memberikan rahmat, hidayah, berkah serta bimbingan-Nya. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpah kepada rasul utusan Allah Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan kepada kita selaku umatnya.

Diawali dengan Bismillahirrahmanirrahim, dan diakhiri dengan ucapan

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis telah menyelesaikan penelitian dengan judul

PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA UNTUK

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII A SMP

LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA)”. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan bentuk kontribusi sebagai mahasiswa kepada masyarakat dalam bidang pendidikan.

Skripsi ini membahas mengenai pengembangan pemahaman konsep pembelajaran IPS melalui penggunaan lembar kegiatan siswa. Melalui LKS yang disusun diharapkan peserta didik mampu mengembangkan keterampilan diri dan memperluas pengetahuan, sehingga konsep pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran IPS dapat berkembang dengan baik, dan pada akhirnya mampu menghadapi segala bentuk permasalahan baik yang terjadi di dalam maupun diluar proses pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan mengingat terbatasnya pengetahuan serta pengalaman penulis, maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada Dra. Yani Kusmarni. M.Pd dan Hj.


(13)

Siti Nurbayani K, S.Pd., M.Si yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis sangat mengharapakan Skripsi yang telah disusun ini bisa menjadi sebuah ilmu yang berguna, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya dan penulis mengharapkan pula kritikan serta masukan yang bisa membuat penulis menjadi lebih baik kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, Oktober 2013


(14)

ABSTRACT

This study originated from the writer’s concern towards an issue occurred in eight graders of Laboratory Junior High School of Indonesia University of Education related to understanding concepts of social studies learning. The issue is finding from conducted observation in several meetings of April to June 2013. Indicator of the problems which is encountered is low interest in reading, less focus or concentration of learners in learning process, less understanding of the meaning of social studies, low participation of learners in learning, unwell paradigm of social studies, lack of initiative participation in learning process, and low learning results. Reviewing the examined issues relate to the learning process, the researcher chose Classroom Action Research (CAR) with 5 cycles of Kemmis and Mc. Taggart research design. Alternative selected solutions, namely Student Activity Sheet. Implementation of worksheets learning activities as an alternative in purpose to develope the social studies concepts understanding can be categorized in good level. The development of understanding of social sciences concepts can be seen from the development of understanding of learning indicators of social studies concepts such as able to explain the concepts and studied materials, able to interpret the understanding, able to apply owned knowledge, have perspective, empathized, and have self-knowledge. All aspects have evolved from low quality of the first cycle till the fifth ones, medium, and good quality with 49,1%, 62,9%, 73,1%, 85,2%, and 85,2% percentages in 5th cycle. In conclusion, the use of worksheets can develop the understanding of social studies concepts.

Keywords: Student Activity Sheet, Understanding Social Studies Learning


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia terkait pemahaman konsep pembelajaran IPS. Permasalahan ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan pada beberapa kali pertemuan dalam rentang waktu bulan April sampai Juni 2013. Indikator permasalahan yang dijumpai adalah minat baca yang rendah, fokus peserta didik dalam proses belajar kurang, kurang memahami makna dari pembelajaran IPS, rendahnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, paradigma yang kurang baik kepada mata pelajaran IPS, kurangnya inisiatif dalam mengikuti proses belajar, serta hasil belajar yang rendah. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart dalam 5 siklus. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih yaitu penggunaan Lembar Kegiata Siswa. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan LKS sebagai alternatif mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Adapun pengembangan pemahaman konsep pembelajaran IPS dapat dilihat dari perkembangan indikator pemahaman konsep pembelajaran IPS yaitu mampu menjelaskan konsep dan materi yang dipelajari, mampu menginterpretasikan pemahaman, mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki, memiliki perspektif, berempati, serta memiliki pengetahuan diri. Seluruh aspek ini mengalami perkembangan dari siklus pertama hingga siklus kelima dari kualitas kurang, cukup, menjadi baik dengan persentase 49,1%, 62,9%, 73,1%, 85,2%, dan 85,2% pada siklus kelima. Kesimpulannya, penggunaan LKS dapat mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS.


(16)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 8

C. TUJUAN PENELITIAN ... 9

D. MANFAAT PENELITIAN ... 9

E. SISTEMATIKA PENULISAN ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PEMBELAJARAN IPS... 12

B. PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS ... 15

1. Pemahaman Konsep ... 15

2. Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS ... 17


(17)

1. Fungsi Bahan Ajar ... 23

2. Bentuk Bahan Ajar ... 25

D. PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA ... 27

1. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ... 27

2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan LKS ... 29

3. Kriteria Penyusunan LKS ... 30

4. Pengembangan LKS dalam Pembelajaran IPS ... 31

5. Tahapan Pengembangan LKS dalam Pembelajaran IPS ... 33

6. Keunggulan LKS Pembelajaran IPS ... 34

7. Implementasi LKS dalam Pembelajaran IPS ... 35

E. LKS DALAM PENGEMBANGAN PEMAHAMAN KONSEP PEMBELAJARAN IPS ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN ... 38

B. METODE PENELITIAN ... 39

C. DESAIN PENELITIAN ... 41

D. DEFINISI OPERASIONAL ... 44

1. Lembar Kegiatan Siswa ... 44

2. Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS ... 45

E. INSTRUMEN PENELITIAN ... 46

1. Pedoman Observasi ... 46

2. Catatan Lapangan ... 49

3. Format Penilaian LKS ... 49

4. Format Penilaian Kerjasama ... 49

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 50

G. ANALISIS DATA ... 51

H. VALIDITAS DATA ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ... 53

1. Deskripsi Sekolah ... 53


(18)

B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ... 55

1. Kegiatan Pra Tindakan ... 55

2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Pertama ... 58

3. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Kedua ... 80

4. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 102

5. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Keempat ... 134

6. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus Kelima ... 160

C. DESKRIPSI HASIL PENGOLAHAN DATA PENELITIAN ... 184

1. Deskripsi Hasil Catatan Lapangan ... 184

2. Deskripsi Data Hasil Observasi ... 186

D. ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 202

1. Merencanakan penyusunan Lembar Kegiatan Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik... 202

2. Melaksanakan Lembar Kegiatan Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik ... 205

3. Upaya mengatasi kendala yang terjadi pada saat pengembangan pembelajaran melalui Lembar Kegiatan Siswa dalam upaya mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS ... 211

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 213

B. SARAN ... 217

DAFTAR PUSTAKA ... xviii LAMPIRAN


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Pemahaman Konsep IPS Peserta Didik ... 47

Tabel 3.2 Rubrik Pedoman Observasi Pemahaman Konsep IPS Peserta Didik ... 47

Tabel 4.1 Penilaian LKS Siklus Pertama ... 63

Tabel 4.2 Penilaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS dalam LKS Siklus Pertama ... 67

Tabel 4.3 Penilaian Indikator Capaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS Siklus Pertama ... 68

Tabel 4.4 Penilaian Kerjasama Kelompok Siklus Pertama ... 75

Tabel 4.5 Penilaian LKS Siklus Kedua ... 86

Tabel 4.6 Penilaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS dalam LKS Siklus Kedua ... 89

Tabel 4.7 Penilaian Indikator Capaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS Siklus Kedua ... 90

Tabel 4.8 Penilaian Kerjasama Kelompok Siklus Kedua ... 97

Tabel 4.9 Penilaian LKS Siklus Ketiga ... 112

Tabel 4.10 Penilaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS dalam LKS Siklus Ketiga ... 115

Tabel 4.11 Penilaian Indikator Capaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS Siklus Ketiga ... 116

Tabel 4.12 Penilaian Kerjasama Kelompok Siklus Ketiga ... 123

Tabel 4.13 Penilaian Laporan Observasi Siklus Ketiga ... 126


(20)

Tabel 4.15 Penilaian LKS Siklus Keempat ... 141

Tabel 4.16 Penilaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS dalam LKS Siklus Keempat ... 144

Tabel 4.17 Penilaian Indikator Capaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS Siklus Keempat ... 145

Tabel 4.18 Penilaian Kerjasama Kelompok Siklus Keempat ... 152

Tabel 4.19 Penilaian Presentasi Hasil Pengamatan Siklus Keempat ... 155

Tabel 4.20 Penilaian LKS Siklus Kelima ... 167

Tabel 4.21 Penilaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS dalam LKS Siklus Kelima ... 170

Tabel 4.22 Penilaian Indikator Capaian Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS Siklus Kelima ... 171

Tabel 4.23 Penilaian Kerjasama Kelompok Siklus Kelima ... 177

Tabel 4.24 Penilaian Presentasi Hasil Pengamatan Siklus Kelima ... 180

Tabel 4.25 Persentase Perkembangan Kemampuan Menyelesaikan LKS ... 187

Tabel 4.26 Persentase Perkembangan Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS dalam LKS ... 190

Tabel 4.27 Persentase Perkembangan Capaian Pemahaman Konsep pembelajaran IPS ... 192

Tabel 4.28 Persentase Perkembangan Kerjasama Kelompok Peserta Didik 196 Tabel 4.29 Persentase Perkembangan Kemampuan Presentasi Peserta Didik ... 200


(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus PTK Model Siklus menurut Kemmis dan Taggart ... 44

Gambar 4.1 Peserta Didik Sedang Mengamati Beberapa Jenis Tanah ... 63

Gambar 4.2 Peserta Didik Sedang Melakukan Percobaan dan Pengamatan Erupsi Gunung Api ... 85

Gambar 4.3 Kegiatan Peserta Didik Dalam Merencanakan Pedoman Observasi Pada Siklus Ketiga Tindakan Pertama ... 107

Gambar 4.4 Presentasi Laporan Observasi Kelompok 1 ... 108

Gambar 4.5 Presentasi Laporan Observasi Kelompok 2 ... 108

Gambar 4.6 Presentasi Laporan Observasi Kelompok 3 ... 109

Gambar 4.7 Presentasi Laporan Observasi Kelompok 4 ... 110

Gambar 4.8 Presentasi Laporan Observasi Kelompok 5 ... 110

Gambar 4.9 Presentasi Laporan Observasi Kelompok 6 ... 111

Gambar 4.10 Pengamatan Kelompok Terhadap Tanaman Dengan Pupuk Organik Dan Kimia ... 140

Gambar 4.11 Presentasi kelompok pada siklus Keempat ... 140

Gambar 4.12 Pengamatan Kelompok Terhadap Tayangan Video yang Ditampilkan Guru ... 166


(22)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.14 Diagram Skor perkembangan Kemampuan Menyelesaikan LKS ... 188 Grafik 4.15 Diagram Persentase perkembangan Kemampuan

Menyelesaikan LKS ... 188 Grafik 4.16 Diagram Skor Perkembangan Pemahaman Konsep

Pembelajaran IPS dalam LKS ... 190 Grafik 4.17 Diagram Persentase Perkembangan Pemahaman Konsep

Pembelajaran IPS dalam LKS ... 191 Grafik 4.18 Diagram Skor Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS ... 193 Grafik 4.19 Diagram Persentase Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS ... 193 Grafik 4.20 Diagram Skor Kerjasama Kelompok Peserta Didik ... 197 Grafik 4.21 Diagram Persentase Kerjasama Peserta Didik ... 197 Grafik 4.22 Diagram Skor Kemampuan Presentasi Peserta Didik ... 200 Grafik 4.23 Diagram Persentase Kemampuan Presentasi Peserta Didik ... 201


(23)

DAFTAR PUSTAKA

A.Sumber Buku

Agus Mulyana, dkk.(2010). Inovasi Pembelajaran IPS : Implementasi Pembelajaran IPS dalam Menghadapi Tantangan Global. Bandung: Rizqi Press.

Anggoro, T, dkk.(2008). Metode Penelitian. Jakarta: UT

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Belawati, Tian, dkk.(2003). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Hamid Hasan, Dkk .(2010). Inovasi Pembelajaran IPS : Implementasi Pembelajaran IPS dalam Menghadapi Tantangan Global. Bandung: Rizqi Press.

Kasbolah, K.(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.

Kemdiknas.(2008). Sosialisasi KTSP: Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Kemdiknas RI

Komalasari, K.(2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya.Bandung : PT. Refika Aditama.

Kosasih Djahiri, Achmad. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Granesia.

Mardalis.(2009).Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi aksara.

Mulyasa, H.E.(2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasution, S.(2000).Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Bumi aksara


(24)

Nu’man Somantri, M.(2001). Menggagas Pembeharuan Pendidikan IPS. Bandung: Rosda.

Ridwan Effendi, dkk.(2010). Inovasi Pembelajaran IPS : Implementasi Pembelajaran IPS dalam Menghadapi Tantangan Global. Bandung: Rizqi Press.

Sagala, S.(2008).Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta

Sanjaya,W.(2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya,W.(2011). PTK. Jakarta: Kencana.

Sapriya, et all.(2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Lab. PKn UPI. Sumaatmadja, N.(2002).Konsep Dasar IPS.Jakarta: Universitas Terbuka Pannen Paullina dan Purwanto.(2001). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta:

PAU-PPAI, UT.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prastowo, A.(2012).Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press

Grant Wiggins dan Jay McTighe.(2012).Pengajaran Pemahaman Melalui Desain. Jakarta: Indeks

Wilis Dahar, R.(1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Wiriaatmadja, R.(2005).Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Zainul, A.(2011).Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-PPAI, UT.

B.Tesis dan Skripsi

Amir, Alfi Syukrina.(2012). Model Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pembelajaran Hidrolisis Garam Dengan Metode Praktikum. Bandung : tesis UPI tidak diterbitkan.

Andayani, Indriati Agustin.(2005). Kemampuan Siswa Melaksanakan Kegiatan Belajar Mandiri Terbimbing Melalui LKS buatan guru dalam Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 6 Palembang. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya.

Ardiyanti, Y.(2011).Penggunaan LKS Terbuka Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep, Keterampilan Proses Sains, Dan Berfikir Kreatis Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Bandung : tesis UPI tidak diterbitkan.


(25)

Arfianti, H.(2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterdampilan Proses Sains dari Pemahaman Konsep Koloid Siswa. Tesis UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hidayah, I, dkk. (2007). Workshop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika UNES.

Makmur Hartono dan Sahyar.(2012).Analisis Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Langsung Menggunakan Bantuan Peta Konsep. Medan: Jurnal UNIMED

Marissa, R, (2012). Analisis Kemampuan Mengemas Materi Menggunakan LKS Inkuiri Pada Guru Biologi SMA Di Kota Bandung. Tesis UPI tidak diterbitkan.

Setyosari P.(1997).Medel Belajar Konstruktivistik. Jurnal Sumber Belajar: Kajian Teori dan Aplikasi (1) 50-52.

Suherman dkk, 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, JICA.

Suyitno, A, dkk.(1997). Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FPMIPA UNNES.

Poerbotami, K.(2008).Penerapan Model Cooperative Learning dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Kelas. Bandung: Skripsi FPIPS UPI tidak diterbitkan.

C.Lain-lain

Diknas.(2004). Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikdasmenum

______.(2008). Pengembangan Bahan Ajar dan Media. Jakarta: Departemen Pendidiksn Nasional

Haritsah 2010. LKS online (http://haritsah.ifastnet.com/home/38/50-lks.html) Puskur.(2006). Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta: Depdiknas.

Subiantoro, Agung. (2010). Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. Makalah pada Pelatihan Pengembangan Praktikum IPA Berbasis Lingkungan, Yogyakarta.

Subekti, S.(2011). Memahami Hakekat LKS untuk Menunjang Pembelajaran di

Kelas Bertaraf Internasional, (Online), dalam


(26)

bektipmats2ppsuny.blogspot.com/2011/12/Memahami-Hakekat-Lembar-Kerja-Siswa-LKS.html?m=1 diakses pada 20/07/2013 pukul 11.30 WIB. Sulistyowati, E.(2009).Bahan Ajar, (Online), dalam

endahsulistyowati.wordpress.com/2009/07/21/apakah-perbedaan-bahan-ajar-dan-sumber-belajar/, diakses 18/07/2013 pada pukul 09.15 WIB. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 mengenai

tujuan pendidikan nasional.

Widiyanto, Ahlis, M.J. Ni’am, dan E.Y. Nurcandra. 2008. “Lembar Kerja

Siswa (LKS) Matematika Interaktif Model E-Learning”.

http://ahliswiwite.files.wordpress.com. Diakses pada 12/06/2013 pukul 12:10 WIB

Widyartono, D.(2012). Hakikat Bahan Ajar, (Online), dalam didin.lecture.ub.ac.id/pembelajaran-3/hakikat-bahan-ajar. Diakses pada 18/07/2013 pukul 09:40 WIB.


(27)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia merupakan makhluk yang senantiasa berkembang, dari mulai lahir, kanak-kanak, dewasa dan tua. Dalam proses perkembangan tersebut pasti tidak terlepas dengan interaksi baik dengan sesama manusia maupun alam, namun tentunya perkembangan tersebut dibatasi oleh kemampuan masing-masing individu (Sumaatmadja,2002: 1.3). Dengan demikian agar manusia mampu berkembang dengan optimal diperlukan usaha-usaha untuk mengoptimalkan kemampuannya, salah satu usahanya adalah pendidikan, baik yang bersifat formal maupun non formal.

Proses pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki individu. Tentu saja potensi setiap individu berbeda-beda ada yang mempunyai kelebihan dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi konsep penting dan tujuan utama dalam pencapaian tujuan pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1, ayat 1 tentang SISDIKNAS yang mengemukakan tentang Tujuan Pendidikan Nasional bahwa:

"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif menumbuhkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, melalui lembaga pendidikan formal dalam hal ini sekolah agar mampu mengembangkan potensi secara optimal. Menurut Djahiri (1985: 4) yang menyatakan bahwa: Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan tempat belajar dimana anak akan berusaha membina, mengembangkan dan menyempurnakan potensi dirinya serta dunia kehidupan dan masa depannya. Dengan demikian, sekolah merupakan salah


(28)

2

satu tempat di mana peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dan kepribadian dengan baik dengan mengikuti program-program pengajaran. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peranan penting sebagai subjek untuk membantu peserta didik dalam mendapatkan ilmu pengetahuan, namun dalam melaksanakan tugasnya tidak selalu berjalan sebagaimanan mestinya karena berbagai faktor yang berbeda disetiap mata pelajaran.

Pada mata pembelajaran IPS tantangannya adalah bagaimana menyampaikan konsep yang abstrak dalam IPS menjadi nyata di depan peserta didik sehingga dapat merubah paradigma dan cara belajar yang pada akhirnya menstimulus untuk memahami konsep pembelajaran secara mendalam dan konferhensip. Hal tersebut sebenarnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber, metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga mampu mentransfer pengetahuan dengan baik (Sumaatmadja,2002: 3.10). Berdasarkan kutipan di atas, dalam rangka mengembangkan pembelajaran kearah yang lebih baik diperlukan kreativitas dan kerjasama antara guru dengan peserta didik sehingga timbul situasi belajar yang kondusif.

Mewujudkan pembelajaran yang kondusif dan bermakna dapat dilakukan dengan memberi kepercayaan kepada peserta didik untuk memproses dan memahami konsep sesuai dengan pengalamannya. Pembelajaran yang efektif merupakan pembelajaran yang terfokus kepada peserta didik guru hanya sebatas fasilitator, sehingga diperlukan agar peserta didik terlibat secara aktif. Dengan demikian pendidikan berorientasi pada kebutuhan peserta didik yang dapat dijadikan modal untuk mampu menyelesaikan permasalahan dan pemahaman konsep pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan pokok yang menentukan kelancaran pelaksanaan dari pendidikan itu sendiri. Peserta didik mampu mengimplementasikan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari. Begitupun dengan mata pelajaran IPS dan seluruh komponen yang berada didalamnya termasuk guru, peserta didik, sarana prasarana, dan cara pembelajaran haruslah mendukung satu sama lain kemudian dikemas sesuai


(29)

3

dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, sehingga dapat terwujud pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, inovatif, serta memberi makna bagi peserta didik baik makna dari sisi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Ketika pemahaman konsep pembelajaran dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat mendorong terwujudnya tujuan pembelajaran IPS itu sendiri yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan trampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari (Puskur, 2006: 7).

Situasi belajar yang ideal di atas nampaknya belum terlaksanan, salah satunya karena anggapan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang kurang menyenangkan dan sulit, paradigma tersebut muncul sebagai akibat dari pemahaman konsep pembelajaran peserta didik yang belum berkembang. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sapriya (2007: 1-2), yang menyatakan bahwa perlunya penguasaan konsep pembelajaran IPS peserta didik secara mendalam agar paradigma sulitnya pembelajaran bisa berkembang kearah yang lebih positif dan menyenangkan. Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek penting dari proses pembelajaran guna membangun modal sehingga peserta didik dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi berdasarkan keilmuan yang telah ia dapatkan. Untuk mencapai hal tersebut, peserta didik harus aktif dalam melakukan kegiatan, aktif dalam berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Permasalahan tersebut menarik untuk dicarikan sebuah solusi konkrit, sehingga penulis melakukan usaha dalam bentuk penelitian. Adapun jenis penelitian yang dipilih adalah PTK karena disesuaikan dengan karakteristik dan objek permasalahan yang muncul di dalam kelas.

Penelitian tindakan kelas dilakukan penulis di kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia ini, memfokuskan kajian mengenai upaya guru meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran IPS. Fokus kajian tersebut diambil berdasarkan data


(30)

4

hasil observasi awal yang dilakukan bersama guru mata pelajaran IPS, secara garis besar situasi kelas VIII A sangat kurang kondusif, hal ini dapat dibuktikan dengan perilaku peserta didik dalam kelas. Secara lebih rinci penulis menjabarkan keadaan kelas sebagai berikut: Pertama, minat baca yang rendah menjadi alasan peserta didik kurang memahami konsep pembelajaran dengan baik, hal ini terlihat manakala guru melakukan kegiatan apersepsi, kebanyakan peserta didik menjawab dengan seenaknya, bahkan tidak banyak yang memberikan jawaban ketika ditanyakan perihal materi yang sudah dilakukan.

Kedua, rendahnya fokus peserta didik dalam proses belajar mengajar, hal ini dapat terlihat ketika guru sedang menerangkan materi pembelajaran, banyak peserta didik yang kurang memperhatikan, sehingga peserta didik kurang memahami materi pembelajaran. Indikasi lain adalah ketika pembelajaran berlangsung peserta didik lebih mementingkan mengerjakan tugas dari mata pelajaran lain, karena dianggap lebih penting dan disukai ketimbang mendengarkan pemaparan guru. Ketiga, peserta didik kurang memahami makna dari pembelajaran IPS, dilihat dengan banyaknya peserta didik yang menyebutkan IPS itu Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi dan lain sebagainya. Dilihat dari cara pandang tersebut, peserta didik menjadi terbebani dengan banyaknya materi yang harus mereka kuasai, sehingga timbul kemalasan berpartisipasi dalam pembelajaran. Padahal sebenarnya makna dari IPS adalah mengajarkan bagaimana cara hidup bersama dengan yang lain, adapun secara akademis IPS memberi sokongan kearah terciptanya warga negara yang baik (Effendi, 2010). Dengan demikian jika peserta didik memahami makna dari pembelajaran IPS yang sesungguhnya pembelajaran akan berjalan sesuai dengan harapan bersama.

Keempat, rendahnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, indikatornya adalah ketika guru menerangkan dan melakukan interaksi dengan peserta didik, cenderung tidak responsif dan hanya melakukan apa yang dikehendakinya, seperti menggambar, bernyanyi, berbincang seputar masalah pribadi, dan lain sebagainya tanpa menghiraukan penjelasan dari


(31)

5

guru. Selain itu ketika mengerjakan tugas yang diberikan tidak semua peserta didik ikut berpartisipasi dalam kelompoknya kebanyakan dari mereka acuh tak acuh atas apa yang ditugaskan guru. Kelima, paradigma yang kurang baik kepada mata pelajaran IPS, tercermin dengan sedikit sekali peserta didik yang menggemari pelajaran ini, alasannya adalah materi dari mata pelajaran IPS terlalu banyak dan susah untuk dipahami karena kebanyakan materinya adalah hafalan, sehingga timbul keengganan belajar padahal jika dijalankan dengan baik IPS dapat memberikan manfaat yang sangat luar biasa baik bagi pengembangan kepribadiannya maupun kematangan emosinya.

Keenam, kurangnya inisiatif peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga interaksi yang terjadi lebih banyak satu arah dari guru kepada peserta didik, indikatornya adalah ketika guru memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya, tidak ada satupun yang memberikan respon untuk melakukan pertanyaan jikalau ada pertanyaan yang dilontarkan bersifat tidak serius dan seenaknya. Dan yang ketujuh, hasil tes yang rendah, dari tes yang telah dilakukan, hasil tes menunjukkan bahwa 70% nilai peserta didik dibawah KKM dan 30% sisanya mendapat nilai diatas KKM, dengan rata-rata nilai keseluruhan 51. Melihat statistika tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep pembelajaran peserta didik memang relatif rendah, sehingga perlu adanya tindak lanjut dari guru agar pembelajaran dapat lebih berkembang kearah yang positif dan dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, sehingga dapat diidentifikasi bahwa tingkat pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia relatif rendah.

Hasil wawancara penulis dengan guru mata pelajaran IPS memberi informasi bahwa permasalahan yang banyak terjadi di dalam kelas sebagaimana dijelaskan diatas, sebagai akibat dari kurangnya pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik. Menurut pengamatan penulis, pernyataan tersebut memang benar adanya karena ketika dilakukan pengamatan kondisi peserta didik sangat diluar kontrol, gaduh dan tidak kondusif. Pada akhirnya penulis melakukan pendekatan kepada beberapa


(32)

6

peserta didik untuk mengetahui lebih mendalam penyebab terjadinya hal tersebut, sehingga penulis memperoleh informasi bahwa kurangnya pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik dikarenakan pembelajaran yang monoton, satu arah dan suara guru kurang terdengar secara jelas serta materi yang rumit dan terlalu banyak untuk dipelajarari.

Minat penulis untuk meneliti permasalahan terkait rendahnya pemahaman peserta didik terhadap konsep pembelajaran IPS di kelas VIII A SMP Laboratorium percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, dikarenakan keinginan untuk memberikan suatu warna baru dan mengembangkan kualitas pembelajaran. Pada akhirnya mampu memahami konsep pembelajaran IPS secara optimal. Penyelesaian permasalahan terkait pemahaman konsep menjadi prioritas dilakukan dikelas VIII A karena masalah tersebut menjadi hal yang urgen untuk diselesaikan dan yang paling menonjol di kelas tersebut. Pengembangan pemahaman konsep akan dilandaskan kepada beberapa konsepsi teoretis. (1) IPS merupakan bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial yang selalu berubah dari waktu ke waktu (Sumaatmadja, 2002: 1.40). (2) Sumaatmadja (2002: 1.10-1.11) IPS sesungguhnya telah melekat pada diri peserta didik namun belum cukup karena persoalan pada masyarakat selalu berkembang. (3) IPS bersifat praktis daripada akademis-teoritis hal ini didasarkan pada bentuk gejala dan masalah sosial yang sifatnya lebih menghendaki pemecahan secara langsung dan mendesak (Sapriya. 2007: 6). Berdasarkan beberapa teori tersebut, pemahaman menjadi hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Pandangan tersebut diambil karena jika peserta didik tidak memahami konsep pembelajaran akan terjadi kesalah pahaman mengenai makna IPS, sehingga peserta didik tidak memahami tujuan utama dari pembelajaran lebih dari itu akan terjadi paradigma bahwa IPS hanyalah sebuah mata pelajaran yang membosankan dengan banyak materi, hal ini dapat mencederai pembelajaran IPS yang bermakna. Disisi lain sebagai fasilitator, guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran dikelas. Diantaranya tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulus dan memotivasi, mendiagnostik, dan


(33)

7

mengatasi kesulitan peserta didik, serta menyediakan pengalaman untuk menumbuhkan pemahaman peserta didik (Suherman dkk, 2001: 76). Oleh karena itu guru harus menyediakan dan memberikan sebanyak mungkin kesempatan kepada peserta didik untuk belajar aktif sehingga kemudian mampumenciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerjasama, dan melaksanakan eksperimen dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997: 53). Pendekatan kontruktivisme semacam itu agar mampu berjalan dengan baik diperlukan bahan ajar, media pembelajaran yang tepat sehingga mampu melayani kebutuhan peserta didik sesuai karakteristiknya antara lain dengan lembar kegiatan siswa (LKS).

Alternatif yang ditawarkan melalui penggunaan lembar kegiatan siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif yang tepat bagi peserta didik karena LKS membantu menambahkan informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis (Widiyanto, 2008: 2). Selain itu, dalam penggunaanya LKS dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di kelas sehingga mempermudah dalam memahami materi serta konsep pembelajaran yang sedang dipelajari. Namun jangan salah faham, LKS bukan sekedar kumpulan soal, melainkan sebagai wahana bagi peserta didik dalam beraktivitas untuk memperoleh ilmu pengetahuan, selain itu pun LKS merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan untuk menuangkan prosedur yang akan menjadi pedoman belajar bagi peserta didik dan guru dalam melakukan kegiatan belajar sehingga pengembangan LKS diproyeksikan untuk mengembangkan keterampilan serta pemahaman terhadap konsep pembelajaran IPS. Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Arfianti (2013) bahwa pengembangan LKS haruslah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. LKS yang mempunyai makna adalah LKS yang mengangkat permasalahan seputar kehidupan peserta didik sehingga pemahaman peserta didik bisa lebih berkembang bukan hanya dalam asfek kognitif saja melainkan afektif dan psikomotoriknya juga. Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, LKS perlu disajikan dengan kemasan yang berbeda dan mengasikan. Sedangkan


(34)

8

keunggulan dari penggunaan LKS menurut Mustafa (dalam Ardiyanti, 2011) adalah: Pertama, Mempermudah siswa dalam memanfaatkan dan memahami lingkungan sekitarnya. Kedua, mempermudah pemanfaatan dan mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari di sekolah untuk memahami dan menyelesaikan masalah sehari hari secara benar dan tepat. Ketiga, mempermudah peningkatan penguasaan konsep.

Alternatif pemecahan masalah tersebut tidak terlepas dari manfaat dan kelebihan yang didapat yaitu, peserta didik mampu meningkatkan pemahaman konsep secara mendalam berdasarkan pengalaman peserta didik, memanfaatkan konsep yang telah dipahami untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pengembangan LKS yang dikemas secara kreatif, inovatif dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran (Ardianty, 2011; Amir, 2012). Dari hasil penelitian tersebut, LKS dapat dijadikan sebagai salah satu jalan keluar yang dapat digunakan guna menyelesaikan permasalahan konsep yang dihadapi penulis saat ini. Maka dari itu penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul ”Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa untuk Mengembangkan Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS ”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka garis besar dari rumusan masalahnya adalah: Bagaimana mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS melalui penggunaan lembar kegiatan siswa di SMP Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia kelas VIII A?”.

Adapun rumusan masalah yang dijabarkan secara khusus sebagai berikut:


(35)

9

1. Bagaimana guru merencanakan Lembar Kegiatan Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik? 2. Bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan

Lembar Kegiatan Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS?

3. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala yang terjadi pada saat pengembangan pembelajaran melalui Lembar Kegiatan Siswa dalam upaya mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan secara umum dari penelitian ini adalah: Mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS melalui penggunaan lembar kegiatan siswa di SMP Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia kelas VIII A.

Adapun tujuan penelitian yang dijabarkan secara khusus sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perencanaan Lembar Kegiatan Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS di kelas VIII A. 2. Memaparkan pelaksanaan pembelajaran melalui Lembar Kegiatan Siswa

sebagai upaya mengembangkan pemahaman konsep IPS.

3. Mengkaji kendala yang ditemui pada saat pengembangan Lembar Kegiatan Siswa dalam mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS peseta didik di kelas VIII A.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya : 1. Manfaat Teoritis


(36)

10

a. Untuk memperkaya keilmuan serta sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar guru terkait pengembangan instrumen evaluasi pembelajaran IPS. 2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran IPS di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS.

c. Diharapkan dapat meningkatnya motivasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPS.

d. Diharapkan dapat mengembangkan pemahaman pembelajaran, kreatifitas, dan karakter peserta didik sehingga mampu menyelesaikan permasalahan secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

e. Diharapkan dapat merubah paradigma dan iklim belajar IPS kearah yang lebih positif, menyenangkan dan penuh makna.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika Penulisan dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara garis besar penulis memaparkan mengenai latar belakang masala, rumusan, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan


(37)

11

Bab ini berisi pemaparan konsep-konsep yang mendukung penelitian yaitu terkait pemahaman konsep pembelajaran IPS dan pengembangan Lembar Kerja Siswa yang diambil dari berbagai literatur, sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh untuk menyelesaikan penelitian, dimulai dari persiapan, prosedur pelaksanaan, analisis data yang mencakup sumber data, teknik pengumpulan dan alat pengumpul data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan pada data, fakta, dan informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literatur yang menunjang.

BAB V KESIMPULAN

Memaparkan keputusan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan penulis sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun dasar dari pemilihan metode ini adalah untuk menjawab masalah yang ada, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu penulis sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan lancar dan sesuai harapan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, jalan Senjayaguru Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, (022) 2012805 Bandung 40154. Pemilihan sekolah tersebut menjadi objek penelitian dikarenakan penulis merasa cocok dengan dukungan dari pihak sekolah, baik sarana dan prasarananya maupun dari tenaga pendidiknya. Hal lain adalah iklim sekolah yang mendukung kelancaran penelitian.

Pada observasi awal dan pada saat melakukan Program Latihan Profesi (PLP) yang difasilitasi oleh Universitas, penulis melakukan observasi dan praktik mengajar selama enam bulan di beberapa kelas, hal ini dijadikan pertimbangan untuk pemilihan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, dan pada akhirnya penulis menentukan kelas VIII A sebagai subjek penelitian. Pemilihan kelas tersebut sebagai subjek penelitian tidak terlepas dari kondisi peserta didik memiliki permasalahan yang unik dan menonjol, sehingga guru berkeinginan untuk dapat memperbaiki permasalahan tersebut. Dalam hal ini diperlukan pengembangan khususnya dari sisi pemahaman konsep pembelajaran IPS. Situasi yang muncul dalam pembelajaran dapat mencerminkan bahwa pemahaman konsep pembelajaran IPS masih rendah,


(39)

39

indikatornya adalah kurangnya perhatian terhadap pembelajaran, rendahnya pengetahuan terkait materi yang diajarkan, kegaduhan yang muncul dalam pembelajaran, dan yang paling penting adalah rendahnya kemampuan peserta didik dalam menjelaskan dan menggambarkan konsep-konsep pembelajaran IPS. Penulis ingin mengubah anggapan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan, sulit, ditambah materinya yang menumpuk, sehingga peserta didik dapat belajar mandiri. serta mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan baik.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu proses penelitian. Menurut Mardalis, (2009) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan suatu teknis yang dilakukan dalam proses penelitian agar memperoleh fakta, prinsip dengan sabar dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. Metode penelitian akan memberi gambaran bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Pemilihan metode penelitian yang tepat dapat membantu keberhasilan suatu penelitian, karena akan memperjelas langkah-langkah serta arah dan tujuan dari penelitian itu sendiri.

Pernyataan di atas memberikan sebuah arahan bahwa keberhasilan suatu penelitian salah satunya ditunjang oleh metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan tujuan serta karakteristik permasalahan yang diteliti. Melihat permasalahan yang akan diteliti terkait proses pembelajaran di kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia, sehingga penulis memilih penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai metode yang digunakan untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya penelitian tindakan merupakan proses pengkajian melalui sebuah siklus. Penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu rangkain langkah-langkah (spiral of steps). Setiap langkah terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Kasihan Kasbolah, 1998: 14). Sedangkan Sanjaya (2011: 26), menyatakan bahwa PTK merupakan proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan


(40)

40

yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan terebut. Berangkat dari pemikiran diatas penulis dapat sedikit menggambarkan mengenai penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah proses penelitian secara sengaja yang bersifat sistematis dan bersiklus dalam sebuah proses belajar mengajar. Serta memiliki tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan sebuah sistem, cara kerja, proses, kompetensi dan situasi pembelajaran didalam kelas dengan menggunakan berbagai tindakan dan pendekatan.

Penulis memandang bahwa penelitian tindakan kelas sebagai metode yang mendorong interaksi yang kuat antara guru dengan peserta didik, sehingga dapat mengatasi permasalahan secara lebih konfrehensip dan terstruktur karena peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berorientasi pada pemecahan masalah dan struktur pelaksanaan penelitian, sehingga rancangan penelitian harus disusun dengan baik. Penyusunan perencanaan yang matang pada akhirnya akan menjadi pedoman bagi penulis dalam melaksanakan penelitian agar mencapai tujuan yang diharapkan pernyataan ini diperkuat oleh pendapat dari Wiraatmadja, (2005: 56) bahwa PTK mampu meningkatkan kualitas profesionalisme, serta kepercayaan bagi guru yang kemudian akan meningkatkan kualitas belajar pada akhirnya mampu mencapai tujuan dari pembelajaran.

Penulis menggunakan metode penelitan tindakan kelas untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik. Berdasarkan hal ini, penulis memfokuskan diri terhadap permasalahan yang berkaitan dengan pengembangan pemahaman konsep IPS peserta didik. Pada proses penelitian peserta didik akan dilibatkan secara aktif, adapun langkah yang dilakukan dalam penelitian dirumuskan bersama dengan kolaborator agar proses penelitian berjalan secara objektif.


(41)

41

C. Desain Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan oleh guru yang menjadi peneliti, sehingga penelitian dan pengajaran terjadi pada saat dan dalam waktu yang bersamaan, dilakukan secara kolaborasi dan proses pelaksanaannya dilakukan secara bersiklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali sampai data yang diperoleh jenuh. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model siklus Spiral dari Kemmis dan Taggart, karena sesuai dengan tema dan tujuan dari penelitian ini Secara operasional prosedur penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Identifikasi permasalahan penelitian, merupakan orientasi lapangan sebelum penelitian tindakan kelas berlangsung sehingga peneliti mampu mengidentifikasi keadaan fisik sekolah tempat penelitian dalam hal ini SMP Laboratorium UPI. Selain itu, mengetahui iklim sekolah adaptasi dengan guru, kepala sekolah, stekholder sekolah serta peserta didik. Antara lain dengan cara meminta izin penelitian, pengenalan diri kepada pihak sekolah, menyampaikan maksud kedatangan serta memperlihatkan proposal penelitian.

2. Studi pendahuluan, pada tahap ini penulis melakukan kajian literatur serta melakukan bimbingan kepada pihak yang memiliki kompetensi terkait permasalahan yang dikaji, sehingga berbagai tindakan yang akan dilaksanakan dapat dikaji dengan baik dan dapat merumuskan hipotesis tindakan. Serta dimaksudkan untuk memastikan permasalahan, keadaan real di dalam kelas, sehingga penanganan atau arah dari penelitian dapat dipastikan dan apakah penelitian yang akan dilakukan dapat bermanfaat. Setelah melakukan identifikasi, pentingnya penelitian yang dilakukan penulis atas dasar pentingnya pemahaman konsep pembelajaran IPS yang pada kenyataannya masih asing bagi para peserta didik. Pemiran ini muncul melihat realitas yang terjadi dalam proses pembelajaran IPS secara umum disebabkan oleh kurangnya variasi belajar dan adanya paradigma yang kurang positif dari peserta didik terhadap mata pelajaran IPS. Melihat permasalahan tersebut LKS dirasa cocok karena


(42)

42

memungkinkan variasi belajar dan belajar praktis dengan demikian pemahaman abstrak dalam IPS dapat dipelajari secara konkrit dan pada akhirnya dapat mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS. 3. Perencanaan, kegiatan ini dilakukan bersama antara peneliti dengan guru

mitra untuk mendiskusikan perubahan, arah penelitan, serta langkah-langkah penelitian agar lebih baik, sehingga permasalahan yang telah diidentifikasi dapat diperbaiki. Adapun perencanaan tindakan sebagai berikut:

a. Melakukan observasi dibeberapa kelas

b. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. c. Meminta kesediaan guru mitra untuk bekerjasama dalam penelitian

yang akan dilaksanakan.

d. Menyusun waktu penelitian bersama guru mitra.

e. Menyusun rencana pelaksanaan pengajaran yang akan digunakan saat pembelajaran dalam penelitian.

f. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. g. Konsultasi dengan guru mitra

h. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan penulis dengan guru mitra

i. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian.

4. Pelaksanaan tindakan dan observasi, pada tahap ini guru merealisasikan suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yakni sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama guru mitra pada tahap perencanaan.

b. Melaksanakan kegiatan yang telah dirancang dalam LKS yang telah disusun sebagai upaya mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS.


(43)

43

c. Mempersiapkan instrumen penialain berupa format pedoman LKS, kerjasama, pemahaman konsep, serta dalam beberapa siklus terdapat penilaian diri dan format penilaian presentasi.

d. Pengamatan kesesuaian kegiatan yang telah ditentukan dalam LKS dengan tujuan penelitian.

e. Pengamatan terhadap perkembangan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik.

f. Pengamatan terhadap presentasi peserta didik di kelas.

g. Melakukan penialaian LKS dalam pembelajaran IPS siswa secara teliti dan objektif

h. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra atas kekurangan dalam penerapan LKS dalam pembelajaran IPS.

i. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya

j. Melakukan pengolahan data.

k. Mencatat semua kegiatan yang terjadi melalui catatan lapangan untuk mengetahui dengan jelas setiap kejadian yang terjadi dalam proses penelitian.

5. Analisa dan refleksi, dalam setiap tindakan yang dirancang, peneliti berupaya menelaah secara seksama masalah yang menjadi fokus penelitian juga menganalisa dan merefleksikan permasalahan yang ada sebagai dasar melakukan perbaikan terhadap rancangan tindakan selanjutnya. Hal ini diimplementasikan dalam bentuk diskusi, bimbingan, dan telaah lebih mendalam terhadap data-data yang diperoleh dalam proses penelitian.


(44)

44

Gambar 3.1 Siklus PTK Model Siklus menurut Kemmis dan Taggart

dalam (Wiriaatmadja, 2005: 66)

D. Definisi Istilah

1. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang memanfaatkan bahan ajar yang menstimulus pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik. LKS yang disusun guru terdiri dari materi yang disesuaikan dengan analisis kurikulum yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar lalu disertai dengan analisi materi pembelajaran, sehingga dihasilkan beberapa konsep yang akan dikaji lebih lanjut dalam LKS diantaranya adalah konsep jenis tanah, lokasi, lingkungan hidup dan jumlah penduduk.

Siklus 1 Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan Tindakan Refleksi 1

Refleksi II

Refleksi III

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Siklus 3

Siklus 2 Identifikasi

Masalah

Dan Seterusnya Sampai Adanya Kejenuhan Data Studi


(45)

45

Format LKS yang digunakan oleh guru terdiri dari judul, kompetensi dasar, waktu penyelesaian, bahan yang diperlukan, informasi singkat, langkah kerja, tugas dan laporan yang harus dikerjakan. Mengacu pada format tersebut penulis merancang LKS pembelajaran sebagai berikut: 1) pada siklus pertama, penulis melaksanakan kegiatan pengamatan mengenai jenis tanah yang telah ditentukan oleh guru diantaranya tanah liat, merah, vulkanik, dan tanah humus untuk diamati dan diidentifikasi oleh peserta didik, setelah melakukan pengamatan peserta didik melakukan klasifikasi terhadap jenis tanah, dan mendeskripsikan konsep terkait jenis tanah. Adapun pengerjaanya dilakukan secara individu. 2) pada siklus kedua, penulis merancang beberapa kegiatan mengenai konsep erupsi gunung api yaitu dengan membagi kelompok, menyiapkan bahan, proses pengamatan prototipe erupsi gunung api, kemudian mendeskripsikan konsep pergerakan lempeng kulit bumi, naiknya magma, semburan magma, lava, awan panas, bencana alam dan mitigasi bencana sesuai pengamatan peserta didik. 3) pada siklus ketiga, penulis merencanakan dua kegiatan yakni penyusunan pedoman observasi dan presentasi hasil observasi mengenai permasalahan lingkungan yang terdapat di lingkungan sekitar peserta didik, adapun pengerjaanya dilakukan secara kelompok. 4) pada siklus keempat, penulis merancang LKS agar peserta didik memahami konsep jumlah penduduk. Hal yang akan dilakukan adalah merancang pedoman observasi dan melakukan presentasi adapun hasil data dilaporkan dalam bentuk tabel. 5) pada siklus kelima, penulis merancang LKS agar peserta didik memahami konsep kondisi fisik wilayah Indonesia. Kegiatan siklus berupa mengamati video, kemudian peserta didik diharuskan menentukan tema, alur video, pesan yang terkandung dalam video, serta kesimpulan, yang semuanya dituangkan dalam LKS.

2. Pemahaman Konsep Pembelajaran IPS

Pemahaman konsep IPS dalam penelitian ini yakni peserta didik mampu menjelaskan, menginterpretasikan, menyesuaikan, memiliki


(46)

46

perspektif terhadap konsep-konsep dalam lembar kegiatan siswa yang disusun guru. Konsep utama yang diangkat penulis adalah Lingkungan Hidup yang didalamnya terdapat konsep-konsep khusus yang seperti jenis tanah, erupsi gunung api, lingkungan hidup, jumlah penduduk serta kondisi fisik wilayah Indonesia. Dari beberapa konsep tersebut penulis menyusun beberapa konsep yang akan diangkat dalam tiap siklus penelitian. Adapun konsep yang dimunculkan merupakan konsep yang semestinya muncul ketika peserta didik berhubungan dengan konsep yang menjadi kajian penelitian.

Konsep penting yang terdapat pada jenis tanah adalah pembentukan tanah, lapisan tanah, bentuk tanah, fungsi tanah, warna tanah, ciri tanah, kandungan dalam tanah, serta manfaat tanah. Konsep erupsi gunung api pada siklus selanjutnya adalah pergeseran lempeng kulit bumi, naiknya magma, semburan magma, awan panas, kawah, lahar, lava, bencana alam, serta mitigasi bencana. Selanjutnya konsep dari dinamika dan jumlah penduduk yakni jumlah penduduk, dinamika penduduk, kelahiran, kematian, transmigrasi, kepadatan penduduk, urbanisasi, penduduk produktif dan non produktif serta lain sebagainya. Pada konsep lingkungan hidup konsep yang diangkat adalah lingkungan biotik, abiotik, pencemaran lingkungan, recycle, reduce, reuse, pelestarian lingkungan, organik, anorganik dan lainsebagainya. Sedangkan dari konsep terakhir, penulis mengangkat konsep mengenai kondisi fisik wilayah Indonesia yang terdiri dari letak astronomis, geologis, geologi, garis lintang dan bujur, angin muson, iklim, pariwisata, pertanian, perkebunan, dan seterusnya. Konsep pembelajaran IPS diataslah yang akan diangkat dan menjadi fokus kajian dari penulis sehingga penelitian dilakukan secara sistematis, pada akhirnya dapat terlaksana dengan baik.

E. Instrumen Penelitian 1. Pedoman Observasi


(47)

47

Pedoman observasi dilakukan dengan mengobservasi kegiatan guru maupun peserta didik selama proses pembelajaran yang menunjukkan pemahaman konsep pembelajaran peserta didik. Pedoman observasi dilakukan dengan format check list dan skala bertingkat karena mudah, dapat menunjukkan keseragaman di antara pencatat, lebih terarah dan lebih mudah untuk dianalisis (Anggoro, 2008: 5.21).

Tabel 3.1 Pedoman observasi pemahaman konsep IPS peserta didik

No Aspek yang diamati

Skala Nilai

Baik Cukup Kurang 1. Mampu menjelaskan konsep dan

materi yang dipelajari 2. Mampu menginterpretasikan

pemahaman

3. Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki

4. Memiliki perspektif 5. Berempati

6. Pengetahuan diri

Tabel 3.2 Rubrik pedoman observasi pemahaman konsep IPS peserta

didik

No Aspek yang Diamati

Skala Nilai

Baik Cukup Kurang

1. Mampu menjelaskan konsep dan materi yang dipelajari Deskripsi konsep mendalam berdasarkan fenomena, fakta, dan data yang diperoleh secara sistematis, bijaksana, serta dapat membuktikan pendapatnya Deskripsi konsep lengkap, dengan ide-ide tepat dan berwawasan namun kurang didukung fenomena, fakta dan data

Deskripsi konsep dangkal lebih karena tidak berdasarkan fenomena, fakta, dan data yang diperoleh secara

sistematis

2. Mampu menginterpr etasikan pemahaman Menuangkan pemahaman berdasarkan pengalaman Menuangkan pemahaman berdasarkan pengalaman Belum mampu menuangkan pemahaman berdasarkan


(48)

48 yang telah dialami serta mampu menafsirkan hal-hal yang bersifat abstrak secara sistematis yang telah dialami secara sistematis pengalaman yang telah dialami serta mampu menafsirkan hal-hal yang bersifat abstrak 3. Mampu

menerapkan pengetahua n yang dimiliki Kompeten dalam menggunakan pengetahuan, keterampilan dan mampu memahami konsep pembelajaran secara efektif dan fleksibel Kompeten dalam menggunakan pengetahuan, keterampilan namun kurang mampu memahami konsep pembelajaran dengan baik Belum memiliki kompetensi dalam menggunakan pengetahuan, keterampilan dan mampu memahami konsep pembelajaran 4. Memiliki

perspektif Meresapi dan menerima sudut pandang orang lain melalui pandangan yang kritis dan bijaksana serta mampu

menempatkan fakta dan teori sebagai sebuah solusi dalam permasalahan Meresapi dan menerima sudut pandang orang lain melalui pandangan yang kritis dan bijaksana

Tidak

meresapi dan menerima sudut pandang orang lain serta belum mampu menempatkan fakta dan teori sebagai sebuah solusi dalam permasalahan

5. Berempati Disiplin dalam mengikuti kegiatan serta mampu menempatkan diri dalam sudut pandang berbeda, merasakan yang orang lain rasakan dan terbuka terhadap Kurang disiplin dalam mengikuti kegiatan namun mampu merasakan yang orang lain rasakan dan terbuka terhadap pendapat orang lain Tidak disiplin dalam mengikuti kegiatan serta tidak mampu merasakan yang orang lain rasakan dan tertutup terhadap pendapat yang berbeda


(49)

49

pendapat walaupun tidak masuk akal 6. Pengetahua

n diri Menunjukkan kesadaran metakognitif serta menyadari apa yang difahami, merenungkan makna pembelajara, dan pengalamanny a berupa perilaku serta pandangan terhadap konsep pembelajaran Menunjukkan kesadaran pemahaman, merenungkan makna pembelajaran, pengalaman berupa perilaku dan pandangan terhadap konsep pembelajaran Belum menunjukkan kesadaran metakognitif, makna pembelajara, serta kemampuan diri

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan instrumen yang digunakan untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan guru. Menurut Sanjaya (2011: 98) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan lapangan yaitu:

a. Catatan ditulis dengan segala kegiatan yang berlangsung.

b. Hal-hal yang ditulis adalah yang bersangkutan secara langsung dengan fokus masalah.

c. Ditulis dengan kata-kata singkat dan padat sesuai dengan fokus dan sasaran penelitian.

3. Format penilaian LKS

Format penilaian LKS digunakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pemahaman konsep peserta didik terkait materi pelajaran yang disampaikan. Sehingga memudahkan guru dalam mengetahui capaian-capaian tujuan penelitian dengan baik.


(50)

50

Format penilaian ini digunakan agar dapat memastikan perkembangan pemahaman konsep peserta didik berkembang sesuai dengan harapan karena pengambilan data dilakukan secara perkelompok bukan individu. Dengan demikian rubrik penilaian kerjasama sangat bermanfaat guna melihat perkembangan pemahaman konsep peserta didik.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah :

1. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati (Sanjaya, 2011: 86). Teknik ini menggunakan pedoman observasi agar penulis berfokus pada masalah yang seharusnya diteliti. Dalam melakukan observasi, siapapun yang melakukannya kita harus menghilangkan asfek teori serta mulai mengamati tanpa menjustifikasi sebuah teori ataupun menyanggahnya ( Wiriaatmadja, 2005: 104).

2. Catatan Lapangan

Catatan harian digunakan untuk mencatat berbagai temuan guru selama proses tindakan dilakukan. Misalnya catatan tentang jenis tindakan yang diberikan guru pada siklus, catatan respon peserta didik, maupun kekeliruan guru selama melakukan tindakan ( Wina Sanjaya, 2011: 98).

3. Rubrik Penilaian LKS

Digunakan agar mengetahi progres pemahaman konsep peserta didik yang dikemas melalui tugas dalam LKS sehingga memudahkan penulis dalam memperoleh data berupa nilai baik afektif kognitif maupun psikomotor

4. Rubrik penilaian kerjasama

Digunakan untuk mengetahui perkembangan pemahaman konsep peserta didik, karena mereka bekerja secara berkelompok tidak


(1)

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang telah dilakukan. Rekomendasi bertujuan sebagai bahan kajian baik untuk pihak sekolah, guru, peserta didik, penulis, serta peneliti selanjutnya yang mengkaji masalah serupa. Adapun kesimpulan dan rekomendasinya adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS di kelas VIII A SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Merencanakan penyusunan Lembar Kegiatan Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:

a. Menyusun dan mengkaji silabus pembelajaran IPS serta SK/KD yang dimuat di dalamnya.

b. Setelah melakukan kajian terhadap silabus dan SK/KD penulis melihat keadaan dan iklim kelas agar diketahui materi, metode dan media apa yang cocok untuk dikaji dan dikembangkan dalam pembelajaran. c. Menentukan SK/KD yang akan dikembangkan agar mengetahui

tindakan kedepannya. Setelah menentukan SK/KD penulis membuat RPP agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan terstruktur sesuai harapan penulis.

d. Menentukan tema menarik dalam RPP serta mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

e. Menonjolkan pemahaman konsep pembelajaran dengan memasukannya menjadi salah satu tujuan, adapun tujuan dan indikator lain mendorong untuk berkembangnya pemahaman konsep.


(2)

f. Menentukan konsep apa yang akan diangkat dan dikembangkan dalam pembelajaran. Penggunaan LKS dalam pembelajaran mengharuskan guru lebih jeli dalam memilihnya, sangat dianjurkan untuk memilih konsep-konsep abstrak sehingga terdapat perbedaan dengan dan tanpa LKS.

g. Setelah menentukan Standar Kompetensi dan penyusunan RPP, serta menentukan konsep dan materi pembelajaran, penulis menyusun Lembar Kegiatan Siswa. LKS yang disusun penulis tidak lepas dari hasil bimbingan dan diskusi dengan dosen pembimbing dan guru mitra. Agar mampu mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran diperlukan kegiatan yang mampu menstimulus pemahaman konsepnya disetiap LKS yang disusun, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. LKS yang disusun berisi mengenai tahapan, analisa serta konsep yang didapatkan selama proses pembelajaran. Ketika guru hendak menggunakan LKS sebagai salah satu bahan ajar, terlebih dahulu harus menentukan kategori dari LKS apakah yang terstruktur maupun tidak, sehingga lebih mudah merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Setelah LKS disusun, penulis membuat rubrik penilaian untuk mengukur capaian dari tujuan yang dibuat, khususnya dalam melihat perkembangan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik.

2. Melaksanakan Lembar Kegiatan Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS peserta didik dilakukan dengan: a. Mendeskripsikan berbagai isu yang akan dikaji dalam pembelajaran

melalui LKS,

b. Menjabarkan apa itu konsep pembelajaran IPS, sehingga tidak terjadi kesalah pahaman mengenai konsep pembelajaran IPS.

c. Sebelum membagikan LKS, hendaklah guru membagikan media yang menjadi kajian dari LKS yang diberikan.

d. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok yang disertai penjelasan bagaimana cara mengisi LKS yang diberikan, agar peserta


(3)

didik benar-benar memahami apa yang akan ia lakukan sesuai intruksi LKS.

e. Penilaian pembelajaran dilakukan dengan dua tahapan, pertama pada proses pembelajaran dan kedua setelah pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru mengobservasi kejadian yang terjadi sesuai dengan rubrik yang telah dibuat pada tahapan perencanaan, penilaian dikhususkan kepada capaian pemahaman konsep, dan kerjasama dalam proses pembelajaran yang dihasilkan kemudian mengkonversikannya menjadi angka/nilai. Penilaian setelah pembelajaran dilakukan dengan memeriksa LKS yang telah diberikan menggunakan rubrik. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dalam mengerjakan LKS serta pemahaman terhadap konsep pembelajaran IPS.

f. Setelah semua kelompok mengerjakan LKS, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan dan kurang dipahami.

g. Mengapresiasi seluruh kelompok yang telah berpartisipasi dalam proses pemebelajaran.

3. Mencari kendala serta pemecahan masalah yang terjadi pada saat pembelajaran melalui Lembar Kegiatan Siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS. Kendala-kendala yang dihadapi saat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Sulitnya menentukan materi dalam penelitian, karena SK/KD IPS belum terintegrasi dengan baik.

b. Penulis kesulitan dalam membuat media yang akan dijadikan sebagai sarana pengamatan, dengan kata lain diperlukan proses yang lama dalam membuat media tersebut.

c. Guru agak kesulitan dalam menertibkan serta menarik fokus peserta didik ketika melakukan proses pengisian LKS berlangsung. Selain itu, jika tidak dijelaskan langkah-langkah yang harus dijalankan maka


(4)

peserta didik akan kebingungan dalam mengisi dan menjalankan kegiatan yang dimaksudkan dalam LKS,

d. Penggunaan LKS akan sulit diterapkan jika keterampilan menganalisa suatu permasalahan kurang dimiliki, hanya mengembangkan keterampilan menulis kurang mengembangkan keterampilan berkomunikasi, dibutuhkan media dan metode yang bervariasi dalam menjalankan LKS jika tidak peserta didik akan mudah merasa bosan tidak bersemangat dalam mengerjakan LKS yang dibuat.

Namun secara umum kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik berkat diskusi dan bimbingan yang intensif dilakukan penulis dengan Dra. Yani Kusmarni, M.Pd, Hj. Siti Nurbayani, S.Pd., M.Si, serta Indri Murniawaty, M.Pd, sebagai dosen pembimbing dan guru mitra di SMP Laboratorium Percontohan UPI dalam menentukan tema pembelajaran penulis mengatasinya dengan cara mengangkat pembelajaran tematis agar materi yang didalami bersifat fleksibel dan mudah dikembangkan dalam pembelajaran. Untuk mengatasi sulitnya pembuatan media pembelajaran, penulis memanfaatkan benda atau media yang terdapat dilingkungan baik di rumah maupun disekolah, serta meminta bantuan pihak lain yang berkompetensi dalam pembuatan media tersebut. Penanganan masalah ketertiban dan fokus peserta didik dapat ditanggulangi dengan penyediaan media yang menarik serta melakukan praktik selain pengamatan. Dalam menstimulus keterampilan menganalisis penulis menanganinya dengan penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariasi serta mengarahkan para peserta didik atas apa yang harus ia lakukan.

Pengembangan pemahaman konsep pembelajaran IPS dapat dilihat dari perkembangan indikator pemahaman konsep pembelajaran IPS yaitu mampu menjelaskan konsep dan materi yang dipelajari, mampu menginterpretasikan pemahaman, mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki, memiliki perspektif, berempati, serta memiliki pengetahuan diri. Seluruh aspek ini mengalami perkembangan dari siklus pertama hingga siklus kelima dari kualitas kurang, cukup, menjadi baik dengan persentase


(5)

49,1%, 62,9%, 73,1%, 85,2%, dan 85,2% pada siklus kelima. Dari data tersebut dapat terlihat dengan jelas bahwa penggunaan LKS dapat mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS dengan kategori baik mulai dari siklus ketiga.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman penulis selama melaksanakan penelitian dalam menggunakan lembar kegiatan siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS, terdapat beberapa poin yang menjadi saran penulis bagi berbagai pihak terkait penelitian ini yang ditunjukan untuk menggunakan LKS adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah

Penulis berharap dengan penggunaan LKS dalam pembelajaran IPS dapat mengembangkan pemahaman konsep serta kualitas pembelajaran IPS di SMP Laboratorium Percontohan UPI. Selain itu sekolah harus mengembangkan pembelajaran tematik dalam mata pelajaran IPS agar pemahaman konsep pembelajaran IPS dapat dicapai secara lebih mendalam dan konfrehensip. Pihak sekolah mendukung dan memotivasi para guru untuk terus mengembangkan LKS yang inovatif dan kreatif serta sesuai kebutuhan peserta didik agar minat dan pemahaman konsep pembelajaran IPS dapat lebih berkembang.

2. Bagi guru

Adanya penelitian ini, penulis berharap strategi pembelajaran yang digunakan dapat lebih bervariasi, sehingga menjadi inspirasi untuk lebih mengembangkan model serta media pembelajaran. Bagi peserta didik, adanya penelitian mengenai menggunakan lembar kegiatan siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS, dapat memacu untuk lebih memahami konsep pembelajaran, khususnya konsep pembelajaran IPS umumnya seluruh mata pelajaran, yang menjadi modal dalam memecahkan sebuah permasalahan yang terjadi dalam kehidupan nyata.


(6)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini menjadi sebuah pengalaman, motivasi, tolak ukur, kerja keras dan jerih payah dalam menjalanjan pendidikan di jenjang perkuliahan agar pada penelitian selanjutnya lebih baik serta menjadi salah satu bentuk kontribusi terhadap dunia pendidikan.

4. Bagi penelitian selanjutnya, penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini bukanlah penelitian yang sempurna, sehingga perlu adanya tindak lanjut agar penggunaan LKS dapat dijadikan sebagai selah satu bahan ajar tidak hanya untuk mengembangkan pemahaman konsep pembelajaran IPS, melainkan untuk mengatasi permasalahan lain yang timbul dalam proses belajar mengajar. Selain itu, hendaknya penelitian selanjutnya menganalisis pemahaman konsep pembelajaran secara individu dengan pemilihan konsep pembelajar IPS yang abstrak agar data yang diperoleh lebih akurat, mendalam serta terdapat perbedaan dengan atau tanpa menggunakan LKS. Hal lain adalah pemilihan konsep yang lebih abstrak dibandingkan dengan konsep yang diangkat dalam skripsi ini, agar penggunaan LKS dapat menjadi sebuah pembeda dalam pembelajaran.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan. Semoga dapat memberikan manfaat terhadap peningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam mengembangkan LKS dalam pembelajaran IPS tidak hanya membeli dan dijadikan sebagai lahan bisnis sebagian oknum.


Dokumen yang terkait

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAWIT.

0 0 7

ENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYAJIKAN MASALAH SOSIAL KONTEMPORER MELALUI THINK-TALK-WRITE: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII B SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia.

0 1 37

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKITAR SISWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIIIA SMP Laboratorium Percontohan UPI.

0 0 47

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII E di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

0 9 32

LAGU SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI DI TK. LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

0 0 27

PENGGUNAAN REPRESENTASI DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMK TENTANG MATERI MOMENTUM IMPULS.

0 4 39

Studi Deskriptif Mengenai Area Kompetensi pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium-Percontohan UPI di Kota "X".

0 0 123

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP PAD SISWA SMP KELAS VIII.

11 24 360

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENGEMBANGKAN KARAKTER KREATIVITAS SISWA PADA MATERI GAYA KELAS VIII SMP.

0 0 2

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN MODEL PEM (1)

0 1 5