PERBEDAAN DISIPLIN DALAM MENTAATI PERATURAN SEKOLAH ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DAN EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA : Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 9 Bandung.

(1)

PERBEDAAN DISIPLIN DALAM MENTAATI PERATURAN SEKOLAH ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER

OLAHRAGA DAN EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 9 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

YOGI FITRIANA 0906916

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

(Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 9 Bandung)

Oleh

Yogi Fitriana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Yogi Fitriana 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

YOGI FITRIANA

PERBEDAAN DISIPLIN DALAM MENTAATI PERATURAN SEKOLAH ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER

OLAHRAGA DAN EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA (Studi Deskriptif Pada Siswa SMA Negeri 9 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP. 196508171990011001

Pembimbing II

Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd. NIP. 197508122009121004

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmanai Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP. 196508171990011001


(4)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Yogi Fitriana, 0906916. Perbandingan Disiplin Siswa Antara Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Dan Ekstrakurikuler Non Olahraga. Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd. Pembimbing II Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan disiplin antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh siswa SMAN 9 Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sedangkan sampel yang digunakan adalah 100 siswa, terdiri atas kelompok sampel olahraga 50 dan kelompok sampel non olahraga 50 yang dipilih dengan menggunakan teknik quota sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan secara umum disiplin siswa dalam mentaati peratuan sekolah termasuk dalam kategori sedang/cukup. Kelompok ekstrakurikuler olahraga memperoleh skor rata-rata 161,82 atau memperoleh persentase 64%, dan kelompok ekstrakurikuler non olahraga memperoleh skor rata-rata sebesar 156,69 atau memperoleh persentase 58%. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai hitung (1,253) dengan nilai tabel (1,661) dan ternyata nilai t-hitung (1,253) < t-tabel (1,661). Dengan demikian hipotesis (H0) diterima. Jadi hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga.


(5)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Yogi Fitriana, 0906916. The Differences Of Disciplinary In Obey The Regulation Of School Between The Students Who Following Sports Extracurricular And The Students Who Following Non-Sports Extracurricular Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd. Pembimbing II Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

This study aims to know the differences of disciplinary between students who following sports extracurricular and non-sports extracurricular. A descriptive quantitative method was used in this study. The population in this study is all the students of Bandung 9 Senior High School who following the extracurricular activities, while the sample was used 100 students; consists of 50 students who following the sports extracurricular and 50 students who following non-sports extracurricular were selected using quota sampling techniques. An instrument in this study was used scale and document study. The results of this study shows that generally disciplinary of students in obey the regulations of school in the sufficient category. Group of sports extracurricular gained an average of score 161,82 or gained the percentage of 64%, and group of non-sports extracurricular gained an average of score 156,69 or gained the percentage of 58%. Hypothesis test results obtained by t-test value (1,253) with t-table value (1,661) and it turns out the value of t-test (1,253) < t-table (1,661). Thus hypothesis (Ho) is accepted. So the results is there is no significance of differences between the disciplinary students who following sports extracurricular with the students who following non-sports extracurricular.


(6)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ...i

Kata Pengantar ...ii

Ucapan Terima Kasih ...iii

Daftar Isi ...iv

Daftar Tabel ...v

Daftar Bagan ...vi

Daftar Grafik ...vii

Daftar Lampiran ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Masalah ... 6

E, Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter ... 7

b. Fungsi Pendidikan Karakter ... 10

c. Tujuan Pendidikan Karakter ... 11

d. Nilai-nilai Karakter ... 12

2. Disiplin a. Pengertian dan Pentingnya disiplin ... 14

b. Ciri-ciri dan Fungsi Disiplin ... 18

c. Tujuan Disiplin ... 20


(7)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 24 3. Kegiatan Ekstrakulikuler

a. Pengertian Ekstrakulikuler ... 26 b. Fungsi Kegiatan Ekstrakulikuler ... 27


(8)

c. Tujuan Kegiatan Ekstrakulikuler ... 28

d. Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakulikuler ... 29

B. Kerangka Pemikiran ... 29

C. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi ... 34

b. Sampel ... 34

B. Pendekatan dan Metode penelitian ... 36

C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian ... 39

2. Definisi Operasional ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Skala ... 40

2. Dokumentasi ... 40

F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen ... 41

2. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen ... 42

3. Pedoman Skoring ... 44

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Butir Item ... 45

2. Estimasi Relibilitas ... 48

H. Prosedur Peholahan dan Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penalitian 1. Gambaran Umum Hasil Penelitian a. Tingkat disiplin siswa ...54

b. Kategori Skor Variabel ...55

2. Pengujian Persyaratan Analisis a. Hasil Uji Normalitas ... 59

b. Hasil Uji Homogenitas ... 59

c. Hasil Uji Hipotesis ... 60


(9)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 71 B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 Lampiran-lampiran


(10)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULIAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan dapat dilakukan oleh semua elemen masyarakat melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal, dimana jalur pendidikan ini dijadikan wahana untuk mengembangkan potensi-potensi diri bagi setiap individunya. Pada umumnya proses pendidikan ini banyak dilakukan di sekolah melalui jalur pendidikan formal. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi diri yang dimilikinya.

Didalam proses pendidikan di sekolah terbagi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Sehubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler dijelaskan oleh Rusli Lutan yang tersedia pada,

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/ yakni,

Program ekstrakurikuler merupakan bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intra dan ekstra kedua-duanya tak dapat dipisahkan. Bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan, pelengkap atau penguat kegiatan intra untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi didik hingga mencapai taraf maksimum.

Kebutuhan belajar siswa diharapkan terpenuhi melalui kegiatan ekstrakurikuler selain juga belajar dalam intrakurikuler. Bakat dan minat terhadap suatu kegiatan yang diprogramkan dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan pula dapat tersalurkan, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara


(11)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maksimal. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dapat memberikan nilai-nilai positif bagi siswa dalam pemanfaatan waktu luang siswa sehingga siswa selalu mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya.


(12)

Di dalam proses pendidikan yakni proses pendidikan formal, Setiap sekolah mempunyai aturan dan tata tertib yang harus di taati atau dipatuhi oleh setiap siswanya, yang bertujuan untuk membina dan menenamkan nilai kepribadian yang baik salah satunya nilai kedisiplinan. Disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukan hanya karena adanya tekanan-tekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan.

Fenomena di dunia pendidikan yang muncul saat ini, Penulis melihat selama melaksanakan Program Pengalaman Lapanganm (PPL) di SMA Negeri 9 Bandung, bahwa siwa-siswi pada saat ini banyaknya yang tidak disiplin, misalnya sering datang terlambat ke sekolah, banyak siswa yang keluar sekolah saat jam pelajaran berlangsung atau pada saat istirahat tanpa alasan yang jelas, membolos, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, memakai aksesoris yang tidak diperkenankan dipakai di lingkungan sekolah, memakai pakaian tidak rapih dan tidak semestinya dan lain sebagainya.

Permasalahan disiplin siswa ini tidak boleh dianggap sepele, karena dalam periode menjelang dewasa ini, siswa perlu belajar mengenai hal-hal yang penting dan baik melalui disiplin. Disiplin mempunyai andil besar dalam proses tercapainya keberhasilan siswa di masa dewasanya. Maka dari itu perlu adanya pendidikan yang dapat mencetak atau membentuk karakter setiap siswa yang positif dalam hal ini nilai kedisiplinan.

Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun dasar dari pendidikan karakter adalah di dalam keluarga. Kalau seorang anak mendapat pendidikan karakter yang baik dari keluarganya, anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Membentuk karakter siswa hendaknya dimulai dari lingkungan dimana dia berada dan institusi atau lembaga yang menaunginya.

Sesuai dengan yang telah tercantum pula dalam Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 12 dan 13 yang menyebutkan bahwa, “Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal


(13)

3

yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.”

Pendidikan karakter harus masuk dalam setiap aspek kegiatan belajar-mengajar di ruang kelas, praktek keseharian di sekolah, dan terintegrasi dengan setiap kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, pecinta alam, olah raga, palang merah, dan karya tulis ilmiah. Setelah itu setiap siswa diharapkan mampu menerapkannya di rumah dan lingkungan sekitarnya (Kemendiknas, 2009).

Pendidikan karakter merupakan model pendidikan pembentukan watak dan kepribadian peserta didik sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Watak dan kepribadan yang diharapkan dimiliki peserta didik, antara lain; kejujuran, kedisiplinan, ketertiban, kemerdekaan, kemandirian, toleransi, ketaatan, dan keadilan. Seperti yang dikemukaan oleh Fakry Gaffar (dalam Kesuma, D., 2011, hlm. 5) menyatakan bahwa, “sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam prilaku kehidupan orang itu”.

Dari penjelasan tersebut di atas penulis dapat menyimpulkan memang ada beberapa tempat selain pendidikan dalam kelas yang dapat membentuk karakter siswa, dimana salah satu wahana pengantarnya adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah.

Kegiatan ekstrakuler ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, siswa diajarkan keterampilan teknis, disiplin, kerjasama, kepemimpinan dan nilai–nilai lain yang bermanfaat bagi perkembangan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud adalah kegiatan ekstrakurikuler olahraga maupun kegiatan ekstrakurikuler non olahraga.


(14)

Dalam penelitian ini penulis memilih aktivitas ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga sebagai variabel penelitian. Ekstrakurikuler non olahraga kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler non olahraga memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah untuk merubah perilaku sosial siswa, selain itu juga agar siswa mempunyai rasa tanggung jawab atas dirinya sendiri, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler non olahraga akan memiliki karakter atau kepribadian yang baik. Sedangkan ekstrakurikuler olahraga adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler olahraga berkaitan dengan aktivitas fisik siswa, yang didalamnya mengandung nilai-nilai seperti, fair play, empati, bekerjasama, disiplin, toleransi, sikap, dan lain sebagainya. Maka dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga nilai-nilai yang terkandung didalamnya secara tidak langsung akan masuk kedalam karakteristik siswa melalui permainan atau pertandingan, berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler non olahraga yang harus diberi penjelasan mengenai nilai-nilai yang terkandung saat siswa melakukan kegiatanya.

Kegiatan ektrakurikuler olahraga selain bermanfaat bagi siswa dalam mengisi waktu luang olahraga itu sendiri juga ditujukan untuk pembentukan perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan, empati, sikap tidak mementingkan diri sendiri, sikap ramah, memimpin dan mempertahankan diri. Pembentukan perilaku sosial terbentuk seirama dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Ekstrakurikuler olahraga yang bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan aspek yang menjadi tujuan dari pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga. Seperti kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Selain aspek-aspek diatas kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga sebagai alat pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan yang dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat siswa secara menyeluruh, yang dilakukan secara teratur, bertahap, dan


(15)

5

berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Olahraga pendidikan merupakan salah satu bagian dari program pendidikan jasmani. Karena itu, olahraga pendidikan harus masih tercantum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Olahraga pendidikan juga bermanfaat bagi pembentukan karakter yang sangat penting, dapat mencetak anak-anak muda yang berkarakter positi. Karakter yang positif adalah bahwa kompetitif dari olahraga akan manampilkan sifat-sifat karakter yang diinginkan seperti loyalitas, disiplin, komitmen, keinginan menjadi sempurna, dan sikap tidak pernah mengatakan mati.

Hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk menggali lebih dalam mengenai kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan non olahraga di sekolah, mencari perbedaan dan manfaat kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstarkulikuler non olahraga terhadap salah satu nilai prilaku yaitu kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul ”Perbedaan Disiplin dalam Mentaati Peraturan Sekolah Antara Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga dan Non Olahraga.”

B. Identifikasi masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah yang akan penulis teliti dan fakta yang terjadi di lapangan yaitu banyak siswa yang tidak disiplin. Hal ini bisa terjadi karena pembekalan nilai disiplin siswa hanya mendapatkan di kegiatan intrakurikuler saja, yang relatif jumlah jam untuk kegiatan intrakurikuler sedikit.

Maka dari itu kegiatan ekstrakurikuler yang berada disekolah sangatlah diperlukan untuk mengembangkan nilai prilaku dalam hal ini yaitu nilai kedisiplinan. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki jumlah jam yang cukup banyak dibandingkan kegiatan pembelajaran intrakurikuler.


(16)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dalam mentaati peraturan sekolah?

2. Bagaimana gambaran disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga dalam mentaati peraturan?

3. Adakah perbedaan disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga dalam mentaati peraturan sekolah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dalam mentaati peraturan sekolah.

2. Untuk mengetahui gambaran disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga dalam mentaati peraturan sekolah.

3. Untuk mengetahui perbedaan disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga dalam mentaati peraturan sekolah.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum di atas maka hasil penelitian ini diharapkan : 1. Dapat menjadi masukan kepada sekolah berkenaan dengan pengaruh

ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga terhadap sikap disiplin siswa.

2. Memberi masukan kepada pihak-pihak terkait untuk mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler


(17)

7

3. Sebagai informasi kepada para orang tua siswa supaya mengikut sertakan anaknya dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam upaya meningkatkan kedisiplin.


(18)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandung yang berlokasi di Jln. I Lmu Suparmin No. 1 A Bandung. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMAN 9 Bandung didasarkan atas penemuan masalah penulis saat melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), yang melihat para peserta didik banyak yang tidak disiplin.

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber. Biasanya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya.”

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMAN 9 Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Tahun Pelajaran 2013/2014.

b. Sampel

Sampel penelitian ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 117) “Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).”

Secara spesifik, teknik sampling yang digunakan adalah teknik nonprobability.


(19)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel” (Sugiyono, 2012, hlm. 122). Adapun jenis nonprobability sampling yang digunakan quota sampling. “Sampling kuota adalah


(20)

teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan” (Sugiyono, 2012, hlm. 124).

Dari penjelasan diatas, maka penulis menentukan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 orang, yaitu terbagi dari siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga 50 orang dan yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga 50 orang. Adapun ciri-ciri sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Terdaftar sebagai siswa di SMAN 9 Bandung tahun pelajaran 2013/2014. 2) Aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan tidak berpindah-pindah ke

ekstrakurikuler yang lain.

3) Mengikuti ekstrakurikuler minimal 1 tahun.

Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang dari jumlah siswa yang mengikut kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Sampel Penelitian Kelompok Ekstrakurikuler Olahraga No. Kegiatan Ekstrakurikuler

Olahraga Jumlah Siswa

1 Bola Basket 10

2 Taekwondo 10

3 Bola Tangan 10

4 Futsal 10

5 Chealieader 10


(21)

36

Tabel 3.2

Sampel Penelitian Kelompok Ekstrakurikuler Non Olahraga No. Kegiatan Ekstrakurikuler

Non Olahraga Jumlah Siswa

1 PRAMUKA 10

2 PMR 10

3 PRISMAN 10

4 Ramusa 10

5 Shawaraga Pecinta Alam 10

Jumlah 50

B. Pendekatan dan Metode penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang artinya penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa dan kejadian pada saat sekarang serta mengungkapkan data yang telah berlangsung tanpa memanipulasi variabel lainnya yang tanpa mempengaruhi variabel terikat. Seperti yang dijelaskan Arikunto (2007, hlm. 234) “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai setatus suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian.”

Jadi berdasarkan sifatnya yaitu mencoba mengungkapkan suatu fenomena dengan menggunakan dasar perhitungannya (angka) atau data kualitatif yang diangkakan. Maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan berdasarkan sifat pengumpulan data yaitu pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner yaitu skala, maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

C. Desain dan langkah-langkah penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variable bebas dan variable terikat. Variable bebas adalah variable yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variable terikat adalah variable yang


(22)

dipengaruhi. Sebagai mena dapat kita dilihat dalam desain penelitian di bawah ini.

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka perlu langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran langkah penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian dalam penelitian ini penulis menggambarkan langkah penelitian dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga (X1)

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga (X2)

Disiplin siswa dalam mentaati peraturan sekolah (y)


(23)

38

Bagan 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

Dari bagan di atas dapat penulis jelaskan sebagai berikut :

a. Langkah pertama menentukan populasi dari peserta didik di SMAN 9 Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

b. Kemudian menentukan sampel dari peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, dan dari peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga.

c. Melakukan tes pengukuran dengan menggunakan skala terhadap dua kelompok tersebut.

d. Setelah didapat hasil pengetesan dari dua kelompok. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan menganalisis data.

e. Langkah yang terakhir menentukan kesimpulan yang didasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data tersebut.

Populasi

Sampel

Kelompok A Ekstrakurikuler Olahraga

Kelompok B Ekstrakurikuler non

Olahraga

Tes dengan Menggunakan Skala

Hasil tes Kelompok A Hasil tes Kelompok B

Pengolahan data

Analisis data


(24)

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa, “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.” Penelitian ini variabel bebasnya adalah ekstrakurikuler olahraga (X1) dan ekstrakuler non olahraga (X2).

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) menerangkan bahwa, ”variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah disiplin siswa (Y). 2. Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitia ini terdapat satu variable yang perlu dijelaskan sebagai pedoman dalam operasionalnya. Sehingga tidak menimbulkan penafsiran-penafsiran yang keliru yang dapat menjauhkan dari maksud dan tujua penelitian ini. Adapun variabel tersebut adalah disiplin siswa.

Agar konsep data diteliti secara empiris maka konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan cara mengubahnya menjadi variable atau sesuatu yang mempunyai nilai. Secara rinci variabel disiplin siswa dituangkan kedalam dimensi-dimensi sebagai berikut :

Susilowati (dalam Darmajari, 2010, hlm. 94) menjelaskan bahwa individu yang memiliki niai-nilai kedisiplinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut ; (1) ketaatan, (2) kepatuhan. (3) kesetiaan, (4) ketaraturan (5) ketertiban, (6) komitmen, dan (7) konsisten.

Dalam penelitian ini, definisi yang disampaikan Sosilowati dipilih sebagai bahan kajian, karena mampu merangkum seluruh definisi disiplin yang telah diungkap para ahli. Adapun definisi operasional dari : (1) Ketaatan, adalah suatu sikap / perilaku yang mengikuti apa-apa yang menurut dirinya perintah atau aturan yang harus dijalani dengan terlebih dahulu mempertimbangkan kebenaran


(25)

40

perintah itu; (2) Kepatuhan, adalah sikap atau perilaku individu yang tunduk atas segala perintah atau aturan tanpa mengkaji terlebih dahulu benar tidaknya perintah tersebut; (3) Kesetiaan, adalah sikap atau perilaku individu yang dengan kontinyu melaksanakan aturan atau perintah tanpa terpengaruh hal-hal yang menghalangi dirinya dalam melaksanakan aturan atau perintah; (4) Keteraturan. Adalah sikap atau perilaku undividu yang dalam melaksanakan aturan atau perintah mengikuti berulang secara tetep; (5) Ketertiban, adalah sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau perintah urutan dan tahapan yang benar; (6) Komitmen, adalah sikap atau prilaku individu yang dalam menjalankan aturan atau perintah penuh rasa tanggung jawab; (7) Konsisten adalah sikap atau perilaku individu yang dalam menjalankan aturan perintah tidak tergoyahkan oleh gangguan atau teguh pendirian; Susilowati yang dikutip Darmajari (2010:23-24)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu :

1. Skala Pengukuran

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian tidak langsung dengan menggunakan skala pengukuran. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 133) menjelaskan bahwa,

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

2. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010, hlm. 274) “metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.” Sedangkan

menurut Sugiyono (2012, hlm. 329) “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya


(26)

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalkan catatan

harian, sejarah kehidupan (life historis), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.” Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di sekolah. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang kedisiplinan siswa yang diambil dari dokumen sekolah.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dengan menunjang penelitian ini. Serta bukti-bukti tertulis tentang gambaran disiplin siswa mentaati peraturan sekolah di SMAN 9 Bandung.

F. Instrumen penelitian 1. Jenis instrumen

Penelitian pada perinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variable penelitian maka diperlukan sebuah instrument penelitian. Instrument penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variable penelitian dari sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditemukan.

Dalam penelitian data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa skala untuk memperoleh gambaran mengenai disiplin siswa dalam mentaati peraturan di sekolah. Skala dibuat dalam bentuk obyektif dilengkapi dengan petunjuk pengisian dengan masing-masing soal diberikan lima alternalif jawaban. Sebelum skala digunakan terlebih dahulu diuji cobakan, perlakukan ini untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kereliabilitasan skala.

Adapun jenis skala yang digunakan yaitu skala likert, “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2012, hlm. 134). Pengungkapan data disiplin siswa mentaati peraturan sekolah menggunakan skala yang disusun sesuai dengan rujukan definisi operasional variabel.

Setelah kisi-kisi skala dibuat, maka kemudian membuat item-item pertanyaan disertai alternatif jawaban yang kemudian disusun sebagai pedoman pengisian


(27)

42

skala. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa skala merupakan alat pengumpul data yang berupa daftar pernyataan atau isian yang harus diisi oleh subyek penelitian.

Sugiyono (2012, hlm. 201) skala yang digunakan menggunakan bentuk skala likert dengan alternative respon atau jawaban pernyataan satu sampai lima. Kelima alternatife jawaban respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SL) Selalu, (SR) Sering, (KK) Kadang-kadang, (HTP) hampir tidak pernah, (TP) tidak pernah.

2. Pengembangan kisi-kisi Istrumen

Spesifikasi data dimaksudkan untuk menjelaskan ruang lingkup yang diukur secara terperinci yang dituangkan dalam bentuk – bentuk kisi-kisi. Penggunaan kisi-kisi ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pembuatan skala penelitian. Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi kisi, selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan. Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap disiplin siswa di sekolah dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian.

Butir –butir pertanyaan yang dikembangkan penulis kepada responden untuk tes disiplin. Butir soal atau pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahkan, yaitu membandingkan kedisiplinan siswa dalam mentaati peraturan sekolah antara siswa yang mengikuti kagiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga. Butir pertanyaan tentang disiplin dijabarkan kedalam kisi-kisi dilihat pada table sebagai berikut :


(28)

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkapan Disiplin Siswa di Sekolah

Variabel Dimensi Indikator Nomor

Item + Item - Disiplin ketaatan 1. Ketaatan kepada aturan

sekolah

2. Ketaatan terhadap perintah guru

1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10

11, 12

3, 4

kepatuhan 1. Patuh terhadap tata tertib sekolah

2. Patuh terhadap guru

14, 16,

20, 21

13, 15, 17, 18, 19

22 Kesetiaan 1. Kesetiaan terhadap

aturan sekolah

2. Kesetiaan terhadap perintah guru

24

26, 27

23

25, 28, 29

Keteraturan Teratur dalam satuan kegiatan

30, 31, 32, 33

Ketertiban 1. Tertib waktu

2. Tertib tugas

3. Tertib belajar

34, 35

36, 37, 38, 39

40, 41, 42 Komitmen 1. Komitmen sebagai

siswa

2. Komitmen sebagai anggota kelas

43, 44, 45

50, 51, 52, 53

46, 47, 48, 49

konsisten 1. Konsisten dalam

menjalankan aturan/tata tertib sekolah

2. Konsisten dalam melaksanakan perintah guru

54, 55, 56


(29)

44

3. Pedoman Skoring

Pemberian skor dari skala disiplin penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala likert, penilaian dari skala disiplin penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala likert, mengenai hal ini Sugiyono (2012, hlm. 134) menjelaskan “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.”

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. (Sugiyono, 2012:135)

Berdasarkan uraian diatas tentang alternatif jawaban dalam skala, penulis menetapkan kategori penskoran sebagai berikut : kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Hampir tidak pernah = 2, Tidak pernah = 1, kategori untuk setiap pernyatan negatif, yaitu Selalu = 1, Sering = 2, Kadang-kadang = 3, Hampir tidak pernah = 4, tidak pernah = 5. Seperti yang tertera pada table berikut :

Tabel 3.4 Alternatif Skor

Jawaban Skor positif Skor negatif

SL (selalu) 5 1

SR (sering) 4 2

KK (kadang-kadang) 3 3

HTP (hampir tidak pernah) 2 4


(30)

G. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen

Sebelum skala disebarkan ke semua sampel untuk mendapatkan data, skala yang telah disusun akan diuji cobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir atau item-item pernyataan. Dari uji coba skala tersebut akan diperolah sebuah skala yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Skala akan di ujicobakan kepada peserta didik yang bukan termasuk sampel Uji coba skala dilaksanakan terhadap peserta didik di SMA Negeri 4 Bandung yang berjumlah 30 responden yang mengikuti ekstrakurikuler. Dipilih SMA Negeri 4 Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler sebagai responden karena dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan dipakai untuk penelitian. Karakteristik SMA dapat dilihat dari (1) Tujuan Pendidikan, yaiyu tujuan pendidikan nasional yang merupakan dasar tujuan pendidikan SMA. (2) Kurikulum (3) Peserta didik : Usia peserta didik anak SMA secara umum berada pada rentang 15/16-18/19 tahun.

Pengolahan data hasil uji coba akan diolah secara statistik, ada pun pengolahan data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS 19.0

1. Uji Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu alat evaluasi di sebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa seharusnya dievaluasi. (Hermanto & Nurjamil 2010, hlm. 44). Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan satu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisian korelasi yang digunakan untuk mengkur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.


(31)

46

1) Uji validitas digunakan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Teknik pengujian yang digunakan ialah korelasi product-moment (Pearson), adapun rumus dalam Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45) yaitu :

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel dengan variabel N = Banyak subjek (testi) / responden

X = Jumlah skor butir Y = Jumlah skor total

Pengujian menggunakan uji dua sisi taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

1) Jika r hitung ≥ r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid).

2) Jika r hitung < r table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas dengan kriterian r hitung ≥ 0,361 (n=30, dengan sig. 0,05) diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak 41 dari 59 item. Sedangkan 18 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan.


(32)

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas No.

Soal r hitung r tabel Keterangan 1 0,301 0,361 Tidak Valid 2 0,458 0,361 Valid 3 0,591 0,361 Valid 4 0,05 0,361 Tidak Valid 5 0,247 0,361 Tidak Valid 6 0,589 0,361 Valid 7 0,647 0,361 Valid 8 0,647 0,361 Valid 9 0,546 0,361 Valid 10 0,563 0,361 Valid 11 0,40 0,361 Valid 12 0,415 0,361 Valid 13 0,415 0,361 Valid 14 0,308 0,361 Tidak Valid 15 0,211 0,361 Tidak Valid 16 0,022 0,361 Tidak Valid 17 0,465 0,361 Valid 18 0,473 0,361 Valid 19 0,152 0,361 Tidak Valid 20 0,370 0,361 Valid 21 0,371 0,361 Valid 22 0,432 0,361 Valid 23 0,173 0,361 Tidak Valid 24 0,474 0,361 Valid 25 0,084 0,361 Tidak Valid

26 0,5 0,361 Valid

27 0,294 0,361 Tidak Valid 28 0,551 0,361 Valid 29 0,44 0,361 Valid 30 0,334 0,361 Tidak Valid

No.

Soal r hitung r tabel Keterangan 31 0,433 0,361 Valid

32 0,627 0,361 Valid 33 0,425 0,361 Valid 34 0,441 0,361 Valid 35 0,533 0,361 Valid 36 0,377 0,361 Valid 37 0,362 0,361 Valid 38 0,488 0,361 Valid 39 0,168 0,361 Tidak Valid 40 0,282 0,361 Tidak Valid 41 0,363 0,361 Valid 42 0,193 0,361 Tidak Valid 43 0,405 0,361 Valid 44 0,382 0,361 Valid 45 0,637 0,361 Valid 46 0,538 0,361 Valid 47 0,542 0,361 Valid 48 0,234 0,361 Tidak Valid 49 0,502 0,361 Valid 50 0,048 0,361 Tidak Valid 51 0,16 0,361 Tidak Valid 52 0,576 0,361 Valid 53 0,449 0,361 Valid 54 0,408 0,361 Valid 55 0,496 0,361 Valid 56 0,686 0,361 Valid 57 0,292 0,361 Tidak Valid 58 0,417 0,361 Valid 59 0,456 0,361 Valid


(33)

48

2. Estimasi Reliabilitas

Setelah diketahui butir pertanyaan yang valid, maka langkah selanjutnya adalah menghitung reliabilitas terhadap hasil alat ukur skala. Reliabilitas menurut Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 45) adalah suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). untuk mengetahui tingkat reliabilitas, penulis melakukan melalui model

koefisien alpha cronbach yang ada dalam program IMB SPSS Versi 19.0. Adapun

rumus yang dapat digunakan untuk uji reliabilitas dalam Hermanto & Nurjamil (2010:46) adalah rumus alpha sebagai berikut :

Keterang :

r11 = Koefisien reliabilitas tes bentuk uraian n = Banyak butir soal

= Jumlah varians skor setiap item = varians skor total

Adapun tolak ukur untuk menentukan koefisien reliabilitasnya, digunakan kriteria interpretasi nilai r yang dapat dilihat pada table 3.6 berikut :

Tabel 3.6

Interpretasi Reliabilitas (Arikunto, 2010 : 319)

Besarnya Nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak Rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah


(34)

Pengujian reliabilitas dengan melakukan perhitungan koefisien reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Dengan alat bantu software SPSS versi 19.0. Pada program SPSS.

Langkah – langkah yang digunakan penulis dalam pengujian reliabilitas yaitu berdasarkan prosedur SSPS reliabilitas yang dijelaskan oleh Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 112) sebagai berikut :

a. Masukan data atau skor dari butir pernyataan kedalam kolom data editor yang ada dalam program SSPS.

b. Dari menu Analyze, pilih menu Scale, klik menu Relibility Analysis. c. Masukan variable jawaban koesioner dalam kolom items. Klik List item

lebels.

d. Klik menu Statistics, klik Scales, dan Scale item deleted. Klik Continue. e. Pada pilihan Model, klik Alpha.

f. Klik OK, maka akan diperoleh hasil analisis reliabilitasnya.

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 19.0 untuk mencari nilai reliabilitas skala dapat dilihat pada table 3.4 berikut :

Tabel 3.7

Estimasi Reliabilitas Skala Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.882 59

Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai reliabilitas instrument sebesar 0,882 artinya instrument dinyatakan memiliki tingkat konsistensi sangat tinggi dan dapat digunakan kembali atau instrument dinyatakan reliabel.

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data didapat, maka dilaukan pengolahan terhadap data- data yang telah didapat dan dilakukan analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan bantuan metode statistik agar diperoleh suatu hasil akhir atau


(35)

50

kesimpulan yang benar. Kemudian data yang telah dianalisis disimpulkan berdasarkan hasil analisis.

Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dalam table, kemudian dilakukan penghitungan skor dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2010 untuk mempermudah pengerjaan dan penghitungan, untuk mrncari nilai rata-rata / mean, median, modus, simpangan baku / standar, nilai minimum, dan nilai maksimum.

Setelah diperoleh hasil penghitungan data maka selanjutnya dilakukan pengkategorian skor. Hasil penghitungan data tersebut kemudian disesuaikan dengan kriteria skor yang dibuat berdasarkan nilai rata-rata dan simpangan baku. Kriteria skor tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata (M) dan Simpangan Baku (SD)

No. Kategori Skor

1. Tinggi X > (M+SD)

2. Sedang (M-SD) ≤ X ≤ (M+SD)

3. Rendah X < (M-SD)

Adapun rumus-rumus statistik yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil tes skala dalam Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 46) sebagai berikut : 1. Mencarai rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus :

Keteranga :

= rata-rata yang dicari = jumlah seluruh skor n = jumlah sampel


(36)

2. Menghitung simpangan baku

Ketrangan :

S = Simpangan baku yang dicari

= Jumlah sampel dikali jumlah skor kuadrat dikurangi jumlah skor yang dikuadratkan

= Jumlah sampel dikurangi satu

3. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak Untuk menguji normalitas dari masing-masing kelompok. Untuk mempermudah penghitungan uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan program IMB SPSS Versi 19 untuk windows. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Lilifort.

Adapun rprosedur yang dapat digunakan untuk uji normalitas sebagai berikut: a. Pengamatan X1, X2 … , Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, … , Zn

dengan menggunakan rumus :

b. Untuk tiap angka baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitng peluang.

F (Z) = P( Z ≤ Z)

c. Senaljutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … , Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1 jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka :

d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Menginterprestasikan hasil dari penghitungan normalitas pada keputusan


(37)

52

1. Jika L hitung > L table, maka instrument berdistribusi normal 2. Jika L hitung < L table, maka instrument tidak berdistribusi normal

4. Menghitung Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menilai apakah hasil penelitian darai dua kelompok yang diteliti memiliki varian yang sama atau tidak. Jika data memiliki varian yang cenderung sama (homogen), maka bisa dikatakan bahwa sampel-sampel dari kedua kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama/seragam. Dalam hal ini, pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F dalam Hermanto & Nurjamil (2010, hlm. 46) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

= Nilai homogenitas Varian = Varian terbesar

= varian terkecil

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika Fhitung < Ftabel dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf (α) = 0,05 maka data homogen, dan demikian sebaliknya.

5. Uji Hipotesis

Penghitugan ini menggunakan uji kesaman dua rata-rata. Untuk menghitung uji kesamaan dua rata-rata atau perbedaan dari kedua kelompok menggunakan teknik analisis statistik.

Hipotesis kalimat :

H0 : Tidak terdapat perbedan yang signifikan antara disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga.


(38)

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga.

Hipotesis Statistik : H0 : µ1 =µ2 Ha : µ1 ≠ µ2

Adapun rumus yang dapat digunakan :

Dimana :

Keterangan :

t = Nilai t yang dicarai (t hitung) S = Simpangan baku

n1 = Jumlah sampel kelompok 1 n2 = Jumlah sampel kelompok 2

= Rata-rata kelompok 1 = Rata-rata kelompok 2 = Variansi kelompok 1

= Variansi kelompok 2

Kriteria pengujian untuk uji kesamaan pada beda dari dua rata-rata pada kelompok olahraga dan kelompok non olahraga, jika :

Terima Ho jika t-hitung ≤ t-tabel atau P-value > alpha Tolak H1 jika t-hitung > t-tabel atau P-value < alpha

Adapun batas keritis penerimaan dan penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2).


(39)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data analisis data penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Berdasarkan hasil penelitian disiplin siswa yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga berada pada kategori sedang atau bisa dikatakan cukup dengan rata-rata skor jawaban responden atas skala yang diberikan tentang disiplin siswa dalam mentaati peraturan sekolah sebesar 161,82.

Dari 50 orang siswa yang menjadi sampal dalam kelompok ekstrakulikuler olahraga dalam penelitian ini, 32 orang diantaranya atau 64% termasuk pada kategori siswa yang memiliki disiplin dalam mentaati peraturan sekolah cukup / sedang. 10 orang lainnya atau 20% dari jumah sampel termasuk pada siswa yang memiliki disiplin baik / tinggi. Sedangkan sisanya sebanyak 8 orang atau 16% dari jumlah sampel kelompok ekstrkurikuler olahraga termasuk siswa yang memiliki disiplin mentaati peraturan sekolah kurang / rendah.

2. Berdasarkan hasil penelitian disiplin siswa yang mengikuti ekstrakulikuler non olahraga berada pada kategori sedang atau bisa dikatakan cukup dengan rata-rata skor jawaban responden atas skala yang diberikan tentang disiplin siswa dalam mentaati peraturan sekolah sebesar 156,69.


(40)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari 50 orang siswa yang menjadi sampal dalam kelompok ekstrakulikuler non olahraga dalam penelitian ini, 29 orang diantaranya atau 58% termasuk pada kategori siswa yang memiliki disiplin dalam mentaati peraturan sekolah cukup / sedang. 8 orang lainnya atau 16% dari jumah sampel termasuk pada siswa yang memiliki disiplin baik / tinggi. Sedangkan sisanya sebanyak 13 orang atau 26% dari jumlah sampel termasuk siswa yang memiliki disiplin mentaati peraturan sekolah kurang / rendah.


(41)

72

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dangan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga berada dipersentase sedang atau cukup, akan tetapi ada sedikit perbedaan tingkat kedisiplinannya siswa antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Siswa yang memeiliki kegiatan ekstrakurikuler olahraga memiliki tingkat kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah sebesar 6%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler non olahraga.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian dan berkaitan dengan kegiatan olahraga di sekolah, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan siswa yang memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah menenamkan nilai kedisiplinan, dan diharapkan untuk pihak-pihak terkait agar lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler.


(42)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan dan mendukung ekstrakurikuler karena kegiatan tersebut berdampak positif bagi siswa-siswi terutama dapat membantu meningkatkan nilai disiplin siswa. 3. Kepada orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anaknya untuk aktif


(43)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, P. (2011). Kontirbusi Disiplin Belajar Trerhadap Prestasi Belajar

Siswa Di Sekolah Dan Implikasinya Pada Bimbingan Dan Konseling.

Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Ardias, P. (2011). Disiplin Diri Siswa di Sekolah Ditelaah Berdsrkan Poal Asuh

Orang Tua dan Impliksinya Dalam Layanan Bimbingan Konseling.

Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka cipta.

Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asmani, J. M. (2012). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Jogjakarta : Diva Press.

Aqib, Z. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Prilaku Positif Anak Bangsa. Bandung : CV.YRAMA WIDYA

Darmajari. (2010). Program Bimbingan Bagi Pengembangan Disiplin Siswa

Berbasis Nilai Sholat, SMPN 2 Karang Tanjung Pandeglang Banten.

Tesis. UPI Bandung Tidak diterbitkan.

Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional (2010)


(44)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.puskurbuk.net/downloads/viewing/Produk_Puskurbuk/2011/Pe ndidikan_Karakter/2_KERANGKA+ACUAN+PENDIDIKAN+KARAKT

ER+KEMDIKNAS.pdf/ Diakses 15 September 2013

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. (2011). Pendidikan Karakter Untuk Membangun Karakter Bangsa. [online] Tersedia.

http://118.98.166.62/application/media/file/Policy%20Brief%20Edisi%20 4.pdf. Diakses pada 29 Agustus 2013

Direktori UPi. 2013. FPOK. [online] Tersedia.

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19650817 1990011MUDJIHARTONO/pengaruh_ektrakulikuler_softball_thd_emosi/ BAB_II.pdf. Diakses pada 31 Juli 2013

Fauzi, A.R. Cecep, Eggy. (2013). Hubungan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Futsal Terhadap Hasil Pembelajaran Penjas Sepak Bola di SMAN 10 Bandung. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.


(45)

74

Freyadefunk. (2013). Cara Mengkategorikan Data Menjadi 3 Kategori part 2 (NORMALITAS data Tidak Normal). [Online]. Tersedia.

http://freyadefunk.wordpress.com/2013/09/06/cara-mengkategorikan-data-menjadi-3-kategori-part-2-normalitas-data-tidak-normal/. Diakses Pada 18 Januari 2014.

Hermanto, R. & Nurjamil, D. (2010). Strategi Cerdas Menguasai Statistik

(panduan prektis merancang bangunprogram statistic berbantuan computer secara mendiri). Bandung : Rizky Press.

KEMENDIKNAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pedoman

Sekolah. [Online] Tersedia.

http://gurupembaharu.com/home/wp- content/uploads/downloads/2011/11/Panduan-Penerapan-Pendidikan-Karakter-Bangsa.pdf Diakses 15 September 2013

Kesuma, D., Triatna, C., dan Permana, J. (2011) Pendidikan Karakter

Kajian Teori dan Peraktek di Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Peraturan Mendikbud RI No. 81A Tahun 2013. Tentang Implementasi

Kurikulum Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler.

Pramitha, A. D. (2011). Program bimbingan pribadi untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Pratama, A. (2012). Dampak ekstrakurikuler bulu tangkis dan karate terhadap

disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 5 Cimahi. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Slameto (2003). Belajar dan faktorr – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Sub Koordinator MKDP. 2009. Landasan Pendidikan. Bandung. UPI

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2012). Metode Penalitia Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta


(46)

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia http://www.menkokesra.go.id/node/337. Diakses 29 Agustus 2013

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia http://www.menkokesra.go.id/node/337.


(1)

72

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara disiplin siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dengan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dangan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler non olahraga berada dipersentase sedang atau cukup, akan tetapi ada sedikit perbedaan tingkat kedisiplinannya siswa antara siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Siswa yang memeiliki kegiatan ekstrakurikuler olahraga memiliki tingkat kedisiplinan dalam mentaati peraturan sekolah sebesar 6%, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler non olahraga.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian dan berkaitan dengan kegiatan olahraga di sekolah, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan siswa yang memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah menenamkan nilai kedisiplinan, dan diharapkan untuk pihak-pihak terkait agar lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler.


(2)

73

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan dan mendukung ekstrakurikuler karena kegiatan tersebut berdampak positif bagi siswa-siswi terutama dapat membantu meningkatkan nilai disiplin siswa. 3. Kepada orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anaknya untuk aktif


(3)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, P. (2011). Kontirbusi Disiplin Belajar Trerhadap Prestasi Belajar

Siswa Di Sekolah Dan Implikasinya Pada Bimbingan Dan Konseling.

Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Ardias, P. (2011). Disiplin Diri Siswa di Sekolah Ditelaah Berdsrkan Poal Asuh

Orang Tua dan Impliksinya Dalam Layanan Bimbingan Konseling.

Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka cipta. Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Asmani, J. M. (2012). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Jogjakarta : Diva Press.

Aqib, Z. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Prilaku Positif Anak Bangsa. Bandung : CV.YRAMA WIDYA

Darmajari. (2010). Program Bimbingan Bagi Pengembangan Disiplin Siswa

Berbasis Nilai Sholat, SMPN 2 Karang Tanjung Pandeglang Banten.

Tesis. UPI Bandung Tidak diterbitkan.

Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional (2010)


(4)

Yogi Fitriana, 2014

Perbandingan disiplin siswa antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan ekstrakurikuler non olahraga.

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.puskurbuk.net/downloads/viewing/Produk_Puskurbuk/2011/Pe ndidikan_Karakter/2_KERANGKA+ACUAN+PENDIDIKAN+KARAKT

ER+KEMDIKNAS.pdf/ Diakses 15 September 2013

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. (2011). Pendidikan Karakter Untuk Membangun Karakter Bangsa. [online] Tersedia.

http://118.98.166.62/application/media/file/Policy%20Brief%20Edisi%20

4.pdf. Diakses pada 29 Agustus 2013

Direktori UPi. 2013. FPOK. [online] Tersedia.

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19650817 1990011MUDJIHARTONO/pengaruh_ektrakulikuler_softball_thd_emosi/

BAB_II.pdf. Diakses pada 31 Juli 2013

Fauzi, A.R. Cecep, Eggy. (2013). Hubungan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Futsal Terhadap Hasil Pembelajaran Penjas Sepak Bola di SMAN 10 Bandung. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.


(5)

74

Freyadefunk. (2013). Cara Mengkategorikan Data Menjadi 3 Kategori part 2 (NORMALITAS data Tidak Normal). [Online]. Tersedia.

http://freyadefunk.wordpress.com/2013/09/06/cara-mengkategorikan-data-menjadi-3-kategori-part-2-normalitas-data-tidak-normal/. Diakses Pada 18

Januari 2014.

Hermanto, R. & Nurjamil, D. (2010). Strategi Cerdas Menguasai Statistik

(panduan prektis merancang bangunprogram statistic berbantuan computer secara mendiri). Bandung : Rizky Press.

KEMENDIKNAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pedoman Sekolah. [Online] Tersedia. http://gurupembaharu.com/home/wp- content/uploads/downloads/2011/11/Panduan-Penerapan-Pendidikan-Karakter-Bangsa.pdf Diakses 15 September 2013

Kesuma, D., Triatna, C., dan Permana, J. (2011) Pendidikan Karakter

Kajian Teori dan Peraktek di Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Peraturan Mendikbud RI No. 81A Tahun 2013. Tentang Implementasi

Kurikulum Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler.

Pramitha, A. D. (2011). Program bimbingan pribadi untuk meningkatkan

kedisiplinan siswa. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Pratama, A. (2012). Dampak ekstrakurikuler bulu tangkis dan karate terhadap

disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 5 Cimahi. Skripsi. UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Slameto (2003). Belajar dan faktorr – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Sub Koordinator MKDP. 2009. Landasan Pendidikan. Bandung. UPI

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2012). Metode Penalitia Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta


(6)

75

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia http://www.menkokesra.go.id/node/337. Diakses 29 Agustus 2013

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia http://www.menkokesra.go.id/node/337.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 1 13

PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DI SMPN 9 BANDUNG.

0 0 47

PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA INDIVIDU BEREGU DAN EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 5 CIREBON.

0 2 32

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BULUTANGKIS DAN SEPAKBOLA.

0 1 42

PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PMR PADA SISWA SMA NEGERI SE-KABUPATEN CIREBON BARAT.

0 1 40

PERBEDAAN KOHESIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SLEMAN.

0 7 91

PERBEDAAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL.

0 1 119

PERBEDAAN SIKAP SOSIAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMP N 1 TEMPEL KABUPATEN SLEMAN.

1 2 101

PERBEDAAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 101

TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMK PGRI SENTOLO.

0 0 115