MANFAAT HASIL BELAJAR COSTUME PERFORMING ART SEBAGAI KESIAPAN MENJADI COSTUME DESIGNER.
MANFAAT HASIL BELAJAR COSTUME PERFORMING ART SEBAGAI KESIAPAN MENJADI COSTUME DESIGNER
SKRIPSI
Diajukan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Tata Busana
Oleh
CINTYA IFTINAN 0901553
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
Manfaat Hasil Belajar
Costume Performing Art
Sebagai Kesiapan Menjadi
Costume Designer
Oleh
Cintya Iftinan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Cintya Iftinan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
CINTYA IFTINAN
MANFAAT HASIL BELAJAR COSTUME PERFORMING ART SEBAGAI KESIAPAN MENJADI COSTUME DESIGNER
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,
Prof. Dr. Hj. Arifah A. Riyanto, M. Pd. NIP. 19460829 197501 2 001
Pembimbing II,
Winwin Wiana, S. Pd. M. Ds. NIP. 19710110 199802 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga,
Dra. Hj. Tati Abas Iwan, M. Si. NIP. 19560201 198403 2 001
(4)
(5)
ABSTRAK
MANFAAT HASIL BELAJAR COSTUME PERFORMING ART SEBAGAI KESIAPAN MENJADI COSTUME DESIGNER
Panggung industri hiburan semakin berkembang, dilihat dari segi kostum yang mereka kenakan saat melakoni sebuah peran seni. Kostum pertunjukkan ini disebut juga costume
performing art yang mengarah pada pengimplementasian dalam menciptakan karakter
pertunjukkan seni. Pembelajaran costume performing art ini kemudian diteliti untuk mendapatkan manfaat dari hasil belajar costume performing art sebagai kesiapan menjadi
costume designer. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai manfaat
hasil belajar dari costume performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer ditinjau dari pemahaman teori costume, pembuatan proposal desain kostum, dan pembuatan costume
performing art. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan jenis penelitian
survei dan alat pengumpul data berupa angket. Sampel yang digunakan yaitu sampel total sebanyak 30 responden. Hasil pengolahan data menunjukkan simpulan berupa manfaat hasil belajar costume performing art pada mahasiswa angkatan 2011 Prodi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom Bandung lebih dari setengahnya merasakan manfaat hasil belajar
costume performing art pada pembuatan kostum sesuai karakteristik tokoh perfilman, hal ini
menunjang mahasiswa untuk bekerja di dunia industri hiburan sebagai kesiapan menjadi
costume designer.
Kata kunci: costume performing art, costume designer
ABSTRACT
BENEFITS OF LEARNING COSTUME PERFORMING ART READINESS AS A COSTUME DESIGNER
Stage entertainment industry is growing, in terms of costumes they wear while diving an art role. This show is also called costume costume performing art that led to the implementation of the performing arts in creating a character. Learning the art of costume performing then examined to obtain the benefits of learning outcomes costume performing art as readiness became costume designer. The purpose of this study was to obtain data on the benefits of learning outcomes costume performing art as a costume designer readiness into understanding the theory in terms of costume, costume design proposal development, and manufacture of costume performing art. The method used is descriptive method with the type of survey research and data collection tool in the form of a questionnaire. The sample used is the total sample of 30 respondents. The results of data processing show a benefit conclusions costume performing art of learning outcomes on student class of 2011 Prodi Craft Textile and Fashion University Telkom Bandung more than half feel the benefits of learning outcomes costume performing at the art of making costumes suit the characteristics of the film, it is supporting the students to work in the world readiness into the entertainment industry as costume designer.
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Penelitian ... 1
b. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5
c. Tujuan Penelitian ... 5
d. Metode Penelitian ... 6
e. Struktur Organisasi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN a. Tinjauan Mata Kuliah Costume Performing Art ... 8
b. Hasil Belajar Costume Performing Art ... 21
c. Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 22
d. Tinjauan Costume Designer ... 25
e. Pertanyaan Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN a. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 31
b. Metode Penelitan ... 32
c. Definisi Operasional ... 32
d. Instrumen Penelitian ... 34
e. Proses Pengembangan Instrumen ... 35
f. Teknik Pengumpulan Data ... 35
g. Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Pemaparan Data ... 37
b. Pembahasan Data ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan ... 88
b. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 96
b. Instrumen Penelitian ... 99
c. Foto Kegiatan Pengambilan Data ... 113 d. Surat-surat
(7)
DAFTAR GAMBAR
2.1 Beberapa drama opera yang terkenal ... 10
2.2 Beberapa film yang memakai kostum pertunjukkan ... 11
2.3 Beberapa penampilan panggung pertunjukkan hiburan ... 12
2.4 Beberapa kostum yang memiliki periode tertentu ... 14
2.5 Beberapa contoh kostum historis dalam sebuah drama opera, film, dan panggung hiburan ... 14
2.6 Beberapa contoh kostum fantasi dalam sebuah drama opera, film, dan panggung hiburan ... 15
2.7 Beberapa contoh kostum tradisonal dalam sebuah drama opera, film, dan panggung hiburan ... 16
2.8 Beberapa contoh kostum modern dalam sebuah drama opera, film, dan panggung hiburan ... 17
2.9 Beberapa contoh material kostum sesuai nilai guna yang bersifat simbolik pada sebuah kostum pertunjukkan ... 18
2.10 Costume designer ... 27
2.11 Costume designer berdiskusi dengan semua tim produksi pertunjukkan maupun tim produksi pembuatan kostum ... 29
2.12 Costume designer merancang sebuah kostum dan menghasilkan beberapa rendering warna... 29
2.13 Costume designer mengawasi jalannya proses pembuatan costume performing art ... 30
(8)
DAFTAR TABEL
4.1 Alasan Memilih Universitas Telkom ... 37 4.2 Tujuan Memilih Prodi Kriya Tekstil Dan Mode (KTM)
Di Universitas Telkom ... 38 4.3 Manfaat Hasil Belajar Konsep Costume Sebagai Kesiapan
Menjadi Costume Designer ... 39 4.4 Manfaat Hasil Belajar Konsep Performing Art Sebagai Kesiapan
Menjadi Costume Designer ... 40 4.5 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Pertunjukkan Drama Opera
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 41 4.6 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Pertunjukkan Perfilman
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 42 4.7 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Pertunjukkan Panggung
Hiburan Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 43 4.8 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Jenis Kostum Historis
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 44 4.9 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Jenis Kostum Fantasi
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 45 4.10 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Jenis Kostum Tradisional
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 46 4.11 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Jenis Kostum Modern
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 47 4.12 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Klasifikasi Material Sesuai
Nilai Guna Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 49 4.13 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Klasifikasi Makna
Simbolik (Semiotika) Sebagai Kesiapan Menjadi Costume
Designer ... 50
4.14 Manfaat Hasil Belajar Perencanaan Konsep Seni Pertunjukkan Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 52 4.15 Manfaat Hasil Belajar Pencarian Referensi Latar Belakang
Desain Kostum Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 53 4.16 Manfaat Hasil Belajar Perancangan Costume Design
(Desain Kostum) Sebagai Kesiapan Menjadi Costume
Designer ... 54
4.17 Manfaat Hasil Belajar Pemilihan Rendering Warna Sebagai
Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 55 4.18 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Proposal Desain Kostum
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 57 4.19 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 58 4.20 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
Sesuai Konsep Seni Pertunjukkan Pada Drama Opera Sebagai
Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 59 4.21 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
(9)
Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 60 4.22 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
Sesuai Konsep Seni Pertunjukkan Pada Panggung Hiburan
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 61 4.23 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
Sesuai Karakteristik Yang Dimunculkan Pada Tokoh Drama
Opera Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 63 4.24 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
Sesuai Karakteristik Yang Dimunculkan Pada Tokoh
Perfilman Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 65 4.25 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
Sesuai Karakteristik Yang Dimunculkan Pada Pelaku Seni Panggung Hiburan Sebagai Kesiapan Menjadi Costume
Designer ... 67
4.26 Manfaat Hasil Belajar Kualifikasi Costume Designer Sebagai
Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 68 4.27 Manfaat Hasil Belajar Job Description Costume Designer
Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 69 4.28 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
Sesuai Karakteristik Kostum Historis Sebagai Kesiapan Menjadi
Costume Designer ... 71
4.29 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art Sesuai Karakteristik Kostum Fantasi Sebagai Kesiapan Menjadi
Costume Designer ... 73
4.30 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art Sesuai Karakteristik Kostum Tradisonal Sebagai Kesiapan
Menjadi Costume Designer ... 75 4.31 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
Sesuai Karakteristik Kostum Modern Sebagai Kesiapan Menjadi
Costume Designer ... 77
4.32 Manfaat Hasil Belajar Pembuatan Costume Performing Art
(10)
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Data Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Ditinjau Dari Konsep Pemahaman Costume Performing Art Sebagai
Kesiapan Menjadi Costume Designer ... 81 4.1 Data Manfaat Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art
Ditinjau Dari Pembuatan Desain Atau Rancangan Costume
Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer .... 83
4.1 Data Manfaat Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Ditinjau Dari Pembuatan Costume Performing Art Sesuai Karakteristik Yang Dimunculkan Sebagai Kesiapan Menjadi
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dunia panggung industri hiburan kini berkembang menjadi sesuatu yang lebih menarik disimak dan diikuti oleh semua kalangan pelaku seni. Terlihat dari berbagai karya perindustrian dibidang perfilman, drama opera, maupun pertunjukkan hiburan musik, tari, dan lainnya yang digelar untuk menunjukkan eksistensi perkembangan dunia seni. Seni dianggap sebagai salah satu kreasi manusia yang mencerminkan budaya manusia dalam menunjukan ide kreatifnya. Industri hiburan ini dijadikan sebagai suatu wadah untuk pelaku seni untuk mengembangkan ide kreativitasnya dalam bermain seni dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
Panggung industri hiburan kini semakin berkembang, salah satunya dilihat dari segi kostum yang mereka kenakan saat melakoni sebuah peran seni. Peran seni yang mereka tampilkan berupa peran dalam dunia perfilman, drama opera, maupun pertunjukkan hiburan musik, tari, dan lainnya yang memerlukan kostum pertunjukkan yang didesain sesuai konsep, tema, dan karakteristik perkembangan ataupun sejarah mode yang diangkat. Kostum seni pertunjukkan ini bisa disebut juga sebagai costume performing art yang secara harfiah costume performing art merupakan kostum yang digunakan untuk acara pertunjukkan baik pada sebuah drama opera, film maupun pada saat di atas panggung. Karakter kostum ini harus memiliki nilai guna untuk menunjukkan makna simbolik yang diwujudkan pada beberapa penampilan dalam sebuah drama, film, atau musik. Konsep costume
performing art lebih mengarah kepada suatu pengimplementasian dalam
menciptakan karakter pertunjukkan yang mempunyai variasi dan resolusi beragam sesuai dengan perkembangan pertunjukkan seni. Costume performing art memberikan kontribusi besar terhadap dunia seni pertunjukkan dan mengalami perkembangan yang pesat. Costume performing art menjadi sebuah transformasi yang mendapatkan tempat khusus dalam dunia seni pertunjukkan drama,
(12)
2
perfilman, maupun pertunjukkan musik hingga kini. Gaines (2010:15), mengemukakan bahwa:
With costume holding this much potential to support or undermine the characterisation and narrative of the film, it seems important to consider some of these theories before moving on to discuss what the radical on-screen changing of costume can signify.
Potensi keberadaan costume performing art menjadi wahana untuk menciptakan ekspresi seni yang dibutuhkan dalam sebuah narasi cerita ataupun konsep pertunjukkan berdasarkan makna simbolik latar belakang dan elemen desain yang dirancang.
Pada prinsipnya pembuatan costume performing art (kostum seni pertunjukkan) harus sesuai dengan narasi cerita atau konsep pertunjukkan, karakter pelaku seni, dan bisa membawa makna terhadap apa yang ditampilkan ke depan penyimak seni. Kostum pertunjukkan memiliki estetika (kode perilaku) berpakaian yakni diantaranya seorang pelaku seni harus berpakaian sesuai perannya dan tidak mengenakan pakaian yang tidak ada kaitannya dengan peran tersebut. Kostum juga harus memiliki ciri khas simbolik pada kain seperti beludru sutra, satin, wol jersey, sifon dan bahan lainnya yang menawarkan kode makna berbeda pada kostum sehingga memiliki karakteristik kostum yang kuat saat melakoni peran seni. Simbolik kostum juga terlihat dari benda-benda pelengkap kostum yang menjadi suatu tanda karakteristik kostum, seperti seorang penyihir mengenakan topi runcing, wanita-wanita bangsawan Inggris abad pertengahan dengan topeng dan payung antiknya, Cinderella dengan sepatu kacanya, dan lainnya yang dianggap sebagai simbol kostum dari tokoh yang diperankan.
Costume performing art ini adalah bagian terpenting dalam dunia industri
hiburan yang memerlukan pembelajaran mengenai teori costume performing art secara intens. Pembelajaran ini bisa didapat pada suatu lembaga belajar bidang
fashion atau tempat sumber informasi yang menyediakan ilmu mengenai costume performing art secara khusus. Salah satunya lembaga yang mengembangkan ilmu
(13)
3
pembelajaran mengembangkan diri dari seni yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang mempelajarinya.
Pembelajaran costume performing art ini dikembangkan pada prodi Kriya Tekstil & Mode (KTM) STISI Telkom yang bertujuan untuk mengarahkan mahasiswa dalam membuat kostum berdasarkan inspirasi tema yang diangkat untuk tujuan pementasan. Mata kuliah ini ditempuh oleh mahasiswa tingkat 3 pada prodi KTM. Costume performing art yang dipelajari di lembaga ini merupakan suatu interpretasi dari seni pertunjukkan dengan menghasilkan satu koleksi kostum yang dapat digunakan untuk pertunjukkan seni.
Mata kuliah costume performing art mengarahkan mahasiswa untuk memiliki keahlian atau kompetensi yang komprehensif dalam bidang costume
performing art, sehingga mahasiswa memiliki kesiapan menjadi seorang costume designer dengan memiliki keterampilan dalam membuat sebuah rancangan yang
akan dibuat menjadi sebuah kostum pertunjukkan sesuai tema dalam berbagai jenis pertunjukkan, baik drama opera, perfilman, maupun pertunjukkan live di atas panggung.
Panggung industri hiburan saat ini membutuhkan profesi yang melakoni pembuatan kostumnya seperti costume designer ini kian marak dicari. Costume
designer (desainer kostum) merupakan profesi yang sesuai dalam merancang
sebuah kostum pertunjukkan dengan keterampilannya dalam mengangkat latar belakang dari tema pertunjukkan yang akan digelar. Menurut Carol Brown (2010:34):
....the costume designer or costumier, varies greatly depending on the size
and the type of company they are working for, which can range from designing for the theatre, film, stage, opera and ballet through to working on commercials for television or producing costumes for comtemporary and historical period dramas.
Dari yang dikemukakan oleh Carol Brown bahwa costume designer adalah seorang desainer yang merancang sebuah kostum untuk teater atau drama opera, film, panggung hiburan, bahkan kostum yang dirancang untuk produksi pada iklan maupun pertelevisian untuk mengangkat latar belakang atau sejarah pada periode tertentu.
(14)
4
Desainer kostum harus berkolaborasi dengan beberapa tim produksi pertunjukkan agar desainer kostum paham mengenai konsep kostum pertunjukkan yang akan dibuat, berkolaborasi dengan tim produksi kostum untuk membuat kostum pertunjukkan yang sesuai dengan tema pertunjukkan, dan berkolaborasi dengan tim penata rias untuk meningkatkan kepribadian karakter wajah dengan kostum yang akan dikenakan.
Kualifikasi yang harus dimiliki oleh seorang desainer kostum yaitu Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah mode, memiliki kemampuan meneliti referensi untuk menginterpretasikan ide-ide dalam pemunculan karakter kostum, memiliki kemampuan untuk membuat rancangan desain kostum, dapat menghasilkan sebuah kostum sesuai konsep pertunjukkan, dapat membuat atau membantu tim produksi kostum dalam pembuatan produksi kostum, serta memiliki kemampuan untuk berimprovisasi, inovatif, dan kreatif dalam menciptakan sebuah karya kostum pertunjukkan.
Desainer yang merancang desain kostum ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan latar belakang sejarah atau budaya yang berubah. Desain kostum pertunjukkan tidak menetapkan tren fashion saat ini tetapi lebih kepada apa yang mempengaruhi gaya dari tema pertunjukkan yang diangkat. Contohnya pertunjukkan pada film Star Wars yang terinspirasi dari gaya futuristic dengan konsep kostum fantasi yang memperlihatkan bahwa kostum sangat mempengaruhi sebuah pertunjukkan agar terlihat lebih nyata.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti mencoba mengangkat permasalahan yang terkait dengan hasil belajar costume performing art serta manfaatnya sebagai kesiapan mahasiswa untuk memasuki bidang kerja costume
designer setelah melalui tahap pencapaian hasil belajar yang ditinjau berdasarkan
pemahaman teori mengenai costume, proses pembuatan proposal desain kostum, dan proses pembuatan costume performing art sesuai karakteristik yang akan dimunculkan, sehingga mahasiswa bisa melakoni profesi sebagai costume
designer yang memiliki kemampuan artistik serta pengetahuan mendalam tentang
(15)
5
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, kemudian dilakukan identifikasi masalah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu:
1. Costume performing art diarahkan kepada suatu pengimplementasian dari
karakter suatu pertunjukkan. Costume performing art merupakan seni berbusana dalam menciptakan sebuah karakter suatu pertunjukkan yang dirancang sesuai tema pertunjukkan.
2. Costume designer diharapkan memiliki referensi latar belakang kostum karena
adanya pemaknaan yang berbeda disetiap karakter kostum, ini ditujukan untuk menciptakan identitas kepribadian karakter melalui kostum yang dikenakan saat pertunjukkan.
3. Kesiapan menjadi costume designer dilihat dari kebutuhan seni panggung industri hiburan mengenai profesi costume designer serta wadah untuk mengembangkan industri ini yang kian marak dicari sesuai konsep seni yang dikembangkan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini disusun untuk mendapatkan kejelasan dari tujuan penelitian yang akan dicapai. Sugiyono (2011:35), bahwa
“Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana manfaat yang dihasilkan dari pembelajaran costume performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer?” pada Mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil & Mode STISI Telkom Bandung Angkatan 2011.
C. Tujuan Penelitian
Menurut Sutrisno hadi (2006:11) bahwa, “Sebuah penelitian umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai manfaat hasil belajar dari costume performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer yaitu:
1. Manfaat hasil belajar dari costume performing art ditinjau dari pemahaman teori mengenai pengertian costume, klasifikasi performing art, perkembangan
(16)
6
costume performing art, jenis-jenis costume performing art, serta klasifikasi
material sesuai nilai guna dan makna simbolik (semiotika) sebagai kesiapan menjadi costume designer.
2. Manfaat hasil belajar dari costume performing art ditinjau dari pembuatan proposal desain kostum berisi costume design atau rancangan costume
performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer.
3. Manfaat hasil belajar dari costume performing art ditinjau dari pembuatan
costume performing art sesuai karakteristik yang dimunculkan sebagai
kesiapan menjadi costume designer.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak khususnya peneliti dan Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom Bandung baik secara langsung ataupun tidak langsung adalah sebagai berikut:
1. Manfaat penelitian terkait “Hasil Belajar Costume Performing Art pada Mata Kuliah Costume Performing Art” ditinjau dari aspek teoritis diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan peneliti dan pembaca mengenai
costume performing art sebagai kesiapan mahasiswa menjadi costume designer.
2. Manfaat penelitian terkait “Hasil Belajar Costume Performing Art pada Mata Kuliah Costume Performing Art” ditinjau dari aspek praktik diharapkan dapat menjadi tolak ukur ketercapaian dan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran, khususnya dalam implementasikan pembuatan costume performing art sebagai kesiapan mahasiswa menjadi costume designer.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi penulisan dalam penelitian mengenai “manfaat hasil belajar costume performing art terhadap kesiapan menjadi costume designer” pada mata kuliah costume performing art Program Studi Kriya Tekstil dan Mode
(17)
7
STISI Telkom Bandung angkatan 2011 secara sistematis terbagi ke dalam lima bab sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang:
a. Tinjauan Mata Kuliah Costume Performing Art berupa pengertian costume, klasifikasi performing art, perkembangan costume performing art, jenis-jenis
costume performing art, serta klasifikasi material (termasuk aksesoris &
milineris) sesuai nilai guna dan makna simbolik (semiotika).
b. Tinjauan Costume Designer berupa pengertian costume designer dan deskripsi kerja costume designer (job description).
c. Hasil Belajar Costume Performing Art berupa pengertian belajar dan hasil belajar costume performing art.
d. Kesiapan Menjadi Costume Designer berupa konsep kesiapan dan konsep kualifikasi costume designer.
e. Pertanyaan Penelitian.
3. Bab III Metodologi Penelitian, berisi tentang lokasi, populasi, sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan kegiatan penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Lokasi penelitian ini bertempat di STISI Telkom Bandung, yang beralamatkan di Kawasan Pendidikan Telkom Jln. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung 40257. Beberapa alasan dijadikannya STISI Telkom sebagai lokasi penelitian karena adanya permasalahan pada penelitian, penelitian yang relevan dengan permasalahan, serta adanya model pembelajaran dari masalah yang diteliti.
2. Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan pengukuran suatu objek yang sedang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pertanyaan tersebut, dengan kata lain populasi tidak hanya berupa manusia akan tetapi obyek atau benda lainnya pun dapat menjadi populasi. Selain itu, yang perlu diperhatikan bukan hanya jumlah akan tetapi seluruh kualitas dan karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.
Populasi yang diambil oleh peneliti pada penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom Bandung berjumlah 30 orang.
3. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian dengan karakteristik tertentu. Jumlah populasi yang menjadi responden tidak terlalu banyak maka anggota populasi seluruhnya dijadikan sampel, yaitu
(19)
32
mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom Bandung berjumlah 30 orang. Dari kondisi tersebut, maka teknik sampling yang dipakai adalah sampling total yaitu sampel yang menggunakan seluruh jumlah populasi, yang disebabkan jumlah populasi tidak terlalu banyak, sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:124) yang menyatakan bahwa “Sampling total adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. B.Metode Penelitian
Setelah populasi dan sampel ditentukan, maka hal yang harus ditentukan selanjutnya adalah menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian yaitu metode survei atau observasi, yang memberikan gambaran secara umum mengenai suatu masalah aktual dan dilakukan dengan cara memusatkan perhatian pada masalah tersebut, sejalan dengan yang dipaparan Nana Syaodih Sukmadinata (2012:72):
Metode deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang, dan satuan pendidikan.
Metode deskriptif ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bagaimana manfaat hasil belajar costume performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer pada pembelajaran Kriya Tekstil dan Mode yang berada di STISI Telkom Bandung.
C.Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian sangat diperlukan untuk menghindari kesalahpaham antara penulis dan pembaca. Adapun definisi operasional yang ada dalam penelitian ini adalah:
(20)
33
1. Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art
a. Manfaat dapat diartikan sebagai “guna, faedah” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:873).
b. Hasil belajar adalah “.... kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah dia menerima pengalaman belajarnya ”. (Nana Sudjana 2005:22)
c. Secara harfiah costume performing art merupakan kostum yang digunakan untuk acara pertunjukkan. Costume performing art merupakan unsur pelengkap sebagai penunjang kreasi suatu pertunjukkan untuk memperkuat kesan karakter pelaku seni sehingga menciptakan makna simbolik. Arti dari kostum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:737) adalah pakaian. Pakaian yang digunakan sehari-hari pun sebenarnya merupakan kostum yang menggambarkan karakter diri, namun dalam hal ini sebenarnya costume
performing art dipakai oleh "aktor" atau "pemeran" dalam sebuah
pertunjukkan. Jadi costume performing art lebih mengarah kepada suatu pengimplementasian karakter untuk suatu pertunjukkan.
Definisi operasional dari manfaat hasil belajar costume performing art mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas yaitu guna atau faedah dari suatu perubahan tingkah laku yang mencakup pengetahuan costume
performing art berupa pengertian costume, klasifikasi performing art,
perkembangan costume performing art, jenis-jenis costume performing art, klasifikasi material sesuai nilai guna dan makna simbolik (semiotika); keterampilan dalam membuat proposal desain costume performing art; serta sikap melalui proses dalam membuat costume performing art sesuai karakteristik yang dimunculkan.
2. Kesiapan Menjadi Costume Designer
a. Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi tertentu yang mencakup kondisi fisik, mental, dan emosional, kebutuhan motif dan tujuan, serta keterampilan, pengetahuan lain yang telah dipelajari (Slameto, 2010:113).
(21)
34
b. Costume designer adalah
....the costume designer or costumier, varies greatly depending on the size and the type of company they are working for, which can range from designing for the theatre, film, stage, opera and ballet through to working on commercials for television or producing costumes for comtemporary and historical period dramas. (Carol Brown, 2010:34)
Kutipan yang dimaksudkan Carol Brown bahwa costume designer adalah seorang desainer yang merancang sebuah kostum untuk teater atau drama opera, film, panggung hiburan, bahkan kostum yang dirancang untuk produksi pada iklan maupun pertelevisian untuk mengangkat latar belakang atau sejarah pada periode tertentu. Costume performing art yang dirancang oleh costume
designer dapat membantu mewujudkan aspek karakter, membantu berjalannya
narasi sebuah cerita, dan menunjukkan bahwa costume designer memegang peranan penting untuk mendukung atau melemahkan karakterisasi dari sebuah peran dalam sebuah pertunjukkan.
Definisi operasional dari kesiapan menjadi costume designer mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas yaitu keseluruhan kondisi mahasiswa yang siap bekerja menjadi costume designer yang merancang sebuah kostum untuk teater atau drama opera, film, panggung hiburan, bahkan kostum yang dirancang untuk produksi pada iklan maupun pertelevisian untuk mengangkat latar belakang atau sejarah pada periode tertentu untuk mewujudkan aspek karakter dan membantu berjalannya narasi sebuah cerita sehingga costume
designer memegang peranan penting untuk mendukung atau melemahkan
karakterisasi dari sebuah peran dalam sebuah pertunjukkan.
D.Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam memperoleh hasil penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:148) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat data dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara
(22)
35
tertulis kepada responden penelitian mengenai manfaat hasil belajar costume
performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer. Instrumen
selengkapnya dapat dilihat dalam kisi-kisi instrumen serta butir soal instrumen yang dilampirkan.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen dilakukan dengan mengkaji masalah yang diteliti, membuat kisi-kisi butir soal instrumen, pembuatan butir soal, mengkonsultasikan butir-butir instrumen dengan menganalisis butir-butir soal tersebut.
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah dengan menggunakan angket. Adapun tahapan – tahapan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan Data
Pengecekan data angket dilakukan setelah lembar jawaban angket diisi oleh responden. Pengecekan yang dilakukan berupa penghitungan ulang jumlah angket yang disebar, jumlah angket yang tidak terpakai, dan jumlah angket yang rusak. Selain pengecekan jumlah, pengecekan kelengkapan jawaban dan cara pengisian pun dilakukan.
2. Tabulasi Data
Tabulasi dta dilakukan untuk mengolah dan mengethaui frekuensi jawaban responden. Proses tabulasi data dilakukan dengan cara membuat tabel untuk jawaban instrumen penelitian.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendeskripsian atau penggambaran hasil data yang diperoleh dengan melakukan pengolahan data dalam bentuk presentase. Presentase data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang telah diberikan
(23)
36
kepada para responden dikarenakan jumlah jawaban dari responden pada setiap itemnya akan berbeda – beda. Adapun rumus yang akan digunakan dalam menghitung presentase jawaban mengacu pada Anas Sudijono (2003:43) sebagai berikut:
f
Keterangan:
p : angka presentase
f : jumlah frekuensi yang dicari presentasenya
n : number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu) 100% : bilangan tetap
G. Analisis Data
Analisis atau penafsiran data dilakukan untuk memperoleh data seberapa banyak jumlah responden yang merasakan manfaat hasil belajar costume
performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer. Penafsiran data
dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap pertanyaan yang diajukan. Data ditafsirkan dengan menggunakan kriteria berdasarkan batasan-batasan seperti berikut ini:
0% : tidak seorangpun 1% - 25% : sebagian kecil
26% - 49% : kurang dari setengahnya 50% : setengahnya
51% - 75% : lebih dari setengahnya 76% - 99% : sebagian besar
100% : seluruhnya
(24)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dan saran yang dijelaskan berikut ini, disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai ”Manfaat Hasil Belajar Costume Performing
Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer” pada mahasiswa angkatan 2011 Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom Bandung.
A.Simpulan
Simpulan dari penelitian dibuat berdasarkan pada tujuan penelitian, pernyataan penelitian, pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Hasil Penelitian Mengenai Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Ditinjau Dari Konsep Pemahaman Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer
Manfaat hasil belajar costume performing art ditinjau dari konsep pemahaman costume performing art menunjukan bahwa lebih dari setengahnya mahasiswa telah merasakan manfaat konsep pemahaman costume performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer. Manfaat yang sangat dirasakan oleh mahasiswa pada kompetensi ini adalah manfaat teori konsep performing art dan pengetahuan jenis kostum modern sebagai kesiapan menjadi costume designer.
2. Hasil Penelitian Mengenai Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Ditinjau Dari Pembuatan Desain Atau Rancangan Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer
Manfaat hasil belajar costume performing art ditinjau dari pembuatan desain atau rancangan costume performing art menunjukan bahwa lebih dari setengahnya mahasiswa telah merasakan manfaat pembuatan desain atau rancangan costume
(25)
89
performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer. Manfaat yang sangat
dirasakan oleh mahasiswa pada kompetensi ini adalah manfaat pembuatan proposal desain kostum sebagai kesiapan menjadi costume designer.
3. Hasil Penelitian Mengenai Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Ditinjau Dari Pembuatan Costume Performing Art Sesuai Karakteristik Yang Dimunculkan Sebagai Kesiapan Menjadi Costume Designer
Manfaat hasil belajar costume performing art ditinjau dari pembuatan
costume performing art sesuai karakteristik yang dimunculkan menunjukan
bahwa lebih dari setengahnya mahasiswa telah merasakan manfaat pembuatan
costume performing art sesuai karakteristik yang dimunculkan sebagai kesiapan
menjadi costume designer. Manfaat yang sangat dirasakan oleh mahasiswa pada kompetensi ini adalah manfaat pembuatan kostum sesuai karakteristik pada tokoh perfilman sebagai kesiapan menjadi costume designer.
B.Saran
Saran yang penulis ajukan berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan pertimbangan untuk dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
Hasil penelitian menggambarkan secara umum lebih dari setengah mahasiswa merasakan manfaat hasil belajar costume performing art ditinjau dari konsep pemahaman costume performing art, pembuatan desain atau rancangan
costume performing art, dan pembuatan costume performing art sesuai
karakteristik yang dimunculkan sebagai kesiapan menjadi costume designer. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi media motivasi agar mahasiswa dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam membuat karya kostum pertunjukkan yang sesuai dengan tema dan karakteristik tokoh sebagai upaya meningkatkan kualifikasi kerja costume designer sehingga lebih siap dan matang untuk berprofesi sebagai costume designer.
(26)
90
1. Dosen Mata Kuliah
Hasil penelitian menggambarkan secara umum lebih dari setengahnya mahasiswa merasakan manfaat hasil belajar costume performing art sebagai kesiapan menjadi costume designer. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pengetahuan tambahan bagi dosen mata kuliah Costume Performing Art untuk lebih menunjang proses pembelajaran dengan pengadaan kegiatan-kegiatan keterampilan dalam proses membuat kostum pertunjukkan dan media bagi dosen agar dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap serta keterampilan dalam mengaplikasikan
(27)
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Amneus, C. (2003). A Separate Sphere. Texas: Cincinnati Art Museum Barton, L. (1935). Historic Costume For The Stage. London: Soho Square
Brockett, Oscar G. (1923). The Essential Theatre. New York: Holt, Rinehart and Winston
Brown, C. (2010). Fashion & Textiles (The Essential Careers Guide). London: Laurence King Publishing Ltd.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Elgin, K. (2009). Costume & Fashion Source Books (Elizabethan England). England: Bailey Publishing Associates Ltd.
Frings, Gini S. (1987). Fashion From Concept To Consumer. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Gupta, P. (2008). Costume Designing. London: MD Publications Pvt Ltd.
Ingham, R. Covey, L. (1992). The Costume Technician’s Handbook. English: Heinemann
Kusmayadi, T. Fadlia, A. (2012). Menjadi Desainer Mode. Solo: Metagraf
Landis, Deborah N. (2007). Dressed A Century of Hollywood Costume Design. English: Collins Design
Makmun, A. S. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya McDonald, Tamar J. (2010). Hollywood Catwalk (Exploring Costume and
Transformation in American Film). London, New York: I. B. Tauris & Co.
Ltd.
Muladi, E. (2013). Metode Perancangan. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
(28)
91
Pendergast, T. Sara. (2004). Fashion, Costume, And Culture. America: Thomson Phelan, Mary K. (1963). The Circus: A Book To Begin On. Holt, Rinehart, and
Winston
Kleden, N. Probonegoro. (1996). Teater Lenong Betawi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan
Rooney, A. (2009). Costume & Fashion Source Books (The 1950s and 1960s). England: Bailey Publishing Associates Ltd.
Sandra, K. (1972). How to Add Designer Touches to Your Wardrobe. New York: Sterling Publishing Co., Inc
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
_____. (2011). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudijono, A. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Sugandi, A, dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Sukmadinata, Nana S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Tarrant, N. (1994). The Development Of Costume. New York: Routledge
Travers, S. Zaman, Z. (2008). The Fashion Designer’s Directory of Shape and
Style. New York: Barron’s
(29)
92
Website:
Direktori. (2013, September). Kostum. Tersedia:
http://www.direktori.co.id/ads/depan/pakaian/kostum.html
Indonesia Travel. (2012, 17 Febuari) . The Phantom of The Opera. Tersedia:
http://www.indonesia.travel/id/news/detail/647/-the-phantom-of-the-opera-bukan-opera-biasa
Kamath, D. (2013, Mei) . Costume Designer. Tersedia:
http://dineshkamath.httpdkamath.blogspot.com201305dinesh-kamaths-column- information-about.html
Listyowati, S. S. (2006, September). JUDUL. Tersedia:
http://www.atieq.blogspot.com
Stephens, N. (2012, April) . Working in Art and Design Industry. Tersedia:
http://nadiastephens1.blogspot.com/2012/04/workinginartanddesignindustr y.html
UNY Document. (2013, September). Kostum. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/8409/3/bab%202%20-08519134014.pdf
Website Sarjanaku.com. (2012, November) . Pengertian Pembelajaran Menurut
Para Ahli. Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran- menurut-para.html
Wikipedia. (...). Costume Design. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Costume_design
____. (2013, September). Kostum. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Kostum
____. (2013, Sepetember). Ensiklopedia Fesyen - Performing Arts. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Performing_arts
____. (2013, Oktober). Sirkus. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Sirkus
Yosemite Community College District. (2013, Juli). Performing Arts Costume
(30)
93
KURIKULUM DULU
Amneus, C. (2003). A Separate Sphere. Texas: Cincinnati Art Museum Barton, L. (1935). Historic Costume For The Stage. London: Soho Square
Brockett, Oscar G. (1923). The Essential Theatre. New York: Holt, Rinehart and Winston
Brown, C. (2010). Fashion & Textiles (The Essential Careers Guide). London: Laurence King Publishing Ltd.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Direktori. (2013, September). Kostum. Tersedia: http://www.direktori.co.id/ads/depan/pakaian/kostum.html
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Elgin, K. (2009). Costume & Fashion Source Books (Elizabethan England). England: Bailey Publishing Associates Ltd.
Frings, Gini S. (1987). Fashion From Concept To Consumer. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Gupta, P. (2008). Costume Designing. London: MD Publications Pvt Ltd.
Indonesia Travel. (2012, 17 Febuari) . The Phantom of The Opera. Tersedia:
http://www.indonesia.travel/id/news/detail/647/-the-phantom-of-the-opera-bukan-opera-biasa
Ingham, R. Covey, L. (1992). The Costume Technician’s Handbook. English: Heinemann
Kamath, D. (2013, Mei) . Costume Designer. Tersedia:
http://dineshkamath.httpdkamath.blogspot.com201305dinesh-kamaths-column- information-about.html
Kusmayadi, T. Fadlia, A. (2012). Menjadi Desainer Mode. Solo: Metagraf
Landis, Deborah N. (2007). Dressed A Century of Hollywood Costume Design. English: Collins Design
Listyowati, S. S. (2006, September). JUDUL. Tersedia: http://www.atieq.blogspot.com
(31)
94
Makmun, A. S. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya McDonald, Tamar J. (2010). Hollywood Catwalk (Exploring Costume and
Transformation in American Film). London, New York: I. B. Tauris & Co.
Ltd.
Muladi, E. (2013). Metode Perancangan. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
Pannen, P, dkk. (1999). Cakrawala Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka Pendergast, T. Sara. (2004). Fashion, Costume, And Culture. America: Thomson Phelan, Mary K. (1963). The Circus: A Book To Begin On. Holt, Rinehart, and
Winston
Kleden, N. Probonegoro. (1996). Teater Lenong Betawi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan
Rooney, A. (2009). Costume & Fashion Source Books (The 1950s and 1960s). England: Bailey Publishing Associates Ltd.
Sandra, K. (1972). How to Add Designer Touches to Your Wardrobe. New York: Sterling Publishing Co., Inc
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
_____. (2011). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Stephens, N. (2012, April) . Working in Art and Design Industry. Tersedia:
http://nadiastephens1.blogspot.com/2012/04/workinginartanddesignindustr y.html
Sudijono, A. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Sugandi, A, dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
(32)
95
Sukmadinata, Nana S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Tarrant, N. (1994). The Development Of Costume. New York: Routledge
Travers, S. Zaman, Z. (2008). The Fashion Designer’s Directory of Shape and
Style. New York: Barron’s
UNY Document. (2013, September). Kostum. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/8409/3/bab%202%20-08519134014.pdf
Website Sarjanaku.com. (2012, November) . Pengertian Pembelajaran Menurut
Para Ahli. Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran- menurut-para.html
Wiana, W. (2011). Fenomena Desain Fesyen. Bandung: Gapura Press
Wikipedia. (...). Costume Design. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Costume_design
____. (2013, September). Kostum. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Kostum ____. (2013, Sepetember). Ensiklopedia Fesyen - Performing Arts. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Performing_arts
____. (2013, Oktober). Sirkus. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Sirkus
Yosemite Community College District. (2013, Juli). Performing Arts Costume
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Amneus, C. (2003). A Separate Sphere. Texas: Cincinnati Art Museum Barton, L. (1935). Historic Costume For The Stage. London: Soho Square
Brockett, Oscar G. (1923). The Essential Theatre. New York: Holt, Rinehart and Winston
Brown, C. (2010). Fashion & Textiles (The Essential Careers Guide). London: Laurence King Publishing Ltd.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Elgin, K. (2009). Costume & Fashion Source Books (Elizabethan England). England: Bailey Publishing Associates Ltd.
Frings, Gini S. (1987). Fashion From Concept To Consumer. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Gupta, P. (2008). Costume Designing. London: MD Publications Pvt Ltd.
Ingham, R. Covey, L. (1992). The Costume Technician’s Handbook. English: Heinemann
Kusmayadi, T. Fadlia, A. (2012). Menjadi Desainer Mode. Solo: Metagraf
Landis, Deborah N. (2007). Dressed A Century of Hollywood Costume Design. English: Collins Design
Makmun, A. S. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya McDonald, Tamar J. (2010). Hollywood Catwalk (Exploring Costume and
Transformation in American Film). London, New York: I. B. Tauris & Co. Ltd.
Muladi, E. (2013). Metode Perancangan. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
(2)
Pendergast, T. Sara. (2004). Fashion, Costume, And Culture. America: Thomson Phelan, Mary K. (1963). The Circus: A Book To Begin On. Holt, Rinehart, and
Winston
Kleden, N. Probonegoro. (1996). Teater Lenong Betawi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan
Rooney, A. (2009). Costume & Fashion Source Books (The 1950s and 1960s). England: Bailey Publishing Associates Ltd.
Sandra, K. (1972). How to Add Designer Touches to Your Wardrobe. New York: Sterling Publishing Co., Inc
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
_____. (2011). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudijono, A. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Sugandi, A, dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Sukmadinata, Nana S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Tarrant, N. (1994). The Development Of Costume. New York: Routledge
Travers, S. Zaman, Z. (2008). The Fashion Designer’s Directory of Shape and Style. New York: Barron’s
(3)
Website:
Direktori. (2013, September). Kostum. Tersedia:
http://www.direktori.co.id/ads/depan/pakaian/kostum.html
Indonesia Travel. (2012, 17 Febuari) . The Phantom of The Opera. Tersedia:
http://www.indonesia.travel/id/news/detail/647/-the-phantom-of-the-opera-bukan-opera-biasa
Kamath, D. (2013, Mei) . Costume Designer. Tersedia:
http://dineshkamath.httpdkamath.blogspot.com201305dinesh-kamaths-column- information-about.html
Listyowati, S. S. (2006, September). JUDUL. Tersedia:
http://www.atieq.blogspot.com
Stephens, N. (2012, April) . Working in Art and Design Industry. Tersedia:
http://nadiastephens1.blogspot.com/2012/04/workinginartanddesignindustr y.html
UNY Document. (2013, September). Kostum. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/8409/3/bab%202%20-08519134014.pdf
Website Sarjanaku.com. (2012, November) . Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran- menurut-para.html
Wikipedia. (...). Costume Design. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Costume_design
____. (2013, September). Kostum. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Kostum
____. (2013, Sepetember). Ensiklopedia Fesyen - Performing Arts. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Performing_arts
____. (2013, Oktober). Sirkus. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Sirkus
Yosemite Community College District. (2013, Juli). Performing Arts Costume Specialist. Tersedia: http://www.google.com/PerformingArts
(4)
KURIKULUM DULU
Amneus, C. (2003). A Separate Sphere. Texas: Cincinnati Art Museum Barton, L. (1935). Historic Costume For The Stage. London: Soho Square
Brockett, Oscar G. (1923). The Essential Theatre. New York: Holt, Rinehart and Winston
Brown, C. (2010). Fashion & Textiles (The Essential Careers Guide). London: Laurence King Publishing Ltd.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Direktori. (2013, September). Kostum. Tersedia: http://www.direktori.co.id/ads/depan/pakaian/kostum.html
Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Elgin, K. (2009). Costume & Fashion Source Books (Elizabethan England). England: Bailey Publishing Associates Ltd.
Frings, Gini S. (1987). Fashion From Concept To Consumer. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Gupta, P. (2008). Costume Designing. London: MD Publications Pvt Ltd.
Indonesia Travel. (2012, 17 Febuari) . The Phantom of The Opera. Tersedia:
http://www.indonesia.travel/id/news/detail/647/-the-phantom-of-the-opera-bukan-opera-biasa
Ingham, R. Covey, L. (1992). The Costume Technician’s Handbook. English: Heinemann
Kamath, D. (2013, Mei) . Costume Designer. Tersedia:
http://dineshkamath.httpdkamath.blogspot.com201305dinesh-kamaths-column- information-about.html
Kusmayadi, T. Fadlia, A. (2012). Menjadi Desainer Mode. Solo: Metagraf
Landis, Deborah N. (2007). Dressed A Century of Hollywood Costume Design. English: Collins Design
Listyowati, S. S. (2006, September). JUDUL. Tersedia: http://www.atieq.blogspot.com
(5)
Makmun, A. S. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya McDonald, Tamar J. (2010). Hollywood Catwalk (Exploring Costume and
Transformation in American Film). London, New York: I. B. Tauris & Co. Ltd.
Muladi, E. (2013). Metode Perancangan. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB
Pannen, P, dkk. (1999). Cakrawala Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka Pendergast, T. Sara. (2004). Fashion, Costume, And Culture. America: Thomson Phelan, Mary K. (1963). The Circus: A Book To Begin On. Holt, Rinehart, and
Winston
Kleden, N. Probonegoro. (1996). Teater Lenong Betawi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan
Rooney, A. (2009). Costume & Fashion Source Books (The 1950s and 1960s). England: Bailey Publishing Associates Ltd.
Sandra, K. (1972). How to Add Designer Touches to Your Wardrobe. New York: Sterling Publishing Co., Inc
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
_____. (2011). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Stephens, N. (2012, April) . Working in Art and Design Industry. Tersedia:
http://nadiastephens1.blogspot.com/2012/04/workinginartanddesignindustr y.html
Sudijono, A. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Sugandi, A, dkk. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
(6)
Sukmadinata, Nana S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Tarrant, N. (1994). The Development Of Costume. New York: Routledge
Travers, S. Zaman, Z. (2008). The Fashion Designer’s Directory of Shape and Style. New York: Barron’s
UNY Document. (2013, September). Kostum. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/8409/3/bab%202%20-08519134014.pdf
Website Sarjanaku.com. (2012, November) . Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. Tersedia: http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran- menurut-para.html
Wiana, W. (2011). Fenomena Desain Fesyen. Bandung: Gapura Press
Wikipedia. (...). Costume Design. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Costume_design
____. (2013, September). Kostum. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Kostum ____. (2013, Sepetember). Ensiklopedia Fesyen - Performing Arts. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Performing_arts
____. (2013, Oktober). Sirkus. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Sirkus
Yosemite Community College District. (2013, Juli). Performing Arts Costume Specialist. Tersedia: http://www.google.com/PerformingArts