PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING: Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di salah satu SMP Negeri di Bandung.

(1)

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

|

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penalaran Induktif ... 8

B. Discovery Learning ... 9

C. Problem Based Learning ... 12

D. Penelitian yang Relevan ... 15

E. Hipotesis Penelitian... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 16

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

C. Variabel Penelitian ... 16

D. Instrumen Penelitian ... 17

E. Pengumpulan Data... ... ...23


(2)

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

|

G. Prosedur Penelitian ... 27

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan ... 28

B. Pembahasan ... 35

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 37

B. Implikasi ... 37

C. Rekomendasi ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... ...38 LAMPIRAN


(3)

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

|

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 14

Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Validitas ... 18

Tabel 3.2 Data Hasil Uji Validitas Tiap Butir Soal ... 19

Tabel 3.3 Interpretasi Derajat Reliabilitas ... 20

Tabel 3.4 Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif ... 20

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ... 21

Tabel 3.6 Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif... 21

Tabel 3.7 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 22

Tabel 3.8 Indeks Kesukaran Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif ... 23

Tabel 3.9 Klasifikasi Gain (g) ... 27

Tabel 4.1 Data Statistik Deskriptif Hasil Pretes Kelas Eksperimen 1 dan 2... 29

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 30

Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 31

Tabel 4.4 Data Statistik Deskriptif Hasil Postes Kelas Eksperimen 1 dan 2 ... 32

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Postes... 33

Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes ... 34

Tabel 4.7 Data Statistik Deskriptif Indeks Gain Kelas Eksperimen 1 dan 2 ... 34


(4)

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

|

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

1.1 RPP Kelas Eksperimen 1 1.2 RPP Kelas Eksperimen 2 1.3 LKK Kelas Eksperimen 1 1.4 LKK Kelas Eksperimen 2

Lampiran 2

2.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Induktif 2.2 Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif

Lampiran 3

3.1 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran Induktif

3.2 Output Anates Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran Induktif

Lampiran 4

4.1 Data Pretes, Postes dan Indeks Gain Kelas Eksperimen 1 4.2 Data Pretes, Postes dan Indeks Gain Kelas Eksperimen 2 4.3 Pengolahan Data Pretes Kemampuan Penalaran Induktif 4.4 Pengolahan Data Postes Kemampuan Penalaran Induktif 4.5 Pengolahan Data Indeks Gain Kemampuan Penalaran Induktif

Lampiran 5

5.1 Contoh Hasil Uji Instrumen Kemampuan Penalaran Induktif 5.2 Contoh Hasil Pretes Kemampuan Penalaran Induktif

5.3 Contoh Hasil Postes Kemampuan Penalaran Induktif 5.4 Contoh Hasil Pengerjaan LKK

Lampiran 6

6.1 Surat Permohonan Izin Penelitian

6.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 6.3 Surat Tugas Dosen Pembimbing

6.4 Kartu Bimbingan Skripsi


(5)

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

|


(6)

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Matematika yang dipelajari di sekolah-sekolah berperan dalam pembentukan pola pikir. Hal ini sejalan dengan pendapat Suherman dkk. (2003, hlm.61) yang mengatakan bahwa “matematika yang dipelajari melalui pendidikan formal (matematika sekolah) mempunyai peranan penting bagi siswa sebagai bekal pengetahuan untuk membentuk sikap serta pola pikirnya”.

Tujuan pembelajaran matematika pada jenjang SMP menurut Kemendiknas (dalam Sadikin, 2013, hlm.1), yaitu:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola atau sifat, melakukan manipulasi matematika dan membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Dari tujuan tersebut, salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah menggunakan penalaran. Shurter dan Pierce (dalam Saparika, 2014, hlm.12) mengungkapkan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dalam membuat kesimpulan logis berdasarkan fakta-fakta. Menurut Depdiknas (dalam Arianto, 2010, hlm.3) materi matematika dan penalaran matematis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar matematika. Selain itu Baroody (dalam Yuliana, 2012, hlm.4) mengemukan bahwa ‘apabila siswa diberi kesempatan untuk menggunakan


(7)

2

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

keterampilan bernalarnya dalam melakukan dugaan-dugaan berdasarkan pengalamannya sendiri maka siswa akan lebih mudah memahami konsep’.

Menurut Kusumah (dalam Hunaeni, 2013, hlm.13) penalaran terbagi menjadi dua macam yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan Sumarmo (dalam Sadikin, 2013, hlm.1) yang mengatakan bahwa ‘penalaran induktif sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, karena tanpa adanya penarikan kesimpulan ataupun pembuatan pernyataan baru yang bersifat umum ilmu pengetahuan tidak akan pernah berkembang’.

Diperlukan model pembelajaran yang tepat agar kemampuan-kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa dapat tercapai. Terdapat model-model pembelajaran yang telah ditemukan untuk memenuhi kemampuan penalaran induktif siswa SMP. Dari beberapa model pembelajaran tersebut, yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu model

discovery learning dan model problem based learning.

“Model discovery learning (pembelajaran penemuan) merupakan cara

penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi atau pengetahuan yang baru bagi dirinya dengan atau tanpa bantuan guru” (Sardiman, 1987, hlm.38). Langkah-langkah (prosedur) dalam discovery learning menurut Muhibbin (2004, hlm.244) ada enam, yaitu: (1) stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan, (2) problem statement (penyataan/identifikasi masalah), (3) data collection (pengumpulan data), (4)

data processing (pengolahan data), (5) verification (pembuktian) dan (6) generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi).

Problem based learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah

pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah. Problem

based learning melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui

tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Tahapan-tahapan dari problem based learning menurut Sugiyanto (dalam Hakim, 2012, hlm.25) ada lima, yaitu: (1)


(8)

3

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

orientasi siswa terhadap masalah, (2) mengorganisasikan siswa, (3) membantu investigasi mandiri dan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Penelitian mengenai model discovery learning dan model problem

based learning telah dilakukan. Salah satunya yaitu penelitian yang telah

dilakukan oleh Aulia Sthephani pada tahun 2015 dengan judul penelitian “Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar antara Siswa yang Belajar dengan Problem Based Learning dan Discovery

Learning”. Penelitian tersebut mengenai materi himpunan untuk kelas VII

SMP. Kesimpulan penelitiannya yaitu tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh Problem Based

Learning dengan siswaa yang memperoleh Discovery Learning.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Ridha Zahratun (2014) dengan judul “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis antara Siswa yang Belajar dengan Discovery Learning dan Problem Based

Learning”. Penelitian tersebut untuk kelas X SMA. Kesimpulan penelitiannya

yaitu terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based

Learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Discovery Learning.

Diharapkan setelah dilakukan pembelajaran tersebut sikap siswa terhadap matematika akan berubah dari negatif menjadi positif. Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam menentukan cara pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penalaran induktif siswa. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat mengenai perbandingan peningkatan kemampuan penalaran induktif antara discovery

learning dan problem based learning.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menerapkan model

discovery learning dan model problem based learning pada kelas yang

berbeda kemudian diukur dan dibandingkan peningkatan kemampuan penalaran induktifnya. Oleh karena itu, judul yang diambil dalam penelitian


(9)

4

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

ini adalah “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Penalaran Induktif antara Siswa yang Mendapatkan Model Discovery Learning dan Model Problem

Based Learning.”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam pengkajian materi ini yaitu: 1. Bagaimana peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa yang

mendapatkan model discovery learning?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa yang mendapatkan model problem based learning?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran induktif antara siswa yang mendapatkan model discovery learning dan model

problem based learning?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui peningkatan penalaran induktif siswa yang mendapatkan

model discovery learning.

2. Mengetahui peningkatan penalaran induktif siswa yang mendapatkan model problem based learning.

3. Mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan penalaran induktif antara siswa yang mendapatkan model discovery learning dan model problem

based learning.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain sebagai berikut.

a. Bagi Peserta Didik

Pembelajaran matematika dengan menggunakan model discovery

learning dan model problem based learning diharapkan dapat memberikan

pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa.


(10)

5

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

b. Bagi Guru

Guru dapat menjadikan pembelajaran menggunakan model discovery

learning dan model problem based learning sebagai alternatif dalam

pembelajaran matematika guna meningkatkan kemampuan penalaran induktif siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.

d. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian lain yang tentunya dengan variabel yang berbeda dan lebih kompleks.

E. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perluasan makna dalam pengkajian materi, maka definisi dari istilah yang terkait dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Penalaran Induktif

Penalaran induktif merupakan suatu kegiatan berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan beberapa pernyataan khusus yang diketahui kebenarannya. Indikator kemampuan penalaran induktif dalam penelitian ini adalah:

a. Transduktif : menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang satu diterapkan pada kasus khusus lainnya.

b. Generalisasi : penarikan kesimpulan umum berasarkan sejumlah data yang teramati.

c. Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan atau pola yang ada.

2. Model Discovery Learning

Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara

belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah


(11)

6

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

dilupakan siswa. Langkah-langkah dalam discovery learning menurut Muhibbin (2004, hlm.244) ada enam, yaitu:

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan,

2) Problem statement (penyataan/identifikasi masalah),

3) Data collection (pengumpulan data),

4) Data processing (pengolahan data),

5) Verification (pembuktian) dan

6) Generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi). 3. Model Problem Based Learning

Problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah dari problem based learning menurut Sugiyanto (dalam Hakim, 2012, hlm.25) ada lima, yaitu:

1) Orientasi siswa terhadap masalah, 2) Mengorganisasikan siswa,

3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil dan

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan setiap bab dalam skripsi, mulai dari bab I sampai bab V. Berikut ini rincian isi dari bab I sampai bab V.

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan. Bab I tersebut merupakan bagian awal skripsi yang terdiri dari:

1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian 5. Definisi Operasional


(12)

7

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

6. Struktur Organisasi Skripsi

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan landasan teori dalam penelitian ini. Bab II terdiri dari:

1. Penalaran Induktif 2. Discovery Learning

3. Problem Based Learning

4. Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis Penelitian

Bab III berisi uraian tentang metode penelitian. Bab III terdiri dari: 1. Desain Penelitian

2. Populasi dan Sampel Penelitian 3. Variabel Penelitian

4. Instrumen Penelitian 5. Prosedur Penelitian 6. Pengumpulan Data 7. Analisis Data

Bab IV berisi uraian tentang temuan dan pembahasan. Temuan-temuan selama penelitian dibahas pada bab ini. Bab IV terdiri dari:

1. Temuan 2. Pembahasan

Bab V berisi uraian tentang simpulan, implikasi dan rekomendasi. Bab V terdiri dari:

1. Simpulan 2. Implikasi 3. Rekomendasi


(13)

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Daftar Pustaka

Agustian, Nosal. (2012). Model Pembelajaran Discovery Learning. [Online]. Diakses dari http://nosalmathedu10.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-discovey-learning.html?m=1/

Arianto, Y. (2010). Model Pembelajaran Osborn untuk Meningkatkan

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi Sarjana FPMIPA

UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hakim. (2012). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Penalaran

Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hunaeni, Yunus. (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis

Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS). Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Muhibbin, Syah. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nurhadi dan Agus, G.S. (2003). Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Malang: Penerbit Univrsitas Negeri Malang.

Ruseffendi, E.T. (2010). Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta

Lainnya. Bandung: Tarsito.

Sadikin. E. (2013). Peningkatan Kemampuan Penalaran Induktif Siswa SMP

Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing.

Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Saepulloh, M. N. (2014). Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa SMP antara yang Mendapatkan Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif Piaget dan Hasweh. Skripsi Sarjana

FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Saparika, N. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Penalaran Induktif

Siswa SMP pada Pokok Bahasan Limas dan Prisma Tegak Melalui Penelitian Desain. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Sardiman. (1987). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Sthephani, Aulia. (2015). Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar antara Siswa yang Belajar dengan Problem Based Learning dan Discovery Learning. Tesis Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.


(14)

39

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, E. dkk. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA

. (2010). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA

Suherman, E. dan Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yuliana, F. (2012). Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik untuk

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. Skripsi


(1)

ini adalah “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Penalaran Induktif antara Siswa yang Mendapatkan Model Discovery Learning dan Model Problem

Based Learning.”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam pengkajian materi ini yaitu: 1. Bagaimana peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa yang

mendapatkan model discovery learning?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa yang mendapatkan model problem based learning?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran induktif antara siswa yang mendapatkan model discovery learning dan model problem based learning?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui peningkatan penalaran induktif siswa yang mendapatkan

model discovery learning.

2. Mengetahui peningkatan penalaran induktif siswa yang mendapatkan model problem based learning.

3. Mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan penalaran induktif antara siswa yang mendapatkan model discovery learning dan model problem based learning.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain sebagai berikut.

a. Bagi Peserta Didik

Pembelajaran matematika dengan menggunakan model discovery learning dan model problem based learning diharapkan dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan penalaran induktif siswa.


(2)

5

b. Bagi Guru

Guru dapat menjadikan pembelajaran menggunakan model discovery learning dan model problem based learning sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika guna meningkatkan kemampuan penalaran induktif siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.

d. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian lain yang tentunya dengan variabel yang berbeda dan lebih kompleks.

E. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perluasan makna dalam pengkajian materi, maka definisi dari istilah yang terkait dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Penalaran Induktif

Penalaran induktif merupakan suatu kegiatan berpikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan beberapa pernyataan khusus yang diketahui kebenarannya. Indikator kemampuan penalaran induktif dalam penelitian ini adalah:

a. Transduktif : menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang satu diterapkan pada kasus khusus lainnya.

b. Generalisasi : penarikan kesimpulan umum berasarkan sejumlah data yang teramati.

c. Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan atau pola yang ada.

2. Model Discovery Learning

Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara

belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak mudah


(3)

dilupakan siswa. Langkah-langkah dalam discovery learning menurut Muhibbin (2004, hlm.244) ada enam, yaitu:

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan,

2) Problem statement (penyataan/identifikasi masalah),

3) Data collection (pengumpulan data),

4) Data processing (pengolahan data),

5) Verification (pembuktian) dan

6) Generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi).

3. Model Problem Based Learning

Problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah dari problem based learning menurut Sugiyanto (dalam Hakim, 2012, hlm.25) ada lima, yaitu:

1) Orientasi siswa terhadap masalah, 2) Mengorganisasikan siswa,

3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil dan

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan setiap bab dalam skripsi, mulai dari bab I sampai bab V. Berikut ini rincian isi dari bab I sampai bab V.

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan. Bab I tersebut merupakan bagian awal skripsi yang terdiri dari:

1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian 5. Definisi Operasional


(4)

7

6. Struktur Organisasi Skripsi

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan landasan teori dalam penelitian ini. Bab II terdiri dari:

1. Penalaran Induktif

2. Discovery Learning

3. Problem Based Learning

4. Penelitian yang Relevan 5. Hipotesis Penelitian

Bab III berisi uraian tentang metode penelitian. Bab III terdiri dari: 1. Desain Penelitian

2. Populasi dan Sampel Penelitian 3. Variabel Penelitian

4. Instrumen Penelitian 5. Prosedur Penelitian 6. Pengumpulan Data 7. Analisis Data

Bab IV berisi uraian tentang temuan dan pembahasan. Temuan-temuan selama penelitian dibahas pada bab ini. Bab IV terdiri dari:

1. Temuan 2. Pembahasan

Bab V berisi uraian tentang simpulan, implikasi dan rekomendasi. Bab V terdiri dari:

1. Simpulan 2. Implikasi 3. Rekomendasi


(5)

Daftar Pustaka

Agustian, Nosal. (2012). Model Pembelajaran Discovery Learning. [Online]. Diakses dari http://nosalmathedu10.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-discovey-learning.html?m=1/

Arianto, Y. (2010). Model Pembelajaran Osborn untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hakim. (2012). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Penalaran Matematis Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hunaeni, Yunus. (2013). Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS). Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Muhibbin, Syah. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nurhadi dan Agus, G.S. (2003). Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: Penerbit Univrsitas Negeri Malang.

Ruseffendi, E.T. (2010). Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Sadikin. E. (2013). Peningkatan Kemampuan Penalaran Induktif Siswa SMP Menggunakan Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Saepulloh, M. N. (2014). Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP antara yang Mendapatkan Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif Piaget dan Hasweh. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Saparika, N. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Penalaran Induktif Siswa SMP pada Pokok Bahasan Limas dan Prisma Tegak Melalui Penelitian Desain. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sardiman. (1987). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Sthephani, Aulia. (2015). Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar antara Siswa yang Belajar dengan Problem Based Learning dan Discovery Learning. Tesis Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


(6)

39

Sri Nurwahyuni Permatasari, 2015

Suherman, E. dkk. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA

. (2010). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Bandung : JICA

Suherman, E. dan Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yuliana, F. (2012). Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan penalaran adaptif matematis siswa eksperimen di salah satu SMP Negeri di Depok

9 47 208

Pengaruh Model Experiential Learning Terhadap Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa

1 18 1

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING: Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di salah satu SMP di Bandung Barat.

0 1 28

Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Model Problem-Based Learning (PBL).

1 1 32

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN SISWA YANG BELAJAR MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING.

0 4 43

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) ANTARA YANG MENDAPATKAN PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL (SAVI).

0 1 40

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING.

0 4 40

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF SISWA SMP.

0 0 35

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP : Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII di Salah Satu SMP Negeri di Kota Bandung.

0 0 38