POSISI DESA SERANGAN BERDASARKAN ANALISIS TOURISM AREA LIFE CYCLE.

 
 
 
 

 
 



 
 

 
 
 
 

POSISI DESA SERANGAN BERDASARKAN ANALISIS
TOURISM AREA LIFE CYCLE
Oleh

Ida Ayu Anggreni Suryaningsih, Pembimbing : Ida Bagus Suryawan, S.T., M.Si.
Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana,
E-mail : anggi_gek@yahoo.com

Abstract

 
 



In the development of a tourist area, especially the development of tourism will generally follow
the pattern of grooves or tourism area life cycle is known as the Tourism Area Life Cycle (TALC). This
paper aims to find a position that tourism in Serangan Village, so it can later be known by both
programs suitable for the development of the area. The needs of the data used to meet, namely,
observation, literature review and interviews with some of the residents and community leaders in the
village attack. The collected data will be described later analyzed by descriptive.
Observations show that the position of the Serangan Village in Tourism Area Life Cycle analysis
is at a stage 2 or the stage engagement (involvement). In this phase, the increase in the number of tourist
arrivals in the Serangan village has increased every year and the local people who were there already

started to supply the needs of tourists as a cafe or restaurant and homestay but still on a limited scale.
Local people have started actively promoting in several blogs and web is also working with several travel
agents. The creation of a forum for the community to develop into a more concerted Serangan village to
be planned future namely the formation of a group of fishermen who called Karya Segara. The group is
very active fishing village of attacks and protecting the environment are very enthusiastic about the
preservation of underwater attack. Starting from the initiative group of fishermen began to attack this
village known and increasingly shows its uniqueness in terms of environmental conservation.
This it can be concluded that the position of the Serangan Village in Tourism Area Life Cycle
analysis is in phase engagement (involvement) were associated with the facts on the ground.
Key words: Tourism Area Life Cycle, the position of tourism, local communities.

Pendahuluan

langka

Latar Belakang

pariwisata dapat diperpanjang agar

Pembangunan


pariwisata

sehingga

berkelanjutan

siklus

(Theobald,

hidup

2004).

merupakan sebuah konsep yang terus

Demikian

mengalami perkembangan. Konsep


pengembangan pariwisata di Desa

siklus hidup area wisata atau yang

Serangan.

lebih dikenal dengan tourism area

pula

dengan

Sebelum

akan

merumuskan

sebuah


strategi

life cycle merupakan konsep yang

pengembangan

pariwisata

memiliki daya dukung untuk melihat

bersifat lebih kompleks, perlu adanya

kondisi pariwisata di suatu daerah.

sebuah analisis untuk menunjukkan

Konsep

menunjukkan


sejauh mana posisi Desa Serangan

sebuah daerah wisata senantiasa

dalam siklus hidup daya tarik wisata.

menunjukkan perubahan dari waktu

Untuk

ke waktu, baik itu perubahan yang

mengetahui posisi yang dihasilkan

mengalami

peningkatan

berdasarkan fakta-fakta di lapangan


perubahan

yang

mengalami

penurunan.

Dengan

pengelolaan

ini

akan

atau

akan

sebuah

yang baik, pariwisata berperan untuk

kedepannya

mempermudah
strategi

yang

setelah

merancang

pengembangan

pariwisata yang sesuai.

memberdayakan sumber daya yang

 
 



Desa Serangan dikenal sebagai

terparah terjadi di dasar laut, dimana

sebuah pulau yang dihasilkan dari

biota

hasil

pascareklamasi

reklamasi

yang


gagal,

laut

dan

terumbu

karang

mengalami

sebenarnya memiliki banyak potensi

kerusakan

yang

di bidang pariwisata pada khususnya.


Berangkat

dari

Pascareklamasi pada tahun 1998 oleh

tersebut Kelompok Nelayan Karya

PT. BTID yang diprakarsai oleh

Segara

Tomy

mempunyai visi dan misi menjaga

Soeharto

menghasilkan

sangat

parah.

permasalahan

membentuk

tim

yang

sangat

keletarian alam baik di darat maupun

signifikan terutama dalam bidang

dilaut agar nantinya menjadi warisan

pelestarian lingkungan dan tata guna

yang sangat berharga untuk anak

lahan. Lahan yang semula seluas 111

cucu

ha pascareklamasi berubah 4 kali

2014).

dampak

negatif

yang

mereka

(hasil

Berdasarkan

lipat mejadi 481 ha. Dengan berbagai

wawancara,

beberapa

fakta

permasalahan yang timbul akibat

tersebut, tulisan ini ditujukan untuk

gagalnya proyek reklamasi tersebut

menemukan posisi Desa Serangan

mengakibatkan arah pengembangan

pascareklamasi

pariwisata disana mengalami pasang

dengan Tourism Area Life Cycle

surut. Desa Serangan yang dahulu

(TALC).

hanya

didatangi

oleh

kembali

mengaksikan
pembuatan

didatangi
langsung

adopsi

kaitannya

wisatawan

untuk melihat penyu, sekarang ini
mulai

dalam

karang

Rumusan Masalah

untuk

Bagaimana posisi Desa Serangan

proses

berdasarkan

Tourism

Area Life Cycle ?

yang

diprakarsai oleh Kelompok Nelayan

analisis

Tujuan Penelitian

Karya Segara. Kelompok nelayan ini

Untuk mengetahui posisi Desa

awal

berdasarkan

mulanya

terbentuk

karena

analisis

keadaan

Area Life Cycle ?

habitat lingkungan tempat tinggal

Manfaat Penelitian

keprihatinan

terhadap

a. Manfaat Akademis

mereka pascareklamasi. Lingkungan
Desa Serangan menjadi sangat panas,

Secara

minimnya curah hujan dan kerusakan

mahasiswa

 
 

Tourism

akademis
penelitian

bagi
ini



merupakan

sarana

untuk

tahapnya. Dalam penelitian ini, Teori

teori

Butler (1980) akan menjadi teori

mengaplikasikan

pariwisata yang didapatkan

yang

dalam perkuliahan. Selain itu

penelitian.

juga

mahasiswa

Ruang Lingkup Penelitian

tentang posisi Desa Serangan

Adapun

batasan

dalam

berdasarkan analisis Tourism

penelitian ini yaitu lebih berfokus

Area Life Cycle.

pada posisi Desa Serangan dalam

b. Manfaat Praktis

kaitannya dengan Tourism Area Life

Hasil

penelitian

diharapkan

ini

memberikan

gambaran,

bagi

Serangan

saat

ini,

maka

harus

disesuaikan dengan ciri-ciri dari

Dinas

setiap tahap dalam teori ini. Ciri-ciri

Pariwisata Kota Denpasar,

yang

Aparatur Desa Adat Serangan

memperlihatkan

dan

Serangan saat ini disesuaikan dengan

masyarakat

Serangan

sebagai

mengembangkan

Desa
upaya

mendominasi
posisi

akan
Desa

Lokasi penelitian yang dipilih
dalam penelitian ini yaitu di Desa
Serangan yang terletak di Kecamatan

Kepustakaan
Teori yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan
acuan dari Teori Butler (1980),
dikenal dengan nama Tourism Area
Cycle

lebih

Teori Butler (1980).

pariwisata

di Desa Serangan.

(TALC).

Teori

ini

menjelaskan mengenai tahapan dari
suatu daerah tujuan wisata, yang
dilengkapi dengan ciri- ciri dari
masing-masing tahapan. Teori ini
memiliki 7 tahapan dan memiliki
ciri-ciri

Cycle. Untuk mengetahui posisi Desa

dan

masukan

pertimbangan

yang

berbeda

setiap

Denpasar Selatan, Kota Denpasar.
Luas awal sebelum reklamasi yaitu
111 ha, saat ini

(pascareklamasi)

memiliki luas lahan sekitar 481 ha,
terdiri dari tanah tegalan 394 ha,
permukiman seluas 48 ha, sisanya
berupa dangkalan pesisir dengan
batas wilayah sebagai berikut :
Utara

: Desa Sanur Kauh

Selatan : Kelurahan Tanjung .Benoa
Timur

 
 

permasalahan

menambahkan

pengetahuan

Life

menjawab

: Selat Badung



Barat

: Kelurahan Pedungan

teknik wawancara terbuka,yang

Fokus dari penelitian ini yaitu di

mana pertanyaan yang diajukan

lahan milik Desa Adat Serangan.

lebih bersifat terbuka. Adapun
informasi yang ingin di dapat

Metodelogi

yaitu perkembangan pariwisata

Metode Pengumpulan Data

Desa

Metode pengumpulan data dalam

untuk pariwisata Desa Serangan

Observasi
Observasi

dukungan

masyarakat lokal dan harapan

penelitian ini yaitu :
a.

Serangan,

dilakukan

kedepan.

guna

mengetahui aktivitas masyarakat
di

Desa

Serangan

dan

mengetahui kondisi eksisting di
Desa Serangan. Mempermudah
mengetahui
Serangan

posisi
yang

Desa

disesuaikan

dengan ciri-ciri dari masingmasing tahapan.Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini
yaitu kondisi fisik saat ini,
fasilitas yang sudah tersedia saat
ini dan keterlibatan masyarakat.
b.

Wawancara
Wawancara dilakukan dengan
beberapa informan yang paham
akan kondisi pariwisata di Desa
Serangan, yaitu antara lain tokoh
masyarakat di Desa Serangan

Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu data yang
sudah terkumpul melalui observasi
dan wawancara kemudian dijabarkan
dan

Patut

dan

pengelola

deskriptif,

yang di dapat dengan ciri-ciri dari
setiap

fase

dalam

Teori

Butler

(1980), kemudian setelah dicocokan
maka akan diketahui posisi Desa
Serangan dalam kaitannya dengan
Teori Butler (1980).

Hasil Penelitian
Posisi

Desa

Serangan

Dalam

Analisis Tourism Area Life Cycle
Pada mulanya Desa Serangan
memiliki

pasang

surut

dalam

Karya

kaitannya dengan dunia pariwisata

Segara yaitu Bapak I Wayan

akibat dari proyek reklamasi. Proyek

Logo. Wawancara menggunakan

reklamas

Kelompok

Nelayan

 
 

secara

selanjutnya akan di cek ulang data

yang diwakili oleh Bapak I
Wayan

dianalisis

yang

gagal

ini


memuncukan banyak dampak negatif

karena mata pencaharian masyarakat

dalam berbagai bidang, misalnya

disana

kerusakan lingkungan dan ekologi di

nelayan.

sekitar

yang kembali membuat batu loncatan

wilayah

Desa

Serangan.

70%

berprofesi

sebagai

Kelompok nelayan inilah

Berpacu dari kasus diatas, beberapa

sebagai

tokoh adat Desa Serangan berkumpul

pengembangan Desa Serangan yang

dan

berbasis ekologi.

berdiskusi

bersama

untuk

fasilitator

dalam

upaya

memperbaiki alam yang telah rusak

Dari pascareklamasi hingga

akibat dari reklamasi. Pascareklamasi

saat ini kelompok nelayan ini sangat

terjadi banyak sekali perubahan di

aktif dalam hal pelestarian laut,

Desa Serangan mulai dari jumlah

banyak inovasi-inovasi yang mereka

kedatangan wisatawan dengan tujuan

ciptakan

yang

keindahan laut di Serangan. Salah

berbeda,

pembangunan

untuk

mengembalikan

infrastruktur

untuk

satu inovasi yang mereka buat dari

kegiatan

wisata,

tahun 2009 yaitu adopsi terumbu

pelestarian bawah laut yang terus

karang yang mengusung konsep 3E

berjalan

dan

yaitu ekologi, edukasi dan ekonomi.

memperbaiki akses masuk ke Desa

Dari tahun 2009 hingga 2014 sudah

Serangan

sebanyak 3 hektar lahan di laut

beberapa
menunjang

hingga

saat

demi

ini

kenyamanan

mereka tanami karang dan mereka

wisatawan yang datang.
Berbagai jenis produk wisata

selalu

jaga
yang

pertumbuhannya.

mereka

rancang

untuk

Kegiatan

mengharumkan

kembali

nama

positif ini mulai didatangi oleh

Serangan dimata wisatawan. Tidak

wisatawan, mereka sangat antusias

hanya

dalam

telah

terkenal

dengan

atraksi

hal

memilki

pelestarian

dampak

lingkugan

warisan budaya berupa Pura Sakenan

sekaligus ikut membantu pelestarian

dan penangkaran penyu, para tokoh

bawah laut di Serangan. Seiring

adat

membentuk

berjalannya waktu mereka mulai

kelompok yang bernama Kelompok

mempromosikan produk wisata yang

Nelayan Karya Segara. Kelompok

mereka buat ke beberapa travel agent

nelayan ini sebagain besar berasal

salah satunya yaitu Pro Bali Tour

dari para nelayan di Desa Serangan,

and Travel. Beberapa homestay dan

ini

kemudian

 
 



fasilitas

bersantai

seperti

rumah

Hasil Observasi di Desa Serangan
Hasil

makan sudah mulai dibangun di
sekitar

wilayah

Masyarakat

Desa

juga

Observasi

Serangan.

sudah

Tahap

terbiasa

berkomunikasi

wisatawan

yang

1. Tahap

dengan

mengunjungi

Sesuai

• Suatu tempat

explorat

sebagai potensi

ion(eksp

wisata baru

lorasi)

ditemukan baik
oleh wisatawan.

Serangan.

• Lokasinya sulit

Berdasarkan uraian tersebut,
posisi

Ses Tidak
uai

dengan kedatangan wisatawan dan
aktif

Ciri-Ciri

Desa

Serangan

dicapai namun

dalam



diminati oleh

pengembangan pariwisata dikaitkan

sejumlah kecil
wisatawan yang

dalam Teori Butler (1980) masuk ke

justru menjadi

dalam tahap 2 yaitu fase keterlibatan

minat karena

(involvement ). Secara visual evolusi

belum ramai
dikunjungi.

teori terdapat pada Gambar 1.1.

• Wisatawan tertarik



pada daerah yang

Gambar 1.1

belum tercemar
dan sepi

Evolution Tourism Area Life Cycle
2. Tahap

• Adanya kontrol

involve

dari masyarakat

ment

lokal.

(keterlib
atan).





• Peningkatan
jumlah kunjungan
wisatawan.
• Suatu daerah



menjadi suatu

Sumber : Butler, 1980

destinasi wisata
yang ditandai oleh

Berikut

akan

dijelaskan

hasil

mulai adanya
promosi.

observasi yang dilakukan di Desa

• Adanya inisiatif

Serangan disesuaikan dengan ciri-ciri

dari masyarakat

dari masing-masing tahapan dan akan

lokal untuk

diperjelas dalam tabel 1.1

membangun



daerahnya.
3. Tahap

• Investasi dari luar



Tabel 1.1
 
 



develop
ment
(pemban
gunan)

mulai masuk.
• Daerah

semakin



fasilitas

yang

dengan



sudah tersisih atau

mengharapkan

digantikan oleh

repeater

guests

fasilitas standar

atau

wisata

internasional

konvensi/bisnis.

• Atraksi buatan

• Atraksi



sudah

dikembangkan

mendominasi

untuk

straksi asli alami

menambahkan

(baik

atraksi yang asli

maupun alam),

budaya


• Citra awal sudah

• Daerah

dan

mulai



meluntur,

consolid

dominasi ekonomi

dan destinasi sudah

ation

ini dipegang oleh

tidak lagi popular.

(konsoli

jaringan

6. Tahap

dasi)

internasional.

decline

beralih ke destinasi

(penuru

wisata baru atau

nan)

pesang dan yang

• Jumlah kunjungan



wisatawan masih

• Wisatawan

sudah

naik tetapi pada

tinggal hanya ‘sia-

tingkat yang lebih

sia’

rendah.

• Banyak



• Fasilitas

lama

sudah

mulai

pariwisata
berlatih

• Kapasitas berbagai

stagnati

faktor

on

terlampaui di atas

(stagnas

daya

i)

sehingga



sudah
atau

fungsinya

untuk

kegiatan

non-

sehingga destinasi

dukung

semakin

tidak

menarik

bagi

wisatawan
• Partisipasi

masalah ekonomi,

• Kalangan industri

lokal



mungkin

dan

meningkat

lingkungan.

sudah


fasilitas

pariwisata,

sudah

menimbulekan

sosial,



dialihkan

ditinggalkan.

5. Tahap



buatan

sudah mulai

alami.
4. Tahap

dari

dimiliki khususnya

terbuka secara fisik
• Fasilitas lokal

kapasitas

terkait



mulai

bekerja berat untuk

lagi
dengan

harga

yang

merosot

turun

dengan

memenuhi

 
 





melemahnya pasar.
• Destinasi

bisa

masyarakat lokal mulai menyediakan

berkembang
menjadi
kelas

berbagai

destinasi

rendah

khusus

(a

tourism slum) atau

dipromosikan.

sebagai

Beberapa

destinasi wisata.
7. Tahap •

Perubahan

rejuvena

dramatis

tion

terjadi

(perema

hasil dari berbagai

jaan).

usaha dari berbagai



secara

bagi

indikator

yang

menunjukkan bahwa Desa Serangan

(involvement) yaitu :

(sebagai

1. Adanya kontrol dari masyarakat

menuju

lokal, terlihat dari penjagaan

atau

tiket menuju Desa Serangan

perbaikan
peremajaan.
Adanya

memang

masuk kedalam tahap keterlibatan

bisa

pihak)

yang

diperuntukkan

kehilangan

diri



fasilitas

wisatawan dan obyek wisata mulai

sama sekali secara
total

wisatawan mengakibatkan sebagian

ditangani



inovasi

langsung

oleh

masyarakat setempat yang di

dalam

Bali

pengembangan
produk baru dan
menggali

dikenal

dengan

mana

pecalang (hasil observasi, 2014).

atau

2. Inisiatif dari tokoh masyarakat

memanfaatkan
sumber daya alam

Desa

Serangan

untuk

dan budaya yang

membentuk kelompok nelayan

sebelumnya belum

bernama

dimanfaatkan.

Kelompok

Nelayan

Karya Segara yang menjadi

Sumber : Hasil Wawancara dan Observasi, 2014

fasilitator dalam pengembangan
produk wisata unggulan di Desa
Berdasarkan tabel diatas tahap

Serangan seperti : adopsi karang,

keterlibatan (involvement) menurut

budidaya rumput laut, susur

Teori Butler (1980) memiliki ciri-ciri

mangrove dan pelestarian penyu

yaitu adanya kontrol lokal (local
control)

yang

dilakukan

oleh

(hasil wawancara, 2014)
3. Peningkatan jumlah kunjungan

masyarakat lokal, adanya inisiatif
dari

masyarakat

lokal

wisawatan untuk mengunjungi

untuk

keindahan alam serangan terlihat

membuat produk-produk unggulan,
peningkatan

jumlah

dari

 
 

penjualan

tiket

masuk

kunjungan
10 

menuju Desa Serangan yaitu

100% warga disemua dusun

rata-rata

mencapai

400-600

sudah memiliki listrik dan air.

orang

setiap

bulannya,

(hasil wawancara dan observasi,
2014)

wisatawan tersebut kebanyakan
berasal dari Cina dan Prancis

5. Sejak tahun 2009
Nelayan

(Kantor Lurah Serangan, 2014)

Kelompok

Karya

Segara

menggandeng travel agent yang

4. Peningkatan jumlah wisawatan
peluang

bernama ProBali Tour, melalui

usaha bagi masyarakat Desa

travel agent inilah segala jenis

Serangan untuk menyediakan

produk wisata yang ditawarkan

fasilitas – fasilitas penunjang

dipromosikan, selain itu di media

seperti homestay yang terdapat

sosial sudah banyak wisatawan

di

mempromoikan Desa Serangan

tersebut

membuka

beberapa

titik

di

Desa

Serangan, rumah makan ikan

melalui

bakar yang terdapat di depan

dalam jurnal,web atau blog. (hasil

Pura

wawancara, 2014)

Sakenan

sebanyak

20

pedagang
berjualan

di

tertata

rapi

tulisan-tulisan

mereka

beberapa

Dari beberapa indikator tersebut,

souvenir

yang

dapat disebutkan bahwa posisi Desa

sekitar

Pantai

Serangan dalam tahap keterlibatan

kios,

Serangan, selain itu di sekitar

yang

menitik

wilayah Desa Serangan juga

keiikutsertaan masyarakat lokalnya

terdapat sarana olahraga seperti

melakukan kontrol di wilayah Desa

Serangan waterspot dan kios-

Serangan dan munculnya inisiatif

kios yang menjual segala jenis

dari

olahan laut. Akses jalan utama

Segara

menuju Desa Serangan sangat

kembali

memadai dengan dibangunnya

dimiliki Desa serangan.

Kelompok
untuk

beratkan

Nelayan

pada

Karya

membangkitkan

potensi-potensi

yang

jembatan penghubung menuju
daratan Bali, jalan menuju ke

Penutup

permukiman

Simpulan

warga

juga

memadai. Dari segi penerangan,

Desa Serangan yang dulu dikenal

listrik dan air, sejak tahun 2010,

sebelum adanya reklamasi sebagai
 

 

11 

Pulau Penyu (penyu island) saat ini

ramah

lingkungan

telah melebarkan potensinya melalui

masyarakat.

dan

berbasis

pengenalan produk-produk wisata
baru yang dibentuk oleh Kelompok
Nelayan Karya Segara. Fasilitas yang

Daftar Pustaka
Agus, Proyogi. (2011). Dampak

telah memadai dilengkapi dengan

Perkembangan

kontrol yang baik dari masyarakat

Objek

lokal, menjadikan Serangan lebih

Jurnal

dikenal dimata wisatawan. Pangsa

Perhotelan.

Pariwisata

Wisata

di

Penglipuran.

Pariwisata

dan

pasar yang dulu sempat melemah
akibat dari reklamasi sedikit demi

Anonim.

2014.

Profil

sedikit telah pulih. Hal inilah yang

Serangan:

menjadikan Serangan berada pada

Serangan Kecamatan Denpasar

fase 2 dalam Teori Butler (1980),

Selatan tahun 2014.

Tourism Area Life Cycle yaitu pada
fase

involvement

Kantor

Desa
Lurah

Butler, R.W. 1980. “The Concept of
a tourism Area Life Cycle of

(keterlibatan)

dengan fakta-fakta yang ada di

evolutio:

Implications

for

lapangan.

Managements of Resources.”
The Canadian Geographer.
Sudiarta, Made. (2010). Dampak

Saran dan Rekomendasi
Tantangan yang akan dihadapi Desa

Fisik,

Serangan untuk kedepannya yaitu

Budaya Terhadap Pembangunan

dalam

Pariwisata di Desa Serangan.

hal

lingkungan

eksistensi
agar

tetap

pelestarian

Ekonomi,

Jurnal

konsisten

Sosial

Pariwisata

dan

dan

Perhotelan.

dengan konsep yang telah dibuat dan
tidak mengalami fase penurunan

Theobald. 2004. “The Meaning,

dalam kaitannya dengan Tourism

Scope, and Measurement of

Area Life Cycle. Ini akan menjadi

Travel

tolak

Theobald,

ukur

merancang
pengembangan

kedepannya
sebuah
pariwisata

untuk
strategi

Tourism”

William

F.

in
(ed.)

Global Tourism (third Edition).

yang

Burlington, MA USA.

 
 

and

12