Rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) penjurusan program studi (studi kasus : MAN 4 Model Jakarta)

(1)

(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)

Oleh : BACHTIAR 105093002978

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M/1431 H


(2)

(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)

Oleh : BACHTIAR 105093002978

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M/1431 H


(3)

ii

(Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh : BACHTIAR 105093002978

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M/1431H


(4)

iii

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus : MAN 4 Model Jakarta)” yang ditulis oleh Bachtiar, NIM 105093002978 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Mei 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui :

Penguji I Penguji II

Nur Aeni Hidayah, MMSI. NIP. 19750818 200501 2 008

Nia Kumaladewi, MMSI. NIP. 150 411 179

Pembimbing I Pembimbing II

Ditdit N Utama, MMSI, M.Com. NIP. 19741129 200801 1 006

Zainuddin Bey Fananie, M.Sc. NIP.

Mengetahui : Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001

Ketua

Program Studi Sistem Informasi

A'ang Subiyakto, M. Kom NIP. 150 411 252


(5)

iv Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : BACHTIAR 105093002978

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ditdit N Utama, MMSI, M.Com. Zainuddin Bey Fananie, M.Sc

NIP. 19741129 200801 1 006 NIP.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom. NIP. 150 411 252


(6)

v

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Mei 2010

BACHTIAR 105093002978


(7)

vi

bimbingan Ditdit N. UtamadanZainuddin Bey Fananie).

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4 Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pendukung keputusan untuk mengetahui minat dari masing-masing siswa. Dalam Sistem Pendukung Keputusan ini, menggunakan metodologi pengumpulan data, metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC), dan juga metodologi perancangan model, menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan dan pembangunan sistem ini, menggunakan PHP dan MySQL. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan ini diharapkan telah dapat menentukan jurusan yang terbaik buat siswa serta dapat menjadi solusi dalam membantu pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan bobot penjurusan program studi siswa/i.

Kata Kunci: Penjurusan, System Development Life Cycle (SDLC), AHP (Analitical Hierarchy Process ), PHP dan MySQL.

V Bab + xx Halaman + 151 Halaman + 52 Tabel + 33 Gambar + Daftar Pustaka + 6 Lampiran


(8)

vii

segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan pembuatan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam penulis curahkan pada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang-benderang hingga akhir zaman.

Skripsi berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi Kasus: MAN 4 Model Jakarta)”, disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak rasa terima kasih kepada seluruh individu yang telah mendukung dan memotivasi penulis dalam penelitian dan pembuatan skripsi. Persembahan ini penulis tujukan kepada: 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi, dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI., selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi.

3. Bapak Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Dosen


(9)

viii

4. Terima kasih penulis haturkan kepada pihak sekolah MAN 4 Model Jakarta terutama kepada Ibu Titik Sumanti dan Bapak Agus Mudhafar, selaku Guru Bimbingan Konseling dan WAKA Kurikulum yang telah membantu penulis dalam memperoleh data serta kelengkapan yang dibutuhkan oleh penulis.

5. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian, materi, semangat, motivasi, doa yang tiada putus-putusnya serta kakak dan nenek tercinta yang selalu memberikan doanya.

6. Bapak Inayatullah yang telah meluangkan waktunya dan memberikan ilmunya. Terima kasih Pak!

7. Citra Nuraini Mursa tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian, semangat, motivasi, dan doanya.Thank’s Beib.

8. Muhammad Irfan, The PS2 Langgeng, Mamad, Yangga, Abdiyasa, Hari, dan The REIM Roy, Eka, Mulyadi atas bantuan dan doanya, terima kasih. 9. Teman-teman SI-A angkatan 2005, Dinal, Haris, Fadly serta teman-teman

TI dan SI angkatan 2004, dan 2005, ka Aldi, Annisa, Intan, Andi, dan semua yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak! 10. Seluruh pihak yang membantu pembuatan skripsi tanpa terkecuali namun


(10)

ix

Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan khususnya kepada penulis sendiri.

Jakarta, Mei 2010


(11)

x

Halaman Sampul... Halaman Pengesahan Ujian………... Halaman Persetujuan Pembimbing………... Halaman Pernyataan……….... Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang... 1.2 Rumusan Masalah... 1.3 Batasan Masalah... 1.4 Tujuan Penelitian... 1.5 Manfaat Penelitian... 1.6 Metode Penelitian... 1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data... 1.6.2 Metodologi Pengembangan Sistem... 1.7 Sistematika Penulisan...

ii iii iv v vi vii x xvii xix xx 1 3 4 4 5 5 5 6 6


(12)

xi

2.1.2 Definisi Bangun... 2.2 Sistem Informasi... 2.2.1 Definisi Sistem Informasi... 2.2.2 Komponen Sistem Informasi... 2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)... 2.3.1 Sistem... 2.3.1.1 Definisi Sistem... 2.3.1.2 Klasifikasi Sistem... 2.3.2 Pendukung……….. 2.3.3 Keputusan... 2.3.3.1 Definisi Keputusan... 2.3.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)...

2.3.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)... 2.3.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)... 2.4 Penjurusan... 2.4.1 Definisi Penjurusan... 2.4.2 Tujuan Penjurusan... 2.4.3 Waktu Penjurusan... 2.4.4 Kriteria Penjurusan Program Studi...

2.4.4.1 Nilai Akademik... 8 8 8 10 11 11 11 12 14 14 14 15 15 18 23 23 23 24 24 24


(13)

xii

2.6 Metodologi Penelitian... 2.6.1 Pengertian Metodologi Penelitian... 2.6.2 Manfaat Metodologi Penelitian... 2.6.3 Metodologi Pengumpulan Data... 2.6.4 Metodologi Analisis... 2.6.4.1 Analytic Hierarchy Process (AHP)... 2.6.4.1.1 Definisi AHP... 2.6.4.1.2 Kelebihan AHP... 2.6.4.1.3 Prosedur Kegiatan AHP... 2.6.4.1.4 Perbandingan Pasangan(Pairwise Comparison)... 2.6.4.1.5 Contoh Penggunaan AHP... 2.7 Metodologi Pengembangan Sistem…………... 2.7.1 PengertianSystem Development Life Cycle(SDLC)... 2.7.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle(SDLC)... 2.8 Tools Perancangan…... 2.8.1 Bagan Alir (Flowchart)... 2.8.2 Pseudocode………... 2.8.2.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur………... 2.8.3 Data Flow Diagram (DFD)...

2.8.3.1 Diagram Konteks (Context Diagram)... 27 27 29 29 32 32 32 33 33 34 35 43 43 44 46 46 49 49 50 50


(14)

xiii

2.8.5 Entity Relationship Diagram(ERD)... 2.8.5.1 Elemen Dasar ERD……... 2.8.5.2 Simbol ERD…………... 2.8.6 Kamus Data………... 2.9 Konsep Basis Data... 2.9.1 Basis Data………... 2.9.2 DBMS (Database Management System)..………... 2.9.3 Basis Data Relational... 2.9.4 Normalisasi………... 2.10 Pengujian Black-Box... 2.11 PHP………...

2.11.1 Definisi PHP………. 2.11.2 Kelebihan PHP……… 2.12 MySQL………. 2.13 Literatur Sejenis SPK………

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Pengumpulan Data... 3.1.1 Studi Pustaka…………... 3.1.2 Studi Lapangan………...

53 54 55 55 57 57 59 60 60 61 62 62 63 63 64 66 66 67


(15)

xiv

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem... 3.2.1 Perancangan Sistem... 3.2.2 Perancangan Model………. 3.2.3 Perancangan Menu Flow………. 3.3 Kerangka Penelitian………....

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Profil Organisasi……….. 4.1.1 Visi dan Misi MAN 4 Model Jakarta………... 4.1.2 Struktur Organisasi MAN 4 Model Jakarta……… 4.1.3 Tugas dan Fungsi……… 4.2 Analisis...

4.2.1 Deteksi Masalah………. 4.2.2 Penelitian/investigasi Awal……… 4.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem………

4.2.3.1 FlowchartSistem Berjalan……… 4.2.3.2 FlowchartSistem yang Diusulkan……… 4.2.3.3 FlowchartProgram yang Diusulkan………. 4.2.3.3.1FlowchartProgram untuk menghitung hasil penjurusan..

4.2.4 Pseudocode……… 68 68 72 73 73 75 75 76 77 80 80 81 83 84 85 87 88 89


(16)

xv

4.2.5.3 Output……… 4.2.6 Memilih Sistem yang baik………... 4.3 Perancangan………..

4.3.1 Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan………. 4.3.1.1 Analytic Hierarchy Process(AHP)……… 4.3.2 Perancangan Masukan……….………..

4.3.2.1 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan……… 4.3.2.2 DiagramZeroSistem yang Diusulkan……….. 4.3.2.3 DiagramLevel1……… 4.3.2.4 Diagram Level 2... 4.3.3 PerancanganFiles………... 4.3.3.1 ERD (Entity Relationship Diagram)……… 4.3.3.2 Transformasi ERD keLogical Record Structure(LRS)….. 4.3.3.3 Normalisasi…………...………….………... 4.3.3.4 Spesifikasi Basis Data……….. 4.3.4 Kamus Data………. 4.3.5 PerancanganState Transition Diagram……….

4.3.6 Perancangan Tampilan Layar………..

4.4 Implementasi………

4.4.1 PembuatanSource Code………. 94 95 97 97 97 113 113 114 115 116 117 117 118 118 126 128 130 132 143 143


(17)

xvi

5.1 Simpulan... 5.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...

146 147 148 151


(18)

xvii

Gambar 2.2 Subsistem Penyelenggaraan Dialog……….. Gambar 3.1 Kerangka Penelitian………... Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)………... Gambar 4.1 Struktur Organisasi MAN 4 Model Jakarta………... Gambar 4.2 FlowchartSistem Berjalan………. Gambar 4.3 FlowchartSistem Usulan………... Gambar 4.4 FlowchartSistem Usulan (Lanjutan)……… Gambar 4.5 FlowchartProgram untuk menghitung hasil penjurusan………….. Gambar 4.6 FlowchartProgram untuk menghitung hasil penjurusan (lanjutan). Gambar 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi……….. Gambar 4.8 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan ……… Gambar 4.9 DiagramZeroSistem yang Diusulkan ………... Gambar 4.10 Diagram Level1………... Gambar 4.11 DiagramLevel2………. Gambar 4.12 Entity Relationship Diagram (ERD)………. Gambar 4.13 Transformasi ERD keLogical Record Structure(LRS)…………... Gambar 4.14 Perancangan STD halaman utama ……… Gambar 4.15 Perancangan STD halaman lihat data siswa………... Gambar 4.16 Perancangan STD halaman cari data siswa……….. Gambar 4.17 Perancangan STD halaman perbandingan kriteria………

22 73 74 77 84 85 86 88 89 97 113 114 115 116 117 118 130 130 131 131


(19)

xviii

Gambar 4.21 Perancangan tampilan halaman utama………. Gambar 4.22 Perancangan tampilan halaman lihat data siswa……….. Gambar 4.23 Perancangan tampilan halaman cari data siswa..………. Gambar 4.24 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria……… Gambar 4.25 Perancangan tampilan halaman perbandingan kriteria lanjutan..… Gambar 4.26 Perancangan tampilan halaman hitung hasil………... Gambar 4.27 Perancangan tampilan halaman hasilgeneratepenjurusan………... Gambar 4.28 Perancangan tampilan halamanbantuan………... Gambar 4.29 Perancangan tampilan halaman laporan penjurusan………....

134 135 136 137 138 139 140 141 142


(20)

xviii

Tabel 2.2 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan……… Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Pangsa

Pasar……….. Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Tingkat Pendapatan Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Infrastruktur……... Tabel 2.6 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi……… Tabel 2.7 Pengembangan Preferensi dan Kriteria Pangsa Pasar……… Tabel 2.8 Matriks Normalisasi Kriteria Pangsa Pasar……… Tabel 2.9 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi……… Tabel 2.10 Matriks Preferensi Kriteria……… Tabel 2.11 Merangking Kriteria……….. Tabel 2.12 Matriks Normalisasi untuk Kriteria dengan Rata–rata Baris………. Tabel 2.13 Rangking AHP……….... Tabel 2.14 Flow Direction Symbols………. Tabel 2.15 Processing Symbols……… Tabel 2.16 Input-output Symbols………. Tabel 2.17 Perbedaan Simbol DFD………. Tabel 2.18 Simbol ERD………... Tabel 4.1 Perbandingan Sistem... Tabel 4.2 AlternatifInput untuk Menentukan Sistem mana yang Terbaik……

35 36 37 37 37 38 38 39 40 41 41 42 46 47 48 52 55 82 93


(21)

xix

Tabel 4.6 Kelebihan dan Kekurangan Sistem yang Diusulkan……….. Tabel 4.7 Struktur Hirarki SPK Program Studi………. Tabel 4.8 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 1………. Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 2……… Tabel 410 Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 3……… Tabel 4.11 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 1……….. Tabel 4.12 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 2……….. Tabel 4.13 Penjumlahan Matriks Perbandingan Pasangan – Kriteria 3……….. Tabel 4.14 Normalized Matrix – Kriteria 1……… Tabel 4.15 Normalized Matrix – Kriteria 2……… Tabel 4.16 Normalized Matrix – Kriteria 3……… Tabel 4.17 Vektor Preferensi – Kriteria 1………... Tabel 4.18 Vektor Preferensi – Kriteria 2………... Tabel 4.19 Vektor Preferensi – Kriteria 3……… Tabel 4.20 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria……… Tabel 4.21 Normalized Matrixuntuk Kriteria………. Tabel 4.22 Rangking Alternatif Keputusan………. Tabel 4.23 Nilai Indeks Random (Random Index)………

96 98 99 99 100 101 102 102 103 103 104 104 105 105 106 107 109 112


(22)

xx

Tabel 4.27 Tabel Hasil……… Tabel 4.28 Tabel Kriteria……… Tabel 4.31 Pengujianblack-boxhalaman utama……… Tabel 4.32 Pengujianblack-boxhalaman data siswa………. Tabel 4.33 Pengujianblack-boxhalaman AHP………. Tabel 4.34 Pengujianblack-boxhalaman penjurusan……… Tabel 4.35 Pengujianblack-boxhalaman keluar……… Tabel 4.36 Fitur Sistem………..

128 128 143

144 144 144 144 145


(23)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal tersebut hampir terjadi di seluruh bidang, termasuk bidang komputer. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan komputer, di mana dahulu hanya digunakan sebagai alat bantu elektronik untuk menyimpan dan mengolah data, tetapi sekarang komputer bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka semakin banyak persaingan-persaingan yang terjadi pada dunia usaha maupun pada lembaga-lembaga.

Selain teknologi, dunia pendidikan dalam beberapa tahun terakhir ini juga banyak mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan dunia pendidikan yang bermutu dan berkualitas (Iwan, 2007). Perkembangan dunia pendidikan tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan kualitas pelajar, karena seorang pelajar lebih bisa mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan minat yang dimiliki, misalnya Madrasah Aliyah Negeri (MAN).

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta merupakan sebuah lembaga Pendidikan Agama Islam Negeri. Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 12/C/KEP/TU/2008, tentang bentuk dan tata cara penyusunan laporan hasil belajar peserta didik satuan pendidikan dasar dan menengah, maka di MAN 4


(24)

Model Jakarta harus diadakan penjurusan program studi siswa sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Penjurusan program studi dimaksudkan untuk setiap siswa dapat menyalurkan peminatan pada tempat yang sesuai.

Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam pemilihan program pengajaran para siswa. Penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng, 2008). Di dalam proses penjurusan ini ditujukan agar membantu pihak sekolah dalam menentukan jurusan yang terbaik buat siswa berdasarkan kemampuan siswa, minat siswa, minat orang tua, nilai akademik dan tes IQ (Rohayati, 2007). Namun, terkadang pihak sekolah tidak obyektif dalam menentukan penjurusan siswa. Misalnya, seorang siswa bisa masuk program studi IPA hanya dilihat dari nilai, tanpa melihat aspek-aspek lain yang mempengaruhi penentuan penjurusan.

Dari hasil penelitian yang ada penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i, tidak adanya standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi, dan tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.

Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat memudahkan pihak sekolah dalam mengambil keputusan penjurusan program studi. Sistem ini yang kemudian bisa disebut sebagai Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem


(25)

yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur (Turban, Aronson, dan Liang, 2005).

Dari penjelasan di atas, maka dibuatlah skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi (Studi kasus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta)”.

1.2 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, ada 5 jenis masalah yang dapat dirumuskan di antaranya ialah:

1. Bagaimana membuat Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta?

2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan penjurusan program studi MAN 4 Model Jakarta?

3. Belum adanya prosedur baku dengan standarisasi bobot nilai yang digunakan untuk menentukan penjurusan program studi.

4. Tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penjurusan program studi siswa/i.

5. Tidak adanya penambahan parameter kriteria baku yang dibutuhkan seorang siswa untuk mendapatkan jurusan program studi.


(26)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dari penulisan skripsi ini antara lain:

1. Tidak menentukan kuota (daya tampung) siswa untuk setiap jurusan program studi.

2. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat tidak membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen (SIM).

3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap pengujian sistem, pengujian sistem yang dilakukan dengan pengujian black box testingdari sisiprogrammer.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai 3 tujuan, yaitu:

1. Analisis proses penjurusan siswa/i di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Model Jakarta.

2. Merancang Sistem Pendukung Keputusan dalam penjurusan program studi siswa/i.

3. Merancang model Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan metodologiAnalitical Hierarchy Process(AHP).


(27)

1.5 Manfaat Peneletian

Manfaat penelitian untuk pembaca skripsi ini adalah:

1. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) khususnya di bidang penjurusan program studi siswa/i MAN.

2. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) terutama untuk penjurusan program studi di MAN.

3. Dapat memberikan pemahaman mengenai konsep Analitical Hierarchy Process(AHP).

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem.

1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data a. Studi pustaka

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs sebagai referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.

b. Studi Lapangan a) Observasi

Mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi di lapangan.


(28)

b) Wawancara

Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung kepada pihak sekolah yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengambilan keputusan.

c. Studi Literatur Sejenis

Membandingkan penelitian sebelumnya yang sejenis dan dilihat apa kekurangan dan kelebihannya untuk membuat penelitian yang lebih baik.

1.6.2 Metodologi Pengembangan Sistem a. Perancangan Sistem

Dalam metodologi perancangan Sistem Pendukung Keputusan di dalam skripsi ini digunakan metodologi terstruktur dengan model System Development Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005).

b. Perancangan Model

Perancangan Model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model AHP (Analytical Hierarchy Process) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty (Taylor III, 2005).

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan skripsi Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penjurusan Program Studi MAN 4 Model Jakarta, meliputi:


(29)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menguraikan teori Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, model AHP dan konsep-konsep yang terkait dengan penulisan skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang metodologi yang digunakan dalam membuat Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan, yang terdiri dari simpulan dan saran yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Rancang Bangun 2.1.1 Definisi Rancang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur segala sesuatu sebelum bertindak mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencakan (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).

2.1.2 Definisi Bangun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata bangun berarti bentuk, cara menyusunan atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).

Rancang bangun berarti mendesain bangunan yang akan dibuat (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).

2.2 Sistem Informasi

2.2.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan


(31)

eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik.

Ada beragam definisi sistem informasi, yaitu: Menurut Alter (1992), sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem Informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990), sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai. Menurut Hall(2001) sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. MenurutTurban, McLean, dan Wetherbe (1999), sebuah sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Kadir, 2003).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003).


(32)

2.2.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti (Kadir, 2003):

A. Perangkat keras (Hardware): mencangkup peranti-peranti fisik seperti komputer danprinter.

B. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

C. Prosedur (orang): sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

D. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

E. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

F. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.


(33)

Perangkat Keras

Orang Perangkat

Lunak

Basis Data Jaringan Prosedur Komputer dan

Komunikasi Data

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi (Kadir, 2003)

2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 2.3.1 Sistem

2.3.1.1 Definisi Sistem

Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Sering kali sistem mengacu pada komputer seperti IBM PC dan Macintosh, tetapi juga kearah yang lebih luas seperti tata surya atau bahkan ke hal-hal yang lebih spesifik seperti sistem respirasi mamalia.

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yang mengandung arti kesatuan atau keseluruhan dari bagian yang berhubungan satu sama yang lainnya. Definisi dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan untuk mempelajari sebuah sistem.

Komponen Sistem Informasi


(34)

Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut sudah dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut (Kadir, 2003).

Jadi, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2.3.1.2 Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kadir, 2003): 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem Abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya, sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan. Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, Misalnya: sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

2. Sistem Deterministik dan probabilistik

Sistem deterministik adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Misalnya sistem komputer. Sistem probabilistik adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas.


(35)

3. Sistem Tertutup dan Terbuka

Sistem tertutup adalah tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini tidak berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-ciri sebuah sistem yang relatif tertutup, antara lain sistem hanya mempunyai masukan dan keluaran yang tertentu, terkendali, dan gejolak diluar sistem (lingkungan) tidak mempengaruhinya. Misalnya, sistem penerimaan mahasiswa baru dilingkunan universitas negeri. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-cirinya, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak, maupun gangguan. Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi terhadap lingkungan. Pada umumnya, sistem perusahaan dagang merupakan contoh sistem terbuka.

4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia). Misalnya, sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem komputer dan sistem mobil.

5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).


(36)

2.3.2 Pendukung

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendukung mempunyai arti sesuatu atau orang yang mendukung; pembantu; penyokong; penunjang (Departemen Pendidikan Nasional, 2002).

.

2.3.3 Keputusan

2.3.3.1 Definisi Keputusan

Pada umumnya, kata keputusan berarti pilihan yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang “hampir benar” dan yang mungkin salah. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzie melihat bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Mc Grew dan Wilson (1985) lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan.

Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan (Salusu, 2008).


(37)

2.3.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

2.3.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan menunjukkan SPK sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma.

Definisi awal mengimplikasikan (tidak menyatakan secara spesifik) bahwa sistem akan berbasis komputer, akan beroperasi online interaktif, dan kemungkinan akan memiliki kapabilitas output grafis. Definisi awal terbuka terhadap beberapa interpretasi. Dengan cepat munculah definisi lainnya yang menimbulkan ketidaksepakatan mengenai apa sesungguhnya SPK itu.

Bonczek (1980) mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada SPK entah sebagai data atau prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengmabilan keputusan).


(38)

Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan.

Keen (1980) menerapkan istilah SPK “untuk situasi dimana sistem ‘final’ dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang adaptif.” Jadi, Keen mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan.

Moore dan Chang (1980) mendefinisikan konsep struktur Sistem Pendukung Keputusan secara umum tidaklah penting. Sebuah masalah dapat dijelaskan sebagai masalah terstruktur dan tidak terstruktur hanya dengan memperhatikan si pengambil keputusan atau suatu situasi spesifik. Sistem ini dapat diperluas dan dapat mendukung analisis data ad hoc dan pemodelan keputusan yang berorientasi terhadap perencanaan masa depan.

Definisi-definisi tersebut diperbandingkan dan dikontraskan dengan memeriksa berbagai konsep yang digunakan untuk mendefinisikan SPK. Tampaknya basis untuk mendefinisikan SPK dikembangkan dari persepsi tentang apa yang dilakukan oleh SPK (misal dukungan pengambilan keputusan pada masalah tak terstruktur) dan dari ide-ide mengenai bagaimana tujuan SPK dapat dicapai (misal komponen yang diperlukan, pola penggunaan yang tepat, dan proses pengembangan yang diperlukan (Turban, Aronson dan Liang , 2005).


(39)

Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK

Sumber SPK yang didefinisikan

Moore dan Chang (1980) Pola penggunaan, kapabilitas sistem Bonczek (1980) Komponen-komponen sistem

Keen (1980) Proses pengembangan

Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005

Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individual/kelompok. Sentralisasi/ desentralisasi, partisipasi/tidak berpartisipasi, maupun demokratis/konsensus (Suryadi, 1998).

Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-faktor yang terlibat.

Apapun dan bagaimanapun prosesnya, satu tahapan lanjut yang paling sulit dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi penerapannya karena di sini perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan merasa terlibat dan terikat pada


(40)

keputusan tersebut. Hal ini adalah proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, maka usaha tersebut dapat memberikan hasil yang baik.

Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam pengambilan keputusan.

Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan (Suryadi, 1998).

2.3.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Menurut Suryadi (1998) Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut, yaitu


(41)

subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog.

1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem) Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemendatabase, yaitu:

a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstrasi data.

b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.

c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil. e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem) Salah satu keunggulan SPK ialah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model. Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data dari PDE dan pengembangan disiplin manajemen.


(42)

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa penyusunan model seringkali terkait pada struktur model yang mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah yang sedang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual. Salah satu pandangan yang lebih optimis, berarah untuk bisa menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara mereka.

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:

a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.

b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.

c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database (seperti


(43)

mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model).

3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software)

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Bennet membagi subsistem menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya.

2. Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, layer tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.

3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakai sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya.


(44)

Gambar 2.2 Subsistem Penyelenggaraan Dialog (Suryadi, 1998)

Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog, misalnya yang meliputi pendekatan tanya dan jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai/sistem meliputi:

a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog, bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.

b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PEMAKAI

Bahasa aksi

Bahasa tampilan (presentasi)


(45)

c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.

d. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.

2.4 Penjurusan

2.4.1 Definisi Penjurusan

Penjurusan merupakan salah satu proses penempatan atau penyaluran dalam pemilihan program pengajaran para siswa SMA. Dalam penjurusan, siswa diberi kesempatan memilih jurusan yang paling cocok dengan karakteristik dirinya. Ketepatan memilih jurusan dapat menentukan keberhasilan belajar siswa. Sebaliknya, kesempatan yang sangat baik bagi siswa akan hilang karena kekurangtepatan menentukan jurusan (Mulyaningtyas dan Hadiyanto, 2006).

2.4.2 Tujuan Penjurusan

Para siswa dijuruskan sesuai dengan kurikulum yang berlaku bertujuan untuk:

1) Mengelompokkan siswa sesuai dengan kecakapan, kemampuan, bakat, dan minat yang relatif sama.

2) Membantu mempersiapkan siswa melanjutkan studi dan memilih dunia kerja.


(46)

3) Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecocokan atas prestasi yang akan dicapai di waktu mendatang (kelajutan studi dan dunia kerja) (Mulyaningtyas dan Hadiyanto, 2006).

2.4.3 Waktu Penjurusan

Waktu Penjurusan dibagi menjadi 2, yaitu (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng, 2008):

1) Penentuan penjurusan program studi dilakukan mulai akhir semester - 2 kelas X.

2) Pelaksanaan penjurusan program studi di semester -1 kelas XI.

2.4.4 Kriteria Penjurusan Program Studi

Kriteria-kriteria penjurusan program studi meliputi: 2.4.4.1 Nilai Akademik

Siswa yang naik kelas ke kelas XI dan yang bersangkutan mendapat nilai tidak tuntas tiga mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program studi yang dapat diikuti oleh siswa, contoh (Muhaimin, Sutiah dan Sugeng, 2008):

A. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika dan Sejarah (dua mata pelajaran ciri khas program studi Ilmu Alam dan satu ciri khas Ilmu Sosial), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program studi bahasa.


(47)

B. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika (dua mata pelajaran ciri khas program studi Bahasa dan satu ciri khas Ilmu Alam), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program Ilmu Sosial.

C. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi dan Bahasa Inggris (mencakup semua mata pelajaran ciri khas program studi ketiga program di MA), maka siswa tersebut:

1. Perlu diperhatikan prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor mata pelajaran yang menjadi ciri khas program Ilmu Pengetahuan Alam lainnya seperti Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi, Sejarah, Geografi, Sosiologi) dan dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program Ilmu Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Asing lain). Apabila nilai dari setiap mata pelajaran yang menjadi ciri khas program ada nilai prestasi yang lebih unggul daripada program lainnya, maka siswa tersebut bisa dimasukkan ke program studi yang nilai prestasi mata pelajarannya lebih unggul tersebut.


(48)

2.4.4.2 Minat

Minat adalah salah satu tanda kemantapan dan kesiapan seseorang untuk memilih cita-cita/karirnya dengan adanya dorongan yang kuat dalam belajar, pekerjaan atau tugas-tugas yang dibebankannya. Minat sangat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang (Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004).

2.4.4.3 Tes IQ

Tes merupakan sumber data yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil tes kecerdasan, biasa dinyatakan dalam koefisien/intelligensi quotient (yang sering menggunakan simbol IQ). Definisi IQ menyangkut 3 hal: (1) kemampuan tingkat tinggi (seperti penalaran abstrak, representative mental, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, (2) kemampuan belajar dan (3) untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Dua unsur penting dalam definisi tersebut adalah “kapasitas untuk belajar dari pengalaman” dan “kapasitas untuk beradaptasi dengan lingkungan” (Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004).

2.5 Program Studi

Program Studi adalah kesatuan rencana belajar yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum dan ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan sasaran kurikulum (Departemen Pendidikan Nasional, 2000).


(49)

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia wajib mencari ilmu pengetahuan. Al-Qur’an memberi pentunjuk agar manusia berpikir menggali ilmu pengetahuan. Sebagaimana dalam Firman Allah.

                                                         

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”(QS. Al-Mujadalah: 11).

2.6 Metodologi Penelitian

2.6.1 Pengertian Metodologi Penelitian

Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan (Hasibuan, 2007).

Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri berasal dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti disebut juga metodologi.


(50)

Dalam tahapan tahapan tersebut ada metode, teknik, dan alat (tools) yang bisa kita gunakan (Hasibuan, 2007).

Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitian. Sedangkan metodologi penelitian dalam ilmu komputer/sistem informasi/teknologi informasi merupakan “langkah-langkah/tahapan perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan menekankan pada proses/sasaran penelitian di bidang CS/IS/IT” (Hasibuan, 2007).

Metodologi penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan teknik atau prosedur untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah yang ada (Hasibuan, 2007).

Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya disesuaikan dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam menangani, mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses riset/penelitian (Hasibuan, 2007).


(51)

2.6.2 Manfaat Metodologi Penelitian

Manfaat Penggunaan Metodologi yaitu (Hasibuan, 2007):

1. Metodologi membuat kita lebih paham, lebih bertanggungjawab, lebih comfortable, dan lebih responsible.

2. Metodologi membuat kita lebih knowladgetable (berpengetahuan) dan lebih berguna dalam beragumen karena selalu berdasarkan fakta dan tidak berdasarkan pada instuisi-instuisi maupun bisikan-bisikan.

3. Dengan menggunakan metodologi kita bisa memaparkan lebih banyak lagi gambaran berupa saran, ide maupun masukan-masukan yang bisa di-elaborate dan dipondasikan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk memunculkan ide-ide baru.

2.6.3 Metodologi Pengumpulan Data

Metodologi penelitian pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari cara untuk menemukan atau menyusun pengetahuan memerlukan kajian atau pemahaman tentang metode-metode kearah pelaksanaan penelitian, sehingga perlu dibedakan antara metode dan teknik. Berikut ini beberapa metodologi pengumpulan data pada suatu penelitian (Jogiyanto, 2005):

1. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk


(52)

dipergunakan dalam keperluan penelitian (Sevilla, 1993). Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk penelitian yang direncanakan.

b. Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Proses ini menghindari pengulangan yang tidak sengaja dari penelitian-penelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa yang perlu diselidiki.

c. Memberikan rasa percaya diri, sebab melalui kajian pustaka semua konstruk yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia. Oleh karena itu, kita menguasai informasi subyek tersebut.

d. Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi dansample, instrumentpengumpulan data dan perhitungan statistik yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya.

e. Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan penyelidikan terdahulu yang dapat dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a. Pengamatan (Observasi)

Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta (fact finding technique) yang cukup


(53)

efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Jogiyanto, 2005).

b. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data/fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analisa sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee). Seperti halnya teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah teknik yang terbaik untuk semua situasi (Jogiyanto, 2005).

3. Studi Literatur Sejenis

Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi–informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan (Gulo, 2002).


(54)

2.6.4 Metodologi Analisis

2.6.4.1 Analytic Hierarchy Process(AHP) 2.6.4.1.1Definisi AHP

AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. AHP digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun kontinyu. Perbandingan–perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif. AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran, dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. Penyelesaian masalah berdasarkan AHP mengandalkan intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.

Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok–kelompoknya. Kemudian kelompok– kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki (Perdana, 2009).

Proses analitik bertingkat (Analytical Hierarchy Process–AHP) yang dikembangkan oleh Thomas Saaty merupakan metode untuk membuat urutan alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa tujuan atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu (Taylor III, 2005).


(55)

2.6.4.1.2Kelebihan AHP

AHP mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode yang lainnya, diantaranya yaitu (Perdana, 2009):

1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria–subkriteria yang paling dalam.

2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komperhensif (Perdana, 2009).

2.6.4.1.3Prosedur Kegiatan AHP

Dalam membuat rekomenadasi keputusan menggunakan model AHP, tahap matematis yang digunakan adalah sebagai berikut (Taylor III, 2005):

1. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan berdasarkan tiap kriteria

2. Sintesis:

1. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan


(56)

2. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan jumlah kolom bersangkutan–yang disebut matriks normalisasi

3. Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi–yang disebut vektor preferensi atau eigenvektor

4. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari langkah 2-(3) di atas) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria

3. Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria

4. Menghitung matriks normalisasi (normalized matrix) dengan membagi tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait

5. Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada matriks normalisasi

6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2-(4) di atas)

7. Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung pada langkah 6

2.6.4.1.4Perbandingan Pasangan(Pairwise Comparison)

Pada AHP pengambil keputusan menentukan nilai atau “skor” tiap alternatif untuk suatu kriteria menggunakan Perbandingan Pasangan (pairwise


(57)

comparison). Pada perbandingan pasangan, pembuat keputusan membandingkan dua alternatif (yaitu, sepasang) berdasarkan suatu kriteria tertentu dan mengindikasikan suatu preferensi.

Standar skala preferensi yang digunakan AHP (untuk memasukkan nilai perbandingan berpasangan) diperlihatkan pada tabel 2.2. Suatu skala preferensi memberikan nilai numerik untuk berbagai tingkat preferensi. Tiap tingkat pada skala dibuat berdasarkan perbandingan duaitem(Taylor III, 2005).

Tabel 2.2 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan

Tingkat Preferensi Nilai Angka

Sama disukai 1

Sama hingga cukup disukai 2

Cukup disukai 3

Cukup hingga sangat disukai 4

Sangat disukai 5

Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6

Amat sangat disukai 7

Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8

Luar biasa disukai 9

Sumber : Taylor III, 2005

2.6.4.1.5Contoh Penggunaan AHP

Berikut adalah contoh penggunaan AHP dalam suatu kasus (Taylor III, 2005):


(58)

Southcorp Development mendirikan dan mengelola mal di Amerika. Perusahaan telah mengidentifikasi tiga lokasi potensial untuk proyek terakhirnya, yaitu Atlanta, Birmingham, dan Charlotte. Perusahaan juga telah mengidentifikasi empat kriteria utama sebagai dasar perbandingan lokasi, yaitu – (1) pangsa pasar pelanggan (termasuk ukuran pasar dan populasi pada tiap tingkat usia); (2) tingkat pendapatan; (3) infrastruktur (termasuk listrik dan jalan raya; dan (4) transportasi (yaitu kedekatan dengan jalan layang untuk memudahkan akses pelanggan dan antaran dari pemasok.

Tujuan perusahaan keseluruhan adalah memilih lokasi terbaik. Tujuan ini berada pada puncak hierarchy masalah di atas. Pada tingkat hierarki berikutnya (kedua) ditentukan bagaimana kontribusi keempat kriteria dalam pencapaian tujuan. Pada tingkat hierarki masalah ditentukan bagaimana tiap alternatif lokasi memberikan kontribusi pada tiap kriteria.

Proses matematis secara umum yang tercakup dalam AHP adalah menetapkan preferensi lokasi untuk tiap kriteria.

Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Pangsa Pasar

Lokasi Pangsa Pasar

A B C

A 1 3 2

B 1/3 1 1/5

C ½ 5 1

11/6 9 16/5


(59)

Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Tingkat Pendapatan

Lokasi Tingkat Pendapatan

A B C

A 1 6 1/3

B 1/6 1 1/9

C 3 9 1

Sumber : Taylor III, 2005

Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Infrastruktur

Lokasi Infrastruktur

A B C

A 1 1/3 1

B 3 1 7

C 1 1/7 1

Sumber : Taylor III, 2005

Tabel 2.6 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi

Lokasi Transportasi

A B C

A 1 1/3 1/2

B 3 1 4

C 2 1/4 1


(60)

Mengembangkan Preferensi dan Kriteria

Langkah berikut dalam AHP adalah membuat prioritas alternatif keputusan dalam tiap kriteria. Tahap pertama dalam menetukan skor preferensi adalah dengan menjumlahkan nilai pada tiap kolom matriks perbandingan pasangan. Penjumlahan kolom untuk matriks pangsa pasar adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7 Pengembangan Preferensi dan Kriteria Pangsa Pasar

Lokasi Pangsa Pasar

A B C

A 1 3 2

B 1/3 1 1/5

C 1/2 5 1

11/6 9 16/5

Sumber : Taylor III, 2005

Kemudian nilai pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom terkait. Hasilnya merupakanmatriks normalisasi(normalized matrix)sebagai berikut:

Tabel 2.8 Matriks Normalisasi Kriteria Pangsa Pasar

Lokasi Pangsa Pasar

A B C

A 6/11 3/9 5/8

B 2/11 1/9 1/16

C 3/11 5/9 5/16


(61)

Perhatikan bahwa jumlah dari tiap kolom adalah 1. Tahap berikut adalah untuk menghitung rata–rata nilai pada setiap baris. Pada titik ini perlu adanya konversi nilai pecahan pada matriks menjadi desimal seperti diperlihatkan pada tabel 2.9 berikut.

Tabel 2.9 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi

Lokasi Pangsa Pasar

A B C Rata–rata Baris

A 0,5455 0,3333 0,6250 0,5012

B 0,1818 0,1111 0,0625 0,1185

C 0,2727 0,5556 0,3125 0,3803

1,0000 Sumber : Taylor III, 2005

Pangsa Pasar A

B C

Vektor preferensi untuk kriteria keputusan lainnya dihitung dengan cara serupa.

A B C

0,5012 0,1185 0,3803 1,0000

Tingkat Pendapatan 0,2819

0,0598 0,6583


(62)

A B C

A B C

Empat vektor preferensi ini kemudian diringkas ke dalam suatu matriks preferensi yang diperlihatkan pada tabel 2.10.

Tabel 2.10 Matriks Preferensi Kriteria

Lokasi

Kriteria

Pasar Tingkat

Pendapatan

Infrastruktur Transportasi

A 0,5012 0,2819 0,1780 0,1561

B 0,1185 0,0598 0,6850 0,6196

C 0,3803 0,6583 0,1360 0,2243

Sumber : Taylor III, 2005 Infrastruktur

0,1780 0,6850 0,1360

Transportasi 0,1561 0,6196 0,2243


(63)

Merangking Kriteria

Tahap berikut adalah menentukan tingkat kepentingan atau bobot dari kriteria, yaitu merangking kriteria dari yang paling penting hingga yang kurang penting. Hal ini dilakukan dengan cara serupa seperti merangking lokasi di setiap kriteria dengan menggunakan perbandingan pasangan berdasarkan skala preferensi pada tabel 2.2.

Tabel 2.11 Merangking Kriteria

Kriteria Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi

Pasar 1 1/5 3 4

Pendapatan 5 1 9 7

Infrastruktur 1/3 1/9 1 2

Transportasi 1/4 1/7 1/2 1

Sumber : Taylor III, 2005

Matriks normalisasi yang dikonversi menjadi angka desimal dengan rata– rata baris(eigenvector)untuk tiap kriteria diperlihatkan pada tabel 2.12 berikut:

Tabel 2.12 Matriks Normalisasi untuk Kriteria dengan Rata–rata Baris

Kriteria Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi

Rata–rata Baris

Pasar 0,1519 0,1375 0,2222 0,2857 0,1993

Pendapatan 0,7595 0,6878 0,6667 0,5000 0,6535


(64)

Transportasi 0,0380 0,0983 0,0370 0,0714 0,0612 1,0000 Sumber : Taylor III, 2005

Vektor preferensi yang dihitung dari rata–rata baris pada matriks normalisasi dalam tabel 2.12 adalah sebagai berikut:

Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi

Mengembangkan Rangking Keseluruhan

Skor keseluruhan tiap lokasi ditentukan dengan perhitungan matriks tabel 2.10 dan mengalikannya dengan vektor preferensi kriteria di atas, dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.13 Rangking AHP

Lokasi Skor

Charlotte 0,5314

Atlanta 0,3091

Birmingham 0,1595 1,0000 Sumber : Taylor III, 2005

0,1993 0,6535 0,0860 0,0612


(65)

Berdasarkan skor yang dikembangkan melalui AHP ini, Charlotte seharusnya dipilih sebagai lokasi mal baru, dengan Atlanta pada rangking kedua dan Birmingham di rangking ketiga.

2.7 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah (Mc.Leod, 2004).

Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi (Kadir, 2003).

2.7.1 PengertianSystem Development Life Cycle(SDLC)

SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secaratop-down, SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (Mc.Leod, 2004).


(66)

SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu (Ladjamudin, 2005):

1. Analysis 2. Design

3. Implementation

2.7.2 Tahapan-tahapanSystem Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC), yang memiliki tahapan–tahapan sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):

A. Analysis

Tahap analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan profesional. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai berikut:

1. Deteksi masalah (Problem Detection)

2. Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation) 3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis)


(67)

5. Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System) B. Perancangan (Design)

Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk men-design sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perancangan ini meliputi perancanganoutput, input,danfile. C. Penerapan(Implementation)

Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunya atau dikembangkannya, lalu mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa pemprograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah pembuatan program dan test data, pelatihan, dan pergantian sistem.

2.8 Tools Perancangan

2.8.1 Bagan Alir(Flowchart)

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005). Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program


(68)

atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi (Jogiyanto, 2005).

Ada dua macam flowchart yang mengambarkan proses dengan komputer, yaitu (Jogiyanto, 2005):

1. Bagan alir sistem (system flowchart)

Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system, dengan menunjukan alat media input, output serta media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

2. Bagan alir program (program flowchart)

Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.

Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005): 1. Flow Direction Symbol(Simbol penghubung/alur)

Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line. Simbol-simbol tersebut terdapat pada tabel 2.14 sebagai berikut:

Tabel 2.14Flow Direction Symbols

No Gambar Keterangan

1. Simbol arus /flow


(69)

2. SimbolCommunication link

Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data / informasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

3. SimbolConnector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.

4. SimbolOffline Connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.

Sumber: Ladjamudin, 2005

2. Processing Symbol(Simbol Proses)

Simbol yang menujukan jenis operasi pengolahan dalam suatu proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut terdapat pada tabel 2.15 sebagai berikut.

Tabel 2.15Processing Symbols

No Gambar Keterangan

1. SimbolOffline Connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.

2. Simbol Manual

Untuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual).

3. SimbolDecision/ logika

Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.


(70)

4. SimbolPredefinedProses

Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan satu pengolahan untuk memberi harga awal.

5. Simbol Terminal

Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.

6. SimbolKeying Operation

Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyaikeyboard.

7. SimbolOff-line Storage

Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.

8. Simbol ManualInput

Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakanonline keyboard.

Sumber: Ladjamudin, 2005

3. Input-output Symbol(Simbolinput-output)

Simbol menunjukan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input-output. Simbol tersebut terdapat pada tabel 2.16 sebagai berikut.

Tabel 2.16Input-output Symbols

No Gambar Keterangan

1. SimbolInput-output

Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.

2. SimbolPunched Card

Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau outputditulis ke kartu.


(71)

3. SimbolMagnetic-tape Unit

Untuk menyatakan input berasal dari pita magneticatauoutputdisimpan ke pita magnetic.

4. SimbolDisk Storage

Untuk menyatakan input berasal dari disk atau outputdisimpan kedisk.

5. SimbolDocument

Untuk mencetak laporan keprinter.

6. SimbolDisplay

Untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layer (video, komputer).

2.8.2 Pseudocode

Pseudocodemerupakan kode yang mirip dengan kode pemrograman yang sebenarnya. Pseudocode berasal dari kata pseudo (imitasi atau mirip atau menyerupai), dan code (program). Pseudocode berbasis bahasa pemrograman seperti PASCAL, atau C++, dan lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode lebih rinci dari bahasa Inggris terstruktur, misalnya dalam menyatakan tipe data yang digunakan (Ladjamudin, 2005).

2.8.2.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur

Bahasa Inggris terstruktur merupakan alat yang cukup efisien untuk menggambarkan suatu algoritma. Basis dari bahasa Inggris terstruktur adalah


(72)

bahasa Inggris, dapat ditulis dalam bahasa Indonesia (lebih dikenal dengan nama bahasa Indonesia terstruktur). Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur merupakan alat yang digunakan dalam menulis pseudocode. Dasar penggambaran algoritma menggunakan bahasa manusia.

Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur menggambarkan suatu algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem. Penulisan pada bahasa Inggris/Indonesia terstruktur dan pseudocode selalu menggunakan struktur penulisan struktur urut, struktur seleksi, dan struktur repetisi/iterasi/looping (Ladjamudin, 2005).

2.8.3 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram aliran data atau dataflow diagram (DFD) merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil (Ladjamudin, 2005). Keuntungan menggunakan dataflow diagram (DFD) adalah pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer dapat mengerti sistem yang akan dikerjakan.

2.8.3.1 Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruhinputke sistem atau outputdari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks


(73)

hanya ada satu proses. Tidak ada store dalam diagram konteks (Ladjamudin, 2005).

2.8.3.2 Diagram Zero(Overview Diagram)

Diagram nol/zeroadalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram nol/zero memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entitiy. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya, simbol ’*’ atau ’P’ (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan inputdan output(balancing) antara diagram zero dengan diagram konteks harus terpelihara (Ladjamudin, 2005).

2.8.3.3 Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagramzeroatau diagram level di atasnya (Ladjamudin, 2005).

Berikut ini perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa ahli perancangan sistem pada Tabel 2.17:


(74)

Tabel 2.17 Perbedaan Simbol DFD

Nama Simbol Simbol DFD versi Yourdan,

De Marco, dan lainnya

Simbol DFD veri Gane dan Sarson

Arus Data Proses

Deskripsi Proses

Identifikasi Deskripsi

Proses Lokasi fisik (opsional) Penyimpanan Data

Identifikasi Entitas Luar

Arus Material

Penyimpanan Data yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram

Identifikasi

N baris untuk N pengulangan (tidak termasuk yang pertama)

Simpanan luar yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram Sumber: Ladjamudin, 2005

2.8.4 State Transition Diagram

Interaction diagram dan state chart menampilkan dua pandangan yang saling melengkapi, tentang perilaku dinamis sebuah sistem. Interaction diagram menunjukkan pesan-pesan yang dilewatkan diantara obyek-obyek di dalam sistem, selama periode waktu yang pendek. Sedangkan state chart diagram, menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya,


(75)

menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan tersebut.

State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk pemodelan. Tipe diagram ini, mempunyai potensi untuk menjadi sangat kompleks dalam waktu yang singkat. State chart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah obyek, event yang dapat dideteksi dan respon atas event-event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak dari satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition(Munawar, 2005).

Para pengembang, tentunya harus mengetahui bagaimana obyek-obyek ini bertindak, karena harus dilakukan implementasi perilaku tersebut ke dalam perangkat lunak (software). Tidak cukup hanya mengimplementasikan sebuah obyek, pengembang juga harus membuat obyek tersebut melakukan sesuatu.State diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang seharusnya dilakukan. Dengan gambaran yang jelas tentang perilaku obyek, kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai dengan peningkatan kebutuhan (Munawar, 2005).

2.8.5 Entity Relationship Diagram(ERD)

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (Ladjamudin, 2005). ERD digunakan oleh professional sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai eksekutif tingkat tinggi


(76)

dalam suatu organisasi, selain itu ERD memperlihatkan hubungan antar datastore pada DFD.

2.8.5.1 Elemen Dasar ERD

Elemen dasar ERD menurut Ladjamudin (2005) antara lain: 1 Entity

adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya). 2. Relationship

Pada ERD, Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi di antara entitas. Relationship diberi nama dengan kata kerja dasar sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat aktif atau kalimat pasif).

3. Relationship Degree

Relationship Degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship.

4. Atribut

Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relationship.


(77)

5. Cardinality

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.

2.8.5.2 Simbol ERD

Berikut ini simbol-simbol yang digunakan pada ERD (Ladjamudin, 2005) terdapat pada tabel 2.18 berikut ini:

Tabel 2.18 Simbol ERD

Sumber: Ladjamudin, 2005

2.8.6 Kamus Data

Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi (Jogiyanto, 2005). Kamus data ini sangat membantu analis sistem dalam mendefinisikan data yang mengalir di dalam sistem, sehingga pendefinisian data itu dapat dilakukan dengan lengkap dan

Gambar Keterangan

Himpunan Entitas(Entity)

Himpunan Relasi (Relationship)

Atribut


(78)

terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap analisis dan perancangan suatu sistem.

Pada tahap analisis, kamus data merupakan alat komunikasi antara user dan analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh user. Sementara itu, pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancanginput, laporan dandatabase.

Kamus data harus berisi hal-hal berikut ini (Jogiyanto, 2005): 1. Nama arus data

Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DFD, maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya dengan mudah di DFD.

2. Alias

Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini tidak ada. Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya.

3. Bentuk data

Bentuk data ini perlu di catat di kamus data, karena dapat digunakan untuk mengelompokkan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.


(79)

4. Arus data

Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya memudahkan arus data ini di DFD.

5. Penjelasan

Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang arus data tersebut.

6. Periode

Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. 7. Volume

Volume yang perlu dicatat di kamus data adalah tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus data.

8. Struktur data

Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item-item data apa saja.

2.9 Konsep Basis Data 2.9.1 Basis Data

Basis data merupakan kumpulan field, tabel dan arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis (Fathansyah, 2002). Dalam sebuah basis data di sistem merupakan kumpulan dari field yang saling berhubungan, basis data juga yang memberikan visual dari database yang


(80)

akan dibangun oleh seorang programer (brainware) dalam membangun sebuah sistem yang edukatif, informatif dan validitas dalam sebuah data yang akurat.

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk tujuan seperti berikut ini (Fathansyah, 2002):

1. Kecepatan dan Kemudahan

Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah.

2. Efisiensi ruang penyimpanan

Dengan basis data efisiensi dan optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena dapat melakukan penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi antar kelompok data yang saling berhubungan.

3. Keakuratan

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan atau batasan tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan data.

4. Ketersediaan

Sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank misalnya, dipisah-pisah dan disimpan


(1)

ERD

ERD

Siswa miliki1 Nilai

1 1 NIS* nama_siswa kelas id_hasil* NIS** ipa ips ba bj hasil id_nilai* NIS** matematika fisika kimia biologi ekonomi Hasil miliki2 1 1 id_kriteria* kriteria kelas alamat tempat_lahir tgl_lahir ekonomi geografi sosiologi bhs_indo bhs_eng bhs_arb miliki3

Pilihan miliki4 Kriteria

id_pilihan* NIS** id_kriteria** pilihan M 1 M 1


(2)

FITUR SISTEM

FITUR SISTEM

Adanya fitur AHP

Adanya fitur search Adanya fitur waktu Adanya fitur gallery

Adanya fitur report

hasil penjurusan Adanya fitur tambah kriteria

Adanya fitur kalender

Adanya fitur chart


(3)

DEMO APLIKASI

DEMO APLIKASI


(4)

SIMPULAN

SIMPULAN

 Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat dapat membantu para pengambil keputusan pada MAN 4 Model Jakarta.

 Tahapan prosedur baku dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti.

 Para pengambil keputusan dapat menentukan penjurusan program studi siswa/i dengan menggunakan model sebagai referensi akhir.

 Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, dapat memberikan alternatif solusi.

 Dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan Program Studi, didapati beberapa parameter kriteria baku.


(5)

SARAN

SARAN

 Kajian dan penelitian di tahapan implementasi Sistem Pendukung Keputusan penjurusan program studi.

 Sistem Pendukung Keputusan yang dikembangkan di kemudian hari diharapkan dapat menentukan jumlah kuota masing-masing jurusan


(6)

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb