ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN ASAHAN (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN SWOT).

(1)

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN

ASAHAN (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI

DAN SWOT)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

TAUFIK ZAINAL ABIDIN

NIM : 082188630009

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN

PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN

ASAHAN (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI

DAN SWOT)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

TAUFIK ZAINAL ABIDIN

NIM : 082188630009

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Taufik Zainal Abidin. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Pengembangan

Sektor Potensial di Kabupaten Asahan. Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.

Dalam perpektif otonomi daerah, bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan penyelenggaran pemerintah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolok ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan dalam suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi dalam daerah tersebut. Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensi serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sejauhmana pengaruh sektor-sektor potensial dengan menggunakan pendekatan Model Basis Ekonomis dan SWOT terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan. Dalam mengukur dan menganalisa digunakan data sekunder secara runtun waktu (time series) periode 2004 - 2008. Analisa data menggunakan metode Location Quotient (LQ), Analisis Shift Share, Analisis Gravitasi dan Analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Asahan memiliki 3 sektor unggulan yaitu sektor pertanian, sektor industry dan sektor listrik, gas dan air dimana nilai LQ lebih besar dari 1 secara konsisten setiap tahun penelitian. Selanjutnya Strategi yang dibutuhkan dalam memberdayakan sektor unggulan di Kabupaten Asahan adalah Strategi Strenghts-Opportunities (S-O).

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Sektor ekonomi basis, Analisis LQ, Analisis Shift Share, Analisis Gravitasi adan Analisis SWOT.


(6)

ABSTRACT

Taufik Zainal Abidin. The analysis of the economic growth and the

potential development sector in Asahan, postgraduate the state university of Medan.

In the prespective of the otonomous region the local government has the wide authorities to arrange and manage the various government administration to the people welfare. The economic growth is one of the measuring point which is used to increase the development in a region from any kinds of the economic sector indirectly representating the economic level change in that region.

The development must be appropriate with the potential condition and the developing people aspiration.When development priority is not appropriate with the each potential region then the using of resources will not be optimized. This research has a purpose to analyse how far the influence of potential sectors by using economic basis and SWOT model to the economic growth in Asahan regency.

In measuring and analyzing it is used the secondary data of time series in period time of 2004-2008. The data analysis uses the Location Quotient (LQ), shift share analysis, gravitation analysis, and the SWOT analysis model. The analysis result shows that the Asahan regency has three supoerior sectors that is the agriculture, industries, electricities, gas, and water sectors where their LQ is consistenly bigger than 1 every years in the period of study. Furthermore the strategy requirement to utilize the superior sectors in Asahan Regency is the Strenghts-Opportunities (S-O) strategy.

Key words: the economic growth, economic basis sector, LQ analysis, shift share analysis, gravity and SWOT analysis.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan Rahmat dan HidayahNya penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul : “ANALISIS

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN ASAHAN (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN SWOT”. Dalam Tesis ini penulis bermaksud menganalisa

berapa besar pengaruh sektor-sektor potensial dengan menggunakan pendekatan Model Ekonomi Basis dan SWOT terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan untuk kemudian menjadi informasi bagi para pengambil kebijakan dan para stakeholder.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan; 2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd , selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan;

3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan sekaligus selaku Pembimbing II dimana dalam penyusunan tesis ini telah banyak meluangkan waktu dalam membimbing penulis;

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai Penguji dan Notulen dalam Ujian Meja Hijau Penulis;


(8)

iv

5. Drs. H. Taufan Gama Simatupang, MAP selaku Bupati Asahan yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan pada Universitas Negeri Medan (UNIMED);

6. Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan gagasan, ide, dan pemikiran kepada penulis;

7. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si, selaku Penguji dalam Ujian Meja Hijau Penulis; 8. Bapak Dr. Parulian Simanjuntak, MA selaku Penguji dalam Ujian Meja Hijau

Penulis;

9. Teristimewa Istriku Yusnila Indriyati dan ananda Ridha Mahrani Siregar yang selalu memberikan motivasi dan do’a bagi penulis. Semoga pengorbanan kalian mendapat ridho Allah Subhanahu Wata’ala;

10.Seluruh Civitas Akademika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari masih banyak kelemahan maupun kekurangan serta kesalahan yang dalam penulisan tesis ini, untuk itu segala kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan pada masa-masa yang akan datang. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.

Medan, Desember 2012 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR ……… vii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ….………. 1

B. Rumusan Masalah ……… 5

C. Tujuan Penelitian ………. 6

D. Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II LANDASAN TEORI ….……… 7

A. Konsep Pembangunan Ekonomi ……….. 7

B. Konsep Pertumbuhan ekonomi ………...………. 9

C. Produk domestic Regional Bruto (PDRB) .………. 12

D. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah ………...… a. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) ……… b. Teori Tempat Sentral ………. c. Teori Interaksi Spasial ……….. 14 16 17 18 E. Kebijakan Optimal Prioritas Sektoral ………. 19

F. Pengembangan Sektor Potensial ……….. 20

G. Kerangka Penelitian ………. 21


(10)

BAB III METODE PENELITIAN ……… 24

A. Ruang Lingkup Penelitian ………... 24

B. Sumber dan Jenis Data ……… 24

C. Metode Analisis Data ………... 24

D. Definisi Operasional ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 35

4.1 Letak Geografi dan Sejarah Singkat Asahan ………. 35

4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Asahan……… 41

4.3 Analisis Location Quotient Sektor Ekonomi……… 43

4.4 Analisis LQ Sub Sektor Pertanian ……….. 45

4.5 Hasil Analisis Shiff Share ………...………… 1. Pengaruh Komponen National Share ………... 2. Pengaruh Komponen Proportional Share ………. 3. Pengaruh Komponen Keunggulan Kompetitif (Cif) ………. 46 47 48 50 4.6 Analisis Keterkaitan Ekonomi Kabupaten Asahan …………... 52

4.7 Strategi Kebijakan Pembangunan Wilayah di Kabupaten Asahan 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 60

5.1 Kesimpulan ………. 60

5.2 Saran ……… 61


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas

Dasar Harga Berlaku 2004 - 2010( Milliar Rp ) …….……… 2

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 2004 – 2008 (Milliar Rp) ………….. 3

Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha The Economic Growth by Industrial Origin 2004 – 2008 ( Persen / Percent ) ……… 4

Tabel 4.1 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Asahan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 ……… 42

Tabel 4.2 Rekapitulasi nilai LQ Kabupaten Asahan 2005-2008 ……… 43

Tabel 4.3 Nilai LQ Sub Sektor Pertanian di Kabupaten Asahan ……… 45

Tabel 4.4 PDRB Sumatera Utara dan PDRB Kabupaten Asahan ………. 47

Tabel 4.5 Perhitungan Nasional Share (NS) ……… 48

Tabel 4.6 Perhitungan Nasional Share Berdasarkan Kelompok Sektor ……… 48

Tabel 4.7 Perhitungan Proportional Share ……….. 49

Tabel 4.8 Perhitungan Proporsional Shif Berdasarkan Kelompok Sektor ... 50

Tabel 4.9 Perhitungan Difrential Shift ... 51

Tabel 4.10 Perhitungan Difrential Shift Berdasarkan Kelompok Sektor ... 52

Tabel 4.11 Keterkaitan Kabupaten Asahan dengan Kabupaten Kota Hiter Line 53 Tabel 4.12 Analisis Faktor Internal ……….. 55

Tabel 4.13 Matrik Analisis Internal Factor Analysis Summary (IFAS) ………. 56

Tabel 4.14 Analisis Faktor eksternal ……….. 56

Tabel 4.15 Matrik Analisis External Factor Analysis Summary (EFAS) ………. 57


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Pengembangan Potensi Sektoral untuk

Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Asahan ...… 22


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan penyelenggaran pemerintah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah yang bersangkutan. Sedangkan dalam hal pembiayaan dan keuangan daerah diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah tidak hanya kesiapan aparat pemerintah saja, tetapi juga masyarakat untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah dengan pemanfaatan sumber-sumber daya secara optimal.

Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensi serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan. Pertumbuhan ekonomi (economic growth) mengukur prestasi dari perkembangan sesuatu perekonomian. Dalam analisis makroekonomi tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu daerah diukur dari perkembangan produk regional bruto riil atau pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara (Sadono Sukirno, 1999). Guna mencapai tingkat perekonomian tertentu dalam sistem perekonomian terbuka, peranan pemerintah


(14)

amat diperlukan. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan dalam suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi dalam daerah tersebut.. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dalam PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk dan apakah ada perubahan atau tidak dalam struktur ekonomi.

Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah adalah data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga yang berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Suatu masyarakat dipandang mengalami suatu pertumbuhan dalam kemakmuran masyarakat apabila pendapatan perkapita menurut harga atau pendapatan terus menerus bertambah.

Tabel 1.1

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2004 - 2010

( Milliar Rp )

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan Lapangan Usaha/

Industrial Origin

1. Pertanian/Agriculture 2.270.334 2.404.733 2.679.951 3 057.890 3 609.943 3.886.148 4.387.444 Pertambangan dan Penggalian

Minning and Quarrying

3. Industri / Manufacturing 1.466.345 1.908.322 2 229.854 2 484.398 2 837.481 3.114.141 3.582.087 Listrik, Gas dan Air Minum /

El t i it Gas and Water Supply

5. Bangunan / Construction 138.608 156.552 175.941 201.179 233.356 267.693 309.681 Perdagangan, Hotel dan

R

Trade, Hotel and Restaurant Pengangkutan dan Komunikasi Transportation and

C i i

Keuangan, Usaha Persewaan dan J

Perusahaan / Financial, and O hi

of Dwelling Business Service

9. Jasa-jasa / Services 370.091 397.731 417.112 451.105 494.707 622.701 733.072 5.532.880 6.416.596 7.260.769 8.221.172 9.551.080 10.435.936 11.931.676

No 2004 2005 2006 2007 2008 2.009 2.010

2.

15.667 16.912 18.097 19.611 21.786 23.248 26.404 4.

83.697 96.919 105.824 117.290 133.240 152.625 171.219 6.

818.285 955.248 1 100.805 1 292.011 1 562.490 1.618.723 1.879.672

275.975 310.415 7.

2.541.523 296.571 331.329 374.489 437.791

PDRB/GDRP

474.682 531.681 8.


(15)

Laju pertumbuhan PDRB kabupaten Asahan disumbang oleh 9 (sembilan) sektor yaitu : pertanian; pertambangan dan penggalian; industri; listrik, gas dan air minum; konstruksi; perdagangan, hotel dan restorant;pengangkutan dan komunikasi; lembaga keuangan usaha persewaan dan jasa; jasa-jasa (BPS 2008:358).

Pada tahun 2008 PDRB Kabupaten Asahan atas dasar harga berlaku (adhb) mencapai 9,551 triliun rupiah. Sektor pertanian merupakan kontibutor utama yang memberikan peranan sebesar 37,80 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor Industri (29,71 persen) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,36 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya menyumbang total kontribusi sebesar 16,76 persen.

Tabel. 1.2

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000

2004 – 2008 ( Milliar Rp )

Lapangan Usaha/ Industrial Origin 1. Pertanian/Agriculture

Pertambangan dan Minning and Quarrying

3. Industri / Manufacturing Listrik, Gas dan Air Minum

Gas and Water Supply 5. Bangunan / Construction

Perdagangan, Hotel dan Trade, Hotel and Pengangkutan dan Transportation and Keuangan, Usaha

Perusahaan / Financial, of Dwelling Business

9. Jasa-jasa / Services 229.752 235.362

4.121.780 4.249.241 4.453.183 4.670.899 4.896.026 5.134.420 5.289.728

No 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1.772.606 1.782.844 1.795.560 1.824.083 1.872.554 1.890.629 1.942.016 2.

11.548 11.828 12.156 12.516 12.894 13.583 14.204

1.074.985 1.163.182 1.289.065 1.401.701 1.501.265 1.624.400 1.727.318 4.

47.964 52.266 1.289.065 1.401.701 1.501.265

743.143

62.481 66.241

103.703 107.474 112.213 117.957 124.884 132.723 141.723

855.552 7.

160.306 165.658 172.245 178.802 185.863 194.748 203.725

6.

109.764 113.782 118.682 125.280 126.259

800.808

611.153 616.855 656.438 699.082

PDRB/GDRP

133.229 141.676

242.931 255.064 270.036 281.817 297.372

8.


(16)

Berdasarkan harga konstan (adhk) tahun 2000, PDRB Kabupaten Asahan pada tahun 2007 mencapai 4,896 triliun rupiah. Pada tahun 2008 semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun 2007. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan mencapai 4,82 persen, pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Industri (7,10 persen). Secara keseluruhan tampak bahwa PDRB per kapita Kabupaten Asahan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007. Berdasarkan harga berlaku naik dari Rp. 12.150.623 menjadi Rp. 13.871.718 sedangkan adhk 2000 juga mengalami peningkatan dari Rp. 6.903.436 tahun 2007 menjadi Rp. 7.110.850 pada tahun 2008.

Adapun laju pertumbuhan ekonomi untuk Kabupaten Asahan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1.3

Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha

The Economic Growth by Industrial Origin

2004 - 2008 ( Persen / Percent )

Lapangan Usaha/ Industrial Origin

1. Pertanian/Agriculture 1,7 0,58 0,71 1,59 2,66 1,75 2,72 Pertambangan dan

Minning and

3. Industri / 14,01 8,2 10,82 8,74 7,1 6,75 6,34

Listrik, Gas dan Air Gas and Water Supply

5. Bangunan / 1,77 3,64 4,41 5,12 5,87 6,28 6,78

Perdagangan, Hotel dan Trade, Hotel and Pengangkutan dan Transportation and Keuangan, Usaha Perusahaan / of Dwelling Business

9. Jasa-jasa / Services 3,27 2,44 3,22 4,99 5,87 5,32 5,52

5,22 3,09 4,8 4,89 4,82 4,67 4,49

No 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

2.

1,57 2,43 2,77 2,96 3,03 4.53 4,57

4.

6,37 8,97 3,11 4,68 4,81 5,99 6,02

6.

3,13 0,93 6,42 6,5 6,3 6,89 6,84

6,34 7.

2,37 3,34 3,98 3,81 3,95

PDRB / GDRP

4,44 4,61 8.

8,18 3,66 4,31 5,56 0,78 6,06


(17)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sektor-sektor ekonomi apakah yang paling strategis dan potensial untuk

dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan?

2. Sejauhmanakah keterkaitan Kabupaten Asahan dengan daerah-daerah sekitarnya sehingga saling menunjang pertumbuhan ekonominya?

3. Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan pada sektor potensial yang ada, strategi sektoral apa sajakah yang dapat dirumuskan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di Kabupaten Asahan guna mengembangkan sektor-sektor potensial yang ada?

Untuk memecahkan masalah di atas perlu adanya usaha peningkatan kemampuan dibidang ekonomi di Kabupaten Asahan melalui analisis pertumbuhan ekonomi (PDRB) dengan pendekatan basis ekonomi yang bertujuan untuk mengidentifikasi sektor-sektor mana yang paling unggul dan strategis untuk dikembangkan, analisis keterkaitan antar daerah sekawasan dengan Kabupaten Asahan sebagai pelengkap sehingga dapat diketahui sejauh mana daerah tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam pertumbuhan ekonominya. Analisis SWOT juga digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana pengembangan sektoral yang ada agar dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan mendapat prioritas dalam alokasi investasi.


(18)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis sektor-sektor ekonomi mana yang paling strategis untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan.

2. Untuk menganalisis keterkaitan–keterkaitan Kabupaten Asahan dengan daerah-daerah sekitarnya sehingga saling menunjang pertumbuhan ekonominya.

3. Untuk mengetahui strategi kebijakan sektoral apa sajakah yang dapat dirumuskan dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan sektor potensial yang ada, untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di Kabupaten Asahan, serta bertujuan untuk mengembangkan sektor-sektor potensial yang ada.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :

1. Sumbangan pemikiran terhadap pembangunan yang ada.

2. Tambahan informasi dan bahan kajian tentang perkembangan perekonomian daerah khususnya daerah Kabupaten Asahan.

3. Masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan pembangunan Kabupaten Asahan dalam rangka mempersiapkan program pembangunan selanjutnya, serta terciptanya peningkatan pertumbuhan ekonomi.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Analisis di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kabupaten Asahan mempunyai tiga sektor unggulan yaitu sektor

pertanian, sektor industri dan sektor listrik gas dan air. Sektor Pertanian mempunyai LQ sebesar 1,64 secara konsisiten setiap tahun penelitian. Dengan demikian 64% hasil pertanian Kabupaten Asahan di ekspor keluar dari Kabupaten Asahan, tetapi ada kecenderungan LQ sektor ini semakin menurun walaupun relatif penurunannya kecil. Sektor industri mempunyai LQ lebih besar dari satu yaitu rata-rata tiap tahun yaitu sebesar 1,3 yang berararti bahwa output dari sektor industri dapat di ekspor ke daerah lain sebesar 30%. Ada kecenderungan LQ sektor industri semakin meningkat, walaupun relatif kecil. Sekrot listrik gas dan air mempunyai lQ sebesar rata-rata per tahun 1,6 secara konsisiten, artinya sektor ini menjual keluasr daerah sebesar 60 %. Sedangkan sektor lain mempunyai LQ lebih kecil dari 1, yang berarti Kabupaten Asahan membeli dari daerah lain.

2. Sub-sektor pertanian terdiri dari Tanaman Bahan Makanan,Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-hasilnya, Kehutanan, dan Perikanan. Hanya sub-sektor tanaman perkebunan yang mempunyai LQ lebih besar dari 1 atau sub-sektor yang menjadi komoditi unggulan dimana LQ rata-rat perperiode sebesar 1,78, yang berarti 78% hasil perkebunan di ekspor


(20)

ke luar daerah. Sub-Sektor perikanan mempunyai LQ = 1, yang berarti hasil tangkapan ikan cukup untuk dikonsumsi dalam daerah sendiri.

3. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Sumatera utara untuk semua sektor (nasional share) sebesar Rp 1.129.779.89 juta. Sedangkan proporsional shift mempunyai pengaruh negatif sebesar Rp 165.615,79 juta dan kompetitif (defferensial shift) mempunyai pengaruh negatif sebesar Rp 177.431,94 juta. Dengan demikian pertumbuhan riil Kabupaten Asahan selama periode 2004 – 2008 adalah sebesar Rp 786.732,94 juta.

4. Kabupaten Asahan mempunyai keterkaitan ekonomi antar daerah yang sangat kuat (sangat signifikan) terhadap Kabupaten Simalungun dan Kota Tanjung Balai. Sedangkan Kabupaten Labuhan Batu dan Kota Medan mempunyai keterkaitan ekonomi secara signifikan dan Kabupaten Deli Serdang tidak signifikan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Asahan. 5. Strategi yang dibutuhkan dalam memberdyakan sektor unggulan di

Kabupaten Asahan adalah Strategi Strenghts-Opportunities (S-O), dimana strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal guna memperoleh keuntungan bagi Kabupaten Asahan dalam pembangunan wilayahnya.

5.2. Saran-Saran

1. Terdapat 3 sektor yang memjadi sektor basis dari perekonomian Kabupaten Asahan, tetapi hanya sektor industri yang mempunyai keunggulan


(21)

kopetitif. Oleh karena itu perlu penataan industri berskala besar untuk menggerakkan perekonomian Kabupaten Asahan.

2. Kabupaten Asahan tidak mempunyai keterkaitan ekonomi secara signifikan dengan Kabupaten Deli Serdang, sementara dengan Kota medan signifikan mempengaruhi Kabupaten Asahan. Dengan demikian Kabupaten Deli Serdang hanya sebagai laulintas barang dari Kabupaten Asahan ke Kota Medan, oleh karena itu perlu adanya kesepakatan antara kedua kabupaten untuk menjalin sektor-sektor yang saling menguntungkan.

3. Dalam mencanangkan pembangunan, pemerintah daerah sebaiknya mengunakan kekuatan dan peluang sebaik-baiknya untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman yang selama ini menjadi beban pembangunan daerah.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

---. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Bappeda dan Lembaga Penelitian Undip. 2000. Rencana Pengelolaan Kawasan Pantai dan Pesisir Kabupaten Demak, Jepara, Kudus Pati. Laporan Final. Semarang: Tidak diterbitkan.

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. BPS. 2008. Asahan dalam Angka.

---. 2008 PDRB Kabupaten Asahan.

Glasson, John. 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul Sitohang. Jakarta: LPFEUI.

Jhingan, M.L. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Karjoredjo, Sarji. 1999. Desentralisasi Pembangunan Daerah di Indonesia. Salatiga: FEUKSW.

Richardson, Harry. 1973. Dasar Dasar Ekonomi Regional. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT raja Grafindo Persada.

---. 1985. Beberapa Aspek dalam Persoalan Pembangunan Daerah. Jakarta: UI Press dan Bima Grafika.

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan (Problematika dan Pendekatan). Bandung: Salemba Empat.

Soepono, Prasetyo. 1993. Analisis Shift Share Perkembangan dan Penerapan. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. VIII. No. 1. Hal 43-54. Yogyakarta: UGM.


(23)

---, 2000. Model Gravitasi sebagai Alat Pengukur Hiterland dari Central Place: Satu Kajian Teoritik. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.15. Hal 414-423. Yogyakarta: UGM

Suyatno, 2000. Analisa Econimic Base terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat II Wonogiri : Menghadapi Implementasi UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 1. No. 2. Hal. 144-159. Surakarta: UMS.

TAP MPR No. II/MPR/1998. Tentang GBHN 1999. Jakarta: Dipublikasikan oleh Sinar Grafika Offset.

Tjokroaminoto, Bintoro. 1995. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT Gunung Agung.

UU RI No. 32 Tahun 2004 dan UU RI No 33 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Jakarta: Dipublikasikan oleh CV Duta Nusindo.


(1)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis sektor-sektor ekonomi mana yang paling strategis untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Asahan.

2. Untuk menganalisis keterkaitan–keterkaitan Kabupaten Asahan dengan daerah-daerah sekitarnya sehingga saling menunjang pertumbuhan ekonominya.

3. Untuk mengetahui strategi kebijakan sektoral apa sajakah yang dapat dirumuskan dilihat dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman/tantangan sektor potensial yang ada, untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil di Kabupaten Asahan, serta bertujuan untuk mengembangkan sektor-sektor potensial yang ada.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :

1. Sumbangan pemikiran terhadap pembangunan yang ada.

2. Tambahan informasi dan bahan kajian tentang perkembangan perekonomian daerah khususnya daerah Kabupaten Asahan.

3. Masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan pembangunan Kabupaten Asahan dalam rangka mempersiapkan program pembangunan selanjutnya, serta terciptanya peningkatan pertumbuhan ekonomi.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Analisis di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kabupaten Asahan mempunyai tiga sektor unggulan yaitu sektor

pertanian, sektor industri dan sektor listrik gas dan air. Sektor Pertanian mempunyai LQ sebesar 1,64 secara konsisiten setiap tahun penelitian. Dengan demikian 64% hasil pertanian Kabupaten Asahan di ekspor keluar dari Kabupaten Asahan, tetapi ada kecenderungan LQ sektor ini semakin menurun walaupun relatif penurunannya kecil. Sektor industri mempunyai LQ lebih besar dari satu yaitu rata-rata tiap tahun yaitu sebesar 1,3 yang berararti bahwa output dari sektor industri dapat di ekspor ke daerah lain sebesar 30%. Ada kecenderungan LQ sektor industri semakin meningkat, walaupun relatif kecil. Sekrot listrik gas dan air mempunyai lQ sebesar rata-rata per tahun 1,6 secara konsisiten, artinya sektor ini menjual keluasr daerah sebesar 60 %. Sedangkan sektor lain mempunyai LQ lebih kecil dari 1, yang berarti Kabupaten Asahan membeli dari daerah lain.

2. Sub-sektor pertanian terdiri dari Tanaman Bahan Makanan,Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-hasilnya, Kehutanan, dan Perikanan. Hanya sub-sektor tanaman perkebunan yang mempunyai LQ lebih besar dari 1 atau sub-sektor yang menjadi komoditi unggulan dimana LQ rata-rat perperiode sebesar 1,78, yang berarti 78% hasil perkebunan di ekspor


(3)

ke luar daerah. Sub-Sektor perikanan mempunyai LQ = 1, yang berarti hasil tangkapan ikan cukup untuk dikonsumsi dalam daerah sendiri.

3. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi Sumatera utara untuk semua sektor (nasional share) sebesar Rp 1.129.779.89 juta. Sedangkan proporsional shift mempunyai pengaruh negatif sebesar Rp 165.615,79 juta dan kompetitif (defferensial shift) mempunyai pengaruh negatif sebesar Rp 177.431,94 juta. Dengan demikian pertumbuhan riil Kabupaten Asahan selama periode 2004 – 2008 adalah sebesar Rp 786.732,94 juta.

4. Kabupaten Asahan mempunyai keterkaitan ekonomi antar daerah yang sangat kuat (sangat signifikan) terhadap Kabupaten Simalungun dan Kota Tanjung Balai. Sedangkan Kabupaten Labuhan Batu dan Kota Medan mempunyai keterkaitan ekonomi secara signifikan dan Kabupaten Deli Serdang tidak signifikan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Asahan.

5. Strategi yang dibutuhkan dalam memberdyakan sektor unggulan di Kabupaten Asahan adalah Strategi Strenghts-Opportunities (S-O), dimana strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal guna memperoleh keuntungan bagi Kabupaten Asahan dalam pembangunan wilayahnya.

5.2. Saran-Saran

1. Terdapat 3 sektor yang memjadi sektor basis dari perekonomian Kabupaten Asahan, tetapi hanya sektor industri yang mempunyai keunggulan


(4)

kopetitif. Oleh karena itu perlu penataan industri berskala besar untuk menggerakkan perekonomian Kabupaten Asahan.

2. Kabupaten Asahan tidak mempunyai keterkaitan ekonomi secara signifikan dengan Kabupaten Deli Serdang, sementara dengan Kota medan signifikan mempengaruhi Kabupaten Asahan. Dengan demikian Kabupaten Deli Serdang hanya sebagai laulintas barang dari Kabupaten Asahan ke Kota Medan, oleh karena itu perlu adanya kesepakatan antara kedua kabupaten untuk menjalin sektor-sektor yang saling menguntungkan.

3. Dalam mencanangkan pembangunan, pemerintah daerah sebaiknya mengunakan kekuatan dan peluang sebaik-baiknya untuk mengurangi kelemahan dan menghindari ancaman yang selama ini menjadi beban pembangunan daerah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

---. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Bappeda dan Lembaga Penelitian Undip. 2000. Rencana Pengelolaan Kawasan Pantai dan Pesisir Kabupaten Demak, Jepara, Kudus Pati. Laporan Final. Semarang: Tidak diterbitkan.

Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. BPS. 2008. Asahan dalam Angka.

---. 2008 PDRB Kabupaten Asahan.

Glasson, John. 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul Sitohang. Jakarta: LPFEUI.

Jhingan, M.L. 2003. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Karjoredjo, Sarji. 1999. Desentralisasi Pembangunan Daerah di Indonesia. Salatiga: FEUKSW.

Richardson, Harry. 1973. Dasar Dasar Ekonomi Regional. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT raja Grafindo Persada.

---. 1985. Beberapa Aspek dalam Persoalan Pembangunan Daerah. Jakarta: UI Press dan Bima Grafika.

Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan (Problematika dan Pendekatan). Bandung: Salemba Empat.

Soepono, Prasetyo. 1993. Analisis Shift Share Perkembangan dan Penerapan. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. VIII. No. 1. Hal 43-54. Yogyakarta: UGM.


(6)

---, 2000. Model Gravitasi sebagai Alat Pengukur Hiterland dari Central Place: Satu Kajian Teoritik. Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.15. Hal 414-423. Yogyakarta: UGM

Suyatno, 2000. Analisa Econimic Base terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat II Wonogiri : Menghadapi Implementasi UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 1. No. 2. Hal. 144-159. Surakarta: UMS.

TAP MPR No. II/MPR/1998. Tentang GBHN 1999. Jakarta: Dipublikasikan oleh Sinar Grafika Offset.

Tjokroaminoto, Bintoro. 1995. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT Gunung Agung.

UU RI No. 32 Tahun 2004 dan UU RI No 33 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Jakarta: Dipublikasikan oleh CV Duta Nusindo.