PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,Dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia (Studi pada Bank di Indonesia Periode 2010-2011).

(1)

1 A. Latar Belakang

Dalam perekonomian suat u negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup pent ing, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibat kan jasa dari sekt or perbankan. Hal t ersebut dikarenakan sekt or perbankan mengemban fungsi ut ama yait u sebagai lembaga int ermediasi keuangan unt uk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbit kan promes at au yang dikenal sebagai banknot e. Kat a “ bank” berasal dari bahasa It alia “banca” berart i t empat penukaran uang. Sedangkan menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang Perbankan No 10 Tahun 1998, “ Bank adalah suat u badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkat kan t araf hidup rakyat banyak” . Dengan demikian kegiat an usaha perbankan meliput i menghim pun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa perbankan lainnya.

Kegiat an menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiat an pokok bank sedangkan memberikan jasa perbankan lainnya hanya kegiat an pendukung. Kegiat an menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bent uk simpanan giro, t abungan, dan deposit o. Unt uk memberi rangsangan bagi masyarakat agar t ert arik, bank memberi Jasa


(2)

berupa bunga simpanan, pelayanan, dan hadiah. Set elah memperoleh dana masyarakat , uang t ersebut akan diput ar kembali kepada masyarakat dalam bent uk pinjaman (kredit ). Keunt ungan ut ama dari kegiat an perbankan berasal dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman kredit yang disalurkan (disebut sebagai spread based).

Semakin berkembang kehidupan masyarakat dan t ransaksi-t ransaksi perekonom ian suat u negara, maka akan membut uhkan pula peningkat an peran sekt or perbankan melalui pengembangan produk-produk jasanya. (Hempel, 1994 dalam Bachruddin, 2006).

Deregulasi di bidang perbankan yang dilakukan oleh pemerint ah pada t ahun 1983 t erkenal dengan Pakjun 83 (Paket Kebijakan 1 Juni 1983). Int i dari Pakjun t ersebut adalah pembebasan kepada bank-bank unt uk menet apkan t ingkat suku bunga, sumber dana, dan kredit dengan t ujuan meningkat kan efisiensi perbankan. Dengan adanya paket kebijakan perbankan t ersebut sangat mempengaruhi pola dan st rat egi perbankan baik dari sisi akt iva maupun pasiva perbankan it u sendiri. Sit uasi t ersebut memaksa indust ri perbankan harus lebih kreat if dan inovat if dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Oleh karena it u t ak heran jika persaingan ant ar bank unt uk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat . Karena bagi pihak bank sendiri, dana merupakan persoalan yang paling ut ama, di mana t anpa adanya dana maka bank t idak akan berfungsi sebagaimana layaknya.


(3)

Persaingan ant ar bank dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bent uk kredit , dalam prakt eknya banyak yang menyimpang dari at uran-at uran yang berlaku dalam dunia bisnis perbankan sepert i t idak mengindahkan prinsip kehat i-hat ian bank (prudent ial banking) dengan memberikan kredit t ak t erbat as pada nasabah sat u grup dengan perbankan t ersebut , sehingga seringkali merugikan para deposan dan invest or sert a berdampak pada perekonomian negara yang diakibat kan kecenderungan meningkat nya kredit bermasalah at au macet . Akibat nya pada pert engahan 1997 indust ri perbankan mengalami ket erpurukan sebagai imbas dari t erjadinya krisis mult idimensi yang melanda Indonesia (Faisol, 2007).

Dalam Seminar Rest rukt urisasi Perbankan di Jakart a t ahun 1998 (Nasser dan Aryat i : 2000) menyimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank; ant ara lain; (1) Semakin meningkat nya kredit bermasalah perbankan (2) Dampak likuidasi bank-bank 1 Nopember 1997 yang mengakibat kan t urunnya kepercayaan masyarakat t erhadap perbankan dan pemerint ah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran (3) Semakin t urunnya perm odalan bank-bank dan bahkan diant aranya negat ive net w orth, karena adanya kebut uhan pem bent ukan cadangan, negat ive spread, unprofit able, dan lain-lain (4) Banyak bank t idak mampu menut up kew ajibannya, karena menurunnya nilai t ukar rupiah (5) Pelanggaran BM PK (Bat as M aksimum Pemberian Kredit ) (6) M odal bank at au Capit al Adequacy


(4)

Rat io (CAR) belum mencerm inkan kemampuan riil unt uk menyerap berbagai resiko kerugian (7) M anajemen t idak professional, dan (8) M oral hazard.

Penurunan kinerja bank dapat menurunkan pula kepercayaan masyarakat. Pengert ian bank dalam PSAK 31 salah sat unya yait u Bank merupakan indust ri yang dalam kegiat an usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga t ingkat kesehat an bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehat an bank ant ara lain dilakukan dengan t et ap menjaga likuidit asnya sehingga bank dapat memenuhi kew ajiban kepada semua pihak yang menarik at au mencairkan simpanannya sew akt u-w akt u. Kesiapan memenuhi kew ajiban set iap saat ini, menjadi semakin pent ing art inya mengingat peranan bank sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lint as pembayaran. Di samping fakt or likuidit as, keberhasilan usaha bank juga dit ent ukan oleh kesanggupan para pengelola dalam menjaga rahasia keuangan nasabah yang dipercayakan kepadanya sert a keamanan at as uang at au asset lainnya yang dit it ipkan pada bank.

Pent ingnya menjaga kepercayaan masyarakat t erhadap bank karena kegiat an ut ama bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya dengan t ujuan unt uk memperoleh pendapat an. Oleh karenanya Bank Indonesia menerapkan at uran t ent ang kesehat an bank. Kesehat an bank dapat diart ikan sebagai kemampuan suat u bank unt uk melakukan kegiat an operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kew ajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai


(5)

dengan perat uran perbankan yang berlaku. Dengan adanya at uran t ent ang kesehat an bank. Perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga t idak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan.

At uran t ent ang kesehat an bank yang dit erapkan oleh Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiat an bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana (Tot ok Budisant oso dan Sigit Triandaru: 2006). Penilaian t ingkat kesehat an bank mencakup penilaian t erhadap fakt or-fakt or permodalan, kualit as asset , manajemen, rent abilit as, likuidit as, sensit ivit as t erhadap resiko pasar, yang dikenal dengan CAM ELS.

M enurut Biro Riset Infobank laba perbankan per Desember 2011 mengalami kenaikan 28,95% yait u Rp. 60,79 Triliun di 2010 menjadi Rp. 78,39 Triliun di t ahun 2011. Selain laba, Non Performing Loans (NPL) at au kredit bermasalah juga mengalami perbaikan at au mengalami penurunan selama 2011 lalu. M enurut Biro Riset Infobank, rat a-rat a NPL bank um um di t anah air mencapai 1,95% selama 2011. Padahal, dan unt uk t ahun 2010 mencapai 2,92%. Hal t ersebut diat as dapat mengakibat kan krisis kepercayaan masyarakat t erhadap dunia perbankan. Unt uk it u sangat pent ing bagi masyarakat umum maupun invest or dan kredit or menget ahui kondisi bank dimana mereka menanamkan dana.

Kondisi kesehat an suat u bank dapat kit a analisis yait u melalui laporan keuangan. Salah sat u t ujuan dari pelaporan keuangan adalah unt uk memberikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan unt uk


(6)

pengambilan keput usan. Berdasarkan Perat uran Bank Indonesia Nomor: 3/ 22/ PBI/ 2001 Tent ang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank w ajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bent uk dan cakupan sebagaimana dit et apkan dalam Perat uran Bank Indonesia ini, yang t erdiri dari: (1) Laporan Tahunan; (2) Laporan Keuangan Publikasi Triw ulanan; (3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4) Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan keuangan yang dit erbit kan diharapkan mencerminkan kinerja bank t ersebut yang sebenarnya. Dari informasi yang bersifat fundament al t ersebut dapat dilihat apakah bank t ersebut t elah mencapai t ingkat efisiensi yang baik, dalam art i t elah memanfaat kan, mengelola dan mencapai kinerja secara opt imal dengan menggunakan sumber-sumber dana yang ada. Bank yang memiliki t ingkat kesehat an yang baik dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik masyarakat pemodal akan menanamkan dananya pada saham bank t ersebut . Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat bahw a bank t ersebut dapat memenuhi harapannya.

Bank yang memperoleh dana dari masyarakat akan secara sadar memiliki t anggung jaw ab unt uk mengelola akt iva sert a sumber-sumber dana yang dimiliki secara professional. Invest or yang mengandalkan informasi fundament al maka sumber informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keput usan adalah bersumber dari laporan keuangan, selain informasi nonfundament al yang lainnya. Laporan keuangan yang dit erbit kan


(7)

oleh perusahaan merupakan suat u bent uk komunikasi dari manajemen kepada para ow ner. Dari laporan keuangan t ersebut ow ner dapat menilai kinerja dari manajemen. Dari banyak penelit ian, salah sat u variabel yang mempengaruhi t inggi rendahnya harga saham adalah laporan keuangan yang bagus. Di mana indikat or baik t idaknya laporan keuangan salah sat unya adalah laba. Bagi para analis bisnis, analisis keuangan digunakan unt uk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan. Invest or akan menganalisis laporan keuangan t ersebut dengan rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan. Adalah suat u hal yang pent ing bagi invest or unt uk menganalisis posisi dan kinerja perusahaan saat ini unt uk dapat memprediksi kondisi perusahaan t ersebut di masa mendat ang.

Dalam penelit ian ini unt uk krit eria penilaian kinerja perbankan yang digunakan berbeda dengan krit eria yang dit erapkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kesehat an bank versi Bank Indonesia mengacu pada unsur-unsur Capit al, Asset s Qualit y, M anagement , Earning, Liquidit y dan Sensit ivit y, sedangkan dalam penelit ian ini menerapkan rasio-rasio keuangan yang umum digunakan unt uk mengukur kinerja keuangan bank. Penelit ian ini t idak mencant umkan unsur manajemen suat u bank karena hal ini t idak bisa dilihat dari luar. Alasan dipilihnya Ret urn On Asset s (ROA) sebagai variabel dependen dengan alasan bahw a ROA digunakan unt uk mengukur efekt ifit as perusahaan dalam menghasilkan keunt ungan dengan memanfaat kan akt iva


(8)

yang dimilikinya. ROA merupakan rasio ant ara laba sesudah pajak t erhadap t ot al asset s. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena t ingkat pengembalian (ret urn) semakin besar. ROA juga merupakan perkalian ant ara fakt or Net Income M argin dengan perput aran akt iva. Net Income M argin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari set iap penjualan yang dicipt akan oleh perusahaan, sedangkan perput aran akt iva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu mencipt akan penjualan dari akt iva yang dim ilikinya.

Apabila salah sat u dari fakt or t ersebut meningkat (at au keduanya), maka ROA juga akan meningkat . Alasan dipilihnya indust ri perbankan karena kegiat an bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiat an perekonom ian di sekt or riil. Sekt or riil t idak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sekt or monet er t idek bekerja dengan baik.

Penelit ian mengenai analisis pengaruh rasio keuangan t erhadap kinerja bank t elah banyak dilakukan oleh beberapa penelit i sepert i Agus Suyono (2005), Basran Desfian (2005) dan W isnu M aw ardi (2005). Penelit ian ini merupakan replikasi dari ket iga penelit ian ket iga t ersebut diat as.

Perbedaan penelit ian ini dengan penelit ian sebelumnya yait u, pemilihan variabel independen yang digunakan sert a periode penelit ian. Variabel independen yang digunakan dalam penelit ian ini merupakan variabel yang menurut penelit ian sebelumnya paling berpengaruh t erhadap kinerja bank. Variabel-variabel t ersebut ant ara lain yait u Capit al Adequacy


(9)

Rat io (CAR), Biaya Operasi dibanding Pendapat an Operasi (BOPO), Net Int erest M argin (NIM ), Non Performing Loan (NPL) dan Loan t o Deposit Rat io (LDR). Oleh karena it u perlu diuji kembali konsist ensi dari variabel-variabel t ersebut dalam mempengaruhi kinerja bank.

B. Rumusan M asalah

M engingat fungsi bank adalah sebagai agent of t rust, agent of development dan agent of service maka indust ri perbankan perlu memperkuat fundament al. Kebijakan pengembangan indust ri perbankan di masa depan, sepert i yang diungkapkan dalam Arsit ekt ur Perbankan Indonesia (API), dilandasi oleh visi; mencipt akan sist em perbankan yang sehat , kuat dan efisien; mencipt akan kest abilan sist em keuangan; dan mendorong pert umbuhan ekonom i nasional (Tot ok Budisant oso & Sigit Triandaru, 2006).

Trend laba perbankan sejak 2005 t erus mengalami kenaikan hingga akhir 2011. Penurunan kinerja laba perbankan baru t erjadi pada t ahun 2005 (InfoBank, 2006). Berdasarkan penelit ian t erdahulu t erdapat beberapa variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja perbankan sepert i penelit ian yang dilakukan oleh sepert i Agus Suyono (2005), Basran Desfian (2005) dan Wisnu M aw ardi (2005). Oleh karena it u perlu diuji kembali variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja perbankan. Berdasarkan dari uraian t ersebut , permasalahan yang akan dibahas dalam penelit ian ini adalah :


(10)

1. Apakah rasio keuangan CAR, NPL, LDR, BOPO, dan NIM berpengaruh t erhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA.

2. Variable-variabel manakah yang paling dom inan mempengaruhi kinerja bank yang diukur dengan ROA.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diat as maka t ujuan dari penelit ian ini adalah : 1. Unt uk membukt ikan seberapa besar pengaruh rasio keuangan CAR, NPL,

LDR, BOPO, dan NIM t erhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA. 2. Unt uk menganalisa variabel yang paling dominan berpengaruh t erhadap

kinerja bank yang diukur dengan ROA.

D. M anfaat Penelitian

Sesuai dengan t ujuan penelit ian di at as, manfaat dari penelit ian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi masyarakat umum pengguna jasa perbankan baik kredit or, debit or maupun invest or dalam menganalisa kinerja bank sehingga dapat dijadikan bahan pert imbangan sebagai dasar pengambilan keput usan invest asinya.

Bagi sekt or perbankan dapat digunakan sebagai dasar unt uk pengambilan kebijakan finansial guna meningkat kan kinerja perusahaannya sehingga dapat lebih meningkat kan nilai perusahaan.


(11)

Secara akademis manfaat penelit ian ini diharapkan dapat memberikan kont ribusi lit erat ur di bidang akunt ansi keuangan. Selain it u diharapkan pula dapat memperkaya pengembangan ilmu dalam bidang keuangan perbankan.


(1)

pengambilan keput usan. Berdasarkan Perat uran Bank Indonesia Nomor: 3/ 22/ PBI/ 2001 Tent ang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank w ajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bent uk dan cakupan sebagaimana dit et apkan dalam Perat uran Bank Indonesia ini, yang t erdiri dari: (1) Laporan Tahunan; (2) Laporan Keuangan Publikasi Triw ulanan; (3) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4) Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan keuangan yang dit erbit kan diharapkan mencerminkan kinerja bank t ersebut yang sebenarnya. Dari informasi yang bersifat fundament al t ersebut dapat dilihat apakah bank t ersebut t elah mencapai t ingkat efisiensi yang baik, dalam art i t elah memanfaat kan, mengelola dan mencapai kinerja secara opt imal dengan menggunakan sumber-sumber dana yang ada. Bank yang memiliki t ingkat kesehat an yang baik dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik masyarakat pemodal akan menanamkan dananya pada saham bank t ersebut . Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat bahw a bank t ersebut dapat memenuhi harapannya.

Bank yang memperoleh dana dari masyarakat akan secara sadar memiliki t anggung jaw ab unt uk mengelola akt iva sert a sumber-sumber dana yang dimiliki secara professional. Invest or yang mengandalkan informasi fundament al maka sumber informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keput usan adalah bersumber dari laporan keuangan, selain informasi nonfundament al yang lainnya. Laporan keuangan yang dit erbit kan


(2)

oleh perusahaan merupakan suat u bent uk komunikasi dari manajemen kepada para ow ner. Dari laporan keuangan t ersebut ow ner dapat menilai kinerja dari manajemen. Dari banyak penelit ian, salah sat u variabel yang mempengaruhi t inggi rendahnya harga saham adalah laporan keuangan yang bagus. Di mana indikat or baik t idaknya laporan keuangan salah sat unya adalah laba. Bagi para analis bisnis, analisis keuangan digunakan unt uk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan. Invest or akan menganalisis laporan keuangan t ersebut dengan rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan. Adalah suat u hal yang pent ing bagi invest or unt uk menganalisis posisi dan kinerja perusahaan saat ini unt uk dapat memprediksi kondisi perusahaan t ersebut di masa mendat ang.

Dalam penelit ian ini unt uk krit eria penilaian kinerja perbankan yang digunakan berbeda dengan krit eria yang dit erapkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kesehat an bank versi Bank Indonesia mengacu pada unsur-unsur Capit al, Asset s Qualit y, M anagement , Earning, Liquidit y dan Sensit ivit y, sedangkan dalam penelit ian ini menerapkan rasio-rasio keuangan yang umum digunakan unt uk mengukur kinerja keuangan bank. Penelit ian ini t idak mencant umkan unsur manajemen suat u bank karena hal ini t idak bisa dilihat dari luar. Alasan dipilihnya Ret urn On Asset s (ROA) sebagai variabel dependen dengan alasan bahw a ROA digunakan unt uk mengukur efekt ifit as perusahaan dalam menghasilkan keunt ungan dengan memanfaat kan akt iva


(3)

yang dimilikinya. ROA merupakan rasio ant ara laba sesudah pajak t erhadap t ot al asset s. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena t ingkat pengembalian (ret urn) semakin besar. ROA juga merupakan perkalian ant ara fakt or Net Income M argin dengan perput aran akt iva. Net Income M argin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari set iap penjualan yang dicipt akan oleh perusahaan, sedangkan perput aran akt iva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu mencipt akan penjualan dari akt iva yang dim ilikinya.

Apabila salah sat u dari fakt or t ersebut meningkat (at au keduanya), maka ROA juga akan meningkat . Alasan dipilihnya indust ri perbankan karena kegiat an bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiat an perekonom ian di sekt or riil. Sekt or riil t idak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sekt or monet er t idek bekerja dengan baik.

Penelit ian mengenai analisis pengaruh rasio keuangan t erhadap kinerja bank t elah banyak dilakukan oleh beberapa penelit i sepert i Agus Suyono (2005), Basran Desfian (2005) dan W isnu M aw ardi (2005). Penelit ian ini merupakan replikasi dari ket iga penelit ian ket iga t ersebut diat as.

Perbedaan penelit ian ini dengan penelit ian sebelumnya yait u, pemilihan variabel independen yang digunakan sert a periode penelit ian. Variabel independen yang digunakan dalam penelit ian ini merupakan variabel yang menurut penelit ian sebelumnya paling berpengaruh t erhadap kinerja bank. Variabel-variabel t ersebut ant ara lain yait u Capit al Adequacy


(4)

Rat io (CAR), Biaya Operasi dibanding Pendapat an Operasi (BOPO), Net Int erest M argin (NIM ), Non Performing Loan (NPL) dan Loan t o Deposit Rat io (LDR). Oleh karena it u perlu diuji kembali konsist ensi dari variabel-variabel t ersebut dalam mempengaruhi kinerja bank.

B. Rumusan M asalah

M engingat fungsi bank adalah sebagai agent of t rust, agent of development dan agent of service maka indust ri perbankan perlu memperkuat fundament al. Kebijakan pengembangan indust ri perbankan di masa depan, sepert i yang diungkapkan dalam Arsit ekt ur Perbankan Indonesia (API), dilandasi oleh visi; mencipt akan sist em perbankan yang sehat , kuat dan efisien; mencipt akan kest abilan sist em keuangan; dan mendorong pert umbuhan ekonom i nasional (Tot ok Budisant oso & Sigit Triandaru, 2006).

Trend laba perbankan sejak 2005 t erus mengalami kenaikan hingga akhir 2011. Penurunan kinerja laba perbankan baru t erjadi pada t ahun 2005 (InfoBank, 2006). Berdasarkan penelit ian t erdahulu t erdapat beberapa variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja perbankan sepert i penelit ian yang dilakukan oleh sepert i Agus Suyono (2005), Basran Desfian (2005) dan Wisnu M aw ardi (2005). Oleh karena it u perlu diuji kembali variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja perbankan. Berdasarkan dari uraian t ersebut , permasalahan yang akan dibahas dalam penelit ian ini adalah :


(5)

1. Apakah rasio keuangan CAR, NPL, LDR, BOPO, dan NIM berpengaruh t erhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA.

2. Variable-variabel manakah yang paling dom inan mempengaruhi kinerja bank yang diukur dengan ROA.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diat as maka t ujuan dari penelit ian ini adalah : 1. Unt uk membukt ikan seberapa besar pengaruh rasio keuangan CAR, NPL,

LDR, BOPO, dan NIM t erhadap kinerja bank yang diukur dengan ROA. 2. Unt uk menganalisa variabel yang paling dominan berpengaruh t erhadap

kinerja bank yang diukur dengan ROA.

D. M anfaat Penelitian

Sesuai dengan t ujuan penelit ian di at as, manfaat dari penelit ian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi masyarakat umum pengguna jasa perbankan baik kredit or, debit or maupun invest or dalam menganalisa kinerja bank sehingga dapat dijadikan bahan pert imbangan sebagai dasar pengambilan keput usan invest asinya.

Bagi sekt or perbankan dapat digunakan sebagai dasar unt uk pengambilan kebijakan finansial guna meningkat kan kinerja perusahaannya sehingga dapat lebih meningkat kan nilai perusahaan.


(6)

Secara akademis manfaat penelit ian ini diharapkan dapat memberikan kont ribusi lit erat ur di bidang akunt ansi keuangan. Selain it u diharapkan pula dapat memperkaya pengembangan ilmu dalam bidang keuangan perbankan.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh LDR, NIM dan BOPO Terhadap ROA Bank Umum Indonesia

1 31 95

Pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO), Risiko Pasar (NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR), Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan Bank pada Bank Umum Nasional (Studi 10 Bank Umum Berdasarkan Aset Terbesar Periode 2014)

1 10 143

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Car, Bopo, Nim, Ldr, Dan Npl Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010).

0 2 8

ANALISIS PENGARUH RASIO CAR, NPL, LDR, BOPO, DAN NIM TERHADAP KINERJA BANK UMUM DI INDONESIA Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,Dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia (Studi pada Bank di Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 13

DAFTAR PUSTAKA Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,Dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia (Studi pada Bank di Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 4

ANALISIS PENGARUH RASIO CAR, NPL, LDR, BOPO, DAN NIM TERHADAP KINERJA BANK UMUM DI INDONESIA Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,Dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia (Studi pada Bank di Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 16

Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional Dilihat Dari Rasio CAR, LDR, NPL, BOPO Terhadap ROA Periode 2010-2013 Di Indonesia - Ubaya Repository

0 0 3

Pengaruh CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR Terhadap ROA : Studi Kasus pada 10 Bank Terbaik di Indonesia Periode 2007-2011 - Ubaya Repository

0 0 2

ANALISIS PENGARUH CAR ROA NPL DAN BOPO T

0 1 70

PENGARUH RASIO CAR, NPL, LDR, BOPO, DAN NIM TERHADAP KINERJA BANK UMUM DI INDONESIA

0 0 6