Pengaruh Efisiensi Operasional (BOPO), Risiko Pasar (NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR), Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan Bank pada Bank Umum Nasional (Studi 10 Bank Umum Berdasarkan Aset Terbesar Periode 2014)

(1)

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO KREDIT (NPL DAN LDR) , RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM

NASIONAL”

(STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET TERBESAR PERIODE 2014)

Di susun oleh: Evi Purwanti NIM: 109081000054

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

iv


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Evi Purwanti

Tempat & Tanggal Lahir : Lamongan, 16 April 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Gang Masjid Muyasarin RT/RW 001/001, Cipulir Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230

No. Telepon : 085697800711

Email : eviipurwantii@gmail.com

Pendidikan Formal

1997 – 2003 : SDN Cipulir 11 Pagi 2003 – 2006 : SMP Negeri 161 2006 – 2009 : SMK Negeri 6

2009– 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. Seksi Perlengkapan Paskibra SMP Negeri 161 2. Anggota Panduan Suara SMK Negeri 6

3. Staf Devisi Keuangan KOPMA Syarif Hiddayatullah


(7)

Pengalaman Kerja

I. Mengikuti Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di Euro Management Indonesia

2. Mengikuti Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di PT. Asuransi Bintang Thk 3. Bekerja di PT. Gamma Paint.


(8)

vii ABSTRACT

This research aim to analyze the effect of operational efficiency (BOPO), market risk (NIM), credit risk (NPL and LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) to financial performance of bank in national commercial bank. The data used in this study are annual data from 20071 to 2014. Technical sampling used in this research is purposive sampling, with a sample of 10 in national commercial bank based greatest assets recorded in data from Bank Indonesia. This study uses a computer program Eviews version 6 and Microsoft Excel 2007 . The result in this research showed that operational efficiency (BOPO), market risk (NIM), credit risk (NPL and LDR) return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) simultaneously significantly effect the financial performance of bank (ROA). The results also show that partial credit risk (NPL) effect negatif and significantly the the financial performance of bank (ROA), and operational efficiency (BOPO) and capital adequacy ratio (CAR) no effectt the financial performance of bank (ROA). The results also show that partial market risk (NIM), credit risk (LDR) ), and return on equity (ROE) effect positif and significantly the the financial performance of bank (ROA),


(9)

viii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Teknis sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 10 Bank Umum Konvensional berdasaran aset terbesar periode 2014 yang tercatat di data Bank Indonesia. Penelitian ini menggunakan program komputer Eviews versi 6 dan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA), dan efisiensi operasional (BOPO), dan Capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Risiko pasar (NIM), risiko kredit (LDR) dan return on equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA).


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Efisiensi Operasional (Bopo), Risiko Pasar (NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR) , Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pada Bank Umum Nasional (Studi 10 Bank Umum Berdasarkan Aset Terbesar Periode 2014)”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, Bapak Alm.Jemail yang selalu menjaga saya di Surga Allah SWT, dan Ibu Martiah yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa kasih sayang.

2. Seluruh keluarga besar yang selalu menginggatkan penulis agar semangat dalam belajar dan mengharapkan penulis menjadi anak yang membanggakan keluarga.

3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

x

5. Ibu Ela Patriana, SE., MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen. Bapak Hemmy Fauzan, SE., MM selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.

7. Teman-teman seperjuangan yang sudah mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.

Jakarta, 10 Juni 2016


(12)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah... 1

1 Identifikasi Masalah ... 16

2 Pembatasan Masalah ... 18

B Perumusan Masalah... 19

C Tujuan Penelitian... 20

D Manfaat Penelitian ... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Landasan Teori ... 22

1 Manajemen Perbankan ... 22

2 Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan ROA) ... 23

3 Manajemen Resiko ... 26

4 Efisiensi Operasional (Diproksi dengan BOPO) ... 28

5 Risiko Pasar (Diproksi dengan NIM) ... 30

6 Risiko Kredi (Diproksi dengan NPL dan LDR) ... 31

a Non Performing Loan (NPL) ... 32

b Loan to Deposit Ratio (LDR) ... 33


(13)

xii

8 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 34

B Penelitian Terdahulu ... 35

C Paradigma Penelitian ... 38

D Hipotesis Penelitian... 40

BAB III METODOLOGI A Ruang Lingkup ... 41

B Populasi dan Teknik Penentuan Sampel ... 41

1 Populasi ... 41

2 Sampel... 41

C Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 42

D Teknik Analisis ... 43

1.Analisis Dekriptif ... 43

2.Analisis Data Panel ... 44

3.Pengujian Hipotesis ... 47

4.Uji Asumsi Klasik ... 49

a Uji Normalitas ... 49

b Uji Multikoliniearitas ... 49

c Uji Autokolerasi ... 50

d Uji Heteroskedastisitas... 51

5.Pengujian Signifikasi ... 52

a Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)... 52

b Uji Goodness of Fit (Uji F) ... 53

c Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 54

E Operational Variabel Penelitian... 56

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian... 61

B Analisis dan Pembahasan ... 71

1 Sampel Perusahaan ... 69

2 Sampel Perusahaan ... 73


(14)

xiii

4 Analisis Data dan Pembahasan ... 95

Bab V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A Kesimpulan ... 115

B Implikasi ... 116

C Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

1.1 Assets Perbankan Nasional 2007-2014... 2

1.2 Beberapa Rasio Perbankan Nasional 2007-2014 ... 4

4.1 Daftar Bank dan Total Aset ... 72

4.2 Tabel Variabel ... 73

4.3 Loan To Deposito Ratio (LDR) Periode Tahun 2007-2014 ... 86

4.4 Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode Tahun 2007-2014 ... 90

4.5 Regresi Data Panel ... 96

4.6 Hasil Uji Chow ... 97

4.7 Hasil Uji Hausman ... 98

4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 100

4.9 Hasil Uji Glejser ... 101

4.10 Hasil Uji Autokolerasi ... 102

4.11 Hasil Uji T ... 103

4.12 Hasil Uji F ... 108


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

2.1 Kerangka Pemikiran ... 39

4.1 Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Periode tahun 2007-2014... 76

4.2 Rasio Net Interest Margin (NIM) Periode tahun 2007-2014 ... 79

4.3 Rasio Non Performing Loan (NPL) Periode tahun 2007-2014 ... 82

4.4 Rasio Return On Equity (ROE) Periode tahun 2007-2014... 87

4.5 Rasio Return On Assets (ROA) Periode 2007-2014 ... 92


(17)

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri perbankan mempunyai peranan penting bagi pembangunan ekonomi, sebagai financial intermediary yang menghubungkan antara unit ekonomi surplus (debitor) dengan unit ekonomi defisit (kreditor), industri perbankan merupakan industri yang paling mengalami perkembangan cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit.

Tahun 1997 merupakan krisis moneter yang memberikan pelajaran serius terhadap perbankan. Krisis moneter menyebabkan finansial pihak debitur menurun dan mulai tidak memenuhi kewajibannya pada bank-bank sesuai kesepakatan awal. Akibatnya terkikisnya permodalan bank, meningkatnya Non Performing Loan (NPL) dan terjadi penutupan sejumlah bank. Kondisi yang memperhatinkan ini berlanjut hingga tahun 2004. Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral kemudian melakukan beberapa tindakan agar memperbaiki keadaan. Salah satunya dengan meluncurkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), menerbitkan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan perbankan.

Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit


(18)

- 2 -

dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak”. Dengan demikian, bank merupakan lembaga

keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana.

Upaya mendukung pelaksanaan menjadi financial intermediary diperlukan kinerja perbankan yang efisien dan efektif dari waktu ke waktu karena perbankan merupakan indeks stabilitas keuangan di negara mana pun. Stabilitas sektor keuangan perlu terpelihara dengan baik. Upaya memelihara stabilitas keuangan sejumlah langkah-langkah kebijakan yang telah diambil Pemerintah dan Bank Indonesia untuk kegiatan produktif mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negara dan keberlanjutan jangka panjangnya.

Tabel 1.1

Assets Perbankan Nasional 2007-2014

Tahun Assets

(Rupiah Miliar) 2007 Rp 1.986.501,004 2008 Rp 2.310.557,271 2009 Rp 2.534.106,188 2010 Rp 3.008.852,554 2011 Rp 3.652.831,752 2012 Rp 4.262.587,390 2013 Rp 4.954.467,192 2014 Rp 5.615.149,821 Rata-rata Rp 3.540.631,647 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI. (diolah)


(19)

- 3 -

Pada tabel 1.1 perkembangaan aset periode 2007 sampai 2014 menunjukan aset tahun 2008 sebesar Rp 2.310,55 triliun naik Rp 324,05 triliun dari tahun 2007 yakni sebesar Rp 1.986,50 triliun. Pada tahun 2009 aset perbankan meningkat sebesar Rp 223,54 triliun menjadi sebesar Rp 2.534,10 triliun.

Perkembangan perbankan sepanjang tahun 2009 menunjukkan adanya recovery setelah krisis global yang berlangsung pada pertengahan tahun 2008. Tercermin dengan adanya lonjakan yang signifikan aset dari tahun ke tahun sesuai dengan tabel 1.1. Pada tahun 2010 pertumbuhan yang lebih tinggi dicapai pada tahun 2009 yakni mencapai 13 persen. Aset perbankan tahun 2010 sebesar Rp3.008,85 triliun atau meningkat Rp474.75 triliun sedangkan tahun 2009 sebesar Rp2.534,11 triliun. Aset perbankan tahun 2011 sebesar Rp3.652,83 triliun. Tahun 2012 aset perbankan mencapai Rp4.262,59 triliun atau meningkat Rp609,76 triliun dari tahun 2011. Aset tahun 2013 Rp4.954,47 triliun sedangkan tahun 2014 aset perbankannya sebesar Rp5.615,15 triliun meningkat Rp1.745,18. Rata-rata aset perbankan tahun 2010 sampai dengan 2014 sebesar Rp 3.540,63 triliun.

Setelah terjadinya krisis beberapa tahun lalu membuat perubahan perekonomian dan keuangan suatu negara. Saat ini jasa-jasa perbankan berkembang pesat untuk mendapat kepercayaan masyarakat. Aset yang dimiliki bank pun semakin baik maka semakin menaikan tingkat


(20)

- 4 -

kepercayaan masyarakat untuk mengunakan lembaga perbankan tetapi memicu pula peningkatan rasio-rasio perbankan.

Tabel 1.2 Beberapa Rasio Perbankan Nasional 2007-2014

Rasio (%)

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BOPO 84,05 88,59 86,63 86,14 85,42 74,10 74,08 76,29 NIM 5,07 5,66 5,56 5,73 5,91 5,49 4,89 4,23 NPL 4,07 3,2 3,31 2,9 2,4 1,90 1,77 2,16 LDR 66,32 74,58 72,88 75,21 75,48 83,58 89,70 89,42 ROE 20,98 22,67 25,08 22,5 21,5 21,1 19,08 12,6 CAR 19,30 16,76 17,42 - - 17,43 18,13 19,57 ROA 2,78 2,33 2,60 2,86 3,03 3,11 3,08 2,85

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI (diolah)

Rasio kinerja perbankan mengalami peningkatan. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang merupakan salah satu indikator efisiensi menunjukkan perbaikan dari tahun 2009 sampai tahun 2013. BOPO yang menurun tahun 2009 menjadi sebesar 86,63% dan tahun 2010 sebesar 86,14%. Penurunan BOPO berlanjut tahun 2011 sebesar 85,42% menjadi 74,10% pada Desember 2012., sedangkan tahun 2013 BOPO menjadi sebesar 74,08%. Tahun 2014 mengalami kenaikan (memburuk) sebesar 76,29%. Salah satu sebabnya karena perbankan indonesia kurang memanfaatkan teknologi informasi (TI) dalam menjalankan bisnis sehingga terlalu banyak menggunakan kertas (peperless).

Net Interest Margin (NIM) tercatat 5,07% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 5,66 pada tahun 2008. Tahun 2009 menurun kembali 0,1% menjadi 5,56% dan tahun 2010 sebesar 5,73% mengalami peningkatan 0,18% pada tahun 2011 sebesar 5,91. Namun mengalami


(21)

- 5 -

penurunan pada tahun 2012 dan, 2013 sebesar 5,49%, dan 4,89%. NIM lalu menurun kembali pada tahun 2014 sebesar 4,23%.

Rasio Non Performing Loan (NPL) menurun tahun 2007 sampai 2009 menjadi sebesar 4,07%, 3,2% dan 3,31%. Pada tahun 2010 sebesar 2,9% menurun pada tahun 2011 sebesar 2,4%. Pada November 2012 Cadangan Kerugian Penurunan Aset (CKPN) mengalami penurunan 1,13% (yoy) menjadi 72,85%, menurut data Bank Indonesia. Menurunnya CKPN, kualitas kredit perbankan mengalami perbaikan. Hal itu ditunjukkan dengan penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) pada tahun 2012 sebesar 1,9% dan tahun 2013 sebesar 1,77%. Lalu meningkat kembali pada tahun 2014 sebesar 2,16%.

LDR menunjukan jika rendah bagus tetapi jika tinggi maka kredit banyak (loan up) dan relatif tidak likuit. Sebaiknya bank dalam keadaan likuit agar bank memiliki kondisi sehat dalam mejalankan operasi atau kegiatan usahanya. Loan to Deposito Ratio (LDR) setiap tahunnya mengalami peningkatan tahun 2007 sebesar 66,32%, tahun 2008 sebesar 74,58%, tahun 2009 sebesar 72,88%, tahun 2010 sebesar 75,21%, tahun 2011 sebesar 75,48%, tahun 2012 sebesar 83,58%, tahun 2013 sebesar 89,70% sedangkan tahun 2014 sebesar 89,42%.

Nilai Return On Equity (ROE) tahun 2007 sebesar 20,98% mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 22,67% dan 25,08%. Menurun tahun 2010 menjadi sebesar 22,5% mengalami


(22)

- 6 -

penurunan kembali menjadi 21,5% tahun 2011. Pada tahun 2012 ,2013 dan 2014 sebesar 21,1% , 19,08% dan 12,6%.

Aset permodalan yang dimiliki bank berdasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank, maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabitas. Capital Adequacy Ratio atau rasio kecukupan modal (CAR) 2007 sebesar 19,3%, pada tahun 2008 terjadi penurunan menjadi sebesar 16,76%. Meningkat kembali tahun 2009 dengan CAR sebesar 17,42 sedangkan tahun 2010 dan tahun 2011 tidak tertulis besarnya CAR di laporan BI. Tahun 2012 sampai tahun 2014 meningkat dengan nilai CAR sebesar 17,43%, 18,13%, dan 19,57%.

Perkembangan Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan yang menunjukkan perbaikan kinerja perbankan yang relatif meningkat. Pada tahun 2007 nilai ROA sebesar 2,78% dan tahun 2010 sebesar 2,33%, sedangakan pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 2,6%. ROA pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 2,86%, 3,03%, dan 3,08%. Kemudian ROA pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi sebesar 2,85%.

Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban bank tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu bank harus mengalokasikan dananya dalam bentuk kredit. Pada 2013, penyaluran kredit perbankan tumbuh 21,60%. Namun sesuai tabel 1.2 kulitas kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga dengan baik dengan ditunjukkannya


(23)

- 7 -

semakin meningkat persentase setiap tahunnya walau ada penurunan di tahun 2012 dan tahun 2013. Profitabilitasnya perbankan juga tidak mengecewakan terlihat dari penjelasan di atas. Di tengah berbagai tekanan yang ada kondisi ketahanan industri perbankan nasional tetap terjaga.

Bank pun dituntut untuk mampu menyediakan sarana dan sistem penilaian yang dapat mendorong persaingan ke arah peningkatan efesiensi dan daya saing. Kinerja perbankan secara tahunan (year on year/yoy) diproyeksikan akan tumbuh signifikan baik dari pertumbuhan DPK maupun pertumbuhan kredit. Selain itu, prospek ekonomi Indonesia, pertumbuhan ekonomi diyakini tumbuh tetap tinggi dan hal ini membuat perbankan bisa memainkan perannya, khususnya di bidang intermediasi.

Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tak telepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem keuangan di Indonesia dengan pangsa pasar senbesar 70%. Kinerja yang bagus tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dapat dihadapi perbankan. Perbankan harus bersiap menghadapi integrasi perbankan ASEAN pada tahun 2020. Di lihat dari sisi aset, dana simpanan dan kapitalisasi pasar, perbankan kalah di bandingkan dengan negara Singapura.

Persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk industri perbankan semakin kuatnya cengkeraman asing. Pihak asing semakin berkuasa


(24)

- 8 -

berkiprah di industri perbankan. Selama ini, perbankan Indonesia termasuk bank BUMN kesulitan mengembangkan sayapnya di luar negeri.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap bank di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan bank dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Kinerja suatu bank umumnya dapat diukur dengan rasio-rasio keuangannya, seperti biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), net interest margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Loan to

Deposito Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio

(CAR), return on assets (ROA), dan sebagainya. Kinerja keuangan bank sering dikaitkan dengan profitabilitasnya. Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang di peroleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002 dalam Sudiyatno dan Suroso, 2010:126).


(25)

- 9 -

ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank ROA menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki (Ponttie, 2007). Pertumbuhan suatu usaha keuangan (financial institution) dan profitabilitas usaha digunakan ROA sebagai tolak ukurnya (Rick, 2003)

Return On Asset (ROA), merupakan indikator rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar juga tingkat pengembalian bank tersebut dan semakin baik pula kinerja bank tersebut dalam penggunaan aset. Alasan tersebut yang diatas maka penulis memakai Return On Asset (ROA) sebagai dependen dalam penelitiannya.

Kinerja keuangan bank dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi kinerja keuangan bank serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Melakukan analisis laporan keuangan bank, maka pimpinan bank dapat mengetahui keadaan dan risiko-risiko yang akan dihadapi serta perkembangan financial bank dengan hasil-hasil yang telah dicapai di masa lalu dan masa yang sedang berjalan.


(26)

- 10 -

Pada sisi lain, efisiensi operasional sebuah bank dapat dijadikan tolok ukur kesehatan bank tersebut. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah output yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan.

. Efisiensi operasional (operational effiency) menekankan bahwa efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya transaksi yang minimum. Industri perbankan merupakan industri yang banyak mengalami berbagai macam risiko dalam menjalankan operasionalnya.

Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank (Peraturan Bank Indonesia no. 10/ 15 /PBI/2008).

Kegiatan operasional industri perbankan mengakibatkan biaya operasional, menghasilkan pendapatan operasional dan melibatkan aktiva dalam prosesnya. Salah satu indikator efisiensi perbankan secara operasional dari sisi biaya adalah rasio BOPO. Rasio tersebut jika tidak dikelola dengan baik, mengalami kesulitan likuiditas dan kredit yang disalurkannya macet atau kredit bermasalah bahkan bank dapat mengalami kegagalan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Perbankan nasional juga mempertahankan tingkat efisiensi yang tercermin dari tren penurunan rasio BOPO.


(27)

- 11 -

Menurut Muh. Sabir, dkk (2012) menunjukan pada bank syariah CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Sedangkan pada bank konvensional CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option (Peraturan Bank Indonesia no. 10/ 15 /PBI/2008). Risiko pasar adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) berupa suku bunga dan nilai tukar (Adiwarman, 2009:272).

Risiko pasar merupakan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta pencatatan tagihan dan kewajiban diluar neraca yang timbul dari pergerakan harga pasar. Komponen risiko pasar dalam dunia perbankan dibagi dua yaitu Specific Risk dan General risk (www.bankirnews.com).

Risiko pasar terdiri dari beberapa macam risiko yang kita kenal dengan risiko tingkat suku bunga, risiko pertukaran mata uang, risiko harga dan risiko likuiditas (Adiwarman, 2009:272). Salah satu proksi dari


(28)

- 12 -

risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM) (Mawardi, 2005).

Bank mengukur manajemennya dengan mengelola aktiva produktif untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih mengunakan rasio Net

Interest Margin (NIM). Menurut Anne Maria (2015) NIM merupakan

rasio antara pendapata bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan (outstanding credit). Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan.

Rasio Net Interest Margin (NIM) bank umum tahun 2007 sampai tahun 2014 tercatat semakin menurun. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank apabila semakin menurun.

Menurut Sugiarto (2002) dan Januarti (2002) menunjukkan bahwa NIM mampu digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat.

Rario kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Secara intuisi dapat dikatakan bahwa bank


(29)

- 13 -

yang sehat akan mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, serta mampu menghasilkan laba yang optimal. Di sisi lain, pengukuran suatu kinerja agar diperoleh suatu hasil yang efisien juga dapat memberi arah pada keputusan strategis yang menyangkut perkembangan bank tersebut dimasa mendatang. Dalam dunia perbankan rasio yang sering digunakan untuk mengukur risiko kredit yaitu Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Non Performing Loan (NPL) merupakan perbandingan antara total

kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan pada bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Pandu, 2008).

Loan to Deposit Ratio (LDR) indikator yang menunjukan

perbandingan antara total kredit yang disalurkan oleh bank dengan total DPK yang dapat dihimpun oleh bank. Standar LDR yang baik 85% sampai dengan 110% (Ponttie, 2007). Di dalam peraturan Bank Indonesia tertulis bahwa kemampuan likuiditas bank dapat diproksikan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya,2000:118).


(30)

- 14 -

Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba suatu bank semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi dengan baik (penyaluran kreditnya efektif). Meningkatnya laba bank tersebut, maka mempengaruhi kinerja bank juga akan meningkat. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan LDR.

Kinerja sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum, dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi (Bastian, 2001).

Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia -IAI, 1996). Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi atau posisi keuangan bank pada suatu periode tertentu mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan.


(31)

- 15 -

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008). Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang dapat memperbaiki kondisi perbankan serta dapat langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, gaji karyawan, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan bank untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Menurut Akram Alkhatib (2012) “menolak hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat dampak signifikan statistik dari ukuran bank, risiko kredit, efisiensi operasional dan manajemen aset terhadap kinerja keuangan bank umum Palestina".

Menurut Listyorini (2012) hasil penelitian menunjukan bahwa CAR, LDR dan DER berpengaruh posiif signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA sedangkan PPAP dan BOPO berpengaruh posirif tidak signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA.

Menurut Kolapo, T. Funso, Dkk (2012) menunjukkan bahwa kenaikan 100% NPL mengurangi profitabilitas (ROA) 6,2%, LLP mengurangi profitabilitas (ROA) 0,65%, LA meningkatkan profitabilitas (ROA) 9,6%. Merekomendasikan bank-bank di Nigeria harus meningkatkan kapasitas mereka dalam analisis kredit dan administrasi kredit sementara otoritas harus lebih memperhatikan ketuhan bank untuk


(32)

- 16 -

ketentuan yang relevan dari bank dan Financial Institutions Act (1999) and prudential guidelines

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini ingin mengetahui seberapa berpengaruhnya efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Pada penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu, di mana pada penelitian ini memiliki perbedaan dalam hal time series dan beberapa penambahan rasio yang digunakan dan pengolahan datanya mengunakan eviews.

Sehubungan dengan hal-hal yang melatar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah ada pengaruh dari efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank dan menulisnya dalam judul ”PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO KREDIT,

RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR)

TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM NASIONAL” (STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET TERBESAR PERIODE 2014)”

1. Identifikasi Masalah

Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban bank tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu bank harus


(33)

- 17 -

mengalokasikan dananya dalam bentuk kredit. Pada 2013, penyaluran kredit perbankan tumbuh 21,60%. Namun sesuai tabel 1.2 kulitas kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga dengan baik dengan ditunjukkannya semakin meningkat persentase setiap tahunnya walau ada penurunan di tahun 2012 dan tahun 2013. Rasio Net Interest Margin (NIM) bank umum tahun 2010 sampai tahun 2014 tercatat semakin menurun. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank apabila semakin menurun.

Perbankan nasional juga mempertahankan tingkat efisiensi yang tercermin dari tren penurunan rasio BOPO. Profitabilitasnya perbankan juga tidak mengecewakan terlihat dari penjelasan di atas. Di tengah berbagai tekanan yang ada kondisi ketahanan industri perbankan nasional tetap terjaga.

Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif terhadap stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tak telepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem keuangan di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 70%. Kinerja yang bagus tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dapat dihadapi perbankan. Perbankan harus bersiap menghadapi integrasi perbankan ASEAN pada tahun 2020. Di lihat dari sisi aset, dana simpanan dan kapitalisasi pasar, perbankan kalah di bandingkan dengan negara Singapura.


(34)

- 18 -

Persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk industri perbankan semakin kuatnya cengkeraman asing. Pihak asing semakin berkuasa berkiprah di industri perbankan. Selama ini, perbankan Indonesia termasuk bank BUMN kesulitan mengembangkan sayapnya di luar negeri. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan.

Masalah di atas tentang kinerja keuangan bank yang sering dikaitkan dengan profitabilitasnya, sehingga penulis ingin menguji kinerja keuangan bank dengan proksi return on assets (ROA) terpengaruh terhadap rasio-rasio bank seperti operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) pada bank umum nasional. Peneliti tertarik untuk menguji apakah terdapat perbedaan sudut konsep situasi ekonomi menggunakan variabel-variabel yang berbeda dengan peneliti terdahulu serta dengan teknik analisis eviews dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini yang menjadi pembatasan masalah peneliti adalah sebagai berikut:

a) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang berada di Indonesia serta menyajikan laporan keuangan dan rasio,


(35)

- 19 -

b) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang terdaftar di Diroktori Perbankan Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun 2014,

c) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

d) Penelitian hanya pada 10 bank domestik umum yang memiliki aset terbesar tahun 2007 sampai dengan tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan penelitian yang telah disebutkan di atas maka peneliti merumusan masalah penelitian ini, yaitu:

1. Apakah efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional?

2. Apakah efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh secara persial terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional akibat turun dan naiknya nilai variabel x? 3. Dari keempat variabel independen mana yang paling mempengaruhi


(36)

- 20 - C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan melakukan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional secara simultan,

2. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional secara persial akibat dari turun dan naiknya variabel x,

3. Untuk menganalisis keempat variabel independen mana yang paling mempengaruhi kinerja keuangan bank.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas maka manfaat penelitian ini, yaitu:

1. Bagi Perbankan:

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perbankan sebagai pengukuran kinerja keuangan bank agar memaksimalisasi laba perbankan yang optimal. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengendalikan modal kerjanya untuk memproleh laba yang diinginkan


(37)

- 21 -

dan perkembangan perbankan dapat tercapai dalam menghadapi integrasi perbankan ASEAN pada tahun 2020.

2. Bagi Akademis

Dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai analisis pengaruh efisiensi operasional, risiko pasar, non performing loan (NPL), return on equity (ROE) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional dan dapat dijadikan bahan acuan untuk meneliti oleh peneliti selanjutnya, karena nilai kesempurnaannya yang belum maksimal.


(38)

- 22 - BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori ini merupakan teori-teori yang dapat mendukung hipotesis serta berguna dalam menganalisis hasil penelitian. Landasan teori berisi tentang pemaparan teori yang relevan dengan permasalahan dan argumentasi-argumentasi yang berkenaan dengan variabel yang diambil sebagai tuntutan dalam memecahkan masalah penelitian.

1. Manajemen Perbankan

Pengertian manajemen menurut Mudradjad Kuncoro & Suhardjono (2002:99) adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian serta penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam pengertian tersebut terkandung adanya suatu proses yang dilakukan, proses memiliki arti cara yang sistematik dalam menjalankan suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan.

Manajemen adalah peroses pencapaian tujuan organisasi melalui sumber daya manusia dansumber daya lainnya (Boone dan Kurtz, 2008:370)

Manajemen perbankan mengajarkan untuk mengelola institusi perbankan yang membutuhkan keseriusan serta fokus serta kerja keras


(39)

- 23 -

dan smart work dalam implementasinya serta kesabaran dan

ketabahan dalam menjalankannya.

Manajemen perbankan dihadapkan pada berbagai upaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat, dalam hal ini para nasabahnya. Mengelola perbankan harus secara profesional karena mengelola bank sangat berbeda dengan perusahaan lainnya. Terdapat tiga kelompok jasa bank yang perlu dikelola antara lain:

a. Funding artinya menghimpun dana

b. Lending artinya menyalurkan dana atau secara kredit

c. Services artinya pelayanan bank lainya seperti customer services, jasa pelayanan pelanggan, hadiah, dll.

2. Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan ROA)

Kinerja sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum, dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi (Bastian, 2001).


(40)

- 24 -

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2008).

Laporan keuangan memberikan manajer informasi penting yang dibutuhkan untuk mengevaluasi posisi likuiditas dari sebuah organisasi (Boone dan Kurtz, 2008).

Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia -IAI, 1996). Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi atau posisi keuangan bank pada suatu periode tertentu mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan.

Kinerja keuangan bank sering dikaitkan dengan profitabilitasnya. Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang digunakan pada umumnya Return On Equity (ROE) dan Return On

Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menfokuskan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan

Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang di peroleh dari

investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002 dalam Sudiyatno dan Suroso, 2010:126).


(41)

- 25 -

Mishkin (2007:232) dalam bukunya mengatakan, “because

owners of abank must know whether their bank is being manager well, they need good measures of bank profitability. A basic measure of bank profitability is return on assets (ROA). Arti, pemilik bank harus tahu kondisi bank mereka sedang dikelola dengan baik, mereka perlu langkah-langkah yang baik dari profitabilitas bank. Sebuah ukuran dasar profitabilitas bank adalah return on assets (ROA).

ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank ROA menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki (Ponttie, 2007).

ROA merupakan indikator rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula kinerja keuangan bank tersebut dalam penggunaan aset, dan tingkat kembalian (return) semakin besar.

Which divides the net income of the bank by the amount of its assets (ROA) is a useful measure of how well a bank manager is

doing on the job because it indicates how well a bank’s assets are being used to generate profits (Mishkin and Serletis, 2011). Arti, yang membagi laba bersih bank dengan jumlah aset (ROA) adalah berguna mengukur seberapa baik seorang manajer bank melakukan


(42)

- 26 -

pekerjaannya karena itu menunjukan seberapa baik aset bank yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dari pernyataan di atas rumus return on assets (ROA) sebagai berikut :

3. Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko ini relatif baru di dunia perbankan nasional, kemunculannya dipicu dengan kondisi hantaman krisis ekonomi yang melanda Indonesia awal tahun 1998. Sejak krisis tersebut konsep manajemen risiko menjadi urgent dan crusial serta mendapat perhatian khusus di kalangan perbankan nasional. Manajemen risiko dapat diartikan suatu proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan menggunakan pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.

Menurut Omotola A, Roya A dan Safoura N "Risk management involves risk identification, risk measurement (and quantification), and mitigation. However, a point to note here is the perception of what constitutes risk to a firm may differ from institution to institution, time to time, and industry to industry. This section identifies the theoretical meaning of risk management as defined by different scholars”


(43)

- 27 -

Arti penting manajemen risiko perbankan tersebut dapat dijelaskan dari beberapa uraian berbagai pendapat berikut: Secara sederhana J.P Morgan mengartikan risiko sebagai suatu ketidakpastian dari pengembalian bersih yang terjadi, atau secara komprehensif risiko merupakan suatu potensi terjadinya peristiwa (event) yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu portofolio aset yang dapat diukur dengan probabilitas tertentu dalam rentang waktu yang diketahui.

Risk are the adverse impact on probability of several distinct

sources of uncertainty (Joel Besis, 1998, Risk Managemet in

Banking).

Semua risiko itu akan sangat berdampak pada keuangan suatu perusahaan dan menjadi salah satu tugas dan tanggungjawab penting bagi manajer keuangan untuk menjelaskan bagaimana mengelola risiko dengan baik (Griffin dan Ebert, 2000).

Manajemen risiko melibatkan identifikasi risiko, pengukuran risiko (dan kuantifikasi), dan mitigasi. Mengenai risiko yang dihadapi oleh dunia perbankan, pada dasarnya dapat di bagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Risiko kredit, di mana terdapat potensi peminjam atau nasabah gagal memenuhi kewaibannya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan dan kemauan memenuhi kewajiban sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian. Untuk sebagian besar bank, pinjaman


(44)

- 28 -

adalah sumber timbulnya risiko paling besar. Walaupun demikian, risiko juga terdapat dalam berbagai instrumen pembiayaan yang lain baik dalam rupiah maupun valuta asing.

b. Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi karena perubahan atau pergerakan indikator pasar. Risiko pasar bergantung pada ketidaksetabilan parameter pasar, terutama perubahan tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing, yang akan mempengaruhi nilai pasar dari portofolio. Umumnya risiko pasar merupakan risiko tingkat tinggi bahkan krisis.

c. Risiko operasional, yaitu risiko kerugian yang secara langsung maupun tidak langsung terjadi akibat tidak berjalan atau tidak memadainya sistem informasi, sistem pelaporan dan sistem pengawasan, serta mencakup semua risiko di luar risiko kredit dan risiko pasar. Risiko operasional pada dasarnya juga meliputi sumber daya manusia seperti human error dan fraund (Arafat, 2006:94)

4. Efisiensi Operasional (Diproksi dengan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional / BOPO)

Kata efisien menurut kamus bahasa Indonesia (1997) yaitu tidak membuang waktu dan tenaga, tepat sesuai dengan rencana, dan tujuan. Sedangkan efesiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja)


(45)

- 29 -

dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan.

Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank (Peraturan Bank Indonesia no.10/ 15 /PBI/2008).

Efisiensi operasional (operational effiency) menekankan bahwa efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya transaksi yang minimum. Industri perbankan merupakan industri yang banyak mengalami berbagai macam risiko dalam menjalankan operasionalnya.

Kegiatan operasional industri perbankan mengakibatkan biaya operasional, menghasilkan pendapatan operasional dan melibatkan aktiva dalam prosesnya. Salah satu indikator efisiensi perbankan secara operasional dari sisi biaya adalah rasio BOPO.

BOPO, yaitu Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Tan, 2012).


(46)

- 30 -

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut sesuai SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio BOPO dirumuskan sebagai berikut :

5. Risiko Pasar (Diproksi dengan Net Interest Income / NIM)

Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi karena perubahan atau pergerakan indikator pasar. Risiko pasar bergantung pada ketidaksetabilan parameter pasar, terutama perubahan tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing, yang akan mempengaruhi nilai pasar dari portofolio. Umumnya risiko pasar merupakan risiko tingkat tinggi bahkan krisis (Arafat, 2006:94).

Risiko pasar terdiri dari beberapa macam risiko yang kita kenal dengan risiko tingkat suku bunga, risiko pertukaran mata uang, risiko harga dan risiko likuiditas (Adiwarman, 2009:272).

Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option (Peraturan Bank Indonesia No. 10/ 15 /PBI/2008).


(47)

- 31 -

Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM). Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat.

Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:158) sebagai berikut:

Ket:

II : Interest Income, yaitu pendapatan bunga bank yang diperoleh

IE : Interest Expenses, yaitu biaya bunga bank yang menjadi beban

AIEA: Average Interest Earning Assets, yaitu rata-rata aktiva produktif yang digunakan.

6. Risiko Kredit (Diproksi dengan Rasio Non Performing Loan /NPL dan Loan to Deposito Ratio /LDR )

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan


(48)

- 32 -

pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Undang-undang No. 10 Tahun 1998).

Risiko Kredit adalah risiko kerugian akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya (Peraturan Bank Indonesia No. 10/ 15 /PBI/2008).

Risiko kredit (risk credit) merupakan risiko yang muncul karena peminjaman mungkin melakukan gagal bayar (Mishkin, 2008:299).

Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya seccara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Ferry dan Sugiarto, 2006).

a. Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL), yaitu indikator yang

menunjukan bagaimana posisi kredit bermasalah bank tersebut terhadap total kredit yang diberikan.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba


(49)

- 33 -

yang akan diterima oleh bank dan akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar bahkan bank tersebut dapat mengalami collapse. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Rasio ini dapat dirumuskan sesuai SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio NPL sebagai berikut :

b. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposito Ratio (LDR), yaitu indikator yang menunjukan perbandingan antara total kredit yang disalurkan oleh bank dengan total DPK yang dapat dihimpun oleh bank.

Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Lukman Dendawijaya,2000:118). Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:165) sebagai berikut:


(50)

- 34 - 7. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapat net income (Kasmir, 2003).

Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank (Selamet Riyadi,2006:155).

Rasio ROE ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bisnis yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Dendawijaya, 2003:121). Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:155) sebagai berikut:

8. Capital Aquarcy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank


(51)

- 35 -

tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) maka bank tersebut memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk berjaga-jaga terhadap potensi kerugian yang terjadi.

Menurut Lukman Dendawijaya (2000:122) “Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana–dana dari sumber–sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain–lain”. Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:161) sebagai berikut:

B. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian. Diantaranya adalah:


(52)

- 36 -

No Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

Dependen Independen

1 Anne Maria (2015) Pengaruh CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR Terhadap ROA: Studi Kasus Pada 10 Bank Terbaik di Indonesia Periode 2007-2011

ROA CAR,

BOPO, NIM, NPL, dan LDR Pendekatan Kuantitatif dan Metode Data Pooling BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. CAR dan LDR

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.

2 Mulatsih (2014) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Kinerja pada Bank Pembangun-an Daerah

ROA CAR, NIM, ROE, BOPO, NPL

Regresi Berganda

CAR, NIM dan ROE berpengruh positif terhadap ROA sedangkan BOPO dan NPL

berpengaruh negatif ROA. Nilai R-Square sebesar 83,7%, dan sisanya 16,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar model

3 Kolapo, T. Funso, Dkk (2012) Credit Risk and Commercial Bank’s Performance in Nigeria: A Panel Model Approach

ROA NPL, LA dan LLP

Analisis model panel

Hasil penelitian menunjukan kenaikan 100% NPL mengurangi profitabilitas (ROA) 6,2%, LLP mengurangi profitabilitas (ROA) 0,65%, LA meningkatkan profitabilitas (ROA) 9,6%. Merekomendasikan bank-bank di Nigeria harus meningkatkan kapasitas mereka dalam analisis kredit dan administrasi kredit sementara otoritas harus lebih memperhatikan ketuhan bank untuk ketentuan yang relevan dari bank dan Financial Institutions Act (1999) and prudential


(53)

- 37 - N

o

Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

Dependen Independen

4 Akram Alkhatib (2012) Financial Performance of Palestinian Commercial Banks Kinerja Keuangan (ROA), Tobin‟s Q, dan Economie value add Ukuran bank, risiko kredit, efisiensi operasional dan manajemen aset Korelasi dan analisis regresi

Hasil penelitian menolak hipotesis yang

menyatakan bahwa terdapat dampak signifikan statistik dari ukuran bank, risiko kredit, efisiensi operasional dan manajemen aset terhadap kinerja keuangan bank.umum. 5 Bambang

Sudiyatno (2012)

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Kinerja Keuangan (ROA) Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR Analisis Regresi Hasil penelitian menunjukkan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK ) , Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO ) , Capital Adequacy Ratio ( CAR ) , yang ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja

keuangan , sedangkan loan to deposit ratio (LDR ) tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada tingkat kepercayaan 5% 6 Listyorini

Wahyu Widati (2012) Analisis Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Go Publik Kinerja Keuangan Perbankan (ROA) CAMEL (CAR, PPAP, DER, BOPO, LDR) Regresi linier berganda Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR, LDR dan DER berpengaruh posiif signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA sedangkan PPAP dan BOPO berpengaruh posirif tidak signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA.


(54)

- 38 -

No Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian

Dependen Independen

7 Muh. Sabir M, Dkk (2012) Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional di Indonesia

ROA BOPO, NOM, NPF, FDR, NIM,NPL, dan LDR Regresi berganda dan uji beda

Pada bank syariah CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Sedangkan pada bank konvensional CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL dan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

C. Paradigma Penelitian

Berdasarkan uraian masalah yang ada maka peneliti membuat kerangka berfikir untuk mempermudah peneliti melakukan penelitian pada bank hingga proses pemecahannya dan dalam pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik dan uji statistik regresi Linier berganda, berikut ini gambarannya:


(55)

- 39 -

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran X3 Risiko Kredit Y Kinerja Keuangan Bank (ROA)

Kesimpulan dan Implikasi

X4 Return On

Equity 10 Bank Umum Domestik di Indonesia

Berdasarkan aset terbesar dan laporan keuangan Tahun 2007 sampai 2014

X2 Risiko Pasar X1 Efisiensi Operasional Net Interest Margin (NIM) Non Performing Loan(NPL) By. Operasional Pend. Operasional (BOPO) Heteroskedastisitas Multikoliniearitas

Normalitas Autokorelasi

Adjusted R2

Uji F Uji T

Metode Estimasi Data Panel

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Uji Chow Uji Hausman

Uji Asumsi Klasik

Loan to Deposito Ratio(LDR) X5 Capital Adequacy Ratio


(56)

- 40 - D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak terhadap variabel bebas dan variabel terkait maka peneliti mengajukan rumusan hipotesis sebagai berikut:

1) H0 = BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA).

H1 = BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA).

2) H0 = BOPO tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = BOPO berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 3) H0 = NIM tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = NIM berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 4) H0 = NPL tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = NPL berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 5) H0 = LDR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 6) H0 = ROE tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = ROE berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA) 7) H0 = CAR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)


(57)

- 41 - BAB III METODOLOGI

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Direktori Perbankan Indonesia dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan objek penelitian 10 bank umum berdasarkan aset terbesar di Indonesia dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Penelitian yang peneliti tentukan sebagai objek penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank.

B. Populasi Dan Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah bank umum dan bank asing yang tercatat di Direktori Perbankan Indonesia dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. yang memiliki laporan lengkap setiap tahunnya beserta rasio keuangannya.

2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode


(58)

- 42 -

pertimbangan tertentu di mana penelitian sampel tergantung dari kepentingan penelitian. Hanya unit-unit observasi yang memenuhi kriteria saja yang dapat menjadi sampel. Kriteria pemilihan sampel penelitian ini adalah:

a) Bank umum di Indonesia yang terdaftar sebagai perusahaan jasa keuangan dengan aset terbesar yang dikeluarkan Bank Indonesia dalam periode 2014,

b) Memiliki data laporan keuangan lengkap yang dipublikasikan Direktorat Perbankan Bank Indonesia,

c) Bank umum yang di gunakan sebagai sampel adalah bank umum konvensional selama periode penelitian.

C. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber-sumber data yang diperlukan penelitian diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

1. Penelitian Keperpustakaan (Library Research)

Untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang kuat untuk dapat memecahkan permasalahan, maka peneliti mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca buku, catatan, surat kabar, majalah, jurnal, website dan lainnya, yang berhubungan dengan penelitian.


(59)

- 43 - 2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian di atas, untuk memperoleh data tentang perbankan, peneliti mengadakan penelitian ke pusat referensi data yang tersedia di Bank Indonesia (BI) secara langsung.

D. Teknik Analisis

Peneliti menggunakan metode analisis dengan perhitungan statistik melalui software Eviews 6. Eviews adalah program komputer yang digunakan untuk mengolah data statistik dan data ekonometri. Eviews menyajikan perangkat analisis data, regresi (regression) dan peramalan

(forecasting). Keunggulan Eviews terletak pada kemampuan untuk

mengolah data yang bersifat time series, meskipun tetap dapat mengolah data cross section maupun data panel. Eviews juga tidak perlu langkah yang panjang untuk mengelolah data dan Eviews juga mudah ditransfer ke program lain(Wahyu Winarno, 2007:1.2)

Data-data yang sudah terkumpul lalu diolah dengan : 1. Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena


(60)

- 44 -

lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk grafik atau tabel, sedangkan data kualitatif dalam bentuk deskriptif. Penggunaan analisis diskriptif ini ditunjukan untuk mengetahui gambar kondisi dari efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity (ROE) capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional

2. Analisis Data Panel

Data Panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data times series dan cross section, sehingga terdiri dari beberapa objek dan beberapa periode. Menurut Agus Widarjono (2010). Regresi adalah studi bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen.

Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank. ROA sebagai variabel dependen sedangkan variabel independennya ada BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, dan CAR. Maka model penelitian ini akan berbentuk sebagai berikut:

ROAit = β0 +β1BOPOit + β2NIMit + β3NPLit + β4LDRit + β5ROEit +

β6CARit +εit


(61)

- 45 -

ROAit = Total Aset Bank Umum pada periode t

β1BOPOit = Biaya Operasional Pendapatan Operasional Bank

Umum pada periode t

β2NIMit = Rasio Bunga Bersih Bank Umum pada periode t

β3NPLit = Kredit Bermasalah Bank Umum pada periode t

β4LDRit = Loan To Deposito Ratio Bank Umum pada periode t

β5ROEit = Total Ekuitas Bank Umum pada periode t

β6CARit = Rasio Kecukupaan Modal Bank Umum pada periode t

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan. Tiga Metode yang digunakan untuk bekerja dengan data panel, sebagai berikut:

Pooled least square (PLS) atau Common Effect

Model Common Effect adalah model estimasi yang menggabungkan data time series dan data cross section dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) untuk mengestimasi parameternya. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun waktu. Bentuk persamaan model Common Effect adalah sebagai berikut :

Keterangan: Yt= variabel dependen; X = variabel independen; i = cross section; t = time series.


(62)

- 46 -  Fixed effect (FE)

Teknik Model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu, model ini juga mengansumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Fixed Effect menambahkan model dummy untuk mengizinkan adanya perubahan intercept. Persamaan Fixed Effect ditulis:

keterangan: i = 1,2,...,n t = 1,2,…,t D = dummy

Random effect (RE)

Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel dengan asumsi koefesien slope konstan dan intersep berbeda antara individu dan antar waktu (Random Effect). Dimasukannya variabel dummy didalam fixed effect Model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efesiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan


(63)

- 47 -

(error terms) yang dikenal dengan metode Random Effect. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efesiensi dan least square. Bentuk umum untuk randomeffect adalah (Widarjono, 2009):

̅

Dimana: ̅0 = parameter yang tidak diketahui yang menunjukan

rata-rata intersep populasi; μ = variabel gangguan yang bersifat random yang menjelaskan adanya perbedaan perilaku perusahaan secara individu.

3. Pengujian Hipotesis a. Uji Chow

Uji Chow menguji kesamaan koefisien dengan melihat hasil observasi yang sedang kita teliti, dapat dikelompokkan menjadi dua atau lebih kelompok yang merupakan subyek proses ekonomi yang sama. Rumus dalam uji Chow adalah :

Keterangan :


(64)

- 48 -

n = jumlah sampel k = jumlah variabel penjelas m = jumlah restricel variable

(Shochrul,dkk, 2011: 53)

Uji chow yaitu pengujian menentukan model yang digunakan Pooled Least Square Effect atau Fixed Effect yang digunakan untuk pengambilan keputusan uji Chow adalah sebagai berikut

H0 : Model pooled least square Effect (OLS) H1 : Model fixed effect

 F hitung > F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 ditolak yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect.

 F hitung < F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 diterima yang berarti model yang digunakan adalah common effect model

b. Uji Hausman

Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa LSDV didalam metode Fixed Effect dan GLS adalah efesien sedangkan model OLS adalah tidak efesien, dilain pihak alternatifnya metode OLS efesien dan GLS tidak efesien (Widarjono, 2009).mHipotesis Nol uji Hausman adalah sebagai berikut (Shochru, dkk, 2011:74):


(65)

- 49 -

H1 : Fixed Effect Model

4. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terika (Y), maka peneliti menggunakan anilasis regresi untuk membandingkan dua variabel yang berbeda. Pada anilasis regresi untuk memperoleh modal regresi yang bisa dipertanggungjawabkan, maka asumsi-asumsi berikut harus di penuhi:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak (Suliyanto, 2011). Regresi dikatakan baik apabila nilai residualnya terstandarisasi sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya atau normal distribusinya.

Nilai α = 0,1 jika p-value lebih kecil dari α, maka data tidak

normal dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari α, maka data normal. (Shochrul,dkk, 2011:43)

b. Uji Multikoliniearitas

Multikolonieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada


(1)

- 122 -

5 - 12 3.180000 4.272491 1.769855 0.845868 4.554298 3.153163 2.713369 5 - 13 2.760000 4.301223 1.675226 0.802002 4.548494 2.948116 2.731767 5 - 14 1.440000 4.475745 1.678964 1.360977 4.599756 2.199444 2.745988 6 - 07 1.900000 4.440296 1.945910 1.526056 4.477337 2.895912 2.587764 6 - 08 1.700000 4.487512 1.824549 1.252763 4.404277 2.517696 2.379546 6 - 09 1.390000 4.490657 1.740466 1.118415 4.506896 2.610070 2.498152 6 - 10 2.000000 4.430817 1.609438 1.098612 4.465908 3.126761 2.639057 6 - 11 1.660000 4.447580 1.635106 0.712950 4.419563 2.764431 2.644045 6 - 12 1.700000 4.420406 1.615420 0.314811 4.494462 2.864484 2.763800 6 - 13 1.550000 4.442534 1.439835 0.019803 4.491329 2.752386 2.658860 6 - 14 1.160000 4.497585 1.289233 0.530628 4.490096 2.498974 2.608598 7 - 07 2.400000 3.869116 2.341806 0.832909 4.478473 3.131137 3.010621 7 - 08 1.500000 3.990834 2.406945 0.832909 4.458988 2.681022 2.734368 7 - 09 1.780000 4.459682 2.166765 1.534714 4.485936 2.415914 2.865054 7 - 10 3.430000 4.395313 2.231089 1.178655 4.541378 2.844909 2.634045 7 - 11 2.580000 4.373490 2.068128 0.996949 4.588329 2.895912 2.810607 7 - 12 3.180000 4.317888 2.157559 0.963174 4.610854 2.782539 2.911263 7 - 13 2.750000 4.377893 2.135349 0.708036 4.554508 2.675527 2.882564 7 - 14 3.140000 4.338728 1.989243 0.904218 4.528289 2.149434 2.882564 8 - 07 3.140000 3.830596 1.759581 1.118415 4.525694 2.637628 3.071767 8 - 08 1.750000 3.863043 1.551809 1.467874 4.368561 2.318458 3.011113 8 - 09 1.780000 4.434026 1.560248 1.147402 4.294697 2.341806 3.081451 8 - 10 1.760000 4.424727 1.523880 1.472472 4.307034 2.452728 2.812410 8 - 11 2.020000 4.385271 1.534714 1.269761 4.386517 2.683074 2.859340 8 - 12 1.960000 4.366151 1.432701 0.524729 4.482550 2.732418 2.685805 8 - 13 1.850000 4.379273 1.408545 0.756122 4.474036 2.678278 2.729159 8 - 14 1.790000 4.417394 1.342865 0.717840 4.505460 2.571849 2.748552 9 - 07 1.920000 4.453067 1.699279 1.398717 4.525911 3.029167 3.096934 9 - 08 1.800000 4.456438 1.625311 1.163151 4.623305 2.977568 2.781301 9 - 09 1.470000 4.480627 1.536867 1.211941 4.617988 2.676215 3.067588 9 - 10 2.050000 4.411464 1.790091 1.181727 4.686013 2.806990 2.817801 9 - 11 2.030000 4.403666 1.750937 1.011601 4.630448 2.870736 2.710048 9 - 12 1.940000 4.391234 1.763017 1.408545 4.614130 2.903069 2.873000 9 - 13 1.790000 4.409034 1.693779 1.398717 4.648421 2.775709 2.748552 9 - 14 1.120000 4.490769 1.497388 1.388791 4.690063 2.366498 2.683758 10 - 07 1.440000 4.567261 1.644805 0.708036 4.477450 2.466403 2.986187 10 - 08 1.110000 4.550503 1.720979 0.693147 4.460491 2.100469 2.971440 10 - 09 0.090000 4.631228 1.780024 0.883768 4.358118 -0.274440 2.688528 10 - 10 0.850000 4.539778 1.745716 1.128171 4.421007 1.918392 2.526528 10 - 11 1.110000 4.523418 1.625311 0.760806 4.487062 2.214846 2.470639 10 - 12 1.490000 4.474036 1.640937 0.530628 4.469809 2.759377 2.551786 10 - 13 1.710000 4.435093 1.597365 0.746688 4.466368 2.783776 2.546315 10 - 14 0.670000 4.532922 1.560248 0.802002 4.529045 1.795087 2.773214


(2)

- 123 -

LAMPIRAN

HASIL OUTPUT REGRESI PANEL

Regresi Commond Effect

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 03/20/16 Time: 07:00 Sample: 2007 2014

Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.348454 2.299466 -0.586420 0.5594 BOPO -0.499812 0.299511 -1.668762 0.0994 NIM 1.573929 0.262098 6.005116 0.0000 NPL -0.367246 0.112776 -3.256417 0.0017 LDR -0.227178 0.382295 -0.594246 0.5542 ROE 1.119893 0.128701 8.701544 0.0000 CAR 0.470805 0.424626 1.108750 0.2712

R-squared 0.792429 Mean dependent var 2.515125

Adjusted R-squared 0.775368 S.D. dependent var 1.132468

S.E. of regression 0.536737 Akaike info criterion 1.676817

Sum squared resid 21.03034 Schwarz criterion 1.885244

Log likelihood -60.07267 Hannan-Quinn criter. 1.760381

F-statistic 46.44771 Durbin-Watson stat 0.794231


(3)

- 124 -

Regresi Fixed Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 03/20/16 Time: 09:18

Sample: 2007 2014 Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -5.834965 1.801492 -3.238963 0.0019 BOPO -0.054770 0.135768 -0.403408 0.6880 NIM 1.545125 0.258515 5.976935 0.0000 NPL -0.447633 0.124176 -3.604830 0.0006 LDR 0.765991 0.295234 2.594521 0.0117 ROE 0.729026 0.093444 7.801715 0.0000 CAR 0.268392 0.191822 1.399173 0.1666

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425

Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176

S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936

F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.901233 Mean dependent var 2.515125


(4)

- 125 - Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 8.879128 (9,64) 0.0000

Cross-section Chi-square 64.825598 9 0.0000

Regresi Random Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 03/20/16 Time: 09:16

Sample: 2007 2014 Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.462702 2.476391 -1.802100 0.0757 BOPO -0.210446 0.241739 -0.870549 0.3869 NIM 1.352446 0.337008 4.013100 0.0001 NPL -0.542665 0.131087 -4.139748 0.0001 LDR 0.515671 0.403557 1.277813 0.2054 ROE 0.819202 0.115730 7.078587 0.0000 CAR 0.474222 0.342340 1.385235 0.1702

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.348174 0.4534

Idiosyncratic random 0.382274 0.5466

Weighted Statistics

R-squared 0.618863 Mean dependent var 0.910153

Adjusted R-squared 0.587536 S.D. dependent var 0.643433

S.E. of regression 0.413234 Sum squared resid 12.46567

F-statistic 19.75533 Durbin-Watson stat 1.045772


(5)

- 126 -

Unweighted Statistics

R-squared 0.726280 Mean dependent var 2.515125

Sum squared resid 27.73228 Durbin-Watson stat 0.470075

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 18.303520 6 0.0055

Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

BOPO NIM NPL LDR ROE CAR

BOPO 1.000000 -0.182321 0.063321 0.426668 -0.366676 -0.293231 NIM -0.182321 1.000000 0.019430 -0.019270 0.343728 0.019271 NPL 0.063321 0.019430 1.000000 0.280613 -0.351230 0.144768 LDR 0.426668 -0.019270 0.280613 1.000000 -0.261106 0.005292 ROE -0.366676 0.343728 -0.351230 -0.261106 1.000000 -0.039536 CAR -0.293231 0.019271 0.144768 0.005292 -0.039536 1.000000

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Standardized Residuals Sample 2007 2014

Observations 80

Mean -2.08e-17

Median -0.002736

Maximum 0.714944

Minimum -0.682356

Std. Dev. 0.313876

Skewness -0.014049

Kurtosis 2.641467

Jarque-Bera 0.431119


(6)

- 127 - Uji Heterokedastisitas (Uji Glerser)

Dependent Variable: RESABS

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 03/20/16 Time: 09:33

Sample: 2007 2014 Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.181304 7.923672 -1.032514 0.3057 BOPO -0.155811 0.526531 -0.295919 0.7682 NIM 1.407902 1.112035 1.266060 0.2101 NPL 0.861017 0.445126 1.934322 0.0575 LDR 0.959908 1.269659 0.756036 0.4524 ROE 0.307814 0.279264 1.102231 0.2745 CAR 0.756960 0.784841 0.964475 0.3384

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.376280 Mean dependent var 1.922868

Adjusted R-squared 0.230096 S.D. dependent var 1.376320

S.E. of regression 1.400943 Sum squared resid 125.6091

F-statistic 2.574009 Durbin-Watson stat 2.577055

Prob(F-statistic) 0.004550

Unweighted Statistics

R-squared 0.322365 Mean dependent var 1.592645


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Pengaruh Capital Adequecy Ratio dan Banking Ratio Terhadap Return On Asset pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Go Publik di BEJ.

0 24 93

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Pengaruh efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sektor perbankan syariah (studi kasus Bank Syariah Mandiri, Tbk)

0 4 91

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Risiko Likuiditas pada bank Umum Syariah di Indonesia Periode tahun 2008-2012

1 13 112

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi Terhadap Return On Asset (ROA) Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Devisi di Indonesia Periode 20

0 10 137

ANALISIS PENGARUH RASIO CAR, NPL, LDR, BOPO, DAN NIM TERHADAP KINERJA BANK UMUM DI INDONESIA Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,Dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia (Studi pada Bank di Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 13

PENGARUH EFISIENSI OPERASI, RISIKO KREDIT, DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP EFISIENSI INTERMEDIASI BANK UMUM SWASTA NASIONAL DI INDONESIA.

0 2 128