PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 106816 MARINDAL II KECAMATAN PATUMBAK.
PENINGKATAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN
HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN INKUIRI
SISWA KELAS IV SD NEGERI 106816 MARINDAL II
KECAMATAN PATUMBAK
TESIS
Diajukan Guna Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Untuk Mendapat Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
SYAHRIAL SITORUS
NIM : 089825019
(2)
PENINGKATAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN
HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN INKUIRI
SISWA KELAS IV SD NEGERI 106816 MARINDAL II
KECAMATAN PATUMBAK
TESIS
Diajukan Guna Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Untuk Mendapat Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
SYAHRIAL SITORUS
NIM : 089825019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERISITAS NEGERI MEDAN
M E D A N
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRACT
Syahrial SITORUS, NIM: 089825019, IMPROVING CRITICAL THINKING SKILLS AND APPROACH OF LEARNING THROUGH IPS inquiry STATE STUDENT CLASS IV SD 106816 MARINDAL II SUB PATUMBAK. Thesis. Basic Education Studies Graduate Program UNIMED, June 2012.
This research is a class act (PTK). The study was conducted to obtain an image in an increase in students' critical thinking skills and to gain an improved picture of student learning outcomes in the fourth grade Elementary School District 106816 Marindal II Patumbak in Social Science subjects through the inquiry approach. From the observations and data obtained on a Class IV student Elementary School District 106816 Patumbak Marindal II, shows the process of learning in the classroom can enhance critical thinking skills and student learning outcomes. This study aimed to determine the method of inquiry approach, rnemperoleh information about the level of critical thinking skills and learning outcomes of students, teachers and students' responses after the inquiry approach to learning to do. The method used in this study is to go through: Testing, Observation, interviews, and questionnaire responses of students.. From the analysis of data on students' critical thinking skills and student learning outcomes by using the inquiry approach to obtain results that a higher cycle 2 compared with cycle 1. IPS learning through inquiry approach, teachers first creating a democratic classroom atmosphere and fun so the opinion can be expressed freely and well. Research with the use of class action inquiry approach can further enhance students' critical thinking in social studies, use of inquiry approaches can further improve student learning outcomes in social studies, the teacher gives feedback positively to the inquiry approach to teaching social studies. Because teachers no longer felt as a dull learning center, but the teacher is a facilitator of learning, and students responded positively to the inquiry approach to teaching social studies. Reflected in student responses to the questionnaire that is given and answered by students. This illustrates that the inquiry approach to learning has been able to touch directly with the wishes of the students themselves in developing students' knowledge. From the results obtained, that needs to be fixed on the action in cycle 2 is a special need for guidance to the student who works a bit slower than his friend and then quickly reasoning to students in critical thinking will be additional questions that are more challenging. The school prior to implementing inquiry approach to learning can prepare adequate facilities and infrastructure as a medium of learning, because the inquiry approach requires the involvement of students directly.
(7)
ABSTRAK
SYAHRIAL SITORUS, NIM: 089825019, PENINGKATAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 106816 MARINDAL II KECAMATAN PATUMBAK. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana UNIMED, Juni 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh suatu gambaran dalam peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dan untuk memperoleh suatu gambaran dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan inkuiri. Dari hasil pengamatan dan data yang diperoleh pada siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, menunjukkan proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui metode pendekatan inkuiri, rnemperoleh informasi tentang tingkat keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa, tanggapan guru dan siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan melalui: Tes, Observasi, Wawancara, dan Angket respon siswa. Dari hasil analisis data terhadap keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan inkuiri diperoleh hasil bahwa lebih tinggi siklus 2 dibanding dengan siklus 1. Dalam pembelajaran IPS melalui pendekatan inkuiri, guru terlebih dahulu menciptakan suasana kelas yang demokratis dan menyenangkan sehingga pendapat dapat diungkapkan secara bebas dan baik. Penelitian tindakan kelas dengan penggunaan pendekatan inkuiri dapat lebih meningkatkan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS , Penggunaan pendekatan inkuiri dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS , Guru memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran IPS dengan pendekatan inkuiri. Sebab guru merasakan tidak lagi sebagai pusat pembelajaran yang menjemukan, tetapi guru hanyalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran, dan Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran IPS dengan pendekatan inkuiri. Tercermin dari tanggapan siswa terhadap angket yang di berikan dan dijawab oleh siswa. Hal ini menggambarkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri telah mampu menyentuh langsung dengan keinginan siswa itu sendiri dalam mengembangkan pengetahuan siswa. Dari hasil yang diperoleh, bahwa yang perlu diperbaiki pada tindakan di siklus 2 adalah perlu adanya bimbingan secara khusus siswa yang kerjanya agak lambat daripada temannya kemudian bagi siswa yang cepat penalarannya dalam berpikir kritis akan diberikan tambahan soal yang lebih menantang. Kepada pihak sekolah sebelum melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai seperti
(8)
KATA PENGANTAR
Sebelumnya penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “PENINGKATAN KETRAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 106816 MARINDAL II KECAMATAN PATUMBAK.” yang disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Ibnu Hajar Damanik, M.Si
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang
3. Ketua Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D
4. Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan sekaligus sebagai pembimbing II, Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd yang telah banyak memberikan masukan-masukan pada penulisan tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Siman, MPd, sebagai Pembimbing I, sekaligus sebagai motivator dan membimbing penulis serta tidak henti-hentinya memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dari sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini. 6. Bapak Dr. Deni Setiawan, M.Si., Bapak Prof. Dr. Dian Armanto, M.Pd., M.A.,
M.Sc., Ph.D, dan Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si., selaku nara sumber yang telah memberi masukan dan saran untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
7. Kepala Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Bapak Mangasi Manurung, S.Pd., seluruh guru-guru Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, dan seluruh para siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak sebagai responden yang telah
(9)
bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi dan mau memulangkan angket yang diberikan.
8. Seluruh teman-teman Angkatan XVI kelas B Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, serta
9. Semua berbagai pihak yang tidak dapat penulis ungkapkan satu per satu, atas segala dorongan dan bantuannya sehingga penulisan tesis ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan dan kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan tesis ini semoga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan berkenan melimpahkan berkat dan karuniaNya, atas segala bantuan dan kemurahan Bapak/Ibu, saudara-saudari sekalian. Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amin.
Medan, Juni 2012
Penulis
SYAHRIAL SITORUS NIM : 089825019
(10)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... ... i
KATA PENGANTAR ... ... ii
DAFTAR ISI ... ... iv
DAFTAR TABEL ... ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... ... xi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ………... 6
1.3. Pembatasan Masalah ………... 7
1.4. Rumusan Masalah ... 8
1.5. Tujuan Penelitian ………... 8
1.6. Manfaat Penelitian ………... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 11
2.2. Prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar ... ... 11
2.3. Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ... …... 17
2.2.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 17
2.2.2.Hakekat Belajar dan Hasil Belajar ………... 18
2.2.3. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Dasar ... 24
2.2.4. Pola Pendekatan Lingkungan yang Semakin Meluas ... 25
2.2.5. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Struktur Program Kurikulum Sekolah Dasar ... ………. 25
2.2.6. Metode Pembelajaran IPS pada Sekolah Dasar ... ……….. 26
2.2.7. Tema-tema IPS SD yang perlu Mendapat Perhatian ... ... 28
2.2.8. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... ………... 28
2.3. Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar ……… 31
2.4. Aktivitas Belajar ………... 33
2.5. Pendekatan Inkuiri ……….... 36
2.5.1. Pengertian Pendekatan Inkuiri ………....…... 36
2.5.2. Karakteristik Jenis dan Langkah–langkah Pendekatan Inkuiri ... 44
2.5.3. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri .... ... 48
2.6. Keterampilan Berpikir Kritis ... 53
2.7. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial ... 58
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu ... 61
(11)
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan waktu penelitian ... 64
3.2 Subjek Penelitian ……….…. 64
3.3 Objek Penelitian ……….….. 64
3.4 Prosedur Penelitian ……….…. 64
3.5. Defenisi operasional variabel ……….….. 71
3.6. Teknik Pengumpulan Data ……….….. 72
3.7. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………... 77
3.8. Alat Evaluasi Tes ……….…... 80
3.9. Teknik Analisis Data ……….…... 80
3.10.Indikator Kinerja ……….…... 80
3.11.BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Sekolah ………. 84
4.2. Struktur Organisasi ……….……….………. 85
4.3. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa .……….………. 87
4.4. Deskripsi Hasil Penelitian…...……….……….. 94
4.5. Hasil Belajar Siswa ……….…... 106
4.6. Aktivitas Guru dan Siswa Selama Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri ……….…... 108
4.7. Tanggapan Guru dan Siswa Selama Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri ... 111
4.8. Tanggapan Siswa Selama Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri 113 4.9. Pembahasan ……….…... 116
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 127
5.2. Implikasi ... 128
5.3. Saran ………. 129
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Data Nilai Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar
Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak ... 4
Tabel 2.1. Contoh bentuk aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan pendekatan inkuiri ... 52
Tabel 2.2. Indikator Berpikir Kritis ... 56
Tabel 2.3. Indikator Operasional Kognitif ... 60
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 65
Tabel 3.2. Kegiatan Penelitian Siklus I ……… 68
Tabel 3.3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 70
Tabel 3.4. Data dan Metode Pengumpulan Data ... 71
Tabel 3.5. Kisi-kisi tes ………. 73
Tabel 3.6. Aktivitas Guru ………. 74
Tabel 3.7. Observasi Aktivitas Siswa ……….. 77
Tabel 4.1. Data Latar Belakang Pendidikan Guru Sekolah Dasar Negeri No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara dari Tahun Pelajaran 2006/2007 sampai dengan 2011/2012 ………... 88
Tabel 4.2. Data Guru Sekolah Dasar Negeri No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara dari Tahun Pelajaran 2006/2007 sampai dengan 2010/2011 ... 89
Tabel 4.3. Daftar Guru Sekolah Dasar Negeri No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Tahun Pelajaran 2011/2012 Sesuai Dengan Bidang Pengajaran Dari Guru .... 90
Tabel 4.4. Data Guru SD Negeri No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang Disertifikasi ... 90
Tabel 4.5. Daftar Nama Guru Sekolah Dasar Negeri No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara... 91
Tabel 4.6. Perkembangan Siswa SD Negeri No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Dari Tahun Pelajaran 2006/2007 sampai dengan 2011/2012 ... 92
Tabel 4.7. Daftar Masuk Sekolah Murid No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara dari Tahun Pelajaran 2006/2007 s/d 2011/2012 ... 93
Tabel 4.8. Data Kelulusan Siswa SD Negeri No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Dari Tahun Pelajaran 2006/2007 sampai dengan 2011/2012 ... 93
(13)
Tabel 4.9. Pencapaian nilai siswa pada Siklus 1 dan 2 pada mata pelajaran IPS.... 96 Tabel 4.10. Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
pada Siklus I ... 99 Tabel 4.11. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 101 Tabel 4.12. Lembar Observasi Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
pada Siklus II ... 102 Tabel 4.13. Daftar Perolehan Nilai IPS Kelas IV ... 103 Tabel 4.14. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran IPS
Siklus 1 dan 2 ... 104 Tabel 4.15. Perolehan Skor, Pretes dan postes dari setiap Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis ... 105 Tabel 4.16. Perolehan Skor, Pretes dan Postes dari setiap Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis ... 107 Tabel 4.17. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Menggunakan
Pendekatan Inkuiri ... 109 Tabel 4.18. Data Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran dengan Pendekatan
Inkuiri ... 110 Tabel 4.19. Petikan hasil observasi dengan guru mengenai penggunaan
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ... 112 Tabel 4.17. Data Hasil Angket Skala Sikap ... 114 Tabel 4.18. Hasil Angket Skala Sikap Berdasarkan Indikator ... 115
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan kelas ... 66 Gambar 4.1. Struktur organisasi pada Sekolah Dasar Negeri No. 106816
Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara ... 86
(15)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Grafik data Guru Sekolah Dasar Negeri No. 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara dari Tahun Pelajaran 2006/2007 sampai dengan 2010/2011 ... 89 Grafik 4.2. Perkembangan Siswa SD Negeri No. 106816 Marindal II
Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Dari Tahun Pelajaran 2006/2007 sampai dengan 2011/2012. ... 92 Grafik 4.3. Data Kelulusan Siswa SD Negeri No. 106816 Marindal II
Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Dari Tahun Pelajaran 2006/2007 sampai dengan 2011/2012 ... 93 Grafik 4.4. Grafik Pencapaian nilai siswa pada Siklus 1 dan 2 pada mata
pelajaran IPS ... 96 Grafik 4.5. Daftar Perolehan Nilai IPS Kelas IV ... 104 Grafik 4.6. Grafik hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran IPS Siklus
1 dan 2 ... 104 Grafik 4.7. Perbandingan Prosentase Skor pada setiap Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis pada kedua siklus ... 106 Grafik 4.8. Perbandingan Prosentase Skor Gain setiap Indikator Hasil Belajar . 109 Grafik 4.9. Grafik Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran dengan Pendekatan
Inkuiri ... 111 Grafik 4.11. Perbandingan Hasil pada Siklus 1 dan siklus 2 Pada Variabel
Berpikir Kritis ... 118 Grafik 4.12. Perbandingan Hasil Kelas Ekperimen dan siklus 2 Pada Variabel
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 135
Lampiran 2. Soal-soal ... 147
Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ... 151
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Dengan Guru ... 156
(17)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh karena itu, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia sejak dini melalui pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran yang tepat dan baik merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh.
Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama pengembangan Sumber Daya Manusia, tenaga pendidik (dalam hal ini guru) sebagai salah satu unsur yang berperan penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi baiknya suatu pendidikan. Pendidikan berkaitan erat dengan keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas sebagai unsur mikro dari suatu keberhasilan pendidikan. Tentu saja keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian sejenis banyak ditemui dalam pelaksanaan pembelajaraan kurang variatif, memiliki kecenderungan pada metode tertentu (konvensional) dan tidak memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap informasi
(18)
2
pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan (Depdiknas, 2000:34).
Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang di dorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, siswa terbiasa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingat itu dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari–hari, akibatnya siswa hanya pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Hal seperti ini juga terjadi pada proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial belum dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir belum digunakan secara baik dalam proses pembelajaran. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain (Jhonson, 2006:58).
Lebih jauh pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial justru akan menjadi pelajaran yang membosankan dan tidak dilihat sebagai pelajaran yang menyenangkan. Hal ini tentunya berkaitan dengan proses pembelajaran yang menekankan pada hafalan tadi. Perlu keterampilan guru untuk menjadikan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial lebih bermakna (meaningful), terintegrasi (integrative), bernilai (value-based), menantang
(challenging), dan tentu saja menuntut siswa untuk aktif (active) (NCSS, 1994:21). Hal
ini menuntut guru yang berani melakukan suatu inovasi dalam pembelajaran. Inovasi pendidikan adalah cara bagaimana memecahkan masalah pendidikan dengan suatu ide, metode, yang dirasakan sebagai hal baru yang digunakan dalam memecahkan masalah
(19)
3
pendidkan (Saefudin, dkk., 2006). Dengan demikian akan tercapai tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial itu sendiri yakni, “The major goal of the social studies is to prepare citizens who can make reflective decision and participate succesfully in the civic life of their communities, nation, and the world. Goal in four categories controbute to the major goal : (1) knowledge, (2) skill, (3) atitudes and (4)
values“ (Banks dan Ambrose, 1990:33).
Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, menuntut guru untuk mengaitkan pembelajarannya dengan dunia nyata (praxis). Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari–hari. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menghendaki pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator. Menurut pengalaman dan pengamatan yang ditemui di lapangan khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial belum berpusat pada siswa.
Dalam konteks proses pendidikan di sekolah, bahwa fokus kajian Ilmu Pengetahuan Sosial saat ini telah berubah dari individu ke dalam konteks masyarakat. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial lebih berorientasi pada hubungan-hubungan secara luas bahkan telah mendunia.
Ada tiga hal yang berkaitan dengan sasaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah. dasar, yaitu: (1) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tidak semata– mata berorientasi kepada hasil tetapi juga perlu memperhatikan proses; (2) Sasaran pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus terpadu, utuh dan menyeluruh; (3)
(20)
4
Sekolah Dasar diberikan kepada siswa untuk membangkitkan cara diri seluas-luasnya menurut norma dan nilai masyarakat (Suriadi, 2007:45).
Hasil pengamatan penulis di beberapa Sekolah Dasar di Kecamatan Patumbak di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menggunakan pendekatan secara konvensional. Dimana siswa belum dijadikan fokus sebagai subjek pembelajaran, siswa belum dijadikan fokus sentral dalam konstruksi pemikiran peningkatan mutu pendidikan dan tentu saja tidak menjadikan siswa untuk dapat berpikir secara kritis dan akhir nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial itu sendiri. Tabel 1.1 menunjukkan telah terjadi penurunan prestasi siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, terutama sekali di Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak .
Tabel 1.1. Data Nilai Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak
Tahun Ajaran Nilai
2004 6.1
2005 6.5
2006 6.3
2007 6.7
2008 6.5
2009 6.2
2010 6.2
Sumber: Tata Usaha Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak
Dari Tabel 1.1 diatas pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak diperoleh hasil rata-rata pertahun sangat rendah sekali yakni, pada tahun 2004 indeksnya sebesar 6,1; pada tahun 2005 indeksnya sebesar 6,5; pada tahun 2006 indeksnya sebesar 6,3; pada tahun
(21)
5
2007 indeksnya sebesar 6,7; pada tahun 2008 indeksnya sebesar 6,5; pada tahun 2009 indeksnya sebesar 6,2; dan pada tahun 2010 indeks sebesar 6,2. Rendahnya indeks nilai pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini tentunya sangat berkolerasi dengan pendekatan yang digunakan guru dalam menyampaikan materi Ilmu Pengetahuan Sosial di tingkat Sekolah Dasar.
Menjawab tantangan ini perlu adanya pembaharuan (inovasi) dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar terutama sekali dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar menjadikan pembelajaran dalam Ilmu Pengetahuan Sosial bermakna, terutama sekali siswa mampu berpikir kritis dengan hasil pembelajaran yang lebih baik. Dalam pembelajaran dengan metode inkuiri, siswa didorong untuk belajar dan terlibat secara aktif dengan konsep–konsep dan prinsip–prinsip sedangkan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman belajar melalui kegiatan–kegiatan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip–prinsip untuk diri mereka sendiri. Dalam inkuiri, siswa yang berperan aktif untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang di hadapi di persekolahan selama ini terutama sekali pada jenjang Sekolah Dasar. Hamalik (2005:29) mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa, biasanya siswa diarahkan untuk belajar kelompok, siswa diarahkan dan dipusatkan pada satu pokok persoalan, atau siswa diarahkan untuk mencari jawaban-jawaban dan pertanyaan yang
(22)
6
pengujian hipotesis yang didasarkan pada fakta. Dengan demikian pelajaran akan lama bertahan di dalam ingatan siswa tersebut sebab siswa akan bersentuhan langsung dengan apa yang dipelajarinya.
Apakah memang persoalan pendidikan akan sesederhana itu untuk diselesaikan? Disini akan ada perdebatan yang panjang dari mana kita harus memulai suatu perbaikan dalam dunia pendidikan kita terutama sekali di Sekolah Dasar. Kurang mampunya siswa berpikir kritis dan rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah mendapatkan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, semuanya tentu berakar dari kesalahan proses di dalam kelas itu sendiri. Jadi tidak dipungkiri lagi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mulai ada sejak Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi tidak mampu untuk membawa perubahan tingkah laku seseorang untuk menjadi lebih baik lagi, maka jangan heran kemerosotan pembangunan bangsa Indonesia ini tidak terlepas dari mandeknya proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di dalam kelas-kelas sekolah kita.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ”Peningkatan ketrampilan berpikir kritis dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan inkuiri siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi yaitu:
1) Bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan inkuiri
(23)
7
2) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan inkuiri
3) Bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
4) Bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
5) Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
6) Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
1.3. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada:
1) Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan inkuiri
(24)
8
2) Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan inkuiri.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
1) Apakah penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
2) Apakah penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini secara keseluruhan adalah:
1) Untuk memperoleh suatu gambaran dalam peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan inkuiri.
2) Untuk memperoleh suatu gambaran dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pendekatan inkuiri.
(25)
9
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang akan dilaksanakan nantinya, diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat menjadi acuan untuk peningkatan mutu pendidikan, serta mampu mendiagnosa problem yang terjadi dalam dunia pendidikan, sehingga pada pelaksanaannya tidak bersifat teoritis saja melainkan bagaimana pelaksanaan di Sekolah.
2. Bagi Lembaga
- Untuk memberikan gambaran tentang penggunaan pendekatan inkuiri dalam peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 106816 Marindal II Kecamatan Patumbak pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
- Diharapkan sebagai ikhtisar pengetahuan bagi semua pihak yang berkorelasi dengan dunia pendidikan khususnya dan dapat dijadikan sebagai masukan bagi sekolah pada umumnya serta bagi para guru yang mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efisien dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
- Sebagai bahan masukan bagi guru-guru Sekolah Dasar dalam mencari altematif pendekatan pembelajaran untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses
(26)
10
- Sebagai bahan masukan bagi guru-guru Sekolah Dasar dalam merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
- Sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas lulusan. 3. Bagi Peneliti
Untuk memperkaya khasanah pemikiran dan memperluas wawasan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam meningkatkan keterampilan berpikir siswa dan hasil belajar siswa, serta dapat dijadikan pijakan sebagai calon sarjana yang dituntut siap terjun dalam dunia pendidikan.
(27)
127
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan angka pada variabel kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan hasil belajar. Hasil ini menunjukkan ke efektivitas penggunaan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran IPS yang telah dilakukan. Pembelajaran IPS di SD akan lebih bermakna, bila guru sebagai pengelola pembelajaran mampu membuat suasana pembelajaran yang lebih banyak melibatkan partisipasi siswa. Keterlibatan siswa dalam menemukan konsep dan istilah-istilah dalam Ilmu Pengetahuan Sosial akan memberikan sumbangan terhadap potensi dan keterampilan siswa, bila lebih banyak diberi kesempatan untuk berinkuiri sendiri dan diarahkan dengan lebih baik.
Kebiasaan guru dalam menampilkan pengelolaan pembelajaran yang cederung menoton sehingga kurang menyentuh pengembangan keterampilan berpikir, dapat mengakibatkan pembelajaran menjadi kurang bermakna (meaningless) bagi siswa dan cenderung membosankan (boring). Melalui pembelajaran IPS dengan pendekatan inkuiri mampu mengernbangkan keterampilan berpikir kritis, juga meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena siswa lebih merasakan proses pembelaj’ran sesungguhnya.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini selain mampu dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar, juga dapat mendorong siswa untuk menumbuhkan kesadaran kerjasama, memahami hak dan kewajibannya, menguji siswa
(28)
128
Dari hasil uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Penggunaan pendekatan inkuiri dapat lebih meningkatkan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
2. Penggunaan pendekatan inkuiri dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
3. Guru memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran IPS dengan pendekatan inkuiri. Sebab guru merasakan tidak lagi sebagai pusat pembelajaran yang menjemukan, tetapi guru hanyalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran. 4. Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran IPS dengan
pendekatan inkuiri. Tercermin dari tanggapan siswa terhadap angket yang di berikan dan dijawab oleh siswa. Hal ini menggambarkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri telah mampu menyentuh langsung dengan keinginan siswa itu sendiri dalam mengembangkan pengetahuan siswa.
5.2. Implikasi
Hasil temuan melalui penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri di sekolah sangat perlu untuk diterapkan. Rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gambaran bahwa perlu adanya penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri dari guru. Hal ini bertujuan dengan penerapan model pembelajaran secara inkuiri dapat memberikan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.
(29)
129
5.3. Saran
Dari hasil penelitian dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar, dapat diambil beberapa saran, yang meliputi :
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode pendekatan inkuiri terlebih dahulu harus dibangun berdasarkan situasi kelas yang demokratis, hangat dan menyenangkan. Dengan demikian guru harus menciptakan kelas yang demokratis, memberikan semangat dan menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi dan kehidupan lingkungan siswa, sehingga pendapat siswa terhadap suatu permasalahan dapat diungkapkan dan diekspresikan secara bebas tentuanya secara baik dan benar 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini dapat digunakan oleh guru
Sekolah Dasar sebagai salah satu pendekatan alternatif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar, terutama yang menekankan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
3. Kepada pihak sekolah sebelum melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini terlebih dahulu mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendekatan inkuiri menghendaki siswa langsung diharapkan bersentuhan dengan apa yang sedang dipelajarinya. Hal ini tentu saja memerlukan sarana dan prasarana seperti media pembelajaran.
4. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk mejajagi peningkatan aspek keterampilan atau kecapakan ilmiah
(30)
130
DAFTAR PUSTAKA
Alberta, (2004). Focus on Inquiry; A Teachers Guide to Implementing Inquiry Based
Learning. [on-line] Edmonton, Canada. http://www.Irc.Learning.Gov.ab.ca
Al Mochtar, S., (2004). Pengembangan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri
Amin, M., (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan
Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud
Arikunto, S., (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S., (2008). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Asmaulkhair, (2003). Pendekatan Kinerja Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Melalui Model Inkuiri pada Pembelajaran IPS di SD. (PTK pada Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 2 Banjar Sari Kota Metro Lampung). Bandung:
PPS.UPL. (Tesis tidak dipublikasikan)
Banks dan Ambrose., (1990). Teaching Strategies for the Social Studies. New York: Longman
Beyer, B. K. (1999). Inquiry in the Social Studies Classroom. A Strategy for Teaching. Columbus: Charles E Merril Publishing. Co
Bloom, S., (1979). Taxonomy of Educational Objectives. London: Longman Group LTd
Buchari, A., (2003). Hakikat Studi Sosial. Bandung: Alfabeta
Bruce dan Bruce. (1992). Teaching with Inquiry. Annapolis, Marryland: Alpha Publishing Co
Dahar, R. W., (1996). Teori -Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Dahlan, M. D., (1990). Model–model Mengajar Beberapa Alternatif Belajar
Mengajar. Bandung: Diponegoro
Departemen Pendidikan Nasional., (2002). Pedoman Khusus Model 3. Jakarta. Djamarah, S.B., (2002). Psikologi Belaja. Rineka Cipta. Jakarta
Djahiri, K., (1996). Petunjuk Guru IPS. Jakarta: Depdikbud
Ennis, R.H. (2004). An Outline of Goals a Critical thinking Curriculum and Offecement. [ Online]
Grounlund, N. E. 1982. Constructing Achievement Test. Third Edition. Illionis, F.E Peacock Publishers, Inc.
(31)
131
Grounlund, N. E., (1982). Constructing Achievement Test. Third Edition. Illionis, F.E Peacock Publishers, Inc.
Gulo, W., (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo
Hadi, N., (1997). Pemanfaatan Sumber Belajar oleh Guru dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar dalam Pengajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Hamalik, O., (2005). Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar Maju. Hasan, H., (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Hasan, SH. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Buku Satu Juruusan Pendidikan
Sejarah. FIPS PPS UPI
Hendrayana, K. (2003). Pengembangan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Inkuiri
dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Bandung,
Tesis PPS UPI, Tidak Dipublikasikan
Hermawan, T., (2003). Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu
Model Shared di Sekolah Dasar. Bandung, Tesis PPS UPI, Tidak
Dipublikasikan
Holil, A. (2008). Permudah Pemahaman Konsep Pembelajaran dengan Inkuiri. Surabaya. [on-line] www.google.com/pembelajaran inkuiri
Ibrahim, M. (2007). Pembelajaran Inkuiri. [on-line] www.google.com/pembelajaran inkuiri
________., (2007). Kecakapan Hidup; Ketrampilan Berpikir Kritis. http://www. kpicenter.web.id/neo/content/view/19/1
Jarolimek, J., dan Parker. (1993). Social Students in Elementary Education (9th edition). New York: McMillan Publishing Co, Inc
Johnson, E., (2006). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar
– Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Penerbit MLC
Mulyasa, E., (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S., (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bina Aksara.
Newby, D. dan Higgs, P., (2008). Using Inquiry to Teach Social Studies. [on-line] http:///www.ehhs.cmich.edu
(32)
132
Permen 22. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas RI. Jakarta. Permen 23 (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Depdiknas RI. Jakarta.
Roestiyah, N. K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Saefudin, Udin dan Suherman. (2006). Inovasi Pendidikan. Bandung: UPI Press Sagala, S., (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Sanjaya, W., (2005). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung
Santrock, J.W., (2002). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Sarwono, J., (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Schuncke, G. M., (1988). Elementary Social Studies: Knowing, Doing, Caring. New York: McMillan Publishing Co
Setiawan, Y., (2007). Mencari Metode Pengajaran yang Lebih Baik. www.siaksoft.net (16 – 23)
Soemantri, N., (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Bandung: Rosda Karya
Sound and Towbridge. (1993). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus: Charles E Marvil Publishing Company
Star., (2001). Tujuh Prinsip CTL. Seattle, Center of School Science and Mathematics. Postgraduate Program of State University of Surabaya
Sukmadinata, N.S., (2004), Landasan Proses Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung
Sunaryo, (1989). Peranan Hasil Belajar. Jakarta: P2LPTK Dikti, Depdikbud
Sugandhi, N., (2007). Keterpaduan Antara Tugas Guru Mengajar Membimbing dalam
Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar Negeri Merdeka V Bandung. Jurnal
Pendidikan Nomor 1
Sugiono, (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta, Bandung
Sukaatmaja, N., (2001). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni
Supriatna, N., (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press
(33)
133
Suriadi. (2007). Aplikasi Pendekatan Inkuiri dalam Pengembangan Nilai Kemanusiaan dan Kepedulian Sosial pada Pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan Topik
Hak Azazi Manusia. Tesis (Belum Dipublikasikan)
Tim Instruktur. (2011). Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Bidang Diklat Guru Kelas SD. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Devisi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. PSG Rayon 102 Universitas Negeri Medan, Medan.
William, E. B. (1983). Effective School: Knowledge, Dissemination, Inquiry. JSTOR: Educational Research, Vol. 12, No. 4 (April 1983), pp. 3 – 4
Wikipedia. (2008). Inquiry Based Learning. http://www.eu.wikipedia.org
Yamin, M., (2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Gaung Persada, Jakarta.
(1)
Dari hasil uraian di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Penggunaan pendekatan inkuiri dapat lebih meningkatkan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPS dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
2. Penggunaan pendekatan inkuiri dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
3. Guru memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran IPS dengan pendekatan inkuiri. Sebab guru merasakan tidak lagi sebagai pusat pembelajaran yang menjemukan, tetapi guru hanyalah sebagai fasilitator dalam pembelajaran. 4. Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran IPS dengan
pendekatan inkuiri. Tercermin dari tanggapan siswa terhadap angket yang di berikan dan dijawab oleh siswa. Hal ini menggambarkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri telah mampu menyentuh langsung dengan keinginan siswa itu sendiri dalam mengembangkan pengetahuan siswa.
5.2. Implikasi
Hasil temuan melalui penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri di sekolah sangat perlu untuk diterapkan. Rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gambaran bahwa perlu adanya penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri dari guru. Hal ini bertujuan dengan penerapan model pembelajaran secara inkuiri dapat memberikan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.
(2)
5.3. Saran
Dari hasil penelitian dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar, dapat diambil beberapa saran, yang meliputi :
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode pendekatan inkuiri terlebih dahulu harus dibangun berdasarkan situasi kelas yang demokratis, hangat dan menyenangkan. Dengan demikian guru harus menciptakan kelas yang demokratis, memberikan semangat dan menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi dan kehidupan lingkungan siswa, sehingga pendapat siswa terhadap suatu permasalahan dapat diungkapkan dan diekspresikan secara bebas tentuanya secara baik dan benar 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini dapat digunakan oleh guru
Sekolah Dasar sebagai salah satu pendekatan alternatif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar, terutama yang menekankan pada peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
3. Kepada pihak sekolah sebelum melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini terlebih dahulu mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendekatan inkuiri menghendaki siswa langsung diharapkan bersentuhan dengan apa yang sedang dipelajarinya. Hal ini tentu saja memerlukan sarana dan prasarana seperti media pembelajaran.
4. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk mejajagi peningkatan aspek keterampilan atau kecapakan ilmiah yang lain seperti berpikir kreatif dan kemampuan generik siswa.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Alberta, (2004). Focus on Inquiry; A Teachers Guide to Implementing Inquiry Based Learning. [on-line] Edmonton, Canada. http://www.Irc.Learning.Gov.ab.ca Al Mochtar, S., (2004). Pengembangan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS.
Bandung: Gelar Pustaka Mandiri
Amin, M., (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Depdikbud
Arikunto, S., (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S., (2008). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Asmaulkhair, (2003). Pendekatan Kinerja Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar Melalui Model Inkuiri pada Pembelajaran IPS di SD. (PTK pada Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Banjar Sari Kota Metro Lampung). Bandung: PPS.UPL. (Tesis tidak dipublikasikan)
Banks dan Ambrose., (1990). Teaching Strategies for the Social Studies. New York: Longman
Beyer, B. K. (1999). Inquiry in the Social Studies Classroom. A Strategy for Teaching. Columbus: Charles E Merril Publishing. Co
Bloom, S., (1979). Taxonomy of Educational Objectives. London: Longman Group LTd
Buchari, A., (2003). Hakikat Studi Sosial. Bandung: Alfabeta
Bruce dan Bruce. (1992). Teaching with Inquiry. Annapolis, Marryland: Alpha Publishing Co
Dahar, R. W., (1996). Teori -Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Dahlan, M. D., (1990). Model–model Mengajar Beberapa Alternatif Belajar Mengajar. Bandung: Diponegoro
Departemen Pendidikan Nasional., (2002). Pedoman Khusus Model 3. Jakarta. Djamarah, S.B., (2002). Psikologi Belaja. Rineka Cipta. Jakarta
Djahiri, K., (1996). Petunjuk Guru IPS. Jakarta: Depdikbud
Ennis, R.H. (2004). An Outline of Goals a Critical thinking Curriculum and Offecement. [ Online]
Grounlund, N. E. 1982. Constructing Achievement Test. Third Edition. Illionis, F.E Peacock Publishers, Inc.
(4)
Grounlund, N. E., (1982). Constructing Achievement Test. Third Edition. Illionis, F.E Peacock Publishers, Inc.
Gulo, W., (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo
Hadi, N., (1997). Pemanfaatan Sumber Belajar oleh Guru dan Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar dalam Pengajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Hamalik, O., (2005). Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi. Bandung: Mandar Maju. Hasan, H., (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Hasan, SH. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Buku Satu Juruusan Pendidikan Sejarah. FIPS PPS UPI
Hendrayana, K. (2003). Pengembangan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Inkuiri dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Bandung, Tesis PPS UPI, Tidak Dipublikasikan
Hermawan, T., (2003). Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Model Shared di Sekolah Dasar. Bandung, Tesis PPS UPI, Tidak Dipublikasikan
Holil, A. (2008). Permudah Pemahaman Konsep Pembelajaran dengan Inkuiri. Surabaya. [on-line] www.google.com/pembelajaran inkuiri
Ibrahim, M. (2007). Pembelajaran Inkuiri. [on-line] www.google.com/pembelajaran inkuiri
________., (2007). Kecakapan Hidup; Ketrampilan Berpikir Kritis. http://www. kpicenter.web.id/neo/content/view/19/1
Jarolimek, J., dan Parker. (1993). Social Students in Elementary Education (9th edition). New York: McMillan Publishing Co, Inc
Johnson, E., (2006). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar – Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Penerbit MLC
Mulyasa, E., (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S., (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bina Aksara.
Newby, D. dan Higgs, P., (2008). Using Inquiry to Teach Social Studies. [on-line] http:///www.ehhs.cmich.edu
NCSS. (1994). Curriculum Standard for Social Studies. USA: NCSS
Patrick, J., (2008). Critical Thinking in Social Studies. [on-line] http://www. ericdigest.org/pre-924/critical.htm
(5)
Permen 22. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdiknas RI. Jakarta. Permen 23 (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Depdiknas RI. Jakarta.
Roestiyah, N. K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Saefudin, Udin dan Suherman. (2006). Inovasi Pendidikan. Bandung: UPI Press Sagala, S., (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.
Sanjaya, W., (2005). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung
Santrock, J.W., (2002). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Sarwono, J., (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Schuncke, G. M., (1988). Elementary Social Studies: Knowing, Doing, Caring. New York: McMillan Publishing Co
Setiawan, Y., (2007). Mencari Metode Pengajaran yang Lebih Baik. www.siaksoft.net (16 – 23)
Soemantri, N., (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Rosda Karya
Sound and Towbridge. (1993). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus: Charles E Marvil Publishing Company
Star., (2001). Tujuh Prinsip CTL. Seattle, Center of School Science and Mathematics. Postgraduate Program of State University of Surabaya
Sukmadinata, N.S., (2004), Landasan Proses Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung
Sunaryo, (1989). Peranan Hasil Belajar. Jakarta: P2LPTK Dikti, Depdikbud
Sugandhi, N., (2007). Keterpaduan Antara Tugas Guru Mengajar Membimbing dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar Negeri Merdeka V Bandung. Jurnal Pendidikan Nomor 1
Sugiono, (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta, Bandung
Sukaatmaja, N., (2001). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Alumni
Supriatna, N., (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press
(6)
Suriadi. (2007). Aplikasi Pendekatan Inkuiri dalam Pengembangan Nilai Kemanusiaan dan Kepedulian Sosial pada Pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan Topik Hak Azazi Manusia. Tesis (Belum Dipublikasikan)
Tim Instruktur. (2011). Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Bidang Diklat Guru Kelas SD. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Devisi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. PSG Rayon 102 Universitas Negeri Medan, Medan.
William, E. B. (1983). Effective School: Knowledge, Dissemination, Inquiry. JSTOR: Educational Research, Vol. 12, No. 4 (April 1983), pp. 3 – 4
Wikipedia. (2008). Inquiry Based Learning. http://www.eu.wikipedia.org
Yamin, M., (2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Gaung Persada, Jakarta.