PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK IPA DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY PADA MATERI “TATA SURYA” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA.

(1)

vii PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK IPA DENGAN

PENDEKATAN GUIDED INQUIRY PADA MATERI “TATA SURYA” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA

Oleh Islamiar Nur Rani NIM 11315244020

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi “Tata Surya” dengan pendekatan Guided Inquiry yang telah dikembangkan, 2) mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa menggunakan LKPD pada materi “Tata Surya”.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau R & D (Research and Development) yang dikemukakan oleh Thiagarajan (1974), terdiri dari empat tahapan yaitu define, design, develop, disseminate. Subjek penelitian adalah 36 siswa kelas VIII-C SMP N 15 Yogyakarta. Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi LKPD, angket peningkatan keterampilan proses siswa, angket respon siswa terhadap LKPD, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif menggunakan skala empat, rata-rata persentase dan gain score.

Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: 1) LKPD IPA dengan Pendekatan Guided Inquiry pada materi “Tata Surya” ini telah memenuhi kelayakan berdasarkan penilaian oleh dosen ahli dan guru IPA dengan kategori sangat baik (A) untuk meningkatkan keterampilan proses siswa. 2) LKPD dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dengan kategori sedang berdasarkan indikator mengamati,mengklasifikasikan, mengukur, menyusun hipotesis, menyimpulkan,dan mengkomunikasikan .


(2)

viii DEVELOPMENT OF STUDENT’S SCIENCE WORKSHEET WITH GUIDED

INQUIRY APPROACH ON THE “SOLAR SYSTEM” MATERIAL TO IMPROVE STUDENT’S SCIENCE PROCESS SKILLS

Written by Islamiar Nur Rani NIM 11315244020

ABSTRACT

The research aimed to 1) know the validity of Student’s Science Worksheet on the "Solar System" material with Guided Inquiry approach; 2) know the improvement of student’s science process skill using Student’s Science Worksheet on the "Solar System" material.

This research is the development research or R & D (Research and Development) designed by Thiagarajan (1974), consists of four stages: define, design, develop, disseminate. The subjects are 36 students of VIII-C class SMP N 15 Yogyakarta. The instrument used are validation form of Student’s Science Worksheet, student’s questionnaire of science process skill, student’s questionnaire responses for Student’s Science Worksheet, and the form of learning implementation. The technique used to analyze the data is conversation of quantitative to qualitative data using four scale, the average percentage for science process skill improvement and gain score.

Results show the following: 1) Student’s Science Worksheet on the "solar system" material with Guided Inquiry approach has meet validity with “very good” category to improve student’s science process skill which is assessed by expert lecturer and science teacher. 2) Student’s Science Worksheet improve student’s science process skill with an “average” category according to the indicator of observing, classifying, measuring, stating hypothesis, conclusing and communicating.

Keywords: Student’s Science Worksheet, science Process Skill, Science, Solar System


(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter dan pribadi manusia. Baik atau buruknya pribadi seseorang tergantung dari bagaimana proses pendidikannya. Apabila proses pendidikannya baik maka hasilnya akan baik, dengan tujuan akan muncul generasi yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan dan pembelajaran/pengajaran adalah dua hal yang berbeda meskipun saling berkaitan. Pendidikan berkaitan dengan pengembangan pribadi dan akhlak mulia pada seseorang, sedangkan pengajaran berkaitan dengan pengembangan kecerdasan otak, daya analisis dan kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi. Keterkaitan antara kedua terletak pada objek pendidikan, yaitu siswa.

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik agar proses belajarnya dapat berlangsung dengan baik. Kegiatan pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran di sekolah berlangsung pada ruangan yang nyaman dengan tujuan siswa menjadi betah dalam belajar dan memberikan hasil yang optimal.


(4)

2 Dewasa ini seorang guru dituntut kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana pembelajaran. Siswa jangan diajarkan menghafal teori-teori, konsep-konsep, fakta, rumus saja dengan metode ceramah sehingga membuat siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran tetapi dengan memahaminya sebaik mungkin dan juga memberikan pengalaman langsung dengan mengaitkan apa yang dipelajari dengan konteks yang nyata akan lebih bermakna bagi siswa. Agar proses pembelajaran IPA menjadi menyenangkan, maka guru harus menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga tujuan pembelajaran IPA dapat dicapai oleh siswa.

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu bagaimana alam itu bekerja yang dilakukan secara sistematis. Pada pembelajaran IPA bukan hanya menekankan pada penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja akan tetapi juga merupakan suatu proses penemuan sehingga peran guru sangat sentral pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang merupakan keharusan adanya berbagai upaya yang mengarah kepada pencukupan kebutuhan di sekolah khususnya perlengkapan pembelajaran berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk lebih meningkatkan kualitas belajar siswa dalam hal keterampilan proses. Proses belajar-mengajar pada hakekatnya merupakan proses komunikasi, dapat dikatakan berhasil


(5)

3 apabila diantara guru dengan siswa terdapat kesamaan pengertian dan pemahaman tentang suatu materi pembelajaran, sehingga tujuan dari proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 15 Yogyakarta diperoleh gambaran singkat mengenai keadaan kelas tersebut. Hasil dari observasi tersebut antara lain siswa belum menggunakan LKPD dan hanya menggunakan buku dari pemerintah. Siswa pada kelas yang diamati cenderung ramai dan banyak yang main sendiri. Metode yang digunakan pada saat adalah presentasi-diskusi, dan saat diskusi banyak siswa yang mengobrol sendiri. Terlihat dari metode pembelajaran yang digunakan menunjukkan pula kurangnya memunculkan keterampilan proses yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Berdasarkan pada uraian di atas maka kebiasan kurang baik pada siswa dapat disalurkan pada hal yang lebih positif dengan cara siswa melakukan observasi ataupun eksperimen, dengan harapan ketika siswa melakukan kegiatan observasi maupun eksperimen maka keterampilan proses siswa akan naik karena keterampilan proses siswa pada saat itu masih rendah. Ini salah satu cara agar siswa tidak bosan ketika belajar menggunakan metode diskusi-presentasi atau metode ceramah.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Dengan adanya LKPD Guided Inquiry ini diharapkan dapat melatih keterampilan proses siswa sehingga


(6)

4 dapat menunjang pembelajaran dan dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran (Trianto, 2008: 148). LKPD digunakan untuk membimbing siswa dalam melakukan observasi ataupun eksperimen untuk menemukan hal yang baru. Tentunya dengan bimbingan dari guru (guided inquiry) agar nantinya siswa dalam melakukan eksperimen tidak melakukan kesalahan fatal yang berkibat pada hasil eksperimen atau kecelakaan kerja. Sehingga inkuiri terbimbing sangat penting dalam hal ini.

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep/prinsip/teori (Trianto, 2010: 144). Dengan keterampilan proses, siswa dapat menemukan hal-hal baru yang tidak diperoleh ketika belajar dari buku. Keterampilan proses siswa dipandu menggunakan LKPD guided inquiry sehingga siswa dalam melakukan observasi maupun eksperimen bisa tetap pada kaidah yang benar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Belum tersedianya LKPD guided inquiry yang dapat menunjang

pembelajaran di dalam kelas.

2. Siswa cenderung ramai dan main sendiri dikarenakan metode yang digunakan dalam pembelajaran yang belum tepat.


(7)

5 3. Saat diskusi siswa sering mengobrol sendiri karena pengawasan guru

yang masih kurang terhadap karakteristik siswanya.

4. Tingkat keterampilan proses masih rendah dikarenakan belum adanya bahan ajar yang sesuai untuk mengembangan keterampilan proses itu sendiri.

5. Saat presentasi dan tanya jawab yang aktif hanya satu atau beberapa siswa saja, sementara yang lain tidak antusias dalam diskusi.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang dibahas demi untuk keefektifan dan keefisienan penelitian ini, maka permasalahan penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada permasalahan:

1. Belum tersedianya LKPD guided inquiry untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran

2. Tingkat keterampilan proses masih rendah sehingga dengan LKPD guided inquiry ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan proses pada siswa

D. Rumusan Masalah

Setelah melakukan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka peneliti merumuskannya menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimanakah menghasilkan LKPD yang layak untuk dikembangkan? 2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses siswa sebelum dan


(8)

6 E. Tujuan Penelitian

Pada penelitian Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan Pendekatan Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa pada “Materi Tata Surya” ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi “Tata Surya” dengan pendekatan Guided Inquiry yang layak untuk dikembangkan.

2. Mengetahui peningkatan Keterampilan Proses Siswa setelah menggunakan LKPD yang telah dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Secara Teoritis:

Memperkaya khasanah keilmuan bidang IPA khususnya dalam hal media pembelajaran untuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus. 2. Secara Praktis:

Terdapat beberapa manfaat yang diambil dari LKPD IPA ini antara lain:

a. Sebagai inovasi baru dalam melakukan pembelajaran IPA yang lebih sesuai dengan kaidah keilmuan IPA.

b. Menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.


(9)

7 c. Memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran

khususnya pada materi Tata Surya.

d. Menumbuhkan rasa senang dan nyaman dalam kegiatan pembelajaran.

e. Membantu siswa agar dapat lebih mengembangkan potensi dan kreativitasnya.

f. Membantu pembentukan dan peningkatan karakter. G. Definisi Operasional

Istilah-istilah operasional yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan media pembelajaran IPA dengan model tiga dimensi ini antara lain:

1. Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Pengembangan dalam hal ini adalah penelitian yang mengembangkan dan menghasilkan produk berupa LKPD IPA dengan Pendekatan Guided Inqury pada materi Tata Surya untuk siswa kelas VIII.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembar kerja yang digunakan oleh siswa ketika melakukan observasi ataupun eksperimen. Sedangkan Pendekatan Guided Inqury merupakan cara untuk menemukan hal yang baru dengan cara dipandu, dalam hal ini panduan berupa LKPD.


(10)

8 3. Keterampilan Proses merupakan ketrampilan yang digunakan untuk menemukan hal yang baru melalui observasi ataupun eksperimen. Keterampilan proses yang diukur disini ialah enam keterampilan proses dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, menyusun hipotesis, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.


(11)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari bidang ilmu pengetahuan yang objek kajiannya lingkungan alam yang ada di sekitar kita. IPA lebih populer dengan istilah sains. Istilah ini merujuk pada suatu kata dalam bahasa inggris yaitu Science. Kata Science ini berasal dari bahasa Latin yaitu Scientia yang berarti (a) pengetahuan tentang, atau tahu tentang, (b) pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam (Surjani Wonoraharjo, 2010: 11).

Science is the study of nature in an attempt to understand it and to form an organized body of knowledge that has predictive power and

application in society”, (Chiappetta dan Kobala 2009: 102).Pada peryataan

di atas, IPA merupakan ilmu yang mengkaji tentang alam, berusaha memahaminya dan untuk mengorganisasikan badan keilmuan yang mana memiliki kemampuan untk memprediksi dan mengaplikasikannya dalam masyarakat.

“Further, science is based on observation, and experimentation,

relying heavily on carefully collected data, strong evidence, and persuasive


(12)

10 tampak bahwa IPA merupakan suatu hal yang didasarkan pada observasi, eksperimen/ percobaan, kepercayaan pada kehati-hatian pengambilan data, bukti yang kuat, kesimpulan yang meyakinkan.

Berdasarkan tiga pendapat di atas, peneliti berusaha menyimpulkan mengenai hakekat IPA merupakan ilmu yang mengkaji tentang alam yang mana memiliki kemampuan untuk memprediksi didasarkan pada observasi, eksperimen/percobaan, pengambilan data, bukti yang kuat, kesimpulan yang meyakinkan dan dapat diaplikasikan dimasyarakat.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKPD dapat berupa panduan latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan pengembangan aspek pembelajaran lainnya. Dengan adanya LKPD ini diharapkan dapat melatih keterampilan proses siswa sehingga dapat menunjang pembelajaran dan dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran (Trianto, 2008: 148).

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2006), fungsi LKPD adalah : a. Sebagai alat bantu agar situasi pembelajaran menjadi efektif. b.Sebagai alat bantu untuk menarik perhatian siswa.


(13)

11 c. Untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam

menangkap pengertian pengertian yang disampaikan oleh guru. d.Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran. e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada

siswa.

f. Mempertinggi mutu belajar mengajar.

Karakteristik LKPD yang baik, menurut Sungkono (2009) adalah:

a. LKPD memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan yang harus siswa lakukan.

b.Merupakan bahan ajar cetak.

c. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh siswa.

d.Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain-lain.

Dari beberapa pendapat yang dipaparkan di atas,menurut peneliti LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan yang dapat berfungsi untuk menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa. LKPD yang baik ialah yang memiliki soal-soal yang harus dikerjakan dan materi yang disajikan berupa rangkuman yang tidak terlalu luas.


(14)

12 3. Pendekatan Guided Inquiry

Istilah inkuri berasal dari Inggris “inquiry” yang secara harfiah berarti penyelidikan. Pendekatan inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik (dalam hal ini adalah siswa) pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan berbagai macam pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, menghubungkan serta membandingkan apa yang ditemukan dengan penemuan lain. Pendekatan inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan beberapa kegiatan yaitu (1) mengajukan pernyataan; (2) merumuskan masalah yang ditemukan; (3) merumuskan hipotesis; (4) merancang dan melakukan eksperimen; (5) mengumpulkan dan menganalisis data; (6) menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah yaitu objektif, jujur, rasa ingin tahu, terbuka, berkemanuan dan tanggung jawab (E. Mulyasa (2007: 108).

Pendekatan inkuiri merupakan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah hasil dari mengingat sejumlah fakta, akan tetapi hasil dari proses penemuan sendiri. Guru tidaklah melakukan tindakan dengan memberikan materi pembelajaran untuk dihafalkan, melainkan mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri materi yang harus diketahuinya. Langkah-langkah sistematis dalam pendekatan inkuiri adalah (1)


(15)

13 merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan, (5) membuat kesimpulan (Udin Syaefudin, 2008: 169).

Dari dua pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pendekatan inkuiri adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran melalui kegiatan penelitian (eksperimen) dan bertujuan untuk menemukan materi pembelajaran tertentu.

Metode Guided Inkuiri merupakan metode ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan agar siswa dapat mencapai tujuan atau menemukan konsep-konsep IPA, memberikan masalah dan alternatif pemecahannya, memonitor proses pembelajaran, membantu siswa yang mengalami hambatan dalam kegiatannya, memberikan penilaian. Dengan metode ini siswa akan aktif melakukan eksplorasi, observasi, investigasi dengan bimbingan guru. Kegiatan ini berdampak positif pada perkembangan intelektual siswa (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis, 1992: 36).

Berdasarkan pendapat dari para ilmuwan, peneliti mencoba mengambil kesimpulan bahwa Guided Inquiry ialah sebuah pendekatan pembelajaran dimana siswa dilatih bukan hanya belajar memperoleh sejumlah pengetahuan dan keterampilan, akan tetapi juga pentingnya proses perolehan pengetahuan dan keterampilan tersebut.


(16)

14 4. Keterampilan Proses Siswa

Terdapat beberapa pengertian keterampilan proses, Funk dalam (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 141) mengemukakan bahwa keterampilan-keterampilan proses merupakan dasar yang sebelumnya menyediakan suatu landasan menuju keterampilan-keterampilan terintegrasi yang lebih kompleks. Pengetian lain disampaikan oleh Trianto (2010: 144) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep/prinsip/teori.

Tujuan melatih keterampilan proses dalam pembelajaran IPA adalah untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal. Materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan dimengerti dalam waktu yang relatif lebih lama apabila siswa sendiri memperoleh pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut melelui pengamatan atau eksperimen. (Trianto, 2010 : 150).

Funk (Trianto, 2010) membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan, yaitu keterampilan proses tingkat dasar (basic science process skill) yang meliputi observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, inferensi. Sedangkan keterampilan proses terpadu (integrated science process skill) meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel


(17)

15 secara operasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti mengambil kesimpulan yang dimaksud dengan keterampilan proses siswa ialah keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan konsep, prinsip, atau teori dalam proses inkuiri dan pemecahan masalah. Keterampilan proses yang diambil dalam penelitian ini ialah keterampilan proses dasar yang observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, inferensi. B. Kajian Keilmuan

1. Materi Tata Surya

Tata Surya merupakan sebuah sistem yang terdiri dari Matahari, delapan planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lain. Matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota Tata Surya yang lain beredar mengelilingi Matahari.

Gambar 1. Tata Surya


(18)

16 a. Matahari

Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat ke Bumi. Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 150 juta km atau 1 Satuan Astronomi (1 SA). Matahari berbentuk bola gas pijar yang tersusun atas gas Hidrohen dan gas Helium. Matahari mempunyai diameter 1,4 × 106 km, suhu permukaannya mencapai 6000 K. Matahari merupakan sumber energi utama bagi planet Bumi yang menyebabkan berbagai proses fisis dan biologi dapat berlangsung. Energi yang dipancarkan oleh Matahari dibentuk di bagian dalam matahari melalui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh Matahari ke Bumi dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik (Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 4).

b. Planet

Berdasarkan kriteria IAU (International Astronomical Union), planet adalah benda langit yang: mengorbit Matahari, bentuk fisiknya cenderung bulat (pepat), orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain. Planet-planet yang berada dalam sistem Tata Surya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus(Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 5). Planet disebut sistem tata surya karena tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.


(19)

Objek-17 objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips.

c. Planet-Kerdil

Planet kerdil (Dwarf Planet) merupakan kategori baru dalam keanggotaan Tata Surya berdasarkan resolusi IAU tahun 2006. Sebuah benda angkasa dikatakan planet kerdil jika: mengorbit Matahari, bentuk fisiknya cenderung bulat, orbitnya belum bersih dari keberadaan benda angkasa lain, bukan merupakan satelit (Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 6).

d. Satelit

Menurut Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono ( 2008: 7), satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa mengiringi dan berputar terhadap planet pusatnya. Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu

1) Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam bersamaan dengan terbentuknya planet, contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai satelit alam Saturnus.

2) Satelit Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu, contoh: Satelit cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan sebagainya.


(20)

18 e. Asteroid

Asteroid disebut juga dengan planet minor atau planetoid, asteroid ini mengisi ruangan yang berada diantara Mars dan Yupiter. Di dalam sistem tata surya diperkirakan terdapat 100.000 buah asteroid yang ukurannya antara 2-750 km2. Asteroid senantiasa berputar diantara planet Mars dan Yupiter membentuk sabuk asteroid (Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 9).

Gambar 2. Asteroid

Sumber:http://www.daviddarling.info/encyclopedia/A/asteroidbelt.html f. Komet

Komet disebut juga dengan “bintang berekor” merupakan benda langit yang garis edarnya/orbitnya sangat lonjong; sehingga jaraknya ke Matahari kadang-kadang jauh sekali tetapi pada suatu saat dekat sekali. Ekor komet selalu menjauhi Matahari, hal ini karena mendapat tekananan dari Matahari. Material komet tesusun atas kristal-kristal es yang rapuh sehingga mudah lepas dari badannya. Bagian yang terlepas


(21)

19 inilah yang membentuk semburan cahaya ketika sebuah komet melintas didekat Matahari (Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 9).

Gambar 3. Komet

Sumber: http://spaceplace.nasa.gov/cometwordfind/ g. Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

Gerhana Bulan terjadi jika Matahari-Bumi-Bulan berada dalam satu garis lurus. Sedangkan gerhana Matahari terjadi jika Matahari-Bulan-Bumi berada dalam satu garis lurus. Tetapi pada kenyataannya gerhana Bulan dan gerhana Matahari tidak muncul setiap terjadinya fase Bulan purnama dan fase Bulan baru. Hal ini disebabkan orbit Bulan pada saat mengelilingi Bumi membentuk sudut inklinasi sebesar 5,2 derajat terhadap bidang ekliptika Bumi.

Adapun sudut inklinasi Bulan terhadap bidang eliptika Bumi ditunjukkan pada gambar dibawah ini.


(22)

20 Gambar 4. Sudut inklinasi bulan terhadap bidang ekliptika bumi Sumber: http://myquran.org/forum/index.php?topic=72035.135 Berarti:

Gerhana Matahari terjadi jika Bulan melintasi bidang ekliptika Bumi pada saat fase Bulan baru.

Gambar 5. Gerhana Matahari

Sumber: http://www.spaceweather.com/eclipses/11jul10d/Alson-Wong1.jpg Gerhana Bulan terjadi jika Bulan melintasi bidang ekliptika Bumi pada saat fase bulan purnama.

Gambar 6. Gerhana Bulan


(23)

21 h. Gaya Gravitasi

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara semua benda yang memiliki massa. Meskipun gravitasi berlaku untuk segala sesuatu yang memiliki massa, hanya benda dengan massa yang sangat besar yang akan mempengaruhi apa saja yang ada didekatnya. Sebuah medan gravitasi adalah area di sekitar benda yang menghasilkan tarikan gravitasi. Hal ini dapat didefinisikan sebagai gaya gravitasi yang dirasakan oleh benda yang ditempatkan disuatu titik dalam ruang. Gravitasi memiliki tiga efek yang sangat penting. Salah satunya ialah gravitasi menjaga semua benda di tata surya agar tetap dalam orbitnya. Orbit disebabkan oleh keseimbangan gerak maju objek dan gaya gravitasi yang menariknya ke dalam. Sebagai contoh, orbit bulan sebagai satelit mengelilingi bumi adalah karena gerak maju dari Bulan dan tarikan gravitasi bumi di atasnya. Hal yang sama terjadi dengan bumi mengelilingi matahari.

i. Nilai Eksentrisitas

Eksentrisitas orbit suatu benda astronomi adalah jumlah ketika orbitnya melenceng dari lingkaran sempurna, 0 berarti lingkaran sempurna, dan 1,0 adalah parabola, dan tidak lagi berupa orbit tertutup. Namanya berasal dari parameter irisan kerucut, karena setiap orbit Kepler adalah irisan kerucut.


(24)

22 Nilai Eksentrisitas suatu orbit terdiri dari nilai berikut:

1. Orbit lingkaran: 2. Orbit elips:

3. Lintasan parabola: 4. Lintasan hiperbola: C. Kerangka Berpikir

Analisis permasalahan pembelajaran IPA di SMP Negeri 15 Yogyakarta melalui Observasi, wawancara pada kepala sekolah guru IPA, dan Siswa

Belum tersedianya LKPD Guided Inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses pada materi tertentu.

Materi tersebut adalah Tata Surya

Pengembangan LKPD IPA dengan pendekatan Guided Inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses pada materisebagai solusi alternatif memecahkan permasalahan tersebut.

LKPD ini digunakan untuk membimbing siswa dalam melakukan observasi maupun eksperimen, untuk meningkatkan keterampilan proses.

Dengan adanya LKPD IPA dengan pendekatan Guided Inquiry ini, diharapkan akan terjadi peningkatan keterampilan proses pada materi Tata Surya.


(25)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

Yogyakarta dengan materi Tata Surya. “Metode penelitian dan

pengembangan (Research and Development) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut” (Sugiono, 2009:407). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan model 4-D (Four D Models) menurut Thiagarajan (1974: 5), pengembangan produk ini meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan diseminasi (diseminate).

B. Prosedur Pengembangan

Proses pengembangan media pembelajaran ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan langkah 4-D model. Prosedur penelitian pengembangan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap pendefinisian ini digunakan untuk menentukan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan didalam proses pembelajaran. Terdapat kebutuhan yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu minimnya fasilitas pembelajaran yang disediakan oleh pihak sekolah


(26)

24 khususnya dalam hal perangkat pembelajaran. Melalui tahap pendefinisian ini, peneliti menganalisis mengenai perangkat sering digunakan oleh guru IPA. Melalui tahap ini diperoleh beberapa hasil antara lain terdapat permasalahan mengenai perangkat pembelajaran, khususnya pada materi tata surya. Selanjutnya, sebagai tindak lanjut dari permasalahan yang timbul diatas, maka direalisasikan yaitu dengan cara mengembangkan LKPD IPA dengan pendekatan Guided Inquiry. Pada tahap pendefinisian ini terdapat lima hal hal pokok, yaitu:

a. Analisis Ujung Depan

Analisis ujung depan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan mendasar yang dihadapi pada mata pelajaran IPA. Dengan begitu akan diperoleh gambaran mengenai fakta, harapan dan alternatif solusi mengenai permasalahan tersebut yang nantinya akan memudahkan dalam penentuan produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis ini peneliti dapat menentukan solusi dari permasalahan tersebut berupa pengembangan lembar kegiatan peserta didik IPA dengan pendekatan guided inquiry untuk meningkatkan keterampilan proses siswa pada matari tata surya.

b. Analisis Siswa

Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa khususnya siswa SMP. Karakteristik siswa SMP yang sedang dalam masa-masa peralihan dari anak-anak menuju remaja (masa pubertas), disini seorang pendidik harus memiliki keterampilan-keterampilan


(27)

25 khusus, baik keterampilan akademik maupun emosional untuk membimbing siswa. Pada masa seperti itu siswa meiliki rasa ingin tahu yang terhadap suatu hal sangat tinggi. Disinilah LKPD yang

dikembangkan harus bisa menyesuaikan dengan beberapa

karakteristik siswa tersebut. c. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan salah langkah penting, dimana pada langkah ini dilakukan pembangunan konsep baru ataupun pengaitan konsep satu dengan konsep lainnya yang relevan. Dengan demikian akan membentuk suatu peta konsep pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan bantuan LKPD. d. Analisis Tugas

Pada langkah ini peniliti melakukan analisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai oleh siswa agar dapat mencapai kompetensi minimal. Pada tahap awal, peneliti perlu menganalisis kompetensi mana saja yang ingin dicapai sesuai dengan kurikulum. Hal ini bertujuan untuk menentukan pengembangan LKPD IPA, dengan analisis ini diharapkan produk yang dikembangkan dapat membimbing siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran merupakan kegiatan


(28)

26 berfungsi membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat membuat LKPD IPA. Serangkaian tujuan ini menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat

pembelajaran yang akan diintegrasikan kedalam materi

pengembangan LKPD ini.

2. Tahap Perencanaan (Design)

Setelah muncul suatu permasalahan dari tahapan pendefinisian, selanjutnya masuk ke tahap berikutnya. Tahap perencanaan ini bertujuan untuk merancang suatu LKPD IPA yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam tahap ini dilakukan perancangan media pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa SMP. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a. Pemilihan Bentuk Penyajian

Bentuk penyajian LKPD adalah bentuk dengan pendekatan Guided inquiry agar nantinya bisa mencari tahu dengan berbagai eksperimen, tentunya dalam eksperimen perlu adanya arahan/petunjuk agar tujuan pembelajaran yang direncakan dapat tercapai sebaik mungkin.

b. Rancangan Awal

Rancangan awal dibuat menggunakan bantuan komputer, hasil dari rancangan berupa LKPD jadi yang nantinya akan melewati proses validasi dan uji coba. Setelah melewati proses tersebut maka LKPD diperbaiki sesuai dengan saran dari ahli dan hasil uji coba.


(29)

27 3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan terdiri dari validasi ahli dan uji coba terbatas. Validasi ahli digunakan untuk mengetahui kelayakan LKPD IPA yang telah dibuat serta untuk mendapatkan saran dari ahli sebelum diujicobakan kepada siswa. Setelah dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan uji coba terbatas untuk mengetahui kemampuan siswa dan untuk mendapatkan saran dari penilai sebelum produk disebarluaskan. Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Validasi Ahli/Praktisi

Penilaian para ahli terhadap LKPD IPA kualitas yang dibuat. Tahapan validasi memiliki tujuan untuk mengetahui kelayakan LKPD IPA dengan pendekatan guided inquiry. Berdasarkan masukan dari ahli materi maupun guru IPA dengan model tiga dimensi diperbaiki agar lebih tepat, efektif, efisien dan mudah digunakan oleh siswa tuna netra dan memiliki kualitas yang layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

b. Uji Coba Pengembangan

Dalam uji coba pengembangan dilakukan uji coba media pada kegiatan pembelajaran. Uji coba dilakukan di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Kegiatan uji coba bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKPD IPA dengan pendekatan guided inquiry. dalam kegiatan pembelajaran dilihat dari ketrampilan proses siswa terhadap materi yang disampaikan.


(30)

28 4. Tahap Pengembangan (Diseminate)

Setelah dilakukan uji coba terbatas dan media telah direvisi/diperbaiki, maka tahap selanjutnya adalah tahap penyebarluasan. Tujuan dari tahap ini adalah menyebarluaskan LKPD IPA hasil pengembangan. Akan tetapi, dalam penelitian ini belum dapat dilakukan karena keterbatasan peneliti. Dengan demikian, penelitian pengembangan LKPD IPA menurut model 4-D sampai tahap pengembagan (develop) atau tahapan uji coba lapangan.

C. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba

Pada pengembangan media ini, sebelum diujicobakan pada siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta. LKPD IPA yang dibuat terlebih dahulu akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru IPA SMP Negeri 15 Yogyakarta. Tujuannya adalah LKPD IPA yang dibuat apakah sudah layak digunakan atau belum, dengan harapan LKPD IPA ini akan mendapatkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang berkompeten dibidangnya agar nantinya LKPD IPA yang dikembangkan benar-benar bisa digunakan serta bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 15 Yogyakarta pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 pada tanggal 25 dan 28 Mei 2015.


(31)

29 3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu: (1) validator (dosen ahli media dan ahli materi) untuk menilai produk/media hasil pengembangan; (2) siswa kelas VIII C sebanyak 36 siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah berupa LKPD IPA dengan Pendekatan Guided Inqury pada materi Tata Surya.

4. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif berupa data kelayakan LKPD IPA, data kuatitatif yang diperoleh maka data tersebut data dirubah menjadi data kualitatif.

b. Data Kualitatif

1) Data Kelayakan Produk

Data tingkat kelayakan LKPD IPA berdasarkan tinjauan dari ahli materi dan ahli media.

2) Data Peningkatan Keterampilan Proses Siswa

Data ini merupakan data peningkatan keterampilan proses siswa saat belajar menggunakan LKPD IPA hasil pengembangan yang diperoleh dari observasi.

D. Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Penyusunan Instrumen

Instrumen yang baik harus memenuhi validitas isi dan validitas kontruk. Prosedur penyusunan instrumen yang digunakan agar memiliki


(32)

30 validitas isi antara lain: (1) mendefinisikan ranah yang hendak diukur dengan cara menyusun kisi-kisi, (2) menentukan ranah yang akan diukur oleh masing-masing soal/ pernyataan, (3) membandingkan soal/pernyataan dengan ranah yang sudah ditetapkan.

Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas kontruksi jika setiap item pertanyaan/pernyataan pada instrumen tersebut dapat mengukur setiap indikator yang ditetapkan, untuk itu peneliti harus membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat penyusunan intrumen yang baik agar dapat diketahui apakah instrumen yang dibuat oleh peneliti telah memenuhi syarat-syarat validitas konstruksi atau belum.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan langkah:

a. Membuat lembar penilaian/ validasi untuk mengetahui kelayakan produk.

b. Membuat lembar angket respon siswa untuk mengetahui tanggapan mengenai produk yang dibuat.

c. Melakukan observasi keterampilan proses siswa dengan lembar observasi yang dilengkapi rubrik.

d. Membuat catatan selama proses kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung serta melakukan dokumentasi terhadap aktivitas siswa.


(33)

31 3. Teknik Analisis Data

a. Kelayakan Produk

Data hasil penilaian dari dosen ahli berupa data kualitas produk yang dikodekan dengan skala kualitatif kemudian dilakukan pengubahan dari nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 01. Pengubahan Nilai Kualitatif menjadi Nilai Kuantitatif Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Sangat Baik 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

Untuk menentukan kelayakan dan respon siswa terhadap produk hasil pengembangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Mentabulasi semua data hasil penilaian yang diperoleh dari validator dan respon siswa untuk setiap komponen butir yang dinilai dalam instrumen penilaian.

2) Menghitung skor total rata-rata setiap komponen dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(34)

32 Keterangan :

= skor rata-rata tiap aspek

n = jumlah penilai

∑X = jumlah skor dari tiap aspek b. Mengubah Skor Kuantitatif menjadi Kualitatif

Mengubah skor data kuantitatif menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria dengan kategori ideal. Dengan ketentuan ini yang dijabarkan pada Tabel 02.

Tabel 02. Kriteria Kategori Penilaian Ideal

No. Interval Skor Kategori Nilai

1.

x SB X

X  Sangat Baik A

2. X SB X X

x  

 Baik B

3. x SB -X X

X   Cukup C

4.

x SB -X

X Kurang D

(Sumber: Djemari, 2008: 123) Keterangan:

= rerata skor secara keseluruhan = 1/2 ( skor maksimal + skor minimal) SBx = simpangan baku skor keseluruhan

= 1/6 (skor maksimal – skor minimal) X = skor yang didapat


(35)

33 c. Lembar Observasi Keterampilan Proses

1) Masing-masing item pernyataan lembar observasi

keterampilan proses sains peserta didik direkapitulasi berdasarkan penilaian observer untuk setiap pertemuan. 2) Menghitung jumlah skor masing-masing siswa.

3) Menghitung presentase hasil penskoran dari masing-masing peserta didik dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

% 100 s

Si

X  

Keterangan:

X = presentase skor

ΣSi = jumlah skor yang diperoleh

S = skor maksimal

(Suharsimi Arikunto, 2012: 235)

Untuk mengukur peningkatan keterampilan proses siswa menggunakan Gain Score. Gain score merupakan peningkatan atau perbedaan skor selisih antara skor kegiatan awal dan kegiatan akhir. Hasil analisis gain score dapat untuk mengetahui tingkat keefektifan hasil dari pengembangan LKPD IPA dengan pendekatan guided inkuiri. Perhitungan gain score dapat dilakukan dengan cara:


(36)

34 Untuk menentukan kriteria peningkatan pemahaman menggunakan kriteria pada Tabel 03 berikut:

Tabel 03. Batasan Kategori Gain Score

Batasan Kategori

g 0,7 Tinggi

0,3 g Sedang

g Rendah


(37)

65 Daftar Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah B, S dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyususnan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia

E. Mulyasa. (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis.(1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud

Masoeri Jasin. (2010). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Gravindo Persada Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara.

Udin, Syaefuddin, dkk. (2008). Perencanaan Pendidikan.Bandung; Remaja Rosdakarya

Internet

Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono. (2008). Modul Tata Surya. Diakses pada tanggal 16 Aprill 2015 dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/ikhlasul-ardi-nugroho

mpd/Sistem%20Tata%20Surya%20ver_Akhir_hasil%20proses%20editing.p df

J.D. Knight (1997). A Tour Of the Solar System. Diakses pada tanggal 16 Aprill 2015 dari http://www.seasky.org/solar-system/solar-system.html

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Diakses pada tanggal 25 Mei 2013 dari: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.


(1)

validitas isi antara lain: (1) mendefinisikan ranah yang hendak diukur dengan cara menyusun kisi-kisi, (2) menentukan ranah yang akan diukur oleh masing-masing soal/ pernyataan, (3) membandingkan soal/pernyataan dengan ranah yang sudah ditetapkan.

Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas kontruksi jika setiap item pertanyaan/pernyataan pada instrumen tersebut dapat mengukur setiap indikator yang ditetapkan, untuk itu peneliti harus membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat penyusunan intrumen yang baik agar dapat diketahui apakah instrumen yang dibuat oleh peneliti telah memenuhi syarat-syarat validitas konstruksi atau belum.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan langkah:

a. Membuat lembar penilaian/ validasi untuk mengetahui kelayakan produk.

b. Membuat lembar angket respon siswa untuk mengetahui tanggapan mengenai produk yang dibuat.

c. Melakukan observasi keterampilan proses siswa dengan lembar observasi yang dilengkapi rubrik.

d. Membuat catatan selama proses kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung serta melakukan dokumentasi terhadap aktivitas siswa.


(2)

3. Teknik Analisis Data a. Kelayakan Produk

Data hasil penilaian dari dosen ahli berupa data kualitas produk yang dikodekan dengan skala kualitatif kemudian dilakukan pengubahan dari nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 01. Pengubahan Nilai Kualitatif menjadi Nilai Kuantitatif Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Sangat Baik 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

Untuk menentukan kelayakan dan respon siswa terhadap produk hasil pengembangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Mentabulasi semua data hasil penilaian yang diperoleh dari validator dan respon siswa untuk setiap komponen butir yang dinilai dalam instrumen penilaian.

2) Menghitung skor total rata-rata setiap komponen dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(3)

Keterangan :

= skor rata-rata tiap aspek n = jumlah penilai

∑X = jumlah skor dari tiap aspek b. Mengubah Skor Kuantitatif menjadi Kualitatif

Mengubah skor data kuantitatif menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria dengan kategori ideal. Dengan ketentuan ini yang dijabarkan pada Tabel 02.

Tabel 02. Kriteria Kategori Penilaian Ideal

No. Interval Skor Kategori Nilai

1.

x SB X

X  Sangat Baik A

2. X SB X X x  

 Baik B

3. x SB -X X

X   Cukup C

4.

x SB -X

X Kurang D

(Sumber: Djemari, 2008: 123) Keterangan:

= rerata skor secara keseluruhan = 1/2 ( skor maksimal + skor minimal) SBx = simpangan baku skor keseluruhan

= 1/6 (skor maksimal – skor minimal) X = skor yang didapat


(4)

c. Lembar Observasi Keterampilan Proses

1) Masing-masing item pernyataan lembar observasi keterampilan proses sains peserta didik direkapitulasi berdasarkan penilaian observer untuk setiap pertemuan. 2) Menghitung jumlah skor masing-masing siswa.

3) Menghitung presentase hasil penskoran dari masing-masing peserta didik dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

% 100 s

Si

X  

Keterangan:

X = presentase skor

ΣSi = jumlah skor yang diperoleh S = skor maksimal

(Suharsimi Arikunto, 2012: 235)

Untuk mengukur peningkatan keterampilan proses siswa menggunakan Gain Score. Gain score merupakan peningkatan

atau perbedaan skor selisih antara skor kegiatan awal dan kegiatan akhir. Hasil analisis gain score dapat untuk mengetahui

tingkat keefektifan hasil dari pengembangan LKPD IPA dengan pendekatan guided inkuiri. Perhitungan gain score dapat

dilakukan dengan cara: Gain Score


(5)

Untuk menentukan kriteria peningkatan pemahaman menggunakan kriteria pada Tabel 03 berikut:

Tabel 03. Batasan Kategori Gain Score

Batasan Kategori

g 0,7 Tinggi

0,3 g Sedang

g Rendah


(6)

Daftar Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah B, S dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyususnan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia

E. Mulyasa. (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis.(1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud

Masoeri Jasin. (2010). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Gravindo Persada Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara.

Udin, Syaefuddin, dkk. (2008). Perencanaan Pendidikan.Bandung; Remaja Rosdakarya

Internet

Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono. (2008). Modul Tata Surya. Diakses pada tanggal 16 Aprill 2015 dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/ikhlasul-ardi-nugroho

mpd/Sistem%20Tata%20Surya%20ver_Akhir_hasil%20proses%20editing.p df

J.D. Knight (1997). A Tour Of the Solar System. Diakses pada tanggal 16 Aprill 2015 dari http://www.seasky.org/solar-system/solar-system.html

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Diakses pada tanggal 25 Mei 2013 dari: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM SISWA (LKPS) TERINTEGRASI GUIDED INQUIRY UNTUK KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MATERI ASAM BASA KELAS XI

0 22 161

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI TATA SURYA DI SMP NEGERI 10 SATAP TORGAMBA.

6 40 38

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI LAJU REAKSI.

1 1 16

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DENGAN PENDEKATAN INQUIRY BERBASIS SIKLUS BELAJAR 5E UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI.

0 3 302

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FLUIDA DINAMIS PESERTA DIDIK SMA.

1 12 249

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TEMA “MENDENGAR DARI GELOMBANG” MENGGUNAKAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN PENGUASAAN MATERI PESERTA DIDIK SMP KELAS VIII.

0 1 2

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS GUIDED INQUIRY DENGAN TEMA “AIRKU TERCEMAR” UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VII SMP.

0 0 2

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PENGUKURAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI KELAS X SMA N 2 YOGYAKARTA.

0 0 2

Pengembangan Lembar Kerja Anak Dengan Me

0 0 9

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN KERJA LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES FISIKA

0 0 6