PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI TATA SURYA DI SMP NEGERI 10 SATAP TORGAMBA.

(1)

PE NGE MB ANGAN LEMBAR KE RJA PESERTA DI DI K (L KPD) BERBASIS DISCOVERY LEARNI NG UNTUK ME NI NGKATKAN

HASIL BEL AJAR I PA PADA MATE RI TATA SURYA DI SMP NE GE RI 10 S ATAP TO RGAMB A

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

KIKI PRATAMA RAJAGUKGUK NIM. 8156182080

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRACT

Rajagukguk, Kiki Pratama. (8156182080). Development of Student Worksheet Based on Discovery Learning to Improve Learning Outcomes in Science : Solar System at SMP Negeri 10 SATAP Torgamba. Thesis. Basic Education Study. Program Postgraduate School. State University of Medan. 2017

This research is a type of research and development study (Research and Development) which aims to identify the feasibility and effectiveness of student worksheet based on discovery learning developed. The development of student worksheet used ADDIE’s model of development. The development procedure which used in the research consists of five steps, namely: (1) analysis, (2) design, (3) development, (4) implementation, (5) evaluation. This research subject is 36 students in grade seven at SMP Negeri 10 Satap Torgamba. The data collecting instruments were assessment sheets for the material experts, instructional design experts, natural sciences teacher, a questionnaire for the students and achievement test that first conducted empirical validation. The data analysis technique was the qualitative descriptive technique using score distributions and assessment scale categories. The result of research producing products that meet the content validity, presentation, linguistic, design with an average 3,85 in very good categories that have a valid criteria and fit for use, also effectively used to improve students learning outcomes include mastery learning individual reach 83%, completness of classical study reach 83,3% with N-gain percentage reach 0,74, achievements indicators of learning reach 81,9 and student learning activities with an average 84,9, also received a positive response from students reach 81,5% with a good criteria.


(6)

ii ABSTRAK

Kiki Pratama Rajagukguk. (8156182080). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Materi Tata Surya di SMP Negeri 10 SATAP Torgamba. Tesis. Pendidikan Dasar. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2017

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development) yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning yang dikembangkan. Pengembangan lembar kerja peserta didik menggunakan prosedur pengembangan model ADDIE. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) analysis (analisis) (2) design (perancangan), (3) development (pengembangan), (4) implementation (penerapan), (5) evaluation (penilaian). Subjek Penelitian ini adalah 36 orang peserta didik kelas VII di SMP Negeri 10 Satap Torgamba. Instrumen pengumpulan data berupa lembar penilaian untuk ahli materi, ahli desain pembelajaran, guru ilmu pengetahuan alam, lembar angket/kuesioner untuk siswa, observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar yang terlebih dahulu dilakukan validasi empiris. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan teknik deskriptif kualitatif yang diungkapkan dalam distribusi skor dan kategori skala penilaian. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk yang memenuhi validitas isi, penyajian, kebahasaan dan tampilan dengan rata-rata 3,85 dengan kategori sangat baik dan masuk kriteria valid dan layak digunakan, serta efekif digunakan untuk meningkatkan hasil belaja rsiswa diantaranya ketuntasan belajar individu mencapai 83%, ketuntasan belajar klasikal mencapai 83,3% dengan persentase N-gain mencapai 0,74 ketercapaian indikator pembelajaran mencapai 81,9 dan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata 84,9 serta mendapat respon posistif dari siswa mencapai 81,5% dengan kriteria baik.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis yang berjudul pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi tata surya di SMP Negeri 10 Satap Torgamba.

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Penyelesaian Tesis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tulus. Secara khusus penulis merasa sangat perlu menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Unimed yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengikuti program magister di Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Daulat Saragih, M.Pd., sebagai sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. beserta segenap jajarannya. 5. Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si dan Prof. Dr. Siman, M.Pd sebagai


(8)

iv

dan mengarahkan penulis sejak awal penulisan proposal hingga penyelesaian Tesis ini.

6. Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.Pd, Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, dan Dr. Wawan Bunawan, M.Si., M.Pd selaku Penguji yang telah memberikan masukan dalam Tesis ini.

7. Seluruh dosen Program S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan. 8. Kepala sekolah SMP Negeri 10 SATAP Torgamba yang telah membantu

memberikan kemudahan-kemudahan untuk penjaringan data penelitian. 9. Orang tua tercinta Ibunda Dra. Nurasiah Shabirin dan Ayahanda Tahan

Rajagukguk, atas doa dan sumber inspirasi selama ini yang selalu memberi semangat dan dorongan untuk terus belajar.

10. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian Tesis ini. Terkhusus orang yang selalu ada membantu dan memberi semangat kepada penulis secara pribadi, dan seluruh teman di Program Studi Pendidikan Dasar baik kelas reguler dan kelas eksekutif yang saling berbagi saran dan masukan dalam setiap permasalahan yang ada di perkuliahan

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Tesis ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan bagi pengembangan lembar kerja peserta didik dan bermanfaat bagi pengembangan di Sekolah Menengah Pertama

Medan, April 2017 Penulis


(9)

v DAFTAR ISI

Halaman

Abstract ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar ... vii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Batasan Masalah... 15

1.4 Rumusan Masalah ... 15

1.5 Tujuan Penelitian ... 16

1.6 Manfaat Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18

2.1 Kerangka Teoritis ... 18

2.1.1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA ... 18

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Lembar Kerja Peserta Didik IPA ... 23

2.1.3. Kriteria Penyusunan dan Penulisan Lembar Kerja Peserta Didik IPA ... 25

2.1.4. Macam-Macam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA ... 31

2.1.5. Discovery Learning ... 32

2.1.6. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran ... 36

2.1.7. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning ... 38

2.1.8. Tata Surya ... 42

2.1.9. Belajar IPA ... 44

2.1.10. Hasil Belajar IPA ... 46

2.2.Penelitian Relevan ... 49

2.3.KerangkaKonseptual ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

3.2.Subjek dan Objek Penelitian ... 60

3.3.Jenis Penelitian ... 60

3.4.Prosedur Pengembangan ... 63

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.6.Instrumen Pengumpulan Data ... 71


(10)

vi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 93

4.1. Hasil Pengembangan ... 93

4.1.1. Tahap Analysis (Analisis) ... 93

4.1.2. Tahap Design (Perencanaan) ... 97

4.1.3. Tahap Development (Pengembangan) ... 102

4.1.4. Tahap Implementation (Penerapan) ... 131

4.1.5. Tahap Evaluation (Evaluasi) ... 134

4.2. Pembahasan ... 152

4.2.1. Kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Discovery Learning ... 153

4.2.1. Keefektifan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Discovery Learning ... 158

4.3. Keterbatasan penelitian ... 164

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 166

5.1. Kesimpulan ... 166

5.2. Saran ... 167


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Materi Pembelajaran ... 43

Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 43

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian ... 59

Tabel 3.2 Identitas validator dan guru mata pelajaran IPA ... 72

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi ... 72

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Ahli Desain Pembelajaran ... 74

Tabel 3.5 Kisi-kisi lembar Penilaian Guru ... 75

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket respon Siswa ... 77

Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Obeservasi Aktivitas Peserta Didik ... 78

Tabel 3.8 Kisi-kisi Intrumen Tes Hasil Belajar ... 80

Tabel 3.9 Kriteria Jawaban Item InstrumenValidasi ... 87

Tabel 3.10 Rentang Presentasi dan Kriteria Kualifikasi Uji Kelayakan LKPD ... 88

Tabel 3.11 Penilaian dengan Persen ... 91

Tabel 4.1 Kompetensi di dalam Kurikulum 2013 ... 94

Tabel 4.2 Indikator dan tujuan pembelajaran ... 94

Tabel 4.3 Kerangka penyusunan lembar kerja peserta didik (LKPD) ... 98

Tabel 4.4 alat evaluasi dalam lembar kerja peserta didik (LKPD) ... 101

Tabel 4.5 Distribusi materi dalam lembar kerja peserta didik (LKPD) ... 104

Tabel 4.6 Spesifikasi Produk Awal ... 105

Tabel 4.7 Kriteria Penskoran validasi ... 108

Tabel 4.8 Penyajian data kuantitatif ahli materi ... 108

Tabel 4.9 Penyajian data kulitatif ahli materi ... 112

Tabel 4.10 Penyajian data kuantitatif ahli desain pembelajaran ... 113

Tabel 4.11 Penyajian data kualitatif ahli desain pembelajaran ... 118

Tabel 4.12 Hasil lembar penilaian respon guru mata pelajaran IPA ... 121

Tabel 4.13 Hasil angket respon siswa uji skala kecil ... 124

Tabel 4.14 Hasil ketuntasan belajar individu uji skala kecil ... 126

Tabel 4.15 Hasil pre test dan post test peserta didik uji skala kecil ... 127

Tabel 4.16 Hasil ketuntasan belajar individu uji skala kecil ... 128

Tabel 4.17 Rekapitulasi hasil observasi kegiatan belajar peserta didik Uji skala kecil ... 130

Tabel 4.18 Analisis validasi ahli materi ... 135

Tabel 4.19 Analisis validasi ahli desain pembelajaran ... 136

Tabel 4.20 Analisis validasi lembar penilaian guru mata pelajaran IPA ... 138

Tabel 4.21 Hasil ketuntasan belajar individu uji skala besar ... 140

Tabel 4.22 Hasil pre test dan post test peserta didik uji skala besar ... 142

Tabel 4.23 Hasil ketercapaian indikator pembelajaran uji skala besar ... 143

Tabel 4.24 Penilaian dengan Persen ... 144

Tabel 4.25 Rekapitulasi hasil observasi kegiatan belajar peserta didik pada uji skala besar ... 145

Tabel 4.26 Analisis angket respon siswa ... 147


(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Aplikasi Metode Discovery Learning ... 39

Gambar 2.2 Peta Konsep Hasil Belajar Yang Akan Dicapai Pada Materi Tata Surya... 49

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 57

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Pengembangan LKPD Berbasis Discovery Learning Model ADDIE ... 62

Gambar 4.1 Diagram Hasil Validasi Ahli Materi ... 111

Gambar 4.2 Diagram Hasil Validasi Ahli Desain Pembelajaran ... 116

Gambar 4.3 Diagram hasil lembar penilaian guru mata pelajaran IPA ... 123

Gambar 4.4 Diagram pre test -post test peserta didik uji skala kecil ... 127

Gambar 4.5 Perkembangan aktivitas belajar peserta didik uji skala kecil . 130 Gambar 4.6 Diagram analisis validasi ahli materi ... 135

Gambar 4.7 Diagram analisis validasi ahli desain pembelajaran ... 136

Gambar 4.8 Diagram analisis validasi lembar penilaian guru mata pelajaran IPA ... 138

Gambar 4.9 Diagram pre tset – post test peserta didik uji skala besar ... 142 Gambar 4.10 Perkembangan aktivitas belajar peserta didik uji skala besar 146


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 174

Lampiran 2. Instrumen Tes Hasil Belajar ... 217

Lampiran 3. Validasi Produk Lembar Kerja Peserta Didik ... 237

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian ... 255

Lampiran 5. Ketuntasan Belajar Peserta Didik ... 257


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Secara definisi pembelajaran atau sering disebut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan langkah-langkah konkret kegiatan belajar siswa dalam rangka memperoleh, mengaktualisasikan, atau meningkatkan kompetensi yang dikehendaki. KBM merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Prinsip dasar KBM adalah memberdayakan semua potensi yang di miliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan pemahaman terhadap fakta/ konsep/ prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuannya untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Muslich, 2011: 71, mengatakan bahwa :

“Prinsip dasar KBM lainnya yaitu berpusat pada siswa, mengembangkan kreatifitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat.Prinsip KBM di atas akan mencapai hasil yang maksimal dengan memadukan berbagai metode dan teknik yang memungkinkan semua indra digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing”.

Kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru 2013/2014 sudah mulai diterapkan di beberapa sekolah untuk kelas I, IV, VII, dan X. Khusus untuk mata pelajaran IPA dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science/IPA


(15)

2

terintegrasi/IPA terpadu. Pembelajaran IPA terpadu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, keterampilan proses dan pengembangan sikap ilmiah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru menyebutkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran IPA SMP/MTs salah satunya adalah memahami hubungan antar berbagai cabang IPA, dan hubungan IPA dengan matematika dan teknologi. Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut, hendaknya dilakukan pembekalan materi IPA (fisika, kimia, biologi, dan ilmu bumi dan antariksa) dan kaitannya dengan bidang lain secara kontekstual. Harapannya, melalui pembelajaran IPA peserta didik dapat memiliki kemampuan berpikir untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum 2013 SD melaksanakan pembelajaran Tematik Terpadu dan prosesnya dengan pendekatan saintifik. Penerapan pembelajaran Tematik Terpadu dengan pendekatan saintifik membawa implikasi perubahan dalam pembelajaran di SMP. Perubahan itu mengakibatkan perubahan buku siswa, buku guru, sistem penilaian, pelaksanaan program remedial dan pengayaan, dan sebagainya.

Seiring pemberlakuan kurikulum 2013, empat SNP yang terdiri atas SKL, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian mengalami perkembangan (Kemdikbud 2014:12). Misalnya saja SKL yang memiliki sasaran pembelajaran yang mencakup kompetensi generik (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mengembangkan kompetensi generik tersebut, Kurikulum 2013 mengembangkan dua model pembelajaran, yakni 1) proses


(16)

3

pembelajaran langsung yang menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect, dan 2) proses pembelajaran tidak langsung yang menghasilkan perubahan pada diri siswa atau dikenal sebagai dampak pengiring (nurturant effect) (Kosasih 2014:7).

Proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dirancang agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.

Disamping menggunakan strategi pembelajaran dan penilaian yang benar, guru perlu menyadari bahwa perannya tidak hanya sebagai pentransfer ilmu, namun juga sebagai fasilitator dan motivator. Guru juga harus menyadari tentang perubahan proses pembelajaran, dimana semula teacher centered kini menjadi student centered, dari satu arah menuju interaktif, dari pasif menuju aktif menyelidiki, dari alat tunggal menuju multimedia, dari isolasi menuju lingkungan jejaring, dari hubungan satu arah menuju kooperatif, dari abstrak menuju kontekstual, dan dari pembelajaran pribadi menuju berbasis tim (Kemdikbud 2014:5).


(17)

4

Melalui Penggunaan strategi yang benar, menyadari perannya, dan menyadari perubahan proses pembelajaran, guru akan mampu mendesain pembelajaran seperti tuntutan Kurikulum 2013, yakni mewujudkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) serta berpendekatan saintifik (Saminanto 2013:2). Khusus untuk pembelajaran ilmu penetahuan alam, langkah saintifik meliputi mengamati fakta-fakta alam, menanya (berfikir divergen), mengumpulkan informasi (mencoba, mengaitkan teorema), mengasosiasi (memperluas konsep, membuktikan), dan mengomunikasikan (menyimpulkan, mengaitkan dengan konsep lain).

Dalam memperkuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik, ada beberapa model pembelajaran yang disarankan, antara lain discovery learning, inquiry learning, problem based learning, project based learning (Lampiran Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013). Selain itu, model cooperative learning dan contextual teaching and learning (CTL) juga dapat digunakan. Cooperative learning dapat digunakan karena melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil (David 2012:Cet 3). Tipe-tipenya antara lain jigsaw, STAD, TAI, dan NHT (Widyantini 2006:2-3). Sedangkan CTL disarankan karena membantu guru mengaitkan materi dengan dunia nyata, sehingga siswa dapat mengkoneksikan pengetahuan ilmu pengetahuan alam yang dimilikinya dengan aplikasi kehidupan sehari-hari (Zainal 2013:4).

Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, guru selain menggunakan berbagai metode dan strategi guna mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan yang sudah tertuang di dalam rencana pembelajaran. Selain itu


(18)

5

guru juga menggunakan berbagai alat bantu sebagai penunjang dalam mengajar seperti buku paket, media pembelajaran serta lembar kerja peserta didik (LKPD). Biasanya lembar kerja peserta didik (LKPD) digunakan untuk tiap mata pelajaran sebagai alat bantu bagi guru dalam menyediakan materi ringkas beserta soal-soal yang dapat dikerjakan siswa. Salah satu jenis bahan ajar cetak berupa buku pelengkap pembelajaran yang dapat digunakan siswa sebagai pegangan dirinya dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan, serta dapat meningkatkan keaktifan dan kemandirian belajar ialah lembar kerja peserta didik (LKPD) atau student worksheet

Bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) berisikan tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa, yang berbentuk soal-soal maupun kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan siswa, dan disertai pula dengan petunjuk atau langkah-langkah dalam pengerjaannya. Melalui lembar kerja peserta didik (LKPD) ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, dan keterampilan siswa. Siswa dibiasakan mengerjakan soal-soal dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam lembar kerja peserta didik (LKPD) secara mandiri, sehingga mereka dapat mengkonstruk pemikirannya sendiri dalam memecahkan suatu permasalahan. Penggunaan lembar kerja peserta didik (LKPD) memungkinkan guru mengajar lebih optimal, memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberi penguatan, serta melatih siswa memecahkan masalah.


(19)

6

Lembar kerja peserta didik (LKPD) digunakan dalam pembelajaran untuk membantu siswa turut berparsitipasi secara aktif dan mendorong siswa lebih mandiri, karena lembar kerja peserta didik (LKPD) dapat digunakan siswa sebagai pedoman untuk memecahkan masalah. Seperti yang diungkapkan Prastowo (2015:204) lembar kerja peserta didik yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Sehingga melalui bahan ajar berupa lembar kerja peserta didik (LKPD) ini siswa dapat terdorong untuk aktif dan mandiri mengembangkan dan mengaplikasikan kemampuannya di dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran IPA menuntut peserta didik untuk berperan secara aktif dan mandiri dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru hanya mengarahkan siswa agar dapat belajar secara mandiri dan aktif. Dalam kata lain guru hanya sebagai fasilitator yang baik untuk peserta didik. Guru sebagai fasilitator harus mampu memilih sumber belajar yang baik untuk digunakan peserta didiknya, salah satunya dalam memilih lembar kerja peserta didik (LKPD). Guru harus melakukan analisis kebutuhan sumber belajar berdasarkan materi, tujuan dan indikator pembelajaran. Dalam hal ini guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis sumber belajar, memilih dan menentukan sumber belajar yang sesuai serta menggunakannya dalam kegiatan pembelajaran. Walaupun penting, tetapi ketersediaan sumber belajar masih banyak memiliki kendala. Selain kemampuan guru dalam memilih sumber belajar, guru juga harus memiliki kemampuan dalam menggunakannya.


(20)

7

Seperti yang sudah dijelaskan, salah satu sumber belajar yang dapat menunjang pembelajaran yaitu lembar kerja peserta didik (LKPD). Kemampuan guru dalam menggunakan lembar kerja peserta didik sangat penting demi menunjang keberhasilan pembelajaran.

Penyampaian materi yang kurang efektif juga menyebabkan peserta didik cepat bosan dengan mata pelajaran yang diberikan, peserta didik hanya diberi penguatan daya ingat, membuatan catatan dalam bentuk yang monoton. Tidak diberinya penguatan pemahaman dan penenemuan ide secara kritis, dan peserta didik cenderung pasif yang berdampak pada kebosanan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam pendidikan di Indonesia merupakan mata pelajaran yang penting. Untuk mempelajari IPA tidak hanya cukup dengan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru dan membaca, namun dengan menggunakan percobaan siswa akan dapat lebih memahami. Pendidikan IPA berhubngan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Tujuan pengajaran IPA di SMP adalah untuk memupuk minat siswa dalam belajar dan pengembangan anak didik terhadap dunia secara ilmiah. Terkait


(21)

8

dengan hal tersebut tentunya menuntut kemampuan guru untuk memfasilitasi peserta didik dengan bahan ajar yang memuat kegiatan dalam bentuk lembar kerja maupun lembar kegiatan yang berorientasi pada pendekatan ilmiah (scientific) dan terintegrasi.

Menurut Fadlillah (2014: 175) dalam buku yang berjudul implementasi kurikulum 2013 menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui proses ilmiah. Apa yang dipelajari dan diperoleh peserta dilakukan dengan indera dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tidak berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa. Dalam menerapkan pendekatan saintifik, diperlukan model pembelajaran yang sejalan dengan pendekatan saintifik, salah satunya yaitu model pembelajaran discovery learning.

Pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, baik belajar secara individu maupun berkelompok melalui aktifitas penemuan. Kegiatan belajar mengajar menggunakan metode penemuan (discovery) sebenarnya mirip dengan inkuiri (inquiry). Inkuiri adalah proses menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah berdasarkan fakta dan pengamatan, sedangkan discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui proses pengamatan atau percobaan.


(22)

9

Menurut Abdullah Sani (2014: 98) menyatakan bahwa pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Untuk membantu siswa dalam menemukan konsep atau prinsip dalam kegiatan pembelajaran IPA diperlukan media pembelajaran yang bisa menuntun siswa dalam proses penemuan. Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Media mempunyai fungsi dan manfaat sebagai sarana bagi guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik dan tidak monoton.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru IPA SMP Negeri 10 SATAP Torgamba pada tanggal 2 Desember 2016, pembelajaran IPA dengan Kurikulum 2013 telah terlaksana dengan lancar akan tetapi masih terdapat kendala di dalamnya terkait keberadaan lembar kerja peserta didik (LKPD) berdasarkan Kurikulum 2013. Selama ini lembar kerja yang digunakan oleh peserta didik berupa satu lembar yang memuat satu sub materi dan hanya berisi langkah-langkah kerja/percobaan. Lembar kerja tersebut diberikan kepada peserta didik sesaat sebelum melaksanakan praktikum/ percobaan. Oleh sebab itu keberadaan lembar kerja peserta didik (LKPD) IPA berdasarkan Kurikulum 2013 sangat dibutuhkan, sedangkan guru masih kesulitan dalam mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Sedangkan sebagai guru, tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya lembar kerja siswa (LKS) yang sekarang lebih dikenal dengan lembar kerja peseta didik (LKPD) yang pada umumnya di beli dan bukan di buat sendiri oleh guru. Padahal lembar kerja


(23)

10

peserta didik (LKPD) sebenarnya bisa dibuat sendiri oleh guru yang bersangkutan, sehingga LKPD dapat lebih menarik serta lebih kontekstual dengan situasi dan kondisi sekolah ataupun lingkungan sosial budaya peserta didik.

Hal ini dikarenakan sosialisasi Kurikulum 2013 yang kurang sehingga pemahaman guru belum mendalam mengenai pengembangan bahan ajar. Selain itu, lembar kerja peserta didik (LKPD) yang berdasarkan pada Kurikulum 2013 masih jarang dipasaran. Adapun buku siswa yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang menurut guru IPA memuat materi yang cukup minim dan singkat sehingga peserta didik masih membutuhkan adanya lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai penunjang proses pembelajaran.

Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sistem tata surya di SMP Negeri 10 Atap Torgamba, hal ini dikarenakan dari beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya yakni; Akbar Perdana, dkk (2017: Vol.2 No.1 73-79) Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar yang layak berupa lembar kerja siswa berbasis discovery learning berbantuan PhET materi pokok hukum newton bagi siswa SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation) untuk menganalisis, mendesain, mengembangkan, mengimplementasikan dan mengevaluasi LKS. Data diperoleh melalui angket analisis kebutuhan, hasil validasi ahli, hasil pretest dan postest, dan dokumentasi. Penelitian dilakukan dengan metode R&D (Research and


(24)

11

Development) yang dikemukakan oleh Thiagarajan (1974). Hasil validasi ketepatan dan kesesuaian materi pada LKS discovery learning fisika yang dilakukan kepada dua ahli materi mendapatkan interpretasi pada semua indikator, untuk dua indikator yang dinilai oleh dua ahli materi dengan 12 pertanyaan didapat nilai rata-rata 93,75%. Hasil validasi LKS discovery learning yang dilakukan kepada ahli media mendapatkan interpretasi sangat baik pada semua indikator, untuk dua indikator yang dinilai oleh dua ahli media pembelajaran dengan 8 pertanyaan didapat nilai rata-rata 87,50%.

I Made Astra, dkk. (2015. JEMS, 2 (1), 91-96) penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kegiatan siswa (LKS) pembelajaran fisika SMA dengan pendekatan discovery learning sebagai bahan ajar yang mengacu pada kurikulum 2013. Penelitian ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan (R & D) dengan prosedur pengembanagn 1) analisis kebutuhan, 2) pengembangan produk, 3) validasi ahli, 4) uji coba lapangan skala kecil dan, 5) uji coba lapangan skala besar.

Fihtri Wahyuningsih, dkk (2014. Vol. 17 No. 1 94-103) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing dan (2) kualitas produk pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing. Penelitian ini mengacu pada model penelitian dan pengembangan (R & D) dari Borg & Gall. Hasil penelitian dapat disimpulkan kualitas produk pengembangan diperoleh CV sebesar 0,79 yang menunjukkan bahwa LKS dapat dilanjutkan pada tahap uji coba diperoleh rata-rata penilaian “sangat baik”, rata -rata angket respons siswa dan guru diperoleh penilaian “sangat baik”, dan


(25)

12

persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Batik 1 Surakarta sebesar 94,12% dan kelas XI IPA 2 SMA Batik 2 Surakarta sebesar 82,86% sehingga keduanya dapat dinyatakan tuntas secara klasikal.

B. K. Putri, dkk (2013. JPII 2 (2) 102-106) yang berjudul “Pengembangan Lks Ipa Terpadu Berbasis Inkuiri Temadarah Di Smp N 2 Tengaran” Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS IPA terpadu berbasis inkuiri tema darah. Penelitian dilakukan dengan mengunakan metode Research and Development (R&D). Hasil penilaian dari pakar terhadap produk yang telah dikembangkan memiliki persentase rata-rata 3,72 untuk pakar isi, 3,44 pakar penyajian, 3,79 pakar bahasa. Selain itu 100% siswa telah mencapai batas nilai KKM yang ditetapkan yaitu untuk ketuntasan individu ≥72 dan untuk keterampilan proses ilmiah siswa telah mencapai kategori baik. Produk yang telah dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA di sekolah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang relevan di atas yaitu perbedaan jenis penelitian yang dilakukan, model pengembangan LKPD, subjek penelitian, kompetensi dan indikator pembelajaran yang akan dicapai, dan tujuan pengembangan. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang akan dikembangkan didalamnya memuat kegiatan percobaan, kegiatan diskusi, rangkuman materi, informasi pendukung serta tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan indikator pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik di dalam kurikulum 2013. Lembar kerja peserta didik (LKPD) juga disusun dengan memperhatikan pendekatan scientific yang meliputi mengamati (observing),menanya (questioning), mencoba (experiment), mengasosiasi


(26)

13

(associating),dan mengkomunikasikan (communicating), nilai-nilai sikap sosial dan religius. Pemilihan materi Sistem Tata Surya diperoleh berdasarkan kesimpulan atas hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 SATAP Torgamba yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)yang ditentukan, yaitu 75.

Ada banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar ini, salah satunya adalah proses pembelajaran yang tidak berpihak pada siswa. Dalam pembelajaran siswa bersifat hanya pendengar saja dan guru yang selalu dominan (Teacher Centered). Seharusnya, Guru harus menyadari tentang perubahan proses pembelajaran. Dimana semula teacher centered kini student centered, dari satu arah menuju interaktif, dari pasif menuju aktif menyelidiki, dari alat tunggal menuju multimedia, dari isolasi menuju lingkungan jejaring, dari hubungan satu arah menuju kooperatif, dari abstrak menuju kontekstual, dan dari pembelajaran pribadi menuju berbasis tim (Kemdikbud 2014:5).Dominasi guru dalam pelajaran ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan. Akibatnya, siswa hanya dapat menghafal tanpa mengerti apa yang dipelajari dan hanya mencatat apa yang dikatakan gurunya saja tanpa mencari kebenaran dari konsep itu sendiri.

Hal lain yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu, penggunaan bahan ajar yang masih kurang optimal dalam kegiatan belajar mengajar. Pelajaran IPA kaya akan konsep yang bersifat abstrak membuat siswa sukar membayangkannya. Bila saja konsep-konsep yang bersifat abstrak itu dapat


(27)

14

dibuat menjadi nyata sehingga mudah ditangkap oleh panca indera, maka masalahnya akan sangat berbeda. Masih kurangnya interaksi antara guru dan siswa menyebabkan siswa tidak terlalu banyak mempunyai kesempatan untuk mengemukakan apa yang ada dalam fikirannya. Dalam proses belajar dan mengajar kurang adanya interaksi antara guru dan siswa yang baik.Untuk itu penelitian Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA dianggap penting dan layak untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber belajar.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas teridentifikasi beberapa masalah sebagai dasar penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Buku siswa memuat materi yang cukup minim.

2. Keberadaan bahan ajar di sekolah kurang dapat memfasilitasi tujuan pembelajaran yang menitik beratkan pada proses dan pengalaman belajar. 3. Guru masih kesulitan untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik

(LKPD) berdasarkan Kurikulum 2013.

4. Lembar kerja yang terdapat di sekolah hanya berupa satu lembar dan berisi langkah-langkah kerja saja.

5. Belum tersedia lembar kerja peserta didik (LKPD) yang memuat materi Sistem Tata Surya berdasarkan Kurikulum 2013

6. Hasil belajar peserta didik SMP kelas VII pada materi Sistem Tata Surya belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 75.


(28)

15

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus pada permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah yang penulis teliti berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini dibatasi pada KD 1.1, KD 2.1, KD 3.11, KD 4.11 Kurikulum 2013..

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah di atas, terdapat beberapa faktor yang menjadi perhatian penulis untuk dikaji dan dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis discovery learning berdasarkan ahli materi, ahli desain pembelajaran dan lembar penilaian guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam ?;

2. Bagaimana keefektifan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis discovery learning berdasarkan ketuntasan belajar dan observasi aktivitas siswa ?


(29)

16

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui pengimplementasian rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja peserta didik berbasis kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama yang meliputi :

1. Untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis discovery learning yang dikembangkan;

2. Untuk mengetahui keefektifan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis discovery learning yang dikembangkan;

1.6. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Secara teoritik, manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan digunakan sebagai reverensi baru terkait denganpengembangan bahan ajar tematik berbasis discovery learning. Selain itu, sebagai langkah praktis mengembangkan ilmu-ilmu pendidikan khususnya pada bidang Pendidikan Dasar.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, dengan menyusun penelitian pengembangan ini maka peneliti menjadi lebih mampu melihat keseluruhan aspek penelitian, data apa saja yang harus dikumpulkan, metode analisis yang akan


(30)

17

dipergunakan, serta memberi wawasan jika akan melakukan penelitian berikutnya.

2) Bagi guru, sebagai media alternatif dalam proses pembelajaran IPA agar pembelajaran lebih efektif.

3) Bagi peserta didik, dengan menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) peserta didik dapat belajar dengan atau tanpa guru sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing serta sebagai alternatif dalam penggunaan media pembelajaran yang bermutu dan menarik.

4) Menemukan gambaran mengenai dampak penerapan LKPD berbasis discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa SMP pada materi tata surya yangdikembangkan

5) Bagi sekolah, Sebagai tambahan referensi bagi sekolah contoh LKPD materi tata surya serta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA dan hasil belajar siswa di sekolah.

6) Bagi instansi pendidikan dan pusat-pusat penelitian, penelitian ini diharapkan juga berguna untuk menyediakan koleksi bahan ajar yang inovatif, praktis, dan menyenangkan bagi siswa untuk dipelajari


(31)

166 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain: 1. Kelayakanlembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learningyang

dikembangkan berdasarkanhasil validasi memiliki tingkat kevalidan yang tinggi. Berdasarkan hasil penilaian,kritik dan saran dari ahli materimemperoleh persentase kevalidan mencapai 95%, ahli desain pembelajaranmemperoleh persentase kevalidan mencapai 93% dan penilaian guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alammemperoleh persentase kevalidan mencapai 95%.Berdasarkan data hasil validasi tersebut maka lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning yang dikembangkan masuk kriteria valid dan layak digunakan.

2. Keefektifan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning berdasarkan tes pencapaian hasil belajar. Berdasarkan data ketuntasan belajar individual peserta didik mencapai 83% dengan 30 (tiga puluh) orang peserta didik tuntas dan 6 (enam) orang peserta didik belum tuntas. Berdasarkan ketuntasan belajar klasikal peserta didik mencapai 83,3 % dengan persentase peningkatan gain score mencapai 0,74 dengan kategori tinggi.Hasil ketercapaian indikator pembelajaran mencapai 81,9%maka dapat dikatakan


(32)

167

bahwa TPK tercapai. Berdasarkan hasil observasi aktivitas peserta didik yang mencapai rata-rata 84,9 dengan kategori baik. Juga di lihat berdasarkan angket respon siswa, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang sangat setuju terhadap lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learningrespon posistif dari siswa mencapai 81,5% dengan kriteria baik.Berdasarkan data ini lembar kerja peserta didik (LKPD) ilmu pengetahuan alam berbasis discovery learning ini dikatakan efekif digunakan di dalam pembelajaran.

5.2. Saran

Dilihat dari hasil penelitian pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) ilmu pengetahuan alam berbasis discovery learningpada materi tata surya serta kesimpulan di atas maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, lembar kerja peserta didik (LKPD) tidak harus didapat dengan membeli akan tetapi dapat dibuat dan diciptakan sendiri. Jadi diharapkan lembar kerja peserta didik (LKPD) ilmu pengetahuan alam berbasis discovery learning ini dapat digunakan di dalam proses pembelajaran, demi meningkatkan minat belajar peserta didik dan akhirnya peserta didik mampu mencapai indikator pembelajaran yang diharapkan di dalam kurikulum.

2. Bagikepalasekolah, sebaiknya pihak sekolah hendaknyamemberikan dukunganagar para guru dapat mengembangkanLKPDsendiri yang dapat diintegrasikandengan model/metode pembelajaran yang dimana selaras dengan kurikulum 2013.


(33)

168

3. Bagi pembaca, secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi diri untuk terus berkarya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimulai dari lingkungan terdekat kita. Diharapkan dengan dikembangkannya lembar kerja peserta didik (LKPD) maka dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar untuk menunjang proses pembelajaran.

4. Bagi peneliti, perlu dikembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning untuk kelas VII SMP/MTs dengan meteri atau pokok bahasan yang lain, sehingga tidak hanya materi tata surya saja yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, tetapi terdapat materi-materi lain yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

5. Bagi penerbit, hasil penelitian ini semoga menjadi referensi terhadap lembar kerja peserta didik (LKPD) yang terbitkan agar selalu berorientasi pada kondisi lingkungan sekolah dan karakteristik peserta didik dimana produk akan diterbitkan, hal ini selain nantinya produk akan mudah diajarkan guru juga akan mudah dipahami siswa dan mampu memotivasi siswa untuk giat belajar dan lebih memahami materi yang mereka pelajarai berdasarkan kehidupan sehari-hari.


(34)

169

DAFTARPUSTAKA

Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara

Akbar Perdana, Siswoyo, Sunaryo. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Discovery Learning Berbantuan Phet Interactive Simulations Pada Materi Hukum Newton. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika Vol.2 No.1 73-79 Akhsanul In’am. 2017. Learning Geometry through Discovery Learning Using a

Scientific Approach. International Journal of Instruction. Vol.10, No.1 Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan

Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.

Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

AzharArsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada B. K. Putri, A. Widiyatmoko. 2013. Pengembangan Lks Ipa Terpadu Berbasis Inkuiri

Tema Darah Di SMP N 2 Tengaran. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia / JPII 2 (2) (2013) 102-106

Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

David W. Johnson, dkk. 2012. Collaborative Learning (Strategi Belajar untuk Sukses Bersama),Bandung: Nusa Media.

Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Kompetensi Dasar Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Dyah Shinta Damayanti, Nur Ngazizah, Eko Setyadi K. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi.Vol.3.No.1

E. Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Yrama Widya.


(35)

170

Eko Wahyudi. 2015. Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-I di SMP Negeri 1 Kalianget. Jurnal Lensa, Volume 5 Jilid I

Fadlillah. M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fitri Wahyuningsih, Sulistyo Saputro, dan Sri Mulyani. 2014. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Hidrolis Garam Untuk SMA/MA. Jurnal Paedagogia, Vol. 17 No. 1 Tahun 2014

Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics Indiana University. Diunduh dari http://www.physics.indiana.edu tanggal 3-12-2016 Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Harry Dwi Putra, Tatang Herman, Utari Sumarmo. 2017. Development Of Student

Worksheets To Improve The Ability Of Mathematical Problem Posing. International Journal on Emerging Mathematics Education (IJEME)Vol. 1, No. 1, March 2017, pp. 1-10

Holmes, Tracy Bicknell & Hoffman, Paul Seth. 2000. Elicit, Engage, Experience, Explore: Discovery Learning in Library Instructions. University of Nebraska-Lincoln.

Holton, Gerald and Roleer, Duane H.D. 1958. Foundations of Modern Physical Science. Reading Mass: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Husnul Khatimah, Kamid, Jefri Marzal. The Development of Student Worksheets

Based on APOS Theory (Action, Processe, Object, Scheme) to Elevate the Effectivity in Learning Mathematics. Edu-Sains Volume 4 No. 2, Juli 2015

I Made Astra, Hadi Nasbey, Nur Deviah Muharramah. 2015. Development of Student Worksheet by Using Discovery Learning Approach For Senior High School Student. Journal of Education in Muslim Society, 2 (1). Illahi, Mohammad. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi & Mental Vacational

Skill. Jogjakarta: Diva Press.

Jenny R.E. Kaligis dan Hendro Darmodjo. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Kemdikbud. 2016. Buku Guru: Ilmu Pengetahuan AlamKelas VII Edisi Revisi. Jakarta: Kemdikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: BPSDMP dan PMP.


(36)

171

Klahr, D., & Nigam, M. 2004. The equivalence of learning paths in early science instruction: Effects of direct instruction and discovery learning. Psychological Science, 15, 661–667.

M. Fanni Ma’rufi Arief. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pembelajaran Mekanika Teknik Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa Kelas X Tgb SMK Negeri 2 Surabaya. Pendidikan Teknik Bangunan Vol 1 Nomer 1/JKPTB/15 (2015) : 148 - 152

Martins, O. O. and Oyebanji, R. K. 2000. The effects of inquiry and lecture teaching approaches on the cognitive achievement of integrated science students. Journal of Science Teachers’ Association of Nigeria. 35 (1&2) 25-30

Muslich, Masnur. 2011. KTSP (Pembelajaran berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Malang: Bumi Aksara

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

National Research Council. 1996. National Science Education Standarts. Washington, DC: National Academic Press.

Nurfidianty Annafi, Ashadi dan Sri Mulyani. 2015. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Termokimia Kelas XI SMA/MA. Jurnal Inkuiri Vol 4, No. 3, 2015 (hal 21-28)

Pablo Barniol, Genaro Zavala. 2016. A Tutorial Worksheet to Help Students Develop the Ability to Interpret the Dot Product as a Projection. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2016, 12(9), 2387-2398 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65. 2013.

Tentang Standar Proses

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16. 2007. Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB

Poppy Kamalia Devi, dkk. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan IPA.

Saab, N., et al. 2005. Communication in collaborative discovery learning, British Journal of Educational Psychology, 75, 603–621

Saminanto. 2013. Mengembangkan RPP PAIKEM Scientific Kurikulum 2013, Semarang: RaSAIL Media Group, 2013.


(37)

172

Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rinneka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007.Penelitian dan Penliaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Agresindo

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

_ . 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi dan Implementasinya

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana. Trianto, 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tiyas Pratiwi, Parmin, Arif Widiyatmoko. 2014. Pengembangan Lks IPA Terpadu Berbasis Permainan Edukatif Pada Tema Pencemaran Lingkungan Dan Kesehatan Melalui Lesson Study. Unnes Science Education Journal 3 (1) (2014)

Ufuk TÖMAN. 2013. Extended Worksheet Developed According To 5e Model Based On Constructivist Learning Approach. International Journal on New Trends in Education and Their Implications. October 2013 Volume: 4, pp 173-183. Uzer Usman, M. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja


(38)

173

Widyantini. 2006. Modul Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Depdiknas PPPG Matematika

Zainal Aqib. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.


(1)

168

3. Bagi pembaca, secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi diri untuk terus berkarya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimulai dari lingkungan terdekat kita. Diharapkan dengan dikembangkannya lembar kerja peserta didik (LKPD) maka dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar untuk menunjang proses pembelajaran.

4. Bagi peneliti, perlu dikembangkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis discovery learning untuk kelas VII SMP/MTs dengan meteri atau pokok bahasan yang lain, sehingga tidak hanya materi tata surya saja yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, tetapi terdapat materi-materi lain yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

5. Bagi penerbit, hasil penelitian ini semoga menjadi referensi terhadap lembar kerja peserta didik (LKPD) yang terbitkan agar selalu berorientasi pada kondisi lingkungan sekolah dan karakteristik peserta didik dimana produk akan diterbitkan, hal ini selain nantinya produk akan mudah diajarkan guru juga akan mudah dipahami siswa dan mampu memotivasi siswa untuk giat belajar dan lebih memahami materi yang mereka pelajarai berdasarkan kehidupan sehari-hari.


(2)

169

Akbar Perdana, Siswoyo, Sunaryo. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Discovery Learning Berbantuan Phet Interactive Simulations Pada Materi Hukum Newton. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika Vol.2 No.1 73-79 Akhsanul In’am. 2017. Learning Geometry through Discovery Learning Using a

Scientific Approach. International Journal of Instruction. Vol.10, No.1 Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan

Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.

Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

AzharArsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada B. K. Putri, A. Widiyatmoko. 2013. Pengembangan Lks Ipa Terpadu Berbasis Inkuiri

Tema Darah Di SMP N 2 Tengaran. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia / JPII 2 (2) (2013) 102-106

Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

David W. Johnson, dkk. 2012. Collaborative Learning (Strategi Belajar untuk Sukses Bersama),Bandung: Nusa Media.

Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Kompetensi Dasar Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Dyah Shinta Damayanti, Nur Ngazizah, Eko Setyadi K. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Radiasi.Vol.3.No.1

E. Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Yrama Widya.


(3)

170

Eko Wahyudi. 2015. Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-I di SMP Negeri 1 Kalianget. Jurnal Lensa, Volume 5 Jilid I

Fadlillah. M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Fitri Wahyuningsih, Sulistyo Saputro, dan Sri Mulyani. 2014. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Hidrolis Garam Untuk SMA/MA. Jurnal Paedagogia, Vol. 17 No. 1 Tahun 2014

Hake, R.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics Indiana University. Diunduh dari http://www.physics.indiana.edu tanggal 3-12-2016 Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Harry Dwi Putra, Tatang Herman, Utari Sumarmo. 2017. Development Of Student

Worksheets To Improve The Ability Of Mathematical Problem Posing. International Journal on Emerging Mathematics Education (IJEME)Vol. 1, No. 1, March 2017, pp. 1-10

Holmes, Tracy Bicknell & Hoffman, Paul Seth. 2000. Elicit, Engage, Experience, Explore: Discovery Learning in Library Instructions. University of Nebraska-Lincoln.

Holton, Gerald and Roleer, Duane H.D. 1958. Foundations of Modern Physical Science. Reading Mass: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Husnul Khatimah, Kamid, Jefri Marzal. The Development of Student Worksheets

Based on APOS Theory (Action, Processe, Object, Scheme) to Elevate the Effectivity in Learning Mathematics. Edu-Sains Volume 4 No. 2, Juli 2015

I Made Astra, Hadi Nasbey, Nur Deviah Muharramah. 2015. Development of Student Worksheet by Using Discovery Learning Approach For Senior High School Student. Journal of Education in Muslim Society, 2 (1). Illahi, Mohammad. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi & Mental Vacational

Skill. Jogjakarta: Diva Press.

Jenny R.E. Kaligis dan Hendro Darmodjo. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Kemdikbud. 2016. Buku Guru: Ilmu Pengetahuan AlamKelas VII Edisi Revisi. Jakarta: Kemdikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: BPSDMP dan PMP.


(4)

Klahr, D., & Nigam, M. 2004. The equivalence of learning paths in early science instruction: Effects of direct instruction and discovery learning. Psychological Science, 15, 661–667.

M. Fanni Ma’rufi Arief. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pembelajaran Mekanika Teknik Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Siswa Kelas X Tgb SMK Negeri 2 Surabaya. Pendidikan Teknik Bangunan Vol 1 Nomer 1/JKPTB/15 (2015) : 148 - 152

Martins, O. O. and Oyebanji, R. K. 2000. The effects of inquiry and lecture teaching approaches on the cognitive achievement of integrated science students. Journal of Science Teachers’ Association of Nigeria. 35 (1&2) 25-30

Muslich, Masnur. 2011. KTSP (Pembelajaran berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Malang: Bumi Aksara

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

National Research Council. 1996. National Science Education Standarts. Washington, DC: National Academic Press.

Nurfidianty Annafi, Ashadi dan Sri Mulyani. 2015. Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Termokimia Kelas XI SMA/MA. Jurnal Inkuiri Vol 4, No. 3, 2015 (hal 21-28)

Pablo Barniol, Genaro Zavala. 2016. A Tutorial Worksheet to Help Students Develop the Ability to Interpret the Dot Product as a Projection. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2016, 12(9), 2387-2398 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65. 2013.

Tentang Standar Proses

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16. 2007. Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB

Poppy Kamalia Devi, dkk. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan IPA.

Saab, N., et al. 2005. Communication in collaborative discovery learning, British Journal of Educational Psychology, 75, 603–621

Saminanto. 2013. Mengembangkan RPP PAIKEM Scientific Kurikulum 2013, Semarang: RaSAIL Media Group, 2013.


(5)

172

Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rinneka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007.Penelitian dan Penliaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Agresindo

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pres.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

_ . 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep Strategi dan Implementasinya

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana. Trianto, 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tiyas Pratiwi, Parmin, Arif Widiyatmoko. 2014. Pengembangan Lks IPA Terpadu Berbasis Permainan Edukatif Pada Tema Pencemaran Lingkungan Dan Kesehatan Melalui Lesson Study. Unnes Science Education Journal 3 (1) (2014)

Ufuk TÖMAN. 2013. Extended Worksheet Developed According To 5e Model Based On Constructivist Learning Approach. International Journal on New Trends in Education and Their Implications. October 2013 Volume: 4, pp 173-183. Uzer Usman, M. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja


(6)

Widyantini. 2006. Modul Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Depdiknas PPPG Matematika

Zainal Aqib. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LKPD FISIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDUKTIF UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA MAN GODEAN PADA MATERI POKOK GERAK LUR.

0 3 309

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI FLUIDA DINAMIS PESERTA DIDIK SMA.

1 12 249

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI ELASTISITAS ZAT PADAT BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA KELAS X.

74 561 292

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) OUTDOOR LEARNING SYSTEM BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TEMA “KERUSAKAN LINGKUNGAN” PADA PEMBELAJARAN IPA.

0 1 79

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK IPA DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY PADA MATERI “TATA SURYA” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA.

1 7 37

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA LKS IPA

1 1 17

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK LKPD BERBASIS (1)

0 2 10

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) FISIKA BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FLUIDA DINAMIS UNTUK PESERTA DIDIK KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 3 SUNGGUMINASA

1 30 129

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) PADA PEMBELAJARAN PAI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 4 TAKALAR KABUPATEN TAKALAR

1 3 106

BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) - PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MAT ERI FUNGSI UNTUK SISWA SMP/ MTS - repository perpustaka

0 0 12