Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mengajar adalah membentuk suatu kebiasaan, sehingga melalui
pengulangan-pengulangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik
sesuai perilaku yang diharapkan. Dalam praktek, perilaku mengajar yang
dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam, meskipun maksudnya sama.
Aneka ragam perilaku guru mengajar ini bila ditelusuri akan diperoleh
gambaran tentang pola umum interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran
dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan “Gaya
Mengajar” atau teaching style. Chatib dalam Suparman (2010:63) mengatakan
bahwa hakikatnya gaya mengajar yang dimiliki guru adalah strategi transfer
informasi yang diberikan kepada anak didiknya.
Gaya mengajar menurut Suparman (2010:63) adalah suatu cara atau
metode yang dipakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran. Gaya
mengajar yang dimiliki oleh seorang guru mencerminkan pada cara
melaksanakan pengajaran, sesuai dengan pandangannya sendiri. Disamping
itu landasan psikologis, terutama teori belajar yang dipegang serta kurikulum
yang dilaksanakan juga turut mewarnai gaya mengajar guru yang
bersangkutan. Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses
belajar mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Bersifat
kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata
1
pelajaran tertentu. Bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan
dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar.
Dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa
bersemangat, bergairah dan berminat terhadap pelajaran di sekolah (Ali, 1996,
http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar
anda.html).
Kepemimpinan menurut Young dalam Kartono (2005:58) adalah
bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
Terry dalam Kartono (2005:57) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Oleh karena itu,
keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak luput dari peran penting
seorang pemimpin dalam hal ini adalah guru. Keberhasilan seorang guru
tergantung
pada
kemampuan
untuk
bekerjasama
dengan
siswanya,
mengarahkan, menuntun, serta menerima saran-saran yang nantinya dapat
dipergunakan untuk menjalin hubungan yang baik dengan siswa agar proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih baik. Untuk itu guru dituntut
memiliki kemampuan dalam mengajar sehingga dapat menumbuhkan
keterampilan mengajar. Dengan keterampilan sebagai pemimpin tersebut,
maka akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
2
Proses belajar mengajar siswa akan berhasil dalam belajar kalau dalam
dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah
yang disebut motivasi. Motivasi menurut Daft dalam Safari (2004:174) adalah
dorongan yang bersifat internal atau eksternal pada diri individu yang
menimbulkan antusiasme dan ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan
spesifik. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul
karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya
adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan
belajar yang menarik (Uno, 2010:23). Siswa yang mempunyai motivasi
intrinsik kemauan belajarnya lebih kuat karena tidak tergantung pada faktor
dari luar dirinya sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi ekstrinsik maka
kemauan belajarnya tergantung pada faktor dari luar dirinya karena ada
rangsangan dari luar yang menyebabkan punya motivasi untuk belajar dan
tugas gurulah untuk mengarahkan dan merubah agar siswa belajar bukan
karena adanya faktor dari luar tetapi karena kebutuhan akan belajar sehingga
hal itu bisa menjadi motivasi intrinsik. Ada banyak faktor yang dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu faktor guru sebagai seorang
pemimpin dan gaya guru dalam mengajar.
3
Rutinitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran tidak jarang
seperti masuk kelas, mengabsen kelas, meminta pekerjaan rumah, atau
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa cenderung bosan
dan jenuh. Subyek didik merupakan anak manusia yang memiliki tingkat
konsentrasi, sehingga membutuhkan suasana baru yang membuat mereka
fresh dan bersemangat untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran. Seorang
guru atau pengajar yang efisien hendaknya memperhatikan motivasi belajar
siswanya, apakah siswa mempunyai minat atau tidak terhadap pelajaran yang
diajarkan (Marno dan Idris 2008:159).
Siswa seringkali merasa bosan dan malas belajar saat proses belajar
mengajar berlangsung. Banyak faktor yang menyebabkan kebosanan siswa
terhadap pelajaran, salah satunya adalah guru yang mengajar tanpa
menggunakan variasi gaya mengajar, misalnya pada waktu menerangkan
materi, guru hanya duduk dikursinya saja dan melihat buku bacaannya, jika
ada siswanya bergurau dibiarkan saja, guru hanya memandang kesatu arah
atau satu siswa disaat menerangkan, jadi siswa yang lain tidak begitu
diperhatikan, hal-hal yang seperti ini yang bisa menjadikan situasi dan suasana
kelas tidak kondusif, dengan suasana seperti ini perhatian dan konsentrasi
siswa jadi berkurang atau terganggu. Hal ini juga terjadi pada guru SMK
Negeri I Salatiga berdasarkan dari observasi PPL dan wawancara SMK Negeri
I Salatiga diketahui adanya sebagian guru yang memiliki gaya mengajar yang
membuat siswa bosan dan kurang menyenangkan sehingga siswa cenderung
melakukan kegiatan yang lain seperti mengobrol, tidur, membaca komik dan
4
bahkan siswa lebih asyik bermain dengan handphone dari pada mendengarkan
guru mengajar. Berdasarkan observasi, terlihat bahwa belum semua guru
mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin di dalam kelas yang
bertugas mengatur jalannya proses pembelajaran. Guru yang seharusnya
mengelola kondisi kelas agar tertib selama proses pembelajaran sehingga
perhatian siswa terfokus pada materi yang diberikan oleh guru ternyata belum
sepenuhnya dapat dijalankan.
1.2. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang penelitian, identifikasi dan masalah
tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu :
1. Seberapa besar pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar
siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga?
2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi
belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga?
3. Seberapa besar pengaruh gaya mengajar guru dan kepemimpinan guru
terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga?
5
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi
belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.
2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi
belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru dan kepemimpinan
guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK
Negeri 1 Salatiga.
1.4. Signifikansi Penelitian
1.4.1.
Signifikansi Teoritis
Hasil penelitian ini mendukung pendapat (Ali, 1996,
http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar
anda.html) mengatakan bahwa Gaya mengajar adalah bentuk
penampilan guru saat proses belajar mengajar baik yang bersifat
kurikuler maupun psikologis. Dengan tujuan untuk mengatasi
kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa bersemangat, bergairah
dan berminat terhadap pelajaran di sekolah.
Pendapat Terry dalam Kartono, (2003) mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan kegiatan atau seni mempengaruhi orang
lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan kelompok. Oleh karena itu, keberhasilan dalam
6
proses belajar mengajar tidak luput dari peran penting seorang guru
menjadi pemimpin.
1.4.2. Signifikansi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan masukan kepada para guru SMK Negeri I Salatiga
untuk senantiasa memberikan pembelajaran kepada siswa dengan cara
atau gaya mengajar yang dapat merangsang siswa untuk bersikap
belajar yang efektif sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
7
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mengajar adalah membentuk suatu kebiasaan, sehingga melalui
pengulangan-pengulangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik
sesuai perilaku yang diharapkan. Dalam praktek, perilaku mengajar yang
dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam, meskipun maksudnya sama.
Aneka ragam perilaku guru mengajar ini bila ditelusuri akan diperoleh
gambaran tentang pola umum interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran
dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan “Gaya
Mengajar” atau teaching style. Chatib dalam Suparman (2010:63) mengatakan
bahwa hakikatnya gaya mengajar yang dimiliki guru adalah strategi transfer
informasi yang diberikan kepada anak didiknya.
Gaya mengajar menurut Suparman (2010:63) adalah suatu cara atau
metode yang dipakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran. Gaya
mengajar yang dimiliki oleh seorang guru mencerminkan pada cara
melaksanakan pengajaran, sesuai dengan pandangannya sendiri. Disamping
itu landasan psikologis, terutama teori belajar yang dipegang serta kurikulum
yang dilaksanakan juga turut mewarnai gaya mengajar guru yang
bersangkutan. Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses
belajar mengajar baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Bersifat
kurikuler adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata
1
pelajaran tertentu. Bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan
dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar.
Dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa
bersemangat, bergairah dan berminat terhadap pelajaran di sekolah (Ali, 1996,
http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar
anda.html).
Kepemimpinan menurut Young dalam Kartono (2005:58) adalah
bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus.
Terry dalam Kartono (2005:57) berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Oleh karena itu,
keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak luput dari peran penting
seorang pemimpin dalam hal ini adalah guru. Keberhasilan seorang guru
tergantung
pada
kemampuan
untuk
bekerjasama
dengan
siswanya,
mengarahkan, menuntun, serta menerima saran-saran yang nantinya dapat
dipergunakan untuk menjalin hubungan yang baik dengan siswa agar proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih baik. Untuk itu guru dituntut
memiliki kemampuan dalam mengajar sehingga dapat menumbuhkan
keterampilan mengajar. Dengan keterampilan sebagai pemimpin tersebut,
maka akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
2
Proses belajar mengajar siswa akan berhasil dalam belajar kalau dalam
dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah
yang disebut motivasi. Motivasi menurut Daft dalam Safari (2004:174) adalah
dorongan yang bersifat internal atau eksternal pada diri individu yang
menimbulkan antusiasme dan ketekunan untuk mengejar tujuan-tujuan
spesifik. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul
karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya
adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan
belajar yang menarik (Uno, 2010:23). Siswa yang mempunyai motivasi
intrinsik kemauan belajarnya lebih kuat karena tidak tergantung pada faktor
dari luar dirinya sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi ekstrinsik maka
kemauan belajarnya tergantung pada faktor dari luar dirinya karena ada
rangsangan dari luar yang menyebabkan punya motivasi untuk belajar dan
tugas gurulah untuk mengarahkan dan merubah agar siswa belajar bukan
karena adanya faktor dari luar tetapi karena kebutuhan akan belajar sehingga
hal itu bisa menjadi motivasi intrinsik. Ada banyak faktor yang dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu faktor guru sebagai seorang
pemimpin dan gaya guru dalam mengajar.
3
Rutinitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran tidak jarang
seperti masuk kelas, mengabsen kelas, meminta pekerjaan rumah, atau
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa cenderung bosan
dan jenuh. Subyek didik merupakan anak manusia yang memiliki tingkat
konsentrasi, sehingga membutuhkan suasana baru yang membuat mereka
fresh dan bersemangat untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran. Seorang
guru atau pengajar yang efisien hendaknya memperhatikan motivasi belajar
siswanya, apakah siswa mempunyai minat atau tidak terhadap pelajaran yang
diajarkan (Marno dan Idris 2008:159).
Siswa seringkali merasa bosan dan malas belajar saat proses belajar
mengajar berlangsung. Banyak faktor yang menyebabkan kebosanan siswa
terhadap pelajaran, salah satunya adalah guru yang mengajar tanpa
menggunakan variasi gaya mengajar, misalnya pada waktu menerangkan
materi, guru hanya duduk dikursinya saja dan melihat buku bacaannya, jika
ada siswanya bergurau dibiarkan saja, guru hanya memandang kesatu arah
atau satu siswa disaat menerangkan, jadi siswa yang lain tidak begitu
diperhatikan, hal-hal yang seperti ini yang bisa menjadikan situasi dan suasana
kelas tidak kondusif, dengan suasana seperti ini perhatian dan konsentrasi
siswa jadi berkurang atau terganggu. Hal ini juga terjadi pada guru SMK
Negeri I Salatiga berdasarkan dari observasi PPL dan wawancara SMK Negeri
I Salatiga diketahui adanya sebagian guru yang memiliki gaya mengajar yang
membuat siswa bosan dan kurang menyenangkan sehingga siswa cenderung
melakukan kegiatan yang lain seperti mengobrol, tidur, membaca komik dan
4
bahkan siswa lebih asyik bermain dengan handphone dari pada mendengarkan
guru mengajar. Berdasarkan observasi, terlihat bahwa belum semua guru
mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin di dalam kelas yang
bertugas mengatur jalannya proses pembelajaran. Guru yang seharusnya
mengelola kondisi kelas agar tertib selama proses pembelajaran sehingga
perhatian siswa terfokus pada materi yang diberikan oleh guru ternyata belum
sepenuhnya dapat dijalankan.
1.2. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang penelitian, identifikasi dan masalah
tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu :
1. Seberapa besar pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar
siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga?
2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi
belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga?
3. Seberapa besar pengaruh gaya mengajar guru dan kepemimpinan guru
terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga?
5
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi
belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.
2. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi
belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar guru dan kepemimpinan
guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK
Negeri 1 Salatiga.
1.4. Signifikansi Penelitian
1.4.1.
Signifikansi Teoritis
Hasil penelitian ini mendukung pendapat (Ali, 1996,
http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar
anda.html) mengatakan bahwa Gaya mengajar adalah bentuk
penampilan guru saat proses belajar mengajar baik yang bersifat
kurikuler maupun psikologis. Dengan tujuan untuk mengatasi
kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa bersemangat, bergairah
dan berminat terhadap pelajaran di sekolah.
Pendapat Terry dalam Kartono, (2003) mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan kegiatan atau seni mempengaruhi orang
lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang
tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan kelompok. Oleh karena itu, keberhasilan dalam
6
proses belajar mengajar tidak luput dari peran penting seorang guru
menjadi pemimpin.
1.4.2. Signifikansi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan masukan kepada para guru SMK Negeri I Salatiga
untuk senantiasa memberikan pembelajaran kepada siswa dengan cara
atau gaya mengajar yang dapat merangsang siswa untuk bersikap
belajar yang efektif sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
7