Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB IV

(1)

91 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini diuraikan tentang pengaruh gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga. Data yang diperoleh meliputi gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar yang diambil dari angket. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan masing-masing variabel, serta analisis regresi untuk pengujian hipotesis penelitian. Pada bab ini akan disajikan gambaran umum objek penelitian dan responden pada penelitian ini serta proses menganalisis data-data yang diberikan oleh responden tersebut untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan pada bab 2 dan bab 3.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan sofware SPSS version 16.0 Sebelum sampai pada tahap pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat pengaruh antar variabel independen dengan variabel dependen maka dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas bertujuan untuk melihat valid dan konsistennya indikator penelitian.

4.1. Gambaran Umum Penelitian

Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 29 Oktober 2012. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 79 dan kuesioner yang disebarkan kembali 79. Hal ini sesuai dengan jumlah sampel yang diharapkan pada setiap jurusan. Kuesioner


(2)

92 yang telah diisi dengan benar kemudian akan diolah menjadi data penelitian. Jawaban responden memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5 pada setiap indikator.

4.2. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.2.1. Tempat Kedudukan

SMK Negeri 1 Salatiga berkedudukan di Jl. Nakula Sadewa I/3 Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti kota Salatiga.

4.2.2. Sejarah Berdirinya SMK N I Salatiga

Pada tahun 1967 di salatiga belum ada sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri, konon, pada tahun itu pula dibentuklah panitia pendiri SMEA persiapan negeri yang diketahui oleh bapak walikotamadya salatiga (Bp.Letkol S.Soegiman pada waktu itu), dan di dukung oleh bapak-bapak muspida. Dengan ijin atau persetujuan kepala kantor perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah No.IDPE/435/D/67, tanggal 17 Januari 1967, maka berdirilah SMEA yang berstatus persiapan di Salatiga. Atas dasar surat Bapak Kepala Kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah tersebut, maka kami tingkatkan permohonan kami ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta agar kiranya ditingkatkan status SMEA persiapan menjadi SMEA Negeri dengan surat kepala SMEA persiapan negeri No.M/30/115 tanggal 25 mei 1968, yang dilampiri rekomendasi dari IDPE propinsi Jawa Tengah, alhasil turunlah surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 191/UUK-3/1969 tanggal 25 mei 1968, yang memberi peningkatan status persiapan menjadi negeri. Turunannya surat


(3)

93 keputusan menteri tersebut membuat hati kepala sekolah, guru dan staf tata usaha serta para siswa-siswi menjadi gembira bercampur bangga. Namun dibalik kegembiraan tersebut masih prihatin, sebab SMEA negeri pada waktu itu belum memiliki gedung sekolah sendiri. Atas dasar jasa dan budi baik dari kepala sekolah SMEP Negeri Salatiga (walaupun pada waktu itu SMEP Negeri juga masih menumpang di asrama SPG Negeri Salatiga) dipinjamilah SMEA Negeri ini sebanyak 4 lokal dan masuk pada siang hari, pimpinan sekolah pada waktu itu ditunjuk Bapak Sri Sadana, B.A. (Almarhum).

Pada tahun berikutnya SMEA Negeri Salatiga diberi kesempatan untuk menempati gedung bangsal kesenian milik SPG Negeri Salatiga dan masuk pagi hari. Perlu diketahui bahwa bangsal tersebut masih terbuka, tanpa penyekat dan tanpa pintu. Oleh karena itu ruang yang luasnya kira-kira 300 M2 dibagi lima dalam ruangan dengan skat dinding bambu yang berlubang-lubang, sehingga sering terjadi keributan. Bila murid-murid sedang diberi pelajaran, murid yang lain mengganggu lewat dinding tersebut. Karena sekat antara kelas yang satu dengan kelas yang lain mengganggu kelas-kelas yang lain. Untuk mengatasi polusi suara itu lalu diadakan semacam konsensus oleh para guru, yaitu bila kelas yang satu gurunya mengajar, kelas yang lain harus menulis. Namun sesekali juga terjadi terpaksa semua guru mengajar lisan, sehingga suara guru itu tumpang tindih, saling mengisi, menyebabkan murid-murid sering bingung untuk membedakan mana suara guru kelasnya dengan guru di kelas lain. Kemudian tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1970 SMEA Negeri Salatiga mendapat pinjaman 4 lokal milik SMA Negeri di jalan kemiri walaupun dengan syarat


(4)

94 masih harus menyelesaikan bangunannya terlebih dahulu jalannya proses belajar mengajar boleh dikatakan lancar, gangguan atau polusi suara dari kelas yang berhimpitan sudah dapat teratasi. Yang menjadi problem baru ialah masalah transportasi guru. Mereka harus mondar-mandir dari kelas yang berada di SPG Negeri ke kelas yang ada di SMA kemiri kurang lebih 2 km dengan mengayuh sepeda.

4.2.3. Visi dan Misi

a. Visi SMK Negeri I Salatiga

Menghasilkan lulusan yang Beriman, Kompeten, dan Kompetitif serta berwawasan lingkungan

b. Misi SMK Negeri I Salatiga

1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik

2. Mendidik peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkarakter

3. Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni

4. Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilann sesuai kompetensi keahliannya.

5. Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha

6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan 4.3. Diskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK


(5)

95 Negeri I Salatiga. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, maka dalam penelitian ini dibutuhkan tiga macam data, yaitu:

a. Data gaya mengajar sebagai variabel bebas (X1) b. Data kepemimpinan guru sebagai variabel bebas (X2) c. Data motivasi belajar sebagai variabel terikat (Y)

Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis dengan bantuan komputer program sofware SPSS versi 16.0, maka untuk mengetahui deskripsi data dari masing-masing variabel terdiri dari mean, median, modus, standar deviasi, variance, range, nilai maksimum, nilai minimum, distribusi frekuensi dan diagram. Setelah hasilnya diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan tabel 4.1 kriteria interpretasi skor seperti yang dikemukakan oleh Riduwan dalam Riduwan dan Akdon (2009:150) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Kriteria Interpretasi Skor Skor Persentase Kriteria Interpretasi

0 % – 19,99 % Sangat Lemah 20 % – 39,99 % Lemah 40 % – 59,99 % Cukup 60 % – 79,99 % Kuat

80 % – 100 % Sangat Kuat Sumber : Riduwan (2003:41)

Perhitungan angka persentase dari setiap variabel bertujuan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel yaitu


(6)

96 gaya mengajar (X1), kepemimpinan guru (X2) dan motivasi belajar (Y). Angka persentase variabel ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

= . 100%

Dimana :

AP = Angka Persentase yang dicari Xi = Skor rata-rata (mean) setiap variabel Sit = Skor ideal setiap variabel

Hasil statistik deskriptif dari ketiga variabel yaitu gaya mengajar (X1), kepemimpinan guru (X2) dan motivasi belajar (Y) seperti pada tabel 4.2 berikut:

4.3.1. Variabel Gaya Mengajar

Hasil deskriptif tentang variabel gaya mengajar (X1) dalam tabel statistik 4.2 diterangkan bahwa terdapat 79 orang siswa yang mengisi angket dengan

rata-Tabel 4.2. Statistics

X1 X2 Y

N Valid 79 79 79

Missing 0 0 0

Mean 46.0000 71.9367 63.8481

Median 46.0000 74.0000 64.0000

Mode 43.00a 85.00 66.00

Std. Deviation 6.06799 1.03656E1 6.24107

Variance 36.821 107.445 38.951

Range 24.00 39.00 27.00

Minimum 35.00 46.00 53.00

Maximum 59.00 85.00 80.00

Sum 3634.00 5683.00 5044.00


(7)

97 rata (mean) sebesar 46; titik tengah (median) = 46; nilai yang sering muncul (modus) = 43; simpangan baku (standar deviasi) = 6,067; tingkat penyebaran data gaya mengajar (variance) = 36,821; rentangan (range) = 24; skor minimum dari data gaya mengajar yang paling rendah adalah 35 dan skor maksimum dari data gaya mengajar yang tertinggi adalah 59. Distribusi frekuensi gaya mengajar dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi variabel gaya mengajar dari 79 orang siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga, 2012

Berdasar tabel 4.3 penyebaran skor gaya mengajar menunjukkan bahwa 23 responden (29,12%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang bervariasi adalah 46,5 – 49,5. Terdapat 39 responden (49,37%) yang memperoleh skor di bawah nilai rata-rata yang bervariasi antara 35,5 – 45,5. Sebagian gaya mengajar responden lainnya, yaitu 17 responden (21,51%) memperoleh skor diatas rata-rata, yang bervariasi antara 50,5 – 61,5. Berdasarkan hasil perhitungan angka persentase diperoleh rata-rata variabel gaya mengajar (X1) sebesar 70,76% dari skor idealnya. Dengan demikian dapat diperoleh bahwa gaya mengajar berada pada taraf kuat.

No Gaya mengajar Titik Tengah (Xi)

Frekuensi

f Relatif % Kumulatif %

1. 35,5 – 38,5 37 8 10,13 10,13

2. 39,5 – 42,5 41 14 17,72 27,85

3. 43,5 – 45,5 44,5 17 21,52 49,37

4. 46,5 – 49,5 48 23 29,12 78,49

5. 50,5 – 53,5 52 7 8,86 87,35

6. 54,5 – 57,5 56 4 5,06 92,41

7. 58,5 – 61,5 60 6 7,59 100

Jumlah 79 100


(8)

98 4.3.2. Variabel Kepemimpinan Guru

Hasil deskriptif tentang variabel kepemimpinan guru (X2) dalam tabel statistik 4.2 diterangkan bahwa terdapat 79 orang siswa yang mengisi angket dengan rata-rata (mean) sebesar 71,94; titik tengah (median) = 74; nilai yang sering muncul (modus) = 85; simpangan baku (standar deviasi) = 1,036; tingkat penyebaran data kepemimpinan guru (variance) = 107,44; rentangan (range) = 39; skor minimum dari data kepemimpinan guru yang paling rendah adalah 46 dan skor maksimum dari data kepemimpinan guru yang tertinggi adalah 85. Distribusi frekuensi kepemimpinan guru dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi variabel kepemimpinan guru dari 79 orang siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga, 2012

Berdasar tabel 4.4 penyebaran skor kepemimpinan guru menunjukkan bahwa 19 responden (24,05%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang bervariasi adalah 82,5 – 87,5. Terdapat 60 responden (75,95%) yang memperoleh skor di bawah nilai rata-rata yang bervariasi antara 46,5 – 81,5. Berdasarkan hasil perhitungan angka persentase diperoleh rata-rata variabel kepemimpinan guru

No Kepemimpinan guru

Titik Tengah (Xi)

Frekuensi

f Relatif % Kumulatif %

1. 46,5 – 51,5 49 3 3,80 3,80

2. 52,5 – 57,5 55 5 6,33 10,13

3. 58,5 – 63,5 61 9 11,39 21,52

4. 64,5 – 69,5 67 14 17,72 39,24

5. 70,5 – 75,5 73 17 21,52 60,76

6. 76,5 – 81,5 79 12 15,19 75,95

7. 82,5 – 87,5 85 19 24,05 100

Jumlah 79 100


(9)

99 (X2) sebesar 84,63% dari skor idealnya. Dengan demikian dapat diperoleh bahwa kepemimpinan guru berada pada taraf sangat kuat.

4.3.3. Variabel Motivasi Belajar Siswa

Hasil deskriptif tentang variabel motivasi belajar (Y) dalam tabel statistik 4.2 diterangkan bahwa terdapat 79 orang siswa yang mengisi angket dengan rata-rata (mean) sebesar 63,85; titik tengah (median) = 64; nilai yang sering muncul (modus) = 66; simpangan baku (standar deviasi) = 6,241; tingkat penyebaran data motivasi belajar (variance) = 38,95; rentangan (range) = 27; skor minimum dari data motivasi belajar yang paling rendah adalah 53 dan skor maksimum dari data motivasi belajar yang tertinggi adalah 80. Distribusi frekuensi motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi variabel motivasi belajar dari 79 orang siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga, 2012

Berdasar tabel 4.5 penyebaran skor motivasi belajar menunjukkan bahwa 22 responden (27,85%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang bervariasi adalah 61,5 – 64,5. Terdapat 23 responden (29,12%) yang memperoleh skor di bawah nilai rata-rata yang bervariasi antara 53,5 – 60,5. Sebagian motivasi

No Motivasi belajar Titik Tengah (Xi)

Frekuensi

f Relatif % Kumulatif %

1. 53,5 – 56,5 55 10 12,66 12,66

2. 57,5 – 60,5 59 13 16,46 29,12

3. 61,5 – 64,5 63 22 27,85 56,97

4. 65,5 – 68,5 67 18 22,78 79,75

5. 69,5 – 72,5 71 8 10,13 89,88

6. 73,5 – 76,5 75 5 6,33 96,21

7. 77,5 – 80,5 79 3 3,79 100

Jumlah 79 100


(10)

100 belajar responden lainnya, yaitu 34 responden (43,03%) memperoleh skor diatas rata-rata, yang bervariasi antara 65,5 – 80,5. Berdasarkan hasil perhitungan angka persentase diperoleh rata-rata variabel motivasi belajar (Y) sebesar 79,81% dari skor idealnya. Dengan demikian dapat diperoleh bahwa motivasi belajar berada pada taraf kuat.

4.4. Uji Prasyarat Analisis Regresi 4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji kenormalan data. Jika data berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik parametik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik non parametik.

Tabel 4.4. Uji Normalitas Gaya Mengajar, Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Gaya mengajar Kepemimpinan

guru Motivasi belajar

N 79 79 79

Normal Parametersa Mean 46.0000 71.9367 63.8481

Std. Deviation 6.06799 10.36555 6.24107

Most Extreme Differences

Absolute .105 .104 .099

Positive .105 .104 .099

Negative -.064 -.085 -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .934 .922 .883

Asymp. Sig. (2-tailed) .348 .362 .417

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus One-Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan perhitungan program SPSS for windows release


(11)

101 16.0 dan berdasarkan penggitungan SPSS for windows release bahwa harga One-Sample Kolmogrov Smirnov Test untuk variabel gaya mengajar diperoleh hasil 0,348. Untuk variabel kepemimpinan guru diperoleh hasil sebesar 0,362 dan untuk motivasi belajar belajar diperoleh hasil sebesar 0,417. Dari data gaya mengajar, kepemimpinan guru dan motivasi belajar dalam penelitian ini berdistribusi normal karena lebih dari 0,05.

4.4.2. Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linier tidaknya hubungan diantara data variabel bebas dengan data variabel terikat. Apabila data berbentuk linier maka analisis data menggunakan analisis regresi linier, tetapi jika tidak linier maka analisis data yang digunakan analisis regresi untuk pengujian hipotesis non linier.

Uji linieritas garis regresi dalam penelitian ini menggunakan uji F dan berdasarkan perhitungan SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5. Uji Linieritas Gaya Mengajar terhadap Motivasi Belajar

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig. motivasibelaj

ar *

Gayamengaja r

Between Groups

(Combined) 949.142 18 52.730 1.514 .117 Linearity 487.287 1 487.287 13.996 .000 Deviation from

Linearity 461.854 17 27.168 .780 .707

Within Groups 2089.036 60 34.817


(12)

102 Tabel 4.6. Uji Linieritas Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. motiva

sibelaj ar * kepem impina nguru

Between Groups

(Combined) 1815.250 32 56.727 2.134 .009 Linearity 1081.242 1 1081.242 40.671 .000 Deviation from

Linearity 734.008 31 23.678 .891 .628

Within Groups 1222.927 46 26.585

Total 3038.177 78

Variabel gaya mengajar diperoleh Fhitung = 0,780 dengan signifikansi 0,707 lebih besar dari 0,05. Kepemimpinan guru diperoleh Fhitung= 0,891 dengan signifikansi 0,628 lebih besar dari 0,05 yang berarti data gaya mengajar, kepemimpinan guru dan motivasi belajar dalam penelitian ini berbentuk linier sehingga analisis regresi linier dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

4.5. Uji Hipotesis

4.5.1. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah gaya mengajar dan kepemimpinan guru mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar. Penghitungan uji analisis berganda menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:


(13)

103 Tabel 4.7. Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 54.215 6.255 8.668 .000

Gayamengajar -.295 .091 -.287 -3.249 .002

Kepemimpinangur

u .323 .053 .536 6.069 .000

a. Dependent Variable: motivasi belajar

Y = a + b1X1 + b2X2

Y = 54,215 + (-0,295)X1 +0,323X2

Persamaan regresi tersebut maka dapat dinterpretasikan sebagai berikut:

a) a = 54,215, artinya jika gaya mengajar dan kepemimpinan guru konstan, maka motivasi belajar sebesar 54,215.

b) b1 = -0,295, artinya jika gaya mengajar meningkat satu point maka akan menurunkan motivasi belajar sebesar -0,295.

c) b2 = 0,323, artinya kepemimpinan guru meningkat satu point maka akan meningkatkan motivasi belajar sebesar 0,323.

4.5.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji keberartian pengaruh dari masing-masing variabel bebas, yaitu gaya mengajar (X1) kepemimpinan guru (X2) terhadap motivasi belajar (Y).


(14)

104 a. Pengaruh gaya mengajar (X1) terhadap motivasi belajar (Y).

Tabel 4.8. Koefisien Diterminan Gaya Mengajar terhadap Motivasi Belajar

Model Summary Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .400a .160 .149 5.75573

a. Predictors: (Constant), Gayamengajar

Hasil pengujian hipotesis variabel gaya mengajar diperoleh koefisien regresinya sebesar 0,160 (bertanda positif) terhadap motivasi belajar dan nilai thitung sebesar -3,249 dengan signifikansi 0,002 sedangkan nilai ttabel untuk n = 79 sebesar -1.664. Kriteria pengujian adalah Ho ditolak jika thitung> ttabel dan nilai signifikansi < α (0,05). Oleh karena thitung(-3,249) > ttabel (-1,664) dan nilai signifikansi (0,002) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial ada pengaruh negatif dan signifikan dari gaya mengajar terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.

b. Pengaruh kepemimpinan guru (X2) terhadap motivasi belajar (Y). Tabel 4.9. Koefisien Diterminan Kepemimpinan Guru terhadap

Motivasi Belajar Model Summary Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .597a .356 .348 5.04130

a. Predictors: (Constant), kepemimpinanguru


(15)

105 koefisien regresinya sebesar 0,356 (bertanda positif) terhadap motivasi belajar dan thitung sebesar 6,069 dengan signifikansi 0,000 sedangkan nilai ttabel untuk n = 79 sebesar 1,664. Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika thitung> ttabel dan nilai signifikansi < α (0,05). Oleh karena thitung (6,069) > ttabel (1,664) dan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial ada pengaruh positif signifikan dari kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.

4.5.3. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria dari uji F yaitu apabila Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak (menerima Ha) yang berarti variabel gaya mengajar dan kepemimpinan guru secara bersama-sama mempengaruhi motivasi belajar, dan sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel maka H0 diterima (Ha ditolak) yang berarti gaya mengajar dan kepemimpinan guru secara bersama-sama tidak mempengaruhi motivasi belajar. Hasil analisis uji F sebagai berikut:

Tabel 4.10. Uji F ANOVAb Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1319.920 2 659.960 29.191 .000a

Residual 1718.258 76 22.609


(16)

106 ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1319.920 2 659.960 29.191 .000a

Residual 1718.258 76 22.609

Total 3038.177 78

a. Predictors: (Constant), kepemimpinan guru, Gaya mengajar

b. Dependent Variable: motivasi belajar

Berdasarkan data hasil pengujian uji Fdengan menggunakan program SPSS for windows release 16.0 diperoleh Fhitung=29,191 dengan harga signifikansi sebesar 0,000 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 79 sebesar2,373, sehingga didapat Fhitung > Ftabeldan nilai signifikansinya < α (0,05) oleh karena itu Fhitung (29,191) > Ftabel (2,373) dan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar dikalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.

4.5.4. Koefisien Diterminasi (R2)

Koefisien diterminasi menyatakan prosentase total variasi dari variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dalam model R berkisar antara 0 sampai 1. Apabila R mendekati 1 ini menunjukan variasi variabel dependen dapat dijelaskan dengan variabel lain.


(17)

107 Table 4.11. Koefisien Diterminasi Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru

terhadap Motivasi Belajar Model Summary Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .659a .434 .420 4.75486

a. Predictors: (Constant), kepemimpinanguru, Gayamengajar

Besarnya pengaruh gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar dapat diketahui melalui koefisien determinan RSquare. Hasil penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,434 adalah penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,659 X 0,659. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 43,4% variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh gaya mengajar dan kepemimpinan guru. Sedangkan sebesar 56,6% lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

4.6. Pembahasan Hasil Analisis

Siswa akan berhasil dalam proses belajar mengajar kalau dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi sangat penting untuk mendorong siswa dalam belajar baik itu motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik kemauan belajarnya lebih kuat karena tidak tergantung pada faktor dari luar dirinya sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi ekstrinsik maka kemauan belajarnya tergantung pada faktor dari luar dirinya karena ada rangsangan dari luar yang menyebabkan punya motivasi untuk belajar dan tugas gurulah untuk mengarahkan dan merubah agar siswa belajar bukan karena adanya faktor dari luar tetapi karena kebutuhan akan belajar sehingga hal itu bisa menjadi motivasi


(18)

108 intrinsik. Ada banyak faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu faktor guru sebagai seorang pemimpin dan gaya guru dalam mengajar.

Guru merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan guru adalah orang yang berhubungan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan gaya mengajar dan kepemimpinan guru diharapkan siswa dapat terdorong untuk mempunyai kemauan dalam belajar yang kuat.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan pengujian secara statistik yaitu pengujian regresi berganda yang meliputi pengujian secara bersama-sama yang sebelumnya diuji dengan uji prasyarat. Dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Y = 54,215 + (-0,295)X1 +0,323X2 (tabel 4.7) dari persamaan tersebut maka dapat diartikan bahwa satu satuan nilai hasil oleh gaya mengajar sebesar -0,295 dan kepemimpinan guru sebesar 0,323 dan konstanta 54,215. Jika gaya mengajar dan kepemimpinan guru sebesar 0 maka motivasi belajar adalah sebesar 54,215.

Gaya mengajar bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar. Dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa bersemangat, bergairah dan berminat terhadap pelajaran di sekolah (Ali, 1996, http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar anda.html). Teori tersebut ternyata berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di siswa kelas XII SMA Negeri I Salatiga, yaitu gaya mengajar guru dalam proses belajar


(19)

109 mengajar berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar, dimana jika gaya mengajar meningkat, maka motivasi belajar menurun. Hal ini di karenakan faktor yang mempengaruhi motivasi siswa didominasi oleh faktor intrinsik. Santrock (2009:204) berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri. Ada empat jenis motivasi instrinsik diantaranya (1) determinasi diri dan pilihan personal; (2) pengalaman optimal dan penghayatan; (3) minat, dan (4) keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Faktor-faktor lain yang menyebabkan gaya mengajar guru berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar di SMK Negeri I Salatiga di karenakan siswa sudah terbiasa dengan metode yang selalu diajarkan oleh guru dan siswa cenderung lebih suka metode klasik yaitu metode mengajar dimana siswanya pasif dan gurunya aktif, guru kurang banyak bergerak dalam mengajar, saat mengajar guru kurang menggunakan gambar-gambar, ilustrasi-ilustrasi, grafik-grafik.

Kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar yang kurang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Kepemimpinan menurut Young dalam Kartono (2005:58) adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Guru diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin di dalam kelas yang bertugas mengatur jalannya proses pembelajaran. Guru yang seharusnya mengelola kondisi kelas agar tertib selama proses pembelajaran sehingga perhatian siswa terfokus pada materi yang diberikan oleh


(20)

110 guru ternyata belum sepenuhnya dapat dijalankan. Berdasarkan hasil analisis variabel kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar diperoleh bahwa ada pengaruh positif signifikan dari kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga. Maka dengan ini hipotesis yang menyatakan ada pengaruh signifikan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar diterima.

Berdasarkan analisis uji F pada tabel 4.10 diperoleh Fhitung=29,191 dengan harga signifikansi sebesar 0,000 sedangkan Ftabel untuk nilai n =79 sebesar 2,373 sehingga didapat Fhitung> Ftabel dan nilai signifikansinya < α (0,05) oleh karena itu Fhitung (29,191)> Ftabel (2,373) dan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar dikalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.

Berdasarkan pengujian koefisien determinasi diperoleh RSquare sebesar 0,434 adalah penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,659 X 0,659. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 43,4% variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh gaya mengajar dan kepemimpinan guru. Sedangkan sebesar 56,6% lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel X1 mempengaruhi Y secara sendiri sebesar 16%, setelah memasukkan variabel X2 dalam model variabel X2 hanya mampu menaikkan R2 sebesar 43,4% - 16% = 27,4%. Disisi lain variabel X2 mempengaruhi Y secara sendiri sebesar 35,6%, dengan memasukan variabel


(21)

111 X1 dalam model, ternyata X1 mampu menaikkan nilai R2 sebesar 43,4% - 35,6% = 7,8%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel X2 memberi sumbangan variabel Y lebih dominan daripada X1 memberi sumbangan pada variabel Y.


(1)

106

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1319.920 2 659.960 29.191 .000a

Residual 1718.258 76 22.609

Total 3038.177 78

a. Predictors: (Constant), kepemimpinan guru, Gaya mengajar

b. Dependent Variable: motivasi belajar

Berdasarkan data hasil pengujian uji Fdengan menggunakan program SPSS for windows release 16.0 diperoleh Fhitung=29,191 dengan harga signifikansi sebesar 0,000 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 79 sebesar2,373, sehingga didapat

Fhitung > Ftabeldan nilai signifikansinya < α (0,05) oleh karena itu Fhitung (29,191) >

Ftabel (2,373) dan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang

diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji dalam

penelitian ini yaitu ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar dikalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.

4.5.4. Koefisien Diterminasi (R2)

Koefisien diterminasi menyatakan prosentase total variasi dari variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dalam model R berkisar antara 0 sampai 1. Apabila R mendekati 1 ini menunjukan variasi variabel dependen dapat dijelaskan dengan variabel lain.


(2)

107 Table 4.11. Koefisien Diterminasi Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru

terhadap Motivasi Belajar Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .659a .434 .420 4.75486

a. Predictors: (Constant), kepemimpinanguru, Gayamengajar

Besarnya pengaruh gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar dapat diketahui melalui koefisien determinan RSquare. Hasil

penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,434 adalah

penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,659 X 0,659. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 43,4% variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh gaya mengajar dan kepemimpinan guru. Sedangkan sebesar 56,6% lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

4.6. Pembahasan Hasil Analisis

Siswa akan berhasil dalam proses belajar mengajar kalau dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi sangat penting untuk mendorong siswa dalam belajar baik itu motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik kemauan belajarnya lebih kuat karena tidak tergantung pada faktor dari luar dirinya sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi ekstrinsik maka kemauan belajarnya tergantung pada faktor dari luar dirinya karena ada rangsangan dari luar yang menyebabkan punya motivasi untuk belajar dan tugas gurulah untuk mengarahkan dan merubah agar siswa belajar bukan karena adanya faktor dari luar tetapi karena kebutuhan akan belajar sehingga hal itu bisa menjadi motivasi


(3)

108

intrinsik. Ada banyak faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu faktor guru sebagai seorang pemimpin dan gaya guru dalam mengajar.

Guru merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan guru adalah orang yang berhubungan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan gaya mengajar dan kepemimpinan guru diharapkan siswa dapat terdorong untuk mempunyai kemauan dalam belajar yang kuat.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan pengujian secara statistik yaitu pengujian regresi berganda yang meliputi pengujian secara bersama-sama yang sebelumnya diuji dengan uji prasyarat. Dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: Y = 54,215 + (-0,295)X1 +0,323X2 (tabel 4.7) dari persamaan

tersebut maka dapat diartikan bahwa satu satuan nilai hasil oleh gaya mengajar sebesar -0,295 dan kepemimpinan guru sebesar 0,323 dan konstanta 54,215. Jika gaya mengajar dan kepemimpinan guru sebesar 0 maka motivasi belajar adalah sebesar 54,215.

Gaya mengajar bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar. Dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa bersemangat, bergairah dan berminat terhadap pelajaran di sekolah (Ali, 1996,

http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar anda.html).

Teori tersebut ternyata berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di siswa kelas XII SMA Negeri I Salatiga, yaitu gaya mengajar guru dalam proses belajar


(4)

109

mengajar berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar, dimana jika gaya mengajar meningkat, maka motivasi belajar menurun. Hal ini di karenakan faktor yang mempengaruhi motivasi siswa didominasi oleh faktor intrinsik. Santrock (2009:204) berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri. Ada empat jenis motivasi instrinsik diantaranya (1) determinasi diri dan pilihan personal; (2) pengalaman optimal dan penghayatan; (3) minat, dan (4) keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Faktor-faktor lain yang menyebabkan gaya mengajar guru berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar di SMK Negeri I Salatiga di karenakan siswa sudah terbiasa dengan metode yang selalu diajarkan oleh guru dan siswa cenderung lebih suka metode klasik yaitu metode mengajar dimana siswanya pasif dan gurunya aktif, guru kurang banyak bergerak dalam mengajar, saat mengajar guru kurang menggunakan gambar-gambar, ilustrasi-ilustrasi, grafik-grafik.

Kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar yang kurang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Kepemimpinan menurut Young dalam Kartono (2005:58) adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Guru diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin di dalam kelas yang bertugas mengatur jalannya proses pembelajaran. Guru yang seharusnya mengelola kondisi kelas agar tertib selama proses pembelajaran sehingga perhatian siswa terfokus pada materi yang diberikan oleh


(5)

110

guru ternyata belum sepenuhnya dapat dijalankan. Berdasarkan hasil analisis variabel kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar diperoleh bahwa ada pengaruh positif signifikan dari kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga. Maka dengan ini hipotesis yang menyatakan ada pengaruh signifikan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar diterima.

Berdasarkan analisis uji F pada tabel 4.10 diperoleh Fhitung=29,191 dengan harga signifikansi sebesar 0,000 sedangkan Ftabel untuk nilai n =79 sebesar 2,373

sehingga didapat Fhitung> Ftabel dan nilai signifikansinya < α (0,05) oleh karena itu

Fhitung (29,191)> Ftabel (2,373) dan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar dikalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga.

Berdasarkan pengujian koefisien determinasi diperoleh RSquare sebesar 0,434 adalah penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,659 X 0,659. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 43,4% variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh gaya mengajar dan kepemimpinan guru. Sedangkan sebesar 56,6% lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel X1 mempengaruhi Y secara

sendiri sebesar 16%, setelah memasukkan variabel X2 dalam model variabel X2

hanya mampu menaikkan R2 sebesar 43,4% - 16% = 27,4%. Disisi lain variabel X2 mempengaruhi Y secara sendiri sebesar 35,6%, dengan memasukan variabel


(6)

111

X1 dalam model, ternyata X1 mampu menaikkan nilai R2 sebesar 43,4% - 35,6% =

7,8%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel X2 memberi sumbangan variabel Y


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB II

0 3 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB II

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB V

0 0 2

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Guru Bimbingan dan Konseling terhadap Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI SMK Negeri upang T1 BAB IV

0 1 9